ABSTRACT ANALYIS OF INVENTORY TURNOVER AND ACCOUNTS RECEIVALBE TURNOVER AGAINST THE CURRENT RATIO (Case Study at PT Pertamina Jakarta-year period 2005-2014)
Compiled by: CEPI JUNIAR PRAYOGA 113403018 Under Guidance Of : H.Maman Suherman SE.Ak., M.M.,CA Rita Tri Yusnita S.E., M.M. The purpose of this study was to determine the effect of inventory turnover and accounts receivable turnover against the current ratio PT Pertamina. The method used is descriptive analysis method and using secondary data. The analysis used the technique of multiple linear regression analysis, t test and F test.(1) Inventory turnover, accounts receivable turnover and the current ratio in the average development of the company have increased and decreased. The results showed partial variable (2) the inventory turnover value sig.t 0180 and (3)accounts receivable turnover a value sig.t 0,370.(4)Taken together the inventory turnover and accounts receivable turnover value sig.f 0171.The conclusion is based on the value sig.t and is partially sig.F inventory turnover and accounts receivable turnover does not have a significant influence on the current ratio. Simultaneously, inventory turnover and accounts receivable turnover not significantly influence the current ratio. Keyword : inventory turnover, accounts receivable turnover, current ratio
1
2
ABSTRAK ANALISIS PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP CURRENT RATIO (Studi kasus Pada PT Pertamina Jakarta Periode tahun 2005-2014)
Disusun oleh CEPI JUNIAR PRAYOGA 113403018 Pembimbing H.Maman Suherman SE.Ak., M.M.,CA Rita Tri Yusnita S.E., M.M Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap Current ratio PT. Pertamina. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan menggunakan data sekunder. (1)Analisis yang digunakan yaitu teknik analisis regresi linear berganda , uji t dan uji f. Perputaran persediaan, perputaran piutang dan likuiditas (current ratio) dalam Perkembangan perusahaan rata-rata mengalami peningkatan dan penurunan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel (2) perputaran persediaan memiliki nilai sig.t 0.180 dan (3) perputaran piutang memiliki nilai sig.t t 0.370. (4) Secara bersama-sama perputaran persediaan dan perputaran piutang memiliki nilai sig.F 0.171. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan nilai sig.t dan sig.F adalah secara parsial perputaran persediaan dan perputaran piutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap current ratio. Secara simultan perputaran persediaan dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap current ratio. Kata Kunci: Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang,Current ratio
3
PENDAHULUAN Era globalisasi ditandai liberalisasi ekonomi, dalam hal ini arus modal, barang dan jasa dapat masuk dengan bebas pada setiap negara telah membuat persaingan bisnis semakin ketat. Dalam menghadapi era ini mendorong tiap-tiap perusahaan untuk meningkatkan kemampuan manajemennya sehingga kontinuitas perusahaan
dapat
berjalan
sesuai
dengan
yang
direncanakan.
Dengan
berkembangnya perusahaan-perusahaan, baik perusahaan industri manufaktur, perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa, hal ini yang memaksa perusahaan untuk berupaya meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dan dapat memenangkan persaingan. Persaingan adalah inti dari keberhasilkan dan kegagalan perusahaan. Dalam upaya memenangkan persaingan, perusahaan memiliki strategi bersaing untuk mencari posisi yang menguntungkan. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba merupakan indikator bagi perusahaan apakah dapat bertahan dan berkelangsungan hidup (going concern). Salah satu ukuran dari kelangsungan hidup perusahaan adalah likuiditas perusahaan itu sendiri. Likuiditas (liquidity) adalah ukuran dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dampak yang terlihat bagi perusahaan jika menggunakan ukuran likuiditas adalah ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi jangka pendeknya. Hal ini akan berpengaruh bagi perusahaan dalam memperoleh keuntungan perusahaan. Persediaan merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, dan kemudian dijual kepada konsumen. Dengan adanya pengelolaan persediaan yang baik, maka perusahaan dapat segera mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan yang kemudian bertransformasi menjadi kas atau piutang. Semakin tingginya tingkat perputaran persediaan menyebabkan perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang sehingga semakin cepat pula bagi perusahaan dalam memperoleh dana baik dalam bentuk uang tunai (kas) ataupun piutang. Besar kecilnya aktiva lancar tersebut nantinya akan turut mempengaruhi rasio lancarnya. Dalam
menjalankan
usahanya
untuk
mendapatkan
laba,
selain
persediaan, piutang juga merupakan elemen modal kerja yang penting, karena
4
piutang yang berasal dari penjualan kredit akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Piutang adalah modal kerja yang selalu berputar yang perputarannya tergantung pada kebijakan manajemen terutama dalam kebijakan penagihan piutang dan kebijakan pemberian kredit. Makin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau perputaran rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang. Hal tersebut memerlukan analisa lebih lanjut dari pihak manajemen perusahaan, mungkin karena bagian kredit dan pembagian tidak efektif dalam bekerja atau mungkin ada perusahaan dalam kebijakan pemberian kredit. Piutang dicatat atau dilaporkan dalam neraca menurut
Standar
Akuntansi
Keuangan.
Kerugian
piutang
ini
sangat
mempengaruhi keadaan aktiva lancar yang berarti akan sangat berpengaruh dalam tingkat likuiditas perusahaan.Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Dikarenakan piutang termasuk aktiva lancar yang likuid dan merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, maka piutang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan. Perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi menunjukan pihak manajemen mampu mengelola keuangannya dengan baik. Tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat dilihat dari data-data yang terdapat dalam neraca perusahaan. Adanya komposisi tingkat likuiditas perusahaan menjadi penting karena efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba atau peningkatan volume penjualan saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah usaha untuk mempertinggi tingkat likuiditasnya yang akan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas perusahaan dapat dilihat dari tingkat perputaran yang berkaitan dengan periode pengumpulan piutangnya. Semakin cepat periode pengumpulan piutang berarti semakin tinggi tingkat perputaran piutangnya, yang berarti semakin cepat pula piutang dikonversi
5
menjadi uang kas. Jika piutang dapat segera dikonversi menjadi uang kas maka aktiva lancar yang dimiliki perusahaan adalah likuid dan dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek. Dengan demikian maka perputaran piutang mempunyai pengaruh terhadap tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan. Dari penjelasan uraian teori diatas peneliti akan menjadikan PT Pertamina menjadi objek penelitian dimana peneliti bertujuan ingin mengetahui perputaran piutang, perputaran persediaan dan likuiditas perusahaan karena perusahaan tersebut menarik diteliti jika di hubungkan dengan fenomena-fenomena yang sering menjadi topik masyarakat maupun kritikus ekonomi mengenai mafia migas dan laporan keuangan pertamina selalu merugi. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian ini berupa studi kasus yang berarti mengadakan suatu penelitian secara intensif, terperinci dan mendalam pada PT. Pertamina. Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang telah dipilih. Operasionalisasi variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
6
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel N
Variabel
Definisi Variabel
Indikator
o 1.
2.
Skala pengukuran
Perputaran
Perbandingan
Persediaan (XI)
penjualan dengan
Rasio
Persediaan. Kasmir
Penjualan
(2014:180)
Persediaan
Perputaran
Perbandingan
Piutang (X2)
penjualan kredi dengan piutang .
Penjualan Kredit
Rasio
Piutang
Kasmir (2014 : 176)
3.
Current rasio
Perhitungan rasio
(Y)
lancar dilakukan dengan cara
Aktiva Lancar Utang Lancar
Rasio
membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar. (Kasmir,2012:134)
Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Data Sekunder, merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data langsung kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono,2010:193). Penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak di publikasikan.
7
Prosedur Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang penulis lakukan adalah : 1. Studi kepustakaan 2. Penelitian Dokumen Paradigma Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka di sajikan paradigma penelitian mengenai pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap current ratio. Ada pun paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana yaitu,hubungan antara variabel π1 (perputaran persediaan), π2 (perputaran piutang), dan variabel Y (current ratio. Jika dituangkan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut
X1 Y X2 ο₯ Gambar 3.2 (Paradigma Penelitian) Keterangan : π1
= Perputaran persediaan
π2
= Perputaran Piutang
Y
= Current ratio
e
= Faktor-faktor lain yang tidak diteliti
Metode Analisis Data Analisis Data Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara variabel-variabel. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan dilanjutkan pemilihan uji statistik (yaitu dengan asumsi klasik, analisis regresi
8
linear berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi, uji t, uji F), tujuannya adalah menetapkan apakah variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel terikatnya, penetapan tingkat signifikasi dan diakhiri dengan penelitian dasar penarikan kesimpulan melalui penerimaan atau penolakan hipotesis. Adapun analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk membahas data kuantitatif. Dalam analisis ini dilakukan pembahasan mengenai bagaimana pengaruh perputaran persediaan perputaran piutang terhadap Current rasio perusahaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perputaran Persediaan Pada PT. Pertamina Berdasarkan hasil dari penelitian, perputaran persediaan pada PT. Pertamina yang terdiri dari jumlah penjualan dibagi jumlah persediaan sehingga menghasilkan nilai perputaran persediaan.Adapun Perkembangan perputaran persediaan selama periode tahun 2005-2014 sebagai berikut: a.
Perputaran persediaan pada tahun 2005 sebesar 8,54 % ,sedangkan pada tahun 2006 sebesar 9,06 % sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,52 %. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan dan persediaan.
b.
Perputaran persediaan pada tahun 2006 sebesar 9,06 %, ,sedangkan pada tahun 2007 sebesar 7,03% sehingga mengalami penurunan sebesar 2,03 %. Penurunan tersebut di sebabkan oleh tingginya jumlah persediaan tanpa di dukung kenaikan penjualan yang tinggi.
c.
Perputaran persediaan pada tahun 2007 sebesar 7,03%, sedangkan pada tahun 2008 sebesar 13,94 % sehingga mengalami kenaikan sebesar 6,91% kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan yang lebih besar dari persediaan.
d.
Perputaran persediaan pada tahun 2008 sebesar 13,94%, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 7,22 % sehingga mengalami penurunan 6,72%.
9
Penurunan tersebut di sebabkan oleh menurunnya jumlah penjualan dan naiknya jumlah persediaan. e.
Perputaran persediaan pada tahun 2009 sebesar 7,22%, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 7,52% sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,30%. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan yang lebih besar dari persediaan.
f.
Perputaran persediaan pada tahun 2010 sebesar 7,52%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 8,42% sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,10 %. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan yang peningkatannya lebih besar dari jumlah persediaan.
g.
Perputaran persediaan pada tahun 2011 sebesar 8,42%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 7,91% sehingga mengalami penurunan sebesar 0,51%. Penurunan tersebut di sebabkan oleh naiknya jumlah persediaan yang tinggi dibandingkan dengan jumlah penjualan.
h.
Perputaran persediaan pada tahun 2012 sebesar 7,91%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 7,80% sehingga mengalami penurunan sebesar 0,11%. Penurunan tersebut di sebabkan oleh naiknya jumlah persediaan yang tinggi dibandingkan dengan jumlah penjualan.
i.
Perputaran persediaan pada tahun 2013 sebesar 7,80%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 10,02% sehingga mengalami kenaikan sebesar 2,22%. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan dan menurunnya jumlah persediaan. Perputaran persediaan mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2008
sebesar 6,91%.Hal tersebut terjadi di akibatkan penjualan mengalami kenaikan serta di ikuti persediaan mengalami kenaikan. Perputaran Piutang Pada PT. Pertamina Berdasarkan hasil dari penelitian, perputaran piutang pada PT. Pertamina yang terdiri dari jumlah penjualan dibagi jumlah piutang sehingga menghasilkan nilai perputaran piutang. Adapun Perkembangan perputaran piutang selama periode tahun 2005-2014 sebagai berikut:
10
a.
Perputaran piutang pada tahun 2005 sebesar 9,36%, sedangkan pada tahun 2006 sebesar 10,11 % sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,75%. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan yang peningkatannya lebih besar dari jumlah piutang.
b.
Perputaran piutang pada tahun 2006 sebesar 10,11%, sedangkan pada tahun 2007 sebesar 7,80% sehingga mengalami penurunan sebesar 2,3 %. Penurunan tersebut di sebabkan oleh naiknya jumlah piutang lebih besar dari naik nya jumlah penjualan.
c.
Perputaran piutang pada tahun 2007 sebesar 7,80%, sedangkan pada tahun 2008 sebesar 11,11 % sehingga mengalami kenaikan sebesar 3,31%. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan yang peningkatannya lebih besar dari jumlah piutang.
d.
Perputaran piutang pada tahun 2008 sebesar 11,11%, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 9,88 % sehingga mengalami penurunan 1,23%. Penurunan tersebut di sebabkan oleh naiknya jumlah piutang dan turunnya jumlah penjualan.
e.
Perputaran piutang pada tahun 2009 sebesar 9,88%, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 11,36% sehingga mengalami kenaikan sebesar 1,48%. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan dan menurunnya jumlah piutang.
f.
Perputaran piutang pada tahun 2010 sebesar 11,36%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 11,81% sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,45 %. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan yang peningkatannya lebih besar dari jumlah piutang.
g.
Perputaran piutang pada tahun 2011
sebesar 11,81% sedangkan pada
tahun 2012 sebesar 9,40% sehingga mengalami penurunan sebesar 2,41%. Penurunan tersebut di sebabkan oleh naiknya jumlah piutang lebih besar dari naiknya jumlah penjualan. h.
Perputaran piutang pada tahun 2012 sebesar 9,40%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 7,67% sehingga mengalami penurunan sebesar 1,73%.
11
Penurunan tersebut di sebabkan oleh kenaikan jumlah piutang lebih besar dari kenaikan jumlah penjualan. i.
Perputaran piutang pada tahun 2013 sebesar 7,67%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 8,71% sehingga mengalami kenaikan sebesar 1,04%. kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah penjualan dan menurunnya jumlah piutang . Perputaran piutang mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2008 sebesar
3,31%. Hal tersebut terjadi di akibatkan penjualan mengalami kenaikan serta di ikuti piutang mengalami kenaikan. Current ratio Pada PT. Pertamina Berdasarkan hasil dari penelitian, Current ratio pada PT. Pertamina yang terdiri dari jumlah aktiva lancar dibagi utang lancar sehingga menghasilkan nilai Current ratio. Adapun Perkembangan Current ratio selama periode tahun 20052014 sebagai berikut: a.
Current ratio pada tahun 2005 sebesar 1,47%, sedangkan pada tahun 2006 sebesar 1,61 % sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,14%. Kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya aktiva lancar dan menurunnya utang lancar.
b.
Current ratio pada tahun 2006 sebesar 1,61%, sedangkan pada tahun 2007 sebesar 1,55% sehingga mengalami penurunan sebesar 0,06%. Penurunan tersebut di sebabkan meningkatnya utang lancar,dimana peningkatannya lebih besar dar peningkatan aktiva lancar.
c.
Current ratio pada tahun 2007 sebesar 1,55%, sedangkan pada tahun 2008 sebesar 1,24 % sehingga mengalami penurunan sebesar 0,31%. Penurunan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah utang lancar.
d.
Current ratio pada tahun 2008 sebesar 1,24%, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 1,75 % sehingga mengalami kenaikan 0,51%. Kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah aktiva lancar dan menurunnya jumlah utang lancar.
e.
Current ratio pada tahun 2009 sebesar 1,75%, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 1,32% sehingga mengalami penurunan sebesar 0,43%.
12
Penurunan tersebut di sebabkan oleh menurunnya jumlah aktiva lancar dan naiknya jumlah utang lancar. f.
Current ratio pada tahun 2010 sebesar 1,32%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 1,38% sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,06 %. Kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah aktiva lancar dimana kenaikan nya lebih besar dari jumlah utang lancar.
g.
Current ratio pada tahun 2011 sebesar 1,38% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 1,57% sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,19%. Kenaikan tersebut di sebabkan meningkatnya jumlah aktiva lancar dimana kenaikan nya lebih besar dari jumlah utang lancar.
h.
Current ratio pada tahun 2012 sebesar 1,57%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 1,46% sehingga mengalami penurunan sebesar 0,11%. Penurunan tersebut di sebabkan oleh naiknya jumlah utang lancar lebih besar kenaikan jumlah aktiva lancar.
i.
Current ratio pada tahun 2013 sebesar 1,46%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 1,51% sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,05%. Kenaikan tersebut di sebabkan penurunan jumlah aktiva lancar dimana penurunan tersebut lebih besar dari penurunan jumlah utang lancar.. Current ratio mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2009 sebesar
0,51%.Hal tersebut terjadi di akibatkan aktiva lancar mengalami kenaikan serta di ikuti penurunan utang lancar. Pengaruh Perputaran persediaan dan Perputaran Piutang Secara Simultan Terhadap Current Ratio Pada PT Pertamina Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel perputaran persediaan dan perputaran piutang dengan Current ratio perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS V17.0 for windows, maka hasilnya secara lengkap disajikan dalam lampiran 1. Dari lampiran tersebut diperoleh persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 2.082 β 0.034 x1 β 0.031 x2
13
Nilai koefisien regresi β 0.034 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 satuan perputaran persediaan (x1 )
dan variabel lain (perputaran piutang) dianggap
konstan,akan diikuti penurunan current ratio sebesar 0.034. Sedangkan Perputaran piutang nilai koefisien regresi β 0.031 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 satuan perputaran piutang (x2 )
dan variabel lain (perputaran
persediaan) dianggap konstan, akan diikuti penurunan current ratio sebesar 0.031. Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara korelasi kedua variabel dan ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan korelasi tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS V17.0 for windows, maka hasilnya secara lengkap disajikan dalam lampiran 1 diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.630a. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap current ratio. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang sebagai variabel independen terhadap Current ratio sebagai variabel dependen. R Square (RΒ²) berguna untuk mengetahui kekuatan model dalam memprediksi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, seperti yang disajikan pada lampiran 1 dimana menunjukkan bahwa R Square sebesar 0,396 yang artinya bahwa variabel independen (perputaran persediaan dan perputaran piutang) secara simultan memberikan pengaruh sebesar 39,6% terhadap variabel dependen (current ratio) yang apabila dilihat dari interval koefisien menunjukkan tingkat pengaruh yang Rendah antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 60,31% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.Misalnya pengaruh biaya produksi, kurs rupiah, harga impor dan kebijakan ekonomi maupun politik pemerintah. Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama (simultan) terhadap Current ratio (likuiditas), maka dilakukan pengujian hipotesis secara bersama-sama yang dapat dilihat pada lampiran 1 ANOVA hasil pengolahan SPS. Pengujian hipotesis
14
menggunakan tingkat signifikasi sebesar 5% = 0,05. Berdasarkan lampiran 1 diperoleh F hitung sebesar 2.298. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, ο‘ = 5%, df 1 (jumlah variabel β 1) = 2, dan df 2 (n-k-1) = 7 hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 4,737. Kriteria pengujian : Ho diterima bila F hitung οΌ F tabel, Ho ditolak bila F hitung >F
tabel.
Perumusan hipotesa sebelumnya yakni Ho3 : Perputaran persediaan dan
perputaran piutang secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Current ratio (likuiditas), dan hasil yang diperoleh melalui uji F adalah F
hitung
tabel
( 2.298 < 4,737) Atau dengan melihat nilai signifikansi sebesar
0.171 yang bernilai lebih besar dari Ξ± = 0.05, sehingga diperoleh kesimpulan Ho diterima,yaitu perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap current ratio. Hal ini berarti perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan tidak menjadi dasar pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan selama periode penelitian dikarenakan pada perusahaan pertamina terdapat banyak aspek yang berpengaruh misalnya harga minyak dunia, nilai uang rupiah, produksi dan lain-lain. Hal ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari Ramadhan (2011)) yang memberikan hasil penelitian bahwa adanya pengaruh yang signifikan atas perputaran
persediaan
dan
perputaran
piutang
terhadap
likuiditas
perusahaan,dimana penelitian yang dilakukan oleh Sari ramadhan dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman dan lebih dari satu perusahaan. Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Secara Parsial Terhadap Current Ratio Pada PT. Pertamina Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh variabel independen secara parsial atas suatu variabel dependen. Untuk menguji hipotesis tersebut maka terlebih dahulu dicari nilai π‘βππ‘π’ππ dengan menggunakan SPSS 17, kemudian dibandingkan dengan nilai π‘π‘ππππ . Adapun hipotesisnya sebagai berikut: Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial terhadap Current ratio (likuiditas), maka
15
dilakukan pengujian hipotesis secara bersama-sama yang dapat dilihat pada lampiran 1 Coefficients hasil pengolahan SPS. Berdasarkan perhitungan perhitungan π‘π‘ππππ
dengan kriteria tingkat
signifikasi sebesar 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-k-1 atau 10-2-1=7 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen), maka diperoleh π‘π‘ππππ sebesar 2.365. Perputaran Persediaan diperoleh π‘βππ‘π’ππ sebesar 1,489 dan π‘π‘ππππ 2.365, maka diperoleh hasil π‘βππ‘π’ππ < π‘π‘ππππ atau 1,489
< 2.365
atau dengan melihat
nilai signifikansi 0.180 > 0.05, yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran Persediaan dan Current ratio (likuditas). Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Ramadhan (2011) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Hasil
penelitian ini menunjukkan perputaran persediaan tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan pengaruh dalam Current Ratio (likuiditas) perusahaan PT Petamina selama periode penelitian. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan jenis industri perusahaan dan jumlah perusahaan yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sari Ramadhan (2011) menggunakan objek perusahaan yang terdapat dalam industri perusahaan makanan dan minuman kemasan. Sedangkan di dalam perputaran persediaan bukan hal utama karena dalam indutsri migas faktor distribusi dan produksi yang menjadi hal utama yang mempengaruhi jumlah penjuaan yang berimbas pada likiduitas. Perputaran Piutang diperoleh π‘βππ‘π’ππ sebesar 0,958 dan π‘π‘ππππ 2.365, maka diperoleh hasil π‘βππ‘π’ππ < π‘π‘ππππ atau 0,958 < 2.365 atau dengan melihat nilai signifikansi 0.370 > 0.05 yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata lain bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran Piutang dan Current ratio (likuditas). Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Ramadhan (2011) yang menyatakan bahwa perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Current ratio (likuiditas). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
likuiditas, maka perputaran piutang tidak dapat
16
dijadikan bahan pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan dikarena tidak hanya diukur melalui perputaran piutang saja, aktiva lancar lainnya dan hutang lancar juga memiliki peranan yang menentukan dalam besarnya tingkat likuiditas perusahaan. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pada hasil penelitian pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas. PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisa Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Terhadap Current Ratio (Studi Kasus PT Pertamina Periode tahun 2005-2014), maka dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang penulis kemukakan pada Bab 4. 1. Perputaran persediaan, perputaran piutang dan current ratio dalam Perkembangan perusahaan rata-rata mengalami peningkatan dan penurunan di pengaruhi oleh besar kecilnya dana dalam aktiva lancar yang masuk dan keluar,ketersediaan migas dan penjualan perusahaan. 2. Pengaruh perputaran persediaan secara parsial terhadap likuiditas (current ratio) pada PT. Pertamina selama tahun 2005-2014 menunjukkan hasil bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Current ratio. 3. Pengaruh perputaran piutang secara parsial terhadap current ratio pada PT. Pertamina selama tahun 2005-2014 menunjukkan hasil bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Current rati). 4. Pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan terhadap Current ratio Pada PT. Pertamina selama tahun 2005-2014 menunjukkan hasil bahwa perputaran persediaan dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan. Hal ini karena pertamina memiliki berbagai aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi misalnya kurs dollar,harga minyak,biaya produksi maupun distribusi dan lain lain.
17
Saran Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu memberikan saransaran yang bermanfaat yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Setelah meneliti permasalahan ini, berikut penulis akan memberikan masukan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian secara statistik, diperoleh hasil bahwa tingkat likuiditas tidak hanya dapat dipengaruhi oleh perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama yang merupakan bagian dalam modal kerja perusahaan tapi factor lain juga. Untuk itu Agar perusahaan dapat memperoleh investor yang memadai dalam menanamkan modalnya, maka perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan
manajemen
modal
kerja
lebih
baik
lagi
guna
memaksimalisasikan nilai perusahaan. 2. Bagi investor, dalam melakukan investasi disarankan mempertimbangkan serta
memperhatikan
faktor
eksternal
perusahaan
seperti
kondisi
ekonomi/moneter, peraturan hukum yang ditetapkan pemerintah, kebiasaan masyarakat, dan kondisi persaingan antar industri barang konsumsi lainnya. Hal ini guna pengambilan keputusan investasi yang lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Hendro Siallagan, (2014) , βAnalisis Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Perusahaan (Studi Pada: Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013)β.Universitas Sumatera Utara, Medan Anneke Silvana.(2011).
Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran
Piutang Terhadap Modal Kerja (Studi Kasus Pada PT. Unilever Tbk). Jurnal Akuntansi FE Universitas Komputer Indonesia Bandung. Debbianita.(2012). Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
18
Indonesia
2008-2011).
Jurnal
Akuntansi
FE
Universitas
Kristen
Maranatha. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Prenada nadia Group Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Rahmasari, Hesti. 2011. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Tidak Diterbitkan). Jawa Timur Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Mulya Hardi. 2009. Memahami Akuntansi Dasar. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wancana Media. Rahardjo, Budi. 2009. Laporan Keuangan Perusahaan. Yogyakarta : UGM Press. K.R Subramanyam and John j wild , 2010 .Analisis laporan keuangan.Edisi sepuluh , Salemba Empat : Jakarta Rahmasari, Hesti. 2011. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Tidak Diterbitkan). Jawa Timur Siti khairani dan Rini Aprilia.(2009). Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi STIE MDP. Ferry Firmansyah ,(2012), βPengaruh Modal kerja terhadap ROA (Studi Kasus Pada PD. Putra Madani (Makaroni ABG)βUniversitas Siliwangi, Tasikmalaya, http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil-2986-.html Rizqi Fauziyansyah,(2013),βAnalisis Perputaran Piutang Terhadap Return On Assets (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI)β Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil3145-.html
19
Irfan Herdiansyah S,(2014) menelitiβ Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk yang Terdaftar di BEI)β,Universitas Siliwangi,Tasikmalaya, http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil-5611-.html Bambang Riyanto, (2008), Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Ed Keempat, Cetakan Kedelapan, Bpfe, Yogyakarta. Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung Fahri,Ilham,(2012),Pengantar Manajemen Keuangan,CV Alfabeta:bandung Syamsuddin, Lukman., 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Yesi Ezwita.(2014). Pengaruh Perputaran Piutang,
Perputaran Persediaan,
Return On Assets Dan Rasio Utang Terhadap Likuiditas Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Dasar Dan Kimia Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013) . Jurnal Akuntansi FE Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Data diunduh pada jam 02:30 tanggal 31 Agustus 2015 dari website http://www.pertamina.com/investor-relations/laporan-presentasi/laporankeuangan.
20
Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Perputaran Persediaan
10
7.03
13.94
8.7460
2.03356
Perputaran Piutang
10
7.67
11.81
9.7210
1.42628
Current ratio
10
1.24
1.75
1.4860
.14796
Valid N (listwise)
10
Model Summaryb Mod el
R
1
.630a
R Square
Adjusted R Square
.396
Std. Error of the Estimate
.224
Durbin-Watson
.13036
2.913
a. Predictors: (Constant), Perputaran piutang, perputaran persediaan b. Dependent Variable: Current ratio
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
Perp Perp persediaan piutang
CR
10
10
10
10
.0000000
1.4860
8.7460 9.7210
.11496398
.14796
2.03356 1.42628
Normal Parametersa,,b
Mean
Most Extreme Differences
Absolute
.195
.130
.240
.135
Positive
.195
.101
.240
.111
Negative
-.121
-.130
-.199
-.135
Kolmogorov-Smirnov Z
.618
.412
.760
.427
Asymp. Sig. (2-tailed)
.840
.996
.610
.993
Std. Deviation
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
21
Coefficients
Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
2.082
.313
Perputaran
-.034
.023
-.031
.032
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
6.645
.000
-.464
-1.489
.180
.889
1.125
-.298
-.958
.370
.889
1.125
persediaan Perputaran piutang
a. Dependent Variable: Current Ratio
ANOVAb Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
.078
2
.039
Residual
.119
7
.017
Total
.197
9
F
Sig. 2.298
a. Predictors: (Constant), perputran Persediaan, Perputaran Piutang b. Dependent Variable: Current Ratio
.171a
22
Correlations
Current Ratio Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
perputaran
perputaran
persediaan
piutang
Current Ratio
1.000
-.563
-.453
perputaran persediaan
-.563
1.000
.333
perputaran piutang
-.453
.333
1.000
.
.045
.094
perputaran persediaan
.045
.
.173
perputaran piutang
.094
.173
.
Current Ratio
10
10
10
perputaran persediaan
10
10
10
perputaran piutang
10
10
10
Current Ratio
23