Absorpsi Gas CO2 Melalui Kontaktor Membran Berpori Nano Menggunakan Pelarut Diethanol Amine Fahima, Sutrasno Kartohardjono Departemen Teknik Kimia-Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus Baru Universitas Indonesia-Pondok Cina, Depok 16424 Email:
[email protected];
[email protected]
Abstrak Dalam penelitian ini dilakukan absorpsi gas CO2 dari campuran gas CO2/CH4 melalui kontaktor membran Spiral Wound Berpori Nano dengan menggunakan pelarut Dietanol Amine. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh dari variasi laju alir pelarut DEA serta pengaruh dari laju alir gas terhadap efektivitas absorpsi gas CO2 melalui kontaktor membran berpori nano. Pengaruh dari variasi laju alir pelarut DEA dilakukan dengan memvariasikan laju alir DEA dari 100-600 mL/menit sementara pengaruh dari variasi laju alir gas dilakukan dengan memvariasikan laju alir gas dari 0,3-0,8 L/menit. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa variasi laju alir gas memberikan hasil yang lebih signifikan dibandingkan variasi laju alir pelarut DEA terhadap efektivitas absorpsi gas CO2 melalui kontaktor membran berpori nano. Jumlah mol CO2 terserap optimum didapat sebesar 0,014 mol pada laju alir DEA sebesar 400 ml/menit dan laju alir gas sebesar 0,8 L/menit. Persentase penyerapan CO2 optimum didapat sebesar 81,51% pada laju alir DEA sebesar 400 ml/menit dan laju alir gas sebesar 0,8 L/menit. Kata Kunci: CO2; Dietanol Amine; Kontaktor Membran Spiral Wound Berpori Nano
Absorption of CO2 Gas Through Nano Porous Membrane Contactor Using Diethanol Amine as Solvent Abstract This research is focused on effects of DEA flow rate and gas flow rate variations towards effectivity of absorption of CO2 gas through nano porous membrane contactor. Effects of DEA flow rate variation is done by varying DEA flow rate from 100-600 mL/minute while effects of gas flow rate variation is done by varying gas flow rate from 0,3-0,8 L/minute. This research shows that gas flow rate variation gives more significant result than DEA flow rate variation towards effectivity of absorption of CO2 gas through nano porous membrane contactor. The optimum amount of absorbed CO2 is 0,014 mol at DEA flow rate of 400 mL/minute and gas flow rate of 0,8 L/minute. The optimum CO2 absorbed percentage is 81,51% at DEA flow rate of 400 mL/minute and gas flow rate of 0,8 L/minute. Keywords: CO2; Diethanol Amine; Nano Porous Spiral Wound Membrane Contactor
1.
Pendahuluan Gas alam mengambil bagian dalam porsi yang besar dan tidak terpisahkan sebagai
pasokan energi dunia. Setiap tahunnya, konsumsi gas alam di dunia mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, yakni sebesar 1,6 persen tiap tahunnya. Berdasarkan data dan
proyeksi dari Energy Information Administration (US) dalam International Energy Outlook tahun 2009, proyeksi konsumsi gas alam dunia pada tahun 2030 akan mencapai 153 trilliun standard cubic feet (TSCF). Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu negara dengan
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
cadangan gas alam terbesar di dunia. Menurut Indonesian Petroleum Association (IPA), cadangan gas alam Indonesia per 1 Januari 2012 adalah sebesar 150,7 trilliun standard cubic feet (TSCF). Gas alam memiliki kandungan utama komponen hidrokarbon, seperti metana (CH4), etana (C2H6), propana (C3H8), dan butana (C4H10). Selain komponen hidrokarbon, di dalam gas alam juga tergandung beberapa kontaminan seperti uap air, N2, CO2, dan H2S. Gas CO2 dan H2S disebut juga sebagai gas asam disebabkan oleh sifatnya yang asam. Karena sifat asam tersebut, CO2 dan H2S tergolong gas pengotor yang sangat merugikan. Gas CO2 dapat bersifat korosif apabila di dalam gas alam terkandung uap air yang dapat mengasamkan CO2 menjadi H2CO3. Selain itu, dalam pembuatan LNG (Liquified Natural Gas) gas alam yang digunakan juga harus dibersihkan dulu dari kandungan CO2. Hal ini bertujuan agar CO2 yang terdapat dalam gas alam tidak mengalami pembekuan pada proses pencairan gas alam yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pipa. Karena sifat-sifat CO2 yang merugikan tersebut, maka perlu dilakukan proses penghilangan kandungan CO2 dari gas alam. Beberapa teknologi penangkapan CO2 yang sudah diterapkan adalah dengan cara absorpsi kimia, absorpsi fisika, dan separasi membran. Kelebihan dari proses absorpsi gas CO2 menggunakan membran dibandingkan dengan proses separasi konvensional seperi menggunakan kolom isian, kolom semprot, dan kolom gelembung yaitu: luas permukaan yang besar per unit kontak volume, kontrol laju alir gas dan cairan yang dapat diatur, kemudahan dalam scale-up, dan sebagainya (Young-Seok, et al, 2000). Pada penelitian ini digunakan kontaktor membran berpori nano dimana membran ini akan mengendalikan transfer komponen dari suatu fasa ke fasa lainnya melalui membran tersebut. Prinsip dari proses absorpsi gas CO2 menggunakan membran berpori nano ini cukup sederhana, dimana aliran gas CO2/CH4 dilewatkan melalui membran kemudian CO2 akan berdifusi melalui dinding luar membran, melewati pori-pori membran, dan keluar ke dinding dalam membran kemudian diabsorpsi oleh pelarut DEA. Gas CH4 tidak dapat melewati membran karena ukuran pori-pori membran didesain agar hanya bisa dilewati oleh molekul CO2. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah seberapa besar kandungan gas CO2 dari campurannya dengan CH4 dapat diabsorpsi menggunakan membran berpori nano dengan pelarut DEA. Selain itu, akan dibahas pula mengenai perbandingan apakah membran berpori nano yang digunakan lebih baik daripada membran lain serta pelarut DEA yang digunakan lebih baik daripada pelarut lainnya seperti TEA.
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas dari membran berpori nano pada proses pemisahan gas CO2 dari campuran gas CO2/CH4 menggunakan pelarut DEA, mengetahui pengaruh laju alir DEA dan pengaruh laju alir campuran gas CO2/CH4 terhadap efektivitas absorpsi gas CO2 menggunakan membran berpori nano. 2.
Tinjauan Pustaka
2.1
Proses Absorpsi Gas CO2 Proses pemurnian gas dapat diartikan sebagai suatu proses penghilangan atau
pengurangan pengotor dari suatu aliran gas. Beberapa proses pemurnian gas yang biasa diaplikasikan diantaranya yaitu absorpsi gas menggunakan cairan, adsorpsi pada padatan, proses separasi/pemisahan menggunakan membran, dan kondensasi. Absorpsi gas merupakan suatu operasi dimana campuran gas dikontakkan dengan cairan untuk melarutkan salah satu atau lebih komponen dari campuran gas di dalam cairan. Operasi absorpsi gas telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti proses refinery dalam industri petroleum. Proses-proses tersebut menggunakan peralatan absorpsi yang bervariasi salah satunya adalah packed column. Meskipun telah banyak diaplikasikan dalam banyak industri, packed column memiliki beberapa kekurangan seperti terjadinya flooding pada laju alir yang besar, distribusi cairan yang tidak merata pada laju alir yang rendah, dan foaming. Kekurangan-kekurangan pada proses absorpi menggunakan packed column dapat diatasi dengan menggunakan proses absorpsi menggunakan membran. Pada proses absorpsi gas CO2 menggunakan membran, membran digunakan untuk memisahkan gas CO2 dari suatu campuran gas. Pada proses ini, gas CO2 berdifusi melalui pori-pori membran, kemudian gas CO2 akan diabsorpsi menggunakan suatu pelarut. Skematisasi dari proses absorpsi gas CO2 menggunakan membran ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 1. Skematisasi Proses Absorpsi Gas CO2 Menggunakan Membran Sumber: Anonim. http://www.co2crc.com.au/aboutccs/cap_membranes.html. (Diakses pada 06/05/2013)
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Pada proses absorpsi menggunakan membran, membran bekerja sebagai penghalang semi-permeabel. Gas CO2 dapat melewati membran dengan lebih mudah dibandingkan gas lainnya. Secara umum, kemampuan suatu gas untuk melewati membran bergantung pada ukuran molekul gas, konsentrasi dari alian gas, perbedaan tekanan diantara membran serta afinitas gas terhadap material membran. Kelebihan dari proses absorpsi gas CO2 menggunakan membran dibandingkan dengan proses separasi konvensional seperi menggunakan kolom isian, kolom semprot, dan kolom gelembung yaitu: luas permukaan yang besar per unit kontak volume, kontrol laju alir gas dan cairan yang dapat diatur, kemudahan dalam scale-up, dan sebagainya (Kim, et al, 2000). Proses absorpsi menggunakan membran yang telah diuji adalah penggunaan garam asam amino sebagai pelarut (Dindore, et al, 2003). Pada proses ini membran yang digunakan adalah poli propilen (PP). Yeong-Seok, et al (2000) juga melakukan percobaan absorpsi gas CO2 melalui membran hollow fiber dengan berbagai jenis larutan absorben. Pada percobaannya, membran yang digunakan merupakan membran politetrafluoroetilen (PTFE) dan absorben yang digunakan merupakan berbagai jenis larutan amina. Metode absorpsi CO2 lainnya adalah proses absorpsi menggunakan kontaktor membran berpori nano. Ghadiri, et al (2012) memodelkan stripping CO2 dari larutan mono etanol amine (MEA) menggunakan membran hollow-fiber politetrafluoroetilen (PTFE). 2.2
Modul Membran Spiral Wound Modul spiral-wound merupakan sistem membran pelat dan bingkai yang terdiri dari 2
lembaran membran dan 2 pembatas (untuk saluran umpan dan saluran permeat) dan digulung pada sebuah pipa (Gambar 2.2.). Umpan mengalir secara paralel pada sumbu silinder, sedangkan permeat mengalir mengelilingi spiral menuju ke pipa keluaran permeat. Untuk skala industri modul ini memiliki ukuran standar panjang 40 – 60 inci dan diameter 8 inci (Baker, 2004).
Gambar 2 Modul membran spiral-wound Sumber: Mulder, M., 1991
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Modul ini umumnya merupakan material polimer komposit dan banyak digunakan untuk pemisahan cairan seperti pada proses RO dan UF. Kelebihan dari tipe membran datar adalah ketahanannya terhadap fouling dan mudah dibersihkan. Kelemahannya adalah pada kerapatan kemasannya yang kecil yaitu berkisar 300 – 1000 m2/m3. 2.3
Studi Perpindahan Massa Dalam penelitian ini, gas CO2 akan diabsorpsi menggunakan pelarut amina, yakni
Ditanol Amine (DEA). Proses absorpsi CO2 dengan pelarut amina (dalam hal ini DEA) berlangsung secara kimiawi dengan persamaan reaksi sebagai berikut : !"! + 2(!! !! !")! !" → (!! !! !")! !!"!! + (!! !! !")! !!!! (2.1)
Reaksi antara amina yang berfasa cair dengan CO2 yang berfasa gas menyebabkan reaksi ini termasuk reaksi heterogenous. Akibat perbedaan fasa ini, kedua senyawa akan sulit untuk berkontak sehingga reaksi yang terjadi tidak sebanyak yang diharapkan. Untuk itulah diperlukan suatu kontaktor yang akan meningkatkan kontak antara pelarut dan gas. Namun konsekuensinya adalah timbulnya penghalang yang menimbulkan tahanan yang cukup signifikan. Tahanan ini diakibatkan adanya lapisan film fasa cair, lapisan film fasa gas, serta membran itu sendiri. Adanya penghalang ini, menyebabkan CO2 harus berdifusi terlebih dahulu ke dalam ketiga lapisan tersebut sebelum akhirnya dapat bereaksi dengan pelarut. Dengan kata lain, terjadi dua peritiwa penting dalam sistem absorpsi CO2 melalui membran, yaitu peristiwa fisik yang merupakan perpindahan massa CO2 dengan difusi dan peristiwa kimia yaitu reaksi antara pelarut dan CO2. Reaksi antara pelarut dan CO2 terjadi dalam waktu yang sangat cepat terutama untuk amina primer dan sekunder. Sebaliknya tahanan yang sangat besar membuat peristiwa fisik terjadi cenderung lebih lambat. Hal ini menyebabkan proses difusi CO2 mengontrol banyaknya CO2 yang dapat berkontak dengan pelarut (diffision-controlled chemical reaction). Oleh karena itu, pembahasan mengenai proses absorpsi CO2 ini lebih diutamakan pada peristiwa fisik. Absorpsi CO2 dengan menggunakan membran didasarkan atas terjadinya kontak gascair melalui membran mikroporous yang hidrofobik. Membran ini membentuk penghalang yang permeable antara fasa gas dan fasa cair sehingga perpindahan massa tidak disertai dengan dispersi antara satu fasa dengan fasa yang lainnya. Dinding dari membran hidrofobik berfungsi untuk memisahkan fasa gas dan fasa cair namun komponen gas akan berdifusi melalui pori membran dan terabsorpsi ke dalam fasa cair. Perpindahan masa pada proses absorpsi CO2 ini dipengaruhi oleh :
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
1. Difusi CO2 dari fasa gas ke permukaan membran 2. Difusi CO2 melewati pori membran ke permukaan cairan. 3. Pelarutan CO2 ke dalam absorben diikuti difusi ataupun reaksi kimia. Hal ini dapat diilustrasikan oleh Gambar 2.10 berikut :
Gambar 3. Studi Perpindahan Massa Kontaktor Membran Sumber: Rongwong et al., 2009
Dari Gambar 2.10 di atas dapat diamati bahwa terdapat 3 tahanan dari perpindahan masa CO2 melalui membran, Jumlah ketiga tahanan ini merupakan tahanan keseluruhan untuk perpindahan gas di dalam sistem kontaktor membran yang berhubungan dengan koefisien perpindahan masa seperti yang tertulis di bawah ini : ! !
=
! !!
+
! !!
+
! !!
Dimana: K
: koefisien perpindahan masa total
H
: bilangan Henry
KG
: koefisien perpindahan massa fasa gas
Km
: koefisien perpindahan masa melewati membran
KL
: koefisien perpindahan massa fasa cair
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
(2.2)
3.
Metode Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Intensifikasi Proses Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok. Diagram alir penelitian secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Digram Alir Penelitian
1) Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi, baik dari buku, jurnal, maupun artikel terutama mengenai teori-teori mengenai sifat dan pengaruh CO2 dalam gas alam, teknologi pemisahan CO2, pelarut DEA, serta prinsip kerja absorpsi CO2 2) Persiapan Alat dan Bahan Alat dan bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Alat: • Kontaktor membran spiral wound berpori nano • Tangki reservoir air • Pompa sentrifugal • Rotameter • Needle valve • Manometer • pH meter • Mass flow meter • Mass flow controller • Liquid flow meter • Kromatografi gas
Bahan: 1. Campuran gas CO2/CH4 2. Larutan DEA 3. Air dengan pH netral
3) Penyusunan Alat Penyusunan alat dilakukan seperti pada Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5. Skema Rangkaian Alat Penelitian
4) Variabel Penelitian Variabel proses yang divariasikan adalah laju alir pelarut DEA. Sementara variabel tetap dalam penelitian ini adalah temperatur pelarut DEA dan laju alir campuran gas CO2/CH4.
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
4.
Hasil Penelitian
4.1
Uji Perpindahan Massa
Gambar 6. Pengaruh Laju Alir DEA Terhadap Jumlah CO2 Terserap
Gambar 7. Pengaruh Laju Alir DEA Terhadap Persentase Penyerapan
Gambar 8. Pengaruh Laju Alir DEA Terhadap Acid Loading
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Gambar 9. Pengaruh Laju Alir Gas Terhadap Jumlah CO2 Terserap
Gambar 10. Pengaruh Laju Alir Gas Terhadap Persentase Penyerapan
Gambar 11. Pengaruh Laju Alir Gas Terhadap Acid Loading
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
4.2
Uji Hidrodinamika
Gambar 12. Pengaruh Laju Alir Aquades Terhadap Penurunan Tekanan Sepanjang Membran
4.3
Evaluasi Penggunaan Campuran Gas CO2/CH4 Pada Kontaktor Membran Berpori Nano
Gambar 13. Perbandingan Hasil Pengaruh Laju Alir Pelarut Terhadap Jumlah CO2 Terserap
5.
Pembahasan
5.1
Uji Perpindahan Massa Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh dari laju alir DEA serta laju alir gas
terhadap efektivitas absorpsi gas CO2 menggunakan membran berpori nano. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa pada variasi laju alir DEA, banyaknya mol CO2 yang terserap maupun persentase penyerapan cenderung konstan apabila dibandingkan dengan yang terjadi pada variasi laju alir gas. Hal ini tergambar pada Gambar 6 dan Gambar 7 dimana grafik yang terbentuk tidak memiliki kemiringan/gradien yang curam. Sebaliknya, pada variasi laju alir gas, perubahan laju alir gas sangat berpengaruh terhadap banyaknya mol CO2 yang terserap maupun persentase penyerapan. Hal ini tergambar pada Gambar 9 dan Gambar 10 dimana
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
grafik yang terbentuk memiliki kemiringan/gradien yang curam. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variasi laju alir gas memberikan hasil yang lebih signifikan terhadap peningkatan jumlah mol CO2 terserap serta persentase penyerapan. Hasil ini berkaitan dengan tahanan total yang terjadi selama proses perpindahan massa. Tahanan perpindahan massa total yang berpengaruh terhadap proses perpindahan massa gas melalui membran berpori nano dipengaruhi oleh tahanan perpindahan massa fasa gas serta tahanan membran. Artinya, tahanan perpindahan massa fasa gas serta tahanan membran mengontrol sistem perpindahan massa pada penelitian ini. Oleh sebab itu, pada Gambar 9 dan Gambar 10 variasi laju alir gas sangat berpengaruh terhadap jumlah mol CO2 terserap serta persentase penyerapan. Sebaliknya, tahanan perpindahan massa fasa cair relatif jauh lebih kecil dibandingkan tahanan perpindahan massa fasa gas serta tahanan membran sehingga tahanan fasa cair tidak terlalu berpengaruh terhadap tahanan total. Akibatnya, variasi laju alir DEA tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah mol CO2 terserap serta persentase penyerapan. Karena tahanan perpindahan massa yang berpengaruh besar terhadap tahanan perpindahan massa total adalah tahanan perpindahan massa fasa gas serta tahanan membran, maka Persamaan 2.2 dapat diserderhanakan menjadi: ! !
=
! !!
+
! !!
(2.3)
Selain itu pada laju alir gas yang besar, jumlah gas yang terdistribusi pada permukaan kontaktor membran juga akan semakin banyak. Hal ini menyebabkan jumlah gas CO2 yang berdifusi melalui membran juga akan semakin banyak dan semakin banyak pula gas CO2 yang dapat diabsorpsi oleh pelarut DEA. Analisa lain yang juga dapat mendukung hasil penelitian ini adalah berkurangnya waktu kontak antara gas CO2 dengan pelarut DEA pada laju alir DEA yang tinggi. Dengan berkurangnya waktu kontak, maka jumlah CO2 yang dapat diabsorpsi oleh pelarut DEA juga akan berkurang. 5.2
Uji Hidrodinamika Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir pelarut maka penurunan
tekanan yang terjadi sepanajang kontaktor membran juga semakin besar. Adanya penurunan tekanan dari masukan pelarut sebelum dan sesudah memasuki kontaktor membran menunjukkan adanya tahanan dalam membran dimana tahanan ini dapat disebabkan oleh adanya friksi atau adanya fouling.
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
5.3
Evaluasi Penggunaan Campuran Gas CO2/CH4 Pada Kontaktor Membran Berpori Nano Evaluasi terhadap penggunaan campuran gas CO2/CH4 dilakukan dengan melakukan
perbandingan antara hasil dari penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rasyid, 2013). Variabel yang dibandingkan dari kedua penelitian ini adalah jumlah mol CO2 yang terserap. Penelitian (Rasyid, 2013) dilakukan dengan menggunakan absorben serta kontaktor membran yang sama, namun jenis gas yang berbeda dimana penelitian ini menggunakan campuran gas CO2/CH4 sementara penelitian (Rasyid, 2013) dilakukan dengan menggunakan gas CO2 murni. Pada Gambar 13 diketahui bahwa jumlah mol CO2 terserap pada penelitian yang dilakukan oleh (Rasyid, 2013) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mol CO2 terserap pada penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh jenis gas berbeda yang digunakan oleh kedua penelitian, dimana pada penelitian ini selain terdapat gas CO2 juga terdapat gas CH4 dengan komposisi yang lebih banyak (31% CO2 dan 79% CH4). Sehingga, jumlah mol CO2 terserap yang dihasilkan pada penelitian ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan yang dihasilkan pada penelitian (Rasyid, 2013). Selain itu, penelitian yang dilakukan (Rasyid, 2013) menggunakan gas CO2 murni, sehingga tahanan perpindahan massa fasa gas cenderung jauh lebih kecil dibandingkan tahanan perpindahan massa fasa cair. Dengan kata lain, tahanan perpindahan massa fasa cair dan tahanan membran mengontrol sistem secara keseluruhan. Akibatnya, variasi laju alir DEA berpengaruh signifikan terhadap jumlah mol CO2 terserap. Sementara itu pada penelitian ini digunakan gas campuran CO2/CH4, sehingga tahanan perpindahan massa fasa gas cenderung lebih besar dibandingkan tahanan perpindahan massa fasa cair. Dengan kata lain, tahanan perpindahan massa fasa gas mengontrol sistem secara keseluruhan. Akibatnya, pada variasi laju alir DEA jumlah mol CO2 terserap cenderung konstan. 6.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai absorpsi gas CO2 melalui
kontaktor membran berpori nano dengan pelarut DEA, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Performa dari membran berpori nano pada proses pemisahan gas CO2 dari campuran gas CO2/CH4 menggunakan pelarut DEA belum cukup efektif dilihat dari penurunan
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
konsentrasi gas CO2 yang cukup kecil dan belum mampu memenuhi standar kandungan CO2 dalam gas alam yakni sebesar 4%. 2.
Variasi laju alir campuran gas CO2/CH4 memberikan hasil yang lebih signifikan dibandingkan variasi laju alir DEA terhadap efektivitas absorpsi gas CO2 melalui kontaktor membran berpori nano dengan pelarut DEA.
3.
Semakin besar laju alir campuran gas CO2/CH4 maka akan semakin meningkatkan jumlah CO2 terabsorpsi, persentase penyerapan serta acid loading.
4.
Jumlah mol CO2 terserap optimum didapat sebesar 0,014 mol pada laju alir DEA sebesar 400 ml/menit dan laju alir campuran gas CO2/CH4 sebesar 0,8 L/menit.
5.
Persentase penyerapan CO2 optimum didapat sebesar 81,51% pada laju alir DEA sebesar 400 ml/menit dan laju alir campuran gas CO2/CH4 sebesar 0,8 L/menit.
7.
Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah
penggunaan alat pengukur konsentrasi CO2 dalam pelarut yang lebih baik agar didapatkan hasil yang lebih akurat. Penggunaan membran jenis lain maupun pelarut lain seperti AMP (2Amino-2-Metil-1-Propanol) atau SG (Sodium Glycinate) baik sebagai pelarut tunggal maupun campuran juga dapat diteliti untuk mendapatkan hasil pemisahan serta absorpsi CO2 yang lebih baik. 8.
Daftar Referensi
Anonim. 2013. Post-Combustion Capture of Carbon Dioxide. [www]co2crc. Diperoleh dari: http://www.co2crc.com. [Diakses 06/05/13] Anonim.
2013.
Separation
Process.
[www]separationprocess.
Diperoleh
dari
http://www.separationprocesses.com [Diakses 06/05/13] Atchariyawut, S., Feng, C., Wang, R., Jiraratananon, R., & Liang, D. T. 2006. Effect of membrane structure on mass-transfer in the membrane gas–liquid contacting process using microporous PVDF hollow fibers. Journal of Membrane Science, 285(1–2), 272-281. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.memsci.2006.08.029 Baker, R. W. 2004. Membrane Technology and Applications. California: John Wiley & Sons Ltd.
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Bao, L., Trachtenberg, M. C. 2005. Modeling CO2-facilitated transport across a diethanolamine liquid membrane. Chemical Engineering Science, 60(24), 6868-6875. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.ces.2005.05.056 DeMontigny,
David;
Tontiwachwuthikul,
Paitoon;
Chakma,
Amit.
2005.
Using
Polypropylene and Polytetrafluoroethylene Membranes in a Membrane Contactor for CO2 Absorption. Journal of Membrane Science. Dindore, Vishwas Yashwant. 2003. Gas Purification Using Membrane Gas Absorption Process. Thesis. Netherlands: University of Twente EIA-Natural Gas Issues and Trends. 1998. Perbandingan Emisi Polutan Bahan Bakar Fosil (Pounds per Billion BTU per Energy Input) Eriek, Antonius. 2008. Absorpsi CO2 Melalui Kontaktor Membran Serat Berongga Menggunakan Larutan Penyerap Campuran Senyawa Amina (MEA/DEA): Variasi Komposisi Amina. Skripsi. Depok: Departemen Teknik Kimia FTUI. Ghadiri, Mehdi., Marjani, Azam., Shirazian, Saeed. 2012. Mathematical Modeling And Simulation Of CO2 Stripping From Monoethanolamine Solution Using Nano Porous Membrane Contactors. International Journal Of Greenhouse Gas Control. pp.1-8 Golkhar, A; Keshavarz, P; Mowla, D. 2013. Investigation of CO2 Removal by Silica and CNT Nanofluids in Microporous Hollow Fiber Membrane Contactors. Journal of Membrane Science. http://dowac.custhelp.com/app/answers/detail/a_id/490 [Diakses 24/06/2014] Jacobus, Frederik. 2012. A Novel Approach To Solvent Screening For Post-Combustion Carbon Dioxide Capture With Chemical Absorption. Stellenbosch University. Kartohardjono, Sutrasno., Subihi, Anggara., Yuliusman. 2007. Absorbsi CO2 Dari Campurannya Dengan CH4 Atau N2 Melalui Kontaktor Membran Serat Berongga Menggunakan Pelarut Air. Jurnal Makara, pp. 1-6 Kim, Y.-S., & Yang, S.-M. (2000). Absorption of carbon dioxide through hollow fiber membranes using various aqueous absorbents. Separation and Purification Technology, 21(1–2), 101-109. doi: http://dx.doi.org/10.1016/S1383-5866(00)001957 Keong, Lau Kok. 2007. Feed Spacer of Spiral Wound Membrane Module for Nanofiltration and Reverse Osmosis: Modeling Simulation and Design. Kohl., A.L. & Nielsen, R.B., 1997. Gas purification. 5th ed. Houston, Texas: Gulf Publisher.
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Kothandaraman, Anusha. 2010. Carbon Dioxide Capture by Chemical Absorption: A Solvent Comparison Study. Thesis. US: Chemical Engineering Departement Massachusetts Institute of Technology Mulder, M. 1991. Basic Principles of Membrane Technology. Netherland: Kluwer Academic Publishers. Ozturk, Bahtiyar and Hughes, Ronald. 2012. Evaluation of Mass Transfer Characteristics of Non-Porous and Microporous Membrane Contactors for the Removal of CO2. Chemical Engineering Journal. Rajabzadeh, Saeid; Yoshimoto, Shinya; Teramoto, Masaaki, et al. 2009. CO2 Absorption by Using PVDF Hollow Fiber Membrane Contactors with Various Membrane Structure. Separation and Purification Technology. Rasyid Sastradipradja, Maulana. 2013. Absorpsi CO2 Melalui Kontaktor Membran Berpori Nano. Depok: Departemen Teknik Kimia FTUI. Rongwong, W., Jiraratananon, R., & Atchariyawut, S. (2009). Experimental study on membrane wetting in gas–liquid membrane contacting process for CO2 absorption by single and mixed absorbents. Separation and Purification Technology, 69(1), 118125. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.seppur.2009.07.009 Schock, G., Miquel, A., 1987. Mass transfer and pressure loss in spiral wound modules. Desalination 64, 339e352. Shimekit, Biruh and Mukhtar, Hilmi. 2011. Natural Gas Purification Technologies-Major Advances for CO2 Separation and Future Directions Stanojevic,et al. 2011. Review of Membrane Contactors Designs and Applications of Different Modules in Industry. University of Belgrade Wang, M., Lawal, A., et al. 2010. Post Combustion CO2 Capture with Chemical Absorpstion: A State-of-the-art Review Wickramasinghe, S. R., Semmens, M. J. & Cussler, E. L. 1991. Better Hollow Fibre Contactors. Journal Of Membrane Science, 62, pp. 371-388. Wickramasinghe, S. R., Semmens, M. J. & Cussler, E. L. 1993. Hollow Fibre Modules Made With Hollow Fibre Fabric. Journal Of Membrane Science, 84, pp. 1-14. Yeong-Seok, Kim., Seung-Man, Yang. 2000. Absorption Of Carbon Dioxide Through Hollow Fiber Membranes Using Various Aqueous Absorbents. Separation and Purification Technology. pp.1-9
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014
Young-Eun, Kim et al. 2012. Comparison of Carbon Dioxide Absorption in Aqueous MEA, DEA, TEA, and AMP Solutions. South Korea: Greenhouse Gas Departement, Korea Institute of Energy Research.
Absorpsi gas…, Fahima, FT UI, 2014