KONSTRUKSI VERBA BER. + PREPOSISI DENGAN, DALAM BAIIASA INDONESIA Oleh: Mursia Ekawati ABSTRACT Verbs with ber- being intransitive ones in bahasa Indonesia have special 'attitudes. In one hand, the verbs with ber-, the filler of predicate in use, tend to be followed by constituents of nominal category, so that the constractions seen like having structure of P'O' for erample: bertanam padi. In other hand, there are verbswith berhaving ,no direct correlation with the constituents of nominal categories, so that these need prepositional phrase (FP) in forming one construction'being a structure of acceptance one,
for
example:
Adik ber'tengkar dengan temanrrya. The specification and the tendency of verbs with ber- the filler of predicate for constructing verbs with ber- having preposition of dengan
will
be discussed
in
this research.
Key words: conftruction, verbs wilh ber-, prepositional phrase
A.
PENDAHULUAN Verba berafiks ber- seagai salah stau verba intransitif dalam bahasa Indonesia sering diikuti dengan preposisi tertentu sebagai penghubung dengan konstituen lain di kanannya. Kecenderungan itu cukup menarik untuk diamati mengingat sebagian verba ber- tidak dapat secara mandiri menghubungkan dua konstituen yang berada di kiri dan kanannya. 89
Konstl1tksi Verba Ber- + Preposisi Dengan, Dalam'Bahasa Indonesia (I,Iursia Ekawati)
Misalnya seseorang diperintahkan untuk membuat kalimat dengan tiga lkonstituen yang disediakan yaitu Ani, Amat, dan berdiskusi. Tanpa bantuan unsur lain yang dikategorikan sebagai preposisi atau konjungsi, maka kalimat
yang dihasilkan dengan menggunakan ketiga konstituen tersebut bukanlah kalimat yang benar serta berterima dalam bahasa Indonesia. Dengan konjungsi, kalimat yang terbentuk
adalah
Ahi dan Amat berdiskusi:
sedangkan jika
menggunakan preposisi maka kalimat yang terbentuk adalah Ani berdiskusi dengan Amat. Dari hasil pengamatan terhadap penggunaan verba ber' berpreposisi, sering dijumpai bentuk-bentuk yang mirip satu sama lain baik dari segi semantik maupun dari wujud formalnya. Konstruksi berpisah dari dan berpisah dengan seperti dalam kalimat Ia berpisah dari kekasihnya dan Ia berpisah dengan kekasihnya merupakan salah satu persoalan yang akan diungkap dalam penelitian ini. Apakah kedua konstruksi tersebut d,apat saling menggantikan. Bagaimana hubungan keeratan verba ber- pada bentuk berpisah dengan preposisi yang mengikutinya. Persoalan lain yang dapat dikemukakan berkaitan preposisi adalah tentang dengan konstruksi verba berkonstruksi seperti berkonsultasi pada dan berkonsultasi dengan dalam kalimat.Ia berkonsultasi pada dosennya dan Ia berkonsultasi dengan dosennya. Apakah kedua konstruksi itu saling berhubungan dan dapat saling menggantikan atau merupakan dua konstruksi yang berbeda sama sekali. Dengan memperhatikan persoalan-persoalan tersebut serta penggunaan verba ber- yang cukup produktif dalam bahasa Indonesia, maka penelitian terhadap verba ber- yang berkaiitan dengan valensi preposisinya sangat penting
*
dilakukan. 90
Vol.9, No.
B.
19,
Nopember 2009: 8*106
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini beaujuan untuk menentukan karalderistik konstruksi verba ber- + preposisi sebagai verba berpreposisi yaitu verba yang bervalensi dengan proposisi dengan, dalam bahasa Indonesia. Kar:akteristik itu meliputi sifat relasi, factor terkait serta kaidah yang mengaturnya.
C.
LANDASAN TEORI
Objek penelitian linguistik adalah bahasa. Bahasa menurut Saussure terdiri dari sistem bahasa (langue) serta perwujudan system bahasa tersebut (parole) (1988:73). Penelitian bahasa mengamati parole yang realisasinya berupa ujaran para pengguna bahasa. Ujaran dalam perwujudannya yang terkecil dikenal dengan kalimat. Bertitik tolak dari kesentralan verba dalam kalimat, penelitian terhadap konstruksi verba ber- * preposisi sebagai verba berpreposisi meliputi aspek semantic dan sintaksis. Analisis mengenai valensi verba ber- -r preposisi berkaitan dengan kopmponen semantic verba yang akan dihubungkan dengan nomina di belakangnya dengan preposisi sebagai penghubungnya. Aspek semantic preposisi sebagai penanda hubungan juga merupakan unsur pokok dalam penelitian ini. Chafe (1970:96) " mengemukakan bahwa struktur semantik terdiri dari dua unit semantic pokok yaitu kata kerja (KK) dan kata benda (KB) Dalam struktur tersebut KK merupakan pusat, Artinya KK menentukan hadirnya KB dalam struktur sermantik. Contoh: Ia makan. Makan mengisyaratkan kehadiran KB seperti nasi, bakso, kue dan yang sejenisnya dalarn struktur semantik Ia nrakat. Meskipun
KB
tersebut tidak dieksplisitkan. Verba berunding 9l
Konstruksi Verba Ber- + Preposisi Deng,an, Dalam'Bahasa Indonesia (A[urila Ekawati)
mengisyaratkan kehadiran KB yang membentuk frasa preposisi (FP) dengan preposisi dengan, rnisalnya dengan teman, dengan saudara, dan lain sebagainya.
KK
Nosi kepusatan mengimplikasikan adanya hubungan ketergantungan antara KK dan KB dalam struktur semantic. Sejalan dengan nosi kepusatan KK yang dikemukan Chafe, Sudaryanto (1983) menunjukkan bahwa kategori verbal yarfg dominasinya pada fungsi predikat (P) adalah sentral dalam bahasa. Dengan kenyataan itu Sudaryanto (1987) melanjutkan bahwa penentuan peran-peran yang bersifat relasional dapat dilakukan dari sudut verbal. Hal itu terlihat pada peran AKTIF yang menuntut peran AGENTIF secara wajib, demikian pula dengan peran-peran lainnya. Kategori verba pengisi sebagai penentu merupakan landasan yang penting dalarn penelitian tentang verba berberpreposisi. Menurut Sudaryanto (1983:153) verba preposisional atau verba yang cenderung diikuti preposisi tertentu mempunyai perilaku yang khas. Misalnya pada kalimat Dia bergurau dengan teman-temannya, kahadiran FP pada kalimat itu wajib sifatnya sehingga tidak dapat dilesapkan tanpa mengganggu kegrama,tikalan kalimat.
P
D.
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Penelitian terhadap konstruksi verba ber- berpreposisi dilakukan melalui tahapan-tahapan (X) penyediaan data, (2) analisis data, (3) penyajian hasil analisis data. Setiap tahap memerlukan metode dan teknik tertentu. (Sudaryanto, tee3.5-7). Pemerolehan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik sadap sebagai teknik dasarnya dan teknik catat 92
VoI. 9, No. 19, Nopember 2009 : 89-106
sebagai teknik lanjutannya. Dengan metode dan tel
Verba Ber- Berpreposisi Dengan
L
Verba ber- 'al
(l) Saya bercumbu sendiri. (2) Dia berdiskusi sendiri. Verba ber- aktif jenis ini dinyatakan sebagai verba ber'ahif kompanional' karena selaku pengisi P, verba ini mengisyaratkan kehadiran FP berpenanda dengan yang berperan kompanional.
(l)
(2)
Saya berkomplot dengan Falcone. Rabin ingin berdarnai dengan pihak tuab.
93
Konstruksi Verba Ber-
r
Preposisi Dengan, Dalam'Bahasa Indonesia (Mursia Ekawati)
(3) Karmila bercanda dengan anaknya. (6) Saya berkutat dengan kasus itu. (7) Fraksi MPR berkonsultasi dengan presiden terPilih. (S) Ia bergabung dengan kelas puisiku. Suparwiji, 30 tahun bergelut dengan sampah. (10) Tim kecil siap bernegosiasi dengan pihakpihak terkait.
(9) '
Dari data-data verba ber- berpteposisi dengan itu dapat diklasifkikasikan sekurang-kurangnya tiga tipe verba berdilihat dari bentuk dasarnya yang sebagian besar morupakan akar V. Verba berkomplot, berkutat sekelompok dengan verba berkelahi, bertempur, dan bersua. Verba-verba ini terbentuk dari verba ber- + akar V dan termasuk kelompok akar V yang tidak dapat diberi imbuhan lain selain Der-. Verba ber- pada data (5) dan (9) yaitu bercanda dan bergelut sekelompok dengan verba ber- bergaul, bergumul, bercuntbu. Verba ini termasuk kelornpok verba ber- yang terbentuk dari ber- + akar V dan mempunyai imbangan bentuk verba meN * akar V + i. Verba ber- kelompok ini mengeksplisitkan relasi antar argument di kiri dan kanan verba yang bersifat setara. Kesetaraan itu akan terlihat dengan jelas jika dikontraskan dengan verba meN^ + l berikut. (11) Anton bercumbu dengan kekasihnya. (11) a. Anton mencumbui kekasihnya. (12) Suparwiji, 30 tahun menggeluti sampah. 2.
Verba ber- 'statif' Berpreposisi Dengart Verba b er -' statif' Berprepos isi D engan sangqt t e rb atas jumlahnya. Seperti halnya verba ber-'aHif', verba ber 'statif' 94
VoI. 9, No. 19, Nopember 2009
:
89-106
sebagai ieknik \anjutannya. Dengan melode dan teknik \br diperoleh data kebahasaan yang meliputi klausa, kalimat serta wacana yang memuat konstruksi verba ber- + preposisi dengan. Analisis data dilakukan dengan mempergunakan rnetode agih dan metode padan. Pada penggunaan metode agih, tekik bagi unsur langzung digunakan sebagai teknik dasarnya, sedangklrn teknik lanjutan yang diguanakan dalam analisis adalah teknik ganti, perluas, sisip, lesap, dan markah.
Verba Ben Berpreposisi Dengan
I.
Verba ber- 'akti? Berpreposisi dengan Verba ber:akti?' seperti berkelahi, bertikai, berkutat, bergaul, bercambu, berdiskusi, berkonsultasl rnenuntut adanya kompani/teman dalam melakukan tindakarVaksi yang terkandung dalam verba tersebut. Dengan syarat yang dikandung dalam verba tersebut maka nomina tunggal yang mengisi kasus agen dan fungsi S serta berperan agentif, yang diikuti verba ber- dalam klausa atau kalimat tidak dapat diperluas dengan kata/unsur sendiri.
(l) Saya bercumbu sendiri. (2) Dia berdiskusi sendiri. Verba ber- aktif jenis ini dinyatakan sebagai verba ber'aktif kompanional' karena selaku pengisi P, verba ini mengisyaratkan kehadiran FP berpenanda dengan yang berperan kompanional.
(1) Saya berkomplot dengan Falcone. (2)
Rabin ingin berdamai dengan pihak Arab. 93
VoI.9, No.
19,
Nopember 2009:89-106
inipun terdiri 'dari verba ber-.yang hanya bisa serta tnungkin
diifuti FP berpenarda dengan, dan verba ber- yang bisa diilani FP berpenan& lain ( contoh: FP beepenanda dari) selain FP berpenanda dengn.
Q0)
'
Dia
berbedn
dengan
saudnranya.
("LusiLindri" 1987) (21) Verba tertentu bemalensi dengan 'preposisi dengan
(22) kalimd 8 berposisidengan kalimat 9 (dari segi aspek tindakarmya). Marfol"gt dial e k Jakarta, Afiksasi dan Reduplilasi ", I 984 : 29)
(23)
@alan posisi final],vocal
/u/
sering
/o/. ( "Morfologi dialek Jakarta, Afikasi don Reduplikasi" beralternasi dengon voka
1984:35) Dari data-data verba ber- 'statif berpreposisi dengan dapat diklasifikasikan sekurang-kurangnya dua tipe verba ber- dengan bentuk dasar yang sama. Verba berbeda terbentuk dari ber- + dari dan memiliki imbangan bentuk verba meN- + N + -kan dan pasif berpola di + N + -kan dan diper-/-kan. Verba bervalensi sekelo,rnpok dengan beralternasi yaitu verba yang terbentuk dari ber- + N +, tidak mempunyai imbangan meN- + N + -kan tetapi hanya memiliki imbangan pasif di- + N + -kan.
N
Verba beroposisi terbentuk dari ber- + N dan mempunyai imbangan meN- * + -kan dan pasif di- + N + kan.
Verba.verba berbeda, bervalensi,
beroposisi,
beralternasi, dan verba yang sejenis seperti berkontradiksi, berkombinasi mengandung ciri statif yaitu merupakan jawaban atas pertanyaan "Bagaimana N?". verba-verba 95
Konstruksi Verba Ber- + Preposisi Dengan, Dalam'Bahasa Indonesia (Alur$a Ekawati)
tersebut tidak dapat diimperalctifkan dan tidak memiliki cini verba'proses'. Kecuali verba berbeda yang afiks ber-nya memiliki makna "dalamkeadaan', verba-verba statif yang telah disebutkan di atas bermakna 'memiliki'. Bervalensi berarti ' memiliki valensi', beralternasi berarti' memiliki alternasi' .
Jetegaran 'Letak Konstruksi Verba tser- + Dengan Seperti halnya dengarn verba ber- 'aktif berpreposisi dengan, dilihat dari ketegaran letak dalam susunan beruntun, verba ber'statif + dengan tidaklah tegar.
(20) a. Dengan saudaranya dia berbeda (20) b Berbeda dengan saudaranya dia (20) c. Saudaranya herbeda dengan dia (20) d Dengan dia saudaranya berbeda (22) a. Dengan kalimat 9 kalimat 8 beroposisi. (22) b. Beroposisi dengan kalimat 9, kalimat 8. (22) c. Kalirnat 9 beroposisi dengan kalimat 8. (22) d Dengan kalirnat 8, kalimat 9 beroposisi. Kalimat data ( 2A dan22 mengandung kasus objek yang selaras atau bersubkategori yang sama sehingga pemindahan argument di kiri dan kanan verba ber- tidak mengubah makna dan informasi kalimat. Kecenderungan itu tidak dapat diberlakukan pada argument yang tidak setara atau selaras seperti pada data (21. ( 2l ) a. ?Preposisi dengan bervalensi dengan verba tertentu. Kalimat ( 2I ) a. itu diragukan kegrammatikalnyannya karena preposisi dengan bukanlah unsure penentu verba yang akan membentuk konstruksi dengannya. Sebaliknya, verbalah 96
VoL9, No.
19,
Nopember 2009
: 89-106
unsur sentral dalam kalimat yang imenentukan konstituen yang dapat bergabung dengannya.
)
Dengan sebagai Korstituen Inti dalam Konstmrksi Verba Ber+ Dengan + N
Meskipun konstruksi verba ber- "statif' + dengan tidak tegar dalam susunan beruntun tidak berarti unsure-unsur dalam kalimat itu bukan merupakan unsure inti. Dengan pada kalimat (20 ) (23 ) merupakan unsurelkonstituen inti
-
sehingga pelesapannya akan mengganggu kegnamatikalan dan
keberterimaan kalimat.
) ) (23 ) (23 ) ( 20 ( 20
e. * Dia berbsda / saudaranyua. f. ?Dia berbeda. a. * Vokal /d sering beralternasi I vocal l0l. b. ?Vokal /u/ sering beraltemasi.
Berbeda dengan kecenderungan perilaku verba berberpreposisi dengan, verba ber- 'statif berpreposisi dengan yang jruga berberparafrasa dengan kalimat beqpola Nl + N2 * verba ber - tidak otomatis berberparafrasa dengan pola I{ jamak + verba ber-.
'aktif
(23 (23 (23
) ) )
c. Vokal lul dan vocal lol sering beralternasi. d. ?Kedua vocal ( lul dan/o/ ) sering beralternasi. e. ?Vofi
Pola N jamak
* verba ber- sebagai parafrasa kalimat
(23) masih perlu dipertanyakan kebenterimaan
dan
untuk menyampaikan makna serta inlormasi seperti yang terdapat pada data (23). kegramatikalannya
97
Konstruksi Verba Ber- + Preposisi Dengan, Dalam Bahasa Indonesia (A,Iur$a Ekawati)
Permasalahannya ialah penyatuan argument di kiri dan dan kanan verba ber- menjadio satu kasus objek yang merupakan N jarnak itu. Kalimat (23 ) d. dan e. bisa menjadi parafrasa kalimat (23 )dengan menambahkan unsur satu sama lain. Dengan penambahan itu mak jelaslah bahwa N jamak merupakan dua argument yang terlibat dalam keadaan verba ber-, Hal j,ang perlu diperhanikan sehubungandengan verba ber- 'statif adalah tidak setiap verba ber- 'statif yang diikuti preposisi dengan dinyatakan sebagai verba berpreposisi dengan. Salah satu cara untuk menguji valensi verba dengan preposisi dengan adalah dengan menstranformasikan kalimat ( 20 ) menjadi kalimat Tanya berbunyi ; ( 20 ) g. Dia Berbeda dengan siapa/apa? Transformasi yang sama tidak dapat dilakukan pada kalimat ( 24 ) Kayu itu berminyak. Karena verba berminyak tidak mewajibkan hadirnya argument lain selain kay. Karena itu, pemaksaan transformasi pada t (24 ) seperti pada kalimat (20) S mengakibatkan kalimat Tanya yang dihasilkan tidak gramatikal.
(24) a. Kayu itu berminyak dengan apa?
Pada kalimat yang memuat konstruksi verba ber- * dengan, adakalanya. transformasi Tanya tersebut dapat diterapkan seperti pada kalimal (24 ) berikut. (25) Perkawinan pasangan ini berakhir dengan peroeraian. (25) a. Perkawinan pasangan ini berakhir dengan apa? Gramatikalnya kalimat ( 25 ) a. bukan berarti verba merupakan verba ber- yang ber- pada kalimat mengisyaratkan kehadiran FP berpenanda dengan. Alasan
itu
mendasar yang dikemukakan untuk kasus ini adalah keberterimaan kalimat ( 25 ) b. berikut, yang berarti bahwa 98
Vol.9, No.
19,
Nopember 2009 : 89-106
dangan perceraian tidak harus hadir dan kehadirannyabersifat opsional.
(25 J.
)
b. Perkawinan pasangan
ini berakhir.
Analisis Fungsi, Kategori dan Peran Dia, verba tertentu, kalimat 8, dan vocal lul pada data ( 20 ) - ( 23 ) mengisi fungsi S dan berkategori pronominal dan nomina. Peran konsti,tuen ialah substantive.
Verba ber- pada data-data tersebut merupakan pengisi fungsi P dan berperan statif. Verba ber- yang dapat bervalensi
dengan argurnent (sebagai kasus objek)
non
animat
menunjukkan keadaan suatu entity pada kasus objek tersebut.
FP berpenanda dengan yang kehadirannya diisyaratkan oleh verba ber- pada data (20) - (23) mengisi fungsi K inti dan berperan harmonisatif karena berkaitan dengan unsure situasi penyelarasan. Penyelarasan yang dimaksud ialah hubungan atau kondisi bersifat selaras antara N2 pada K dan Nl pada fungsi S. Pada kalimat (20) dia dan adiknya merupakan dua referen yang setara atau selaras, verba berbeda mengacu pada makna 'perbedaan pada dua referen yang selaras'.
Makna tersebut tidak dijumpai pada verba berbeda berpreposisi dari, karena FP berpenanda dari yang diisyaratkan verba berbeda berperan komparatif karena berkairtan dengan unsure situasi perbandingan.
( 20
)
h. Dia berbeda dari adiknya.
Sebagairnana halnya mverba ber- +_ BDs yang merupakan daftar terbuka, verba ber- berpreposisi dengan 99
Konstruksi Verba Ber- + Preposisi Dengan, Dalam'Bahasa Indonesia (A'lurila Ekawati)
juga cenderunga bersifat terbuka. tserbagai kata serapan seperti distribusi, korelasi, kontradiksi yang bermakna leksikal tentang hubungan, keberlawanan yang melibatkan dua argument dapat dilekati afiks ber- serta membentuk verba ber- berpreposisi dengan. Keproduktifan ber- sebagai afiks intransitive tersebut menunjukk4n "kedemokratisan" verba untuk menghubungkan dua argument yang merupakan dua entity yang :secara bersama berbeda dalam keadaan seperti yang tersebut pada verba. FP dengan yang berperan harmonisatif akan lebih jelas terlihat pada verba ber- seperti bersahabat.
ber-
) (27 ) (26
Amran bersahabat dengan Tini. Bu Supiah berjiran dengan kakek saya.
Dilihat dari verba ber- yang mengisyaratkan kehadiran ber- berpreposisi dengan
preposisi dengan, verba
diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ialah verba ber- bermakna bermakna 'kekerjasamaan' yang bersifat kompromis contoh : berjiran dengan, berjodoh dengan, berdialog dengan, berkorelasi dengan, berbaur dengan, bergaul dengan, beraudensi dengan, berassimilasi dengan, bergabung dengan, berbaur dengan,
bergaual dengan, berdiskusi dengan, berdamai dengan, berunding dengan, berkomplot dengan, bercanda dengan, berwawancara dengan, bercengkerama dengan, dan lain sebagainya.
Kelompok kedua ialah verba ber- bermakna 'kekerjasamaan' yang bersifat pertentangar/non kompromis. Contoh : bertil
Vol.9, No.
19,
Nopember 2O09
:
89-106
berargumen dengaq berpisah dengalr, bersengketa dengan, bertengkar dengan, bercerai dengan, bereposisi dengan, dan lain sebaginya.
E.
SIMPULAN Verba berunding, berdiskusi, berdamai berkelahi, dan sebagainya merupakan verba yang m,engandung makna
'kompanional'
atau
'kekerjasamaan''
Cirri
makna kompanional' itu mengindikasikan dua argument/referren atau
lebih melakukan tindakan yang termuat dalam verba itu, dengan kekerjasamaan. Hal itu berarti referen tunggal tidak dapat melakukan tindakan 'kekerjasamaan' itu tanpa kehadiran referen lain. Verba berunding misalnya, meruipakan verba 'aktif yang mangandung makna 'aksi proses' yang mangharuskan hadirnya argument pengisi kasus agen sebagai subjek dan argument pengisi kasus objek sebagai K yang memuat N2. untuk menghubungkan dua argument yang diisyaratkan verba itulah-dibutuhkan preposisi dengan sebagai penanda hubungan kekerj asamaan. Berbeda dengan verba ber- lain yang tidak mengandung komponen semantic 'kekerjasamaan' seperti berjalan, bekerja, yang yang dapat bervalensi dengan kata sendiri. Meskipun verba-verba ini dapat diikuti dengan preposisi dengan, namun kecenderungannya hanya bersifat opsional. Bentuk berdamai sendiri yang gramatikal yang rterdapat pada pemakaian bahasa Indonesia berbeda dengan bentukbentukyanmg tidak gramatikal seperti * berunding sendiri. Hal itu dapat diterangkan karena sendiri pada bentuk-bentuk yang tidak gramatikal itu berarti 'seorang diri' sedangkan sendiri pada kalimat Iran dan Irak berdamai sendiri berarti 101
Konstruksi Verba Ber- + Pleposisi Dengan, DalamBahasa Indonesia (Mur$a Ekawati)
bahwa 'tidak dibantu atau dipengaruhi pihak lair/pihak ketiga'. Oleh karena itu kalimat (28 ) dan ( 29 ) herikut ini perlu dipertanyakan kegramatikalannya. ( 28
)
(29)
?Ayah sedang lberdamai. ?Dia sedang berunding.
Kalimat tersebut menjadi berterima dan tidak dinagukan kegramatikalannya jika nomina pengisi peran agentif diubah menjadi bentuk jamak. Ayah dan ibu sedang berdamai dan Mereka sedang berunding. pada Adakalanya pelesapan preposisi dengan konstruksi verba ber- + dengan + N dimungkinkan yaitu jika agen atau argument yang mendahului verba bukan nomina atau pronominal tunggal seperti kalimat di atas. Bentuksecara semantic tidak menuntut kehadiran bentuk kompani/penyerta lain walaupun memungkinkan. Verba ber- berpreposisi dengan ialah verba ber- 'aktif darr verba ber- istatif, sedangkan verba ber- 'proses' tidak memiliki valensi dengan preposisi yang menunjukkan pertalian makna'kekerjasamaan'.
+N
itu
DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana, Sutan Takdir. 1962. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia Jilid 2. Cetakan ke dua puluh tiga. Jakarta. PT Pustaka Rakjat.
Chaer, Abdul 1989. Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia Ende-Flores. Nusa Indah.
rc2
Vol.9, No.
19,
Nopember 2009: 89-106
Dandjowidjojo, Soenjono. 1983. Beberapa Aspek Linguistik Indone sia. Jakarta. Diambatan.
Dreyfuss, J.V. 1978. "Men-, Di-, and Ber., : ( Three Analysis ) " dalarn John W.M. Verhaar (Ed) Linguistic Studies Indonesian and Languages in Indanesia. Badan Penyelenggara Seri Nusa. Jakarta. 1978. Halaman l-6.
Hadidjaja, Tardjan. 1965. Tatabahasq Indonesia. Jogja
:
U.P.
Indonesia
Kaswanti Purwo, Bambang. ( Ed ). 1985. Untaian Teori Sintaksis 1970 - l980an. Jakarta. Arcan. Keraf, Gorys. 1980. Tatabalwsa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas. Cetakan MIL Ende-Flores. Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. 1988. Beberapa Prircip Perpaduan Leksem Dalqm Bahasa Indonesia. Jakarta. Perum Balai Pustaka.
lg9Z.Pembentukan
Kta Dalam Bahasa
Indonesia.
Jakarta . PT Gramedia Pustaka Utama
Mees, C.A. 1954. Tsta Bahasa Indonesia.Jakarta : J.B. Wolters.
Moeliono, Anton.M. dan Soenjono Dardjowidjojo (Eds.). 1990. Tata Bahasa Balru Bahasa Indonesia. Jakarta : Perum Bali Pustaka.
Muhajir. 1984. Morfologi Dialek Jakarta Reduplikasi. Jakarta : Penerbit Djambatan. 103
:
Afiksasi dnn
Konstruksi Verba Ber- + Preposisi Dengpn, Dalam'Bahasa Indonesia (tr'[ursia Ekawati)
Praptomo Baryadi. 1993. " Verba Ber- + Praleategorial dolam Bahaso Indonesia 'dan Penuntnan Nomina Dari Verba Tersebut: Ditinjau dari Morfologi Generatif " Makalah Disajikan pada Kulilah Serminar Linguistik Program Studi Sastna Indorrresia dan Jawa, Jurusan Ilmu-Ilmu Humaniora, Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
M.
1980. Kata Depan Atau Preposisi dolam Bahasa Indonesia. Yogyakarta : U.P. Karyono.
Ramlan.
1985. Tata Bahasa Indonesia Penggolongan Kata. Yogiakarta : Penerbit Andi Offset.
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta . PT Sastra Hudaya.
Risalah Penelitian : " yang Berfungsi Sebagai Preposisi Beberapa Kata Tugas dnn Sebagai Koryjungsi dalam Bahasa Indonesiq
Siti Nurlina. Wiwin Erni.
lgg)llg[.
Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.
Sri Purwati. 1991. "
Posisi Frase Preposisi doiam Bahasa Indonesia ." Makalah Disajikan dalam Konferensi dan Musyawaralrr Nasional M Masyarakat Linguistik Indonesia, Semarang 7 - 12 Juli 1991.
Sudaryanto. 1979. " Laporan Penelitiqn Peranan Sistematik Beberapa Kqta Non-Referensial Dalam Bahasa Indonesia, " Yogyakarta: Proyek PPPT-UGM. 1983. Predikat Objek Dalam Bahasa Indonesia, rc4
:
VoI.9, No.
19,
Nopember 2009 : 89-106
Keselarasan Pola Urutan Jakarta : Djambatan.
.
1986 Metode Linguistik. Bagran Pertama Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
"
Hubungan Antara Afiks Verbal dengan Peneniuan Santuan Serta Struhar Peran Sintatik Dalam Bahssa Indonesia " Yogyakarta : MLI Komisariat UGM.
1987.
1988. Metode Linguistik, Bagian Ke Dua, Meto,Je Dan Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta Gadlah Mada
:
University Press.
1993. Metode dan Aneko Teknik Analisis Data. Pengantar Penelitian Wahona Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
* Risalah Penelitian, Kata Dengan Sebagai Preposisi dnn Konjungsi Dalam Bahasa Indonesid' Yogyakarta Balai Penelitian Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pembinaan dan
Suwatno, Edi. l99l .
Pengembangan Bahasa.
Tampubolon, Daulat Purnama. 1977. Verbal Affixations in Indonesian: A Semantic Exploration * Ann Abror, Michigan, U.S.A. : University Microfilms International. Tampubolon, D.P. Abubakar, M. Sitorus. 1979. Tipe-Tipe Semantis Kata Kerja Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 105
KonEtruksi l/erba Ber- + Preposisi Dengan, Dalam'Bahasa Indonesia p,lursia Ekawati)
Uhlenbeck, E.M. 1982. Kajian Morfologi Bahasa;lqwa. Jakarta
:
Djarmbatan.
Verhaar, J.W.M. [883. Pengantor Linguistik
I.
Yogyakarta
Gadjah Mada Univensity Press..
Zain, Sutan Muhammad. 1958. Dia,lan Bahasa Indonesia. Cetakan ke-10. DJakarta : N.V. Grafil
106