xvi digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN A/M
: Air dalam Minyak
ANOVA
: Analysis of Variance
BHA
: Butylated Hydroxyanisole
BHT
: Butylated Hydroxytoluen)
CMC
: Carboxy Methyl CeIlulose
CoCl2
: Cobalt (II) Chloride
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
HLB
: Hidrophilic Lipophilic Balance
M/A
: Minyak dalam Air
O/W
: Oil in Water
pH
: potential of Hydrogen
SPSS
: Statistical Product and Service Solutions
t-LSD
: t-Least Significant Difference
UV
: Ultraviolet
W/O
: Water in Oil
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH commit to user
xvi
xvii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Minyak biji jinten hitam atau sering disebut Habbatussauda sudah banyak dikenal sebagai obat tradisional yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit. Minyak biji jinten hitam dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, mempertahankan tubuh dari serangan kanker dan HIV, sebagai antihistamin, antialergi, menurunkan tekanan darah dan gula darah serta meningkatkan laktasi (El Kandi dan Kandil, 1987). Salah satu manfaat dari minyak biji jinten hitam ini yang diketahui dari penelitian sebelumnya adalah sebagai obat antiasma. Subijanto dan Diding, 2008, menemukan bahwa dosis minyak biji jinten hitam sebagai antiasma adalah sebesar 0,05 cc per hari. Namun, dalam penggunaannya mungkin banyak yang kurang suka apabila mengkonsumsi minyak biji jinten hitam secara langsung karena rasa maupun aroma yang kurang enak. Untuk menutupi kekurangan tersebut maka diformulasikan minyak biji jinten dalam bentuk sediaan emulsi. Emulsi merupakan sistem koloid yang relevan dalam bahan pangan, kosmetik, maupun obat-obatan yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Salah satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri adalah jenis emulsi (Earle, 1969). Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak saling bercampur, yang satu diantaranya terdispersi sebagai globul atau tetesan-tetesan kecil dalam fase cair commit to user
xvii
xviii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lainnya, dan sistem ini dibuat stabil dengan adanya suatu zat pengemulsi atau emulgator (Pakki dkk., 2008). Syarat emulgator adalah molekul-molekulnya mempunyai afinitas terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya afinitasnya harus parsial atau tidak sama terhadap kedua cairan tersebut. Salah satu ujung emulgator larut dalam cairan yang satu, sedangkan ujung yang lain hanya membentuk lapisan tipis (selapis molekul) di sekeliling atau di atas permukaan cairan yang lain (Sumardjo, 2009). Daya kerja emulgator disebabkan oleh bentuk molekul yang dapat terikat pada minyak dan air. Parameter yang
sering digunakan untuk pemilihan jenis
emulgator adalah berdasarkan HLB (Hidrophilic Lipophilic Balance), emulgator yang memiliki nilai HLB rendah (2-4) cenderung larut minyak, sedangkan yang memiliki HLB tinggi (14-18) cenderung larut air (Winarno, 1995). Menurut Ansel, 1989, ester asam lemak sorbitan monooleate (Span 80) merupakan emulgator non-ionik yang larut dalam minyak yang menunjang terbentuknya emulsi tipe A/M, karena memiliki nilai HLB yang rendah yaitu 4,3. Ester-ester asam lemak polioksietilen sorbitan monooleate (Tween 80) merupakan emulgator larut dalam air yang membantu terbentuknya emulsi tipe M/A. Tween 80 memiliki nilai HLB 15 yang sifatnya cenderung larut dalam air dan cocok dengan sistem emulsi “oil in water” (Belitz dan Grosch, 1987). Tween 80 dapat meningkatkan viskositas fase pendispersi dan membentuk lapisan tipis yang kuat yang dapat mencegah penggabungan fase terdispersi sehingga tidak terjadi pengendapan (Mustaufik dkk., 2002). Selain itu, Span 80 commit to user
xviii
xix digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan Tween 80 sering digunakan dalam kosmetik, produk makanan dan sediaan farmasi oral, parenteral dan topikal dan secara umum merupakan bahan yang tidak toksik dan tidak mengiritasi. Menurut Lachman, 2008, sediaan emulsi akan lebih mudah terbentuk apabila menggunakan kombinasi dari emulgator hidrofilik dan lipofilik. Emulgator Tween 80 memiliki sifat hidrofilik dan Span 80 memiliki sifat lipofilik. Sehingga ketika keduanya dikombinasikan, diharapkan menghasilkan sediaan emulsi yang stabil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkombinasikan dua macam emulgator dan membuat variasi konsentrasi dari kombinasi dua emulgator tersebut sehingga akan diketahui pengaruhnya terhadap stabilitas fisik emulsi. Sediaan emulsi yang dihasilkan diharapkan memiliki rasa, aroma dan penampilan yang lebih baik sehingga lebih disukai dalam penggunaannya dengan dosis yang sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Subijanto dan Diding, 2008. Dari hal tersebut di atas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah untuk mengetahui emulgator yang cocok untuk menstabilkan emulsi.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:
commit to user
xix
xx digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi emulgator dengan kombinasi Span 80 dan Tween 80 terhadap stabilitas fisik dan kimia sediaan emulsi minyak biji jinten hitam? 2. Berapakah konsentrasi terbaik emulgator ditinjau dari stabilitas fisik dan kimia sediaan emulsi minyak biji jinten hitam? 3. Formula mana yang paling disukai menurut uji kesukaan responden?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi emulgator dengan kombinasi Span 80 dan Tween 80 terhadap stabilitas fisik dan kimia sediaan emulsi minyak biji jinten hitam. 2. Mengetahui konsentrasi terbaik emulgator ditinjau dari stabilitas fisik dan kimia sediaan emulsi minyak biji jinten hitam. 3. Mengetahui formula yang paling disukai menurut uji kesukaan responden.
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Diperoleh sediaan emulsi minyak jinten hitam yang memenuhi persyaratan dengan menggunakan kombinasi Span 80 dan Tween 80 sebagai emulgator. 2. Menambah variasi bentuk sediaan obat yang berasal dari bahan alami. 3. Meningkatkan kemudahan pemanfaatan minyak jinten hitam sebagai antiasma di kalangan masyarakat.
commit to user
xx
xxi digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
xxi