BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya masyarakat Indonesia memandang IQ paling utama, dan menganggap EQ sebagai pelengkap, sekedar modal dasar tanpa perlu dikembangkan lebih baik lagi. Fenomena ini yang sering tergambar dalam pola asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan juga sekolahsekolah negeri atau swasta pada umumnya. Maka tidak heran kalau siswa SMA/SMK yang berprestasi kemudian mereka menjadi siswa yang urakan dan mengabaikan tanggung jawabnya dalam menjalani proses pendidikan di sekolah. Terjebak dalam pergaulan bebas, tawuran dan hilangnya sopan santun pada guru dan orang tua. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan pendidikan di sekolah dan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional bukanlah lawan dari kecerdasan intelektual, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkat konseptual maupun di dunia nyata.1 Kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual harus berjalan seimbang. Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa dalam Islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual seperti konsistensi (istiqamah), kerendahan hati (tawadhu’), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan) itu dinamakan akhlakul karimah dalam kecerdasan emosional, hal-hal yang disebutkan diatas itulah yang dijadikan tolak ukur Emotional Quotient (EQ), seperti integritas, komitmen,konsistensi,sincerity dan totalitas. Oleh karena itu, kecerdasan emosi adalah sebenarnya akhlak dalam agama islam. Dimana hal itu telah diajarkan oleh Rosulullah SAW 1400 tahun yang lalu, jauh sebelum konsep EQ diperkenalkan saat ini sebagai sesuatu yang lebih penting dari IQ.2
1
Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2003), cet. 6, hlm. 9. 2 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta:Arga, 2001), cet.1, hlm. 199.
1
2
Banyak media masa dan televisi yang memberitakan tentang rendahnya kecerdasan emosional yang dimiliki remaja-remaja kita saat ini, sehingga, itu berimbas pada Akhlakul karimah mereka. Statistik ini mencerminkan masalah-masalah yang paling gawat. Berkembangnya kesadaran akan moral dapat berpengaruh terhadap setiap aspek dalam masyarakat, misalnya : keharmonisan dalam keluarga, kemampuan setiap sekolah dalam mengajar, keamanan di jalan, dan terpadunya nilai-nilai sosial. Fenomena-fenomena
tersebut
salah
satu
gambaran
kurangnya
pengetahuan tentang diri yang tidak dimiliki oleh peserta didik yang akhirnya mengakibatkan
kekosongan
yang
diisi
oleh
sentiment,
kemarahan,
kesombongan, kebohongan, dan sifat-sifat buruk lainnya, yang menggerakkan untuk berbuat jahat. Barang siapa yang menolak pengajaran Allah, maka syaitan akan mendudukinya untuk melakukan tindakan-tindakan jahat. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al-Fushilat (41) ayat 53
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?.3
Mengetahui diri sendiri berarti mengetahui potensi-potensi dan kemampuan yang dimiliki, mengetahui kelemahan-kelemahan, perasaan dan emosinya. Dengan hal tersebut, seseorang mestinya dapat mendayagunakan, mengekspresikan, mengendalikan dan juga mengkomunikasikan dengan pihak lain. Kemampuan berpikir seseorang mempengaruhi emosinya, dan emosi mempengaruhi kualitas akhlak seseorang. Orang dikatakan cerdas emosionalnya ketika nalar seseorang tersebut sanggup mengarahkan ekspresi 3
Departemen Agama RI, Diponegoro,2008) ,cet.7, hlm. 482.
Al-Quran Dan Terjemah,
(Bandung:
CV Penerbit
3
emosinya, yang mana nantinya akan berimbas pada tingkah laku seseorang tersebut. Pengaruh kecerdasan emosional bisa digambarkan melalui kekuatan emosi seseorang yang lebih kuat dari pada logikanya. Tampaknya, emosi ekstrem
sengaja
menghindari
bagian
berpikir
pada
otak,
yaitu
amigdala,tempat berlangsungnya proses pembelajaran dan ingatan emosi.4 Jadi setiap pengalaman yang melibatkan emosi ekstrem akan memberikan efek langsung yang lebih nyata pada perilaku (akhlak) anak sekaligus efek jangka lebih panjang pada perkembangan kepribadian mereka.5 Sekolah merupakan tempat bagaimana anak belajar berinteraksi dengan orang lain. Sekolah harus membangun budaya yang mengedepankan aspek moral, cinta kasih, kelembutan, nilai demokratis, menghargai perbedaan, berlapang dada menerima kenyataan, dan menjauhkan diri dari nilai-nilai kekerasan. Sekolah harus meningkatkan kecerdasan emosional yang berpengaruh terhadap Akhlak siswa supaya dapat mencapai tingkat mutu pendidikan. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa tidak bisa dilakukan secara instant atau dalam waktu yang singkat, tetapi perlu waktu yang lama untuk
melakukan
pelatihan
berupa
pembiasaan-pembiasaan
untuk
memunculkan kecerdasan emosional. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.6 Letak geografis SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo yang berada di daerah perkotaan, dekat dengan warnet memudahkan siswa untuk berakses menggunakan teknologi untuk melihat hal-hal yang sepatutnya tidak dilihat oleh siswa, dan akhirnya ditiru oleh siswa sehingga melanggar norma agama. Selain dekat dengan warnet, SMK juga dekat dengan tempat fotokopi, yang kemudian menjadi alasan siswa untuk membolos karena akan fotokopi. Siswa 4
Lawrence E. Shapiro, Op.Cit, hlm. 75. Ibid., 6 Muhibbin Syah, Spikologi pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2014), cet.19. hlm.116. 5
4
yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, akan tahu apa yang harus dilakukannya dan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. Disinilah sekolah sangat berperan penting dalam membentuk akhlak siswa untuk menjadi orang yang dewasa, mandiri, dan memiliki akhlak yang baik. SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo mempunyai program kejuruan yaitu, Praktek Pengalaman Langsung (PPL) yang dilaksanakan siswa kelas XI dalam kurun waktu 3 bulan. Yang dimana dalam kurun waktu tersebut siswa kurang diperhatikan dan diawasi oleh guru, karena tempat PPL tidak hanya di daerah Sukorejo saja. Hal itu membuat siswa yang rumahnya jauh menginap ditempat yang dekat dengan tempat PPL, sehingga orang tua tidak bisa mengawasi dan memperhatikan tingkah laku anaknya. Dengan adanya PPL guru harus benar-benar membekali siswa tidak hanya dengan materi kejuruan saja, tetapi pembekalan terhadap tingkah laku siswa yang sesuai dengan pendidikan agama islam, supaya mereka tidak terpengaruh dengan kehidupan yang mereka tempati. Jurusan Perbankkan termasuk jurusan yang belum lama di SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo, karena baru di mulai pada tahun pelajaran 2010/2011. Padahal SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo berdiri sejak tahun 2002. Dan memiliki slogan “Santun Dalam Moral, Unggul Dalam Intelektual, Dan Trampil Dalam Keahlian”. Sehingga semua jurusan mempunyai kewajiban untuk mencapai visi yang di inginkan SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo-Kendal. Berdasarkan uraian tersebut membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang kecerdasan emosional dan pengaruhnya terhadap akhlak siswa. Maka dari itu penulis berminat untuk meneliti tentang “ Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI Perbankakn SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2014/2015.”
B. Identifikasi Masalah
5
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Kecerdasan emosional siswa rendah 2. Akhlak siswa rendah 3. Disiplin siswa rendah 4. Guru kurang memahami kecerdasan emosional siswa
C. Pembatasan Masalah Supaya dalam penelitian ini tidak ada penyimpangan, maka perlu dicantumkan batasan masalah. Dengan harapan hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Akhlak terpuji (mahmudah) Siswa Kelas XI Perbankkan SMK Muhamadiyah 04 Sukorejo Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang dirumuskan adakah Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI Perbankkan SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI Perbankkan SMK Muhammadiyah 04 Sukorejo Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan Agama Islam pada khususnya.
6
2. Manfaat praktis Penulis berharap banyak hal dari penelitian ini ,semoga berguna bagi banyak pihak, secara spesifik harapan kegunaan penelitian ini adalah : a. Bagi Peneliti 1) Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan penelitian terutama dalam pendidikan agama Islam. 2) Dapat membantu memberikan informasi khususnya guru dan orang tua dalam upaya membimbing dan memotivasi peserta didik untuk menggali kecerdasan emosional pada dirinya. b. Bagi guru 1) Sebagai sarana untuk memperkaya pengetahuan tentang Kecerdasan Emosional dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pengajaran. 2) Untuk senantiasa memperhatikan kecerdasan emosional siswa guna meningkatkan akhlakul karimah siswa. c. Bagi siswa 1) Memberikan motivasi untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya. 2) Memberikan informasi tentang Kecerdasn Emosional. 3) Memberi semangat untuk berprestasi.
d. Bagi sekolah 1) Sebagai bahan masukan dalam membimbing akhlak (tingkah laku) siswa. 2) Sebagai referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan. 3) Memberi sumbangan yang positif bagi kemajuan sekolah.