BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang wajib dipelajari oleh setiap siswa pada jenjang pendidikan manapun, baik dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Namun, dalam pembelajaran matematika seringkali siswa merasa kesulitan dalam belajar. Hal ini dikarenakan belajar siswa belum bermakna, sehingga konsep yang ada dalam matematika menjadi sulit untuk dipahami. Pembelajaran matematika di Indonesia masih menitikberatkan kepada pembelajaran langsung yang pada umumnya didominasi oleh guru, siswa masih secara pasif menerima apa yang diberikan guru dan interaksi yang terjadi hanya satu arah (Turmudi, 2010). Dalam pembelajaran langsung atau yang dikenal pula dengan pembelajaran tradisional, Silver (dalam Turmudi, 2009) berargumentasi bahwa aktifitas siswa dalam pelajaran matematika di kelas hanya menonton gurunya menyelesaikan soal-soal di papan tulis, kemudian bekerja sendiri dengan masalah-masalah yang ada dalam lembaran kerja. Pada keadaan tersebut, siswa kurang diberi kesempatan untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Standar Isi Permendiknas No.22 (2006), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang
model
matematika,
menyelesaikan
model
dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan 1
Dian Nopiyani, 2013 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Geogebra Untuk Meningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa kemampuan komunikasi matematis menjadi salah satu orientasi pembelajaran matematika di Indonesia. Berdasarkan hasil studi Rohaeti (2003) menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa berada dalam kategori kurang. Demikian juga Purniati (2003) menyebutkan bahwa respon siswa terhadap soal-soal komunikasi matematis umumnya kurang. Hal ini dikarenakan soalsoal komunikasi matematis masih merupakan hal yang baru, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Sejalan dengan hal tersebut, laporan The Third International Mathematics and Science Study[TIMSS] (2007) menyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi 36 dari 48 negara yang disurvei dalam aspekkomunikasi matematis. Rata-rata skor matematika Indonesia berkisar pada angka 400, jauh dibawah negara-negara Asia dengan rata-rata yaitu 500. Kenyataan di lapangan tersebut menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia masih rendah. Pengembangan kemampuan komunikasi matematis diperlukan agar siswa dapat lebih memaknai matematika tidak hanya sebagai simbol tanpa makna, melainkan sebagai bahasa yang berguna untuk membantu mempermudah penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seorang siswa diberi tantangan untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah matematika dan menyampaikan hasil berpikirnya secara lisan atau tulisan kepada orang lain, siswa akan belajar percaya diri. Mendengarkan penjelasan dari cara berpikir siswa lain juga akan memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan pemahamannya. Sehubungan dengan hal tersebut, guru sangat berperan dalam mendorong terjadinya proses belajar yang optimal. Metode, model, maupun pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran matematika menjadi salah satu Dian Nopiyani, 2013 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Geogebra Untuk Meningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
faktor pendukung keberhasilan pembelajaran matematika di kelas. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya upaya perbaikan dalam proses pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik diketahui sebagai pendekatan yang telah berhasil di Belanda (Turmudi, 2010). Freudenthal (1973), sebagai tokoh yang pertama kali
mengembangkan
pendekatan
matematika
realistik
di
Belanda,
mengatakan bahwa “mathematics is a human activity”, artinya matematika adalah aktivitas manusia. Oleh karena itu, sebaiknya pembelajaran matematika tidaklah terpisah dari kehidupan sehari-hari. Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik dapat membuat matematika lebih menarik, relevan, bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak. Selain itu, pembelajaran matematika realistik mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa, menekankan belajar matematika pada learning by doing, memfasilitasi
penyelesaian
masalah
matematika
dengan
atau
tanpa
menggunakan penyelesaian yang baku, dan menggunakan masalah-masalah kontekstual sebagai titik awal pembelajaran matematika. Namun, dalam pembelajaran matematika realistik, siswa terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menemukan konsep hingga akhirnya dapat menyelesaikan masalah matematis. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di masa globalisasi ini, teknologi menjadi salah satu media untuk dapat mentransfer pengetahuan. Teknologi, khususnya komputer, berperan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika. Komputer menjadi media untuk menghubungkan antara ide matematika yang berbentuk abstrak dengan ide matematika yang berbentuk kongkrit. Dalam bidang geometri misalnya, dengan menggunakan komputer siswa dapat melihat visualisasi bangun-bangun geometri sehingga tampak lebih nyata. Komputer membantu siswa untuk merepresentasikan gagasan atau ide dalam berbagai cara, baik tulisan, gambar, ataupun verbal.
Dian Nopiyani, 2013 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Geogebra Untuk Meningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Splittgerber & Stirzaker dalam Sunarto (2011) menyatakan bahwa waktu belajar akan jauh lebih efektif jika strategi belajar menggunakancomputer. Komputer memiliki banyak software yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar, khususnya matematika. Salah satu software yang mendukung pembelajaran
matematika
yaitu
GeoGebra.
GeoGebramerupakan
softwareopen-source yang dapat diunduh di www.GeoGebra.com sehingga dapat digunakan baik oleh siswa maupun guru secara gratis. GeoGebra juga termasuk ke dalam software multilanguage. Tersedia pilihan bahasa indonesia untuk software ini sehingga memudahkan penggunaannya. Hal ini memungkinkan GeoGebra tidak hanya digunakan di tingkat perguruan tinggi, tetapi juga dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar. GeoGebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun pemahaman geometri dan aljabar. Program ini memungkinkan siswa untuk membuat visualisasi sederhana dari konsep-konsep geometri, sehingga memudahkan siswa untuk dapat menemukan, mengemukakan, dan membuat representasi matematis dari ide atau gagasan matematis yang dimiliki siswa. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik
Berbantuan
GeoGebra
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa SMP”.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebralebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan GeoGebra? 2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra?
Dian Nopiyani, 2013 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Geogebra Untuk Meningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
C. TUJUAN PENELITIAN Setiap kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan. Begitu juga dalam penelitian ini, tujuannya sebagai berikut: 1. Menganalisis apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan GeoGebra. 2. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra.
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. 2. Bagi Guru Pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan khususnya tentang pembelajaran matematika realistik berbantuan
GeoGebra
sehingga
dapat
digunakan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. E. DEFINISI OPERASIONAL Agar pada kajian penelitian ini tidak terjadi kesalahpahaman, kerancuan makna, atau perbedaan persepsi, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional. Istilah-istilah tersebut adalah :
Dian Nopiyani, 2013 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Geogebra Untuk Meningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
1. Pembelajaran matematika realistik Pembelajaran matematika realistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika yang memiliki karakteristik: a. Menggunakan masalah kontekstual sebagai titik awal pembelajaran, b. Menggunakan model matematis, c. Menggunakan kontribusi dan produksi siswa, d. Interaktif, dan e. Keterkaitan. 2. GeoGebra Software atau program komputer yang digunakan untuk membantu pembelajaran matematika khususnya dalam bidang geometri dan aljabar. GeoGebra dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001. Software
ini
dapat
diunduh
secara
gratis
oleh
siapapun
di
www.GeoGebra.com. 3. Kemampuan Komunikasi Matematis Kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan menyatakan ide atau gagasan matematis baik secara tulisan maupun gambar.
Dian Nopiyani, 2013 Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Geogebra Untuk Meningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu