Proposal BeST Disdik Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan manusia memerlukan informasi. Sanders (1973) bahkan mengemukakan terdapat tiga elemen dasar kegiatan manusia, yaitu : informasi, energi dan material. Informasi adalah juga substansi dari seluruh aktifitas intelektual manusia. Maka berkaitan dengan itu pula informasi bukan hanya dibutuhkan bagi penyelenggaraan pendidikan melainkan sebagai bagian esensial dari pendidikan itu sendiri. Ada lima hal yang dapat memberikan tekanan terhadap tuntutan pengembangan informasi bagi organisasi-organisasi sosial seperti halnya organisasi kependidikan (Sanders,1973), antara lain: 1. Peningkatan volume pekerjaan tulis menulis Hal ini terjadi karena bertambahnya tuntutan terhadap data dari luar dan permintaan para pimpinan terhadap informasi yang banyak. 2. Permintaan ketepatan waktu Dalam pertambahan volume informasi sering terjadi pengurangan kecepatan dalam pemrosesan. Pimpinan meminta informasi yang tepat waktu 3. Permintaan Kualitas Pimpinan Sekolah bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan tiap unit kerja (kurikulum, kesiswaan, sarana, humas dan tata usaha). Oleh karena itu diperlukan informasi yang akurat untuk melakukan pengawasan. Akan tetapi manakala suatu operasi pengolahan data tertahan
dan
melampaui
kemampuan
rencana
semula,
maka
ketidakakuratan mulai terlihat. Kurangnya pengawasan mengakibatkan lemahnya unjuk kerja, maka dari itu sewajarnya dituntut suatu kualitas informasi yang lebih baik.
1
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
4. Tekanan dari perubahan lingkungan luar Perubahan yang cepat telah terjadi di bidang sosial, ekonomi dan teknik. Bagaimanapun hal tersebut mempunyai pengaruh yang berarti bagi lingkungan dimana suatu sekolah berada dan bagi informasi yang harus sekolah miliki. 5. Biaya Peningkatan biaya pekerjaan dalam operasional pengolahan data akhirnya menuntut perhatian dari pimpinan sekolah. Namun akan terjadi penghematan pada bidang pekerjaan yang lain. Maka dari itu untuk mengakomodasi beberapa hal tersebut diatas maka dunia pendidikan pun perlu dikembangkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang meliputi 3 hal pengelolaannya antara lain : eAdministration, e-Learning dan e-Library dimana ke tiga hal ini merupakan core bisnis dari pendidikan itu sendiri. Berikut landasan teori mengenai ketiga hal tersebut : Konsep Dasar e-Pendidikan : 1. e-Learning Beberapa pengertian e-learning: e-Learning atau Internet enabled learning menggabungkan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar. (Dr. Jo Hamilton-Jones). e-Learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar. (Vaughan Waller, 2001)
E-learning refers to technology-enabled learning, including online programs, computer- or Web-based training, virtual classrooms and digital
collaboration,
and
technology-assisted
(Motorolla University)
2
distance
learning.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD-ROM, web-based learning, online assessments, web-based reinforcement tools, and online coaching. (Collaborative ELearning Communities) e-Learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana pelajar
sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun. Beberapa
keuntungan
e-learning
antara
lain
(1)
e-learning
dapat
mempermudah akses bagi siswa dalam berinteraksi dengan sekolahnya, (2) elearning dapat meningkatkan daya saing sekolah. Materi pelajaran yang dapat di download di internet, tatap muka virtual, nilai dapat diakses secara online, pengecekan kehadiran (absensi) secara online akan menjadi nilai tambah yang baru bagi sekolah yang berbasis e-learning. Pada pengelolaan siswa, mata pelajaran, nilai, ijazah dan data pendidikan lainnya membutuhkan content system management (CSM). Model pembelajaran e-learning memiliki dua model yaitu (1) syncronous dan (2) asynchronous. Syncronous meniru model belajar di kelas, yaitu antara siswa dan guru berinteraksi langsung secara real-time melalui audio, video, chart
room
pada
internet.
Sedangkan
Asyncronous, siswa diberikan
kebebasan untuk membuka materi pelajaran dan tugas sesuai dengan waktu siswa, ini berarti non real-time, interaksi dapat dilakukan melalui e-mail, milis, blog dan fasilitas lainnya.
3
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Tabel 2.1 Konvensional vs e-Learning Konvensional Kelas
Konten
e-Learning
•
Fisik – Ruang Terbatas
•
Virtual-Ruang tdk terbatas
•
Synchronous
•
Kapanpun, dimanapun
•
ppt/transparensi/dll
•
Multimedia / simulasi
•
Textbooks/library
•
Digital library
•
Video
•
On demand
•
Kolaborasi
•
Komunikasi Syncronus & Asyncronous
Personalisasi •
Jalur belajar terbatas
•
Jalur dan waktu belajar sesuai dengan keinginan pembelajar
Tujuan e-Learning
meningkatkan daya serap siswa atas materi yang diajarkan;
meningkatkan partisipasi aktif dari siswa;
meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa;
meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan,
meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi,
memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu
dan lain-lain
Keunggulan pendidikan berbasis e-learning adalah
bentuk data berupa teks, gambar, suara, dan video bisa ditampilkan secara dinamis, dibandingkan buku yang hanya menampilkan teks dan gambar yang statis.
Kapasitas penyimpanan data pada hard disk (HDD) server dan CD klien sangat besar, dibandingkan buku atau media konvensional lainnya.
4
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
menghemat ruangan yang diperlukan untuk
komputer yang terletak di
atas sebuah meja, dibandingkan buku dan rak perpustakaan yang membutuhkan ruangan yang lebih besar. Perangkat Pengakses
Telepon
Komputer multimedia
PDA / Telepon Seluler
Kios Info / Akses Publik
Perangkat khusus: kertas elektronik
Format dari data
Format proprietary dari Microsoft (Office), ebook
Adobe PostScript (PS), PDF
Format portable: HTML, XML
Grafik: GIF, JPEG, PNG
MP3 (audio) Tabel 2.1 Media e-Learning
Nama Media Print
Kelebihan Relatif murah, mudah dibawa, mudah tersedia
Voicemail
Audioconference
Relatif murah, mudah digunakan; meningkatkan interaksi Relatif murah, mudah diakses, mudah diperbanyak Biaya relatif murah, mudah di set up
E-mail
Fleksibel, interaktif, convenient
Online Chat
Interaksi secara waktu nyata, umpan balik sangat cepat
Web-based Education
Dapat multimedia, akses global, interaktif
Videotape
Relatif murah, mudah diakses, mudah diperbanyak, mempunyai elemen suara dan gambar
Audiotape
5
Kekurangan Tidak ada interaksi, membutuhkan kemampuan membaca, ada waktu delay Panjangnya terbatas, tidak bergambar Tidak ada gambar, tidak ada interaksi Tidak ada gambar, tidak ada interaksi, membutuhkan perangkat keras Membutuhkan perangkat keras, banyak variasi perangkat lunak Membutuhkan perangkat lunak, perlu terjadwal, membuthkan perangkat keras Membutuhkan komputer, membutuhkan akses ke web, mungkin lambat Tidak ada interaksi, membutuhkan perangkat keras
Proposal BeST Disdik Kota Bandung Nama Media
Satellite Videoconference Microwave Videoconference Cable/Broadcast Television
Kelebihan Realisme tinggi, dapat interaktif
Microwave Videoconference Mudah digunakan, mudah diakses, termasuk suara dan gambar
Kekurangan Perangkat keras relatif mahal, perlu penjadwalan Daerah cakupan terbatas, perlu penjadwalan Biaya produksi tinggi, membutuhkan perangkat keras, tidak ada interaksi, perlu penjadwalan
2. e-LIBRARY e-Library (electronic library) atau perpustakaan elektronik atau juga dikenal dengan perpustakaan maya adalah sebuah sistem informasi yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengelolaan, pelayanan serta penyediaan (akses) informasinya. Dalam perpustakaan elektronik, bahan-bahan pustaka tidak hadir dalam bentuk fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan provider atau penyedia informasi, transaksi atau layanan informasinya bersifat elektronik, serta menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data elektronik juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan salah satu alternatif dalam menyediakan sumber informasi untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (distance learning), mengingat user atau pengguna perpustakaan berada di tempat yang tidak diketahui keberadaannya. Ini dimungkinkan dengan adanya teknologi internet yang sudah berkembang dengan sangat pesat dewasa ini. Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini perlu didukung oleh perkembangan teknologi informasi, dimana pemanfaatannya telah merambah ke berbagai bidang. Hingga saat ini tercatat beberapa permasalahan di dunia perpustakaan yang coba diatasi dengan menggunakan teknologi informasi. Adapun alasan yang mendasari pemikiran tentang perlunya penggunaan teknologi informasi di perpustakaan adalah sebagai berikut:
6
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
(1) Perkembangan teknologi informasi di komputer semakin membuka peluangpeluang baru bagi perpustakaan untuk mengimplementasikan penggunaannya secara murah dan mudah. (2) Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif, preservatif dan rekreatif yang diterjemahkan sebagai bagian dari aktifitas ilmiah, tempat penelitian,
tempat
pencarian
data/informasi
yang
otentik,
tempat
menyimpan, tempat rekreasi edukatif, perlu didukung dengan sistem teknologi informasi masa kini dan masa yang akan datang yang sesuai kebutuhan untuk mengakomodir aktifitas tersebut, sehingga informasi dari seluruh koleksi yang ada dapat diakses oleh berbagai pihak yang membutuhkannya. (3) Volume pekerjaan perpustakaan mengelola puluhan ribu hingga ratusan ribu, bahkan bisa jutaan koleksi, dengan layanan mencakup masyarakat sekolah (peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat luas), perlu didukung dengan sistem otomasi yang futuristik (punya jangkauan kedepan), sehingga dapat memberikan layanan yang prima, yaitu layanan yang dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen , gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan akurat Konsep
penggunaan
teknologi
informasi
yang
ditawarkan
di
perpustakaan diantaranya adalah e-library atau perpustakaan digital. Pada dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber informasinya digital. Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk cetak saja tetapi juga artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak. Perpustakaan digital melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai informasi. Manajemen koleksinya meliputi penyimpanan dan pelayanan bantuan penelusuran informasi. Sayangnya, pertumbuhan perpustakaan
7
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
digital masih dilakukan dengan trial and error, sehingga timbul kesan pemborosan dan kesiasiaan. Keadaan seperti ini sebenarnya bisa dikurangi sehingga menekan biaya dan waktu yang tidak perlu, antara lain dengan survei dan studi banding yang kuat. Lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan pustakawan terbuka terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi, baik dalam bentuk digital atau tercetak. Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota jaringan dan para pengguna itu penting. Dalam hal ini, perlu peningkatan kesadaran akan fungsi utama mereka, yaitu memberikan kemudahan akses pengguna terhadap informasi. Untuk mempermudah akses, pustakawan perlu mendorong
pengguna
perpustakaan
digital
untuk
melek
informasi
(information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah mereka yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi, mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif
dan
beretika
Pada
tahap
pembangunan
dan
pemberdayaan
perpustakaan, perhatian diarahkan pada penyelesaian bangunan fisik, penyediaan sarana lainnya seperti utilities, jaringan informasi, pengisian dengan isi materi koleksi. Pada tahap pengembangan perpustakaan secara umum, termasuk pengembangan fungsi dan program kegiatan, serta pengembangan koleksi terus menerus. Untuk kategori operasi, fokusnya makin diberikan pada pengembangan perpustakaan,
organisasi
pengelola,
pelaksanaan
pengembangan
pemberian
sistem
pelayanan,
operasi
pembuatan
programprogram baru, upaya untuk makin mandiri dengan mengurangi ketergantungan pada sumbangan, serta mobilisasi dana dan sumber daya baik secara berkala maupun permanen.
8
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Semua penjelasan ini adalah untuk meyakinkan semua pihak bahwa rangkaian pekerjaan yang harus dilakukan ke depan adalah masih sangat panjang karena itu harus dilakukan dengan sebaikbaiknya. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melayani 1 orang pengguna jasa perpustakaan dalam pelayanan sirkulasi kurang lebih 3 sampai dengan 5 menit. Sedangkan, apabila menggunakan sistem komputer dibutuhkan waktu kurang dari 30 detik. Hal ini mengindikasikan bahwa perpustakaan yang masih menggunakan sistem konvensional kurang optimal dalam hal pelayanan. Salah satu jawaban atas permasalahan tersebut adalah adanya suatu aplikasi program perpustakaan yang serba komputer (perpustakaan digital). Digitasi perpustakaan merupakan salah satu jawaban terhadap pelayanan sirkulasi dan pelayanan informasi yang selama ini dikeluhkan masyarakat pengguna jasa perpustakaan. Hal ini tentunya dapat mengeliminir image negatif terhadap perpustakaan yang selama ini barangkali identik dengan tempat yang kurang berperan dalam dunia informasi, menjadi sebuah tempat yang secara aktif memberikan layanan informasi kepada penggunanya baik yang bersifat ilmiah, edukatif, rekreatif, ataupun fungsifungsi lainnya Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut: (1) long distance service, (2) akses yang mudah, (3) murah (cost efective), (4) pemeliharaan koleksi secara digital, (5) jawaban yang tuntas, (6) jaringan global. Manfaat perpustakaan digital diantaranya adalah : (1) media penyebaran pengetahuan (2) untuk penyimpanan (repository) (3) untuk perawatan/preservasi (4) media promosi/etalase hasil karya civitas akademika, (5) mencegah duplikasi dan plagiat
9
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
3. e-ADMINISRATION e-Administrasi adalah sistem elektronik berbasis ICT yang di aplikasikan bagi pengelolaan / administrasi sekolah, mulai dari pendaftaran siswa baru, administrasi kelas, nilai siswa, data guru dan tata usaha, sampai dengan data alumni. e-Administrasi yang dirancang adalah SIAP ONLINE (Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan Online) yaitu Sistem pengelolaan data dan informasi pendidikan berbasis web. Yang melatarbelakangi Program SIAP dan e-Administrasi adalah : •
Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen, dan proses kerja secara elektronis belum sepenuhnya di terapkan di sekolah.
•
Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi.
•
Integritas dan sinkronisasi data.
Data dan Informasi Pendidikan yang dikembangkan :
Manfaat yang diperoleh : •
Layanan online yang mudah, nyaman, dan lengkap
•
Basis data pendidikan yang akurat dan terpadu bagi Dinas Pendidikan.
•
Kemudahan administrasi pendidikan di sekolah.
•
Akses informasi yang mudah dan cepat bagi orang tua siswa.
•
Fitur layanan yang selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini.
10
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Konfigurasi SIAP Online
Fitur SIAP Online SIAP Sekolah terdiri atas: •
SIAP Sekolah untuk Operator Sekolah
•
SIAP Dinas untuk Administrator Dinas Pendidikan
SIAP Sekolah untuk Operator Sekolah •
Layanan Biodata
•
Layanan Manajemen Kelas
•
Layanan Penjadwalan
•
Layanan Penilaian
•
Layanan Tingkat Kehadiran
•
Layanan Surat Menyurat Elektronik (email)
•
Layanan Pencarian
•
Layanan Pelaporan
SIAP Dinas untuk Administrator Dinas Pendidikan •
Layanan Manajemen Kurikulum
•
Layanan Manajemen SchoolNet
•
Layanan Info Dinas Pendidikan
•
Layanan Surat Menyurat Elektronik (email)
•
Layanan Pelaporan
Pemerintah Kota Bandung sangat mendukung terhadap komitmen pemerintah pusat dalam melaksanakan program tuntas wajib belajar
11
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
pendidikan dasar 9 tahun pada tahun 2008. Untuk mencapai tujuan ini, Pemerintah Kota Bandung telah menyusun rencana strategis yang disesuaikan dengan prioritas pemerintah pusat dalam hal peningkatan akses terhadap pendidikan dasar (Melalui pembangunan sarana sekolah menengah pertama dan menambah ruang kelas), peningkatan mutu (Melalui penyempurnaan standar dan sistem pengelolaan sekolah, guru, materi pengajaran dan siswa), dan penguatan tata kelola (Melalui penguatan sistem perencanaan keuangan, pengelolaan keuangan, dan pemantauan kinerja sekolah) serta mekanisme akuntabilitas dalam bidang pendidikan (Peningkatan volume, efektifitas dan perimbangan mobilisasi sumber daya dan alokasi di bidang pendidikan). Untuk mendukung plaksanaan wajar dikdas 9 tahun perlu adanya dasar hukum untuk melaksanakannya, yaitu : 1
Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 2
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Jo PERPU No.3 Tahun 2005 jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah.
3
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kota Bandung. Untuk mendukung program di atas Pemerintah melakukan berbagai
upaya diantaranya dengan adanya program kerjasama antara Indonesia dan Australia dengan Program “Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi” untuk pendidikan guna memberikan dorongan untuk menuntaskan wajar dikdas 9 tahun. Pemerintah Kota Bandung sangat antusias dengan adanya program tersebut sehingga pemerintah Kota Bandung memprogramkan suatu program diantaranya BeST (Bandung e-Education of School Transformation) merupakan konsep transformasi sistem pendidikan dasar sekolah di Kota Bandung serta dengan adanya dalam dengan mengubah paradigma model
12
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
pembelajaran dari model konvensional ke model berbasis ICT dengan pendekatan e-learning, e-library dan e-administration. e-Learning merupakan konsep transformasi sistem pembelajaran sekolah dari model konvensional ke model
berbasis
ICT.
e-Library
merupakan
konsep
transformasi
dari
perpustakaan manual ke model pustaka maya. e-Administration merupakan konsep transformasi dari sistem adminstrasi sekolah manual ke sistem informasi adminstrasi sekolah berbasis ICT. Kota Bandung sebagai kota pendidikan mempunyai konsep pendidikan berbasis
ICT yang dinamakan BeST. Rencana BeST lima tahun ke depan
dapat di uraikan sbb : 1. 2008 BeST ONE (ONnly Education), konsep implementasi BeST dengan prioritas hanya untuk lingkungan / komunitas pendidikan 2. 2009 BeST TWO (To World Orientation), konsep implementasi BeST dengan prioritas orientasi link ke dunia luar, baik regional, nasional maupun internasional. 3. 2010
BeST
THREE
(THRough
E-education
Enterprise),
konsep
implementasi BeST dengan terobosan komunikasi tidak hanya dalam lingkungan / komunitas pendidikan akan tetapi komunitas lain seperti industri dan government. 4. 2011 BeST FOUR (FOr oUR live), konsep implementasi BeST untuk kehidupan (society learning) secara luas. 5. 2012 BeST FIVE (For long lIVe Education), konsep implementasi BeST untuk pembelajaran sepanjang hayat. ICT digunakan untuk belajar bagaimana belajar (learn how to learn).
13
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Gbr. 2.1 Kerangka Fikir BeST
Gbr. 2.2 Skema Pemikiran BeST
14
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Gbr. 2.3 Inisiatif BeST
Gbr. 2.4 Peranan Stakeholder BeST Berikut sebaran sekolah di lingkungan Kota Bandung
15
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Guru e-Learning :
Mengerti dan memahami strategi e-learning yang efektif,
Mengidentifikasi karakteristik siswa,
Mendesain dan mengembangkan materi ajar yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru,
Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
Melakukan training dan praktek secara elektronik,
Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para siswa,
dan lain-lain
Peran Pemerintah
Menciptakan iklim industri konten e-Learning yang kompetitif, dinamis, dan bermoral
Edukasi masyarakat, pembinaan moral dan pemberdayaan industri konten e-Learning termasuk pengembangan solusi teknis
Menjembatani komunikasi sinergis diantara semua stake holders dalam industri konten e-Learning dalam memaksimalkan tujuan kode etik konten yang beredar
Memastikan pematuhan Kode etik Konten
Perlindungan hukum bagi masyarak pengguna e-Learning dan produk multimedia dari kerugian akibat konten yang tidak dingini
Menangani pengaduan dan penegakan secara efektif dan efisien
Peran Masyarakat
Fungsi kontrol dan konsultasi : memberi masukan terhadap barbagai aspek dari kode etik konten
16
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Melaporkan dan memberikan masukan informasi pengguna (user)
Sosialisasi e-Learning sehat dan pencegahan dampak buruk konten terlarang
Pengembangan dan sosialisasi penggunaan solusi teknis dalam mencegah dampak buruk konten terlarang
Pembuat Konten
Menghindari pembuatan konten yg tidak sesuai dengan norma kesopanan, kepantasan dan kesusilaan yang diterima secara umum oleh masyarakat Indonesia yang beragama dan berbudaya
Tidak mencemari dan/atau menyinggung perasaan masyarakat secara umum
Tidak mendorong kepada perbuatan kriminal
Tidak
mengganggu
ketenteraman
masyarakat
dan
bersifat
mengancam atau aniaya Operator Network
Memberikan layanan jasa jaringan yang sehat, terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan bagi komunitas pendidikan
Memiliki mekanisme internal terhadap pencegahan pemuatan konten yang dilarang dan bekerjasama dengan pemerintah.
Memasukan iklan-iklan yang terseleksi untuk komunitas pendidikan
Pengelola Distribusi Konten
Pengelola distribusi konten perlu mengakomodasi ketentuan standar kode etik kedalam standar isi perjanjian penyediaan konten (antara pengembangnkonten dan pengelola distribusi konten )
Memiliki mekanisme internal untuk mencegah atau menindak terhadap pemuatan konten yang dilarang, baik melalui peringatan atau pencabutan konten.
17
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Sekolah
Melakukan uji kompetensi
Memberikan sertifikasi
Membimbing dan layanan konsultasi
Mengembangkan standar kompetensi
Strategi model BeST :
Konsep
pengembangan
e-Pendidikan
dengan
pendekatan
pemberdayaan komunitas.
Dimana komunitas dalam hal ini komunitas pendidikan
Komunitas mempunyai peran yang aktif di dalam memanfaatkan jaringan dan pengembangan konten,
Pemerintah
daerah
berfungsi
sebagai
pengendali
mutu
dan
mengontrol keseimbangan terhadap kode etik yang dapat merugikan terhadap masyarakat akibat adanya perkembangan produk kreatif dalam kegiatan e-Pendidikan tersebut.
Pendekatan model seperti yang dikembangkan WIKIPEDIA, dengan adanya jaringan maka akan terbentuk suatu komunitas, dengan adanya komunitas maka akan terjadi suatu proses kolaborasi informasi dan hal ini akan merubah segalanya terhadap informasi di komunitas pendidikan.
Wikipedia, sebuah konsep terobosan dalam membangun open
knowledge society, ciri dari konsep ini adalah terbuka, saling berbagi dan membentuk kelompok/group.
Wikipedia adalah sebuah konsep "free encyclopedia". Artinya yang paling utama adalah tidak dipungut kompensasi apapun untuk membaca, menggunakan atau menyebarluaskannya. Arti berikutnya, tentu saja tidak pula ada kompensasi bagi yang berkontribusi menulis dan menyumbangkan informasi yang dimasukkan ke Wikipedia. Kemudian, tidak ada larangan bagi siapapun untuk ikut menyumbang informasi, tentang apapun informasi itu.
18
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Wikipedia menerapkan konsep dimana ada banyak editor (yang bekerja sukarela) untuk melakukan verifikasi dan kontrol terhadap materi yang masuk, tapi membiarkan pintu masuk terbuka untuk masuknya jutaan materi dalam waktu singkat
Unsur yang terkait pada proses pengembangan BeST
Pemerintah Daerah sebagai penjamin mutu dan kontrol regulasi
Lembaga Pendidikan sebagai penjamin mutu sertifikasi kompetensi
Komunitas Pendidikan sebagai produsen dan pengguna
Komunitas Agama/masyarakat sebagai kontrol etika sosial
Komunitas Provider jaringan dan lainnya sebagai suporting jaringan
Regulasi Kode etik Konten dari Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Seperti kita ketahui sistem pendidikan sekolah di Indonesia pada
umumnya dan di Kota Bandung khususnya masih banyak menggunakan cara yang konvensional, Proses belajar mengajar masih dilakukan secara tradisional, bahan pustaka masih diperoleh dengan fisik melalui perpustakaan dan pengelolaan/administrasi sekolah masih dilakukan secara manual. Pembelajaran sekolah berbasis e-learning bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa dan meningkatkan kualitas materi pembelajaran. Perpustakaan maya (e-library) bertujuan untuk menyediakan bahan pustaka sebagai materi ajar siswa dan Sistem administrasi
sekolah
(e-administration)
bertujuan
menyediakan
sistem
informasi admninstrasi pendidikan. Perkembangan dunia menuju online learning dewasa ini sangat cepat tidak terkecuali di Indonesia. Pemerintah melalui Depdiknas kini sedang gencar-gencarnya melakukan upaya literacy dibidang pendidikan on-line (melek pendidikan on-line) kata lain dari e-literacy education. Dimulai dengan pencanangan program JARDIKNAS (Jaringan Pendidikan Nasional), dengan
19
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
menggulirkan Program-Program : Block grant pengadaan peralatan ICT, Pembentukan ICT Centre, Pelatihan Jardiknas, D3-TKJ (Teknisi Komputer dan Jaringan),
Pembentukan
DAPODIK
(Data
Pokok
Pedidikan),
rintisan
pendidikan jarak jauh (PJJ) dan program-program lainnya. Bahkan pemerintah pusat melakukan berbagai kerjasama dalam dan luar negeri dalam mensukseskan wajar dikdas 9 tahun diantaranya Perjanjian pinjaman untuk Kemitraan Australia-Indonesia, yaitu Partnership Loan
Agreement, telah ditandatangani pada 27 Juni 2006, dan Project Loan Agreement, Project Grant Agreement dan Subsidiary Arrangement for Basic Education Program telah pula ditandatangani oleh Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia pada 12 Juli 2006.
Australia Indonesia Basic Education Program (AIBEP) diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap prioritas Pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan, melalui peningkatan: (i) tingkat pendidikan rata-rata calon pekerja atau tenaga kerja; dan (ii) tingkat pekerjaan formal dan pendapatan rumah tangga. Untuk mempercepat implementasi pendidikan dasar tersebut dilakuakn pembelajaran yang berbasis ICT, maka pemerintah yang dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bandung, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) bekerjasama dengan Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Australia (AusAID-Australian Government Overseas Aid Program) meluncurkan program
pengembangan
komunitas
khususnya
pendidikan
untuk
mengembangkan model pendidikan sekolah berbasis ICT. Kota Bandung yang terkenal dengan sebutan Paris Van Java, didirikan pada tahun 1488 sebagai bagian dari kerajaan Pajajaran merupakan kota yang penuh dengan ukiran sejarah besar dan pusat-pusat kegiatan. Tahun 1955, tepatya tanggal 18 April 1955 kota Bandung di jadikan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA). Tahun 2005, tepatnya tanggal 19-24 April 2005 telah dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Asia-Afrika di Kota Bandung dan Jakarta.
20
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Sebagai pusat kegiatan, kota Bandung sampai saat ini tercatat merupakan kota tempat markasnya atau kantor pusat PT. Pos Indonesia, PT. Telkom, Museum Geologi, Gedung Konfrensi Asia Afrika (Gedung Merdeka), tempat Perguruan Tinggi terkemuka ITB, UNPAD, UIN, IPDN dan PT. Kereta Api Indonesia. Sekilas kegiatan-kegiatan yang berpusat di Kota Bandung tersebut adalah merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang perhubungan, telekomunikasi, pendidikan dan budaya yang pada era kini dan kedepan akan bergeser menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Kota Bandung sebagai kota pendidikan sudah selayaknya menjadi kota terdepan dalam mengaplikasikan ICT (Information and Communication
Technology), baik bagi kepentingan Learning)
maupun
bagi
Proses
Proses Pembelajaran On-line (e-
Pengelolaan
Data
bagi
kepentingan
Perencanaan dan Pengendalian Pendidikan. Berdasarkan data pada http://nisn.jardiknas.org tanggal 20 Mei 2008, saat ini kota Bandung memiliki 1,664 buah dengan jumlah siswa 422.020 orang. Terdiri dari Sekolah Dasar (SD) 1,002 dengan jumlah siswa 224,222 orang, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 244 dengan jumlah siswa 101,183 orang, Sekolah Menengah Atas (SMA) 167 dengan jumlah siswa 64,854 orang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 93 dengan jumlah siswa 31,761 orang. Kota Bandung telah memiliki modal dasar bagi program e-Pendidikan antara lain berupa infrastuktur, SDM, pengalaman pengelolaan PSB (Penerimaan Siswa Baru) on line, dan lain-lain. Potensi bagi pengembangan e-Pendidikan
di kota Bandung cukup
memiliki modal dasar yang besar, ini di tunjukkan dari data hasil survey mahasiswa D3-TKJ (Teknisi Komputer dan Jaringan) tentang data komputer dan koneksi internet sekolah-sekolah di Bandung menunjukan angka yang menggembirakan. Pada umumnya sekolah-sekolah di Bandung sudah memiliki komputer dan koneksi internet, hanya data menunjukan dari tingkatan sekolah semakin keatas semakin baik. Sekolah Menengah Atas (SMA) misalnya memiliki
21
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
komputer dan koneksi internet yang jauh lebih baik dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), SMP memiliki komputer dan koneksi internet yang lebih baik dari Sekolah Dasar (SD). Data menunjukan dari 54 SD yang disurvey 27,78% sudah memiliki laboratorium komputer dan 3,70% sudah memiliki koneksi internet. Sudah banyak SD yang memilikin komputer Pentium 4 (25,73%). SMP dari 71 sekolah yang disurvey 60,56% sudah memiliki laboratorium komputer dan 29,58% sudah memiliki koneksi internet. Sudah banyak SMP yang memilikin komputer Pentium 4 (29,19%). Bahkan sebagian sekolah sudah memiliki alat proyektor (LCD) sebesar 23,94%. Rata-rata jumlah komputer yang dimiliki SMP di Bandung adalah 13 unit. Sedangkan untuk SMA dari 71 sekolah yang disurvey 78,18% sudah memiliki laboratorium komputer dan 40% sudah memiliki koneksi internet dan memiliki memiliki web serta komunitas siswa pecinta IT. Sudah banyak SMA yang memiliki komputer Pentium 4 (45,31%). Bahkan sebagian sekolah sudah memiliki alat proyektor (LCD) sebesar 47,27%. Rata-rata jumlah komputer yang dimiliki SMA di Bandung adalah 15 unit. Bahkan kini banyak sekolah SMP, SMA dan SMK yang memiliki laboratorium Multimedia. Indikator lain bagi modal dasar pengembangan e-Pendidikan di kota Bandung yaitu berupa aktivitas yang terkait dengan pendidikan yang di representasikan melalui situs pendidikan, baik di lingkungan institusi, komunitas maupun individu seperti situs www.disdikkotabandung.com dan www.jipkotabandng.or.id, www.simdik.disdikkotabandung.com untuk situs Institusi, www.mgmptik.info untuk situs komunitas dan www.oktora.info untuk situs personal. Namun demikian tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan semua potensi tersebut bagi pengelolaan pendidikan secara menyeluruh, baik bagi kepentingan proses pendidikan itu sendiri (proses belajar mengajar) maupun proses pengelolaan data pendidikan bagi kepentingan sekolah maupun pengendalian birokrasi.
22
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Permasalahan yang dihadapi Kota Bandung yaitu sebagian besar sekolah belum memanfaatkan ICT sebagai bagian dari sistem pendidikannya, baik untuk e-learning, e-library maupun e-administration. Pada model pembelajaran konvensional seolah-olah hanya ruang kelaslah yang menjadi wilayah belajar murid, proses belajar mengajar siswa tampak bersikap pasif. Mereka hanya menerima ilmu saja dan dalam memahami pelajaran cenderung untuk selalu menghafal buku catatan. Dalam penguasaan bidang ilmu seolah-olah guru serba tahu secara mutlak, ceramah merupakan metode yang lazim diterapkan. Murid-murid kurang terlibat secara aktif dan inilah penyebab suasana kelas dan suasana belajar menjadi serba membosankan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar peran guru tidak hanya sekedar membantu proses pembelajaran atau sebagai seorang pengambil keputusan instruksional. Tetapi lebih dari itu guru harus dapat berperan sebagai konselor, motivator dan fasilitator agar proses pembelajaran anak didik tidak sekedarnya saja. Profil Guru konvensional selalu mengajar dengan setumpuk buku di tangannya, menyampaikan materi dengan cara menulis dipapan tulis, waktu terbesarnya dihabiskan hanya untuk mencatat, selalu memberikan materi dengan model satu arah, selalu kehabisan waktu untuk diskusi dan ciri-ciri lainnya. Ciri sekolah konvensional ditandai dengan adanya ruang kelas, papan tulis lengkap dengan kapur/spidol dan penghapusnya, sederet kursi dan bangku untuk murid/siswa, meja dan kursi untuk guru, jadwal pelajaran yang ditempel di dinding, dan ciri-ciri lainya. Pengelolaan sekolah juga dilakukan dengan cara konvensional mulai dari pendataan penerimaan murid baru, pengolahan data siswa, data nilai, data guru, data perlengkapan sekolah, data kegiatan siswa, data raport, bahkan sampai data ijazah. Buku pustaka masih harus dibawa oleh siswa silih berganti setiap hari, sampai cara berjalan siswa tidak lagi tegak melainkan condong kebelakang karena dipunggungnya terlalu banyak beban membawa buku yang disimpan
23
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
dalam tas. Kalau mau mengakses buku harus mencari dan meminjam diperpustakaan dengan koleksi yang sangat terbatas. Pada perkembangan selanjutnya sekolah mulai melakukan inovasi baik dalam proses belajar mengajar maupun pengelolaan sekolah. Proses belajar mengajar misalnya mulai dikembangkan konsep-konsep seperti School Based
Management (Manajemen Berbasis Sekolah-MBS), Learning how to learn (Belajar mengenai cara mereka belajar), discovery (cara belajar secara penemuan), secara kreatif, analisa, dan kritis, life-long learners (belajar seumur hidup). Contextual Learning, Pakem, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan lain-lain. MBS pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Contextual Learning : "A conception that helps teachers relate subject matter content to real
world situations and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers." (BEST, 2001).
Satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan siswa untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan karyawankaryawan. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu, dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penyelidikan, penemuan, dan beberapa macam strategi yang hanya dibatas dari imaginasi guru. (Phillip Rekdale,Jakarta, November 2005). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
24
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
struktur
dan
muatan
kurikulum
tingkat
satuan
pendidikan,
kalender
pendidikan, dan silabus. Pada pengelolaan data sekolah sudah mulai menggunakan alat bantu (tools) ICT. ICT kini sudah digunakan secara luas dalam segala aspek kehidupan termasuk untuk bidang pendidikan yang lebih dikenal dengan e-learning, dalam beragam bentuk dan orientasinya seperti ODL (open distance learning), e-learning model pembelajaran jarak jauh dan lain-lain. Pada akhirnya pendidikan sekolah termasuk di Kota Bandung yang mempunyai multi basic cara model pembelajaran maka seharusnya dilakukan transformasi (perubahan) dari bentuk konvensional ke bentuk pendidikan berbasis ICT. Model pendidikan berbasis ICT di Kota Bandung dinamakan BeST (Bandung e-Education of school transformtion). Tantangan tersebut dijawab melalui program kerja Dinas Pendidikan Kota Bandung dijabarkan sebagai berikut: 1. Visi Untuk
mendukung
Visi
Pemerintah
Kota
Bandung,
maka
Dinas
Pendidikan Kota Bandung telah merumuskan visi Dinas sebagai berikut : “Terwujudnya Warga Kota Yang Cerdas, Produktif dan Berakhlak Mulia
Pada
2008,
Guna
Mendukung
Bandung
Sebagai
Kota
Jasa
BERMARTABAT “. Untuk merealisasikan keinginan, harapan, cita-cita, serta tujuan yang tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka dalam rangka memahami visi tersebut, dapat diuraikan maknanya sebagai berikut : Pertama
:
Warga masyarakat yang cerdas adalah warga masyarakat yang memiliki keunggulan, kritis, mandiri, kreatif, dan inovatif, sebagai perwujudan dari kecerdasan inteletual, kecerdesan emosional, dan kecerdasan sosial.
Kedua
:
Warga
masyarakat
yang
produktif
adalah
warga
masyarakat proaktif, partisipatif, apresiatif, aktualitatif dan mampu memberikan manfaat bagi yang lain.
25
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Ketiga
:
Warga masyarakat yang berakhlak mulia adalah warga masyarakat yang religius, beretika, bermoral, taat hokum, disiplin, toleran serta memiliki kecerdasan spiritual, dan kesalehan sosial.
yang ditujukan guna mendukung Kota Bandung sebagai Kota Jasa Yang Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat). 2. Misi Untuk mendukung Visi Dinas Pendidikan Kota Bandung, maka Dinas Pendidikan Kota Bandung telah merumuskan misi Dinas, yaitu : a. Meningkatkan dan memantapkan capaian angka Melek Hurup penduduk Kota Bandung. b. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) di setiap jenjang pendidikan formal dan non formal, c. Meminimalisir dan menghilangkan angka putus sekolah (Drop Out) pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. d. Meningkatkan dan memantapkan angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Bandung menjadi 12 tahun (lulus Sekolah Menengah). e. Meningkatkan aksesibilitas dan daya tampung f. Meningkatkan upaya rehabilitasi dan revitalisasi inprastruktur g. Meningkatkan dan optimalisasi sarana prasarana pembelajaran. h. Mengembangkan
dan
menguatkan
System,
Manajemen,
Kelembagaan serta peningkatan mutu pembelajaran disemua satuan pendidikan. 3. Program a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur d. Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS e. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja dan Keuangan
26
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
g. PAUD h. Wajar Dikdas 9 Tahun i. Pendidikan Menengah j. Pendidikan Non Formal k. Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan l. Manajemen pelayanan Pendidikan m. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah raga 4. Peta Pendidikan DATA SEKOLAH DENGAN LAB KOMPUTER, JUMLAH KOMPUTER TIPE KOMPUTER a.
SEKOLAH DASAR KONEKSI
TOTAL
JMLH
JMLH
JMLH
JMLH
UNT PC
P1
P2
P3
P4
0
JMLH LAB KOMP 0
SD ASSALAAM 1 BANDUNG
0
0
0
SD BUDI ASIH BANDUNG
0
0
3
1
0
1
1
24
24
1
0
0
6
2
4
1
6
SD Darul Hikam SD Islam IBNU SINA Kota Bandung SD KRISTEN YAHYA
0
0
0
7
SD Pertiwi
0
1
24
21
1
0
8
SDIT IBNU TAIMIYAH
0
0
0
No
NAMA SEKOLAH
1
SD Al-Amin
2 3 4 5
INTRNET
0 2
JMLH PROYEKTOR 0
9
SDN Babakan Sentral I
0
0
1
1
0
10
SDN Babakan Sentral II
0
0
1
1
0
11
SDN Babakan Sentral III
0
0
1
12
SDN BANDUNG KULON 1
0
0
6
13
SDN CIDADAP II
0
0
4
14
SDN Cijawura 04
0
0
0
15
SDN Cijawura 07
0
0
0
16
SDN Cikadut 2
0
0
0
17
SDN Cikutra 2
0
0
1
1
0
18
SDN Cikutra 4
0
0
1
1
1
19
SDN Cikutra 6
0
0
1
1
1
20
SDN CILANDAK
0
0
0
21
SDN Cimincrang
0
0
0
1 6
0 2
2
0
0
22
SDN Cipaheut
0
0
2
2
0
23
SDN Cipedes II
0
0
2
2
0
24
SDN Coblong VI
0
0
0
25
SDN Gentra Masekdas 1
0
0
0
26
SDN GRIBA 13/2
0
0
0
27
SDN GRIBA 14/2
0
0
0
0
28
SDN GRIBA 14/3
0
0
0
0
27
0
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
KONEKSI
JMLH LAB KOMP 1
TOTAL
JMLH
JMLH
JMLH
JMLH
UNT PC
P1
P2
P3
P4
JMLH PROYEKTOR 0
10
1
0
10
1
0
No
NAMA SEKOLAH
29
SDN GRIBA 27/1
30
SDN Margahayu Raya 03
0
0
0
31
SDN MARGAHAYU RAYA 1
0
1
11
32
SDN MARGAHAYU RAYA 2
0
1
11
33
SDN Margasari 01 Bandung
0
0
0
34
SDN Moh. Toha II
1
1
12
35
SDN Neglasari 2
0
0
0
0
36
SDN Neglasari 5
0
0
0
0
37
0
1
10
0
0
0
39
SDN PAGARSIH I SDN PERCOBAAN PAJAGALAN 58 SDN Rancabolang 1
0
0
0
40
SDN Rancabolang 4
0
1
20
41
SDN Rancasawo 02
0
0
0
42
SDN Rancasawo 03
0
0
0
43
SDN Sukaluyu 3
0
1
16
44
SDN Sukaluyu II
0
0
0
0
45
SDN Sukarela 01
0
0
0
0
46
SDN Taruna Karya 2
0
1
6
47
SDN Taruna Karya 3
0
0
0
48
SDN Taruna Karya 5
0
1
5
49
SDN Tilil 3
0
0
0
50
SDN Turangga 04
0
1
6
51
SDN TURANGGA 2
0
0
7
6
52
SDN Ujung Berung 1
0
1
15
15
53
SDN Ujung Berung 5
0
1
12
54
SDS ASSALAAM 2 BANDUNG
0
1
23
Jumlah
2
15
241
38
INTRNET 0
No. 1
10
Data : Memiliki koneksi internet
2
Memiliki Lab Komputer
3
jml computer 15 sekolah
4
variasi komputer :
12
10
5
15
1
6
5
0
2
3
0
8
6
0
1
0
9
3
0
1
22
1
163
62
6
%
2
3,70
15
27,78
P1
6
2,49
P2
8
3,32
P3
163
67,63
P4
62
25,73
6
0,11
1
SD di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet
2
SD di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer
3
Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer
4
Rata-rata memiliki komputer P4
5
Telah memiliki alat LCD / Infocus
Analisis :
% 3,70 27,78 4 25,73 0,11
28
0
1
241
Memiliki Infokus
0 0
54
5
1
0
15
Jumlah
Seluruh SD yg di survey
2
10
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
b. SMP No
NAMA SEKOLAH
KONEKSI
JUMLAH
TOTAL
JUMLAH
INTRNET
LAB KOMP
UNT PC
P1
1
5
5
1
10
P2
P3
P4
1
MTS MUHAJIRIN
0
2
MTs Sirnamiskin
0
3
MTSN 2 Kota Bandung
0
4
0
5
SMP Al-Falah SMP DEWI SARTIKA
0
6
SMP IT BAITUL ANSHOR
0
7
SMP Jendral Sudirman
0
8
SMP Muhamadiyah 1
0
9
SMP Muhamadiyah 5 SMP MUHAMMADIYAH 10
0
1
12
0
1
10
1
6
1
20
3
12
4
10 11
0
1
8
12
SMP Muhammadiyah 6 SMP MUHAMMADIYAH 8
1
1
23
13
SMP Muslimin
0
14
SMP Mutiara
0
1
20
15
1
1
16
16
SMP Mutiara 3 SMP NEGERI 16 BANDUNG
1
1
20
17
SMP Negeri 21 Bandung
1
1
25
18
SMP Negeri 26 Bandung
0
19
SMP Negeri 29 Bandung
1
1
20
20
SMP Negeri 31 Bandung
1
1
34
21
SMP Negeri 33 Bandung
1
1
22
SMP Negeri 34 Bandung
1
23
SMP Negeri 37 Bandung
1
24
SMP Negeri 45 Bandung
25 26
5
0 5
5
0
6
1
0
0
8
2
20
2
3
1 18
19
1
2
4
26
1
25
1
45
15
25
1
30
20
10
1
1
20
15
10
SMP Negeri 47 Bandung
0
1
14
8
6
SMP Negeri 49 Bandung SMP NUGRAHA BANDUNG
1
1
26
2
24
0
28
SMP Nusantara Raya
0
29
SMP Pasundan 3 Bandung SMP PASUNDAN 3 BANDUNG
1
1
33
1
1
22
27
30 31
28
28
5
0 0
20 2
INFOCUS/ LCD
2
1 1 1
0
0
0
20
2
0
32
SMP Pasundan 6 Bandung SMP PASUNDAN 7 BANDUNG
0
33
SMP Pelita
0
1
8
2
0
34
SMP Pertiwi SMP PGII 1 BANDUNG
0
1
8
8
0
0
35
0 4
2
1
10
10
SMP PGII-2 Bandung SMP PGRI 5 BANDUNG
0
1
20
6
14
0
0
5
2
3
38
SMP Plus Al-Ghifari
0
39
0
1
15
13
2
40
SMP WYATA DHARMA SMP YAYASAN MADYA
0
1
15
41
SMP YBBG 1
0
0
6
3
42
0
1
5
5
43
SMP YKPPK SMPK YAHYA
1
2
90
44
SMPN 1 BANDUNG
0
1
15
45
SMPN 10 BANDUNG
1
1
26
46
SMPN 12 BANDUNG
0
47
SMPN 13 BANDUNG
1
1
40
36 37
29
1
15
45
1 1
3
45
2
15 3
0
0 1
22
0
35
5
2
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No
NAMA SEKOLAH
KONEKSI
JUMLAH
TOTAL
INTRNET
LAB KOMP
UNT PC
JUMLAH P1
P2
P4
5
15
0
12
2
0
20
4
0
5
20
48
SMPN 15 BANDUNG
49
SMPN 19 BANDUNG
1
1
20
50
SMPN 20 BANDUNG
1
1
16
51
SMPN 22 BANDUNG
0
52
SMPN 23 BANDUNG
0
1
24
53
SMPN 24
0
54
SMPN 27
0
55
SMPN 42
0
56
SMPN 44
1
1
25
57
SMPN 45
0
-
4
58
SMPN 46
0
-
1
59
SMPN 47
0
60
SMPN 48
1
1
57
61
SMPN 49
0
2
19
62
SMPN 50
0
63
SMPN 51
0
64
SMPN 52
0
1
9
9
65
SMPN 52
0
1
22
22
66
SMPN 53
0
1
7
67
SMPN 54
0
68
SMPN 55
0
69
SMPN 56 SMPN 9 BANDUNG
0 1
1
15
Jumlah
21
43
901
70
0
No. 1
INFOCUS/ LCD
P3
Data :
2
4 1
0
25
32
1
17
2
1
0 0 7
0
15 53
203
1
382
Jumlah
263
%
Seluruh SMP yg di survey
71
2
Memiliki koneksi internet
21
29,58
2
Memiliki Lab Komputer
43
60,56
3
jml komputer 43 sekolah
4
variasi komputer :
901
P1
53
5,88
P2
203
22,53
P3
382
42,40
P4
263
29,19
17
23,94
5
Memiliki Infokus
1
SMP di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet
29,58
2
SMP di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer
60,56
3
Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer
4
Rata-rata memiliki komputer P4
29,19
5
Telah memiliki alat LCD / Infocus
23,94
Analisis :
%
30
1 0
13
17
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
c. SMA dan SMK No
NAMA SEKOLAH
KONEKSI
JMLH
TOTAL
INTRNET
LABKOMP
UNT PC
JUMLAH P1
P2
P3
P4
INFOCUS/ LCD
1
MA AL-INAYAH
0
2
MAN 1 BANDUNG
1
2
43
40
3
1
3
MAN 2 KOTA BANDUNG MAS AL-ISTIQOMAH CIJERAH
1
1
27
22
5
1
0
1
8
SKM Tamansiswa SMA 19 BUMI SILIWANGI SMA BINA DHARMA I BANDUNG SMA INDONESIA RAYA BANDUNG SMA JENDRAL SUDIRMAN
1
1
20
10
10
0
1
8
1
1
10
1
1
10
1
1
4 5 6 7 8 9
0
14
SMA Negeri 15 Bandung SMA PGII 1
15
SMA PGRI 2 BANDUNG
0
16
SMA PURAGABAYA
0
17
SMA TAMANSISWA
0
18
SMAN 11 BANDUNG
0
19
SMAN 12 BANDUNG
1
20
SMAN 14 BANDUNG
0
21
SMAN 16 BANDUNG
1
22
SMAN 18 BANDUNG
0
12 13
-
1
40
20
1
20
15
1
0
25
SMAN 25 BANDUNG
1
1
28
26
SMAN 26 BANDUNG
1
1
28
27
SMAN 3 BANDUNG
0
28
SMAN 5 BANDUNG
1
1
50
29
1
1
27
1
15
2
30
40
SMAN 6 BANDUNG SMIP DHARMA BHAKTI BANDUNG SMIP YPPT BANDUNG SMK ANGKASA HUSEIN BANDUNG SMK Citra Pembaharuan Bandung SMK Dhiana Sakti PKBM Prima Bdg SMK INFORMATIKA BANDUNG SMK MERDEKA BANDUNG SMK MUHAMADIYAH 2 CIBIRU BANDUNG SMK MUSLIMIN I BANDUNG SMK PASUNDAN 1 BANDUNG SMK PELITA BANDUNG
41
SMK PRAKARYA
3
30
35 36 37 38 39
5
1
0
34
0
17
SMAN 21 BANDUNG
33
3
17
SMAN 23 BANDUNG
32
7
0
0
24
31
1
5
23
30
7
0 0
11
0
0
SMA KIFAYATUL ACHYAR SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDUNG SMA MUTIARA 1 BANDUNG
10
8
20
5
1 1
27
1
29
3
40
7
27
0
15
-
20
10
1
10
10
1
10
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
31
10
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No
NAMA SEKOLAH
KONEKSI
JMLH
TOTAL
INTRNET
LABKOMP
UNT PC
JUMLAH P1
P2
P3
P4
INFOCUS/ LCD
INTERNASIONAL 42
SMK PUTRA PADJAJARAN
0
1
20
20
0
43
0
1
20
20
0
45
SMK VIJAYAKUSUMA SMK WIRASWASTA 2 BANDUNG SMKN 1 BANDUNG
46
SMKN 10 BANDUNG
0
47
SMKN 11 BANDUNG
1
5
100
48
SMKN 12 BANDUNG
1
2
42
49
SMKN 14 BANDUNG
1
6
100
50
SMKN 15 BANDUNG
1
1
20
51
SMKN 2 BANDUNG
0
52
SMKN 3 BANDUNG
0
53
SMKN 4 BANDUNG
1
4
84
54
SMKN 7 BANDUNG
1
1
20
55
SMKN 9 BANDUNG
1
1
15
Jumlah
22
43
832
44
0 0
No.
Data :
50 10 20
20
20
50 32
0
40
3
20
30 18
-
54
4
2
1
377
26
15 35
91
330
Jumlah
1
%
1
Seluruh SMP yg di survey
55
2
Memiliki koneksi internet
22
40,00
2
Memiliki Lab Komputer
43
78,18
3
jml komputer 43 sekolah
4
variasi komputer :
5
832
P1
35
4,21
P2
91
10,94
P3
330
39,66
P4
377
45,31
26
47,27
Memiliki Infokus Analisis :
%
1
SMA di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet
40,00
2
SMA di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer
78,18
3
Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer
15
4
Rata-rata memiliki komputer P4
45,31
5
Telah memiliki alat LCD / Infocus
47,27
5. Analisis Kondisi a. ANALISIS SWOT 1).
Potensi dan Kelemahan Internal a). Potensi •
Adanya SDM yang berkualifikasi Strata S1 dan Strata S2 Bidang Komputer
•
Adanya keinginan yang kuat untuk akses informasi
32
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
•
Jumlah komputer yang cukup untuk mewakili tiap sekolah yang ada
•
Sebagian besar komuter sudah terhubung ke dalam LAN WAN
b). Kelemahan •
Keterbatasan
anggaran
biaya
untuk
pengembangan
program BeST •
Belum banyak SDM yang menguasai ICT
2). Potensi dan Tantangan Eksternal a). Potensi •
Kemajuan ICT yang sangat cepat
•
Adanya
beberapa
sekolah
yang
proaktif
dalam
memanfaatkan ICT •
Informasi dari beberapa pihak disalurkan melalui ICT
b). Kelemahan •
Arus informasi yang sangat cepat
•
Akses ke berbagai lembaga dan sumber informasi sebagian besar melalui teknologi informasi
Hal
tersebut
tentu
harus
dibuatkan
strategi
daintaranya
dikembangkan pembangunan infrastruktur BeST b. Letak Geografis Kota Bandung terletak di wilayah jawa barat dan merupakan ibukota propinsi jawa barat. Kota Bandung terletak diantara 1070 BT dan 62.220 LS. Lokasi Kota Bandung cukup strategis apabila ditinjau dari letak geografis, karena terletak pada pertemuan poros jalan raya yang ditandai dengan barat-timur yang memudahkan hubungan dengan ibukota Negara, utara-selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan).
33
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 m diatas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah utara dengan ketinggian 1050 m dan terendah di daerah selatan 675 m di atas permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung Kota Bandung bagian selatan sampai jalur lalu lintas kereta api, permukaan tanah relatif datar sedangkan di wilayah kota bagian utara berbukit yang menjadikan panorama yang indah. Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwarter dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung tangkuban perahu. Jenis material bagian utara umumnya merupakan jenis andosol di bagian selatan serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol. Berdasarkan letak geografis kota bandung, maka Kota Bandung memiliki potensi untuk pembangunan daerah tujuan wisata serta pengembangan agro bisnis yang berbasis hasil pertanian. c. Demografi Luas Kota Bandung 16.729,50 ha yang rincian penggunaannya adalah : (1) perumahan = 11.807 ha, (2) taman kota = 1.133.316,75 m2, (3) perdagangan = 72 ha, (4) perkantoran 25 ha, (5) industry = 265 ha, (6) lainnya = 1.344 ha. Selanjutnya untuk potensi ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bandung yaitu : (1) jalur hijau, sungai = 110.420 m2, (2) lahan kuburan = 115.570 m2, (3) jalur tegangan tinggi = 20.600 m2, (4) jalan kereta api = 35.590 m2, (5) konservasi = 2.163.56 m2, (6) pemukiman/pekarangan
rumah
=
4.849.006
m2,
(7)
perkantoran/perdagangan = 612.056 m2, (8) industry = 244.291 m2. Jumlah penduduk Kota Bandung pada bulan oktober 2004 berdasarkan profesi/pekerjaan : (1) belum bekerja = 117.543 orang,
34
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
(2) pedagang
= 48.213 orang, (3) PNS
= 92.342 orang, (4)
TNI/Polri = 14.232 orang, (5) Pegawai Swasta = 504.318 orang, (6) Wiraswasta = 165.320 orang, (7) Buruh = 70.899 orang, (8) Mahasiswa/pelajar = 493.765 orang, (9) Guru/dosen = 11.737 orang, (10) BUMD/N = 467.962 orang, (11) Lain-lain = 495.331 orang. d. Ekonomi 1). Mengembangkan
system
ekonomi
yang
bertumpu
pada
mekanisme pasar dan jaminan adanya prinsip persaingan usaha yang sehat dan perlindungan hak-hak konsumen sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2). Menignkatkan peran pemerintah daerah dalam menciptakan suasana peluang usaha seluas-luasnya melalui regulasi perijinan usaha yang bersifat transparan. 3). Memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar efisien, produktif dan berdaya saing melalui kegiatan pembinaan. Bantuan pemerintah daerah dan lembga-lembaga keuangan lebih diarahkan kepada pemberian fasilitas secara selektif, informative, pendidikan dan pelatihan serta penentuan lokasi usaha. 4). Menata badan usaha milik daerah agar menjadi badan usaha yang sehat
dengan
pengelolaan
yang
professional
efisien
dan
transaparan. Peningkatan badan usaha milik daerah dapat dilakukan dengan kegitan privatisasi usaha yang bersifat legal formal atau kegiatan kemitraan dengan koperasi dan swasta dalam memperkuat struktur ekonomi kota bandung. 5). Melaksanaan
pendataan
ulang,
memverifikasi
dan
mengembangkan asset pemerintah daerah agar dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan masyarakat.
35
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
e. Pendidikan 1). Mengupayakan
perluasan
dan
pemerataan
kesempatan
memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang bermutu tinggi bagi seluruh warga kota dengan penyelengaraan pendididkan
dasar
Sembilan
tahun
secara
sistematis
dan
kompherensif. 2). Meningktakan mutu dan jumlah tenaga kependidikan kepada semua tingkatan sekolah dari sisi akademik dan profesionalisme seiring
dengan
usaha-usaha
peningkatan
kesejahteraan
keluarganya. 3). Mendorong pembaharuan system pendidikan melalui diversifikasi jenis-jenis pendidikan kejuruan dan pemanfaatan secara maksimal muatan local pada kurikulum yang tersedian sesuai dengan kepentingan daerah dan tuntutan pasar kerja yang sedang dan akan berkembang. 4). Memberdayakan lembaga kependidikan sebagai tempat penyiapan tenaga-tenaga terampil yang memiliki budaya dan berbudi pekerti yang luhur. 5). Meningkatkan mutu pendidikan yang baik yang diselenggarakan masyarakat
dan
pemerintah
pendidikan
yang
efektif
dan
untuk
memantapkan
efisien
dalam
system
menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi. f. Kesehatan, ketenagakerjaan dan kependudukan 1). Menciptakan suasana kondusif yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya program Bandung Kota Sehat Tahun 2007. 2). Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan lembaga-lembaga kesehatan melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana serta tersedianya obat-obatan yang berkualitas terjangkau oleh masyarakat.
36
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
3). Meningkatkan penanganan kesehatan dan kebersihan lingkungan secara maksimal serta menyediakan tenaga terdidik dan trampil dalam menangani kesehatan ibu dan anak serta keluarganya. 4). Membina dan meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam penanganan pemberantasan makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan termasuk penyalahgunaan narkotoka, Psikotropika dan zat adiktif lainnya. 5). Membina dan mengembangkan kemampuan lembaga Tri Partit dalam hal keamanan, keselamatan kerja dan jaminan social pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6). Meningkatkan pengendalian kualitas penduduk melalui penertiban administrasi
kependudukan
secara
legal
formal
termasuk
pengawasan selektif tenaga asing. g. Kebudayaan, kesenian dan pariwisata 1). Mengembangkan nilai-nilai seni dan budaya daerah sebagai warisan leluhur yang sesuai dengan moral, etika dan estetika. 2). Mengembangkan seni budaya daerah sebagai wahana apresiasi kehidupan masyarakat. 3). Memelihara dan mengembangkan sentra-sentra seni dan budaya daerah sebagai daya tarik pariwisata melalui kegiatan promosi dalam dan luar negeri. 4). Mengembangkan inovasi dan kreasi pariwisata melalui pelestraian dan
pemanfaatan
bangunan-bangunan
yang
memiliki
citra
arsitektur bersejarah. 5). Mengembangkan pariwisata melalui pendektan kesisteman yang utuh dan terpadu secara interdisipliner, bersifat partisipatoris dan berkelanjutan.
37
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
h. Peran Perempuan 1). Meningkatkan
kedudukan
dan
peranan
perempuan
dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2). Memperlihatkan nilai-nilai sejarah perjuangan kaum perempuan dan meningkatkan kualitas kemandirian organisasi-organisasi perempuan melalui usaha-usaha pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat. i. Pemuda dan Olahraga 1). Menciptakan suasana kondusif bagi generasi muda agar mampu berorganisasi dan berwirausaha secara benar dan baik sesuai bakat, potensi serta minat sehingga tecipta daya saing, keunggulan kompetitif dan kemandirian. 2). Menumbuhkembangkan budaya olahraga sejak dini melalui pendidikan olahraga di sekolah dan masyarakat. 3). Melakukan pembinaan secara terus menerus olahraga prestasi secara sistematis dan kompherensif melalui organisasi-organisasi cabang olahraga. Salah satu misi Kota Bandung untuk mencapai visi Bandung BERMARTABAT adalah “ Mengembangkan Sumber daya Manusia (SDM) yang handal dan relegius “ Misi tersebut telah dijabarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui visi Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam rencana strategis 2004 – 2008 sebagai berikut “ Mewujudkan Masyarakat Kota Bandung yang Cerdas, Produktif, dan Berakhlak Mulia, Menuju Bandung Cerdas 2008 “. Melalui Visi Dinas Perndidikan Kota Bandung tersebut Pemerintah Kota Bandung berkeinginan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada warga Kotanya antara lain ditunjukkan dengan terlayaninya warga Kota Bandung berusia sekolah (7-18 tahun) untuk dapat memperoleh pemerataan kesempatan pendidikan sampai dengan menyelesaikan pendidikan menengah.
38
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Hal itu menunjukan bahwa Pemerintah Kota Bandung bertekad secara sungguh- sungguh umtuk memantapkan diri dalam menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sejalan dengan program prioritas pembangunan pendidikan nasional, serta melaksanakan wajib belajar pendidikan menengah (SMA, MA, SMK) sebagai upaya mensejahterakan masyarakat Kota Bandung. Perkembangan dari pelaksanaan program dan kegiatan untuk mewujudkan visi Bandung Cerdas 2008 tersebut sejak tahun 2004-2007 telah menunjukan hasil yang cukup baik, dengan diperolehnya “wajar Dikdas Award” dari Propinsi Jawa Barat berturut-turut sejak tahun 2005, 2006, dan 2007, serta Anugerah Widyakrama, yaitu penghargaan tertinggi dari Presiden RI untuk upaya penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun. Sedangkan untuk rintisan Wajib Belajar Pendidikan Menengah di Jawa Barat diberikan dalam bentuk Anugerah Kota Vokasi tahun 2007. Kota Bandung memperoleh anugerah tersebut untuk Kab/Kota yang termasuk cluster “A”. Pencapaian hasil tersebut tentu saja memberikan motivasi untuk seluruh masyarakat Kota Bandung, khususnya aparatur Pemerintah Kota di bidang pendidikan, untuk memiliki optimisme yang kuat dalam melanjutkan upaya untuk tercapainya Bandung Cerdas 2008 dalam rangka pencapaian visi “Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat”. Namun demikian, hasil yang telah dicapai juga seyogianya tidak menjadikan aparatur pendidik untuk terlena dan melupakan berbagai permasalahan pendidikan, karena hasil jaring aspirasi dan partisipasi masyarakat (JASMARA) bidang pendidikan tahun 2005 telah menunjukan adanya 11 permasalahan pendidikan yang harus mendapat perhatian untuk diselesaikan melalui sejumlah program dan kegiatan. Sebelas permasalahan pendidikan tersebut meliputi: (1) Infrastruktur Pendidikan rusak; (2) Prasarana dan sarana Pendidikan terbatas; (3) Biaya Pendidikan
Mahal;
Kesejahteraan
guru
(4)
Partisipasi
rendah;
(6)
masyarakat Kompetensi
belum tenaga
optimal; pendidik
(5) harus
ditingkatkan; (7) Kualitas peserta didik belum sesuai harapan; (8) Relevansi
39
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Pendidikan dengan kebutuhan masyarakat; (9) Kurikulum pendidikan yang dianggap beban siswa; (10) Peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; (11) Buku pelajaran yang berganti setiap tahun. Tantangan lain yang dihadapi saat ini adalah perkembangan regulasi dan perundang-undangan yang diarahkan pada peningkatan pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan, secara dinamis akan mempengaruhi kinerja organisasi pemerintahan, yang mau tidak mau harus sudah bergeser paradigmanya dari kekuasaan kepada pelayanan. Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, tentu akan mempengaruhi strategi pencapaian rencana strategis Kota Bandung kedepan, karena terjadinya berbagai perubahan baik dalam kewenangan maupun struktur organisasinya. Mengingat Visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa Yang Bermartabat dalam Renstra Pemerintah Kota Tahun 2004-2008, merupakan cita-cita luhur Pemerintah Kota untuk mensejahterakan masyarakatnya, maka Visi tersebut masih relevan ditetapkan sebagai Visi Kota Bandung dalam Rencana Strategis Kota Bandung 2008-2012, yaitu “Mewujudkan Masyarakat Kota Bandung yang Cerdas, Sehat, Produktif, Berakhlak Mulia dan Cinta Linkungan guna Mendukung Bandung Bermartabat”. Gambaran Pengelolaan Pendidikan Kota Bandung sebagai berikut : 1. Gambaran Umum Penyelenggaraan pembangunan bidang pendidikan di Kota Bandung pada era otonomi daerah sesuai amanat Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
20 tahun 2002 tentang penyelenggaraan pendidikan di Kota
Bandung, difokuskan pada perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan dasar dan menengah dengan mengintensifkan program akselerasi penuntasan wajar dikdas 9 tahun dan rintisan wajar dikmen 12 tahun.
Untuk
memperoleh
gambaran
40
perjalanan
penyelenggaraan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
pendidikan di Kota Bandung secara umum baik jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat dilihat dari data hasil kegiatan program tahun 2003/2004 s.d 2006/2007 meliputi Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Lama Sekolah (ALM);
Angka partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM), Angka Melanjutkan Sekolah, Angka Putus Sekolah (DO),
Indek Pendidikan dan Indek Pembangunan Manusia, Anggaran
Pendidikan, Jumlah dan bantuan Pendidikan, Hasil Ujian Nasional, dan Prestasi Pendidikan Kota Bandung. 2. Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Lama Sekolah (ALM) Dalam rangka meningkatkan Angka Melek Huruf (AMH), upaya yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui Pogram Keaksaraan berupa
kegiatan
kelompok
keaksaraan
fungsional
yang
program
pembelajarannya meliputi keaksaraan sesuai fungsi / vokasi yang diperlukan warga belajar untuk meningkatkan kecakapan hidupnya. Adapun data Angka Melek Huruf dan Angka Lama Sekolah tahun anggaran 2003/2004 s.d 2006/2007 tergambar dalam tabel dan grafik berikut : Tabel 1.1. Angka Melek Huruf dan Angka Lama Sekolah No 1 2 3 4
INDIKATOR
TAHUN 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007
Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan Indeks Pembangunan Manusia
99.57
99.60
99.65
10.54
10.56
10.59
98.80
90.29
90.80
77.38
78.15
79.38
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung
41
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
120 100 80 60 40 20 0 2003/2004
Angka Melek Huruf
2004/2005
Rata-rata Lama Sekolah
2005/2006
Indeks Pendidikan
2006/2007
Indeks Pembangunan Manusia
Grafik 1.1. Angka Melek Huruf dan Angka Lama Sekolah Berdasarkan data tersebut di atas menggambarkan bahwa Angka Melek Huruf (AMH) di Kota Bandung dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan, ini berarti jumlah angka buta huruf dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, namun demikian pada tahun anggaran 2006/2007 masih tersisa angka buta huruf sebesar 0,35 % artinya masih ada 0,35 % masyarakat Kota Bandung berusia > 15 tahun yang belum bisa membaca dan menulis. Oleh karenanya upaya menuntaskan angka buta huruf ke depan harus lebih optimal sehingga bebas buta huruf segera dapat tercapai. Adapun rata-rata lama sekolah dari tahun ke tahun juga menunjukkan angka kenaikan, ini memberikan arti bahwa rata-rata pendidikan masyarakat Kota Bandung kecenderungannya mengalami peningkatan dimana pada tahun anggaran 2006/2007 rata-rata pendidikan masyarakat Kota Bandung berada pada posisi 10,59 tahun ini berarti ratarata pendidikan masyarakat Kota Bandung berusian 7 – 18 tahun berada di kelas XI sekolah menengah atas / kejuruan. Oleh karenanya upaya untuk memperluas kesempatan dan pemerataan pendidikan kedepan harus lebih optimal. Secara otomatis peningkatan dari tahun ke tahun juga terjadi pada Indeks Pendidikan karena indeks pendidikan sangat dipengaruhi oleh ratarata lama sekolah dang angka melek huruf.
42
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Demikian pula pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan karena Indeks Pembangunan Manusia ditopang oleh tiga indikator komposif, yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan daya beli masyarakat Kota Bandung, namun demikian upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) harus terus dioptimalkan agar kesejahteraan masyarakat Kota Bandung terus meningkat dengan cepat. 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan antara jumlah seluruh siswa pada jenjang sekolah tertentu (SD, SMP, SMA) terhadap jumlah penduduk usia jenjang sekolah tersebut, sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan jumlah anak usia sekolah yang berada pada jenjang sekolah tertentu (SD, SMP, SMA) dengan jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang tersebut. Pencapaian dan keberhasilan APK dan APM pada tingkatan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK, Paket B dan Paket C tersaji pada tabel dan grafik berikut : Tabel 1.2. APK dan APM SD/MI No
KELOMPOK
TAHUN
SISWA
2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007
2
Penduduk Usia Sekolah (7–12 th) Siswa (7 – 12 th)
3
Jumlah Siswa
4
APK
127,86 %
138,41 %
138,37 %
130,05 %
5.
APM
106,40 %
107,39 %
121,58 %
121,43 %
1
199.931
194.608
175.976
178.205
212.731
208.998
181.609
216.390
255.627
269.361
243.500
231.763
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung
43
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
160 140 120 100 80 60 40 20 0 2003/2004
2004/2005
2005/2006
APK
2006/2007
APM
Grafik 1.2. APK dan APM SD/MI Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di SD/MI Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi atau naik turun, namun posisinya tetap berada diatas 100 %, ini berarti bahwa masyarakat Kota Bandung yang berusia 7 – 12 tahun memiliki kepedulian yang tinggi untuk tetap sekolah dan atau tingginya masyarakat luar Kota Bandung yang bersekolah di SD/MI Kota Bandung akibat Kota Bandung sebagai Ibukota Propinsi atau ketertarikan hal lainnya . Adapun Angka Partisipasi Murni (APM) di SD/MI Kota Bandung dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan naik kecuali pada tahun anggaran
2006/2007
sedikit
mengalami
penurunan,
namun
demikian
posisinya tetap diatas 100 %, hal ini memberikan arti bahwa tingkat kepedulian masyarakat Kota Bandung usia 7 – 12 tahun untuk tetap bersekolah SD/MI sangat tinggi dan banyaknya masyarakat luar Kota Bandung bersekolah SD/MI Kota Bandung.
44
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Tabel 1.3. APK dan APM SMP/MTs. No
KELOMPOK SISWA
TAHUN 2003/2004
2004/2005
2005/2006
2006/2007
114.566
105.334
96.840
104.959
81.391
82.287
101.993
98.888
115.426
112.545
109.463
119.709
2
Penduduk Usia Sekolah (13–15 th) Siswa (13 – 15 th)
3
Jumlah Siswa
4
APK
100,75 %
106,85 %
120,66 %
114,05 %
5.
APM
71,04 %
78,12 %
85,18 %
92,31 %
1
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung
140,00% 120,00% 100,00%
Grafik 3.3. APK dan APM SMP/MTs
80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 2003/2004
2004/2005
2005/2006
APK
2006/2007
APM
Grafik 1.3. APK dan APM SMP/MTs. Dari data tersebut di atas memberi gambaran bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di SMP/MTs Kota Bandung dari tahun ke tahun menunjukkan angka kenaikan kecuali pada tahun anggaran 2006/2007 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun demikian tetap berada pada posisi di atas 100 %, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat Kota Bandung untuk bersekolah di SMP/MTs Kota Bandung. Adapun Angka Partisipasi Murni (APM) di SMP / MTs Kota Bandung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Kota Bandung terus meningkat dan berada pada posisi cukup tinggi dimana pada tahun 2006/2007 telah mencapai 92,31%.
Namun demikian perlu terus
dioptimalkan pelaksanaan program yang menunjang tercapainya wajar
45
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
dikdas 9 tahun sehingga segera terealisasi untuk kemudian menyongsong wajar dikmen 12 tahun. Tabel 1.4. APK dan APM SMA/MA/SMK
3
KELOMPOK TAHUN SISWA 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 Penduduk Usia Sekolah (16 – 18 141.728 119.159 112.207 th) Siswa (16 – 18 83.202 71.316 80.352 th) Jumlah Siswa 116.687 101.921 104.274
4
APK
82,33 %
85,53 %
92,93 %
5.
APM
58,71 %
59,85 %
71,61 %
No 1 2
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung
100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 2003/2004
2004/2005
2005/2006
APK
2006/2007
APM
Grafik 1.4. APK dan APM SMA/MA/SMK Berdasarkan data tersebut di atas memberi gambaran bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di SMA/MA/SMK Kota Bandung dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat berusia 16 – 18 tahun di Kota Bandung akan pentingnya pendidikan di tingkat sekolah menengah terus meningkat dan berada pada posisi cukup tinggi dimana pada tahun 2006/2007 mencapai 92,93 %. Adapun Angka Partisipasi Murni (APM) di SMA/MA/SMK Kota Bandung dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan sekalipun pada tahun anggaran 2006/2007 berada pada posisi 71,61 % ini berarti memberi gambaran bahwa kesadaran masyarakat berusia 16 – 18 tahun di
46
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Kota Bandung akan pentingnya pendidikan sekolah menengah terus meningkat, namun demikian perlu terus dioptimalkan pelaksanaan rintisan program yang menunjang tercapainya wajar dikmen 12 tahun karena masih ada rentang prosentase APM sebesar 28,39%. Tabel 1.5. APK dan APM Paket B No
KELOMPOK SISWA
1
Pontren Salafiyah
2
Paket B Paket B Pondok Pesantren Siswa (1+2+3) usia 13 – 15 tahun Total Penduduk Usia 13 – 15 th APK (1+2+3) : 5 x 100 % APM 4 : 5 x 100 %
3 4 5 6. 7.
TAHUN 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 3.260 2.128 980
1.574
2.674
-
-
25
443
2.140
3.355
105.334
96.840
104.959
0,93 %
4,49 %
4,59 %
0,42 %
2,21 %
3,19
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung 5,00% 4,00% 3,00%
APK APM
2,00% 1,00% 0,00% 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007
Grafik 1.5. APK dan APM Paket B Dari gambaran data diatas menunjukkan bahwa Angka Partisifasi Kasar (APK) dan Angka Partisifasi Murni (APM) di paket B sama-sama menunjukkan angka kenaikan dari tahun ke tahun, selain dari itu jumlah peserta paket B juga terus mengalami kenaikan ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Kota Bandung yang tidak lulus dari SMP/MTs untuk
47
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
mengikuti Paket B terus miningkat dari tahun ke tahun, ini berarti kepercayaan
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan
paket
B
terus
mengalami peningkatan. Tabel 1.6. APK dan APM Paket C No 1
Pontren Salafiyah
2
Paket C
3
Paket C Pondok Pesantren
4 5
TAHUN
KELOMPOK SISWA
2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 3.321 -
Siswa (1+2+3) usia 16 – 18
1.288
tahun Total Penduduk Usia 16 –
112.207
18 th
6.
APK (1+2+3) : 5 x 100 %
2.95 %
7.
APM 4 : 5 x 100 %
1.15 %
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung 3,50% 3,00% 2,50% 2,00%
APK
1,50%
APM
1,00% 0,50% 0,00% 2003/2004
2004/2005
2005/2006
2006/2007
Grafik 1.6. APK dan APM Paket C Dari gambaran data diatas bahwa APK dan APM Paket C pada tahun anggaran 2006 / 2007, perlu terus dilakukan sosialisasi dan dioptimalkan penyelenggaraanya
agar
animo
masyarakat
yang
SMA/MA/SMK pada penyelenggaraan paket C meningkat.
48
tidak
lulus
dari
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
4. Angka Melanjutkan Sekolah Angka melanjutkan sekolah merupakan jumlah siswa lulus dari jenjang pendidikan tertentu yang melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah yang lebih tinggi. Berikut disajikan tabel dan grafik dari Angka Melanjutkan Sekolah ke SMP /MTs dan SMA/MA/SMK. Tabel 1.7. Angka Melanjutkan ke SMP/MTs. LULUSAN SD/MI TAHUN LULUS
JUMLAH LULUSAN
TAHUN MELAN JUTKAN
2004/2005
36.043
2005/2006 2006/2007
ANGKA MELANJUTKAN JALUR SEKOLAH LUAR SEKOLAH
TOTAL
Σ
%
Σ
%
%
2005/2006
34.390
94,41
684
1,89
97,30
37.868
2006/2007
37.575
99,23
2.024
5,34
104,57
38.551
2007/2008
43.853
113,75
2.609
5,95
119,69
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung 50.000 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 2004/2005
2005/2006
Jml Jalur Sekolah
2006/2007
Jml Jalur Luar Sekolah
2007/2008
Jumlah Melanjutkan
Grafik 1.7. Angka Melanjutkan ke SMP/MTs.
120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 2004/2005
2005/2006
% Jalur Sekolah
2006/2007
% Jalur Luar Sekolah
2007/2008 % Total
Grafik 1.8. Prosentase Angka Melanjutkan ke SMP/MTs.
49
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa Angka Melanjutkan Sekolah ke SMP/MTs menunjukkan adanya angka peningkatan dari tahun ke tahun bahkan melebihi angka 100%, ini berarti bahwa kesadaran masyarakat untuk tetap bersekolah di jenjang SMP/MTs cukup tinggi dan animo masyarakat lulusan luar Kota Bandung untuk bersekolah di SMP/MTs Kota Bandung cukup banyak hal ini dimungkinkan terjadi karena lokasi SMP/MTs di Kota Bandung cenderung lebih mudah dijangkau atau mencari kualitas pendidikan yang lebih baik atau ketertarikan yang lainnya, dan atau keberhasilan Pemerintah Kota Bandung melaksanakan program beasiswa retrival, bawaku sekolah maupun beasiswa transisi. Tabel 1.8. Angka Melanjutkan ke SMA/MA/SMK LULUSAN SD/MI TAHUN LULUS
JUMLAH LULUSAN
TAHUN MELAN JUTKAN
2004/2005
32.635
2005/2006 2006/2007
ANGKA MELANJUTKAN JALUR SEKOLAH LUAR SEKOLAH
TOTAL
Σ
%
Σ
%
%
2005/2006
33.807
103,59
1.617
4,59
108,54
33.356
2006/2007
33.935
101,74
938
2,81
104,55
34.179
2007/2008
34.916
102,16
1.029
3,01
105,17
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 2004/2005 Jml Jalur Sekolah
2005/2006
2006/2007
Jml Jalur Luar Sekolah
2007/2008
Jumlah Melanjutkan
Grafik 1.9. Angka Melanjutkan ke SMA/MA/SMK
50
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
120 100 80 60 40 20 0 2004/2005
2005/2006
% Jalur Sekolah
2006/2007
% Jalur Luar Sekolah
2007/2008 % Melanjutkan
Grafik 1.10 Prosentase Angka Melanjutkan ke SMA/MA/SMK Berdasarkan
Data
tersebut
di
atas
menunjukan
Angka
melanjutkan Sekolah ke SMA/MA/SMK melalui jalur sekolah dari tahun ke tahun ada peningkatan dan posisinya di atas angka 100%, ini berarti bahwa banyak masyarakat lulusan luar Kota Bandung melanjutkan sekolah di SMA/MA/SMK Kota Bandung atau adanya siswa yang melanjutkan tetapi lulusan dua tahun sebelumnya atau lebih. 5. Angka Putus Sekolah (APS) Angka Putus Sekolah (APS) adalah angka yang menunjukan jumlah siswa yang karena sesuatu hal sehingga tidak lagi bersekolah di jenjang sekolah tertentu. Berikut disajikan tabel dan grafik tentang Angka Putus Sekolah (APS) Tabel 1.9. Angka Putus Sekolah (APS) No.
Satuan Pendidikan
2005/2006 Jumlah Siswa
APS
2006/2007 %
Jumlah
APS
Siswa
APS
% APS
1
SD/MI
243.500
91
0,04
231.763
79
0,03
2
SMP/MTs
112.012
320
0,29
119.706
178
0,15
3
SMA/MA/SMK
101.921
641
0,63
104.274
607
0,58
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung
51
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
700 600 500 400 300 200 100 0 2004/2005
2005/2006 SD
SMP
2006/2007
SMA
Grafik 1.11 Jumlah Siswa Putus Sekolah Tiap Jenjang Berdasarkan data tersebut di atas memberi gambaran bahwa dari tahun Anggaran 2005/2006 sampai dengan 2006/2007 jumlah maupun prosentase Angka Putus Sekolah mulai SD/MI sampai dengan SMA/MA/SMK mengalami penurunan, hal ini mencerminkan bahwa upaya Pemerintah Kota Bandung dalam rangka memberikan bantuan kepada siswa yang putus sekolah melalui program beasiswa Retrival, beasiswa Transisi dan Bawaku sekolah, dll cukup berhasil mengurangi angka putus sekolah di jenjang SD/MI,SMP/MTs, maupun SMA/MA/SMK. 6. Indek Pedidikan dan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Angka Indek Pendidikan merupakan Angka Indikator Pencapaian Angka Melek Huruf (AMH), Abgka Lama Sekolah (ALS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Putus Sekolah (APS) dan Angka Melanjutkan. Adapun Indek Pembangunan Manusia (IPM) merupakan Indikator pencapaian Indek Pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Berikut disajikan tabel dan grafik Indek Pendidikan dan Indek Pembangunan Manuasia.
52
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Tabel 1.12. Indeks Pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia Kota Bandung No
Tahun
Uraian
2004
2005
2006
1
Indeks Pendidikan
89,80
90,29
90,80
2
Indeks Pembangunan Manusia
77,38
78,15
79,38
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung
95 90 85 80 75 70 2004
2005
2006
Grafik 1.12. Indeks Pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia Kota Bandung Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa Indek Pendidikan di Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal demikian memberi gambaran bahwa penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung jenjang SD, SMP, dan SMA terus mengalami kemajuan, hal ini memberikan arti bahwa program-program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung
melalui
Dinas
Pendidikan
Kota
Bandung
cukup
efektif
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung. Demikian pula dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,dimana peningkatan
terbesar
ditopang oleh Indek Pendidikan adapun indikator kesehatan dan daya beli masyarakat Kota Bandung cenderung tidak mengalami perubahan, hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk miskin Kota Bandung dan cukup tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular di Kota Bandung.
53
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
7. Anggaran Pendidikan Anggaran Pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang menentukan kualitas pendidikan. Berikut ini disampaikan Anggaran Pendidikan Dinas Kota Bandung Tabel 1.13. Anggaran Pendidikan Kota Bandung
No
TAHUN
APBD
(1)
(2)
ANGG.
ANGG.
PENDIDIKAN (GAJI
PENDIDIKAN (NON
& NON GAJI)
GAJI)
%1
%2
1
2004
1.046.390.817.243
361.581.556.598
33.144.870.815
34.55
3.17
2
2005
1.127.019.510.088
381.607.015.531
47.836.931.097
33.85
4.24
3
2006
1.191.743.352.067
406.980.354.731
43.625.000.997
34.15
4.50
4
2007
1.607.212.920.432
571.895.823.579
105.194.724.727
35.58
6.55
(Milyar Rupiah)
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung. 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 2004
2005 APBD
2006
2007
ANGG PENDIDIKAN
Grafik 1.13. Anggaran Pendidikan Kota Bandung Berdasarkan data tersebut di atas menunjukan bahwa Anggaran Pendidikan untuk gaji dari tahun ke tahun mengalami peningkatan ini berarti penghasilan tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Bandung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun untuk menjelaskan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Bandung perlu mempertimbangkan faktor lainnya diantaranya adalah nilai inflasi.
54
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Adapun Anggaran Pendidikan untuk non gaji juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun demikian jumlah dan prosentasi anggaran pendidikan non gaji masih sangat rendah dan masih terlalu jauh dari apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Sisdiknas yaitu 20%,
oleh karenanya Pemerintah Kota Bandung terus meningkatkan anggaran pendidikan non gaji secara signifikan sehingga semakin mendekati 20% agar peningkatan mutu pendidik di Kota Bandung terus meningkat. 8. Jumlah dan Jenis Bantuan Pendidikan Jenis bantuan pendidikan yang dilaksanakan di Kota Bandung terdiri dari KBBS/BAWAKU Sekolah, Transisi dan Retrival, WAKAPS serta Sekolah gratis. a. KBBS/BAWAKU Sekolah adalah program Pemerintah Kota Bandung sebagai salah satu kegiatan dalam rangka memperluas kesempatan belajar bagi warga Kota Bandung untuk mewujudkan Bandung Cerdas tahun 2008. b. Transisi dan retrival adalah beasiswa membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar memperoleh layanan pendidikan yang lebih bermutu. c. WAKAPS adalah Amal Shodaqoh seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Bandung untuk mengantarkan pendidikan siswa kurang mampu. d. Sekolah Gratis adalah penyediaan dana pengembangan sekolah untuk pembebasan biaya sekolah (gratis). Tabel 1.14 Jenis Bantuan Sekolah No
Jenis Bantuan
1
KBBS/BAWAKU (Siswa)
2
Transisi dan Retrival (Siswa)
3
WAKAPS (Siswa)
Tahun 2003 2004
2005
2006
2007
13.900 22.060 65.777 3.058 655
55
2008
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No 4
Tahun
Jenis Bantuan
2003 2004
2005
2006
2007
Sekolah Gratis (Sekolah)
2008
22
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung
Berdasarkan data di atas tampak bahwa program bantuan KBBS/ BAWAKU mulai digulirkan oleh Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2005 dan tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan dari jumlah siswa yang menerimanya. Program KBBS dan BAWAKU ini secara nyata telah menyumbang peningkatan Indek Pendidikan di Kota Bandung. Adapun program bantuan Transisi, Retrival, WAKAPS dan sekolah gratis baru mulai digulirkan oleh Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2007, dengan program bantuan tersebut telah membantu membebaskan dan meringankan beban biaya sekolah bagi beberapa orang tua siswa sehingga mampu mencegah terjadinya siswa putus sekolah dan mampu meningkatankan
lama
belajar
siswa
yang
pada
akhirnya
mampu
meningkatkan Indek Pendidikan di Kota Bandung. 9. Hasil Ujian Nasional Berikut disajikan tabel dan grafik Hasil Ujian Nasional tingkat SMP Tabel 1.15 Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP
No
2003/2004
Statistik Nilai
B Ind. B Ing.
2004/2005 Mat B IndB IngMat
2005/2006 B
B
Ind.
Ing.
Mat
2006/2007 B
B
Ind.
Ing.
Mat
1
Rata-rata
6.17
5.65
5.58
7.80
7.80
6.98 7.78
6.99
7.21
2
Terendah
2.52
2.75
2.24
0.80
1.80
0.67 0.80
1.80
0.67
3
Tertinggi
9.08
10.00
10.00
10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00
4
Lulus
97,77 %
Sumber Data : www.puspendik.com
56
95,93 %
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa perolehan ratarata hasil Ujian Nasional SMP Kota Bandung dari tahun 2003/2004 ke 2005/2006
terjadi
lonjakan
kenaikan
yang
signifikan,
hal
ini
menggambarkan bahwa hasil Ujian Nasional pada tahun 2005/2006 hampir mencapai Standar Ketuntasan belajar Nasional yaitu 7,5. Namun demikian nilai terendah yang dicapai siswa sangat rendah yaitu 0,8 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain dari itu tingkat kelulusan siswa dari tahun 2005/2006 ke tahun 2007/2008 mengalami penurunan sebesar 1,84%. Oleh karenanya upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru harus terus ditingkatkan sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih optimal yang pada akhirnya dapat meningkatkan output pendidikan di Kota Bandung. Tabel 1.16 Hasil Ujian Nasional Tingkat SMA Jurusan IPA No
Statistik Nilai
2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Mat Mat Mat Mat Ind. Ing. Ind. Ing. Ind. Ing. Ind. Ing.
1
Rata-rata
8.54 8.54
8.64 7.41 8.56
7.15
2
Terendah
3.00 2.80
1.67 1.80 2.00
0.33
3
Tertinggi
10.00 10.00 10.00 9.40 10.00 10.00
4
Lulus
97,88 %
96,66 %
Sumber Data : www.puspendik.com
Beradasarkan data tersebut di atas dapat disampaikan bahwa ratarata perolehan hasil Ujian Nasional SMA Jurusan IPA dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika dari tahun 2005/2006 ke tahun 2006/2007 mengalami penurunan, tentu saja untuk mencari penyebab terjadinya penurunanbukan hal yang mudah. Satu diantara sejumlah penyebab penurunan adalah penerapan Naskah Soal Ujian Nasioanal gabungan dari kurikulum 1994, 2004 dan KTSP (irisan) pada tahun 2006/2007, dimana hal tersebut belum banyak dipahami oleh guru sebagai ujung tombak pendidikan di lapangan.
57
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Selain dari itu prosentasi tingkat kelulusan siswa juga mengalami penurunan sebesar 1,22%, oleh karenanya upaya peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan melalui pelatihan bagi guru sehingga kemampuan guru meningkat yang pada akhirnya dapat mengubah prilaku guru dalam pembelajaran menuju arah yang optimal dan membudayakan guru melakukan penilaian tindakan kelas dengan demikian tingkat kelulsan Kota Bandung meningkat. Tabel 1.17. Hasil Ujian Nasional Tingkat SMA Jurusan Bahasa No
Statistik Nilai
2003/2004
2004/2005
2005/2006
Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Mat Mat Ind. Ing. Ind. Ing. Ind. Ing. 7.15 7.15
2006/2007
Bhs Bhs Ind. Ing. 7.58 7.41 8.29
8.09
Mat
Mat
1
Rata-rata
2
Terendah
3.00 4.00
3.00 4.60 5.40
6.40
3
Tertinggi
9.80 9.60
10.00 9.40 9.80
9.60
4
Lulus
97,99 %
100 %
Sumber Data : www.puspendik.com
Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa hasil Ujian Nasioanal SMA jurusan Bahasa di Kota Bandung mengalami kenaikan yang cukup tinggi selain dari itu dari prosentase kelulusan siswa juga mengalami kenaikan, oleh karenanya upaya peningkatan mutu pendidikan perlu terus dioptimalkan sehingga kwalitas proses pembelajaran terus meningkat untuk kemudian dapat mempertahankan hasil yang telah dicapai atau bahkan dapat terus ditingkatkan. Tabel 1.18. Hasil Ujian Nasional Tingkat SMA Jurusan IPS No
Statistik Nilai
2003/2004
2004/2005
2005/2006
2006/2007
Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Mat Mat Mat Mat Ind. Ing. Ind. Ing. Ind. Ing. Ind. Ing. 7.97 7.97 8.12 6.74 8.06 6.44
1
Rata-rata
2
Terendah
2.60
3
Tertinggi
10.00 10.00 9.74 9.40
58
1.60
2.11 1.60
1.20
1.25
10.00 9.75
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No
Statistik Nilai
2003/2004
2004/2005
2005/2006
Bhs Bhs Bhs Bhs Bhs Mat Mat Ind. Ing. Ind. Ind. Ing. 4
Lulus
Bhs Mat Ing. 96,99 %
2006/2007 Bhs Ind.
Bhs Mat Ing. 92.89 %
Sumber Data : www.puspendik.com
Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa hasil Ujian Nasioanal SMA jurusan IPS di Kota Bandung untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika mengalami penurunan yang cukup tinggi, namun demikian untuk mata pelajaran Bahasa Inggris mengalami kenaikan sekalipun kecil. Upaya peningkatan mutu pendidikan harus terus digiatkan baik dilevel MGMP sekolah, wilayah dan Kota Bandung untuk meningkatkan output pendidikan diantaranya yaitu hasil Ujian Nasional. 10. Prestasi Yang diraih Kota Bandung Prestasi yang diraih Kota Bandung Tahun 2007 dalam bidang Pendidikan. No. EVEN/LOMBA/KEJUARAAN
NAMA/SEKOLAH
PRESTASI
1
Lomba Kompetensi Siswa (LKS)
SMK Kota Bandung
Juara Umum Prop Jawa Barat
2
Lomba Moivasi Belajar Mandiri (Lomojari)
SMP Negeri 8
Juara II Nasional
3
Sekolah Sehat
SMP Negeri 7
Juara I Prov Jawa Barat
4
Sekolah Sehat
SMP Negeri 7
Juara IV Tk. Nasional
5
Pengelola Koperasi Sekolah SMP
SMP Negeri 7
Juara I Prop. Jawa Barat
6
Sekolah Berbudaya Lingkungan (Model Adi Wyata)
SMP Negeri 7
Juara I Tk. Nasional
7
Guru Teladan
Drs. Bambang Arianto
Juara I Prop Jawa Barat
8
Pengawas Teladan (TK/SD)
Dra. Nita Suherneti, M.Si.
Juara II Nasional
9
Pengawas Teladan
Dra. Yayat Ibayati
Juara II Nasional
59
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No. EVEN/LOMBA/KEJUARAAN
NAMA/SEKOLAH
PRESTASI
(SMP/SMA) 10
Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah
Kontingen Kota Bandung
Juara Umum Wil. Priangan
11
Sekolah Sehat
TK Merpati Pos
Juara Wil. Priangan
12
Sekolah Sehat
SMK Negeri 7
Juara Wil. Priangan
13
Wajar Dikdas Award (Tahun ke 3)
Kota Bandung
Anugrah Wajar Dikdas Jabar
14
Kota Vokasi
Kota Bandung
Anugrah Kota Vokasi Jabar
15
Olimpiade Sains (Matematika)
Ifan Adrian Koswara
Medali Emas Tk. Nasional
16
Olimpiade Sains (Matematika)
Ifan Adrian Koswara
Medali Perak Tk. Internasional
17
Olimpiade Sains (Biologi)
SMP Negeri 7
Medali Perak Tk. Nasional
18
Olimpiade Sains (Matematika)
SMP Pribadi
Medali Emas Tk. Nasional
19
Guru Agama Teladan
H.Apip Sholehudin, Juara I Tk. Jawa Barat S.Ag. (SMP Negeri 7)
Pemberian
Reward
kepada
peorangan
atau
sekolah
yang
berprestasi dibidangnya dan telah mengharumkan nama baik Dinas Pendidikan Kota Bandung selama ini perlu terus ditingkatkan sehingga mampu memberikan dorongan semangat untuk lebih berprestasi dimasa yang akan datang. Analisis Manajemen Pendidikan Di Kota Bandung Salah satu pasal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembangunan pendidikan dewasa ini merujuk pada tiga pilar pembangunan pendidikan nasional, yaitu: (1) pemerataan dan peningkatan aksesibilitas; (2) peningkatan
60
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
mutu, relevansi, dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.
Untuk menjabarkan ketiga pilar
pembangunan pendidikan nasional tersebut, harus ditopang oleh kebijakan pemerintah daerah yang disertai dengan komitmen yang tinggi dari para praktisi pendidikan dan masyarakat luas. Salah satu wujud komitmen pemerintah Kota Bandung dalam pembangunan pendidikan tersebut, tersurat dalam Peraturan Pemerintah Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Kota Bandung Tahun 2004-2008, yang menetapkan Visi “Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang BERMARTABAT” (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat) dengan salah satu misinya adalah mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan religius. Kemudian, Renstra Kota Bandung tersebut diakselerasi melalui 7 program strategis, yaitu: 1. Bidang Pendidikan; Bandung Cerdas 2008 2. Bidang Kesehatan; Bandung Sehat 2007 3. Bidang Kemakmuran; Laju pertumbuhan ekonomi 11% Tahun 2008 4. Bidang Lingkungan Hidup; Gerakan sejuta pohon 2006 5. Bidang Seni dan Budaya; Bandung Kota Seni dan Budaya 2008 6. Bidang Olahraga; Bandung Kota Berprestasi 2008 7. Bidang Agama; Bandung Kota Agamis 2008 Implementasi dari 7 program strategis tersebut, dipacu melalui 5 gerakan, yaitu: (1) gerakan menanam pohon dan hemat menampung air; (2) gerakan cikapundung bersih; (3) gerakan sejuta bunga; (4) gerakan udara bersih; dan (5) gerakan Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan, dan Pengawasan Lingkungan Hidup (P4LH). Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan di Kota Bandung, tidak hanya memfokuskan pada pemberdayaan Sumber Daya Manusia, akan tetapi ikut memperhatikan pelestarian lingkungan hidup. Hal ini menjadi indikator bahwa pembangunan SDM di Kota Bandung tidak hanya berorientasi pada pembentukkan SDM yang cerdas secara akademik semata, akan tetapi menjadi SDM yang memiliki kesadaran, cinta dan
61
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
wawasan lingkungan. Secara formal, komitmen pendidikan berwawasan lingkungan tersebut, tertuang dalam Peraturan WaliKota Bandung Nomor 31 Tahun 2007, yang memuat kurikulum untuk menanamkan pemahaman sejak dini tentang Lingkungan Hidup dalam setiap jenjang pendidikan dimulai TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Upaya
keras
jajaran
pemerintah
Kota
Bandung
di
bidang
pembangunan pendidikan ini, telah membuahkan hasil nyata. Hal tersebut ditandai dengan diperolehnya beberapa penghargaan, seperti pada tahun 2005, 2006 meraih gelar Wajar Dikdas Award dan pada tahun 2007 selain meraih gelar Wajar Dikdas dengan rintisan Wajar Dikmen juga mendapat pengjhargaan pelaksanaan Kota Vocational yang menitikberatkan pada pendidikan kejuruan. Di
samping
perolehan
sejumlah
prestasi
kerja
tersebut,
pembangunan pendidikan di Kota Bandung sampai saat ini dihadapkan pada berbagai permasalahan, yang telah diidentifikasi pada 11 problema, yaitu: (1) bangunan sekolah, khususnya 40-50% dari jumlah SD, memiliki tingkat kerusakan yang cukup memprihatinkan; (2) sarana dan prasarana pendidikan,
seperti
laboratorium
dan
perpustakaan
masih
kurang
memadai; (3) biaya pendidikan mahal; (4) tingkat partisipasi masyarakat selain orang tua masih terus ditingkatkan; (5) kesejahteraan guru; (6) kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; (7) kualitas peserta didik belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman; (8) relevansi pendidikan dengan kondisi masyarakat; (9) beban pelajaran yang memberatkan; (10) peran dewan pendidikan dan komite sekolah masih belum optimal; dan (11) masalah buku pelajaran yang belum terpenuhi sesuai kebutuhan peserta didik. Dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan di Kota Bandung, ada beberapa faktor kunci yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan mutu pengelolaan sekolah, yaitu:
62
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
1. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat Dalam konteks otonomi daerah dan juga otonomi sekolah, maka kepemimpinan kepala sekolah adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan sekolah. Saya lihat, evaluasi, dan analisis bahwa perjalanan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah yang telah dan sedang dilaksanakan dewasa ini, cukup memberikan peluang dan pengalaman organisasi bagi para kepala sekolah untuk meningkatkan keterampilan manajerial, sebagai seorang leader dan manajer yang memiliki karakter sebagai seorang visioner. Arti penting kepemimpinan kepala sekolah yang kuat ini, karena pengelolaan sekolah, dihadapkan pada berbagai peluang dan kebijakan otonomi pengelolaan sekolah, seperti: (1) adanya kewajiban setiap sekolah untuk menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), Rencana Strategis (Renstra), dan Rencana Operasional Program Sekolah
(Renops);
(2)
penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP); dan (3) adanya berbagai peluang dana block grant dari pemerintah pusat maupun daerah, yang mana hal tersebut memerlukan keberanian yang ditunjang oleh keterampilan manajerial kepala sekolah. 2. Kompetensi guru yang mumpuni Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen, bahwa ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dewasa ini, yaitu: a. Kompetensi
Pedagogik,
berkaitan
dengan
kemampuan
menyelenggarakan pembelajaran dan berinteraksi dengan peserta didik. b. Kompetensi Kepribadian, berkaitan dengan kemampuan menata dan mengendalikan diri sebagai manusia dewasa. c. Kompetensi
Profesional,
berkaitan
dengan
kemampuan
melaksanakan fungsi dan tugas pokok berdasarkan keahlian.
63
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
d. Kompetensi Sosial, berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat. Dalam tataran operasional yang terkait dengan tugas dan wewenang guru adalah dimana sekolah dihadapkan pada tugas-tugas seperti: (1) guru harus membuat silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran, sampai pada penilaian; (2) adanya program sertifikasi guru yang esensinya menggiring kinerja guru secara profesional, dan (3) adanya kebijakan pembukaan Sekolah Standar Nasional (SSN) dan Sekolah Berbasis Internasional (SBI), yang berimplikasi terhadap mutu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. 3. Optimalisasi peran pengawas Eksistensi peran pengawas ini, sesungguhnya memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan sekolah dan pembelajaran. Hanya yang menjadi persoalannya, adalah ”bagaimana meningkatkan kompetensi pengawas dan memberdayakan dalam konteks perannya sebagai supervisor, konsultan, dan advokator bagi kepala sekolah dan guru dalam upaya meningkatan mutu pengelolaan sekolah dan pembelajaran?” Sudah saatnya sekarang adalah kita harus memberikan perhatian kepada upaya peningkatan dan pemberdayaan peran pengawas. Hal penting lainnya, adalah merubah budaya kinerja kepengawasan dari yang hanya berorientasi pada pengawasan administratif, menjadi dikembangkan orientasinya kepada pengawasan berbasis prestasi. 4. Penguatan tata kelola program sekolah Ini adalah satu dari tiga pilar pembangunan pendidikan nasional, yakni penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Dengan adanya kebijakan dan program pemberdayaan sekolah, seperti adanya otonomi pengelolaan sekolah, bantuan langsung ke sekolah, tingginya peran serta masyarakat dalam mendukung pengelolaan sekolah, jelaslah bahwa sekolah sebagai pihak pelaksana (eksekutif) harus memiliki budaya dan kemampuan untuk mengelola berbagai
64
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
program
sekolah
secara
profesional
dan
disertai
dengan
pertanggungjawaban kegiatan secara akuntable. 5. Peran serta masyarakat Revitalisasi
peran
BP3
menjadi
Komite
Sekolah
adalah
memberikan warna baru bagi pengelolaan sekolah yang memberikan peluang bagi terlibatnya peran serta masyarakat secara lebih luas dalam
pengelolaan
sekolah.
Ini
berarti
pembinaan
manajemen
pengelolaan SMP, tidak bisa melupakan komponen peran serta masyarakat.
Banyak
SMP,
yang
mapan
secara
mandiri
dalam
pembiayaan sekolah, karena adanya dukungan dari Komite Sekolah. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya komputer dan internet, secara luas telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan dan keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dapat diaplikasikan dalam dunia kerja dan masyarakat. Selain itu, pendidikan seharusnya dapat memanfaatkan potensi dari Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah mencapai tahap di mana harga perangkat keras komputer berharga relatif murah dibanding dengan kemampuan kerjanya yang sangat besar. Keadaan ini mendorong masyarakat untuk berlomba-lomba memanfaatkan komputer menjadi alat bantu penyaji informasi. Namun demikian sekarang ini masih banyak didengar keluhan terhadap kegagalan implementasi pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu diperlukan pengembangan sumber daya manusia nya sendiri dalam memanfaatkan teknologi informasi, guru menjadi
ujung
tombak
dalam
pembelajaran
berbasis
teknologi
informasi, oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan teknis operasional teknologi informasi perlu diselenggarakan pelatihan secara berkelanjutan kepada guru-guru. Untuk dapat memanfaatkan TIK
65
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan
materi
pelajaran
kepada
satuan-satuan
kecil
dan
terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok. Dengan dasar kesadaran itu Dinas Pendidikan Kota Bandung bergerak dari satu pemikiran ke pemikiran lain untuk menggerakan budaya sekolah secara bertahap berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pemanfaatan aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menambah nilai proses pembelajaran dengan memadukan kegiatan yang mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan pembelajaran.
66
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Bentuknya berupa :
Penggunaan paket software umum
Penggunaan paket software khusus yang dikembangkan oleh guru untuk tujuan pembelajaran.
Penggunaan perangkat komunikasi untuk kolaborasi on-line dan pertukaran informasi.
Penggunaan internet sebagai sumber informasi dan penelitian.
Pengembangan e-Learning
EKAPITULASI BANTUAN DARI DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI No.
Nama Perusahaan
1
PT. BANK JABAR
2
PT. CEMPAKA ARUM PERMATA ESTATE
3
BIO FARMA
Jenis Bantuan Renovasi Bangunan Sekolah Tanah untuk Bangunan Sekolah
Jumlah
Nama Sekolah
Uang
yang Dibantu
548.775.000
SDN. CIHAMPELAS
2000 m2
SDN. CEMPAKA ARUM
Meja Belajar
60 Buah
SDN. SUKAWARNA
Kursi Belajar
120 Buah
1, 2, 3 dan 5
Lemari
6 Buah
Perbaikan Meja
60 Buah
Perbaikan Kursi
120 Buah
4
BIO FARMA
Perbaikan Benteng Sekolah
50 m2
SDN. SIRNAMANAH
5
BIO FARMA
Meja Murid
15 Buah
SDN. SUKAWARNA 2
Kursi Murid
30 Buah
6
PT. MICROSOFT
7
DONATUR ORANG TUA
Meja Guru
2 Buah
Kursi Guru
2 Buah
Lemari
2 Buah
Komputer
1 Buah
SDN. SEJAHTERA
Pembangunan Mesjid Sekolah
40.000.000
SDN. CEMPAKA ARUM
Meja dan Kursi
20 Set
SDN. SUKAWARNA 5
SISWA 8
KOPERASI JASA MARGA
67
Ket
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No.
Nama Perusahaan
Jenis Bantuan
Jumlah
Nama Sekolah
Uang
yang Dibantu
Ket
BHAKTI VI 9
PT. TELKOM
Pembangunan WC
5.050.000
SDN. SARIJADI SELATAN 2
10
BIO FARMA
Meja Murid
20 Buah
SDN. SARIJADI SELATAN 2
Kursi Murid
40 Buah
Meja Guru
2 Buah
Kursi Guru
2 Buah
Lemari Buku
2 Buah
Papan Tulis
2 Buah
11
PT. TELKOM
12
BIO FARMA
13
14
ILO - IPEC
BIO FARMA
15
TELKOM
16
BIO FARMA
Rehab Bangunan Sekolah 6 Lokal
150.000.000
Meja
4.000.000
Kursi
4.000.000
Rehab Lemari
2.000.000
Rehab Bangku
4.000.000
Taman Sekolah
10.000.000
Meningkatkan Mutu Pendidikan Mengadakan Kunjungan ke Orang Tua Anak yang Bekerja pada Industri Sepatu di Bandung
163.720.000
SDN. SARIJADI SELATAN I
KOMPLEK LEUWI PANJANG (DIBANTU PGRI)
Meja
20
Kursi
40
Ring Basket
2
Lemari
1
SDN. CIBOGO
100.000.000
CIRANGRANG 3
Meja Anak
40 Buah
SDN. SUKASARI 3
Kursi Siswa
80 Buah
Kursi Guru
3 Buah
68
Tdk ada data
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No.
Nama Perusahaan
Jenis Bantuan
Jumlah
Nama Sekolah
Uang
yang Dibantu
Meja Guru
3 Buah
Lemari Buku
6 Buah
17
CV. BENGAWAN
Perbaikan Jalan
154.906.895
SD. LEUWIPANJANG
18
PT. JASA MARGA
Perbaikan Ruangan Belajar
1 Kelas
SDN. SUKAWARNA 5
19
PLN APJ BANDUNG
Rehab sekolah
6 Kelas
SD GAMBIR
20
TELKOM SUPRATMAN
kursi dan meja
40 set
SD SABANG
Komputer
2
SD PANYILEUKAN 3
21
HSBC/HONGKONG BANK
Alat Peraga Eksiklopedi
TAKSI 4848
Bahan Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
23
HOTEL GRAND AQUILA
Bahan Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
24
KARANG SETRA
Bahan Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
25
HOTEL PERMATA INT.
Bahan Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
26
BSM
27
JAVA TRAVEL
28
TELKOM
29
BIO FARMA
30
TELKOM
22
Rehab Sekolah
125.000.000
SDN SUKAKARYA
30.000.000
SD MARGASARI II SD CENTEH
Kursi, Meja, dan Kursi Perpustakaan Rehab Sekolah
75.000.000
69
SDN. SARIJADI SELATAN 1
Ket
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No.
Nama Perusahaan
Jenis Bantuan
Jumlah
Nama Sekolah
Uang
yang Dibantu SDN. SARIJADI SELATAN 1
31
TELKOM
Rehab Sekolah
75.000.000
32
TELKOM
Pesawat FLEXIHOME
2 Buah
SDN. SARIJADI SELATAN 1, 2
33
BIO FARMA
Meja Belajar
40 Buah
SDN. SARIJADI SELATAN 1
Kursi Belajar
80 Buah
Meja Guru
2 Buah
Kursi Guru Rehab Meja Belajar Rehab Kursi Belajar
2 Buah 20 Buah 40 Buah
6. Alternatif Pemecahan Masalah Permasalahan dan Alternatif Pemecahan a. Belum adanya infrastruktur SIAP dan E-Learning di Dinas Pendidikan Kota Bandung b. Pemecahannya : perlu dibangun infrastruktur SIAP dan E-Learning c. Sumber daya manusia di bidang SIAP dan E-Learning belum memadai, d. pemecahannya : perlu adanya pelatihan pemanfaatan SIAP dan ELearning di kota Bandung e. pemanfaatan teknologi SIAP dan E-Learning oleh kota Bandung dan sekolah-sekolah belum f. pemecahannya : perluasan pemanfaatan teknologi SIAP dan ELearning oleh kota Bandung dan sekolah-sekolah g. Pendanaan yang belum memadai, Pemecahannya : perlu adanya sharing dana oleh beberapa pihak.
70
Ket
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
B. Visi DAN MISI 1. VISI Menjadikan Kota Bandung sebagai Kota Trend-setter e-pendidikan di Indonesia tahun 2012. 2. MISI Untuk mendukung Visi Program BeST Kota Bandung, maka disusun rancangan global proram sebagai berikut : a. Menyiapkan infrastruktur mencakup perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). b. Menyediakan content bahan ajar dan administrasi. c. Melatih SDM mencakup tenaga guru dan tenaga administrasi d. Membentuk komunitas ICT Sekolah Indonesia e. Melaksanakan kebijakan (regulasi lokal maupun nasional) C. TUJUAN DAN SASARAN 1.
Tujuan Dalam rangka menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun di Kota Bandung program ini bertujuan : a.
Mengembangkan e-Pendidikan untuk Pendidikan Dasar dimana terlatihnya 100 guru yang sudah terlatih dalam e-learning.
b.
Mengembangkan e-Administrasi dalam mengisi administrasi Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan dengan terlatihnya 100 orang tenaga operator.
c.
Mengembangkan Learning Communities Pendidikan sebanyak 100 sekolah yang terkonekasi dan saling berhubungan antar stakeholder.
2.
Sasaran a.
Mempermudah siswa dalam mengakses bahan ajar bersifat mandiri (selft learning materials)
71
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
b.
Mempermudah siswa, guru, pemerintah, dan publik mengakses Informasi Pendidikan
c.
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
D. RUANG LINGKUP Ruang lingkup BeST meliputi : 1.
Program Membangun e-Pendidikan Kota Bandung mencakup sistem : a. Insfrastruktur b. Konten bahan ajar dan administrasi c. Sumber Daya Manusia (SDM) d. Pengaturan Kebijakan e. Pembentukan komunitas
2. Stakeholder : Untuk mewujudkan BeST Kota Bandung stakeholder yang terlibat adalah: a. Siswa b. Guru c. Sekolah/Owner d. Disdikkota Bandung e. Masyarakat f. Goverment (Pusat, Daerah, Kabupaten/Kota) g. Administrator 3. Sekolah yang dijadikan sebagai percontohan pengembangan program BeST adalah 100 sekolah di Kota Bandung yang meliputi : a. 30 Sekolah Dasar b. 70 Sekolah Menengah Pertama 4. Sekolah yang di jadikan simpul kegiatan pendampingan program BeST adalah melibatkan 8 Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan.
72
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
BAB II ORGANISASI A. Profil Organisasi Disdik Kota Bandung Nama Intansi
: Dinas Pendidikan Kota Bandung
Nama Pimpinan
: Drs. H. Oji Mahroji
SK. Jabatan
:
Alamat
: Jl. Jend. Ahmad Yani 239
Kecamatan
: Sumur Bandung
Kota
: Bandung
Provinsi
: Jawa Barat
Telepon
: 022-7106568
Faximili
: 022-7106568
Web Site
: www.disdikkotabandung.com
E-mail
:
[email protected]
No. Rekening Bank
:
73
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
B.
Bagan Organisasi
PELINDUNG
PENASEHAT PENDAMPING PEMBINA
KETUA
SEKERTARIS
KOORD. BID PENGEMBANGAN SISTEM
BENDAHARA
KOORD BID MANAJEMEN CONTENT
KOORD BID PENGEMBANGAN SDM
KOORD BID HUNGAN MASYARAKAT
Penanggung Jawab
: Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung
Penasehat
: Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung
Pembina
: - Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kota Bandung - Kepala Bidang SMP Disdik Kota Bandung - Kepala Bidang PSMAK Disdik Kota Bandung - Kepala Bidang PNFI Disdik Kota Bandung
Pendamping
: Solikin, S.Si, M.T. (STMIK ”AMIKBANDUNG”)
Ketua
: Drs. A. Gaos, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Suprijadi (Pengawas Pendidikan Kota Bandung)
Bendahara
: Nine Noventi
Staf Sekretariat
:
74
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
1. Drs. Momon Msi, 2. Dadang Ridwan, S.Ip, 3. Benny Erwan, S.Pd, 4. Gun gun Pranajaya, S.Pd, 5. Dadang Priatna, 6. Yeyet N, 7. Rita S, 8. Nina Nurfarida, 9. Drs. Agusriah, 10. Atty S, S.Pd, 11. Suyono, S.Pd 12. Ony 13. Hartoyo
(Disdik Kota Bdg) 14. Drs. Nandi Supriadi, M.Pd (MKKS SMP) 15. Drs. Endang (SMKN 4) 16. Drs. Adjat Sudrajat (MKKS SMA) 17. Drs. H. Kosnandar, M.Pd (Korwas) 18. Drs. Suryono (ICT) 19. Drs. Haryanto (BCC) Kord. Bid Pengembangan Sistem
: Drs.Purwanto,MT (SMKN 4 Bdg)
Sie. Pengembangan Web
: Alan Ridwan, S.Si (SMAN 24 Bdg)
Sie. Maintenance Web
: Candra B, S.Kom (SMAN 15 Bdg)
Sie. Networking
: Edi Mulyana (BCC)
Kord. Bid Manajemen Konten
: Dra. Dedeh Suatini (Kepala SMAN 13 Bandung)
Sie. Produksi Konten
: Mochammad Rizki Prayogi (SMPN 13 Bdg)
Sie. Verifikasi Konten
: Drs. Rohiman (SMP 11 Bandung)
Sie Update Data
: Andri Oktaviana (SMPN 2 Bandung
75
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Sie. Kontributor Konten
: Inen Supriatna (SMP PGII 1)
Kord. Bid Pengembangan SDM
: Firman Oktora, S.Si (SMAN 2 Bandung)
Sie. Pendidikan & Pelatihan
: Agung Purnomo (SMAN 23 Bdg)
Sie. Monitoring & Bintek
: Ida Desiana,SE (SDN Padasuka Bdg)
Sie. Operator Sekolah
: Ace Aliyudin (SMPN 19 Bdg)
Sie. Bina Prestasi
: Hendi, ST (SMPN 28 Bdg)
Sie. Desiminasi Program
: Yaddy Kusmayadi, ST (SMAN 3 Bdg)
Sie. Siswa IT
: Agung Setyabudi (Ketua Forum Siswa Pecinta IT)
Kord. Bid.Hubungan Masyarakat
: Asep Hidayat, Amd (SMPN 4 Bdg)
Sie. Sosialisasi
: Wuryanta, S.Pd (SMAN 9 Bdg)
Sie. Kerjasama
: Cep Dedi, S.Pd (SMPN 14 )
Sie. Dokumentasi
: Yayat (SMPN 7 Bandung)
Sie. e-Kios BeST
: Wawan
Widyawan,
S.Kom
(SMAN15 Bdg) Standard Operation Procedure (SOP) Membangun Jaringan Informasi Pendidikan Kota Bandung melalui Program BeST 1. Manajemen Pendidikan Tugas : a. Membuat Kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan BeST b. Bertanggung jawab dalam implementasi BeST c. Membentuk Tim Unit Pelaksana Teknis BeST d. Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan 2. Unit Pelaksana Teknis a. Ketua
:
Mengelola kegiatan secara komprehensif
Perencanaan
Manajemen Proyek
76
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Manajemen SDM
Kordinasi
Motivator
b. Sekretaris Mengelola dan mendokumentasikan hasil kegiatan ke dalam bentuk surat dan laporan c. Bendahara
:
Mengelola kegiatan keuangan
Mengelola pemasukan dana
Mengelola poengeluaran dana
Membuat laporan keuangan
d. Bidang Pengembangan Sistem Mengelola kegiatan pembangunan, perawatan dan perbaikan web dan jaringan. Tugas
:
Mempersiapkan Infrastruktur o Hardware
:
Server
berikut
aksesoris
lainnya
yang
mendukung, Jaringan o Software : Webserver, Bahasa pemrograman, database dan aplikasi lainnya
mengembangkan aplikasi berbasis web
server admin : melakukan instalasi sistem operasi, utilitas dan aplikasi yang
berkaitan dengan kebutuhan dari Perpustakaan
Digital
Aplication Admin : melakukan pengawasan pada aplikasi pustaka maya agar layanan-layanan yang ada selalu dapat dipergunakan dengan baik
Melakukan update data dan informasi pada web
Setup Server
Membangun Jaringan
Maintenance Jaringan
77
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
e. Bidang Manajemen Konten Mengelola sustainable konten baik materi pembelajaran maupun data dan informasi sekolah Tugas:
Produksi Konten Multimedia, animasi dan e-book
Verifikasi Konten
Mengumpulkan konten
Unggah / Upload koleksi data dan informasi
Entry Data Processing
f. Bidang Pengembangan SDM Menyiapkan
Sumber
Daya
Manusia
yang
mampu
mengimplementasikan BeST Tugas:
Melaksanakan workshop / diklat
Menyusun struktur kurikulum pelatihan
Membuat user manual
Menyusun Jadwal Monitoring dan Bimbingan Teknis
Desiminasi
Kordinasi dengan MGMP
Kordinasi dengan operator sekolah
g. Bidang Hubungan Masyarakat Mengelola komunikasi baik internal maupun eksternal Tugas:
Mempersiapkan kesekretariatan
Mengumpulkan dokumentasi kegiatan
Melakukan sosialisasi melalui media cetak ataupun elektronik
Melakukan kerjasama dengan pihak terkait
3. Konsultan Sebagai tenaga ahli mendampingi kegiatan dalam bentuk saran dan bantuan teknis lainnya. HAK dan Kewajiban untuk regulasi
78
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
BAB III PROGRAM KEGIATAN YANG DIKEMBANGKAN A. Konsep dasar dari kegiatan yang diusulkan Tranformasi model sekolah dari model konvensional ke model berbasis ICT melalui konsep e-learning, e-library, e-administrasi. B. Permasalahan yang diidentifikasi 1. pada umumnya sekolah dasar dan sekolah menengah di Kota Bandung masih menerapkan sistem sekolah konvensional 2. pada proses pembelajaran sekolah di Bandung belum memanfaatkan pembelajaran berbasis ICT (e-Learning) 3. pada proses pengelolaan data sekolah belum sepenuhnya memanfaatkan ICT 4. pada penyediaan dukungan pustaka belum mengandalkan cara digital (digital library) 5. belum adanya asosiasi perkumpulan atau komunitas ICT yang lebih luas C. Sasaran atau Target 1. Sasaran a. SD dan SMP b. guru mata pelajaran c. MGMP d. Tenaga administrasi 2. Target a. Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) terutama di tingkat SMP dalam program wajib belajar 9 tahun. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang bermutu tinggi bagi seluruh siswa di kota Bandung dengan penyelengaraan pendididkan
dasar
Sembilan
tahun
secara
sistematis
dan
kompherensif. b. 100 Sekolah Pendidikan Dasar di Kota Bandung Berikut peta data sebaran sekolah di Kota Bandung c. Guru mata pelajaran Semua Guru Mata Pelajaran ditingkat pendidikan dasar dapat memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran.
79
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
d. MGMP Terciptanya inovasi guru ditiap MGMP dalam pembelajaran yang berbasis ICT. e. Tenaga administrasi Tenaga administrasi di masing-masing sekolah dapat memanfaat ICT dalam kegiatan administrasi sekolah. D.
Indikator atau output Indikator keberhasilan program : 1. Meningkatnya Nilai APK dan APM pada pendidikan dasar sehingga wajar dikdas 9 tahun tercapai terutama di tingkat SMP. 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas bahan ajar berbasis ICT dalam memperkaya konten e-learning dan e-library. 3. Transformasi Informasi dan komunikasi antar Stakeholder tercipta. 4. Terbentuknya 100 Kepala Sekolah Cyber 5. Terbentuknya 100 Guru Cyber 6. Terbentuknya 100 siswa Cyber 7. Terbentuknya komunitas Stakeholder yang melek ICT 8. Akurasi dan validitas data administrasi sekolah dapat terjaga. 9. Pelayanan data informasi administrasi pendidikan lebih cepat.
E. NO 1
Kerangka waktu pelaksanaan dalam waktu 8 bulan KETERANGAN
Rapat Koordinasi antara : a. Dinas Pendidikan Kota Bandung b. Biro PKLN c. Konsultan d. Stakeholder
2
Waktu
30 Mei 2008, 7 Juni 2008 30 Mei – 10 Juni 2008
Analisis Kebutuhan Sistem
80
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
NO
KETERANGAN
Waktu
3
Pembentukan Tim Pengelola Pendidikan kota Bandung
4 5 6 7 8 9
Penyusunan Proposal Penemrimaan Block Grant tahap I WorkShop Tim Pengelola Studi Banding Persiapan Setting Server Pelaksanaan Pembangunan Web
10
Pelaksanaan Pembangunan SIAP
11 12 13
Pelaksanaan Pembangunan Jaringan (Kerjasama dengan icon+) Workshop TOT Operator Diklat MGMP dan pengisi konten lainnya Tahap I
14 15 16 17 17 18
Diklat Operator Sekolah Laporan Kemajuan Tahap I Monitoring dan Evaluasi Tahap I Penerimaan Block Grant Tahap II Workshop TOT MGMP Diklat MGMP dan pengisi konten lainnya Tahap
31 Agustus 2008 1 Oktober 2008 10 Oktober 2008 Oktober 2008 Oktober 2008 Oktober 2008
19
Pembuatan Konten e-Learning
20 21 22 23 24 25 26 27
Workshop MGMP Implementasi Program BeST (SIAP Dan e-Learning) Pembangunan e-Kios Membuat Laporan Tahap II Monitoring dan evaluasi Workshop hasil dan Grand Launching BeST Laporan Akhir Pengembangan Program Sustainability
Oktober – Nopember 2008 November 2008 Desember 2008 Desember 2008 Januari 2009 Januari 2009 April 2009 April 2009 Tentatif
F.
Jaringan
Informasi 2 Juni 2008 2 – 15 Juni 2008 29 Juli 2008 30 Juli 2008 2- 9 Agustus 2008 10 Agustus 2008 10 – 30 Agustus 2008 10 - 30 Agustus 2008 10 – 30 Agustus 2008 29 Agustus 2008 31 Agustus 2008
Program Kelanjutan kegiatan Program BeST akan dilajutkan dengan menambah kuantitas partisipatif sekolah di Kota Bandung yang sebelumnya diproramkan dari 100 sekolah menjadi 200 sekolah dengan dana sharing alokasi APBD Kota Bandung.
81
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Tahapan BeST Asumsi 1
Jumlah Sekolah
2
a. SD b. SMP Jumlah Mata Pelajaran a. SD b. SMP Jml Guru
3
5
b. SMP Model e-Learning a. Synchronous b. Asynchronous Maturity Level
6
Jumlah SMA/MA,SMK
No 1
2
11 12
10,681
a. SD
4
1,002 244
Parameter Jml Sekolah a.SD b SMP Pembuatan Konten a. SD-UASBN b. SMP-UN
7,075
0 : Ignore 3:Execute
1:Aware 4.Measure
2:Plan 5:Excel
BeST One 2008 100 30 70
BeST Two 2009 287 243 44
BeST Three 2010 287 243 44
BeST Four 2011 287 243 44
BeST Five 2012 287 243 44
3 4
2 2
2 2
2 2
2 2
250
3
Sasaran/Orientasi
Hanya Sekolah
Link ke Dunia Luar
Government & Industri
Society Learning
Learn how to Learn
4
Sumber Pendanaan
Block Grant AUSAID
Kemitraan
Kemitraan
Kemitraan
Kemitraan
5
6
7
8
Jumlah Guru di latih a.SD b SMP Model e-Learning a.SD b SMP Target Level Maturity BeST a.SD b SMP e-Library
360 980
2916 616
Sync&As ync Sync&As ync
Sync&As ync Sync&As ync
0-3 0-3 Data Collection & Selection
4 4 Data Collection & Selection
82
2916 616
2916 616
2916 616
Sync&Async
Sync&Asy nc
Async
Sync&Async
Async
Async
4 4
5 5
5 5
Selection & Data Warehouse
Data Analysis
Knowledge
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
9
Bandwith
64-384 Kbps Lokal (Disdik Kota Bdg)
128 Kbps Lokal (Pemkot Bdg) Laborator ium Multimedi a
256 Kbps Regional (Disdik Prov Jbr)
512 Kbps Regional (Pemprov Jbr)
Multimedia Classroom
Full Multimedia Classroom
Videoconfe rence
Intranet
Intranet & Internet
Intranet & Internet
Intranet, Internet, Mobile Learning
Mobile Learning
Intranet & Internet
Intranet & Internet
Mobile Learning
Mobile Learning
Mobile Learning
c. e-Administration
Intranet, Internet, Mobile Learning
Intranet, Internet, Mobile Learning
Intranet, Internet, Mobile Learning
Intranet, Internet, Mobile Learning
Intranet, Internet, Mobile Learning
e-Kios Infrastruktur Koneksi
5 Icon+ & Telkom
5 Icon+ & Telkom
5 Icon+ & Telkom
5 Icon+ & Telkom
5 Icon+ & Telkom
-
-
50
75
125
10
Regulasi
11
Fasilitas PBM
Electronis
>= 1 Gbps Nasional
Perangkat Akses a. e-Learning 12 b. e-Library
13 14 15
BeST SMA/MA,SMK
83
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
BAB IV PENDANAAN & PEMANFAATANNYA A.
SUMBER DANA BeST One, sumber pendanaan berasal dari Block Grant AUSAID yang orientasinya sebagai pemicu inovasi sekolah di lingkungan pendidikan dasar di Kota Bandung. BeST Two, Three, Four dan Five sumber pendanaan berasal dari APBD Kota Bandung yang dialokasikan sebagai sumber pendanaan publik (common program) , APB Sekolah yang diorientasikan bagi program BeST di sekolah masing-masing dan Kemitraan yang akan di kordinir oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. Sumber pendanaan Kemitraan berasal dari rekananan perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Diagram 4.1 Alur Pendanaan BeST
B.
RENCANA ANGGARAN BIAYA Rencana anggaran biaya BeST terdiri dari : 84
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
1. Manajemen
= 10%
2. e-Administration + e-Library
= 40%
3. e-Learning
= 40%
4. Pelatihan
= 10%
Dengan rincian : 1. Manajemen
= Rp. 100,000,000,-
2. e-Learning
= Rp. 300,000,000,-
3. Pelatihan
= Rp. 100,000,000,-
4. e-Administrasi+e-Library
= Rp. 300,000,000,-
Jumlah
= Rp. 800,000,000,Tabel 4.1 RAB BeST One
No 1
Kegiatan
Jumlah
Satuan
a. Dinas Pendidikan Kota Bandung
4
Kali
b. Biro PKLN
3
Kali
c. Konsultan
3
Kali
d. Stakeholder Analisis Kebutuhan Sistem dan Penyusunan Proposal Pembentukan Tim Pengelola Jaringan Informasi Pendidikan kota Bandung
2
Kali
1
Kali
2
Kali
Kesekertariatan
1
Paket
Harga (Rp.)
Manajemen Rapat Koordinasi antara :
2
100.000.000,-
e-Administration 350.000.000,-
Insfrastruktur : a. Hardware
1
Paket
b. Jaringan
1
Paket
c. Software
1
Paket
d. Brainware
8
Orang
e. Sewa Server Ke Telkom
1
Paket
a. Sosialisasi
1
Kali
b. Workshop
1
Kali
c. TOT
1
Kali
d. Diklat Operator Sekolah
1
Kali
Pengembangan SDM :
85
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
No
Kegiatan
Jumlah
Satuan
46
Jam
Installasi
1
Kali
Perbaikan
2
Kali
Update data
4
Kali
Monitoring dan Evaluasi
2
Kali
a. Hardware
1
Paket
b. Jaringan
1
Paket
c. Software
1
Paket
d. Brainware
8
Orang
e. Sewa ke Icon+
1
Paket
f. e-Kios BeST
5
Unit
a. Sosialisasi
1
Kali
b. Workshop
2
Kali
c. TOT
1
Kali
d. Diklat MGMP
2
Kali
92
Jam
SD
60
Paket
SMP
36
Paket
SMA
51
Paket
Installasi
1
Kali
Perbaikan
1
Kali
Update data
4
Kali
Monitoring dan Evaluasi
2
Kali
e. Trainer/Narasumber
Harga (Rp.)
Maintenance
3
e-Learning Insfrastruktur :
Pengembangan SDM :
e. Trainer/Narasumber
350.000.000,-
f. Reward :
Maintenance
TOTAL
800.000.000,-
86
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
BAB V RENCANA TEKNIS PENGEMBANGAN A. RENCANA STRATEGIS 1. Program Jangka Panjang Rencana BeST lima tahun ke depan dapat di uraikan sbb : a. 2008 BeST ONE (Only Education), konsep implementasi BeST dengan prioritas hanya untuk lingkungan / komunitas pendidikan 87
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
b. 2009 BeST TWO (To World Orientation), konsep implementasi BeST dengan prioritas orientasi link ke dunia luar, baik regional, nasional maupun internasional. c. 2010 BeST THREE (THRough e-Education Enterprise), konsep implementasi BeST dengan terobosan komunikasi tidak hanya dalam lingkungan / komunitas pendidikan akan tetapi komunitas lain seperti industri dan government. d. 2011 BeST FOUR (FOr oUR live), konsep implementasi BeST untuk kehidupan (society learning) secara luas. e. 2012 BeST FIVE (For long lIVe Education), konsep implementasi BeST untuk pembelajaran sepanjang hayat. ICT digunakan untuk belajar bagaimana belajar (learn how to learn). 2. Program Jangka Pendek Rencana jangka pendek BeST adalah merupakan program yang disusun untuk satu tahun pertama yaitu tahun 2008 dimulai bulan Mei 2008 sampai dengan Mei 2009.
88
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
1. LMS 1. e-Learning 1. Konten
2 CMS 3.e-Library
2. e-Administrasi 1. Data Centre Dinas
1 e-Adm Dinas 2 e-Adm Sekolah
2. Server Sekolah
3. LAN Sekolah
2. Infrastuktur
4. e-KIOS 5. Intranet Pend Kota Bdg 6. Internet
BeST
1. Pelatihan
3. SDM
1. Guru 2. MGMP/ KKG 3. Operator
2. Workshop 1. Koordinasi
4. Pustakawan
2.Feasibility Study 3. Analisis Sistem
4 Manajemen
4. Pembuatan Proposal 5. Pembentukan Tim 6. Regulasi
1. Aturan
5. e-Community 7. Benchmark
e
8. Maintenance 9. Monev
Program satu tahun peratama sbb : 1. Peta potensi ICT sekolah di Kota Bandung 2. Membangun Komitmen bersama antar stakeholders pendidikan 89
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
3. Pembangunan e-Learning 4. Pembangunan e-Library 5. Pembangunan e-Administration 6. Ditetapkannya 100 Kepala Sekolah Cyber 7. Ditetapkannya 100 Guru Cyber 8. Ditetapkannya 100 Siswa Cyber 9. Implementasi Sistem untuk 100 sekolah a. SD
Æ 30 Sekolah
b. SMP
Æ 70 Sekolah
1. Tingkat SD NO
NAMA SEKOALH
ALAMAT
1
SDN ANDIR KIDUL 1
JL. AH. NASUTION 38A
2
SDN UJUNGBERUNG 5
JL. CIGENDING NO. 1
3
SDN NILEM
JL. NILEM 10
4
SDN KARANG PAWULANG
JL. KARAWITAN NO. 81
5
SDS BPI
JL. HALIMUN NO. 40
6
SDS KARTIKA X-2
JL. GATOT SUBROTO NO. 160
7
SDN PELITA
JL. RAJAMANTRI KIDUL NO. 4
8
SDN PASIRKALIKI 96
JL. HOS. COKROAMINOTO NO. 110
9
SDN DR. CIPTO
JL. DR. CIPTO
10
SDN GRIBA ANTAPANI
ANTAPANI
11
SDN MERDEKA 5/6
JL. MERDEKA NO. 9
12
SDN BANJARSARI 1
JL. MERDEKA NO. 22
13
SDN SOKA 34-4
JL. SOKA NO. 34
14
SDN KIARACONDONG 3
JL. H. IBRAHIM ADJIE NO. 355
15
SDN SEJAHTERA 1
JL. SEJAHTERA NO. 12
16
SDN RAYA BARAT
JL. JEND. SUDIRMAN NO. 587
17
SDN JAKAPURWA 1
JL. JAKAPURWA NO. 40
18
SDN COBLONG
COBLONG
19
SDN PAJAGALAN 58
JL. PAJAGALAN 58
20
SDN PASIR POGOR
JL. PASIR SUCI NO. 8
21
SDN CEMPAKA ARUM
JL. UMAR BIN KHOTOB
22
SDN MOCH. TOHA 4
JL. MOH. TOHA NO. 22
23
SDN LENGKONG KECIL
JL.LENGKONG KECIL NO 55
24
SDN SUKASENANG
JL.PHH MUSTOFA
90
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
NO
NAMA SEKOALH
ALAMAT
25
SDN KRESNA
JL.KRESNA NO.47
26
SDN CIBEUREUM XI
JL.ASRAMA KIPAL
27
SDN CIJAGRA 1
JL.SITULEMBANG NO 1
28
SDN ASMI 3
JL.ASMI NO 2
29
SDN SUKARASA 5
JL.PAK GATOT NO. 5
30
SDN TURANGGA 2
JL.SALAK NO.3
31
SDN TUNAS HARAPAN
JL.CIJERAH NO.116
2. Tingkat SMP NO
NAMA SEKOLAH
ALAMAT
1
SMP NEGERI 1
Jl. Kesatrian No. 16
2
SMP NEGERI 2
Jl. Sumatra
3
SMP NEGERI 3
Jl. Dewi Sartika 115
4
SMP NEGERI 4
Jl. Samoja No. 5
5
SMP NEGERI 5
Jl. Sumtra No. 40
6
SMP NEGERI 6
Jl. H. Uakub No. 36
7
SMP NEGERI 7
Jl. Ambon No. 23
8
SMP NEGERI 8
Jl. Cigending
9
SMP NEGERI 9
Jl. Semar No. 5
10
SMP NEGERI 10
Jl. Dewi Sartika
11
SMP NEGERI 11
Jl. Samsudin
12
SMP NEGERI 12
Jl. Setia Budi
13
SMP NEGERI 13
JL. MUTIARA NO. 15
14
SMP NEGERI 14
JL. LAPANGAN SUPRATMAN NO. 7
15
SMP NEGERI 15
JL. SUKAJADI NO. 223
16
SMP NEGERI 16
JL. H. MUSTOPA NO. 53
17
SMP NEGERI 17
JL. ARCAMANIK ENDAH
18
SMP NEGERI 18
Jl. SMP 18
19
SMP NEGERI 19
JL. SADANG SERANG / SADANG LUHUR II
20
SMP NEGERI 20
JL. CENTEH NO. 5
21
SMP NEGERI 21
JL. CARINGIN GG. LUMBUNG
22
SMP NEGERI 22
JL. WR. SUPRATMAN
23
SMP NEGERI 23
JL. ARJUNA NO.
24
SMP NEGERI 24
JL. MADESA
25
SMP NEGERI 25
JL. PAJAGALAN NO. 67
26
SMP NEGERI 26
JL. CIBOGO NO. 78
91
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
NO
NAMA SEKOLAH
ALAMAT
27
SMP NEGERI 27
JL. YUDHA WASTU KENCANA I
28
SMP NEGERI 28
JL. SOLONTONGAN NO. 2
29
SMP NEGERI 29
JL. GEGERARUM
30
SMP NEGERI 30
JL. SEKEJATI
31
SMP NEGERI 31
JL. BINONG JATI NO.. 139
32
SMP NEGERI 32
JL. ARJUNA NO. 2
33
SMP NEGERI 33
JL. BABAKAN TAROGONG
34
SMP NEGERI 34
Jl. Waas
35
SMP NEGERI 35
JL. DAGO POJOK NO. 8
36
SMP NEGERI 36
JL. CARINGIN
37
SMP NEGERI 37
JL. BABAKAN SARI
38
SMP NEGERI 38
Jl. Borobudur Cibaduyut
39
SMP NEGERI 39
JL. TERUSAN HOLIS
40
SMP NEGERI 40
JL. NANGKA SUNI NO. 75
41
SMP NEGERI 41
Jl. Arjuna No. 18
42
SMP NEGERI 42
JL. RANCASAWO MANJAHLEGA
43
SMP NEGERI 43
Jl. Manjahlega Margacinta
44
SMP NEGERI 44
JL. CIMANUK NO. 1
45
SMP NEGERI 45
Jl. Yogyakarta No. 1
46
SMP NEGERI 46
Jl. Cigagak Cibiru
47
SMP NEGERI 47
Jl. Budi Clember
48
SMP NEGERI 48
Jl. Batu Raden VIII No. 19
49
SMP NEGERI 49
Jl. Antapani No 49
50
SMP NEGERI 50
Jl. Pasirjati Ujungberung
51
SMP NEGERI 51
Jl. Derwati Rancasari
52
SMP NEGERI 52
Jl. Ciumbuleuit
53
SMPS PASUNDAN 12
JL. SARIRASA
54
SMPS BPI 1
JL. BURANGRANG NO. 8
55
SMPS TAMAN SISWA
JL. TAMAN SISWA NO. 4
56
SMPS BHAYANGKARI
JL. PALASARI NO. 46
57
SMPS MUHAMMADIYAH 1
JL. BANTENG DALAM NO. 6
58
SMPS NUGARAHA
JL. PLN DALAM 4
59
SMPS PASUNDAN 6
JL. SUMATRA 141
60
SMPS PASUNDAN 7
JL. CIJERAH GG. PELITA
61
SMPS TARUNA BHAKTI
JL. R.E. MARTADINATA NO. 52
62
SMPS PASUNDAN 1
JL. PSUNDAN 32
92
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
NO
NAMA SEKOLAH
ALAMAT
63
SMPS PASUNDAN 4
JL. KEBON JATI NO. 31
64
SMPS YWKA
ELANG II NO. 3 BANDUNG
65
SMPS PGRI 7
JL. PANDANWANGI
66
SMPS YAS
JL. PHH MUSTOFA NO. 115
67
SMPS VIJAYA KUSUMAH
JL. MERDEKA
68
SMPS KARTIKA SILIWANGI 1
JL. BANGKA NO. 3
69
SMPS TULUS KARTIKA
JL. RANCABOLANG NO. 140
70
SMPS DARUL HIKAM
JL. IR H. JUANDA NO. 285 A
71
SMPS NASIONAL
JL. SADANG SERANG NO. 17
72
SMPS PASUNDAN 2
JL. PSUNDAN 32
73
SMPS KARTIKA CHANDRA X-1
JL. GATOT SUBROTO
74
SMPS DEWI SARTIKA
JL. KAUTAMAN ISTRI 12
75
SMPS SUMTRA 40
JL. PAHLAWAN NO. 21
76
SMPS ISTIQOMAH
JL. PAHLAWAN NO. 65
77
SMPS AL-GHIFARI
JL. CISARANTEUN KULON 140
78
SMPS PASUNDAN 3
GG. BAPA HUSEN
79
SMPS PGII 1
JL. PANATAYUDA NO. 8
7. Implementasi Sistem dalam bentuk e-Kios BeST untuk beberapa tempat, antara lain : a.
Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung
b.
Stasiun Kereta Api Bandung
c.
Pemkot Bandung
d.
Bandung Super Mall (BSM)
e.
Museum Geologi Bandung
8.
Produksi Konten
9.
Entry Data
10. Workshop Manajemen BeST 11. Workshop TOT Sistem e-Learning, e-Library, e-Administration 12. Diklat KKG/MGMP dalam Pemanfaatan Sistem e-Learning dan e-Library 13. Diklat Operator Sekolah dalam implementasi Sistem e-Administration 14. Training Pembuatan Bahan Ajar 15. Uji Coba oleh Siswa 93
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
16. Pemeliharaan Jaringan 17. Pemeliharaan Sistem 18. Soft Opening 19. Launching B.
C.
Kebijakan 1.
Regulasi Kode Etik Konten dari Depkominfo
2.
Regulasi Lokal
Perlunya dibentuknya Unit Organisasi Pelaksana E-Pendidikan
SOP Penyediaan Data dan Konten e-Pendidikan
Standar Operasional Prosedur Organisasi Pelaksana e-Pendidikan
Pembangunan Infrastuktur Penyediaan perangkat keras untuk penyimpanan, pemrosesan dan akses data 1.
Web Server Xeon 3.0 GHz EM64T, L2 Cache 2MB, 1GB DDR2 ECC SDRAM, Single Channel U320 SCSI, 73GB HDD 10K SCSI Hot-swappable, 48x CD-ROM, VGA ATI Radeon 7000 16MB, GbE NIC, Tower 530W non-redundant
2.
Database Web Server Xeon 3.2 GHz EM64T, L2 Cache 2MB, 1,5GB DDR2 ECC SDRAM, Single Channel U320 SCSI, 2x73GB HDD 10K SCSI Hot-swappable, 48x CD-ROM, VGA ATI Radeon 7000 16MB, GbE NIC, Tower 530W non-redundant.
3.
e-Kios BeST Spesifikasi minimal : P IV Core 2 Duo, Ram 1GB, HD 120Gb. (5 unit)
4.
Terminal atau Client Spesifikasi minimal : P IV Core 2 Duo, Ram 1GB, HD 120Gb. unit) 94
(2
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Pengadaan Software Pendukung 1.
Sistem Operasi
2.
Windows Server 2000
Aplikasi Pendukung
Moodle
Internet Browser
Database
Aplikasi SIAP
Macromedia Dreamweaver
Macromedia Flash
Microsoft Office
Pengembangan jaringan ( Intranet dan Internet) 1.
Intranet menggunakan Icon+
2.
Internet menggunakan Telkom
Penyediaan sarana dan prasarana pendukung implementasi BeST 1.
Sekretariat
2.
Scanner
3.
Web Cam
4.
IP Phone
5.
ATK
Penyediaan domain untuk Web Serve
D.
1.
Domain
2.
Hosting
Pengadaan Software Pendukung Pembangunan Sistem 95
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
1. e-Administration BeST Membangun Sistem Infomasi Administrasi Pendidikan untuk sekolah-sekolah
dasar
di
Kota
Bandung,
dimana
didalamnya
merupakan pengelolaan data dan informasi yang berkaitan dengan administrasi sekolah. Maka dari itu dikembangkan aplikasi SIAP Kota Bandung a. Infrastruktur b. Pengembangan SDM c. Maintenance 2. e-Library BeST Membangun Aplikasi yang menyediakan dan mengakomodasi beberapa materi ajar dan referensi bacaan lainnya dalam bentuk ebook yang bisa diakses oleh semua siswa di kota Bandung, sehingga memberi kesempatan siswa diberbagai tempat dan dalam waktu kapan pun bisa mendapatkan materi yang dibutuhkannya. Maka dikembangkan lah aplikasi Pustaka Maya Kota Bandung. a. Infrastruktur b. Pengembangan SDM c. Maintenance 3. e-Learning BeST Membangun aplikasi yang mampu mengakomodasi kegiatan pembelajaran secara online. Maka di kembangkanlah aplikasi ELearning Kota Bandung. a. Infrastruktur b. Pengembangan SDM c. Maintenance d. e-Kios BeST Kios elektronik yang menyediakan informasi dalam bentuk e-Learning dan e-Library serta e-Administration a. Infrastruktur 96
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
b. Pengembangan SDM c. Maintenance 4. Manajemen Konten a. Bahan Ajar b. Data Sekolah E.
Pengembangan SDM Tim Pengelola BeST 1. Pemberdayaan KKG / MGMP a. Workhshop untuk TOT b. Diklat untuk KKG dan MGMP c. Pengadaan Konten 2. Pemberdayaan Operator Sekolah a. Workhsop untuk TOT b. Diklat Operator Sekolah c. Entry data 3. Pemberdayaaan Forum Siswa IT a. Workshop Pengurus b. Diklat Siswa c. Pengadaan Konten 4. Desiminasi Program Penempatan SMA yang ditunjuk sebagai Unit Pembinaan Sekolah Dasar yang berfungsi untuk melakukan desiminasi program BeST, antara lain : a. SMAN 2 Bandung b. SMAN 3 Bandung c. SMAN 8 Bandung d. SMAN 11 Bandung e. SMAN 24 Bandung f. SMKN 4 Bandung 97
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Penempatan SMP yang ditunjuk sebagai Unit Pembantu Pembinaan Sekolah Dasar yang berfungsi untuk melakukan desiminasi program BeST, antara lain : a. SMPN 1 Bandung b. SMPN 2 Bandung c. SMPN 4 Bandung d. SMPN 13 Bandung e. SMPN 14 Bandung f. SMPN 17 Bandung g. SMPN 28 Bandung h. SMPN 34 Bandung 5. Stakeholders lainnya Workshop dengan para Kabid 6. Kolaborasi a. Disdik dengan Sekolah b. Kerjasama dengan Telkom c. Kerjasama dengan Icon+ d. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi 7. Sosialisasi a. Workshop b. Launching BeST c. Melakukan peresmian aplikasi BeST d. Publikasi melalui Media Cetak atau elektronik i. Media Cetak j. Radio k. TV l. Website 8. Sustainability a. Pola Kemitraan 98
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Agar program BeST berkelanjutan, maka di terapkan Pola kemitraan.
Pola
kemitraan
dimaksudkan
sebagai
bentuk
pengelolaan BeST dengan melibatkan berbagai pihak, baik masyarakat maupun dunia industri seperti PT.Telkom, Icon Plus/PLN, Bio Farma, Bank Jabar,
Microsoft Indonesia, B-Mall,
Susu Dancow, Aqua, Coca Cola, Softex, Susu Milo, Telkomsel, ExtraJoss dan lain-lain. Pola kemitraan di wujudkan dalam bentuk donasi dan atau sponsorship pada portal BeST yang secara teknis akan di kelola dan diprogramkan oleh Tim Kemitraan. b. Tim Kemitraan Tim kemitraan adalah tim (taskforce) yang akan melakukan pencarian sumber pendanaan bagi keberlangsungan BeST. c. Regulasi Regulasi adalah kebijakan pengaturan yang berkaitan dengan implementasi program BeST, baik regulasi lokal, regional maupun nasional.
99
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
Aturan PBM
Aturan Ujian Sekolah
Lokal
etc
Disdik Kota dan atau Pemkot
PSB
Pembuatan Materi Ajar
etc BeST REGULASI
Regional Antar Disdik Kota/Kab Disdik Prov dan atau Pemrov
Nasional
Depdiknas
etc
Ujian Nasional
etc
d. Pemeliharaan Infrastruktur e. Reward f. Pembentukan Komunitas ICT Sekolah
100
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
BAB VI PENUTUP Keberhasilan BeST sangat ditentukan oleh peran dari semua pihak pemangku hajat (stakeholder) yaitu Diknas yang dalam hal ini Biro PKLN, pembiayaan program oleh AUSAID, dinas pendidikan kota Bandung, sekolah/pemilik, siswa, guru/MGMP/KKG, orang tua/wali, dan masyarakat.
101
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
20 tahun 2002 tentang
penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung 2. Peraturan Pemerintah Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Kota Bandung Tahun 2004-2008, 3. Kebijakan Pemerintah Kota Bandung yang disebut Bandung Cerdas 2008 4. Konsep Dasar e-Pendidikan 5. Surat Pernyataan Dukungan dari 100 Sekolah
A. KERANGKA FIKIR
102