Bab SistemSaraf
A. Bagian-bagian Utama Sistem Saraf B. Struktur Se\ 1. Neuron 2. Se\-sel Pendukung Sistem Saraf Pusat a. Sel Glia 1) Astrocyte/Astroglia 2) Oligodendroglia b. Sel Satellite c. Blood-Brain Barrier C. Arah Anatomi Saraf dan Planes (Landasan) dari Sistem Saraf Pusat
Perilaku ditinjau dari aspek biologis, tidak akan terlepds dari peranan sistem sara! Sistem sara! manusia merupakan suatu mekanisme yang sangat kompleks, namun tidak terlalu sulit untuk dipelajari apabila telah dipahami konsep-konsep yang mendukung pemahaman tentang sistem sara! Pada bab ini akan dibahas konsepkonsep Ulnum yang mendukung pemahaman sistem saraf, baik klasifikasinya, mekanismenya maupun aspek anatomisnya.
13
-
--
A. BAGIAN-BAGIAN UTAMASISTEMSARAF Sistemsarafmemilikidua bagianutama,yaitu: a.
Central nervous system (CNS/sistem saraf pusat) CNS terletak di bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu: otak dan sumsum tulang belakang.
b.
Peripheral Nervous System (PNS/sistem saraf perifer) PNS terletak di luar bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu: 1) Somatic Nervous System (Sistem Saraf Somatis), yang mengatur interaksi tubuh dengan lingkungan luar. Terdiri dari dua macam saraf, yaitu: a) Afferent Nerves (saraf aferen), yang membawa input sensoris dari reseptor di seluruh bagian tubuh, seperti kulit, kuping, mata, dan sebagainya ke CNS. b) Efferent Nerves (saraf eferen), yang membawa sinyal dari CNS menuju otototot. 2) Autonomic Nervous System (Sistem SarafOtonom), adalah bagian dari PNS yang berfungsi mengatur kondisi internal manusia. Sistem Saraf Otonom ini juga terdiri dari saraf aferen dan eferen. Saraf Eferen dalam sistem saraf otonom terdiri dari: a) Sympathetic Nerves (saraf simpatetik), yang menstimulasi, mengorganisasi, dan memobilisasi sumber-sumber energi dalam tubuh untuk menghadapi situasi yang menakutkanltidak menyenangkan b) Parasymphatetic Nerves (saraf parasimpatetik), yang menyimpan energi dalam tubuh dan bereaksi dalam menghadapi situasi yang menyenangkan
Keseimbangan kondisi internal manusia berlangsung karena input dari saraf eferen dan aferen pada sistem saraf otonom, contohnya: detakjantung akan meningkat apabila mendapat sinyal dad saraf sympatetik, sebaliknya bila ada sinyal dari saraf parasimpatetik, maka detak jantung akan menurun. Istilah aferen dan eferen mudah dibedakan apabila kita mengingat kata-kata berawalan "a" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya "mendekati" sesuatu, yaitu approach, arrive, dan kata-kata berawalan "e" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya "menjauhi" sesuatu, yaitu exit, escape. Aferen membawa impuls ke CNS, dan eferen membawa impuls dari CNS. Sistem saraf pusat sifatnya berpasangan. Sebagai bukti dapat dilihat pada bagan 2.1. Sebagian besar saraf pada PNS berpusat pada tulang belakang, tetapi ada 12 saraf perkecuaIian, yaitu 12 pasang saraf cranial yang berpusat di otak.
14
SISTEM SARAF PUSAT (CENTRAL NERVOUS SYSTEM/CNS)
SISTEM SARAF AUTONOMIK (Autc.lOmicNervous System)
Gambar
SISTEM SARAF PERIFER (PERIPHERAL NERVOUS SYSTEMIPNS)
SISTEM SARAF SOMATIK (Somatic Nervous System)
2.1. Bagan Pembagian Sistem Sara!
B. STRUKTUR SEL Penelitian terhadap struktur sel saraf pertama kali dilakukan oleh Golgi (ingat bagian sel yang bemama Badan Golgi), seorang dokter ltalia di tahun 1870. Dengan penemuan ini, maka manusia dapat melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan sistem saraf. Diantaranya Parker (1919; dalam Pinel, 1993)yang meneliti evolusi sistem sarafpada mahluk hidup. Pada awalnya, sistem saraf pada mahluk hidup (contohnya: sea anemones), hantaran impuls hanya dilakukan oleh neuron tunggallangsung ke otot. Jadi apabila ada rangsang pada kulit/otot, maka oleh neuron tunggallangsung dikirim ke pusat susunan saraf, sebaliknya, impuls dari pusat susunan saraflangsung dikirim ke otot oleh neuron tunggal tersebut. Sistem saraf ini biasa disebut sistem satu tahap (one-stage system). Pada ubur-ubur (jellyfish), sistem sarafnya sedikit lebih kompleks karena melibatkan lebih dari satu neuron, yaitu neuron sensoris (sensory neurons) yang melepas bahan kimia (neurotransmitter) untuk menstimulasi neuron gerak (motor neurons). Jadi terdapat dua macam neuron yang terlibat dalam sistem saraf ini (sistem dua tahap/two-stage system). Kondisi ini memungkinkan fleksibilitas karena pengaktifan neuron motorik tergantung pada interaksi sinyal-sinyal pada neuron sensoris yang berbeda-beda. Artinya geraknya yang terjadi tidak semata-mata berdasarkan stimulus-respon, tetapi ada perantara yang memungkinkan suatu gerakan perlu dilakukan atau tidak. 15
Evolusi selanjutnya nampak pada ubur-ubur yang lebih kompleks dan binatang-binatang species moluska. Pad a hewan-hewan tersebut sudah terdapat tigajenis neuron utama, yaitu neuron sensorik (sensory neurons), yang memproduksi bahan kimia untuk menghantarkan impuls (neurotransmitter), neuron motorik (motor neurons) yaitu neuron yang menggerakkan otot, dan interneurons (neuron perantara yang melanjutkan impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik). Sistem ini disebut sebagai sistem tiga tahap/three-stage system. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.2.
Sistem Satu Tahap (One-Stage System)
Sistem Dua Tahap (Two-Stage System)
Sistem Tiga Tahap (Three-Stage System)
Gambar 2.2. /lustrasi Tiga Tahap Evolusi dalam Sistem Sara! Mahluk Hidup Berdasarkan Penelitian Parker (Pinel,1993)
1.
Neuron
Unsur terkecil dari susunan saraf adalah sel saraf (neuron). Bagian-bagian neuron dapat dibedakan atas (untuk lebih jelasnya perhatikan pula gambar 2.3.): a. Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron = pohon, sarna seperti bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain. Kontak antar neuron ditransmisikan melalui sinapsis. b. Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung kromosom. Kromosom terdiri dari rantai DNA (deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu, 16
c.
tetapi ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu yang berbeda pada masing-masing individu. Membran Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi yang boleh keluarmasuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekullemak (lipid)
Button
Sinapsis Axon Hillock
Axodendritic Synapse Axoxomatic Synapse
Gambar 2.3. Struktur Sel Saraf (Pinel,1993) d.
e. f. g. h. i. j.
Sitoplasma, cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan terdiri dari beberapa organ, antara lain mitochondria yang mengolah substansi makanan, seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel Soma sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel Axon Hillock, bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel Axon, benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin. Axon membawa informasi dari soma sel ke terminal buttons Myelin, lapisan berlemak yang menyelubungi akson Nodes of Ranvier, (baca: rahn vee yay) bagian axon yang tidak diselubungi myelin Terminal Buttons, bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing yang berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa substansi
17
kimiawi)ke sinapsis.Substansikimiawiini mempengaruhisel penerima,sehinggasel k.
l.
penerima akan menentukan apakah pes an akan diteruskan ke axoh atau tidak Synaptic Vesicles (Pembuluh Sinapsis), bagian dari molekul neurotransmitter yang berbentuk kantong-kantong kedl; umumnya bersatu di button dekat dengan membran presmapsls Synapses (sinapsis), jarak terdekat an tara neuron yang satu dengan yang lain dimana sinyal-sinyal kimiawi ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang menyambungkan terminal button (sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran dendrit sel penerima. Sinapsis dalam dendrit berupa bulatan kedl (buds) yang disebut dengan dendritic spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma hanya berjalan satu arah, yaitu terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel dan tidak menerima pes an lanjutan dari sel. Pesan disampaikan ke neuron lain melalui axon. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4. di bawah ini. Axon dari neuron lain, membawa impuls untuk disampaikan ke neuron A melalui peristiwwa sinapsis
Axon dari neuron lain
Impulsyang diterima di neuron A dilanjutkan ke neuron B dan neuron yang lain
Ke neuron yang lain
Gambar 2.4. Proses Sinapsis antar Neuron. Membran soma dan membran dendrit neuron A menerima impuls dari neuron lain. Axon neuron A kemudian meneruskan impuls ke neuron B dan neuron yang lain. (Carlson, 1992)
m. Axodendritic Synapses, sinapsis antra axon dan dendrit n. Axosomatic Synapses, sinapsis antara axon dan soma sel 18
Salah satu cara yang paling mudah untuk mengklasifikasikan neuron adalah berdasarkan jumlah proses yang melibatkan soma sel saraf (inti sel sarat) Macam-macam klasifikasi itu adalah: a.
b. c. d.
Unipolar (pseudounipolar), proses pada soma sel dilakukan oleh satu dendrit dan satu neurit (axon) yang pangkalnya bersatu sehingga seolah-olah hanya ada 1 lanjutan/ sambungan yang pada ujungnya bercabang dua Bipolar, proses pada soma sel yang melibatkan satudendrit dan satu neurit yang masingmasing berproses pada kedua ujung soma sel Multipolar, proses pada soma sel yang melibatkan satu neurit dan banyak dendrit (seperti anatomi neuron pada umumnya) Multipolar Interneuron, soma sel pada interneuron yang prosesnya melibatkan banyak dendrit. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.5.
NEURON UNIPOLAR! PSEUDO UNIPOLAR
NEURON BIPOLAR
INTERNEURON MULTIPOLAR
NEURON MULTIPOLAR
V-
Soma Sel
Axon
Gambar 2.5. Neuron Unipolar, Bipolar, Multipolar, dan Multipolar Interneuron (Pinel,1993)
Sebagian besar struktur sistem saraf yang akan kita pelajari berkaitan dengan kumpulan soma sel saraf. Kumpulan soma sel saraf dalam CNS disebut nuclei (bentuk jamak dari nucleus); sedangkan dalam PNS disebut ganglia (bentuk jamak dari ganglion). Perlu menjadi catatan penting, yaitu istilah nucleus memiliki dua arti yang berbeda, pertama sebagai sebutan bagi soma sel di CNS, dan kedua sebagai sebutan anatomis bagi inti sel saraf (tidak dibedakan apakah di CNS maupun PNS). Selain perbedaan sebutan untuk soma sel saraf, kumpulan axon dalam CNS dan PNS juga dibedakan. Kumpulan axon dalam CNS disebut tracts (traktus), sedangkan pada PNS disebut nerves (sara!). 19
2.
Sel-sel Pendukung Sistem Saraf Pusat
Setengah dari volume CNS terdiri dari neuron sedangkan setengah bagian yang lain terdiri dari sel-sel pendukung. Neurons memiliki kemampuan metabolisme yang sangat tinggi tetapi tidakdapat menyimpan zat-zatmakanan dan oksigen.Oleh karena itu iaperlu didukung oleh sel-sellain yang menyuplai zat makanan dan oksigen agar hidupnya tetap berlangsung. Sel-sel pendukung ini sangat dibutuhkan oleh neuron. Neuron berbeda dengan sel-sel tubuh yang lain, karena neuron yang mati tidak dapat lagi diganti oleh neuron yang lain. Sel-sel pendukung yang sangat penting antara lain adalah sel-sel glia dan satellite. a.
Sel Glia
Sel glia adalah sel pendukung yang utama dalam sistem saraf pusat. Sel glia atau neuroglia (secara literal dapat diterjemahkan sebagai nerve-glue atau perekat saraf) memang berfungsi melekatkan CNS menjadi satu bagian yang utuh. Tetapi fungsi sebenarnya lebih dari itu, glia juga mengontrol persedian substansi kimia yang diperlukan neuron untuk berkomunikasi dengan neuron lain, melindungi neuron yang satu dari pengaruh neuron yang lain sehingga pesan yang disampaikan antara neuron yang satu dengan yang lain tidak campuraduk, selain itu iajuga berfungsi memusnahkan dan melepaskan sel-sel saraf yang mati akibat kecelakaan atau karena proses penuaan. Macam-macam sel glia, antara lain: 1) Astrocyte/astroglia, jenis sel glia yang paling banyak terdapat dalam CNS. Bentuknya seperti bintang (bahasa Yunani = astron, berarti bintang) yang memberikan dukungan secara fisik terhadap neuron (memperkuat rekatan glia pada neuron, lihat gambar 2.6). Astroglia juga membersihkan substansi-substansi yang tidak berguna di dalam otak karena ia memiliki sifat phagocytes (pemakan sel). B ila jumlah sel saraf yang mati sangat
SelGlia Ujungsambungan SaluranKapiler
Gambar 2.6. Struktur dan Letak Astroglia (Carlson, 1992) 20
2)
banyak, maka astroglia (bersama dengan microglia) akan membelah diri (seperti amoeba) dan memakan semua sel saraf yang mati. Astroglia juga berfungsi mengatur pencairan substansi kimia di sekeliling neuron. Selain fungsi-fungsi di atas, astroglia juga melindungi sinapse untuk meminimalkan penyebaran pengaruh substansi transmitter yang dilepaskan oleh terminal buttons dan melindungi komunikasi antara neuron yang satu dengan yang lain agar tetap bersifat privat (tidak tercampuraduk). Oligodendroglia adalah bagian dari CNS dan fungsi utamanya adalah mendukung axon dan memproduksi serat-serat myelin yang melindungi axon yang satudari axon yang lain (beberapa axon tidak dilindungi oleh myelin dan beberapa axon yang lain hanya dilindungi oleh lapisan myelin yang tipis). Myelin yang dibuat dari lemak dan protein ini berbentuk seperti gelondonggelondong kecil yang melindungi axon (berbentuk segmen-segmen), jadi ada bagian axon yang tidak terlindungi myelin (yaitu antara segmen yang satu dengan segman yang lain) yang disebut dengan Node of Ranvier. Fungsi oligodendroglia adalah membentuk beberapa beberapa segmen seka ligus dengan melilit axon dengan beberapakali lilitan myelin sehingga membentuk gelondong (lihat gambar 2.7.). Tiap sel oligodendroglia membentuk beberapa segment myelin untuk beberapa axon sekaligus
-;
.-=-~.
~ /"
-.
""""-
....
~
.. ..~/
I
--
.. \ ~ J,. _~_;:"
~ .;.0;-
~~~'_..~$~.~'
Serat Ranvler Node.ofAxon Myelin
."" Neuron
Gambar
b.
2.7. Sel Oligode/ldroglia yang membentuk myelin pada axon (Carlson, 1992)
Sel Satellite
Fungsi pendukung yang dilakukan oleh sel glia di CNS, juga berlangsung dalam PNS oleh sel satellite (satellite cell). Sel satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang terletak di luar CNS, terutama di saraf (kumpulan axon di PNS) dan organ-organ pengindera. 21
Yang bersifat seperti oligodendroglia di PNS adalah Schwann Cells. Sebagianbesar axon pada PNS telah dilapisi myelin. Bentuknyajuga segmen-segmen seperti di CNS. Tiap segmen terdiridari satuselSchwann,berbedadengan oligondendrogliayang mengembangkan beberapa "tangan" ke tiap segmen, tiap sel Schwann hanya melapisi satu segmen. Sel Schwann juga berbeda dari oligodendria dalam hal pembangunan sel baru. Bila terjadi kerusakan pada saraf perifer, sel Schwann menolong pembangunan axon yang mati dan rusak. Sel Scwhann membentuk serangkaian silinder yang berperan sebagai penunjuk arah pertumbuhan axon. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.8.
SEL
MYELIN
AXON
SCHW ANN -r-....
Gambar 2.8. Perbedaan bentuk myelin di CNS dan myelin yang dibentuk oleh Sel Schwann (Carlson, 1992)
Pada axon yang mati atau rusak akan tumbuh axon baru seperti ujung kecambah. Bila ujung kecambah ini masuk ke dalam siIinder yang dibangun oleh sel Schwann, maka kecambah axon itu akan tumbuh dengan cepat sekali (kurang lebih 3-4 milimeter per hari). Kecambah yang tidak menemukan siIinder axon selanjutnya akan mati dan terbuang. Bila ujung saraf yang rusak masih saling berdekatan dengan saraf lain yang masih sehat, maka axon yang tumbuh cepat dengan bantuan sel Schwann tadi akan langsung membentuk koneksi (hubungan) dengan otot atau organ-organ yang semula difungsikan oleh axon-axon yang rusak tadi. Biia hubungan tersebut terjadi, maka rasa dan gerakan yang mula-mula terganggu karena axon yang rusak dapat pulih seperti sedia kala. Sebaliknya, apabila bagian saraf yang rusak parah tidak dapat mencapai hubungan (koneksi) agardapat berfungsi seperti semula, maka haltersebut masihdapat ditolong melalui operasi. Ahli saraf akan menjahit axon yang terputus tadi sehingga terjadi hubungan yang diinginkan (axon pada saraf perifer lebih fleksibel dan masih dapat ditarik/strech). Bila kerusakan yang terjadi pada axon cukup panjang, maka operasi dapat dilakukan dengan mengambiI axon dari bagian lain yang besar dan fungsinya sarna untuk menyambung kedua akson yang putus tadi. 22
Sel glia pada CNS tidak sekooperatif sel pendukung pada saraf peri fer. Bila axon pada CNS mengalami kerusakan, kecambah pada axon CNS juga akan muncul tetapi astrocytes tidak membentukjaringan pendukung seperti pada sel Schwann yang membentuk silindersilinder. Pada saat pertumbuhan, axon mengalami dua macam model pertumbuhan. Pertama, pertumbuhan yang menyebabkan mereka dapat tumbuh memanjang untuk mencapai target (bersambung dengan ujung axon yang terputus), padaPNS pencapaian target ini lebih mudah terjadi karena ada panduan arah dari sel Schwann. Kedua, pertumbuhan yang menyebabkan axon menghentikan pertumbuhan panjangnya dan mulai menumbuhkan kecambah-kecambah yang berisi terminal button agar dapat melakukan koneksi dengan sel saraf yang ditujunya. Liuzzi dan Lasek (1987; dalam Pinel, 1993) menemukan bahwa meskipun astrocyte tidak membentukjaringan pendukung seperti sel Schwann, namun mereka mampu memproduksi sinyal-sinyal kimiawi yang menginstruksi-kan pertumbuhan axon ke model pertumbuhan yang kedua, yaitu berhenti memanjang dan menumbuhkan kecambah-kecambah terminal button agar dapat berhubungan dengan neuron yang lain. c.
Blood-Brain Barrier
Beberapa waktu yang lampau, para ahli anatomi mencoba memasukkan cairan berwarna lain ke dalam darah. Hasilnya menunjukkan bahwa semuajaringan pada tubuh yang mengandung pembuluh darah terpengaruh oleh warna cairan yang disuntikkan tadi kecuali di otak dan tulang belakang. Percobaan tersebut menunjukkan adanya barrier (pembatas/tanggul) bagi peredaran darah ke sistem saraf pusat. Tanggul peredaran darah ke sistem saraf pusat ini menunjukkan sifat soma sel neuron yang selectively permeable (permiable yang selektif). Substansi dari luar yang mudah masuk ke dalam sel melalui saluran-saluran kapiler dalam neuron adalah substansi yang dapat hancur oleh lemak. Substansi-substansi lain seperti glukosa (yang merupakan makanan utama bagi neuron) harus ditransportasikan ke dalam kapiler dengan menggunakan protein tertentu. Kondisi permiable yang selektif ini berbeda-beda pada keseluruhan sistem saraf pusat. Contohnya area postrema yaitu bagian otak yang mengontrol muntah, bersifat sangat selektif. Oleh karena itu bila ada substansi asing yang hendak masuk, bagian tersebut langsung memberikan reaksi muntah. Pada beberapakasus keracunan, peranan area postrema ini sangat penting karena racun yang masuk dapat dikeluarkan sebelum menyebabkan kerusakan yang lebih jauh lagi pada tubuh. C.
ARAH ANA TOMI SARAF DAN PLANES (LANDASAN) DARI SISTEM SARAF
Lokasi pada sistem saraf umumnya dideskripsikan berdasarkan orientasi arah tulang belakang. Bagian yang lurus sejajar dengan tulang belakang disebut dorsal, sedangkan bagian yang sejajar perut disebut ventral. Bagian terdepan disebut anterior (rostral/cranial), bagian paling belakang disebut posterior (caudal). Bagian yang mendekati arah tengah tubuh disebut medial dan bagian yang menjauhi arah tengah tubuh disebut lateral. Untuk lebihjelasnya lihat arah pembagian anatomi hewan pada gambar 2.9. di bawah ini.
23
Rostral atau
NEUROAXIS
Dorsal
Anterior ..
~
Caudal atau Posterior
Dorsal Lateral
~
~
Lateral
Medial
~
~
Medial
Gambar 2.9. Arah anatomi pada contoh hewan vertebrata (Carlson, 1992)
Bila kita memahami arah tiga dimensi dari anatomi tubuh hewan vertebrata di atas (anterior-posterior, ventral-dorsal, medial-lateral), maka tidak akan terjadi kebingungan apabila kita harus memahami arah anatomi manusia yang kondisinya tegak. Untuk membandingkannya lihat gambar 2.10. Ada beberapa istilah lain yang sering digunakan dalam arah anatomi tubuh yaitu ipsilateral dan contralateral. Ipsilateral menunjukkan arah yang sarna. Contohnya, bulbus occuli mengirim axon ke bagian ipsilateral di hemisphere; hal itu menunjukkan bahwa bulbus occuli bagian kiri mengirim axon ke hemisphere bagian kiri dan bulbus occuli bagian kanan mengirim axon ke hemisphere bagian kanan. Contralateral, menunjukkan arah anatomi yang berlawanan. Contohnya, bagian dari korteks sebelah kiri mengontrol gerakan tangan yang contralateral; hal tersebut menunjukkan bahwa korteks sebelah kiri mengontrol gerakan tang an kanan.
24
Rostral atau Anterior
Dorsal
Dorsal
~ Lateral
Lateral~ Ventral Neuroaxis
Dorsal
-;;;;.. ,
Caudal atau Posterior
Caudal atau Posterior ..-Medial
Gambar 2.10. Arah anatomi manusia (Carlson, 1992)
Pada otak, ada lagi pembagian arah anatomi berdasarkan planes atau landasan seperti gambar 2.11. Ada tiga macam planes, yaitu: a. Sagittal plane, sejajar dengan pembagian otak menjadi bagian kiri dan kanan b. Transverse plane, sejajar dengan pembagian otak menjadi bagian depan dan belakang (jrontal/coronaIplane). Bila landasan ini diterapkanpada sumsum tulang belakang yang letaknya tegak lurus, berarti yang dimaksud dengan transverse plane adalah potongan yang paralel dengan horizontal plane (cross plane). c. Horizontal plane, sejajar dengan pembagian otak menjadibagian atas dan bagian bawah (arah horizontal)
25
Landasan Coronal atau Frontal atau Transverse Landasan Sagittal Landasan Horizontal
Landasan Transverse (arah tulang belakang)
Gambar. 2.11. Anatomi otak berdasarkan planes
TES KERJA OTAK(2) 1. Bagian moncong buaya menunjukkan arah dan (atau arah rostral) menunjukkan bagian hidung sampai ke puncak kepalanya. 2. Bagian hidung manusia disebut (atau arah inferior) dan ..................... menunjukkan arah anatomi dad bagian hidung sampai ke puncak kepalanya. 3. Potongan dengan arah plane/landasan akan memisahkan bagian hidung dengan bagian tenggorokan. 4. Potongan yang dilakukan dengan arah plane/Iandasan (arahfrontal) akan memisahkan bagian mata kid dengan bagian mata kanan. 26