Tahun ke - I Edisi 06 e-RELAYING THE ENJOYMENT OF HAM RADIO TO WHOMEVER INTERESTED
<< dalam sorotan >> ■
Iwak-iwak-iwak ter”kopi” 5/9+ di JA-land
Syarif Hidayat - Jan 13, 2012 10:21pm malam ini tgl 13 jan 2012, nyaris tengah malam, jadi SWL dengerin yg lagi teriak teriak di 7,000, terdengar jelas sampai tokyo meskipun propagasi lagi jelek, antena monitor hanya v dipole tinggi 5 meter Syarif Hidayat - January 21 near Meguro-ku, Tokyo Gangguan dari pemakai liar dari YB land di sekitar 7,000 sudah sangat mengusik orang luar, tadi malem sampai diposting rekan amatir dari Kiribati di DX summit sinyalnya 59+ disana, dan ini bukan yg pertama kalinya. Memalukan sekali. Tolong buat yg kenal mereka agar segera diingatkan .. Sat 21-Jan-12 5:14 PM Syarif [
[email protected]] ….. Tiap malem ada becak, ada lari, ada kuning, ada garuda ada manuk dll di 7,000. Kalau nggak percaya coba liat sekarang, .. Di Tokyo terdengar sampai +20 DB ,.. ■
Proses perpanjangan IAR yang “berkepanjangan”
Mon 09-Jan-12 1:43 PM Andy Liswoko[
[email protected]]: [IAR vs Bang Toyib] Kecantol dimanakah IAR-ku satu-satunya, setelah sekian bulan aku tunggu gak juga kunjung pulang. Mungkin ada teman2 pengurus orari pusat yg bisa memberikan pencerah -an. .." IAR ku lama2 bisa jadi Bang Toyib" Fri, Jan. 20, 2012 2:16 PM …. [
[email protected]]: Idem dito pak Andy … Bulan depan, setahun sudah proses perpanjangan IARku. Sekretariat ORARI Lokal selalu bilang belum selesai, terakhir katanya IAR se Jatim belum ada yang selesai. Kemana lagi aku harus bertanya? WisMaNu YC3LUV . Jan. 30, 2012 1:01 PM Agus Gunarso [
[email protected]]: Proses penyelesaian IAR dan KTA setahu saya sudah pernah disampaikan oleh Pengurus Pusat periode lalu, bahkan di targetkan triwulan I th 2011 sdh siap beroperasi. Sewaktu MUNAS sy sempat tanya lg, ternyata masih ada yg belum bisa berjalan sesuai rencana di sistim aplikasinya. Kita banyak berharap pada Periode ini bisa terealisir, tinggal sistim aplikasinya. Klu akses dari orda2 sepertinya tidak ada kendala, sebab hampir semua orda punya halaman di jejaring sosial, mudah2an servernya ga suka ngadat … de YB1LZ ■
On-line Calendar of Events
Thurs, Jan. 12, 2012 2:08 PM [
[email protected]]: Organisasi ini marak sekali dengan kegiatan baik yang On The Air maupun At Site. Kalau dijumlah ada 30an ORARI
JAN/FEB ‘12
.... . h i r r si sekapu + Seperti diniatkan semula, salah satu konten e-QSP adalah sorotan (highlite) tentang thread yang mendominasi postings di orari-news selama bulan (yang) berjalan, dan hal itu kami lanjutkan pada edisi ini - setelah mengawalinya dengan ulasan tentang “fenomena iwakiwak” di edisi yang lalu. + Kolom Serba-serbi ke-radio amatir-an (hal. 2) meneruskan bahasan tentang tata laksana Field Day di Indonesia; sedangkan di ”obrolan AntennaMania” YBØKO ’ngawedar tentang antena HeliCap yang selama beberapa waktu sempat diuthak-athiknya. + Di kolom Kegiatan Contest & DX-ing diulas pencapaian (achievement) beberapa rekan, a.l. OM Adhi YB3MM yang ikut dalam ekspedisi 9N7MD (Nepal), yang menduduki peringkat 5 (dari total 39) dalam DXpedition of the year 2011. + Menyimpang dari kebiasaan selama ini (dan juga yang umum ditemukan di berbagai publikasi radio amatir), sebagai ungkapan empati dan belasungkawa mulai edisi ini kolom Silent Key menyertakan juga anggota keluarga dekat (ortu, anak, spouse) dari rekan yang berduka. 73, Semoga e-QSP bisa dan selalu dekat di hati pembacanya
Daerah dan ratusan Lokal, bisa dibayangkan seandainya setiap lokal mengadakan kegiatan, setiap minggu ga’ cukup waktu satu tahun, belum kalau kegiatan yang bersifat historis (mis. HUT kota/kabupaten dll). Setiap panitia kegiatan pasti berharap peserta dan pengunjung yang hadir sebanyak-banyaknya, dan banyaknya kehadiran menjadi salah satu tolok ukur berhasilnya kegatan. Tetapi, hingga saat ini belum ada yang mengatur (hal ini) secara berkala, terjadwal dan terpusat, shg terkendali dan tersosialisasikan dg baik. Bahkan klu tdk mau dsebut rebutan waktu, banyak panitia yang menghitung-hitung waktu sendiri agar tidak bersamaan dengan agenda lokal/daerah lain. … [ke hal. 2] >>
Kalawarti elektronik e-QSP ini diterbitkan secara swadaya/self published sebagai kenangan dan ungkapan rasa hormat kepada rekans yang setidaknya selama 7 (tujuh) tahun bersama-sama mengelola penerbitan BeON (Buletin elektronik ORARI News): Ferry Farianto YB7UE (SK), Handoko Prasodjo YC2RK (SK) dan Arman Yusuf YBØKLI - serta si “bontot” Y. Dhismas Wibowo YCØNHO yang kemudian (pasca event MURNAJATI I, 2006) menyusul masuk dalam jajaran Editors. Terlepas dari keanggotaan YBØKO di jajaran DPP ORARI Pusat Masa Bakti 2011-2016, isi/konten kalawarti ini SAMA SEKALI tidak menyiratkan kebijakan (policy) dan reguasi ORARI Pusat serta penjabarannya, dan SEMATA merupakan “rekaman sewaktu (snapshots)” dari catatan pribadi YBØKO dalam menyikapi berbagai issues yang tersirat dalam dan/atau dikembangkan dari threads dan postings di milis ORARI-news dan berbagai komunitas amatir radio Indonesia di FB. Bagi mereka yang berminat untuk mendapatkan e-QSP secara reguler, atau ada pertanyaan, komentar, masukan dll. sila tulis imil ke
[email protected], atau sila bergabung ke grup
[email protected].
[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
halaman 1
Serba-serbi ke-Radio Amatir-an SK 48/OP/KU/2000
TENTANG FIELD DAY DAN HAM FESTIVAL Bagian ketiga Kutipan dari Juklak 04/ORPUS/2000 tentang penyelenggaraan FIELD DAY (lanjutan) *********************************** Field Day adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok amatir radio, secara bersama-sama, di berbagai tempat yang berbeda untuk melakukan: + uji coba perangkat komunikasi radio, + melatih kemampuan pribadi dan kelompok dalam mendirikan stasiun, dan + menggelar jaring komunikasi lapangan yang diarahkan bagi kesiapan anggota amatir radio dalam melaksanakan bantuan komunikasi penanggulangan keadaan darurat (Bankomdar) pada saat terjadi bencana alam, kecelakaan, wabah penyakit dan musibah-musibah lain, yang dilaksanakan lewat serangkaian latihan dengan menggunakan tehnik simulasi. ********************************** 3. PERENCANAAN LATIHAN + Dalam latihan partial berpola dan latihan terintegrasi, terlebih dahulu diadakan penyusunan skenario kejadian. Berbagai macam skenario dapat dibuat, misalnya kecelakaan pesawat terbang, bencana alam banjir, gunung meletus, gempa bumi/tsunami dan sebagainya, dengan merujuk atau mempelajari kejadiankejadian sebenarnya yang pernah terjadi, Skenario yang baik merupakan salah satu kunci suksesnya latihan ini. + Demikian juga estimasi kemungkinan kejadian yang akan datang perlu dilakukan dengan mengambil analogi serta ekstrapolasi dari kejadian sebenarnya Banyaknya kegiatan yg bersamaan waktunya, dikhawatirkan (calon) peserta dan pengunjung tidak fokus, akibatnya terjadi tawar menawar waktu dengan panitia kegiatan daerah lain, siapa yg maju dan siapa yg mundur, Klu kegiatan bersifat eksebisi, bisa jd mudah merubahnya, tetapi klu kegiatan berkaitan dengan historikal, tentu panitia akan berusaha bertahan pada schedule agar semua kegiatan terakomodir, Usul ada unit yg mengatur (approval) pengajuan kegiatan, kecuali yg sudah bersifat rutin/tahunan, Dg teknologi yang sudah cukup mapan, calendar of event bisa dibuat secara on line, sehingga lokal atau daerah yang akan mengadakan kegiatan cukup mengunjungi web tersebut dan mengajukan nama kegiatan, lokasi, tanggal dan jam, jenis kegiatan dan uraian kegiatan termasuk juklak bisa di tempelkan di web tersebut, agar tertata dengan baik, Pengajuan wajib di approve oleh Daerah maupun Pusat ..... Gun - YB1LZ
◄ [dari hal. 1
2012/1/12 bam yb0ko/1
….Sepanjang pengamatan sy, belakangan (tarohlah 1-2 thn) ini secara “in cognito” dan “voluntarily” kegiatan radio amatir yang anda maksud: Hamfest, kontes, special call (tp
[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
yang pernah terjadi, misalnya tsunami di Aceh, gempa bumi di Bantul, kecelakaan kapal terbang seperti jatuhnya pesawat Adam Air di Sulawesi Tenggara, semburan Lumpur Lapindo dan sebagainya. + Pembuatan skenario pada latihan terintegrasi dilakukan bersama dengan semua unsur yang terlibat dalam operasi. + Penyusunan rencana bantuan komunikasi yang memuat antara lain: a. Organisasi dan prosedur bankom. b. Prosedur hubungan dengan satgas operasi penanggulangan bencana atau instansi lain terkait (misalnya TAGANA setempat). c. Rencana jaring komunikasi. d. Frekuensi-frekuensi yang digunakan (termasuk frekuensi alternatif). e. Format berita berserta prosedur pengisiannya. f. Prosedur kirim/terima berita. g. Penempatan rencana bantuan komunikasi sebagai bagian integral dari rencana operasi keseluruhan. + Isi berita yang dikirim adalah berita-berita yang disimulasikan (Simulated Emergency Message), yang dibuat berdasarkan skenario yang ada. + Dalam rencana latihan harus tercakup rencana penerangan kepada masyarakat, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang fungsi dan peranan amatir radio dan sumbangannya kepada masyarakat. Pasal 4 4. PENGORGANISASIAN LATIHAN + Terlebih dahulu perlu dibentuk Satgas Bankomdar (Satuan tugas pelaksanaan Bantuan Komunikasi Darurat), yang harus diberikan briefing terlebih dahulu sehingga memahami benar tujuan latihan, organisasi operasi beserta personilnya, jaring komunikasi, prosedur kirim/terima berita dan sebagainya. [ke hal. 3] >> belum termasuk NB/nyolder bareng dan Field Day ..) dsb. secara teratur dan sistimatis SUDAH dilakukan oleh OM Onny Muktiono YBØCOX dg blog “HAM n CONTEST INFO”nya [see http://yb0cox.blogspot.com/]. IMHO – kalo’ belum ada sebelumnya -- ihwal CALENDAR OF EVENTS semacam ini bisa diatur atau dikoordinir di bwh Kabid Optek ORPUS, … [bam] Thu 12-Jan-12 4:25 PM [[email protected]]: Dear Uncle Bam Kemarin malam di Orpus sy sdh minta tolong sama YB1PR untuk membuat surat ke seluruh Orda yg isinya meminta daftar kegiatan dari masing-2 Orda yang juga mewarnai kegiatan lokal masing2 Bila seluruh Lokal membuat acara maka waktu satu tahun memang tidak cukup, untuk itu Orda semestinya dapat memilah dan memilih mana kegiatan yang diharapkan bersifat Nasional ataupun daerah sepropinsi ataupun sebatas keresidenan. Mudah2an dalam waktu dekat website ORARI akan terbenahi dan dapat menjadi sarana informasi yg up to date .. Dadang Djuhendi YBØTD ■
halaman 2
Serba-serbi ke-Radio Amatir-an + Dalam latihan terintegrasi Satgas Bankomdar tidak berdiri sendiri akan tetapi harus terintegrasi dengan satuan tugas operasi penanggulangan bencana lainnya. Stasiun-stasiun radio berada di bawah komando komandan posko. Setiap berita harus atas instruksi komandan posko. Namun demikian setiap operator harus mahir dalam menyusun berita yang benar, sehingga dapat memberikan briefing kepada unsur-unsur lain tentang cara menyusun berita dan prosedur kirim/terima berita. + Dalam latihan terintegrasi, Satgas Bankomdar berada di bawah komando komandan operasi penanggulangan bencana. Namun demikian harus dihindarkan penggunaan stasiun radio amatir oleh unsur-unsur lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi suatu stasiun radio amatir. + Dalam setiap latihan terintegrasi, perlu diadakan briefing terlebih dahulu kepada seluruh unsur yang terlibat dalam skenario sehingga fungsi dalam peranan bantuan komunikasi, prosedur yang digunakan, peraturan yang berlaku bagi suatu stasiun radio amatir dipahami oleh seluruh unsur yang terlibat untuk menghindarkan terjadinya pelanggaran penggunaan stasiun radio amatir oleh unsur-unsur lain dalam latihan. 5. PROSEDUR OPERASI TETAP + Dalam operasi Bankomdar yang sesungguhnya seringkali perencanaan, pengorganisasian dan konsolidasi anggota beserta peralatan dibatasi dengan waktu yang singkat. Agar pelaksanaan dapat efektif, perlu disusun prosedur operasi tetap (PROTAP). + Untuk setiap jenis musibah dan berbagai macam situasi dapat dibuat satu prosedur operasi tetap. + Prosedur operasi tetap ini dibuat berdasarkan pengalaman, ialah dari hasil evaluasi setiap jenis latihan. KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG STASIUN RADIO DALAM FIELD DAY 6. PANGGILAN STASIUN + Untuk keperluan ini dapat digunakan stasiun organisasi atau stasiun pribadi, dengan tetap mengikuti dn mengindahkan peraturan pemerintah yang berlaku tentang perizinannya. + Penggunaan stasiun organisasi akan memungkinkan untuk bekerja dengan multi operator. + Bagi stasiun-stasiun lapangan, penyebutan callsign harus diberi tambahan portable, misalnya YDØABG portable 1. Dalam telegrafi penyebutan callsign menjadi YDØABG/P1. Bagi stasiun yang bergerak dapat pula diberikan tambahan keterangan posisi pada waktu itu. 7. BAND FREKUENSI + Berdasarkan ketentuan dalam Radio Regulation Artikel S5.120 untuk keperluan penanggulangan bencana alam band amatir yang diperkenankan untuk digunakan dengan tujuan ini adalah pada HF band 3.5, 7.0 10.1 (khusus telegrafi), 14, 18.068, 21, 24.89 MHz dan pada band VHF 144 MHz. [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
+ Dalam suatu latihan seyogyanya dipilih band-band yang tidak melewati batas negara agar tidak menimbulkan pertanyaan atau kegelisahan bagi stasiun negara-negara lain yang mendengarkan. + Mengingat kondisi propagasi yang selalu berubah dan kemungkinan terjadinya gangguan (QRM, jamming) dalam pelaksanaannya harus ditentukan frekuensi-frekuensi alternatif sebagai cadangan. 8. MODE YANG DIGUNAKAN + Seyogyanya hindarkan mode-mode yang memerlukan peralatan yang canggih, termasuk mode dijikom; dengan mempertimbangkan rentannya peralatan canggih tersebut akan kerusakan/malfungsi dalam menghadapi sikon darurat. +. Mode yang dianjurkan dalam latihan komunikasi penanggulangan keadaan darurat adalah telefoni dan telegrafi. +. Dalam latihan-latihan harus diusahakan adanya stasiun dengan mode telegrafi dengan menghimpun anggota yang menguasai telegrafi, mengingat kelebihan mode telegrafi dipandang dari segi: a. Konsumsi daya b. Jarak jangkau c. Gangguan background noises. d. Terhindarnya kemungkinan timbulnya kegelisahan masyarakat yang memonitor. 9. PENDIRIAN STASIUN LAPANGAN + Stasiun lapangan = emergency station. BUKAN berarti stasiunnya yang emergency, akan tetapi merujuk ke penggunaan stasiun tersebut (di lapangan) sebagai sarana komunikasi dalam keadaan emergency. Stasiun lapangan tidak didirikan secara darurat, dengan menggunakan peralatan seadanya, dan justru harus didirikan sesempurna mungkin, dengan peralatan sebaik mungkin dan melalui persiapan yang sematang mungkin pula. + Sebuah stasiun lapangan harus dapat mandiri sepenuhnya. Suplai listrik tidak boleh menggunakan listrik publik tetapi menggunakan battery, genset atau solar cell — namun dengan suplai listrik yang terbatas tetap dapat menyelenggarakan komunikasi dengan baik. Dengan demikian, dipandang dari segi keterbatasn suplai tenaga listrik penggunaan mode telegrafi akan sangat menguntungkan + Seluruh peralatan yang diperlukan sebelumnya harus dipersiapkan selengkap mungkin untuk tidakmempertaruhkan harapan untuk mendapatkan pengganti peralatan yang diperlukan di lapangan, misalnya mengharapkan adanya pepohonan yang dapat dipergunakan untuk mengerek dan menambatkan (tali) antena. + Penempatan/posisi stasiun (terutama posisi antena) harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau jarak cukup jauh dengan power yang minimum. ■ Catatan: karena keterbatasan halaman bahasan Juklak 04/ORPUS/2000 tentang penyelenggaraan FIELD DAY ini akan diteruskan di beberapa edisi e-QSP di depan …..
halaman 3
The HeliCap Antenna
(antena helikal untuk di BASE Station) bam ybØko/1 | [email protected] Pengantar:
Antena Helikal (sebutan bagi antena yang dibuat dengan menggulung elemen secara helikal – helically wound – pada sebatang pipa pejal/rod) untuk Low Band HF lazimnya hanya digunakan pada atau untuk aplikasi Stasiun Bergerak (mobile station), dan jarang sekali digunakan pada instalasi di Base Station -- kecuali pada saat darurat, misalnya untuk menggantikan antena utama (biasanya berupa berjenis variant Dipole atau antena Vertikal) yang karena satu dan lain hal sedang tidak bisa digunakan (konsep “tiada rotan akarpun berguna”) Di literatur, salah satu versi antena Helikal untuk Base Station yang biasa dijadikan rujukan adalah berjenis FLAG Pole (tiang bendera) Antenna, berupa kawat 1/2λ yang digulung dengan spasi pada sebatang pipa PVC 2-3” (pada versi baru dipakai 1/4λ kawat yang disusupkan ke dalam pipa yang sama, TANPA ada gulungan/lilitan), yang lantas menjadikannya bekerja sebagai sebuah Monobander monopole (vertical) antenna. Betapapun, menegakkan pipa setinggi 1/4λ (yang memerlukan guy wires) serta keharusan adanya grounding system (tata pentanahan) yang tidak sekedar “apa adanya” untuk menunjang keberhasilan kinerja sebuah antena vertikal macam ini biasanya belum apa-apa sudah bikin ciut nyali rekans berlahan cekak, dan karenanya pada edisi ini penulis mengajak rekans untuk ‘ngikuti bahasan tentang antena yang penulis sebut sebagai the HeliCap Antenna, yang dari awal memang penulis niatkan untuk penggunaan di Base Station, dan di-angan-kan untuk bisa berkinerja “lumayan” TANPA harus menggunakan sistim radial yang kompleks dan ribet. BTW, prototype antena HeliCap ini beserta proses perakitannya pernah penulis peragakan di depan para peserta acara NYOLDER BARENG II di Sidoarjo, bulan Oktober 2010 [bam]
Pembonsaian Antena
Di kalangan penghayat dan pengamal ilmu per-antenaan — baik yang amatir maupun yang pro — dikenal berbagai kiat pembonsaian antena, antara lain dengan menggunakan berjenis loading coils (base, center atau top/end loading), trap, linear loading, dan/atau menggulung elemen secara helikal (helically wound). Tiap kiat mempunyai sisi plus dan minus masingmasing, tapi pada umumnya selalu disebutkan bahwa ... inductively loaded antennas are less efficient and have narrower bandwidths than full-size ones ... sehingga untuk mendapatkan kinerja yang optimal dari kiat inductive loading (terutama efisiensinya) seyogyanya dicari kombinasi yang tepat di antara berbagai kiat per-loading-an tersebut, tentunya dengan mempertimbangkan untuk aplikasi apa sebuah antena dirancang serta sikon setempat dan sewaktu seperti apa yang dihadapi dalam proses pembuatan, perakitan, penalaan dan pemakaiannya.
[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
Antena HELIKAL
Bagi mereka yang menginginkan sebuah antena yang bisa dibuat lebih pendek (bahkan paling pendek) ketimbang antena yang dibonsai dengan kiat pembonsaian yang lain, kiat penggulungan elemen secara helikal (helically wound) dipilih karena dapat memberikan distribusi arus (current distribution) yang merata di sepanjang elemen, tentunya selama tetap diperhatikan batasan-batasan yang diperlukan untuk dapat mempertahankan efisiensinya.
DESIGN PARAMETERS Kalau tidak disebutkan lain secara spesifik, maka angka atau nilai yang disebutkan dalam batasanbatasan umum yang ditela berikut merujuk pada rancangan antena untuk band 40m, yang tentunya dengan mudah dapat di scaled up atau scaled down (diambil skalanya) untuk band-band lain.
1. Diameter lilitan/gulungan Pada proses perancangan antena helikal, ratio ukuran diameter koker dibanding panjang gelombang harus cukup kecil untuk menghindari antena bekerja pada mode axial (seperti pada antena HELIX di band UHF) dengan polarisasi sirkuler -- yang kurang pas untuk aplikasi di band HF. Untuk low band HF, diameter yang dianjurkan adalah antara 1 ~ 10”, yang dalam praktek akan ditentukan oleh berbagai pertimbangan dari segi kemudahan proses pelilitan dan kekokohan konstruksi. 2. Panjang kawat yang dililitkan Menurut pakem yang selama ini diikuti para pembiksen (pembikin sendiri/homebrewer) dan pengrajin antena, untuk membuat sebuah antena dengan panjang elektrikal 1/4λ diperlukan kawat sepanjang 2x lipat panjang eletrik atau = 1/2λ. 3 Diameter kawat — usahakan untuk sebesar mungkin (untuk menekan losses, yang antara lain bisa ditandai kalau kawat menjadi hangat – atau panas -saat dipakai transmit), namun juga sepraktis mungkin dengan mempertimbangkan segi-segi kemudahan dalam proses pelilitan, solder menyolder atau sambung menyambung di mana perlu. 4 . Spasi Lilitan Untuk meng-optimal-kan pemerataan distribusi arus (dan beban) di sepanjang radiator pelilitan bisa dilakukan menuruti rekomendasi Prof. Arnie Coro CO2KK (dari milist AntenneX), yaitu dengan membaginya dalam 3 cara pelilitan yang berbeda: dengan spasi renggang, sedang dan tanpa spasi (= lilitan rapat). 5 . Capacitive Loading Untuk menurunkan faktor Q dari keseluruhan sosok
halaman 4
antena (dan untuk dapat sedikit memperlebar bandwidth pada rancangan helikal yang terkenal pelit bandwidth itu) pada titik dengan voltage maxima (= di ujung antena, karena di pangkalnya terdapat current maxima) perlu ditambahkan capacitive loading untuk menambahkan sedikit nilai C pada keseluruhan sirkit antena yang akan dibuat.
Pengembangan Gagasan
Bertolak dari batasan-batasan di atas maka disusun Bill of Material (rincian bahan) sebagai berikut: 1. Untuk koker dipakai pipa PVC dia. 1.5” 2. Lilitan dibuat dengan membagi TIGA kawat yang tersedia, sehingga didapatkan tiga segmen kawat yang dililitkan dengan 3 cara pelilitan yang berbeda: lilitan segmen pertama dibuat dengan spasi 2x tebal kawat, segmen ke dua dengan spasi 1x tebal kawat dan segmen terakihr dengan lilitan rapat (TANPA spasi = close wound) 3. Karena tidak praktis kalau penalaan dilakukan dengan membuka atau menambah lilitan, maka panjang segmen induktip (yang dibuat dengan proses lilit-melilit) sengaja dibuat untuk tidak pas resonan pada design frequency. Dengan demikian, alih-alih menggunakan kawat sepanjang 20 mtr (hitungan kasar untuk panjang fisik 1/2λ pada band 40m) maka dipakai kawat sepanjang 18 mtr saja. 4. Untuk mengkompensasi naiknya frekwensi pasca langkah 3 diatas perlu diberikan Capacitive loading (untuk mengembalikan frekwensi resonan ke design frequency di band 40m), berupa tambahan sepotong pipa aluminium dia. 1.5” di ujung lilitan. 5. Dengan pertimbangan kemudahan pengerjaan (dan lebih murah) pipa aluminium di langkah 4 disubstitusi (diganti) dengan melilitkan -- istilah yang lebih pas adalah “membungkuskan”/wrapping -aluminium wire mesh (kawat nyamuk, yang biasa dipakai sebagai bahan pada perakitan parabola) menutupi pipa PVC, persis di (dan tersambung dengan) ujung lilitan rapat segmen helikal terakhir. 6. Ujung luar/atas wire mesh di-klem ke pipa dengan hose clamp. Sebelum klem dikencangkan, susupkan sepotong (20-25 cm) kawat tebal berisolasi (dia. 1.6 — 2 mm) yang nantinya difungsikan sebagai capacitive hat. Pangkal kawat ini (yang sudah di”buka” isolasinya) yang disusupkan ke klemkleman, sedangkan ujungnya biarkan ‘nglèwèr/ menjuntai begitu saja (supaya mudah dipotong/ditrim sedikit demi sedikit untuk fine tuning pada proses penalaan).
Antena HeliCap
Pada saat pengembangan gagasan inilah kemudian terbersit sebutan HeliCap bagi rancangan antena yang merupakan gabungan antara komponen induktip berupa Helically wound segment dan komponen kapasitip berupa Capacitive Loading (dan Hat) itu.
Perakitan antena HeliCap
Mengawali proses perakitan siapkan bahan-bahan [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
utama (dan pembantu) sebagai berikut: 1 mtr pipa PVC dia. 1.5”, type D (tipis) 10 mtr kabel speaker Monster 2 x 32, ”belah”/split jadi 2 utas @ 10 mtr. Sambung-seriekan kedua ujung untuk mendapatkan 20 mtr kabel serabut berisolasi (kurleb dia. 1.8 mm termasuk tebal isolasi). Potong dulu sepanjang 18 mtr dan sisakan kelebihan 2 mtr untuk “alat bantu” dalam proses pelilitan. 1/2 mtr (lebar 100 cm) kawat nyamuk Aluminium 1 rol double tape, lebar 2 cm 1 rol Aluminum adhesive tape lebar 5 cm (pita aluminium dengan satu sisi berperekat, seperti yang diecer di kaki lima untuk menambal panci bocor; atau dipakai para tehnisi instalatir parabola untuk menutup titik-titik sambungan supaya tidak kemasukan air hujan atau embun) 4-5 bh hose clamp (klem selang) 2” 1-2 bh cap/dop PVC 1.5” 1 tube lem PVC 1 set (resin & hardener) lem epoxy jenis FAST DRY 1 rol isolasi kelistrikan 1 kantong nylon cable ties # 150
PROSES PERAKITAN 1. Pembuatan komponen induktip/segmen helikal a. Bagi 18 mtr kabel tersebut menjadi 3 segmen @ 6 mtr. Kalau yakin akan bisa menanganinya, kabel tersebut TIDAK USAH dipotong, cukup ditandai saja (misalnya dengan supidol atau isolasi tape) pada tiap batas antar segmen @ 6 meteran tersebut. b. Kira-kira 10 cm dari ujung bawah/pangkal pipa PVC buat lubang dengan mata bor kecil (sekedar tibang pas buat lewat kabel, malah kalau bisa agak seret) sebagai “titik awal” pelilitan (lubang harus menembus pipa pada 2 titik yang ber”seberangan”) c. Sebelum mulai proses pelilitan, tempelkan 4 “strip” @ 20 cm double tape membentuk 4 garis berjajar pada permukaan pipa PVC (bisa saling berimpit/ overlap atau berspasi, sesuai lebar double tape yang ada). Strip perekat ini akan “memegang” lilitan untuk tidak bergeser dari posisinya. d. Masukkan +/- 15 cm ujung kabel ke lubang yang disebut di butir (b), tarik keluar sampai “nongol” dari lubang di seberangnya. e. Mulai lakukan pelilitan segmen pertama, dengan menggunakan kabel speaker yang BELUM di-split sebagai spacer (pengatur spasi) antar lilitan untuk mendapatkan lilitan dengan spasi 2x tebal kawat. f. Berhenti melilit begitu lilitan mendekati ujung 4 strip double tape. “Ikat” pangkal dan ujung lilitan dengan cable tie supaya tidak terurai [‘nglokor (Jw)] g. Tempelkan 4 strip @ 20 cm berikutnya, dan teruskan pelilitan sampai keseluruhan 6 mtr kabel habis terlilit (kalau perlu dengan setiap kali berhenti seperlunya untuk menempelkan n x 4 strip @ 20 cm berikutnya). Ikat/kencangkan ujung lilitan dengan cable tie. halaman 5
Kegiatan Contest & DX-ing
On Mon 16-Jan-12 6:26 AM Adhi YB3MM wrote: Hallo semua, Dhanybhad (thanks ...), terima kasih atas segala dukungannya terhadap kegiatan DXpedition 9N7MD. Dengan bangga kami memberitahukan bahwa 9N7MD menduduki rangking 5 dalam DXpedition of the year 2011 (dari total 39 kegiatan DXpedition); sedangkan pada daftar DXpedition untuk New DXCC juga berada pada urutan ke-5 sesudah STØR (South Sudan) yang menduduki peringkat teratas, disusul TX7M, T32C, VP8ORK dan 9N7MD sendiri. [s n ip ] ----------------Congratulations, OM — we’re vy proud too, knowing that you’re part of the Team members in this prestigious DX-pedition! [Ed.]
Team Co-Leader), Ziv 4Z4OQ (Israel, SSB Coordinator, Bernard F9IE (Perancis, CW Coordinator), Luis XE1L (Mexico, Digi Coordinator), Tony IZ2ESV (Itali, Webmaster & ICT), Pino I8YGZ (Itali, Technical Supervisor, Fabrizio IZ2KXC (itali, Logistics Supervisor), Dov 4Z4DX (Israel), Marco CE6TBN (Chile), Henri F1HRE (Perancis), Michel F5EOT (Perancis), Alberto IV3BSY (itali), Marco IZ2GNQ (Itali), Sergio IZ3NXC (itali), Eric ON7RN (Belgia), Adhi YB3MM (Indonesia), Don N1DG (Amerika, Pilot Station for North & South America), Pino, IZ8BGY (Itali, Pilot Station for Europe & RotW)
The Equipment: RADIO: 2x Yaesu FT-450; 1x Icom IC-7200; 1x Kenwood TS590; 1x Elecraft K2; 1x Icom IC-706; 1x Kenwood TS-50; Linear Amp. : 3x Acom 101
Dhulikhel, lokasi yang diilih bagi DX-pedition ini adalah kota terkecil (secara demografis, dengan populasi 9.812 jiwa yang terdiri dari 1.624 keluarga menurut sensus di tahun 1991) yang berjarak +/- 30 Km di timur Kathmandu, ibukota NEPAL. Terletak pada ketinggian 1550 mtr DPL di jalur Araniko Highway, di pangkuan hutan Greenwood (= “hutan hijau”) yang membentang di arah selatan jajaran pegunungan “atap dunia” Himalaya. Legenda setempat menyebutkan bahwa nama Dhulikhel berasal dari kata Dhunkyo, yang merupakan gabungan dua kata (bahasa Newari) ‘‘Dhun = harimau”
ANTENNA: 1x 160m Inverted L, 1x 80m Vertical; 1x 40m Moxon, 1x30m Vertical, 3x 5 Bands Spiderbeam, 1X 40-10m UJX-Vertical Easyagi ■ On Mon 20-Feb-12 7:45 AM Edy K. YD1XUH wrote: Subject: [orari-news] DXCC LIST BOARD Welcome to the DXCC list board (from YB-land): 1. 2. 3. 4.
YB0ECT YB2TJV YB8TAF YC1BTJ
R. Prihandoyo Halim Dani Pele Muljono Budi Tjahjono
dan ‘Khyo‘ = tempat main”, atau “dulunya” merupakan hutan tempat main harimau (!)
pleased to see the growing many colleagues who joined the Club
The Team
----------------
9N7MD diawaki operators multi kebangsaan anggota MDXC/Mediterranian DX Club, yang terdiri dari Ant IZ8CCW (Itali, Team Leader), Gabriele I2VGW (Itali, [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
Wow, what else to say: CONGRATULATIONS (!!!) [Ed.]
halaman 6
DX-peditions of the month : BTW, posting dan thread tentang DX-ing di milis orari-news ([email protected]) dan laman YB-land DX club [[email protected]] periode ini didominasi dengan perburuan rekans DX-ers untuk bisa masuk (“logged”) ke beberapa DX-peditions yang diselenggarakan dalam waktu yang nyaris bersamaan, a.l. T2NT Congo (Jan 22–31), VP6T Pitcairn Island/Pacific (Jan 20 - Feb 2) dan HKØNA, pulau karang Malpelo Island/East Pacific, off Columbia coast (Jan 21 — Feb 7). Berikut beberapa larik yang dicuplik dari laman masing-masing ekspedisi:
T2NT [http://www.tnt.be] :
diawaki 5 warga Belgia: StefaanON4FG, Carlo 0N4BR, Patrick ON4HIL, Luc ON4IA, Marc ON6CC dan seorang dari Belanda Ronald PA3EWP. Tranceivers: 3x Elecraft K3 transceivers, Amplifiers: 2x EXPERT 1K-FA, 1x homemade solid state PA (500w) Antena: 160m (TX) 26 mtr Vertical, (RX) K7TJR system; 80m (TX) 18 mtr Vertical, (RX) K7TJR system; 40m 4 square; 30m Vertical; 20 -17– 15 -12 -10 - 6m HEXbeam ■
VP6T [http://www.vp6t.org]:
5 Operators masing-masing Jacques F6BEE, Michel FM5CD, Vincent F4BKV, Gilles VE2TZT, Nigel G3TXF. Tranceivers: 4x Elecraft K3/100 c/w 4x Microham MK2 interfaces; Amplifiers: 1x Alpha 76A, 1x Tokyo Hy-Power HL1.1 Kfx, 1x Tokyo Hy-Power HL550 Kfx, 1x Ameritron ALS500M Antena: 2 x 5 band Spiderbeam pada 10m aluminium masts untuk 20/17/15/12/10m + 1x VDA (Vertical Dipole Array) utk tiap band; resp. 1/4λ vertical for 80, 40, 30m; 1x 160m Inverted-L (dengan Spiderbeam 26m pole); LF RX: 2x Beverages utk.160 dan 80m (resp.1x ke EU/US and 1x ke JA) ■ [foto kiri] - 5 operators VP6T menyeberangi Pacific ke TKP
HKØNA [http://hk0na.com]: Team members: Bener-bener Tim “bongsor” dengan
operator multi kebangsaan: Jorge HK1R (Leader), Gregg W6IZT (co-leader), Bob K4UEE (Co-Leader), Jahm Salim HK1T, Pedro HK1X, Franz DJ9ZB, Bolmar HK1MW, Jaime HK1N, George N4GRN, Faber HK6F, Pedro HK3JJH, Gary K9SG, Jerry WB9Z, Ralph KØIR, Glenn WØGJ, Peter PP5XX , Neil VA7DX, Bob N6OX, San K5YY (Pilot, USA and Outside Europe), McGowan MMØNDX (Pilot, Europe), Bob N2OO (QSL Mgr).
OPERASI: Bekal utama HKØNA adalah 11 (SEBELAS) bh Elecraft K3 transceivers + 5 bh KPA 500 dan 3 bh Alpha 8410 amplifiers yang dioperasikan dari 2 lokasi terpisah, masing-masing Camp A (Alto) yang terletak nyaris dipuncak pulau pada ketinggian 300 mtr DPL; dan Camp B (Baja) dari pangkalan AL Kolombia pada ketinggian 100 mtr DPL di dekat pantai. Camp A mengudara dengan 4x konfigurasi Elecraft K3 lewat antenna farm yang terdiri dari sebuah 160m di[e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
pole, 2x IZT special multi band dipole (80-10m dan 40 -10m), 6BTV multiband vertical antenna, A3S tribander dan 160/80m Pennant RX Antenna, serta masingmasing sebuah 6m M2 dan omni-directional antenna; sedangkan Camp B dengan 6x konfigurasi K3 dan antenna farms yang terdir dari 2x Inverted L (60 dan 80m), 40-10m multi band dipole (IZT special), 30m Vertical, 6BTV Vertical, A3 tribander, 2x A3WS duo band 12-17m, 1x 160/80m Pennant RX Antenna serta 1x 6m 5el beam. Hasilnya? Pada Feb. 9, 2012 Bob K4UEE (co-leader) menulis: HKØNA is now history … The last QSOs were made about mid-day on Feb 5th. We made an astonishing 190.000+ contacts. This should go down in the history books as one of the most successful physicallydemanding DX-peditions of all time … ■
Camp B di Malpelo Island, HKØNA
halaman 7
◄ [dari hal. 5] [ke hal. 8] >>
a. Lakukan pelilitan segmen ke 2 dengan proses yang sama dengan peliliitan segmen pertama (dengan menempelkan n x 4 strip @ 20 cm double tape, mengikat lilitan dengan cable tie di mana perlu dan sebagainya), hanya saja untuk tahap ini pelilitan dilakukan dengan kabel yang SUDAH di split sebagai spacer. b. Sesudah 6 mtr ke dua habis terlilit, kembali ikat ujung lilitan segmen 2 ini dengan Cable tie. c. Pelilitan segmen 6 mtr ke tiga/terakhir dilakukan TANPA spasi, yang tentunya jauh lebih mudah dilakukan ketimbang pelilitan 2 segmen sebelumnya. Ikat ujung lilitan dengan cable tie (untuk nantinya cable tie ini diganti dengan hose clamp). Gambar 1 memperlihatkan komponen induktip atau segmen helikal ini (pada gambar spasi antar lilitan BE6 mtr kawat 1.8 mm dililit rapat (close wound)
6 mtr kawat 1.8 mm dililit dengan spasi 1x
keseluruhan panjang pipa PVC. Selama proses pelingkaran ini pastikan wire mesh tertempel erat dan rata ke permukaan pipa (dengan overlap +/- 2 cm seperti disebut di atas). d. Lanjutkan proses pem”bungkus”an pipa sampai wire mesh sepenuhnya menutup permukaan pipa. Ratakan pembungkusan dengan menggosoknya dengan gagang pisau atau obeng. Ikat kedua ujung dengan cable tie, sedangkan untuk memastikan gulungan tidak “nglokor” atau terurai selama proses selanjutnya ikat gulungan wire mesh tersebut dengan isolasi tape -- dengan interval seperlunya. e. Pada AKHIR proses perakitan, nantinya permukaan wire mesh akan ditutup dengan Aluminium adhesive tape (sehingga sepintas terlihat seperti sepotong pipa aluminum - dan BUKAN sekedar (atau terlihat seperti) pipa PVC yang dibungkus wire mesh doang. Pada tahap ini biarkan saja dalam keadaan terbuka seperti itu. Gambar 2 – Komponen KAPASITIP (pada gambar SUDAH ditutup/ dilapis Aluminium tape). Perhatikan sepotong kabel yang diklèm dengan hose clamp di ujung atas gulungan wiremesh (ikuti text lanjutan pada edisi bulan depan untuk keterangan ditil tentang “sepotong kabel” ini)
Bagian pertama tulisan tentang HeliCap ini kita cukupkan sampai disini saja dulu, untuk disambunglanjutkan lagi di edisi depan … CU ES 73 [bam] Di edisi depan: 6 mtr kawat 1.8 mm dililit dengan spasi 2x tebal/dia. kawat
Dampak keterlambatan pengurusan perpanjangan IAR Perolehan sertifikat dalam Kontes CQWPX 2010 pencapaian YB-land Top-Banders dalam CQWW 160m 2012.
Silent Keys Gambar 1 – Komponen INDUKTIP
2. Pembuatan komponen/segmen kapasitip a. Persis di ujung lilitan helikal terakhir, tempelkan strip double tape sepanjang 30 cm. Kalau ingin lebih kuat daya rekatnya tempelkan saja 2 strip saling berjajar rapat. b. Potong aluminium wire mesh dengan lebih dulu melingkarkannya pada pipa PVC yang belum tertutup doube tape untuk mendapatkan ukuran yang cukup melingkari pipa (lebihkan untuk overlap +/- 2 cm). c. Tempelkan erat-erat pinggir wire mesh ke permukaan double tape, lalu lingkarkan sisanya memutari [e-QSP – kalawarti elektronik milis ORARI-news]
13/02 11/02 11/02 09/02 03/02 25/01 02/01 02/01
ayahanda YL Tutty S. Lismayati YCØTTY M Dalyk Semendaway YC4UDM Syaiful Sulaiman YB4SF ayahanda OM Yohanes Budiono YB2DX Salatun, ayahanda OM Ari Nugraha YBØSI Refrizon Yunus YC5RQT Ir. H. Sjahrani Sjahrin SE, MM YB7OKE M Salim Yusuf, ayahanda OM Basri YB7BV
Teriring doa semoga Allah SWT menerima amal ibadah Almarhum/Almarhumah, serta memberikan tempat yang layak di sisiNya. Bagi keluarga yang ditinggalkan semoga dikaruniakanNya kesabaran, ketabahan serta tawakal dalam menghadapi cobaanNya, Amin ...
halaman 8