P''IVICI'TTUMTERHADAP tIIitA JENIS JA}4UR PEI{GARUH GABAH DAYAKECAMtsAH U. Surlawirla
dan ul1da Zulklfli
'
RINC}
ABSTRACT Nett to the tenperqtut'e and reLatiue itu' nidity of the staxage house, the noisture coninfluence' grouth dliJ tent of the grains uill noLds on t:it,z af cantaxinating deueLopnent stored grains.
*)Laboratorluo nologl
Miktobiologi, Bandung.
DeparteEen Biologi,
59
Institut
Tel-
60 Gt'outh and deuelopnent of these nolds nay resulL in decre,lse of seed getmination. ?his paper vepotts the obseroed influenee o f P e n i c i L l i w t e h r u s o o e n w n - P. is LarLdicun, L. ci t rit,wn, P. decunbens and P- notatwn groaing on jLeted riee and paddg. S L o t L s ! i e . t l a n a ll s i s n a d e d w . i n g 3 n o n t h s abseroatians shooed. that at a noastlEe contznt of bel,ou 14.0%, no ob"aious inf'Luence of mold g\)Lh | )Do"ds seed germination occt'z'ed.
PENDA}IULUAN untuk benih harus nenperhatlkan Penyimpanao biji-bijian penyakit banyak faktor, oleh faktor yang disebabkan terutana oleh ja&ur dan faktor kerusakan aklbet seian8an serangga hana. dan serangga hana Pertumbuhan dan perkerDbangan mikroorganista oleh kondi.si lingkungan penyimpanan sanBat dipenBaruhi tenpet biji, terutar6 oleh temperatut dan oleh kelenbaban di nana blji tersebut disiBpao, dan faktor sendiri. kadar. ait btjinya di daI'enurut 0x1ey (1948) perubahan yang dspdt terjadi penyaklt selama penyimpanan akibat seranSan hama dan laln bi.ji ada Lah: 1.
Perubshan yang d{pat dilihat a. ber tunas. b. berjainur dan membusuk, c. kerusakan oleh setahgga.
dengan oata:
l.
Perubahan sifat. kinia!'i dan biologl8l a. berkuran8qya daya kecsr$eh, b. tir$ulnya beu asam atau tengik, gizl. c. kehilangan nilai
Berdasarkan kepada sifat serangan, Ou (1972) mengelonpokkan jamul dalah dua kelornpok besar yaltu Janur lapsngan yang (ftisalnya He Lninthosporitn t ersif at parasitik orgzae, PynieuLaria cz'yzae luga beberapa yang tereasuk dalan genera Fvaqri,En yang dapat Inenyerang sebeluh bijt-bijian dipanen), da4 kelongudang yang bersifat Aspergillue pok jaarr saprofltlk nlsalnya pcyang menyeranB bljl-bijian selsnr drlald dan Penieilliwn nyimpanan. pertutnbuhrn btJlaklbat Besarnya serangan Jadur prde den sangat dipengaruhi oleh kadar alr bahan, tenpeidtur bijian chosh (1951) nenelDukan perrubbuhan kelembaban lelatif. larrur yang cepat pada keleqbaban relatlf antata 65 - 1001 saprofitik (10 pada temperatur untuk pertunbuhan, ni5a1 AgpergilLug dan ( 3 5 oc). ( 3 0 " c ) M u c c L d a l n F u s a r i u n 35'c), Penieiilim \25"c),
Pada umunnya spora janur tersebut dapat tumbuh pada kadar air di atas 14.02, neskipun denikian ada juga beberapa jenis jamur yang dapat tumbuh pada kelembaban yang lebih rendah mi(65 - 707,), sallrya Aspexgtllue glaucus dan keadaan ini menyebabkan tinbulnya enbun pada pelmukaan gabah akibat respirasi, janur lain menjadl aktif yang akan rnengakibatkan jenis Menurut Tsuooda (1968) kadar air optimum untuk pertumbuhgudang (nisa1 an jamur Penieilliun) aotara 15.0 - 17.01. Sedang bila kadar air lebih dari 18.02 memungkinkan pula perjamur lainnya. tumbuhan bakteri serta Selanjutnya dilaporkan bahwa biji-bijlan, Khususnva Babah dengan l..adar air antara 13,5 - 14.07. umumnyabaik untuk disimpan dalam waklu lama (S tiawiria, 1976). Juga Isunoda (1968) melaporkan baliwa bila kadar air gabah yang disinpan di bawah 14.0)i maka tldak ada pertumbuhan janrur pada bahan tersebut selama kurang lebih satu tahun. Kelembaban lingkungan penylmpanan berada, di mana tempat mempengaruhi kadar air biji-bijian, khususnya gabah, karena gabah bersifat higroskopis, Cabah yang berhubungan Iangsung dengan uap alr akan nenyerap uap air tersebut, sehingga kadar gabah akan nenguapkan .kanair gabah menjadi naik. Sebaliknya dunSan airnya apabila berhubungan langsung dengan udara kering yang mempunyai kelcmbaban relatif rendah, ,\pabila gabalr berlrubungan langsung ciengan udara vang mempunvai sulru dan kelembaban relatif terlentjr dalam r.'akLu cukup lanra, fraka gabalr tersebut akan firencapai kadar air t.rte tu vang seinbang den!:an keLembaban refatif d a u s L r l ) L ur d a r a . KaLlar air gabaL dalam k.'adaan selmbang dengan udar:r sekcl i l ingnva d . L s e b L r L" K a d a r a i r s e i m b a n g " ( E q u i l i b r l u m l l o i s r u r e ( l o n r . , n t ) ( i l a 1 t , l ! 1 7 0 ). Ilenurut Templeton i I .i . (I961) spora jaolur dapaL masuk ke dalam gabah oleh karena kondisi gabalr setelah panen dan pada saat gabah lembah, l.rpisan kulil Iuar mcnjadi rLrsak. Jam u l y a n g t u m b u h d i d a l a m g a b a l r a k a n m L ' n S a d a k a nr e s p i r a s i terus menerus sehingga nrengakibatkan terjadinl/a pemanasan. (1976) r)iselia jamur nenrpunyai kemamIlenurut Suriawiria puan untuk mengisap/menverap kandungan uap air rrdara walaupun dalam keadaan yang minimal yang bagi mikroorganisma lain tldak dapat diserap. Akibatnya maka lambat laun kadar air bahanpun akan meningkat dan biasanya terjadi serentak/bersanaan uaktunya dengan nasa perkecambahan spora, serta mrkin lama jumlalt niselia jamur senakin -eningkat. Ini LcrdrL: b a l r w au a p d i r udara yang diisap semakin bertambab, sehingga kadar air bahan jauhnya lagl nilai dan lebih kelenbaban tempat penyimpanan, cepat bertambah. Jamur nempunyai daerah kelembaban optimum untuk perkembangannya yaitu antara 84 - 96i;. Karena akibat kem a m p u a nm i s e l i a u n t u k n e n g i s a p uap air udara sehingga kelembaban di dalan ruangal penyinpananpun ikut naik, maka suatrr saat kenaikan ini mencapai pula daetah optimum kelembaban bagi perkembangan janur yang biasanya dicapai anLara 5 - 6 minggu.
62
Kalau saat tersebut sudah tercapal, naka peltumbuhan dan perkembangan jamur secara hebat dan oenyeluruh pada bahan atau biji-bijlan akan serentak terjadi dan sulit diatasi. lial,tu serelah 6 minggu merupakao nasa yang optimum bagi perkembangan jamur untuk tunbuh dan berkeDbang secara leluasa di dalan bahan makanan khususnya beras dan gabah dalan keadaan tersimpan. Penelitian ini diDaksudkan untuk nengetahui pengaruh pertumbuhan lima jenis jaxour, yaitu Penicilliun chTAsogenw!, P. islarLcl.t,cun, P. citrLnan, P. notatun dar' P, decunbens yang berasa-L/tumbuh pada beras dan gabah tersinpan, terhadap daya kecambah gabah pada kadar air dl bawah 14.02. l{asi1 pengarnatan dengan ciihitung cara statistik dengan netoda Rancangan Acak Kelompok.
tsA}lAN*DAN TATA KERJA A. llahan dan alat-afat. (iontoh gabah yang diteliti jenis/varietas adalah lR-26 yang diperoleh dari Jawatan Pertanian Propinsi Jawa llarat. 11.'di:r ),ang digunakan untuk menbiakkan jamur adafah: Agar Lenlang l)cksLrosa (Potatoes Dextrose Agar) dengan konposisi s e b a S i ii b e r i l i u t : Kentaflg: 200.00 gram, dekstrosa: 20.00 gram, tepung agar: 14.00 gram, akuadest: 1000.00 ml, dan pH carnpuran akirir: 5.6. ljiakan urni jamur vang dlgunakan sebagai perLitkuan untuk n,enginfeksi gabah selama penelitian, merupakan biakan nrrrni vang Lrerasal/tunrbuh pada beras dan gabail tersimpan vang Lerorri dari: ,-..: . -li.t,t. ciir-,s,1e,,I,, ,,'.!. . 1,,- '.,., , 1: ' , ' ..:,:' : . . : " - . ! . ; , : : , i ; - t i c i i i , i : . t : i : i at : . , r - t , : . ' ' : 1 , ,, . : : . Lntuk nrengkcc.tnbalrLlan gabalr, digunakan kain belacu putill dengaf, ukrrran _i5 r' 40 crr, dan unLuk selanjutnya kain ini disebut "kain kecrambalr". InLuk nrcngukur kadar air gabah digunakan ").loisture Tester" tipe lsel..i ts-5 :Ll:-70. B. laLa kerja l'eneliLian ini diarallkan untuk 1telillat pengaruh pertunrbuiran janur r.,1,..,:.,J:.,l rerlradap daya kecambah gabah deflgan kadrr air kurang dari 14.0i". llal ini dilakut:an karena serinS ciilaporkan bahwa kadar air gabaL di bawah 14.Oli akan rnenekan pcrtunbrrlran dan perkembanga! jamut. Sedang gitbalr yang dipero.Ieh clari .lawatan Pertanian rata-rata merrpunvai trifai/kadar air anLara 15.0 f6.oil. ) t : r k a u n t u i ( n t e D i l ) ( . r o l c l rl l a b a l r , L i L ! . r n
kadar air di bawah 14.02 dilakukan pengeringan awal terlebih dahulu terhadap bahan vang didapatkan dengan cara pemanasan. Selanjutnya gabah dengan kadar air di bawalr 14.0,." dirempatkan di dalam botol-boto.L perLakuan, pada nlasing-masing botol di_ isikan gabah sebanyak dua pertiga isi botol kemudian ditutup dengan kertas (Alluminium foil) "tunish" untuk menghindari absorpsi uap airi dari udara luar. Botol-boto1 pellakuan vang sudah ber:isi gabah kemudian disimpan sampai kira-kira dua ninggu di dalam lemari pengeram dengan temperatur dan kelembaban relatif yang konstan (:4 + 2"C dan 86 + 2ij). Selama penelitian, dipc.rgunakan 6 perlakuan (5 perlakuan dan I kontrol) dengan masing-rrusirtg ulangan 4 x, sehingga aoa 24 botol perlakuan yang akan diuji daya kecambahnya, lnokulasi j amur pada gabah di dalam boLoi perlakuan, dilakukan rert)adap: tsoto1 A: cabah tanpa inokul.rsi jamur (konrrol), botol B: , i , r , r . s , . . ,' l, r r ' , , b o t o l C : Gabah dengan inokulasi janlur l. Uabah dengan inokulasi jamur j'. ci,i |.i.t.,-,, botof D: cabalr dengan 1no_ jamur i. is i atiir::.tn, kulasi botc,[ [: (]abal) dengan irloku_lasi jamur l. e'fi. . '.!, dan l-uLo. I : ,.-1,.t dcrrdJr i'. Lu-lo.,, t"nur F, tlctatxLal, serta masing-nasing perLakuan diberi ulangan seba_ nyak 4 kali, yaitu: Ke dalanr nrasing-masin€i tabung biakJn jauLrr y a n g f e L a h b e r u m u r 4 I t a r i d i n r a s u l , i k a i t! J c c a i . u a d e s t s t e r j l dengan jarum suntik steril. K e m u d i a n E r L , L r n !d i r u t L t p d a n d i f : o c c r k dengan harapan spora dan ntisclta jtiilrr tt rb;t\4,a di riaian akuadest sebanyak mungkin, Akuadcst di dalarr)nasir))j-rnasing tabrlnlll tersebut kemudian dimasukkan sL,!ar:r terpisair ke dalam rnastLtgnasing botol perlakuan vant sud.rlr ditcr)tulian sebelr.mnva. dan botof-boLol perlakuarr .r'r.dt ,lilutul, l-rrl ,)i 5crrr i.",,,,r..ian gabah dalam botol perlakuan rlikoc,rk supara akuadest merata. Cara yang sana difakukan pula untul. seLiap botol perlakuan dan ulangan, kecuali untuk botol kuntrof lran,J dimasukkan 5 cc akuadest steril. Botol-boLol perlakuan sel.injutn),a disinpan dldalan lenari pengeram dengan tenperalur 24 + 2.C dan kelembab_ an relatif 86 + 2i: dan dibiarkan stlanra t minggu, l.cmudran secara kootinu diperiksa kembali kadar airnya denean ,'moisture tester" agar tetap dalam kondisi ka,l:r air dt b;walr 14.0;: sanpai koostan selama 2 bufan, juga uotuli rn.rnberi kesempaLal per_ tunbuhan dan perkembangan jamur di dalam balran. Pemeriksaan prosentase daya kecanbalr gahah difakukan dalam interval waktu 1 minggu pada nrasing-nlasing perlakuan yaitu: Kain-kain kecanbah ;,ang sudatr discrjtaLan dalam keadaan bersih digodok/direbus selama kurang lebi)r 2 jam, lalu didinginkan. Dalam keadaan basait/lenbab, pada l:ain kecambah terse_ but ditebarkan/ditanamkan kuranS lebilr 200 butir gabah dari Eiap-fiap perlakuan dan ulangan penganbllan secara terpisah. gabah dllakukan dengan pinser yang sebelumnya telah dicebiji Iupkan di dalam alkohol 762 dan dipitih biji-biji dengan kondisl yang balk. IJiji-biji yang rusal: dan gabah hampa dibuang.
setelah dit'eri lernbaran kain kecanbah digulung Tiap-tiap dedgan karet. sedangkan kedua ujungnya diikat kode seperlunya, guhurgan-gulungan kecambah ini ditempatkan di kain Kenudian dalam kotak kaca, dalan keadaan lenbab. dihitung kain kecanbah pada tiap-tiap 4 hari, Setelah proseotase gabah yang berkecanbah. prosentase daya kecamdata dari hasil-hasil Perhitungan (12 Dinggu) diberlanSsung selana penelitian bah yang didapat penguj ian Acak mengguuakan Betoda Rancangan dengan analisa dengan kriteria KeloDpok (R-AK) dan Uji Lanj utan Duncan (ULD), Prosentase daya kecambah dari 6 perlakuan desebagai berikut: ulangan, serta penguj ian dilakukan ngan masing-oasing 4 kali ada tujuan menguji pada data yang didapat tiap @inggu dengan tidaknya pengaruh nasing-rDasiDg janur terhadap prosentase daya -Lecaubah gabah dengan ksdar air di bawah 14.07. seTama inkubasi RAK vaktu 1 Dinggu. cara penguj ian berdasarkan dengan interval I terilampir, dan ULD sebaSai contoh tercantur di dalarn Daftar
HASIL
DAN DISKUSI
dengan menSEunakan metoda analisa statistik Dari hasil RAKdan ULD sebagai berikut: didnpatkan dengan ujl l' Pada ninggu pertanB dari analisa yang berarantar ferlakurD, bahwa tidak ada perbedaan variasi jamur pada gabah Lerhadap daya ti tidak ada pengaruh inokulasi denBan konLrol r);rrpun :lnt3r kecambah gabah bila dibaodingkan Pada ULD juga menunlukkan llasil vang m a c a m - m a c a ni n o k u l a s i n y a . Pengujian pada minggu kedua sampai dengan minggu keduabeIas !etap menunjukkan hal yang sama seperri pada nringgu llertainokulasi baik antar rna yaitu tidak adanya perbedaan variasi terhadap kontrol. itu sendiri maupun antara pengaruh inokulasi ballwa pen/impanan Sabair Dari irasil perhitungan ternyata yang diinokulasi di bartah 14.02 unluk benih dengan kadar air . i e n g a n j a m u r ! " : z L i c L l 1 . i ; n . h 1 ' ! s o g e n v t , l ' . i l s l - r - . ) : . i j . ' r z l ,P . ' : ' L ! t ; setehasil yang didapatkan t:itt, i - .!ecwtl e/ls dan f'- nctatuttt, minggu selama 12 test daya kecanbah tiap-tiap lalr diadakan yang berarti ridak ada perbeminggu adalah "non significant", daan vang nyata antara daya kecambah gabah yang telah diinokul:rsi dengan jamur dibandingkan daya kecamtrah Sabah ]'a[rg tidak j;rmur (sebagai kontrol). D a r i t r a s iI p e n e l i t i a n i n i diinokulasi batrwa pada kadar air di bawah 14.0i; yang dilettpatdidalalkan dan kelembaban yang menyokong kan pada liogkungan temperatur ternyata tidak lrempengaruhl gabah ununtuk pertunbuhan janur, tuk ber:kecanrbah, walaupun dalam penSamatan ditelrlukan bebelapa yaitu gabah yang tidak berkecarnbah dalarn iumlalr kasus tertentu y a n g k e c i 1 . l l i l a n g n y a k e m a m p u a ng a b a l r r L n r u k b t r k e c r n r b a l r , s e b a -
Daftar
1.
Data penganatan
dan ha811 perhltungan
Daya kecaobah (Z)
1
pada minggu ke-l
Tot a1 perlakuan
Rata-rata perlakuan
1
2
3
91,50
90.50
92.00
90.00
3 6 4. 0 0
91.00
94.00
93,00
371.50
9 2. 8 1 92.31
z
B
9 0. 0 0
3
c
8 9, 5 0
95.50
9 2. 0 0
9 2. 5 4
t69.50
4
D
9 1 .5 0
93.50
92.50
91.50
369.00
5
E
9r.c0
91.20
90.50
'j:.00
3 6 4 .7 0
ot
6
F
9 4. 0 0
92.00
92,50
e " ] .5 0
1 7 2. O L J
9 1. 0 0
T ot a I KeloDpok ulanSan
5 4 7, 5 4
5 5 1, 2 0
5 53 . 5 0
55t.50
2210.70
1-7
Langkah -Langkah p erhi Lun1tan : x. .2
(lrro.70)2
rt
4 x 6
1. Fakto! koreksi (t'K)
- 203655'14
.2
2. JK total = (91.50)- + ... + (93.50)- - FK = 5J.53 + ( 3 7 2 . 0 0 ) 2- F K
Xesi:npulan: Fh < F.O5 (non slgnl-flcant). Tldak ada perbedaan nyata antara perlakuan.
Uji
Lcrrjutqn
Duncan: 2.O9 Sx-
0 . 1 2) . 4
LSR = (SSR) (Sx),
Rata-rata perlakuan
hasilnya
sebagai berikut:
Beda dua rata-rata
L S R 5 Z LS R 1I;
(1) 91.00
(s) 9r.r7
o.L7
(4) 92.25
r.2;
(3) 92.37
r.l8
2.18
3 .0 1
2,28
_ 11. 5 3.25
l
(2) 92.87
1.87
1.70
0.52
0.s0
(6) 93.00
2.OO
1.83
0.65
0.63
2.39 0.71
3.31
2.43
Keteru4g@1: P:
2
3
4
5
6
ssR 5t : 3.01
3.16
3.25
1.31
1.36
ssRlZ:4.17
4.37
4.50
4.58
4.64
si : ...
....
0.723
Xesitnpulst.: Tidak ada perbedaan nyata signlflcaht).
IL
antara
perlalcuan
(non-
68
glan kecll dtEebabkao adaryr pertulbuhaD Jauur pada aeluruh pernukaan btlt. Ea1 tnl luogLLr dleebabkan hllaagnya daya taterhadap serargan JrDur d€ngao adsnya keaeqatao dh8u blll pada eelLa j aEur uutuk turobuh kareas DlLkoya kadar atr blJt eaktu test perkec8Dbahaq, gehlngg! eDyokong rltltul. pertuobuhaD Sebin itu ketidak Darpuan bljt ustuk dan perkeebanSan Jabur. berkecalbah dapat Juga dlsebabkao oleh faktor luar (llngkungan) dan faktor dalaD blll sendlrl, Dengan DeDpertahaalan kadar alr gabah dt basah 14.01 oerupakao salah gatu cara untuk Enyeleoatkan bahan dari aeraagan ja[ur. Peldapat ltu 6esrla1 pula deugau f,all (1970) yaltu yang dtbahea populasl Ja&ur DenlnSlst apablla kadar alr bljl siDpau dl atas 14.02. Karena tenperatur, keleribaban relatif DeDpunyal hubnDsa! erat dan nenunj ukl6o dan kada! alr bljl adanya pengaruh terhadap perkecaubahad bfjl d8n perteubangan j alour . Selaqlutnya Dev11n (1969), Curtls & Clark (1950) dan Dutcher, et aL, (L951) Delaporkau bahr.a perLecaDbahr8 btjt dapat tertunda oleh sdanya faktor lutr dan faktor dalao darl. bijt. Faktor Iuar neliputL3 Tenperatur yang ttdak cocok, kurangnya keadaao alr, carnpuran ga! yaDg tldak selDbaDS, dan pada caya yang dibutuhkan. Kadang-kadarg blJl yang diteqstkrn kondisi lingkungan yang cocok untuk perkecaebahan, E8alh juBa tidak dapat berkecaebah. Ha1 lnl dlsebabkan oleh faktor di &lab blji aeDdiri, blJl aehlng8a antara 1a!n keraanya lapisan tidak dapat dllalui oleh a1r atau gas, beluD Eaaaknya eEbrio, yaog nengha6at perkecarbahan dan kareoa adanya substanal (8idue11, 1974). Menuruc Duccher, et aL. (195I> janur adalah salah satu faktor yanS dapat rengurangl daya kecaDbah biji karena dapat ueuyebabkan paDyaklt dao peubusukan. Faktor pe(doroyebab laln adal-ah kareoa blji Deogalabl &asa istlrahat rransi), walaupun biji dlternpatkan dl baush kondisi llngkungau yang cocok untuk dapat berkecaDbah. Menurut Oxley (1948) dormansi pada biji-bljian dlkootrol oleh faktor kadar ai! dan biIa diusahakan penyirnparnn bijl-blllan yang kurang kering, Eraka efek dolEansi terlihat berkurang. rDelaporkan bahwa kadar air Banyak pedeliti dali .bljlbijian sangat mernpengaruhi kerusakaD selama penyi.mpanan, Ini tidak hanya ierhadap penurunan daya hidup, tetapl juga bahaya keracunan pada bahan yang dituribuhl oleh Janur dengan kernungkinan dihasilkannya senya$a tgkslk oikocoksln. Biji nerupakan 6alah satu or8an penylllpanan llakanan cadangan yang dibutuhkan bagl pertumbshannya. Makanan cadangan yang dJ-hasllkan dalam proses tersebut peDtlng untuk proseg perkecaEbahan. Menurut Bldeell (1974) perkecanbahan neDbutuhkan faktor-faktor penunjang sepeltl al!, okslgen, temperatur, dao cahaya, sedang alr nerupskan kebutuban priDer sebab biji s a n g a t m u d a hm el e p a s k a n a i r .
69
F, l
-:
*
(A)
(Bl
Cambar 1 (2-kal1): Cabah (i) dan unraian padi (B) dengan ka_ dar-alr d1 bawah 14.02 (11.9 + 0.t-Z) yang diiiokulasi oleh spora ianut ienit:iLiiun, aj.d,aknamfak dltumbuhi jamur setelah masa inkubasi lebih dari 5 hinggu.
70
canbar 2 (2-kali): Gabah dengan kadar-alr di atas 14.02 (14.315.02) yang dilnokulagl spora J aDur Penieilliun nanpak dLtunbuhi jaEur setelah Ea6a inkubasi leblh dar! A (PeltuDbuhan J ar0ur belun lebat), 2 nlnggu. dsn B (Per tunbuhan jaour sangat lebat).
Kadar al-r ltenpensaruhl kecepatan koagulasl protein, dan kadar alr dl dalab biji berpengaruh pula terhadap kecepatan respirasl. Banyak peningkatan respirasl pada dalt bijl-btjl keleurbaban relatif tinggi disebabkan pertunbuhan janur dlperDrkaannya dan bukan karena bljl ltu sendirl. teorl-teorl di atas bila kadar alr di Haka berdasarkan bauah 14.02, tldak akan didapatkan pengaruh pertunbuhan Jarnur terhadap daya kecanbah gabah adalah dapat dimengertl. Pengurangan daya kecaDbah yang berhasil dlaDati selama penelitian sangat lendah berkisar antara 2 - 62. Pengutangan tersebut dapat dltolerlr berdasarkan ketentuao di lingkungan Dinas Pertanian. peneLitian Sel-uruh penSuj ian data metoda dipergunakan Rancangan Acak Kelompok yang memperkuat hasil penelitian. Karens dlharapkan bahwa keseragamao dalam suatu blok leblh baik darl pada keseragaman diantara blok-blok Keberatan telsebut. yang uta&r dalarn pemakaian pola ini adalah bahwa bila terdapat ketj.dak seragaman yang besar antara percobaan satuan-satuan dalam rnaka akan Denyebabkan kesalahan percobaan satuan blok, yang cukup besar. Ha1 ini terjadi bila jumlah perlakuan leblh darl 15 sehlngga keseraganan dalam suatu blok tidak dapat dipertahankan 1agi. Dalam pola ini terdapat suatu keseinbangan yang jelas, dj.naoa setiap perlakuan dilaksanakan dalan jumlah yang sama dalam suatu blok dan tiap blok nempunyai perlakuanpelLakuan tersebut.
UCAPAN TERII'IA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan pertama-tama kepada Badan ( B U L O G )y a n g t e l a h m e m b e r i k a n b a n t u a n d a n p e r Urusan Logistik hatiannya terhadap penelitian ini melalui P.T. Widya Pertiwi juga kepada Jawatan Pertanian Proplnsi Engineering di Jakarta, Jawa Barat di Bandung untuk bantuan bibit-padi unggul lR - 26,
DAFTARPUSTAXA Bidwell, R.c.S., 1974. PLant PhgstoLogg.Macmillan Publlshtng Co. lnc.. NewYork. Curtis, O.F. and D.C. Clark, 1950. An Introduetion to Plant Physiology. uc Craw-Hill Book Company, lnc., Nen York. Devlid,
1969. Plqnt PhgsioLogy. R,M., Company, NeGtYor:k.
van Nostrand Relnhold
Dutcher, R.A.; C,O. Jensen and P,M. Althouse. L95I. Int?oduction ta Agr:icultunaT. Bioehenistt'g. John Wl1ley & Sons Inc.. Londorr. Ghosh, J.J., 1951. The effect of environrDentalfaclols on the fungal deterloration of stoled rlce grains. Sclence and culture, 17 : 42 - 43. ra11, D.I.l,, I97O. Handling and Stoxage of Food Crains in Tropi.cal qnd Subtropieal .A/e@s. FAo, ROME. ou, S.H., 1912. Ri,ce diseases. tute, Kelr.
Comnonr,,ealthMycological
lnsti.-
Oxley, T.A., )-948. lhe Scienti.fie Principles of Grain Stol.Gge, Northern Publlshlng Co., Ltd, Liverpool. surlar^rirla, u., 1976. Hubtmgan antara kadar air dan bendabenda aslng dalao bentuk gabah hanpa, dengan nilai kontaminasi janu! penghasll mikotoksln pada gabah yang tersimpan. Proc. Senlnar Kadar Ai.r & Daya Tahan cabah, FateDeta IPB, Bogor. T e ! 0 p 1 e t o n ,C . 8 . , e t a L . I 9 6 L . Jou!-nal 64 (2) : 21.
Kery,el srut of Tice.
The Rice
T s u n o d a , U . , 1 9 6 8 . M l c l o o r g a n l s t D aw h l c h D e t e r l o r a t e d S t o r e d Cereals and Grai.ns. Proc, The Flist US - Japan Conference on Toxlc MLcroorganisrdst Mycotoxin-Botulisn, 143l.62 .