BAB B 3 ANALISISS DESAIN
3
AN NALISIIS DESSAIN 3.1
Deskripsi Kasus K
ugas Akhir ini, kasus yang digu unakan ad dalah proyeek pembangunan Pada laaporan Tu jalur piipa bawah laut milik Chevron In ndonesia C Company di Sadewa FField yang tterletak di lepaas pantai Kalimantan K n Timur teepatnya dii perairan Selat Makkassar. Jalur pipa bawah laut ini ditujukan d untuk meenyalurkan gas bumi sejauh 3 38 kilometter dari m k kompleeks platfo ke form Attaka. Penyaaluran ini akan Sadewaa Well menuju mengggunakan pip pa baja karrbon dengaan diamete er 16”.
Gambaar 3.1 Lokasi Proyek
LAPORA AN TUGAS AK KHIR DESAIN DAN ANALISSIS STRUKTUR PIPA BAWA AH LAUT
3‐1
BAB 3 ANALISIS DESAIN
3.2
Input Data
Data input yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir ini merupakan design basis dari proyek yang akan dikerjakan. Data yang ada begitu banyak dan bervariasi untuk setiap titik kilopoint (KP) sepanjang jalur pipa, oleh karena itu untuk menyederhanakan masalah dalam laporan Tugas Akhir ini, maka dilakukan pembatasan lingkup kerja dan data. Adapun data yang dipergunakan adalah data‐ data yang paling ekstrim untuk setiap KP agar dapat diambil penyeragaman studi kasus pada sepanjang jalur pipa. Data‐data yang akan digunakan dalam analisis pada laporan ini akan disajikan berikut ini. 3.2.1 Parameter Desain Tabel 3.1 Parameter Desain Parameter Diameter Luar Pipa Wall Thickness Material Grade Specified Minimum Yield Strength Tebal Selimut Anti‐korosi Tebal Selimut Beton Massa Jenis Pipa Baja Karbon Massa Jenis Selimut Anti‐korosi Massa Jenis Selimut Beton Massa Jenis Gas Content Corrosion Coating Type Tekanan Desain Temperatur Maksimum Desain Tekanan Hidrotes Corrosion Allowance Young's Modulus Poisson's Ratio Coefficient of Linear Expansion
Nilai 16 0,625 API‐X52 5,2E+04 0,0295 1 490,1 87,4 189,8 2,8 FBE 1340 93,33 1742 0,125 3,0E+07 0,3 11,7E‐06
Unit inch inch psi inch inch pcf pcf pcf pcf psi °C psi inch psi /°C
3.2.2 Data Lingkungan Dalam proses desain struktur pipa bawah laut, data lingkungan menjadi parameter utama. Adapun ringkasan dari data lingkungan dapat dilihat berikut ini. LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐2
BAB 3 ANALISIS DESAIN
• Kedalaman Perairan Kondisi batimetri di area Sadewa Field menunjukkan kontur yang bergelombang. Sebaliknya ketika mendekati area Attaka Field kondisi batimetri menjadi lebih halus dan datar. Kedalaman air laut rata‐rata pada masing‐masing fasilitas yang didasarkan pada MSL adalah: • Sadewa Well
• Attaka Platform Complex
: 280 ft (85,34 m) : 185 ft (56,4 m)
Kedalaman air laut sepanjang jalur pipa yang dipilih bervariasi antara 185,7 ft (56,5 m) dan 337,92 ft (103,0 m). Karena kedalaman air bervariasi dalam rentang yang cukup besar, maka untuk analisis diambil tiga titik tinjauan sebagai parameter dalam proses pendesainan struktur pipa bawah laut. Adapun ketiga titik tersebut adalah kedalaman 56.4 m, 85.34 m, serta 103m dengan asumsi ke tiga titik tersebut akan mewakili perairan dangkal, perairan sedang, serta perairan dalam sehingga hasil yang diperoleh nantinya diharapkan akan relatif lebih akurat. • Properti Air Laut Massa Jenis
: 64 lb/ft3
Temperatur
: 85°F (29,4°C) ‐ permukaan
80°F (26,66°C) ‐ dasar laut
Viskositas Kinematik
: 1,03 x 10‐5 ft2/s
• Data Elevasi Pasang Surut Data pasang surut yang diberikan diambil relatif terhadap MSL sebagai berikut. • Highest Astronomical Tide (HAT)
: +4,5 ft
• Mean Sea Level (MSL)
: 0,0 ft
• Lowest Astronomical Tide (LAT)
: ‐3,9 ft
• Storm Surge
: dapat diabaikan (1 tahun)
+1,6 ft (100 tahun) LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐3
BAB 3 ANALISIS DESAIN
• Data Gelombang Dan Arus ¾ Data Gelombang Data yang digunakan untuk desain dinyatakan dalam bentuk tabel berikut ini dan diasumsikan bekerja secara tegak lurus terhadap sumbu pipa. Tabel 3.2 Data Gelombang Deskripsi Unit 1 tahun 100 tahun Hs ft 5,18 (1,58 m) 7,93 (2,42 m) Tp sec 5,24 6,23 Hmax ft 10,7 (3,26 m) 16,3 (4,97 m) Tmax sec 7,6 8,1
dimana: Hs
= Tinggi gelombang signifikan
Tp
= Perioda puncak dari gelombang
Hmax = Tinggi gelombang maksimum yang mungkin terjadi Tmax = Perioda gelombang untuk Hmax ¾ Data Arus Karena kedalaman air yang ditinjau diambil pada tiga titik yang berbeda, maka berbeda pula data arus untuk setiap titik yang digunakan. Variasi kecepatan arus pada ketiga titik tinjauan berbeda pula untuk setiap titik kedalaman perairan yang berbeda, perhatikan tabel‐tabel berikut ini. Tabel 3.3 Data Arus Untuk Perairan Dalam Kedalaman (ft) 1 tahun (ft/s) 100 tahun (ft/s) 0 5,41 6,50 131,2 1,80 2,17 269,0 1,80 2,17 282,2 0 0 Tabel 3.4 Data Arus Untuk Perairan Sedang Kedalaman (ft) 1 tahun (ft/s) 100 tahun (ft/s) 0 3,05 3,74 131,2 1,44 1,80 269,0 1,31 1,64 282,2 0 0
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐4
BAB 3 ANALISIS DESAIN Tabel 3.5 Data Arus Untuk Perairan Dangkal % Kedalaman Air 1 tahun (ft/s) 100 tahun (ft/s) Dari Dasar Laut 100 1,35 1,76 90 1,33 1,73 80 1,30 1,70 70 1,28 1,67 60 1,26 1,64 50 1,22 1,59 40 1,18 1,54 30 1,14 1,48 20 1,07 1,40 10 0,97 1,27 0 0 0
• Koefisien Hidrodinamika Tabel 3.6 Koefisien Hidrodinamika (mengacu pada DNV RP E305) Koefisien Nilai 0,7 untuk Re ≥ 3E+05 (aliran super kritis) Drag (CD) 1,2 untuk Re < 3E+05 (aliran subkritis dan kritis) Lift (CL) 0,9 Inertia (CM) 3,29
• Properti Tanah Adapun jenis tanah pada lokasi proyek bervariasi disetiap titik tinjauan yang diambil. Tanah dengan jenis clay dengan tingkat plastisitas sedang hingga tinggi terdapat pada perairan dengan kedalaman 56,4 m dan kedalaman 85,34 m. Sedangkan jenis tanah pada perairan dengan kedalaman 103 m adalah campuran antara pasir dan kerikil. Besarnya nilai koefisien gesek akan berbeda‐beda untuk masing‐masing jenis tanah yang berbeda, adapun besar koefisien tersebut akan ditentukan dengan mengacu pada DNV RP E305. 3.3
Analisis Desain Pipa
Berikut ini adalah analisis‐analisis yang dilakukan dalam proses pendesainan struktur pipa bawah laut. LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐5
BAB 3 ANALISIS DESAIN
3.3.1 Analisis Ketebalan Dinding Pipa Dalam analisis ketebalan pipa pada laporan Tugas Akhir ini, digunakan standar kode DNV 1981 Rules for Submarine Pipeline System yang kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan standar kode ASME B31.8 Gas Transmission And Distribution Piping System. Dalam tahap perhitungan wall thickness pertama‐tama ketebalan dinding pipa diasumsikan. Kemudian dilakukan pengecekan berdasarkan kriteria‐kriteria yang telah ditentukan, apakah ketebalan dinding asumsi tersebut memenuhi kriteria. Apabila ternyata ketebalan asumsi tersebut memenuhi syarat, maka ketebalan tersebut digunakan. Sebaliknya apabila ketebalan dinding tidak memenuhi syarat ataupun overdesain, maka dilakukan penyesuaian hingga didapat ketebalan dinding yang paling ekonomis tetapi dapat memenuhi kriteria‐kriteria yang telah ditentukan. Berikut ini adalah perhitungan dari analisis ketebalan dinding pipa dengan input data seperti yang telah dijelaskan pada sub‐bab sebelumnya, serta diperoleh ketebalan pipa berikut ini. Tabel 3.7 Perhitungan Wall Thickness Kondisi Instalasi No. 1 2
Keterangan External Pressure Maximum Minimum Standar DNV 1981 Zone 1
Minimum Req. Wall Thickness
Nominal Wall Thickness Zone 2
Minimum Req. Wall Thickness
3
Nominal Wall Thickness Standar ASME B31.8
Minimum Wall Thickness
Nominal Wall Thickness
Rumusan
Hasil
Unit
Pe_max := ρsw ⋅ g ⋅ dmax Pe_min := ρsw ⋅ g ⋅ dmin
153.338 0
psi psi
0.286
inch
0.374
inch
0.412
inch
0.5
inch
0.286
inch
0.374
inch
tDNV_1 :=
( Pd − Pe_min) ⋅ D 2 ⋅ ηh_1 ⋅ SMYS ⋅ kt
tnom_1_DNV_sw := tDNV_1 + Tsweet
tDNV_2 :=
( Pd − Pe_min) ⋅ D 2 ⋅ ηh_2 ⋅ SMYS ⋅ kt
tnom_2_DNV_sw := tDNV_2 + Tsweet
tASME :=
Pd ⋅ D 2 ⋅ S1
tnom_ASME_sw := tASME + Tsweet
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐6
BAB 3 ANALISIS DESAIN Tabel 3.8 Perhitungan Wall Thickness Kondisi Hidrotes No. 1 2
Keterangan External Pressure Maximum Minimum Standar DNV 1981 Zone 1
Minimum Req. Wall Thickness
Nominal Wall Thickness Zone 2
Minimum Req. Wall Thickness
3
Nominal Wall Thickness Standar ASME B31.8
Minimum Wall Thickness
Nominal Wall Thickness
Rumusan
Hasil
Unit
Pe_max := ρsw ⋅ g ⋅ dmax Pe_min := ρsw ⋅ g ⋅ dmin
153.338 0
psi psi
0.372
inch
0.46
inch
0.536
inch
0.624
inch
0.372
inch
0.46
inch
Rumusan
Hasil
Unit
Pe_max := ρsw ⋅ g ⋅ dmax Pe_min := ρsw ⋅ g ⋅ dmin
154.66 0
psi psi
0.286
inch
0.374
inch
0.412
inch
0.5
inch
0.286
inch
0.374
inch
tDNV_1 :=
( Pd − Pe_min) ⋅ D 2 ⋅ ηh_1 ⋅ SMYS ⋅ kt
tnom_1_DNV_sw := tDNV_1 + Tsweet
tDNV_2 :=
( Pd − Pe_min) ⋅ D 2 ⋅ ηh_2 ⋅ SMYS ⋅ kt
tnom_2_DNV_sw := tDNV_2 + Tsweet
tASME :=
Pd ⋅ D 2 ⋅ S1
tnom_ASME_sw:= tASME + Tsweet
Tabel 3.9 Perhitungan Wall Thickness Kondisi Operasi No. 1 2
Keterangan External Pressure Maximum Minimum Standar DNV 1981 Zone 1
Minimum Req. Wall Thickness
Nominal Wall Thickness Zone 2
Minimum Req. Wall Thickness
3
Nominal Wall Thickness Standar ASME B31.4
Minimum Wall Thickness
Nominal Wall Thickness
tDNV_1 :=
( Pd − Pe_min) ⋅ D 2 ⋅ ηh_1 ⋅ SMYS ⋅ kt
tnom_1_DNV_sw := tDNV_1 + Tsweet
tDNV_2 :=
( Pd − Pe_min) ⋅ D 2 ⋅ ηh_2 ⋅ SMYS ⋅ kt
tnom_2_DNV_sw := tDNV_2 + Tsweet
tASME :=
Pd ⋅ D 2 ⋅ S1
tnom_ASME_sw:= tASME + Tsweet
Tabel 3.10 Ketebalan Pipa Minimum
Condition Installation Hydrotest Operation
Wall Thickness Minimum Required Wall Thickness (mm) DNV 1981 ASME B31.8 Zone 1 Zone 2 9,495 12,695 9,495 11,677 15,837 11,677 9,495 12,695 9,495 Final WT
Selected Wall Thickness (mm) 12,695 15,837 12,695 15,837
Selected Wall Thickness (inch) 0,500 0,624 0,500 0,624
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐7
BAB 3 ANALISIS DESAIN Note: Zone 1: Pipeline section outside the 500 m regions of the platform Zone 2: Pipeline section (including risers) within the 500 m regions of the platform
Dari perhitungan di atas, diperoleh ketebalan minimum yang diperoleh adalah 0,624 inch. Adapun untuk mempermudah dalam pengadaan pipa, maka diambil nilai 0,625 inch (15,875 mm) sebagai ketebalan dinding pipa yang digunakan. 3.3.2 Buckling And Collapse Pressure Perhitungan analisis buckling dan collapse pressure yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir ini mengacu pada standar kode DNV 1981 Appendix B. Adapun perhitungan buckling and collapse pressure dilakukan untuk kondisi instalasi dengan alasan bahwa kondisi instalasi adalah kondisi yang paling memungkinkan untuk terjadi buckling dan collapse akibat tidak adanya tekanan di dalam pipa. Berikut ini adalah perhitungan dan hasil perhitungan analisis buckling dan collapse pressure (perhatikan Tabel 3.11 dan Tabel 3.12 berikut ini). Adapun langkah perhitungan secara detail dapat dilihat pada lampiran. Tabel 3.11 Perhitungan Buckling And Collapse Pressure No. 1
Keterangan Axial Stress
Axial Stress Due To End Effect
Rumusan
σend := Pd ⋅
π 2 ID 4
(
2
π⋅ D −ID
2
)
Hasil
Unit
0
psi
0
psi
4
Axial Stress Due To Poisson Effect
Longitudinal Strain (int. pressure)
2
Thermal Stress
Total Axial Stress
3
Buckling Check
Longitudinal Stress (Axial Comp.)
Longitudinal Stress (Moment)
Longitudinal Stress
⎛ Pd ⋅ ID − Pe_min ⋅ D ⎞ σpoissons := −υ ⋅ ⎜ ⎟ 2t ⎝ ⎠ σp := σend + σpoissons σt := E ⋅ α ⋅ ( Ti − Tins )
0 2.4 x 10
psi 4
psi
4
σtot := σp + σt
2.4 x 10
psi
σx_N := σtot
2.4 x 104
psi
0
psi
σx_M σx := σx_N + σx_M
4
2.4 x 10
psi
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐8
BAB 3 ANALISIS DESAIN
σxcrn_N :=
SMYS if
D t
< 20
5.171 x 104
psi
⎟ ⎠
6.241 x 104
psi
⋅ σxcr_M
5.171 x 104
psi
‐1.963 x 103
psi
4.974 x 104
psi
4.358 x 104
psi
0.472
0.655
310.442
psi
0.029
0.444
inch
⋅⎜
3.943 x 103
psi
a
1
‐1.103 x 104
psi
1.062 x 107
psi2
7.594 x 103
psi
9.314 x 103
psi
1.72 x 103
psi
1.72 x 103
psi
11.216
Critical Longitudinal Stress (only N)
σxcr_M := SMYS ⋅ ⎜ 1.35 − 0.0045 ⋅
Critical Longitudinal Stress
σxcr :=
Hoop Stress
Hoop Stress Elastic
⎡ ⎣
σx_N
Critical Hoop Stress
Propagating Pressure
Min. Wall Th. (Propagating Press.)
4
Collapse Pressure
Elastic Collapse Pressure
⎛ ⎝
⋅ σxcrn_N +
σx
σy :=
Analitic Solution for External Pressure
σx
Pd − Pe_max 2⋅ t
2
σyE if σyE ≤
3
D⎞ t
⋅D
2
⋅ SMYS
⎡ 1 ⎛ 2SMYS ⎞ 2⎤ σyE 2 SMYS⋅ ⎢1 − ⋅ ⎜ ⎟ ⎥ if 3 < SMYS ⎣ 3 ⎝ 3 ⋅ σyE ⎠ ⎦
α := 1 +
⎛ 300 σy ⎞ ⎜ D ⋅ ⎟ σycr ⎜ ⎟ ⎝ t ⎠
⎡⎛ σx ⎞ α σy ⎤ ⎢⎜ ⎥ ⎟ + ηyp⋅ σycr⎦ ⎣⎝ ηxp ⋅ σxcr ⎠ 2 ⎛ t ⎞ Ppr := π1.15SMYS ⋅ ⎜ ⎟ ⎝D−t⎠ Pe_max
k :=
1.15πSMYS k⋅ D tnom := 1+k
Ci :=
⎛t⎞ ⎜ ⎟ ⎝D⎠
σx_M
⎛ t ⎞ σyE := E ⋅ ⎜ ⎟ ⎝D−t⎠ σycr :=
⎛ D − 20 ⎞⎤ if 20 < D < 100 ⎟⎥ t ⎝t ⎠⎦
SMYS ⋅ ⎢1 − 0.001 ⎜
⎡ ⎣
b := −⎢2SMYS⋅
t D
3
⎛ 2⋅ E ⎞ 2⎟ ⎝1−υ ⎠
⎛ ⎝
+ ⎜ 1 + 0.03 ⋅
c := 2SMYS ⋅ Det :=
x1 :=
x2 :=
Critical Collapse Pressure
Safety Factor Against Pressure Collapse
Pcr :=
t D
D⎞ t
⋅ Ci
2
b − 4⋅ a ⋅ c
− b + Det 2⋅ a − b − Det 2a
x1 if x1 < x2 x2 otherwise
SF :=
Pcr Pe_max
⎤ ⎟ Ci⎥ ⎠ ⎦
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐9
BAB 3 ANALISIS DESAIN Tabel 3.12 Buckling And Collapse Pressure Parameter Ratio Between Real Stress And Critical Stress (have to ≤ 1) Propagation Pressure Minimum Wall Thickness Due To Propagation Pressure Collapse Pressure Maximum External Pressure Safety Factor Against Pressure Collapse
Value 0,655 310,442 0,444 1,72 E+03 153,338 11,216
Unit psi inch psi psi
Dari Tabel 3.12 di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dimensi pipa yang digunakan dapat mengakomodasi gaya‐gaya yang bekerja pada struktur pipa tersebut tanpa memberikan efek negatif pada pipa itu sendiri. 3.3.3 Analisis Stabilitas Pipa Analisis kestabilan pipa di dasar laut ini mengacu kepada standar kode DNV RP E305. Adapun analisis stabilitas pipa dilakukan untuk tiga tahapan yang berbeda yaitu untuk tahap instalasi, tahap operasi, serta tahap operasi terkorosi. Berikut ini adalah perhitungan dan hasil perhitungan analisis stabilitas pipa di dasar laut dengan tambahan lapisan selimut beton setebal 1 inch. Adapun langkah perhitungan secara detail dapat dilihat pada lampiran. 3.3.3.1 Analisis Kestabilan Pipa Kondisi Instalasi Tabel 3.13 Perhitungan Berat Tenggelam Pipa Pada Kondisi Instalasi No 1 2 3
4
Perhitungan Total Outside Diameter Internal Diameter Corrosion Coating Diameter
Steel Weight
5
Corrosion Coating Weight
6
Concrete Coating Weight
7
Content Weight
8
Buoyancy
9
Submerged Weight
Rumusan Dcc := D + 2tcorr + 2tcc ID := D − 2t Dcorr := D + 2tcorr
(
)
2
2
Wst := 0.25π ⋅ D − ID ⋅ ρst
(
2
)
2
Wcorr := 0.25π ⋅ Dcorr − D ⋅ ρcorr
(
2
Wcc := 0.25π ⋅ Dcc − Dcorr
) ⋅ ρcc
2
2
Wcont := 0.25π ⋅ ID ⋅ ρcont 2
B := 0.25π ⋅ Dcc ⋅ ρsw Wsub := Wst + Wcorr + Wcc + Wcont − B
Hasil 18.059 14.75 16.059
Unit inch inch inch
102.747
lb/ft
0.902
lb/ft
70.638
lb/ft
0
lb/ft
113.84
lb/ft
60.446
lb/ft
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐10
BAB 3 ANALISIS DESAIN
Pada tahap instalasi, digunakan data‐data lingkungan dengan periode ulang 1 tahun. Tabel 3.14 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Instalasi (56,4 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients Drag Coefficient
7 8 9
Ud := ⎡⎢
1
Zr ⎢ ln ⎛⎜ + 1 ⎞⎟ ⎣ ⎝ Zo ⎠
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur
⎥ ⎦
As := 2π M := KC := RE :=
CD :=
Us
Tu Ud
Us Us ⋅ Tu
Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc ν
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
Hasil
Unit
0.25
m/s
5.852 x 10‐3
m/s2
37.938
0.102
1.23 x 105
0.7
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.4 1
0.742
lb/ft
0.954
lb/ft
0.223
lb/ft
4.827
kg/m
OK!
1.531
Hasil
Unit
0.306
m/s
1.69 x 10‐3
m/s2
142.838
0.037
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check 12
Rumusan
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g ⎛ FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
Tabel 3.15 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Instalasi (85,34 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
Rumusan Ud := ⎡⎢
1
Zr ⎢ ln ⎛⎜ + 1 ⎞⎟ ⎣ ⎝ Zo ⎠
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur
⎥ ⎦
As := 2π M := KC :=
Us
Tu Ud
Us Us ⋅ Tu Dcc
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐11
BAB 3 ANALISIS DESAIN
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients Drag Coefficient
7 8 9
RE :=
CD :=
( Ud + Us ) ⋅ Dcc ν
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
1.477 x 105
0.7
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.4 1
1.071
lb/ft
1.377
lb/ft
0.065
lb/ft
6.204
kg/m
OK!
1.531
Hasil
Unit
0.31
m/s
7.447 x 10‐4
m/s2
318.177
0.017
1.492 x 105
0.7
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check Vertical Stability Check (ok, if ≥ 12 1.1)
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g ⎛ FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
Tabel 3.16 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Instalasi (103 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients Drag Coefficient
Rumusan 1 ⎡ Ud := ⎢ ⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur Zr ⎢ ln ⎛⎜ + 1 ⎞⎟ ⎥ ⎣ ⎝ Zo ⎠ ⎦ Us As := 2π Tu Ud M := Us Us ⋅ Tu KC := Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc RE := ν CD :=
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
7 8 9
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.7 1
Drag Force
1.092
lb/ft
FD ( θ ) := 0.5
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐12
BAB 3 ANALISIS DESAIN
Lift Force Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check 12
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g ⎛ FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
FL ( θ ) := 0.5
1.404
lb/ft
0.028
lb/ft
4.451
kg/m
OK!
1.531
Hasil 18.059 14.75 16.059
Unit inch inch inch
102.747
lb/ft
0.902
lb/ft
70.638
lb/ft
3.323
lb/ft
113.84
lb/ft
63.769
lb/ft
3.3.3.2 Analisis Kestabilan Pipa Kondisi Operasi Tabel 3.17 Perhitungan Berat Tenggelam Pipa Pada Kondisi Operasi No 1 2 3
Perhitungan Total Outside Diameter Internal Diameter Corrosion Coating Diameter
4
Steel Weight
5
Corrosion Coating Weight
6
Concrete Coating Weight
7
Content Weight
8
Buoyancy
9
Submerged Weight
Rumusan Dcc := D + 2tcorr + 2tcc ID := D − 2t Dcorr := D + 2tcorr
(
)
2
2
Wst := 0.25π ⋅ D − ID ⋅ ρst
(
2
)
2
Wcorr := 0.25π ⋅ Dcorr − D ⋅ ρcorr
(
2
Wcc := 0.25π ⋅ Dcc − Dcorr
) ⋅ ρcc
2
2
Wcont := 0.25π ⋅ ID ⋅ ρcont 2
B := 0.25π ⋅ Dcc ⋅ ρsw Wsub := Wst + Wcorr + Wcc + Wcont − B
Pada tahap operasi, digunakan data lingkungan dengan periode ulang 100 tahun. Tabel 3.18 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Operasi (56,4 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients
Drag Coefficient
Rumusan 1 Ud := ⎡⎢ Zr ⎛ ⎢ ln ⎜ + ⎣ ⎝ Zo
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur ⎞ 1⎟ ⎥ ⎠ ⎦ Us As := 2π Tu Ud M := Us Us ⋅ Tu KC := Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc RE := ν
CD :=
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
Hasil
Unit
0.327
m/s
0.016
m/s2
16.204
0.343
1.664 x 105
0.7
0.7 otherwise
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐13
BAB 3 ANALISIS DESAIN
7 8 9
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.4 1
1.36
lb/ft
1.748
lb/ft
0.622
lb/ft
9.26
kg/m
OK!
1.56
Hasil
Unit
0.383
m/s
2.987 x 10‐3
m/s2
93.4
0.077
1.856 x 105
0.7
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check 12
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g ⎛ FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
Tabel 3.19 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Operasi (85,34 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients Drag Coefficient
7 8 9
Rumusan Ud := ⎡⎢
1
Zr ⎢ ln ⎛⎜ + 1 ⎞⎟ Zo ⎣ ⎝ ⎠
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur
⎥ ⎦
As := 2π M := KC := RE :=
CD :=
Us
Tu Ud
Us Us ⋅ Tu
Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc ν
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.4 1
1.691
lb/ft
2.174
lb/ft
0.114
lb/ft
9.794
kg/m
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g ⎛ FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐14
BAB 3 ANALISIS DESAIN Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
11 Lateral Stability Check 12
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
OK!
1.56
Hasil
Unit
0.374
m/s
1.004 x 10‐3
m/s2
250.437
0.03
1.8 x 105
0.7
Tabel 3.20 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Operasi (103 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients Drag Coefficient
7 8 9
Ud := ⎡⎢
1
Zr ⎢ ln ⎛⎜ + 1 ⎞⎟ ⎣ ⎝ Zo ⎠
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur
⎥ ⎦
As := 2π M := KC := RE :=
CD :=
Us
Tu Ud
Us Us ⋅ Tu
Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc ν
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.7 1
1.59
lb/ft
2.045
lb/ft
0.038
lb/ft
6.469
kg/m
OK!
1.56
Hasil 18.059 14.925 16.059
Unit inch inch inch
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check 12
Rumusan
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g ⎛ FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
3.3.3.3 Analisis Kestabilan Pipa Kondisi Operasi Terkorosi Tabel 3.21 Perhitungan Berat Tenggelam Pipa Pada Kondisi Operasi Terkorosi No 1 2 3
Perhitungan Total Outside Diameter Internal Diameter Corrosion Coating Diameter
Rumusan Dcc := D + 2tcorr + 2tcc ID := D − 2t + 2 ⋅ CA Dcorr := D + 2tcorr
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐15
BAB 3 ANALISIS DESAIN
4
Steel Weight
5
Corrosion Coating Weight
6
Concrete Coating Weight
7
Content Weight
8
Buoyancy
9
Submerged Weight
(
)
2
2
Wst := 0.25π ⋅ D − ID ⋅ ρst
(
2
)
2
Wcorr := 0.25π ⋅ Dcorr − D ⋅ ρcorr
(
2
Wcc := 0.25π ⋅ Dcc − Dcorr
) ⋅ ρcc
2
2
Wcont := 0.25π ⋅ ID ⋅ ρcont 2
B := 0.25π ⋅ Dcc ⋅ ρsw Wsub := Wst + Wcorr + Wcc + Wcont − B
88.865
lb/ft
0.902
lb/ft
70.638
lb/ft
3.402
lb/ft
113.84
lb/ft
49.966
lb/ft
Pada tahap operasi, digunakan data lingkungan dengan periode ulang 100 tahun. Tabel 3.22 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Operasi Terkorosi (56,4 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients Drag Coefficient
7 8 9
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur ⎞ 1⎟ ⎥ ⎠ ⎦ Us As := 2π Tu Ud M := Us Us ⋅ Tu KC := Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc RE := ν
CD :=
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
Hasil
Unit
0.327
m/s
0.016
m/s2
16.204
0.343
1.664 x 105
0.7
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.35 1
1.36
lb/ft
1.748
lb/ft
0.622
lb/ft
10.239
kg/m
OK!
1.439
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check 12
Rumusan 1 Ud := ⎡⎢ Zr ⎛ ⎢ ln ⎜ + ⎣ ⎝ Zo
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ ⎛ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐16
BAB 3 ANALISIS DESAIN Tabel 3.23 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Operasi Terkorosi (85,34 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients Drag Coefficient
7 8 9
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur ⎞ 1⎟ ⎥ ⎠ ⎦ Us As := 2π Tu Ud M := Us Us ⋅ Tu KC := Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc RE := ν
Hasil
Unit
0.383
m/s
2.987 x 10‐3
m/s2
93.4
0.077
1.856 x 105
CD :=
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
0.7
∧ M ≥ 0.8
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.35 1
1.691
lb/ft
2.174
lb/ft
0.114
lb/ft
10.737
kg/m
OK!
1.439
Hasil
Unit
0.374
m/s
5.021 x 10‐4
m/s2
500.874
0.015
1.796 x 105
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check 12
Rumusan 1 Ud := ⎡⎢ Zr ⎛ ⎢ ln ⎜ + ⎣ ⎝ Zo
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ ⎛ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
Tabel 3.24 Perhitungan Gaya‐gaya Hidrodinamika Kondisi Operasi Terkorosi (103 m) No
Perhitungan
1
Average Velocity To Reference Velocity Ratio
2
Particle Acceleration
3
Current To Wave Velocity Ratio
4
Keulegan Carpenter Number
5
Reynold Number
6
Hidrodynamic Force Coefficients
Rumusan Ud := ⎡⎢
1
Zr ⎢ ln ⎛⎜ + 1 ⎞⎟ ⎣ ⎝ Zo ⎠
⋅ [ ( 1 + B1) ⋅ ln ( A1 + 1 ) − 1 ]⎤⎥ ⋅ Ur
⎥ ⎦
As := 2π M := KC := RE :=
Us
Tu Ud
Us Us ⋅ Tu
Dcc ( Ud + Us ) ⋅ Dcc ν
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐17
BAB 3 ANALISIS DESAIN
Drag Coefficient
7 8 9
1.2 if RE < 3 ⋅ 10
−5
∧ M ≥ 0.8
0.7
0.7 otherwise
Lift Coefficient
CL
0.9
Inertia Coefficient
CI
3.29
Soil Friction Coefficient Calibration Factor Maximum Hydrodynamic Forces
μ Fw
0.7 1
1.584
lb/ft
2.036
lb/ft
0.019
lb/ft
6.42
kg/m
OK!
1.439
Drag Force
FD ( θ ) := 0.5
Lift Force
FL ( θ ) := 0.5
Inertia Force 10 Required Submerged Weight 11 Lateral Stability Check 12
CD :=
Vertical Stability Check (ok, if ≥ 1.1)
2 ρsw ⋅ Dcc ⋅ CD ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g
ρsw 2 ⋅ Dcc ⋅ CL ⋅ ( Us ⋅ cos ( θ ) + Ud) g ρsw 2 FI ( θ ) := 0.25 ⋅ π ⋅ Dcc ⋅ CM ⋅ As ⋅ sin ( θ ) g ⎛ FD ( θ ) + FI ( θ ) + μ ⋅ FL ( θ ) ⎞ Ws ( θ ) := Fw ⋅ ⎜ ⎟ μ ⎝ ⎠ Wsub ≤ Wreq Wsub + B VS := B
Dari hasil perhitungan on bottom stability, ketebalan selimut beton pemberat yang diperlukan untuk menjaga kestabilan struktur pipa di dasar laut nilainya bervariasi pada sepanjang jalur pipa yang besarnya berkisar antara 0 inch hingga 0,463 inch (11,76 mm). Pada praktek di lapangan, besarnya ketebalan selimut beton yang digunakan adalah 1 inch hal ini disebabkan karena 1 inch adalah ketebalan minimum dari selimut beton yang memungkinkan untuk dipasang pada struktur pipa bawah laut. Tabel 3.25 berikut ini adalah ringkasan dari perhitungan analisis kestabilan pipa di dasar laut. Tabel 3.25 On‐Bottom Stability Water Depth (m) 56,4 85,34 103,0
On Bottom Stability Vertical Safety Factor Horizontal Safety Factor Installation Operation Corroded Installation Operation Corroded 1,531 1,560 1,439 18,635 10,249 7,262 1,531 1,560 1,439 14,499 9,689 6,925 1,531 1,560 1,439 20,210 14,671 11,581
Soil Type Clay Clay Sand
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐18
BAB 3 ANALISIS DESAIN
3.3.4 Analisis Bentang Bebas Pada Pipa Analisis bentang bebas pada pipa harus dilakukan sebagai dasar dalam pemilihan rute pipa. Analisis ini akan menghasilkan panjang bentang bebas maksimum yang diizinkan berdasarkan kekuatan struktur dari pipa itu sendiri. Perhitungan panjang maksimum bentang bebas dalam laporan Tugas Akhir ini mengacu pada standar kode DNV 1981 Rules for Submarine Pipeline System. Berikut ini adalah hasil perhitungan pada analisis bentang bebas pada pipa berdasarkan masing‐masing tahapan. Tabel 3.26 Bentang Bebas Kondisi Instalasi Free Span (Installation Condition) Maximum Allowable Span Length (m) Governing Maximum Water V.I.V. Depth Allowable Static (m) In-Line Cross-Flow Span Length (m) 56,4 40,000 44,972 76,351 40,000 85,34 40,000 40,891 67,991 40,000 103,0 40,000 40,767 67,785 40,000
Governing Criteria Static Static Static
Tabel 3.27 Bentang Bebas Kondisi Hidrotes Free Span (Hydrotest Condition) Maximum Allowable Span Length (m) Governing Maximum Water V.I.V. Depth Allowable Static (m) In-Line Cross-Flow Span Length (m) 56,4 29,000 44,249 72,013 29,000 85,34 29,000 42,866 64,128 29,000 103,0 29,000 42,736 63,934 29,000
Governing Criteria Static Static Static
Tabel 3.28 Bentang Bebas Kondisi Operasi Free Span (Operation Condition) Maximum Allowable Span Length (m) Governing Maximum Water V.I.V. Depth Allowable Static (m) In-Line Cross-Flow Span Length (m) 56,4 36,000 38,545 64,091 36,000 85,34 36,000 36,501 59,386 36,000 103,0 36,000 37,102 60,364 36,000
Governing Criteria Static Static Static
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐19
BAB 3 ANALISIS DESAIN
Dari keseluruhan perhitungan pada analisis bentang bebas, maka diambil panjang maksimum terpendek dari keseluruhan tahap sebagai acuan pemilihan rute, yaitu sebesar 29 m dari tahapan hidrotes pada kriteria bentang bebas statis.
LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PIPA BAWAH LAUT
3‐20