06/09/2016
MOHON ALAT KOMUNIKASI DIMATIKAN
1
06/09/2016
BAGIMU NEGERI Pencipta : Koesbini
Padamu Negeri Kami Berjanji Padamu Negeri Kami Berbakti Padamu Negeri Kami Mengabdi Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami
2
06/09/2016
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku Di sanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan tanah airku Pencipta Marilah kita berseru W. Indonesia bersatu
R. Supratman
Hiduplah tanahku hiduplah negeriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya
Reff 2X
Indonesia Raya merdeka merdeka Tanahku negeriku yang kucinta Indonesia raya merdeka merdeka Hiduplah Indonesia Raya.
3
06/09/2016
Ketua Majelis Pengukuhan Prof Riset
Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Membuka Sidang
4
06/09/2016
Lahir
: Kediri, Jatim
ERDY SA NTOSO Lahir
: K ed iri, J at im
5
06/09/2016
ERDY SA NTOSO Lahir
: K ed iri, J at im
ERDY SA NTOSO Lahir
: K ed iri, J at im
Menikah, 1982
6
06/09/2016
Keputusan Presiden RI Nomor : 94/M Tahun 2009 Tanggal : 16 September 2009
TMT : 1 November 2008
SURAT KEPUTUSAN KEPALA LIPI No. Tanggal
: 109/A 2016 : 30 Agustus 2016 Tentang
Pembentukan Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang bersangkutan dapat melakukan
PIDATO PENGUKUHAN PROFESOR RISET
7
06/09/2016
8
06/09/2016
9
06/09/2016
10
06/09/2016
11
06/09/2016
12
06/09/2016
13
06/09/2016
14
06/09/2016
Publikasi Ilmiah 107 Judul, sendiri & penulis lain Dalam bentuk : 1. B u l e t i n 2. J o u r n a l 3. P r o s i d i n g 17 diantaranya berbahasa Inggris
Publikasi Ilmiah 107 Judul, sendiri & penulis lain Dalam bentuk : 1. B u l e t i n 2. J o u r n a l 3. P r o s i d i n g 17 diantaranya berbahasa Inggris
ID.P0031630, 2012 Produksi Gaharu Buatan
15
06/09/2016
Pembinaan Kader S1 : UNPAD, IPB, UNSOED, Universitas Airlangga S2 : UI, IPB S3 : UNPAD, IPB, UNAN
Organisasi Profesi Anggota PERMI, 1995 - sekarang
Anggota
AMI, 2000 - sekarang
Tanda Penghargaan
16
06/09/2016
ORASI PENGUKUHAN PROFESOR RISET BIDANG MIKROBIOLOGI HUTAN
Oleh : ERDY SANTOSO
Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor, 6 September 2016
17
06/09/2016
18
06/09/2016
Kendala Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Hutan
Kendala Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Hutan
19
06/09/2016
Kendala Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Hutan
Pembangunan kebun bibit berkualitas
Mempengaruhi : 1.Kualitas Bibit 2.Ketahanan di Lapangan
20
06/09/2016
Pengaruh Mikoriza (Fungi Simbiosis)
G. clarum
Kontrol
Delta T
41
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba Eksplorasi & identifikasi Fungi simbiosis dan patogen
Ekosistem Hutan Alam
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan bibit inang
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Potensi Gaharu Alam
Pohon inang pembentuk
Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Pelestarian gaharu alam
Gaharu budidaya
Sumber ekonomi
21
06/09/2016
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba Eksplorasi & identifikasi Fungi simbiosis dan patogen
Ekosistem 26 Jenis Hutan Alam
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan bibit inang
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Potensi Gaharu Alam
Pohon inang pembentuk
Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Pelestarian gaharu alam
Gaharu budidaya
Sumber ekonomi
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba Eksplorasi & identifikasi Fungi simbiosis dan patogen
Ekosistem 26 Jenis Hutan Alam
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan bibit inang
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Potensi Gaharu Alam
Pohon inang pembentuk
Terhubung Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Lebih baik Pelestarian gaharu alam
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Gaharu terbentuk Gaharu budidaya
Sumber ekonomi
22
06/09/2016
Alur Pikir Pemanfaatan Mikroba Eksplorasi & identifikasi Fungi simbiosis dan patogen
Ekosistem 26 Jenis Hutan Alam
Eksplorasi dan identifikasi pohon dan bibit inang
Fungi mikoriza dan fungi patogen
Potensi Gaharu Alam
Pohon inang pembentuk
Terhubung Teknologi dan aplikasi endo- dan ektomikoriza
Teknologi budidaya pohon inang dan gaharu budidaya
Lebih baik Pelestarian gaharu alam
Teknologi isolat Fusarium dan inokulasi
Gaharu terbentuk Gaharu budidaya
Sumber ekonomi
Perkembangan bioinduksi Tahun 2004
Jamur + Nutrisi Cair
Lubang bor kecil tidak perlu ditutup tidak masuk air tidak ada pembusukan Efektif & Efisien hasil : 100%
• LUBANG SUNTIK KECIL • INOKULAN CAIR • DIBIARKAN TERBUKA • EFEKTIVITAS > 50%
23
06/09/2016
Perkembangan bioinduksi Generasi Kedua: (2004) **)
**) Diintensifkan mulai tahun 2010, SK Menteri Kehutanan No. SK.163/MenhutII/2009
24
06/09/2016
A. Fungi Simbiosis
25
06/09/2016
Fungi Endomikoriza A. microcarpa, 25 Minggu
1
T meningkat 42-104% D meningkat 41-100% Serapan P 290-517% Serapan N 295-499%
2
3
4
5
6
Kontrol (1) Glomus (2,3) Glomus clarum (4), Entrophospora, (5) Gigaspora decipiens (6)
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
26
06/09/2016
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Pohon Penghasil Gaharu
Proses Inokulasi
GAHARU
Diversifikasi Produk
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Pohon Penghasil Gaharu
Proses Inokulasi
GAHARU
Diversifikasi Produk
27
06/09/2016
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Pohon Penghasil Gaharu
Proses Inokulasi
GAHARU
Diversifikasi Produk
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Koleksi sampel 80 Isolat 21 Uji 4 Efektif Jambi Padang Gorontalo Kalbar
28
06/09/2016
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu SNI 7631:2011
B. Kualitas dan wangi gaharu
Pohon Penghasil Gaharu
SOP Fungi
Lingkungan
29
06/09/2016
Kesalahan inokulasi fungi patogen MATA BOR MASUK KE TENGAH-TENGAH DIAMETER BATANG, YANG MENYEBABKAN BATANG BUSUK, DAN TIDAK TERBENTUK GAHARU
B. Fungi patogen untuk produksi gaharu
Kegiatan sosialisasi
30
06/09/2016
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun Masyarakat sudah mengenal Gaharu
31
06/09/2016
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
Masyarakat sudah mengenal Gaharu
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun Masyarakat sudah mengenal Gaharu
Kuota panen gaharu alam yang berkurang rata-rata 20,9% per tahun sejak tahun 1995–2003
32
06/09/2016
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
33
06/09/2016
Sebaran Alami Pohon Penghasil Gaharu Menurun
A. Teknik Pembibitan Gaharu A. malaccensis A. microcarpa A. beccariana A. hirta
G. versteegii G. decipiens A. cumingiana A. filaria A. cumingiana
A. malaccensis A. microcarpa A. beccariana A. hirta G. versteegii A. cumingiana
A. filaria A. tomentosa G. versteegii G. landermanii G. salicifolia G. audate G. podocarpus
34
06/09/2016
Inokulasi mikoriza
Kontrol
Glomus
Entrophospora
B. Teknik Inokulasi isolat Fusarium untuk produksi gaharu
Generasi Kedua: (2004)
Inokulan Cair
• LUBANG SUNTIK KECIL (3 mm) •INOKULAN SEDIKIT (1-2 mL) • MENYEBAR MERATA
35
06/09/2016
hifa
Vessels
B. Teknik Inokulasi isolat Fusarium untuk produksi gaharu
1x3 cm2
5x20 cm2 A. malaccensis
36
06/09/2016
A. Pengembangan tanaman inang gaharu
Pola tanam pengembangan gaharu
37
06/09/2016
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang * 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis, * 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa, * 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun * Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu. Appendix II CITES, serta kuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan budidaya
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang * 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis, * 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa, * 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun
* Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu. Appendix II CITES, serta kuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan budidaya
38
06/09/2016
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang * 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis, * 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa, * 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun * Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu. Appendix II CITES, serta kuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan budidaya
B. Pengembangan teknik budidaya pohon Inang * 3,25 Juta Pohon * 45% A. malaccensis, * 43% G. versteegii, * 8% A. microcarpa, * 4% A. subintegra, A. crassna, dan A. filaria. * Mengembangkan ekonomi kreatif, dan dibutuhkan 56 – 68 ribu tenaga kerja untuk pemenuhan kuota gaharu 270 ton/tahun
* Masyarakat mulai khawatir, aturan kurang mendukung usaha budidaya gaharu. Appendix II CITES, serta kuota
gaharu belum membedakan gaharu alam dan budidaya
39
06/09/2016
C. Keberhasilan pengembangan tanaman gaharu
Sanggau, Kalbar A. malaccensis, D=15 cm
C. Keberhasilan pengembangan tanaman gaharu
Kandangan, Kalsel A. malaccensis, D=40 cm
40
06/09/2016
C. Pengembangan multiproduk
Diversifikasi produk
1.1.Gaharu GAHARU 2. Daun
3. Batang
MPTS
• Teknik budidaya tanaman inang gaharu menggunakan mikoriza telah berhasil mengubah lahan kritis menjadi lahan yang lebih produktif. • Pengembangan teknologi inokulasi meningkatkan produksi gaharu
berhasil
• Jenis-jenis Aquilaria dan Gyrinops merupakan pohon inang gaharu potensial yang banyak tersebar di Indonesia. Penggunaan fungi mikoriza Entro-pho-spora dan Glomus spp. meningkatkan tinggi dan diameter pohon inang gaharu.
41
06/09/2016
• Fusarium mampu efektif menginduksi terbentuknya resin gaharu, menyebabkan gaharu produk gaharu budidaya diperoleh dengan mudah dan berkualitas • Teknologi produksi gaharu adalah teknologi tepat guna • Keberhasilan pengembangan gaharu akan mempertahankan Indonesia sebagai penghasil dan pengekspor produk-produk gaharu terbesar di dunia
1. Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai bahan baku multi produk yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat. 2.
3. 4.
Pengembangan gaharu budidaya harus masuk dalam program nasional rehabilitasi lahan dan pemberdayaan masyarakat, melalui skema HKM atau HTR. Masyarakat perlu di dorong untuk membudidayakan gaharu guna pelestarian pohon penghasil gaharu. Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu, pemanenan hasil, dan pemasaran produk gaharu sebagai kelompok komoditas non-kuota diperlukan untuk mendorong budidaya gaharu guna pelestarian gaharu alam
42
06/09/2016
1.
Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai bahan baku multi produk yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
2. Pengembangan gaharu budidaya harus masuk dalam program nasional rehabilitasi lahan dan pemberdayaan masyarakat, melalui skema HKM atau HTR. 3. 4.
1. 2.
Masyarakat perlu di dorong untuk membudidayakan gaharu guna pelestarian pohon penghasil gaharu. Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu, pemanenan hasil, dan pemasaran produk gaharu sebagai kelompok komoditas non-kuota diperlukan untuk mendorong budidaya gaharu guna pelestarian gaharu alam
Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai bahan baku multi produk yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat. Pengembangan gaharu budidaya harus masuk dalam program nasional rehabilitasi lahan dan pemberdayaan masyarakat, melalui skema HKM atau HTR.
3. Masyarakat perlu di dorong untuk membudidayakan gaharu guna pelestarian pohon penghasil gaharu. 4.
Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu, pemanenan hasil, dan pemasaran produk gaharu sebagai kelompok komoditas non-kuota diperlukan untuk mendorong budidaya gaharu guna pelestarian gaharu alam
43
06/09/2016
1. 2. 3.
Gaharu dan turunannya berpotensi sebagai bahan baku multi produk yang bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat. Pengembangan gaharu budidaya harus masuk dalam program nasional rehabilitasi lahan dan pemberdayaan masyarakat, melalui skema HKM atau HTR. Masyarakat perlu di dorong untuk membudidayakan gaharu guna pelestarian pohon penghasil gaharu.
4. Regulasi yang mengatur kegiatan budidaya pohon inang gaharu, bioinduksi gaharu, pemanenan hasil, dan pemasaran produk gaharu sebagai kelompok komoditas nonkuota diperlukan untuk mendorong budidaya gaharu guna pelestarian gaharu alam
44
06/09/2016
Ir. H. Joko Widodo Presiden RI
Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc Menteri Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan
45
06/09/2016
Prof. Dr. Gustan Pari Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain Kepala LIPI & Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. I Made Sudiana
Prof. Dr. Enny Sudarmonowati Sekretaris Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. Suyanto Pawiroharsono Anggota Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. Ir. Dwi Eny Joko Setyono, M.Sc Kepala Pusbindiklat LIPI
46
06/09/2016
Ir. Mieke Suharti Ahli Peneliti Utama
Ir. Adi Susmianto, M.Sc KaPusKonSer 2009-2015
Dr. Henry Bastaman, M.ES Kepala Badan Litbang & Inovasi
47
06/09/2016
Dr. Henry Bastaman, M.ES Kepala Badan Litbang & Inovasi
Ir. Tri Joko Mulyono, MM Sekretaris Badan Litbang & Inovasi
Dr. Henry Bastaman, M.ES Kepala Badan Litbang & Inovasi
Ir. Tri Joko Mulyono, MM Sekretaris Badan Litbang & Inovasi
Ir. Djohan Utama Perbatasari, MM Kepala Pusat Litbang Hutan
48
06/09/2016
Prof. Pratiwi
Prof. Chairil
Prof. Nina
Prof. Bismark
49
06/09/2016
Riwayat Hidup
BUDI LEKSONO
50
06/09/2016
Budi Leksono Lahir
: Pekalongan, Jawa Tengah
Tanggal : 15 Desember 1963
1964
Putra kedelapan dari 9 Bersaudara Salimun Sastro Sutirto (alm.) & Siti Barkah (almh.)
51
06/09/2016
8 September 1991
Menikah dengan Masti’ah Adi, S.Pd.
Anak
Alphytodia Ananta Pratama
Avicenia Dewanti Rintakasari
Canavalia Astriana Shavira
52
06/09/2016
Keputusan Presiden RI Nomor : 165/M Tahun 2010
Tanggal : 26 November 2010
TMT : 01 Februari 2010
SURAT KEPUTUSAN KEPALA LIPI No. Tanggal
: 109/A/2016 : 30 Agustus 2016 Tentang:
Pembentukan Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang bersangkutan dapat melakukan
PIDATO PENGUKUHAN PROFESOR RISET
53
06/09/2016
1975
1979
1982
SD NEGERI TELADAN PANJANG WETAN – I PEKALONGAN
SMP NEGERI - I PERINTIS PEKALONGAN
SMA NEGERI PEKALONGAN
WISUDA S-1
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta - 1988
54
06/09/2016
WISUDA S-2 Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta - 1994
WISUDA S-3 Graduate School of Agricultural and Life Sciences The University of Tokyo Tokyo (Japan) - 2008
55
06/09/2016
Short Course in Tree Improvement Queensland (Australia) - 1995
A Course on Specialist Eucalypt Breeding Techniques Pretoria (South Africa) - 2000
56
06/09/2016
A Comparison Study on Teak Plantation Forest using Tissue Culture Sabah (Malaysia) - 2000
The Country Focused Training Course on Quantitative Genetics Tsukuba (Japan) - 2003
57
06/09/2016
Skill Training Workshops Snow Bird (USA) - 2014
No
Jenjang Jabatan
TMT Jabatan
1
Ajun Peneliti Muda
01-05-1997
2
Peneliti Muda
01-06-2000
3
Peneliti Madya
01-02-2002
4
Ahli Peneliti Muda
01-08-2004
5
Peneliti Madya Gol IV/c
01-09-2009
6
Peneliti Utama Gol IV/d
01-02-2010
7
Peneliti Utama Gol IV/e
01-09-2013
Bidang Pemuliaan Tanaman Hutan
58
06/09/2016
No
Kualifikasi
Jumlah
1
Buku
6
2
Jurnal Internasional
5
3
Jurnal Nasional
41
4
Prosiding Internasional
15
5
Prosiding Nasional
35
Jumlah
102
PUBLIKASI ILMIAH BUKU
59
06/09/2016
JURNAL
PROSIDING
60
06/09/2016
PUBLIKASI ILMIAH
No
Kualifikasi
Jumlah
1
Karya Tulis dalam Bahasa Inggris
23
2
Karya Tulis dalam Bahasa Indonesia
77
3
Karya Tulis dalam Bahasa Jepang
2
PEMBINAAN KADER ILMIAH NO
JENJANG
PERGURUAN TINGGI
1
S1
Universitas Gadjah Mada (UGM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Institut Pertanian STIPER Yogyakarta Institut Pertanian Yogyakarta (INTAN) Universitas Sjakhyakirti Palembang Institut Ilmu Pertanian Sriwigama Palembang
2
S3
Universitas Gadjah Mada (UGM)
61
06/09/2016
ORGANISASI PROFESI JABATAN
NAMA ORGANISASI
TAHUN
Anggota
Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia
2008- sekarang
Anggota
Indonesian Agricultural Sciences Association (IASA) di Tokyo, Jepang
2005-2008
Anggota
The Japan Forest Society (JFS) di Jepang
2005-2008
Anggota
The Japan Wood Research Society (JWRS) di Jepang
2005-2008
Anggota
Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI)
2008 - sekarang
Pengurus
Forum Perbenihan Tanaman Hutan Nasional
2013-sekarang
Wakil Ketua
PERIPI Komda Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta
2016-2020
TANDA PENGHARGAAN
“Satyalancana Karya Satya X Tahun” - 2003
“Satyalancana Karya Satya XX Tahun” - 2012
62
06/09/2016
“Anugerah PERIPI” Kategori Peripi Muda - 2001
AMP F-1, 2004
EPP F-1, 2004
EPP F-2, 2013
AMP F-2, 2015
“Pemulia Species Acacia & Eucalyptus F-1 dan F-2”
63
06/09/2016
“Peneliti Terbaik” Kategori Peneliti Utama Lingkup Badan Litbang Kehutanan - 2013
“Anugerah Riset Sobat Bumi” Kategori Pengabdian Masyarakat - 2014”
64
06/09/2016
“Peneliti Berprestasi” Lingkup Badan Litbang Kehutanan - 2014
“Pertamina Awards” Kategori Sustainable Production Consumption - 2014
65
06/09/2016
SELEKSI BERULANG PADA SPESIES TANAMAN HUTAN TROPIS UNTUK KEMANDIRIAN BENIH UNGGUL
ORASI PENGUKUHAN PROFESOR RISET BIDANG PEMULIAAN TANAMAN HUTAN DR. IR. BUDI LEKSONO, M.P.
I. PENDAHULUAN 7 Negara terbesar areal hutannya (61%) - ”F7”: Rusia, Brazil, Canada, USA, Cina, Indonesia, Congo (FAO, 2001) Kesalahan dalam manajemen hutan
Restorasi >100 tahun?
Hutan yang terdegradasi: • Pertahun : 12 Juta ha • Padang pasir : 6 Juta ha/th
Hutan Tanaman
66
06/09/2016
Hutan Tanaman Dunia 264 Juta Ha
Hutan Alam
Target HTI (PP No.7/1990) Tahun 2000 o Luar Jawa o Jawa
: 6,2 Juta Ha : 4,4 Juta Ha : 1,8 Juta Ha
Target Produksi : 90 Juta m3/tahun Realisasi HTI sd Tahun 2000:
Lahan alang-alang (Sumatera)
1,85 Juta Ha
Tanaman E. pellita di Riau (Sumatera)
67
06/09/2016
Kegagalan Tanaman HTI (Ketidaksesuaian Jenis dan Benih Belum Teruji)
Serangan penyakit
Tumbuh tidak normal
Benih, Bibit, Tenaga Ahli (Ketergantungan dengan Luar Negeri)
68
06/09/2016
Metode Seleksi Berulang Sederhana (Simple Reccurent Selection) POPULASI DASAR POPULASI PEMULIAAN (Generasi I) POPULASI PERBANYAKAN (KBS, KBK, KP.)
Seleksi dan Persilangan
INFUSI GENETIK
POPULASI PEMULIAAN (Generasi II)
POPULASI PRODUKSI (Tanaman Komersial) Dst.
Seleksi Berulang
Target Luas Tanam (RKTN 2011 - 2030) o Hutan Tanaman Industri (HTI) : o Hutan Tanaman Rakyat (HTR) : o Hutan Rakyat (HR) :
Realisasi HTI sd Tahun 2015
10 2,85 1,8
Juta Ha Juta Ha Juta Ha
: 2,53 Juta Ha
69
06/09/2016
Tantangan di Masa Datang
+
Hama dan Penyakit
Benih Unggul
Kekeringan
Strategi Pemuliaan Masa Datang SELEKSI
POPULASI DASAR
BIOTEKNOLOGI
POPULASI PEMULIAAN
POPULASI PERBANYAKAN POPULASI INFUSI
PERSILANGAN
POPULASI PRODUKSI
70
06/09/2016
II. PERKEMBANGAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN A. Periode < 1990
Pemuliaan Tectona grandis
Pemuliaan Pinus merkusii
Uji Eliminasi Spesies
> 100 Spesies
20 Spesies Prioritas HTI : (SK Menhut No. 320/Kpts-II/1986) 1. Kayu Pertukangan 2. Kayu Pulp 3. Kayu Energi
71
06/09/2016
Hasil-Hasil Pemuliaan di Luar Negeri 1. Meningkatkan Produktivitas Hutan: o Pinus radiata di Selandia Baru > vol. 700 m3/ha o Pinus taeda di Amerika Serikat > 10 - 25% o P.elliottii dan P.radiata di Australia > vol. 30% o Eucalyptus di Brazil dan Kongo riap vol. 50 m3/ha/th o Hibrid E.urophylla x E.grandis di Brazil > riap vol. 70 m3/ha/th o Hibrid P.rigida x P.taeda di Korea Selatan > riap vol. 70 m3/ha/th
2. Memperpendek Daur Tanaman: o
Tectona grandis di Costarica dan Brazil : 60 – 100 th 40 – 50 th (Pertukangan) 20 – 30 th 20 – 30 th (Dimensi kecil)
o Pseudotsuga menzeisii 14 – 20 th 7 th o Hibrid E.urophylla x E.grandis di Brazil > 8 – 10 th 4 – 6 th
72
06/09/2016
3. Tahan Terhadap Serangan Hama dan Penyakit: o Hibrid E.urophylla x E.grandis di Brazil Tahan jamur Cryphonectria cubensis o Pinus densiflora di Jepang Tahan nematoda Bursaphelenchus xylophilus
4. Tahan Terhadap Kondisi Lingkungan yang Ekstrim: o Hibrid P. rigida x P. taeda di Korea dan Pinus elliotii di Australia Tahan terhadap cuaca dingin
o Cryptomeria japonica di Jepang Kandungan polen rendah
73
06/09/2016
B. Periode 1990 – 2010 Rotasi Tanaman Pertama: o Riap Volume Rendah (< 20 m3/ha/th) o Persen hidup rendah o Gagal panen
Tegakan biasa
Program Pemuliaan Species Tanaman Hutan Tropis
74
06/09/2016
Produk Industri HTI
Pulp & Kertas
Acacia
Eucalyptus
Uji Spesies Cepat Tumbuh Stand volume (m3/ha)
40 30
Species Terbaik:
20 10
o Acacia: A. mangium o Eucalyptus: E. pellita o Hibrid: E. uro-grandis
A
A
A
.m
an gi .c um ra ss .a ic ur ar pa ic ul ifo A rm .a is ul A ac .l oc ep E. ar to pa ur ca op rp hy a, et lla c ,E E. .p ca el m lit al E. a du gr le E. an ns t di er is s et x ic E. E. or gr te ni an s re tic di s or x ni E s .u ro ph yl la
0
Uji Species Tanaman Industri umur 2 Tahun di Kalimantan Selatan (BTR, Leksono & Sukanto 1998)
75
06/09/2016
Uji Provenan Spesies Cepat Tumbuh Stand volume (m3/ha)
140 120 100 80 60 40 20
M ak ap a, K PN i G W ni, ip PN G im, G ub P B en am NG sb , P ac N G La Ma h, P ke la m N M , G P u O ra y NG rio , P m N G D im o, is P N Pa K isi, G s c iri P N oe wo G O R ,P N i l C ive ver G la ud Riv , Ql ie er d. R ,Q iv l M er, d. ut Q in ld g, . In d.
0
Uji Provenan A. mangium di Riau (BKUGM, Leksono dan Rosiawan, 1996)
Provenan Terbaik:
o Indonesia: Bupul-Muting o Papua Nugini: Oriomo o Queensland: Claudie River
Metode Seleksi Berulang POPULASI DASAR POPULASI PEMULIAAN (Generasi I)
KONERVERSI
INFUSI GENETIK
POPULASI PEMULIAAN (Generasi II)
POPULASI PERBANYAKAN (KBS, KBK, KP.)
POPULASI PRODUKSI Dst.
Seleksi Berulang
76
06/09/2016
Asal Materi Genetik dan Lokasi Kebun Benih Semai (KBS)
KBS F-1
KBS F-2
INDONESIA
AMP F-1, 2004
EPP F-1, 2004
EPP F-2, 2013
AAP F-2, 2015
Pelepasan Benih Unggul Acacia & Eucalyptus F-1 dan F-2
77
06/09/2016
C. Periode > 2010
Pemuliaan HHBK
Nyamplung
Biodisel
Kayu Putih Minyak KP
Pinus
Gondorukem
Strategi Pemuliaan Nyamplung Untuk Biodisel Populasi Dasar
Populasi Pemuliaan
PROVENAN/ RAS LAHAN
UJI PROVENAN
Seleksi
Populasi Perbanyakan
TEGAKAN BENIH PROVENAN
Populasi Produksi
TANAMAN
Analisa GCA
KEBUN KLON
TANAMAN
78
06/09/2016
Potensi Nyamplung pada TBP
CCO: 50 % 64%
Wonogiri (Jawa Tengah)
Umur 3 Tahun
Potensi Getah Pinus pada KBS F-1
Peningkatan Produksi Getah : 34,05%
79
06/09/2016
Potensi Kayu Putih pada KBS F-1
o Rendemen Minyak: 0,9% 2,05% o 1.8 - cineol content: 40% 65%
III. PENINGKATAN GENETIK MELALUI METODE SELEKSI BERULANG
25
Dbh (cm)
20 15 10 = Riau (Sumatra) = South Kalimantan
5 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Age (years)
Optimum age for selection in SSO of E. pellita in Indonesia (JFR, Leksono et al., 2006)
80
06/09/2016
Metode Seleksi Berulang POPULASI DASAR POPULASI PEMULIAAN (Generasi I)
KONERVERSI
INFUSI GENETIK
POPULASI PEMULIAAN (Generasi II)
POPULASI PERBANYAKAN (KBS, KBK, KP.)
POPULASI PRODUKSI Dst.
Seleksi Berulang
Peningkatan Genetik pada KBS o A. mangium F-1: 30-35 m3/ha/th o A. mangium F-2: 34-40 m3/ha/th
o E. pellita F-1: 25-27 m3/ha/th o E. pellita F-2: 30-32 m3/ha/th
81
06/09/2016
Stand volume (m3)
1. Materi Genetik Sebagai Populasi Dasar
400 Localselection
300
Q LD population
200 100 0 0
2
4
6
8
10
Age in years
Peningkatan Riap Volume 30% : 27 35 m3/ha/th
2. Rancangan Percobaan
0.6
Jumlah Famili Optimum:
Jumlah Treeplot Optimum: • 6 untuk h2 rendah • 8 untuk h2 sedang-tinggi
Genetic gain
• 40 famili untuk h2 sedang-tinggi • 50 famili untuk h2 rendah
h 2=0.3
0.5 0.4
h 2=0.2
0.3 h 2=0.1
0.2 0.1 0 0
20
40
60
80
100
120
Number of families used
Changes in genetic gain under three levels of heritability (JFR, Leksono et al. 2009)
82
06/09/2016
3. Prioritas Sifat untuk Seleksi Didalam Plot Group C
• Dbh: prioritas pertama pada dua tahapan seleksi • Tinggi : prioritas kedua pada seleksi pertama • Bentuk batang: prioritas kedua pada seleksi kedua
Height Dbh Stemform
Group B
0
0.2
Group A Height
0.4
0.6
Coefficient of weight
Height
= Seleksi pertama = Seleksi kedua
Dbh Stemform
Dbh
0
0.2
0.4
0.6
Coefficient of weight Stemform 0
0.2
0.4
0.6
Coefficient of weight
Trend of within plot selection in SSO of E. pellita (JTFS, Leksono and Kurinobu, 2005)
4. Efisiensi Seleksi
Seleksi dini menghasilkan gain/tahun lebih tinggi dibandingkan seleksi pada akhir daur
Gain andEff.selection
Riau (Sumatra) 1.5
1
0.5
0
South Kalimantan
Gain and Eff. selection
0
1.5
1
2
3
4
5
6
7
8
Selection age (years)
1
= Efisiensi selsksi = Komulatif gain per tahun
0.5
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Selection age (years)
Optimum age for selection in SSO of E. pellita in Indonesia (JFR, Leksono et al., 2006)
83
06/09/2016
5. Interaksi Genotipe dan Lingkungan - Rasio gain antara Sumatera Selatan dan Riau : 76% - Rasio gain antara Kalimantan Selatan dan Lokasi di Sumatera : 40%
Correlated response
Dbh
Correlated response
Height
Riau
South Sumatra South Kalimantan 0
Riau
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Absolute gain
South Sumatra
Hitam = Gain dengan seleksi langsung Warna = Gain dengan seleksi tdk langsung
South Kalimantan 0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
= Riau = South Sumatra
0.7
= South Kalimantan
Absolute gain
Breeding zones based on GEI in SSO of E. pellita (JFR, Leksono, 2009)
Transfer Benih dan Penurunan Gain
- 60 % Banjarmasin
- 24 %
INDONESIA
84
06/09/2016
6. Peningkatan Genetik
Seed Orchard
Sumatra-02
25 12-17 16-18 19 13-17 15-20
Sumatra-01 Kalimantan-02
4 10-13
Kalimantan-01
= Tinggi = Dbh = Btk btg
14-21
5 0
5
16-26 20-25
10
15
20
25
30
Genetic gain (%)
Pohon plus E. pellita di Riau Realized genetic gains observed in second generation SSO of E. pellita (JFR, Leksono et al. 2008)
IV. UPAYA MENUJU KEMANDIRIAN BENIH UNGGUL NASIONAL
85
06/09/2016
Target Tahun 2030
Net Plantable Area (NPA) : 65 % o Kawasan HTI : 15,4 Juta Ha o Kawasan HTR : 2,6 Juta Ha
Tantangan Yang Akan Dihadapi
Hama dan Penyakit
Kebutuhan Benih Unggul
Perubahan Iklim
86
06/09/2016
Upaya Kemandirian Benih Unggul Lembaga Terkait lainnya Lembaga Penelitian
Perguruan Tinggi
BUMN Pemerintah Daerah Swasta
Industri
Pola Kerjasama Strategis 1. Kerjasama Dua Pihak:
Dengan Pemda
Dengan BUMN
Dengan KFRI
Dengan JICA
Dengan HPHTI
87
06/09/2016
2. Kerjasama Banyak Pihak:
Jaringan Kerja Pemuliaan Pohon Hutan (JKPPH)
3. Subsidi Pemerintah:
BLI : Pembangunan Sumber Benih 1.393 Ha
BPDAS-HL : Pemb. KBS/KBK 260 Ha
88
06/09/2016
Forum Perbenihan Nasional
Forum Perbenihan Tanaman Hutan Nasional (FPTHN)
Koordinasi
Integrasi
Fasilitasi
Perencanaan
V. KESIMPULAN 1. Seleksi berulang menggunakan KBS hasil konversi uji keturunan berhasil memproduksi benih unggul yang telah terbukti menghasilkan perolehan genetik yang tinggi.
2. Strategi pemuliaan dengan metode seleksi berulang yang diaplikasikan pada spesies tanaman hutan tropis, selain mempunyai mutu genetik tinggi, juga mudah, cepat dan relatif murah dalam pengadaan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan pembangunan hutan tanaman di Indonesia. 3. Kemandirian benih unggul untuk pembangunan hutan tanaman, terwujud dengan mengnyinergikan seluruh potensi dan fasilitas yang dimiliki pemerintah maupun swasta pada sektor kehutanan secara optimal untuk membangun sistem perbenihan tanaman hutan secara nasional.
89
06/09/2016
4. Upaya yang dilakukan melalui Jejaring Kerja (net working) harus disesuaikan dengan kondisi di Indonesia sehingga kemandirian benih unggul cepat tercapai. 5. Keberhasilan program tersebut perlu dukungan penuh dari pemerintah untuk mewujudkan hutan tanaman dengan produktivitas tinggi, kompetitif, sehat dan lestari. 6. Pembuatan peta jalan (roadmap) akan memacu kemandirian benih unggul yang memuat arah dan tahapan program perbenihan tanaman hutan secara nasional.
VI. PENUTUP o Paradigma pembangunan kehutanan yang telah menggeser peran hutan alam menuju budidaya tanaman, yang didukung oleh riset, teknologi dan kebijakan pelestarian sumber daya hutan, merupakan tantangan bagi kita agar mampu menyediakan benih unggul untuk berbagai keperluan o Strategi pemuliaan yang tepat dan cepat adalah suatu keniscayaan. Percepatan program pengadaan benih unggul beserta mekanisme pemanfaatannya perlu diprioritaskan. Oleh karenanya, semua aset sumber benih unggul perlu segera diintegrasikan dalam mewujudkan kemandirian benih unggul untuk seluruh program hutan tanaman di Indonesia.
90
06/09/2016
o Seleksi berulang sebagai teknik konvensional dalam pemuliaan tanaman hutan telah terbukti dapat mempercepat kemandirian benih unggul. Namun strategi pemuliaan untuk menjawab tantangan di masa datang perlu diakselerasi oleh para pakar pemuliaan tanaman hutan sebagai perpaduan teknik konvensional dan modern. o Peran aktif seluruh stakeholder dan dukungan kebijakan yang tepat dari pemerintah bagi terlaksananya penelitian dan pengembangan akan memacu kemandirian benih unggul tanaman hutan. o Dengan program ini, partisipasi masyarakat dalam industri kehutanan pada babak baru akan menjadi semakin luas, dan program pro-job, pro-poor, pro-green dapat ditumbuh-kembangkan di Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH DISAMPAIKAN KEPADA:
91
06/09/2016
• Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo
• Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M. Sc.
92
06/09/2016
• Kepala LIPI dan Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain
• Sekretaris Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Prof. Dr. Enny Sudarmonowati
• Anggota Majelis Pengukuhan Profesor Riset (Tim Penilai Naskah Orasi ) Prof. Dr. Ir. Nina Mindawati, M.Si. Prof. Dr. Enny Sudarmonowati Prof. Dr. Endang Sukara
93
06/09/2016
• Kapusbindiklat Peneliti - LIPI Prof. Dr. Ir. Dwi Eny Djoko Setyono, M. Sc.
• Tim Penilai Peneliti Pusat – LIPI
• Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Dr. Henry Bastaman, M.E.S
• Sekretaris BLI Ir. Tri Joko Mulyono, M.M.
• Kepala Balai Besar Litbang Biotek. & Pemuliaan Tan. Hutan Ir. Tandja Tjahjana, M.Si.
94
06/09/2016
Peneliti, Teknisi, Rekan Sejawat di B2P2BPTH Yogyakata & Badan Litbang dan Inovasi
Terima Kasih dan Penghargaan Kepada : Bapak-Ibu Guru dan Dosen GURU SD NEGERI TELADAN PANJANG WETAN - I PEKALONGAN
GURU SMP NEGERI - I PERINTIS PEKALONGAN
GURU SMA NEGERI PEKALONGAN
95
06/09/2016
Terima Kasih dan Penghargaan Kepada Pimpinan Instansi
Ir. Wasito Hadi (alm.)
: Kepala Balai PPB Sumatera Selatan
Prof. Dr. Ir. Hendi Suhaendi : Kepala Balai P3BTH Jogja Dr. Ir. Apul Sianturi (alm.) : Kepala Balai Tek. Reb. Palembang Dr. Anto Rimbawanto : Kepala Balai P3BTH Jogja
Prof.Dr.Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc. : Kepala Pusat P2BPTH Jogja Dr. Nur Masripatin, M.For.Sc.
: Kepala Pusat P2BPTH-P2HT Jogja
Dr. Ir. Harry Santoso
: Kepala Pusat P2HT Bogor
96
06/09/2016
Dr. Ir. Ruffie, M.Sc.
: Kepala Balai Besar PBPTH Jogja
Dr. Ir. Amir Wardhana, M.For.Sc. : Kepala Balai Besar PBPTH Jogja
Dr. Ir. Mahfudz, M.P.
: Kepala Balai Besar P2BPTH Jogja
Terima Kasih & Penghargaan Tinggi Kepada :
Dr. S. Kurinobu
Prof. Dr. Yuji Ide
Prof.Dr.Ir. Oemi Hani’in Soeseno
Dr. Eko Bhakti H.
97
06/09/2016
ORANG TUA
Salimun Sastro Sutirto (alm.) Siti Barkah (almh.)
KELUARGA BESAR
98
06/09/2016
BAPAK DAN IBU MERTUA
Bapak H. Aditomo (alm.) Ibu Hj. Maryati
KAKAK DAN ADIK IPAR
Faisal Adi, S.H.
Nur Adi, S.Si
99
06/09/2016
Istri : Masti’ah Adi, S.Pd. Anak : Alphytodia Ananta Pratama (Vyto) Avicenia Dewanti Rintakasari (Vivi ) Canavalia Astriana Shavira (Vira )
Billahittaufiq wal Hidayah
Wassalamu’alaikum wa Rohmatullahi wa Barakatuh
100
06/09/2016
Penyerahan Piagam dan Widyamala Pengukuhan Profesor Riset
Ketua Majelis Pengukuhan Prof Riset
Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset
Menutup Sidang
101
06/09/2016
Menyanyikan Mars SERUAN RIMBA DAN MARS PENELITI
102
06/09/2016
MARS SERU RIMBA
Pencipta :
Hai perwira, rimba raya R. Noto Soekatjo Mari kita bernyanyi J. Bahram Memuji hutan rimba dengan lagu yang gembira Dan nyanyian yang murni Meski sepi hidup kita Jauh ditengah rimba Tapi kita gembira sebabnya kita bekerja untuk nusa dan bangsa Rimba raya rimba raya Indah permai dan mulia (2x) Maha taman tempat kita bekerja Rimba raya maha indah Cantik, molek, perkasa Penghibur hati susah penyokong nusa dan bangsa Rimba raya selalu Disitulah kita bekerja disinar matahari Gunung lembah berduri haruslah kita lalui dengan hati yang murni Rimba raya rimba raya Indah permai dan mulia (2x) Maha taman tempat kita bekerja Pagi petang, siang malam Rimba kita berseru Bersatulah bersatu, tinggi rendah jadi satu Bertolonglah selalu Jauhkanlah sikap kamu yang mementingkan diri Ingatlah nusa bangsa minta supaya dibela oleh kamu semua
Bekerja dan berkarya nyata Didalam ilmu juga budaya Lewat penelitian kita Menjawab tantangan dunia Setia mengabdi pada Negara sebagai insan cendekia Setia berbakti membangun negeri etika peneliti
MARS PENELITI
Ciptakan karyamu Majukan negerimu Bangunlah bangsamu agar sejahtera Karya besar kita untuk masa depan Nusa dan Bangsa
Pencipta : Adjie Soetama Dina Mariana
Ciptakan karyamu Majukan negerimu Bangunlah bangsamu agar sejahtera Karya besar kita untuk masa depan Nusa dan Bangsa Indonesia Jaya………!!! Diulang 2X
103
06/09/2016
Pembacaan Doa
Sesuai Dengan Agama dan Keyakinan Masing - Masing
104
06/09/2016
Terima Kasih Atas Kehadirannya Semoga Selamat Sampai di Tujuan
L/O/G/O
105