KETERAMPILAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL
JUPISA NIM 100388201259
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
ABSTRAK Jupisa.2015. Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Tanjungpinang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : DR. H. Abdul Malik, M.M. Pembimbing II: Drs. Wagiman M.Pd. Keterampilan membaca siswa saat ini masih terbilang sangat rendah, terutama minat membaca puisi. Dalam pembacaan puisi haruslah memperhatikan penghayatan, intonasi dan jeda, sehingga pembacaan puisi bukanlah sekedar membaca teks puisi. Oleh sebab itu, siswa beranggapan kegiatan membaca puisi merupakan kegiatan yang membosankan, dan melelahkan, sehingga hasinya dalam pelajaran puisi terciptalah sebuah suasanan yang tidak kondusif.. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji keterampilan membaca puisi siswa kelas x sekolah menengah atas negeri 6 tanjungpinang tahun pelajaran 2014/2015, dengan asfek penghayatan, intonasi dan jeda. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan bentuk penelitian yang menggunakan tes. Aspek yang dinilai adalah penghayatan, intonasi dan jeda. Sumber data dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2014/2015 yang masih aktif. Rata-rata keterampilan membaca puisi siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Tanjungpinang tahun pelajaran 2014/2015 dapat dikategorikan baik.
Kata Kunci : Membaca Puisi, Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Tanjungpinang.
1. Pendahuluan Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memproleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntuk agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. (Tarigan,1997:7). Adapun tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan.Oleh karena itu terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu keterampilan bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman.Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis, aspek yang diukur adalah membaca nyaring sedangkan keterampilan pemahaman aspek yang diukur adalah membaca dalam hati. Peneliti memfokouskan penelitiannya terhadap membaca nyaring.Apalagi kemampuan dalam membaca nyaring mulai kurang dikuasai oleh siswa. Jika kita tinjau dari pengertiannya, membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran perasaan seseorang pengarang. Membaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya.Sesuatu yang penting tersebut dapat berupa infor masi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik hati. Tanpa dorongan yang sedemikian rupa maka kegiatan membaca nyaring itu akan menjadi hambardan tidak hidup. Agar dapat mebaca nyaring dengan baik, maka pembaca haruslah menguasai keterampilan persepsi sehingga bisa memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Dalam membaca sastra dibutuhkan pembaca yang nyaring. Agar pendengar dapatmerasakan apa yang dibacakan oleh pembaca. Dengan itu, pesan yang
disampaikan oleh pembaca tepat pada sasarannya.Tujuannya agar keindahan sastra terpancar dari pembaca. Secara umum pembelajaran bahasa dan sastra indonesia mencakup peserta didik mampu membaca indah sebuah puisi. Sangat jelas bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam jenjang pendidikan untuk meningkatkan kemampun berbahasa serta memeperluas wawasan dalam bidang sastra agar dapat dimanfaatkan di dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan membaca siswa saat ini masih terbilang sangat rendah, apalagi minat dalam membaca puisi.Siswa hanya beranggapan kegiatan membaca puisi merupakan kegiatan yang sangat membosankan, memalukan dan melelahkan.Mereka hanya belajar pada saat tertentu saja, misalnya pada saat melaksanakan tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru atau pada saat mereka mengerjakan ujian baik itu harian, maupun semester.Itu dilakukan karena menggunakan tes tertulis dan bukan lisan. Minat siswa terhadap pembelajaran puisi sangat kurang.Hanya beberapa siswa yang berminat dan ditambah dengan guru bidang studi bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh karena itu, keterampilan membaca puisi siswa kelas X Sekolah Menengah Atas negeri 6 tanjungpinang, merupakan sarana untuk mengembangkan diri dalam rangka menuju pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Keterampilan membaca puisi ini juga dapat mengapresiasikan keberaniaan siswa untuk berbicara di depan umum. Dengan berbagai permasalahan yang terjadi, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang keterampilan membaca puisi siswa di Sekolah Menengah Atas dengan judul “Keterampilan Membaca Puisi siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Tanjungpinang”.Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui keterampilan membaca puisi siswa.
2. Metode Penelitian Sugiyono (2013:2) menyebutkan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Sugiyono (2013:7) menyebutkan bahwa metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angkan dan analisis menggunakan statistik. Oleh karena itu, metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian teknik analisis deskriptif. Dan pada tahap pelaksanaan penelitian, akan dilakukan tes membaca puisi untuk mengetahui tingkat keterampilan membaca puisi siswa kelas X. 3. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian dari asfek Penghayatan, Intonasi dan jeda, Rata-rata kemampuan membaca puisi berdasarkan aspek-aspek yang diteliti yaitu, aspek penghayatan mendapatkan kategori cukup baik dengan rata-rata 2,18, aspek intonasi mendapatkan kategori baik dengan rata-rata 2,54 aspek jeda mendapat kategori cukup baik dengan rata-rata 2,11. Rata-rata persentase keterampilan membaca puisi berdasarkan kategori kurang baik sebanyak 27,72%, kategori cukup baik sebanyak 29,54%, kategori baik sebanyak 45,6% dan kategori sangat baik mendapat 2,27%. 4. Simpulan dan Saran
Setelah melakukan penelitian dari asfek Penghayatan, Intonasi dan jeda, siswa yang mendapat kategori kurang baik sebanyak 10 siswa, yang mendapatkan kategori cukup baik sebanyak 13 siwa, yang mendapatkan kategori baik sebanyak 20 siswa, dan yang mendapatkan kategori samgat baik sebanyak 1 siswa. Adapun Saran yang dibuat oleh Penenliti adalah sebagai berikut: 1. Peneliti berharap dengan adanya hasil penelitian ini adanya pengembangan terhadap teori yang bisa meningkatkan keterampilan membaca siswa khusunya membaca puisi. 2. Untuk siswa lebih berani berdiri dan berbicara didepan orang banyak, sehingga akan tercipta mental serta kepercayaan diri yang tinggi.
Dikarenakan banyak siswa yang masih malu-malu, ragu-ragu dan tidak percaya diri dalam berbicara didepan banyak orang. Ini diakui oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Tanjungpinanng Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Untuk pihak sekolah agar lebih mencoba metode yang lain untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia kelas X, dan tidak lupa untuk terus-menerus memberikan motivasi untuk mengekspresikan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktik. Jakarta: Renika Cipta. Dewi, Sri Kartika Shynta. “Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Metode Variasi dan Pemodelan Melalui VCD pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Protomulyo, Kec. Kaliwungu Selatan, Kab. Kendal, Tahun Pelajaran 2011/2012”. Melalui: http://ArtiieckaaShynta. Blogspot. Com/2012/01/Peningkatan-kemampuan-membaca-puisi. html pada tanggal 02 Juni 2012 pukul 20.00 WIB.
Henry Tarigan, Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Hariyadi, Muh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Nurhadi, Dawud, dkk. 2007. Bahasa Indonesia Untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Dgajah Mada University Press.
Rahman, Abdul. 2012. “Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII SMP IT AL MADINAH Tanjungpinang”. Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sulistiana. 2009. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Teknik Puisi Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas V SDN Ellak Laok I Kecamatan Lenteng Tahun Pelajaran 2009/2010”. Skripsi Sarjana STKIP PGRI Sumenep.