PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK PADA ANAK DI KB BERLIAN MENURAN BAKI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun oleh: DIAN DWI MARYANI A520100077
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ABSTRAKSI
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK PADA ANAK DI KB BERLIAN MENURAN BAKI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Dian Dwi Maryani, A520100077, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 71 Halaman
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 3-4 tahun di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan bermain balok. Penelitian dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah. Data kemampuan kognitif diperoleh melalui pedoman observasi. Data pembelajaran melalui kegiatan bermain balok dikumpulkan melalui lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif Komparatif dan Interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan bermain balok, yakni sebelum ada tindakan 34,57%, siklus I mencapai 52, 62%, dan siklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil mengembangkan kemampuan kognitif anak .Penerapan melalui metode bermain balok ini bias maksimal karena kegiatan dilakukan dengan berbagai variasi kegiatan yang menarik dan tidak monoton sehingga anak tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang telah diajukan teruji kebenarannya.
Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Bermain Balok
PENDAHULUAN Setiap orang ingin mempunyai anak yang cerdas karena kecerdasan adalah modal penting bagi si anak untuk mengarungi kehidupan. Generasi yang yang sehat dan cerdas diharapkan dapat menjadi tonggak kemajuan bangsa. Hal ini pula yang menjadi tanggung jawab orang tua sebagai orang yang paling dekat bagi anak. Hanya saja, untuk merealisasikannya bukanlah hal
yang mudah karena
membutukhan pemenuhan secara materi, mental dan sosial (Widayati, 2008: 1). Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Ia bagaikan kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat. Tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan (Widayati, 2008: 2-3) Perkembangan kognitif merupakan tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa, mulai dari proses berpikir secara konkrit atau melibatkan konsep-konsep konkrit sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep yang abstrak dan logis. Proses kognitif meliputi ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan persoalan ( Suharnan, 2005: 7). Untuk mengembangkan kemampuan kognitif kepada anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai media. Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Selama bermain anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain, serta mulai merasakan dunia mereka. bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sebdiri, orang lain, dan lingkungan. Bermain adalah awalan dari semua fungsi kognitif selanjutnya, untuk itu bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak –anak ( Sujiono, 2010 : 23).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo dengan jumlah 18 anak yang terdiri dari 10 putra dan 9 putri. Di kelas tersebut kemampuan kognitif anak masih kurang. Media yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan kognitif di KB Berlian kurang menarik untuk anak. Hal ini menimbulkan kesan bahwa pelajaran kognitif hanya pelajaran yang bersifat verbalisme. Anak tidak diberi kesempatan praktek langsung untuk mengembangkan konsep-konsep yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar. Upaya mengembangkan kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan kegiatan bermain balok. Peneliti menggunakan bermain balok karena dengan bermain balok dapat melatih kemampuan berpikir anak. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Mulyasa (2011: 10) PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action reserch) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Wardhani (2011: 1.4), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk peserta didiknya atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Subjek dari penelitian ini adalah anak-anak usia 3-4 tahundi KB BERLIAN Menuran Baki Sukoharjo sejumlah 18 anak, dengan jumlah anak putri sejumlah 8 anak dan putra 10 anak. Penelitian ini dilakukan pada waktu awal semester genap tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk memperoleh hasil yang optimal, penelitian ini menggunakan cara dan prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi yang berbentuk siklus untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Mulyasa (2011: 70-71), langkah- langkah yang dapat ditempuh dalam penelitian tindakan kelas yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
Diharapkan dengan bermain balok dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada anak kelompok bermain di KB Berlian, Menuran, Baki, Sukoharjo hingga mencapai 75%. Adapun indikator kinerja keberhasilan peneliti untuk setiap siklus adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Keberhasilan penelitian dalam setiap siklus KEBERHASILAN PENELITIAN
PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Pengembangan kemampuan kognitif melalui kegiatan bermain balok
34,57%
50%
75%
Penyusunan pedoman observasi kemampuan kognitif melalui kegiatan bermain balok terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi indikator variable (2)Indikator variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif, yang dalam proses pembelajarannya dengan bermain balok (3) Menjabarkan indikator variabel kemampuan kognitif kedalam butir amatan, yang berbentuk kisi-kisi pedoman observasi (4) Menentukan deskriptor butir amatan Data di analisis secara deskriptif komparatif dan interaktif. Deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil pencapaian anak dengan indikator kinerja yang ditentukan sebelumnya. Analisis interaktif yaitu dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan dan mendeskeripsikan data baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel, yang terakhir menyimpulkan data berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat sebelumnya (Wardhani, 2011: 2.31). Peneliti dapat mengobservasi dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa tahap sebagai berikut: (1) Memberikan skor terhadap butir (2) Menjumlah hasil skor nilai dalam setiap butir amatan yang diamati untuk setiap anak. (3) Menghitung prosentase kemampuan kognitif melalui kegiatan bermain balok (4) Membandingkan hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan indikator kinerja pada setiap siklus yang telah ditentukan peneliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diadakannya penelitian bahwa kemampuan kognitif anak di KB Berlian kelompok 3-4 tahun masih rendah. Adanya beberapa indikator yang masih memiliki skor rendah dan rata-rata indikator kinerja yaitu 34,57% demikian tersebut telah terlihat jelas bahwa kemampuan kognitif anak masih rendah, untuk itu dilakukan tindakan untuk bisa meningkatkan kemampuan kognitif anak, yaitu dengan kegiatan bermain balok. Berdasarkan dari pengamatan tindakan siklus I skoring dan diperoleh hasil observasi kemampuan kognitif anak melalui kegiatan bermain balok sudah menunjukkan peningkatan yaitu dari sebelum tidakan rata-rata prosentase satu kelas sebesar 34,47% pada siklus I ini mencapai 52,62%. Hasil observasi kemampuan kognitif menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 18,15%. Berdasarkan hasil tabulasi jika dilihat dari pencapaian prosentase per anak atau per individu, masih ada beberapa anak yang belum mencapai prosentase sesuai yang ditargetkan oleh peneliti.Ada enam anak yang prosentasenya masih dibawah ≥50%. Prosentase tertinggi pada siklus I mencapai 72,22% sedangkan prosentase terendah mencapai 41,67%. Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) masih adanya beberapa anak yang bingung mengenal warna dan mengenal bentuk-bentuk geometri (2) masih ada beberapa anak yang tidak dapat mengelompokkan balok sesuai bentuk dan warna (3) masih ada beberapa anak yang tidak mau menceritakan tentang bangunan yang dibuatnya dari balok. Hasil observasi pada siklus II, menunjukkan melalui kegiatan bermain balok aspek-aspek anak dalam memperoleh pengetahuan, memperhatikan dan mengamati, memecahkan masalah dan mempertimbangkan apa yang terjadi mengalami kenaikan yang signifikan. Anak lebih mengetahui tentang berbagai bentuk geometri, mengenal pola, mengenal perbedaan bentuk, mengenal berbagai warna, mengurutkan benda, dan juga menceritakan apa yang terjadi.Aspek kemapuan kognitif anak meningkat, hal tersebut dapat dilihat saat evalusi kegiatan setelah bermain balok peneliti melakukan tanya jawab terhadap seputar kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Anak dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan peneliti yang berkenaan
dengan warna, bentuk geometri, dan juga perbedaan ukuran besar kecil. Selain itu juga dapat dilihat saat proses kegiatan bermain berlangsung, anak dapat mengikuti aturan bermain yang telah disampaikan sebelumnya. Berdasarkan dari pengamatan pada siklus II dipeoleh hasil observasi yang dilakukan kepada. Hasil observasi diperoleh rata-rata prosentase kemampuan kognitif anak dalam satu kelas mencapai 82,25%. Prosentase tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditargetkan peneliti pada siklus II.Hasil observasi pada siklus II dapat dilihat semua anak sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditentukan yaitu 75%. Peningkatan prosentase dari siklus I ke siklus II mencapai 29,63 %. Berdasarkan hasil pelaksanaan dari pra siklus sampai siklus II dapat dinyatakan bahwa melalui kegiatan bermain dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada ank di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo. Proses dan hasil penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Ringkasan Proses Pembelajaran Dalam Mengembangkan Kemampuan Kognitif Melalui Kegiatan Bermain Balok Aspek
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Metode
Tanya jawab
Bermain balok (demonstrasi dan proyek) Kelompok besar Kelompok kecil Unjuk kerja
Bermain balok (demonstrasi dan proyek) Kelompok besar Kelompok kecil Unjuk kerja
Klasikal Pebmerian tugas Media yang Lembar kerja digunakan
Balok berwarna dan Balok berwarna dan tidak tidak berwarna berwarna
Tema
Rekreasi
Rekreasi
Proses pembelajaran
Pembukaan, inti, Kegiatan awal, inti pemberian tugas, penerapan kegiatan penutup bermain balok, bermain balok dengan berkelompok, unjuk kerja, proyek, penuutup
Rekreasi Kegiatan awal, inti penerapan kegiatan bermain balok, bermain balok dengan berkelompok, bermain dengan variasi permainan yang didalamnya ada aturan bermaain, unjuk kerja, proyek, penuutup
Waktu
30 menit
30 menit
30 menit
Observasi
Anak banyak yang mengeluh tidak mau melakukan kegiatan, sehiangga kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal.
Anak senang mengikuti bermain balok dan kemampuan kognitif anak mulai sedikit berkembang.
Anak menikmati kegiatan bermain balok dan kemapuan kognitif anak dapat berkembang dengan maksimal.
Kemampuan kognitif kurang berkembang dengan maksimal karena kegiatan bermain balok yang kurang bervariasi, dan anak sedikit bosan dengan kegiatan yang kurang variatif.
Kemampuan kognitif anak meningkat dengan maksimal karena kegiatan bermain balok yang lebih variatif sehingga kemampuan anak dalam memperoleh pengetahuan, memperhatikan dan mengamati, memecahkan masalah dan mempertimbangkan apa yang terjadi dapat berkembang.
52,62%
82,25%
50%
75%
Refleksi
Rata-rata prosentase kemampuan kognitif anak Indikator kinerja
34,57%
Berdasarkan hasil pelaksanaan dari pra siklus sampai siklus II dapat dinyatakan bahwa melalui kegiatan bermain dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada ank di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo.Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti pengembangan kemampuan kognitif dari pra siklus sampai siklus II rata-rata prosentase satu kelas meningkat karena dipengaruhi oleh media dan metode yang digunakan saat proses pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan kognitif berlangsung. Tidak hanya media dan metode yang berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak.Variasi kegiatan yang menarik juga mempengarui berkembangnya kemampuan kognitif anak.Dengan membetuk kelompo-kelompok,
bermain bersama dalam kelompoknya, melibatkan anak langsung dalam bermain.Hal tersebut dapat membuat anak senang melakukan kegiatn sehingga kemampuan kognitif anak dapat berkembang.Berdasarkan hasil observasi yang diketahui, ada beberapa anak yang belum mencapai prosentase yang telah ditargetkan peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel penbandingan pencapaian prosentase anak tiap siklus berikut ini: Tabel perbandingan pencapaian prosentase anak persiklus NO
NAMA ANAK
Perbandingan prosentase kemampuan kognitif Pra siklus
1. Fattah Cahya Ardiansyah 2. Adelia Hasna Qotimah 3 Yoni Levina Nirbita Jati 4. Brillian Yudha Wijaya 5. Fajar Nur Ahmad Dani 6. Salman Al Farisi 7. Danang Jibran Yoga S 8. Nur Taskiya Eka Wati 9. Zaira Intan Nur ‘Aini 10. Danar Kuncoro 11. Rienjhani Ghaniyyu O 12. Yuki Victory Ramadhan W 13. Imelda Ardini Maulana 14. Rinto Nur Hidayat 15. Rama Arya Perdana 16. Nizam Dwi Aghara 17. Zenik Nur Chasanah 18. Tia Ayu Ramadhani Rata-rata
41,67% 41,67% 33,33% 36,11% 36,11% 38,89% 36,11% 30,56% 30,56% 36,11% 30,56% 33,33% 50,00% 33,33% 30,56% 27,78% 30,56% 25,00% 34,57%
Siklus I 55,56% 58,33% 47,22% 55,56% 52,78% 52,78% 55,56% 47,22% 44,44% 58,33% 47,22% 52,78% 72,22% 61,11% 50,00% 41,67% 41,67% 52,78% 52,62%
Siklus II 77,78% 94,44% 77,78% 86,11% 80,56% 77,78% 88,89% 75,00% 75,00% 91,67% 77,78% 88,89% 91,67% 91,67% 75,00% 75,00% 75,00% 80,56% 82,25%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pada siklus I peneliti menargetkan prosentase pencapaian 50%, dan pada siklus I tersebut terdapat enam anak yang yang prosentasenya masih dibawah rata-rata yang ditetapkan peneliti.Anak yang belum mencapai tersebut adalah anak-anak yang kurang bisa fokus dalam melaksanakan kegiatan.Anak tidak memperhatikan apa yang telah disampaikan oleh peneliti saat proses tindakan berlangsung. Selain itu, dua dari enam anak yang prosentasenya masih dibawah rata-rata tersebut suka berlarian kesana kemari sehingga melakukan kegiatan hanya dalam waktu sebentar.Namun pada siklus II semua anak sudah bisa
mencapai prosentase yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya, yaitu 75%.Anak yang belum bisa mencapai pada siklus I, pada siklus II ini bisa mencapai karena kegiatan bermain balok yang divariasi dengan permainan sehingga anak tertarik dan fokus mengikuti kegiatan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat diketahui bahwa melalui kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok usia 3-4 tahun di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. Adapun peningkatan rata-rata prosentase kemampuan kognitif anak dari sebelum adanya penelitian sampai dengan siklus II yakni, sebelum tindakan atau prasiklus prosentase mencapai 34,57%, setelah ada tindakan pada siklus I prosentase mencapai 52,62%, kemudian dalam tindakan siklus II prosentase meningkat mencapai 82,25%.Dalam penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain balok kegiatan dilaksanakan dengan berbagai variasi kegiatan. Dalam proses pembelajarannya kegiatan bermain balok dilaksanakan secara berkelompok. Dalam setiap kegiatan bermain balok terdapat aturan bermain yang berbeda-beda yang diikuti anak. Guru menggunakan media balok dengan berbagai bentuk dan berbagai warna.
DAFTAR PUSTAKA Astuti, Wili. 2010. Bermain dan Teknik Permainan. Surakarta : universitas Muhammadiyah Surakarta. Djuniartiningsih. 2012. “Penerapan Metode Bermain Balok Dapat Meningkatkan Kreativitas Anak Kelompok B Di Tk “Merpati Pos””, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/1033/19/article.pdf diakses pada 31 Oktober 2013 pukul 11.56) Handayani, Yayuk Tri. 2012. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam Megenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Dakon”. Skripsi. Surakarta: FKIP PG-PAUD, UniversitasMuhammadiyah Surakarta Montolalu, dkk. 2005. Bermain dan Permainan anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : Indeks.
Rahayu Lihati. “Manfaat Bermainbalok Pada Anak Usia Dini” (http://www.tkalirsyadpwt.com/feeds/281077250155518299/comments/defau lt , diakses pada 29 Oktober 2013 pukul 11.53.37). Santrock, John. 2009. Psikologi Pendidikan edisi 3 Buku 1.Jakarta : Salemba Humanika. Seefeldt, Carol & Barbara A. Wasik.2008. Pendidikan Anak Usia Dini “Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta : Indeks. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sujiono, Yuliani Nurani. 2005. Metode Pengembangan Kognitif .Jakarta: Universitas Terbuka Sujiono, Yuliani Nurani & Bambang Sujiono. 2009. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Widayati, Sri & Utami Widijati. 2008. Mengoptimalkan 9 Zona Kecerdasan Majemuk Anak. Jogjakarta: Luna Publisher Widyasari, Choiriyah. 2010. Kreatuvitas dan Keberbakatan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Yudhistira. 2011. http://yudhistira31.wordpress.com/2011/10/25/balok-ape-denganbanyak-manfaat/, diakses pada 29 Oktober 2013 pukul 12.14.32 ) Yulianti, Dwi. 2011. Dermain Sambil Belajar Sains. Jakarta: Indeks