KORELASI ANTARA PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERBAHASA PRODUKTIF SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 JEMBER TAHUN 2013/2014
Candra Mardhiyansyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Strategi belajar dapat digambarkan sebagai sebuah perencanaan yang dibuat sendiri oleh pembelajar secara sadar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajar. Tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk semua peserta didik. Kebiasaan belajar juga harus diperhatikan. Dari strategi belajar tersebut bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang produktif. Pembelajaran produktif adalah kegiatan pembelajaran yang secara terencana membantu siswa mencapai dua tujuan utama, yakni mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan sekaligus mengondisikan siswa produktif dalam menghasilkan gagasangagasan. Pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal merujuk kepada suatu keadaan yang ditandai oleh tercapainya secara maksimal indikator-indikator pembelajaran. Terdapat tiga cakupan masalah yang menjadi fokus penelitian tentang korelasi antara strategi belajar dan kegiatan berbahasa produktif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember tahun 2013/2014 ini, yaitu (1) korelasi antara penggunaan strategi belajar dan kemampuan berbicara siswa, (2) korelasi antara penggunaan strategi belajar dan kemampuan menulis siswa, (3) korelasi antara penggunaan strategi belajar dan kemampuan berbicara dan menulis siswa. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan penelian ini bersifat korelasional yang ditujukan untuk mengetahui korelasi suatu variabel dengan variabelvariabel lain, dengan kata lain untuk mengetahui korelasi variabel keterampilan berbahasa produktif berbicara dan menulis dengan strategi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember. Untuk menjaring data, peneliti menggunakan instrumen koesioner/angket dan tes. Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang memerlukan tanggapan baik kesesuaian dari sikap testi. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk menguji keterampilan berbahasa produktif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data kuantitatif meliputi (1) pengolahan data dan penyajian data, (2) melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data, (3) melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik, dan (4) menginterpretasikan data.Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa (1) terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar berbicara dengan keterampilan berbicara, (2) terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar menulis dengan keterampilan menulis, (3) terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar dengan keterampilan berbahasa produktif di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember. Kata-kata kunci: strategi belajar, keterampilan berbahasa produktif
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 536
Pendidikan adalah modal utama untuk meraih hal terbaik. Wujud dari pendidikan dapat dilalui dari proses belajar di jalur pendidikan formal. Pendidikan adalah suatu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia agar tidak sampai tertinggal dengan negara lain. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:1) yang berbunyi: Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Di dalam proses belajar-mengajar tercakup komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama diselenggaranya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dan tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya. Jika guru terlibat di dalamnya dengan segala macam metode yang dikembangkannya maka yang berperan sebagai pengajar adalah berfungsi sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang diajar. Usaha–usaha guru dalam proses tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai. Seorang guru harus memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya
penggunaan strategi pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung strategi pembelajaran merupakan suatu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas yang berdampak pada kualitas pendidikan yang tertuang dalam UUD Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional (2003:3) pasal 1 yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sesuai dengan UUD tersebut maka strategi pembelajaran sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif. Usaha pendidik oleh pemerintah telah diterapkan melalui pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk memberikan penerapan pembelajaran yang baik bagi peserta didik. Dari pelatihan yang dilakukan maka diperoleh strategi pembelajaran baru yang akan diterapkan pada peserta didik. Namun tidak semua strategi akan berhasil diterapkan, perlunya komitmen pendidik untuk mencoba hal-hal yang tentunya menarik bagi peserta didik. Strategi belajar dapat digambarkan sebagai sebuah perencanaan yang dibuat sendiri oleh pembelajar secara sadar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajar. Tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk semua peserta didik. Kebiasaan belajar juga harus diperhatikan. Diketahui bahwa penelitian di Amerika Utara menunjukkan orang yang ekstrovert lebih mengutamakan strategi visual, contohnya belajar dengan menggunakan gambar. Mereka yang ekstrovert lebih mengutamakan arti dan konteks. Pembelajar wanita lebih menyukai
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 537
aktivitas belajar yang berorientasi sosial dan mengutamakan penggunaan warna, sedangkan bagi pembelajar pria penggunaan warna dan tindakan sebagai stimuli lebih bermanfaat. Dari strategi belajar tersebut bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang produktif. Pembelajaran produktif adalah kegiatan pembelajaran yang secara terencana membantu siswa mencapai dua tujuan utama, yakni mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan sekaligus mengondisikan siswa produktif dalam menghasilkan gagasangagasan. Pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal merujuk kepada suatu keadaan yang ditandai oleh tercapainya secara maksimal indikatorindikator pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Pertama, variabel X yaitu strategi belajar berbicara. Kedua, variabel Y yaitu strategi belajar menulis dalam hal ini keterampilan berbahasa produktif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember. Kasmadi (2013:58) menyatakan penelitian ini dimaksudkan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data secara empirik mengenai korelasi antara X1 dan X2 dengan Y di sekolah. Rancangan penelitian ini bersifat korelasional yang ditujukan untuk mengetahui korelasi suatu variabel dengan variabel-variabel lain, dengan kata lain untuk mengetahui antara variabel strategi belajar berkorelasi dengan variabel keterampilan berbahasa produktif berbicara dan menulis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember. Sugiyono (2002:55) mengemukakan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian yang akan dilakukan populasi yang terdapat di lapangan sebanyak 183 dari 6 kelas yang terdapat di SMP Muhammadiyah 1 Jember. Dikarenakan populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Ronald (1995) mendefinisikan sampel adalah suatu himpunan bagian dari populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jika peneliti hanya ingin meneliti sebagian dari populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jika peneliti hanya ingin meneliti sebagian dari populasi maka penelitiannya adalah penelitian sampel (Arikunto:2002). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling, yaitu teknik sampling sederhana yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Perhitungan banyaknya sampel didasarkan pada perhitungan prosentase dari jumlah populasi terjangkau (Kasmadi: 2013:66). Merujuk pada Suharsimi Arikunto (2006:131) mengemukakan, apabila subjek populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10% sampai 15%. Dengan demikian maka penulis mengambil jumlah sampel yang dibutuhkan sebagai sumber data dalam penelitian adalah 15% x 183, diperoleh 27 siswa. Agar memperoleh sampel dengan jumlah yang sesuai kebutuhan, maka dapat digenapkan besaran sampel yakni 30 responden. Pengambilan data penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember dilihat dari kelas dan kompetensi yang sama maka dianggap mewakili populasi yang sama. Dengan demikian kelompok belajar tersebut dianggap mempunyai karakteristik yang sama. Hal ini berarti, dengan menggunakan teknik simple random sampling akan memberikan
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 538
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi. Adapun cara perhitungan Tabel 1 Tabel Proporsi Sampel Nama Populasi No Kelas Terjangkau 1 VIII A 32 2 VIII B 30 3 VIII C 32 4 VIII D 32 5 VIII E 30 6 VIII F 27 Jumlah 183 Instrumen yang di pakai untuk metode pengumpulan data di atas adalah instrumen tes dan kuesioner/angket yang sesuai dengan bidang yang diujikan yaitu korelasi antara strategi belajar dan keterampilan berbahasa produktif. Kasmadi (2013:69) menyatakan bahwa cara tes merupakan rangkaian pertanyaan yang memerlukan jawaban testi sebagai alat ukur dalam proses asesmen maupun evaluasi dan mempunyai peran penting untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, bakat atau kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok. Instrumen yang berikutnya merupakan kuesioner, kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan tertulisyang memerlukan tanggapan baik kesesuaian dari sikap testi. Pertanyaan dan pernyataan yang tertulis pada angket berdasarkan indikator yang diturunkan pada setiap variabel tertentu. Bentuk kuesioner ini adalah yang terstruktur (structured questionnaire) yang berisi ternyataan tentang butir-butir strategi belajar. Subjek diminta menilai dirinya tentang tingkat penggunaan strategi tersebut dalam belajar bahasa Indonesia dengan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang disediakan yaitu: tidak pernah, jarang, kadangkadang, sering, dan selalu. Sebelum dipergunakan untuk pengumpulan data penelitian, kuesioner
sampel disajikan pada table 1.
Perhitungan 183 x 27,4 183 x 27,4 183 x 27,4 183 x 27,4 183 x 27,4 183 x 27,4 27,4
Jumlah Sampel 4,8 4,5 4,8 4,8 4,5 4,0 30
Sampel Pembulatan 5 5 5 5 5 5
yang tersusun telah dianalisis kualitasnya, terutama dari aspek validitas dan reliabilitasnya. Di antara berbagai macam validitas, validitas konstruk merupakan hal yang harus terpenuhi dalam instrumen ini. Oleh karena itu, instrumen yang telah diujicobakan akan diberikan pada sampel yang terpilih sebagai subjek dalam penelitian, dan analisis akan dilakukan dengan mengkorelasikan data pada masing-masing butir tes dengan data pada keseluruhan kuesioner. Selanjutnya, reliabilitas internal dari kuesioner ini akan diukur melalui Cronbach Alpha dan syarat minimal 0,80 harus dipenuhi sebagai syarat reliabilitas. Dalam prosedur pengumpulan data, diagendakan bahwa sampel yang terpilih dikumpulkan pada ruangan yang telah ditentukan peneliti saat jam pelajaran tidak efektif untuk pembelajaran. Cara yang dilakukan adalah dari keseluruhan populasi di ambil 5 siswa perkelas untuk mengisi angket yang telah disediakan. Setelah angket dibagikan, prosedur tes akan diberikan pada sampel yang ditentukan. Dari hasil tersebut dilakukan tahapan analisis data. Sebelum menghasilkan sebuah perangkat data yang siap dianalisis secara statistik, kertas kerja subjek yang berupa kuesioner akan dikuantifikasi dengan menggunakan skala skor 1–5
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 539
atas intensitas penggunaan strategi belajar yang dipajankan. Dalam hal ini skor 1, 2, 3, 4, dan 5 digunakan untuk rentangan intensitas tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan sering sekali. Data kuantitatif yang terkumpul dipakai untuk melakukan klasifikasi atas strategi belajar secara posteriori melalui analisis faktor. Setelah kategori strategi belajar yang baru terbentuk, maka disusunlah profil penggunaan masing-masing strategi dengan tingkat pemakaian sebagai berikut: (1) rendah bila rata-rata penggunaan antara 1 hingga 2,44; (2) sedang bila rata-rata penggunaan antara 2,45–3,44; (3) tinggi bila rata-rata penggunaan antara 3,45 - 5,00 (Oxford, 1990). Dari data yang diperoleh akan dilanjutkan pada analisis korelasi, Siregar (2013:250) menyatakan yang di maksud analisis korelasi (korelasi) adalah suatu bentuk analisis data dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau bentuk arah korelasi diantara dua variabel atau lebih, dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel yang satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat). Siregar (2013:251) menyatakan koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan korelasi antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari dua variabel, sedangkan koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat). Untuk mencari arah dan kekuatan korelasi maka digunakan korelasi pearson product moment yang berarti untuk
mencari arah dan kekuatan korelasi antara variabel bebas (X) dengan veriabel tak bebas (Y) dan data berbentuk interval dan rasio. Untuk mengetahui kontribusi variabel strategi belajar bahasa berbicara (X1), variabel strategi belajar bahasa menulis (X2) dan keterampilan berbahasa produktif digunakan analisis korelasi berganda, Siregar (2013:251) menyatakan bahwa analisis korelasi berganda adalah untuk mengetahui derajat atau kekuatan korelasi antara tiga variabel atau lebih, serta untuk mengetahui kontribusi yang diberikan secara simultan (terjadi atau berlaku pada waktu yang bersamaan; serentak) oleh variabel X1 dan X2 terhadap nilai variabel Y dan kontribusi secara parsial (berkorelasi atau merupakan bagian dari keseluruhan) yang diberikan oleh veriabel X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. HASIL PENELITIAN Penggunaan Strategi Belajar Berbicara Siswa Strategi belajar berbicara yang digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember adalah sebagai berikut. Strategi belajar kemampuan berbicara bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember tahun ajaran 2013/2014, dihasilkan pada masingmasing keenam aspek kategori strategi belajar berbicara dengan melihat tingkat intensitas penggunaan strategi belajar berbicara dan melihat tingkat penggunaannya dari masing-masing kategori strategi belajar. Temuan tersebut disajikan sebagai berikut.
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 540
Tabel 2 Intensitas Penggunaan Strategi Belajar Berbicara Siswa Strategi Kategori
Mean
Rangking
2,37 2,48 2,56
Intensitas Penggunaan rendah sedang sedang
Strategi memori Strategi kognitif Strategi kompensasi Strategi metakognitif Strategi afektif Strategi sosial
3,05
sedang
3
3,1 4,76
sedang tinggi
2 1
Dari tabel 2 dapat dicermati bahwa, keenam kategori strategi belajar yang ditemukan, jenis strategi belajar yang intensif dipergunakan adalah strategi sosial dengan tingkat intensitas penggunaannya 4,76 dan yang paling rendah intensitas penggunaannya adalah strategi memori dengan tingkat intensitas penggunaan 2,37. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kegiatan bahasa berbicara di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember tahun ajaran 2013/2014, masih kurang memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelancaran komunikasi dan
6 5 4
cenderung menggunakan strategi sosial. Disimpulkan bahwasannya tingkat intensitas penggunaan ke enam strategi belajar kemahiran berbicara siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember tahun ajaran 2013/2014, tergolong dalam kategori sedang dengan rata-rata penggunaan 3,05. Penggunaan Strategi Belajar Berbicara Siswa Strategi belajar menulis yang digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember adalah sebagai berikut.
Tabel B.1 Penggunaan Strategi Belajar Menulis Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA A B C D E F G H I J K L M N
1 17 13 18 19 16 18 26 25 14 21 19 20 15 21
2 21 17 17 28 13 21 27 30 21 16 18 27 19 20
3 21 18 18 18 10 17 24 29 18 23 21 20 18 19
4 28 24 35 37 22 24 44 37 31 28 33 34 27 29
5 27 25 29 31 18 25 30 35 25 21 19 31 23 24
6 26 22 25 23 24 21 25 30 28 24 25 29 23 28
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 541
15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W 24 X 25 Y 26 Z 27 AB 28 AC 29 AD 30 AE JUMLAH RATA-RATA MEAN
16 16 23 13 15 20 22 18 16 15 17 19 19 20 14 13 538 17,9 1,07
19 21 26 18 17 21 25 22 17 19 21 22 15 17 18 20 613 20,4 1,22
Strategi belajar kemampuan menulis bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember tahun ajaran 2013/2014. Pada masing-masing dari keenam katagori strategi belajar menulis tersebut dengan
18 24 22 16 17 16 22 18 16 15 17 16 20 19 13 15 558 18,6 1,11
28 31 20 28 26 34 33 30 35 25 29 23 35 33 22 29 894 29,8 1,77
24 29 31 19 24 21 18 20 29 23 26 18 25 27 15 20 732 24,4 1,45
23 25 31 23 22 18 20 17 25 21 26 24 27 27 15 20 717 23,9 1,42
melihat tingkat intensitas penggunaan strategi belajar menulis dan melihat tingkat penggunaannya pada masingmasing kategori strategi belajar. Temuan tersebut disajikan sebagai berikut.
Tabel B.2 Intensitas Penggunaan Strategi Belajar Menulis Strategi Kategori
Mean
Strategi memori Strategi kognitif Strategi kompensasi Strategi metakognitif Strategi afektif Strategi social
1,07 1,22 1,11 1,77 1,45 1,42
Intensitas Penggunaan Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Dapat dicermati bahwa, dari keenam kategori strategi belajar yang ditemukan, jenis strategi belajar yang intensif dipergunakan adalah strategi metakognitif dengan tingkat intensitas penggunaannya 1,77 dan yang paling
Rangking 6 4 5 1 2 3
rendah intensitas penggunaannya adalah strategi memori dengan tingkat intensitas penggunaan 1,07. Dapat disimpulkan, bahwasannya tingkat intensitas penggunaan ke enam strategi belajar kemahiran menulis siswa kelas
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 542
VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember tahun ajaran 2013/2014, tergolong dalam kategori rendah dengan rata-rata penggunaan 1,34. Korelasi antara Strategi Belajar dengan Keterampilan Berbahasa Produktif Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis hubungan strategi belajar dengan kegiatan berbahasa produktif adalah koefisien korelasi dan koefisien determinasi, yang dimaksud Tabel
No 1 2 3 4 5
Tingkat Korelasi Kekuatan Hubungan Nilai Korelasi (r) 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 0,100
dan
Tingkat Hubungan Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat
Setelah diketahui koefisien korelasi dari data yang diperoleh maka dilanjutkan ke proses analisis selanjutnya yaitu mencari koefisien determinasi (KD). Syofian Siregar (2013:252) menyatakan,
koefisien korelasi menurut Syofian Siregar (2013:250) adalah, bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai korelasi (r) = (- 1 ≤ 0 ≤ 1). Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan 1, sedangkan sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-).
koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat). Menggunakan rumus; KD = (r)2 x 100 %. Langkah mengawali analisis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment artinya mencari arah dan kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y) dan data berbentuk interval dan rasio (Syofian Siregar, 2013:252).
Korelasi antara Strategi Belajar Berbicara dengan Keterampilan Berbahasa Produktif Berbicara Tabel 3 Correlations Tabel 2 Descriptive Statistics STRATEGI BELAJAR BERBICARA HASIL TES BERBICARA
Mean 56.6 70.5
Std. Deviation 7.537 8.131
STRATEGI BELAJAR BERBICARA STRATEGI BERBICARA
BELAJAR Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 30
N 30 30
HASIL TES BERBICARA .940** 0 30
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 543
HASIL TES BERBICARA
Pearson Correlation
.940** Sig. (2-tailed) 0 N 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Analisis hasil dari perhitungan yang dilakukan dengan program SPSS For windows 16 didapati bahwa; Tabel descriptives di atas dapat dianalisis Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sampel penelitian adalah 30 siswa. Nilai rata-rata strategi belajar berbicara siswa setinggi 56,2 dan nilai rata-rata hasil keterampilan berbicara setinggi 70. Tabel correlations Dari tabel correlations menunjukkan bahwa korelasi antara strategi berbicara dengan keterampilan berbicara sangat kuat positif, yaitu 0,940. Arti positif adalah terjadi korelasi searah antara variabel X dan variabel Y searah, maksud searah di sini adalah bila strategi belajar (X) meningkat/baik, maka semakin meningkat pula variabel (Y) hasil tes berbicara. Begitu juga sebaliknya semakin menurun strategi belajar berbicara, maka hasil tes berbicaranya pun semakin menurun.
1 30
Hipotesis untuk kasus ini: a) Ho: Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar berbicara dengan keterampilan berbicara. Ha: Adanya korelasi yang signifikan antara strategi belajar berbicara dengan keterampilan berbicara. b) Keputusannya Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas (sig) > α, maka Ho di terima Dari tabel correlations nilai sig sebesar 0,000 Pada kasus ini nilai α = 0,05 Dari hasil perbandingan antara nilai sig dan α, diperoleh: Sig = 0,00 > α = 0,01 sehingga keputusannya Ho ditolak yaitu: ada korelasi yang signifikan antara strategi belajar berbicara dengan keterampilan berbicara.
Korelasi antara Strategi Belajar Menulis dengan Keterampilan Berbahasa Produktif Menulis Tabel b.1 Descriptive Statistics Strategi Belajar Menulis Keterampilan Menulis
Mean 56.13 69.50
Std. Deviation 7.903 6.867
N 30 30
Tabel b.2 Correlations
Strategi Berbicara
Belajar Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Keterampilan Pearson Correlation
Strategi Belajar Berbicara 1 30 .700**
Keterampilan Menulis .700** .000 30 1
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 544
Menulis
Sig. (2-tailed) .000 N 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Analisis hasil dari perhitungan yang dilakukan dengan program SPSS For windows 16 didapati bahwa; Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sampel penelitian adalah 30 siswa. Nilai rata-rata strategi belajar menulis siswa setinggi 56,1 dan nilai rata-rata hasil keterampilan menulis setinggi 69. Dari tabel correlations menunjukkan bahwa korelasi antara strategi menulis dengan keterampilan menulis tingkat hubungannya kuat positif, yaitu 0,700. Arti positif adalah terjadi korelasi antara variabel X dan variabel Y searah, maksud searah di sini adalah bila strategi belajar (X) meningkat/baik, maka semakin meningkat variabel (Y) tes menulis. Begitu juga sebaliknya semakin menurun strategi belajar menulis, maka tes menulisnya pun semakin menurun.
30
Hipotesis untuk kasus ini: Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi belajar menulis dengan keterampilan menulis. Ha: Adanya hubungan yang signifikan antara strategi belajar menulis dengan keterampilan menulis. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas. Jika probabilitas (sig) > α, maka Ho diterima. Dari tabel correlations nilai sig sebesar 0,000 Dari hasil perbandingan antara nilai sig dan α, diperoleh:Sig = 0,00 > α = 0,01 sehingga keputusannya Ho ditolak yaitu: terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar menulis dengan keterampilan menulis.
Hasil Analisis Korelasi antara Strategi Belajar Berbicara dan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa Produktif Berbicara dan Menulis Tabel c.1 Descriptive Statistics Strategi Belajar Kegiatan Berbahasa Produktif
Mean 56.20 69.73
Std. Deviation 7.355 6.491
N 30 30
Tabel c.2 Correlations Strategi Belajar Pearson Correlation 1 Strategi Belajar Sig. (2-tailed) N 30 Pearson Correlation .900** Kegiatan Berbahasa Sig. (2-tailed) .000 Produktif N 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kegiatan Berbahasa Produktif .900** .000 30 1 30
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 545
Analisis hasil dari perhitungan yang dilakukan dengan program SPSS For windows 16 didapati bahwa; Dari tabel correlations menunjukkan bahwa korelasi antara strategi belajar dengan keterampilan berbahasa produktif sangat kuat positif, yaitu 0,900. Arti positif adalah terjadi korelasi searah antara variabel X dan variabel Y searah, maksud searah di sini adalah bila strategi belajar (X) meningkat/baik, maka semakin meningkat variabel (Y) hasil tes berbahasa produktifnya. Begitu juga sebaliknya semakin menurun strategi belajar, maka hasil tes berbahasa produktifnya pun semakin menurun. Diputuskan bahwa, dari hasil perbandingan antara nilai sig dan α, diperoleh: Sig = 0,00 > α = 0,01 sehingga keputusannya Ho ditolak yaitu: terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar berbicara dengan keterampilan berbicara di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember. Diputuskan bahwa, dari hasil perbandingan antara nilai sig dan α, diperoleh: Sig = 0,00 > α = 0,01 sehingga keputusannya Ho ditolak yaitu: terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar menulis dengan keterampilan menulis di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember. Diputuskan bahwa, dari hasil perbandingan antara nilai sig dan α, diperoleh: Sig = 0,00 > α = 0,01 sehingga keputusannya Ho ditolak yaitu: ada korelasi yang signifikan antara strategi belajar berbahasa dengan keterampilan berbahasa produktif di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jember.
dan keterampilan berbicara siswa. Jadi keputusannya terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar dengan keterampilan berbicara. Korelasi antara strategi belajar dan keterampilan menulis siswa menunjukkan tingkat korelasi kuat positif, artinya terjadi korelasi antara strategi belajar dan keterampilan menulis siswa. Jadi keputusannya terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar dengan keterampilan menulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara strategi belajar dan keterampilan berbicara dan menulis (keterampilan berbahasa produktif) siswa menunjukkan sangat kuat positif, artinya terjadi korelasi antara strategi belajar dan keterampilan berbicara dan menulis (keterampilan berbahasa produktif) siswa. Jadi keputusannya terdapat korelasi yang signifikan antara strategi belajar dengan keterampilan berbicara dan menulis (keterampilan berbahasa produktif). Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara strategi belajar dengan keterampilan berbahasa, akan tetapi penelitian yang dilakukan tidak semata-mata hipotesis ini benar di tempat penelitian lain. Perlu adanya pembuktian kembali dengan penelitianpenelitian yang sama. Oleh sebab itu, peneliti menginginkan perlu ada penelitian lebih lanjut tentang bahasan yang sama. DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara strategi belajar dan keterampilan berbicara siswa menunjukkan sangat kuat positif, artinya terjadi korelasi antara strategi belajar
Arikunto, Suharsimi. 1989a. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Cet. V; Jakarta: Bina Aksara. Arikunto, Suharsismi. 2002b. Prosedur Penelitian, cet. XII. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 546
Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Dewinta, Dita. 2013. Analisis Data Kuantitatif, (Online), (http:/ / ditadewinta.blogspot.com / 2013 / 12 / analisis-data-kuantitatif.html, diakses Desember 2013). Dimyati, Mudjiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta. Kasmadi dan Nia Siti. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alpabeta. Kusumaningsih, Dewi. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET. Mistar, Junaidi. 2010. Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Program Pasca Sarjana UNISMA Malang. Musaba, Zulkifli. 2012. Terampil Berbicara Teori dan Pedoman Penerapannya. Yogyakarta: CV. ASWAJA PRESSINDO Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sujibto. 2006. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Menulis Surat Permohonan Izin Siswa Kelas VII di SMPN 2 Giligenting Sumenep. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UNISMA Malang. Suparno dan M. Yunus 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Tarigan, Djago, dkk. 2005. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Tarigan, Hendri Guntur. 1983. Menulis sebagai Suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 547