KEMAHIRAN MENULIS PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh MUHAMAD RAIS NIM: 100388201365
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014
ABSTRAK Rais, Muhamad. 2014. Kemahiran Menulis Pamtun Dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Skripsi Tanjungpinang. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Mini Andriani, S. Pd., M. Hum. Dan pembimbing II : Drs. Wagiman, M. Pd. Kata kunci: Kemahiran, Menulis Pantun dan Media Gambar. Beberapa permasalahan mengenai menulis pantun yang ditemukan peneliti antara lain, ketika siswa ditugaskan membuat pantun, kekurangan pemahaman, semgat serta motivasi belajar siswa terhadap menulis pantun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemahiran menulis pantun siswa sesuai dengan aspek sampiran, isi pantun, serta penggunaan media gambar. Berdasarkan hasil surnei pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan Lapangan (PKL), hipotesis yang diperkirakan pada kemahiran menulis pantun siswa dengan menggunakan media gambar tergolong sedang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan yang diambil sampel sebanyak 41 siswa dari jumlah siswa 166 siswa dengan menggunakan teknik random (acak populasi). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai Kemahiran Menulis Pantun Dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2013/ 2014 yakni tergolong baik, dengan nilai 84,14, aspe isi pantun tergolong baik, dengan nilai 85,77, sedangkan penggunaan media gambar tergolong amat baik, dengan nilai 98,62. Saran peneliti, guru hendaknya banyak memberikan latihan dalam menulis pantun yang ditekankan pada aspek sampiran pantun, isi pantun serta penggunaan media. Salah satunya media gambar. Bagi siswa hendaknya lebih giat belajar dalam menulis pantun terutama pada aspek sampiran pantun, isi pantun, serta pengunaan media, salah satunya media gambar.
1. Pendahuluan Dalam kehidupan sosial kita membutuhkan suatu alat komunikasi antar sesama. Salah satunya yaitu bahasa. Agar bisa terjalin dengan baik maka dibutuhkan keterampilan dalam berbahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar dikuasai, apalagi oleh para guru bahasa khususnya dan para guru bidang studi pada umumnya. Dalam tugasnya seharai-hari, para guru bahasa harus benar-benar memahami bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil dalam berbahasa: terampil menyimak, terampil berbicara, terampil berbicara dan terampil menulis (Tarigan, 2009:2). Dari ke-empat keterampilan berbahasa, salah satu yang harus dimiliki dalam ilmu bahasa adalah keterampilan menulis. Keterampilan ini harus dimiliki oleh semua kalangan manusia terutama bagi kalangan pelajar. Karena dengan kemampuan menulis dapat membentuk kepribadian seseorang sebagai tahapan untuk masa depan yang jauh lebih baik. Kemahiran dalam menulis bagi setiap pelajar memang dituntut dalam dunia pendidikan. Dengan adanya pendidikan, mudah bagi seluruh siswa untuk mengasah serta memperdalam salah satu komponen berbahasa yakni menulis. Namun untuk mendapatkan kemampuan menulis ini, tidak semudah dengan kita membalikkan telapak tangan. Membutuhkan usaha, kerja keras, berlatih serta senantiasa untuk mencoba. Begitu juga dengan menulis pantun, dengan selalu berlatihlah menjadikan kita mampu dalam menulis pantun. Istilah pantun sering kita mendengarkannya. Pantun dapat dikatakan sudah menjadi ciri khas tersendiri dan besebati benar bagi masyarakat Melayu dalam pergaulan dan perhubungan sosial kemasyarakatan selama rentang masa zaman ke zaman (Hajar, 2011:11). Diyakini benar baik dipandang dari aspek ilmiah maupun aspek sosial kultural bahwa pengembangan budaya pantun merupakan salah satu upaya membangun karakter bangsa (character building). Dengan keunikan pantun sebagai bahasa satra yang santun dan mendidik sambil menghibur dapat menanamkan nilai-nilai budaya santun dan berprilaku baik serta dapat melatih nalar dan kecerdasan para peserta didik dalam mengolah kata-kata yang ada dalam
pikiran mereka. Mereka akan selalu berusaha merangkai kata demi kata yang baik dan menhibur dalam menyusun pantun (Hajar, 2011:18). Masalah yang harus dicari solusinya yakni bagaimana cara kita mengembangkan budaya pantun itu. Sebagai generasi penerus bangsa yang diutamakan bagi para pelajar, harusnya kita malu jika kita tidak bisa menerapkan apa yang menjadi ciri khas tanah kelahiran kita. Apalagi pada zaman modern semakin berkembangnya teknologi serta pengaruh kebudayaan dari negara asing. Jika hal ini semakin berlanjut maka akan berdampak negatif terhadap kebudayaan Melayu di Indonesia terkhususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Kemahiran menulis pantun sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa memahami bagaimana pantun yang baik. Hal ini dilihat peneliti pada saat melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Bintan. Peneliti memberikan tugas untuk menulis pantun ternyata siswa banyak yang kebingungan serta membutuhkan waktu yang lama hanya untuk membuat sebait pantun. Bahkan sebahagian dari siswa membuat pantun dengan cara meniru kata-kata pada bait pantun yang dibuat oleh teman sebangkunya. Kejadian seperti ini terjadi karena minimnya pemahaman siswa terhadap menulis pantun. Bagaimana bisa generasi penerus bangsa yang difokuskan pada siswa untuk membudayakan budaya pantun sedangkan mereka tidak paham seperti apa pantun yang baik? Ditambah lagi dengan kurangnya kegiatan perlombaan dalam bidang kemampuan berpantun siswa di sekolah. Biasanya kegiatan perlombaan yang sering dilakukan dalam kegiatan bahasa seperti membaca puisi, drama, bernyanyi dan lain-lain, sedangkan perlombaan dalam bidang pantun jarang dilaksanakan dalam perlombaan di sekolah. Dari keterangan di atas menjadikan peneliti tertarik untuk mengkaji pantun sebagai tema penelitian. Selain mengangkat tema tentang pantun peneliti juga menggunakan media gambar sebagai pengantar atau perantara dalam meningkatkan kemahiram menulis pantun siswa. Mengapa media gambar? Karena berdasarkan hasil penelitian kemampuan daya serap manusia dari pengguna alat indera terhadap hasil belajar menurut Daryanto (2010:13), 82% melalui penglihatan, pendengaran 11%, penciuman 1%, pencecapan 2,5% dan perabaan 3,5 %. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi serta kemampuan
dan karakteristik pembelajar, akan sangat menunjang proses dan hasil pembelajaran. Penggunaan media dapat memberikan motivasi serta rangsangan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa. Dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan semangat serta motivasi belajar dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk selalu menggunakan media dalam kegiatan mengajar di kelas. Hal ini telah terbukti pada saat peneliti mengajar menggunakan media di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan. Ternyata daya serap siswa terhadap pelajaran lebih cepat dibandingkan dengan tidak menggunakan media. Sama halnya dengan materi menulis pantun tentunya harus menggunakan media sebagai penunjang siswa untuk dapat menulis pantun yang baik. Apalagi Kurikulum yang telah ditetapkan dalam silabus menuntut siswa untuk dapat menulis pantun dengan baik sedangkan siswa merasa bosan terhadap pembelajaran yang menggunakan metode yang sama. Pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru. Akan tetapi harus mempertimbangkan
kesesuaian
antara
karakteristik
pembelajaran,
materi
pelajaran dan media itu sendiri. Karena pemilihan media yang salah akan berdampak negatif terhadap kemampuan hasil belajar siswa. Maka dari itu, peneliti mencoba menerapkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis pantun siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan tahun ajaran 2013/ 2014.
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif guna mendeskripsikan kemahiran menulis pantun siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Hal ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa dalam menulis salah satunya menulis pantun. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran keterampilan menulis puisipada keseluruhan aspek, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PRESENTASE KEMAHIRAN MENULIS PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN
No
Skala Penilaian
Skor
Jumlah Siswa
Persentase
1
Kurang Sekali
60
1
2,44%
2
Kurang
70
5
12,2 %
3
Sedang
80
18
43,9 %
4
Baik
90
8
19,5 %
5
Baik Sekali
100
9
21,9 %
41
100 %
Jumlah Sumber: (Hajar, 2011:84) 4.
Simpulan dan Saran Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, susunan
yang dapat
disimpulkan adalah: 1.
Kemahiran menulis pantun dengan menggunakan media gambar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan tahun pelajaran 2013/ 2014 tergolong sedang, dengan nilai 89, 28.
2.
Kemahiran menulis sampiran pantun siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan tergolong sedang, dengan nilai 84,14.
3.
Kemahiran menulis isi pantun siswa kelas X Sekolah menengah atas negeri 2 Bintan tergolong sedang, dengan nilai 85,77.
4.
Kemahiran menulis pantun siswa kelas X sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan berdasarkan media gambar tergolong baik, dengan nilai 98,62. Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang ingin peneliti
sampaikan, antara lain: 1.
Seorang guru hendaknya banyak memberikan latihan dalam menulis pantun yang lebih ditekankan pada aspek sampiran pantun, isi pantun serta menerapkapkan penggunaan media, salah satunya media gambar.
2.
Bagi siswa hendaknya lebih giat belajar dalam menulis pantun terutama pada aspek sampiran pantun, isi pantun serta penggunaan media, salah satunya media gambar.
DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti. Dkk. 2013. Pembinaan Kemampua Menlis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Arikunto, Sharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada Bahasa, Pusat. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Dewi, Wendi Widya Ratna. 2012. Bahasa Indonesia. Intan Pariwara: Klaten Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa. Jakarta: PT Indeks Hajar, Encik Abdul. 2011. Cerdas Cermat Pantun. Pekanbaru: Unri Press Hidayatullah, Syamsul. Pribahasa dan Pantun. Surabaya: Nidya Pustaka Kristantohadi, Didik. 2010. Pribahasa Lengkap dan Kesusastraan Melayu. Yokyakarta: Tanora Media Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta Nasir, Zulhasril. 2010. Menulis Untuk Dibaca. jakarta: Yayasan Pustaka Obor Pratama, Aditya Bagus. Koleksi Pantun dan Puisi Kata Mutiara dan Pribahasa. Surabaya: Pustaka Media Sadikin, Mustofa. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta: Gudang Ilmu Santoso, Joko. 2013. Buku Pintar Pantun Puisi Lama Melayu dan Pribahasa Indonesia. Yokyakarta: Arasta Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suryani, 2013. Kemahiran Menulis Pantun Dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Bintan. Universitas Maritim Raja Ali Haji Susavitanawati, Siti. 2013. Kemahiran Menulis Pantun Sesuai dengan SyaraSyarat Pantun Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bintan. Universitas maritim Raja Ali Haji Tarigan, Hendri Guntur. 2009. Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa