ANALISIS KESALAHAN PENENTUAN IDE POKOK DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SEMESTER I DI MA ANNAJAH JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nur Rafiqah 1110013000027
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ANALISIS KESALAHAN PEI\ENTUAN TDE POKOK DALAM KARANGAN EKSPOSffiI SISWA KELAS X SEMESTER I DI MA ANNAJAH JAKARTA TAHLIN PELAJARAN 2OI3I2OI4
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Nur Rafiqah NIM. 1110013000027
Di Bawah Bimbingan,
2 199703 2 001
JURUSAN PEI{DIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULTAH
JAKARTA 2014
LEIIIBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul ''Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan
I di MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 201312014" disusun oleh Nur Rafiqah, NIM 1110013000027, diajukan kepada
Eksposisi Siswa Kelas
X
Semester
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada23 September 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sa{ana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta, 25 September 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (PLT Ketua Jurusan/Prodi)
XTE
i!/t -q1z \
Didin Syafrudin. MA.. M.Pd. NrP. 19600307 t99002 t00L Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
rs $rpl
Dra.Ilindun. M.Pd. NIP. 197012t5 200912 2 001 Penguji I
4*/r _-
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. DTT Penguji
II
*(.:.?L*'f
Nuryati Djihadah, M.Pd., M.A. DTT
lmu Tarbiyah dan Keguruan
,
IP. 19501020 198603 2001
SURAT PER}I"YATAAN KARYA SENDIRI Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
Nur Rafiqah
Tempat, Tanggal Lahir
Jakarta,16Maret 1992
NIM
I 1 10013000027
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
x
Judul Skripsi
Analisis Kesalahan Penentuan lde Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester
I di
MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 2A13/2014 Dosen Pembimbing
Dengan
Dra. Mahmudah FitriyahZA, M.Pd.
ini menyatakan bahwa skripsi yang
saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 25 September 2014
Yang Menyatakan
ffi
ffiffiffieffi Nur Rafiqah
NrM 1t 10013000027
ABSTRAK
Nur Rafiqah, 1110013000027, 2014, “Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pembimbing: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Penelitian ini menganalisis kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X semester I di MA Annajah Jakarta. Analisis kesalahan merupakan suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengidentifikasi kesalahan yang dibuat oleh siswa melalui beberapa tahap, yaitu mengumpulkan data, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat di dalam data, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan, dan menilai taraf keseriusan kesalahan. Ide pokok merupakan topik atau pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca dalam sebuah paragraf. Karangan eksposisi merupakan karangan yang mengungkapkan, menjelaskan, dan menguraikan suatu pokok persoalan, ide, atau informasi untuk menambah wawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok di dalam karangan eksposisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk membuat gambaran yang akurat dan apa adanya mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok di dalam karangan eksposisi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan terdiri atas tiga kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X berjumlah 31 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa banyak melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok. Bentuk kesalahannya, yaitu ide pokok yang ditulis tidak jelas eksistensinya dan tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya di dalam paragraf. Ide pokok yang tidak jelas eksistensinya disebabkan ide pokok yang ditulis tidak dibahas di dalam paragraf, berasal dari kalimat penjelas, dan ide pokok tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya. Selain itu, paragraf yang ditulis hanya ada satu kalimat, terdiri atas dua kalimat yang belum jelas maksudnya, dan hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya disebabkan ide pokok yang ditulis terlalu luas, sehingga kurang mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok yang ditulis merupakan kalimat utamanya. Dengan demikian, sebagian besar siswa belum mampu dalam menentukan ide pokok paragraf dengan tepat. Hal itu terbukti dari banyaknya siswa yang melakukan kesalahan. Kata kunci: analisis kesalahan, ide pokok, karangan eksposisi i
ABSTRACT
NurRafiqah, 1110013000027, 2014 “Students’ error analysis in determination main idea of expository essay at the first grade of MA Annajah Jakarta Academic Year 2013/2014”. Department of Education Indonesian Language and Literature. Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training State Islamic University Syarif Hidayatullah, Jakarta. Advisor: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. This research examines students’error analysis in determining main idea of expository essay on the first semesterat the first grade of MA Annajah. Error analysis is a work procedure which is usually used by researchers or language teacher to identify an error made by students through several steps, there are collect data, identify the error which can be found in the data, explain the error, classify the error, and assessthe level of error seriousness. Main idea is a topic or a message that want to be delivered by writer toward reader in a paragraph form. Expository essay is an article which express, explain, and expose a main problem, idea, or information for increasing knowledge. This study purpose is to describe the forms of error in the determination of main idea in expository essay. The methodology used in this research is descriptive qualitative. Its purpose is to give an accurate illustration about error forms in determining main idea of expository essay. In the collecting data the researcher used observation, test, and interview. For technique of analyzing data which were utilized consist of three activities; data reduction, data presentation, and conclusion. The subject of this research is the first grade of Senior High School approximately thirty one students. The result of this study showed that students have made much error in determining main idea. Types of the error among of them are the existence of the main idea which is written by students was not explicit and unfulfilled the criteria of emergence adequate in paragraph. The reason why the existence of the main idea was not explicit is the main idea written was not discussed in the paragraph, derived from explanatory sentence, and the main idea was not explained in the next sentence. Beside of that, the paragraph written is only in one sentence, where in consists of two sentences are not very clear, and only stand up of supporting details. So that, there was no main idea which the existence is clear. The main idea which is not fulfilled the criteria of emergence adequate in paragraph caused by the main idea written too broad. So as, it less represent the content of paragraph. Furthermore, the main idea which was written is topic sentence. So, some of students are not be able to determine the main idea of paragraph exactly. That was proved because there were many students have made the error.
Key words: error analysis, main idea, expository essay.
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan rohani dan jasmani kepada penulis sehingga diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annajah Jakarta”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada utusan Allah SWT, yaitu Nabi Muhammad Saw. Penulis menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pembaca. Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Tanpa bantuan dan peran serta berbagai pihak, karya ilmiah ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D., selaku Dekan FITK UIN Jakarta yang telah mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini; 2. Didin Syafrudin, M.A., Ph.D., selaku pelaksana tugas Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini; 3. Dra. Mahmudah Fitriyah, Z.A., M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis selama ini. Terima kasih untuk semangat, arahan, bimbingan, dan kesabaran Ibu selama membimbing penulis; 4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
iii
Jakarta, yang selama ini telah membekali penulis dengan ilmu dan semangat untuk terus maju; 5. Segenap staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta staf perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
6. Bapak Drs. Bukhori, selaku kepala MA Annajah, sekaligus guru bahasa dan sastra Indonesia, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan menjadi nara sumber dalam penelitian skripsi ini; 7. Orang tua penulis tercinta, Bapak H. Suhandi Nurdin dan Ibu Hj. Ratna Juwita, yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, dan kasih sayang hingga detik ini. Kakak dan Adik penulis, Rina Nurdiyana dan Nur Rasyida, yang selalu memberikan semangat, canda, dan tawa pelepas kepenatan; 8. Ahmad Samsudin, matahari yang setia mendampingi dan meluangkan waktu saat penulis menyusun skripsi. Terima kasih atas doa, motivasi, saran, dan bantuannya; 9. Sahabat-sahabat penulis, Ratna Agustina Pangestu, Astuti Nurasani, Sri Wahyuningsih, Desy Khusnul Qotimah, Liza Amalia, Ayu Rizqi P., Nur Amalina, Amalia Utami S., Nurhikmah Robiah, dan Afriyanti, yang menjadi motivasi bagi penulis. Terima kasih atas doa dan dukungannya; 10. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa PBSI angkatan 2010, khususnya kelas A yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas informasi dan suasana kekeluargaan yang diberikan selama kuliah.
iv
Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang diberikan kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT serta diberikan balasan setimpal dari Allah SWT. Aamiin. Akhirnya, penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Jakarta, 25 September 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK………………………………………………………………… i ABSTRACT……………………...………………………………………… ii KATA PENGANTAR………………………………………….…………. iii DAFTAR ISI………………………………………………………………. vi DAFTAR TABEL……………………………………………………….... ix DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………….…………………….. 1 B. Identifikasi Masalah …..….……………………………………. 5 C. Batasan Masalah …………………………………………...…... 5 D. Rumusan Masalah ………………………………………........... 5 E. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 6 F. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik.....…...………………………………………. 8 1. Analisis Kesalahan…………………………………………….... 8 a. Pengertian Analisis Kesalahan……………………………… 8 b. Tujuan Analisis Kesalahan………………………………...... 9 c. Metodologi Analisis Kesalahan……...…………………….... 9 2. Paragraf……………………..…………………………………... 10 a. Pengertian Paragraf…..…….……………………………….. 10 b. Syarat-syarat Paragraf yang Baik…………..…………….…. 12 c. Paragraf Deduktif, Induktif, dan Campuran………………... 12 d. Paragraf sebagai Sarana Menuangkan Gagasan…………….. 13
vi
e. Ide Pokok……………………………………….…………. 14 1. Pengertian Ide Pokok…………………………………. 14 2. Ciri-ciri Ide Pokok……………………………………. 14 3. Penyajian Ide Pokok………………………………….. 15 f. Kalimat Utama………………………………………….…. 17 1. Pengertian Kalimat Utama………………………….…. 17 2. Penyajian Kalimat Utama……………………………... 18 g. Kalimat penjelas……………………………………….…... 20 3. Karangan…………………………..………………………..….. 21 a. Pengertian Karangan……………….………………….…... 21 b. Perencanaan Karangan……………...………………….….. 21 c. Karangan Eksposisi………………………………………... 23 1. Pengertian Karangan Eksposisi.……………………….. 23 2. Ciri-ciri Karangan Eksposisi……………………….….. 23 3. Metode Penulisan Eksposisi………………………....... 24 B. Hasil Penelitian yang Relevan……...…………………………. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………… 31 B. Metode Penelitian……………………………………………... 31 C. Subjek Penelitian……………………………………………… 32 D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. 32 E. Instrumen Penelitian…………………………………………... 34 F. Teknik Analisis Data……………………………………….…. 36 G. Triangulasi Data.……………………………………………… 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah………………………………………..……… 39 B. Penyajian Data…………….……………………………….…. 45 C. Analisis…………………………...…………............................ 48
vii
BAB V PENUTUP A. Simpulan ………………………………………………………….. 92 B. Saran ……………………………………………………………… 93 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi berdasarkan ciri jelas eksistensinya………………………………..…. 34 Tabel 3. 2 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya….. 35 Tabel 3. 3 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X MA Annajah Jakarta……………………………...….... 35 Tabel 3. 4 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi berdasarkan ciri jelas eksistensinya…………………………………... 37 Tabel 3. 5 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya….. 38 Tabel 4. 1 Data tenaga pendidik dan kependidikan berdasarkan jenis kelamin dan status kepegawaian……………………………....... 41 Tabel 4. 2 Data tenaga pendidik dan kependidikan berdasarkan jenjang Pendidikan............................................................................................. 42 Tabel 4. 3 Data siswa berdasarkan jenis kelamin dan rombel…………………..... 42 Tabel 4. 4 Data keadaan sarana dan prasarana…………………………...………. 43 Tabel 4. 5 Peralatan penunjang pembelajaran………………………………….… 44 Tabel 4. 6 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi berdasarkan ciri jelas eksistensinya……………………………...….... 45 Tabel 4. 7 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya….. 47 Tabel 4. 8 Kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X MA Annajah Jakarta……………………..……………. 92
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lembar Uji Referensi
Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3
: Karangan Eksposisi Siswa
Lampiran 4
: Instrumen Tes
Lampiran 5
: Hasil Observasi
Lampiran 6
: Hasil Wawancara
Lampiran 7
: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8
: Surat Permohonan Izin Penelitian dari Ketua Jurusan PBSI
Lampiran 9
: Surat Keterangan Mengadakan Penelitian dari MA Annajah Jakarta
Lampiran 10 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari MA Annajah Jakarta Lampiran 11 : Foto-foto saat Mengadakan Penelitian
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseharian, manusia tidak pernah lepas dari kegiatan berbahasa, mulai dari anak-anak hingga dewasa, baik secara verbal ataupun nonverbal. Baik dalam melakukan suatu pekerjaan ataupun untuk menuangkan segala gagasan atau ide yang dimilikinya. Sama halnya dengan siswa di sekolah, baik SD, SMP, ataupun SMA. Mereka dituntut untuk bisa mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Dalam hal ini, tentunya siswa harus memiliki keterampilan dalam berbahasa, sehingga bisa mudah dalam bersosialisasi dan tepat dalam menuangkan gagasan yang dimilikinya. Seperti yang kita ketahui, ada empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut tentu harus dimiliki oleh siswa untuk bisa berbahasa baik verbal maupun nonverbal dengan baik dan benar. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan mendukung perkembangannya satu sama lain. Apabila salah satu keterampilan berbahasa tidak dimiliki oleh siswa, tentu akan berdampak negatif pada keterampilan berbahasa yang selanjutnya. Siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca dan minat yang rendah dalam membaca, maka ia akan kesulitan untuk menulis. Sebaliknya, siswa yang memiliki keterampilan membaca yang baik, dapat menghasilkan tulisan berkualitas tinggi dan juga memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik karena wawasan luas yang dimilikinya Keterampilan menyimak dan berbicara tentu sudah mereka peroleh sebelum mereka mengenyam pendidikan. Keterampilan membaca dan menulis mereka peroleh ketika mereka mengenyam pendidikan. Keterampilan tersebut mereka peroleh di antaranya ketika mereka mempelajari mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia karena dalam mata pelajaran tersebut akan diajarkan materi yang meliputi keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia penting untuk dipelajari sedini mungkin
1
2
agar mendorong mereka menguasai keterampilan berbahasa, yang tentunya akan membantu dan mempermudah mereka dalam memahami segala hal yang berkaitan dengan bahasa dan menuntaskan segala kewajiban mereka sebagai siswa di sekolah. Kenyataan yang ada di dunia pendidikan saat ini, mengenai kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia masih rendah. Padahal, mata pelajaran tersebut merupakan salah satu matapelajaran yang selalu ada dalam Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Banyak siswa yang menganggap bahwa mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan mata pelajaran yang mudah, sehingga tidak perlu dipelajari secara mendalam. Kekeliruan yang sejak lama tertanam di benak siswa ini harus segera diluruskan, agar tidak menjadi bumerang bagi diri mereka sendiri. Sesungguhnya mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memerlukan pemahaman yang mendalam, ketelitian, serta minat yang tinggi dalam membaca dan menelaah setiap kompetensinya, sehingga kita bisa memahami makna bacaan serta menjawab segala hal yang dipertanyakan. Salah satu kesulitan yang dialami siswa dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu mengenai materi Ide Pokok. Ide pokok merupakan hal pokok, inti, atau pesan dalam suatu bacaan. Menentukan ide pokok memang bukan perkara yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Dalam menentukan ide pokok, salah satu hal penting yang harus kita ketahui terlebih dahulu, yaitu apakah paragraf dalam bacaan itu termasuk dalam paragraf deduktif, paragraf induktif, atau paragraf campuran, serta di mana letak kalimat utamanya. Apabila paragraf itu merupakan paragraf deduktif, ide pokoknya tentu terletak di awal paragraf. Jika paragraf itu termasuk dalam paragraf induktif, maka ide pokoknya terletak di akhir paragraf. Apabila paragraf itu merupakan paragraf campuran, maka ide pokoknya terletak di awal dan di akhir paragraf. Selain itu, pemahaman mengenai kalimat penjelas pun menjadi penting, karena sejatinya ide pokok selalu dijelaskan oleh kalimat penjelas, tanpa adanya pemahaman mengenai jenis paragraf dan kalimat penjelas, maka siswa akan selalu mengalami kesulitan dan tidak percaya diri dalam menentukan ide pokok dalam suatu bacaan atau karangan.
3
Kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok yang dimaksudkan oleh penulis dalam suatu bacaan atau karangan itu memang kerap terjadi dalam setiap latihan yang diberikan oleh guru bahasa dan sastra Indonesia. Suatu kekhilafan yang besar apabila hal ini dianggap sebagai persoalan yang sederhana dan tidak segera diatasi. Menentukan ide pokok dalam setiap paragraf merupakan salah satu kompetensi yang selalu muncul dalam setiap Ujian Nasional ataupun Ujian Sekolah bahasa dan sastra Indonesia, baik itu di SD, SMP, maupun SMA. Apabila siswa tidak tepat dalam menentukan ide pokok dalam suatu paragraf, tentu akan berdampak negatif pada hasil ujian mereka. Bukan suatu hal yang tidak mungkin apabila menyebabkan mereka lulus dengan nilai yang kurang baik atau bahkan tidak lulus ujian. Ketepatan dalam menentukan ide pokok memang hal yang sangat penting bagi siswa. Hal ini karena menetukan ide pokok merupakan materi yang selalu muncul dalam Ujian. Selain itu, menentukan ide pokok sebagai kunci utama untuk memahami setiap bacaan dengan cepat. Tanpa disadari, siswa akan selalu melakukan kegiatan membaca, baik membaca buku-buku, artikel, surat kabar, berbagai jenis karangan, ataupun karya tulis ilmiah. Selain itu, menentukan ide pokok dapat melatih siswa untuk menyampaikan ide yang ada dalam pikiran mereka kepada orang lain dengan tepat, baik secara lisan ataupun tulisan. Misalnya, siswa yang nantinya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kemampuan ini akan mendukung mereka untuk dapat membuat sebuah karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan, yang menuntut mereka untuk bisa menyampaikan dan menuliskan gagasan secara tepat. Ketidaktepatan siswa dalam menentukan ide pokok disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu rendahnya minat membaca pada siswa, kurangnya pemahaman siswa terhadap bacaan, rendahnya minat dan kurangnya kemampuan siswa dalam menulis, serta kurang tepatnya metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru bahasa dan sastra Indonesia. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4
Membaca merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi dan memahami makna suatu bacaan. Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagian besar terdapat bacaan yang memang menuntut siswa untuk teliti dalam membacanya. Namun, banyak siswa yang malas mengerjakan soal bahasa Indonesia karena bacaan yang kerap kali panjang lebar. Siswa yang tidak memiliki minat membaca tentu wawasannya terbatas dan mereka akan kesulitan dalam menentukan ide suatu bacaan. Selain itu, rendahnya minat dan kurangnya kemampuan siswa dalam menulis yang juga disebabkan oleh rendahnya minat membaca siswa, yang membuat siswa tidak tepat dalam menuangkan ide yang dimilikinya ke dalam tulisan. Faktor lainnya, yaitu metode dan media pembelajaran yang digunakan guru kurang inovatif. Hal tersebut mengakibatkan beberapa permasalahan, yaitu ketika siswa membaca, mereka keliru atau tidak dapat memahami gagasan atau ide yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh penulis dalam sebuah bacaan, siswa tidak dapat menyampaikan ide atau gagasan dengan tepat, baik secara langsung ketika ia berbicara ataupun secara tidak langsung saat ia menulis sebuah karangan, siswa tidak bisa menentukan ide pokok dalam sebuah paragraf yang terdapat di dalam soal, khususnya soal ujian yang mengakibatkan mereka mendapatkan nilai rendah, bahkan akan mendorong mereka untuk mencontek jawaban agar memperoleh nilai yang tinggi. Membaca memang bukan hal yang mudah. Banyak hambatan yang muncul ketika sedang membaca. Misalnya lingkungan yang kurang kondusif, yang menyebabkan konsentrasi dalam membaca berkurang dan lambat dalam memahami, sehingga keliru menentukan ide pokok suatu bacaan. Oleh karena itu, harus adanya kerjasama antar siswa dan guru dalam pembelajaran. Berbagai upaya harus dilakukan oleh guru dalam membantu siswanya agar memiliki kemampuan serta wawasan yang luas dalam berbahasa. Namun, tidak hanya guru yang harus berperan aktif, siswa juga harus memperhatikan serta aktif dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Masih adanya kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok bukan persoalan yang sederhana. Oleh karena itu, harus dianalisis lebih mendalam.
5
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang difokuskan pada aspek “Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang timbul adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok secara tepat. 2. Kurangnya pemahaman siswa dalam membedakan antara ide pokok dan kalimat utama. 3. Rendahnya minat serta keterampilan siswa dalam membaca buku. 4. Rendahnya minat siswa dalam menulis karangan. 5. Kurang tepatnya metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. C. Batasan Masalah Judul penelitian ini telah menimbulkan sejumlah masalah yang telah teridentifikasi. Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini, maka dipandang perlu adanya pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan agar lebih terarah dan tidak melebar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini hanya akan membahas mengenai Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annajah Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian merupakan sesuatu yang perlu diselesaikan dan dirumuskan. Setelah penulis membatasi masalah penelitian, rumusan masalahnya, yaitu bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X semester I di MA Annajah Jakarta tahun pelajaran 2013/2014?
6
E. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan acuan yang dipegang dalam melakukan segala kegiatan, agar penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu mendeskripksikan bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X semester I di MA Annajah Jakarta tahun pelajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat secara teoretis dari penelitian ini diharapkan: a. Memperluas pengalaman serta khasanah penelitian di bidang bahasa terutama dalam penentuan ide pokok khususnya bagi diri peneliti. b. Memberikan gambaran bagi guru, bagaimana kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok dalam suatu karangan. Guru dapat memberikan pendalaman materi dan latihan pada hal-hal yang kurang dikuasai siswa. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan: a. Bagi guru bahasa Indonesia, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama bahasa khususnya materi ide pokok dan meningkatkan pengajaran membaca dan menulis sehingga siswa mampu memahami serta menentukan ide pokok paragraf dengan baik. b. Bagi peneliti, untuk mendapatkan data empiris guna mengetahui bentuk kesalahan penentuan ide pokok paragraf dan memberikan sumbangan terhadap pola penyajian dan pengembangan bahasa terutama bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Selain itu, peneliti juga mendapatkan bahan atau ilmu baru. c. Bagi mahasiswa, dipergunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya mengenai
kemampuan dalam menentukan ide pokok dan sebagai
bahan ajar ketika ia menjadi guru di masa yang akan datang.
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik 1. Analisis Kesalahan a. Pengertian Analisis Kesalahan Untuk dapat memiliki keterampilan, khususnya keterampilan berbahasa, setiap siswa harus melalui tahap belajar. Siswa akan memperoleh ilmu dan wawasan yang awalnya belum diketahui dan dikuasai. Siswa tidak akan terlepas dari kesalahan selama dalam proses belajar. Kesalahan yang dialami siswa merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi saat kegiatan belajar. Namun, kesalahan yang dialami siswa ini tidak bisa dibiarkan terus menerus karena akan berlangsung lama dan mempengaruhi wawasan serta nilai yang akan diperolehnya dalam belajar. Oleh karena itu, kesalahan harus dianalisis agar dapat diketahui bentuk kesalahan dan cara yang tepat untuk mengatasi agar kesalahan itu tidak terjadi dan tidak membekas lama dalam diri siswa. Dengan demikian, perlu untuk memahami pengertian mengenai analisis kesalahan. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian analisis kesalahan. Ellis (dalam Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan) berpendapat, “Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”.1 Selain itu, Corder (dalam Sri Utari Subyakto-Nababan) berpendapat, “Analisis kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahankesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar BT (bahasa target) dalam proses belajar-mengajar BT (bahasa target) tersebut”.2 Jadi, analisis kesalahan
1
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2011), h.59-61 2 Sri Utari Subyakto-Nababan, Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa, (Jakarta: PPS IKIP, 1994), h.5
8
9
merupakan suatu prosedur kerja yang biasa dilakukan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan mengetahui sejauh mana kesalahannya guna memperbaiki kesalahan tersebut agar tidak membekas lama dalam diri siswa karena kesalahan tidak boleh dibiarkan terlalu lama dan tidak bisa dianggap remeh karena akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan siswa. b. Tujuan Analisis Kesalahan Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan menganalisis kesalahan siswa juga memiliki tujuan. Tujuan itu tentunya untuk mencapai keadaan yang lebih baik lagi bagi siswa dalam kegiatan belajar. Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan mengemukakan, analisis kesalahan, antara lain, bertujuan untuk: (1) menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah-sukar, (2) menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan, (3) merencanakan latihan dan pengajaran remedial, (4) memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.3 Selain itu, tujuan dari analisis kesalahan juga dikemukakan oleh Sri Utari Subyakto-Nababan, yaitu, “Untuk melihat sejauh mana para pelajar BT (bahasa target) telah mencapai kemajuan dalam „antar bahasa‟nya”.4 Adanya tujuan dalam menganalisis kesalahan siswa, akan membantu pendidik dalam memperbaiki proses belajar-mengajar di dalam kelas. Data hasil analisis kesalahan siswa digunakan
sebagai
patokan
untuk
melakukan
perbaikan
dalam
proses
pembelajaran, baik dalam memilih metode pengajaran, memilih media pembelajaran, ataupun memilih sumber belajar yang tepat, sehingga akan memberikan hasil yang optimal. c. Metodologi Analisis Kesalahan Kegiatan menganalisis kesalahan siswa dalam proses belajar-mengajar tentu memiliki langkah-langkah yang dapat dilakukan agar tujuan dari analisis kesalahan dapat tercapai. Langkah-langkah dalam menganalisis kesalahan siswa yang dikemukakan oleh Jos Daniel Parera, yaitu, “Pengumpulan data dari 3
Tarigan dan Djago Tarigan., op.cit., h. 69 Nababan, op.cit., h.8
4
10
karangan-karangan siswa ajaran atau dari hasil ujian, identifikasi kesalahan baik yang
mendapatkan
penyimpangan
yang
perhatian
khusus
dengan
umum,
klasifikasi
atau
tujuan
tertentu
pengelompokan
maupun kesalahan,
pernyataan tentang frekuensi tipe kesalahan, identifikasi lingkup tipe kesalahan, dan usaha perbaikan”.5 Jadi, dalam menganalisis kesalahan siswa tidak sembarang menganalisis, tetapi ada langkah-langkah yang harus dilakukan agar memperoleh data yang optimal. Peneliti akan lebih mudah mengetahui bentuk-bentuk kesalahan, sehingga akan diketahui bentuk kesalahan yang mana yang paling banyak dilakukan siswa. Hal ini akan membantu pendidik atau peneliti dalam menentukan rencana tindak lanjut untuk memperbaiki kesalahan siswa agar tidak berlangsung lama.
2. Paragraf a. Pengertian Paragraf Sebelum melakukan analisis kesalahan dalam bentuk karangan, tentu harus mengetahui lebih dahulu tentang pengertian paragraf karena karangan yang akan dianalisis terdiri dari beberapa paragraf. Banyak ahli yang berpendapat mengenai pengertian paragraf. Rasyid Sartuni, berpendapat, “Paragraf disebut juga alinea, perenggan,
atau
baru.
Artinya,
paragraf
adalah
satuan
bahasa
yang
mengungkapkan sebuah gagasan (utama) atau sebuah pokok pikiran”. 6 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A mengemukakan, “Paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan paragraf jika sekumpulan kalimat tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas”.7 Alek A. dan H. Achmad H.P. menyatakan bahwa paragraf memiliki beberapa pengertian, yaitu: (1) paragraf ialah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah satuan bahasa 5
Jos Daniel Parera, Analisis Kontrastif Bahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ikip, 1997), h. 58 6 Rasyid Sartuni, Aplikasi Bahasa Akademik, (Jakarta: Alfonso Pratama, 2007), Cet. V, h.109 7 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A., Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS, 2010), Cet. I, h.86
11
tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya; dan (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti yang tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan.8 Selain itu, M. Ramlan berpendapat, “Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan merupakan bagian dari suatu tuturan”.9 Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan berpendapat, “Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan”. 10 Laurie Blass dan Meredith Pike-Baky berpendapat, “A paragraph is a group of sentences that develops an idea. The sentences of a paragraph support and give examples of the main idea. A paragraph begins with an indented sentence. A paragraph can stand alone, or it can be grouped with other paragraphs to develop a more general idea, as in an essay”.11 (Sebuah paragraf merupakan sekolompok kalimat yang mengembangkan sebuah ide. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf mendukung dan memberikan contoh ide pokoknya. Sebuah paragraf dimulai dengan kalimat yang ditujukan atau dimaksudkan. Sebuah paragraf bisa berdiri sendiri atau bisa dikelompokkan dengan paragraf yang lain untuk mengembangkan ide yang lebih luas, seperti essay). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan bagian dari sebuah tulisan atau karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, dibangun oleh sebuah gagasan utama atau ide pokok, dan dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas. Jadi, apabila terdapat kumpulan kalimat tetapi tidak mengandung sebuah gagasan atau ide pengarangnya, maka kumpulan kalimat tersebut bukan merupakan paragraf.
8
Alek A. dan H. Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. I, h.207-208 9 M. Ramlan, Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1993), Cet. I, h.1 10 Sabarti Akhadiah, dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1995), Cet. IX, h.144 11 Laurie Blass dan Meredith Pike-Baky, Mosaic 1:Writing, (New York: McGrawHill/Contemporary, 2002), h.13
12
b. Syarat-syarat Paragraf yang Baik Paragraf merupakan sarana yang digunakan untuk menuangkan ide penulis sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah paragraf agar menjadi paragraf yang baik dan ide yang dituliskan dapat tersampaikan dan dipahami oleh pembaca. Syaratsyarat paragraf yang baik ada tiga, yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A berpendapat, “Kesatuan paragraf adalah unsur yang membangun sebuah paragraf tersebut. Sebuah paragraf yang baik, biasanya terdiri dari satu kalimat topik/kalimat utama/kalimat inti dan beberapa kalimat penjelas. Syarat yang kedua adalah kepaduan(koherensi). Maksudnya, dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang tidak ada hubungannya atau menyimpang dari paragraf itu.”12 Syarat yang ketiga, yaitu kelengkapan. Yakub Nasucha menyatakan, “Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama”.13 Dengan demikian, dalam membuat sebuah paragraf tidak hanya sekedar menuliskan kalimat-kalimat, tetapi dalam sebuah paragraf itu harus ada kalimat utama yang mengandung ide pokok paragraf dan kalimat-kalimat penjelas. Selain itu, harus memperhatikan kepaduan antara kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas, sehingga ide yang disampaikan dapat dipahami. c. Paragraf Deduktif, Induktif, dan Campuran Paragraf yang ditulis oleh seorang penulis dalam sebuah karangan berbedabeda sesuai dengan keinginan penulisnya dalam meletakkan ide atau gagasan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Ide atau gagasan yang ingin disampaikan kepada pembaca terletak di dalam kalimat topik. Letak kalimat topik pada paragraf itu berbeda-beda. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai berpendapat, “Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf disebut paragraf
12
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A., Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS, 2010), Cet. I, h.87 13 Yakub Nasucha, dkk., Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Yogyakarta: Media Perkasa, 2009), Cet. II, h.39
13
deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif”. 14 Paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran yang dikemukakan oleh Minto Rahayu, yaitu: (1) paragraf deduksi dimulai dengan pernyataan tentang kalimat pokok berupa kesimpulan, kemudian disusul dengan sejumlah rincian yang menjelaskan/mendukung kesimpulan tersebut, (2) paragraf induksi dimulai dengan sejumlah rincian yang kemudian disimpulkan pada akhir paragraf, (3) paragraf campuran meletakkan kalimat pokoknya di awal paragraf dan diulangi pada akhir paragraf.15 Dengan demikian, dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa jenis paragraf dalam sebuah karangan, yaitu paragraf deduktif, induktif, dan campuran. Jenis paragraf dalam karangan ditentukan oleh penulisnya sebagai salah satu cara untuk menyampaikan ide yang dimilikinya kepada pembaca. Paragraf deduktif merupakan paragraf yang letak kalimat topiknya di awal paragraf dan dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas. Paragraf induktif merupakan paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri kalimat topik. Paragraf campuran merupakan paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal dan akhir paragraf. Setiap karangan dapat memuat salah satu dari tiga jenis paragraf atau memuat ketiga jenis paragraf di atas. d. Paragraf sebagai Sarana Menuangkan Gagasan Seseorang yang ingin menyampaikan ide atau gagasannya kepada orang lain harus menggunakan sarana agar gagasan atau idenya dapat tersampaikan dan diterima oleh orang lain. Sarana yang bisa digunakan untuk menuangkan gagasan yang dimiliki, yaitu paragraf. A. Widyamartaya menyatakan, “Menuangkan gagasan ialah memberi bentuk kepada segala sesuatu yang kita pikirkan dan melalui pikiran kita, segala sesuatu yang kita rasakan, berupa rangkaian kata, khususnya dan teristimewa kata-tertulis, yang tersusun dengan sebaik-baiknya sehingga gagasan kita itu dapat dipahami dan dipetik manfaatnya dengan mudah oleh orang lain”.16 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan sarana yang selama ini digunakan dalam setiap karangan atau tulisan 14
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), Cet. XII, h.164-165 15 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.104-105 16 A. Widyamartaya, Seni Menuangkan Gagasan, (Yogyakarta: Kanisius, 1999), Cet. XI, h.31
14
untuk penulis menyampaikan segala gagasan yang ia miliki, sehingga ide atau gagasannya dapat dibaca serta dipahami dengan jelas oleh pembaca karena ide tersebut dituliskan dalam sebuah kalimat topik dan dijelaskan lagi oleh kalimatkalimat penjelas. e. Ide Pokok 1. Pengertian Ide Pokok Setiap paragraf memiliki satu ide pokok yang ingin disampaikan oleh penulis. Ide pokok disebut juga gagasan utama dan pikiran utama. Pemahaman mengenai ide pokok atau pikiran utama sangat penting sebelum membahas lebih lanjut mengenai letak ide pokok dalam sebuah paragraf. Widjono Hs. berpendapat, “Pikiran utama yaitu topik yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf”.17 Kunjana Rahardi menyatakan, “Pikiran utama itu merupakan pesan sangat mendasar
yang harus
disampaikan
sejelas-jelasnya
kepada
pembaca”.18
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai pikiran utama di atas, dapat disimpulkan bahwa pikiran utama atau ide pokok merupakan topik atau pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca dalam sebuah paragraf. 2. Ciri-ciri Ide Pokok Ide pokok di dalam paragraf memiliki ciri-ciri tertentu. Kunjana Rahardi berpendapat, “Pikiran utama yang baik bagi sebuah paragraf karya tulis ilmiah adalah pikiran utama yang jelas eksistensinya dan memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya.”19 Jadi, ide pokok yang dikatakan baik dalam sebuah paragraf harus jelas dinyatakan dalam paragraf tersebut. Ide pokok yang terdapat dalam kalimat utama harus dijelaskan dengan kalimat-kalimat penjelas. Selain itu, ide pokok juga tidak boleh berbelit-belit keberadaannya. Maksudnya, ide pokok tidak boleh terlalu sempit dan juga tidak boleh terlalu luas agar pembaca dapat menangkap dan memahaminya.
17
Widjono Hs., Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2012), h. 224 18 Kunjana Rahardi, Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010), Cet. III, h. 26 19 Ibid., h.29
15
3. Penyajian Ide Pokok dalam Paragraf Pemahaman mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh penulis di setiap paragraf dalam sebuah karangan bisa didapatkan dengan cara mengetahui letak ide pokok dalam setiap paragraf. Ide pokok atau gagasan yang ingin disampaikan itu bisa terletak di awal, di akhir, dan di awal-akhir sebuah paragraf. Di bawah ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai letak ide pokok dalam sebuah paragraf. a. Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf Ide pokok dalam sebuah paragraf dapat terletak pada bagian awal. M. Ramlan berpendapat, “Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf pada umumnya mengandung pernyataan yang bersifat umum, pernyataan yang masih memerlukan pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut”.20 Zainuddin menyatakan, “Adapun letak pikiran utama dan pikiran penjelas sangat berkaitan, maksudnya bila letak pikiran utama di awal paragraf maka pikiran penjelas menyusul atau menguraikan lebih lanjut”.21 Sejalan dengan itu, Kunjana Rahardi berpendapat, “Pikiran utama yang tersaji di dalam kalimat utama itu menjadi semacam pernyataan umum, kemudian pernyataan yang sifatnya umum itu dijabarkan dengan secara terperinci dengan kalimat-kalimat penjelas yang mengikutinya”.22 Selain itu, Rasyid Sartuni berpendapat, “Penempatan gagasan pada awal paragraf ditempatkan pada kalimat pertama atau kalimat kedua dari sejumlah kalimat dalam paragraf.23 Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa ide pokok yang terletak pada awal paragraf dimulai dengan sebuah kalimat utama di awal paragraf yang mengandung pernyataan umum dan pernyataan umum tersebut dijelaskan oleh kalimat-kalimat selanjutnya yang merupakan kalimat penjelas. 20
M. Ramlan, Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1993), Cet. I, h.2-3 21 Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet. I, h. 46 22 Kunjana Rahardi, Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010), Cet. III, h. 34 23 Rasyid Sartuni, Aplikasi Bahasa Akademik, (Jakarta: Alfonso Pratama, 2007), Cet. V, h.119
16
b. Ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf Selain terletak di awal paragraf, ide pokok juga terletak pada bagian akhir paragraf. M. Ramlan berpendapat, “Ide pokok yang demikian pada umumnya
merupakan
dikemukakan
kesimpulan
atau
rangkuman
dari
apa
yang
pada kalimat-kalimat dimukanya”.24 Selain itu, Zainuddin
berpendapat, “Letak pikiran utama pada akhir paragraf maka pikiran penjelas menguraikan lebih dahulu, kemudian mencapai suatu kesimpulan (sebagai pikiran utama)”.25 Sejalan dengan itu, Kunjana Rahardi menyatakan, “Kalimat pokok yang berisi pikiran utama itu diletakkan di akhir paragraf, dan kalimat-kalimat yang mendahuluinya adalah semacam pengantar dan penjabar atau pemerinci menuju hal yang sifatnya umum di akhir paragraf itu”.26 Selain itu, Rasyid Sartuni berpendapat, “Dalam paragraf ini uraian yang berupa penjelasan mengawali paragraf dan menyusul kalimat topik atau gagasan utama”.27 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ide pokok yang terletak pada akhir paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas yang memuat rincian atau penjelasan lebih dahulu dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang terdapat dalam kalimat topik. c. Ide pokok yang terletak pada bagian awal dan akhir paragraf Selain terletak pada awal paragraf dan pada bagian akhir dalam paragraf, ide pokok juga memiliki kemungkinan untuk terletak pada bagian awal dan akhir paragraf. Senada dengan hal itu, ada beberapa pendapat mengenai letak ide pokok pada awal dan akhir paragraf atau disebut juga paragraf campuran. Rasyid Sartuni berpendapat, “Dalam paragraf ini gagasan dikemukakan pada awal paragraf lalu diuraikan atau dijelaskan oleh kalimat (-kalimat) berikutnya dan kalimat penutup paragraf merupakan penegasan/pengulangan
24
M. Ramlan, Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1993), Cet. I, h. 5 25 Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet. I, h.47 26 Kunjana Rahardi, Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010), Cet. III, h. 34 27 Rasyid Sartuni, Aplikasi Bahasa Akademik, (Jakarta: Alfonso Pratama, 2007), Cet. V, h.119
17
gagasan”.28 Selain itu, Zainuddin berpendapat, “Letak pikiran utama di awal dan di akhir paragraf maka pikiran penjelas menguraikan setelah pikiran utama (di awal) dan uraian pikiran penjelas tersebut sampai pada kesimpulan”.29 M. Ramlan menyatakan, “Ide pokok yang terletak di bagian awal paragraf berisi pernyataan yang bersifat umum, yang sudah tentu masih memerlukan penjelasan lebih lanjut, sedangkan ide pokok yang terletak di bagian akhir paragraf sebenarnya merupakan ulangan dari ide pokok yang terletak di bagian awal paragraf, hanya sering bentuk kalimat atau katakatanya tidak sama tepat.30 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jika ide pokok terletak di awal dan akhir paragraf maka paragraf tersebut diawali dengan kalimat topik yang memuat pernyataan umum, kemudian dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan mengenai penegasan ide pokok yang sudah diungkapkan di awal paragraf. Seorang penulis agar ide atau gagasannya dapat diterima dan dipahami oleh pembaca, tentu harus menuangkan idenya dalam bentuk paragraf yang baik karena paragraf merupakan sarana dalam menuangkan ide agar dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Penulis harus memahami letak-letak ide pokok dalam sebuah paragraf dan bisa menerapkannya dalam tulisan mereka dengan tepat, sehingga ide atau gagasannya bisa tersampaikan dengan baik dan dapat diterima oleh pembaca. f. Kalimat Utama 1. Pengertian Kalimat Utama Paragraf merupakan sebuah sarana untuk menuangkan ide. Ide yang dituangkan dalam sebuah paragraf ada di dalam kalimat utama. Kalimat utama disebut juga kalimat topik atau kalimat pokok. Pemahaman ini didukung oleh pendapat Jos Daniel Parera, yaitu, “Paragraf mempunyai satu kalimat topik, yakni 28
Ibid., h.120 Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet. I, h.48 30 M. Ramlan, Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1993), Cet. I, h.6 29
18
kalimat yang mengandung gagasan dasar atau pokok paragraf tersebut”.31 Jadi, ide pokok dalam sebuah paragraf terdapat di dalam kalimat utama paragraf tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai letak kalimat utama dalam sebuah paragraf, ada beberapa pengertian mengenai kalimat utama yang harus dipahami. Zainuddin berpendapat, “Kalimat utama merupakan realisasi pikiran utama”.32 Donald Pharr dan Santi V. Buscemi berpendapat, “The topic sentence indicates the specific subject of a paragraph. The topic sentence may be handled in a variety of ways, normally depending on its placement in the paragraph”.33 (Kalimat topik mengindikasikan subjek spesifik (ide) dari sebuah paragraf. Kalimat topik bisa diatur dalam beberapa cara, biasanya tergantung penempatanya dalam suatu paragraf). Selain itu, Alice Oshima dan Ann Hogue menyatakan, “A topic sentence is the most important sentence in a paragraph. It brefly indicates what the paragraph is going to discuss”.34 (Kalimat utama merupakan kalimat yang paling penting dalam sebuah paragraf. kalimat utama secara singkat menunjukkan apa yang akan didiskusikan dalam sebuah paragraf). Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat utama merupakan kalimat yang penting karena mengandung satu ide pokok paragraf. Ide atau gagasan dari penulis dituangkan dan dinyatakan ke dalam kalimat utama agar dipahami oleh pembaca. Kalimat utama penting dalam sebuah paragraf karena dari kalimat utama tersebut setiap paragraf dapat dikembangkan, sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh. 2. Penyajian Kalimat Utama dalam Paragraf Penulis yang ingin menyampaikan ide atau informasi yang dimilikinya harus memahami letak kalimat utama dalam sebuah paragraf agar bisa menuangkan idenya secara tepat. Berdasarkan letak ide pokok dalam paragraf, kalimat utama
31
Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, (Jakarta: Erlangga, 1991), Cet. II, h.
23
32
Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet. I, h.49 33 Donald Pharr and Santi V. Buscemi, Writing Today, (New York: McGraw Hill, 2004), h.63 34 Alice Oshima dan Ann Hogue, Writing Academic English, (United States OF America: Longman, 2006), h.4-5
19
juga terletak di awal, di akhir, dan di awal-akhir paragraf. Penjelasan mengenai letak kalimat utama dalam paragraf adalah sebagai berikut. a. Kalimat utama di awal paragraf Jika ide pokok terletak pada awal paragraf, maka kalimat utamanya terletak di awal paragraf. Kunjana Rahardi berpendapat, “Kemungkinan posisi kalimat utama yang pertama adalah di awal kalimat. Dengan kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya”.35 Selain itu, Widjono Hs. menyatakan, “Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat topik, diikuti kalimat penjelas 1, penjelas 2, penjelas 3; dan diakhiri dengan kalimat konklusi”.36 Jadi, dapat disimpulkan bahwa apabila kalimat utama terletak di awal paragraf maka paragraf tersebut diawali oleh kalimat yang berisi ide atau gagasan dari penulis yang kemudian dijelaskan oleh kalimat-kalimat selanjutnya yang berisi pernyataan khusus atau rincian mengenai ide pada kalimat utama. b. Kalimat utama di akhir paragraf Jika ide pokok terletak pada akhir paragraf, maka kalimat utamanya terletak di akhir paragraf karena ide pokok dinyatakan dalam kalimat utama. Kunjana Rahardi berpendapat, “Kalimat pokok yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahulu di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimatkalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis, dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi”.37 Senada dengan itu, Widjono, Hs. berpendapat, “Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf ini menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu, baru ditutup dengan kalimat topik”.38 Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan 35
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.105 36 Widjono Hs., Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2012), h. 226 37 Rahardi, op.cit., h.106 38 Widjono, Hs., op.cit., h.227
20
bahwa apabila kalimat utama terletak di akhir paragraf maka paragraf tersebut diawali dengan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan atau rincian yang sifatnya khusus dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan. c. Kalimat utama di awal dan di akhir paragraf Ada beberapa pendapat mengenai kalimat utama yang terletak di awal dan akhir paragraf. Kunjana Rahardi berpendapat, “Kalimat utama yang banyak dianggap muncul di dua tempat itu, kalimat keduanya hanya merupakan pengulangan dari yang pertama”.39 Widjono Hs. menyatakan, “Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut”.40 Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat utama bisa terletak di awal dan akhir paragraf, tetapi bukan berarti dalam satu paragraf memiliki dua kalimat utama. Kalimat utama yang kedua hanya bentuk pengulangan dari kalimat utama yang ada di awal paragraf untuk memberikan penegasan kepada pembaca mengenai inti pesan atau ide yang ingin disampaikan oleh penulis. Setiap paragraf memiliki kalimat utama yang berbeda-beda letaknya, tergantung pada cara penulis dalam menyampaikan ide kepada pembaca. Setiap kalimat utama walaupun letaknya berbeda-beda tentu akan tetap mengandung ide tertentu. Kalimat utama ini membantu pembaca dalam memahami ide yang ingin disampaikan penulisnya. g. Kalimat Penjelas Sebuah paragraf mengandung ide pokok yang dituangkan di dalam kalimat utama. Ide pokok tersebut dijelaskan di dalam kalimat-kalimat penjelas, sehingga menjadi jelas dan dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Kunjana Rahardi, yaitu, “Dapat dikatakan sebagai kalimat penjelas karena tugas
39 40
Rahardi, op.cit., h.108 Widjono, Hs., op.cit., h. 228
21
dari kalimat itu memang menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf tersebut”.41
3. Karangan a. Pengertian Karangan Ada beberapa pendapat mengenai pengertian karangan. Pengertian karangan yang dikemukakan oleh Lamuddin Finoza, yaitu, “Hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan”.42 Mahsusi berpendapat, “Karangan berarti rangkaian, susunan, atau komposisi. Yang dirangkai adalah beberapa kesatuan pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah komposisi”.43 Pengertian karangan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu “Hasil mengarang; cerita; buah pena”.44 Jadi, dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan Hasil rangkaian kalimat-kalimat yang terdiri atas kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelas, yang disusun berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan. Karangan digolongkan dalam lima bentuk, yaitu eksposisi, persuasi, argumentasi, narasi, dan deskripsi. Dari kelima bentuk karangan, hanya karangan eksposisi yang akan dibahas dalam tulisan ini karena karangan eksposisi merupakan karangan yang digunakan sebagai media dalam penelitian. b. Perencanaan Karangan Seseorang yang ingin membuat karangan dengan baik dan ide atau informasi yang ingin disampaikannya dapat diterima serta dipahami oleh pembaca, tentu harus membuat perencanaan lebih dahulu. Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A. berpendapat, “Secara teoritis, perencanaan karangan terdiri atas tiga 41
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.
110 42
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008), Cet. XIV, h. 228 43 Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), h. 228 44 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. I, h.624
22
tahapan: pra penulisan, penulisan, dan pascapenulisan (revisi)”.45 Tahap pertama, yaitu prapenulisan. Prapenulisan merupakan tahap awal yang harus dilalui dalam membuat karangan dengan cara menentukan tema dan topik yang akan diangkat dalam karangannya. M. Yunus, dkk berpendapat, “Dari topik tersebut itu kita akan kembangkan sebuah wacana. Itulah sebabnya dalam menentukan sebuah topik tidak boleh terlalu luas, karena wacana tersebut akan terlalu panjang dan tidak akan terfokus pembahasannya. Topik yang telah kita tentukan tersebut kita jabarkan menjadi sub-subtopik dalam bentuk kerangka wacana”.46 Penulis mengeluarkan ide yang dimilikinya atau melihat fenomena yang terjadi di sekitarnya untuk dijadikan tema dan topik dalam karangannya. Setelah itu, penulis mencari bahan-bahan tulisan yang sesuai dengan tema dan topik yang telah ditentukan serta membuat kerangka karangan. Agar karangan yang dibuatnya tidak melebar, topik yang telah ditentukan dijabarkan menjadi sub-subtopik di dalam kerangka karangan yang akan dikembangkan, sehingga membentuk karangan yang utuh dan padu. Tahap kedua, yaitu tahap penulisan. Pada tahap ini, penulis mulai menulis dengan mengembangkan kerangka yang sudah dibuatnya berdasarkan subsubtopik yang telah ditentukan, hingga menjadi sebuah karangan. Tahap ketiga, yaitu pascapenulisan. Tahap ini merupakan tahap memperbaiki karangan yang sudah dibuat sehingga menjadi karangan yang lebih baik dari sebelumnya. Pada tahap ini, penulis menilai lebih dahulu karangan yang dibuatnya, mencari kekurangan atau kesalahan dalam karangannya, dan memperbaikinya. Penulis bisa meminta bantuan orang lain untuk menilai karangannya dalam proses perbaikan. Dengan demikian, apabila penulis sudah melalui tiga tahapan yang telah diuraikan, maka akan menghasilkan karangan yang berkualitas dan ide dalam karangan akan tersampaikan dengan baik.
45
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A., Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS, 2010), Cet. I, h. 132 46 M. Yunus, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), Cet. IV, h. 8.45
23
c. Karangan Eksposisi 1. Pengertian Eksposisi Ada beberapa pendapat mengenai pengertian eksposisi. Minto Rahayu berpendapat, “Eksposisi atau pemaparan adalah bentuk tulisan yang berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok bahasan yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca”.47 Gorys Keraf berpendapat, “Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu obyek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca”.48 Regina L. Smalley dan Mary K. Ruetten berpendapat, “A paragraph that explains or analyzes a topic is an expository paragraph. (Expository comes from the term expose, meaning ‘to reveal.‟)”.49 (Sebuah paragraf yang menjelaskan atau menganalisa sebuah topik disebut paragraf eksposisi. (Eksposisi berasal dari kata expose, yang berarti “mengungkapkan”.)) A. Chaedar Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah menyatakan, “Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan.50 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa eksposisi merupakan bentuk tulisan atau karangan yang mengungkapkan, menjelaskan, dan menguraikan suatu pokok persoalan, ide, atau informasi untuk menambah wawasan. Karangan eksposisi ditulis untuk memberikan penjelasan secara rinci tentang persoalan sehingga pembaca mengetahui dan memahami dengan jelas persoalan yang terjadi. 2. Ciri-ciri Karangan Eksposisi Setiap karangan memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan yang dimaksud terlihat dari ciri-cirinya. Karangan eksposisi memiliki ciri-ciri tertentu yang harus diperhatikan saat proses penulisan agar menjadi sebuah karangan eksposisi yang baik.
47
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.160-
161 48
Gorys Keraf, Eksposisi: Komposisi Lanjutan II, (Jakarta: Grasindo,1995), h.7 Regina L. Smalley dan Mary K. Ruetten, Refining Composition Skills, (U.S.E: Heinie & Heinie Publishers, 1990), h.126 50 A. Chaedar Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah, Pokoknya Menulis, (Bandung: Kiblat Buku Utama, 2007), Cet. II, h. 111 49
24
Ciri-ciri karangan eksposisi yang dikemukakan oleh Mariskan (dalam Dalman), yaitu: (1) paparan itu karangan yang berisi pendapat, gagasan, keyakinan, (2) paparan memerlukan fakta yang diperlukan dengan angka, statistik, peta, grafik, (3) paparan memerlukan analisis dan sintesis, (4) paparan menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian, serta sikap dan keyakinan, (5) paparan menjauhi sumber daya khayal, (6) bahasa yang dipergunakan adalah bahasa yang informatif dengan kata-kata yang denotatif, (7) penutup paparan berisi penegasan.51 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi merupakan karangan yang berisi ide atau informasi, yang mengharuskan penulisnya memiliki data dan wawasan yang luas terkait ide yang akan dituangkannya dalam karangan serta harus memiliki pengetahuan tentang kaidah penulisan yang baik dan benar. 3. Metode Penulisan Eksposisi Karangan eksposisi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metode. Metode-metode yang dimaksud, yaitu metode identifikasi, perbandingan, ilustrasi, klasifikasi, definisi, dan analisis. Berikut ini akan diuraikan mengenai metode-metode penulisan eksposisi. 1. Metode identifikasi Metode penulisan eksposisi yang pertama, yaitu metode identifikasi. Minto Rahayu berpendapat, “Metode ini berusaha menyebutkan ciri-ciri pengenal objek hingga pembaca juga mengenalnya”.52 Selain itu, Gorys Keraf menyatakan, “Dalam hal ini makna yang tepat untuk membatasi kata identifikasi sebagai suatu metode eksposisi adalah proses menyebutkan unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau obyek sehingga ia dikenal sebagai hal atau obyek tersebut”.53 Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode identifikasi dapat digunakan dalam menulis karangan eksposisi dengan memberikan ciri-ciri dari suatu permasalahan yang diangkat dalam karangan, misalnya ciri-ciri dalam tanggung jawab.
51
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), Cet. III, h.120 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.123 53 Gorys Keraf, Eksposisi: Komposisi Lanjutan II, (Jakarta: Grasindo, 1995), h.25 52
25
2. Metode perbandingan Metode penulisan eksposisi yang kedua, yaitu metode perbandingan. Minto Rahayu berpendapat, “Perbandingan adalah suatu cara menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih dengan mempergunakan dasar tertentu (analogi deklaratif)”.54
Selain itu, Gorys Keraf berpendapat,
“Metode
suatu
perbandingan
merupakan
metode
atau
cara
untuk
menunjukkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua obyek atau lebih dengan mempergunakan dasar-dasar tertentu”.55 Jadi, metode ini dapat digunakan dalam menulis karangan eksposisi dengan membandingkan dua atau lebih permasalahan, menjelaskan persamaan dan perbedaannya, misalnya membandingkan guru yang profesional dengan guru yang tidak profesional.
3. Metode ilustrasi Metode penulisan eksposisi yang ketiga, yaitu metode ilustrasi. Minto Rahayu menyatakan, “Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum. metode ini menunjukkan langsung contoh nyata untuk menerangkan hal yang abstrak (sastra, hukum, sosial) penulis memerlukan contoh nyata”.56 Senada dengan itu, Gorys Keraf berpendapat, “Ilustrasi atau eksemplifikasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau suatu gagasan umum”.57 Jadi, metode ini dapat digunakan dalam menulis karangan eksposisi dengan menyertakan contoh-contoh untuk memperjelas ide atau pendapat pengarang, misalnya karangan eksposisi tentang kehidupan manusia diilustrasikan seperti roda.
4. Metode klasifikasi Metode keempat dalam penulisan karangan eksposisi, yaitu metode klasifikasi. Minto Rahayu menyatakan, “Klasifikasi merupakan suatu metode 54
Rahayu, op.cit., h.162 Keraf, op.cit., h.165 56 Rahayu, op.cit., h.127 57 Keraf, op.cit., h.183 55
26
untuk menempatkan barang-barang dalam suatu sistem kelas tertentu hingga dapat dilihat hubungan ke samping, ke bawah, dan ke atas”.58 Selain itu, Gorys Keraf berpendapat, “Klasifikasi merupakan suatu proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan pengelompokan-pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia”.59 Dengan demikian, metode ini dapat digunakan dalam
menulis
karangan
eksposisi
dengan
mengelompokkan
suatu
permasalahan yang diangkat dalam karangan berdasarkan kriteria tertentu.
5. Metode definisi Metode kelima yang digunakan dalam penulisan karangan eksposisi, yaitu metode definisi. Minto Rahayu berpendapat, “Definisi ialah pernyataan tentang apa yang dimaksud dengan suatu hal atau pernyataan tentang makna suatu istilah”.60 Selain itu, Gorys Keraf berpendapat, “Secara sederhana definisi dapat dibatasi sebagai: suatu proses untuk memberi pengertian pada sebuah kata, dengan menyampaikan seperangkat ciri pada kata tadi, supaya kata itu dapat dibedakan dari kata-kata lainnya, dan dengan demikian dapat ditempatkan dengan tepat dan sesuai di antara kata-kata lainnya dalam sebuah konteks”.61 Dengan demikian, metode ini dapat digunakan dalam menulis karangan eksposisi dengan cara memberikan penjelasan tentang pengertian suatu permasalahan yang diangkat sebagai dasar mengembangkan karangan, misalnya pengertian pembelajaran atau pengertian suatu penyakit.
6. Metode analisis Metode keenam dalam penulisan eksposisi, yaitu metode analisa. Minto Rahayu berpendapat, “Analisa adalah suatu cara membagi-bagi suatu subjek dengan
komponen-komponen;
berarti
melepaskan,
menanggalkan,
menguraikan sesuatu yang terikat padu".62 Selain itu, Gorys Keraf menyatakan, “Analisa pada dasarnya adalah suatu cara membagi-bagi suatu
58
Rahayu, op.cit., h.164 Keraf, op.cit., h.99 60 Rahayu, op.cit., h.165 61 Keraf, op.cit., h.117-118 62 Rahayu. loc.cit. 59
27
obyek ke dalam komponen-komponennya”.63 Jadi, metode ini dapat digunakan dalam menulis karangan eksposisi dengan menuliskan atau menguraikan sebab-akibat suatu permasalahan yang dituangkan dalam karangan,
misalnya
fenomena-fenomena
alam
yang
terjadi,
seperti
menguraikan sebab-akibat tsunami.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa teori tentang eksposisi yang harus diketahui dan dipahami. Teori tersebut salah satunya tentang keenam metode yang telah diuraikan. Metode-metode di atas dapat digunakan dalam menulis eksposisi sehingga apa yang ingin disampaikan dalam karangan tersebut dapat dipahami dengan baik dan dapat menambah wawasan pembaca.
63
Keraf , op.cit., h.40
28
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang pertama adalah penelitian dengan judul Keefektifan Penerapan Metode PQ4R
dalam Meningkatkan
Kemampuan Menentukan Ide Pokok Suatu Paragraf pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sabbang, yang disusun oleh Nur Hariati pada tahun 2013, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa hasil tes berbentuk soal pilihan ganda yang terdiri atas 20 soal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Hariati menyimpulkan bahwa menentukan ide pokok suatu paragraf dengan penerapan metode PQ4R telah mencapai kategori ketuntasan, sedangkan menentukan ide pokok suatu paragraf tanpa penerapan metode PQ4R belum mencapai kategori ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode PQ4R efektif digunakan dalam pembelajaran menentukan ide pokok suatu paragraf siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sabbang. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang ide pokok suatu paragraf. Kedua penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok setiap paragraf. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Hariati terletak pada analisis dan subjek penelitiannya. Penulis menganalisis kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa, sedangkan penelitian lain menganalisis keefektifan penerapan metode PQ4R pada siswa dalam meningkatkan kemampuan menentukan ide pokok suatu paragraf. Penelitian Nur Hariati dilakukan terhadap siswa kelas IX SMP di Sabbang, sedangkan penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X MA di Jakarta Selatan. Dengan demikian, terlihat perbedaan analisis dan subjek penelitian antara kedua penelitian yang dilakukan.
Penelitian kedua yang relevan adalah penelitian berjudul Pengaruh Pengajaran Struktur Teks serta Keterampilan Menemukan Kalimat Topik dan Pikiran Utama terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas I SMU XV, yang disusun oleh Nurja M. Rumasukun pada tahun 1997. Data dalam penelitian ini adalah hasil tes akhir. Penelitian yang dilakukan oleh Nurja M.
29
Rumasukun menyimpulkan bahwa hasil belajar membaca pemahaman dari siswa yang diajarkan struktur teks serta keterampilan menemukan kalimat topik dan pikiran utama adalah sama dengan hasil belajar siswa yang tidak diajarkan struktur teks serta keterampilan menemukan kalimat topik dan pikiran utama. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nurja M. Rumasukun dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas pikiran utama (ide pokok). Kedua penelitian tersebut membahas tentang kemampuan siswa yang diteliti dalam menemukan pikiran utama atau ide pokok yang akan memdorong siswa untuk lebih memahami sebuah bacaan atau tulisan. Perbedaannya terletak pada analisis dan subjek penelitiannya. Penelitian ini menganalisis kesalahan penentuan ide pokok pada karangan eksposisi siswa, sedangkan penelitian Nurja M. Rumasukun menganalisis pengaruh pengajaran struktur teks serta keterampilan menemukan kalimat topik dan pikiran utama terhadap hasil belajar membaca pemahaman. Penelitian Nurja M. Rumasukun dilakukan terhadap siswa Kelas I SMU XV, sedangkan penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X MA di Jakarta. Dengan demikian, terlihat perbedaan analisis dan subjek penelitian antara kedua penelitian yang dilakukan.
Penelitian ketiga yang relevan adalah penelitian berjudul Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf dalam Membaca Intensif dengan Menggunakan Model Cooperative Script Siswa Kelas VII MTs As’Sadiyah No. 33 Babu’e, yang disusun oleh Rahmawati pada tahun 2013, mahasisiwa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, tentang proses pembelajaran membaca intensif dengan model Cooperative Script. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati menyimpulkan bahwa menemukan gagasan utama paragraf dalam membaca intensif dengan menggunakan model cooperative script menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut dapat diketahui setelah membandingkan hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas gagasan utama dalam paragraf. Kedua penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa yang diteliti dalam menentukan ide pokok atau gagasan utama
30
dalam paragraf. Perbedaannya yaitu terletak pada analisis dan subjek penelitian. Penulis menganalisis kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa, sedangkan penelitian lain menganalisis peningkatan kemampuan menemukan gagasan utama
paragraf
dalam
membaca intensif
dengan
menggunakan model cooperative script pada siswa. Penelitian Rahmawati dilakukan terhadap siswa VII MTs di Babu‟e, sedangkan penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X MA di Jakarta Selatan. Berdasarkan adanya pemahaman mengenai ide pokok atau gagasan penulis dalam penelitian sebelumnya, maka ketiga penelitian di atas dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di MA Annajah yang beralamat di Jl. Ciledug Raya, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan. Kegiatan pengambilan data dilakukan di ruang pembelajaran. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Agustus 2014. Pengambilan data dilakukan saat pembelajaran berlangsung.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian penelitian kualitatif. Nuraida dan Halid Alkaf berpendapat, “Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang bertujuan meneliti suatu masalah dengan cara merumuskan permasalahan lalu meneliti dengan cara mendalam, yaitu pengamatan, pencatatan, wawancara, dan terlibat dalam proses penelitian guna menemukan penjelasan berupa pola-pola, deskripsi, dan menyusun indikator”.1 Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan, “Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang diarahkan pada memahami fenomena sosial dari perspektif partisipan”.2 Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang meneliti suatu permasalahan atau fenomena sosial secara mendalam untuk memperoleh gambaran dari permasalahan atau fenomena sosial yang diteliti dan memahami permasalahan atau fenomena sosial tersebut. Jenis metode penelitian kualitatif yang digunakan, yaitu metode deskriptif. Nazir (dalam Andi Prastowo)
1
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Islamic Research Publishing, 2009), Cet. I, h.35 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. VIII, h.94
31
32
berpendapat, “Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.3 Metode deskriptif merupakan metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini karena melalui metode ini penulis dapat mengamati dan mengukur sendiri permasalahan yang diangkat dalam penelitian, memperoleh data-data dari partisipan atau narasumber yang dibutuhkan terkait masalah yang diteliti, sehingga dapat menghasilkan data deskriptif dari partisipan. Siswa sebagai subjek penelitian diberikan tes untuk menentukan ide pokok dengan cara menulis sebuah karangan eksposisi dan menentukan ide pokok dari setiap paragrafnya. Oleh karena itu, analisis ini akan menggambarkan bagaimana bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok di dalam karangan eksposisi yang dilakukan oleh siswa. Setelah didapatkan hasilnya, penulis juga melakukan wawancara pada guru matapelajaran bahasa dan sastra Indonesia guna mendapatkan gambaran mengenai pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok, kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok, dan faktor yang mempengaruhinya.
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X berjumlah 31 siswa, terdiri atas 14 perempuan dan 17 laki-laki. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan subjek secara acak sebanyak satu kelas tanpa memandang latar belakang dan tingkat kemampuan mereka dalam bahasa Indonesia.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu observasi, tes, dan wawancara. 1. Observasi Teknik pengumpulan data yang pertama digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi. Nana Syaodih Sukmadinata berpendapat, “Observasi atau pengamatan 3
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011), Cet. I, h. 186
33
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.4 Melalui observasi, penulis mengamati kegiatan pembelajaran di salah satu kelas X MA Annajah Jakarta. Selain itu, dalam observasi ini, penulis mengambil data tentang profil sekolah MA Annajah. 2. Tes Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan, “Tes umumnya bersifat mengukur, walaupun beberapa bentuk tes psikologis terutama tes kepribadian banyak yang bersifat deskriptif, tetapi deskripsinya mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari hasil pengukuran”.5 Penulis memberikan tes kepada siswa di salah satu kelas X untuk menentukan ide pokok paragraf dengan cara membuat karangan eksposisi sebanyak tiga paragraf dan menentukan ide pokok setiap paragrafnya, agar memperoleh data siswa berupa karangan eksposisi serta penentuan ide pokoknya. 3. Wawancara Teknik pengumpulan data yang ketiga dalam penelitian ini, yaitu wawancara. Nana Syaodih Sukmadinata berpendapat, “Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual”.6 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan salah satu guru matapelajaran bahasa dan sastra Indonesia guna mendapatkan gambaran mengenai pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok, kesalahan siswa menentukan ide pokok dalam karangan eksposisi, dan faktor yang mempengaruhinya.
4
Ibid., h.220 Ibid., h. 223 6 Ibid., h. 216 5
34
E. Instrumen Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka instrumen penelitiannya adalah penulis sendiri. Penulis terjun ke lapangan melakukan pengamatan. memberikan tes kepada siswa, dan mewawancarai guru matapelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan tabel kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi berdasarkan ciri jelas eksistensinya dan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya serta tabel kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X MA Annajah Jakarta. Tabel-tabel tersebut untuk mengklasifikasikan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri-cirinya dan mengetahui kesalahan siswa dalam menentukan ide secara keseluruhan. Penulis juga menggunakan daftar pertanyaan wawancara untuk mewawancarai salah satu guru bahasa dan sastra Indonesia. Berikut ini tabel-tabel kesalahan penentuan ide pokok dan daftar pertanyaan wawancara yang digunakan oleh penulis. Tabel 3.1 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Berdasarkan Ciri Jelas Eksistensinya No. 1. 2.
Siswa
Paragraf
Ide Pokok
35
Tabel 3. 2 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Berdasarkan Ciri Memenuhi Kriteria Ketercukupan Kemunculannya No.
Siswa
Paragraf
Ide Pokok
1. 2.
Tabel 3.3 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X MA Annajah Jakarta No.
Siswa
1. 2.
Jumlah
Salah
Benar
36
Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Menurut Bapak, bagaimana minat siswa dalam menulis? 2. Bagaimana minat siswa dalam membaca? 3. Bagaimana Bapak menerangkan tentang ide pokok di kelas? 4. Media apa yang Bapak gunakan saat mengajarkan ide pokok? 5. Apakah Bapak merasa kesulitan ketika menerangkan tentang ide pokok kepada siswa? 6. Banyak atau tidak siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok? 7. Dalam satu kelas, berapa banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok? 8. Kemudian, tadi kan Bapak bilang 50% ada yang paham, 50% juga belum paham, tidak bisa gitu, ada yang melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok. Bagaimana bentuk-bentuk kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok paragraf, Pak? 9. Bentuk kesalahan maksudnya apakah dia menentukan ide pokoknya itu kalimat utamanya dia tuangkan di situ, dia menulis kalimat utamanya?
F. Teknik Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa. Data karangan siswa yang terkumpul, dianalisis dengan menggunakan teori ide pokok. Hal ini karena data yang diperoleh berupa karangan eksposisi dangan ide pokok yang ditentukannya. Data yang terkumpul berupa data karangan eksposisi siswa beserta ide pokok yang ditentukan dan hasil wawancara dengan guru, dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman, yang terdiri atas tiga kegiatan, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (Kesimpulan/verifikasi). Langkah analisis itu diuraikan sebagai berikut: 1. Data Reduction (Reduksi Data) Sugiyono berpendapat, ”Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
37
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”.7 Jadi, dalam penelitian ini, data keseluruhan yang telah terkumpul diseleksi dan diidentifikasi. Penulis mengumpulkan dan memisahkan data yang berupa karangan siswa dan berupa hasil wawancara dengan guru matapelajaran bahasa Indonesia, memberikan catatan sesuai dengan masalah yang dianalisis, dan memisahkan data yang tidak penting. 2. Data Display (Penyajian Data) Sugiyono menyatakan, ”Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”.8 Jadi, penyajian data dalam penelitian ini, yaitu data yang telah direduksi, disajikan dalam bentuk tabel kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya dan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya. Berikut ini tabel-tabel kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi.
Tabel 3.4 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Berdasarkan Ciri Jelas Eksistensinya No.
Siswa
Paragraf
Ide Pokok
1. 2.
7 8
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. V, h.92 Ibid, h. 95
38
Tabel 3. 5 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Berdasarkan Ciri Memenuhi Kriteria Ketercukupan Kemunculannya No.
Siswa
Paragraf
Ide Pokok
1. 2.
3. Conclusion Drawing/verification (Kesimpulan/verifikasi) Sugiyono berpendapat, ”Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori”.9 Jadi, temuan di dalam penelitian ini disimpulkan dan diuji lagi kebenarannya melalui kegiatan tukar pendapat dengan pembimbing dan meninjau kembali hasil wawancara dengan guru matapelajaran bahasa dan sastra Indonesia, sehingga menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
G. Triangulasi Data Untuk mengecek keabsahan data, yang dilakukan oleh penulis, yaitu pertama, penulis
sudah
mengkonfirmasi
hasil
penelitian
dengan
pembimbing,
mendiskusikan teknik penulisan, dan sistematika penulisan laporan penelitian ini dengan pembimbing. Kedua, penulis sudah meminta izin dengan pihak sekolah terkait dengan data yang digunakan dalam penelitian, seperti karangan eksposisi siswa dan hasil wawancara dengan guru matapelajaran bahasa Indonesia.
9
Ibid., h.99
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. PROFIL MADRASAH 1. Sejarah Singkat Sekolah Madrasah Aliyah Annajah berdiri pada tahun 1985. Pada awalnya sekolah ini bernama Darunnajah dibawah yayasan pimpinan keluarga Bapak H. Diedy Faried Wadjdy, S.H. Alasan didirikan Madrasah Aliyah Annajah pada awalnya dikarenakan inisiatif dari pemimpin yayasan dan guru-guru yang melihat banyak sekali siswa Tsanawiyah mereka yang lulus melanjutkan ke sekolah menengah atas umum yang lain di Jakarta. Lalu mereka mendirikan Madrasah Aliyah Annajah agar para siswa Tsanawiyah bisa meneruskan pendidikan lanjutannya di Madrasah Aliyah Annajah yang berbasis Islami. Pada awal pertama kali Madrasah Aliyah Annajah berdiri, gedung sekolah ini terbilang sangat sederhana. Gedung Madrasah Aliyah Annajah hanya dibangun dari bahan material yang sederhana dan bangunan sekolah yang tidak terlalu besar. Sangat berbeda dengan keadaan Madrasah Aliyah Annajah yang sekarang. Madrasah Aliyah Annajah berdiri di atas tanah seluas ± 3.000
dan berlantai tiga dengan design bangunan
minimalis. Sekolah madrasah ini menjadi cikal bakal berdirinya pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan, tetapi antara kedua sekolah tersebut dinaungi oleh yayasan yang berbeda. Tahun 2006 sekolah madrasah ini berganti nama menjadi Annajah. Pergantian nama dari Darunnajah menjadi Annajah dikarenakan untuk menghindari kesalahpahaman dalam penerimaan bantuan operasional dari DEPAG antara pesantren Darunnajah dan Madrasah Darunnajah yang sekarang bernama Annajah. Kepala sekolah yang pernah memimpin MA Annajah Jakarta Selatan, yaitu Drs. H. Muhaimin Lutfi dan Drs. H. Ashari, M.M. Kepala sekolah yang saat ini memimpin MA Annajah, yaitu Drs. Bukhori.
39
40
2. Profil Madrasah Annajah 1. Nama Madrasah
: Madrasah Aliyah Annajah Jakarta
2. Alamat
: Jl. Ciledug Raya Petukangan
Kelurahan
: Petukangan Selatan
Jakarta
: Selatan
No. Telp.
: 7359616
3. Nama Yayasan/Pengelola
: Yayasan Annajah
4. Status Madrasah
: Swasta
5. a. Jenjang Akreditasi
: Akreditasi A
b. N. S. M
: 131231740001
6. Luas Tanah 350
: 3000 M2, Luas Bangunan Lantai Bawah :
M2
Status tanah dan Bangunan : Milik Sendiri 7. Waktu belajar
: Pagi pukul 06.30 s.d. 15.00
8. Mata pelajaran bahasa asing untuk kelas XI Bahasa dan kelas XII bahasa (khusus Aliyah) a. Kelas XI, Bahasa Jepang b. Kelas XII, Bahasa Jepang 9. Jenis Muatan Lokal
: Bahasa Jepang, Fotografi
10. VISI MISI MADRASAH VISI
: Cerdas, inovatif, mandiri, berwawasan IPTEK dan berlandaskan IMTAQ.
MISI
: 1. Meningkatkan Kualitas Akademik. 2. Mengembangkan
penelitian
untuk
mendapatkan
gagasan baru yang berorientasi ke masa Depan. 3. Menumbuhkan Life skill dan jiwa wirausaha yang kompetitif. 4. Mengembangkan kreatifitas siswa dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler.
41
11. Guru dan Tenaga Kependidikan Tabel 4. 1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Uraian Tenaga Guru Laki-Laki Perempuan Tenaga Laboran Laki-Laki Perempuan Tenaga Pustakawan Laki-Laki Perempuan Tenaga Tata Usaha Laki-Laki Perempuan Penjaga Sekolah/Kebersihan Laki-Laki Perempuan Tukang Kebun Laki-Laki Perempuan Keamanan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Status Kepegawaian PNS Non PNS 8 2
5 4
-
-
-
-
1 -
-
-
2 -
-
-
11
2 13
42
Tabel 4. 2 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Berdasarkan Jenjang Pendidikan No.
< DII
Uraian
Tenaga Guru Laki-Laki Perempuan 2 Tenaga Laboran Laki-Laki Perempuan 3 Tenaga Pustakawan Laki-Laki Perempuan 4 Tenaga Tata Usaha Laki-Laki Perempuan 5 Penjaga Sekolah Laki-Laki Perempuan 6 Tukang Kebun Laki-Laki Perempuan 7 Keamanan Laki-Laki Perempuan Jumlah 12. Siswa
D-II
D-III
S-1
S-2
14 4
1
S-3
1
1
2
2 4
19
1
Tabel 4. 3 Data Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rombel No 1
2
3
Kelas Kelas X Laki-Laki Perempuan Kelas XI Laki-Laki Perempuan Kelas XII Laki-Laki Perempuan Jumlah
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel 3
46 49 3 41 56 2 32 23 781
8
43
13. Sarana dan Prasarana Tabel 4. 4 Data Keadaan Sarana danPrasarana No.
Sarana Prasarana
Jumlah
Baik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ruang Kelas Ruang Kepala Yayasan Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru dan Tata Usaha Ruang Lab. IPA Ruang Perpustakaan Ruang Lab. Komputer Ruang Keterampilan Ruang Multi Media
8 1 1 1 1 1 1 1 1
√ √ √ √ √ √ √ √ √
10. 11.
Masjid/Musholla Lapangan Olahraga/Upacara
1 1
√ √
12.
Ruang UKS
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
13. 14 15. 16.
Ruang Kamar Laki-laki Ruang Kamar Perempuan Ruang Kamar Laki-laki Ruang Kamar Perempuan
Mandi Guru Mandi Guru Mandi Siswa Mandi Siswa
17.
Ruang Pantry
1
√
18.
Ruang Lab. Bahasa
1
√
Rusak Ringan
Rusak Berat
44
Tabel 4. 5 Peralatan Penunjang Pembelajaran No
Jenis
Jumlah Cukup Kurang √
Kondisi Baik Rusak √
1
Peralatan Lab. IPA
2
PeralatanLab. IPS
3
Peralatan TIK
√
√
4
Peralatan Siswa
√
√
5
Buku Perpustakaan
√
√
6
LCD/Proyektor
√
√
7 8
Air Conditioner Peralatan Lab. Bahasa Peralatan Kesenian dan Keterampilan
√ √
√ √
√
√
9
Olahraga
Keterangan
Belum ada
45
B. PENYAJIAN DATA
Tabel 4.6 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Berdasarkan Ciri Jelas Eksistensinya No. 1.
Siswa Refiandika
Paragraf
Ide Pokok
1
Masalah remaja terbesar adalah narkoba
2
Keinginan mencoba narkoba
3
Penularan
penyakit
pada
penggunaan
narkoba jenis jarum suntik 2.
3.
Novira
Arlando
1
Lingkungan sekolah yang bermutu
2
Lingkungan sekolah yang hijau
3
Sekolah yang menerapkan penghijauan
1
Apa itu macet?
2
Akibat dari kemacetan
3
Mengatasi kemacetan
4.
Nilam
2
Banjir
5.
Mifta
2
Penyebab leukimia belum diketahui secara pasti penyebabnya
6.
Amelia
2
Gejala yang ditimbulkan oleh terjadinya Gempa Bumi
3
Gempa bumi yang diakibatkan manusia
7.
Dinda
3
Banjir
8.
Ilham
2
Jenis dan bencana alam yang terjadi di Indonesia
3
Penyelesaian dari Bencana Alam
9.
Annisa
2
Membuat jus mangga
10.
Elly
1
Berbagai Macam-macam bolu kukus
2
Cara membuat
3
Bolu kukus tradisional
3
Cara mewarnai
11.
Rumaisa
46
12.
Alvira
3
Cara mencegah HIV/AIDS yaitu hindari hubungan seksual di luar nikah, hindari tranfusi darah yang tidak jelas sumbernya
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Gifari
Shafira
Novi
Muhammad
Salsabila
Balwin
2
Cara menanggulangi tsunami
3
Sumber tsunami
2
Kandungan buah
3
Sebagai obat
2
Bahan-bahannya
3
Manfaat
1
Penyebab terjadinya banjir di Jakarta
2
Akibat sungai tergenang sampah
3
Akibat banjir bagi penduduk sekitar sungai
1
Cara merawat tanaman
2
Kualitas tanaman
3
Akibat merawat tanaman dengan rajin
1
Masalah sampah
2
Manfaat
membuang
sampah
pada
tempatnya
19.
20.
Juan
Ahmad
3
Akibat membuang sampah sembarangan
1
Pengertian narkoba
2
Akibat dari Narkoba
3
Pencegahan Narkoba
1
Berbagai macam kemacetan di Jakarta
2
Mematuhi tata tertib lalu lintas
3
Banjir
47
Tabel 4.7 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Berdasarkan Ciri Memenuhi Kriteria Ketercukupan Kemunculannya No. 1.
Siswa Qonita
Paragraf
Ide Pokok
3
Serangan penyakit asma dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari
2.
3.
Nilam
Mifta
1
Banjir
3
Banjir
1
Leukimia atau kanker darah adalah penyakit dalam pada darah dan sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan sel darah secara tidak normal
4.
Dinda
1
Banjir
2
Banjir
5.
Annisa
1
Mangga
6.
Rumaisa
1
Tanah Liat
7.
Alvira
1
HIV merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”
2
Gejala HIV/AIDS pada periode 3-4 tahun, penderita tidak memperlihatkan gejala
8.
Gifari
1
Tsunami
9.
Novi
1
Tumbuhan
48
C. ANALISIS Data-data yang telah diperoleh penulis, yaitu karangan-karangan eksposisi siswa akan dianalisis pada bab ini untuk dideskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokoknya. Siswa yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 31, tetapi yang dianalisis hanya 22 karangan karena karangan lainnya yang ditulis oleh siswa tidak sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh penulis. Ada satu karangan yang berbentuk narasi, dua karangan yang tidak sesuai dengan logika, dan satu karangan yang tidak menjelaskan apapun karena tidak berbentuk paragraf. Selain itu, ada sembilan siswa yang karangannya sama, yaitu dua siswa dengan karangan berjudul Narkoba, tiga siswa dengan karangan berjudul Sampah, dua siswa dengan karangan berjudul Banjir, dan dua siswa dengan karangan berjudul Penyebab Terjadinya Gempa. Penulis hanya mengambil satu dari setiap karangan yang sama untuk dianalisis.
Berikut ini analisis kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa berdasarkan ciri jelas eksistensinya.
1. Siswa Refiandika melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut dimasa dewasa.1 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Masalah remaja terbesar adalah narkoba. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas 1
Lampiran, karya siswa no. 1
49
eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas dalam paragraf, tidak dijelaskan dalam kalimat selanjutnya, dan tidak dapat mewakili isi paragraf di atas. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang masa remaja yang merupakan fase perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yang akan membentuk perkembangan diri seseorang di masa dewasa, bukan menjelaskan tentang masalah terbesar yang dialami oleh remaja. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Masa remaja merupakan fase perkembangan. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas di dalam paragraf, dijelaskan dalam kalimat selanjutnya, dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
b. Paragraf kedua
Pada masa remaja, justu keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend, gaya hidup, serta bersenang-senang Pengguna narkoba paling banyak adalah remaja2
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Keinginan mencoba narkoba. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan tidak dapat mewakili isi paragraf. Ide pokok tersebut ada di dalam kalimat penjelas yang menjelaskan ide pokok paragraf. Paragraf di atas menjelaskan tentang remaja sebagai pengguna narkoba terbanyak karena pada masa remaja timbul keinginan untuk mencoba, mengikuti trend, gaya hidup, dan bersenangsenang, bukan menjelaskan keinginan mencoba narkoba. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di akhir paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan 2
Lampiran, karya siswa no. 1
50
penulisannya, yaitu Remaja sebagai pengguna narkoba terbanyak. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut terdapat di dalam kalimat utama yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
c. Paragraf ketiga Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karna pengguna narkoba, remaja menularkan dan tertular HIV/AIDS dikalanang remaja. Hal ini terbukti dari pemakaian narkoba jarum suntik secara bergantian.3 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Penularan penyakit pada penggunaan narkoba jenis jarum suntik. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan tidak dapat mewakili isi paragraf. Ide pokok tersebut mengandung pernyataan yang berasal dari kalimat kedua paragraf di atas, yang merupakan kalimat penjelas, yaitu penggunaan (pemakaian) narkoba jarum suntik. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang masalah menjadi lebih gawat karena pengguna narkoba dapat menularkan dan tertular HIV/AIDS. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Pengguna narkoba menularkan dan tertular HIV/AIDS. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut terdapat di dalam kalimat utama yang dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
3
Lampiran, karya siswa no.1
51
2. Siswa Novira melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama
Lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan dalam menghasilkan tamatan yang pintar melalui proses belajar mengajar. Tidak itu saja, lingkungan sekolah yang kondusif juga akan ikut
mendorong pola hidup
bermutu. Pada saat ini sangat diperlukan dalam meningkatkan daya saing bangsa di mata dunia.4
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Lingkungan sekolah yang bermutu. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas dalam paragraf, tidak dijelaskan dalam kalimat-kalimat selanjutnya, dan tidak dapat mewakili isi paragraf pertama yang ditulis. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan untuk menghasilkan tamatan yang pintar, bukan menjelaskan tentang lingkungan sekolah yang bermutu. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Lingkungan sekolah yang kondusif. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas dalam paragraf, dijelaskan dalam kalimat selanjutnya, dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
4
Lampiran, karya siswa no. 2
52
b. Paragraf kedua
Penghijauan tidak hanya menanam pohon saja. Dengan membersikan setiap ruangan dan lingkungan sekitar sekolah juga termasuk penghijauan. Dan jangan lupakan untuk membuang sampah pada tempatnya .5
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Lingkungan sekolah yang hijau. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas di dalam paragraf, tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya, dan tidak dapat mewakili isi paragraf di atas. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang penghijauan tidak hanya menanam pohon, tetapi bisa dilakukan dengan membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah, bukan menjelaskan tentang lingkungan sekolah yang hijau. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Tidak hanya menanam. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dijelaskan dalam kalimat selanjutnya dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
c. Paragraf ketiga
Peran dan fungsi penghijauan adalah sebagai paru-paru lingkungan yang sangat diperlukan makhluk hidup untuk bernafas. Disebagian sekolah memang sudah ada di lakukan penghijauan dengan menanam berbagai macam tanaman. Sekolah yang melakukan kegiatan tersebut biasanya disebut “green school”.6
5
Lampiran, karya siswa no. 2
6
Lampiran, karya siswa no. 2
53
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Sekolah yang menerapkan penghijauan. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut ada di dalam kalimat kedua yang merupakan kalimat penjelas, sehingga bukan ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang penghijauan yang memiliki peran dan fungsi sebagai paru-paru lingkungan dan beberapa sekolah sudah menerapkan penghijauan. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Peran dan fungsi penghijauan sebagai paru-paru lingkungan. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut terdapat di dalam kalimat utama yang dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan dapat mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
3. Siswa Arlando melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama Sampai saat ini macet sering kita jumpai di Jakarta. Kemacetan ini sering kali terjadi, mulai dari jalan raya, jembatan layang, sampai jalanan kecil pun bisa menimbulkan macet. Hal ini sudah wajar. Macet dimana-mana. Kita akan membahas tentang kemacetan ini.7 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Apa itu macet?. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas di dalam paragraf, tidak dijelaskan di dalam kalimat 7
Lampiran, karya siswa no. 3
54
selanjutnya, dan tidak dapat mewakili isi paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang kemacetan yang sering terjadi di Jakarta, muai dari jalan raya, jembatan layang, dan jalanan kecil, bukan menjelaskan tentang pengertian macet. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Macet di Jakarta. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas di dalam paragraf, dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup di dalam paragraf, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
b. Paragraf kedua Kata “macet” sudah wajar di Jakarta karena ialah jumlah kendaraan di kota ini sudah melampaui batas, banyak yang melanggar peraturan. Akibat dari ini ialah macet dan timbul kecelakaan. Kejadian di jalan raya ialah kecelakaan. Karna apa? Karna banyak kendaraan yg ngebut-ngebut dan juga melanggar peraturan. Selain kendaraan, pedagang kaki 5 juga mengakibatkan kemacetan.8
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Akibat dari kemacetan. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas di dalam paragraf. Selain itu, paragraf di atas hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Paragraf di atas hanya terdiri atas kalimat-kalimat yang menjelaskan paragraf sebelumnya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Selain itu, ada beberapa kalimat di dalam paragraf yang tidak padu dan harus dihilangkan, yaitu Akibat dari ini ialah macet dan timbul kecelakaan. Kejadian di jalan raya ialah kecelakaan. Karna apa? Karna banyak kendaraan yg ngebut-ngebut dan juga melanggar peraturan. 8
Lampiran, karya siswa no. 3
55
Paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
c. Paragraf ketiga Kita harus menghentikan “bencana kendaraan” ini. Untuk mengantisipasi ini kita harus menaati peraturan. Patuhi peraturan yang ada bukan untuk dilanggar. Jadilah pelopor bangsa kita. Dengan cara ini sedikit demi sedikit negara kita akan maju.9 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Mengatasi kemacetan. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas di dalam paragraf, tidak dijelaskan dalam kalimat-kalimat selanjutnya dan tidak dapat mewakili isi paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang kemacetan yang harus dihentikan dengan menaati peraturan. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Menghentikan bencana kendaraann. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas di dalam paragraf, dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya, dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
4. Siswa Nilam melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya hanya satu kali, yaitu pada paragraf kedua. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
9
Lampiran, karya siswa no.3
56
a. Paragraf kedua Banjir Merugikan banyak orang karna banjir sumber air bersih menurun, kegiatan orang terganggu, keadaan lalu lintas terganggu Kita harus berhenti membuang sampah sembarangan dan berenti menebang pohon sembarangan karna dpt menyebabkan banjir.10 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Banjir. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf kedua ini terdiri atas dua kalimat yang belum jelas karena tidak jelas kalimat penjelasnya, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
5. Siswa Mifta melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya hanya satu kali, yaitu pada paragraf kedua. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf kedua Penyebab leukimia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya leukimia. Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMS. Ciri–ciri penyakit leukimia yang pertama yaitu terjadinya pendarahan biasanya pada hidung (mimisan). Hal ini dikarenakan sel pembeku darah tidak diproduksi dengan cukup karena terlalu didominasi sel darah putih. Yang kedua, nyeri tulang & persendian karena sel darah putih yang banyak mendesak tulang. Yang ketiga, nyeri perut disebabkan karena sel darah putih berkumpul pada organ ginjal, hati, & empedu yang menyebabkan pembengkakan pada organ tersebut.11
10
Lampiran, karya siswa no. 5
11
Lampiran, karya siswa no. 6
57
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Penyebab leukimia belum diketahui secara pasti penyebabnya. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan tidak dapat mewakili isi paragraf di atas. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi terjadinya leukimia, bukan menjelaskan tentang mengapa penyebab leukimia belum diketahui secara pasti. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Faktor yang mempengaruhi leukimia. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
6. Siswa Amelia melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf kedua dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf kedua
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma didalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar dibalik dam, seperti Dam karibia di Zambia, Afrika.12
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Gejala yang ditimbulkan oleh terjadinya Gempa Bumi. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan tidak dapat mewakili isi paragraf di atas. Ide pokok 12
Lampiran, karya siswa no. 7
58
tersebut berasal dari kalimat penjelas. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang gempa bumi juga dapat terjadi karena pergeseran magma, yang dapat menimbulkan letusan gunung berapi. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Gempa bumi karena pergerakan magma. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
b. Paragraf ketiga
Sebagian lagi (jarang juga) dapat terjadi karena Injeksi atau akstraksi cairan dari dalam bumi. Contoh: pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memotir tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.13 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Gempa bumi yang diakibatkan manusia. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dijelaskan di dalam kalimat-kalimat lainnya dan tidak dapat mewakili isi paragraf di atas. Ide pokok tersebut berasal dari kalimat penjelas. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang gempa bumi juga terjadi karena injeksi atau akstrasi cairan dari dalam bumi. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat pertama yang digaris bawahi pada paragraf di atas, yaitu Gempa bumi karena injeksi atau akstraksi cairan bumi. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan kemunculannya cukup, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa siswa kurang paham dalam menentukan ide pokok
13
Lampiran, karya siswa no. 7
59
karena masih melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok pada paragraf kedua dan ketiga.
7. Siswa Dinda melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya hanya satu kali, yaitu pada paragraf ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf ketiga
Cara menjaga kebersihan pun sangat mudah hanya dengan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu ada juga upaya agar bencana banjir tidak terlalu besar dengan tidak menebang pohon sembarangan dan yang penting kesadaran masing-masing14
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Banjir. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Paragraf ini terdiri atas kalimat-kalimat yang menjelaskan tentang upaya yang bisa dilakukan manusia agar banjir tidak terlalu besar. Selain itu, kalimat pertama paragraf ini juga menjelaskan paragraf sebelumnya, yaitu tentang pentingnya menjaga kebersihan. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
8. Siswa Ilham melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf kedua dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
14
Lampiran, karya siswa no. 8
60
a. Paragraf kedua Pertama, tsunami yg ada di aceh pada tahun 2004 yg telah memakan banyak korban. Kedua ada gempa bumi yg ada di daerah jawa tengah yg terjadi tahun lalu. Ketiga banjir yg sering terjadi dijakarta, ini mengakibatkan kemacetan yg parah terhadap ibukota Indonesia. Terakhir gunung meletus, ini juga baru terjadi beberapa bulan yg lalu.15 Ide pokok yang ditulis siswa dari bagian kedua di atas, yaitu Jenis dan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat-kalimat tersebut menjelaskan paragraf sebelumnya, yaitu tentang beberapa bencana yang telah terjadi. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
b. Paragraf ketiga Kita tdk bisa menghentikan bencana alam karena ini sudah menjadi kehendak Allah swt. Kita hanya bisa waspada dan menjaga lingkungan kita sekarang.16 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Penyelesaian dari Bencana Alam. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas di dalam paragraf, tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya, dan tidak dapat mewakili isi paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang bencana alam tidak bisa dihentikan karena itu kehendak Allah SWT. Kita hanya bisa waspada dan menjaga lingkungan. Jadi, ide 15
Lampiran, karya siswa no. 9
16
Lampiran, karya siswa no. 9
61
pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Tidak bisa menghentikan bencana alam. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas di dalam paragraf, dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya, dan dapat mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit.
9. Siswa Annisa melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya hanya satu kali, yaitu pada paragraf kedua. Berikut ini analisis lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf kedua Pertama, pilih mangga yang matang dan bagus. Buang kulit mangga nya sisakan buah dan bijinya. lalu masukan buah mangga ke dalam blender dan tambahkan gula biar manis. Blender sampai halus Dan jus mangga pun siap dihidangkan17 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf kedua di atas, yaitu Membuat jus mangga. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf kedua di atas hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat-kalimat tersebut menjelaskan paragraf sebelumnya, yaitu cara membuat jus mangga. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
10. Siswa Elly melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok. 17
Lampiran, karya siswa no. 10
62
a. Paragraf pertama Bolu kukus, merupakan jajanan pasar yang cukup terkenal dan cara membuatnya pun, cukup mudah. Pertama masukan tepung dan haluskan campur telur, mentega masukan jadi satu kedua bahan ke dalam wadah yang tersedia. trus campur vanili gula, garam secukupnya, pewarna hijau. kemudian kocok hingga berubah warna, hijau mengembang kocok dengan kecepatan rendah.18 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Berbagai Macammacam bolu kukus. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dibahas di dalam paragraf pertama, tidak dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya, dan tidak dapat mewakili isi paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang bolu kukus cukup terkenal dan cara membuatnya cukup mudah. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Cara membuat bolu kukus. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas di dalam paragraf, dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya, dan dapat mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit.
b. Paragraf kedua Setelah tercampur rata, masukan ke dalam cetakan yang tersedia, tapi sambil diaduk perlahan-lahan dan jangan lupa oles cetakan. Kemudian, dipanaskan di atas oven. Setelah Panas, masukan semua adonan ke dalam oven, panggang, tunggu sampai sekitar 10 menit19
18
Lampiran, karya siswa no. 11
19
Lampiran, karya siswa no. 11
63
Ide pokok yang ditulis siswa dari bagian kedua di atas, yaitu Cara membuat. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf kedua di atas hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat-kalimat tersebut merupakan lanjutan dari kalimat penjelas paragraf sebelumnya, yaitu tentang cara membuat bolu kukus. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
c. Paragraf ketiga Bolu kukus, termaksuk salah satu jenis resep tradisiol yang sudah Lama dikenal Dijual dimana-mana di Pasar tradisional, toko-toko kue besar dan kecil bahkan skg banyak pedagang disekeliing dengan mengunakan speda/pikulan yang menjajakan ke rumah-rumah20 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Bolu kukus tradisional. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas di dalam paragraf, tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan tidak dapat mewakili isi paragraf di atas. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang bolu kukus termasuk resep tradisional yang sudah lama dikenal. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Bolu kukus sudah lama dikenal. Hal ini karena Ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dibahas di dalam paragraf, dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya, dan dapat mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit.
20
Lampiran, karya siswa no. 11
64
11. Siswa Rumaisa melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya hanya satu kali, yaitu pada paragraf ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf ketiga Jika sudah kering warnailah karyamu dengan warna yg indah atau sesuai dengan karya tersebut. Dan dikeringkan lagi selama 2-3 hari. Jadilah hasil karya tangan dari tanah liat.21 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf ketiga di atas, yaitu Cara mewarnai. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf ketiga ini hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat-kalimat tersebut merupakan lanjutan dari kalimat penjelas paragraf sebelumnya, yaitu tentang cara membuat karya dari tanah liat. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
12. Siswa Alvira melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya hanya satu kali, yaitu pada paragraf ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf ketiga Cara mencegah HIV/AIDS yaitu hindari hubungan seksual di luar nikah, hindari transfusi darah yang tidak jelas sumbernya. Alat-alat medis yang digunakan harus steril. Kalau kalian melakukan pencegahan ini kalian pasti aman.22
21
Lampiran, karya siswa no. 12
22
Lampiran, karya siswa no. 13
65
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Cara mencegah HIV/AIDS yaitu hindari hubungan seksual di luar nikah, hindari tranfusi darah yang tidak jelas sumbernya. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut merupakan kalimat penjelas yang tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya. Paragraf ini hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas tentang cara mencegah HIV/AIDS, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
13. Siswa Gifari melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf kedua dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf kedua Cara menanggulanginya ada berbagai macam diantaranya: 1. melakukan evakuasi secara intensif 2. melaksanakan pengelolaan pengangsi. 3. melakukan terus pencarian orang lain/jenazah dan lain-lain23 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf kedua di atas, yaitu Cara menanggulangi tsunami. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf kedua ini hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut menjelaskan beberapa cara untuk menanggulangi tsunami. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
23
Lampiran, karya siswa no. 14
66
b. Paragraf ketiga Bagian terbesar sumber gangguan impusif yg menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yg terjadi di dasar laut Contoh seperti letusan gunung krakatau pada tahun 1883.24 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Sumber tsunami. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan kurang mewakili isi paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang bagian terbesar sumber gangguan impulsif yang menyebabkan terjadinya tsunami, bukan sumber tsunami. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Bagian terbesar sumber gangguan impulsif. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan dapat mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit.
14. Siswa Shafira melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf kedua dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf kedua kandungan buah pepaya mengandung enzim papain, memiliki asam amino esensial yg dalam kondisi normal tidak bisa di produksi tubuh dan biasa di proleh melalu makanan seperti telur dan ragi, kadar protein buah pepaya tidak terlalu tinggi25
24
Lampiran, karya siswa no. 14
25
Lampiran, karya siswa no. 15
67
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf kedua di atas, yaitu Kandungan buah. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf kedua ini hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut menjelaskan paragraf sebelumnya, yaitu tentang kandungan yang dimiliki buah pepaya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
b. Paragraf ketiga pepaya sebagai obat, untuk wajah berjerawat, rematik untuk buang air besar, mengobati radang ginjal, mengobati sakit perut pada haid, influenza, anemia dan demam berdarah26 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf ketiga di atas, yaitu Sebagai obat. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf ketiga ini hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut menjelaskan tentang manfaat papaya sebagai obat. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
15. Siswa Novi melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf kedua dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf kedua Tumbuhan bahan-bahannya adalah tanah, air, sinar matahari.27
26
Lampiran, karya siswa no. 15
27
Lampiran, karya siswa no. 16
68
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Bahan-bahannya. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Hanya ada satu kalimat di dalam paragraf ini, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut juga tidak tepat karena tanah, air, dan sinar matahari bukan bahan-bahan dari tumbuhan. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
b. Paragraf ketiga Manfaat tumbuhan adalah untuk memperindah lingkungan, memperindah rumah, untuk menyegarkan lingkungan biar sejuk28 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Manfaat. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Hanya ada satu kalimat di dalam paragraf ini, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
16. Siswa Muhammad melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama banjir adalah permasalahan yang dialami oleh Indonesia terutama Jakarta. biasanya masalah ini terjadi karena sungai di jakarta banyak yang tergenang sampah.29
28
Lampiran, karya siswa no. 16
29
Lampiran, karya siswa no. 17
69
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Penyebab terjadinya banjir di jakarta. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut tidak dijelaskan lagi dan tidak dapat mewakili isi paragraf. Ide pokok tersebut ada di dalam kalimat yang menjelaskan ide pokok paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang banjir merupakan permasalahan di Indonesia, khususnya Jakarta. Permasalahan ini terjadi karena sungai tergenang sampah. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Permasalahan di Jakarta, yaitu banjir. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, pernyataan tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit.
b. Paragraf kedua karena sungai-sungai di jakarta tergenang sampah menjadikan aliran sungai itu tersumbat, karena sumbatan itu membuat air naik pada saat hujan deras30 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Akibat sungai tergenang sampah. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf kedua ini hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut menjelaskan paragraf sebelumnya, yaitu tentang banjir yang terjadi karena sungai tergenang sampah. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
30
Lampiran, karya siswa no. 17
70
c. Paragraf ketiga saat hujan deras, air sungai naik krn air sungai tersumbat, menjadikan sungai tdk mengalir dan menyebabkan banjir yg membuat wilayah pendudukan tergenang air yang kotor31 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Akibat banjir bagi penduduk sekitar sungai. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf ketiga ini hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut menjelaskan kalimat sebelumnya, yaitu tentang aliran sungai yang tersumbat sehingga air naik saat hujan deras. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
17. Siswa Salsabila melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama Tanaman perlu perawatan. Merawat tanaman dapat dilakukan dengan cara memberi pupuk, menyiramnya setiap pagi dan sore dan mencabut rumput yang mengganggu pertumbuhannya.32 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Cara merawat tanaman. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut berasal dari kalimat penjelas paragraf di atas yang tidak dijelaskan lagi. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam 31
Lampiran, karya siswa no. 17
32
Lampiran, karya siswa no. 18
71
paragraf. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang tanaman memerlukan perawatan. Cara merawatnya, yaitu memberikan pupuk, menyiramnya, dan mencabut rumput yang mengganggu. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Perawatan tanaman. Hal ini karena ide pokok tersebut jelas eksistensinya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut dijelaskan dalam kalimat selanjutnya dan dapat mewakili isi paragraf di atas. Selain itu, pernyataan tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit.
b. Paragraf kedua Jika kita merawatnya dengan sungguh-sungguh, tanaman akan tumbuh dengan baik, kualitas tanaman juga akan terjaga.33 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Kualitas tanaman. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf di atas hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut menjelaskan paragraf sebelumnya, yaitu tentang perawatan tanaman. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
c. Paragraf ketiga Oleh karena itu, Jika kita ingin tanaman disekitar kita terlihat indah, kita semua harus rajin merawatnya, Agar indah dan nyaman dipandang.34 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Akibat merawat tanaman dengan rajin. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf di atas hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada 33
Lampiran, karya siswa no. 18
34
Lampiran, karya siswa no. 18
72
ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut merupakan lanjutan dari kalimat sebelumnya yang menjelaskan ide pokok paragraf pertama, yaitu perawatan tanaman. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
18. Siswa Balwin melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama Sampah adalah sisa-sisa barang yg Sudah tidak dipakai Jangan membuang Sampah sembarangan Karena membuat lingkungan menjadi Kotor35 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Masalah sampah. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya di dalam paragraf. Paragraf pertama ini terdiri atas dua kalimat yang belum jelas karena tidak jelas kalimat penjelasnya, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf pertama ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
b. Paragraf kedua Kalau Kita membuang sampah ditempatnya pasti membuat lingkungan menjadi indah dan bersih sedangkan Kalau membuang sampah kesungai akan banjir36
35
Lampiran, karya siswa no. 19
36
Lampiran, karya siswa no. 19
73
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Manfaat membuang sampah pada tempatnya. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Hanya ada satu kalimat di dalam paragraf ini, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
c. Paragraf ketiga Kalau banjir akn meresah Kan penduduk sekitar bantaran sungai. Jadilah manusia pelopor kebersihan.37 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Akibat membuang sampah sembarangan. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf ini hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat-kalimat tersebut menjelaskan kalimat sebelumnya, yaitu tentang membuang sampah ke sungai akan menyebabkan banjir. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
19. Siswa Juan melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat bahan Berbahaya. Selain “narkoba” Istilah lain yg di perkenal kan khususnya kementerian kesehatan
37
Lampiran, karya siswa no. 19
74
republik Indonesia adalah Napza yg merupakan singkata dari Narkotika, prikotoprica dan zat adiktif38 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Pengertian narkoba. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf ini terdiri atas dua kalimat yang belum jelas maksudnya. Paragraf ini tidak jelas kalimat penjelasnya karena pada kalimat pertama menuliskan tentang Narkoba, sedangkan kalimat kedua menuliskan tentang Napza, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf pertama ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
b. Paragraf kedua Semua istilah ini baik Narkoba ataupun Napza mengacu pada kelompok senyawa yg umumnya memiliki resiko kecanduan bagi pengunanya menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yg biasa di pakai untuk membius pasien saat hendak di oprasi39 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Akibat dari Narkoba. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf ini hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat-kalimat tersebut menjelaskan kalimat-kalimat sebelumnya, yaitu tentang Narkoba dan Napza. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
38
Lampiran, karya siswa no. 20
39
Lampiran, karya siswa no. 20
75
c. Paragraf ketiga Pencegahanya yaitu agar tidak terjerumus Narkoba, misalkan menjauhinya, jauhi pergaulan bebas, dan pergaulan malam dan olahraga teratur degan teratur40 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Pencegahan Narkoba. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf di atas hanya berupa kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Kalimat tersebut menjelaskan tentang cara yang bisa dilakukan agar tidak terjerumus narkoba, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
20. Siswa Ahmad melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya sebanyak tiga kali, yaitu pada paragraf pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahannya.
a. Paragraf pertama Saat ini kemacetan sedang melanda Jakarta gara-gara Pengguna pengendara bermotor ataupun mobil sebaiknya harus mematuhi perintah lalu lintas.41 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Berbagai macam kemacetan di Jakarta. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf di atas terdiri atas dua kalimat yang belum jelas maksudnya karena tidak jelas kalimat penjelasnya, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di
40
Lampiran, karya siswa no. 20
41
Lampiran, karya siswa no. 21
76
dalam paragraf. Jadi, paragraf pertama ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
b. Paragraf kedua Seharus kita harus bisa tertip dengan masalah lalu lintas, dengan cara mematuhi aturan lalu lintas jangan langsung di trobos aja kalo lagi lampu lintas.42 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Mematuhi tata tertib lalu lintas. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf di atas hanya ada satu kalimat, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Paragraf di atas tidak jelas ide pokok dan kalimat penjelasnya. Ide pokok yang tepat seharusnya jelas eksistensinya di dalam paragraf. Jadi, paragraf kedua ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok.
c. Paragraf ketiga kita Sebagai warga negara Indonesia harus menjaga lingkungan kita bersih kalau kita buang Sampah Sembarangan terus-menerus banjir akan terjadi di lingkuangan kita.43 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Banjir. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak jelas eksistensinya. Paragraf di atas terdiri atas dua kalimat yang belum jelas maksudnya, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Paragraf di atas tidak jelas ide pokok dan kalimat penjelasnya. Selain itu, paragraf di atas tidak sesuai dengan topik karangannya, yaitu Kemacetan karena paragraf tersebut membahas tentang banjir yang akan terjadi jika membuang sampah sembarangan. Jadi, paragraf ketiga ini bukan paragraf karena sebuah paragraf harus memiliki ide pokok. 42
Lampiran, karya siswa no. 21
43
Lampiran, karya siswa no. 21
77
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa siswa banyak yang melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri jelas eksistensinya. Ide pokok yang ditulis siswa tidak memenuhi ciri jelas eksistensinya. Kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok disebabkan siswa tidak paham tentang ide pokok dan menulis sebuah paragraf yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru matapelajaran bahasa dan sastra Indonesia dari pertanyaan nomor lima, yaitu siswa tidak paham tentang ide pokok. Ketika guru mengajarkan ide pokok dan bertanya kepada siswa tentang ide pokok, tidak ada satu pun siswa yang menjawab. Ketidakpahaman siswa tentang ide pokok dan menulis sebuah paragraf yang baik disebabkan rendahnya minat siswa dalam membaca. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari pertanyaan nomor dua, yaitu minat membaca siswa rendah. Ketika guru meminta siswa untuk membaca di kelas, tidak ada satu pun siswa yang mau membaca. Dengan demikian, minat siswa dalam membaca rendah. Selain itu, rendahnya minat siswa dalam menulis juga menyebabkan mereka salah dalam menentukan ide pokok karena karangan yang dibuatnya belum maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari pertanyaan nomor satu, yaitu minat anak dalam menulis relatif dan untuk mengetahui siswa itu senang atau tidak dalam menulis dapat dilihat dari karangannya. Siswa yang banyak menguraikan informasi atau ide yang disampaikan dan tulisannya rapih, berarti memiliki minat yang tinggi dalam menulis. Karangan yang dibuat oleh siswa belum maksimal karena beberapa paragraf yang ditulis tidak memiliki ide pokok atau kalimat utama, hanya ada kalimat penjelas. Selain itu, siswa kurang menguraikan informasi yang disampaikannya. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan kemampuan siswa dalam menulis rendah.
78
Analisis kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya, yaitu sebagai berikut: 1. Siswa Qonita melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya hanya satu kali, yaitu pada paragraf ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf ketiga Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan penyakit asma yg dipicu oleh olahraga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olahraga. Menjaga berat badan, jangan sampai penderita mengalami obesitas.44 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Serangan penyakit asma dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya. Ide pokok tersebut merupakan kalimat utama di dalam paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya bukan kalimat utama karena ide pokok terkandung di dalam kalimat utama dan memiliki jangkauan keluasan yang lebih besar daripada kalimat utama. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang penyakit asma dapat dicegah jika pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Serangan penyakit asma dapat dicegah. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut bukan kalimat utama, tetapi terkandung di dalam kalimat utama. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya.
44
Lampiran, karya siswa no. 4
79
2. Siswa Nilam melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf pertama dan ketiga. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok. b. Paragraf pertama Banjir merupakan Bencana alam. Bencana alam kecil yg di akibatkan Oleh manusia. manusia sering membuang sampah sembarangan, menebang pohon secara liar. Jadi Banjir penyebabnya itu ya kita sendiri. Banjir itu berakibat kan penyakit, penyakit kulit maupun diare.45 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Banjir. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya atau terlalu luas. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlalu luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarap oleh siswa, bukan topik paragraf atau subtopiknya karena banjir merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam karangan. Ide
pokok
yang
tepat
seharusnya
memenuhi
kriteria
ketercukupan
kemunculannya, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang banjir merupakan bencana alam yang diakibatkan oleh ulah manusia, yaitu membuang sampah sembarangan dan menebang pohon secara liar. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Bencana alam. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya.
45
Lampiran, karya siswa no. 5
80
c. Paragraf ketiga.
Banjir ini harus di hentikan Bagaimanapun caranya. Banjir itu Bencana alam kecil yg srng trjadi di ibu kota. air nya kotor, bisa menyebabkan berbagai macam pnykt46
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Banjir. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlalu luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarapnya, bukan topik paragraf atau subtopiknya karena banjir merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam karangan. Ide
pokok
yang
tepat
seharusnya
memenuhi
kriteria
ketercukupan
kemunculannya, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang banjir harus dihentikan karena sering terjadi di Ibukota dan menyebabkan penyakit. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Banjir harus dihentikan. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya.
3. Siswa Mifta melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya hanya satu kali, yaitu pada paragraf pertama. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
46
Lampiran, karya siswa no. 5
81
a. Paragraf pertama
Leukimia atau kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh per banyakan sel darah secara tak normal. Sel leukimia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. Pada penderita leukimia ditemukan banyak sel darah putih sebelum terapi.47 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Leukimia atau kanker darah adalah penyakit dalam pada darah dan sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan sel darah secara tidak normal. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya. Ide pokok tersebut hampir sama dengan kalimat utama paragraf di atas. Ide pokok yang tepat seharusnya bukan kalimat utama karena ide pokok terkandung di dalam kalimat utama dan memiliki jangkauan keluasan yang lebih besar daripada kalimat utama. Ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Leukimia ditandai perbanyakan sel darah secara tak normal. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut bukan kalimat utama, tetapi terkandung di dalam kalimat utama. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya, dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya.
4. Siswa Dinda melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf pertama dan kedua. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
47
Lampiran, karya siswa no. 6
82
a. Paragraf pertama Banjir merupakan bencana alam yang sangat sering terjadi di ibukota Indonesia. Banjir sering terjadi setiap musim hujan datang.48 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Banjir. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya atau terlalu luas. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlalu luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarap oleh siswa, bukan topik paragraf atau subtopiknya karena banjir merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam karangan. Ide pokok yang tepat seharusnya kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang banjir sering terjadi di Jakarta setiap musim hujan. Ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Banjir di Ibukota Indonesia. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya.
b. Paragraf kedua
Banjir terjadi karna faktor musim hujan dan juga ulah manusia, karna ulah manusia pun banjir semakin parah. Seharusnya kita perlu meningkatkan kesadaran manusia tentang penting nya menjaga kebersihan.49
Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Banjir. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya atau terlalu luas. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlalu luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarap oleh 48
Lampiran, karya siswa no. 8
49
Lampiran, karya siswa no. 8
83
siswa, bukan topik paragraf atau subtopiknya karena banjir merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam karangan. Ide
pokok
yang
tepat
seharusnya
memenuhi
kriteria
ketercukupan
kemunculannya, tidak terlalu luas ataun tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang banjir terjadi karena musim hujan dan ulah manusia, sehingga perlu meningkatkan kesadaran manusia untuk menjaga kebersihan. Ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Banjir karena hujan dan ulah manusia. Hal ini karena ide pokok tersebut memenuhi kriteria ketercukupann kemunculannya, tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya.
5. Siswa Annisa melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya hanya satu kali, yaitu pada paragraf pertama. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama Mangga merupakan buah yang manis dan banyak manfaat. Mangga pun beraneka ragam. Mangga dapat dijadikan jus buah dan cara membuatnya pun mudah.50 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Mangga. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya di dalam paragraf. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlau luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarap siswa, bukan sebagai topik paragraf atau subtopiknya karena mangga merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam karangan. Ide pokok yang tepat seharusnya kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau 50
Lampiran, karya siswa no. 10
84
tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang mangga itu manis dan banyak manfaatnya. Mangga beraneka ragam, dapat dijadikan jus, dan cara membuatnya mudah. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Mangga manis dan banyak manfaat. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan dalam kalimat-kalimat selanjutnya.
6. Siswa Rumaisa melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya hanya satu kali., yaitu pada paragraf pertama. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama Tanah liat merupakan bahan utama untuk membuat karya. Tanah liat sebelum dijadikan sebuah karya diolah dahulu menjadi tanah yg bersih. cara membelinya pun terdapat dimana-mana sekarang.51 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Tanah liat. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya atau terlalu luas. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlalu luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarap oleh siswa, bukan topik paragraf atau subtopiknya karena tanah liat merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam paragraf. Ide pokok yang tepat seharusnya kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang tanah liat dapat digunakan sebagai bahan utama untuk membuat karya. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Tanah liat untuk membuat karya. Hal ini karena ide pokok tersebut 51
Lampiran, karya siswa no. 12
85
kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan dalam kalimat-kalimat selanjutnya.
7. Siswa Alvira melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya sebanyak dua kali, yaitu pada paragraf pertama dan kedua. Berikut ini analisis mengenai bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
a. Paragraf pertama HIV merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah. AIDS adalah singkatan dari „Acquired Immunodeficiency Syndrome‟. Infeksi HIV telah dihabiskan sebagai penyebab AIDS.52 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu HIV merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya atau terlalu luas. Ide pokok tersebut hanya berupa kepanjangan dari HIV, sehingga kurang mewakili isi paragraf karena masih terlalu luas. Ide pokok yang tepat seharusnya kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang HIV adalah virus yang menyebabkan pnyakit AIDS. Virus tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, tepatnya pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu HIV adalah suatu virus. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya.
52
Lampiran, karya siswa no. 13
86
b. Paragraf kedua Gejala HIV/AIDS pada periode 3-4 tahun, penderita tidak memperlihatkan gejala. Saat berumur 3-4 tahun merasa sehat dan dari luar juga kelihatan sehat. Tahun ke 5 atau ke 6 mulai timbul gejala, diare berulang, sering sariawan di mulut, terjadi kematian.53 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Gejala HIV/AIDS pada periode 3-4 tahun, penderita tidak memperlihatkan gejala. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya. Ide pokok tersebut merupakan kalimat utama paragraf di atas. Ide pokok yang tepat seharusnya bukan kalimat utama karena ide pokok terkandung di dalam kalimat utama dan memiliki jangkauan keluasan yang lebih besar daripada kalimat utama. Paragraf di atas menjelaskan tentang Gejala HIV/AIDS pada penderita periode 3-4 tahun tidak terlihat. Pada tahun ke-5 dan ke-6 baru mulai timbul gejala. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Gejala HIV/AIDS. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut bukan kalimat utama, tetapi terkandung di dalam kalimat utama. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya, dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat-kalimat selanjutnya.
8. Siswa Gifari melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya hanya satu kali, yaitu pada paragraf pertama. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
53
Lampiran, karya siswa no. 13
87
a. Paragraf pertama Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. ada tiga sebab yaitu: gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran54 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Tsunami . Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya atau terlalu luas. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlalu luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarap oleh siswa, bukan topik paragraf atau subtopiknya karena tsunami merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam karangan. Ide pokok yang tepat seharusnya kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang tsunami terjadi karena gangguan impulsif terhadap air laut. Penyebabnya, yaitu gempa bumi, letusan gunung berapi, dan longsor. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Tsunami karena gangguan impulsif. Hal ini karena pernyataan tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya.
9. Siswa Novi melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya hanya satu kali, yaitu pada paragraf pertama. Berikut ini analisis mengenai bentuk kesalahan penentuan ide pokok.
54
Lampiran, karya siswa no.14
88
a. Paragraf pertama Tumbuhan adalah sumber alam yang harus dilestari yang harus dirawat dengan baik. tumbuhan sumber tanaman yang menghiasi lingkungan sekitar55 Ide pokok yang ditulis siswa dari paragraf di atas, yaitu Tumbuhan. Ide pokok tersebut tidak tepat karena tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya atau terlalu luas. Ide pokok tersebut kurang mewakili isi paragraf karena terlalu luas. Ide pokok tersebut lebih tepat sebagai topik karangan yang digarap oleh siswa, bukan topik paragraf atau subtopiknya karena tumbuhan merupakan pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibahas di dalam karangan. Ide pokok yang tepat seharusnya kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Paragraf di atas tepatnya menjelaskan tentang tumbuhan harus dilestarikan dan dirawat karena sebagai sumber tanaman yang menghiasi lingkungan. Jadi, ide pokok yang tepat terdapat di awal paragraf, pada kalimat utama yang dimiringkan penulisannya, yaitu Tumbuhan harus dilestarikan dan dirawat. Hal ini karena ide pokok tersebut kemunculannya cukup, tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit. Ide pokok tersebut jelas eksistensinya dan dapat mewakili isi paragraf karena dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya.
Berdasarkan uraian di atas, siswa juga melakukan kesalahan penentuan ide pokok berdasarkan ciri memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya. Ide pokok yang ditulis tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya karena ide pokok terlalu luas dan kurang mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok yang ditulis merupakan kalimat utama di dalam paragraf. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari pertanyaan nomor sembilan, yaitu bentuk kesalahan ide pokok yang ditulis oleh siswa berupa kalimat utama. Siswa menuliskan ide pokok sama dengan kalimat utamanya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang paham dalam menentukan ide pokok paragraf.
55
Lampiran, karya siswa no. 16
89
Tabel 4.8 Kesalahan Penentuan Ide Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X MA Annajah Jakarta No.
Siswa
Salah
Benar
1.
Refiandika
3
2.
Novira
3
3.
Arlando
3
4.
Qonita
1
5.
Nilam
3
6.
Mifta
2
1
7.
Amelia
2
1
8.
Dinda
3
9.
Ilham
2
1
10.
Annisa
2
1
11.
Elly
3
12.
Rumaisa
2
13.
Alvira
3
14.
Gifari
3
15.
Shafira
2
16.
Novi
3
2
1
1
90
17.
Muhammad
3
18.
Salsabila
3
19.
Balwin
3
20.
Juan
3
21.
Ahmad
3
22.
Agnesia
3
Jumlah
55
11
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, jumlah kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa sebanyak 55 ide pokok, sedangkan jumlah penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa yang benar hanya 11 ide pokok. Jadi, lebih banyak kesalahan daripada kebenaran. Apabila dilihat dari hasil wawancara, yaitu dari pertanyaan nomor enam dan tujuh menunjukkan bahwa siswa lebih dari 50% bisa dan paham menentukan ide pokok, hanya saja ketika diberikan latihan untuk menguraikan ide pokok siswa kurang mampu. Hal ini tidak sesuai dengan hasil analisis, yaitu sebagian besar siswa melakukan kesalahan penentuan ide pokok.
Ketidaksesuaian tersebut karena guru memang belum melakukan
penelitian atau perhitungan terkait kesalahan penentuan ide pokok yang dilakukan oleh siswa di kelas. Bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok yang dilakukan oleh siswa, yaitu ide pokok yang ditulis tidak jelas eksistensinya dan tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya di dalam paragraf. Ide pokok yang tidak jelas eksistensinya disebabkan ide pokok yang ditulis tidak dibahas di dalam paragraf, ide pokok berasal dari kalimat penjelas, dan ide pokok tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya. Selain itu, paragraf yang ditulis hanya ada satu kalimat,
91
terdiri atas dua kalimat yang belum jelas maksudnya, dan hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya disebabkan ide pokok yang ditulis terlalu luas, sehingga kurang mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok yang ditulis merupakan kalimat utamanya. Kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok selain karena rendahnya minat siswa dalam membaca dan menulis, juga disebabkan guru kurang inovatif dalam mengajar dan menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini terlihat dari hasil wawancara, pertanyaan nomor tiga dan empat, yaitu guru dalam menerangkan ide pokok cenderung menyampaikan materi dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari guru yang lebih banyak menerangkan materi dan memberikan tugas atau latihan. Selain itu, guru lebih banyak menggunakan media visual, yaitu papan visual berupa papan tulis dan kertas serta LKS dalam menyampaikan materi karena guru tersebut tidak bisa menggunakan proyektor yang ada di sekolah tersebut. Media visual yang biasa digunakan tersebut membuat siswa tidak tertarik dan bosan, sehingga penjelasan yang diberikan oleh guru tidak diperhatikan dengan baik.
BAB V PENUTUP
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian mengenai analisis kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X semester I di MA Annajah Jakarta, maka penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran. A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penulis dapat mengemukakan simpulan, yaitu bentuk-bentuk kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas X semester I di MA Annajah Jakarta tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut: 1. Ide pokok tidak jelas eksistensinya; 2.
Ide pokok tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya.
Ide pokok yang tidak jelas eksistensinya disebabkan ide pokok yang ditulis tidak dibahas di dalam paragraf. Ide pokok berasal dari kalimat penjelas. Selain itu, ide pokok tidak dijelaskan di dalam kalimat selanjutnya. Paragraf yang ditulis hanya ada satu kalimat. Paragraf terdiri atas dua kalimat yang belum jelas maksudnya. Selain itu, paragraf hanya terdiri atas kalimat-kalimat penjelas, sehingga tidak ada ide pokok yang jelas eksistensinya. Ide pokok yang tidak memenuhi kriteria ketercukupan kemunculannya disebabkan ide pokok yang ditulis terlalu luas, sehingga kurang mewakili isi paragraf. Selain itu, ide pokok yang ditulis merupakan kalimat utamanya.
92
93
Berdasarkan hasil analisis, sebagian besar siswa belum mampu menentukan ide pokok dalam karangan eksposisi yang dibuatnya. Hal ini terbukti dari masih banyak siswa yang melakukan kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi yang dibuatnya. B. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, yang menyatakan bahwa siswa banyak yang melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok, maka penulis menyampaikan beberapa saran kepada: 1. Guru bahasa dan sastra Indonesia, diharapkan memberikan perhatian terhadap siswa tentang pemahaman ide pokok dan bentuk-bentuk kesalahan dalam menentukan ide pokok, sehingga tepat dalam merencanakan tindak lanjut pembelajaran dan tepat dalam menentukan metode yang digunakan untuk menjelaskan materi tentang ide pokok. Jadi, kesalahan penentuan ide pokok tidak akan terjadi. Sehubungan dengan pentingnya pengajaran menulis, guru hendaknya benar-benar menekankan cara penulisan paragraf yang baik, hal itu dapat dilakukan dengan memberikan latihan membuat paragraf yang berisi ide pokok dan kalimat-kalimat penjelas, sehingga mengarahkan siswa pada kemampuan menentukan ide pokok dan menulis paragraf dengan tepat. 2. Para peneliti, selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang senada dengan menggunakan objek yang berbeda. Bila dalam penelitian ini difokuskan pada kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa, maka peneliti lain bisa meneliti kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan argumentasi atau persuasi. Hal ini ditujukan agar bisa memberikan kontribusi yang berguna bagi perkembangan pemahaman tentang ide pokok.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, Cet. IX, 1995. Alek, A., dan H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2010. Alwasilah, A. Chaedar., dan Senny Suzanna Alwasilah. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2007. Arifin, E. Zaenal., dan S. Amran Tasai. Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri, Cet. XII, 2012. Blass, Laurie., dan Meredith Pike-Baky. Mosaic 1:Writing. New York: McGrawHill/Contemporary, 2002. Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: RajaGrafindo Persada, Cet. III, 2014. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet. I, 2008. Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIV, 2008. Gani, Ramlan A., dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK PRESS, Cet. I, 2010. Hariati, Nur, “Keefektifan Penerapan Metode PQ4R dalam Meningkatkan Kemampuan Menentukan Ide Pokok Suatu Paragraf Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sabbang”, Skripsi pada Sarjana Universitas „45‟ Makassar: 2013. tidak dipublikasikan. Keraf, Gorys. Eksposisi: Komposisi Lanjutan II. Jakarta: Grasindo, 1995. Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004. Nababan, Sri Utari Subyakto. Analisis Konstratif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: PPS IKIP, 1994. Nasucha, Yakub., dkk., Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa, Cet. II, 2009. 94
95
Nuraida dan Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Tangerang: Islamic Research Publishing, Cet. I, 2009. Oshima, Alice., dan Ann Hogue. Writing Academic English. United States OF America: Longman, 2006. Parera, Jos Daniel. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga, Cet. II, 1991. -------. Analisis Kontrastif Bahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ikip, 1997. Pharr, Donald and Santi V. Buscemi. Writing Today. New York: McGraw Hill, 2004. Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, Cet. I, 2011. Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, 2009. -------. Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, Cet. III, 2010. Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007. Rahmawati, “Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf dalam Membaca Intensif dengan Menggunakan Model Cooperative Script Siswa Kelas VII MTs As‟Adiyah No. 33 Babu‟e”, Skripsi pada Sarjana Universitas „45‟ Makassar: 2013. tidak dipublikasikan. Ramlan, M. Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: ANDI OFFSET, Cet. I, 1993. Rumasukun, Nurja M., “Pengaruh Pengajaran Struktur Teks (Text Structure) serta Keterampilan Menemukan Kalimat Topik dan Pikiran Utama terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas I SMU XV”, Skripsi pada Sarjana IKIP Jakarta: 1997. tidak dipublikasikan. Sartuni, Rasyid. Aplikasi Bahasa Akademik. Jakarta: Alfonso Pratama, Cet. V, 2007. Smalley, Regina L., dan Mary K. Ruetten. Refining Composition Skills. U.S.E: Heinie & Heinie Publishers, 1990.
96
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, Cet. V, 2009. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. VIII, 2012. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2011. Widjono, H.S. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2012. Widyamartaya, A. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius, Cet. XI, 2003. Yunus, M., dkk., Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. IV, 2011. Zainuddin. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 1992.
UJI REFERENSI
Nama
:Nur Rafiqah
NIM
: 11100130A0027
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul
Skripsi
Dosen
:
Analisis Kesalahan Penenlaan lde Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester I di MA Annaiah Jatkarta Tahun Pel aj aran 20 I 3/20 i 4
Pembimbing : Dra. Mahmudah FitriyahZA,M.Pd REFERENSI
NO.
PARAF
A, Alek dan H. Achmad HP.
Bahqsa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2010.
2.
Akhadiah, Sabarli dlrJr.. Pembinqan Kemampuan Menulii; Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, Cet. IX, 1995.
3.
Alwasilah, A. Chaedar., dan Senny Suzanna Alwasilah. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama, Cet. lI,
ry U
2007. 4.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
L/
Tangerang: Pustaka Mandiri, Cet. XLl, 2012. 5.
Blass, Laurie., dan Meredith Pike-Baky.
6.
Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: RajaGraflndo
Mosaic ! : Writing. New York : McGraw-Hi lllContemp or ary, 2002.
Persada, Cet. 7.
III,
201 4.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet. I,2008.
%,/
ry
W
8.
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIV,2008.
9.
Gani, Ramlan A., dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK PRESS, Cet. I, 2010.
10.
Hs, Widjono. Bahasa Indonesia: Mata
Kuliah
/
%-
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:
Grasindo,2012.
ll
Keraf, Gorys. Eksposisi: Komposisi Lanjutan
II.
Jakarta:
Grasindo, 1995.
t2.
Mahsusi. Mahir Berbahasq Indonesia. Jakarta: FITK UIN
%
Jakarta,2004. 13.
Nababan, Sri Utari Subyakto. Analisis Konstratif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: PPS
t4.
IKIP.
1994.
Nasucha, Yakub., dl
Karya Tulis llmiah. Yogyakarta: Media Perkasa, Cet. II, 2009. 15.
Nuraida dan Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan Tangerang: Islamic Research Publishing, Cet. 1,2009.
16.
Oshima, Alice., dan Ann Hogue. Writing Academic English. United States OF America: Longman, 2006.
t7.
Pharr, Donald and Santi V. Buscemi. Writing Today.New
York: McGraw 18.
}lill,
2004.
Parera, Jos Daniel. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga, Cet.
19.
II,
1991.
Parera, Jos Daniel. Analisis Kontrastif Bahasa dan Analisis Kesalahan Berbaltasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebud ay aan Ikip, 1997
.
r
20.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogiakarta: AR-RUZZ
MEDIA, Cet.
I,20ll.
2r.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia .untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, 2009.
22.
Rahardi, Kinj ana. Telcnik-Te lcnik P engemb angan P aro graf Karya Tulis llmiah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, Cet.III. 2010.
23.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007 .
24.
Ramlan, M. Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dqlam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: ANDI OFFSET, Cet. I, 1993.
25.
Sartuni, Rasyid. Aplikasi Bahasa Akademik. Jakarta: Alfonso Pratama, Cet. V,2007.
26.
Smalley, Regina L., dan Mary K. Ruetten. Refining Composition Skills. U.S.E: Heinie & Heinie Publishers,
r r %-
r
r
1990. 27.
Sugiyono. Memahami
P
eneliti an Kualit
at
if. Bandung:
Alfabeta, Cet. V,2009. 28.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. VIII, 20t2.
29.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2011.
30.
Widyamartaya,
A. Seni
Menuangkan
Gagasan.
Yogyakarta: Kanisius, Cet. XI, 2003. 31.
Yunus, M., dkk., Menulis
Cet.IV, 20T1.
l. Jakarta: Universitas
Terbuka,
u
r
%"
Zairuddin. Materi Pokok Bahssa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, Cet.
I, 1992.
Jakarta, 12 September 2014
Yang Menyatakan Dosen Pembimbing
NIP 196402121997820A1
RENCAffA PET,AESASAATS FE.1{BSI,AJARAAI{
{RrP) :sionn rr4ue
Mata
*,lf-i-oooE lrt4ul 6tcr
Pelajaran
.. hrn Irl^
,{--^;^'l' ruutuJut
: Bahasa Indonesia
K*lasrsemester : Xll ri i^i'--; nruMUI
IEI-L+,Y'ALIU
. *o-i+ . TATJ&u3\ ,{--d<
r' 41 -APLrIWUi.cilr/ -^"+-*',,^-\
Asfek Pembelajarau : Menulis
,t fir
u+--,4*- nffiI&rlurl ft'^*-^*^-^i
. T. A tr^-,-.-,,I-^^L^* rrruB6EErEl
Lllciltrcr
.
ffi
;-f^*--; r]Builffir
,I-l^*
t,Ererr.t
L^-r.^,,^; ulrrcEer
bentuk paragraf {naratif, destrriptif eispositiil.
B. Ka*pet**i
Il***r
:4.3
Menulis gagasa* strcara lcgis dan sistematis
dalar:: ber*uk *garrrrparagraf ekspesitif
.
C' IsrliL*t*r t
r.
rr.
,
j
r
..,
J:l
.---.-:--t:
-fi'l 't -.--l--.--1-.llrcrrJ:aur wrats fAf fifrurmzrrlJ[r Eulrll-trryr-6. yatry ua[.I?r[ urlrsrrruilrrgtrjarr .1
ekspsitif.
2. Menyus*:r keranglm paragraf eksp$sitif. 3. Frtfeagerabaagkan kerangk* ]'eng teleh disr"rsua ra*rjadi paragraf ekspositif Jo-*owartigu
*o-.*rt.r-olran arrvM6aisqAsu
lrqlhq **htt$*.r-rt Aos lryrra{wwb
tiqarr ieaat J@Lab Lslat.
4. M*gideriifikasi kaire berimkrhar riaiarr pamgmf ekspsitif 5. Mer:y*nting paragraf ekspositifyang ditulis teman. D. Tuiuxa Peub*lajarar
i.
Peserk di
2. Peserta didik mampu menyus$n kerangka paragraf ekspcsitif. 3. Feserf*
4.
Peserta didik ma,mpr: nergidentifikasi kata trerirntruhan dalam paragraf eksgr*sitif.
-i.
Fr-scri-a- ri.i,5ik
rri*rtI^"*'-nurry-uuiilg Haragra-iul**p"-rsiiif y*ug 'iitu!is i*:xa*=
T/^-.^I-a---
-l!L, ---t -:.----^ --*---I\Ar? I|LCI' $rlYyA yauB, UrlrAraprcUr;
1"
*spr
2.
R*s* h*rmat dan perhatian {respect)
? J,
'l'otnrn Aili nonno\ r vfrur f\.urrEvrrvvfr
rlr.
Tqn',a'"*', io*,-1- f*+am**iltiiir.,\ rHrEErrEjsY"@ \rvuyvaurvrrrlJl
5.
Berani icourage)
6
{trustworthines}
- Bsrsakabaejkemunikatif
Ma-teri Pemtrelaieran 1I
rrl.^*^^i,.i "F-.t.* I EltI I',r\}I-x.Ilrlirl
JIt-*L-l-:^ u. lf^ririef Oile reffi DeiftiA rAf
1. TanyaJ*wab 2. Ceramah ? H
Ilenrr*acan
I .q n0 r**u lra tt-I{l nG lrq rt rasbl*l4u X. Afr I{r f {r fi Ir4Et talai{i icl r{l fl r".J.rt
Feriwrrfir prixmr No.
I
Ifugi*ha Pcrrbelaj*ra*
K*.sri*tex Awg,l -6_ -" -
I - ^--.. ^*..: raPYrlcPSt
G*rx
sr*ag::e.apkan sal*rn dan meagejak
peserta didik
unlrk berdoa
1
Grrrrr menwianlran knndisi r-----* ne.serra rlirlik ----_
J.
Guru mrnsabsmsi *e:eria dirltil
4.
Curu mcmgirgatkan kepad,
<
pesrcria
Guru rxs*elask** sscara singka: firi::an pembelajar*n.
mlr*ir
rrano rlieiedran
1,r-;* Bersahabatikomunikatif
peialarxr luaag sebeium*ya.
Giirri mcnjelaskan s€caia singliat
D^-^ itultsdl IJ^*-+ tlM
rrrateri
V,r*;*+*fi45ffi6rM
F**
Eirspiar*st
{iuru :::e:}erlihatkan eantoh pmagpaf ekspcsitif kryada pese*a didik. D-..^.a1L,)trrl4
.-^.*L^^SVSI,{rLC
.J:J:1. {lr\Jh
^--+^1. ^^-^---f WI-ILUTI UfliaEl(ll
ek*rlclcitif J.
ditiik mengidertifikasi iopik dar
Pesetia
kraids{istik ya$g terdapat dalam paragraf
n .1.
Guru herfar:ya kqnada peserta didik m*+'+qi
tanil,
da-
t o+ol-to-iotil,
t --- 5 --- ^t J^r--^ -"^ C ^1 ^-- ^ -:L: --- agrar rsrua!rar ud.raH, -Irar trttlitr(rsrU -
r,qnG Ji#'r
r.
75 Menit
.ilf**$irri Peserta 5.
Ber*ni
f
didik mensntukan topik
Bapat dipercay-a
Teh:r:
rrntok
L.}#^I-,^*r^*.1 L' ^*,,-i &t ufraruffa\uruu,[rur
mernb.s pa*gmf ekspositif.
l-.
^r ; i-
'fanggung3awab Pese,rta
6.
did:k memhuat pamgraf ekspositif
A^*^^* uvrr.iiflr
.-^-^^,,-^1.^$iIIEEUG{E
.^l^1, oae
rx:nu;.rr*Fxrnrr;*rr n:rr,rr.raf eli
r-..y.-*'..'.trrrc*
nnh, l#u
^^l^ i,u'i4
rruyiif;f
a,
xu7$rf{17{*8,
7.
Gffir r:e*jelarkaa hat-hal yarg
belam
diral:xr* pesgf* didik.
I
/-)rtnr mmhprilran
llJ.rllpili,
PEugili}iitrj. Irelrerh
q<
il
!rffif,afl lroliL nncitif rilon
ati rcert-,
L^l:^L
iritti iit.r,
r^-L^l^-
ri;r Lit{Ji1IJ
rlirl il,
Kegixa* A*hir Guru hersanra-snxa dengan pesr.rta didik (q. salJl.l",s@ ^-t-i--* lJv+cs - *, ;-*,,1r-^-
^*,r^,-},uuruu
,
< I r^-:r J lvrEilrI T^i--* _i Gtt tlll
Itrlltv
.^r,.* **-r^."-1,&ffi@ usu
1
.i-- ^+^., .-+'l-L.; 6@u rvuBgl
l.8r
irthariry iqiatan yaag surlaii iiilairsanaii:nr sectra konsistefl tian terprogfam.
Bersahabatl komunikatif Bera&i
Pcscrtq
,#.+iL
*t*rrirroL
iof^*tooi
iiicrlgur:rai igrrLlaira tindali
iaajat
pe:rbeIBjsrse.
Perte*r:ac kedua tlin
t{ 46I{l lclrt P6rrl rESl!! I{i rarl
It tfrlrq€r
i\irrEr
t{ qr.{ll.fFr*
ai{-E
:e
lI/^l&YfffiB
Kegiat*n Aw*I Apersepsi I
.-1,,*, uGu iritutar-=,mfrmi -*;-^-+1,*
L*-,{^ ilLii(M
--.^-+d lis&r6
;;.1;L uuc
<
I\
r*;+
ir*liarir:' nelaiar:rti Jvaiig \eltelrrrrravin --'O --""-'--J:-
i-^---+ uvrlugi
iJ -.-d a,\.#
;^* w
p€f,88fl4$
Kegi*t*n
l*ti
Ekrplorasi /':..*-" \lur tl
1-.-J^*,.^ LI;r filllYia
*renceR*i ^t-*^-:*;i: EhDPt,nLrr,t
1.---I^ EEui*t.til
$Elgl 16
gr*r:r*:*f
*"r-.*to*oo* -
l:J:I. Lli(trn
*.(Iug^ "Jlt.-,^+ urrju(Ir.
Elaborusi
Peserta ek -'
75 MeElit
didik
menlunting
paragraf
Berani f\anc+
snasitif vans _'---_--- c te,mannva j _--< difrrli 'r -'-'--
Ji-o-
o,,o
'i-e1-m
tri::;Srrr:::.ri-'
Bersahaba# Korrmnikatif
---'J-'-
: !
t
!
lt
I
1--r----- i]Elllllr utfiu illg4iEiaskafi trai-rrai yarits
Ta:ggs*gjawab
drpahamr peserta drdt<.
Guru rnsmb=rikaa Br&pa& balik p*sitif dan
pengBdax, marrpill hadiah te*&ap keherhasilan oeserta didik.
Iiegi*i*n Ahhir Peseita didik krsaffia pelajaran.
grfil menyir:pxlkan t5 lvtelllt
Tdriltt Bss*bslistlkorrrrmikatif
f-im
n++ieiqri'*:
L^,-1-.-..J,.- '- I -. l-L^-tsr Lta(}dp ltcBraiiu
r,wil*im
rlm/*fsr l^I-
^.- r y axr'B suL1ifl
JiI-t
r ufl
+fi+l.s
-^-,-t -arssi4lt aliul.
Peserta gidik rneryimak i*formasi
msrgffiai lertsarra tifidak
laajut
pernlrelqi*ra::,
il ur'fir,&t S*nlr*&. 1"
IEsE*isr 4,*Jci
Bukusunrber: Suharma dllk, 2S10. Bsfusss
$*t
Sssfrs- !nrj**s.ciLt- Jakarta:
Yudhistrra.
E t.t E^-;l*;** &Xtl&Et 1. Penilaian Proses
2, Pelrilaian Hasil Inrf iL'o fnr Donnqnq ian r !u*Pu,qI
Pe.ailaian 1 1.
I {--- l-fr-lvlg+tLli*r*i*-,}
?es
I i;;r
a^..:l-
ltrlrl,s. ydtl6
praktii#
kerja
dikersS*agk*n
kiaeria
rreajadi
paragraf
oLsanaifif 2.
-J
*g+ii"
l,vtrrr
i
Ialrtl,o*
icarakteristik paragraf
ekspsiti{'! ') L.
Elrra+lqh g(,glt4!J
nqr.'(r.:,t .r.*li*;i'
ir;ienrnrcrrrr *erq*
riari wbuahfirprirj
paragraf eksposiiif.
3.
M*gemba*gkan
eLcnnoififl vnJpvJt +, r
kerangka ya*g telah *^-:^J: tlttrtttanit
-J:^..^..*. ulsll.ai-tlr ** {.
,i)itll* -,' --^--'r, LnDI,rt
^^-- atilrrjr PcI
kata
lro.o--l,o rrvrgrt*\e
pengkahl$g
rrqno fen t
Buatlah oaragaf r
r'rt ienirtr
k :r
rr k*t:r
frcrimbuhan
&aLun
iwir.nrrrr
paragr*f ekspositil.
Menyu*ting paragraf ^l-.-^-;+;f ,,^J O' rE^ LNPUJTLIr
l,'+-,1
UrrUirJ
i-
tvtttctl:
Peiioman Penskoran
-t
Nnl
vans T)inilai _----"_ -
_-l --- j -'__c -Asne.k
I
Ql-^- +^+-l .-.-r-^.''-,"* LlJlA, trt4ftJrtrtrlrrr
rrfttlr
nn - Lw
Per*rii*:rgan r*lai airirir riaimi sir.ala 0-IfiS atklab sebagai berikut
Nilai akhir
:
Perolehan
skor x
{,1.^* ljnL,r *^1-^:*.,*/nn\ rrtd6.]rrilutlitl,u,
Me*getahui* l-'il/rl r-*^:^L ta tYltl n*alrtsriiltl
*d
Skor
Ideal:
/ 1n!.}\
t, l uLr,r
J*kart*, 25 Scptember 2014 ri,----lI lt.rl.tr
Sastre
tl,r^-^r lrtAfrtt
r>''r^^^.itarealta
ie*oaesia )
47;b'{ ,ll-3r-,t.L--:\ rI !. lrlrlrrrtrl ([rr
J^.. l.ti{rt
g fvr"Rea-qnJtFci"P )- -g E ' toJofles;o' Bohogo 0qt"hoba
hS;
ferDqJa
lY)qso (WpJ^ frp.f€Fonon
S.:qh FqSe Pzrrenlrc:,1gao af)"fafa Jao fnaga Jalo5a,
[email protected] 03ao SeSArnoOg dqtqrr
MaSa eOe;q.r
ffasa Q0qh$ *hn pffby 4K.q0 r\?Jlbetyj$h &c,c€/r,bo9",n drri 0iaXy \€.r9fux dec^oqsa , "l-^-rrp:a
eJ q nq.g.
."
.
Pem-Tq
/
J.rs{., kz,lJgtno0 U06n
P{ng*;n* 'n*rFr6* @tirB
b,nyor
frh9:di
71p$patxr'(
a..}l"e..l
l{r-l,itJqd-. tebtL ga<,rcq tqgt Arh Fqfncr pfBgpn"ra0 f)erFbbq r Refiit f,tafia{qrrp,rt c[q0 {enfuro,^ H tV /Ft o s knrqpo o\o rhrFtng ?€(WT-, " Hqi [0 itdc.,sfi l"Lrn, Sr(r.n !€cea Lerg.ott*o ,
&t
aa J.f,h
&n
,
r*\
Paragrafl Ide Pokok
KatimatUtama
Jenis Paragraf
I^VFJ^ tUtrLSqc 4Jq ,pir^ nqrkvbo.
{naSqfqh
:
J4q5" fYlha-ta lvtTv&,h-.n
$o{.; Cace prrcenaqg* -qfl.fqn-r fhes^ enatc,, J*n @g Jg.,j*g,
. ffip
gq n faf*o
Paragrafll Ide pokok
, he tflgiflon Mfucobo. flolhs5*
Kalimarutamai
Jenis Paragraf
:
lerWru "harba,,-6-,.^ , " -b PakOT fian7*e Adq.ta[. {(,rvaJa, . ,
ect$lplpoO
Paragraflll Ide Pokok
Kalimat
:
Rllt.ltarqn Punf*p,F
*rts T*ry, &-)n t{ h
utama'
vroc nuhdr ftPengg,sno'
geo,^rg
Jenis Paragraf
:
Q%{hftfl'cn
.
hA^ (Slgeonoon flat.hobo @brn
?quqt lagi
be+?qntr *3u o tiqr)
L;tq
A",e
\loirirq
* ttir*gr
* ?mo hr lauan
n4an qegotah Uan? p-on d,u* e gt$qott di perluyan la.t^rn rnzn4haG\Fan tqrnatan Venq ?intr\r tn0laLtti ?roseE btla3ar [vrun ry?ar " {idap ibr. qala , linOPun{an 9gl6olat^ Uan4 FonCusr f XvCn apaniyt& nteMoo-uq ?opr hiatE Verrnubrr . lada waY frri lanryt diqerurran Aqlavl )'q\e,rn rna ninggat [
9 choo[ ".
z_-\
['oui
t^
h
'
I
Paragrafl Ide pokok
'
U
ng?ungn Sefoh\^ Ven4
Karimat utama,
\oerrnuUn
q8$-pm*t\*tfftfiH
W [,rn4V{n4tn ..?9t*toh gannaMn wJ $\oa?hog1P41
fu^
botaXar lnuo61atr" JenisParagraf : 1Bd- ge4Uttti4
Paragrafll IdePokok'
[f4Vor,n qop6t^h W W"W
Kalimarurama,
Jenis Paragraf
lryghylan L,ilak
hanUn \vr8namrn (bhon
: S khHie
ParagrafIII rde pokok
: gebdah yg rnwnapkcn @tEwlatnn
Kalimat Utama:
Jenis Paragraf
qddohh qO Wtah.tFap' pe-72(a1 '' YiaEn:-y^- drget'nt "At€en SE16r
: \nduf*1f
h1a
/ftqnaO
[
X-z
flftAcg+ (uvyrpc.ti Sctcrt
di
Jeo.crrOcrh
Ini rnocet Serrng [^r'+u jurrapur.l di
Jcrkor{q K€{hcrcetun rni senng (.crrrt€d-ucri.rrnrJoi'Ao.ri Jc{bil ragc , j€Mheton (CLVcrng, ;amlkl jatunUn ueLil Qun biSe" rhgpf/htu(rocln rncLcgt. t4C.t (rrti >uduh u,tXiaf" MAJpt di'rv(jrf,r ^(nand , tfttct ctvaA MeA/\toano'r tentorug ker^o(e+an ?nl"
.
*cncrcgt', 9ud+q wqitr.t dr$uuctr^+n, ll# icttuvr 'iqr6 ;u04lc\h Ice0udcrf0ctyr. dt' tc0ta 14i ludo-h MP(a.MFcrud botCr..s, D$nvat Ycrrg Mgt$n9g6f pgra+trro|, Avtaut dcrn' ini tEttc}h MocQt eicLr\ ti/tbcrl trgrtG
w€Lebk&&n . t/t€;"ddid.A di,htOtn colw iaUi,r &
"
\"anus flAeoghsxqf'ko.n "'Yrg{\ci}"}tc4 ..ffi rn€nsun +tcttrbj i ivr i l^i+u\ lrr-trus rr€ nau r, f?sK,k+\rf(^n
on
l,<{eu
t/N-t{J
k
po.t".,.r't
percrwrun'ffioh)
\a(Ihq9u i,a$tc\. Q*^q(nn t^.ilbcr c\u4yl iytW'U '
ucr.n Lx\"i{/Q d,atun q gqrn.
(3-r-e,r.
i.
.#
lotr' lt}\,] le\ofc
tni tn6it'tit d{-,rklri sAeiitll'1 f\gtler.rcfl
r
Paragrafl
Idepokok,
Alatw
F
Kalimat Utama
:
gGnruf &'
rl^cl(etl
tac,r-€
int' {vt&/q+ gertnq
l^(bu
junaPcli di
lcLkct/€{t
Paragrafll
Ar,bo+ da$t rcqro'qfcrA
Idepokok:
KalimatUtama:'|,
Jenis Paragraf
: 6OWtqurOn
Paragrafllf Ide Pckok
: td6-
KalimatUtama:
Jenis Paragraf
c(4 rvt€ngcGcr'lt rr€M0'ct-+
Kfu hacvr Merqhe'nHt(0'n
: \N&vu k(e
rbeNcct$\q u€n8ct0acNn" rni
-"-rc'@
$orritcr Nc,,ru{c,ily1
fo*YzgtEtt L.'-
,-
Tekr tkrpos;st
|
k.sr? sle 9 an14 tv.
m
\
y
n;g np 7!s, n
a1ye &crb
V
te4trott.-$-a-cn1.12
*rldge _gn -lr-n l,ttyu l g r* ""t_?l:!: Pl.4 _Y ! lZl fi ,
^w stz_uly era !:.t! y :
a 91e5ad9yg1 !_,
.,-.-=".,.*!3*kl?yl-v-i tb-!LT?t-!-E
-
!
V! "q
-C-'.{s{:az.;
+c,
E
^,t .
"a
.Aewnk*=iEJ-<.srssn-r!{nt--?-:Ya
Ub-a--Vk-O-,g-a.L-,.t \:g4F1, tteorpt^A
- --
eerddfu,!1!2:a B,-lslqy
.
-
h*fu\aq;,v^*4
.-
...-W{ar
-,-
fur:s
)
=-!yloe!i i
r*
r.
ltn!
-,,----:drt'3fsLyr
{s-fl*l!l-"!::!
&:*y?r
lr:tt
papqnir
a*!&xagd-q-q*qn 4-"!-
arn ,lur
'--_*
*:
rolv-gr :1*.g: ..y-s-*^f!/ !"!-*:'"q^( {!' ! ^ r' " 13 \ Y r :{- b:s:b y :yi fp i!" :P- !' t : tt ! t n p: t nr*!: byt:'t1 *:-!:99yyyylly""r g-r{ /efur
- --=-n.,4 r
|
r*g{*hl-tg *gYer!1Wlrah kbt- 4yt-f"p{r
-u-itl4*:*l:r!-q!?3*l r-e,,r.tb:lg{::-y? ?!:tr::-l:*!
ulsr
P"r
* l**y I I:?a!r vv &! W&rits rev-r-v:tsv
.
v--
ra
-i
rz-tltiEc'
Navtfalia
x-b
Paragrafl Idepokok
:(e*yal.;l
latlh*ala1-\ar!, vtq -
o*me,
rton rrr \arwri peny orn;ui
Kalimat Utama : 0 ranT \E +'enfllc,t altr LcYai Sr"1 bcn,\ ',|K. JenisParagraf :
r^i
S.^olh'Yeo*lo.'qq
Se|r.tlc
)tr,'anc'soi*rnn
na?aY d'qn t'at+al
y1
';,yorb'-'rY
v.'lPatr
i , fuiafolNYa
'
Ntde deliniri
Paragrafll \clater.^ 1,'ololra Idepokok theiafa t4,u47o7le.f,,^-i otlalav *-o*,9o1.v. sq-taE twPar (
KalimatUtapa:pe.n{ampitan )cdurr+1 perMpaaan YEficlcletpo* bonrya (tut4ena*an &" tn-t*h*pn-7a, 54\ucnn g\rL &h.,lc.)1 /"igror)uYsi sacct6r,, b<.1
ParagrafIII Ide Pokok : Srrctn2atn Ye-D\YdtV;V Iain-a
artnq l;ce2a1l iika ?-V+o(-
c+'t
Pe'w'
n?n d;l'ufathvi
7o'
/"ihi x6lari,
olqv o.
kcol
e
4q^z\h
ri
r
L w' e
kocle
ur" i )
fun
\firnu Nut
ArsgAtr
x.ts {3. indonesYs I y
t:]i [f h $errcrm aulfir. 6e.uoq cilarb bec\l
[]
fI
io(eL, frrrrx$'a , nrznfra
t-l i
otF{ba1tz'n
serr'
Seot'a
f:] iF{ta sec'd\G . tl I frra.rpon dl,iare.
d,
fianr
itqr 'f4
,
c it*r ,,6erapiUqe karr
Fi1 P.rt\l
ofohg kaftra bgic Scrmbec-qte .6s*,1> . bsdaao k2'tu ltnf:rl tgDqqgE
Bapr;r Hei
fl lfferu rx.rrun , @)uatao Dlkv hr*s -derhs'ei [] lAoreot, di
hsrttt?'n
ff
gg s(ng *gna cli (}]ac,n,
Pn
o
.
Paragrafl Ide Pokok
:
6nN)i
c
KalimatUtama: $z11ic
Jenis Par4graf
,
m(Ptn
Bncc^rc,
6;{rarr^)
fffiAEh' €
Paragrafll Ide Pokok
:
KalimatUtama
Jenis Parqgraf
Paragraf Ide Pokok
r
gAN) i
: [|z}rr : h(N
hn6,"1--,3ir z^t4
,/^r,.,a^A o(ong
Lql Q
IrI
: th$if
Katimat ljtanra : $w'lStr
Jenis Paragraf
: Pd
U
t
WrrS dt, lrer,Nt-- ",,
llr
Mttt*
BArna
!i
, _*-.i: ___i
ii
eu\< lnrtcr
li
,-ll ,::_.:_. LeuFrmrq
6to1u
konk€r__&*!_lg:l"tgf
?e3fts
!__
d"lgy_
[!gl1|tl-.]
S*.e dg:-yygtg -J-r :Bl- l9'ts" r€rpFlsg lit -g$s*Ylfll l"{?ni !g$q$ lf:trr - l9:l- t$llr-_rnrs -rl'!i: lyvi IiFEI,t
JSr+ ral-!$ : !r -i!-ee-ryIP",, _I
ibrosungo
pdo
r
hdlr.,
hidxrg (mrmrscrnJ .Hql
ful.ong
tulanq - Iang k\rga,
i*---]
9'SI
i
=*f
]tr,euut
ll j
--i ..-t
nUtn
--grg,:turi
.l
JEl clarsh p*h yang bangok
dsefubkan
ffi j
-l
!'-:l
i bn'f i
ryl
nerxls,ak
tarcna
*{er@/g:cyr.
*Jgt''--Erys-Fe_
?--ips{ *-t!* -sy Lt ?9?n-.-
qtrs.rb-unee.l,
-ry-e1-4r@
-r}L*gtsl-T"!tt -gLqr-JLt _--&r U__Stlt* j{qI_qglSLqE3Sf ':. jgl g1g_!* 3 l* :r-*grgel-rgrJ* o.. sulsa- dg- loY -_.-i
tidak
nl daruh pfih borkvrnpvr *yndt--le\s vwghbP:-r.vwY3:- pod" glg:
Pqut
aqsqh:hg- 9t'11 -telqn
i{:*
rni drFareref,,orr sel pwbeFu &rut,
pe..renCioh ,(drgnci
r
^
*
4
y:{'eif:*3b
- -g3'"
s y rns u
m :! \ s "t
-:_"q
*.
Paragraf
I
Idepokok: LetrtciMro crtqr.i lFantcen rlorah adaloh pengokit c)olam pcrda cloroh C, ymiutn tvtanq ysng cLilan6!6i itel, pu.rbonlaian . at secaro tidah norrryur,l.
daroh
KalimatUtama: Leuhrmlo c,ttou Fqn\cen doroh rylgrt.rpahrrr DenqOF{t dalqm FtotrlrFoii Font<9r pdcr darah / suryrsurvr tulhng" gang d.tbanoloi ofoh ffrbcrngctFovr se ibrah Ceccrra Achk hordt_"
I
'
Jenis Paragraf : 0eduFht
Paragrafll Ide pokok : ?engthob
\uEtrvriu bslum ditprahui
secdrc( posri peny€ fubnya.
l&Frnaiq bdvn
diretahu secara F$;,ncrrnt)n " topborln o{ikctohLrl tabforryo gqng rhunfRngctrtrh,rg.
KalimatUtama:fwqehab
Jenis Paragraf
' wthh\- trrogn"f campura^
Paragrafffi Ide Pokok ; Qengemb'llnon \euFtrwia
KalimatUtama- Bungc"
{
doun
.tafot dqrq
Unfuts merr.gotaah.
Jenis Paragraf
: Pc\ragraf
eamPvrah
5u9c. berporcns; rvrenpci,t.(urnbpr
5{ama t Acoeha P,utUntr, (e\as "" x- 2 , '. Vanasa \rndonetv.
'Tanqqa\
o.
Serrin \q
'oq - ro\q
". F^,ra..',u-..
Ericgontr
Pev\aebqb-Iertad-,n9q 6exn p q bu,rni, F.,r..r,onon ?emPa buo^\ dnseUabt'oro d'a''r\ ?e[e?as?\o enerr?i . \,ano drtaft\fan o\en {eFa.ancaA 4i\a"\X-ao o(eh \ocrrg€{l9atn uJQ \zaqeYaV, $ercaf,n \ctma tekannan*rLu E-ian cnernbesara dornortrhir.r\frq61 $letrrcaQa\ \ad.a Vedac4Y\ diff\ana t#arranterSabur, tl'dap d'P^U ,\itaf,a,n \ar4i oteh PirrcAlra0 \t".tper2-n Podt'5q6t -&)\atfr ?ecr'rqat burrnr a@^ <-erliadr , Gernp b;rni brasarogpr *.er3oe|( &?exwcorsan [ern ?4?o tr€rn?sefiona\ .,t n t,rzrrnstarpnar\, 6ecnpa brron'i foput d,a|@.rn Femunapi
-obe*q.*r,r-Sadi F-qraoa w\6f,etA \aprSarn \{{gter VanO tfx-3eqe L F
Aa,pf nrarrjacti Qep\ot qVas
.
\"rqt Ltan;crne Juaq) da,qa
&vdr^n
nuPlrr
, O.mcr, br:m] qY\adisebaUeqn $'r. SerrrhrtT0,4.J t€rrndutrh-
\b^odJ drtatPixao \eme'rr,rrtrah ,6\eh vftznLr6casepeirtr rni drnamaFan
,
Ann*n
a
{-''l'
Paragraf
I
Ide Pokok
:
R
.
'
6emqa?x-,,rrr W\Y)oI\atxYrtiFan o[err ?efq)err>lan l<xtPeng,
Kalirnat utama
Kryncc;3:p:ypa.bog'i drseuabran darr\ pe\epaf,an ' Lr^nq dr\^a61tran o[e-tnteFar\arn van q dTt+,slq,n o\d.r t.., "rerqi p*i*n ganqb<-r€Ja-tqF n -,
Jenis paragraf
: D"aretrl
Paragraill Ide Pokok
: 6o4adqyzn4d
e\e*r terJ6{D'l'I$ I
c1
@ernpa$uvn-,
:bevesapa Gernpa Bomi \arn dvq^dapat *zrga.dr1arena \efwJeyvtyan roaama drdatcrm euauog becapl,
Kalimatutarna
Jenis Paragraf
hrnbr.rl teap
' F.d.uefg
Paragrafllf Ide Pokok
, G^v
}.16,
Kalimat Utama: Sezvaosran
Uorne
\agi
dr*((at
:
tndoptrt
vr'taCIu$-Qr
aaPot<{erJotdi trarqrctTnleen
ga.(t-a6 -Aatrdtatctnr br''rni Jenis Paragraf
C-an
&v
aFst{r,tn
Bt
t ' /donesiq
Nc.
x^B
t"n,n
.
De*e lQ 'S-zg1.t
Dndo.s-a.
.
r+NJ/'
an bencana alqm i-ti+e
1l
i ali
i fiusim
tbukota
huan
tndansg,
"
E
da+
ahtor
nl
ubh manuaz , ,lcarya- ulah manu*ia tzita rerlu menhq La*d1 Afa
an
[]
t:] -
E tl
ad 4 W,
men ynem
4
Sanqat ter
'f
n
heeadaran
ar
keberethqn ,k rh ----1-
bencan
dan
muah
{enakin Fltqnuh-a tfr\f4,
tndq 't nqq
-o-* *rdak
7(
hon
sernbar
h
,
ddal
n
ft.rlalu
ftt)
knr
Paragrafl
IdePokok; B ANJtle
Brn6rf herupaLan
Kalimat Utama
' +rfd^ da tncro nesia '
,
ienis Paragraf
alafr
bencawt
fiedwVh'{
U s^Wr
Cenly
-
Paragrafll Ide pokok
:
B4ttl5 rlz
Kalimar Urama
,
BqndJ
r
il[dh Jenis Par*graf
Paragraf
ter6adi n4anuli q
.*.n^
folt+rF-
, Pedu?rl
III
IdePokok: Iaralf,tP
Kalimat Utama
Jenis Paragraf
:
"
e?tra hruenfifla
l)eoluFtt
f
.
V$ereit'uot
ro
mu$m hg.an
*
M-tth"*
oPhr-
A
knrat^ t\lo,, di lndo []
r-l =
lantoe.r saa{-
lur,rt
I]
i-tl
Caeruh
rf ff [f
[]
Lf r:l il []
[f
tf
L] Lf
il
=
k
*
a& ase
a&^ &; karhptn
tnI
$ate-
fat
a {a,
\zz,
furconq
Vr"
t\Q t
i&4r. VrW
6alaav. w*q^ha&'as
(elah
a@{^
la
i,'a{",r.r
ada le,lwn (atu . ka*
n
ba"ir
trarlo6Fkern l,qwwretl-an
ta E&rvc b,.t{etn*
tl
[f [f
{ELn
akarfu,
n L:f
t(
sudaln'
ktl"W.-.1
= []
t
r__d,.L*Lr&rgsq,gqAtp !. "ge
t]
L] T I:]
tn
@
FiLa
ts,ablpn
k*"^ tLrla
t otwrt^ 9e
kana
Ltsa^
-
1
7
[4 tllru* A'h
X*B Paragrafl Idepokok
: Berbaga,i $^&ce^t^
Kalimat Utama
Jenis Paragraf
twv-eovo Ata^
, 6t"@*W
:
(uuca'n- alat'^ 99 odo &i
f*Co rr5rri
-
C a4*\r1r-T^vn
Paragrafll Idepokok
,
!.*u dna, b-*cu"o 4la^ lg 1^&
Kalinaar urama
Jeds Paragraf
Paragraf Ide Pokok
,
u1.a"a^
: Cot\
L
,*l*q^re'
jr vg +"ia'a;
di L
C,r'drnona
"
n d's(\€sru
[rdrur4
III
, ?^Vl4sanon brt
Kalimat Utama
Jenis Paragraf
: Marvsrin b*!,
: (amQ,.! ru,n
tlen
co"ra
$tsr,
ta.as
frlar^
0a& ter bai,c g
Be*cauv, dtq^
lq 05w
|lo-. Dete
I
.:i*An-lruq jsb!&--
[*]:
xB
i nYwrq EKeposisi
--
-*-_- I
t_*l
L:l
fiJs-
I
i*:t
l4arw - vnryvpqlgr*lgf-yrg-* ng orJ
i
?g I v-gr rnonpoot.
;: i lqryqa ?vtn* Mqy_W Wrn .artgge*J_qpsl_d-!sd,[o!_Jq|-!.-]"h
--Ww"
[]i
[l
W,u I-:IUL rnq[geq nuq- slqqKqn_ lutr j1[Unqo ,!]U---Ug1!f!p_ hroh_
.1 tltane]rr^_eompQi__lulur Ddn Jlts
[l, trEc\tunu-0
Ihmu!-
)0nlt rnan
L__l
I
[]i
f-l
I
l-l []i
t-l [-l
i
r
i-*1,
[-
1r
fli
iti i_*-l,
[_lt
tu n
rh
qm.-Uloh D:ailyEffihn 6u0n mrarqoo r-
lilqm tfit t]5 fihuh
ttr$s@ru1-vtrimni,r:i
--._--ilE--.--_
g&
.
An-nuo q
Nlobrlloh
tq|,DN
x0 Paragraf
I
rdePokok,
MO[lgg0
Karimatutama, Mongg0
, I'1"1cruPfl|(0n bqh yg ffpnle 4 hnuqh
Ino[pooL Jenis Paragraf
:
DAdUWtl
Paragrafll
NIOftthmL JUq [[^WE 0
rdePokok,
Karimai
utama,
PrLrh
mrya qay n61flf\g d[nmgt}f
'
JUS
na:.t)qA slffi dthr MnqKqn Ienis
paragrar:
&fnpUfOn
Paragrafffi rdePokok,
KhctsraL hlOh ff0ngg0
Karimatutama,
DrclAtOm A
Ienis Paragraf
, \ndUK\ ip
bmh
WWq lki tefdq pqt
VtbAnW
^thna""{UY Wt/at?\a^
x-)
z
t'f
'Bou
l
" r€ntNFQ1 .3elrnan l4fQr
9aa9
&tap ,bfenat *n &ra nelnb(bmg Rrn, cu*ue mwt*, " .&tw,nq aq{'uKar, ?@R g Qn /aruqa
/eur, lpluqq na.iukon ,%!; %tu t@fuq blqrl /rqr Cqmpc.tr 1/arttrt ke dqam utt&a aong Quq.@mm &eo,e o7,9g-, pt^tarq AOau " pmudon l{ok Arngga ,fupA* UErvq. l,pu ryWry kxo* da^gan r@e*t taa 1wt*1t , Cmnpc.tr
' bttattt4)r r€tiu " lr4(uFa4 /e da tah @nrqn ?ry ,boste 'hp;
o
l*ep r*adlr ral /o+e
/"10/,g{lne*a,&V^g iltse<etrrU'l*gon dfuh _ /flruta+ U*-\2 frury1utwa /< 7.tztQA t
Paragrafl IdePokok
, Tseroaqai
Kalimat Utama
Jenis Paragraf
:'CM
i
&acano fuu fruka,r
"
tA€nA, qt
Ca$a,{hr lZ7p,
Paragraflf IdePokok
Kalimat
: @ra -
fr4 e-rn
&rcP
Wp.tt'S
lltamat
Jenis Paragraf
bv1 I - &=^rlrn4 r-t Pal
ea.r\-
(a"'t N rZ-t n .
'
ParagrafIII IdePokok
: [btu,
Kalimatutama,
Jenis Paragraf
,
b"puS
{rodrsronc4,
&*sw lrudrcto^q) 4PdU k
/1f
Yry
&4a-x
R,m1 4ke,V
(r* risa fiyo
_-
l lt€r\a1g_
tz
qql_€3qqrq
l:$!-
P"
!$n_ggyfg
ne-- qsfla,
__Vrta,
ry?br:l
t32=fusa ordeleqp-
7
Paragrafl Ide Pokok
,'!anqh
L\olt
otqpqtl ('{enn e1q$or Kalimat utama : \arqh liat 1n'g
f$$fl
brqt
trzrJat
Jenis Paragraf ,
Ide pokok
fudWHg
.
. . ! r!,,, v
:CqCot
Kalimat utama
;OesFqn Sedite+
Jenis Paragraf ,
deduFtg .
qin @ tofq\4 tFd fua'
PeragrafIII Ide
Pokok:
Cqfin
Karimat utama'
\$g{ql\n0t
tr Fo, Scr.&f fori ry fimfnq\qh
tfrqae;:na'/e Jenis Paragraf
elpcfu trf
rp
.
1=orrg
q(W
tndqh ahaury ses,ai don @uq
tf tf
[f
t_l
tr
HIV
t-----]
It
tr rtr
Lf egfl fl
rr tl
t:]
rI
tl
n ir tl
t:] []
Frto.t
meruPqnqn
Paragraf
I
Ide Pokok
: Htl
Kalimat Utama
:
ryrRru
\
pats.r,, >in?kslh€ro do'r-
Hrrr rvre.nupar
Aro> *tr1o3.,. Jenis Paragraf :
stngKatef,r
" Hrr m.tn lrv.rrd\odtFi
,*,. ,i;^
oenly
\nnrrr.vnoc\t/Fi c.l ..il;il'.;^;.,il;*o *= =ngnor"o
vr
rv5 l,
c-nr3! V\rv5,,
sen*ronr<.,
Rr",.trqr ComPulqn.
Paragrafll IdePokok:f,qtc1 Hru/Atp: ?"dq.krr6ie gerq(q
'
,-( t\n ,Rncertrq
f+r<
fv\R,Mftr$ure+aa4
Kalimat utama : l) Dejq.\q Htv/Aros h"rq
ftne,e 3-1 6sp ft,r€n\hbu\Foo ?tdcLr.3t, l) F\i\n S-6-.h't'^bu\ ?eJq,tq,at,rarg.gpp\a! ,serrrgsortcrwqO{i leF1ssl,g- ketl4crFttr-n
Jenis Paragraf
r,r.s1s;,
: p"rru8rqp cqll?urqn
Paragrafffi IdePokok:Ccu-nrv\enc%qh nrksu\,
hrnAot
t\tu1DtP,
snr-+-u
+rgN+Ei olcreh$
'-dh
hr"oosl h\rb,rng{n SqiS*x,t 4-r 1uct^tJ\S \ur4 hr^!n
Kalimatutama:co'rq N^onzBoh HtuT$\Ds :etrt, hrnuri o.i rrrqc^rrcth ._ H*{c,-i Cmu.R Si {orel" ?g Frtrsn .ltlcs hubv"\gon ,u1.5ttr\ Sr.hrr\gq*. Jenis Paragraf :
pcuaxrcrr
Do"ruertg
6iQer.t',
O oC rn r Lc,. -
A
X.Y
Tsuoc^coi
T:^^"ro-, leclodi UorQoq^ crdoogor gooSXttoo \Cnt\AEl? tet\c$q\q s,it \crut ot+'bo t- *ecs crd'o )d 6Pcu\oo\noo \oeOtc 'Q Se boU qur+ u I d oscrr \c^rr t ge colo {, \co - +\ bc, , oclo <1€CoQo tacrml, Et rso n qonuo 3 ctP\ Coo \OCTXSoCoO
Cctto fn€Oqo3t:\ croS\o3o s{do. be" hoXo' tcrofaol I ?cc,^.sg. i Ote09, Oi 691+cr.to0go ' \, tnelclL-Qrl*og 9vot .^ ) 'l*.frp\eu Soooucro c^ qO . 3 . CnefoLrutrr Qeo\o\ " lercrs gep ccrt\ s0 oS5 to.\o teocle',o\S\ / SenoziU don \cHo -\ol
C
ognnnnnnnr,
\ec\oPtc^f gc'cvr\er %cloc3Su-on. \ooQu:r S a3 A C Rc-nre n ln 3 1 (n€ni cnbc,rr {t *qx,rgcrco\ I crV:s.O"r} ot &r\c,.b Gdec"F. Yi;ft L :: {ie.o- s^.)i di d".qc^r \c^.-,1 Coo+orn _919e r+. \e+.,5.0 Lrcotrc,rhctr..r Qcxjg. to\.t/n \883. SuOrrn 3
Paragraf
I
Ide Pokok
: *Sqrtrcrcrrr
Kalimat utama
Jenis Paragraf
:
gor 6rAcrngl qgtt\t'"| !)cn T 5.^o cr..".1\ Ye( SclC'r s^rt \ar-urh cot-^'\ tl
' -1toar'^\9\t +ei;;o'{ Qt sob,crroao \>0n f<-Ar' dpr"5c^c
' -tosl{\cf \r'tu\ Go cc*t o' *+lbel -t toc
$Q$sU\t
Paragrafll Ide Pokok :
CpRISSSSS
Kalimat utama:
Jenis Paragraf
:
c-€l-+e^
rnQCros\ac-.\g-\1 +at^o ctrn'
t Y)ar bo5ai o1s-^ sflQoo|,sAclu\crfr1t ]^ C=.1\o cr-tcr.oc1.^ -. - onQ Lc)\^ (,^,t-Lrr n e,\rour^%\
*ilL* tg A
&i €lft+
o^..
\
rftt005\t
dgAu \r4iq.
ParagrafIII Ide Pokok
:
?crcrr
KalimatUtama:
b e( ,\S.,. frergfi
o.,triY:qr t:
$tan\ SnDu\\^r"q t5*$o.c5r
dgrlt6qo.t ck\cA\t\ Sg*g"
Jenis Paragraf
,
de duU+S
\,lorrtae,,nik
\-
Ootr6o 'J
lrha*na +\iara'r)^ci'r', \ ilo $uqh toq.qp, teF$." 4.lO Lr:*t q9 bnmn"np.lt, uqtuL
keseha*en
.
tuq>ah {^n tebogoinqc- .} Qeporlc"pn berc.neh.. [qE&r{\. &* &"?* bnto[ )ds . cnqltaq"$ b^$ , &* ib^, honr\\ ,
le[a.*)c" ig\emi\ilti borb*qar 6'x6ggam ]enic
L"
e08n .' u.Itarvfio
mingtcl.
[*n{lar9"o
WAA,
h.rot,
xlernt[F a.\4{r'
h\^t tiso
fnerrq&D&ong ef Lrrn Fs1laSo , e$[no esensic"\ gq &,aorn'[uOdrs f\o]lrrcrt
k-F",-
4t prod',hi bbuh
{"o H^si Af gror,"t, rne[o.lu sl,rrrtu^iu^ iul"ni tot", ).a fogi , fol,"r frotan hob lfle,p.-ga ti{*k- fu.r tolu 't,nggi
Flaq,^ SeLaqai ob at , Urfto F u oj'Jn b )ereupt , tetno'tiF "r q.n joJ , I{engDb".S unt0F b.tcaog. a.rn bo<."c , 66gr1ca.h' t -d*og ga#L P"rrh .?,,4^ h"Id , inllven2.o- , atternT+' 4^
L^onn terdoroli
Paragraf
I
Ide pokok
;
(r"u{|
funt"
{^ufl&.
ff\a-nt*OL
Kalimat Utama
:
[e?ar]a adota0',
Eosekatq'>', Jenis Paragraf
:
bu
qh. 9q Lor A an f'cet
wqNt , Ar*n teLa-q,cag*t)-u
Drdu
tLti
U
nfu l
f
Paragrafll
Vor'ilnqan Dror,
IdePokok:
KalimxUtama.:
Jenis Paragraf
:
Metn\ttlt; enqt'rt payatn, a)a.n eminO efensl-al , fud*
C-cr{n
pUf an
ParagrafIII IdePokok:
&H+ geh"g"\ &a*
KalimatUtama: Untv&
Jr-
JenisParagraf
J*rvo^
:
)er*W q€ ,qernah?
[* d*r-*A
C.an
. inf fuen/., , 44 eruf q.
NOrrr o3cSr.Nr "\+rlr
*,*-$9uL--
xt
U \ndo\o\
gg,".-
^
\4 :"1:a0] "\
-\.r,r.nb-Vo^ ad'oroN^ \.rt-\<,r Ci\qnn^ 4 La,r.rs .r\\<$cup [*] I gr-"-ar La.\rA ",\(orrpaA q).errleou- Vo^rV , $ t-!'.L6,. lur^LtX i:]i\c^a'',.^o,., .a C^-5 .F.^ e^/\A\-; 7.\" $rcz2\^:rn4,cr^ teUY..
lr
i'.^..^\.n,L cr-,,,
[] l_lr
!..^ o,
[:i
u.^\.,v
[]
L] i:-] [:
L] [I
i:l [] r.---.: i_
i--l i--_-l L!
i--i r__j
it
L:_i i_-*l
[j [] -[--*i
,
.",^
,e^
ac\a..\aL
\a"....6nL
rcti(,
6i\^ a,r-
\n ar^\ ao\
[t
L"--
\w" O,,\
l-t.o^- \ ^^ca
"c
g
a
\-'-,no^{
ba -.
*q'q \<^ _
"?:___a4-ta\- *t-V \\*,
ak-.
a
a,^,- Vi o. t
S
c3rrL
_
--
*___
7r
t
Paragrefl
IdePokok' \"-"rtA^-'La',.,'
KalimatUtama: \*^rn^Lr,L crr \u^v.^\rc,t
Jenis Paragraf
:
cAaM )? \^a'$-r
o,-.
?p
IdePokok: \ra\^ s^,\^L w)a.
g\r(, \pr,re-( M*toL-on
Kalimal l.ltam4 : \-a.^^aA.^r
:
Cu$4!u\ar^.
Paragraf
III
Idepskok
: $^au.i a-,1
Kalimat {Jtema
Jenis Paragraf
\c
J6 6\u\-a.tg
P*ragrafII
Jenis Paragraf
6\tg1+
;
:
.
\^ et\^ {z
n
\rn ALAc\.iL
r"da^
\\rn '2
\o'rQ
o'vr
[qhalrrroa Ht\ttDh
3^2 tsanJi
r
b lndones\? ffifutot iadr Ka[€ n?
banJi6 aJa\ah teitorrsa\ahan 3an9 l{a\aqr 0kh detqtayqa JaKafb2"b\us a tg) mas?\avr \n\ Surga\ at irKaKa [an9a\t I ang +etr9AnJn3
sanfah.
.
Krfe,n
1 s urr$a il - 5qn0tt *i iaKartr 4ur gq,ntnS Sav"?oh
\BnjailKan#a\iranS'tn6aiitqlo0r,\y\bat.Ka$6flr Sqn \o
a\(
g*
Sqn9ai naitt ttrl a\r JqnJu i &e(a 5, tUfEwrrnhn4,. r'roniaJiKdn s tugaitd( rqfln$aIlf atn {rangnbaU Kan 6anJd
sBa\ huian
YU
mOwrbqtt tr\\aguk\ ?enJqAut(an+r,rQsnang a\C ?anU Ka{o(-
Paragrafl rdePokok: Yt
f\9$Lab
t0$
Kalimatutama, b\aS0nU
a
ad\
ttY a
joKart) Ji banl\(
UtSa\an int ts(JaJi hatOna gengli
" d\iav.61ta
hanyah g$
ter9on0qq saqrrh
.\
: \tJ qKd\f
Jenis Paragraf
Paragraill
?kt\bat 9qn$rr {e19onaft9 5ar\tah
rdepokok,
Karimat
utama'
Jenis Paragraf
Paragraf Ide Pokok
iKt l de tggnanq Sarl ?a\ honloo\Ka (qt\5ar at Kbt0na a\Nu s en$li{frs.qhba\ tta$na Sqnu*a n I+.,q 99 qOrrrU\at
: Ca\\(A(a n
a\f hu0an
n
t\
(
\
III :
aK\bz
\
bcnrt
i( ba$i (ena uJu ( 9t k\ta f sqtr I Di
t ta6 t1n$00a[(f Ja fl Y\tn ygbah\ta4 hniil h\\a Va h Ysndudqtr fut $enani atr $anJ I t
Kalimaturama: sr,t{t$a
Jenis Paragraf
'
\
\
Jq
K
t If
Yg In0vrbqa+
&t*bil"
,0irti
Aa:.-+.
---1l!l -
r---l :i
P-enaryton " [Vetu,rrot +rr.*t''to, ctrfr ngrnben tra _&A__Sg" &on wwrraabut *mErt Yalg -!|rqltrqlffig_ kltm!:uhannjo. uh *ona rka Eita frenarsctns & 'kuutar {anarnan fYbn *lSCr\ tlmbuh aFon +er
@ IJ itapuFen i:]
::l
= =
Fqeg tLq*IH-UBjIela
gHel *ireFttar
ta !{Ukq ltdeh,_ er t+ efV* _\a+s,:En1_rc:=t-Ahh =iFt
7-
Paragraf
I
IdePoksk:
caro rne,I^au0at +cnaman Jafiornon ?4.tu (emunton
Kalimatutarna:
: l)edUfttl
Jenis Paragraf
Paragraf Ide Pokok
If
: FUAU tat
Kalimet Utame
'lctnamon
: )\ka H tA-\€{narna11
Jenis Paragraf
m(f€,Lq/aE
nY fun
Su
nt?uh.-
aVan tr.rrnbuh dr^. bait.
J 4; ngsoh,
: \nduf$p
Paragrafffi IdePokok,
Ap\bat fnfiAwat aernanlan dgn n=g\'h
ga inqin{icnarnan ?(nh karena. ttu, J.pa- rff, indah, *retr trr h{V^ reir.[l^o^t Vet't6" Jerrrua ha"rur v?f\'f\ fnera.,"Jataya lenisrararf, &*Furan. KalimstUhmat
Bal"r'n 1,0
i:l t:] l-_-i,
[]i r_]' l--ii l_lr
-_--..i*+-
tll L] I
_-L
Trl_-
L_i l
i-".*l I.
L. T---, 1,1
f_,, lrl L-_-
r
r---l [,
-z
r\jc
Di'r"t.
Paragrafl Ide Pokok
t
Ma>> la x
S ar"nPt-
(,1>1 b*'3 9J t'}+r't tupak'i Katimatutama' Sa^paL,2Ja\:x t
Jenis Paragraf :
J eci.tcurr'
Paragrafll
.IdePokok:
Simf,at= luar^$a3 S>*Prk
Kalimalutama'
Jenis Paregraf
LOa" h^n*r'^'*t
plJ>
tci*p>"ry:
3t'tan ]nq^b"]' 9an[t*tr4t.-" ( !?n^pa
\ il3,r"4u" ir^6(\'-
' { gs^t/'-6r
ParagrafIII Idepokok, A k ]>?u
\Ia'9'^'h^t^\ Ja*ga'h s-L*Blrln)a^
Kalimatutama' h^a^v'b^^?/-9
Jenis Paragraf t
't
n o"l,r q"^
r
Ez*Ft h
l-a**toi9a^'Q kr''
('wrt
yvht"
I'r^
LaT
r
r
JU*^ S.r**
N*, \(oba
t--,:
[-i;
i Vqgn
qr gr-{ t
^d.q<
}n-
y-
o
ot$"&
Y s$' *_@*
-
=
*
7/
Paragraf
I
IdePokok
: Va-c't*r+t-q
O
v*vr .-s:+^ Nor
Kalimat utama ,NacW.y
6.
odup4.'Sra^,*t*p""^
daoi [66246-ttaa 4t Ot'*n
hotn\xrrtrrr,* Jenis Paragraf
Paragraf
'
Df&rg,f.'fp
If
*
Kalimat
tu\i \*{ Nufla[g utao** t SelAl^fr f9+ie4 ^ryto'h'0+*u{c^"\tt:-r, fiq" tr't'li".-5t*rf4'14 "Ft
tua
Jenis Paragraf
'
(ftuttutvn
ParagrafIII Ide Pokok
,
(t^uqur^.^ $')o*rzot'a
Kalimar Utama ,
Jenis Paragraf
&sq
v\4rt^
: \ h&/,,(H g
Eqa!. hfro,f
6fl*"
&-CPsu"tztl$
#lhsnud Rero
?r],y1tg.;r
B
ffi ,,
V^^ce-tun
8il&re 'rtraunAa Jararta %rctn Penqet*ra 'ba+nonr a*aa?un trmb;t fr>ait nqa So,rq+
/enarna
lnAlet.'
\ni
$eyruce+m
ho*5 lnema,nni Pennal lata l,iat'6 hharos h'kt )'**s b\a '\er+;? funrun masatah lrtto tsn+a , .Jenyn a)tzt nntna-tuhi awnn hta ttnlas gawan lansnnq ]i+robas dla Yato laa lam?a tin+at' bt-Ut Syba*t'
linguaWrn ti"tat
fiadrd lndoftea'q haws tnoWrz batou bi+a M bwn> Sumpal,
(,+:aga
hen;n
*.ombararrgaa 4arus - lhefie{us lcoan4an h'.ta.
hnt-,r afun 'bgacJt' $
kng-
I
Paragraf
Idepokok: bahazri lrrqeam hamqce*afi A, Kalimat Utama : YomLeeAn.InaUnaa
*uraru
*u1rr+a
: Celmqr ran
Jenis Paragraf
Paragrafll Ide Pokok
: Iylardftrhi A4d
Kalimat Utama
Jenis Paragraf
:
tlyy{.,cr,
: firuttzt Wefrt1$hi ot*tfaa tato Dnq?,) cqfn?o fa{n
Paragraf
III
Ide Pokok
, bfiAf
Kalimat Utama
+ektfP lato
: todfWt bu*tla bet,m
Jenis Paragraf : )uYn
R)ran
bl_S*
yt* *uteri "bebugrtn*
X.B.
Agnnero A*o.Jo
?f"rf (u\K
t(4'e-tPtl
\
lavg fayr{qn Vang l<ental " Selaln denqan istqn hwtqn Vdu?a i tlocqh4 htlav Svqa dopot nrenSoch' gIt[han Sirrqrvlan
vnfu/t( rnernh-et rue
Adarun UrlUx [u\tt
,
fnancli ini . bahcrn - l-ratnan yang dtFerUrarn aAo' bahan
hahan
?.^ri
isi don bahar, gqug (antan . Be"beretfc,
bahan unfux. t
,
^bja{ " ptclrLvan }an
vel,>vt aolenqn
.
*tru1paS d.cLn g;cXil,.qh
Paragrafl
: KUa ft,rtri
Ide Pokok
Kalimat Utama :
noli hraSa I Anri Brgi!
ot*lf4roq
Paragrafll Ide Pokok
Bahon
:
Kalimar Urama
Jeuis paragraf
,
-
Adapu
tlatnanr,.t,
r,
bal.a *
_ lztlohulA " _
: ftt elrf.n4
ParagraftTl Ide Pokok
:
eura
Kalimat Utama
Jenis Paragraf
'
.
rytr fyranal{ - mcfupartAUn Kllc hatal dqrt hortt..'KUe
. &f
Jenis Paragraf
fna
?ernbtntqnga
r km[a*"rv\ga\ &UAJ[*IU
gJga
l^
$urttt?eno1
Uo)
lxms"\
Instrumen Tes
Petunjuk: 1. 2. 3. 4.
Buatlah sebuah karangan eksposisi di kertas selembar; Karangan terdiri atas tiga paragraf; Tentukan ide pokok, kalimat utama, dan jenis paragraf dari setiap paragraf; Kerjakan petunjuk nomor tiga di lembar kerja yang diberikan.
Paragraf I Ide Pokok:
Kalimat Utama:
Jenis Paragraf:
Paragraf II Ide Pokok:
Kalimat Utama:
Jenis Paragraf:
Paragraf III Ide Pokok:
Kalimat Utama:
Jenis Paragraf:
HASIL OBSERVASI Pada saat observasi, penulis mengamati proses pembelajaran di salah satu kelas X MA Annajah Jakarta untuk mengetahui perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Rendahnya minat terhadap pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya menulis, membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berikut ini disajikan tabel pengamatan proses pembelajaran. Tabel Pengamatan Perilaku Siswa Selama Proses Pembelajaran No.
Aspek Yang Diamati
Jumlah Siswa
1.
Perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan
19 siswa
2.
Antusiasme peserta didik dalam bertanya mengenai materi pembelajaran
5 siswa
3.
Antusiasme siswa dalam mengerjakan tugas
16 siswa
4.
Kedisiplinan waktu
8 siswa
Pada proses pembelajaran, siswa yang memperhatikan pelajaran yang disampaikan dengan sungguh-sungguh, yaitu sebanyak 19 siswa. Siswa yang lain terlihat tidak konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Siswa melakukan aktifitas yang tidak mendukung proses pembelajaran, seperti mengobrol, bercanda, dan bermain handphone. Ada lima siswa yang berani mengemukakan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami, sedangkan siswa yang lain hanya diam, malu untuk bertanya, dan justru bertanya pada temannya sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. Ada 16 siswa yang antusias dalam mengerjakan tugas, sedangkan
siswa yang lain mengeluh saat mengerjakan tugas dan ada yang tidak mengerjakan tugas. Selain itu, hanya delapan siswa yang tepat waktu dalam mengumpulkan tugas yang diberikan, sedangkan siswa yang lain tidak mengumpulkan tugas karena belum selesai. Dengan demikian, perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung belum maksimal karena hanya sebagian siswa yang mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
HASIL WAWANCARA Pewawancara : Penulis Narasumber
: Guru bahasa dan sastra Indonesia
Tempat
: Ruang Kepala MA Annajah Jakarta
1. Peneliti
: Menurut Bapak, bagaimana minat siswa dalam menulis?
Guru
: Minat anak untuk menulis … di sini itu anak relatif ya. Ada yang senang …, tapi bukti bahwa anak itu senang atau tidak kelihatan dalam karangannya, gitu. Ada kalanya anak yang serius berarti kan dari tulisannya rapih, gitu ya, soal isinya dia belum tuh kadang, yang jelas rapih, dia menguraikan banyak berarti dia tuh gambarannya senang menulis, gitu. Walaupun ternyata yang disampaikan kadang kala belum sampai gitu, dia mau bicara apa, gitu ya, mau bicara apa dalam tulisan itu belum tertuang, kadang kala begitu, akhirnya dia nyasar ke mana-mana, yang seharusnya e … dia berpedoman pada gagasan pokok ya, dia mau bicara apa, gitu. Gagasan pokok boleh dikatakan tema ya. Tema karangannya apa gitu. Dia tidak terfokus pada gagasan itu, yang akhirnya menyebar. Kalau kita … anak kalau Saya begini kadang kala tuh, anak ketika mau bicara gagasan pokok, Saya uraikan dulu apa yang dimaksud dengan gagasan pokok … sama juga dengan ide pokok, sama juga dengan gagasan utama. Kalau gagasan utama berarti hanya dalam pikiran. Saya mau bicara masalah limbah, dalam pikiran tuh, setelah dituangkan limbah mana … ya … misalnya, limbah e … sungai Ciliwung sudah diambang batas gitu ya, berarti kan sudah fokus tuh ke situ. Jangan bicara yang lain, pokoknya sungai itu saja bicaranya, ada apa di situ gitu kan, bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa sungai itu sudah terkena limbah. Eksposisi kan pemaparan, tinggal dipaparkan saja. Pemaparan bisa dengan contoh, ya kan, dengan analisis. Kalau misalkan, dengan contoh, contohnya apa, oh ternyata ikan-ikan yang ada di situ pada mati, tanaman-tanaman, pohon yang ada di sekitar itu juga mati, masyarakat yang menggunakan itu gatal-gatal, itu kan, itu sebagai contoh bahwa benar sudah terkena limbah, seperti itu, ya begitu. 2. Peneliti Guru
: Bagaimana minat siswa dalam membaca? : Nah, minat membaca kaitannya dengan itu ya, memang anak ketika kita tidak bisa e … apa si … mengetahui apa anak minat apa tidak membaca ya, itu agak susah gitu, tapi ketika anak kita suruh baca cepat itu kan ada kalanya kita suruh tidak ada yang mau itu, “Siapa yang siap baca?”, tidak mau tidak mau kan, akhirnya kita paksakan, “Coba kamu baca, yang lain simak, kemudian kalau Saya stop, yang lain melanjutkan!”, itu anak baru bisa serius, kalau tidak begitu anak tidak. Jadi, ketika anak stop lanjutkan gitu yang lain kan, nah yang lanjutkan ini kan dia serius tuh mengikuti. Jadi, sudah sampai mana nih, gitu. Nah itu, itu bukti bahwa anak kurang kalau Saya si berprediksi seperti itu.
3. Peneliti Guru
: Bagaimana Bapak menerangkan tentang ide pokok di kelas? : Ya … biasa kita yang pertama, ketika Saya membuka pelajaran, anak Saya arahkan dulu ambil manfaat dari pelajaran yang kita hadapi gitu. Sekarang Saya mau mengajak siswa ingin gitu ya. Misalnya, menjadi penulis, “Anggap aja mungkin kalian nanti ada yang mau jadi wartawan, mau jadi guru, mau jadi apa gitu ya paling tidak yang dituntut, pertama wartawan yang dituntut bisa menulis. Jadi, apa-apa yang ada yang kalian lihat ya di sekeliling kalian, kalian catat-catat
saja dulu. Kemudian nanti kalian tuangkan sekali waktu, ada waktu, dituangkan tuh selama kurun waktu satu bulan apa si yang kalian lihat, kalian uraikan jadi sebuah tulisan taruh di mading.” Anak kelihatannya serius tuh, ada gitu yang menaruh perhatian, baru Saya jelaskan pelajaran yang mau Saya sampaikan, “Nah, sekarang kita belajar masalah e … gagasan pokok tadi ya. Gagasan pokok orang ada yang mengatakan juga kalimat pokok. Kalau sudah bentuk kalimat, ya kalimat pokok. Dengan kalimat pokok ini kalian nanti kembangkan menjadi sebuah karangan tadi ya. E … misalkan, kalimat pokok e …apa sih yang sekarang ada, masalah kebersihan misalnya, semua orang mendambakan kebersihan. Kalimat utamanya begitu tuh. Nah, dari kalimat tadi kalian buat e … pikiran-pikiran penjelas. Saya mau menjelaskan dari e … orang mendambakan kebersihan tadi apa nih. Satu
misalnya,
ada
petugas
kebersihannya,
kemudian
ada
perangkatnya, perangkatnya bak sampah ya, ada gerobaknya misalnya, begitu ya, tapi kita mengembangkannya barangkali dari bak dulu ya, bak, kemudian gerobak, petugas, berarti gitu ya, seperti itu misalnya. Kita buat dulu tuh jadikan sebuah kalimat. Kalimat utama kita buat dulu kalimat, kita lanjutkan dengan pikiran yang tadi sudah, pikiran penjelas yang tadi sudah kita tentukan ya. Misalnya, e … bak sampah. Semua orang mendambakan lingkungan yang bersih. Oleh karena itu, kan begitu nyambung kan tuh berarti, di setiap sudut harus disiapkan bak sampah. Nah, setelah itu, e … dengan gerobak tadi ya. Bila, apabila gitu bak sampah sudah penuh, maka harus dibawa ke pembuangan akhir dengan menggunakan gerobak yang disediakan, itu udah tiga kalimat tuh, agar lingkungan tetap terjaga kebersihannya, maka perlu petugas yang selalu siap titik, sudah selesai. Berarti kan tuh masalah kebersihan lingkungan sudah didukung oleh kalimatkalimat penjelas tadi. Kalimat penjelas itu mengenai e… bak sampah
yang harus disiapkan, kemudian mengenai gerobak sampah yang mengangkut ke pembuangan akhir gitu atau penampungan yang akan dibawa ke pembuangan akhir, kemudian, petugas yang selalu siap, selesai.” Anak kalau kita bilang gitu, contohnya begitu kan, “Oh, gampang ya, Pak.” gitu. Tetapi ketika dia buat, bingung gitu. Kemudian, anak juga ketika kita suruh e … buat karangan sesuai dengan kerangka yang kita sediakan juga kadang kala anak protes, “Pak, saya belum tahu, saya mau bebas aja.” Ternyata bebasnya itu anak, dia menulis itu semaunya gitu, yang akhirnya nyasar gitu ya. 4. Peneliti Guru
: Media apa yang Bapak gunakan saat mengajarkan ide pokok? : Media, Saya tidak bisa menggunakan perangkat yang bagus ya. Sebetulnya kita di sini punya proyektor. Sebetulnya si yang bagus harus pakai proyektor, paling Saya kalau mau menggunakan paling pakai kertas, media tradisional saja, ya seperti itu, tapi Saya lebih banyak menggunakan papan tulis dan e … buku LKS, itu saja.
5. Peneliti
: Apakah Bapak merasa kesulitan ketika menerangkan tentang ide pokok kepada siswa?
Guru
: Ya kesulitannya satu, anak itu susah gitu. Kelihatannya dia tidak begitu tahu bayangan yang akan kita sampaikan gitu. Kadang kala ketika kita bahas tadi ya, gagasan pokok, anak ketika kita tanya, apa sih yang dimaksud dengan ide pokok, dia tidak paham gitu, tidak tahu tidak ada yang bisa jawab. Apakah anak takut atau tidak, tidak tahu ya, tapi yang jelas anak semuanya diam, tidak menjawab, tapi kalau menjawab cuma komentar, ya asal-asalan saja, tidak mengenai sasaran gitu, ya gitu.
6. Peneliti
: Banyak atau tidak siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok?
Guru
: E … dalam ide pokok Saya belum sampai terlalu ini ya, paling satu dua anak gitu memang ada saja gitu e … dia ketika disuruh menentukan ide pokok masih nyasar-nyasar … seperti itu, tapi bisa lebih dari 50% itu paham, paham dia tuh ketika sudah selesai ya, sudah selesai proses, paham ini, cuma ketika saat menguraikannya saja, pada saat menguraikan ketika dia kita suruh untuk latihannya gagasannya ini, buat ininya, uraiannya gitu ya, uraiannya itu kadang nyasar.
7. Peneliti
: Dalam satu kelas, berapa banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok?
Guru
: Nah, ini Saya belum sampai rinci, belum sampai Saya membuat e … perhitungan, tapi Saya katakan tadi sampai 50% anak bisa. Artinya begini, karena ketika di penghujung ya, itu kan syarat ketika anak kelas tiga UN syaratnya dia praktik mengarang, praktik mengarang itu ternyata anak banyak yang mampu di penghujung kelas tiga. Kalau pada saat di kelas yang bersangkutan memang latar belakang anak ketika dia di kelas sebelumnya gitu, di kelas sebelumnya itu dia bagus ya di kelas yang ini bagus.
8. Peneliti
: Kemudian, tadi kan Bapak bilang 50% ada yang paham, 50% juga belum paham, tidak bisa gitu, ada yang melakukan kesalahan dalam menentukan ide pokok. Nah, bagaimana bentuk-bentuk kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok paragraf, Pak?
Guru
: Kesalahannya menentukan ide pokok, ya, ketika kita ajukan, sodorkan sebuah karangan, lihat halaman sekian. Misalnya, kita di situ
diminta untuk menentukan ide pokok, mana ide pokoknya gitu. Jadi, ketika disodorkan satu contoh, bagian latihan ya, disuruh e … kerjakan, itu anak kan menentukan tuh wacana, mana sih gagasan pokoknya, seperti itu, tapi Saya yakin anak tidak bisanya bukan karena tidak bisa tidak paham kali ya, tapi karena kemalasannya saja. Jadi, mungkin pada saat dia e … membaca, mencermati, dia lebih banyak mengandalkan temannya, seperti itu. 9. Peneliti
: Bentuk kesalahan maksudnya apakah dia menentukan ide pokoknya itu kalimat utamanya dituangkan di situ, dia menulis kalimat utamanya?
Guru
: Ya, dia tetap, dia memang menulis sesuai dengan yang ada di dalam paragraf. Inilah kalimat utamanya, gitu, diambil gitu, seperti itu. Jadi, sama persis dengan yang ada di situ, itu kan sebetulnya kalimat utama ya, belum ide gitu. Jadi, yang diambil oleh siswa itu bentuknya kalimat, tapi disamping itu juga e … mengandalkan temannya tadi tuh, yang akhirnya banyak yang sama gitu, seperti itu. Kemudian, dia hanya mengambil katakan kalau kalimat luas tadi contoh yang tadi ya, Saya bilang semua orang mendambakan lingkungan yang bersih. Sebetulnya kita bicaranya apa sih, bicara lingkungan bersih, sebetulnya begitu, lingkungan bersih, itu saja.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
:
FITK-FR-AKD-081
:
01
Terblt :
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Hal
1 Maret 2010 1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.0
1/F.
l/KM.01.3 1.........-12013
l akarta, 2 Desember
20 1 3
Lamp. :-
Hal
:
Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA,M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ass
alamu' alaikum wr.wb.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing
W
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama NIM Jurusan Semester Judul
:
Nur Rafiqah
:1110013000027 :
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
: 8 (Delapan)
Skripsi : Analisis Kesalahan Penentuan Ide Pokok Siswa Kelas
dalam Karangan Eksposisi
X Semester 1 di MA Annajah Jakarta
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 2 Desember 2013, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut.
Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s al amu' al aikum
wr.w b.
Sastra Indonesia
h Fitriyah ZA,M.Pd 199703 2 001
t2 Tembusan:
l 2.
Dekan FITK Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
Tgl.
FORM (FR)
Terbit : t
fr,taret
ZO1O
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F. 1/KM.01 .3t........t2014 Lamp. : Outline/proposat Hal : Permohonan tzin penetitian
Jakarta, 6 Mei Ze14
Kepada Yth. Kepala MA Annajah di
Tempat Assal a m u' al ai ku m wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
Semester
: 8 (Delapan)
Judul
skripsi
: Nur Rafiqah
: 1110013000027
:
Anarisis Kesarahan penentuan rde pokok daram Karangan
Eksposisi siswa Keras X semester 1 di MA Annajah Jakarta adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadaka-; penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat
melaksanakan penelitian dimaksud.
mengizinkan mahasiswa tersebut
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikumwr.wb. -;
.
Indonesia
Tembusan: 1. Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
2. 3.
Fitriyah ZA,MPd 2 199703 2 001
MADRASAH ALIYAH'ANNAJAH" Jalan Ciledug Raya Petukangan Selatan Pesanggrahan Jakarta Selatan, Telepon : (021) 7359616, Fax: (021) 7359616
STATUS : TERAKREDITASI ..A,,
ANNAJAH
Website : www.annajah-jkt. com
SURAT KETERANGAN NOMOR : 1817 (A1.4/MA-AN/201 4
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama NIP Tempat Tanggal Lahir Jabatan Alamat
:
Drc. Bukhori Jakarta, 28 Nopember 1964 Kepala Sekolah Kampung Rawa Rt. 004/09 No. 38 Grogol Selatan, Kebayoran l-ama
Menerangkan bahwa Nama NlM Jurusan/Prodi Semester
Nur Rafiqah {1{00{3000027 Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia Vlll ( Delapan )
Nama tersebut adalah Mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diizinkan untuk mengadakan ObservasilPenelitian di Madarasah Aliyah Annajah Jakarta dengan judul skripsi : " Analisis Kesalahan Penentuan lde Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X di MA. Annajah Jakarta ". Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya,
Jakarta, 6 Mei 2414
MADRASAH ALIYAH'ANNAJAH" Jalan Ciledug Raya Petukangan Selatan Pesanggrahan Jakarta Selatan, Telepon . (021) 7359616, Fax . (021) 7359616
I.A,' STATUS : TERAKREDITASI
ANNAJAH
Website : www.annajah-jkt.com
SURAT KETERANGAN NOMOR : 1821 I 101.4/MA-AN/20
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIP Tempat Tanggal Lahir Jabatan Alamat
1
4
:
: Drs. Bukhori
:28 Nopember 1964 : Kepala Sekolah : Kampung Rawa Rt. 004/09 No.38 Grogol Selatan, Kebayoran Lama : Jakarta,
Menerangkan bahwa Nama NIM Tempat tanggal lahir Jabatan Semester
: Nur Rafiqah
:1110013000027 :Jakarta, 16 Maret 1992 :Mahasiswa :Vlll ( Delapan )
Nama tersebut adalah benar Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah selesai melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Annajah untuk keperluan Skripsi dengan judul " Analisis Kesalahan Penentuan lde Pokok dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Semester 1 di MA Annajah ".
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenamya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya,
22 Mei 2014 adrasah
(
PENELITIAN DI MA ANNAJAH JAKARTA
BIODATA PENULIS
Nur Rafiqah, lahir di Jakarta, 16 Maret 1992. Fiqa, panggilan
sehari-harinya,
anak
kedua
dari
tiga
bersaudara, dari orangtua bernama H. Suhandi Nurdin dan Hj. Ratna Juwita, S.Pd.I. Saat ini, ia tinggal di Jl. H. Gaim Rt. 10 Rw. 02 No. 69 Petukangan Utara, Jakarta
Selatan.
Menulis,
jalan-jalan,
dan
mendengarkan musik adalah hobinya. Gadis ini tamat sekolah dasar di SD Islam Darul Muttaqien pada 2004, sekolah menengah pertama di SMP Islam Darul Muttaqien pada 2007, dan sekolah menengah atas di SMAN 63 Jakarta pada 2010. Pada 2010, ia kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan memilih program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama kuliah banyak pelajaran yang didapatkannya, mulai dari ilmu yang diberikan oleh dosen, pengalaman mengajar, sampai sahabat-sahabat yang luar biasa dan memberikan kesan yang tidak bisa dilupakan. Wanita ini juga sempat mengikuti kegiatan tari saman, tahsin qur’an, dan menjadi anggota dari komunitas tinta perak. Bersama komunitas tinta perak, ia membuat sebuah karya antologi puisi dengan judul Gemuruh Cinta untuk Dunia.