PENGARUH STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014 Mei Ratna Sari Sutriyono Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro no 52-60 Salatiga, Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh strategi rotating trio exchange terhadap motivasi belajar siswa kelas SMP Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2013/2014; 2) mengetahui pengaruh strategi rotating trio exchange terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dengan cluster random sampling kemudian terpilih siswa kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan VIII F sebagai kelas kontrol dengan masing-masing berjumlah 28 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode angket untuk mengukur motivasi belajar dan posttest untuk mengukur hasil belajar matematika. Desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design dengan kondisi awal motivasi dan hasil belajar matematika siswa seimbang. Hasil penelitian diperoleh: 1) nilai signifikan motivasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,046 < 0,05 yang berarti rataan kedua kelas berbeda yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 81 dan kelas kontrol sebesar 78. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan antara strategi rotating trio exchange terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2013/2014. 2) Nilai signifikan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,049 < 0,05 yang berarti rataan kedua kelas berbeda yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 82,14 dan kelas kontrol sebesar 78. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan antara strategi rotating trio exchange terhadap hasil belajar siswa Kata Kunci: rotating trio exchange, motivasi belajar, hasil belajar
PENDAHULUAN Pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar yang dilakukan oleh siswa (Sagala dalam Zulfa, 2010). Kegiatan belajar mengajar sesuai paradigma pembelajaran adalah siswa menjadi fokus perhatian (student centered) sedangkan guru hanyalah salah satu faktor eksternal pembelajaran yang memiliki fungsi sebagai penyaji, komunikator, penilai, fasilitator, dan pengelola mitra (Sanjaya dalam Zulfa, 2010). Masih terdapat pembelajaran dengan
guru sebagai fokus pembelajaran (teacher centered). Proses pembelajaran yang didominasi oleh guru mengakibatkan pembelajaran kurang efektif sehingga guru dituntut untuk memiliki kemampuan memilih, menggunakan, dan merancang strategi pembelajaran yang paling efektif untuk bisa digunakan dalam pembelajaran bersama siswa (Zulfa, 2010). Strategi pembelajaran memiliki peranan penting dalam menentukan proses pembelajaran yang bermutu dan efektif. Strategi pembelajaran membantu proses pembelajaran atau belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa bisa mencapai tujuan pembelajaran (Zulfa, 2010). Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehinga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien (Wena, 2013). Guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa karena proses pembelajaran berhasil bila siswa mempunyai motivasi belajar (Sumardjono dan Prasetyo, 2010). Lebih lanjut Sumardjono dan Prasetyo menjelaskan bahwa guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif. Hal ini didukung oleh Winkel (2012) yang berpendapat bahwa motivasi belajar dapat ditingkatkan secara berarti oleh guru selama proses belajar mengajar. Motivasi belajar sangat penting bagi siswa diantaranya adalah untuk: (a) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil belajar, (b) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan oleh teman sebaya, (c) mengarahkan kegiatan belajar, (d) membesarkan semangat belajar, (e) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan ketekunan dalam kegiatan belajar. Selain itu, motivasi belajar dapat dilihat dari indikator-indikator seperti keantusiasan dalam belajar, minat dan perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran (Wena, 2013). Hal ini bertentangan dengan kondisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga saat
dilakukan observasi. Berdasarkan hasil observasi, saat pembelajaran matematika berlangsung suasana di kelas terlihat kurang kondusif. Masih ada siswa yang tidak memerhatikan pelajaran, berbicara dengan teman sebangku dan
terlihat kurang
berminat mengikuti pembelajaran karena kurang menarik. Siswa tidak terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru yang menguasai jalannya pembelajaran. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan guru saat dilakukan wawancara. Menurut guru matematika
tersebut siswa kurang adanya
motivasi untuk belajar matematika dalam diri siswa. Hal ini diperkuat dengan hasil nilai tes semester 1 kelas VIII diperoleh nilai rata-rata 8 kelas adalah 71 dari batas KKM 75 dengan nilai rata-rata terendah 55,8. Nilai rata-rata 5 dari 8 kelas semester lalu masih berada di bawah KKM. Berdasarkan kondisi siswa yang telah diuraikan di atas dan berdasarkan teori karakteristik siswa yang memiliki motivasi, jelas terlihat bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga kurang termotivasi dalam belajar dan memiliki hasil belajar yang kurang memuaskan. Guru hendaknya memilih strategi yang tepat dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi rotating trio exchange. Strategi rotating trio exchange akan membuat siswa aktif sejak awal dimulainya pelajaran. Strategi ini merupakan strategi berkelompok tiga orang dan berputar sehingga memungkinkan siswa untuk mendiskusikan masalah-masalah atau tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan sebagian teman sekelasnya. Setiap siswa berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman sekelasnya yang mungkin belum pernah di ajak untuk berdiskusi, sehingga dengan strategi ini memberikan pengalaman baru tehadap siswa serta memberikan semangat dan akhirnya timbul motivasi untuk belajar. Selain itu, trategi ini dirancang untuk membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk berfikir (Silberman, 2009). Langkah-langkah penerapan strategi rotating trio exchange menurut Silberman (2009) adalah sebagai berikut: (1) membuat berbagai macam pertanyaan yang membantu siswa memulai diskusi tentang isi pelajaran dengan menggunakan pertanyaan yang tidak ada jawaban betul atau salah, (2) membagi siswa ke dalam kelompok yang masing-masing beranggotakan tiga anak, (3) memberikan masingmasing trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama bagi tiap-tiap kelompok
trio)untuk diddiskusikan, (4) setelah diskusi selesai, guru meminta trio-trio menentukan nomor 0, 1, atau 2 bagi masing-masing dari anggotanya. Siswa dengan nomor 1 untuk memutar satu trio searah jarum jam. Siswa dengan nomor 2 untuk memutar dua trio searah jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap ditempat, (5) memberi pertanyaan baru dengan tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan pertanyaan pembuka, (6) lakukan perputaran berulang kali. Perputaran dengan diskusi membantu siswa saling mengenal satu sama lain, belajar tentang sikap, pengetahuan, dan pengalaman. Pengelompokan siswa yang dibuat kecil dalam rotating trio exchange juga bertujuan agar interaksi antar anggota kelompok menjadi maksimal dan efektif (Kevin Barry dan Lien King, 2006). Martini dkk (2012) dengan penelitiannya menggunakan strategi rotating trio exchange menyimpulkan bahwa strategi ini menunjukkan hasil yang signifikan. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran menggunakan strategi rotating trio exchange dengan pembelajaran konvensional. Terbukti bahwa pembelajaran menggunakan strategi ini lebih baik jika dibandingkan dengan strategi konvensional. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Dipayama dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa strategi rotating trio exchange berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan masalah di atas, penelitian ini ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh strategi rotating trio exchange terhadap motivasi belajar dan ada atau tidaknya pengaruh strategi rotating trio exchange terhadap hasil belajar sehingga penelitian ini diberi judul “Pengaruh Strategi Rotating Trio Exchange terhadap motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014”.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang digunakan untuk mengungkap hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Salatiga pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 selama bulan februari sampai dengan april. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dan diperoleh dua kelas yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi peerlakuan menggunakan strategi rotating trio exchange dan kelas kontrol menggunakan strategi
yang berpusat pada guru. Instrumen Instrumen dan pengumpulan data menggunakan tes dan angket motivasi belajar. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dan angket untuk mengukur motivasi belajar siswa. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis uji beda rata-rata. rata.
HASIL DAN PEMBAHASAN PenelitianPenelitian ini mengnggunakan analisisanalisis deskriptif dan analisis uujji beda rata-rata ini menggunakan me gunakan deskriptif dan analisis ujii beda rata untuk menguji data angket belajar. Data Data pretest dan angangket dan ketmotivasi untuk menguji dataketangdan hasil dan hasil belajar. motivasi digunakan untuk mengetahui ahui kondisi awalawal kedua kelas. Deskripsi hasilhasil belajar awal awal kondisi kedua kelas. Deskripsi digunakan untuk mengetahui menget hasil belajar (pretest)) dari 56 total siswa kelas eksperimen dan kontrol diperoleh nilai minimum 33 dan nilai maksimum 88 dengan standar deviasi sebesar 13,32818. RataRata-rata kedua kelas rata kelas eksperimen sebesar 67,54 dan kelas sebesar 65,8214 dengan perolehan rata rata-rata kontrol trol sebesar 63,71. Kategori hasil belajar kelas eksperimen diperoleh 9 (32%) siswa dengan hasil belajar kategori tinggi, 15 (54%) siswa dengan hasil belajar kategori sedang, dan 4 (14%) siswa dengan hasil belajar kategori rendah. Kategori hasil belajar las kontrol diperoleh 7 (25%) siswa dengan hasil belajar kategori tinggi, 12 (43%) kelas siswa dengan hasil belajar kategori rendah, dan 9 (32%) siswa dengan hasil belajar kategori rendah. Presentase kategori hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Diagram 1.
Presentase Kategori Hasil Belajar Kelas Eksperimen 14%= 4 siswa
Presentase Kategori Hasil Belajar Kelas Kontrol 32%= 9 siswa
32% = 9 siswa
25%= 7 siswa
Tinggi
Tinggi
sedang
sedang
rendah
rendah 43%= 15 siswa
54%= 15 siswa
Diagram 1 Presentase Kategori Hasil Belajar Awal
Perhitungan uji beda rata rata-rata menggunakan uji independent t test dan diawali dengan uji prasyarat yaitu, uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data normal dan homogen. Hasil uji beda rata-rata rata rata diperoleh nilai signifikan sebesar 0,274 > 0,05, yang berarti bahwa rataan kelas eksperimen dan kelas kontrol sama sehingga dapat diberikan perlakuan ssesuai yang telah direncanakan. wal kedua kelas diperoleh nilai minimum 44 dan nilai Deskripsi motivasi belajar aawal maksimum 92 dengan standar deviasi sebesar 9,78947. Rata Rata-rata rata kedua kelas sebesar 70,3571 dengan perolehan rata-rata rata rata kelas eksperimen sebesar 72,36 dan kelas kontrol sebesar 68,32. Kategori motivasi belajar belajar kelas eksperimen diperoleh 6 (21%) siswa dengan motivasi belajar kategori tinggi, 17 (61%) siswa dengan motivasi belajar kategori sedang, dan 5 (18%) siswa dengan motivasi belajar kategori rendah. Kategori motivasi belajar kelas kontrol diperoleh 6 ((21%) 21%) siswa dengan motivasi belajar kategori tinggi, 13 (47%) siswa dengan motivasi belajar kategori rendah, dan 9 (32%) siswa dengan motivasi belajar kategori rendah. Presentase kategori motivasi belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Diag Diagram 2.
Presentase Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 18%= 5 siswa
Presentase Motivasi Belajar Kelas Kontrol 32%= 9 siswa
21%= 6 siswa
21%= 6 siswa
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah 47%= 13 siswa
61%= 17 siswa
Diagram 2 Presentase Kategori Motivasi Belajar Awal
Perhitungan uji beda rata rata-rata menggunakan uji independent t test dan diawali dengan uji prasyarat yaitu, uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data normal dan homogen. Hasil uji beda rata-rata rata diperoleh nilai
signifikan sebesar 0,121 > 0,05, yang berarti bahwa rataan kelas eksperimen dan kelas kontrol sama sehingga dapat diberikan perlakuan ssesuai yang telah direncanakan. ) dari 56 total siswa kelas eksperimen dan Deskripsi hasil belajar akhir (posttest) ( kontrol diperoleh nilai minimum 35 dan nilai maksimum 100 dengan standar deviasi sebesar 18,30833. Rata-rata rata kedua kelas sebesar 76,4286 dengan perolehan rata rata-rata kelas eksperimen sebesar 82,14 dan kelas kontrol sebesar 70,71. Kategori hasil belajar kelas eksperimen diperoleh 10 (35%) siswa dengan hasil belajar kategori tinggi, 15 (54%) siswa dengan hasil belajar kategori sedang, dan 3 (11%) siswa dengan hasil belajar kategori rendah. Kategori hasil belajar kelas kontrol diperoleh 8 (29%) siswa dengan hasil belajar kategori tinggi, 7 (25%) siswa dengan hasil belajar kategori rendah, dan 13 (46%) siswa dengan hasil belajar kategori rendah. Presentase kategori hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Diagram 3.
Presentase Hasil Belajar Kelas 11%= Eksperimen 3 siswa
Presentase Hasil Belajar Kelas Kontrol 46%= 13 siswa
35%= 10 siswa
29%= 8 siswa
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah 25%= 7 siswa
54%= 15 siswa
Diagram 3 Presentase Hasil Belajar Akhir
Diketahui bahwa data hasil belajar akhir tidak berdistribusi normal, sehingga perhitungan uji beda rata-rata rata menggunan uji nonparametric.. Hasil uji nonparametric diperoleh nilai signifikan sebesar 0,049<0,05, yang berarti bahwa rataan kedua kelas berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan pada hasil analisis uji deskriptif berarti bahwa hasil belajar kelas eksper eksperimen imen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Deskripsi motivasi belajar akhir kedua kelas diperoleh nilai minimum 62 dan nilai maksimum 93 dengan standar deviasi sebesar 6,04442. Rata-rata Rata rata kedua kelas sebesar 79,7143 dengan perolehan rata rata-rata kelas eksperimen sebesar 81,32 dan kelas kontrol sebesar 78,11. Kategori motivasi belajar kelas eksperimen diperoleh 8 (29%) siswa dengan motivasi belajar kategori tinggi, 17 (61%) siswa dengan motivasi belajar kategori sedang, dan 3 (10%) siswa dengan motivas motivasii belajar kategori rendah. Kategori motivasi belajar kelas kontrol diperoleh 6 (21%) siswa dengan motivasi belajar kategori tinggi, 11 (39,5%) siswa dengan motivasi belajar kategori rendah, dan 11 (39,5%) siswa dengan motivasi belajar kategori rendah. Presentase Presentase kategori motivasi belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Diagram 4.
Presentase Motivasi Belajar Kelas Eksperimen
10%= 3 siswa
Presentase Motivasi Belajar Kelas Kontrol 21%= 6 siswa
39.5% = 11 siswa
29%= 8 siswa
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
rendah
Rendah 39.5% = 11 siswa
61%= 17 siswa
Diagram 4 Presentase Kategori Motivasi Belajar Akhir
rata rata motivasi belajar akhir menggunakan menggunakan uji Pengujian beda rata-rata independent t test.. Hasil uji prasyarat menyatakan bahwa data motivsi belajar akhir normal dan homogen. Hasil uji beda rata-rata rata rata menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,046 < 0,05 yang berarti bahwa rataan kedua kelas berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belaj belajar ar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, motivasi belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan pada pengamatan saat tindakan,
pada
kelas eksperimen
pembelajaran menggunakan strategi rotating trio exchange menjadikan suasana pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa, meskipun memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini terlihat dari sebagian besar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan Silberman (2009) yang menyatakan strategi rotating trio exchange membuat siswa lebih aktif sejak awal dimulainya pembelajaran. Dengan startegi ini siswa lebih senang dalam pembelajaran secara kelompok, karena anggota kelompok selalu berubah-ubah sehingga siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran. setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk berdiskusi dengan sebagian teman sekelasnya. Walaupun ada beberapa siswa yang merasa lelah berpindah-pindah kelompok, akan tetapi sebagian besar siswa tetap antusias mengikuti pembelajaran. Saat diskusi, kerjasama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan soal sangat terlihat bagus. Ditambah dengan disediakannya alat peraga dalam penyelesaian soal membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Minat siswa mengikuti pelajaran lebih baik sesuai dengan pernyataan Silberman yang menyatakan bahwa strategi ini membangun minat siswa, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk berfikir (Silberman, 2009). Proses pembelajaran yang menarik minat siswa, membuat siswa termotivasi dalam belajar. Berbeda dengan kelas eksperimen, suasana kelas kontrol lebih terasa membosankan. Terlihat pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, pembelajaran ekspositori kurang menarik perhatian siswa. walaupun pembelajarannya juga menggunakan alat peraga seperti pada kelas eksperimen, akan tetapi dipraktikkan oleh guru. Berbeda dengan kelas eksperimen yang tiap kelompok disediakan alat peraga untuk membantu siswa. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya diskusi kelompok. Beberapa siswa mendengarkan, dan yang lain melakukan aktifitasaktifitas yang dapat mengganggu siswa lain. Ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya,
ada
siswa
yang
bermalas-malasan
tidak
mendengarkan
guru.
Pembelajaran yang hanya berpusat pada guru yang kurang menarik , membuat kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa..
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi rotating trio exchange berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu kelas VIII E SMP Negeri 2 Salatiga Tahun ajaran 2013/1014. PENUTUP Berdasarkan pada hasil penilitian dan pembahasan yang telah diuraikan, diperoleh hasil uji analisis deskriptif pada hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 82,14 dan kelas kontrol 70,71. Pada uji beda rata-rata nilai signifikan uji independent t test hasil belajar sebesar 0,049 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan. Nilai signifikan pada motivasi belajar siswa juga menunjukkan hal yang sama, yaitu sebesar 0,046 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar antara kedua kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang siignifikan antara strategi rotating trio exchange terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun 2013/2014. DAFTAR PUSTAKA Agus, Nunik Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika 2: Untuk Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _____. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barry, Kevin dan Len King. 2006. Beginning Teaching And Beyond, third edition. Australia: Thomson. Budiyono. 2011. Penilaian Hasil Belajar. Surakarta. UNS Press. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dipayama dkk. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Exchange(RTE) terhadap Hasil Belajar. (Jurnal UPG)
Rotating
Trio
Elvano, dkk. 2014. Pengaruh Strategi Rotating Trio Exchange terhadap Hasil Belajar pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika di SMK 3 Jombang.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikanteknikelektro/article/view/6331/baca-artikel Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Isjoni. 2009. Cooperative Learning Bandung: Alfabeta.
Efektifitas
Pembelajaran
Kelompok.
Khanafiyah. 2011. Rotating Trio Exchange untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis dan Aktivitas Belajar Siswa SMA Kelas X Semester II Pokok Bahasan Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Lie, Anita 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo. Mertini dkk. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan Media Question Box terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD. (Jurnal UPG) Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. (2008). MATEMATIKA Konsep dan Aplikasinya: untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Riduwan. 2007. Skala pengukuran variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Sardiman 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Silberman, Melvin. 2013. Active Training: Pedoman Praktis Tentang Teknik, Desain, Contoh Kasus, dan Kiat. Bandung: Nusa Media. _____. 2009. 101 Cara Pelatihan Dan Pembelajaran Aktif. Jakarta: Indeks. Suardika, Komang. 2013. https://kmsuardika.files.wordpress.com/2014/06/strategipembelajarankonvensional.pdf Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
_____. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukestiyarno. 2010. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: UNNES PRESS Padmomartono, Sumardjono dan Prasetyo. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Salatiga: Widya Sari Press Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Reneka Cipta Tirtonegoro, Suratinah. 2001. Anak Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.
Super
Normal
dan
Program
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara _____. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Wena, Made. 2013. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara Winkle, W.S. 2012. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi Zulfa, Umi. 2010. Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Yogyakarta: Al Ghazali Press IAIIG Cilacap