PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI
I
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
T
A
S M U HA
M
AD
IVER
S
M
UN
I YA H
S
U
T RA KAR
A
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Disusun Oleh : NURUL KHOTIMAH G 000070018
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Nurul Khotimah, G000070018, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tahun 2014. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komita sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan agama Islam di SD Al Falaah Simo. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di SD Al-Falaah Simo. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (interview), observasi, dan dokumenteasi yang kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian dan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran komite sekolah sebagai badan pengontrol kurikulum pengajaran agama Islam hanya sebatas mengontrol program-program sekolah, sedangkan belum melakukan pengawasan terhadap perencanaan mata pelajaran PAI dan belum memantau sumber daya pelaksanaan program sekolah. Karena dalam hal ini pengawasahn yang dilakukan komite sekolah lebih dipercayakan Kepala Sekolah sebagai pelaksanaan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dan guru sebagai pelaku kurikulum pembelajaran agama Islam. Dalam perannya sebagai badan pertimbangan di sini komite sekolah kaitannya dalam pembelajaran agama islam hanya sebatas membantu pihak sekolah dalam mempertimbangkan penerimaan siswa baru dan mempertimbangkan tentang penarikan biaya serta sarana prasarana. Sebagai badan pertimbangan, di sini kaitannya dalam pembelajaran agama Islam tidak memberikan masukan terhadap proses pengelolaannya dan tidak memberikan masukan terhadap proses pembelajaran guru khususnya guru PAI di mana pelaksanaan keputusan di sekolah berada di tangan kepala sekolah. Dalam perannya sebagian badan pendukung di sini komite sekolah tidak memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah semua dipertanyakan kepada kepala sekolah serta dalam mengkoordinasi dukungan sarana dan prasarana di sekolah diserahkan kepada kepala sekolah. Kaitannya dengan mengevaluasi sarana dan prasarana di sekolah, komite sekolah hanya menerima laporan akhir tahun oleh kepala sekolah. Peran komite sekolah sebagai badan penghubung belum dilaksanakan, bedasarkan hasil wawancara bahwa komite sekolah belum menjadi penghubung antara komite sekolah dengan masyarakat, dan dewan pendidikan, bahkan komite sekolah belum memberikan usulan kebijakan dan program pendidikan kepala sekolah, serta tidak memfasilitasi berbagai kebijakan program terhadap sekolah. Akan tetapi komite sekolah berusaha merespon setiap ada pengaduan dari sekolah dan masyarakat berkaitan kebijakan program sekolah. Namun dari pihak komite sekolah tidak ada tindak lanjut. Melihat kondisi tersebut bisa disimpulkan bahwa peran komite sebagai badan penghubung belum bisa maksimal. Kata kunci : peran komite, mutu pendidikan agama Islam.
dilingkungan keluarga, sekolah dan
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar
masyarakat.
Sekolah
merupakan
dan terencana untuk mewujudkan
lembaga pendidikan yang terstruktur
suasana
dan berjenjang yang terdiri atas
belajar
pembelajaran
dan
agar
peserta
proses didik
pendidiksan
dasar,
pendidikan
secara aktif mengembangkan potensi
menengah dan pendidikan tinggi.
dirinya untuk memiliki kekuatan
Setiap lembaga pendidikan pasti
spiritual keagamaan, pengendalian
mempunyai
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
melaksanakannya
mulia
yang
programnya sekolah perlu dikelola
masyarakat,
dengan baik agar lebih bermakna
serta
diperlukan
ketrampilan dirinya,
bagi
bangsa dan negara. Adapun Islam
program,
agama
meningkatkan
Arikunto
adalah
Partisipasi
menurut
program-
sekolah
pendidikan
untuk
terutama mutu
dalam
pendidikan.
masyarakat
mengacu
usaha sadar yang dilakukan oleh
kepada
orang
peserta
secara nyata dalam suatu kegiatan,
didiknya secara sistematis dalam
partisipasi ini tidak hanya dalam
mencapai suatu tujuan yang sesuai
bentuk dana melainkan dapat berupa
dengan ajaran Islam.
gagasan, kritik yang membangun,
dewasa
kepada
Sedangkan
keikutsertaan
menurut Daradjat pendidikan agama
dukungan
Islam
berupa
pendidikan. Itulah sebabnya sekolah
bimbingan dan asuhan terhadap anak
harus menjalin kerjasama dengan
didik agar kelak setelah selesai
keluarga
pendidikannya dapat memahami dan
menyelenggarakan
mengamalkan ajaran agama Islam
Dalam konteks pendidikan dewasa
serta
ini, keluarga dan masyarakat dapat
adalah
usaha
menjadikannya
sebagai
Pendidikan menjadi tanggung
keluarga,
bersama
dan
membentuk
pandangan hidup.
jawab
dan
masyarakat
antara
pihak
masyarakat,
dan
pemerintah. Pendidikan berlangsung
pelaksanaan
masyarakat
untuk
pendidikan.
organisasi
komite
sekolah untuk mendukung kebijakan atau program sekolah. Untuk itu komite
sekolah
tanggung
jawab
mengemban dan
dituntut
berperan dalam upaya peningkatan
memulai pelajaran, menghafal doa-
mutu pendidikan di sekolah termasuk
doa harian dan hadits-hadits pendek.
di
dalamnya
pendidikan
agama
tercapainya nasional
peningkatan Islam
tujuan yakni
mutu guna
LANDASAN TEORI
pendidikan
A. Tinjauan Teoritik
berkembangnya
1. Pengertian Komite Sekolah
potensi peserta didik agar menjadi
Komite sekolah (KS)
manusia yang beriman dan bertaqwa
menurut
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sistem Pendidikan Nasional
Mutu pendidikan agama Islam
Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 pasal
kemampuan
56 ayat 3 adalah sebagai
sekolah dalam pengelolaan secara
lembaga mandiri, dibentuk
operasional dan efisien terhadap
dan
komponen-komponen yang berkaitan
peningkatan mutu pelayanan
dengan pendidikan dalam proses
dengan
memberikan
pelaksanaan
pertimbangan,
arah,
di
sekolah
adalah
pendidikan
bidang
berperan
dalam
dan
keagamaan, sehingga menghasilkan
dukungan tenaga, sarana dan
nilai tambah terhadap komponen
prasarana, serta pengawasan
tersebut menurut norma atau standar
satuan pendidikan.
tertentu yang berlaku.
2. Tujuan Komite Sekolah
Sekolah Dasar Al Falaah Simo
Adapun
tujuan
adalah suatu lembaga pendidikan
dibentuknya komite sekolah
formal yang pembelajarannya tidak
adalah sebagai berikut:
hanya
a. Mewadahi
mengembangkan
potensi
dan
pengetahuan umum bagi peserta
menyalurkan aspirasi dan
didiknya, akan tetapi setiap siswanya
prakarsa
masyarakat
diharuskan bisa mengembangkan dan
dalam
melahirkan
mengaplikasikan
pengetahuan
kebijakan operasional dan
keagamaan dalam kehidupan sehari-
program pendidikan di
hari, mulai dari sholat berjamaah
satuan pendidikan.
bersama di sekolah, mengaji sebelum
b. Meningkatkan
tanggung
tuntutan
dan
jawab dan peran serta
kebutuhan
masyarakat
yang
dalam
di
satuan
diajukan
oleh
d. Memberi
masukan
pertimbangan
pendidikan. c. Menciptakan suasana dan kondisi
pendidikan
masyarakat.
penyelenggaraan pendidikan
berbagai
transparasi,
akuntabel,
dalam
dan
rekomendasi
kepada
satuan
pendidikan
mengenai : kebijakan dan
penyelenggaraan
program sekolah, rencana
pendidikan yang bermutu
anggaran pendidikan dan
di satuan pendidikan.
belanja sekolah (RAPBS), kriteria
3. Peran Komite Sekolah Komite memiliki
peran
pendidikan,
sebagai
tenaga
kependidikan,
kriteria
fasilitas
tumbuhnya
yang
masyarakat
pendidikan.
terhadap
penyelenggaraan
terkait
Berdasarkan keputusan
b. Melakukan
kerjasama
dengan
masyarakat
044/U/2000,
(perorangan/
organisasi/
komite
industri) pemerintahan
dengan
4. Fungsi Komite Sekolah
pendidikan yang bermutu.
usaha/
kriteria
pendidikan, dan hal-hal
perhatian dan komitmen
dunia
satuan
sekolah
berikut : a. Mendorong
kinerja
dunia dan
berkenaan
Mendiknas
No.
keberadaan
sekolah
berfungsi
sebagai berikut : a. Pemberi
pertimbangan
(advisory agency) dalam
dengan penyelenggaraan
penentuan
pelaksanaan
pendidikan yang bermutu.
kebijakan
di
c. Menampung
dan
menganalisis aspirasi, ide,
pendidikan.
satuan
b. Pendukung agency)
(supporting baik
yang
proses
pendidikan
dan
hasil
pendidikan”.
berwujud
finansial,
Pendidikan Agama Islam
pemikiran,
maupun
adalah usaha berupa bimbingan
dalam
dan asuhan terhadap anak didik
tenaga
agar
penyelenggaraan pendidikan
di
satuan
mengamalkan Islam
pendidikan. c. Pengontrol agency)
dapat
(controlling
dalam
memahami ajaran
serta
sebagai
dan
Agama
menjadikannya
pandangan
hidup.
rangka
Dengan demikian yang dimaksud
dan
mutu pendidikan Agama Islam
transparansi
menurut penulis adalah gambaran
akuntabilitas dan
atau tingkat yang dicapai dalam
keluaran pendidikan di
proses pelaksanaan pendidikan
satuan pendidikan.
Agama Islam yang berlangsung
penyelenggaraan
d. Mediator
antara
di sekolah.
(eksklusif)
Jadi
dan dengan masyarakat di
pendidikan
satuan pendidikan.
disekolah
adalah
kemampuan
sekolah
dalam
pengelolaan
pemerintah
B. Peningkatan Mutu Pendidikan
Menurut
Dirjen
terhadap
Pendidikan Dasar dan Menengah
yang
Mutu
Agama
Islam
komponen-komponen berkaitan
atau
pendidikan
menyeluruh
dari
pelaksanaan pendidikan bidang
yang
menunjukkan
kemampuannya
dalam
memuaskan
kebutuhan
diharapkan.
Dalam
pendidikan
pengertian
keagamaan,
terhadap
konteks
menurut
dalam hal ini mengacu pada
proses
sehingga
menghasilkan
yang
mutu,
dalam
dengan
gambaran
adalah
sesuatu
mutu
secara operasional dan efisien
Agama Islam
karakteristik
pengertian
nilai
tambah
komponen
tersebut
norma
atau
tertentu yang berlaku.
standar
Mutu
pendidikan
juga
terlihat dari penampilan dalam semua
komponen
pendidikan,
komponen-komponen
yang
orang dan perilaku yang dapat diamati. B. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi Observasi
pendidikan
adalah
terkait
dengan
sebagai
pendukung
kinerja
pengamatan dan pencatatan
sekolah
meliputi
bidang
yang sistematik fenomena-
akademik
dan
bidang
non
fenomena
yang
diselidiki.
bidang
Margono
akademik antara lain sebagai
observasi
berikut :
pengamatan dan pencatatan
1. Siswa
yang
2. Guru
gejala yang tampak pada
akademik,
untuk
3. Sarana
dan
Prasarana
mengartikan sebagai
sistematik
alat
terhadap
objek penelitian. Jadi yang
Pendidikan
dimaksud
dengan
metode
4. Kurikulum
observasi
adalah
suatu
5. Proses belajar mengajar
pengamatan dan pencatatan yang
secara
sistematik dengan persiapan
METODE PENELITIAN Metode-metode
dilakukan
penelitian
yang
yang telah disusun terhadap
digunakan meliputi :
gejala yang tampak pada
A. Jenis dan Pendekatan
objek penelitian.
Penelitian
ini
Metode
dapat
observasi
digolongkan sebagai penelitian
digunakan untuk memperoleh
lapangan dengan yakni
(Field
Research)
informasi tentang kegiatan
pendekatan
kualitatif,
komite sekolah dan kegiatan
penelitian
yang
prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
siswa. a. Metode
Interview atau
Wawancara b. Metode Dokumentasi
a. Metode Induktif
C. Metode Analisis Data
yang
terkumpul
diolah
telah
b. Metode Deduktif
dengan
menggunakan tehnik analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif
A. Peran Komite Sekolah sebagai
berisi
yaitu
(lukisan,
tulisan
yang
paparan
dan
Badan Pengontrol Berdasarkan hasil angket
uraian) tentang sesuatu objek sebagaimana adanya pada waktu
yang
tertentu,
pengurus komite sekolah, adapun
waktu
penelitian.
diadakannya
Analisis
dimaksud
yang adalah
mendeskripsikan dimensi waktu
penulis
peroleh
dari
hasil dan analisis angket tersebut adalah sebagai berikut: 1. Komite
Sekolah
tertentu, tabulasi yang berupa
Mengontrol
penyusunan
Pengambilan Keputusan di
kedalam
satu
perangkat kategori dalam tabel adalah
langkah
awal
Proses
Sekolah Hasil
dalam
angket
juga
ini.
diperkuat dengan wawancara
ini
kepada ketua komite sekolah
dikarenakan data yang diperoleh
(Bapak Santo, BA.) yang
adalah
menyatakan bahwa komite
analisis
deskriptif
Penggunaan
metode
kualitatif
(data
yang
berbentuk kata-kata).
sekolah
dalam
kaitannya
Adapun metode ini menggunakan
sebagai
badan
pengontrol
rumus sebagai berikut :
dalam
P=
F x100 % N
pengambilan
keputusan, biasanya komite sekolah melihat lagi program-
Keterangan :
program sekolah yang sudah
P = Presentase
disepakati
F = Frekuensi yang diperoleh
program-program itu ditindak
N = Jumlah responden
lanjuti
Sedangkan untuk data kualitatif
mengikuti rapat di sekolah.
metode yang digunakan adalah :
kemudian
dalam
setiap
2. Komite Sekolah Melakukan Pengawasan
khususnya
Pendidikan
terhadap
Agama Islam yang biasanya
Mata
dilakukan setiap rapat komite
Perencanaan
Pelajaran PAI di Sekolah Hasil angket tersebut
sekolah akhir tahun, namun belum
seluruhnya
dari
diperkuat dengan wawancara
pengurus komite sekolah ikut
kepada ketua komite sekolah
andil dalam meningkatkan
pada tanggal 26 Juni 2014
kualitas program di sekolah
yang
(wawancara tanggal 26 Juni
menyatakan
bahwa
sekolah
tidak
komite melakukan
pengawasan
2014). B. Peran Komite Sekolah sebagai
terhadap perencanaan mata
Badan Pertimbangan
pelajaran PAI dikarenakan
1. Komite Sekolah
sudah ditangani oleh Kepala
Memberikan Perhatian
Sekolah dan yayasan sekolah
terhadap Peningkatan
sehingga
Mutu Pendidikan
komite
sekolah
tinggal menerima laporannya
Khususnya Mutu PAI Hasil
saja. 3. Komite Sekolah Melakukan Pengawasan
terhadap
Kualitas Program Sekolah Dari
hasil
angket
kepada ketua komite sekolah (Bapak Santo, BA.) yang menyatakan bahwa komite sekolah
yang
pertimbangan
sebagian
lebih
ya
dan besar
juga
diperkuat dengan wawancara
tersebut menunjukkan bahwa menjawab
angket
pihak
selaku
badan membantu
sekolah
dalam
menjawab
mempertimbangkan beberapa
terkadang dan tidak. Menurut
hal di antaranya berkaitan
ketua komite sekolah bahwa
dengan
sebagian komite sekolah ikut
baru agar lebih maksimal.
memberikan masukan tentang
Pertimbangan lainnya adalah
mutu pendidikan di sekolah
tentang
dibanding yang
penerimaan
penarikan
siswa
biaya,
sarana prasarana, pendidikan khususnya
dalam
2. Komite Sekolah Memberikan Masukan
membangun gedung ada wali
terhadap Proses
murid serta menjadi badan
Pengelolaan Pendidikan
pertimbangan sekolah dalam
Agama Islam di Sekolah
penerimaan
guru
jawaban
terkadang lebih besar skornya
karyawan baru. Selain menjadi badan pertimbangan,
komite
mengadakan
Meskipun
dan
mengajian
yaitu 50%, akan tetapi hasil angket tersebut tidak selaras dengan
yang
diungkapkan
terpadu antara komite sekolah
ketua komite sekolah yaitu
dengan wali murid setiap
bahwa komite sekolah tidak
pembagian nilai UTS dan
memberikan
nilai semester. Di samping itu
terhadap proses pengelolaan
sekolah
komite
Pendidikan Agama Islam di
sekolah mengadakan seminar
sekolah dengan alasan bahwa
dengan mengundang tokoh
komite
narasumber
dalam
diundang
pembelajaran
untuk
membicarakan hal tersebut.
mempertajam
kurikulum
yang
di
dengan
beserta
diberikan
kelas
sumber-sumber
masukan
sekolah
tidak dalam
3. Komite Sekolah Memberikan Masukah terhadap Proses
langsung yang berkompetensi
Pembelajaran Guru
yang akan memperkuat dan
Khususnya Guru PAI
memperluas wawasan belajar
Dari
hasil
angket
anak di sekolah. Program ini
tersebut menunjukkan bahwa
diadakan enam bulan sekali
peran komite sekolah sebagai
(wawancara tanggal 26 Juni
badan pertimbangan belum
2014).
maksimal, khususnya dalam memberikan
masukan
terhadap proses pembelajaran
guru khususnya guru PAI. Menurut
hasil
wawancara
terhadap Bapak Santo, BA., bahwa
beliau
mengatakan
dalam memberikan masukan
C. Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung 1. Komite Sekolah Memantau Kondisi Ketenagaan Pendidikan di Sekolah Hasil
terhadap proses pembelajaran
angket
guru PAI diserahkan kepada
diperkuat dengan wawancara
kepala
sekolah,
karena
bersama Bapak Santo, beliau
beliau
kepala
mengatakan bahwa menurut
sekolah lebih tahu tentang
Bapak Santo komite sekolah
proses
tidak
menurut
pembelajaran
guru
mempunyai
kewenangan
PAI. Jadi
fungsi
komite
dalam
memantau
kondisi
sekolah dalam pertimbangan
ketenagaan
tidak secara teliti misalnya
sekolah semua dipertanyakan
tidak menelaah bagaimana
kepada kepala sekolah.
PBM tersebut dilakukan dan
pendidikan
2. Komite Sekolah Memantau
faktor-faktor apa yang ada di
Kondisi
dalamnya seperti bagaimana
Prasarana di Sekolah
metode
yang
di
Sarana
Berdasarkan
harus
hasil
disesuaikan karena dalam hal
angket
ini
erat
menjawab terkadang lebih
metode
sangat
di
dan
atas
yang
kaitannya
dengan
daya
banyak prosentasinya. Hasil
intelektual
peserta
didik,
tersebut didukung oleh hasil
sedangkan untuk mengetahui
wawancara yang mengatakan
daya pikir peserta didik harus
bahwa dalam hal ini komite
dicari penyebabnya yang hal
sekolah
tersebut hanya orang tua yang
kondisi sarana dan prasarana
mengetahui.
ketua
dalam
komite
memantau
membuat
jadwal kunjungan ke sekolah.
3. Komite
Sekolah
Mengevaluasi
Dukungan
berdasarkan hasil wawancara terhadap
ketua
Sarana dan Prasarana di
sekolah
Sekolah
bahwa komite sekolah belum
Hasil
angket
yang
komite
mampu
menyatakan
menjadi
dewan
diperkuat dengan wawancara
penghubung
kepada ketua komite sekolah
hanya
(Bapak Santo) bahwa komite
sekolah yang ikut andil dalam
sekolah tidak mengevaluasi
menghubungkan
dukungan
sekolah,
sarana
dan
baik
karena
sebagian
komite
komite
masyarakat
dan
prasarana di sekolah. Komite
dewan pendidikan. Bahkan
sekolah
setiap ada undangan dari
laporan
hanya akhir
menerima tahun
oleh
sekolah
berkaitan
rapat
kenaikan kelas paling banyak
kepala sekolah. D. Peran Komite Sekolah sebagai
hanya 2 orang dari pengurus komite yang hadir.
Badan Penghubung 1. Komite Sekolah Menjadi
2. Komite Sekolah
Penghubung antara Komite
Menampung Pengaduan
Sekolah dengan
dan Keluhan terhadap
Masyarakat, Dewan
Kebijakan Program
Pendidikan, dan Lain-lain
Sekolah Berdasarkan
Dari hasil angket di atas
prosentase
menjawab
ya
yang sebanding
wawancara bahwa selama ini belum
dengan yang menjawab tidak.
sehingga
Ini
tidak
menunjukkan
bahwa
hasil
terjadi
masalah
komite
sekolah melakukan
komite sekolah sebagai badan
pertimbangan
penghubung antara komite
sekolah
sekolah dengan masyarakat
Akan tetapi komite sekolah
dan dewan pendidikan belum
berusaha merespon setiap ada
terjalin. Hal ini diperkuat
pengaduan.
dan
terhadap masyarakat.
3. Komite
Sekolah
pengawasan
yang
Mengkoordinasikan
komite
Bantuan Masyarakat
dipercayakan
Hasil
dilakukan
sekolah
lebih
kepala
sekolah
wawancara
sebagai pelaksanaan MBS dan
bersama
ketua
komite
guru sebagai pelaku kurikulum
sekolah,
penulis
peroleh
pembelajaran agama Islam.
jawaban
bahwa
komite
sekolah tidak tahu-menahu
2. Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pertimbangan Dalam perannya sebagai
tentang bantuan masyarakat karena bantuan langsung di
badan
tangan sekolah. Dan menurut
komite sekolah kaitannya dalam
beliau bahwa komite sekolah
pembelajaran agama Islam hanya
tidak
sebatas membantu pihak sekolah
punya
kewenangan
pertimbangan,
di
sini
dalam hal itu. Komite sekolah
dalam
mempertimbangkan
cukup menerima laporan dari
penerimaan
siswa
pihak sekolah.
mempertimbangkan penarikan
biaya
KESIMPULAN
prasarana.
Selain
1. Peran Komite Sekolah sebagai
sekolah
sebagai
komite
badan
kurikulum
sekolah
pengontrol
pengajaran
agama
komite
sarana
itu
komite
sekolah
memberikan
program-program
penyusunan
pengawasan
serta
baru. Kaitannya dengan RAPBS
sekolah
belum
tentang
mempertimbangkan
Islam hanya sebatas mengontrol
sedangkan
dan
penerimaan guru dan karyawan
Badan Pengontrol Peran
baru
sekolah, melakukan terhadap
masukan berkaitan
penyelenggaraannya,
belum kepada dengan dan padahal
salah satu peran komite sekolah
perencanaan mata pelajaran PAI
selain
dan belum memantau sumber
terhadap sekolah juga termasuk
daya
melaksanakan RAPBS.
pelaksanaan
program
sekolah, karena dalam hal ini
memberikan
masukan
3. Peran Komite Sekolah sebagai
kebijakan Namun,
Badan Pendukung
program dari
pihak
sekolah. komite
Dalam perannya sebagai
sekolah tidak ada tindak lanjut.
badan pendukung, di sini komite
Melihat kondisi tersebut dapat
sekolah tidak memantau kondisi
disimpulkan bahwa peran komite
ketenagaan pendidikan di sekolah
sebagai
semua
dipertanyakan
belum bisa maksimal.
kepala
sekolah
kepada
serta
prasarana
di
sekolah
diserahkan sepenuhnya kepada kepala sekolah. 4. Peran Komite Sekolah sebagai Badan Penghubung Peran sebagai
komite
badan
penghubung
dalam
mengkoordinasi dukungan sarana dan
badan
sekolah
penghubung
belum dilaksanakan, berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Daradjat, Zakrah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
hasil wawancara bahwa komite sekolah
belum
penghubung
menjadi
antara
komite
sekolah dengan masyarakat dan dewan pendidikan, bahwa komite sekolah
belum
memberikan
usulan kebijakan dan program pendidikan kepala sekolah, serta tidak
memfasilitasi
kebijakan
program
sekolah.
Akan
sekolah
berusaha
setiap
berbagai
ada
terhadap
tetapi
komite
merespon
pengaduan
dari
sekolah dan masyarakat berkaitan
Depag, RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Depag RI. Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. 2001. Panduan Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 2004. Pedoman Kinerja Komite Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: CV. Rizadi Jaya.
Hadi,
Sutrisno. 2004. Metode Research I. Yogyakarta: Andi Offset.
Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Margono, S. 2000. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suderajat, Hari Dr. Drs, M.Pd., 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika..
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam
