JPPI Vol 6 No 1 (2016) 93 - 108
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika 578/AKRED/P2MI-LIPI/07/2014
e-ISSN 2476-9266 p-ISSN: 2088-9402
IDENTIFIKASI APLIKASI E-KOMUNITAS INDUSTRI KREATIF SEKTOR KERAJINAN DEKRANASDA KOTA BOGOR IDENTIFICATION OF E-COMMUNITY CRAFT DEKRANASDA CREATIVE INDUSTRY SECTOR BOGOR CITY Yan Andriariza Puslitbang APTIKA dan IKP – Kementerian Komunikasi dan Informatika Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta 10110 - Indonesia
[email protected] Naskah diterima: 26 Februari 2016; Direvisi : 25 Agustus 2016; Disetujui : 27 September 2016
Abstrak Dekranasda Kota Bogor merupakan suatu wadah pembinaan dan pengembangan bagi para anggotanya, yang merupakan para pengrajin di Kota Bogor. Dekranasda Kota Bogor dahulu mempunyai aplikasi pemasaran yang diperuntukkan bagi para anggotanya, sayangnya aplikasi tersebut sudah tidak dapat diakses lagi, maka melalui penelitian ingin mengetahui aplikasi apa yang sesuai dan dibutuhkan oleh anggota Dekranasda Kota Bogor sehingga aplikasi tersebut dapat bermanfaat bagi Dekranasda kota Bogor dan para anggotanya. Teori yang digunakan menggunakan TOGAF, dimana TOGAF sendiri adalah suatu kerangka-kerja pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur TI organisasi/perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat dua aplikasi yang diajukan yaitu Sistem Informasi Penjualan dan Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan Kata Kunci : TOGAF, Dekranasda Kota Bogor, UKM, Industri Kreatif Sektor Kerajinan, Identifikasi Aplikasi
Abstract Dekranasda Bogor is a forum for the promotion and development of its members, who are the craftsmen in the city of Bogor. Dekranasda Bogor City formerly had a marketing application intended for its members, unfortunately the application is no longer accessible, then through the study wanted to find out what applications are appropriate and needed by members Dekranasda Bogor City so that the application can be useful for Dekranasda Bogor and its members. The theory used to use TOGAF, TOGAF itself which is a development framework, implementation, and management of IT architecture organization / company. The results obtained from this study is that there are two applications lodged Sales Information System and Management Information System Work Keywords: TOGAF, Dekranasda Bogor, UKM, Craft Creative Industries Sector, Identification Application
93
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
Selain untuk proses pemasaran, penggunaan
PENDAHULUAN
TI pada Industri Kreatif Sektor Kerajinan juga Industri Kreatif Sektor Kerajinan adalah kegiatan
dapat digunakan untuk proses administrasi, dan
kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
membantu setiap proses yang terjadi di Industri
distribusi produk yang dibuat oleh tenaga pengrajin
Kreatif tersebut. Proses yang dimaksud mulai dari
dimulai
proses
hubungan dengan supplier sampai pelanggan,
penyelesaian produknya. Barang kerajinan tersebut
perancangan produk, dan proses produksi. Hal ini
meliputi barang yang terbuat dari batu berharga,
akan lebih meningkatkan daya saing yang mereka
serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu,
miliki dan semakin memotong waktu produksi
kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat,
sehingga dapat semakin meminimalkan biaya
kapur dan logam (emas, perak, tembaga, perunggu,
produksi yang dikeluarkan. Namun bila kita lihat
besi). Bila dilihat dari jenis penggunaan TI,
kenyataannya terbatas sekali industri kreatif sektor
Industri Kreatif Sektor Kerajinan lebih banyak
kerajinan yang memanfaatkan TI untuk membantu
menggunakan TI untuk proses pemasarannya. Hal
proses bisnis mereka.
dari
desain
awal
sampai
ini terungkap pada banyaknya website yang dimaksudkan
keberadaan
Bogor, dimana anggotanya belum memanfaatkan
ini
seperti
TI secara optimal. Dekranasda Kota Bogor sendiri
smescoindonesia.com,topibambu.com/,smallindustr
merupakan kepanjangan dari Dewan Kerajinan
yindonesia.com/ Sayangnya hanya sebagian kecil
Nasional Daerah Kota Bogor. Dekranasda Kota
dari website tersebut yang aktif di-update. , yaitu
Bogor
hanya yang dikelola langsung oleh komunitas
pengembangan
terkait, seperti komunitas topi bambu. Sedangkan
merupakan
untuk website yang dikelola oleh pemerintah,
Dekranasda mempunyai beberapa tugas, antara lain
seperti
memberikan
industri
untuk
kreatif
Smesco
mendukung
Begitu juga dengan Dekranasda Kota
sektor
kerajinan
Indonesia,
Kementerian
adalah suatu bagi
para
wadah pembinaan dan para
pengrajin
bantuan
anggotanya, di
fasilitasi
Kota
yang Bogor.
permodalan,
Perindustrian, jarang sekali dilakukan update. Hal
pengembangan
ini terlihat dari gambar-gambar barang kerajinan
pengembangan pemasaran,
yang dipamerkan sebagian dimasukkan pada tahun
promosi, memfasilitasi keikutsertaan anggotanya
2009 dan setelah itu tidak ada gambar untuk
dalam acara pameran.
SDM,
pengembangan
produk,
penyediaan sarana
produk kerajinan baru. Tidak dikelolanya website
Sesuai dengan salah satu tugasnya terkait
yang dibangun oleh pemerintah tersebut, tentunya
pemasaran dan sarana promosi, maka Dekranasda
sangatlah disayangkan. Apalagi bila mengingat
Kota Bogor juga melakukan sarana promosi baik
biaya yang dikeluarkan untuk membangun website
melalui website, facebook maupun twitter. Website
tersebut dan juga manfaat yang dapat diperoleh bila
Dekranasda Kota Bogor yang merupakan salah satu
website tersebut selalu aktif dikelola.
bentuk aplikasi pemasaran yang diperuntukkan bagi para anggotanya, menampilkan produk-
94
Identifikasi Apliasi e-Komunitas Industri Kreatif Sektor Kerajinan Dekranasda Kota Bogor (Yan Andriariza)
produk para anggota Namun sayangnya saat ini
mengembangkan aplikasi sejenis yang disesuaikan
website tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi.
dengan
Padahal idealnya, sesuai dengan perkembangan
menjalankan
dunia Teknologi Informasi, dimana hampir seluruh
pengembangan pemasaran dan penyediaan sarana
sektor telah terhubung ke internet,
maka
promosi bagi para anggotanya.
seharusnya
tetap
Maka bagaimana supaya aplikasi yang
menyediakan fasilitas pemasaran yang berbasis
dibangun tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan
elektronik tersebut. Apalagi menurut Rahmana
para
(2009) di era globalisasi ini arena persaingan
Dekranasda mau menggunakan aplikasi tersebut.
semakin kompetitif, dan bersifat mendunia, maka
Karenanya
melalui
UKM perlu memanfaatkan TI untuk meningkatkan
pertanyaan
penelitian
daya
untuk
dibutuhkan oleh anggota Dekranasda Kota Bogor
meningkatkan daya saing UKM adalah dengan
di Dekranasda Kota Bogor?” Penelitian ini juga
melalui pemanfaatan TI. Dengan pemanfaatan TI
mempunyai batasan hanya melakukan identifikasi
akan
aplikasi apa saja yang dibutuhkan oleh para
Dekranasda
saingnya.
mendorong
Kota
Salah
satu
UKM
Bogor
strategi
untuk
mendapatkan
peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya.
kondisi
anggota
salah
anggotanya,
Dekranasda
untuk
tugasnya
yaitu
satu
sehingga
seluruh
penelitian
anggota
ini
“Aplikasi
muncul
apa
yang
anggota Dekranasda.
Memang sudah banyak anggota Dekranasda
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Kota Bogor yang mempunyai aplikasi pemasaran
mengetahui aplikasi apa saja yang dibutuhkan oleh
sendiri, baik itu menggunakan aplikasi berbayar
anggota Dekranasda Kota Bogor dan untuk
maupun tidak berbayar. Dimana hal ini dapat
memperluas
menyebabkan masalah baru lainnya, seperti penjual
meningkatkan
harus
penjualan
dapat
meyakinkan
konsumen
bahwa
pangsa
pasar
kepercayaan
online.
yang
ada
serta
masyarakat
Sedangkan
dalam
manfaat
dari
pemasaran online yang mereka lakukan dapat
penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi
dipercaya, karena dengan semakin berkembangnya
bagi Dekranasda Kota Bogor dalam menyediakan
bisnis online saat ini, juga semakin meningkatkan
aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan anggota
resiko kejahatan penipuan di dunia maya. Berbeda
Dekranasda
halnya bila anggota Dekranasda menggunakan
rekomendasi bagi Direktorat E-business dalam
aplikasi yang disediakan oleh Dekranasda sendiri,
menyediakan
dimana
sebagai
organisasi
menghimpun
UKM
mendapatkan
kepercayaan
Kota
Bogor
aplikasi
dan
yang
Dekranasda di seluruh Indonesia
akan
lebih
TOGAF
bagi
masyarakat
Dalam melakukan identifikasi aplikasi ini,
dibandingkan bila tiap anggotanya berjualan online
teori yang digunakan adalah TOGAF. TOGAF
sendiri. Seperti halnya dengan konsep Marketplace
sendiri
yang telah dikembangkan oleh Tokopedia dan
pengembangan,
Bukalapak,
maka
dari
sebagai
yang bermanfaat
nirlaba
tentunya
juga
Dekranasda
juga
adalah
suatu
penerapan,
kerangka-kerja dan
pengelolaan
dapat
95
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
arsitektur TI organisasi/perusahaan (The Open
sama,
Group, 2011).
keseluruhan untuk strategi TI yang terintegrasi
a.
b.
c.
Berupa
panduan
tahapan-tahapan
dan
memastikan
kebutuhan
organisasi
antara satu unit bisnis dengan unit bisnis yang lain
prinsip-prinsip.
dapat terpenuhi. Keuntungan yang dihasilkan dari
Memberikan keleluasaan dalam memilih
arsitektur TI perusahaan dalam membawa manfaat
teknik pemodelan yang digunakan.
bisnis yang penting, jelas terlihat dalam laporan
Merupakan
panduan
dari
berbagai
framework pengembangan arsitektur (FEAF,
laba atau rugi bersih perusahaan atau organisasi tersebut (The Open Group, 2011).
TEAF, DoDAF, dsb.)
Terdapat empat jenis arsitektur yang umum
Pentingnya membuat arsitektur TI suatu
diterima sebagai sekumpulan bagian dari arsitektur
perusahaan adalah untuk mengoptimalkan proses-
perusahaan secara keseluruhan, yaitu (The Open
proses yang ada di perusahaan tersebut, baik proses
Group, 2011):
yang dijalankan secara otomatis maupun yang
1.
Bisnis (atau Proses Bisnis) Arsitektur -
masih dijalankan secara manual, sehingga proses-
mendefinisikan
proses tersebut dapat tanggap terhadap perubahan
pemerintahan, maupun strategi organisasi, dan
yang terjadi dan mendukung strategi bisnis
proses bisnis utamanya.
perusahaan. Dimana perusahaan di sini seperti
2.
strategi
bisnis,
strategi
Arsitektur data - menggambarkan struktur
lembaga pemerintahan secara keseluruhan, suatu
logis dan fisik aset organisasi data dan sumber
perusahaan secara keseluruhan, atau hanya salah
daya manajemen data.
satu divisi dari perusahaan tersebut. Dengan
3.
Arsitektur Aplikasi - jenis arsitektur yang
adanya manajemen yang efektif dan penggunaan
menyediakan cetak biru untuk sistem aplikasi
teknologi informasi, merupakan faktor kunci dalam
yang akan dikembangkan, dan hubungannya
keberhasilan
dengan proses bisnis inti organisasi.
bisnis
suatu
perusahaan,
dan
merupakan sarana yang diperlukan bagi perusahaan
4.
Arsitektur Teknologi - menjelaskan perangkat
dalam mencapai keunggulan kompetitif. Melalui
lunak logis dan kemampuan perangkat keras
perancangan arsitektur TI perusahaan, terdapat
yang
langkah strategis bagi evolusi sistem TI dalam
penyebaran bisnis, data, dan layanan aplikasi.
menanggapi kebutuhan lingkungan bisnis yang
Arsitektur
terus berubah (The Open Group, 2011).
infrastruktur
Arsitektur
TI
perusahaan
yang
baik
memungkinkan untuk mencapai keseimbangan
diperlukan
untuk
Teknologi TI,
mendukung
ini
termasuk
middleware,
jaringan,
komunikasi, pengolahan, standar, dll Kunci dari TOGAF adalah Pengembangan
yang tepat antara efisiensi TI dan inovasi bisnis.
Metode
Hal ini memungkinkan unit bisnis individu untuk
Method (ADM), merupakan metode yang dapat
berinovasi
mengejar
diandalkan dan terbukti untuk mendefinisikan
keunggulan kompetitifnya, dan pada saat yang
kebutuhan bisnis dan mengembangkan arsitektur
96
dengan
aman
dalam
Arsitektur/Architecture
Development
Identifikasi Apliasi e-Komunitas Industri Kreatif Sektor Kerajinan Dekranasda Kota Bogor (Yan Andriariza)
TI perusahaan yang memenuhi kebutuhan bisnis tersebut, memanfaatkan unsur-unsur arsitektur TOGAF dan aset lain yang tersedia untuk organisasi
(The
Open
Group,
2011).
TOGAF terdiri dari tiga bagian utama (The Open Group, 2011): 1.
TOGAF ADM, menjelaskan bagaimana cara mendapatkan spesifik organisasi arsitektur perusahaan, yang membahas kebutuhan bisnis.
2.
Enterprise
Continuum,
yang
merupakan
"gudang maya" dari semua aset arsitektur model, pola, deskripsi arsitektur, dll - yang ada baik dalam perusahaan dan di industri TI pada umumnya. 3.
Dasar Sumber Daya TOGAF, merupakan seperangkat sumber daya - panduan, template, informasi
latar
belakang,
dll
-
untuk
membantu arsitek dalam penggunaan ADM.
Gambar 1. Tahapan ADM TOGAF Sumber:http://pubs.opengroup.org/architecture/togaf8doc/arch/toc.html
ADM merupakan metode umum untuk Tahapan dalam ADM adalah sebagai
pengembangan arsitektur, yang dirancang untuk menangani sebagian besar sistem dan permintaan organisasi. Namun, sering sekali tahapan-tahapan
berikut (The Open Group, 2011): 1.
perlu
terlebih dahulu
kustomisasi
meninjau
kegiatan
TOGAF
dan
mendefinisikan
Prinsip Arsitektur.
komponen-komponen yang ada untuk penerapan, dan kemudian menyesuaikannya sesuai dengan
menggambarkan
membuat Arsitektur Kemampuan termasuk
sesuai dengan kebutuhan. Sebelum menerapkan kita
awal
persiapan dan inisiasi yang dibutuhkan untuk
dalam ADM ini dimodifikasi maupun diperluas
ADM,
Tahap
2.
Tahap A: Visi Arsitektur, menggambarkan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur.
keadaan perusahaan individu. Kegiatan ini juga
Ini termasuk informasi tentang mendefinisikan
dapat menghasilkan "spesifik-perusahaan" ADM
ruang lingkup dari inisiatif pengembangan
(The Open Group, 2011).
arsitektur,
mengidentifikasi
stakeholder,
menciptakan Visi Arsitektur, dan memperoleh persetujuan untuk melanjutkan perkembangan arsitektur. 3.
Tahap B: Arsitektur Bisnis, menggambarkan pengembangan
Arsitektur
Bisnis
untuk
97
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
mendukung
Visi
Arsitektur
yang
telah
disepakati. 4.
5.
Tahap
C:
merencanakan arsitektur sistem informasi dengan Arsitektur
7.
8.
Informasi,
menggunakan TOGAF di Puskesmas Pasirkaliki (Sanny,
Informasi untuk mendukung Visi Arsitektur
dilakukan oleh Roni Yunus dan Kridanto Surendro
yang telah disepakati.
(2009) dan Kuswardani Mutyarini dan Jaka
Tahap
D:
Arsitektur
dkk,
2012).
Penelitian
selanjutnya
Teknologi,
Sembiring (2006) yang juga menggunakan TOGAF
Arsitektur
untuk melakukan perencanaan arsitektur sistem
Teknologi untuk mendukung Visi Arsitektur
informasi, dan dalam kasus penelitian ini spesifik
yang telah disepakati.
di Perguruan Tinggi (Yunus & Surendro, 2009,
Tahap E: Peluang & Solusi, melakukan
Mutyarini & Sembiring, 2006). Dalam penelitian
perencanaan pelaksanaan awal dan identifikasi
ini juga akan membuat perencanaan arsitektur
alat yang digunakan untuk arsitektur yang
sistem informasi di Dekranasda Kota Bogor dengan
telah
menggunakan TOGAF. Penelitian dengan objek
perkembangan
didefinisikan
dalam
tahapan
sebelumnya.
penelitian
Tahap F: Perencanaan Migrasi, membahas
terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh
bagaimana perpindahan dari baseline ke
Trivena Y & Wijaya (2013). Penelitian ini tentang
Arsitektur
dalam
analisis dan perancangan sistem informasi pada PT.
menyelesaikan pelaksanaan rincian kegiatan
X yang merupakan perusahaan penyedia jasa bordir
dan Rencana Migrasi.
dan sablon. Serta penelitian oleh Caesario, dkk
Tahap
G:
menyediakan
9.
Sistem
menjelaskan pengembangan Arsitektur Sistem
menggambarkan
6.
Deden A Wahab Sya’roni, Taryana Suryana yang
yang
ditargetkan
Pelaksanaan
Tata
arsitektur
Kelola,
pengawasan
yang
serupa
dengan
Dekranasda,
(2015) dalam perencanaan strategi SI di Lembaga Kursus Topography Training Centre.
Kedua
pelaksanaan.
penelitian tersebut sama-sama mempunyai objek
Tahap H: Arsitektur Manajemen Perubahan,
penelitian IKM yang mempunyai karakteristik
menetapkan
yang sama dengan objek penelitian ini.
prosedur
untuk
mengelola
perubahan ke arsitektur TI yang baru.
Hanya saja pada penelitian ini, mempunyai
Banyak penelitian yang membahas tentang
batasan pada tahapan TOGAF yaitu hanya sampai
perencanaan arsitektur sistem informasi dengan
dengan arsitektur sistem informasinya dan peluang
menggunakan TOGAF, antara lain seperti peneltian
serta solusi, sehingga diperoleh identifikasi sistem
yang dilakukan oleh Iyan Supriyana yang membuat
informasi yang sesuai dengan kebutuhan di
perencanaan model arsitektur bisnis, arsitektur
Dekranasda Kota Bogor.
sistem informasi dan arsitektur teknologi dengan
Rich Picture
menggunakan TOGAF di BAKOSURTANAL
Menurut Mathiassen (2000, p26), Rich picture
(Supriyana,
terdapat
adalah gambaran informal yang mempersentasikan
penelitian yang dilakukan oleh M. Yusuf Sanny,
pemahaman illustrator terhadap situasi yang ada.
98
2010). Selain itu
juga
Identifikasi Apliasi e-Komunitas Industri Kreatif Sektor Kerajinan Dekranasda Kota Bogor (Yan Andriariza)
Rich picture memberikan deskripsi yang luas
bisnis,
identifikasi
aplikasi,
mengenai suatu situasi yang memungkinkan
kesenjangan.
adanya interpretasi yang berbeda-beda.
1. Tahapan Pre Eliminary
dan
analisa
Pada tahapan pre eliminary dilakukan beberapa
METODE
tahapan yaitu: a. Pemetaan
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan
kualitatif.
Data
penelitian menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, sedangkan data primer diperoleh dari wawancara mendalam dengan pengurus Dekranasda dan 3 anggota
Dekranasda.
Data
primer
tersebut
selanjutnya digunakan pada tahapan pemetaan permasalahan strategis komunitas.
penelitian ini menggunakan tahapan penelitian yang terdapat di TOGAF, yang telah dilakukan Penggunaan
TOGAF
oleh anggota Dekranasda dikarenakan TOGAF mempunyai ruang lingkup yang luas, lengkap, detail, mudah dimengerti, dapat diadaptasi, bersifat open source, dan bersifat fleksibel. Hal ini TOGAF
dalam
pembuatan
arsitektur pada golongan usaha kecil menengah (UKM) yang sesuai dengan karakteristik anggota Dekranasda.
Selain
itu
TOGAF
tepat
bila
digunakan bagi organisasi yang belum memiliki arsitektur enterprise, dan Dekranasa Kota Bogor belum memiliki arsitektur enterprise sehingga lebih tepat bila menggunakan TOGAF (Caesario, dkk, 2015 & Hadi, dkk, 2013). Penelitian
ini
hanya
Komunitas Pada tahapan ini dilakukan pemetaan terhadap permasalahan strategis komunitas, dimana permasalahan ini diperoleh melalui wawancara mendalam, dan digambarkan dengan menggunakan diagram rich picture. b. Identifikasi Sasaran Perbaikan Terhadap Permasalahan
dilanjutkan
dengan
mengidentifikasi
sasaran perbaikan untuk tiap permasalahan tersebut.
dalam
melakukan identifikasi aplikasi yang dibutuhkan
memungkinkan
Strategis
Setelah diperoleh permasalahan strategis
Metode penelitian yang digunakan dalam
penyesuaian.
Permasalahan
c. Identifikasi Pola Solusi Dari tiap sasaran perbaikan yang diperoleh pada tahapan Identifikasi Sasaran Perbaikan Terhadap
Permasalahan,
dilakukan
identiifikasi pola solusi untuk sasaran perbaikan yang ada. 2. Tahap A: Visi Arsitektur, menggambarkan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur. Ini termasuk informasi tentang mendefinisikan ruang lingkup dari inisiatif pengembangan arsitektur,
mengidentifikasi
stakeholder,
menciptakan Visi Arsitektur, dan memperoleh persetujuan untuk melanjutkan perkembangan arsitektur.
menggunakan
5
tahapan awal TOGAF, yaitu tahapan pre eliminary,
3. Tahap B: Arsitektur Bisnis, menggambarkan pengembangan
Arsitektur
Bisnis
untuk
identifikasi visi arsitektur, identifikasi arsitektur
99
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
mendukung
Visi
Arsitektur
yang
telah
disepakati. 4. Tahap
C:
Bogor adalah
melakukan pemasaran, penjualan,
dan produksi barang-barang kerajinan tangan. Arsitektur
Sistem
Informasi,
Untuk menjalankan bisnis inti tersebut
terdapat
menjelaskan pengembangan Arsitektur Sistem
beberapa proses-proses inti, sebagai berikut:
Informasi untuk mendukung Visi Arsitektur
Produksi
yang telah disepakati.
Pemasaran
5. Tahap E: Peluang & Solusi, melakukan
Penjualan
perencanaan pelaksanaan awal dan identifikasi
Pembayaran
alat yang digunakan untuk arsitektur yang telah
Selanjutnya
didefinisikan dalam tahapan sebelumnya.
anggota Dekranasda juga diperoleh permasalahan
HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui wawancara dengan para
strategis bagaimana mendapatkan pelanggan tetap, dan memproduksi barang kerajinan tangan dalam
Pemetaan Permasalahan Strategis Komunitas
jumlah besar sesuai pesanan dalam jangka waktu
Pemetaan
komunitas
tertentu. Berdasarkan permasalahan strategis yang
merupakan tahapan pertama dari tahapan pre
telah diperoleh melalui hasil wawancara tersebut,
eliminary pada TOGAF. Pada tahapan pemetaan
dilakukan pemetaan permasalahan yang ada ke
ini
dalam komponen-komponen yang terdapat
permasalahan
dilakukan
wawancara
strategis
mendalam
dengan
pada
pengelola dan beberapa anggota Dekranasda untuk
Dekranasda kota Bogor, yaitu Pelanggan, Anggota
mengetahui bisnis inti dari Dekranasda dan para
Dekranasda dan Dekranasda yang digambarkan
anggotanya.
dengan menggunakan Rich Picture seperti yang
Berdasarkan
hasil
wawancara
diketahui bahwa Bisnis Inti Dekranasda Kota
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Rich Picture
100
Identifikasi Apliasi e-Komunitas Industri Kreatif Sektor Kerajinan Dekranasda Kota Bogor (Yan Andriariza)
Identifikasi Sasaran Perbaikan Terhadap
pemetaan permasalahan strategi komunitas. Dari
Permasalahan
tiap permasalahan tersebut ditentukan tolak ukur
Tahap pre eliminary selanjutnya adalah melakukan identifikasi sasaran perbaikan terhadap
untuk tiap permasalahan diidentifikasi sasaran perbaikannya, dapat dilihat pada tabel 1.
permasalahan yang telah ditemukan pada tahap Tabel 1. Identifikasi Sasaran Perbaikan No 1
Permasalahan Anggota Dekranasda kesulitan mencari pelanggan tetap
2
Tidak ada anggota dekranasda yang menggunakan fasilitas website yang disediakan oleh dekranasda, karena masing-masing anggota sudah mempunyai website sendiri dengan memanfaatkan fasilitas tak berbayar Anggota Dekranasda kesulitan menerima order dalam jumlah besar di waktu yang sama karena tenaga kerja dan biaya yang terbatas
3
Tolak Ukur Jumlah pelanggan yang selalu membeli dalam jangka waktu tertentu Jumlah anggota yang memanfaatkan fasilitas website dekranasda
Sasaran Perbaikan Mencari pelanggan baru sebanyakbanyaknya dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada Mengintegrasikan website seluruh anggota dekranasda
Jumlah order yang bisa diselesaikan dalam jangka waktu tertentu
Membagi pekerjaan kepada sesama anggota dekranasda untuk dikerjakan bersama-sama
Identifikasi Pola Solusi
tahap
Langkah selanjutnya dari tahapan Pre Eliminary adalah Identifikasi Pola Solusi, dimana
sebelumnya
yaitu
Identifikasi
Sasaran
Perbaikan, diidentifikasi juga pola solusinya untuk tiap sasaran perbaikan dapat dilihat pada tabel 2.
dari tiap sasaran perbaikan yang diperoleh pada Tabel 2. Pola Solusi No
Sasaran Perbaikan
1
Mencari pelanggan baru sebanyak-banyaknya dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada pelanggan
2
Mengintegrasikan website seluruh anggota dekranasda
Pola Solusi 1. Fasilitas layanan transaksi online yang interaktif (pembeli dan penjual dapat berinteraksi langsung dengan menggunakan fasilitas ini, menyampaikan kritik dan saran, pelanggan dapat memasukkan data pribadinya sendiri dan melakukan update bila diperlukan, melihat status transaksi), 2. adanya fasilitas layanan alternative (adanya berbagai cara untuk melakukan pemesanan sesuai keinginan pelanggan, seperti melalui telepon, sms, website, dan lain-lain) dan 3. fasilitas manajemen pelanggan (dengan fasilitas ini, dapat diketahui seperti apa keinginan pelanggan) Menggabungkan seluruh website masing-masing anggota dekranasda ke website dekranasda sehingga mudah dalam pengelolaannya, baik dari segi keamanan maupun segi yang lainnya, dimana website tersebut mudah digunakan, interaktif, fleksibel, anggota dapat mengakses dan mengupdate website dimanapun dan kapanpun, termasuk status transaksi yang terjadi.
101
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
Tabel 2. Pola Solusi (lanjutan) No
3
Sasaran Perbaikan Membagi pekerjaan kepada sesama anggota dekranasda untuk dikerjakan bersamasama
Pola Solusi 1. Fasilitas manajemen pekerjaan, membagi pekerjaan kepada sesama anggota dekranasda sesuai dengan kompetensi, dan 2. Fasilitas manajemen pengetahuan dan pengalaman, saling berbagi dan diskusi terkait pekerjaan dalam suatu forum online
Tahap A: Visi Arsitektur
kritikal Pemasaran Online, Dekranasda Kota Bogor
Pada tahap ini memberikan gambaran
dan para anggotanya mempromosikan produk-
bagaimana solusi TI yang diperoleh pada tahap
produk
sebelumnya dapat berperan dalam proses bisnis
memperoleh informasi tentang produk Dekranasda
strategis perusahaan. Dekranasada Kota Bogor
Kota Bogor melalui Pemasaran Online tersebut.
sendiri
Seperti yang terlihat dalam gambar 3.
mempunyai
2
proses
kritikal,
yaitu
yang
mereka
jual,
dan
pelanggan
Pemasaran dan Penjualan Online. Pada proses
Gambar 3. Proses Kritikal Pemasaran online Dekranasda Kota Bogor
Proses kritikal kedua adalah penjualan
produksi kepada sesama anggota Dekranasda yang
online, dimana untuk pembelian atau pemesanan
mempunyai bidang yang sama. Hal ini seperti yang
dalam jumlah besar, Dekranasda atau anggota
dapat dilihat pada gambar 4.
Dekranasda Kota Bogor, akan membagi pekerjaan
102
Identifikasi Apliasi e-Komunitas Industri Kreatif Sektor Kerajinan Dekranasda Kota Bogor (Yan Andriariza)
Gambar 4. Proses Kritikal Penjualan online Dekranasda Kota Bogor
Tahap B: Proses Bisnis
pelanggan dapat langsung melakukan pembelian,
Proses bisnis yang ada di Dekranasda Kota
dan bila produk tidak tersedia pelanggan dapat
Bogor diawali dengan pemasaran yang dilakukan
melakukan pemesanan. Pemesanan dengan jumlah
oleh
sedikit, bisa langsung ditangani oleh
Dekranasda
dan
Anggota
Dekranasda.
Anggota
Pelanggan melihat produk yang dipasarkan tersebut
Dekranasda terkait, sedangkan bila pemesanan
dan melakukan pembelian, bila produk tersedia,
barangnya banyak,
Gambar 4. Proses Bisnis Dekranasda Kota Bogor Anggota Dekranasda dapat bekerjasama dengan Anggota
Dekranasda
yang
lain.
Dari pola solusi yang telah diperoleh pada
Kemudian
tahapan awal, diperoleh paket-paket solusi seperti
dilakukan produksi, pembayaran dan pengiriman
yang dapat dilihat pada tabel 3, dan untuk
barang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
penempatan tiap paket solusi ke dalam proses-
gambar 4 diatas.
proses yang ada dapat dilihat pada gambar 5.
Tahap C: Identifikasi Sistem Aplikasi Kunci
103
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
Tabel 3. Paket Solusi
1
No
• • •
Pola Solusi Fasilitas layanan transaksi online yang interaktif Fasilitas layanan alternative Fasilitas manajemen pelanggan
Paket Solusi Sistem Informasi Penjualan
2
Menggabungkan seluruh website masing-masing anggota dekranasda ke website dekranasda • Fasilitas manajemen pekerjaan • Fasilitas manajemen pengetahuan dan pengalaman
Sistem Informasi Penjualan
3
Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan
Gambar 5. Pemetaan Paket Solusi ke Proses Bisnis Dekranasda Kota Bogor
Portofolio Aplikasi
Penjualan dan Sistem Informasi Manajemen
Fungsi-fungsi yang disediakan pada 2 paket
Pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.
solusi yang ditawarkan, yaitu Sistem Informasi Tabel 4. Fungsionalitas Aplikasi Kode
Nama
SIP
Sistem Informasi Penjualan
104
Fungsionalitas •
Promosi Produk Kerajinan Tangan,
•
Mengintegrasikan Dengan Promosi di Facebook, Twitter,
•
Pemesanan Produk Kerajinan Tangan,
•
Pembelian Produk Kerajinan Tangan,
•
Pembayaran Produk Kerajinan Tangan,
•
Mengintegrasikan Dengan Pesanan Melalui Telepon, SMS, BBM,
Identifikasi Apliasi e-Komunitas Industri Kreatif Sektor Kerajinan Dekranasda Kota Bogor (Yan Andriariza)
Tabel 4. Fungsionalitas Aplikasi (Lanjutan) Kode
Nama
SIP
Fungsionalitas
Sistem Informasi Penjualan
SIMP
Sistem Infromasi Manajemen Pekerjaan
•
Pengecekan Status Pesanan,
•
Update Status Pesanan,
•
Input Data Pelanggan,
•
Input dan Update Data Barang,
•
Input Data IKM,
•
Input Kritik dan Saran,
•
Pengelolaan Perilaku Pelanggan
•
Pembagian pekerjaan berdasarkan kompetensi,
•
pengecekan status pekerjaan,
•
komunikasi antara anggota Dekranasda melalui forum atau mailing list
Analisa Kesenjangan Analisa kesenjangan antara aplikasi yang
pembagian pekerjaan dilakukan bila
terdapat
ada saat ini dengan aplikasi yang ditawarkan dapat
pekerjaan atau pesanan dari pelanggan dalam
dilihat pada tabel 5.
jumlah
Berdasarkan pada tabel 5 terlihat terdapat beberapa
penambahan
fungsi
pada
yang
besar,
sehingga
UKM
yang
memperoleh pekerjaan tidak dapat memenuhi
aplikasi
pekerjaan tersebut bila dilakukan sendirian dan
mendatang bila dibandingkan dengan aplikasi yang
membutuhkan bantuan dari UKM lain dengan
telah ada sebelumnya, yaitu mendukung proses
produk yang sama.
penjualan online dan pembagian pekerjaan. Proses Tabel 5. Kesenjangan Antara Aplikasi Saat Ini dengan Aplikasi Mendatang Aplikasi Saat Ini
Aplikasi Mendatang
Aplikasi Pemasaran (Website Dekranasda) yang sudah tidak aktif
Sistem Informasi Penjualan yang dikembangkan
-
Profil Anggota Dekranasda
•
Profil Anggota Dekranasda (Input, Update, Delete)
-
Katalog Produk Kerajinan Tangan
•
Katalog Produk Kerajinan Tangan (Input, Update, Delete)
-
Agenda Kegiatan
•
Agenda Kegiatan
-
Berita
•
Berita
-
Artikel
•
Artikel
-
Technical Support
•
Technical Support
•
Pemesanan dan Pembayaran Produk Kerajinan Tangan,
•
Pembelian dan Pembayaran Produk Kerajinan Tangan
•
Status Pesanan (Input, Update, Delete)
105
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
Tabel 5. Kesenjangan Antara Aplikasi Saat Ini dengan Aplikasi Mendatang (Lanjutan) Aplikasi Saat Ini
Aplikasi Mendatang •
Data Pelanggan (Input, Update, Delete)
•
Kritik dan Saran
•
Pengelolaan Perilaku Pelanggan
Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan
Tidak Ada
•
Pembagian pekerjaan
•
Data Anggota Dekranasda
•
Pengecekan status pekerjaan,
•
Forum Anggota Dekranasda
Pada aplikasi yang lama hanya sebatas pada
melakukan pembagian pekerjaan antara anggota
katalog online yang merupakan bagian dari proses
dekranasda, pengecekan pekerjaan, dan forum
pemasaran.
online.
Dengan
adanya
aplikasi
yang
ditawarkan ini diharapkan dapat mencangkup seluruh proses yang ada di Dekranasda untuk
Saran Saran
yang
diajukan
peneliti
adalah
mendukung bisnis para anggotanya, sesuai dengan
pentingnya bagi Dekranasda mensosialisasikan
hasil wawancara mendalam dengan pengurus
keberadaan aplikasi ini secara terus menerus,
Dekranasda dan anggota Dekranasda.
memberi pelatihan terkait penggunaan aplikasi ini dan selalu mendorong para anggotanya untuk
PENUTUP
memanfaatkan aplikasi yang telah ada
Simpulan
Aplikasi yang ada dapat menggunakan
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini
aplikasi sejenis yang sudah ada dengan menyewa ke
bahwa aplikasi yang dibutuhkan oleh komunitas
pihak ketiga (outsource), sehingga tidak perlu
Dekranasda adalah Sistem Informasi Penjualan dan
membangun aplikasi tersebut dari awal
Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan
Direktorat
Sistem Informasi Penjualan mempunyai
E-Business
dapat
menjadi
fasilitator dalam penyediaan aplikasi ini
beberapa fungsi di dalamnya yaitu untuk membantu proses penjualan, pemesanan barang, pembayaran, pengelolaan
pelanggan,
pemasaran
dan
UCAPAN TERIMA KASIH
juga
mempunyai beberapa basis data seperti data
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pelanggan, data anggota dekranasda, dan data
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
barang.
penelitian ini. Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan
mempunyai beberapa fungsi di dalamnya yaitu
106
Identifikasi Apliasi e-Komunitas Industri Kreatif Sektor Kerajinan Dekranasda Kota Bogor (Yan Andriariza)
DAFTAR PUSTAKA
Usaha Kecil Menengah, Seminar Nasional
Caesario, Dyvanno Pramana. (2015) Perencanaan
Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009).
Strategis Sistem Informasi menggunakan The Open Group Architecture Framework
Sanny, M.Yusuf., Sya’roni, Deden A Wahab., &
(TOGAF) dan Architecture Development
Suryana,
Method (ADM) (Studi Kasus: Lembaga
Architecture Planning Sistem Informasi
Kursus
Puskesmas
Topography
Training
Centre).
Hadi, Widiyanto., Rosidi, Abidarin., & Lutfi, Emha. Analisis
Enterprise
Pemodelan
Untuk
Pasirkaliki.
Enterprise
Majalah ilmiah
Supriyana, Iyan. (2010) Model Arsitektur Bisnis, Sistem
Arsitektur
Mendukung
(2012)
UNIKOM. Vol 10 No 1 pp 77-92
Skripsi. Universitas Telkom Bandung.
(2013)
Taryana.
Informasi
Bakorsutanal
Sistem
dan
Teknologi
Berbasis
di
TOGAF.
TELKOMNIKA. Vol 8 No 1 pp 17-24. 2010
Informasi Akademik dengan TOGAF (The Framework)
The Open Group. (2011). The Open Group
(Studi Kasus AMIK AMIKOM Surakarta).
Architecture Framework (TOGAF) Version
Jurnal Duta.com. Vol 5 No 1 pp 48-59
9.1, Enterprise Edition. USA: The Open
Open
Mathiassen,
Group
Lars.,
Architecture
Munk-Madsen,
Andreas.,
Group.
Nielsen, Peter A & Stage, Jen. (2000) Object
Trivena Y, Diana., & Wijaya, Riki. (2013). Analisis
Oriented Analysis & Design. Forlaget
dan Perancangan Sistem Informasi pada
Marko. Denmark.
PT. X Menggunakan The Open Group
Mutyarini, Kuswardani & Sembiring, Jaka. (2006)
Architecture Framework (TOGAF). Seminar
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi
Nasional Sistem Informasi Indonesia. 2-4
Informasi & Komunikasi untuk Indonesia.
Desember 2013.
Arsitektur Sistem Informasi untuk Institusi
Yunis,
Roni
&
Surendro,
Kridanto.
(2009)
Perguruan Tinggi di Indonesia. 3-4 Mei
Perancangan Model Enterprise Architecture
2006.
dengan TOGAF Architecture Development
Rahmana,
Arief.,
(2009)
Peranan
Teknologi
Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing
Method. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). 20 Juni 2009.
107
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 93 - 108
108