PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEJUJURAN SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 PRAYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ANISATIA ULFA, HJ. JUMAILIYAH, SUKARMAN Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram
[email protected] Abstrak: Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri tentang pandangan, perasaan, persepsi,sikap,keyakinan, nilai-nilai dan tingkah laku yang berhubungan dengan dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dalam berintraksi memerlukan kejujuran. Kejujuran adalah kesusuaian dalam berkata kepada orang lain tanpa melibih-lebihkan atau mengurangi kalimat yang harus disampaikan. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada Pengaruh Konsep diri Terhadap Kejujuran Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 2 Praya Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket sebagai metode pokok sedangkan metode observasi dan wawancara sebagai metode pelengkap sedangkan analisis data menggunakan rumus t-test. Berdasarkan dari hasil analisis data, nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 5,60 df = (N1-1) + (N2-1) +(20-1) + (20-1) = 38. Dengan db 38 dan taraf signifikansi 5% t-tabel menunjukkan bilangan 2,021. Berarti t-hitung > t-tabel atau 5,60 > 2,021 jadi Ha diterima. Maka hipotesis nol (Ho) yang berbunyi : “Tidak Ada Pengaruh Konsep Diri Terhadap kejujuran siswa kelas XI Di SMA Negeri 2 Praya Tahun Pelajaran 203/2014” ditolak. Dengan ditolaknya hipotesisi nol (Ho) maka hipotesis alternatife (Ha) yang berbunyi : “Ada pengaruh konsep Diri Terhadap Kejujuran Siswa Di SMA Negeri 2 Praya Tahun pelajaran 2013/2014” dapat diterima. Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan diatas dilihat dari pengujian hipotesis, maka benar ada Pengaruh Konsep diri Terhadap kejujuran Siswa Di SMA Negeri 2 Praya Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata kunci : Konsep Diri dan kejujuran
Pendahuluan Setiap manusia berpotensi untuk menjadi manusia yang berkepribadian jujur atau tidak jujur. kejujuran merupakan sebagian dari akhlak mulia. Kejujuran ini menjadi salah satu aspek yang ingin diraih bangsa Indonesia melalui lembaga pendidikan. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 3 UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003). Merebak isu-isu moral dikalangan remaja khususnya para pelajar seperti salah satunya adalah kemiskinan sifat jujur saat ujian karena mereka malas belajar akhirnya memilih untuk mencontek. Ada yang menconteknya menggunakan kertas yang dilipat-lipat, ada yang membawa buku, bahkan yang cukup canggih dan tak ketinggalan jaman adalah menggunakan handphone. Mereka yang suka menyontek itu akhirnya memang lulus Akan tetapi bertahun-tahun kemudian kita akan melihat betapa jauh disparitas antara pelajar atau mahasiswa yang memilih jujur tidak menyontek dengan hasil apapun dengan mereka yang mendapatkan nilai bagus karena berlaku tidak jujur itu. Hal tersebut sudah menjadi masukan sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana. Kondisi ini sangat memperihatinkan masyarakat khususnya para orang tua dan para guru (pendidik) sebab pelaku dan korbannya adalah para pelajar itu sendiri.
Banyak yang berpandangan bahwa kondisi demikian bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikanlah yang sebenarnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi seperti ini. Masalah moral yang terjadi pada siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab guru namun juga menjadi tanggung jawab seluruh pendidik. Apalagi jika komunitas suatu sekolah terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan ras berbagai konflik akan dengan mudah bermunculan, jika kondisi semacam ini tidak diatasi maka akan timbul konflik-konflik yang lebih besar, akibatnya masalah moral dan etika akan terabaikan begitu saja padahal tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Manusia yang mempunyai kepribadian, beretika, bermoral, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian tujuan pendidikan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya seperti yang disarikan dalam UU No 20 Tahun 2003, bab II, pasal 3 bahwa manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab belum terwujud. Untuk itu perlu adanya usaha membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep diri yang merupakan aspek perkembangan psikososial peserta didik yang penting untuk dipahami oleh peserta didik dan guru. (dalam Desmita, 2009:163). Hal ini karena konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalamanpengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan disaat usia dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari. (dalam Agustiani,2006:138). Oleh karena itu perlu juga ditanamkan kejujuran saling menghargai bertoleransi dalam diri setiap siswa karena sikap ini mempunyai dampak luas bagi kehidupan orang lain dalam masyarakat dan Negara. Kejujuran, berdisiplin akan menjadi budaya masyarakat bangsa apabila prilaku relegius menjadi kebiasaan sehari-hari, prilaku religius akan mendekatkan insan manusia terhadap Tuhannya sehingga dapat meningkatkan iman dan taqwa. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Praya, Peneliti menemukan hasil bahwa sikap jujur yang dimiliki oleh siswa/siswi di SMA Negeri 2 Praya masih kurang, Peneliti menemukan masih ada siswa yang menjawab tidak jujur saat diadakannya evaluasi/ulangan masih ada siswa yang menjawab soal soal ujian dengan tidak jujur (mencontek). Kajian Pustaka Fitts 1971 (dalam Agustiani, 2006:138 ), mengatakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Atwater 1987 (dalam Desmita, 2009:163) mengatakan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Sedangkan Pemily (dalam Desmita,2009:164), mendefinisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Menurut Imam al Mawardi mengatakan “ kejujuran adalah informasi apa adanya terhadap informasi yang disampaikan “Abu al-Biqa’I berkata, “kejujuran adalah informasi kepada orang lain berdasarkan apa adanya.” Menurut al-Jahizh, kejujuran bermakna,
“Kebenarannya informasi yang cocok dengan situasi dan keyakinan bahwa informasi itu tepat. (dalam Syukur,Y., 2011:4) Dalam penelitian ini tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel disebut tehnik sampling. Dalam buku metodelogi penelitian dijelaskan bahwa tehnik sampling adalah merupakan tehnik pengambilan sampel (dalam Sugiyono, 2011:81). Sehubungan dengan penelitian ini, tehnik yang digunakan adalah Stratified Proportional Random Sampling. Dalam buku Metodelogi Penelitian dijelaskan bahwa”Proportional stratified random sampling merupakan teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”(dalam Sugiyono,2011:82). Sehubungan dengan penelitian ini tehnik Stratified Proportional Random Sampling dipergunakan karena siswa-siswa yang akan diteliti terdiri dari beberapa kelas dan akan diambil secara proporsi dimasing-masing kelas. Dimana setiap individu dari masing-masing kelas memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Sedangkan penentuan jumlah sampel tergantung pada besarnya jumlah populasi. “jika populasi kurang dari 100, dianjurkan agar semua dijadikan sampel. Namun jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15%, 20-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti” (Arikunto, 2006:134). Berdasarkan pendapat diatas. Maka besarnya jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah siswa kelas XI yang jumlah populasinya 401 x 10 % = 40,1 yang dibulatkan menjadi 40. Jadi jumlah sampelnya adalah 40 siswa. Metode Penelitian Metode pengumpulan data menggunakan: 1) metode utama yaitu angket, Dalam buku metodelogi penelitian dijelaskan bahwa metode angket sama halnya dengan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun secara kronologis dari umum yang mengarah pada khusus untuk diberikan pada responden yang umumnya merupakan dafttar pertanyaanpertanyaan lazimnya disebut angket, dibuat dengan menyesuaikan responden ataupun dapat dibuat untuk umum dalam arti terbatas sesuai dengan pengambilan sampel. Sehubunga dengan penelitian ini, maka angket yang digunakan adalah angket tertutup, dimana subyek penelitian (responden) tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. 2) metode dokumentasi cara mengumpulkan data mengenai suatu obyek-obyek penelitian melalui segala macam dokumen seperti catatan agenda, laporan atau dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. Sehubungan dengan penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai metode bantu untuk mendapatkan nama-nama siswa yang akan dijadikan sampel penelitian. 3) Metode wawancara/interviu merupakan salah satu metode untuk mengumpulkan data. Namun dalam penelitian ini, metode ini merupakan metode pelengkap saja, yakni untuk melengkapi data-data yang belum jelas dikumpulkan dengan metode angket. Sehubungan dengan penelitian ini, metode wawancara digunakan sebagai metode wawancara digunakan sebagai metode bantu bantu untuk memperoleh informasi yang lebih dalam tentang konsep diri siswa terhadap kejujurannya sebagai pelajar. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan di atas, menunjukkan bahwa hipotesis yang telah diajukan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis alternative (Ha) yang diajukan diterima dan sebaliknya hipotesis nihil (Ho) yang ditolak, artinya hasil penelitian ini adalah signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh konsep diri terhadap kejujuran siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Praya Tahun Pelajaran 2013/2014.
Berdasarkan analisis Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri tentang pandangan,perasaan,persepsi,sikap,keyakinan, nilai-nilai dan tingkah laku yang berhubungan dengan dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan kejujuran adalah kesesuaian dalam berkata kepada orang lain tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi kalimat yang harus disampaikan. Sedangkan dari hasil penelitian yang telah disimpukan menunjukkan hipotesis yang telah diajukan dinyatakan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa “Terdapat Pengaruh Konsep Diri Terhadap Kejujuran Siswa Keas XI di SMA Negeri 2 Praya Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil peneitian, maka dapat diketahui konsep diri memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa, antara lain : Siswa menjadi lebih terbuka, mampu berkata apa adanya tanpa melebih lebihkan maupun mengurangi, Siswa lebih percaya diri, Siswa menjadi lebih antusias menetapkan arah dan tujuan hidup kearah yang lebih baik. Walaupun dari hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini diperoleh hasil yang signifikan namun tentunya masih banyak aspek-aspek yang belum disinggung menyangkut tentang konsep diri dan kejujuran, untuk itu apabila nantinya ada yang ingin melakukan penelitian mengenai kedua hal tersebut diatas kiranya lebih teliti dan lebih mendalam lagi tentang berbagai hal yang belum diungkapkan dalam penelitian ini. Kesimpulan dan Saran Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan selalu ada tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap kejujuran siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Praya Tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsep diri terhadap kejujuran siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Praya Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan dari hasil analisis data, nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 5,60, df = (N1-1) + (N2-1) = (20-1)+(20-1)= 38. Dengan db 38 dan taraf signifikansi 5% ttabel menunjukkan bilangan 2,021. Berarti t-hitung > t-tabel atau 5,60 > 2,021.jadi Ha signifikan. Maka hipotesis nol (Ho) yang berbunyi : “ tidak ada pengaruh konsep diri terhadap kejujuran siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Praya Tahun Pelajaran 2013/2014 “ditolak. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi :”Ada Pengaruh Konsep Diri Terhadap kejujuran Siswa XI di SMA Negeri 2 Praya Tahun pelajaran 2013/2014” dapat diterima. Bentuk tolak dari penelitian ini, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: Kepada guru, Diharapkan dapat memberikan aktivitas kelas yang memungkinkan komunikasi dan partisipasi guru-siswa dan siswa-siswa secara lebih aktif akan membantu siswa menjadi individu yang terbuka dan menerima diri sendiri dengan lebih baik sehingga memacu pembentukan konsep diri yang positif, Kepada siswa Diharapkan siswa mampu memiliki konsep diri yang positif sehingga mampu membangun jiwa yang positif, mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri, optimis dan mampu berprilaku jujur, Kepala sekolah, Kepada pihak sekolah, meliputi kepala sekolah agar memberikan perhatian dan motivasi kepada guru –guru dalam melakukan akivitas kelas yang akan membantu dalam pembentukan konsep diri positif siswa, Kepada pemerintah, Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan upaya pembentukan integritas konsep diri siswa disekolah dan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai., Kepada orang tua, Diharapkan orangtua selalu mendidik anak sejak usia dini dengan mengajarkan atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, Kepada peneliti lain, Kepada peneliti lain diharapkan
dapat mengadakan penelitian yang lebih mendalam dan lebih khususnya mengenai fakta atau hal-hal yang Belum dapat diungkapkan dalam penelitian ini Daftar pustaka Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Agustiani.H., 2006. Psikologi Perkembangan. PT Refika Aditama. Bandung Http://sandyAjizah.blogspot.com/ 2013/01/konsep-diri.html Http://searchglobalonline.blogspot.com/2008/10/karakteristik-pribadi-jujur.html Http://searchglobalonline.blogspot.com/2012/10/konsep-diri_298.html Http://irenetreisia.blogspot.com/kejujuran.html Kartono Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset sosial. Mandara Maju. Bandung Mardalis, 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Rhineka Cipta:Jakarta. Naim.N., 2012. Character Building. AR-Ruzz Media. Jogjakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Alfabeta. Bandung Sulastri.S.,S 2012, Pengaruh Konsep Diri dan kebiasan belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas IX IPS Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Suparman. Studi Perbedaan Kualitas Sikap Jujur Siswa Kelas III SMA Negeri Kota Madiun. Tim Penyusun. 2011, Pedoman Bimbingan Ddan Penulisan Karya Ilmiah, Ikip Mataram. Setyani.U., 2007, hubungan antara konsep diri dengan intensi menyontek pada siswa SMAN 2 Semarang tahun akademik 2007. Syukur.Y., 2011. Terapi Kejujuran. Al Maghfiroh. Bekasi