EFEKTIVITAS MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
SINTA DEVI PUSPITA SARI NIM. 100388201297
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014
1
1. Pendahuluan
Bahasa merupakan alat atau cara seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa juga merupakan cerminan pikiran seseorang. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikiranya (Tarigan, 2008:3). Pada dasarnya keterampilan berbahasa dalam kurikulum disekolah ada empat, yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Menyimak merupakan kegiatan yang paling utama dilakukan manusia dan kegiatan itu sangat berkaitan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa dengan bahasa lisan. Di dalam dunia pendidikan menyimak merupakan bagian dari pengajaran bahasa. Akan tetapi pada kenyataannya, pengajaran menyimak masih belum direalisasikan dengan baik. Padahal kemampuan menyimak pelajaran yang baik, memerlukan praktik dan banyak latihan karena kegiatan itu berhubungan dengan proses mendengarkan dan proses berpikir seseorang dalam mengolah setiap informasi dari luar dan berkaitan dengan kemampuan berbahasa. Salah satu yang termasuk kedalam keterampilan menyimak yakni menyimak dongeng. Kemampuan adalah kesanggupan dimana seseorang dapat melakukan sesuatu dengan kekuatan serta kecakapan yang dimilikinya. Begitu pula dengan kemampuan menyimak dongeng. Agar dapat menarik minat siswa dalam menyimak dongeng, maka akan lebih efektif dengan penggunaan media pembelajaran, yakni media Auidovisual. Alasanya adalah dengan penggunaan media audiovisual dapat menyajikan objek baik secara audio (suara) dan visual (gambar) sehingga siswa dapat langsung menyerap materi pelajaran. Keefektifan media audiovisual terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa akan terlihat dari selisih nilai pretes (sebelum penggunaan media) dan nilai postes (setelah penggunaan media). 2. Metode Penelitian Pada penelitian ini populasi yang peneliti ambil adalah siswa kelas VII SMP Negeri 7 Tanjungpinang, yang terdiri dari sepuluh kelas yaitu kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, VII.5, VII.6, VII.7, VII.8, VII.9, VII.10, dengan jumlah 400 siswa. Sampel penelitian ini ditentukan sebanyak 10% dari jumlah populasi, yaitu 40 responden. Sampel tersebut diambil secara acak proporsional pada sepuluh kelas parallel. Dengan demikian, setiap kelas diambil 10% sebagai sampel penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Tanjungpinang yang beralamat di jalan Adi Sucipto Km. 10. Waktu penelitian dilakukan pada semester II (dua). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pelaksanaan tes menyimak dongeng dengan penggunaan media audiovisual, pemberian nilai kepada siswa berdasarkan hasil menyimak dongeng s iswa yang tertuang dalam hasil menulis kembali dongeng dengan bahasa sendiri. Rubrik penilaian disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan dibantu dengan rating scale yang tercantum dalam Sugiyono (2012: 97). Untuk mencari nilai rata-rata keseluruhan aspek yang di teliti dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hariyadi (2009:45):
∑ MX = Keterangan: MX N
= Rata-rata yang kita cari
∑
= Jumlah Skor yang ada
= Number of cases (banyaknya skor)
3. Hasil penelitian dan pembahasan Berdasarkan hasil rekapitulasi skor siswa secara keseluruhan setelah penggunaan media audiovisual, maka diperoleh klasifikasi dengan nilai sangat baik sebanyak 16 siswa, klasifikasi baik sebanyak 8 siswa, klasifikasi cukup sebanyak 15 siswa dan klasifikasi kurang sekali 1 siswa. Dengan total nilai 3.198,6%, rata-rata 79,96 atau dibulatkan menjadi 80%. 4. Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada bab V dapat disimpulkan bahwa efektivitas media audiovisual terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 7 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2013/2014 yakni dengan hasil menyimak dongeng siswa dari aspek tema sebnayak 23 siswa memperoleh skor 3, 8 siswa memperoleh skor 2, 8 siswa memperoleh skor 1 dan 1 siswa memperoleh skor 0, dengan nilai rata-rata 76% maka aspek tema berada pada kriteria baik. Pada aspek tokoh sebanyak 40 siswa memperoleh skor 3, dengan nilai rata-rata 100% maka aspek tokoh berada pada kriteria sangat baik. Pada aspek latar/setting sebanyak 7 siswa memperoleh skor 3, 30 siswa memperoleh skor 2, 3 siswa memperoleh skor 1, dengan nilai rata-rata 70% maka aspek latar/setting berada pada kriteria cukup. Pada aspek alur sebanyak 10 siswa memperoleh skor 3, 22 siswa memperoleh skor 2, 8 siswa memperoleh skor 1, dengan nilai rata-rata 60% maka aspek alur berada pada
kriteria cukup. Dan pada aspek amanat sebanyak 27 siswa memperoleh skor 3, 10 siswa memperoleh skor 2, 3 siswa memperoleh skor 1, dengan nilai rata-rata 84% maka aspek amanat berada pada kriteria baik. Hal ini membuktikan bahwa adanya selisih nilai yang diindikasikan adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa pada tes pertama (pretes) yakni tanpa penggunaan media audiovisual dengan pemerolehan total nilai 2.798,8% dengan rata-rata 69,97% atau dibulatkan menjadi 70% berada pada kriteria cukup. Sedangkan seteleh penggunaan media audiovisual (postes) total keseluruhan nilai menjadi 3.198,6% dengan rata-rata 79,96% atau dibulatkan menjadi 80% dan berada pada kriteria baik. Siswa hendaknya lebih meningkatkan kemampuan menyimak agar prestasi belajar dapat dicapai, guru juga sebaiknya dapat menggunakan media pembelajaran yakni media audiovisual dalam proses belajar mengajar terutama dalam kegiatan menyimak dongeng agar proses belajar mengajar tidak monoton dan membosankan.media audiovisual adalah media yang menarik serta komunikatif karna dapat dilihat dan didengar. DAFTAR PUSTAKA
Akbar Amirul, 2011: “Efektivitas Media Gambar Dalam Pembelajaran Mengarang Deskripsi Siswa Kelas V Thalhah SDIT Al Madinah Tanjungpinag Timur”. Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Arifin, Zaenal. 2009: Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arsyad,A. 2008: Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafinda Arikunto, Suharsimi. 2012 : Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.: PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2006 : Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum Djiwandono, soenardi, 2008. Tes Bahasa.Malang: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Hariyadi. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Keraf Gorys, 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Mery, Astria. 2013. “Kemampuan Menyimak Dongeng Menggunakan Media Audio (Rekaman) Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Nurgiyantoro, Burhan. 2005, Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Purnamasari, Lilih. 2012.” Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Kembali Dongeng Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1Kalapanunggal”. ejournal. Jurnal Skripsi Universitas Pakuan.
Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Sadiman,A. 2011: Media pendidikan.Jakarta: Rajawali Pers. Setiowati, Ening. 2012. “Pengaruh Penggunaan Media Wayang Terhadap Kemampuan Menyimak Dongeng di Kelas V SD N 1 Serang dan SD N 2 Mantrianom Kecamatan Bawang, Banjarnegara”. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyati. 2011, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng dengan Pendekatan Integratif Melalui Teknik Dengar-Cerita Pada Siswa Kelas V SD N 2 Kedungampel Kec.Cawas Kab. Klaten Semester II Tahun 2010/2011”. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. 2012: Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta. Tarigan, H.G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Wati, Riau. 2009: Teknik Penulisan Dan Tata Tulis Karya Ilmiah Edisi Baru. Tanjungpinang: UMRAH Press. Zainal, Aqib, dkk. 2009. Penelitian tindakan kelas. Bandung: CV. Yrama Widya Bumi.