JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
Meningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Metode Diskusi Siswa Kelas VI SD N 050581 Pungai Tahun Ajaran 2013/2014 Misiah, S.Pd.I SDN 050581 Pungai
[email protected] Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang diadakan untuk mengatasi pemasalahan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VI SDN 050581 Pungai. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Berdasarkan hasil analisis data serta temuan selama proses perbaikan pembelajaran dari studi awal dilanjutkan tindakan perbaikan siklus kesatu, siklus kedua, dan siklus ketiga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut .Penerapan metode diskusi pada pelajaran Matematika dengan konsep dasar Operasi hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Pada proses pembelajaran berlangsung suasana kelas menyenangkan dan sudah sesuai dengan pendapat Bruner tentang teori belajar penemuan dan sudah sesuai dengan karakteristik dan perkembangan kognitif anak sekolah di tingkat dasar. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Metode Diskusi Abstract This research is a classroom action research conducted to address pemasalahan in mathematics in Class VI SDN 050581 Pungai. Steps Action Research (PTK) consists of four stages, namely planning, action, observation and reflection.Based on the analysis and findings during the repair process of learning from the initial study continued unity corrective action cycle, second cycle and third cycle can be deduced as follows implementation are the method of discussion in mathematics with the basic concepts of arithmetic operations involving the exponential number three can enhance the activity students and student achievement. In the learning process fun class atmosphere and are in accordance with the opinion of Bruner on discovery learning theory and is in conformity with the characteristics and cognitive development of children of school at the primary level. Keywords: Learning Outcomes Mathematics, Methods Discussion
A. Pendahuluan Pendidikan di Indonesia memiliki posisi strategis bagi kemajuan bangsa khususnya berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Secara konseptual, pengakuan ini diwujudkan dalam bentuk di keluarkannya perangkat hukum bidang pendidikan dan tenaga kependidikan terutama Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Undangundang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). Dalam prakteknya, penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan ternyata memiliki banyak permasalahan yang bersifat multi kompleks. Salah satu permasalahan pokok yang mendasar dalam pendidikan adalah masalah pembelajaran atau proses belajar mengajar. Meningkatan Hasil Belajar... (Misiah, 217-221)
217
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
Dalam kegiatan pembelajaran, belajar dan mengajar merupakan dua hal yang saling bekaitan dan tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya. Belajar merujuk pada apa yang harus di lakukan peserta didik sebagai subyek ajar yang menerima sejumlah informasi pelajaran. Sedangkan mengajar mengarah pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar yang berkewajiban menyampaikan sejumlah informasi bahan ajar dari berbagai disiplin ilmu kepada peserta didik. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, maka penulis terdorong untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas melalui refleksi dengan maksud meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena hasil belajar siswa rendah khususnya mata pelajaran Matematika Pokok Bahasan operasi hitung yang melibatkan bilangan berpangkat tiga di kelas VI semester I SD Negeri 050581 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Dalam pembelajaran Matematika kelas VI tentang Operasi hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga peneliti telah melaksanakan tugas dengan baik, namun hasil yang diperoleh dari studi awal masih sangat rendah.Terbukti dari jumlah siswa yang mengikuti ulangan ternyata hanya 6 siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman 75% ke atas. Pada waktu proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang merasa kebingungan dan kelihatan pasif. Berulang kali penjelasan diberikan namun hanya ada beberapa siswa yang mau menanggapi dan mau mengajukan pertanyaan. Pembelajaran Matematika Pendidikan di Indonesia memiliki posisi strategis bagi kemajuan bangsa khususnya berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Secara konseptual, pengakuan ini diwujudkan dalam bentuk di keluarkannya perangkat hukum bidang pendidikan dan tenaga kependidikan terutama Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Undangundang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). Dalam prakteknya, penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan ternyata memiliki banyak permasalahan yang bersifat multi kompleks. Salah satu permasalahan pokok yang mendasar dalam pendidikan adalah masalah pembelajaran atau proses belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran, belajar dan mengajar merupakan dua hal yang saling bekaitan dan tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya. Belajar merujuk pada apa yang harus di lakukan peserta didik sebagai subyek ajar yang menerima sejumlah informasi pelajaran. Sedangkan mengajar mengarah pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar yang berkewajiban menyampaikan sejumlah informasi bahan ajar dari berbagai disiplin ilmu kepada peserta didik. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, maka penulis terdorong untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas melalui refleksi dengan maksud meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena hasil belajar siswa rendah khususnya mata pelajaran Matematika Pokok Bahasan operasi hitung yang melibatkan bilangan berpangkat tiga di kelas VI semester I SD Negeri 050581 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Dalam pembelajaran Matematika kelas VI tentang Operasi hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga peneliti telah melaksanakan tugas dengan baik, namun hasil yang diperoleh dari studi awal masih sangat rendah.Terbukti dari jumlah siswa yang mengikuti ulangan ternyata hanya 6 siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman 75% ke atas. Pada waktu proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang merasa kebingungan dan kelihatan pasif. Berulang kali penjelasan diberikan namun hanya ada beberapa siswa yang mau menanggapi dan mau mengajukan pertanyaan.
Meningkatan Hasil Belajar... (Misiah, 217-221)
218
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu penguasaan bahan ajar atau materi pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh untuk memecahkan suatu masalah.Melalui metode ini berbagai keterampilan seperti bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan dapat dikembangkan dalam diri peserta didik. Metode diskusi sering digunakan dalam pembelajaran kelompok. Metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problem atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan bersama. (Udin S Winata Putra, 2004 : 419) Menurut pendapat Udin S Winata Putra (2004 ; 420) ada beberapa karakteristik metode pembelajaran diskusi dalam hubungannya dengan pengalaman belajar yaitu: 1. Karakteristik a. Bahan pelajaran dengan tajuk permasalahan atau persoalan. b. Adanya pembentukkan kelompok c. Ada yang mengatur pembicaraan. d. Aktivitas siswa berpendapat. e. Mengarah pada suatu kesimpulan. f. Guru lebih berperan sebagai pembimbing atau moderator. g. Siswa sebagai subyek dengan obyek. h. Melatih sistematika logika atau berpikir. i. Melatih bahasa lisan. 2.
Pengalaman Belajar a. Pemahaman terhadap persoalan. b. Belajar bersama (Cooperating Learning) c. Pemahaman pendapat orang lain. d. Pembentukkan rasa solidaritas. e. Pemahaman terhadap pengambilan keputusan. f. Menerapkan cara penyelesaian persoalan. g. Menerapkan cara menyampaikan pendapat.
B. Metode 1. Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 050581 Pungai Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dengan jumlah siswa terdiri dari 30 siswa 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Wardani dkk (2004 : 2.3-2.4) menyebutkan bahwa langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi 3. Data, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Jenis data yang ada dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa proses pembelajaran dan rekaman aktifitas siswa, sedangkan data kuantitatif berupa hasil-hasil pembelajaran yang berupa nilai ulangan harian dan observasi kemunculan indikator keaktifan belajar siswa.
Meningkatan Hasil Belajar... (Misiah, 217-221)
219
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
Pengumpulan data-data tersebut dilakukan melalui alat pengumpul data yang berupa ulangan harian dan check list, ulangan harian untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap konsep pembelajaran, sedangkan chek list untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Aktifitas siswa ditunjukkan dengan kemunculan indikator keaktifan belajar. C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil pembahasan Nilai perolehan dari hasil belajar 65 lebih dinyatakan tuntas belajar sedang nilai 65 ke bawah dinyatakan belum tuntas belajar. Berdasarkan Hasil yang didapat yaitu data studi awal, siklus I, siklus II dan siklus III terlihat adanya peningkatan hasil perolehan nilai rata-rata kelas dan peningkatan ketuntasan belajar.Nilai rata-rata pada studi awal adalah 55,55, sedangkan pada siklus I nilai rata-rata 62,22. Dari data tersebut berarti ada peningkatan sebanyak 6,67 atau naik 10,72%. Pada siklus II nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 70, berarti ada peningkatan sebanyak 7,78 atau naik 12,50%, dan pada siklus III nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 72,22 berarti ada kenaikan sebanyak 2,22 atau naik 3,17%. Begitu juga tentang ketuntasan belajar siswa. Dari data studi awal siswa yang tuntas ada 10 siswa atau 33,33%. Sedangkan pada siklus I siswa tuntas naik menjadi 13 siswa, berarti ada kenaikan sebanyak 2 siswa atau naik 12%. Pada siklus II siswa tuntas naik menjadi 20 siswa, berarti ada kenaikan sebanyak 7 siswa atau naik 23,33%. Dan pada siklus III siswa tuntas naik menjadi 25 siswa, berarti ada kenaikan sebanyak 5 siswa atau naik menjadi 83,33%. 2. Pembahasan . Melihat hasil tes formatif pada studi awal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan siklus I siklus II dan siklus III, terlihat bahwa setiap siklus perbaikan pembelajaran terjadi kenaikan dalam hal keaktifan siswa dan hasil belajar siswa baik secara klasikal maupun individual. Dalam hal ini, penerapan metode diskusi pada perbaikan pembelajaran matematika, dengan konsep dasar Operasi hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga dikatakan sangat tepat pada sasaran dan berpengaruh besar dalam diri siswa. Mencermati proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan di atas dengan menggunakan metode diskusi mengalami peningkatan yang cukup menyenangkan. Hasil observasi terhadap keaktifan siswa menunjukkan bahwa pada setiap tindakan perbaikan dari siklus I, siklus II, dan siklus III selalu ada peningkatan yaitu : pada studi awal 33,33%, siklus I 44,44%, siklus II 66,66% dan siklus III 83,33%. Begitu pula hasil belajar atau prestasi belajar atau ketuntasan belajar selalu mengalami peningkatan yaitu : pada studi awal 33,33%, siklus I 44,44%, siklus II 66,66% dan siklus III 83,33%.Namun bagi siswa yang belum tuntas belajarnya merupakan bahan pemikiran bagi guru untuk perbaikan selanjutnya. D. Simpulan Dengan menggali pengalaman belajar siswa persepsi awal tentang Operasi hitung yang melibatkan Bilangan Berpangkat Tiga dan memperbanyak bimbingan terhadap siswa dalam mengikuti pelajaran, guru pun merasa senang dan puas karena hasil belajar siswa pun ada peningkatan.Penerapan metode diskusi dapat melatih kemandirian siswa
Meningkatan Hasil Belajar... (Misiah, 217-221)
220
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
dalam menyelesaikan suatu persoalan, sehingga guru tidak dijadikan sebagai pusat pembelajaran tapi guru hanya sebagai fasilitator. Mengingat metode yang peneliti terapkan dalam perbaikan pembelajaran ini dapat mendorong siswa lebih aktif, lebih semangat, lebih bergairah dalam mengikuti pembelajaran matematika, maka bagi sekolah yang karakteristiknya relatif sama, kiranya dapat menerapkan strategi pembelajaran yang serupa untuk dapat meningkatkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif lagi
E. Daftar Pustaka Anonim, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003. tentang standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta. Khafid, M. dan Suyati. 2004. Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta: Erlangga . Nuhsetya, Gatot. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Wardani, IGAK.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Jakarta. Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Meningkatan Hasil Belajar... (Misiah, 217-221)
221