KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PEMBERIAN TUGAS/RESITASI PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Oleh Aulia Herdiana Puspasari 1110013000048
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
2015
ABSTRAK Aulia Herdiana Puspasari, 1110013000048, “Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pemberian Tugas/Resitasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di bawah bimbingan Dra. Hindun, M.Pd Januari 2015. Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah kemampuan menulis puisi dengan teknik pemberian tugas/resitasi pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Tangerang Selatan pada bulan Mei 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan menulis puisi dengan teknik pemberian tugas/resitasi pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik analisis data angket dan lembar observasi dengan menggunakan rumus P = Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil angket kemampuan menulis puisi siswa menunjukkan bahwa menulis puisi sebelum menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi belum mendapatkan hasil yang baik yaitu nilai rata-rata siswa mendapatkan 67,2. Sedangkan menulis puisi setelah menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi sudah mendapatkan hasil yang baik yaitu nilai rata-rata siswa mendapatkan 74,1. Dari hasil angket dapat dilihat bahwa 25 siswa atau 59,5% siswa suka menulis puisi dan 22 siswa atau 52,39% siswa menyukai pembelajaran di luar kelas. Kata Kunci : Menulis Puisi, Teknik Pemberian Tugas/Resitasi
ii
ABSTRACT
Aulia Herdiana Puspasari, 1110013000048, "Poetry Writing Ability to Giving Engineering Task / recitation in Class VIII SMPN2 South Tangerang. Education Department of Indonesian Language and Literature, Faculty of MT and Teaching Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Under the guidance of Dra. Hindun, M.Pd January 2015. In this study, the considered problem is the ability to write poetry with techniques of giving task / recitation in class VIII SMP 2 South Tangerang second semester of the school year 2013/2014. This research was conducted in South Tangerang SMP 2 in May 2014. The purpose of this study was to determine the ability to write poetry with techniques of giving task / recitation in class VIII SMP 2 South Tangerang. The method used was descriptive qualitative. The instruments used in this study were a pretest and posttest. The object of this research was class VIII semester of the school year 2013/2014. These research data collection techniques used were techniques of data analysis questionnaire and observation sheet by using the formula P = The results showed that the ability to write poetry based on the questionnaire results pointed out that writing poetry before using technique of task giving / recitation had not reached better score with the average 67.2. While writing poetry after using task giving technique / recitation, students got better score with the average 74.1. From the questionnaire results can be seen that 25 of students or 59.5 like to write poetry while 22 of students or 52.39% like to learn outside the classroom.
Keywords: Writing Poetry, Technique of Giving Task / Recitation
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Salawat serta salam senantiasa tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan umatnya. Penulis menyusun skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bimbingan, saran, dorongan, dan semangat dari berbagai pihak. Semua itu tidak lain untuk menjadikan penulis menjadi pribadi yang lebih baik dan kaya informasi, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Hindun, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, selaku dosen Penasihat Akademik dan selaku dosen Pembimbing yang senantiasa sabar membimbing
dan
meluangkan
waktunya
untuk
membimbing
dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membagi ilmunya selama perkuliahan. 4. Budi Heryawan dan Titin Puspitasari S.Pd selaku orang tua, dan Muhammad Fadhlan Mumtaza selaku adik yang sangat luar biasa selalu mendoakan dan memberikan semangat serta dorongan sehingga tersusunlah skripsi ini. 5. Dra. Hj. Siti Alawiyah, selaku guru bahasa Indonesia SMPN 2 Tangerang Selatan yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran selama melaksanakan penelitian. 6. Siswa-siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, beserta para dewan guru SMPN 2 Tangerang Selatan dan
iii
staff yang telah bersedia memberikan data-data yang peneliti butuhkan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabat kosan (Ade Fauziah, Fitri Khoiriani, Mawaddah, Rizkia Auliani, Dwina Agustin, Tazka Adiati, Yunia Ria Rahayu, Aisatul Fitriyah, Mabruroh, Nurul Inayah, Ade Rufaida Awalia) yang selalu berbagi cerita, suka, duka selama perkuliahan. 8. Teman-teman seperjuangan saat sidang skripsi (Mawaddah, Kurnia Dewi Nurfadillah dan Solikha) yang selalu menyemangati satu sama lain sampai saat sidang. 9. Sahabat-sahabat komunitas (Dewi Amalia Safitri, Eni Yuliani, Fatma Lestari, Iis Rohimah, I’anatul Afiyah, Elsa Respitasari, Rini Riyadi, Ihsan Nurahman, Prasetyo Nugros, Endi Suhendi, Dhian Nugraha) yang selalu menyemangati dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010, terutama kelas B yang telah banyak memberikan masukan, dorongan, motivasi dan pengalaman selama perkuliahan. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan yang telah kalian berikan kepada penulis, semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca umumnya. Jakarta, Desember 2014
Penulis Aulia Herdiana Puspasari
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ……………………………………………………………... ...
i
ABSTRACT …………………………………………………………… ....
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
DAFTAR ISI................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………... ...
vii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
3
C. Batasan Masalah ...............................................................................
4
D. Rumusan Masalah .............................................................................
4
E. TujuanPenelitian ...............................................................................
4
F. ManfaatPenelitian .............................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................
5
A. Hakikat Menulis ................................................................................
5
1. Definisi Menulis..........................................................................
5
2. Manfaat Menulis .........................................................................
7
3. Tujuan Menulis ...........................................................................
8
4. Langkah-Langkah Menulis…………………………………… .
8
B. Hakikat Puisi .....................................................................................
9
1. Definisi Puisi ………………………………………………… ..
9
2. Ragam Puisi …………………………………………………. ..
12
3. Struktur Puisi ………………………………………………… .
17
4. Penulisan Kreatif ……………………………………………. ...
28
5. Penulisan Puisi …………………………………………….... ...
31
C. Teknik Pembelajaran …………………………………………… ...
32
1. Teknik Pemberian Tugas/Resitasi ………………………… ......
32
v 5
a. Definisi Teknik Pemberian Tugas/Resitasi …………….. ....
32
b. Fungsi dan Tujuan Teknik Pemberian Tugas/Resitasi … .....
32
c. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Pemberian Tugas/ Resitasi …………………………………………………... ..
33
D. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………. ....
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................
38
A. Tempat dan Waktu Penelitian . .........................................................
38
B. Metode Penelitian ............................................................................
38
C. Instrumen Penelitian ……………………………………………. ...
39
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... ....
47
E. Teknik Pengolahan Data ……………………………………….. ....
49
BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................
52
A. Profil Sekolah ...................................................................................
52
1. Latar Belakang Sekolah …………………………………….. ...
52
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ……………………………......
53
3. Daftar Guru-guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Tangerang Selatan ………………………………………………………. ...
54
B. Hasil Penelitian ................................................................................
55
1. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………... ...
55
2. Analisis Data ………………………………………………... ...
111
BAB V PENUTUP ……………………………………………………......
112
A. Simpulan ………………………………………………………... ...
112
B. Saran …………………………………………………………….. ..
113
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS
vi 6
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Angket Pretest .........................................................
40
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Posttest ........................................................
44
Tabel 3. Rubrik Penilaian Menulis Puisi ..............................................
49
Tabel 4. Guru-guru SMPN 2 Tangerang Selatan .................................
54
Tabel 5. Hasil Penelitian Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII-5 (Pretest) ..................................................................................
85
Tabel 6. Hasil Penelitian Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII-5 (Posttest) .................................................
89
Tabel 7. Data Pengolahan Hasil Pretest dan Posttest Pada Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII-5 ............................................................................
93
Tabel 8. Data Angket Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII-5 (Pretest) ..................................................
96
Tabel 9. Data Angket Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII-5 (Posttest) .................................................
vii
105
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan suatu tulisan melalui proses atau tahapan-tahapan. Keterampilan menulis seseorang bukan merupakan bakat, tetapi keterampilan yang dapat dikembangkan melalui latihan yang berkesinambungan. Keterampilan menulis memerlukan intensitas yang terus menerus hingga menghasilkan sebuah tulisan yang indah dan memiliki nilai estetika. Keterampilan menulis perlu ditumbuhkembangkan dalam dunia pendidikan karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dalam menanggapi segala sesuatu. Pelajaran bahasa Indonesia terdapat dua aspek yang dipelajari yaitu aspek kebahasaan dan sastra. Dengan adanya pelajaran sastra, siswa diharapkan dapat memahami sastra bukan hanya membaca karya yang ada di dalam buku pelajaran saja tetapi dapat membuat karya sastra, seperti menulis novel, puisi, naskah drama, dan lain-lain. Pendidikan sastra adalah pendidikan yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi apresiasi satra, kritik sastra dan proses kreatif sastra. Tetapi dalam hal ini, proses kreatif sastra lebih ditekankan oleh penulis kepada siswa agar dapat menulis sebuah puisi dengan sekreatif mungkin. Pembelajaran menulis puisi dapat digunakan siswa untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya, serta melatih kreativitas yang dimilikinya. Puisi diperkenalkan di sekolah menengah pertama dengan mengapresiasikan melalui membaca. Setelah membaca karya seorang penyair yang ada di dalam buku pelajaran, siswa disuruh membuat atau menulis puisi dengan imajinasi mereka. Namun, kegiatan menulis puisi mungkin sulit karena bukan hal mudah bagi mereka untuk menuangkan gagasan, pikiran dan perasaannya secara tertulis. Selain itu, siswa juga
2
sulit mencari inspirasi dan berimajinasi di dalam kelas jika disuruh membuat sebuah puisi. Melihat fenomena tersebut, kegiatan menulis belum dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Untuk itu, guru harus dapat memberikan teknik yang tepat saat memberikan tugas menulis puisi, karena sebagaimana pengajaran sastra pada umumnya, tujuan pengajaran puisi adalah untuk memberikan bekal kepada siswa berupa pengalaman, baik pengalaman menulis, mengapresiasi maupun berekspresi, serta memberikan bekal berupa pengetahuan yang berhubungan dengan puisi. Pengetahuan tentang puisi ini merupakan salah satu landasan pengajaran. Untuk mendapatkan pengalaman mengapresiasi dan mengekspresikan suatu puisi, siswa perlu memahami hakikat puisi, teknik penulisan puisi, dan unsur-unsur yang ada di dalam sebuah puisi. Keterampilan menulis puisi dapat dicapai melalui bimbingan yang sistematis dan latihan secara intensif. Sebenarnya tidak sedikit siswa yang suka menulis puisi tetapi karena singkatnya waktu yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk membuat puisi, maka mereka membuat puisi seadanya tanpa memperhatikan keindahan kata dan lainlainnya. Dalam sebuah puisi, tema juga sangat penting diperhatikan oleh siswa dalam menulis puisi, karena dengan adanya tema jadi lebih mudah untuk menulis sebuah puisi. Terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi penelitian ini, yaitu sebagai berikut. Pertama, bahwa menulis memiliki kedudukan yang penting siswa untuk melatih kecerdasan dalam berpikir dan menunjang hasil belajar. Pembelajaran menulis puisi dapat digunakan siswa untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya, serta melatih kreativitas yang dimilikinya. Namun, siswa masih banyak yang sulit menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan sebagian besar siswa menganggap bahwa kegiatan menulis puisi itu bukan hal mudah. Siswa tidak mudah menuangkan gagasan dan merangkai kata-kata menjadi rangkaian kalimat yang
3
bermakna. Kedua, dalam kendala waktu. Singkatnya waktu yang diberikan guru kepada siswa untuk menulis sebuah puisi sehingga siswa terburu-buru dan menyebabkan puisi yang dihasilkan tidak maksimal. Dengan waktu yang cukup dan memberikan siswa kebebasan dalam menulis puisi, tidak hanya di dalam kelas saja, itu sangat membantu siswa untuk mencari inspirasi dan imajinasi mereka, kemudian dapat dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Ketiga, kurangnya minat siswa dalam menulis puisi. Ada siswa yang suka menulis puisi, tetapi ada juga siswa yang tidak suka atau menulis puisi hanya karena tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Berdasarkan fakta di atas, menunjukkan bahwa menulis puisi memang bukan hal yang mudah. Keterampilan menulis puisi dapat dicapai melalui bimbingan yang sistematis dan pelatihan yang intensif. Oleh karena itu, siswa hendaknya diarahkan dan dibimbing tahap demi tahap tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keterampilan tersebut sehingga siswa dapat memahami unsur-unsur puisi dan teknik membuat puisi agar mereka mampu menulis puisi dengan indah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pemberian Tugas/Resitasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain: 1. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi. 2. Kurangnya minat siswa dalam menulis puisi. 3. Kurangnya imajinasi siswa dalam menulis puisi. 4. Sulitnya siswa menuangkan ide atau gagasannya dalam sebuah tulisan.
4
C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, penulis membatasi agar permasalahan tidak meluas, yaitu: 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 2. Penelitian ini menggunakan Teknik Pemberian Tugas/Resitasi
D. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. “Bagaimana kemampuan menulis puisi dengan teknik pemberian tugas/ resitasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, semester genap tahun pelajaran 2013/2014?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dikembangkan dan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis puisi dengan teknik pemberian tugas/resitasi pada siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik manfaat teoritis dalam rangka mengembangkan teori, maupun kegiatan praktis yang dapat dipraktikan dalam pengembangan pengajaran di institusi pendidikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah 1. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang teknik pengajaran, khususnya menulis puisi agar mendapatkan hasil yang optimal. 2. Meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa agar memiliki kreativitas yang tinggi.
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Menulis 1. Definisi Menulis Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Kemampuan menulis merupakan “kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam lingkungan pendidikan tetapi juga penting untuk di masyarakat.”1 Menulis pada hakikatnya “menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan).”2 Dengan menulis, seseorang dapat menuangkan segala yang ada di dalam pikirannya. Menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.”3 Menulis dan berbicara sesungguhnya berhubungan, dengan pengertian tulisan adalah penggambaran secara tertulis apa yang kita lisankan. Langan dalam Mansoer Pateda mengatakan, “menulis adalah pengalihan bahasa lisan ke dalam bentuk tulisan.”4 Menulis sebenarnya bukan kegiatan yang asing karena setiap hari pun pasti menulis. Menulis juga merupakan “suatu kegiatan memamparkan isi jiwa, pengalaman, penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya.”5 Orang memakai bahasa tulis sebagai wadah, alat, dan media untuk memaparkan isi jiwa serta pengalamannya. 1
Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet.2, h. 12.2 2 Yeti Mulyati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 2.44 3 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia cet-2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h.968 4 Mansoer Pateda, Analisis Kesalahan, (Gorontalo: Nusa Indah, 1987), h.101 5 M. Silitonga, A.H. Hasan Lubis, dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984), h. 9
6
Menulis merupakan “suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa.”6 Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Menulis dapat didefinisikan sebagai “suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.”7 Tulisan yang baik harus memiliki makna , jelas, lugas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan dan harus bersifat komunikatif. Pendapat lain mengatakan, bahwa menulis merupakan “keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif karena penulis harus terampil menggunakan grofologi, struktur bahasa, dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai.”8 Seorang penulis harus dapat memilih kata yang tepat untuk ditulis agar dimengerti oleh orang lain. “Keterampilan menulis erat kaitannya dengan kepemimpinan atau posisi seseorang.”9 Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Kegiatan menulis dapat dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan sebelumnya. Menulis merupakan “suatu kegiatan yang dapat menjelaskan masalah untuk diri sendiri maupun pembaca. Seorang penulis memerlukan waktu yang tidak cepat dan mudah untuk menuangkan pikirannya di atas kertas agar tersampikan ke pembaca. Banyak siswa yang berpikir bahwa mereka memiliki banyak masalah dengan menulis, karena mereka percaya menulis itu banyak tahapan-tahapannya.”10 6
Djago Tarigan dan H.G Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, ), h. 186 7 Alex dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 106 8 Puji Santosa, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h.3.21 9 Djago Tarigan dan H.G Tarigan, Op.cit., h. 186 10 William Vesterman, Reading and Writing Short Arguments, (New York: McGraw Hill, 2005), h.24
7
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang penting bagi siswa untuk melatih kecerdasannya dalam menuangkan gagasan atau pikirannya melalui kata-kata.
2. Manfaat Menulis Menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak manfaat. Semua orang pasti dapat menulis. Kemampuan menulis memberikan beberapa manfaat, yaitu dapat: a. Mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri; b. Mengembangkan berbagai gagasan; c. Memperluas wawasan teoritis dan praktis; d. Memperjelas permasalahan yang samar-samar; e. Menilai gagasan sendiri secara objektif; f. Memecahkan masalah; g. Mendorong belajar secara aktif; dan h. Membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.11 Selanjutnya Tarigan mengatakan manfaat menulis yaitu: a. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir; b. Menolong kita berpikir secara kritis; c. Memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita; d. Memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi; e. Membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita.12
11
Budinuryanta, Op.cit., h. 12.2-12.3 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Angkasa, 2008), h. 22-23 12
(Bandung:
8
Dari beberapa manfaat di atas, dapat dilihat bahwa menulis memang sangat penting dimiliki oleh seseorang untuk mengenali kemampuan dan potensi yang dimiliki, dan dapat membantu kita dalam berpikir secara kritis.
3. Tujuan Menulis Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan agar tulisan tersebut memiliki makna bagi setiap pembacanya. Tujuan pembelajaran menulis harus didasari oleh tujuan menulis tersebut. Tujuan mempelajari menulis adalah agar memiliki kemampuan dan pengalaman menulis serta mendapatkan kemampuan itu untuk berbagai keperluan. Tujuan dalam sebuah tulisan itu sangat beraneka ragam, seperti: a. Memberitahukan atau mengajar; b. Meyakinkan atau mendesak; c. Menghibur atau menyenangkan; d. Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.”13 Jadi dapat disimpulkan, bahwa tujuan menulis itu sangat beraneka ragam, diantaranya untuk memberitahukan atau menginstruksikan, meyakinkan atau mempersuasikan, menghibur atau menyenangkan, dan mencurahkan perasaan. Setiap penulis memiliki tujuan masing-masing dalam menuangkan ide atau gagasannya dalam sebuah tulisan.
4. Langkah-langkah Menulis Sebelum menulis, terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan, yaitu: a. Persiapan (preparation) 1) Buat kerangka tulisan (outline); 2) Temukan idiom yang menarik (eye catching); 3) Temukan kata kunci (key word). 13
Ibid., h.24
9
b. Menulis (writing) 1) Ingatkan diri agar tetap logis; 2) Baca kembali setelah menyelesaikan satu paragraf; 3) Percaya diri akan apa yang ditulis. c. Editing 1) Perhatikan kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung; 2) Perhatikan hubungan antarparagraf; 3) Baca esai secara keseluruhan.14 Jadi dapat disimpulkan bahwa sebelum menulis harus memiliki sebuah persiapan terlebih dahulu, setelah itu baru dapat menulis dan terakhir adanya proses editing agar tulisan tersebut indah dan mudah untuk dipahami.
B. Hakikat Puisi 1. Definisi Puisi Puisi memiliki makna yang luas dan beragam. Puisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan “ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.”15 Melalui puisi orang memilih kata dan memadatkan bahasa. Luxemburg dalam Siswanto mengatakan bahwa puisi adalah “teks-teks monolog yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur.”16 Dengan kata lain, isinya bukan hanya sebuah cerita, tetapi lebih mengungkapkan perasaan pengarang. Waluyo juga mendefinisikan puisi merupakan “bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.”17 Penyair mempunyai maksud tertentu mengapa baris-barisnya dan baitbaitnya disusun sedemikian rupa.
14
Alex dan H. Achmad H.P, Op.cit., h. 107 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.cit., h.706 16 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT.Grasindo, 2008), h.107 17 Ibid., h.108 15
10
Puisi merupakan karya yang dimaksudkan oleh pengarang sebagai puisi dan diterima dengan sama oleh pembaca. Roman Jacobson, seorang ahli linguistik dari Prancis, menekankan pada fungsi puitik teks, yakni “sebuah fungsi yang mengarahkan segenap upaya dan perhatian pada unsur-unsur teks itu sendiri.”18 Selain itu, Pradopo mengatakan bahwa “puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam suasana yang berirama. Puisi adalah pengalaman, imajinasi, dan sesuatu yang berkesan yang ditulis sebagai ekspresi seorang dengan menggunakan bahasa tak langsung.”19 Artinya, puisi ditulis oleh seseorang sebagai bentuk ekspresi yang menggunakan bahasa tak langsung dan merupakan suatu hasil pengalaman, imajinasi maupun sesuatu yang berkesan dalam dirinya. Puisi adalah “perasaan seorang penyair diwaktu senggangnya. Puisi muncul dari kebebasan berkhayal yang mungkin diutamakan oleh seorang penyair.”20 Dengan berkhayal, akan banyak imajinasi-imajinasi yang muncul dari pemikiran sang penyair. Sayuti memberikan batasan, puisi merupakan “pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.”21 Puisi adalah dunia dalam kata. Isi yang terkandung dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi. Panuti Sudjiman dalam Kamus Istilah Sastra menguraikan bahwa puisi adalah “ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra dan rima serta penyusunan larik dan bait.”22
18
Melani Budianta, dkk, Membaca Sastra, (Magelang: Indonesia Tera, 2003), h.40 Sigit Mangun Wardoyo, Teknik Menulis Puisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h.19-20 20 Vincent B. Leitch, The Norton Anthology of Theory and Criticism, (London: ), h.1805 21 Sukino, Menulis itu Mudah, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS, 2010), h.113 22 Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 9-10 19
11
Puisi merupakan hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syaratsyarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan. Pandangan bahwa “puisi menghibur, bertentangan dengan pandangan bahwa puisi mengajarkan sesuatu. Pandangan bahwa puisi adalah propaganda, bertentangan dengan pandangan bahwa puisi semata-mata permainan bunyi dan citra, tanpa acuan ke dunia nyata.”23 Ada beberapa pendapat mengenai pengertian puisi dalam buku Kajian Puisi Teori dan Praktik, antara lain. a. James Reeves memberikan batasan bahwa puisi adalah “ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.” b. Herbert Spencer dalam Waluyo, menyatakan bahwa puisi merupakan “bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.” c. Samuel Jhonson menyatakan bahwa puisi adalah “seni penyatuan kesenangankesenangan dengan kebenaran melalui sentuhan imajinasi yang bernalar.” d. W.H Auden dalam Gani, menyatakan bahwa puisi adalah “ekspresi yang berbaur.” e. Wallace Steven dalam Gani, berpendapat bahwa puisi adalah “penikmatan dalam kata dengan serangkaian kata-kata.” f. Mathew Arnol dalam Situmorang, mengatakan puisi adalah “satu-satunya cara yang paling indah, impresif, dan yang paling efektif mendendang sesuatu.” 24 Jadi, dapat disimpulkan puisi merupakan permainan kata dan bunyi yang disusun dalam larik dan bait yang dibuat oleh seorang penyair secara imajinatif. Melalui puisi, seseorang dapat menuangkan perasaannya ke dalam sebuah tulisan dengan menggunakan kata-kata yang indah.
23
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusatraan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), h.25 24 Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi, (Jakarta: UNINDRA PRESS, 2013), h.7-8
12
2. Ragam Puisi Puisi dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu: a. Puisi lama, yaitu puisi yang sangat terkait oleh ketentuan banyaknya baris dalam satu bait, persajakan dan irama. Jenis-jenis puisi lama, yaitu: 1) Mantra adalah puisi yang mempunyai kekuatan magis. Puisi mantra biasanya diucapkan oleh para pawang (orang yang memiliki kemampuan supranatural) misalnya pawang hujan, pawang ular, dan lain-lain. Contoh: Mantra Berbahasa Jawa Ya rohku, yarohe pangeran Aku njaluk banyu sundul ing ngawiyat Kanggo tamba larane si …. Ya rohku, rohnya pangeran Aku minta air menyentuh angkasa Untuk mengobati sakitnya si …. Ungkapan banyu sundul ing ngawiyat adalah ungkapan magis, karena banyu (air) yang dimaksud adalah air suci dari Tuhan yang dipercayai mampu mengobati penyakit. 2) Bidal adalah bahasa kias yang artinya berupa konvensional atau berdasarkan kesepakatan dengan melibatkan perasaan yang halus. Bidal terdiri dari: a) Pepatah adalah kiasan untuk mematahkan pernyataan orang lain. Contoh: Besar pasak daripada tiang. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. b) Pribahasa adalah kiasan dengan kalimat singkat. Contoh: Bertopeng dagu. Berpangku tangan.
13
c) Tamsil adalah perumpamaan yang mengandung perbandingan. Contoh: Ilmu padi Makin menunduk makin berisi. Tua-tua keladi Makin tua makin jadi. d) Ibarat adalah perkataan atau cerita yang menggunakan perumpamaan. Contoh: Mata lepas badan terkurung. e) Pameo adalah kalimat yang merupakan semboyan. Contoh: Merdeka atau mati. f) Amsal adalah umpama atau perumpamaan. 3) Pantun adalah puisi khas Melayu yang terdiri atas empat baris. Rimanya a-ba-b dan dua larik pertama saling terkait dengan dua larik berikutnya dari segi, namun kedua pasangan itu memiliki hubungan bunyi dan irama yang erat. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. Contoh: Jalan-jalan ke pulau Jawa Jangan lupa mampir ke Surabaya Siapa orang tidak tertawa Melihat kuda pakai kebaya 4) Karmina adalah pantun singkat terdiri dari dua baris. Contoh: Kura-kura dalam perahu Pura-pura tidak tahu.
14
5) Seloka adalah pantun berkait atau pantun berantai. Contoh: Merah-merah buah rambutan Rambutan matang di keranjang Setitik cinta aku layangkan Berbunga-bunga untukmu sayang Rambutan matang di keranjang Warnanya merah layaknya bata Berbunga-bunga untukmu sayang Tersenyum manis kuterima cinta 6) Talibun adalah sajak bersilang, pantun yang terdiri dari 6, 8, atau 10 baris bersajak abc/abc, abcd/abcd/abcd. Contoh: Dikala katak tersepak pelita Menarilah kuda di batu akik Dikejar teledu terkena pahat Jika hendak anakmu sempurna Carilah di guru cerdik Mengajar ilmu dunia akhirat 7) Gurindam adalah puisi yang terdiri dari dua baris bersajak a-a baris 1 sampiran baris 2 isi.25 b. Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. 1) Jenis-jenis puisi baru menurut isinya, yaitu: a) Balada Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berakhir dengan kesedihan.
25
Ibid., h.9-12
15
b) Romans Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan. c) Elegi Elegi adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib. d) Himne adalah Himne puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewa-dewa dan Tuhan. e) Ode Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap luhur. f) Satire Satire adalah puisi yang berisi protes social dan sindiran keras terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat. g) Idyle Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupan aman, tentram, damai sentosa. h) Epigram Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang luhur dan perjuangan. i) Didaktis Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan dan pengajaran. j) Serenade Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentanag kisah percintaan yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta). k) Diafan Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan mudah dicerna maknanya (diksi sederhana).
16
l) Prismatik Prismatic adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya (diksi denotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya dapat dicerna. m) Hermetis Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk memahami puisi ini kita harus memahami latar belakang dan kepribadian penyair.26 2) Jenis-jenis puisi baru menurut bentuknya, yaitu: a) Distison adalah sajak dua seuntai dan dua serangkum. Contoh: “Hang Tuah” karya Amir Hamzah. b) Terzina merupakan sajak tiga seuntai dan tiga serangkum. Contoh: “Di mana tempat cinta sejati….?” karya Intojo. c) Kuatren adalah sajak empat seuntai empat serangkum. Contoh: “Kemuning” karya Karim Halim. d) Kuin adalah sajak lima seuntai. Contoh: “Hanya Kepada Tuan” karya Omar Mandank. e) Sekstet/Terzina adalah sajak enam seuntai. Contoh: “Tanah Air” karya Moh Yamin. f) Septime adalah sajak tujuh seuntai. Contoh: “Langit” karya Intojo.
26
Ibid., h.18-19
17
g) Oktafo/Stanza adalah sajak delapan seuntai. Contoh: “Pertanyaan anak kecil” karya M.R. Dajoh. h) Soneta adalah sajak empat belas seuntai, yaitu puisi yang kaya akan unsur bunyi (melodius). Contoh: “Menyesal” karya Ali Hasymi. i) Akrostison adalah puisi yang baris awalnya membentuk nama benda. Contoh: “Menghadap Matahari” karya Tariganu.27 3. Struktur Puisi Struktur berarti bentuk keseluruhan yang kompleks objek dan peristiwa adalah sebuah struktur yang terdiri dari berbagai unsur yang di dalam unsur-unsur tersebut menjalin hubungan. Setiap karya sastra termasuk puisi dibentuk dari beberapa unsur yang saling berhubungan yang membangun struktur tersebut. Struktur puisi terdiri dari unsur fisik dan unsur batin. Struktur fisik secara tradisional disebut elemen bahasa, sedangkan struktur batin secara tradisional disebut makna puisi. Berikut ini unsur-unsur puisi yaitu: 1. Struktur fisik puisi (bahasa yang digunakan), meliputi unsur-unsur pembangun puisi yaitu: a. Diksi Diksi mengandung dua makna. Pertama, pilihan kata merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Kedua, pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks 27
Ibid., h.13-14
18
kosa kata bahasa itu sendiri. Keraf menyatakan diksi bukan saja digunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.28 Pemilihan kata begitu penting digunakan dalam menulis puisi karena pemilihan kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya, sekalipun maknanya tidak berbeda. Jadi diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penyair di dalam karyanya yang berfungsi untuk membangun dan memperindah karya tersebut. Contoh: HANYUT AKU (Amir Hamzah) Hanyut aku, kekasihku! Hanyut aku! Ulurkan tanganmu, tolong aku Dari kutipan puisi di atas, terdapat kata-kata kiasan dalam merasakan kesedihannya, ungkapan putus asa dan permintaan tolong yang digunakan oleh Amir Hamzah.
b. Irama atau Ritme Irama adalah turun dan naiknya suara dalam puisi. Waluyo mengatakan dalam buku Kajian Puisi, irama atau ritme adalah “turun naik suara secara teratur.”
29
Djojosuroto pun menyatakan dalam buku Kajian Puisi, irama dibagi
atas tempo, dinamik, nada, periodenosasi. Jadi irama atau ritme adalah tinggi rendahnya suara saat melafalkan dan mengekspresikan puisi yang dibaca. Dengan menggunakan irama yang benar, puisi akan lebih indah untuk dibacakan. 28 29
Sukino, Op.cit., h.117-118 Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Op.cit., h.50-51
19
Contoh: DOA (Chairi Anwar) Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin dikelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintuMu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling 13 November 1943 Pada puisi di atas, terdapat keindahan bahasa yang digunakan oleh penyair sehingga ketika puisi ini dibacakan akan sangat terasa apa yang ingin disampikan oleh penyair.
c. Kata Konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk merujuk kepada arti yang menyeluruh.30 Kata konkret juga merupakan kata-kata yang
30
Sigit Mangun Wardoyo, Op.cit., h.31
20
digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Jadi dapat disimpulkan, kata nyata atau konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh seorang penyair untuk menimbulkan imajinasi pembaca tentang karyanya tersebut. Contoh: IKAN (Wahyudi S.) Aku lihat ikan di akuarium Tidak pernah tidur Lalu bagaimana ia menghitung hari dan kematian Barangkali memang tidak perlu dirisaukannya Karena ia selalu berdzikir dengan mata dan siripnya Pada puisi di atas, kata konkret ditunjukkan pada kata ikan, akuarium, mata dan sirip. Kata konkret berhubungan dengan kiasan atau lambing. Pada puisi di atas, menggambarkan seekor ikan yang berada di akuarium. Ikan tidak pernah tidur dan tidak akan memejamkan matanya, ia hanya dapat berkedip. Ikan tidak mengenal waktu sehingga tidak akan tahu kapan kematiannya akan tiba. Dengan menggunakan mata dan siripnya ikan dapat hidup tentram di air.
d. Rima Rima merupakan pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi.31 Salah satu yang mencakup rima adalah onomatope. Onomatope merupakan tiruan terhadap bunyi. Dalam puisi, bunyi-bunyi ini memberikan warna suasana tertentu seperti yang diharapkan oleh penyair. Contoh: BULAN TERANG (J.E Tatengkeng) Sunyi lengang alam terbang Udara jernih tenang Dilangit mengerlip ribuan bintang 31
Ibid., h.39
Rima Akhir
21
Bulan memancar caya senang Angin mengembus tertahan-tahan Dan berbisik rasa kesukaan Bulan beralih perlahan-lahan Menuju magrib peraduan Hati yang masygul menjadi senang Sukma riang terbang melayang Karna lahir kerinduan semalam Ribaan Hua yang kukenang Kudapat t’rang, kasih dan sayang Serta damai hati di dalam Pada puisi di atas, terdapat rima akhir pada setiap baris puisi. Pada bait pertama terdapat bunyi / ang/ dalam empat baris, bait kedua terdapat bunyi /an/ dalam empat baris, dan pada bait ketiga terdapat bunyi /ang/ dalam dua baris, baris ketiga terdapat bunyi /am/, baris kelima dan enam terdapat bunyi /ang/, dan baris keenam terdapat bunyi /am/.
2. Struktur batin puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang berupa pokok pikiran. Untuk memahami makna dari unsur batin puisi, pembaca harus melibatkan diri dengan nuansa puisi, konteks, sosiologi, dan psikologi penyair. Unsur-unsur batin puisi, yaitu: a. Tema atau Sens Tema adalah hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca dari sebuah tulisan. Tema merupakan “pengungkapan pokok pikiran dan persoalan manusia yang hakiki yang mengandung arti (cinta, benci, dendam, duka, keserakahan, keadilan, kesengsaraan, penindasan, dan kebahagiaan).”32 Tema puisi dapat diketahui melalui hubungan kata-kata yang semakna yang ada di dalamnya.
32
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Op.cit., h.53
22
Jadi dapat disimpulkan, tema adalah ide pokok dari sebuah tulisan. Sebelum membuat sebuah puisi, lebih baik menentukan tema terlebih dahulu agar isi puisi tersebut tidak meluas dan tetap berpacu ke tema tersebut. Contoh: DOA (Chairi Anwar) Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin dikelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintuMu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling 13 November 1943 Pada puisi di atas, bertemakan ketuhanan. Penyair memberi judul “DOA” dan puisi ini berisikan tentang Tuhan. Dimana pun, kapan pun, harus selalu ingat Tuhan, walau dalam keadaan susah maupun senang.
23
b. Perasaan Perasaan adalah “segala yang dirasakan atau dialami penyair secara imajinatif.”33 Puisi merupakan karya yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair. Jadi dapat disimpulkan, bahwa perasaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh penyair dan disampikan melalui puisi. Contoh: TUHAN (Bahrum Rangkuti) Tuhan, tiada kasih melainkan Kaulah Kaulah pelita hatiku Nyinari batinku gelisah menderita rintih Selama ini hampir remuk jiwaku tapi kau datang, Datang Tuhanku, Bawalah aku meninggi ke langit rohani Tempat geta mu damai Biar segar dijiwa yang rindu berisi batin yang kosong “Tuhanku”, 1943 Aku, Hilang aku oleh Belaian bisikmu Lunak-merdu Hanyut aku, Tuhanku Dalam lautan kasihMu. Tuhanku tiada kasih Melainkan Kaulah “Tuhanku”, 1943 Puisi di atas, tentang bagaimana seorang penyair mengeskpresikan bentuk-bentuk perasaan dan kerinduannya kepada Tuhan melalui puisi. Dalam penggalan puisi /Hanyut aku, Tuhanku/Dalam lautan KasihMu/Datang, Tuhanku/ bawalah aku meninggi ke langit rohani/. Kerinduannya diekspresikan melalui kata hanyut, kasih, meninggi, langit rohani. Nuansa makna dari kata-kata itu
33
Ibid., h.53
24
memancarkan
isi batin, kedalaman penghayatan penyair terhadap ekspresi
rohaniah dan pesan-pesan ketuhanan.
c. Amanat Amanat merupakan hal yang mendorong untuk menciptakan puisi. Amanat ialah “pesan atau kesan yang ingin disampikan oleh pengarang melalui jalan cerita.”34 Jadi dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampikan oleh penyair dalam puisinya. Contoh: DIPONEGORO (Chairil Anwar) Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentara. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api.
34
Sigit Mangun Wardoyo, Op.cit., h.53
25
Punah di atas menghamba Binasa di atas ditinda Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai. Maju. Serbu. Serang. Terjang. Februari 1943 Pada puisi di atas, bertemakan perjuangan, dengan amanat berupa semangat yang berapi-api disampaikan oleh penyair kepada generasi muda, yaitu setiap generasi tidak boleh putus asa dalam memperjuangkan hak yang terampas oleh bangsa asing. Demi menjaga harga diri dana martabat bangsa dilukiskan lebih baik mati daripada harus menjadi budak bangsa asing.
d. Imaji (Citraan) Djojosuroto mengungkapkan, imaji adalah “segala yang dirasakan atau dialami penyair secara imajinatif.” Imaji atau pencitraan merupakan upaya menghidupkan suasana puisi dari pengalaman sensoris ke dalam suasana yang lebih konkret. Sayuti mengatakan bahwa “citraan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, citraan dilihat dari sisi pembaca adalah pengalaman indra yang terbentuk dalam rongga imajinasi pembaca, yang ditimbulkan oleh sebuah kata atau rangkaian kata. Kedua, citraan dilihat dari sisi penyair adalah bentuk bahasa yang dipergunakan oleh penyair untuk membangun komunikasi estetik atau untuk menyampaikan pengalaman indranya.”35 Jadi dapat disimpulkan bahwa imaji adalah gambaran dalam pikiran yang dihasilkan oleh penangkapan terhadap suatu objek yang dapat dilihat oleh panca 35
Ibid., h.32-33
26
indera. Dengan pengimajian atau citraan dapat mengingatkan kembali apa yang telah dirasakan. Contoh: MATA PISAU (Sapardi Djoko Damono) Mata pisau itu tak berkejap menatapmu Kau yang baru saja mengasahnya Berfikir: ia tajam untuk mengiris apel Yang tersedia di atas meja Sehabis makan malam; Ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu. Pada puisi di atas, terdapat pengimajian atau citraan penglihatan yang ditunjukkan oleh kata “menatapmu”, “mengiris”. Dalam puisi ini, penyair membayangkan pisau yang tajam karena baru saja diasah, dan berfikir untuk digunakan memotong buah apel. Kemudian berfikir singkat untuk memotong urat lehermu.
e. Bahasa Figuratif atau Majas Bahasa figuratif adalah “bahasa yang digunakan untuk mendapatkan kepuitisan.”36 Bahasa figuratif dapat membuat puisi menjadi prismatik, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. H.B. Jassin dalam Jabrohim mengatakan “pemakaian bahasa figuratif pada dasarnya bersifat spontan, langsung keluar dari kalbu penciptanya dan terdapat kesejajaran dengan lukisan yang dimaksud.”37 Penggunaan majas membantu penyair menghadirkan kesan puitis melalui pemilihan bunyi yang dapat menimbulkana imajinasi di dalam diri pembaca.
36 37
Ibid., h.25 Sukino, Op.cit., h.129
27
Jadi dapat disimpulkan bahwa majas adalah bahasa yang digunkan oleh penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara pengiasan, atau mengungkapkan makna secara tersembunyi. Contoh: MATA PISAU (Sapardi Djoko Damono) Mata pisau itu tak berkejap menatapmu Kau yang baru saja mengasahnya Berfikir: ia tajam untuk mengiris apel Yang tersedia di atas meja Sehabis makan malam; Ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu. Pada puisi di atas, terdapat majas personifikasi yang ditunjukkan pada kalimat “mata pisau itu tak berkejap menatapmu”. Pada kalimat menatapmu, seolah-olah pisau itu mempunyai mata atau panca indera penglihatan sehingga dapat melihat seperti manusia.
f. Tata Wajah (Tipografi) Tata wajah merupakan “pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, namun berbentuk bait.”38 Tata wajah puisi atau wujud visual sebuah puisi merupakan “bentuk tampilan puisi yang ditulis oleh penyair.”39 Jadi dapat disimpulkan bahwa tata wajah (tipografi) merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Kata-kata dalam puisi membentuk larik-larik sajak dalam bait, tidak berbentuk kalimat dalam paragraf. Contoh: DOA PERAHU (Ismed Natsir, 1974) Tuhanku Beritahu kini 38 39
Ibid., h.74 Sigit Mangun Wardoyo, Op.cit., h.40
28
Ke manakah harus kupergi Ke muara menyongsong laut biru Ataukah melawan arus menuju hulu Pada puisi di atas, ditulis seperti itu agar dapat memberikan warna dan dapat mempengaruhi daya tarik pembaca. Puisi ini berisikan tentang laut. Penyair meminta petunjuk kepada Tuhan kemanakah ia harus pergi. Apakah ke muara menyongsong langit biru atau pergi melawan arus.
4. Penulisan Kreatif Menulis sastra berkaitan dengan pribadi kreatif. Seorang yang kreatif adalah yang memiliki kemampuan kapasitas tersebut. Oleh karena itu, dalam menulis sastra harus ada nilai seni dan kegunaannya yang terkandung di dalamnya. Kreativitas juga merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.40 Maksudnya bahwa kreativitas merupakan kegiatan imajinatif pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, melainkan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman. Seorang guru yang ingin mengajarkan penulisan kreatif pada siswanya, mau tak-mau harus memulainya dengan mengenalkan karya-karya sastra yang ada. Salah satu cara yang baik untuk mendorong siswa berlatih menulis kreatif adalah dengan
40
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1978), h.4
29
memberikan beberapa tema yang bersifat umum agar dapat dikembangkan sendiri oleh para siswa berdasarkan pengamatan dan pengalaman mereka.41 Latihan menulis kreatif ini, akan lebih lancar apabila tema-tema yang diberikan diambil dari karyakarya sastra yang pernah mereka baca, atau paling tidak diambil dari karya sastra yang pernah dikenalnya. Proses yang biasanya dilakukan oleh penulis atau pengarang dalam menulis kreatif puisi dibagi atas tiga hal. Pertama adalah kegiatan sebelum menulis. Dari ketiga proses menulis kreatif puisi di atas akan diuraikan sebagai berikut. 1) Kegiatan sebelum menulis Ada beberapa kegiatan yang dilakukan penulis atau pengarang sebelum menulis karya sastra. Kegiatan ini bisa berupa kegiatan yang sudah lama berlangsung sebelum proses menulis karya sastra, bisa juga kegiatan menjelang penulisan karya sastra. Kegiatan yang dilakuan sastrawan sebelum menulis pada umumnya adalah berjalan-jalan, membaca, mendengarkan, dan memperoleh pengalaman.42 Proses pertama yaitu berjalan-jalan. Ketika seseorang berjalan-jalan, maka ia akan mudah mendapatkan ide untuk menulis dengan berpergian dari suatu tempat ke tempat lain. Banyak hal yang dapat dilihat ketika berjalan-jalan dan akan banyak obyek yang dapat dilihat ketika berjalan-jalan.sehingga memudahkan penulis puisi untuk menuangkat ide dalam menulis kreatif puisi. Proses yang kedua yaitu membaca. Membaca merupakan kunci seseorang untuk mendapatkan dan menguasai informasi. Bekal menjadi penulis adalah banyak membaca. Ketika penulis sering membaca maka akan banyak pengetahuan yang akan masuk ke dalam daya imajinasi seorang penulis dalam menuangkan tulisannya. Oleh karena itu, membaca sangatlah penting dalam proses menulis kreatif puisi, dengan membaca akan bertambahnya pengetahuan dan imajinasi seseorang sehingga memudahkan dalam menulis puisi.
41 42
B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 117 Wahyudi. Op. cit., h.28
30
Proses yang ketiga yaitu mendengarkan. Kegiatan mendengarkan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan penulis sebelum menulis. Misalnya seorang penulis yang biasanya sebelum menulis puisi lalu ia mendengarkan sebuah lagu yang romantis, maka akan terciptalah puisi yang romantis pula. Sehingga proses mendengarkan juga sangat berpengaruh dalam kreativitas menulis puisi. Proses yang terakhir adalah memperoleh pengalaman. Kegiatan yang biasanya dilakukan oleh seorang pengarang adalah mencari pengalaman. Sebagai seorang penulis pengalaman itu sangat penting untuk menambah pengetahuan dan wawasan sesuai apa yang pernah ia rasakan. Ketika seorang penulis pernah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan, maka hasil tulisan yang dihasilkan juga akan bertemakan sesuatu yang menyenangkan pula. Sama halnya dengan menulis puisi, ketika seorang penulis puisi pernah merasakan sedihnya ditinggalkan kedua orangtua untuk selamanya, maka hasil puisinya pun akan mengisahkan tentang kedua orangtuanya yang telah tiada. 2) Kegiatan pada saat menulis Pada tahapan ini, dalam menulis puisi seharusnya penulis sudah menentukan tema apa yang akan dijadikan puisi. Karena pada proses kegiatan sebelum menulis, seharusnya penulis sudah dapat menentukan tema lalu sudah dapat mengembangkan tema menjadi butir-butir kerangka yang akan dijadikan puisi. Jika dalam menulis puisi, penulis memiliki ide yang baru lagi yang dirasa lebih baik dari ide sebelumnya, maka hendaknya penulis meneruskan tulisan yang sudah terkonsep dari awal yang sudah dibuat kerangkanya. Karena tugas penulis adalah mengatur atau menggerakkan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan atau kesan pembaca.43 Jadi ketika penulis sudah mulai tidak fokus maka hasilnya pun tidak maksimal.
43
Henry Guntur Tarigan, Op.cit., h.4
31
3) Kegiatan Pascapenulisan Kegiatan pascapenulisan merupakan kegiatan penyempurnaan hasil tulisan yang sudah dibuat dengan butir-butir kerangka. Kegiatan ini disebut juga dengan kegiatan merevisi. Setelah menulis puisi hendaknya melakukan revisi puisi yang telah dibuat. Gunanya agar hasil puisi menjadi maksimal.
5. Penulisan Puisi Menulis puisi merupakan ekspresi seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis. Dalam latihan menulis, masih banyak yang berangggapan bahwa pembinaan keterampilan menulis untuk mayoritas siswa hanya dapat dilaksanakan lewat prosa. Akan tetapi sebenarnya percobaan-percobaan latihan penulisan puisi perlu juga dilaksanakan. Latihan penulisan puisi ini tidak hanya untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa.44 Melalui latihan penulisan puisi, siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri. Cara membina siswa agar dapat menulis puisi dengan cara memanfaatkan model yang cocok dan mudah ditiru untuk membina keterampilan menulis puisi. Puisi yang cocok sebagai model untuk latihan menulis, biasanya puisi yang berbentuk bebas dan sederhana, berisi hasil pengamatan yang berupa imbauan atau pernyataan. Lalu perkenalkan “kiasan” pada tahap latihan awal. Kiasan tidak hanya dapat memperpadat pesan yang ingin disampaikan dalam puisi itu, tapi juga dapat menimbulkan pengaruh keindahan khusus bagi si pembaca.45
44 45
B. Rahmanto, Op.cit., h.118 Ibid., h. 118
32
C. TEKNIK PEMBELAJARAN 1. Teknik Pemberian Tugas/Resitasi a. Definisi Teknik Pemberian Tugas/Resitasi Teknik penugasan/resitasi merupakan teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk yang telah dipersiapkan guru sehingga siswa dapat mengalami kegiatan belajar secara nyata. Teknik tugas atau resitasi merupakan teknik pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari sesuatu kemudian melaporkan hasilnya.46 Adapun pada resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak hanya dilaksanakan di rumah, melainkan dikerjakan juga di sekolah, perpustakaan, laboratorium, atau tempattempat lain. Dalam teknik ini ada dua fase penting, yaitu fase belajar dan fase resitasi. Fase belajar adalah fase siswa mengerjakan tugas, sedangkan fase resitasi adalah fase siswa untuk mempertanggungjawabakannya. Teknik resitasi (penugasan) adalah penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.47 Teknik ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Jadi dapat disimpulkan, bahwa teknik pemberian tugas/resitasi merupakan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memberikan tugas kepada siswa dan kemudian tugas tersebut harus dipertanggungjawabkan hasilnya. b. Fungsi dan Tujuan Pemberian Tugas Teknik pemberian tugas memiliki fungsi, yaitu: 1) Menambah pengertian, memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah; 2) Melatih siswa untuk belajar sendiri; 46
M. subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, ), h.199 47 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.85
33
3) Melatih siswa untuk membagi waktu secara teratur 4) Melatih siswa untuk menggunakan waktu luangnya untuk menyelesaikan tugasnya; 5) Membiasakan siswa berdisiplin dan tidak mengabaikan tugas; 6) Melatih siswa untuk mencari dan menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya; 7) Memperkaya pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan di luar kelas. Tujuan teknik pemberian tugas/resitasi, yakni agar siswa memperoleh hasil belajar yang lebih mantap. Dengan melaksanakan latihan-latihan, pengalaman siswa lebih terintegrasi, diantaranya sebagai berikut. 1) Memperluas dan memperkaya pengetahuan siswa melalui kegiatan luar sekolah; 2) Siswa aktif belajar dan terangsang untuk meningkatkan kegiatan belajar yang lebih baik; 3) Inisiatif dan tanggung jawab siswa lebih terpupuk; 4) Siswa dapat memanfaatkan waktu senggang untuk menunjang belajarnya.48 c. Kelebihan dan kekurangan Resitasi Kelebihan teknik pemberian tugas/resitasi adalah sebagai berikut. 1) Kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak serta lebih luas; 2) Rasa tanggung jawab siswa lebih berkembang; 3) Hubungan sekolah dengan keluarga lebih erat; 4) Motivasi belajar lebih besar; 5) Keberanian berinisiatif lebih berkembang; 6) Kerjasama antarsiswa lebih kompak; 7) Siswa mendalami dan megalami sendiri pengetahuan yang dicarinya; 8) Pengetahuan akan tinggal lama dijiwanya; 9) Siswa dapat berpikir sendiri, memiliki inisiatif, kreatif, tanggung jawab, dan melatih berdiri sendiri.49 48
M. Subana dan Sunarti, Op.cit., h.200
34
10) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual atau kelompok; 11) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru; 12) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa; 13) Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.50 Jadi kelebihan dengan menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi, siswa dapat lebih mandiri dan memiliki kreativitas yang tinggi serta tanggung jawab. Namun, teknik ini tidak lepas dari kelemahan-kelemahan, yaitu sebagai berikut. 1) Siswa mungkin meniru hasil temannya; 2) Ada kemungkinan orang lain yang mengerjakan tugas itu maka perlu mengecek dengan bantuan orang tua untuk memberitahukan apakah anaknya mengerjakan tugas atau tidak; 3) Siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan tugas akibat terlalu banyak tugas yang diberikan. 4) Memerlukan pengawasan, baik oleh orang tua maupun guru; 5) Sukar menetapkan, apakah tugas itu dikerjakan sendiri atau dengan bantuan orang lain; 6) Dapat menimbulkan frustasi bila siswa gagal menyelesaikannya.51 7) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas atau orang lain; 8) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik; 9) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa; 10) Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.52
49
Ibid., h.201 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.cit., h.87 51 M. subana dan Sunarti, Op.cit., h.201-202 52 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.cit., h.87 50
35
Jadi kelemahan menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi ini rentan orang yang mengerjakan tugas bukan siswa itu sendiri, tetapi orang lain atau mencontek hasil temannya. D. Hasil Penelitian yang Relevan Berikut ini hasil penelitian dari beberapa mahasiswa yang sudah melakukan penelitian mengenai menulis puisi dengan teknik yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu yang relevan dengan skripsi ini: 1. “Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Iwan Fals Siswa Kelas VIII MTs Darussalam Palabuhanratu Tahun Pelajaran 2012/2013” oleh Hairul Muhtadi. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Hairul menyimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi melalui media lagu Iwan Fals tergolong baik. Terlihat dari hasil observasi dan angket. Dari hasil observasi diperoleh skor 3,56 dan masuk dalam kategori A dalam segi penilaian observer terhadap peneliti dalam menggunakan media lagu Iwan Fals. Dan terlihat juga dalam hasil angket yang telah diberikan kepada siswa, sebesar 77,41% menyatakan bahwa media lagu Iwan Fals berpengaruh terhadap pembelajaran menulis kreatif puisi dan 80,64% menjawab bahwa media lagu Iwan Fals memudahkan dan tepat dalam pembelajaran menulis puisi. Perbedaan penelitian tersebut dengan skripsi ini adalah dari segi teknik dan model pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi, sedangkan pada skripsi Hairul menggunakan media lagu Iwan Fals. 2. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 7 Pontianak Tahun Pelajaran 2012/2013” oleh Megawati. Skripsi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Dari
36
penelitian yang dilakukan oleh Megawati menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pontianak. Presentase aktivitas siswa kelas E SMP Negeri 7 Pontianak tahun pelajaran 2012/2013 dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas dengan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan, yaitu siklus I 54% menjadi 89,18% pada siklus II. Jadi, terjadi peningkatan sebesar 35,18%. Sementara itu, rataa-rata hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 7 Pontianak tahun pelajaran 2012/2013 dalam mengikuti pelajaran menulis puisi bebas dengan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 65 meningkat menjadi 78. Jadi, terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 13. Perbedaan penelitian tersebut dengan skripsi ini adalah dari segi pendekatan yang digunakan dalam mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi, sedangkan pada skripsi Megawati menggunakan pendekatan kontekstual. 3.
“Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri Tehadap Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas VII Islamiyah Ciputat Tahun Pelajaran 2011/2012” oleh Khaerunisa. Skripsi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari penelitian yang dilakukan oleh Khaerunisa menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh media gambar berseri tehadap kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Nilai rata-rata keterampilan menulis kreatif puisi siswa di kelas eksperimen sudah melewati nilai KKM yang telah ditentukan sekolah sebesar 70. Nilai rata-rata keterampilan menulis kreatif puisi siswa di kelas eksperimen mencapai 86,2. Perbedaan penelitian tersebut dengan skripsi ini adalah media atau alat yang digunakan dalam mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan media gambar berseri sedangkan pada skripsi ini menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi.
37
Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui sejauhmana kemampuan menulis puisi dengan teknik pemberian tugas/resitasi yaitu dengan menugaskan siswa membuat puisi bebas dengan tes awal (pretest) puisi bebas dengan tema bebas dan tes akhir (posttest) puisi bebas yang sudah ditentukan temanya. Peneliti menugaskan siswa untuk membuatnya di dalam kelas pada saat tes awal dan di luar kelas pada saat tes akhir. Peneliti ingin melihat sejauhmana kemampuan siswa menulis puisi.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Sekolah tersebut berlokasi di Jalan Cireundeu Raya, No. 2 Ciputat. Waktu penulisan skripsi ini dilakukan pada tanggal 02 Desember 2013Agustus 2014. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014, tepatnya selama dua minggu dari tanggal 15 sampai 30 April 2014.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan
penelitian.53
Metode
ini
berusaha
menggambarkan
dan
menginterpretasi apa yang ada atau mengenai kondisi yang sedang terjadi. Metode deskriptif juga merupakan suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan menggunakan logika ilmiah. Bogdan dan Taylor berpendapat bahwa “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh).”54 Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. “Metode 53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.3 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.82 54
39
penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.”55 Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah penelitian yang hanya melihat apa yang terjadi pada diri objek yang diteliti, kemudian dideskripsikan dalam bentuk penelitian secara lugas. Dan metode penelitian kualitatif adalah metode yang bertujuan untuk memahami sistem makna yang menjadi prinsip-prinsip umum dari satuan gejala yang terdapat di dalam kehidupan sosial sebuah masyarakat. Pemahaman tersebut diperoleh melalui pengamatan, pendeskripsian, serta interpretasi yang terperinci tentang gejala yang menjadi fokus penelitian.
C. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ilmu sosial adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan.56 Instrumen biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati responden sehingga diperoleh informasi yang dibutuhkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pembelajaran a. Persiapan, yang bertujuan untuk merancang pembelajaran menulis puisi. b. Mengkondisikan peserta didik di dalam kelas untuk menerima pembelajaran yang telah direncanakan. c. Peneliti memberikan test awal (pretest) kepada siswa dengan menyuruh siswa membuat puisi bebas di dalam kelas secara berkelompok. d. Peneliti memberikan test akhir (posttest) kepada siswa dengan menyuruh siswa membuat puisi dengan tema “Alam” di luar kelas/sekolah secara
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methodes), (Bandung: Alfabeta, 2011), h.13 56 M. Toha Anggoro, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.5.2
40
berkelompok. Peneliti menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi karena ingin melihat perkembangan siswa saat belajar di luar kelas/sekolah. 2. Lembar kuesioner (angket) pretest digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan minat siswa dalam menulis puisi. Lembar angket posttest digunakan untuk mengetahui respons dan hasil belajar siswa dalam menulis puisi dengan teknik pemberian tugas/resitasi.
Tabel 1 Kisi-kisi Angket Pretest No Aspek yang dinilai 1.
Minat dan pendapat siswa
mengenai
Pertanyaan 1. Apakah kamu suka dengan
Jawaban a. Sangat suka
kegiatan menulis? b. Suka
pengertian menulis.
c. Tidak suka d. Biasa saja 2. Apakah yang kamu ketahui tentang menulis?
a. Menulis adalah menuangkan ide
atau
gagasan dalam
ke suatu
tulisan. b. Menulis adalah kegiatan merangkai kata-kata
41
dalam kertas c. Menulis adalah pengalihan bahasa lisan ke dalam
bentuk
tulisan. d. Menulis adalah suatu kegiatan yang menggunakan bahasa
tulis
sebagai alatnya. 2.
Pemahaman
dan
pengetahuan
siswa
3. Apa yang kamu ketahui tentang puisi?
a. Puisi
adalah
pengalaman,
mengenai puisi dan
imajinasi, dan
pengalaman
sesuatu
menulis puisi.
siswa
yang
berkesan yang ditulis sebagai ekspresi seorang dengan menggunakan bahasa
tak
langsung. b. Puisi
adalah
permainan kata
42
dan bunyi yang disusun dalam larik dan bait yang
dibuat
oleh
seorang
penyair secara imajinatif. c. Puisi
adalah
perasaan seorang penyair
yang
dibuat
dalam
sebuah tulisan. d. Puisi
adalah
bentuk
karya
sastra
yang
mengungkapka n pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif. 4. Apakah kamu suka menulis
a. Ya
puisi? b. Tidak c. Kadangkadang
43
d. ……….. 5. Menurut kegiatan
kamu, menulis
apakah
a. Sangat mudah
puisi
termasuk hal yang mudah?
b. Mudah c. Biasa saja d. …………
3.
Pendapat
siswa
mengenai
teknik
yang
6. Apakah
guru
bahasa
a. Iya
Indonesia di sekolah selalu
digunakan
menyuruh
guru di dalam kelas.
mencatat?
kamu
untuk
b. Tidak c. Kadangkadang d. …………
7. Apakah kamu di sekolah selalu
belajar
di
a. Iya
dalam
kelas?
b. Tidak c. Kadangkadang d. …………
8. Apakah belajar di dalam
a. Iya
kelas dapat menumbuhkan imajinasimu dalam menulis puisi?
b. Tidak c. Kadangkadang
44
d. ………… 4.
Kesulitan
siswa
mengolah
kata
dalam
menulis
9. Apakah kamu mengalami kesulitan
dalam
a. Iya
menulis b. Tidak
puisi?
puisi.
c. Kadangkadang d. …………. 10. Apakah kamu mengalami
a. Iya
kesulitan dalam mengolah kata
yang
akan
ditulis
dalam puisi?
b. Tidak c. Kadangkadang d. ………….
Tabel. 2 Kisi-kisi Angket Posttest No Aspek yang dinilai 1.
Pertanyaan
Pengetahuan
dan
pengalaman
siswa
menulis puisi di tempat-
menulis
puisi
tempat
dengan
teknik
pemberian tugas/resitasi
1. Apakah
kamu
Jawaban
terbuka,
pernah
seperti
taman, pantai, rumah dan lain-lain?
a. Pernah b. Tidak pernah c. Kadangkadang
(di d. ………….
45
luar kelas/sekolah). 2. Apakah kamu menulis puisi
a. Iya
jika ditugaskan oleh guru b. Tidak
saja di sekolah?
c. Kadangkadang d. ………….. 2.
Kesulitan
siswa
mengolah
kata
3. Apakah kamu mengalami kesulitan
dalam
menulis
dalam menulis puisi
puisi dengan tema “Alam”
dengan
di luar kelas/sekolah?
teknik
b. Tidak c. Kadang-
pemberian tugas/resitasi
a. Iya
kadang (di d. …………..
luar kelas/sekolah) 4. Apakah kamu mengalami kesulitan
a. Iya
dalam
menuangkan
ide
atau
gagasan ke dalam puisi?
b. Tidak c. Kadangkadang d. …………..
5. Menurut kegiatan
kamu, menulis
apakah
a. Iya
puisi
termasuk hal yang mudah?
b. Tidak c. Biasa saja d. …………..
46
3.
Ketertarikan
siswa
menulis
puisi
dengan
teknik
6. Apakah
kamu
menyukai
a. Iya
proses pembelajaran di luar b. Tidak
kelas/sekolah?
pemberian
c. Biasa saja
tugas/resitasi
(di d. …………..
luar kelas/sekolah). 7. Setelah
kamu
mengikuti
a. Sangat tertarik
pembelajaran menulis puisi dengan teknik
menggunakan pemberian
b. Tertarik c. Biasa saja
tugas/resitasi, apakah kamu tertarik menulis puisi lagi? 8. Apakah kamu senang jika
d. ………… a. Sangat senang
ditugaskan menulis puisi b. Senang
oleh gurumu?
c. Tidak senang d. Biasa saja 4.
Solusi
mengatasi
kesulitan menulis puisi.
dalam
9. Bagaimana
cara
kamu
mengatasi kesulitan dalam
a. Bertanya kepada guru
menulis puisi dengan tema “Alam”?
b. Bertanya kepada teman c. Ke
tempat-
tempat
yang
tenang
agar
47
imajinasi berjalan. d. Dengan mendengarkan musik
agar
dapat berpikir.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data sangat penting bagi penelitian, sebab teknik pengumpulan data mendukung keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun teknik yang digunakan yaitu dengan tes dan non test. 1. Tes Tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.57 Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil menulis puisi peserta didik sesudah menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi. Dalam penelitian ini, tes diberikan dua kali, yaitu tes awal (pretest) dan test akhir (posttest).58 Tes awal merupakan langkah yang diambil peneliti untuk mengetahui kemampuan dasar peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi di dalam kelas sebelum menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menulis puisi di luar kelas/sekolah sesudah menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi.
57 58
236
H.Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.185 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2012), h.
48
2. Nontest a. Observasi Observasi merupakan “teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki.”59 Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Poerwandi mengatakan bahwa observasi merupakan “metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati.”60 Dengan teknik observasi atau pengamatan, dimungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri kejadian yang sebenarnya sehingga mampu memahami situasi-situasi yang ada. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi dengan mengunjungi langsung SMPN 2 Tangerang Selatan dan melihat proses pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru. Peneliti ingin melihat sejauh mana perkembangan siswa dalam menulis puisi.
b. Kuesioner (Angket) Angket adalah “teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.”61 Sebagian besar penelitian sosial, termasuk pendidikan, menggunakan kuesioner sebagai teknik yang dipilih untuk mengumpulkan data. Angket yang dibuat dalam penelitian ini, akan diserahkan kepada siswa untuk diisi, sehingga peneliti mengetahui respon siswa tentang materi menulis puisi dengan menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi.
59
H.Mahmud, Op.cit., h.168 Imam Gunawan, Op.cit., h.143 61 H.Mahmud, Op.cit., h.177 60
49
E. Teknik Pengolahan Data Tahapan analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan, karena pada tahapan ini kaidah-kaidah yang mengatur keberadaan objek penelitian harus sudah diperoleh. Penemuan kaidah-kaidah tersebut merupakan inti dari sebuah aktifitas ilmiah yang disebut penelitian, betapa pun sederhananya kaidah yang ditemukan tersebut. Cara peneliti menganalisis kemampuan menulis puisi melalui metode pemberian tugas/resitasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tangerang Selatan semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yaitu dengan: a. Analisis Data Tes 1. Menentukan nilai yang menggambarkan taraf kemampuan siswa secara individual, dengan aspek penilaian kemampuan menulis puisi.
Tabel. 3 Rubrik Penilaian Menulis Puisi62 No 1
Aspek/kriteria
Bobot
Skala Skor Skor 1 2 3 4 5 Maksimum
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
25
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
25
3
Pilihan Kata (diksi)
4
20
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
15
5
Pengimajian (pencitraan)
2
10
2
Jumlah Skor Maksimum
62
100
Hindun, Pembelajaran Apresiasi Bahasa & Kreasi Sastra Indonesia, (Ciputat: Mazhab, 2014), h. 37
50
Kriteria Bobot Penilaian: a. Judul puisi
5 = Judul puisi sangat sesuai dengan tema.
4 = Judul puisi sesuai dengan tema.
3 = Judul puisi cukup sesuai dengan tema.
2 = Judul puisi kurang sesuai dengan tema.
1 = Judul puisi tidak sesuai dengan tema.
b. Isi puisi
5 = Isi puisi sangat sesuai dengan judul.
4 = Isi puisi sesuai dengan judul.
3 = Isi puisi cukup sesuai dengan judul.
2 = Isi puisi kurang sesuai dengan judul.
1 = Isi puisi tidak sesuai dengan judul.
c. Pilihan Kata
5 = Pilihan kata sangat sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan.
4 = Pilihan kata sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan.
3 = Pilihan kata cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan.
2 = Pilihan kata kurang sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan.
1 = Pilihan kata tidak sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan.
d. Rima
5 = Keseluruhan isi puisi terdapat perulangan bunyi.
4 = Hampir keseluruhan isi puisi terdapat perulangan bunyi.
51
3 = Setengah isi puisi terdapat perulangan bunyi .
2 = Kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi.
1 = Tidak terdapat perulangan bunyi dalam isi puisi.
e. Pengimajian/citraan
5 = Imaji yang ditimbulkan sangat sesuai dengan isi.
4 = Imaji yang ditimbulkan sesuai dengan isi.
3 = Imaji yang ditimbulkan cukup sesuai dengan isi.
2 = Imaji yang ditimbulkan kurang sesuai dengan isi.
1 = Imaji yang ditimbulkan tidak sesuai dengan isi.
b. Analisis Data Angket dan Lembar Observasi Dalam pengolahan analisis data angket dan lembar observasi, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut. P= Keterangan: f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/banyak individu) P = Angka presentase. 63
63
h. 43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
52
BAB IV ANALISIS DATA A. Profil Sekolah 1. Latar Belakang Sekolah SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan mulai berdiri sejak tanggal 2 Januari 1974 sebagai sekolah filial dari SMP Negeri 48 Jakarta dengan nama SMP Persiapan. Seiring dengan terjadinya pengembangan wilayah dan peralihan pemerintahan, SMP Persiapan kemudian berubah nama menjadi SMPN Cireundeu (1979) dan SMPN 1 Ciputat (1999). Pada tahun 2004 berdasarkan Keputusan Direktur PLP Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 1147A/C3/SK/2004 tanggal 5 Juli 2004, SMPN 1 Ciputat mendapat predikat sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Predikat SSN sangat memacu semangat warga sekolah untuk mewujudkan sekolah sebagai pusat pengembangan logika, etika dan estetika melalui berbagai kegiatan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Guru bersama orang tua dan komite sekolah saling bahu membahu dalam pengelolaan sekolah untuk peningkatan mutu pendidikan khususnya mutu lulusan, sehingga pada tahun 2009 SMPN 1 Ciputat berhasil meraih sertifikat ISO 9001-2000. Berdasarkan Keputusan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2009, SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan dan atas prestasi kerja warga sekolah pada tahun 2010 SMPN 2 Kota Tangerang Selatan meraih sertifikat ISO 9001-2008. Mulai tahun pelajaran 2013/2014 SMPN 2 Kota Tangerang Selatan telah mencanangkan program
Sekolah Berwawasan Lingkungan Hidup. Untuk
mewujudkan program tersebut sekolah telah menetapkan 5 (lima) rencana aksi, yaitu: 1) optimalisasi pelaksanaan tata tertib sekolah tentang pola hidup bersih dan sehat;
53
2) pengadaan, perbaikan dan perawatan sarana prasarana pendidikan secara bertahap dan proporsional; 3) penyediaan perlatan dan sarana kebersihan yang memadai; 4) pemanfaatan setiap lahan kosong untuk penghijauan dan taman; 5) menggalang kerjasama dengan orang tua, masyarakat, instansi pemerintah dan swasta dalam pengadaan peralatan kebersihan dan pengelolaan lingkungan;
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Visi: UNGGUL DALAM PRESTASI, SANTUN DALAM PERILAKU
Misi: Menyelenggarakan pembelajaran efektif berwawasan IPTEK berlandaskan IMTAQ Tujuan: Menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, kompetitif dan berakhlakul-karimah indikator: 1) Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis 2) Mampu mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki 3) Melaksanakan syariah agama dan berbudi pekerti
54
3. Daftar Guru-Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Tangerang Selatan Berikut ini adalah daftar guru SMPN 2 Tangerang Selatan yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel. 4 Guru-guru SMPN 2 Tangerang Selatan No
Nama
NIP
L/P
Ijazah
Agama
Mengajar Mata Pelajaran
1.
Drs. Maman Hilman
19611117 198503
L
S2
Islam
1 009 2.
3.
Dra. Hj. Siti
1962515 198802
Alawiyah
2 003
Hj. Nurya Aini, S.Pd 19570521 198203
Indonesia P
S1
Islam
Ansor Gozali, S.Pd
19621008 198505
P
S1
Islam
6.
Hj. Titik Munawati,
1931202 198704
S.Pd
2 001
Syarif Hidayat
19610816 198704
L
S1
Islam
Henny, S.Pd
19741029 200801
P
S1
Islam
Yustina Ratnasih,
19830811 201001
S.Pd
2 009
Bahasa Indonesia
L
D3
Islam
Bahasa Indonesia
P
S1
Islam
2 002 8.
Bahasa Indonesia
2 001 7.
Bahasa Indonesia
1 005 5.
Bahasa Indonesia
2 004 4.
Bahasa
Bahasa Indonesia
P
S1
Islam
Bahasa Indonesia
55
B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VIII-5 pada penelitian ini, diperoleh hasil test awal (pretest) dan test akhir (posttest). Hasil data yang diperoleh peneliti, akan ditampilkan dalam bentuk tabel yang disertai juga pendeskripsiannya. Hasil ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara test awal (pretest) dan tes akhir (posttest) setelah diterapkannya teknik pemberian tugas/resitasi dalam kemampuan menulis puisi. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian ini berupa lembar kerja siswa kelas VIII-5. Setiap aspek yang dinilai memiliki bobot yang berbeda karena disesuaikan dengan tingkat kepentingan masing-masing aspek dalam kemampuan menulis puisi. Berikut akan diuraikan hasil analisis tes awal (pretest) dan test akhir (posttest) kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII-5. Untuk lebih jelas peneliti memaparkan klasifikasi perolehan skor setiap aspek, yaitu: a. Deskripsi Analisis Puisi (Test Awal atau Pretest)
Kelompok 1 Adam Fachri Dafa Akusara Kresna Septiadi Rahmat Fadillah
Ibu Ibu… Kau adalah surga bagiku Tanpamu aku tidak ada di dunia ini ibu Ibu… Kau bagaikan matahari yang terbit di pagi hari
56
Ibu… Aku berterimakasih padamu Atas semua usahamu menjagaku Ibu… Terima kasih
No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
1
Nilai Akhir
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √ √
Skor 5 15 20 16 9
√
8 68
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Ibu” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan ungkapan terimakasih seorang anak kepada ibunya, karena tanpa ibu ia tidak aka ada di dunia ini. Diksi dalam puisi “Ibu” sudah sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Ibu” pun sudah cukup baik karena setengah dari isi terdapat perulangan bunyi.
57
Imaji dalam puisi “Ibu” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Matahari yang terbit di pagi hari” merupakan citraan penglihatan, karena penulis menggambarkan matahari terbit di pagi hari.
Kelompok 2 Hana Afifah Siti Sarah Ilham Pradana W.K Rendi Nopiansyah Sahabat Sahabat… Andai waktu bisa diputar Ku ingin bermain lagi denganmu Denganmu beri kedamaian Sahabat… Tapi kini semua hanya angan Kau telah berpulang kepangkuan-Nya Sahabat… Kasihmu selalu kurindukan Walau kini engkau telah disana Tetapi jasamu ada disini kawan
No 1 2 3
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
Pilihan Kata (diksi)
4
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √
Skor 5 15 20 12
58
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
√
6 √
Nilai Akhir
8 61
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Sahabat” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang seorang sahabat yang telah tiada. Penyair merindukan sosok sahabat sepertinya yang penuh kasih dan memberikan kedamaian.. Diksi dalam puisi “Sahabat” cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Sahabat” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Sahabat” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan kineastetik/gerak. Pada penggalan puisi “Ku ingin bermain lagi
denganmu”
merupakan
citraan
kineastetik/gerak,
menggambarkan ia ingin bermain lagi dengan sahabatnya.
Kelompok 3 Abimanyu Rilo P. Daffa Wardana Erik Rivaldi Tio Alfianto
karena
penulis
59
Guru Guru… Kau adalah pahlawanku Kau telah mengajariku dari bodoh hingga pintar Kau tidak pernah letih mengajariku Oh guru… Kau adalah penerang dalam kegelapan Kau selalu tabah menghadapi sikap kami yang nakal Terimakasih guruku
No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
Nilai Akhir
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √
Skor 5 15 20 12
√
6 √
8 61
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Guru” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang jasa seorang guru. Penyair berterimakasih kepada sosok seorang guru yang merupakan pahlawan baginya, karena dari tidak mengerti menjadi mengerti.
60
Diksi dalam puisi “Guru” cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Guru” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Guru” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Kau adalah penerang dalam
kegelapan”
merupakan
citraan
penglihatan,
karena
penulis
menggambarkan seorang yang dapat menerangi kehidupannya dalam menuntut ilmu.
Kelompok 4 Bahjatun Tsania Dealyza Salsabila Eva Febriani Sinta Pratiwi Sahabat Sahabat… Engkau selalu ada disaat suka dan duka Disaat ku sedih Kau selalu ada untuk menghiburku Sahabat… Disaat ku termenung Kau datang bawa ceria Disaat ku bahagia Kau jaga selalu hatiku
No 1 2
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √
Skor 5 15 15
61
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
√
12
√
6 √
Nilai Akhir
8 56
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Sahabat” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya cukup sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang sahabat yang mau berbagi suka dan duka. Diksi dalam puisi “Sahabat” cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Guru” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Sahabat” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Kau bagaikan matahari yang terbit di pagi hari” merupakan citraan penglihatan, karena penulis menggambarkan sosok seorang ibu seperti matahri yang memancarkan sinarnya di pagi hari.
Kelompok 5 Fitri Zakiyah Fatma Alia Dahniar Shella Stefania Tri Rama Puji Agustin
62
Udara Lingkungan hidup bersih dan bernafas Elok indah bercampur segar Tanaman tersenyum manis Udara….. Engkau diciptakan oleh Tuhan Untuk melengkapi kehidupan alam Udara….. Jika engkau tercemar Kami pun ikut sakit Transportasi yang nakal-nakal itu telah mencemarimu Hingga aku pun turut bersedih Dunia ini membutuhkanmu Jika kamu tidak ada Makhluk hidup dan semesta alam Ikut mati Terimakasih Tuhan….. Engkau telah menciptakannya No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
Nilai Akhir
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √ √
Skor 5 20 20 16 9
√
8 73
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat
63
oleh kelompok satu yang berjudul “Udara” ini, merupakan puisi dengan tema yang baik karena isinya tentang udara yang merupakan komponen yang dubutuhkan oleh makhluk hidup. Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Udara” sudah sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Udara” setengahnya terdapat perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Udara” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Transportasi yang nakal-nakal itu telah mencemarimu” merupakan citraan penglihatan, karena penulis menggambarkan transportasi sebagai benda yang telah mencemari udara melalui asapnya yang dapat menimbulkan polusi udara.
Kelompok 6 Muhamad Elfitra Salam Ahmad Fatullah Anis Adzkiya Rahmah Adelia Khansa R. Guru Engkau garam hidupku Pelita harapanku Cahaya hidupku Engkau yang membimbing Menuntun dan mangajariku Semua ilmu yang kau punya Guru… Sungguh mulia dan suci hatimu
No 1
Aspek/kriteria Kesesuaian Judul dengan Tema
Bobot 5
1
Skala Nilai 2 3 4 √
Skor 5 15
64
2
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
√ √ √ √
Nilai Akhir
20 20 12 8 75
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Guru” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang sosok seorang guru. Diksi dalam puisi “Guru” sudah sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Guru” hampir keseluruhan isi puisi terdapat perulangan bunyi. Imaji dalam puisi “Guru” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Cahaya hidupku” merupakan citraan penglihatan, karena penulis menggambarkan sosok seorang guru yang dapat menerangi kehidupannya dalam menuntut ilmu.
Kelompok 7 Hanif Arifai Hasyim Baidlowi Akhsal Maulana Darwan Nursito
65
Rumah Rumah… Engkau tempat aku berlindung Dari marabahaya di luar sana Engkau bagaikan surga dunia Yang selama ini aku tempati Rumah… Tiada engkau aku hidup dikolong jembatan Tempat hidup dan matiku Engkau tempatku beristirahat Rumah… Sehari-hari aktivitasku bermulai dan berakhir di rumah
No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √
15 20 12
√
Nilai Akhir
Skor 5
6 √
8 61
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Rumah” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang rumah sebagai tempat berlindung..
66
Diksi dalam puisi “Rumah” cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Rumah” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Rumah” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Rumah, Engkau tempat aku berlindung” merupakan citraan penglihatan, karena penyair menggambarkan tempat ia berlindung.
Kelompok 8 Vira Hidayanti Alya Yumna M. Dea Rimadanti Hanifah Nevitasya Sahabat Sahabat kau segala-galanya bagiku Kau adalah teman yang paling istimewa bagiku Kau lebih dari apapun Kau bagaikan emas permata di dalam hatiku Kau bagaikan denyut nadi yang selalu mengatur ritme hidupku Kumohon jangan pergi dari hidupku Kamu takkan terlupakan dan takkan pernah terganti Persahabatan kita bagaikan sinar mentari Selama sinar itu memancar Kau tetap sahabatku No 1 2
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √
Skor 5 15 20
67
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
√ √
Nilai Akhir
16 9
√
8 68
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Sahabat” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang sahabat. Diksi dalam puisi “Sahabat” sudah sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Sahabat” setengah puisi terdapat perulangan bunyi. Imaji dalam puisi “Sahabat” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Selama sinar itu memancar” merupakan citraan penglihatan, karena penyair menggambarkan sinar matahari yang bersinar terang memancarkan cahayanya.
Kelompok 9 Anggi Pratami P. Annisa Susanti Diana Fermata Sari Nia Areta Widiyanti Paujiah Pak Guru Pak guru engkau mengajari kami
68
Dengan kasih sayang kepada kami Engkau membuatku melihat dunia Karena engkau aku menjadi aku Ilmu yang bermanfaat bagiku Ilmu bermanfaat bagi kehidupan Lapar dan dahaga kau hiraukan Panas matahari menyengat kulit Sebagai rasa yang selalu ada No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
Nilai Akhir
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √ √
Skor 5 15 20 20 12
√
8 75
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Pak Guru” ini, merupakan puisi yang isinya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami siswa sehingga dalam kategori cukup. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang sosok seorang pak guru. Diksi dalam puisi “Pak Guru” sudah sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Pak Guru” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi.
69
Imaji dalam puisi “Pak Guru” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Engkau membuatku melihat dunia” merupakan citraan penglihatan, karena penulis menggambarkan sosok seorang guru mampu membuatnya melihat dunia.
Kelompok 10 Chandra Alif H. Fariz Haddad F. M. Fauzy Syahputra Yoga Irawan Pohon Dahan pohon bergoyang-goyang Karena angin menggerakannya Daun hijau tampak senang Karena ada seorang merawatnya Pohon itu tampak bersyukur Karena ia tinggal ditempat yang subur Pohon….. Dirimu tak pernah tahu Bagaimana nasib teman-temanmu Cepat atau lambat dirimu akan tahu Ada seorang yang tega menebangmu No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √
Skor 5 20 20 12
√
12 √
8
70
Nilai Akhir
72
Deskripsi penilaian Tema yang diberikan pada pretest ini bebas, sehingga siswa diberikan kebebasan dalam memilih judul maupun tema yang diinginkan. Puisi yang dibuat oleh kelompok satu yang berjudul “Pohon” ini, merupakan puisi dalam tema baik karena memperhatikan lingkungan sekitar. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang pohon. Diksi dalam puisi “Pohon” cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Pohon” setengah isi puisi terdapat perulangan bunyi. Imaji dalam puisi “Pohon” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Dahan pohon bergoyang-goyang”
merupakan
citraan
penglihatan,
karena
menggambarkan dahan pohon yang bergoyang-goyang tertiup angin.
b. Deskripsi Analisis Puisi (Test akhir atau Posttest)
Kelompok 1 Adam Fachri Dafa Akusara Kresna Septiadi Rahmat Fadillah Air mata bumi Dulu….. Pemandangan hijau begitu lapang Buat mata nan tubuh terasa segar Namun….. Kini bumi mulai menangis
penyair
71
Marah sebab kecewa Karena ulah dan tingkah manusia Sadarkah kalian? Banjir, Longsor, Gempa bumi, Itu bagian dari air mata bumi yang marah Sadarlah wahai manusia! Renungkan semua ulah dan tingkahmu Renungkan nasib anak cucumu kelak Sebab air mata bumi kini mulai berjatuhan No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
1
Skala Nilai 2 3 4 √
Skor 5
√ √ √
20 20 16 6
√
Nilai Akhir
8 70
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Air Mata Bumi” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang kondisi Alam, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang air mata bumi. Diksi dalam puisi “Air Mata Bumi” sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Air Mata Bumi” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi.
72
Imaji dalam puisi “Pohon” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Pemandangan hijau begitu lapang” merupakan citraan penglihatan, karena penyair menggambarkan pemandangan hijau yang lapang.
Kelompok 2 Hana Afifah Siti Sarah Ilham Pradana W.K Rendi Nopiansyah
Indahnya alamku Di pagi yang cerah ini Aku duduk disebuah taman Untuk menikmati indahnya alam-Mu Ku memandang disekeliling Bunga-bunga yang bermekaran Serta teduhnya pepohonan Kicauan burung yang merdu Anak-anak yang sedang bermain Memecah keheningan sang fajar Keindahan dan kenyamanannya Membuat siapapun ingin terus berada disini Untuk menikmati keindahan-Mu Terimakasih Tuhan
73
Kau anugerahkan keindahan yang tiada duanya Akan selalu kujaga kelestariannya
No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
1
Skala Nilai 2 3 4 √
Skor 5
√ √ √
20 20 16 6
√
Nilai Akhir
8 70
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Indahnya Alamku” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang kondisi Alam yang indah, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang indahnya alam. Diksi dalam puisi “Indahnya Alamku” sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Indahnya Alamku” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Indahnya Alamku” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan pendengaran. Pada penggalan puisi “kicauan burung yang merdu” merupakan citraan pendengaran, karena penulis menggambarkan suara burung yang merdu yang ada di taman.
74
Kelompok 3 Abimanyu Rilo P. Daffa Wardana Erik Rivaldi Tio Alfianto Alam Kubuka mata… Cahaya pagi menembus kaca jendela Kubuka jendela… Kuhirup udara segar Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi Kicauan indah terdengar di telinga Kulihat langit, sebiru lautan samudera Kini kusiap jalani hari yang baru No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
1
Skala Nilai 2 3 4 √
Skor 5
√ √
20 20 12
√
9 √
Nilai Akhir
8 69
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Alam” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang Alam, sesuai dengan tema yang diberikan guru.
75
Mengenai isi dengan judul puisinya sudah sesuai dengan isi puisinya. Menggambarkan tentang indahnya alam. Diksi dalam puisi “Alam” cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Alam” setengah isi puisi terdapat perulangan bunyi. Imaji dalam puisi “Alam” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan pendengaran dan penglihatan. Pada penggalan puisi “Kicauan indah terdengar di telinga dan Kulihat langit, sebiru lautan samudera” merupakan citraan pendengaran dan penglihatan, karena penulis mendengar kicauan burung yang indah di pagi hari dan melihat langit biru sebiru lautan.
Kelompok 4 Bahjatun Tsania Dealyza Salsabila Eva Febriani Sinta Pratiwi Udara Udara….. Kau selalu ada dimana-mana Tanpamu, aku tak bisa bernafas Tanpamu, aku tak bisa merasakan sejuknya pagi ini Udara….. Kau bagaikan setengah nyawaku Ku hirup hawa sejukmu Mengalir langsung ke relung hatiku Memberi kesegaran jiwa ragaku Sunggu bersyukur aku masih dapat menghirupmu No 1
Aspek/kriteria Kesesuaian Judul dengan
Bobot 5
1
Skala Nilai 2 3 4 √
Skor 5 20
76
Tema 2
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
Nilai Akhir
√ √
20 12
√
9 √
8 69
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Udara” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang Udara yang ada di bumi, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Udara” cukup sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Udara” setengahnya terdapat perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Udara” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penciuman. Pada penggalan puisi “Tanpamu, aku tak bisa merasakan sejuknya pagi ini” merupakan citraan penciuman, karena penulis menggambarkan bahwa tanpa udara, ia tidak dapat merasakan udara sejuk di pagi hari.
Kelompok 5 Fitri Zakiyah Fatma Alia Dahniar Shella Stefania Tri Rama Puji Agustin
77
Sore hari di tepi pantai Ketika matahari mulai tenggelam Langit terlihat sangat indah Gulungan ombak menari-nari Menambah keindahan sore itu Ditemani angin sepoi-sepoi Dalam duduk aku terdiam Teringat sosok sang pencipta Dalam hati aku berbisik Tuhan….. Alam indah ini Kau ciptakan dengan begitu sempurna Kini, kusadari Maha Kuasanya diri-Mu No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
Nilai Akhir
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √ √
Skor 5 20 20 20 6
√
8 69
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Sore Hari di Tepi Pantai” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang keadaan alam di tepi pantai, sesuai dengan tema yang diberikan guru.
78
Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Sore Hari di Tepi Pantai” sudah sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Sore Hari di Tepi Pantai” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Sore Hari di Tepi Pantai” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Ketika matahari mulai tenggelam” merupakan citraan penglihatan, karena penulis menggambarkan sore hari di tepi pantai, disaat matahari mulai tenggelam.
Kelompok 6 Muhamad Elfitra Salam Ahmad Fatullah Anis Adzkiya Rahmah Adelia Khansa R. Alam Oh alam….. Kau begitu indah untuk dipandang Pemandanganmu yang menakjubkan Dan pemandanganmu yang sangat asri Alam….. Terima kasih kau telah memberikan kesejukan udara Pohon-pohon yang tertata rapi Membuat hati ini menjadi senang Oh alam….. Kau begitu kaya dengan sumber daya Engkaulah yang memberikan tempat bagi makhluk hidup Tuhan, terima kasih kau telah menciptakan alam yang begitu indah No 1
Aspek/kriteria Kesesuaian Judul dengan Tema
Bobot 5
1
Skala Nilai 2 3 4 √
Skor 5 20
79
2
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
Nilai Akhir
√ √ √
20 20 9
√
8 77
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Alam” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang keadaan alam, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Alam” sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Alam” setengah isi puisi terdapat perulangan bunyi. Imaji dalam puisi “Alam” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Pemandanganmu yang menakjubkan” merupakan citraan penglihatan, karena penulis menggambarkan sebuah keindahan alam yang ada.
Kelompok 7 Hanif Arifai Hasyim Baidlowi Akhsal Maulana Darwan Nursito Keindahan Alam Betapa indahnya alam ini
80
Laut berombak-ombak Awan bergerak-gerak Udara segar bertiup-tiup Aku berdiri di atas gunung Berdiri di bawah langit Untuk melihat keindahan awan Keindahan dunia Aku mempertaruhkan nyawa Bertahan diri di atas gunung Demi melihat keindahan alam Keindahan ciptaan Tuhan No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
Nilai Akhir
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √ √ √
Skor 5 20 20 20 6
√
8 74
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Keindahan Alam” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang keadaan alam yang indah, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Keindahan Alam” sesuai dengan situasi dan
81
gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Keindahan Alam” kurang terdapat perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Keindahan Alam” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa
menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Berdiri di
bawah langit untuk melihat keindahan alam” merupakan citraan penglihatan, karena penyair menggambarkan tentang keindahan alam yang ada dibumi.
Kelompok 8 Vira Hidayanti Alya Yumna M. Dea Rimadanti Hanifah Nevitasya Pohon Ku buka jendela di pagi hari Ku hirup udara segar Ku lihat halaman rumahku, sungguh indah Pohon-pohon yang hidup subur Setetes embun membasahi daun Daun yang berwarna hijau cerah Bunga yang berwarna-warni Dan buah yang tumbuh satu persatu Ku lihat awan seputih melati Juga langit sebiru lautan samudra Kini kusiap menghadapi hari yang baru Dan indahnya bumi No 1 2
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
1
Skala Nilai 2 3 4 √ √
Skor 5 20 20
82
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
Nilai Akhir
√ √
20 6
√
8 74
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Pohon” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang keadaan pohon, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Pohon” sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Pohon” kurang terdapat perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Pohon” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Kulihat awan seputih melati” merupakan citraan penglihatan, karena penyair menggambarkan awan seperti melati yang berwarna putih.
Kelompok 9 Anggi Pratami P. Annisa Susanti Diana Fermata Sari Nia Areta Widiyanti Paujiah Alam Hijau dedaunan seolah membisikkan
83
Disampaikannya lewat tetes embun Semilir angin meniup daun-daun’ Tersirat itu semua lewat pohon-pohon Setetes embun membawa kesejukan Setitik air membawa kehidupan Secercah harapan pada alam yang penuh keindahan Oh alam….. Indah alamu Permai tanahmu Damai disisimu Sungguh tiada duanya dirimu No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
Nilai Akhir
1
Skala Nilai 2 3 4 √
Skor 5 20
√
20
√
20 √
√
15 8 83
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Alam” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang keadaan alam, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Alam” sesuai dengan situasi dan gagasan yang
84
ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Alam” keseluruhan isinya terdapat perulangan bunyi. Imaji dalam puisi “Alam” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Indah alammu, permai tanahmu” merupakan citraan penglihatan, karena penyair menggambarkan tentang keindahan alam, kesuburan tanah yang ada dibumi.
Kelompok 10 Chandra Alif H. Fariz Haddad F. M. Fauzy Syahputra Yoga Irawan Alam Semilir angin Cahaya mentari Atmosfer bumi’menemaniku di pagi ini Kicauan burung Selalu menjadi irama favorit Ditemani rindangnya pohon cemara Tenang dan damai Kurasakan itu semua No
Aspek/kriteria
Bobot
Kesesuaian Judul dengan Tema
5
Kesesuaian Isi dengan Judul
5
3
Pilihan Kata (diksi)
4
4
Perulangan Bunyi (rima)
3
5
Pengimajian (pencitraan)
2
1 2
1
Skala Nilai 2 3 4
√ √ √
Skor 5 √
25 20 20 6
√
8
85
Nilai Akhir
79
Deskripsi penilaian Tema pada puisi ini sesuai karena berkaitan dengan alam dalam kategori baik. Pada menulis puisi, temanya sudah ditentukan oleh guru yaitu tentang Alam. Puisi yang berjudul “Alam” ini berkategori baik, karena telah menggambarkan tentang keadaan alam, sesuai dengan tema yang diberikan guru. Mengenai isi dengan judul puisinya sesuai dengan isi puisinya yaitu tentang udara. Diksi dalam puisi “Alam”
sangat sesuai dengan situasi dan
gagasan yang ingin disampaikan. Rima yang ada dalam puisi “Alam” kurang adanya perulangan bunyi dalam isi puisi. Imaji dalam puisi “Alam” sudah sesuai dengan isi puisi. Siswa menggunakan citraan penglihatan. Pada penggalan puisi “Indah alammu, permai tanahmu” merupakan citraan pendengaran. Pada penggalan puisi “Kicauan burung” penyair menggambarkan suara burung yang sedang berkicauan.
2. Analisis data a. Hasil pretest pada materi menulis puisi adalah sebagai berikut. Tabel. 5 Hasil Penelitian Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII-5 No
Nama Siswa
Kesesuaian Kesesuaian Pemilihan Perulangan Judul
Isi dengan
dengan
Judul
Tema
Kata (Diksi)
Bunyi (rima)
Imaji (citraan)
Nilai Pretest
86
1
Abimanyu
15
20
12
6
8
61
Rilo P 2
Adam Fachri
15
20
16
9
8
68
3
Adelia
15
20
20
12
8
75
15
20
20
12
8
75
15
20
12
6
8
61
15
20
16
9
8
68
15
20
20
12
8
75
15
20
20
12
8
75
15
20
20
12
8
75
15
15
12
6
8
56
20
20
12
12
8
72
15
20
16
9
8
68
Khansa R 4
Ahmad Fatullah
5
Akhsal Maulana
6
Alya Yumna M
7
Anggi Pratami P
8
Anis Adzkiya R
9
Annisa Susanti
10
Bahjatun Tsaniyah
11
Chandra Alif H
12
Dafa
87
Akusara 13
Daffa
15
20
12
6
8
61
15
20
12
6
8
61
15
20
16
9
8
68
15
15
12
6
8
56
15
20
20
12
8
75
Wardana 14
Darwan Nursito
15
Dea Rimadhanti P.A
16
Dealyza Salsabila
17
Diana Fermata S
18
Erik Rivaldi
15
20
12
6
8
61
19
Eva Febriani
15
15
12
6
8
56
20
Fariz
20
20
12
12
8
72
20
20
16
9
8
73
Haddad F 21
Fatma Alia Dahniar
22
Fitri Zakiyah
20
20
16
9
8
73
23
Hana Afifah
15
20
12
6
8
61
24
Hanif Arifai
15
20
12
6
8
61
88
25
Hanifah
15
20
16
9
8
68
26
Hasyim
15
20
12
6
8
61
15
20
12
6
8
61
15
20
16
9
8
68
15
20
20
12
8
75
20
20
12
12
8
72
15
20
16
9
8
68
Baidlowi 27
Ilham Pradana W.K
28
Kresna Septiadi
29
Muhamad Elfitra S
30
Muhamad Fauzy S
31
Nevitasya Priyono
32
Nia Areta
15
20
20
12
8
75
33
Rahmat
15
20
16
9
8
68
15
20
12
6
8
61
20
20
16
9
8
73
15
15
12
6
8
56
Fadillah 34
Rendi Nopiyansyah
35
Shella Stefania
36
Sinta Pratiwi
89
37
Siti Sarah
15
20
12
6
8
61
38
Tio Alfianto
15
20
12
6
8
61
39
Tri Rama
20
20
16
9
8
73
15
20
16
9
8
68
15
20
20
12
8
75
20
20
12
12
8
72
Puji A 40
Vira Hidayanti
41
Widiyanti Paujiah
42
Yoga Irawan
2823
Jumlah
b. Hasil Postest pada materi menulis puisi adalah sebagai berikut. Tabel. 6 Hasil Penelitian Kemampuan Menulis Siswa Kelas VIII-5 No
Nama Siswa
Kesesuaian Kesesuaian Pemilihan Perulangan Judul
Isi dengan
dengan
Judul
Tema 1
Abimanyu
Kata (Diksi)
Bunyi (rima)
Imaji (citraan)
Nilai Posttest
20
20
12
9
8
69
20
20
16
6
8
70
Rilo P 2
Adam Fachri
90
3
Adelia
20
20
20
9
8
77
20
20
20
9
8
77
20
20
20
6
8
74
20
20
20
6
8
74
20
20
20
15
8
83
20
20
20
9
8
77
20
20
20
15
8
83
20
20
12
9
8
69
25
20
20
6
8
79
20
20
16
6
8
70
20
20
12
9
8
69
Khansa R 4
Ahmad Fatullah
5
Akhsal Maulana
6
Alya Yumna M
7
Anggi Pratami P
8
Anis Adzkiya R
9
Annisa Susanti
10
Bahjatun Tsaniyah
11
Chandra Alif H
12
Dafa Akusara
13
Daffa Wardana
91
14
Darwan
20
20
20
6
8
74
20
20
20
6
8
74
20
20
12
9
8
69
20
20
20
15
8
83
Nursito 15
Dea Rimadhanti P.A
16
Dealyza Salsabila
17
Diana Fermata S
18
Erik Rivaldi
20
20
12
9
8
69
19
Eva Febriani
20
20
12
9
8
69
20
Fariz
25
20
20
6
8
79
20
20
20
6
8
74
Haddad F 21
Fatma Alia Dahniar
22
Fitri Zakiyah
20
20
20
6
8
74
23
Hana Afifah
20
20
16
6
8
70
24
Hanif Arifai
20
20
20
6
8
74
25
Hanifah
20
20
20
6
8
74
26
Hasyim
20
20
20
6
8
74
Baidlowi
92
27
Ilham
20
20
16
6
8
70
20
20
16
6
8
70
20
20
20
9
8
77
25
20
20
6
8
79
20
20
20
6
8
74
Pradana W.K 28
Kresna Septiadi
29
Muhamad Elfitra S
30
Muhamad Fauzy S
31
Nevitasya Priyono
32
Nia Areta
20
20
20
15
8
83
33
Rahmat
20
20
16
6
8
70
20
20
16
6
8
70
20
20
20
6
8
74
Fadillah 34
Rendi Nopiyansyah
35
Shella Stefania
36
Sinta Pratiwi
20
20
12
9
8
69
37
Siti Sarah
20
20
16
6
8
70
38
Tio Alfianto
20
20
12
9
8
69
93
39
Tri Rama
20
20
20
6
8
74
20
20
20
6
8
74
20
20
20
15
8
83
25
20
20
6
8
79
Puji A 40
Vira Hidayanti
41
Widiyanti Paujiah
42
Yoga Irawan
3113
Jumlah
Tabel 7 Data Pengolahan Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII-5 No
1.
Nama Kelompok
Hasil Tes Awal
Hasil Tes Akhir
(Pretest)
(Posttest)
68
70
61
70
Adam Fachri Dafa Akusara Kresna Septiadi Rahmat Fadillah
2.
Hana Afifah Siti Sarah
94
Ilham Pradana Rendy Nopiansyah 3.
Abimanyu Rilo P. Daffa Wardana
61
69
56
69
73
74
75
77
Erik Rivaldi Tio Alfianto 4.
Bahjatun Tsaniyah Dealyza Salsabila Eva Febriani Sinta Pratiwi
5.
Fitri Zakiyah Fatma Alia D Shella Stefania Tri Rama Puji A.
6.
M. Elfitra Salam Ahmad Fatullah Anis Adzkiya R Adelia Khansa R
7.
Hanif Arifai
95
Hasyim Baidlowi
61
74
68
74
75
83
72
79
Akhsal M. Darwan Nursito 8.
Vira Hidayati Alya Yumna M. Dea Rimadanti Hanifah Nevitasya
9.
Anggi Pratami Annisa Susanti Diana Fermata Sari Nia Areta Widiyanti Paujiah
10.
Chandra Alif H M. Fauzy Saputra Fariz Haddad Yoga Irawan
Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa menulis puisi sebelum menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi belum mendapatkan hasil yang
96
maksimal. Nilai rata-rata siswa mendapatkan 67,2. Sedangkan menulis puisi setelah menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi sudah mendapatkan hasil yang maksimal. Nilai rata-rata siswa mendapatkan 74,11. Terdapat perbedaan antara menulis sebelum dan sesudah menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi. Siswa lebih berkembang imajinasinya ketika proses pembelajaran menulis puisi dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi di luar kelas karena banyak yang dapat mereka lihat dan rasakan sehingga mampu menuangkan gagasannya dalam suatu tulisan dengan pemilihan kata-kata yang baik. c. Analisis data angket pretest 1. Apakah kamu suka dengan kegiatan menulis? Tabel. 8 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Sangat suka
3
7,1
2
b. Suka
27
64,3
3
c. Tidak suka
10
23,8
4
d. Biasa saja
2
4,8
Jumlah
42
100%
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 3 siswa atau 7,1% sangat suka dengan kegiatan menulis. 27 siswa atau 64,3% siswa suka dengan kegiatan menulis, 23,8% atau 10 siswa tidak suka dengan kegiatan menulis dan 4,8% atau 2 siswa yang biasa saja dengan kegiatan menulis. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa suka dengan kegiatan menulis.
97
2. Apakah yang kamu ketahui tentang menulis? Tabel. 8.1 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
1 a. Menulis
F
%
20
47,6
17
40,5
3
7,1
2
4,8
42
100%
adalah
menuangkan ide atau gagasan ke dalam suatu tulisan. 2
b. Menulis adalah kegiatan merangkai kata-kata dalam kertas
3 c. Menulis
adalah
pengalihan
bahasa
lisan
dalam
ke
bentuk tulisan. 4
d. Menulis adalah suatu kegiatan yang menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 20 siswa atau 47,6% siswa yang menjawab tentang menulis adalah menuangkan ide atau gagasan ke dalam suatu tulisan. 17 siswa atau 40,5% siswa yang menjawab tentangmenulis adalah
98
kegiatan merangkai kata-kata dalam kertas, 7,1% atau 3 siswa yang menjawab tentang menulis adalah pengalihan bahasa lisan ke dalam bentuk tulisan. dan 4,8% atau 2 siswa yang menjawab tentang menulis adalah suatu kegiatan yang menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang menjawab tentang menulis adalah menuangkan ide atau gagasan ke dalam suatu tulisan.
3. Dari ketiga pengertian mengenai puisi, manakah menurut kamu yang paling tepat? Tabel. 8.2 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
1 a. Puisi
F
%
8
19,0
30
71,4
adalah
pengalaman, imajinasi,
dan
sesuatu
yang
berkesan
yang
ditulis
sebagai
ekspresi seorang dengan menggunakan bahasa
tak
langsung. 2 b. Puisi permainan
adalah kata
dan bunyi yang
99
disusun larik
dalam
dan
bait
yang dibuat oleh seorang penyair secara imajinatif. 3 c. Puisi
1
2,4
3
7,1
42
100%
adalah
perasaan seorang penyair
yang
dibuat
dalam
sebuah tulisan. 4 d. Puisi
adalah
bentuk
karya
sastra
yang
mengungkapkan pikiran
dan
perasaan penyair secara imajinatif. Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 8 siswa atau 19,0% siswa yang menjawab tentang Puisi adalah pengalaman, imajinasi, dan sesuatu yang berkesan yang ditulis sebagai ekspresi seorang dengan menggunakan bahasa tak langsung. 30 siswa atau 71,4% siswa yang menjawab tentang Puisi adalah permainan kata dan bunyi yang disusun dalam larik dan bait yang dibuat oleh seorang penyair secara imajinatif, 2,4% atau 1 siswa yang menjawab tentang puisi adalah perasaan seorang penyair yang dibuat dalam sebuah tulisan, dan 7,1% atau 3 siswa yang menjawab tentang puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran
100
dan perasaan penyair secara imajinatif. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang menjawab tentang puisi adalah permainan kata dan bunyi yang disusun dalam larik dan bait yang dibuat oleh seorang penyair secara imajinatif.
4. Apakah kamu suka menulis puisi? Tabel. 8.3 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
25
59,5
2
b. Tidak
5
12
3
c. Kadang-kadang
11
26,2
4
d. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 25 siswa atau 59,5% siswa yang suka menulis puisi, 5 siswa atau 12% siswa tidak suka dengan menulis puisi, 26,2% atau 11 siswa kadang-kadang suka menulis puisi, dan 2,4% atau 1 siswa yang menjawab titik-titik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa suka menulis puisi.
5. Menurut kamu, apakah kegiatan menulis puisi termasuk hal yang mudah? Tabel. 8.4 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No 1
Alternatif Jawaban a. Sangat mudah
F
%
2
4,77
101
2
b. Mudah
10
23,8
3
c. Biasa saja
29
69,0
4
d. ……..
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 2 siswa atau 4,77% siswa yang berpendapat bahwa menulis puisi itu sangat mudah, 10 siswa atau 23,8% siswa yang berpendapat bahwa menulis puisi itu mudah, 69,0% atau 29 siswa yang berpendapat bahwa menulis puisi itu biasa saja, dan 2,4% atau 1 siswa yang menjawab titik-titik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang berpendapat bahwa menulis puisi itu mudah.
6. Dalam mengajar, apakah guru bahasa Indonesia di sekolah selalu menyuruh kamu untuk mencatat? Tabel. 8.5 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
2
4,77
2
b. Tidak
27
64,29
3
c. Kadang-kadang
12
28,58
4
d. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 2 siswa atau 4,77% siswa yang menjawab ya, guru bahasa Indonesia di sekolah selalu menyuruh untuk mencatat, 27 siswa atau 64,29% siswa yang menjawab guru bahasa Indonesia di sekolah
102
tidak selalu menyuruh untuk mencatat, 28,58% atau 12 siswa yang menjawab guru bahasa Indonesia di sekolah kadang-kadang menyuruh untuk mencatat, dan 2,4% atau 1 siswa yang menjawab titik-titik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang menjawab guru bahasa Indonesia di sekolah tidak selalu menyuruh untuk mencatat.
7. Apakah kamu di sekolah selalu belajar di dalam kelas? Tabel. 8.6 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
30
71,42
2
b. Tidak
3
7,1
3
c. Kadang-kadang
8
19,0
4
d. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 30 siswa atau 71,42% siswa yang menjawab selalu di dalam kelas, 3 siswa atau 7,1% siswa yang menjawab tidak di dalam kelas, 19,0% atau 8 siswa yang menjawab kadang-kadang di dalam kelas, dan 19,0% atau 8 siswa yang menjawab kadang-kadang di dalam kelas. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang menjawab selalu di dalam kelas.
8. Apakah belajar di dalam kelas dapat menumbuhkan imajinasimu dalam menulis puisi?
103
Tabel. 8.7 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
3
7,1
2
b. Tidak
18
42,85
3
c. Kadang-kadang
20
47,6
4
d. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 3 siswa atau 71,42% siswa yang menjawab belajar di dalam kelas dapat menumbuhkan imajinasi, 18 siswa atau 42,85% siswa yang menjawab belajar di dalam kelas tidak menumbuhkan imajinasi, 47,6% atau 20 siswa yang menjawab belajar di dalam kelas kadangkadang menumbuhkan imajinasi,, dan 2,4% atau 1 siswa yang menjawab titiktitik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang menjawab belajar di dalam kelas kadang-kadang menumbuhkan imajinasi,
9. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menulis puisi? Tabel. 8.8 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
5
12
2
e. Tidak
26
61,9
104
3
f. Kadang-kadang
10
23,8
4
g. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 5 siswa atau 12% siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis puisi, 26 siswa atau 61,95% siswa tidak mengalami kesulitan dalam menulis puisi, 23,8% atau 10 siswa kadang-kadang mengalami kesulitan dalam menulis puisi, dan 2,4% atau 1 siswa yang menjawab titik-titik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa tidak mengalami kesulitan dalam menulis puisi.
10. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengolah kata yang akan ditulis dalam puisi? Tabel. 8.9 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
10
23,8
2
b. Tidak
10
23,8
3
c. Kadang-kadang
22
52,4
4
d. …
0
0
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 10 siswa atau 23,8% siswa yang mengalami kesulitan dalam mengolah kata, 10 siswa atau 23,8% siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam mengolah kata, 52,4% atau 22 siswa kadang-kadang mengalami kesulitan dalam mengolah kata. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat
105
disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa kadang-kadang mengalami kesulitan dalam mengolah kata.
d. Analisis data angket posttest 1. Apakah kamu pernah menulis puisi di tempat-tempat terbuka, seperti taman, pantai, rumah dan lain-lain? Tabel. 9 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Pernah
10
23,8
2
b. Tidak pernah
21
50
3
c. Kadang-kadang
10
23,8
4
d. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 10 siswa atau 23,8% siswa pernah menulis puisi di tempat-tempat terbuka, 21 siswa atau 50% tidak pernah menulis puisi di tempat-tempat terbuka, 23,8% atau 10 siswa kadang-kadang menulis puisi di tempat-tempat terbuka dan 2,4% atau 1 siswa yang menjawab titik-titik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang menjawab tidak pernah menulis puisi di tempat-tempat terbuka
2. Apakah kamu menulis puisi jika ditugaskan oleh guru saja di sekolah? Tabel. 9.1 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
106
No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
15
35,7
2
b. Tidak
8
19,0
3
c. Kadang-kadang
19
45,2
4
d. …
0
0
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 15 siswa atau 35,7% siswa menulis puisi jika ditugaskan oleh guru, 8 siswa atau 19,0% siswa menulis puisi jika ditugaskan oleh guru 45,2% atau 19 siswa kadang-kadang menulis puisi jika ditugaskan oleh guru. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa yang menjawab kadang-kadang menulis puisi jika ditugaskan oleh guru.
3. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menulis puisi dengan tema “Alam” di luar kelas/sekolah? Tabel. 9.2 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
5
11,9
2
b. Tidak
27
64,29
3
c. Kadang-kadang
10
23,8
4
d. …
0
0
42
100%
Jumlah
107
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 5 siswa atau 11,9% siswa mengalami kesulitan menulis puisi dengan tema “Alam” di luar kelas, 27 siswa atau 64,29% siswa tidak mengalami kesulitan menulis puisi dengan tema “Alam” di luar kelas, 23,8% atau 10 siswa kadang-kadang mengalami kesulitan menulis puisi dengan tema “Alam” di luar kelas. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa tidak mengalami kesulitan menulis puisi dengan tema “Alam” di luar kelas.
4. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam puisi? Tabel. 9.3 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
10
23,8
2
b. Tidak
24
57,1
3
c. Kadang-kadang
7
16,7
4
d. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 10 siswa atau 23,8% siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam puisi, 24 siswa atau 57,1% siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam puisi, 16,7% atau siswa kadang-kadang mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam puisi, dan 1 siswa atau 2,4% siswa yang menjawab titik-titik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa tidak mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam puisi.
108
5. Menurut kamu, apakah kegiatan menulis puisi termasuk hal yang mudah?
Tabel. 9.4 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
8
19,0
2
b. Tidak
20
47,6
3
c. Biasa saja
14
33,4
4
d. …
0
0
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 8 siswa atau 19,0% siswa berpendapat menulis puisi termasuk hal yang mudah, 20 siswa atau 47,6% siswa berpendapat menulis puisi bukan termasuk hal yang mudah, 33,4% atau 14 siswa berpendapat menulis puisi termasuk hal yang biasa saja. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa berpendapat menulis puisi bukan termasuk hal yang mudah.
6. Apakah kamu menyukai proses pembelajaran di luar kelas/sekolah? Tabel. 9.5 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Ya
22
52,39
2
b. Tidak
5
11,9
3
c. Biasa saja
17
40,48
109
4
d. … Jumlah
0
0
42
100%
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 22 siswa atau 52,39% siswa menyukai proses pembelajaran di luar kelas, 5 siswa atau 11,9% siswa tidak menyukai proses pembelajaran di luar kelas, 40,48% atau 17 siswa biasa saja proses pembelajaran di luar kelas. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa menyukai proses pembelajaran di luar kelas
7. Setelah kamu mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi, apakah kamu tertarik menulis puisi lagi? Tabel. 9.6 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Sangat tertarik
8
52,39
2
b. Tertarik
15
35,71
3
c. Biasa saja
18
42,85
4
d. …
1
2,4
42
100%
Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 8 siswa atau 52,39% siswa sangat tertarik menulis puisi, 15 siswa atau 35,71% siswa tertarik menulis puisi, 42,85% atau 18 siswa biasa saja menulis puisi dan 1 siswa atau 2,4% siswa menjawab titik-titik. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa biasa saja menulis puisi.
110
8. Apakah kamu senang jika ditugaskan menulis puisi oleh gurumu? Tabel. 9.7 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No
Alternatif Jawaban
F
%
1
a. Sangat senang
3
7,1
2
b. Senang
28
66,7
3
c. Tidak senang
10
23,8
4
d. Biasa saja
1
2,4
Jumlah
42
100%
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 3 siswa atau 7,1% siswa sangat senang jika ditugaskan menulis puisi oleh guru, 28 siswa atau 66,7% siswa senang jika ditugaskan menulis puisi oleh guru, 23,8% atau 10 siswa tidak senang jika ditugaskan menulis puisi oleh guru dan 1 siswa atau 2,4% siswa biasa saja jika ditugaskan menulis puisi oleh guru. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa senang jika ditugaskan menulis puisi oleh guru.
9. Bagaimana cara kamu mengatasi kesulitan dalam menulis puisi dengan tema “Alam”? Tabel. 9.8 Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII No 1
Alternatif Jawaban a. Bertanya kepada
F
%
10
23,8
9
21,4
guru 2
b. Bertanya kepada
111
teman 3 c. Ke
15
35,7
8
19,0
42
100%
tempat-tempat
yang
tenang
agar
imajinasi berjalan. 4
d. Dengan mendengarkan musik agar dapat berpikir Jumlah
Dari jumlah sampel 42 siswa, terdapat 10 siswa atau 23,8% siswa mengatasi kesulitan dengan bertanya kepada guru, 9 siswa atau 21,4% siswa mengatasi kesulitan dengan bertanya kepada teman, 35,7% atau 15 siswa mengatasi kesulitan dengan pergi ke tempat-tempat yang tenang agar imajinasi berjalan
dan 8 siswa atau 19,0% siswa mengatasi kesulitan dengan
mendengarkan musik agar dapat berpikir. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau lebih dari setengah siswa mengatasi kesulitan dengan pergi ke tempat-tempat yang tenang agar imajinasi berjalan. Berdasarkan hasil analisis angket, dapat dilihat bahwa siswa sudah memahami pembelajaran menulis puisi. Siswa menyukai kegiatan menulis puisi di sekolah maupun di rumah. Dapat dilihat bahwa 25 siswa atau 59,5% siswa suka menulis puisi dan 22 siswa atau 52,39% siswa menyukai pembelajaran di luar kelas.
112
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan perolehan data lapangan melalui berbagai rangkaian penelitian dan pengolahan data, maka diperoleh kesimpulan akhir untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai
kemampuan menulis
puisi
dengan teknik
pemberian
tugas/resitasi pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil pembelajaran berupa puisi, diketahui bahwa: 1. Kemampuan menulis puisi dengan menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi mendapatkan hasil yang baik pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan. Siswa menulis puisi sebelum menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi belum mendapatkan hasil yang baik yaitu nilai rata-rata siswa mendapatkan 67,2. Sedangkan menulis puisi setelah menggunakan teknik pemberian tugas/resitasi sudah mendapatkan hasil yang baik yaitu nilai rata-rata siswa mendapatkan 74,1. Dari hasil angket dapat dilihat bahwa 25 siswa atau 59,5% siswa suka menulis puisi dan 22 siswa atau 52,39% siswa menyukai pembelajaran di luar kelas. 2. Teknik pemberian tugas/resitasi yang membiarkan siswa untuk membuat puisi di luar kelas dapat menambah imajinasi mereka dalam menulis puisi sehingga imajinasi mereka semakin bebas dan diksi yang digunakan semakin baik.
113
B. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, penulis menyampaikan saran: a. Para guru Bahasa dan Sastra Indonesia harus lebih bervariasi lagi dalam menggunakan teknik pembelajaran agar siswa dapat lebih kreatif dalam membuat menulis puisi dan imajinasi mereka tidak terhambat di dalam kelas saja. b. Belajar bukan hanya sekedar memberikan materi dan menugaskan ke siswa saja, tetapi bagaimana cara seorang guru mengajarkan, mendidik siswanya agar lebih mudah dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
114
DAFTAR PUSTAKA
Alex dan H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. 2011 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Aswinarko dan Ahmad Bahtiar. Kajian Puisi. Jakarta: UNINDRA PRESS. 2013 B, Elizabeth Hurlock. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. 1978 B, Vincent Leitch. The Norton Anthology of Theory and Criticism. London Bahri, Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2006 Budianta, Melani dkk. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera. Rineka Cipta. 2006 Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. 2013 Guntur, Hendry Tarigan. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008 Hindun. Pembelajaran Apresiasi Bahasa & Kreasi Sastra Indonesia. Ciputat: Mazhab. 2014 Mahmud, H. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2011 Mangun, Sigit Wardoyo. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013 Mulyati, Yeti. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta:
115
Universitas Terbuka. 2007 Pateda, Mansoer. Analisis Kesalahan. Gorontalo: Nusa Indah. 1987 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia cet-2. Jakarta: Balai Pustaka. 1989 Purba, Antilan. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012 Rahmanto,B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. 1992 Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2012 Santosa, Puji. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 2009 Silitongga, M, A.H. Hasan Lubis, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984 Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT.Grasindo. 2008 Subana, M dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. 1978 Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. 2006 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d). Bandung: Alfabeta. 2010
116
Sukino. Menulis itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS. 2010 Tarigan, Djago dan H.G Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008 Toha, M Anggoro, dkk. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008 Vesterman, William. Reading and Writing Short Arguments. New York: McGraw Hill. 2005 Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusatraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1993 Y, Budinuryanta. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi waktu
: Bahasa Indonesia : SMPN 2 TANGSEL : VIII (Delapan)/2 : 4 X 40 menit (2 pertemuan)
A. Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas B. Kompetensi Dasar 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai C. Indikator Pencapaian Kompetensi No
Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
akan Bersahabat/ komunikatif dengan Tanggung jawab
1
Mampu mendata objek yang dijadikan bahan menulis puisi
2
Mampu menulis puisi menggunakan pilihan kata yang sesuai
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif Kepemimpinan
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi
Siswa menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Pemberian Tugas 4. Pemodelan 5. Demonstrasi
F. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mengungkapkan Buku antologi puisi dan informasi yang bersifat materi mengenai puisi khusus dari puisi-puisi dalam antologi
Mandiri Siswa mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan puisi Siswa mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Belajar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kegiatan Awal : Apersepsi 1) Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru 1.
Bersahabat/ 2) Siswa menerima informasi kompetensi, indikator, tujuan, komunikatif dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 3) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi menulis puisi Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : 1) Siswa diberi pemahaman tentang materi menulis puisi 2) Guru memotivasi siswa bahwa menulis puisi itu mudah
2.
3) Siswa diberi pemahaman tentang pilihan kata yang sesuai Tanggung dalam menulis puisi jawab Kreatif Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi : 1) Siswa mengungkapkan kembali mengenai proses menulis puisi 2) Siswa mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi
3) Siswa menulis puisi sesuai objek yang diamati 4) Siswa membacakan puisi karangannya dengan baik 5) Siswa menggunakan pilihan kata yang sesuai terhadap puisinya 6) Guru dan siswa menanggapi pembacaan puisi dengan cara berinteraksi Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi : 1) Bersama guru, siswa memilih kata yang sesuai dalam menulis puisi 2) Bersama guru, siswa mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi 3) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi 4) Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang memilih kata yang sesuai dalam menulis puisi 5) Guru menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri kepada siswa atas interaksi dalam pembelajaran
3.
Kegiatan Akhir : 1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. 2) Siswa melakukan refleksi/penilaian terhadap kegiatan yang Bersahabat/ komunikatif sudah dilakukan. 3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
H. Sumber Belajar/Alat/Bahan
Buku Paket Kompeten Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs kelas VIII Buku (teks) yang berkaitan dengan materi pembelajaran Buku pendamping dan Buku antologi puisi
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar a. Penilaian Proses No
Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Instrumen Penilaian
Keterangan
1.
Tekun
Proses
2.
Tanggung jawab
Lembar Pengamatan
3.
Rasa Hormat dan Perhatian
Pengamatan dan Pemberian Tugas
Hasil penilaian untuk masukan pembinaan selanjutnya
4.
Responsif
5.
Santun
6.
Berani .
b. Penilaian Hasil
Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Penilaian
mampu Pemberian
Tes Uraian
Siswa
kelompok
menulis puisi mampu
menulis
puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
sebuah
puisi objek
tertentu dengan pilihan
bahan atau
dijadikan
Tulislah
berdasarkan
akan individual
yang
Siswa
objek tugas
mendata
Instrumen
kata yang sesuai!
Cermatilah
komentar
guru dan teman-teman mengenai
puisi
yang
dibuat atau dibacakan!
c. Rubrik Penilaian No
Aspek
Skor
Skor maksimum
1
Tema
25
2
Pemilihan Kata (Diksi)
20
3
Gaya bahasa
20
4
Pengimajian (pencitraan)
20
5
Partisipasi
15
Jumlah Skor Maksimum
100
Mengetahui, Guru Bahasa Indonesia
Tangerang Selatan, 23 April 2014 Peneliti,
Drs. Hj. Siti Alawiyah NIP.
Aulia Herdiana Puspasari NIM.1110013000048
I
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Aulia Herdiana Puspasan
NIM
11
Jurusan/Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi
Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pemberian
10013000048
Tugas/Resitasi pada Siswa Kelas
VIII SMPN ZTangerang
Selatan
Semester Genap Tahun Pelajaran 201.312014
No
Nama Pengarang
Judul Buku
Kota Terbit,
flalaman
Footnote
l.
Penerbit, Cetakan dan Tahun Terbit I
Budinuryanta Y
Pengajaran
Jakarta:
Halaman
Keterampilan
Universitas
5,7
Berbahasa
Terbuka,
11
Cetakan ke-2, 2008
)
J.
Yeti Mulyati
Pendidikan
Jakarta:
Halaman
Bahasa dan
Universitas
5
Sastra
Terbuka,
Indonesia di
Cetakan ke-15,
Kelas Tinggi
2007
Penyusun Kamus
Kamus Besar
Jakarta: Balai
Halaman
Pusat Pembinaan
Bahasa
Pustaka,
5,9
dan
Indonesia
Cetakan ke-2,
Pengembangan Bahasa
1989
2
3,15
Paraf
4.
Mansoer Pateda
Analisis
Gorontalo:
Halaman
Kesalahan
Nusa lndah,
5
4
(
t987 5.
6.
M. Silitonga, A.H.
Kemampuan
Jakarta: Pusat
Halaman
Hasan Lubis, dkk
Berbahasa
Pembinaan dan
5
Indonesia
Pengembangan
Siswa Kelas
Bahasa
III SMP
Departemen
Sumatra
Pendidikan
Utara:
dan
Membaca da
Kebudayaan,
Menulis
1984
Djago Tarigan
Teknik
Bandung:
dan H.G Tarigan
Pengajaran
Angkasa,
Halaman
tt
5
6 dan9
6
Keterampilan Berbahasa 7.
Alex dan H.
Bahasa
Jakarta:
Halaman
Achmad H.P
Indonesia
Kencana,
6,9
untuk
Cetakan ke-2,
Perguruan
20tr
7, 14
Tinggi 8.
Puji Santosa
Materi dan
Jakarta:
Halaman
Pembelajaran
Universitas
6
Bahasa
Terbuka,2009
8
(
Indonesia SD 9.
William
Reading and
New York:
Halaman
Vesterman
Writing
McGraw Hill,
6
Short
200s
10
f
Arguments 10.
Henry Guntur
Menulis
Bandung:
Halaman
12,13,
Tarigan
Sebagai
Angkasa,2008
7, 8,36
57
Suatu
Keterampilan Berbahasa 11
Wahyudi
Pengantar
Jakarta: PT.
Halaman
16, 17,
Siswanto
Teori Sastra
Grasindo,
9,35
56
(
2008
t2.
Melani Budianta
Membaca
Magelang:
Halaman
dkk
Sastra
lndonesia
10
l8
Tera, Cetakan
ke-Z,2003 13.
t4.
Sigit Mangun
Teknik
Yogyakarta:
Halaman
19,29,
Wardoyo
Menulis
Garaha Ilmu,
10, 17,
32,36,
Puisi
Edisi pertama,
20,21,
39,40,
20r3
24,25,
44,45,
28,29,
47,48,
3r,33
49,53
Halaman
20
Vincent B. Leitch
The Norton
London: W.W.
Anthology of Norton & Theory and
10
Company
Criticism 15.
Sukino
Menulis itu
Yogyakarta:
Halaman
21,28,
Mudah
Pustaka
10, 17,
3r,33,
Populer LKiS,
18,20,
50
Cetakan ke-1,
32
20t0
J
-
t6. Antila
Purba
Sastra
Yogyakarta:
Halaman
Indonesia
Graha Ilmu,
t0
Kontemporer
Edisi Pertama,
22
20t2 17.
Rene Wellek dan
Teori
Jakarta: PT.
Halaman
Austin Warren
Kesusastraan
Gramedia
11
23
r ',
Pustaka Utama, Cetakan ke-3,
t993 18.
Aswinarko dan
Kajian Puisi
Ahmad Bahtiar
Jakarta:
Halaman
24,25,
UNINDRA
ll,14,
26,27,
PRESS,
15,16,
30,34,
17,20,
35,37,
21,23,
38,41,
24,25,
42,43,
27,28,
46,51,
29,32,
52
Cetakan
ke-l,
20t3
aa
JJ
Elizabeth B.
Perkembanga
Jakarta:
Halaman
Hurlock
n Anak
Erlanggab l9TS
34
20. B. Rahmanto
Metode
Yogyakarta:
Halaman
55, 58,
Pengajaran
Kanisius,
34,36,
59
Sastra
Cetakan ke-2,
37
19.
54
(
(
t992
2t.
J
M. Subana dan
Strategi
Bandung:
Halaman
60,62,
Sunarti
Belajar
Pustaka Setia,
37,38,
63,65
Mengajar
tt
39
(
I
Bahasa
lndonesia 22.
Syaiful Bahri
Strategi
Jakarta:
Halaman
61,64,
Djamarah dan
Belajar
Rineka Cipta,
37,39,
66
Aswan Zain
Mengajar
Edisi Revisi
40
Cetakan ke-3,
2006 23.
Suharsimi
Prosedur
Jakarta:
Halaman
Arikunto
Penelitian
Rineka Cipta,
43
67
2010 24.
Imam Gunawan
{
Metode
Jakarta: Bumi
Halaman
Penelitian
Aksara,2013
43,53
Metode
Bandung:
Halaman
Penelitian
Pustaka Setia,
52,53
Pendidikan
20rt
Perencanaan
Jakarta:
Halaman
dan Desain
Kencana,
52
Sistem
Cetakan ke-5,
Pembelajaran
20t2
Pembelajaran
Ciputat:
Halaman
Apresiasi
Mazhab,2014
54
Jakarta: PT.
Halaman
68,74
Kualitatif: Teori dan
Praktik 25.
26.
27.
H. Mahmud
Wina Sanjaya
Hindun
71,75
72,
76
Bahasa dan
Kreasi Sastra lndonesia 28.
Anas Sudijono
Pengantar
77
r r
.::
I
Metode
Bandung:
Halaman
Penelitian
Alfabeta,
M
Pendidikan
Cetakan ke-11,
@endekatan
2010
Kuantitatif,
Kualitatif dan R&d)
M. Toha
Jakarla:
Anggoro, dkk
Universitas Terbuka,2008
NIP. 19701 t5 2009122 001
i
r I i
-. I
I
I'
I
RIWAYAT PENULIS Aulia Herdiana Puspasari, lahir di Jakarta 25 Agustus 1992. Anak pertama dari dua bersaudara ini memiliki orang tua yang bernama Budi Heryawan dan Titin Puspitasari
S.Pd.
Kakak
dari
Muhammad
Fadhlan
Mumtaza, bertempat tinggal di Jalan Slada 1 No.47 Rt.004/03 Pondok Cabe Ilir 5, Tangerang Selatan.
Pendidikan yang sudah ditempuh yakni di sekolah TK Aria Putra Ciputat yang lulus pada tahun 1997. Setelah itu melanjutkan pendidikannya di SDN 2 Pondok Cabe Ilir yang lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2006 lulus dari jenjang SLTP tepatnya yakni di SMPN 2 Tangerang Selatan. Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMAN 8 Tangerang Selatan yang lulus pada tahun 2009. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis yang memiliki hobi jalan-jalan, menonton konser dan mendengarkan musik ini menyelesaikan S-1 dengan menulis skripsi yang berjudul “Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pemberian Tugas/Resitasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan, Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.”