PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN EMOSI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TRUCUK KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
JURNAL
Oleh LINDA DWI SHOLIKHAH NIM K3109049
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
1
PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN EMOSI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TRUCUK KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Linda Dwi S. dan Sri Wiyanti H. Program Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT Linda Dwi Sholikhah.Psychodrama TO IMPROVE STABILITY OF EMOTIONAL STATE CLASS XI SMK 1 Trucuk KLATEN ACADEMIC YEAR 2013/2014. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University Surakarta. December 2013. The purpose of this study is to determine the effectiveness of psychodrama techniques to the improvement of emotional stability in a class XI student of State Vocational School 1 Trucuk. This research is included PTBK research. The experiment was conducted two cycles; with each cycle consist of planning, action, observation, analysis and reflection. The subject takes from fifteen students of XI grade student of State Vocational School 1 Trucuk. Source of data derived from students, classroom teacher and guidance counseling teacher. Techniques of data collection are questionnaires and observation. Validity of the data uses the technique of triangulation methods. Instrument that is used is questionnaire Emotional Stability. Data analysis in this study uses quantitative analysis and clinical analysis. The research procedure is according to Kemmis and Mc Taggart. The results showed that pre-test score of 61.60, in the first cycle increased to 75.26 ( 22.01 % ) and a significant increase, then in the second cycle increased to 94.47 ( 53.31 % ) . Based on the results of testing the hypothesis, it is known that there is an increase in emotional stability before and after the treatment was given in the form of psychodrama. It shows that psychodrama is effective for improving emotional stability in a class XI student of State Vocational School 1 Trucuk. Keywords: emotional stability, psychodrama, counseling group
2
A. PENDULUAN Masa
Pada remaja
awal
individu
masa remaja awal, mengalami
proses
merupakan masa peralihan yang
peningkatan fluktuasi emosi yang
pada umumnya timbul beberapa
ditandai
perubahan secara fisik,psikis dan
yang tidak stabil, yaitu pada satu
sosial. Perubahan psikis dan fisik
saat merasa gembira tetapi satu saat
yang sangat pesat dialami pada usia
kemudian kelihatan murung. Pada
awal remaja. Perkembangan psikis
umumnya usia remaja mengalami
yang dialami pada masa remaja
kejolak emosi yang mengebu-gebu
salah satunya adalah meningginya
sehingga diperlukannya perhatian
emosi
secara khusus.
sehingga
sering
tidak
dengan keadaan emosi
Santrock (2007)
terkendali.
Misalnya
mudah
berpendapat:
menggerutu,
tidak
bicara,
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya. Emosi diwakili oleh perilaku yang mewakili (mengekspresikan) kenyamanan atau ketidaknyamanan dari keadaan atau interaksi yang sedang dialami ” (hlm. 6).
mau
dengan suara yang lantang dan keras
menentang
orang
yang
membuat tidak nyaman. Perubahan fisik pada awal remaja ditandai dengan
perubahan
dan
perkemabangan ciri sex primer dan sekunder.
Pada
perempuan Emosi diungkapkan dengan
mengalamai perkembangan ukuran haid.
mengekspresikan kebahagiaan atau
mengalami
ketidakbahagiaan yang ditunjukkan
perubahan bentuk tubuh, bertambah
dalam bentuk perilaku. Hal tersebut
tinggi,
menunjukkan bahwa emosi individu
tubuhnya
dan
mengalami
Anak
laki-laki
otot-otot
berkembang
dan
semakin
mimpi
basah.
dipengaruhi
oleh
interaksi
Tugas perkembanagan selanjutnya
keadaan
adalah
perkembangan
tertentu dan cepat berubah-ubah.
penyesuaian sosial. Remaja harus
Interaksi antara individu dengan
menyesuaikan
dengan
lingkungan
dengan
menumbuhkan perasaan senang atau
mencapai
lingkungan
diri
sosial
baik
disekitar
lawan jenisnya maupun dengan
tidak
orang-orang dewasa.
diungkapakan 3
pada
dan
sekitar
senang
yang melalui
waktu
dapat
akan ekspresi
wajah dan perilaku dalam waktu
ketika individu bersemangat dalam
yang relatif cepat. Emosi yang stabil
mengikuti pelajaran di sekolah.
pada umumnya ditandai dengan
Emosi negatif adalah emosi-emosi
emosi yang tidak mudah berubah-
yang tidak menyenangkan bagi
ubah dari satu suasana hati ke
individu, misalnya takut, marah,
suasana
lain.
cemas, putus asa, kecewa, berbicara
Ketidakstabilan emosi antara lain
kotor, memaki-maki, dan sedih.
ditunjukkan dengan amarah yang
Emosi negatif dapat mengganggu
meledak-ledak,
konsentrasi belajar peserta didik,
hati
yang
mudah
marah,
mudah murung, bermuka masam,
karena
bersikap kasar dan muram. Suasana
suasana hati tidak menyenangkan
hati tersebut sering berubah-ubah
mengganggu konsentrasi belajar dan
dalam waktu yang relatif cepat.
menurunnya motivasi untuk belajar.
Ketidak stabilan emosi yang yang
ketika
individu
Setiap
peserta
merasa
didik
ditunjukkan dalam perilaku sehari-
memiliki kemampuan dan gaya
hari
masing-masing
dapat
menimbulkan
dalam
permasalahan dalam perkembangan
mengekspresikan
pribadi dan sosial.
Santrock (2007) menjelaskan bahwa
Didalam kehidupan seharihari
individu
mengalami
perkembangan berbeda-beda.
emosi
yang
remaja
pada
emosinya.
umumnya
mudah
marah dan emosinya meledak-ledak. Hal tersebut dikarenakan
peerta
Yustinus
Semiun
didik memiliki kemampuan yang
mengemukakan
bahwa
berbeda dalam mengelola emosinya
terdapat dua macam kualitas emosi
ada kalanya peserta didik mampu
yaitu emosi positif dan emosi
mengelola emosinya secara stabil
negatif. Lebih lanjut
dijelaskan
dan ada pula peserta didik yang
bahwa Emosi positif diekspresikan
kurang atau bahkan tidak dapat
dalam
mengelola emosinya secara tepat.
(2006)
perilaku
menumbuhkan
yang rasa
dapat senang,
Peserta
didik
yang
mampu
misalnya cinta, harapan, bergairah,
mengelola emosinya secara tepat
semangat dan kegembiraan. Emosi
ditunjukan
positif
mengontrol emosinya secara baik
juga
dapat
ditunjukkan
4
pada
kemampuan
dan dapat menampilkan ekspresi
menghadapi
yang tepat, sehingga dapat disebut
disebabkan oleh faktor internal
dengan emosi yang stabil. Ketika
maupun eksternal dengan tenang.
dalam diskusi peserta didik merasa
Sarlito Wirawan (Berita siang TV
tersinggung, maka peserta didik
One
tersebut
memaparkan
tidak
akan
mengumpat,marah-marah
ataupun
teriak-teriak didalam kelas.
Selasa,
12
maret
emosi
yang
2013)
yang
tidak
stabil merupakan perilaku lepas kendali, bertindak semaunya sendiri
Peserta didik yang memiliki kestabilan
permasalahan
emosi
akan
mengendalikan
dan tidak memperhatikan orang lain.
sikap
seperti
itu
emosi
mengakibatkan individu meenjadi
kemarahannya dan berusaha untuk
apatis terhadap lingkungan dan
berekspresi
tidak
secara
wajar.
M.
peduli
„Ustman Najati (2000) menjelaskan
Individu
bahwa peserta didik yang memiliki
menampilkan
kestabilan emosi tinggi tidak akan
stabil
berlebih-lebihan
perubahan
dalam
terhadap
yang
tidak
dapat
emosinya
secara
cenderung
relatif cepat dan
pada
Individu
dikarenakaan diungkapkan
hal
tersebut
jika
emosi
secara
berlebihan
menunjukkan
emosi
mengungkapkan emosi yang ada dirinya,
sesama.
dalam
waktu
tidak menentu.
yang
pada
awalnya
semangat mengikuti pelajaran, tibatiba
menjadi
malas
mengikuti
maka dapat membahayakan kondisi
pelajaran, individu merasa bahagia
kesehatan psikis dan fisik. Peserta
tiba-tiba
didik kecewa ketika mendapatkan
menangis, individu yang pendiam
nilai paling rendah dikelas, maka
tiba-tiba
menjadi
marah-marah.
peserta
Keadaan
tersebut
menunjukkan
didik
tersebut
merasa
menjadi
sedih
dan
kecewa dan tidak selera untuk
bahwa kondisi emosi pada individu
makan.
tersebut
Keaadaan
demikian
tidak
stabil,
sehingga
mempengaruhi konsentrasi belajar
mudah dipengaruhi oleh hal-hal
dan badan menjadi lemas.
negatif dilingkungannya. Hurlock
Kestabilan emosi merupakan satu tahapan agar individu mampu
5
(1980)
mengemukakan
bahwa
emosi individu yang stabil antara
lain ditunjukkan dengan tidak cepat
Rendahnya kestabilan emosi
berubah-ubah dari satu emosi atau
mengakibatkan antara lain: individu
suasana hati kesuasana hati yang
kurang konsentrasi dalam belajar,
lain,
dikucilkan
berfikir
bertindak,
dahulu
sebelum
tidak meledak kan
teman,
mengarah
perkelahian, membentuk grup-grup
emosinya dihadapan orang lain
dengan
tetapi menunggu saat dan tempat
kenyataan tersebut ketidak stabilan
yang tepat untuk mengungkapkan
emosi perlu diatasi dengan kontrol
emosinya.
emosi. Untuk mencapai kondisi
emosi
Tingkat peserta
ditunjukan
kematangan didik
dengan
reaksi
dapat dan
teman.
Berdasarkan
emosi yang stabil perlu diberikan bimbingan
dalam
kontrol emosi yang baik dan tepat.
emosi.
Peserta
suatu
dikendalikan dengan cara yang tepat
kejadiaan dengan tidak berlebihan
maka emosi akan menjadi stabil.
dan mengatur emosi sehingga tidak
Kontrol emosi bukan berarti emosi
terjadi cepat berubah-ubah.
ditekan
didik
mereaksi
Berdasarkan informasi yang
Apabila
pengelolaan emosi
atau
diungkapkan,
tidak
boleh
melainkan
melatih
diperoleh dari guru BK SMK N 1
emosi
Trucuk pada hari Sabtu, 02 februari
ekspresi ke arah positif.
2013, terdapat beberapa peserta didik
yang
ketidakstabilan
mengalami emosi,
yang
dapat
dengan
cara
merubah
Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk
meningkatkan
kestabilan emosi adalah dengan
ditunjukkan pada perilaku antara
bimbingan
lain suka berbicara jorok, suka
psikodrama.
marah-marah kepada teman, suka
Nurihsan
menyendiri, kadang bersemangat
(2006)
mengerjakan tugas tetapi tiba-tiba
merupakan
menjadi malas mengerjakan tugas,
kepada
kadang sangat gembira tiba-tiba
dilaksanakan
menjadi sedih tidak mau diajak
kelompok. Berdasarkan penjelasan
bicara, aktif dalam diskusi tiba-tiba
tersebut
menjadi diam dan apatis.
bimbingan
6
kelompok
teknik
Ahmad
Juntika
menjelaskan bimbingan
bahwa kelompok
pemberian peserta
bantuan
didik
dalam
dapat
suasana
dimaknai
kelompok
yang
bahwa
dilakukan
dengan
membuat
kelompok-
pada 3 sekolah yaitu: Sekolah
kelompok didalam satu kelompok
harian biasa, sekolah berasrama
terdiri
penuh, dan Maktab Rendah Sains
dari
Melalui terjadi
beberapa
bimbingan interaksi
anggota. kelompok
(MRSM)
yang
berjudul
anggota
Perbedaan Personaliti Kestabilan
suasana
Emosi Dalam Kalanagan Pelajar
kelompok akan tercipta dinamika
Pintar Cerdas Akademik (PCA)
kelompok yang diharapkan peserta
Berdasarkan
didik mampu untuk menyelesaikan
sekolah. Hasil penelitian tersebut
masalahnya.
menunjukkan bahwa,
kelompok,
antara
Mara
didalam
Kegiatan
dalam
Jantina
dan
jenis
tidak ada
Bimbingan kelompok dapat berupa
perbedaan
pembahasan, penyampain informasi,
emosi
masalah-masalah
seputar
kalangan peserta didik pintar cerdas
masalah-masalah
akademik berdasarkan gender, tetapi
pendidikan,
kepribadian
yang
stabilitas
signifikan
pribadi, sosial dan karir. Bimbingan
terdapat
kelompok dapat mengatasi beberapa
stabilitas emosi yang signifikan
permasalahan salah satunya adalah
berdasarkan
permasalahan pribadi. Kestabilan
Berdasarkan hasil tersebut dapat
emosi
diketahui
merupakan
permasalahan
pribadi yang perlu diatasi.
akan
mampu
membuat
untuk
sekolah.
bahwa
keadaan
mempengaruhi
kestabilan emosi.
individu
mengendalikan
kepribadian
jenis
lingkungan dapat
Emosi yang dikelola dengan baik
perbedaan
dalam
Salah
satu
upaya
yang
dilakukan untuk mengatasi masalah
emosi, seperti individu tidak mudah
ketidak
tersinggung, tidak agresif, bersikap
menggunakan bimbingan kelompok
optimis, tidak mudah putus asa dan
teknik
mampu menghadapi situasi frustasi
psikodrama merupakan salah satu
secara wajar. Pernyataan tersebut
teknik
didukung
mengatasi
oleh
penelitian
yang
stabilan
psikodrama.
yang
digunakan
permasalahan
emosi
Teknik
untuk pribadi
dilakukan oleh Mohd Zuri Ghani,
yang berkaitan dengan masalah
dkk. Tahun 2010 pada peserta didik
psikologis. Psikodrama dilakukan
pelajar Pintar Cerdas Akademik
untuk
7
tujuan
terapi
dan
penyembuhan. Yustinus Semium
melihat dan mengetahui keadaan
(2006)
bahwa
dirinya melalui permainan peran
psikodrama merupakan dramatisasi
yang diperankan sesuai dengan
dari
keadaan
mengemukakan
konflik-konflik
yang
ada
dirinya.
Peserta
didik
didalam batin agar peserta didik
leluasa mengungkapkan segala yang
dapat merasa nyaman dan dapat
ada dalam dirinya. Setelah peran
merubah perannya sesuai dengan
diberikan refleksi dan masukan dari
yang diharapkan dalam kehidupan
peserta didik-peserta didik yang
nyata. Didalam psikodrama individu
menyaksikan peran yang dimainkan,
memerankan situasi dramatis yang
sehingga menjadi gambaran tentang
dialaminya pada waktu lampau,
keadaan dirinya.
sekarang
dan
antisipasi
waktu
mendatang.
Melalui kelompok
Teknik
psikodrama
bimbingan
teknik
diharapkan
psikodrama
individu
mampu
dilakukan dengan permaianan peran
memahami dan mengetahui keadaan
sehingga membantu peserta didik
emsoi
untuk mengungkapkan perasaan-
psikodrama juga untuk melepaskan
perasaan,
tekanan-tekanan
kemarahan,
agresi,
dirinya,
selain
yang
itu
dialami
kesedihan dan perasaan bersalah.
sebagai suatu katarsis. Hal tersebut
Pernyataan tersebut diperkuat oleh
didukung oleh hasil penelitian yang
Moreno (dalam Yustinus Semiun,
dilakukan oleh Marissa D. Morstad
2006)
berpendapat
“melalui
pada tahun 2003 dengan judul
bermain peran pasien dibantu untuk
Drama‟s
mengungkaspkan perasaan-perasaan
Counseling. Tesis ini mendukung
tentang konflik, kemarahan, agresi,
konselor
perasaan bersalah dan kesedihan”
membimbing
(hlm.562). Pendapat tersebut dapat
menggabungkan
dimaknai bahwa Emosi yang ada
yang berasal dari terapi drama di
dalam
sekolah
diri
peserta
didik
Role
In
sekolah
School
untuk dengan
teknik
dengan
bimbingan
diungkapkan ketika peserta didik
konseling.
memainkan
menunjukkan bahwa drama dapat
demikian
drama, peserta
didik
dengan dapat
8
memberikan
Hasil
dramatis
banyak
penelitian
kesempatan
untuk
banyak
mengeksplorasi
sumber data yang digunakan adalah
tentang kebutuhan-kebutuhan dalam
siswa kelas XI SMK Negeri 1
bimbingan dan konseling untuk
Trucuk. Sumber data lainnya adalah
membantu anak-anak dan remaja.
wali kelas dan guru BK.
Sebuah
metode
sekolah
yang
teknik-teknik
untuk
konselor
Teknik pengumpulan data
mengintegrasikan
adalah observasi dan angket. Jenis
dari
psikodrama,
penelitian yang digunakan pada
Bibliodrama
penelitian
drama
terapi,
dan
secara
teoritis
diusulkan
untuk
diterapkan. fenomena
analisis
mengadakan
klinis
tindakan
dengan judul Bimbingan Kelompok Teknik
Psikodrama
mengetahui
kestabilan
tersebut maka peneliti tertarik untuk penelitian
adalah
penelitian
tindakan. Analisis yang digunakan untuk
Berdasarkan
ini
emosi
kuantitatif
peningkatan menggunakan dan
Indikator
analisis
keberhasilan
Untuk
merupakan ukuran keefektifan atau
Emosi
keberhasilan tindakan yang telah
Pada peserta didik Kelas XI SMK
dilakukan kepada subjek penelitian.
Negeri 1 Trucuk.
Godwin
Meningkatkan
Kestabilan
dan
memaparkan B. METODE PENELITIAN Tempat penelitian mengambil lokasi di SMK N 1 Trucuk,
pada
Penelitian semester
siswa
kelas
dilaksanakan genap
tahun
XI. pada
ajaran
2013/2014.. Subjek penelitian hasil pre test
menunjukkan
dari 28
peserta didik, terdapat 15 peserta didik yang memiliki skor dibawah rata-rata. Data
Coates bahwa
(1976) tindakan
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku subjek sebesar 50%.
Perilaku
indikator untuk
yang
menjadi
keberhasilan
tindakan
meningkatkan
emosi
yaitu
penelitian
telah
kestabilan
apabila
subjek
tidak
mudah
tersinggung, mau menerima kritik dan saran, tidak mudah terpengaruh ajakan teman, mudah tersenyum, tidak mudah murung, mantap dalam
yang
dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah data input, data proses dan data out put. 9
mengambil bergaul
keputusan, dengan
mudah
teman-teman,
percaya
diri
ketika
menjawab
psikodrama
pada
siklus
II
pertanyaan, dapat menghargai orang
dinyatakan berhasil karena telah
lain, meminimalisir berbicara kotor,
mencapai
semangat dalam belajar
lebih dari 50%.
C. HASIL PEMBAHASAN Bimbingan kelompok teknik Psikodrama untuk
dinyatakan
meningkatkan
emosi.
Hal
keberhasilan
Berdasarkan hasil analisis klinis subjek mengalami perubahan
efektif
tingkah
kestabilan
dengan:
tersebut
indikator
laku
yang
subjek
ditunjukkan
tidak
mudah
dapat
tersinggung, mau menerima kritik
dibuktikan
dengan
adanya
dan saran, tidak mudah terpengaruh
peningkatan
kestabilan
emosi.
ajakan teman, mudah tersenyum,
Pelaksanaan Siklus I Skor angket
tidak mudah murung, mantap dalam
pada pre test dan skor angket siklus
mengambil
I mengalami peningkatan sebesar
bergaul
22,01%. Rata-rata skor pada pre test
percaya
angket yaitu 61,6 dan rata-rata skor
pertanyaan, dapat menghargai orang
pada siklus I yaitu 75,26. walaupun
lain, meminimalisir berbicara kotor,
skor rata-rata angket pada siklus I
semangat
meningkat dari rata-rata Pre test
Berdasarkan
namun penelitian belum dikatakan
dapat disimpulkan subjek dapat
berhasil, karena rata-rata yang pada
mencapai kestabilan emosi.
perubahan 22,01%.
prosentase Pelaksanaan
sebesar siklus
lebih kreatif ketika memerankan drama. Hasil pelaksanaan siklus II mengalami
peningkatan
dibandingkan siklus I. Hal tersebut ditunjukkan perolehan
berdasarkan
hasil
rata-rata skor angket
dengan diri
mudah
teman-teman,
ketika
menjawab
dalam hal
belajar.
tersebut
maka
D. KESIMPULAN DAN SARAN
II
subjek mulai percaya diri, aktif dan
keputusan,
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilakukan,
dikemukakan beberapa
dapat
simpulan
sebagai berikut: 1. Bimbingan
kelompok
tenik
psikodrama
efektif
untuk
meningkatkan
kestabilan
emosi
siklus I 75,26 dan siklus II yaitu
siswa kelas XI SMK Negeri 1
94,47, perubahan prosentase pada
Trucuk tahun ajaran 2013/2014.
siklus II yaitu 53,31%. Pelaksanaan 10
2. Pelaksanaan
penelitian
tindakan
dilaksanakan dua siklus yaitu siklus
mengatasi
didalam suasana kelompok.
I dan siklus II. Pada pelaksanaan siklus
I
belum
mengalami
peningkatan yang signifikan sebesar 22,01%,
Hasil
tersebut
belum
memenuhi target indicator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 50%, sehingga diperlukan pelaksanaan tindakan
siklus
II.
Pelaksanaan
tindakan pada siklus II mampu meningkat
sebesar
53,31%.
berdasarkan hasil tersebut, maka tindakan
siklus
II
permasalahannya
Wali
kelas
meningkatkan kerjasamanya dengan guru BK memberikan informasi tentang keadaan peserta didik yang mengalami
permasalahan
ketidakstabilan emosi, Guru Bk membantu
peserta
yang
berbunyi:
yang
menggunakan bimbingan kelompok teknik psikodrama. Peserta meningkatkan
3. Hipotesis
didik
mengalami masalah emosi dengan
dinyatakan
berhasil.
diharapkan
didik
dapat
kestabilan
emosi
“
seperti memiliki kemantapan dalam
Bimbingan
kelompok
teknik
mengambil keputusan, tidak mudah
psikodrama
efektif
untuk
putus asa, mengekspresikan emosi
meningkatkan
kestabilan
emosi
secara wajar, dan tidak mudah
pada siswa kelas XI SMK Negeri 1
terpengaruh pada hal-hal negatif
Trucuk.
sehingga keadaan emosi peserta
secara
empirik
dapat
didik tidak mudah berubah dan
diterima kebenarannya. Berdasarkan simpulan, maka
tenang
dalam
peneliti memberikan beberapa saran
permasalahan,
yaitu sebagai berikut: Guru Bk diharapkan dapat menggunakan
teknik
bimbingan
Peserta
didik
memiliki
kesadaran
dan
membiasakan
konsultasi
dengan
guru Bk jika memiliki masalah. Bagi
kelompok dalam membantu peserta didik
mengatasi
emosi,
Guru
Bk
permasalahan lebih
aktif
menghadapi
diharapkan yang
penelitian
lain
menggunakan
teknik
berbeda
variabel
untuk
mengetahui teknik lain yang dapat
peserta
didik
11
sama,
meneliti
mengadakan bimbingan kelompok membantu
yang
untuk
untuk
digunakann
untuk
kestabilan
emosi.
meningkatkan selain
itu,
diharapkan bagi peneliti lain untuk
meneliti menggunakan teknik yang sama untuk mengkaji permasalahan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Achmad Juntika Nurihsan. 2006. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:Reflika Aditama. D.L Godwin dan T.J Coates.1976.Helping Students Help Themselve.New Jersey:Prentice Hall Hurlock, Elizabeth. B. 1980.Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta: Erlangga. Marissa D. Morstad. 2003. Drama’s Role in School Counseling.Diperoleh 15 Januari 2013, dari http://home.myplaycity.com/results.php?catego web& s=Morstad ++++ Marissa+++D.Drama%E2%80%99s+Role+in+School+Counseling
Mohd Zuri Ghani, Nik Rusila Nik Yaacob, Aznan Che Ahmad, Rahimi Che Aman, Zainuddin Mat Isa. Perbezaan Personaliti Kestabilan Emosi Dalam Kalangan Pelajar Pintar Cerdas Akademik (Pca) Berdasarkan Jantina Dan Jenis Sekolah.Asia Pacific Journal of Educator and Education, Vol. 25, 153–167, 2010. M. „Ustman Najati. 2000. Psikologi dalam Tinjauan Hadist Nabi. Jakarta Selatan:Mustaqiim. Santrock, John W. 2003. Adolesence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Yustinus Semiun. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyskarta: Kanisius.
12