SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU TAWADLU’ SISWA TERHADAP GURU DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTS SUDIRMAN JAMBU KEC. JAMBU KAB. SEMARANG TAHUN 2013/2014
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I.)
Oleh: KHOIRUL MAWAHIB NIM : 121 09 004
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014 1
2
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323706 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
NOTA PEMBIMBING
Lampiran Hal
: 4 Eksemplar : Naskah Skripsi Saudara KHOIRUL MAWAHIB Kepada: Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh. Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : KHOIRUL MAWAHIB NIM
: 12109 004
Judul : HUBUNGAN PERILAKU TAWADLU‟ SISWA TERHADAP GURU DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTS SUDIRMAN JAMBU KEC. JAMBU, KAB. SEMARANG TAHUN 2014. Dengan ini kami mohon kepada Bapak ketua STAIN Salatiga agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosahkan. Demikian nota pembimbing ini kami sampaikan , kemudian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh.
3
4
5
MOTTO
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang pada akhirnya menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. Bukkhori)
6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: skripsi ini saya persembahkkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpiku: 1. Bapakku (Ali Imron) & Ibuku tercinta (Mualiyah) Jazakumullah bi akhsanil jaza’ atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap do‟a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. 2. Adikku tersayang ( Muhammad Sayid Ridlo, Ngaqiqotul Maula Al Farikhah) dan pakdeku (Drs. Miftah), kang sola, mbak siti, yang selalu memberi motivasi dan inspirasi. 3. Seluruh anggota MTs Sudirman Jambu terutama Guru-guru dan Karyawankaryawan MTs Sudirman Jambu. 4. Seluruh Mahasiswa STAIN Salatiga terutama PAI kelas B tahun 2009 terutama Anwar Sodikin, Roji, Catur Pambudi Utomo, Andre, Kemput, Afdek, Wawan, Moh, Oke, Nurul, vikoh, gendeng, wawan, Iim, Menur, Bibah, Laila, dan semua teman yang telah mensuport hidupku. 5. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk individu dan sosial yang hidupnya ditandai dengan saling berhubungan atau berinteraksi. Dari berbagai bentuk interaksi ada interaksi yang disengaja yaitu interaksi antara guru dan siswa dalam suat proses belajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Melalui pendidikan, manusia pada dasarnya harus mampu menghayati dan melaksanakan nilai-nilai kreatif dan dapat dilaksanakan kemampuan untuk memperoleh dan menciptakan pekerjaan melalui bermacam-macam kemungkinan. Hal ini didasarkan pada fitrah manusia sebagai makhluk Allah swt yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang lebih maju. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Ar rum: 30 yang berbunyi: ...
Artinya: “...(tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (itulah) ... (Q.S. AR RUM: 30) (Departemen Agama, 2004: 645).
8
Siswa pada dasarnya harus patuh atau tawadhu` terhadap gurunya. Zaman modern ini lingkungan pendidikan tak seindah lingkungan pedidikan jaman dulu. Perkembangan teknologi yang serba canggih seharusnya menjadi acuan bagi para pelajar yang sedang menuntut ilmu agar lebih bersemangat dan tidak melupakan kewajiban seorang pelajar terhadap gurunya yaitu rasa hormat dan patuh. Namun hal demikian hanya dapat dijumpai pada sebagian kecil siswa saja yang masih menghormati dan menjaga adab bagaimana seorang murid terhadap guru-gurunya. siswa tak sepantasnya berlaku tidak sopan terhadap guru mereka, teapi seharusnya menghargai jasa yang begitu besar terhadap mereka, menghargai betapa tenaga waktu dan fikiran yang digunakan oleh seorang guru yang ingin melihat muridnya menjadi orang yang cerdas dan berakhlak mulia. Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. (Djamarah, 2000: 53) Ketika guru menyampaikan pelajaran, ada tuntunan akhlak yang mesti dindahkan murid yaitu menyimak sepenuh hati dan pikiran. Dengan 9
konsentrasi, murid akan mudah menerima setiap pelajaran yang disampaikan sang guru. Lain halnya kalau pikiran murid mengembara jangankan menyerap pelajaran ketika ditanya tentang materi yang baru saja diterangkan oleh gurunya ia pasti gelagapan. Selain itu tatapan seorang siswa harus tertujuh penuh kepada setiap gerak gerik guru, kemudian siswa harus mencatat setiap ilmu yang disampaikan oleh guru. Dengan rajin mencatat setiap ilmu yang didapat bisa “diikat”. Orang-orang bijak berkata, “tulisan adalah pengikat ilmu”. Artinya dengan ditulis ilmu dapat terpelihara lebih lama, sehingga dapat diwariskan dari generasi ke generasi mustahil seorang siswa bisa menghafal setiap ilmu yang didengarnya karena kapasitas daya hafal manusia terbatas. Masih banyak lagi kewajiban seorang siswa terhadap gurunya. (Salamullah, 2008: 117-119) Siswa atau siswi seharusnya menanamkan sikap hormat dan patuh terhadap seorang guru tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga di luar lingkungan sekolah sebagai tanda terimakasih terhadap orang yang selama ini telah memberikan sesuatu yang berharga yaitu ilmu. Tanpa ilmu manusia bagaikan pohon yang tak berdaun guru ibaratkan air yang menyiraminya sehingga membuat tumbuh daun dari sebuah pohon yang disirami air segar. Artinya tanpa guru otak kita akan miskin dengan ilmu jadi dengan adanya seorang guru maka otak akan dapat diisi dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat baik untuk diri sendiri dan orang lain. Pada masa sekolah kontak sosial remaja dengan orang lain semakin meningkat dan meluas. Siswa menemui bahwa apa yang benar di lingkungan 10
keluarga belum tentu benar di sekolah, hal ini dapat menimbulkan hal yang tidak baik dengan norma yang berlaku baik norma agama, susila maupun sosial. Ada berbagai komponen yang mempengaruhi terjadinya sikap sosial sosial siswa di sekolah yaitu lingkungan keluarga, masyarakat, dan potensi anak itu sendiri. (Siahaan, 2009: 9-11). Kenyataannya
di
lapangan
menunjukkan
bahwa
adanya
kecenderungan siswa yang mempunyai sikap “anti sosial” ditandai dengan sering membolos, diskors dari sekolah dan lain sebagainya, itu dikarenakan tidak pernah menghiraukan dan mendengarkan saran maupun nasehat dari guru. Maka hal itu sangat diperlukan adanya perhatian orang tua dan lembaga pedidikan apabila di sekolah, karena apabila dibiarkan akan merugikan berbagai pihak baik orang tua, anak, sekolah, keluarga, masyarakat maupun secara luas bangsa dan negara. Bagi lingkungan sekolah akan menghambat proses pembelajaran serta akan mengganggu atau menghambat proses pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Akibat lain yang lebih luas akan merugikan Bangsa dan Negara yaitu akan menghambat proses pembangunan bangsa dalam rangka membangun Bangsa dan Negara yang seimbang antara jasmani dan rohani serta materiil dan sprituil. Siswa di MTs Sudirman Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang berperilaku unik ada siswa yang ketawadhu‟an terhadap guru baik dan juga ada yang tidak baik, karena siswa menanggapi proses pembelajaran berbeda-beda. Maka dari itu peneliti ingin mengkaji permasalahan tersebut secara kritis dan analisis melalui penelitian yang berjudul “HUBUNGAN 11
PERILAKU
TAWADHU`
PERILAKU
SOSIAL
SISWA
SISWA
TERHADAP
DI
MTs
GURU
DENGAN
SUDIRMAN
JAMBU
KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014”. B. Rumusan Masalah Dari judul di atas peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah variasi perilaku tawadhu` siswa terhadap guru siswa MTs Sudirman Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang? 2. Bagaimanakah variasi perilaku sosial siswa MTs Sudirman Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang? 3. Apakah ada hubungan antara perilaku tawadhu` siswa terhadap guru dengan perilaku sosial siswa MTs Sudirman Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas peneliti merumuskan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku tawadhu` siswa terhadap guru di MTs Sudirman Jambu, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang? 2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang? 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku tawadhu` siswa terhadap guru dengan perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang?
12
D. Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2011: 159). Kebenaran dari hipotesis harus dibuktikan dengan data yang terkumpul. Dari pengertian hipotesis di atas, maka peneliti memberikan hipotesis, bahwasannya “ada hubungan yang signifikan antara perilaku tawadhu` siswa terhadap guru dengan perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang”. E. Manfaat Penelitian Dengan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengaruh yang positif kepada peneliti maupun pihak yang diteliti: 1. Manfaat Teoretis Diharapkan dapat membangun dan mengembangkan teori-teori psikologi sosial khususnya pada sikap tawadhu` dan sikap sosial serta dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi pendidikan pada umumnya dan pembentukan perilaku siswa pada khususnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pihak peneliti Dapat
mengembangkan
wawasan
dan
pengetahuan
serta
diharapkan dapat memberi bekal peneliti di dunia pendidikan dan masyarakat
13
b. Bagi pihak yang diteliti Memberikan gambaran, pemahaman dan masukan tentang pentingnya sikap tawadhu` dan sikap sikap sosial dalam kehidupan sehari-hari. c. Bagi masyarakat umum Mendidik masyarakat umum untuk senantiasa mengaplikasikan sikap tawadhu` dan sikap sosial dalam kehidupan sehari-hari. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalah pahaman antara penulis dengan pembaca, maka judul penelitian di atas perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut: 1. Perilaku tawadhu` siswa Perilaku dapat diartikan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. (KBBI, 2002: 739). Perilaku juga dapat diartikan sebagai gerak motoris yang termanifestasikan (terwujud/dapat dilihat dengan mata) dalam bentuk segala aktivitas yang dapat diamati (langgulung, 1988: 139). Tawadhu` siswa terhadap guru adalah tingkah laku seorang siswa untuk berbuat baik dan patuh kepada guru. Untuk mengukur tingkat ketawadhu`an siswa terhadap guru penulis menggunakan indikator dari pendapat (Nata, 2001: 109) sebagai berikut: a. Menunjukkan sikap hormat dan patuh dengan guru. b. Berkomunikasi yang sopan dengan guru. c. Melaksanakan tugas-tugas yang disampaikan guru. 14
d. Meminta izin kepada guru ketika terlambat masuk kelas dan keluar kelas. 2. Perilaku Sosial Siswa Perilaku sosial berasal dari kata perilaku yang artinya tingkah laku (Poerwodarminta, 2006: 865) dan sosial mempunyai arti segala sesuatu untuk kepentingan umum (Poerwodarminta, 2006: 1141). Perilaku sosial mempunyai arti arti tingkah laku yang menunjukkan ketawadlu‟an yang dilakukan para siswa MTs Sudirman Jambu. Melalui ketawadlu‟an siswa yang akan membawa pengaruh pada peserta didik sehingga melahirkan perilaku sosial yang baik. Adapun indikator perilaku sosial meliputi: a. Menjalin hubungan baik dengan sesama b. Sopan santun dalam bergaul dengan orang lain c. Peduli terhadap sesama. G. Metode Penelitian Metodologi merupakan cara untuk menemukan, menguji dan mengembangkan suatu kebenaran. Penelitian merupakan pemikiran yang luar biasa akan tetapi tetap sistematis dalam memecahkan masalah karena dalam penelitian untuk menguji kebenarannya dengan menggunakan data-data yang valid. Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
15
1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara langsung. Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data dari responden yang berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan menggunakan angket sebagai instrumennya (Iqbal, 2002: 19). Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersedia, berupa data-data kepustakaan, dokumen kelembagaan dan profil organisasi yang diteliti. 2. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan
rancangan
penelitian
studi
korelasional.
Hal
ini
disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian. b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket. c. Melaksanakan penelitian. d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan
di MTs Sudirman Jambu tahun
2013/2014 yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Februari 2014.
16
4. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011: 80). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang disebut populasi adalah seluruh individu dalam wilayah penelitian yang menjadi subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Sudirman Jambu tahun 2013/2014 berjumlah 75 siswa (Sugiono, 2007: 61). b. Sampel Sampel adalah bagian dari keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian. (Arikunto, 1998: 120). Dalam penelitian ini penulis mengambil seluruh siswa MTs Sudirman Jambu tahun 2013-2014 yang berjumlah 75 siswa. Jadi penelitian ini dinamakan penelitian populasi. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu: a. Metode Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode angket digunakan untuk 17
mendapatkan data atau fakta mengenai sikap tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan sikap sosial pada siswa MTs Sudirman Jambu tahun 2013/2014. Dari hasil penelitian lapangan, maka angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup. jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal menyilang sesuai dengan
pilihannya
(Sugiyono, 2011: 142). b. Metode observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan angket karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2011: 144). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi langsung yang digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi penelitian yaitu di MTs Sudirman Jambu tahun 2013/2014. c. Metode Dokumentasi Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240). Metode dokumentasi disini digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan sejarah berdirinya MTs Sudirman Jambu dan program kerjanya.
18
6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1986: 181). Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode penggalian data, yaitu: a. Angket, metode ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui tingkat perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dan perilaku sosial pada siswa MTs Sudirman Jambu 2013/2014. b. Dokumen, metode ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui keadaan secara riil kegiatan ketawadlu‟an tersebut. c. Observasi, metode ini digunakan untuk melengkapi data-data tentang penerapan perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dan perilaku sosial pada siswa MTs Sudirman Jambu 2013/2014. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah daftar pertanyaan dalam angket. 7. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu:
19
a. Analisis Awal Pada tahap ini digunakan
perhitungan awal, untuk
tujuan
penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan prosentase. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki dua variabel untuk mengetahui perilaku tawadlu‟ dan perilaku sosial pada siswa. X: Sikap tawadlu‟ siswa terhadap guru Y: Sikap sosial Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : P=
X 100 %
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden (Sugiono, 2010: 250) b. Analisis kedua Analisis lanjutan dalam meneliti subjek penelitian, penulis membaginya ke dalam dua variabel yaitu: Untuk mengetahui hubungan sikap tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan sikap sosial pada siswa MTs Sudirman Jambu, maka penulis mengunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya sebagai berikut :
rxy
(X )(Y ) N 2 (X ) 20 2 (Y ) 2 2 X Y N N XY
terangan: Keterangan: Rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y. XY : Hubungan antara X dan Y. X
: Sikap tawadlu‟ siswa terhadap guru
Y
: Sikap sosial (Arikunto1998:256).
c. Analisis uji hipotesis Isinya untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel. H. SISTEMATIKA PENULISAN SEKRIPSI Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika
hasil penelitian yang secara garis besar dapat
dilihat sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Meliputi: Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Landasan teori, Hipotesis, Metode penelitian, Sistematika penelitian. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Penulis menjabarkan kajian pustaka tentang sikap tawadlu‟ dengan sikap sosial siswa, meliputi: pengertian sikap tawadlu‟, Tahap-tahap membentuk ketawadlu‟an siswa, Penanaman nilai tawadlu‟ pada siswa, pembiasaan praktek ketawalu‟an terhadap guru di sekolah, 21
tujuan ketawadlua‟an, pengertian sikap sosial, aspek sikap sosial, ciri-ciri sikap sosial, fungsi sikap sosial, pembentukan dan perubahan akhlak sikap sosial, Etika sikap terhadap sesama manusia. BAB III: HASIL PENELITIAN Pada bab ini dilaporkan tentang pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, yakni data mengenai tingkat sikap tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan sikap sosial pada siswa MTs Sudirman Jambu tahun 2013/2014. Juga dilaporkan beberapa hal mengenai sumber yang dijadikan sebagai tempat penelitian. BAB IV: ANALISIS DATA Bab ini mengemukakan tentang analisis data penelitian meliputi analisis pendahuluan, analisis lanjutan, dan analisis uji hipotesis. akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase, untuk menjawab pokok masalah pertama dan kedua. Sedangkan untuk menjawab pokok masalah ketiga yaitu ada tidaknya hubungan sikap tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan sikap sosial siswa. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan, dan Rekomendasi. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran lampiran.
22
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Tawadhu` Siswa Terhadap Guru 1. Pengertian Perilaku Tawadlu‟ Siswa Terhadap Guru Sebelum penulis mendefinisikan secara istilah, terlebih dahulu penulis jelaskan dari tiap-tiap kata. Perilaku yang artinya tingkah laku (Poerwodarminta, 2006: 865). Adapun kata tawadlu‟ secara bahasa berasal dari kata wa-dha-„a yang berarti merendahkan (Ahmadi, 2004: 108). Menurut pendapat lain tawadlu‟ berarti rendah hati (Kalali, 1987: 446). Secara istilah tawadlu‟ adalah sikap mental yang selalu merendahkan diri kepada sesama manusia maupun kepada Allah SWT. (HM. Asywadie, 1980: 79). Menurut Wahid Ahmadi adalah sifat merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi yang lebih rendah dari yang semestinya dimiliki. (Ahmadi, 2004: 108). Dengan pengertian ini, sebagaimana penulis telah jelaskan di muka, bahwa pada dasarnya manusia telah dianugerahi religious counsciousness, termasuk termasuk sikap rendah hati. Dan dengan kesadaran
ini,
manusia
harus
senantiasa
mengaktualisasikan
ketawadlu‟annya baik kepada Allah SWT maupun sesama manusia. Jadi yang dimaksud dengan tawadlu‟ terhadap guru adalah sikap rendah hati siswa terhadap guru. Nabi SAW, telah memberikan wasiat dan arahan23
arahan yang baik kepada anak didik di dalam berbakti kepada guru. Hal ini dimaksudkan agar umat manusia mengetahui keutamaan mereka, dan siswa dapat menjalankan hak dan etikanya sebagai seorang pelajar (Tatapangarsa, 1980: 116). Berikut ini wasiat dan arahan Nabi SAW:
ْس َ يَرْ َح ْم َو َكبِي َرنَا يُ َوقِّرْ لَ ْم َم ْن ِمنَّا لَي ص ِغي َرنَا َ “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi ). Sebagai contoh tawadhu‟ seorang murid kepada gurunya, syahdan, terjadi dialog antara dua ulama‟ besar, K.H. Muhammad Hasyim Asy‟ari dengan K.H. Mohammad Cholil gurunya “Dulu saya memang mengajar tuan tapi hari ini saya nyatakan bahwa saya adalah murid tuan” kata Mbah Cholil. Kyai Hasyim menjawab, “Sungguh saya tidak menduga tuan guru akan mengucapkan kata-kata seperti itu, tidaklah tuan guru salah tempat dengan berguru dengan saya? Saya kan murid tuan sendiri sejak dulu hingga sekarang, bahkan akan tetap menjadi murid tuan guru selamalamanya”. Tanpa merasa tersanjung Mbah Cholil tetap dengan niatnya, “ keputusan hati saya sudah mantap tidak dapat ditawar dan diubah lagi, saya akan turut belajar di sini dan berguru kepada tuan”, katanya. Karena sudah hafal dengan watak gurunya, kyai Hasyim tidak bisa berbuat apaapa selain menerimanya sebagai santri, pengajian pada bulan ramadhan di 24
Tebu Ireng pun digelar. Kyai Hasyim bertindak sebagai guru yang membaca kitab Sahih al Bukhari dan Sahih Muslim, Kedua kitab itu memang istiqomah dibacanya setiap tahun, sementara itu Mbah Cholil memosisikan diri sebagai murid yang menyimak seluruh pelajaran gurunya dengan seksama. Mbah Cholil bersama para peserta pengajian yang lain menyejajarkan diri, ia tidak mau diperlakukan istimewa sebab saat itu posisinya adalah murid sama seperti murid yang lain, ia pun duduk di bawah sementara sang guru duduk di atas. Ada peristiwa unik seusai pengajian ketika turun dari masjid keduanya cepat-cepat menuju tempat sandal, mereka berlomba untuk meletakkan sepasang sandal gurunya agar mudah dipakai, keduanya ingin tampak sebagai murid yang menghormati sang guru. Kyai Hasyim ingin menghormati kyai Cholil sebagai gurunya begitu juga kyai Cholil ingin menunjukkan takzim serupa. (Salamullah, 2008: 113-114). Kemudian, akhlak yang ditunjukkan oleh kedua ulama‟ besar tersebut merupakan sikap tawadhu‟ dan suri teladan yang perlu diindahkan oleh setiap murid ketika berhadapan dengan guru. Sang murid atau siswa harus senantiasa menghormati guru sekali ia menjadi siswa dari guru selamanya status itu tidak akan bisa dicopot, dalam kamus kehidupan tidak ada istilah “mantan murid” dan “mantan guru”. 2. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Siswa Terhadap Gurunya a. Menghormati guru 25
Hormatilah gurumu sebagaimana kamu menghormati kedua orang tuamu. Penghormatan seorang siswa kepada guru merupakan salah satu faktor yang menebabkan guru ridla menyampaikan ilmu kepada murid, dengan ridla sang guru, seorang siswa akan mudah menerima
curahan
ilmu
darinya.
(Salamullah,
2008:
116).
Sesungguhnya gurumu sangat lelah mendidikmu, memperbaiki akhlakmu, mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Dia berharap kelak kamu menjadi orang yang berguna dan beretika. Sesungguhya akhlak yang baik itu akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhiratnya di ridloi oleh Allah swt, dicintai keluarga dan semua orang termasuk gurumu, serta kamu akan hidup di antara mereka dengan mulia. Sebaliknya akhlak yang jelek itu akan celaka baik di dunia maupun akherat dan dimurkai Allah swt, dibenci keluargamu dan semua orang termasuk gurumu, serta kamu akan hidup di antara mereka dengan terhina (Siroj, 2009: 39). b. Sopan santun di hadapan guru Ketika guru menyampaikan pelajaran ada tuntunan akhlak yang mesti diindahkan siswa. Di antaranya:
1) Menyimak sepenuh hati dan pikiran.
26
Seorang murid diharuskan mencurahkan konsentrasinya pada saat guru menerangkan. Dengan berkonsentri murid akan mudah menerima setiap pelajaran yang disampaikan sang guru. Lain halnya kalau pikiran murid mengembara. Jangankan menyerap pelajaran ketika ditanya tentang materi yang baru saja diterangkan oleh gurunya mungkin ia “gelagapan”. Selain itu, tatapan matanyapun harus tertuju penuh kepada setiap gerak-gerik guru. Sebab tak jarang ketika menerangkan, guru memeragakan sesuatu. Pemeragaan tersebut bertujuan untuk menunjang penjelasannya, jika murid tidak memerhatikan tentu saja pemahaman yang diperoleh tidak utuh (Salamulloh, 2008: 119). Kita
bisa
belajar
dari
sikap
para
sahabat
dalam
memerhatikan setiap gerak-gerik Rosululloh saw. Contohnya, untuk praktik salat dan wudhu, beliaau memeragakan langsung tata cara wudhu dan salat di depan para sahabat. Tanpa pemeragaan seperti ini tentu para sahabat kesulitan mempraktikkan tata cara shalat dan wudhu dengan benar. 2) Mencatat setiap ilmu yang disampaikan oleh guru. Dengan rajin mencatat setiap ilmu yang didapat bisa “diikat”. Orang-orang bijak berkata, “tulisan adalah pengikat ilmu”.
27
Artinya, dengan dituliskan ilmu dapat terpelihara lebih lama, sehingga dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Mustahil seorang murid bisa menghafal setiap ilmu yang didengarkannya, karena kapasitas daya hafal manusia terbatas. Kemungkinan, ia bisa mengingat satu materi pelajaran dalam tempo beberapa saat saja. Setelah itu, pelajaran tersebut akan terkikis sedikit demi sedikit dari ingatannya. Dengan dituliskan, ilmu dapat terpelihara dengan baik. Sewaktu-waktu dibutuhkan, ia bisa ditelaah kembali. Kalaupun seseorang yang mencatatnya meninggal, ilmu yang sudah ditulis itu masih bisa diwariskan. Siapapun yang membutuhkan, bisa membuka dan mempelajarinya. Hal paling penting bahwa orang orang yang meninggalkan ilmu akan mengecap keberuntungan, yaitu amal jariah. Amal yang pahalanya tak pernah habis kendati yang bersangkutan sudah wafat. Bukankah kita bisa mengetahui peristiwa masalalu karena jasa tulisan! Tanpa ada tulisan, tentu sangat sulit bagi kita mengetahui kisah-kisah masa lampau. Anak cucu kitapun dapat mengetahui kondisi dan situasi saat ini karena tulisan yang kita buat. Masih segar dalam ingatan kita, betapa setelah Rosululloh saw wafat, Khalifah Abu Bakar mengeluarkan sebuah kebijakan 28
kontroversial, yakni membukukan Al qur‟an. Sikap ini jelas dianggap bi‟ah oleh para sahabat lain, karena Rosululloh saw tidak pernah memerintahkan dan melakukan hal itu. Akan tetapi cara pandang
Abu
Bakar
yang
visioner
berhasil
mematahkan
argumentasi mereka. Menurutnya, kemaslahatan umat harus didahulukan. Mengingat banyak para penghafal Al qur‟an yang gugur dimedan perang, membukukan Al qur‟an akan tinggal nama dan tak bisa dinikmati oleh generasi berikutnya. 3) Mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami. Tidak jarang seorang guru menerangkan suatu materi dengan menggunakan istilah yang sulit dipahami. Sebab, mereka bertanggung jawab dalam menyampaikan pengetahuan tersebut kepada generasi berikutnya. Jika pemahaman mereka keliru, tentu generasi berikutnya akan terjebak dalam kesesatan. Karena Rosululloh SAW meneladani setiap pertanyaan para sahabatnya dengan senang. 4) Tidak memaksa guru untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Harus diakui bahwa sebagai manusia, seorang gurupu tidak lepas dari kekurangan, termasuk dalam wilayah keilmuan. Karena itu, tidak semua pertanyaan dari muridnya dapat dijawab dengan baik dan memuaskan.
29
Dalam konteks ini, murid dilarang keras memaksa guru untuk memberikan jawaban yang memuaskan. Sikap seperti ini akan membuat hati guru kurang berkenan. Jika dipaksa menjawab, tidak menutup kemungkinan ia akan memberiakan jawaban yang keliru. Tentu, hal ini bisa menyesatkan senua murid yang mendengarnya. Langkah yang arif adalah memberikan kesempatan pada guru untuk menjawabnya di waktu lain. 5) Berbicara kepada guru dengan santun dan lemah lembut. Sikap ini tidak hanya ditunjukkan setiap murid berada di majelis atau kelas, tapi setiap kali ia berbicara dengan gurunya. Ditinjau dari segi penerapan akhlak, posisi guru dan orang tua harus disejajarkan. Sebab, keduanya telah memberikan jasa besar kepada kita. Orang tua kita telah berjasa membesarkan kita, sementara guru telah berjasa mengenalkan ilmu pengetahuan kepada kita. Jika kita diperhatikan oleh Allah swt untuk bertutur kata lembut kepada orang tua, maka praktik serupa berlaku terhadap guru. Seorang siswa dilarang menggunakan bahasa yang kasar dan menyakitkan hati guru.
6) Tidak membuat kegaduhan di hadapan guru.
30
Ketika guru sedang menjelaskan suatu pelajaran. Siswa dilarang
keras
berisik
atau
membuat
kegaduhan.
Tak
diperkenankan pula ia berbincang dengan teman sebelahnya, karena tindakan tersebut dapat melukai perasaan sang guru. Allah swt pernah menegur segolongan sahabat yang membuat gaduh di hadapan Rosululloh saw:
“
Wahai
orang-orang
yang
beriman!
Janganlah
kamu
meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahal) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari”. (Q.S. Ah Hujurat: 2). Bagaimanapun juga, Rosululloh saw adalah guru para sahabat dan umat islam. Karena itu, setiap suara para sahabat yang bernada tinggi jelas dapat menyinggung perasaan beliau. Teguran ini pun secara tidak langsung ditunjukkan kepada setiap murid atau siswa agar tidak mengeluarkan suaara keras dihadapan sang guru. (Salamulloh, 2008: 119-122). Ada pelajaran yang menarik untuk seorang siswa yang tidak sopan santun terhadap gurunya, dia selalu bertanya ketika gurunya 31
belum selesai menerangkan apa yang diajarkan guru yaitu pelajaran dari kisah bergurunya Nabi Musa A.S. kepada Nabi Khidir A.S. kisah lengkap tentang hal ini disebutkan dalam surat al Kahf ayat 66-82. Setelah menempuh perjalanan sangat jauh dan dengan susah payah, Nabi Musa A.S. berhasil menemukan tempat tinggal Nabi Khidir A.S. Nabi Musa kemudian menyampaikan permohonan supaya diperkenankan berguru kepada Nabi Khidir A.S. “ kamu tidak akan pernah sabar kepadaku”, jawab Nabi Khidir A.S. menyangsikan kesabaran
Nabi Musa a.S. “ sebab, bagaimana
kamu bisa sabar atas sesuatu hal kalau kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”. Nabi Musa A.S. berjanji akan bersabar. “Ingsyaallah saya akan sabar dan tidak akan menentang tuan dalam sesuatu apapun” katanya kepada gurunya. Akhirnya Nabi Musa A. S. Diterima juga sebagai murid Nabi Khidir A.S. tapi dengan syarat yaitu:
“jika kamu mengikuti aku, janganlah kamu bertanya kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkan hal itu kepadamu” (Al Kahfi: 70).
32
Maksudnya bahwa Nabi Musa A.S. tidak boleh bertanya kepada Nabi Khidir A.S. sebelum Nabi Khidir A.S. selesai memberikan pelajaran. Jadi murid atau siswa tidak boleh bertanya sebelum guru selesai memberikan pelajaran. Inilah peraturan perguruan Nabi Khidir A.S. dalam bentuk semacam menurut istilah sekarang study tour atau kuliah kerja. Pertama-tama, Nabi Musa A.S. diajak berlayar dengan naik sebuah perahu milik orang lain. Tiba-tiba Nabi Khidir A.S. merusak bagian tertentu dari perahu itu dengan melobanginya, tindakan gurunya menurut pendapat Nabi Musa A.S. sangat berbahaya bagi seluruh penumpang itu tidak dapat disetujui oleh Nabi Musa A.S. “ mengapa tuan melobangi perahu itu yang akibatnya dapat menenggelamkan semua penumpang? Tuan telah melakukan kesalahan yang besar” katany dengan tidak sabar. Nabi Khidir A.S. memperingatkan “bukankah telah kukatakan, bahwa kamu tidak akan sabar berguru kepadaku?”. Atas kesalahan ini Nabi Musa A.S. minta maaf. Kedua, Nabi Musa diajak melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan ini keduanya berjumpa dengan seorang anak yang sedang bermain-main dengan teman-temannya, Nabi Khidir A.S. menangkap anak itu dan kemudian membunuhnya, tentu saja tindakan gurunya ini mengagetkan Nabi Musa A.S. “mengapa tuan membunuh anak yang masih bersih suci, yang tidak punya dosa 33
karena
membunuh
orang
lain?
Tuan
telah
melakukan
kemungkaran”, kata Nabi Musa A.S. tidak sabar lagi. Seperti kesalahan Nabi Musa A.S. yang pertama sang guru berkata:” bukankah telah kukatakan bahwa kamu tidak akan sabar berguru kepadaku?”. Atas kesalahan kedua ini Nabi Musa A.S. minta maaf lagi dan katanya” kalau sekali lagi saya berbuat salah janganlah saya diperbolehakan melanjutkan berguru kepada tuan”. Ketiga, Nabi Musa A.S. terus diajak melanjutkan perjalanan sehingga sampai disuatu negeri asing , rupanya pejalanan sangat jauh sehingga keduanya payah dan lapar keduanya minta bantuan kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk itu menolak memberi bantuan. Di negeri itu ada dinding rumah yang rusak hampir roboh, tahu akan hal ini segera Nabi Khidir A.S. memperbaikinya. Dalm keadaan lapar dan dahaga dan tidak ada orang yang mau memberi makanan tentu saja Nabi Musa A.S. berkata:” kalau tuan mau, tentulah tuan dapat minta upah dari perbaikan dinding itu”. Dengan kata-kata ini berarti Nabi Musa A.S. telah berbuat salah lagi, dengan demikian Nabi Musa A.S. tidak mematuhi peraturan perguruan Nabi Khidiri, Nabi Musa A.S. melakukan pelanggaran sampai tiga kali, karena itu Nabi Khidir A.S. memutuskan:
34
“inilah perpisahan antara saya dengan kamu, akan saya terangkan kepadamu pengertian pelajaran yang tidak bisa kamu sabarkan tadi”. (Al Kahfi: 78). Jadi karena 3 kali pelanggaran diperbuat oleh Nabi Musa A.S. rupanya Nabi Musa A.S. dinilaioleh Nabi Khidir A.S. sebagai murid yang indisipliner, sehingga terpaksa ia dikeluarkan dari perguruan Nabi Khidir A.S. sesuai dengan permintaan Nabi Musa A.S. sendiri. Tetapi sebelum berpisah Nabi Khidir menerangkan pengertian 3 macam pelajaran yang diberikan itu: a) Tentang perahu yang dilobangi. Perahu itu adalah milik nelayan-nelayan miskin, modal satu-satunya bagi mereka. Tetapi negeri tempat tinggal nelayannelayan itu dikuasai oleh seorang raja lalim. Yang suka merampas perahu atau sampan yang kelihatan kuat dan baik. “itulah sebabnya saya sengaja merusak bagian tertentu dari perahu itu supaya selamat dari rampasan raja yang lalim tersebut”. Kata Nabi Khidir A.S. dengan begitu apa yang dilakukan
Nabi
Khidir
A.S.
semata-semata
untuk
menyelamatkan hak milik para nelayan yang miskin itu. b) Tentang anak yang dibunuh. Anak itu adalah anak jahat, sedangkan kedua orang tuanya adalah orang mukmin.”saya khawatir, kalau anak itu nantinya 35
akan memaksa ibu bapaknya kepada kesesatan dan kekafiran”, katanya. “itulah sebabnya saya membunuh anak itu supaya ibu dan bapaknya selamat dari pemaksaan anaknya kepada kekafiran”. c) Tentang dinding rumah yang diperbaiki. Rumah itu milik dua orang anak yatim, yang di bawah dindingnya yang hampir roboh itu tersimpan harta pusaka dari ayahnya yang sholeh. Tuhan menghendaki supaya harta pusaka itu selamat, sehingga kedua orang anak yatim itu menjadi dewasa dan mengeluarkan sendiri harta simpanannya. Itulah sebabnya dinding rumah yang hampir roboh itu perlu diperbaiki, sekalipun penduduk negerinya ialah orang-orang yang tidak menghormati tamu. Demikian penjelasan Nabi Khidir A.S. atas 3 pelajaran yang diberikan kepada Nabi Musa A.S. Kisah bergurunya Nabi Musa A.S. kepada Nabi Khidir A.S. ini memberikan pelajaran bagi kita, bahwa bertanya kepada guru harus tahu peraturan harus tahu kesopanan ketika guru menerangkan pelajaran, tidak boleh bertanya disembarang waktu sebab hal ini dapt mengganggu jalannya pelajaran. Jadi soal bertanya kepada guru saja, harus dilakukan dengan cara yang baik tepat waktunya dan sopan. Apalagi kalau siswa sampai memukul gurunya, mengancam, menghiina atau 36
melakukan
perbuatan-perbuatan
tidak
senonoh
lainnya.
Perbuatan-perbuatan ini tentulah lebih tidak dapt dibenarkan lagi. (Tatapangarsa, 1991: 119-122). B. Pengertian Perilaku Sosial Siswa 1. Perilaku Sosial Perilaku sosial, penulis memberikan pengertian perilaku sosial berasal dari kata perilaku yang artinya tingkah laku dan sosial mempunyai arti segala sesuatu untuk kepentingan umum (Poerwodarminta, 2006: 1141). Perilaku sosial mempunyai arti tingkah laku yang menunjukkan peduli terhadap kepentingan umum. Sikap dikaitkan dengan perilaku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sikap akan memberikaan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan seseorang (Walgito, 1990: 106). Karena dengan mengetahui sikap seseorang dapat menduga bagaimana respons atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya. Jadi dengan mengetahui sikap seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang bersangkutan. 2. Aspek Perilaku Sosial a. Tiap-tiap sikap mempunyai 3 macam aspek, yaitu: (Ahmadi, 1975: 4647) 37
1) Aspek kognitif: yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran. Ini berati berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapa-harapan individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu. 2) Aspek afektif: berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada obyek-obyek tertentu. 3) Aspek konatif: berwujud proses tendensi/kecendrungan untuk berbuat
sesuatu
obyek,
misalnya:
kecendrungan
memberi
pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya (Ahmadi,1999: 162).
3. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri dan ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain dan perhatian dari seorang ibu untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, makanan, minuman, dan sebagainya (Gerungan, 1996:24). Manusia dalam interaksi sosialnya dapat merealisasikan kehidupanya secara individu, karena tanpa timbal balik dalam interaksi sosial manusia tidak dapat merealisasikan kemungkinan-kemungkinan dan potensinya 38
sebagai individu. Pada dasarnya pribadi manusia tidak sanggup hidup sendiri tanpa lingkungan psikis atau rohaninya, manusia membutuhkan perlindungan dan dorongan dari orang lain atau lingkungan. Kehidupan manusia memerlukan perilaku sosial yang melekat dalam dirinya. Perilaku sosial terdiri dari perilaku sosial dalam lingkungan keluarga dan perilaku sosial dalam lingkungan masyarakat. a. Lingkungan keluarga 1) Bersikap baik dan menghormati kepada orang tua dan anggota keluarga lain yaitu, menghargai serta mendengarkan nasehat dan melaksanakan apa yang diperintahkan. 2) Kasih sayang terhadap orang tua dan anggota keluarga lain yaitu, membuat rasa aman dan menyenangkan dalam keluarga, karena dengan rasa kasih sayang akan menimbulkan rasa saling memiliki antara keluarga satau dan keluarga lainya. b. Lingkungan masyarakat 1) Rasa kasih sayang terhadap sesama. Bergaul dan berhubungan dengan orang lain dilingkungan keluarga maupun masyarakat dilakukan dengan kasih sayang, saling menghormati dan menghargai. 2) Menumbuhkan rasa aman terhadap sesama
39
Menjadikan orang lain berada di dekat kita merasa tentram. Tidak terdapat ancaman dan kecurigaan terhadap orang lain. Selalu membuat keadaan yang damai sejahtera. 3) Toleransi Bersikap menerima dan menghargai sesuatu yang bertentangan atau yang berbeda sperti perbedaan dalam memeluk agama. 4) Menghargai dan menghormati orang lain Yaitu menghargai dan menghormati orang lain secara wajar, baik dalam forum formal maupun nonformal. Bertingkah laku yang baik sehingga tidak mengganggu orang lain. 5) Memiliki rasa tolong-menolong Sebagai makhluk manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mau saling membantu sesamanya, baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. 6) Tenggang rasa terhadap sesama Yaitu bersikap selalu menjaga perasaan orang lain dalam aktifitasnya sehari-hari (Ahmadi, 2000:34). 4. Konsep-Konsep Dasar Perilaku Sosial
40
Teori ini diajukan oleh Sarnoff (1960). Materi teori ini menyangkut sikap (attitude) yang diterangkan berdasarkan mekanisme pertahanan ego. Menurut Saroff, di antara berbagai sikap yang ditunjjukkan oleh manusia. a. Motif adalah: suatu rangsang yang menimbulkan ketegangan (tension) dan
ketegangan
itu
mendorongorang
yang
bersangkutan
untuk
meredakannya. b. Konflik adalah: jika ada dua motif yang bekerja pada satu saat yang sama, maka akan timbullah konflik.
Batasan ini didasarkan pada
anggapan yang dikemukakan Sarnoff bahwa setiap individu hanya dapat melayani satu motif pada satu saat. Jika konflik ini tidak terpecahkan, maka konflik tersebut bisa berlarut-larut dan individu yang bersangkutan bisa menjadi korban dari motifnya sendiri yang saling berhubungan. c. Pertahanan ego adalah: jika individu menghadapi rangsang atau situasi yang berbahaya, maka ego akan terancam. Ancaman bahaya ini akan menimbulkan motif takut kepada individu yang bersangkutan. Kalo motif takut ini sudah tidak dapat ditolerir lebih lanjut dan orang yang bersangkutan tidak dapat melepaskan diri dari objek yang ditakuti itu maka ia akan mempertahankan egonya. Respon mempertahankan atau melindungi ego ini disebut “pertahanan ego” (Wirawan Sarwono, 2011: 160-162). 5. Ciri-Ciri Perilaku Sosial a. Sikap itu dipelajari (learnability)
41
Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya. Misalnya: lapar, haus, adalah motif psikologi yang tidak dipelajari sedangkan pilihan kepada makanan Eropa adalah sikap.
b. Memiliki kestabilan (Stability) Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil, melalui pengalaman. Misalnya: perasaan like dan dislike terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang-ulang atau memiliki frekuensi yang tinggi. c. Personal-societal significance Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini akan sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas dan favorable. d. Berisi cognisi dan affeksi Komponen cognisi dari pada sikap adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: obyek itu dirasakan menyenagkan atau tidak menyenangkan. 6. Fungsi Perilaku Sosial a. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru karena itu sesuatu golongan yang
mendasarkan
atas
kepentingan 42
bersama
dan
pengalaman
bersamabiasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu obyek. b. Sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antar perangsang dan reaksi tak ada pertimbangan, tetapi pada anak dewasa dan yang sudah lanjut usianya perangsang itu pada umumnya tdak diberi reaksi secara spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. c. Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalamanpengalaman dari duni luar sikapnya tidak pasif, tetapi deterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. d. Sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan kepribadian seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah berpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu, sedikit bayak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi. 7. Pembentukan Dan Perubahan Perilaku Sosial Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal 43
ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra putrinya.sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagai anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Adapun faktor yang menyebabkan perubahan sikap sosial di antaranya: a. Faktor intern yaitu: faktor yang terdapat daalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. b. Faktor ekstern yaitu: faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya: interkasi antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti: surat kabar, raadio, telvisi, majalah dan sebagainya (Ahmadi, 1999: 170-178). 8. Perilaku Sosial Yang ditunjukkan Siswa a. Ukhuwah (Friendship) Ukhuwah (persaudaraan) adalah semangat persaudaraan universal di antara sesama manusia yang memiliki keragaman budaya (agama, bahasa, dan adat istiadat), peradaban, suku bangsa, bahasa dan politik. Keragaman itu sudah merupakan keharusan universal dan merupakan hazanah kehidupan manusia yang sangat indah dan menakjubkan.
44
Dalam Al-Qur‟an dikatakan semangat persaudaraan itu memiliki makna tindakan positif dan negatif. Makna tindakan positif berupa keharusan
untuk
saling
mengenal,
saling
menghargai,
saling
menghormati, saling menolong dalam kebajikan dan taqwa, saling mendo‟akan, dan saling belajar. Sedang makna tindakan negatinya adalah tidak saling menghina, saling mengejek, mengadu domba, memfitnah, menggunjing, bayak berprasangka, suka mencari-cari kesalahan orang lain, dan suka mengumpat. b. Tawadlu’ (rendah hati) Tawdlu (rendah hati lawannya adalah tinggi hati atau sombong atau takabur. Tinggi hati adalah sikap membanggakan simbol-simbol kemuliaan dunia yang dimiliki (kekuasaan, harta, jabatan, kecantikan, dan keturunan) terhadap orang lain yang lebih rendah dan sebaliknya merendahkan diri terhadap orang lain yang lebih tinggi simbol-simbol kemuliaan dunianya. Sikap rendah hati berasal dari ketundukan kepada yang haq darimanapun datangnya dan bukan ketundukan karena silau terhadap dunia. Sikap rendah hati timbul karena keinsyafan bahwa segala kemuliaan (kekuasaan, harta dan jabatan) hakekatnya adalah milik Allah maka tidak sepantasnya manusia “mengklaim” kemuliaan itu kecuali dengan prilaku dan karya yang baik. c. MuSAWah (egalitarianism)
45
Pandangan bahwa semua manusia itu sama (equality) dan sederajat (equivalent) dalam harkat dan martabatnya tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan ataupun kesukuannya. Tinggi rendah manusia hanya ada dalam pandangan Tuhan berdasarkan kadar taqwanya dan yang lebih tahu kadar taqwa seseorang. Pandangan tentang persamaan ini juga memberikan dampak pada sikap seseorang untuk bersikap rendah hati kepada orang lain dan sebaliknya mengikis sikap takabur dan sok kuasa atau sok kaya. Kedudukan, kekayaan, kepintaran dan kecantikan (ketampanan) dimata manusia pada umumnya dipandang sebagai variabel derajat dan kemuliaan seseorang, akan tetapi dimata Tuhan semua itu adalah sebagai amanah dan sekaligus ujian.
d. Husn-u’zh-zhan Husn-u’zh-zhan (positive thinking,respect for each other) adalah pandangan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah kecendrungan baik (hanif), makhluk yang paling mulia dan paling potensial diantara ciptaan Tuhan dan paling dipercaya Yuhan untuk mengelola alam semesta ini. Kebalikan dari husn-u’zh-zhan yaitu su-u’zh-zhan yaitu pandangan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah berkecendrungan jahat yang harus diwaspadai/dicurigai (Tobroni, 2012: 184-188). Dalam hubungan kemanusiaan sikap husn-u‟zh-zhanmendasarkan diri pada sikap saling percaya (trust), saling menghormati, saling tukar 46
informasi dan saling menasehati. Dalam kehidupan bersama akan melahirkan sikap percaya pada diri sendiri, sikap prakarsa, kreatif dan inovatif, rasa tanggung jawab, sikap mengontrol diri sendiri dan pada gilirannya akan melahirkan kemandirian dan keberdayaan. C. Hubungan Perilaku Tawadlu‟ Siswa Terhadap Guru Dengan Perilaku Sosial Siswa Dalam proses belajar mengajar selalu membicarakan interaksi antara siswa dan guru, yang mana antara satu dengan yang lain saling mempengaruhi, siswa memang menaruh perhatian yang sangat besar terhadap gurunya. Sosok seorang siswa dalam pandangan guru adalah merupakan sosok yang diperhatikan dari segi ketawadlu‟an, kesopanan, tingkah laku, sampai penampilan, sehingga guru mengenal siswa yang bersikap baik dan selalu tawadlu‟ terhadap gurunya. Kemudian siswa yang memiliki sikap tawadlu‟ akan berperilaku sopan dan santun, bertutur kata lemah lembut, mengikuti perkataan dan perbuatan yang baik kepada guru. Karena guru adalah orang yang sepatutnya ditiru. Sebagai peserta didik siswa merupakan generasi yang dianganangankan orang tua, guru, ataupun masyarakat agar menjadi orang yang bermanfaat dan bersikap baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Selain itu seseorang yang memiliki sikap tawadlu‟ akan lebih mampu memahami betapa besar nikmat Allah SWT berikan sehingga tidak akan merasa sombong dan senantiasa bersyukur serta
47
akan timbul rasa simpati dari pihak lain sehingga akan mempererat tali silaturrahim antar sesama (http://ibnumajjah.wordpress.com) Maka dari itu dengan adanya perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dapat memperlancar proses belajar mengajar, sebab apabila siswa yang tawadlu‟ terhadap guru akan mempengaruhi perilaku maupun sikap sosial siswa tersebut.
48
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum 1. Sejarah berdirinya MTs Sudirman Jambu Letak geografis MTs Sudirman sekitar Bedono kecamatan Jambu merupakan daerah agraris yang subur. Sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani dan buruh perkebunan atau perusahaan. Agama masyarakat mayoritas Islam, tetapi jumlah pengasuh atau kyai yang mengajar agama tidak mencukupi kebutuhan. Padahal hasrat dan kemauan masyarakat untuk mendapatkan pelajaran agama Islam sangat tinggi. Oleh karena itu pada tahun 1949 didirikan Madrasah Diniyah bertempat rumah bekas Belanda (tuan Week) yang sekarang adalah kantor Desa Bedono. Didirikannya Madrasah Tsanawiyah di desa Bedono berawal dari prakarsa beberapa tokoh muslim yang dipelopori oleh Suma‟at. Pada awalnya dirintis MWB (Madrasah Wajib Belajar) yang sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah gedung MWB sangat sederhana yang dibangun dengan kayu dan bambu, didirikan di atas tanah wakaf. Status tanah wakaf yang tidak disertai bukti hitam di atas putih selanjutnya menjadi sengketa bagi ahli waris, akhirnya Yayasan Islam menyerahkan tanah tersebut. Perkembangan Yayasan Islam selanjutnya mendirikan Madrasah lanjutan yang kemudian PGA 4 tahun (Pendidikan 49
Guru Agama 4 tahun). PGA yang statusnya tidak menentu beralih status menjadi Tsanawiyah Yayasan Islamic Certre Sudirman GUPPI yang berpusat di Ambarawa. Yayasan pendidikan Islam di Bedono berhasil membebaskan tanah yang kurang lebih luasnya sekitar 1000 m². Harapan baru bagi perkembangan pendidikan Islam semakin terbuka, setelah MTs Sudirman Bedono Jambu mengikuti ujian di MTs negeri di bawah naungan Depag. SKB 3 menteri 24 Maret 1975 yang membolehkan lulusan MTs untuk melanjutkan ke SLTA. Demikian sekilas sejarah berdirinya MTs Sudirman Jambu. 2. Letak geografis a. Lokasi Jalan/Dusun
: Sutoyo no 59/Wawar Lor
Kelurahan
: Bedono
Kecamatan
: Jambu
Kode pos
: 50663
Alamat surat
: Jalan Sutoyo no 59 Desa Bedono Kecamatan
Jambu, Kabupaten Semarang Telepon/ Hp
: 085641111499
Email
:
[email protected]
Kepala Sekolah : Drs. Miftah b. Keadaan lingkungan
50
MTs Sudirman Jambu yang terletak di dusun Wawar Lor desa Bedono kecamatan Jambu, kabupaten Semarang lokasinya berada di tengah perkampungan penduduk dan pemandangan gunung kelir yang indah merupakan kelebihan dari MTs Sudirman Jambu. Jalur menuju MTs Sudirman Jambu cukup mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun dengan kendaraan pribadi. Apalagi naik kendaraan umum dapat turun di depan Rumah Makan Rahayu dan berjalan sekitar 300 meter masuk ke dalam. 3. Visi dan misi a. Visi Menjadi madrasah berkarakter unggul dan kompetitif dalam IMTAQ dan IPTEK. b. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan sesui dengan system pendidikan Nasional. 2) Menyelenggarakan pendidikan yang dilandasi nilai keislaman serta karakter budaya bangsa. 3) Melaksakan
peningkatan
kompetensi
tenaga
pendidik
dan
kependidikan sesui dengan standar Pendidikan Nasional. 4) Melaksanakan pembelajaran sesui standar. 5) Melaksanakan
pengembangan
institusi
berdasar
peningkatan mutu berbasis Madrasah (MPMBM).
51
manajemen
6) Meningkatkan budaya hidup sehat untuk mewujudkan generasi yang kompetitif. 7) Mewujudkan lulusan yang berakhlakul karimah, berkualitas, dan berwawasan global. 4. Tata tertib siswa Di MTs Sudirman Jambu, tata tertib siswa menggunakan sistem skor pelanggaran dengan menggunakan skor terendah 5 dan skor tertingginya adalah 150. Di samping guru BK, guru matapelajaran berhak memberikan skor pelanggaran kepada siswa. Pemberian skor pelanggaran diakumulasikan terus sampai siswa lulus. Bagi siswa yang jumlah skor pelanggarannya sebanyak 30-40 akan mendapatkan peringatan lisan pertama, dan jika jumlah skor mencapai 5074 siswa akan mendapatkan peringatan lisan kedua dan pernyataan tertulis siswa. Jika jumlah skor pelanggarannya mencapai 75-99 akan mendapatkan peringatan terakhir yang diketahui orang tua. Jika skor pelanggarannya mencapai 100-124 siswa tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran selama tiga hari. Dan apabila skor pelanggarannya mencapai 125-145 siswa tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran selama enam hari. Sedangkan bagi siswa yang jumlah skor pelanggarannya mencapai 150 siswa akan dikembalikan kepada orang tua (dikeluarkan). Demikian juga bagi siswa yang mencemarkan nama baik sekolah (melakukan tindakan kriminal, hamil, membawa/memakai/mengedarkan minuman keras dan narkoba). 52
5. Struktur organisasi sekolah Struktur Organisasi MTs Sudirman Jambu KETUA YAYASAN
PELINDUNG
KEPALA MADRASAH
DEWAN KOMITE
KEPALA DESA
DRS. MIFTAH
H. KAHONO
WAKA KURIKULUM
WAKA KESISWAAN
UMI IKMAL, S.Pd.I
HARSIH WIDAWATI, S. Pd.I
WALI KELAS 7
WALI KELAS 8
WALI KELAS 9
SUPARMAN, S.Pd.I
AHMAD MUHAIMIN, S.Ag
RUPINANINGSIH, S.Pd
SISWA MTs SUDIRMAN JAMBU
PENJAGA SEKOLAH BUDIYONO
MASYARAKAT SEKITAR
6. Sarana dan prasarana a. Ruang kepala sekolah Di ruangan kepala sekolah terdapat fasilitas-fasilitas yang lengkap seperti kamar mandi dalam, almari, sofa, dan dari segi tata
53
ruangan memiliki gaya yang elegan. Ruangan kepala sekolah ini bersebelahan dengan laboratarium komputer. b. Ruang guru Di ruangan ini terdapat beberapa fasilitas seperti komputer, televisi, meja dan kursi guru, almari, papan kalender pendidikan, printer, pengeras suara, kipas angin, jam dinding, dan loker guru. c. Ruangan tata usaha Di ruangan ini terdapat kursi, almari, mesin ketik, meja dan loket pembayaran yang digunakan siswa saat pembayaran. d. Ruang BP/BK Ruangan BP ini terletak di sebelah ruang guru. Di ruangan ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk menangani siswa-siswa yang bermasalah dan juga bisa digunakan untuk membantu layanan koseling bagi siswa. Di dalam ruangan ini terdapat almari, meja dan kursi, papan organisasi BP/BK.
e. Ruang perpustakaan Fasilitas yang terdapat di ruangan ini adalah ruang gudang, almari yang tertata rapi yaitu buku fiksi maupun non fiksi, tabloid, buku referensi,
globe.
Setiap pelajaran masing-masing
meminjam buku paket di perpustakaan untuk pembelajaran. f. Ruang praktik komputer 54
guru
Ruang ini dipakai untuk tempat praktik komputer para siswa. Di ruangan ini terdapat 10 komputer, meja, kursi dan papan tulis untuk media pembelajaran saat praktik di ruangan tersaebut. g. Ruang kelas Fasilitas yang terdapat di dalam kelas yaitu papan tulis, kapur tulis, penghapus, mading, struktur administrasi kelas, dan meja kursi. Terdapat 3 ruang kelas untuk kelas VII, VIII, IX. h. Ruang UKS Ruangan ini terletak di sebelah ruang OSIS dan ruang OR. Ruangan ini digunakan untuk merawat siswa yang sakit. Fasilitas yang ada dalam ruangan ini antara lain kasur, almari, kursi dan kotak obat. i. Ruang OR Ruangan ini dipakai untuk ganti baju para siswa perempuan saat mau berolahraga. Dan dalam ruanganini terdapat peralatan olahraga.
j. Ruang koperasi Dalam ruangan ini menediakan berbagai macam makanan kecil untuk siswa dan berbagai keperluan alat tulis siswa. k.
Ruang tamu Ruangan ini dipergunakan untuk menerima tamu yang datang.
l. Gudang 55
Ruangan ini dipergunakan untuk menyimpan peralatan musik. Marching Band yang digunakan untuk kegiatan ekstra kurikuler paara siswa. m. Lapangan Lapangan terdiri atas dua yaitu: 1) Lapangan yang di tengah Biasanya digunakan untuk tempat upacara dan olahraga bulu tangkis, senam pagi dan kegiatan pramuka. 2) Lapangan yang di belakang sekolah di atas rumah penduduk terdapat lapangan bola volly, untuk sepak bola biasanya di lapangan desa kira-kira 500 m dari sekolah. n. Kantin Kantin sekolah terletak di belakang sekolah. Terdapat 1 kantin di sekolah ini.
o. Kamar mandi Terdapat dua kamar mandi untuk para guru, dan satu kamar mandi untuk siswa perempuan dan dua lagi untuk siswa laki-laki. p. Musholla Terdapat satu musholla yang digunakan untuk kegiatan keagamaan guru maupun siswa. 7. Keadaan tenaga pengajar dan karyawan Tabel 1 56
Daftar guru dan karyawan No
Nama
Jabatan
1.
Drs. Miftah
Kepala Sekolah
2.
Harsih Widawati, S.Pd.I
Wakil Kepala Sekolah
3.
Nur Sahid
Waka Sarpras
4.
Umi Ikmal, S.Pd.I
Waka Kurikulum
5.
Ahmad Muhaimin
Waka Kesiswaan
6.
Suparman, S.Pd.I
Kepala Lab. Perpus
7.
Hariyani, S.Pd
Guru
8.
Rupinaningsih, S,Pd
Guru
9.
Widiyawati, S.Pd
Guru
10.
Sidiq Amro
Guru
11.
Khoirul Mawahib
Kepala Lab. Komputer
8. Keadaan siswa a. Jumlah rombongan belajar
: 3 kelas
b. Jumlah siswa
: 75 siswa Tabel 2 Jumlah siswa
No
Kelas
L
P
Jumlah
1.
VII
17
8
25
2.
VIII
16
12
28
3.
XI
14
8
22
57
B. Penyajian data Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan angket yang dijawab oleh siswa guna mengetahui sikap tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan sikap sosial siswa, yang penulis teliti adalah semua siswa di MTs Sudirman Jambu dengan jumlah 75 siswa. Berdasarkan observasi dan pengambilan data yang telah dilakukan peneliti pada hari Jum‟at, 24 januari 2014. Berikut ini akan penulis sajikan daftar nama siswa MTs Sudirman Jambu 2013-2014. 1. Data responden Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa MTs Sudirman Jambu 2013-2014.
Tabel 3 Daftar Nama Responden MTs Sudirman Jambu No
Nama
Kelas
1.
Ahmad Dani
7
2.
Ahmad Fatoni
7
3.
Ardiansyah
7
4.
Arga Tri Ananda Putra
7
5.
Aprilia
7
6.
Deni Haryadi
7
7.
Dodi Medika
7 58
8.
Edi Saputra
7
9.
Farah Fadhlilatuz Zahra
7
10.
Guscahyo
7
11.
Lukman Hakim
7
12.
Mawar Zahroturrofiah
7
13.
Muhammad Afwan Abdillah
7
14.
Muhammad Joni
7
15.
Naufal Ali
7
16.
Nur Ngaeni
7
17.
Riska Dea Wulandari
7
18.
Sabilla Hidayati
7
19.
Siti Yulaikhah
7
20.
Wreda Riski Ila Nur Mubin
7
21.
Yuli Kurniawati
7
22.
Zuli Astuti
7
23.
Alvirina
8
24.
Agung Triyatno
8
25.
Ahmad Tahzudin
8
26.
Aris Daryanto
8
27.
Bagus Bahri Ahmad Sakti
8
28.
Candra Putra Utama
8
29.
Catur Juni Prasetyo
8
30.
Diyan Rina
8
31.
Fuji Islamiyatun
8
32.
Galih Yulianto
8
33.
Galuh Damayanti
8 59
34.
Heni Diani
8
35.
Inayah Rizki Toyibah
8
36.
Isfa‟un Anifah
8
37.
Jefri Setiawan
8
38.
Muhammad Fajar Pratama
8
39.
Muhammad Ibnu Rusdan Sa‟aha
8
40.
Muhammad Habiburrohman
8
41.
Riski Adriyani
8
42.
Salma Al Zahra
8
43.
Samsul Ma‟arif
8
44.
Slamet Wiratno
8
45.
Sri Nur Dwi Hastuti
8
46.
Wahyu Tri Utami
8
47.
Yahya Nawawi
8
48.
Zelzi Agustina E.
8
49.
Nur Rohman Afandi
8
50.
Indra Setiawan
8
51.
Afizi Afrida
9
52.
Ananto Nugroho
9
53.
Andri Prasetya
9
54.
Anita Sari
9
55.
Apit Nur Khamdani
9
56.
Atmiyasih
9
57.
Deni Kurniawan
9
58.
Fitriyono
9
59.
Erlining Fatimah
9 60
60.
Muhammad Muhaimin
9
61.
Okky Indratmaka
9
62
Riski Surya Febriawan
9
63.
Rizki Tri Djodjaga
9
64.
Syaiful Mujib
9
65.
Siswati
9
66.
Siti Rodiyah
9
67.
Sobri
9
68.
Wahyu Oktavianto
9
69.
Wiwit Widawanti
9
70.
Zainun Muttaqin
9
71.
Yunita
9
72.
Farhan Asrori
7
73.
Riyadis safirin
7
74.
Imam syafawi
7
75.
Azro‟i
7
2. Hasil penelitian Tabel 4 Skor Data Hasil Jawaban tentang Perilaku Tawadlu‟ Siswa terhadap Guru
No
Nama Responden
Jumlah
1.
Ahmad Dani
29
2.
Ahmad Fatoni
25 61
3.
Ardiansyah
22
4.
Arga Tri Ananda Putra
19
5.
Aprilia
22
6.
Deni Haryadi
28
7.
Dodi Medika
25
8.
Edi Saputra
22
9.
Farah Fadhlilatuz Zahra
30
10.
Guscahyo
23
11.
Lukman Hakim
28
12.
Mawar Zahroturrofiah
28
13.
Muhammad Afwan Abdillah
28
14.
Muhammad Joni
17
15.
Naufal Ali
26
16.
Nur Ngaeni
26
17.
Riska Dea Wulandari
26
18.
Sabilla Hidayati
29
19.
Siti Yulaikhah
28
20.
Wreda Riski Ila Nur Mubin
27
21.
Yuli Kurniawati
26
22.
Zuli Astuti
29
23.
Alvirina
24
62
24.
Agung Triyatno
24
25.
Ahmad Tahzudin
23
26.
Aris Daryanto
20
27.
Bagus Bahri Ahmad Sakti
29
28.
Candra Putra Utama
26
29.
Catur Juni Prasetyo
25
30.
Diyan Rina
26
31.
Fuji Islamiyatun
23
32.
Galih Yulianto
29
33.
Galuh Damayanti
28
34.
Heni Diani
28
35.
Inayah Rizki Toyibah
25
36.
Isfa‟un Anifah
22
37.
Jefri Setiawan
26
38.
Muhammad Fajar Pratama
24
39.
Muhammad Ibnu Rusdan Sa‟aha
29
40.
Muhammad Habiburrohman
25
41.
Riski Adriyani
22
42.
Salma Al Zahra
19
43.
Samsul Ma‟arif
22
44.
Slamet Wiratno
28
63
45.
Sri Nur Dwi Hastuti
25
46.
Wahyu Tri Utami
22
47.
Yahya Nawawi
30
48.
Zelzi Agustina E.
23
49.
Nur Rohman Afandi
28
50.
Indra Setiawan
28
51.
Afizi Afrida
28
52.
Ananto Nugroho
17
53.
Andri Prasetya
26
54.
Anita Sari
26
55.
Apit Nur Khamdani
26
56.
Atmiyasih
29
57.
Deni Kurniawan
28
58.
Fitriyono
27
59.
Erlining Fatimah
26
60.
Muhammad Muhaimin
29
61.
Okky Indratmaka
24
62
Riski Surya Febriawan
24
63.
Rizki Tri Djodjaga
23
64.
Syaiful Mujib
20
65.
Siswati
29
64
66.
Siti Rodiyah
26
67.
Sobri
25
68.
Wahyu Oktavianto
26
69.
Wiwit Widawanti
23
70.
Zainun Muttaqin
29
71.
Yunita
28
72.
Farhan Asrori
28
73.
Riyadis safirin
25
74.
Imam syafawi
22
75.
Azro‟i
26
Tabel 5 Skor Data Hasil Jawaban tentang Perilaku Sosial Siswa
No
Nama Responden
Jumlah
1.
Ahmad Dani
29
2.
Ahmad Fatoni
25
3.
Ardiansyah
22
4.
Arga Tri Ananda Putra
19
5.
Aprilia
22
6.
Deni Haryadi
28
7.
Dodi Medika
25
65
8.
Edi Saputra
22
9.
Farah Fadhlilatuz Zahra
30
10.
Guscahyo
23
11.
Lukman Hakim
28
12.
Mawar Zahroturrofiah
28
13.
Muhammad Afwan Abdillah
28
14.
Muhammad Joni
17
15.
Naufal Ali
26
16.
Nur Ngaeni
26
17.
Riska Dea Wulandari
26
18.
Sabilla Hidayati
29
19.
Siti Yulaikhah
28
20.
Wreda Riski Ila Nur Mubin
27
21.
Yuli Kurniawati
26
22.
Zuli Astuti
29
23.
Alvirina
24
24.
Agung Triyatno
24
25.
Ahmad Tahzudin
23
26.
Aris Daryanto
20
27.
Bagus Bahri Ahmad Sakti
29
28.
Candra Putra Utama
26
66
29.
Catur Juni Prasetyo
25
30.
Diyan Rina
26
31.
Fuji Islamiyatun
23
32.
Galih Yulianto
29
33.
Galuh Damayanti
28
34.
Heni Diani
28
35.
Inayah Rizki Toyibah
25
36.
Isfa‟un Anifah
22
37.
Jefri Setiawan
26
38.
Muhammad Fajar Pratama
24
39.
Muhammad Ibnu Rusdan Sa‟aha
29
40.
Muhammad Habiburrohman
25
41.
Riski Adriyani
22
42.
Salma Al Zahra
19
43.
Samsul Ma‟arif
22
44.
Slamet Wiratno
28
45.
Sri Nur Dwi Hastuti
25
46.
Wahyu Tri Utami
22
47.
Yahya Nawawi
30
48.
Zelzi Agustina E.
23
49.
Nur Rohman Afandi
28
67
50.
Indra Setiawan
28
51.
Afizi Afrida
28
52.
Ananto Nugroho
17
53.
Andri Prasetya
26
54.
Anita Sari
26
55.
Apit Nur Khamdani
26
56.
Atmiyasih
29
57.
Deni Kurniawan
28
58.
Fitriyono
27
59.
Erlining Fatimah
26
60.
Muhammad Muhaimin
29
61.
Okky Indratmaka
24
62
Riski Surya Febriawan
24
63.
Rizki Tri Djodjaga
23
64.
Syaiful Mujib
20
65.
Siswati
29
66.
Siti Rodiyah
26
67.
Sobri
25
68.
Wahyu Oktavianto
26
69.
Wiwit Widawanti
23
70.
Zainun Muttaqin
29
68
71.
Yunita
28
72.
Farhan Asrori
28
73.
Riyadis safirin
25
74.
Imam syafawi
22
75.
Azro‟i
26
69
BAB IV ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjutnya adalah menganalisis data. Adapun yang akan penulis analisis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui ketawadlu‟an terhadap guru pada siswa MTs Sudirman Jambu tahun 2013/2014? 2. Untuk mengetahui perilaku sosial pada siswa MTs Sudirman Jambu tahun 2013/2014? 3. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan perilaku sosial pada siswa MTs Sudirman Jambu tahun 2013/2014? A. Analisis Pertama Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya akan melakukan analisis data dari tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: 1.
Analisis Perilaku Tawadlu‟ Siswa terhadap Guru Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam angket yang terdiri dari 10 soal yang masing-masing ada alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1
70
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru.
Nilai
yang
diperoleh
kemudian
diklasifikasikan
untuk
mengkriteriakan ketawadlu‟an siswa di MTs Sudirman Jambu. Mencari lebar interval digunakan untuk menentukan taraf signifikasi tentang perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru di MTs Sudirman Jambu dengan kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Adapau rumus yang digunakan untuk menetukan interval adalah sebagai berikut : i
=
R K
Keterangan : I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R
= H–L+1
H
= Jumlah nilai tertinggi dari jawaban responden = 30
71
L
= Jumlah nilai terendah dari jawaban responden = 17
Jadi,
R
=H–L+1
R
= 30 – 17 + 1
R
= 14 14
i
=
i
=
3
4,6
Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 4,6, dan dibulatkan menjadi 5. Sehingga interval yang bisa diambil adalah kelipatan 5, sehingga untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 6 Nilai Interval Perilaku Tawadlu‟ Siswa terhadap Guru No.
Interval
Kategori
Kode
1
17 – 22
Tinggi
A
2
23 – 27
Sedang
B
3
28 – 30
Rendah
C
72
Dari kategori interval di atas kemudian dicari prosentase dengan rumus :
Tabel 7 Berdasarkan Hitungan Prosentase Perilaku Tawadlu‟ Siswa terhadap Guru NO
Kategori
Kode
Jumlah
Prosentase
1
Tinggi
A
30
40%
2
Sedang
B
39
52%
3
Rendah
C
6
8%
Hasil di atas menunjukan perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru yang menunjukkan kategori tinggi ada 30 responden atau 40%, yang menunjukkan kategori sedang ada 39 responden atau 52% dan yang berada kategori rendah ada 6 responden atau 8%.
73
2. Analisis sikap sosial siswa Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 12 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif dengan rincian bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai bobot 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai bobot 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai bobot 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket sikap sosial siswa, nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan Perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu. Mencari lebar interval digunakan untuk menentukan taraf signifikasi tentang perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu dengan kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Adapau rumus yang digunakan untuk menetukan interval adalah sebagai berikut : i
= R K
Keterangan : I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : 74
R
=H–L+1
H
= Jumlah nilai tertinggi dari responden = 30
L
= Jumlah nilai terendah dari responden = 20
Jadi nilai rangenya adalah: R
=H–L+1
R
= 30 – 20 + 1
R
= 11
i
= R K
i
= 11 3 =
3, 6
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 3,6, dan dibulatkan menjadi 4.. Sehingga interval yang bisa diambil adalah kelipatan 4. Untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut :
75
Tabel 8 Nilai interval Perilaku Sosial siswa
No. D
1 a 2 r 3 i
Interval
Kategori
Kode
16 – 20
Tinggi
A
21 – 25
Sedang
B
26 – 30
Rendah
C
kategori interval di atas kemudian dicari prosentase dengan rumus :
Tabel 9 Berdasarkan hitungan prosentase Perilaku Sosial Siswa No
Kategori
Kode
Jumlah
Prosentase
1
Tinggi
A
2
2,6%
2
Sedang
B
27
36%
3
Rendah
C
46
61,3%
76
Hasil di atas menunjukan perilaku sosial siswa yang menunjukkan kategori tinggi ada 2 responden atau 2,6%, yang menunjukkan kategori sedang ada 27 responden atau 36% dan yang berada kategori rendah ada 46 responden atau 61,3%. B. Analisis Kedua Mencari nilai korelasi antara perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu. Dalam analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang hubungan Perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan Perilaku sosial siswa yang akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru sebagai variabel X dan Perilaku sosial siswa sebagai variabel Y.
Tabel 10 Tabel Pembantu Analisis Product Moment No
X
Y
X2
Y2
XY
1
29
27
841
729
783
2
25
25
625
625
625
3
22
26
484
676
572
4
19
20
361
400
380
5
22
24
484
576
528
6
28
23
784
529
644
77
7
25
24
625
576
600
8
22
30
484
900
660
9
30
25
900
625
750
10
23
24
529
576
552
11
28
30
784
900
840
12
28
30
784
900
840
13
28
22
784
484
616
14
17
25
289
625
425
15
26
24
676
576
624
16
26
30
676
900
780
17
26
24
676
576
624
18
29
29
841
841
841
19
28
29
784
841
812
20
27
26
729
676
702
21
26
22
676
484
572
22
29
29
841
841
841
23
24
24
576
576
576
24
24
22
576
484
528
25
23
24
529
576
552
26
20
27
400
729
540
78
27
29
27
841
729
783
28
26
26
676
676
676
29
25
26
625
676
650
30
26
28
676
784
728
31
23
27
529
729
621
32
29
26
841
676
754
33
28
27
784
729
756
34
28
26
784
676
728
35
25
27
625
729
675
36
22
21
484
441
462
37
26
26
676
676
676
38
24
28
576
784
672
39
29
29
841
841
841
40
25
25
625
625
625
41
22
28
484
784
616
42
19
20
361
400
380
43
22
26
676
484
572
44
28
23
784
529
644
45
25
26
625
676
650
46
22
30
484
900
660
79
47
30
26
900
676
780
48
23
25
529
625
575
49
28
30
784
900
840
50
28
30
784
900
840
51
28
22
784
484
616
52
17
25
289
625
425
53
26
25
676
625
650
54
26
30
676
900
780
55
26
24
676
576
624
56
29
29
841
841
841
57
28
29
784
841
812
58
27
26
729
676
702
59
26
22
676
484
572
60
29
29
841
841
841
61
24
24
576
576
576
62
24
22
576
484
528
63
23
24
529
576
552
64
20
27
400
729
540
65
29
27
841
729
783
66
26
26
676
676
676
80
67
25
26
625
676
650
68
26
28
676
784
728
69
23
27
529
729
621
70
29
26
841
676
754
71
28
27
784
729
756
72
28
26
784
676
728
73
25
27
625
729
675
74
22
21
484
441
462
75
26
26
676
676
676
∑
1906
1943
49134
50837
49579
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut: N
= 75
∑X
= 1.906
∑Y
= 1.943
∑ X2 = 49.134 ∑ Y2 = 50.837 ∑ X Y = 49.579 Dalam melakukan analisis tentang hubungan antara perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan perilaku sosial siswa di MTs
81
Sudirman Jambu, penulis menggunakan rumus product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: XY rxy
X Y N
2 X 2 X Y 2 Y N N 2
49579 rxy
rxy
rxy=
19061943 75
2 2 49134 1906 50837 1943 75 75
49579 49378,107 3632836 3775249 49134 50837 75 75
49579 – 49378,107 √({49134 – 48437,813}{50837 – 50336,653}
rxy = 200,893 √{696,187}{500,347}
rxy =
200,893 590,19919
rxy =
0,34038169
C. Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy hitung sebesar 0,340, kemudian nilai rxy yang telah diketahui 82
tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 75 pada taraf signifikasi 1% dan 5% diperoleh nilai 0,296 dan 0,227. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,340 > rxy
tabel
sebesar 0,296 dan 0,227. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu.
83
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru yang menunjukkan kategori tinggi ada 30 responden atau 40%, yang menunjukkan kategori sedang ada 39 responden atau 52% dan yang berada kategori rendah ada 6 responden atau 8%. Dengan demikian, tingkat tawadlu‟an siswa terhadap guru di MTs Sudirman Jambu adalah sedang. 2. Perilaku sosial siswa yang menunjukkan kategori tinggi ada 2 responden atau 2,6%, yang menunjukkan kategori sedang ada 27 responden atau 36% dan yang berada kategori rendah ada 46 responden atau 61,3%. Dengan demikian, tingkat perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu adalah rendah. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru dengan perilaku sosial siswa di MTs Sudirman Jambu. Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai rxy = 0,340 kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan jumlah N= 75. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, rxy 0,340 dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,227 dan taraf signifikasi 1 % sebesar 0,296, berarti hasil rxy> dibanding r tabel. hal 84
ini berarti semakin tinggi perilaku tawadlu‟ siswa terhadap guru semakin tinggi perilaku sosial yang dimiliki oleh siswa. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : 1. Kepada seluruh siswa di MTs Sudirman Jambu Kec. Jambu, Kab. Semarang harus benar-benar mampu menjadi siswa yang tawadlu‟ terhadap gurunya.
Karena siswanyalah yang akan menjadi generasi
penerus seorang guru. 2. Kepada semua guru di MTs Sudirman Jambu Kec. Jambu, Kab. Semarang harus menjadi suritauladan yang baik.
85