HUBUNGAN KREATIVITAS GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 12 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yunmiati Pohan
Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kreativitas Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 12 Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI IPS, dan XII IPS sebanyak 518 orang. Sampel dalm penelitian ini diambil secara proposional random sampling sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi yang dilihat dari APKG I dan APKG II serta membagikan angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan rumus product moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Hubungan Kreativitas Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 12 Medan bahwa dengan hasil r hitung adalah sebesar 0,660 apabila dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 1% dengan n=100, maka r tabel sebesar 0,256 sesuai dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel atau 0,660 > 0,256, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kreativitas guru dengan efektivitas pembelajaran geografi di SMA Negeri 12 Medan dan hipotesis diterima. Kata kunci: Kreativitas Guru, Efektivitas Pembelajaran Geografi PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Sanjaya (2008) mengatakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir, proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diiingatnya itu
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus di sekolah, mereka pintar secara teoristis namun miskin aplikasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Priyono (dalam Kunandar,2007) yang mengatakan bakal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan, tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri karena yang dipelajari dilembaga pendidikan sering kali hanya terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif. Berdasarkan observasi dan wawancara di SMA Negeri 12 Medan. Jumlah guru geografi SMA Negeri 12 Medan sebanyak 3 orang dengan pengalaman mengajar sekitar 5-10 tahun. Seluruh guru geografi tersebut memiliki latar belakang pendidikan lulusan S1 yang sama dan dari lulusan universitas yang sama juga. Pada pelajaran mata
55
pelajaran Geografi di SMA Negeri 12 Medan ditetapkan bahwa nilai KKM 70 untuk di kelas X dan XI IPS sedangkan XII IPS memiliki nilai KKM 75. Hasil wawancara sementara yang saya lakukan dengan guru geografi di SMA Negeri 12 Medan beliau mengatakan hampir 70% dari siswa X, XI IPS dan XII IPS memiliki hasil belajar yang cukup sesuai dengan harapan. Dapat dilihat nilai 70 sudah dapat mencapai nilai KKM untuk di kelas X dan XI IPS sedangkan di kelas XII IPS hanya sebesar 65% sudah dapat dikatakan mencapai nilai KKM, namun hal ini masih dianggap nilai yang kurang baik. Karena keefektifan pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar atau hasil belajar saja, melainkan harus pula ditinjau efektivitasnya yang dilihat segi proses dan sarana penunjang. Aspek proses mencakup masih rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran geografi dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas X, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 12 Medan dengan pengamatan langsung terhadap keterampilan atau keaktifan siswa di kelas. Partisipasi siswa serta teknik kegiatan mengajar guru dalam pemecahan masalah yang dihadapi siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung sudah cukup baik namun belum tentu pada saat proses belajar mengajar, efektivitas pembelajaran geografi berjalan sesuai harapan pada setiap siswa, sedangkan dari aspek sarana penunjang meliputi kreativitas guru geografi di kelas X, XI IPS dan XII IPS ditinjauan dari cara memanfaatkan atau menggunakan fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat di SMA Negeri 12 Medan seperti bahan ataupun sumber yang diperlukan dalam proses mengajar seperti ataupun buku-buku teks yang dibagikan guru kepada peserta didik dan media pembelajaran (peta dunia, globe ataupun infokus). Ternyata masih kurang. Ini dapat dilihat dari beberapa guru dalam proses belajar mengajar berlangsung masih menggunakan metode konvensional (ceramah). Hal inilah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian Hubungan Kreativitas Guru 56
Terhadap Efektivitas Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 12 Medan Tahun Pelajaran 2013/2014. METODOLOGI PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi langsung dengan melakukan observasi serta komunikasi tidak langsung dengan menggunakan angket. 1. Observasi Sebagai bentuk pengamatan langsung terhadap responden yaitu guru bidang studi geografi dan siswa kelas X, XI IPS dan XII IPS pada saat proses belajar mengajar maupun lingkungan sekolah, untuk melihat akurasi data dari angket yang diperoleh dari responden. Observasi yang akan dilakukan mengamati secara langsung perencanaan dan pelaksaan pembeljaran yang dilakukan guru bidang studi geografi berdasarkan APKG. 2. Angket Angket merupakan salah satu alat mengumpulkan data dengan daftar tertulis kepada responden yang dilengkapi dengan jawaban-jawaban yang lebih dari satu diberikan kebebasan untuk memilih salah satu jawaban tersedia sebagaimana dengan keadaan sebenarnya. Setiap pertanyaan terdiri dari 4 option jawaban. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu menganlisis data yang diperoleh melalui angket dan observasi disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penskoran tersebut akan dipersentasikan dan dikategorikan sebagai berikut : Untuk menguji adanya hubungan kretivitas guru terhadap efekitivits pembelajaran geografi dianalisa dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Arikunto, 2010) sebagai berikut:
Dimana : rxy : Koefisien korelasi antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)
n x y ∑_X2 ∑_Y2 ∑XY
: Jumlah Responden : Kreativitas guru : Efektivitas Pembelajaran Geografi : Jumlah kuadrat variabel x : Jumlah kuadrat variabel y : Jumlah hasil perkalian variabel x dan variabel y
Nilai “r” yang diperoleh kemudian akan di interprestasikan dengan pendapat t (Arikunto, 2010) sesuai dengan Tabel 1.
Tabel 1. Nilai r dan makna korelasi No. 1 2 3 4 5
Banyak Nilai r 0,80 - 1,00 0,60 – 0,80 0,40 – 0,60 0,20 – 0,04 0,00 – 0,20
Makna Korelasi Tinggi Cukup Baik Agak Rendah Rendah Sangat Rendah
Sumber: Arikunto, 2010 Untuk menentukan hubungan yang terjadi diantara kedua variabel diatas maka ditentukan dengan menggunakan uji “t” yaitu taraf kepercayaan 95% (Arikunto, 2010). r√n − 2 √1 − r 2 Dimana : t = Koefisien Perbedaan r = Koefisien Variabel X dan Y n = Jumlah Sampel Hipotesis diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑒𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 95% atau α = 0,05 Hipotesis diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑒𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 95% atau α = 0,05 Hasil observasi yakni menghitung prencanaan pemebelajarn RPP dengan
menggunakan instrument penilaian APKG I dan nilai pelaksanaan pembelajran (yang diamati oleh peneliti) dengan menggunakan APKG II . Menghitung rata-rata penilaian kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran (APKG I) dengan menggunkan rumus sebagai berikut : R=
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷+𝐸+𝐹 6
=⋯
Menghitung rata-rata penilaian kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran (APKG II) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : R=
𝑃+𝑄+𝑅+𝑆 4
=⋯
Tabel 2. Kategori Penilaian Kriteria 4,20 – 5,00 3,40 – 4,19 2,60 – 3,39 1,80 – 2,59 1 – 1,79
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengolahan data melalui angket kreativitas guru, maka diperoleh hasil jawaban dari responden r hitung > r tabel atau 0,660 > 0,256. Dengan demikian kreativitas guru di SMA Negeri 12 Medan di kategorikan Cukup Baik.
Makna Korelasi Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Berdasarkan data hasil disimpulkan bahwa efektivitas pembebelajran geografi di SMA Negeri 12 Medan Tahun Pelajaran 2013/2014, dikategorikan Cukup Baik dengan r hitung > r tabel atau 0,660 > 0,256.
57
Tabel 3. Penilaian Terhadap RPP Guru No. 1
Kode Guru GR.01
Latar Belakang Pendidikan Pendidikan Geografi
Skor APKG I 3,32
2
GR.02
Pendidikan Geografi
3,35
3
GR.03
Pendidikan Geografi
4,16
Rata-rata
3.61
Kompetensi Dasar Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer Mempraktikkan ketrampilan dasar peta dan pemetaan Jumlah
Keterangan Baik Cukup 1
-
1
1
-
1
2
Sumber: Analisis Data, 2013 Tabel 3 menunjukan bahwa dari keseluruhan guru memiliki nilai rata-rata yang termasuk kategori Baik dalam Tabel 4. Penilaian Pelaksanaan RPP (APKG II) No. Kode Latar Belakang Guru Pendidikan 1 GR.01 Pendidikan Geografi 2 GR.02 Pendidikan Geografi 3 GR.03 Pendidikan Geografi Rata-rata Jumlah Persentase (%) Tabel 5 menunjukan bahwa dari keseluruhan guru memiliki nilai rata-rata yang termasuk kategori Baik dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran geografi. Dalam proses belajar dan mengajar, kreativitas dalam pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tidak dapat pisahkan dengan terdidik dan pendidik. Secara umum kreativitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Dari hasil penelitian diperoleh kreativitas guru terhadap efektivitas pembelajaran geografi di SMA Negeri 12 Medan tergolong Cukup Baik dengan nilai r hitung > r tabel atau 0,660 > 0,256. Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan 58
perencanaan pembelajaran pelajaran geografi.
Skor APKG II 4,02 4,15 4,15 4,10
pada
mata
Keterangan Baik Cukup 1 1 1 3 -
dan kemampuan, kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau motivasi. Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk kreativitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreativitas dan hasil inovasi dalam bentuk media pembelajaran. Guru bidang studi geografi di SMA Negeri 12 Medan memiliki latar belakang pendidikan dari lulusan universitas yang sama dengan pengalaman mengajar yang berbeda sehingga dalam penyampaian materi kepada siswa tidak terdapat kesulitan karena lulus pada bidang yang sesuai diajarkan. Namun dari 3 guru geografi yang ada, guru 01 masih menggunakan metode mengajar konvensional (ceramah) dan tidak
memakai media pembelajaran. Adapun yang menjadi alasan guru 01 hanya menggunakan metode konvensional (ceramah) karena kondisi fisik beliau yang tidak begitu baik sehingga dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi kurang optimal sehingga siswa sering kurang bersemangat mengikuti pelajaran karena cara belajar mengajar selalu monoton tidak membuat siswa berpartisipasi aktif, kreatif dalam proses belajar mengajar berlangsung. Cara mengajar guru 02 sedikit lebih dibandingkan guru 01. Guru 02 dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak selalu menggunakan ceramah dalam penyampaian materi selalu menggunakan metode mengajar seperti kerja sama (diskusi) akan tetapi, tidak terlalu sering menggunakan media pembelajaran. Namun siswa bersemangat mengikuti pelajaran geografi karena materi yang dijelaskan oleh guru cepat dimengerti oleh siswa karena menggunakan kata-kata yang jelas dan tegas. Guru 03 adalah guru yang kreatif dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena selalu menggunakan media pembelajaran seperti infokus, guru yang telah memetakan sub materi yang akan disampaikan melalui power point yang sudah disusun sebelum materi tersebut akan disampaikan berupa gambar animasi ataupun memutar video bentang lahan sesuai materi yang diajarkan sehingga merangsang antusias siswa untuk mendengarkan guru dalam menyampaikan materi dari hasil angket menyatakan bahwa siswa cepat mengerti dan senang mengikuti pelajaran geografi karena guru 03 selalu berusaha membuat siswa menjadi aktif sehingga mendorong siswa agar dapat belajar secara efektif. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 12 Medan. Hasil APKG I menunjukan bahwa dari 3 guru hanya 1 guru geografi (8,33%) yang dikategorikan kreatif karena perencaan RPP sesuai dengan desain pembelajaran dan yang cukup kreatif ada 2 orang (91,67%) yang disebabkan faktor yang berbeda. Hasil pengamatan APKG II berikutnya menunjukan guru geografi baik dalam
mengusai materi sepenuhnya karena latar belakang pendidikan guru dari lulusan yang sesuai dengan diajarkan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan kreativitas guru terhadap efektivitas pembelajaran geografi di SMA Negeri 12 Medan tergolong cukup baik dengan nilai r hitung > r tabel atau 0,660 > 0,256. Guru bidang studi geografi di SMA Negeri 12 Medan memiliki latar belakang pendidikan dari lulusan universitas yang sama dengan pengalaman mengajar yang berbeda sehingga dalam penyampaian materi kepada siswa tidak terdapat kesulitan karena lulus pada bidang yang sesuai diajarkan. Latar belakang pendidikan ternyata sngat mempengaruhi kegiatan pembelajaran karena guru dengan latar belakang pendidikan geografi seluruhnya (100%) tidak mengalami kendala dalam menyampaikan materi. Dapat dilihat pada penilaian APKG I hanya 8,33% yang sesuai dengan desain RPP. Pada penilaian APKG II ada 100% (3 guru) tergolong baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Adapun saran dari penelitian ini adalah: (1) Guru bidang studi diharapkan mengembangkan kompetensi diri dalam meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan tugas mengajar, dan secara khusus untuk kepala sekolah supaya lebih meningkatkan kreativitas guru untuk dapat menciptakan ide-ide yang kreatif, yang mana dalam hal ini dapat berpengaruh terhadap efektivitas pembeljaran khususnya geografi, (2) Siswa hendaknya lebih meningkatkan cara belajar sehingga dapat proses belajar mengajar menjadi optimal dan efisien, dan (3) penelitian lanjutan hendaklah dilakukan dengan menggunkan alat instrument yang lebih tepat lagi. DAFTAR PUSTAKA Bahrumsyah. 2010. http://www. harianglobal.com/index.php?option=c om. Content & viewarticle &
59
id=39212%.tingkatkan-kualifikasipendidik-2012-guru-di-sumut-minial-S-1 & iremid di download 20 Mei 2013, Jam 11.30 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka http://www.global.com. Di akses 20 Mei 2013, Jam 12.30 http://othenk.blogspot.com Di akses 20 Mei 2013, Jam 11.00 Handoko. T. Hani. 2012. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPEE Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika Kunandar. 2007. Guru (Implementasi Kurikulum Tingkat Sarana dan Sukses sdalam Sertifikasi Guru). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Munandar. Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Rahmawati. Yeni. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Sanjaya. W. 2002. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Soedarmayanti. 1995. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta: PT Dunia Pustaka Suryosubroto. 1997. Proses Belajar di Sekolah. Bandung:Rineka Cipta Talajan. Guntur. 2012. Mengembangkan Kreativitas dan Prestasi Guru. Yogyakarta: Laksbang Toto. Yulilianto. 2013. http://www.kondpress.com/2013/03/ 09/pengertian-kreativitas-belajarmenurut-paraahli Di akses 20 Mei 2013, Jam 11.00.
60