PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PURWODADI MELALUI METODE INKUIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Bambang Arif Rahmanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Salah satu metode belajar yang dapat digunakan untuk memberdayakan potensi siswa tersebut adalah metode inkuiri. Metode Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa dan menemukan sesuatu dan memecahkan masalah. Tujuan dari metode Inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan disiplin yang diperlukan untuk memunculkan masalah dan mencari jawabannya sendiri melalui rasa keingintahuannya sendiri. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi melalui Metode Inkuiri Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas karena berusaha untuk memperoleh data yang dapat dianalisi dan mendapatkan informasi tentang kemampuan deskripsi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Purwodadi, Jalan Buk Kemanten, Desa Capang, Kec. Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.Adapun jumlah subjek adalah kelas VIIA yang berjumlah 32 siswa. Hasil penelitan (1) peningkatan kemampuan pada pramenulis dicapai melalui fokus pembelajaran mengarahkan siswa pada aktivitas merumuskan masalah. (2) Peningkatan kemampuan menulis tahap pemburaman dicapai melalui fokus pembelajaran yang membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban sementara dan mencari data. (3) peningkatan kemampuan menulis pada tahap perevisian dicapai melalui fokus pembelajran yang mengarahkan siswa untuk mengkaji jawaban/temuan. (4) Peningkatan kemampuan menulis tahap penyuntingan dicapai melalui pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan. Kata Kunci: peningkatan, kemampuan menulis, metode inkuiri Belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Pembelajaran berbahasa dimaksudkan agar pembelajar terampil berbahasa. Seseorang dikatakan terampil berbahasa jika mereka terampil mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.
Pembelajaran bahasa Indonesia selama ini sangat kurang melatih anak dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Siswa lebih banyak diberi pengetahuan dan aturan-aturan tata bahasa tanpa pernah tahu bagaimana mengaitkannya dalam latihan-latihan menulis dan berbicara. Siswa lebih banyak diberi bekal pengetahuan bahasa daripada dilatih menggunakan bahasa. Akibatnya, setelah mereka lulus, mereka tetap tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 528
untuk berkomunikasi, baik untuk komunikasi tulis maupun lisan (Muchlishoh, 1992:1). Pembelajaran bahasa Indonesia, yang menyangkut aspek keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis sampai sekarang hasilnya dianggap belum maksimal. Sejak tahun 1960-an banyak suara dimasyarakat yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap hasil-hasil pembelajaran bahasa Indonesia (Burhan, 2001:43). Kemampuan berbahasa Indonesia para siswa atau lulusan sekoalah menengah sangat rendah dan sangat memprihatinkan. Dalam realitas pembelajaran menulis di sekolah menengah pertama masih banyak dijumpai model strategi pembelajaran yang terlalu konvensional. Sehingga mendorong guru maupun sekolah untuk cenderung tidak kreatif dan inovatif karena terkekang oleh satu model strategi pembelajaran saja. Namun demikian, tidak dipungkiri juga bahwa banyak juga sekolah sudah menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap efektif. Pada kenyataannya, justru dengan keanekaragaman model tersebut semakin mendorong guru atau sekolah untuk sekedar mencari nama yang terbaik. Jadi, guru maupun sekolah masih terpola untuk menjadikan satu model strategi pembelajaran sebagai suatu patokan yang baku dan kaku, bukan sebagai sarana untuk peningkatan variasi pembelajaran dan sarana kreatif guru. Secara realitas, pembelajaran bahasa Indonesia (menulis) di SMP Negeri 2 Purwodadi belum mampu membuat anak berkemampuan menulis. Upaya yang dilakukan guru bahasa Indonesia tampaknya terus dilakukan baik melalui bimbingan belajar maupun penerapan metode pembelajaran. Dan dalam hal penggunaan metode pembelajaran ini SMP Negeri 2 Purwodadi telah mencobakan beberapa metode
pembelajaran seperti kooperatif STAD, jigsaw, inkuiri dan lain-lain. Dan sebagaimana telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya bahwa dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia utamanya dalam menulis pengalaman pribadi metode inkuiri sangat baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun demikian secara kuantitatif keefektifan metode inkuiri tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya. Metode inkuiri mupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa dan menemukan sesuatudan memecahkan masalah. Metode inkuiri membantu siswa mengembangkan disiplin dan ketrampilan intelektual, yang diperlukan untuk memunculkan masalah dan mencari jawabannya sendiri melalui rasa keingintahuannya sendiri. Dengan demikian metode ini dapat meningkatkan cara berfikir kritis dan memicu siswa mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya. Pembelajaran bahasa Indonesia selama ini sangat kurang melatih anak dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Siswa lebih banyak diberi pengetahuan dan aturan-aturan tatabahasa. Siswa lebih banyak diberi bekal pengetahuan bahasa daripada dilatih menggunakan bahasa. Akibatnya, setelah mereka lulus, mereka tetap tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, baik untuk komunikasi tulis maupun lisan (Muchlishoh, 1992:1). Dalam realitas pembelajaran menulis di sekolah menengah pertama masih banyak dijumpai model strategi pembelajaran yang terlalu konvensional. Sehingga mendorong guru maupun sekolah untuk cenderung tidak kreatif dan inovatif karena terkekang oleh satu model strategi pembelajaran saja. Secara realitas, pembelajaran bahasa Indonesia (menulis) di SMP Negeri 2 Purwodadi belum mampu membuat anak
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 529
berkemampuan menulis. Upaya yang dilakukan guru bahasa Indonesia tampaknya terus dilakukan baik melalui bimbingan belajar maupun penerapan metode pembelajaran. METODE Penelitian ini menggunakan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan Penilitian Tindakan Kelas digunakan karena beberapa alasan. Pertama, masalah yang akan dicarikan solusinya adalah masalah yang akan ditemukan dalam praktik pembelajaran menulis deskripsi dan intervensi yang dilakukan adalah untuk memperbaiki pembelajaran, meningkatkan hasil belajar dan menemukan alternatif pengeleloan kelas yang lebih kondusif dalam pembelajaran menulis deskripsi. Kedua, adanya kolaborasi antara peneliti dan guru dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan terhadap proses pembelajaran deskripsi dengan Metode inkuiri. Ketiga, refleksi terhadap proses pembelajaran menulis deskripsi dengan Metode inkuiri dilakukan secara berkelanjutan. Pelaksanaan penelitian tindakan direncanakan melalui beberapa tahap yang berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini pada hakekatnya berupa perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Depdikbud, 1994:21). Rangkaian siklus jika kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa telah mencapai tingkat pencapaian minimal yang telah ditetapkan, yakni (1) apabila minimal 20% dari subjek penelitian (6 anak) memperoleh nilai sangat baik (SB), (2) apabila minimal 50% dari subjek penelitian (16 anak) memperoleh nilai baik (B), (3) apabila maksimal 20%
dari subjek peneltian (6 anak) memeproleh nilai cukup (C). Peneletian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Purwodadi. Sekolah ini beralamat di Buk Kemanten, Semambung, Desa Capang, Kecamatan Purwodadi. Data penelitian ini berwujud data verbal dan non verbal dan bersumber dari tindakan dan hasil pembelajaran. Data diperoleh dari pengamatan awal, observasi, wawancara, refleksi, dan karangan siswa.Dengan demikian, selama melakukan tindakan di kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi peneneliti melakukan kegiatan-kegiatan, yakni (1) mengadakan pengamatan awal tentang proses dan hasil pembelajaran menulis pengalaman pengalaman pribadi, (2) bersama-sama guru menyusun recana pembelajaran menulis pengalaman pribadi berdasarkan tahapan Metode inkuri (3) melihat, mengamati, dan mencatat aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, (4) mengadakan wawancara dengan guru dan siswa tentang pemebelajaran menulis pengalaman pribadi dengan Metode inkuiri, (5) menaganlisis data verbal dan non verbal yang diperoleh berdasarkan tahap-tahap peneltian tindakan kelas dan, (6) menyusun laporan seluruh proses dan hasil penelitian. Beberapa instrumen pendamping yang digunakan sebagai penunjang kegiatan penelitian ini meliputi (1) lembar pengamatan awal, (2) lembar observasi, (3) lembar refleksi, (4) lembar wawancara, dan (5) lembar evaluasi. Penelitian ini untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah setiap siklus berikut tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (implementation), obsevasi(observation), dan refleksi (reflektion). Perencanaan. Rencana tindakan pembelajaran dalam penelitian ini
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 530
dilakukan dalam beberapa siklus. Sertiap siklus ditepkan masing-masing 4 kali pertemuan. Peneliti dan praktisi ecara kolaboratif merencanakan kegiatan menulis deskripsi dengan straegi inkuiriyang dilaksanakan pada setiap pertemuan pembelajarannya lainnya. Pada tahap pramenulis, rencana pembelajaran difokuskan pada kegiatan mencurajkan, memilih, mengembangkan topik, memilih judul dan menyusun kerangka argumentasi. Tahap pengedrafan, rencaa pembelajaran difokuskan pada mengembangkan kerangka argumentasi menajdi draf argentasi yang utuh. Tahap perbaikan dan penyuntingan, rencana pembelajaran difokuskan pada kegiatan melakukan perbaikan dan penyuntingan terhadap hasil kerja siswa. Selanjutnya, tahp publikasi, rencaa pembelajaran difokuskan pada kegiatan mempublikasikan tulisan siswa dengan membacakannnya didepan kelas. Pelaksanaan. Pelaksanaan tidakan pada prinsipnya menjelaskan tentang pelaksanaan rencana Metode pembelajaran yang disusun sekaligus jumlah pertemuan yang diperluakan untuk pelaksanaan pembelajaran. Pada kegiatan penelitian ini merupakan realisasi dari rencan tindakan dan dilakukan secara kolaboratif dengan guru. Ada dua macam kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran menuli deskripsi dengan metode inkuiri. Pelaksannaan tindakan berlangsung dalam beberapa siklus dan dalam setiap siklus dibagi atas empat pertemuan. Satu pertemuan menggunakan waktu dua jam pelajaran 2x40 menit. Fokus tindakan setiap siklus berupa implementasi Metode inkuiri dalam pembelajaran menulis deskripsi. Pada tahap pelaksanaa tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun secara kolaboratif antara peneliti dan praktisi. Pelaksanaan tindakan yang
dimaksud adalah sebagai berikut (1) guru melaksanakan pembelajaran menulis deskripsi dengan Metode inkuiri dikelas VII A SMP Negeri 2 Purwodai. Pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran mulai dilakkukan mulai tanggal 12 Mei 2014 sampai dengan 19 Mei 2014,(2) melakukan pengamatan terhadap pelakdanaan pembelajaran secara sceramat dan seksama. Secara komprehensif, seua gejala yang muncul dalam proses pembelajaran direkam atau dicatat oleh peneltiti dalam bentuk catatan lapanagan sebagai hasil dari kegiatan pengamatan, (3) selanjutnya, hasil pengamatan itu disdikusikan oleh peneliti dengan guru sebagai dasar untuk perbaikan pelaksanaan tindakan selanjutnya. Observasi. Observasi dilkukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai data yang diperlukan serta mengtahui kendala yang dihadapi gru dan siswa berkaitan dengan pembelajaran deskripsi dengan Metode inkuiri. Dengan kata lain, kegiatan pengamatan ini dimaksudkan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan semua indkator( baik proses maupun hasil) yang terjadi sebagi akibat dari tindakan. Pada pelaksanaan tindakan peneliti berkedudukan sebagai pengamat untuk memantau secara kritis dan objektif pelaksanaan pembelajaran serta iuntuk mengetahui keseusuaian anatara perencanaan dengan pelaksaaan yang dilkukan oleh guru. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang komprehensif, peneliti menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sebelumnya. Refleksi. Pada akhir tindakan setiap tahap pembelajatran, dilkukan kegiatan refelksi. Dalam kegiatan ini, peneliti dan praktisi mendiskusikan dan membahas secara kritis dan sejksama hasil pengamatan maupun data penunjang
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 531
lainnya yang berkaitan dengan menulis deskripsi dengan Metode inkuiri yang telah dilkuakn. Hal-hal yang dibahas dan diskusikan yatu (1) tindakan yang telah dilkukan (2) perbedaan antara perencanaan tindakan dengan pelksanaan tindakan yang telah dilakukan (3) kendala-kendala yang ditemui dalam pelakdsanaan pembelajaraan dan mecari solusinya, dan (4) melakukan inteprestasi pelaksanaan, dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi ini memberi masukan bagi peneliti untuk menentukan sikap bagi pelaksanaan siklus berikutnya. Selain itu hasil ini dijadikan dasar untuk menyusun rencara pembelajaran berikutnya sebagai tindkan perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Daur tindakan akan berhenti apabila telah mencapai indikator hasil pembelajaran yang telah ditetapkann. Refleksi dalam penelitian tindakan Kelas adalah upaya untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berhasil atau tidak dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebeleumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Siswa telah mampu melakukan kegiatan menulis pengalaman pribadi akhir pembelajaran sebagai hasil kegiatan penyuntinggan menggambarkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi yang meningkat. Hal ini tampak dari perbandingan nilai yang diperoleh siswa pada dua siklus. Peningkatan prestasi belajar baik dari refleksi awal yang mencapai 13 anak atau 35%, turun menjadi 9 anak atau 26% pada siklus I dan pada siklus II tidak ada atau 0%, sedangkan nilai terendah pada siklus I sebesar 65 meningkat menjadi 70 dan pada siklus II menjadi 80. Rata-rata secara klasikal mengalami kenaikan dari 69,9 pada
reflesi awal meningkat menjadi 75,46 dan meningkat menjadi 85,40 pada siklus II. Berdasarkan hasil dan temuan penelitian siklus I dan II terdapat beberapa halhal sebagai berikut: 1) Peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap pramenulis dicapai melalui fokus pembelajran mengarahkan siswa pada aktivitas merumuskan masalah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, meliputi mengidentifikasi topik tulisan sesuai dengan tema tulisan, mengidentifikasi bagian inti dan bagian badan pengalaman pribadi, memilih topik tulisan sesuai dengan tema tulisan, meyusun kerangka isi pengalaman pribadi, 2) Siswa telah mampu mengidetifikasi, memilih dan menentukan topik-topik tulisan sesuai dengan tema peristiwa alam dan budaya. Hal ini juga mengidentifikasi bahwa siswa telah memiliki kemampuan menentukan pilihan informasi yang dikemukakan dalam bagian isi pengalaman pribadi. 3) Siswa telah mampu mengidentifikasi bagian inti dan badan pengalaman pribadi. Bagian inti meliputi judul dan teras pengalaman pribadi. Bagian badan pengalaman pribadi meliputi uraian isi tulisan berdasarkan rumusan pertanyaan jurnalistik. Kemampuan ini diperoleh siswa melalui kegiatan mandiri dan curah pendapat. Hal ini dibuktikan dari penyusunan kerangka tulisan yang memuat secara sistematika masingmasing unsur dan bagian pengalaman pribadi tersebut. 4) Siswa telah mampu memilih topik dan subtopik yang akan dikembangkan lebih lanjut menjadi kerangka tulisan. Hal ini terbukti dari varian pilihan topik/subtopik oleh siswa sebagai berikut. Pada siklus I dengan tema tulisan Peristiwa Alam dan Budaya, 5) Siswa telah mampu menyusun kerangka tulisan dari topik/subtopik yang telah dipilih secara
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 532
individual. Pengembangannya lebih efektif jika dilakukan secara berkelompok menurut pilihan topik/subtopik yang sama. Hal ini dibuktikan dari peningkatan kualitas kerangka karanagn dari siklus I ke siklus II dan menghasilkan kerangka karangan yang cukup bagus dan tertata rapi menurut 5W +1H Berdasarkan hasil dan temuan penelitian siklus I dan II terdapat beberapa hal berikut. 1) Peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap pemburaman dicapai melalui fokus pembelajaran yang membimbing dan mengarahkan siswa pada aktivitas menetapkan jawaban sementara, pencarian data, dan pengkajian jawaban/ temuan. Kegiatankegiatan yang dilakukan siswa, meliputi mengembangkan kerangka menjadi pengalaman pribadi, mengembangkan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam masing-masing paragraf pengalaman pribadi, dan menggunakan ejaan, tanda baca, penanda hubungan antar kalimat, dan penanda hubungan antar paragraf. 2) Siswa telah mampu mengembangkan kerangka tulisan menjadi tulisan pengalaman pribadi. Hal ini dibuktikan dari peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi Berdasarkan hasil dan temuan penelitian siklus I dan II terdapat beberapa hal berikut. 1) Peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap perevisian dicapai melalui fokus pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mengkaji jawaban/temuan. 2) Siswa telah mampu melakukan revisi judul pengalaman pribadi, teras pengalaman pribadi, serta isi pengalaman pribadi berdasarkan kelengkapan bagian dan unsur pengalaman pribadi. Kemampuan ini didapatkan dari kegiatan saling menukar buram karangan antar siswa. Tindak
lanjut kegiatan ini lebih efektif jika dilakukan secara klasikal dengan bimbingan langsung dari guru. 3) Siswa telah mampu melakukan revisi judul pengalaman pribadi, teras pengalaman pribadi, serta isi pengalaman pribadi berdasarkan kaidah penggunaan ejaan, tanda baca, penanda hubungan antar kalimat, dan penanda hubungan antar paragraf. Buram pengalaman pribadi yang telah diperbaiki merupakan bahan dasar bagi proses penyuntingan pada tahap selanjutnya. Kemampuan ini diperoleh siswa melalui kegiatan mandiri dan curah pendapat. Berdasarkan hasil dan temuan penelitian siklus I dan II bahawa peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap penyuntingan dicapai melalui fokus pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan. Siswa telah mampu menghilangkan atau menambah bagian dalam pengalaman pribadi akhir. Hal ini dibuktikan dari jumlah kelengkapan informasi yang semakin bertambah dari buram deskripsi ke karangan akhir deskripsi. Kemampuan ini diperoleh siswa dari kegiatan curah pengalaman pendapat dan penugasan individu. Kegiatan penugasan individu pada tahap penyuntingan lebih efektif dibandingkan dengan kelompok. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap pramenulis dicapai melalui fokus pembelajran mengarahkan siswa pada aktivitas merumuskan masalah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, meliputi mengidentifikasi topik tulisan sesuai dengan tema tulisan, mengidentifikasi bagian inti dan bagian badan pengalaman pribadi, memilih topik tulisan sesuai dengan tema tulisan,
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 533
meyusun kerangka isi pengalaman pribadi Peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap pemburaman dicapai melalui fokus pembelajaran yang membimbing dan mengarahkan siswa pada aktivitas menetapkan jawaban sementara, pencarian data, dan pengkajian jawaban/ temuan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, meliputi mengembangkan kerangka menjadi pengalaman pribadi, mengembangkan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam masing-masing paragraf pengalaman pribadi, dan menggunakan ejaan, tanda baca, penanda hubungan antar kalimat, dan penanda hubungan antar paragraf. Siswa telah mampu mengembangkan kerangka tulisan menjadi tulisan pengalaman pribadi. Hal ini dibuktikan dari peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi Peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap perevisian dicapai melalui fokus pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mengkaji jawaban/temuan. Kegiata-kegiatan yang dilakukan siswa meliputi, melakukan revisi judul pengalaman pribadi, teras pengalaman pribadi, serta isi pengalaman pribadi berdasarkan kelengkapan bagian dan unsur pengalaman pribadi serta melakukan revisi judul pengalaman pribadi, teras pengalaman pribadi, dan isi pengalaman pribadi berdasarkan kaidah penggunaan ejaan, tanda baca, penanda hubungan antar kalimat, dan penanda hubungan antar paragraf. Peningkatan kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi pada tahap penyuntingan dicapai melalui fokus pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa
meliputi, menandai dan membetulkan kesalahan tulisan pada tingkat huruf kapital, ejaan, tanda baca, penanda hubungan antar kalimat, dan penanda hubungan antar paragraf, serta melakukan penyuntingan pengalaman pibadi pada bagian judul pengalaman pribadi, teras pengalaman pribadi, dan isi pengalaman pribadi berdasarkan kaidah penggunaan ejaan, tanda baca, penanda hubungan antar kalimat, dan penanda hubungan antar paragraf. Siswa telah mampu menghilangkan atau menambah bagian dalam pengalaman pribadi akhir. Hal ini dibuktikan dari jumlah kelengkapan informasi yang semakin bertambah dari buram deskripsi ke karangan akhir deskripsi. Kemampuan ini diperoleh siswa dari kegiatan curah pengalaman pendapat dan penugasan individu. Kegiatan penugasan individu pada tahap penyuntingan lebih efektif dibandingkan dengan kelompok. Siswa telah mampu melakukan kegiatan penyuntingan. Pengalaman pribadi akhir sebagai hasil kegiatan penyuntinggan menggambarkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi yang meningkat. Hal ini tampak dari perbandingan nilai yang diperoleh siswa pada dua siklus. Peningkatan prestasi belajar baik dari refleksi awal yang mencapai 13 anak atau 35%, turun menjadi 9 anak atau 26% pada siklus I dan pada siklus II tidak ada atau 0%, sedangkan nilai terendah pada siklus I sebesar 65 meningkat menjadi 70 dan pada siklus II menjadi 80. Rata-rat secara klasikal mengalami kenaikan dari 69,9 pada reflesi awal meningkat menjadi 75,46 dan meningkat menjadi 85,40 pada siklus II. Hal ini berarti upaya peningkatan prestasi belajar menulis pengalaman pribadi dengan menggunakan metode inkuiri dapat dibuktikan kebenarannya.Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 534
VII SMP Negeri Purwodadi dapat ditingkatkan melalui penerapan metode inkuiri. Peningkatan kemampuan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan tindakan dalam dua siklus. Hal ini berarti upaya peningkatan prestasi belajar menulis pengalaman pribadi dengan menggunakan metode inkuiri dapat dibuktikan kebenarannya. Saran-saran Berdasarkan hasil dan temuan penelitian, berikut akan dikemukakan beberapa saran, di antaranya: 1) Guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Purwodadi, yaitu dengan hasil penelitian ini, kepada guru bahasa Indonesia hendaknya, (a) merancang rencana pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran, (b) memadukan tahapan menulis pengalaman pribadi siswa dengan tahapan metode inkuiri, (c) menggunakan media pembelajaran yang merangsang siswa untuk mengungkapkan pengalaman pribadi, (d) memberikan saran dan masukan baik yang berkaitan dengan kesalahan maupun kelebihan pada hasil belajar siswa, (e) memberikan kebebasan siswa untuk menyampaikan ide/gagasan selama pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung, dan (f) memberikan arahan dan motivasi selama siswa melakukan penulisan pengalaman pribadi. 2) Disarankan kepada peneliti lain untuk menindak lanjuti hasil dan temuan penelitian ini dengan cara (1) memperluas jangkauan latar dan subjek, (2) memperdalam analisi menyangkut komponen pembelajaran yang lain, (3) melakuan penelitian serupa dalam konteks pembelajaran menulis jenis karangan yang lainnya.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Ahmadi, M. 1989. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf. Malang: YA3 Malang. Depdiknas. 2004. Kurikulum Bahasa Indonesia 2006 SMP. Jakarta: Depdiknas Gorys, Keraf. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemampuan Berbahasa. Ende: Flores. Hadiyanto. 2001.Membudayaakan Kebiasaan Menulis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Fikahati Aneska. Marahimin, Ismail. 2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Semi, Atar, M. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkatan Raya. Sabarti dkk. 1997. Menulis I. Jakarta: Depdikbud. Syafi’i, I. 1994. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud Tarigan, Henri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, D. 1987. Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannnya. Bandung: Angkasa Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya. Widodo Hs. Dkk. 1994. Pembelajaran Ketrampilan Menulis Terpadu. Jakarta: Depdikbud
DAFTAR RUJUKAN Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 535