Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dalam Menanggulangi Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014 Adi Parayuku, I Made Gunawan, Ani Endriani Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram Abstrak: Layanan Bimbingan kelompok saat ini tidak lagi terbatas hanya pada lingkungan pendidikan sekolah, melainkan juga dalam setting luar sekolah dan kemasyarakatan, Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik. Hal ini sangat memudahkan untuk membantu memecahkan perilaku membolos siswa. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi perilaku membolos pada siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar tahun pelajaran 2013/2014?. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi perilaku membolos pada siswa. Penelitian ini menggunakan metode studi populasi dan populasinya adalah seluruh siswa kelas X yang mengalami masalah perilaku membolos yang berjumlah 25 orang. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket sebagai metode pokok sedangkan dokumentasi, obsevasi sebagai metode pelengkap. Untuk menganalisis data menggunakan rumus t test. Hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 4,094 dan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan N=25 diperoleh 2,064. Berdasarkan hasil penelitian, maka thitung lebih besar dari ttabel atau 4,094 > 2,064, berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berbunyi Ada Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Menanggulangi Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014. Artinya hasil penelitian ini “signifikan”.
Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok dan Perilaku Membolos Pendahuluan Pendidkan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk manusia Indonesia yang bermartabat dalam rangaka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam layanan bimbingan kelompok sendiri proses bantuan dalam upaya perwujudan pengembangan diri siswa di lakukan dalam berbagai bentuk format layanan (format individu, klasikal, kelompok lapangan dan permasalahan khusus), salah satunya adalah bimbingan kelompok. Siswa merupakan bagian dari masyarakat dituntut dapat berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah. Karena hampir sebagian waktu siswa, banyak digunakan untuk berinteraksi di sekolah. Tugas siswa di sekolah yaitu belajar akademik, kenyataan yang terjadi bahwa siswa melupakan tanggung jawab mereka dengan melakukan sikap membolos. Prilaku membolos adalah suatu bentuk perbuatan yang dilakukan siswa dengan sengaja meninggalkan pelajaran tanpa ijin terlebih dahulu tanpa keterangan. Perilaku membolos salah satu dari bentu perilaku anak yang bermasalah (Mustaqim dan Abdul Wahid, 2003:142) Prilaku membolos akan membuat siswa akan menjadikan mereka pelajar yang tidak mandiri, lari dari tanggung jawab, dan tidak disiplin. Hal seperti ini akan merusak karakter siswa dalam pendidikan. Sementara hal terpenting dalam pendidikan sekarang ini diharapkan mampu meningkatkan karakter siswa agar menjadi individu yang cerdas dan bermartabat. Berdasarkan hasil observasi awal di SMKS 45 Sumbawa besar tanggal 22 Juli 2014 didapati permasalahan banyaknya siswa yang membolos. Siswa yang membolos pada mata pelajaran tertentu menanggap bahwa membolos merupakan hal-hal yang biasa saja.
Meninggalkan mata pelajaran tertentu karena tidak suka kepada pelajaran yang diajarkan. Sebagian siswa mengatakan bahwa dengan membolos mereka merasakan kebebasan dari aturan sekolah. Hal ini merugikan bagi siswa itu sendiri, ketinggalan materi pelajaran membuat siswa tidak bisa memahami pelajaran yang diberikan guru. Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan akan mempengaruhi lebih banyak siswa yang lainnya lagi sehingga mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung SMKS 45 Sumbawa besar. Berdasarkan uraian diatas, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan mengangkat judul tentang: Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dalam menanggulangi prilaku Membolos Pada Siswa Kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014. Kajian Teori Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian Layanan Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh konselor sebagai pemimpin kelompok dan para siswa sebagai anggota kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana, dan penyelesaian masalah, dimana semua anggota kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang lebih optimal. Bentuk-bentuk bimbingan kelompok ada beberapa macam. Macam-macam Bimbingan Kelompok ini dapat digunakan pada situasi dan permasalahan tersendiri. Konselor harus dapat menilai dan melihat keadaan kliennya dan dapat menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok dengan pas dan terarah. Adapaun bentuk-bentuk bimbingan kelompok menurut (Tohirin, 2007: 290) yaitu: 1) Program Home Room, 2) Karyawisata, 3) Diskusi kelompok, 4) Kegiatan Kelompok, 5) Organisasi Siswa, 6) Sosiodrama, 7) Psikodrama, 8) Pengajaran Remedial. Bentuk-bentuk bimbingan kelompok tersebut digunakan sesuai dengan keadaan siswa sehingga mampe mencapai tujuan yang diinginkan dalam kelompok. Keberhasilan bimbingan kelompok dapat dilihat dari segi hasil dan proses yang berjalan. Konselor sebagai pemimpin kelompok harus mampu menciptakan suasana yang menyenagkan agar semua anggota kelompok dapat berinteraksi dengan baik. Adapun ciri-ciri bimbingan kelompok yang efektif menurut (Sukardi, 2010: 228) yaitu: Dari segi hasilnya, ciri-ciri bimbingan kelompok yang efektif adalah, masalah yang didiskusikan dalam kelompok dapat terpecahkan, ada keputusan yang dapat direalisasikan, waktu diskusi tidak diperpanjang, semua anggota kelompok menerima dan menghormati keputusan bersama dalam kelompok, 2) Dari segi proses, ciri-ciri kelompok yang efektif yaitu semua peserta berusaha ikut menyumbangkan pikiran dan pengalamannya, pertentangan pendapatdan ketegangan dalam kelompok dapat diatasi, bimbingan memberikan keputusan emosional, setiap anggota kelompok memiliki keinginan untuk melakukan kerja sama, keterampilan anggota kelompok dalam berkomunikasi dan beriteraksi semakin bertambah setelah bimbingan kelompok. Mengkaji pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri bimbingan kelompok yang efektif meliputi ciri-ciri dari segi hasilnya dan dari segi proses. Ciri-ciri ini menjadi tolak ukur dalam memperhatikan keberhasilan bimbingan kelompok agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan dan membawa manfaat bagi semua anggota kelompok. Metode Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian, maka penelitian ini adalah termasuk penelitian eksperimen, yaitu peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel bebas untuk memperoleh reaksi baru terhadap obyek penelitian. Terkait dengan jenis penelitian ini seorang ahli mengatakan bahwa “pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat” (Riduwan, 2004:50). Demikian juga dijelaskan oleh ahli lain bahwa “eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2008:72). Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan eksperimen adalah suatu jenis penelitian yang menggunakan perlakuan terhadap variabel bebas untuk memperoleh perubahan yang bersifat positif terhadap variabel terikat. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80). Sedangkan ahli lain berpendapat bahwa, Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Arikunto, 2006:130). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan populasi adalah subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik dari obyek yang diteliti atau keseluruhan yang dibatasi oleh kriteria tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Kaitannya dengan penelitian ini, maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar yang terdiri dari 1 kelas. Adapun jumlah siswa 25 pada masing-masing kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 01 : Jumlah siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/1014. Kelas No 1
X
Jenis Kelamin P L 3 22
Jumlah
25 siswa
Sampel adalah sebagian dari wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:109). Menurut Hadi (2000:221) sampel adalah sebagian dari populasi. Dalam menentukan sampel pada penelitian ilmiah peran penting, karena jika teknik pengambilan sampelnya salah maka data yang akan diperoleh salah. Sedangkan penentuan jumlah sampel tergantung pada besarnya jumlah populasi, “Jika populasi kurang dari 100, dianjurkan agar semuanya dijadikan sampel. Namun jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15%, 20-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti” (Arikunto,2006: 134). Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi atau sebagian subyek yang dapat mewakili populasi itu sendiri. Terkait dengan judul penelitian ini, maka rencana samping yang digunakan adalah teknik Studi sampel, karena jumlah populasinya kurang dari 100. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bertitik tolak dari tujuan penelitian yakni, untuk mengatahui ada tidaknya Pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi perilaku membolos siswa pada kelas X SMKS 45 sumbawa tahun pelajaran 2013/2014, maka proses pelaksanaan penelitian ini dimulai dari penyebaran angket pre-test yang dilakukan kepada 25 orang siswa dan kemudian mendapatkan perlakuan/treatment. Setelah itu menyebarkan angket pos-test kepada 25 orang siswa yang menjadi sampel penelitian. Tiap-tiap siswa diberikan angket dengan jenis pertanyaan yang sama, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah : a. Penentuan Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dengan jumlah 25 orang siswa dari berbagai kelas yang akan diberikan angket pre-test kemudian akan diberikan perlakuan/treatment. Tabel 4.02: Daftar Subyek Penelitian Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Menanggulangi Prilaku Membolos Pada Siswa Kelas X SMKS 45 Sumbawa Tahun Pelajaran 2013/2014. No Kelas Jenis Jumlah Kelamin P L 1 X 3 22 25 siswa Setelah mendapatkan data nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian, maka kegiatan selanjutnya adalah pemberian angket pree-test dan selanjutnya diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok dan terakhir pemberian angket post-test tentang perilaku membolos yang terdiri dari 25 siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa. Data yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan menggunakan rumus t-test, akan tetapi sebelum data-data tersebut dianalisis menggunakan rumus statistik t-test, peneliti terlebih dahulu melakukan tabulasi atas jawaban angket yang sudah terkumpul. Membuat Hipotesis Nol Untuk keperluan perhitungan analisis statistik, maka hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan berbunyi: ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi prilaku membolos pada siswa SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014, maka perlu diubah terlebih dahulu ke dalam hipotesis nol (H0) sehingga berbunyi: Tidak Ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi prilaku membolos pada siswa SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014. Membuat Tabel Kerja Menyusun tabel nilai pre-test dan post-test dimaksudkan untuk mengetahui nilai yang diperoleh sebelum dan sesudah pemberian treatment layanan bimbingan kelompok. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.04: Data Nilai hasil penghitungan angket Pree-test dan Post-test SMKS 45 Sumbawa. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode Siswa FA HN JM AR JN BK IM MA RR MS YJ OL DP WG
Pretest 63 67 76 68 82 58 73 73 61 56 71 57 66 60
Posttest 70 68 69 72 76 67 78 73 64 58 75 60 68 62
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
RS DS DA FD RD AR JK EL YK SR SY N=25
55 56 67 73 61 64 68 70 70 74 65 1654
59 58 69 77 67 68 73 74 73 77 68 1723
Kemudian Kerja Untuk Menghitung Nilai t Dengan Menggunakan Rumus t-test Memasukkan data ke dalam rumus Setelah mengetahui deviasi dari masing-masing data pree-test dan post-test, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data ke dalam rumus. Dari tabel kerja tersebut, maka terlebih dahulu dicari nilai xd masing-masing subyek dengan rumus xd = d-Md Dimana: Xd = Deviasi masing-masing subyek (d-Md) ∑d = Jumlah (post test-pree test) ∑Xd2 = Jumlah kuadrat deviasi d.b = ditentukan dengan N-1. d = Deviasi (post test - pree test) N = Jumlah Sampel Selanjutnya dapat dicari Md dengan rumus : Md = dimasukkan kedalam rumus t- test sebagai berikut :
t= =
√
√
=
= 2, 760 setelah Md diketahui baru
∑
=
√
=
√
=
√
=
=4,094
Menguji Nilai t-test Berdasarkan hasil perhitungan t-test yang diperoleh melalui analisis, ternyata nilai t diperoleh = 2,760 kemudian dikonsultasikan dengan nilai t dalam tabel dengan db (N-1)= 25-1 = 24 dengan taraf signifikansi 5% = 2,064 Menarik Kesimpulan Dari hasil uji t-test menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,094 maka berdasarkan taraf signifikan 5% dan db= 24 ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel distribusi t adalah 2,064. Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel (4,094> 2,064), Karena t hitung lebih besar dari harga t tabel, maka penelitian ini dikatakan signifikan. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol di tolak dan hipotesis alternatif diterima, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi prilaku membolos pada siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014.
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dua kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan treatment layanan bimbingan kelompok. Karena dalam penelitian ini menggunakan one group pre-test post-test design. Dengan demikian, bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok mempunyai peranan yang positif dalam membantu Siswa guna menanggulangi prilaku membolos di SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014. Oleh karenanya kepada pihak yang terkait dalam pelaksanaan konseling seperti guru BK, hendaknya tetap melaksanakan layanan bimbingan kelompok dan melakukan kerjasama yang baik serta di lakukan secara intensif dan terprogram, karena terbukti bahwa konseling dengan layanan bimbingan kelompok akan membantu siswa dalam menanggulangi prilaku membolos, juga kepada siswa sebagai subyek pelaku, hendaknya betul-betul memanfaatkan proses layanan bimbingan kelompok yang ada di sekolah, serta memiliki konsep-konsep perilaku positif yang berguna dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial, selain itu pula kepada kepala sekolah, hendaknya selalu menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua/wali murid, guru pembimbing, guru bidang studi, wali kelas serta pihak-pihak lainnya. Dalam rangka membantu siswa untuk menanggulangi prilaku membolos dan yang tidak kalah penting juga adalah orang tua/wali murid, hendaknya terus mendorong dan mengarahkan anak-anaknya dengan sebaik-baiknya dalam peroses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, sehingga mereka akan dapat diterima oleh lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitarnya yang pada akhirnya akan mendatangkan perubahan perilaku, sehingga ia akan mendapatkan prestasi yang baik atau memuaskan di dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sangat berguna dalam menanggulangi prilaku membolos siswa untuk membentuk menjadi pribadi yang rajin dalam peroses pembelajaran karena siswa lebih paham tentang hal-hal yang memang seharusnya dilakukan siswa termotivasi untuk belajar, mendidik siswa lebih baik, mengubah perilaku siswa lebih baik, siswa mempunyai pengetahuan baru dan siswa berkeinginan lebih baik dari sebelumnya. Selain itu dengan layanan bimbingan kelompok yang dilakukan akan memperbaiki dirinya dan memperbaiki perilaku siswa yang dulunya kurang baik menjadi lebih baik. Analisa yang sudah peneliti lihat selama penelitian berlangsung bahwa sebelum dilakukan layanan bimbingan kelompok, siswa enggan dan sering merasakan malas, mengantuk, tidak menyukai pelajaran yang sedang berlangsung di kelas, bahkan siswa tidak menyukai guru mata pelajaran tertentu sehingga siswa merasa malas untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di kelas, tapi setelah peneliti memberikan layanan bimbingan kelompok dan menjelaskan secara terperinci tujuan dan pemahaman tentang layanan bimbingan kelompok ini, siswa tidak lagi merasa malas atau mengantuk dan bahkan perlahan siswa mulai belajar untuk menyukai mata pelajaran tertentu dan perilaku tidak senang terhadap guru mata pelajaran tertentu sedikit demi sedikit perilaku mereka berubah menjadi senang terhadap gurunya dan mampu berusaha merubah diri menjadi lebih baik tentunya. Berdasarkan landasan teori yang telah diajukan, dan berdasarkan analisis data yang diperoleh melalui penelitian dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus t-test, hipotesis nol (H0) yang berbunyi: Tidak Ada Pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi prilaku membolos siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014. ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Ada Pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi prilaku membolos siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014 diterima. Dengan demikian, bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok mempunyai peranan yang positif dalam menanggulani prilaku membolos pada siswa kelas X SMKS 45
Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014, dengan kata lain semakin intensif pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah, maka semakin turun tingkat prilaku membolos siswa. Simpulan Berdasarkan hipotesis penelitian seperti yang kemukakan pada bab II yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi prilaku membolos siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014 Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 2,064, sedangkan hasil penelitian ini adalah 4,094 dan 4,094 > 2,064, ini berarti hasil penelitian ini signifikan, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam menanggulangi prilaku membolos siswa kelas X SMKS 45 Sumbawa tahun pelajaran 2013/2014. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 2000 Statistik Jilid2. Yogyakarta: Andi. Hartina DS, Siti. 2009.Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama. Mustaqim, Abdul Wahid, 2003. Kenakalan remaja. Bandung: Alfabeta Erma, 2012. Pedoman Bimbingan Konseling Nurihsan, Achmad. 2011. Bimbingandan Konseling Dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan. Bandung : PT Refika Aditama. Prayitno. 2012. Jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling. Padang: Universitas Negeri Padang. Kartono, 2011. Kenkalan Remaja Purwanto, Bambang. 2010. Pengaruh layanan Kelompok Dalam MeningkatkanPrestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kuripan Tahun Pelajaran 2009/2010. Mataram: IKIP Mataram. Riduwan, 2004. Jenis – jenis Penelitian. Bandung : Citra Aditya Bakti. Jurnal Rohmatil, 2012. Kenakalan Remaja Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Disekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Tim Penyusun Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Karya Ilmiah. 2012. Pedoman Pembimbingan Dan Penulisan Karya Ilmiah. IKIP Mataram. Tohirin, 2007. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Winata, Hendru Pandu 2010. Judul penelitiannya yaitu “Pengaruh layanan Bimbingan kelompok terhadap sikap percaya diri Siswa di SMPN 3 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010. Mataram: IKIP Mataram. Winkel, WS dan Sri Hastuti. 2004 Bimbingan dan Konseling Di Institut Pendidikan. Yokyakarta : Media Abadi. Zayiroh. 2007. Keefektifan Bimbingan Kelompok Terhadap Kemampuan Komunikasi Antar Pribadi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ungaran Tahun Pelajaran 2006/2007, Mataram: IKIP Mataram