PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI MTs. AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh : HESTI AMBARWATI 111 10 053
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
∩∇⊄∪ ãβθä3uŠsù ⎯ä. …çμs9 tΑθà)tƒ βr& $º↔ø‹x© yŠ#u‘r& !#sŒÎ) ÿ…çνãøΒr& !$yϑ¯ΡÎ) “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia” (QS. Yaasin:82)
Hanya ada satu sudut alam semesta yang pasti bisa kita perbaiki yaitu diri kita sendiri (aldous huxley)
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidupnya
1. Teruntuk ayah bundaku tercinta Bapak Endang Sutrisna & Ibu Suliyah tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran, serta ayah angkatku Bapak Amsin Nurhanudin,S.Pd.I dan Siti Fatimah yang selalu ikhlas dan tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis. 2. Kakak-kakakku tercinta Mbak Meri Herawati S.Pd.I, Mbak Komalasari, Mbak Fitri Umi Anisa S.Pd.I, R. Abu Hanifah S.Pd.I, Ka Achmad Fauzi serta adikadikku Rina Wati Dewi, Siti Wardah Kadihan, R. Bayu Abdul Basyid, Faiz Erikstan terima kasih atas dukungan dan jangan pernah lelah berproses untuk menjadi yang terbaik. 3. Syahrur Rohman S.Pd. yang kelak akan menjadi pemimpin dalam keluargaku terimakasih atas motivasi,dukungan, dan nasehat yang selama ini selalu diberikan. 4. Kepada Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. atas arahan dan bimbingan yang tiada henti dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi. 5. Sahabat-sahabat yang aku banggakan, kelas PAI B dan semuanya terimakasih banyak untuk semangat dan kebersamaan kalian selama di STAIN Salatiga. 6. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih banyak atas bantuannya.
viii
KATA PENGANTAR
ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢﺑﺴﻢ ﺍ Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
hidayah
dan
taufiqnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah “PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI MTs. AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN 2. Bapak Rasimin. S.PdI, M.Pd selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
ix
x
ABSTRAK Ambarwati, Hesti. 2014. Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru Di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata Kunci: Supervisi Kepala Sekolah dan Prestasi Kerja Guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: adakah pengaruh antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan metode analisis data. Subyek penelitian sebanyak 30 responden, menggunakan teknik populasi dan sampel (purposive random sampling). Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data x dan data y. Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori A mencapai nilai 50% dari 30 responden yang memandang bahwa persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dalam kategori tinggi, yaitu berada pada interval 38–40. Sedangkan untuk prestasi kerja guru yang memperoleh kategori B mencapai nilai 70%, berada pada interval 33-38. Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan jumlah 30 responden dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,361, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,375 > 0,361. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014" hipotesis yang penulis ajukan diterima.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ..........................................................................
ii
HALAMAN DEKLARASI.......................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................
iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
vi
MOTTO ....................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .....................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ix
ABSTRAK ................................................................................................
xi
DAFTAR ISI.............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
xv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..........................................................
5
D. Hipotesis Penelitian.......................................................
5
E. Manfaat Penelitian ........................................................
6
F. Definisi Operasional .....................................................
6
G. Metode Penelitian .........................................................
8
H. Sistematika Penulisan ...................................................
12
xii
BAB II
KAJIAN PUSAKA A. Supervisi Pendidikan ....................................................
14
1. Pengertian Supervisi Pendidikan ...........................
14
2. Tujuan Supervisi Pendidikan.................................
15
3. Fungsi Supervisi Pendidikan .................................
17
4. Macam Supervisi Pendidikan ................................
18
5. Prinsip Supervisi Pendidikan.................................
21
6. Teknik Supervisi Pendidikan.................................
25
7. Ruang Lingkup dan Batasan Supervisi..................
30
B. Kerja Guru ....................................................................
33
1. Pengertian Kerja Guru ...........................................
33
2. Penilaian Kerja Guru .............................................
36
3. Faktor Yang Mempenggaruhi Kerja Guru.............
39
4. Pengaruh Kerja Guru Terhadap Prestasi ...............
45
C. Pengaruh Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru......................... BAB III
48
LAPORAN HASIL PENELITIAAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................ 1. Sejarah
Singkat
Berdirinya
MTs.
52
Al-Mina
Ngawinan Jetis Bandungan ...................................
52
2. Keadaan Geografis MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan......................................................
54
3. Struktur Penyelenggaraan Madrasah .....................
57
4. Struktur organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan .............................................................. xiii
58
5. Visi, Misi, Tujuan dan Target MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan ....................................
60
6. Keadaan Sarana dan Prasarana di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan ....................................
62
7. Daftar Responden ..................................................
65
B. Data Hasil Penelitian ....................................................
67
1. Data Tentang Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala Sekolah di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014................
67
2. Data Tentang Prestasi Kerja Guru di MTs. AlMina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 .............................................................. BAB IV
BAB V
68
ANALISA DATA A. Analisis Pendahuluan....................................................
72
B. Analisis Uji Hipotesis ...................................................
81
C. Pembahasan ..................................................................
83
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................
85
B. Saran .............................................................................
85
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Keadaan Guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 .................................................
Tabel 3.2
Sarana dan Prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................
Tabel 3.3
55
63
Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014......................
64
Tabel 3.4
Daftar Responden ................................................................
66
Tabel 3.5
Jawaban Angket Tentang Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 .................................................
Tabel 3.6
67
Jawaban Angket Tentang Prestasi Kerja Guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 ............................................................................
Tabel 4.1
69
Daftar Hasil Angket Tentang Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................
Tabel 4.2
72
Distribusi Frekuensi Tentang Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 ..............................
Tabel 4.3
73
Distribusi Frekuensi Jawaban Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala Sekolah ....................................................
xv
76
Tabel 4.4
Daftar Hasil Angket Tentang Prestasi Kerja Guru MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 ............................................................................
Tabel 4.5
77
Distribusi Frekuensi Tentang Prestasi Kerja Guru MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 ............................................................................
78
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Jawaban Prestasi Kerja Guru..............
80
Tabel 4.7
Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Persepsi Guru tentang Supervisi Kepala Sekolah Dengan Prestasi Kerja Guru .....................................................................................
xvi
81
DAFTAR BAGAN
Bagan I
Struktur Organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun 2013/2014..............................................
xvii
59
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini diyakini sebagai salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha atau industri.
Keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya . penentu keberhasilan pendidikan juga di tentukan oleh kinerja guru. Gurulah yang secara oprasional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik (UU No. 14 tahun 2005 guru dan dosen). Pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya terungkap dari kinerja guru tersebut. Kinerja profesional sekolah terkait dengan produktifitas sekolah yang merupakan tujun akhir dari suatu penyelenggaraan pendidikan kinerja adalah proses yang menentukan produktifitas orgnisasi. Produktifitas sekolah di ukur dari prestasi belajar siswa maka hal tersebut akan sangat tergantung pada prosesnya
yaitu kinerja mengajar guru. Dengan kata lain, tak akan ada
produktifitas berupa prestasi belajar yang berarti jika tanpa ada kinerja mengajar guru yang baik. Dua faktor atau variabel yang di duga memiliki hubungan yang erat dengan kinerja mengajar guru adalah motivasi berprestasi guru dan presepsi guru tentang supervisi kepala sekolah. Motivasi berprestasi guru merupakan dari bagian motivasi bekerja yang lebih spesifik dengan
1
karakteristik berorientasi pada keberhasilan, kesempurnaan, kesungguhan, keunggulan dalam melaksanakan pekerjaan. Sesuai
dengan
perkembangan
masyarakat
dan
perkembangan
pendidikan di indonesia maka tenaga pendidikan sudah seharusnya mengalami perubahan
khususnya yang berkaitan dengan kepengawasan, pengawasan
cenderung bersifat otokratis, mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang lain dan berorientasi pengertian pengawasan seperti ini sering disebut inspeksi atau memeriksa. Dalam perkembangannya pengawasan satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan
apa
yang
tertuang
dalam
peraturan
materi
tentang
kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompotensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervesor adalah orang yang prefesonal ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidkan. Guru adalah salah satu komponen sumber daya manusia pendidikan memerlukan pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan pengelihatan mata biasa, sebab yang diamatinya
bukan masalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukn kepekaan mata batin.
2
Seorang supervisor membina peningktan mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik materiala semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki visi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberika pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien. Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran adalah suatu proses pentrasferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang dapat disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di departemen pendidikan. Pengawas disini adalah pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan pengarahan-pengarahan yang baik
3
dan bimbingan serta masukan tentang cara atau metode mendidik yang baik dan profesional. Dalam perkembangannya supervisi pendidikan memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di indonesia, sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kereatif, aktif, efektif dan inovatif. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat yang lebih komplek. Perkembangan tersebut melahirkan masalah dan tuntutan yang
baru.
Pendidika bertugas menjawab tantangan itu, yang diwujudkan dalam bentuk perbaikan dan kuantitas pendidikan dengan tujuan dapat mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program pendidikan yang ada agar
selalu
relevan
dengan
kebutuhan
masyarakat,
perlu
adanya
pengembangan pendidikan dan harus menyertakan masalah-masalah dasar yang dihadapi saat ini. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang “PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI MTs. AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014”. B. Rumusan Masalah Sebagaimana penjelasan diatas maka rumusan masalah penelitian dalam hal ini, sebagai berikut :
4
1. Bagaimana persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013 / 2014? 2. Bagaimana prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Adakah pengaruh antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013 / 2014. 2. Untuk mengetahui prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan
jawaban
yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jadi hipotesis merupakan pendapat yang masih lemah dan perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis berasal dari penggalan dua kalimat hyte artinya “dibawah”
dan
tesa
yang
artinya
5
“kebenaran”(Arikunto,
2006:62).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah : "Apakah ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan tahun 2013/2014 ?”. Artinya semakin tinggi persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah maka semakin tinggi pula prestasi kerja guru. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan masyarakat serta kalangan para pendidik. Adanya berbagai manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Untuk mengembangkan persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru. 2. Manfaat praktis a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah khususnya kalangan para pendidik. b. Sebagai bahan masukan kepala sekolah untuk meningkatkan prestasi kerja guru. F. Definisi Operasional Menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut :
6
a. Supervisi Kepala Sekolah Dalam kamus besar bahasa indonesia yang dimaksud dengan persepsi guru tentang adalah keadaan tingkatan atau ukuran persepsi guru tentangnya (keseringan). Sedangkan supervisi adalah pembinaan atau pengawasan. Jadi persepsi guru tentang supervisi adalah tingkatan keseringan
pengawasan, pengontrolan tertinggi secara terus menerus
(kontinu). (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002 : 383). Menurut H. Burton dkk, supervisi adalah : suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Sahertina, 2008:39). Jadi supervisi kepala sekolah adalah pengawasan atau pengontrolan yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk memperbaiki serta mengevaluasi pertumbuhan anak secara menyeluruh. Adapun indikator persepsi guru tentang dari supervisi kepala sekolah antara lain : 1. Sering memberikan motivasi kepada guru. 2. Sering memberi nasehat atau pengarahan kepada guru ketika menghadapi kesulitan. 3. Sering melakukan pengawasan dan pengontrolan kwalitas guru dalam proses belajar mengajar. 4. Sering memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi. 5. Sering melakukan komunikasi secara terus menerus (intensif). 6. Sering memberikan pembinaan kepada guru mengenai proses belajar mengajar.
7
b. Prestasi Kerja Guru Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai dalam arti dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002:895). Prestasi kerja menurut Anwar Prabu mengartikan bahwa : prestasi kerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya (Asdiqoh, 2013:56). Dari pendapat di atas, prestasi kerja guru dapat diartikan suatu hasil yang telah dicapai oleh seorang guru yang dapat dilihat dari kualitasnya serta kuantitasya. Berdasarkan penjelasan diatas maka indikator prestasi kerja guru antara lain : 1. Mempunyai sikap disiplin kerja 2. Mempunyai semangat kerja tinggi 3. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas 4. Mempunyai rencana program pengajaran (RPP) pada tiap mapel 5. Mempunyai keterampilan dalam pengelolaan kelas 6. Mempunyai program tahunan dan program semesteran 7. Mendapat penghargaan. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif adalah
8
pendekatan penelitian yang menekankan analisanya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998 : 5). 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Mina Ngawinan
Jetis
Bandungan waktu penelitian ini sekitar 3 bulan, mulai bulan april sampai dengan bulan juni tahun 2014. 3. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian (Bungin, 2006:99). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan dengan jumlah 30 guru.
b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1991:104). Suharsimi Arikunto (1991:107), menyatakan bahwa untuk mengambil sampel apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan apabila subyek lebih besar dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 %. Tehnik
sampling
adalah
cara
yang
digunakan
untuk
mengambil sampel (Suharsimi Arikunto, 1991:106). Dalam hal ini Sutrisno Hadi (1995:73), berpendapat bahwa tidak ada ketentuan yang mutlak
berapa
sampel
yang
harus
diambil
dari
populasi.
Ketidakpastian ini menimbulkan keraguan dalam penyelidikan.
9
Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik purposive random sampling. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Angket Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dan prestasi kerja masing-masing guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan. b. Dokumentasi Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 188). Dalam metode ini, penulis memperoleh data tentang gambaran umum tentang sekolah yang berkaitan dengan kepala sekolah, arsiparsip dan data tentang guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan. 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Dalam penelitian ini, angket yang penulis persiapkan ada dua yaitu angket pertama untuk mengetahui persepsi guru 10
tentang supervisi kepala sekolah di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan tahun 2013/2014 dan angket yang kedua untuk mengetahui prestasi kerja guru di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan tahun 2013/2014. Guru memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pertanyaan dari masing-masing angket adalah 15 soal. Adapun untuk jawaban penulis memberikan 3 pilihan. Untuk pilihan A yaitu tingkatan selalu bernilai 3, untuk pilihan B yaitu tingkatan kadang-kadang bernilai 2 dan C untuk tingkatan tidak pernah bernilai 1. Di dalam penyajian angket ini, guru diharuskan memilih jawaban sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. 6. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian
kemudian
penulis
menganalisis
dengan
analisis
kuantitatif/analisis data stastistik dengan langkah-langkah, sebagai berikut: a. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan yaitu suatu tahap dalam mengelompokkan data yang ada dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi dengan pengolahan sepenuhnya. Analisis ini digunakan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel. Dengan menggunakan rumus :
F × 100 % N Keterangan P = persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40) P=
11
b. Analisis uji hipotesis Analisis ini untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi dari analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus product moment (Arikunto, 1991:236).
rxy =
{NΣx
NΣxy − (Σx )(Σy ) 2
− (Σx )
2
}{NΣy
2
− (Σy )
2
}
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y xy = Produk dari variabel x dan y x = Persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah y = Prestasi kerja guru N = Jumlah sampel yang diteliti Σ = Jumlah/sigma H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam penulisan dan pembahasan maka perlu penulis menyusun langkah-langkah sistematis : BAB I
PENDAHULUAN Pendahuluan ini terdiri dari sub bab latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan penulis kemukakan tentang sub bab pertama tentang supervisi pendidikan, meliputi: pengertian supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, fungsi
12
supervisi pendidikan, macam supervisi pendidikan, prinsip supervisi pendidikan, teknik supervisi pendidikan, ruang lingkup dan batasan supervisi. Sub bab kedua tentang kerja guru, meliputi: pengertian kerja guru, penilaian kerja guru, faktor-faktor yang mempenggaruhi kerja guru, pengaruh kerja guru terhadap prestasi. Sub bab ketiga tentang hubungan supervisi kepala sekolah dan prestasi kerja guru. BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN Laporan hasil penelitian ini penulis kemukakan sub bab pertama data keadaan sekolah MTs Al-Mina, meliputi: letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan fasilitas, keadaan guru. Sub bab kedua data keadaan responden berisi tentang rekapitulasi jawaban, meliputi: rekapitulasi jawaban angket responden supervisi, rekapitulasi jawaban angket responden prestasi kerja guru.
BAB IV
ANALISA DATA Yang mencakup persiapan penelitian, analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, pembahasan untuk mengetahui pengaruh antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs Al Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014.
BAB V
PENUTUP Pada bagian penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi Pendidikan Supervisi pendidikan berkaitan erat dengan peran serta seorang guru. Pendidik berperan penting terhadap kualitas pendidikan yang akan berlangsung. Guru yang menjalankan tugasnya membutuhkan bantuan orang lain dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi untuk
mewujudkan tujuan pendidikan. Orang yang berfungsi membantu guru dalam hal ini adalah kepala sekolah atau supervisor yang setiap hari langsung berhadapan dengan guru. Pengertian supervisi secara etimologis masih menurut Ametembun (1993:2), menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision : Super = atas, lebih, Vision = lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orangorang yang disupervisi. Yang termasuk supervisor misalnya kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas di tingkatan kabupaten/kota madya, serta staf di kantor bidang yang ada di setiap provinsi (Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 2008:4) Berikut ini dikemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian supervisi, sebagai berikut : a. Menurut Soetopo Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Sahertian, 2008: 39).
14
b. Menurut Good carter Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Sahertian, 2008 : 17). Jadi dapat kita pahami bahwa supervisi pendidikan dapat diartikan pembinaan kepala sekolah terhadap guru beserta petugas lainnya untuk mengevaluasi serta memperbaiki sistem-sistem pendidikan dan pengajaran yang ada di sekolah. 2. Tujuan Supervisi Pendidikan Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar dan mengajar ditunjukan kepada penciptaan tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal. Secara nasional tujuan kongkrit dari supervisi pendidikan adalah : a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid. c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran moderen, metodemetode dan sumber-sumber pengalaman belajar. d. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri. e. Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya. f. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah (Sahertian, 2008 : 19). Menurut pendapat dari para ahli, tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Sedangkan tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil
tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
15
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan, yaitu: a. Meningkatkan mutu kinerja guru 1) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut. 2) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya. 3) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya. 4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. 5) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran. 6) Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran. 7) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru. b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik c. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan. e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan. (Neagley, Ross L. dan Evans N. Dean (1980), dalam NTB Post (2003), Handbook for Effective Supervision of Instruction, New York, Englewood Cliffs-Prentice Hall, Inc, NTB Post). Jadi tujuan dari supervisi pendidikan yang harus diwujudkan yaitu perbaikan (guru-murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Sehingga kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja,
16
dan jumlah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. 3. Fungsi Supervisi Pendidikan Kegiatan supervisi pendidikan memiliki beragam fungsi. Supervisi pendidikan akan dapat terlaksana dengan baik manakala fungsi-fungsinya mampu diterapkan dengan baik pula. Menurut Sahertian fungsi utama supervisi pendidikan ditunjukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Sahertian mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan. Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen, ia mengemukakan 8 fungsi-fungsi supervisi. Berikut ini fungsi-fungsi diuraikan secara rinci : a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. c. Memperluas pengalaman guru-guru. d. Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. e. Memberikan fasilitas dan penilayan terus-menerus. f. Menganalisis situasi belajar-mengajar g. Memperlengkepi setiap guru dengan pengetahuan yang baru dan keterampilan-keterampilan yang baru pula h. Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan-kemampuan (Sahertian, 2008:21-24). Maka dengan adanya fungsi dari supervisi pendidikan tujuannya adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan arti yang luas maksudnya situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila supervisor atau pemimpin pendidikan memiliki keterampilan dasar. Selain itu, dukungan dalam supervisi menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
17
Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja dan jumlah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu, tujuan supervisi diarahkan pada kegiatan mengorientasikan staf dan pelaksanaan pembelajaran, melatih dan pelaksana keperawatan, memberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti peran serta fungsinya sebagai tenaga pendidik yang difokuskan pada pemberian pelayanan pendidikan 4. Macam Supervisi Pendidikan Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi, menurut peneliti lebih menitikberatkan pada peningkatan kemampuan profesional guru. Sasaran supervisi ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 4 macam bentuk supervisi: a. Supervisi Akademik Supervisi akademik, menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan temuan selama penelitian, dimana guru berkewajiban membantu siswa dalam proses belajar. b. Supervisi Administrasi Pada supervisi ini, fokus pengamatan supervisor pada aspekaspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran (lebih pada sarana dan prasarana).
18
c. Supervisi Lembaga Objek pengamatan supervisor terletak pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan (pelayanan sekolah). d. Supervisi Klinis Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaanya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut. Jadi supervisi ini bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru atau calon guru, dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti. Ciri-ciri supervisi klinis, ditinjau dari segi pelaksanaanya menurut la Sulo, sebagaimana yang telah dikutip oleh Piet A. Sahertian, sebagai berikut: 1) Bimbingan Supervisor kepada guru/calon bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi. 2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan supervisor. 3) Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terint egrasi, sasaran supervisi hanya pada keterampilan tertentu saja. 4) Instrument supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak. 5) Balikan diberikan secara segera dan secara obyektif (sesuai dengan data yang direkam oleh instrument observasi). 6) Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrument observasi, di dalam diskusi atau
19
pertemuan balikan guru/calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis keterampilan. 7) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan dari pada memerintah atau mengarahkan. 8) Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka. 9) Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi / pertemuan balikan. 10) Supervisi dapat digunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan keterampilan mengajar, dipihak lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan / pre service education and inservice education (Purwanto, 2005:91-92) Berdasarkan paparan diatas, peneliti berpendapat bahwa sasaran yang menjadi target dalam kegiatan supervisi adalah terbentuknya staf yang berkualitas dan berkesinambungan, penggunaan alat yang efektif dan ekonomis, tersedianya sistem dan prosedur yang tidak menyimpang, adanya pembagian tugas dan wewenang yang proporsional dan tidak terjadinya penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan. Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan dan bawahan yang melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, pengawasan yang baik adalah pengawasan yang ditujukan kepada segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi. Pengawasan harus bersifat komprehensif dalam arti bahwa tidak ada satupun segi pelaksanaan yang boleh luput dari sasaran dan cakupan pengawasan. Agar pengawasan terselenggara dengan efektif, dalam arti berhasil
menemukan
secara
faktual hal-hal yang
terjadi
dalam
penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional, baik yang sifatnya positif maupun yang berupa penyimpangan, penyelewengan atau kesalahan, diperlukan berbagai instrumen, seperti standar hasil yang direncanakan
20
untuk dicapai, anggaran, data-data statistik, laporan, auditing dan observasi langsung. 5. Prinsip Supervisi Pendidikan Mengutip pendapat Sahertian (2008:19-20), seorang pimpinan pendidikan yang berfungsi sebagai supervisi dalam melaksanakan tugasnya hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi. Sedangkan, Siagian (1992) mengatakan bahwa pelaksanaan pengawasan yang efektif merupakan salah satu refleksi dari efektivitas manajerial seorang pemimpin. Oleh karenanya, agar pengawasan terlaksana dengan baik diperlukan suatu sistem informasi yang andal sesuai dengan kebutuhan. Berikut akan peneliti kemukakan beberapa prinsip supervisi pendidikan yang harus diperhatikan serta dilaksanakan oleh para supervisor pendidikan atau kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi agar benar-benar efektif dalam usaha mencapai tujuannya, antara lain: a.
Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Teknik pengawasan yang dilakukan harus sesuai dengan informasi yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan, seperti: siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran pengawasan.
b. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi atau penyimpangan dari rencana agar dapat segera ditangani atau dilakukan tindakan pencegahannya.
21
c. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian pada titik-titik strategik tertentu. Manajer mampu menentukan kegiatan apa yang perlu dilakukan sendiri dan kegiatan apa yang didelegasikan pada orang lain, mampu melihat dan menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang langsung harus ditangani sendiri. d. Objektivitas dalam melakukan pengawasan. Pengawasan dilaksanakan berdasarkan standar prestasi kerja yang memenuhi persyaratan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. e. Keluwesan
pengawasan.
Pengawasan
harus
bersifat
fleksibel.
Pelaksanaan pengawasan harus tetap bisa berlangsung meskipun organisasi menghadapi perubahan karena timbulnya keadaan yang tidak diduga sebelumnya atau bahkan juga bila terjadi kegagalan. f. Pengawasan
harus
memperhitungkan
pola
dasar
organisasi.
Kemampuan dan tanggung jawab adalah hal yang penting dalam melakukan pengawasan baik dalam melakukan pembagian tugas, pendelegasian wewenang, pola pertanggungjawaban, jalur komunikasi dan jaringan informasi. g. Efisiensi pelaksanaan pengawasan. Perhatian utama pengawasan ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai strategik bagi organisasi sehingga apabila terjadi penyimpangan dari rencana, dampaknya bagi organisasi akan bersifat negatif yang akan berpengaruh pada kemampuan organisasi mencapai tujuan dan sasaran kegiatan.
22
h. Pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang terlibat. Para manajer
selaku
pelaksana
kegiatan
pengawasan
harus
dapat
menentukan pengawasan bagaimana yang dibutuhkan dan alat bantu yang perlu dikuasai dan dimiliki. i. Pengawasan mencari yang tidak beres. Pengawasan adalah merupakan usaha untuk mencari dan menemukan apa yang tidak beres dalam organisasi atau adanya penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. j. Pengawasan harus bersifat membimbing. Apabila pada saat melakukan pengawasan ditemukan penyimpangan, siapa yang salah serta faktorfaktor penyebabnya, seorang manajer harus berani mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bersifat membimbing, mendidik, objektif dan rasional. Pada dasarnya prinsip supervisi merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya dan merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisor. Menurut Syaiful (2010:199), maka prinsip-prinsip supervisi pendidikan yang perlu diperhatikan adalah: a. Ilmiah (scientific) yaitu: 1) Sistematis yang berarti dilaksanakan secara teratur, terencana, dan berkelanjutan. 2) Objektif yaitu data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi nyata. Kegiatan-kegiatan perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian kebutuhankebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan guru, bukan berdasarkan
23
penafsiran pribadi. 3) Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap pembelajaran. b. Demokratis, yaitu menjunjung tinggi azaz musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat, dan sanggup menerima pendapat orang lain. c. Kooperatif, yaitu dapat melakukan kerjasama kepada seluruh staf yang berkaitan dengan supervisi dalam pengumpulan data, analisa data, dan perbaikan untuk pengembangan proses pembelajaran. d. Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru dan mendorong guru
untuk
aktif
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menimbulkan rasa aman dan bebasa mengembangkan potensipotensinya. Kenyataan yang terjadi seharusnya dalam menjalankan dan mengembangkan supervisi pendidikan, yaitu: a) pengawasan yang harus diselesaikan oleh staf harus dapat dipantau oleh pimpinan sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya; b) fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan. Tanpa pengawasan atau pengawasan yang lemah, penyalahgunaan wewenang akan mudah terjadi; c) standar unjuk kerja (standard of performance) harus dijelaskan kepada semua staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja. Jika hal ini dapat dilaksanakan, akan lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmennya terhadap kegiatan program sehingga pengawasan akan lebih objektif.
24
Adapun standar pengawasan yang dimaksud, antara lain: a) standar norma, yaitu standar yang dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan kegiatan program yang sejenis atau yang akan dilaksanakan dalam situasi yang sama di masa lalu, b) standar kriteria, yaitu standar yang diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah mendapat pelatihan terkait dengan profesionalisme. 6. Teknik Supervisi Pendidikan Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu dengan berbagai alat dan teknik supervisi. Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok/group techniques, maupun secara perorangan/individual techniques ataupun dengan cara langsung yaitu bertatap
muka,
dan
cara
tak
langsung
yaitu
melalui
media
komunikasi/visual, audial, audiovisual (Syaiful, 2010:210). Teknik yang bersifat individual yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual. Adapun yang termasuk teknik yang bersifat individual, sebagai berikut: a. Kunjungan/observasi kelas dan sekolahan (classroom visitation and classroom observation) Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilaksanakan oleh pengawas terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolahan yang telah diprogramkan untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya
25
selama guru mengajar di kelas. Sedangkan kunjungan sekolah adalah kunjungan pengawas baik atas permintaan kepala sekolah ataupun perintah ketua POKJAWA (Kelompok Kerja Pengawas) masingmasing wilayah. Kunjungan sekolah tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sikap profesionalitas guru, pengelolaan administratif sekolah, kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum dan sebagainya. b. Percakapan pribadi (individual conference). Percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang guru. Dalam percakapan ini supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru dalam memecahkan problem-problem pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and profesional problem). Menurut George Kyte, ada dua jenis percakapan melalui perkunjungan kelas, yaitu percakapan pribadi setelah kunjungan kelas/formal dan percakapan pribadi melalui percakapan biasa seharihari/informal (Sahertian, 2000:73-74). Menurut peneliti percakapan pribadi disini tidak lain adalah upaya pembinaan supervisor dalam hal ini kepala sekolah terhadap guru. Biasanya teknik bertujuan untuk meningkatkan profesional guru, dilakukan melalui pengawasan langsung di dalam kelas maupun di luar kelas dalam rapat guru untuk meningkatkan tujuan dari pembelajaran. c. Menilai diri sendiri (self evaluation check- list) Guru memutuskan dan menilai dirinya sendiri apakah sudah melakukan hal yang benar atau belum. Maka tugas kepala sekolah 26
adalah mendorong agar yang sudah baik ditingkatkan, dan yang masih kurang diarahkan untuk memperbaikinya (Syaiful, 2010:190). Alat yang dapat digunakan dalam menilai diri sendiri, antara lain: 1) Membuat suatu daftar yang disampaikan kepada murid untuk menilai suatu pekerjaan atau suatu aktivitas. 2) Menganalisa tes-tes terhadap unit-unit kerja. 3) Mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan baik mereka bekerja kelompok maupun secara perorangan. Dari ketiga alat yang dapat digunakan dalam menilai diri sendiri ada beberapa catatan penting bahwa penilaian diri sendiri sangat memberikan informasi secara objektif pada guru tentang perananya dikelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metode pengajarannya dalam mempengaruhi murid. Teknik yang bersifat kelompok yaitu teknik yang dilaksanakan untuk melayani beberapa orang bukan satu orang. Adapun yang termasuk dalam teknik pengawasan atau supervisi yang bersifat kelompok, sebagai berikut: a. Pertemuan orientasi bagi guru baru (orientation meeting for new teacher). Salah satu dari pada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru, tetapi hal ini tidak berlaku pada guru-guru baru saja melainkan dilakukan untuk seluruh staf guru. Yang perlu diorientasikan pada guru-guru, antara lain : 1) Sistem kerja itu dan penjelasan tentang tata tertib sekolah 27
2) Proses dan makanisme Administrasi dan organisasi sekolah 3) Diadakan diskusi kelompok setelah orientasi. Pertemuan ini merupakan salah satu kewajban kepala sekolah yang bertujuan membantu terciptanya suasana kerja yang nyaman, serta merasa diterima oleh guru lain. b. Rapat guru Rapat dewan guru merupakan pertemuan antar semua guru dan kepala sekolah yang membicarakan berbagai hal yang menyangkut penyelengaraan pendidika. Dalam rapat ini kepala sekolah membahas masalah-masalah yang timbul pada saat proses belajar mengajar dengan semua guru. Tujuan diadakannya rapat guru adalah : 1) Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep umum maka pendidikan dan fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan yang menjadi tangung jawab mereka bersama. 2) Mendorong guru agar mengetahui tangung jawab masing-masing. 3) Menyatukan pandangan tentang metode-metode kerja yang akan membawa mereka kearah pencapaian tujuan pendidikan. Jadi dengan adanya rapat guru, maka guru dapat dibantu baik secara individu maupun secara kelompok untuk menemukan dan menyadari
kebutuhan
mereka,
menganalisa
problema-problema
mereka dan mempertumbuhkan diri sendiri dan jabatan mereka. c. Studi kelompok antar guru Guru-guru yang mengajar dalam mata pelajaran yang sama berkumpul untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang.
28
d. Diskusi sebagai proses kelompok Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama guru yang bisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk memceahkan berbagai persoalan di sekolah, dalam mencapai suatu keputusan. Masalah yang bisa diselesaikan dalam diskusi kelompok antara lain peningkatan kemampuan tenaga kependidikan dan masalah-masalah hasil temuan kepala sekolah pada kegiatan observasi di dalam dan di luar kelas. Diskusi ini bisa juga dilaksanakan setelah rapat. e. Lokakarya (workshop) Dalam worksop disediakan suatu ruang khusus yang dilengkapi dengan sumber-sumber pustaka dan berbagi peralatan sehingga guru dapat bekerja dan belajar dalam ruang itu, hal ini dapat dilakukan secara kelompok maupun individu. Tujuannya agar guru dapat menyusun contoh model satuan pelajaran untuk tiap bidang studi. f. Seminar/Diskusi panel/Simposium. Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan pendengar. Tujuan diadakan diskusi panel adalah untuk mengetahui lebih rinci suatu masalah secara terbuka dan untuk mestimulir para pendengar agar mengarahkan perhatian terhadap masalah yang dibahas. g. Penerbitan buletin profesional guru. Kepala sekolah supervisor mengeluarkan suatu bentuk tulisan yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki proses belajar-mengajar.
29
Peran kepala sekolah sebagai supervisor, mempunyai tugas dan tangung jawab memajukan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi guru secara terus menerus. Maka kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam : a. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi suatu persoalan. b. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam belajar. c. Memberikan bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientas. d. Memberikan bimbingan yang efektif dan demokrasi (Sahertian, 2008 : 44-45). Secara garis besar peran kepala sekolah sebagai supervisor adalah membimbing guru mengarahkan serta memberikan evaluasi terhadap semua guru secara efektif agar terwujudnya sebuah keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar dalam kegiatan sekolah. 7. Ruang Lingkup dan Batasan Supervisi Secara garis besarnya ruang lingkup supervisi pendidikan meliputi: bidang ketatausahaan, ketenagaan, program kegiatan belajar, penilaian perkembangan anak, program kegiatan tahunan, sarana prasarana keuangan, disiplin dan tata tertib, pelaksanaan pembinaan profesional, hubungan sekolah dengan masyarakat dan UKS serta mekanisme pelaksanaan dan pelaporannya. Kedudukan supervisi adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia dan meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional (Teguh Handoko, “Ruang
30
Lingkup
Supervisi”
download
pada
22
Juli
2014
http://manajemendansupervisipendidikan.blogspot.com). Menurut Arikunto dan Yuliana (2008:382-383), ada beberapa hal yang dilakukan supervisor dalam rangka perbaikan situasi belajar untuk mencapai kualitas belajar yaitu memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia, mendesain dan mengembangkan kurikulum, meningkatkan kualitas
pembelajaran
kelas,
menggairahkan
interaksi
humanis,
melaksanakan fungsi-fungsi administrasi. Mendasarkan pada beberapa hal tersebut dapat peneliti jelaskan, sebagai berikut: a. Memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia / SDM Efektifitas dan efisiensi tujuan kelembagaan pendidikan akan sangat tergantung pada faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia diukur dari kinerja yang dihasilkannya. Salah satu penentu tingkatan kinerja manusia adalah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai yang ia miliki. Dalam hal ini, supervisi sebagai suatu upaya layanan profesional dalam bidang pendidikan, harus berupaya mampu menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi pengembangan sumber daya manusia. b. Mendesain dan mengembangkan kurikulum Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan layanan dan produksi pendidikan memiliki peranan yang penting dalam penciptaan produk pendidikan yang berkualitas, inovatif, kompetitif dan produktif. Upaya supervisi diharapkan harus mampu memberikan jalan yang lurus untuk pencapaian hal di atas dengan cara mendesain dan mengembangkan kurikulum secara baik dan benar. 31
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas Sebagai tujuan pokok dan upaya supervisi pendidikan, kualitas pembelajaran di kelas haruslah menjadi tujuan utama. Seorang supervisor diharapkan melakukan perubahan-perubahan proporsional dan inovatif dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru. Supervisor harus memfasilitasi bahan dan sarana prasarana pembelajaran sampai quality control layanan pendidikan. Semua aktivitas supervisi harus condong ke upaya peningkatan kualitas pembelajaran. d. Menggairahkan interaksi humanis Interaksi antar sesama di sekolah akan sangat berpengaruh terhadap kinerja para staf sekolah. Dalam hal ini, interaksi yang humanis dituntut tercipta di lingkungan sekolah. Suasana yang harmonis dan humanis diantara staf akan mendukung produktifitas, efektivitas dan efisiensi pencapaian. Seorang pengawas harus berupaya menciptakan kondisi ideal seperti di atas. Diharapkan ia tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan upaya tersebut. Seorang supervisor jangan menjadi sumber konflik diantara staf, memecah belah suasana persaudaraan. Jikalau suasana tidak harmonis tercipta diantara staf sekolah, supervisor harus berupaya kuat untuk menciptakan jembatan-jembatan kesenjangan komunikasi humanis diantara staf sekolah. Ia harus memiliki inisiatif untuk menciptakan jalinan komunikasi yang efektif dan humanis diantara warga sekolah.
32
e. Melaksanakan fungsi-fungsi administrasi Pada intinya, peran supervisi built in dengan kepemimpinan. Supervisi merupakan mesin yang menggerakkan semua aspek-aspek administratif
pencapaian
tujuan.
Mulai
dari
merencanakan,
mengorganisir, sampai dengan pengawasan harus ia jalankan. Seorang pemimpin, manajer harus memiliki peran supervisi. Ia memiliki otoritas dan kewenangan untuk melakukan upaya-upaya supervisi Objek
supervisi
pendidikan,
seorang
supervisor
harus
memperhatikan beberapa objek yang harus dikaji dalam melakukan evaluasi. Peneliti sependapat dengan pendapat Sahertian (2008:27-32), objek pengkajian supervisi ialah perbaikan situasi belajar-mengajar dalam arti yang luas. Sasaran supervisi pendidikan meliputi tiga objek, yaitu pembinaan
dan
pengembangan
kurikulum;
peningkatan
proses
pembelajaran (learning activity), diantaranya mengamati (listening activities), mendengarkan (listening activities), berbicara/lisan (oral activities), emosional, mental (writing activities). Maka objek supervisi pendidikan adalah orang yang menjadi pokok pengawasan, penilaian dan pengamatan dalam proses pelaksanaan kegiatan pendidikan yakni proses pembelajaran di sekolah (pengembangan sumber daya guru dan staf sekolah). B. Kerja Guru 1. Pengertian Kerja Guru Kerja merupakan sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Hasibuan (2007)
33
mengemukakan bahwa” Kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu”. Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2001) adalah (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, dan (3) kemampuan bekerja. Sedangkan menurut Hasibuan (2007) merumuskan kinerja atau prestasi kerja sebagai suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
yang
didasarkan
atas
kecakapan,
pengalaman
kerja,
kesungguhan kerja serta waktu. Senada dengan itu Simamora (1987) menegaskan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian standar pekerjaan. Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan yang ditunjukkan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dapat dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai standar yang telah ditetapkan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa Kinerja guru adalah kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas. Kegiatan-kegiatan guru ini meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Kegiatan-
34
kegiatan tersebut adalah tugas pokok dan fungsi guru yang merupakan dimensi kinerja guru dalam penelitian ini. Menurut Elyas dalam Indrawati (2006:45), Kinerja adalah penampilan hasil karya personal baik kwalitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Terdapat tiga komponen penting dalam kinerja, yaitu (1) tujuan: Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kerja; (2) ukuran: dibutuhkan ukuran apakah seorang personil telah mencapai kinerja yang diharapkan; (3) penilaian kinerja secara reguler yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Hasibuan (2001:94), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Menurut Simamora (1997:327). Kinerja adalah tingkat kemampuan stadar pekerjaan. Sementara kinerja yang diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik maupun/non fisik, material/non material. Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990:503) kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja.
35
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru diatas, antara lain: a. Kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan dan pencapaian guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas. b. Kinerja merupakan hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. c. Kinerja adalah hasil dari kerja karyawan atau pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. d. Kerja guru adalah tingkat profesional guru dalam proses belajar mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan, melalui 4 kompetensi yaitu 1) pedagogik, 2) kepribadian, 3) profesional dan 4) sosial. Dengan demikian, guru melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. 2. Penilaian Kerja Guru Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan seseorang karyawan atau pegawai atau suatu organisasi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Penilaian kinerja merupakan analisis dan interprestasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja (Mustopa Dijaya, 2000).
36
Dessler (1997) menerangkan bahwa ada beberapa alasan untuk menilai kinerja, yaitu: a) dapat dimanfaatkan dalam promosi dan penetapan gaji, b) member peluang bagi pimpinan dan bawahan untuk meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan. Menurut Nawawi (2001) tujuan penilaian kinerja adalah menghasilkan informasiinformasi yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam membuat tes yang validitasnya tinggi, umpan balik dalam meningkatkan efisiensi kerja bagi pekerja, dasar menetapkan spesifikasi jabatan. Faktor-faktor penilaian kinerja menurut Dessler (1997), meliputi: a) kualitas,b) kuantitas, c) supervisi, d) kehadiran, e) konservasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan penilaian kinerja merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktifitas yang berkelanjutan, penilaian kinerja dalam hubungan terhadap tujuan dan sasaran. Evaluasi diartikan sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Sedang menurut Ralph Tyler dalam Farida (2000:3), Evaluasi adalah proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Kesimpulannya yang dimaksud dengan evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat dari beberapa obyek. Secara umum, penilaian kinerja menurut Gary Dessler (1998:2) adalah untuk memberikan informasi tentang dapat dilakukannya promosi dan penetapan gaji dan memberi peluang untuk meninjau prilaku yang berhubungan dengan kinerja bawahan/pegawai.
37
Adapun tujuan dari penilaian kinerja Castetter (1996:277) menyatakan sebagai berikut : “most of the purpose of evaluation can be grouped into the five following categories:” a. determine personnel employment status b. implement personnel action c. improve individual performance d. achieve organizational goals, and e. translate the authority system into control that regulate performance Mengetahui kondisi yang ada dari kinerja guru serta bagaimana meningkatkan kinerja mereka merupakan hal penting dalam upaya meningkatkan kemampuan organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan adanya penilaian kinerja, manajemen organisasi dapat mengelola Sumber Daya manusia secara efektif dan efisien, serta dapat ditentukan pengembangan SDM yang bagaimna yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Sementara itu menurut Ahmad S Ruky (2001:20-21) penilaian prestasi kerja mempunyai tujuan : a. Meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu maupun sebagai kelompok. b. Mendorong kinerja Sumber Daya Manusia secara keseluruhan yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas. c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja. d. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. e. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan
prestasi kerja
pegawai dengan gajinya atau imbalannya f. Memberikan
kesempatan
pada
pegawai
untuk
mengeluarkan
perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya 38
3. Faktor Yang Mempenggaruhi Kerja Guru Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja yang perlu dinilai, sebagai berikut : a. Kuantitas Kerja Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan. b. Kualitas kerja Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja. c. Keandalan Dapat atau tidaknya guru diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama d. Inisiatif Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan. e. Kerajinan Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin. f. Sikap Perilaku guru terhadap sekolah, atasan dan teman kerja g. Kehadiran Keberadaan guru di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu jam kerja yang telah ditentukan.
39
Menurut Asdiqoh (2013:70) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru atau produktifitas kerja, sebagai berikut : a. Faktor internal Yaitu faktor-faktor yang berasal dan individu yang bersangkutan, antara lain: keahlian/keterampilan, pengetahuan, kemauan, motivasi, sikap, kemampuan dan semangat. b. Faktor eksternal Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang bersangkutan, antara lain: kejelasan tujuan, kesempurnaan, imbalan yang layak, perhatian dan organisasi sistem kepegawaian, hubungan kerja yang manusiawi, pelatihan, promosi kerja, perlakuan yang adil terhadap para pekerja. Berdasarkan hal tersebut peneliti menambahkan kedua faktor tersebut sangat berpengaruh pada peningkatan produktifitas kerja guru jika benarbenar diterapkan. Namun, dalam kenyataannya tidak sesuai masih ada tumpang tindih pekerjaan, dalam arti tidak fokus pada tugas/jabatan yang diemban sehingga profesionalisme belum bisa diterapkan. Contoh: seharusnya sebagai tenaga pendidik yang profesional lebih mengutamakan kepentingan anak didik, banyak ditemukan seorang guru mengampu mata pelajaran tidak sesuai dengan lulusan akademik/bahkan masih dalam masa pendidikan sudah menjadi guru (alasan wiyata bakti) atau lebih mementingkan kesibukan tambahan.
40
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Mangkunegara (2001:67), adalah : a. Faktor Motivasi Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. b. Faktor Kemampuan Secara psikologis kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja,
antara
lain
dikemukakan Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:74-75), antara lain: a. Personal factor, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki , motivasi dan komitmen individu. b. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader c. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja
41
d. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi e. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Berdasarkan pendapat ahli di atas jelaslah bahwa faktor kemampuan dapat mempengaruhi kinerja karena dengan kemampuan yang tinggi maka kinerja pegawaipun akan tercapai, sebaliknya bila kemampuan pegawai rendah atau tidak sesuai dengan keahliannya maka kinerjapun tidak akan tercapai. Begitu juga dengan faktor motivasi yang merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal, dikarenakan standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugas. Sementara itu Ainsworth, (2002:22) mengemukakan model kinerja yang komprehensif, dimana dikatakan bahwa kinerja (P = performance) merupakan fungsi dari kejelasan peran (Rc = role clarity), kompetensi (C = competence), lingkungan (E = environment), nilai (V = value), kesesuaian preferensi (Pf = preferences fit), imbalan (Rw = reward) ditambah umpan balik (F = feedback). Secara matematis model kinerja tersebut dapat diformulasikan menjadi: P = Rc x C x E x V x Pf x Rw + F Dimana: P (Per/ormance) Didetinisikan dan diukur dengan cara-cara yang tepat. Apakah P = produktivitas (bisa dikuantifikasi) atau apakah P = kinerja (pertimbnagan kualitatif) atau apakah P = mungkin (pertimbangan subjektif yang tinggi). Rc (role clarity) Apakah orang-orang sebaiknya bekerja satu demi satu dan kolektif, apa yang diharapkan dari mereka?. 42
Kompetensi (competence) Apakah orang-orang memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mengerjakan apa yang diharapkan dari mereka?. Kekurangan-kekurangan apa yang mungkin ada? Pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan sekarang? Apa yang dibutuhkan di masa yang akan datang?. Lingkungan (environment) adalah elemen-elemen yang diperlukan untuk mengerjakan seseuatu secara kondusif yang terdiri dari : (a) lingkungan fisik – alat-alat dan kondisi fisik tempat kerja, (b) lingkungan manusia faktor-faktor kelompok seperti: kecocokan; keterpaduan tim; dan faktor penting kepemimpinan dan (c) lingkungan organisasi-kejelasan dari struktur, sistem, titik berat dan prioritas komunikasi, dan budaya di tempat kerja. Nilai (value) Apakah orangorang secara umum menerima apa yang mereka minta untuk dikerjakan dan apa yang dilakukan oleh organisasi tidak keliru?. Kesesuaian preferensi (preference fit) Apakah orang-orang secara umum mengetahui aktivitas pekerjaan yang mereka inginkan? Pada tingkat mana preferensi dan permintaan individual dari pekerjaan memperlihatkan kesesuaian bersama untuk mempengaruhi kepuasan kerja, manajemen tim di antara kebebasan menentukan waktu dan tugas-tugas khusus yang bisa, kesiapan untuk bekerja di luar jam normal (bila relevan), dan retensi bakat. Imbalan (reward) Apakah orang-orang diberikan penghargaan dengan tepat menurut harapan, kinerja, motivasi individual, dan kebutuhan mereka untuk umpan balik? Imbalan di sini mungkin mencakup eksplisit (sesuatu yang manajer atau organisasi tentukan atau katakan) atau intrinsik terhadap pekerjaan langsung (imbalan yang memotivasi individu secara). 43
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, penulis dapat menyimpulkan bahwa kerja guru akan
efektif
apabila
memperhatikan
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhinya, dan ini berarti bahwa upaya untuk mengembangkan kinerja pegawai kearah yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan tuntutan perubahan, jelas menuntut pencermatan akan faktor-fakor tersebut, baik itu faktor dari dalam (intern) individu itu sendiri maupun faktor ekstern. Hal inipun berlaku dalam kaitannya dengan kinerja inovatif, dimana jika kinerja inovatif ingin ditumbuh kembangkan dalam suatu organisasi, maka kondisi-kondisi/faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya
perlu
mendapat
perhatian,
sehingga
kebijakan
pimpinan dalam organisasi dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi terwujudnya hal tersebut. 4. Pengaruh Kerja Guru Terhadap Prestasi Pengembangan profesional pendidik memerlukan peningkatan kompetensi khususnya dalam menghadapi masalah pembelajaran di kelas, dan inovasi pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kompetensi tersebut. Inovasi Pembelajaran (Depdiknas,2007:2) apabila dilaksanakan secara berkesinambungan akan berdampak sebagai berikut : a. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan semakin meningkat b. Penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah pengembangan inovasi akan meningkatkan isi, masukan, proses, sarana/prasarana dan hasil belajar peserta didik
44
c. Peningkatan kemampuan dalam pembelajaran tersebut akhirnya akan berdampak pada peningkatan kepribadian dan keprofesionalan dosen dan guru untuk selalu berimprovisasi baik melalui adopsi, adaptasi, atau kreasi dalam pembelajaran dan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan Dengan demikian, peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan memerlukan sikap inovatif, karena inovasi pendidikan sangat besar dan menentukan bagi keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan melalui pengembangan inovasi pembelajaran atau inovasi lainnya yang dapat menunjang pembelajaran, dan dengan semakin meningkatnya kualitas pembelajaran harapan dan tujuan untuk dapat menghasilkan lulusan yang makin berkualitas dan siap serta mampu dalam menghadapi persaingan akan dapat terwujud. Pengembangan kinerja guru dilihat dari sudut manajemen kinerja dapat dilakukan dengan dua pendekatan yakni pendekatan berbasis kompetensi (Competency Based Performance Management/CBPM) dan pendekatan
berbasis
Management/PBPM).
kinerja
(Performance
Pendekatan
berbasis
Based
Performance
kompetensi
melakukan
pengembangan kinerja melalui peningkatan kemampuan pegawai/guru untuk melakukan sesuatu pekerjaan sesuai dengan peran dan tugasnya, sedangkan pendekatan berbasis kinerja melakukan pengembangan pegawai/guru
melalui
implementasi
praktek-praktek
terbaik
(best
practice) dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya. Hubungan pengaruh kerja guru dengan prestasi tidak lain adalah motivasi, motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri 45
seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu (Wahusumidjo, 1992:177). Motivasi dipengaruhi oleh keadaan seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siswa dengan melihat suasana emosional siswa tersebut. Menurutnya motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut (Thomas L, 2000:370). Dengan kata lain, motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yakni : a) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, b) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, c) adanya harapan dan cita-cita, d) penghargaan dan penghormatan atas diri, e) adanya lingkungan yang baik dan f) adanya kegiatan menarik. Guru sebagai pendidik dalam melaksanakan tugas mengajar akan dipengaruhi oleh lingkungan kerja dimana guru mengajar. Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan, benarkah persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah guru terhadap lingkungan kerjanya mempunyai hubungan yang berarti dengan sikap guru pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan sebagai pengembang kurikulum (Depdikbud, 1991/1992). Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intern 46
(internal motivation) dan motivasi ekstern (external motivation). Motivasi intern muncul karena adanya faktor dari dalam, yaitu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi ektern muncul karena adanya faktor dari luar, terutama dari lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran faktor eksternal yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kinerja guru. Pembelajaran yang sering juga disebut dengan belajar mengajar, sebagai terjemahan dari istilah “instruction” terdiri dari dua kata, belajar dan mengajar (teaching and learning). Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Ormrod (2003: 188) yang mengatakan bahwa “Learning is a relatively permanent change in behavior dueto experience”. Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat pengalaman. Pengalaman dalam kegiatan belajar dapat merupa kan sesuatu yang dialami sendiri maupun pengalaman orang lain. Dalam konteks program pelatihan/training program, Kirkpatrick (1988: 20) mendefinisikan belajar sebagai “...participants change attitudes, improve knowledge, and/or inc rease skill as a result of attending the program”. Inti pengertian belajar dari dari dua pendapat tersebut adalah sama, yaitu adanya perubahan yang relatif permanen di dalam diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kema mpuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Sama halnya dengan belajar, mengajarpun pada hakikatnya
47
adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. C. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru. Keberhasilan
pendidikan
di
sekolah
sangat
ditentukan
oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola dan membina seluruh staf sekolah, termasuk pengembangan guru. Pengembangan guru merupakan pekerjaan yang harus dilakukan kepala sekolah dalam manajemen personalia pendidikan, yang bertujuan untuk mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi guru dan staf untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Siswanto (2003:234), pengembangan guru perlu dilakukan pada setiap sekolah untuk memastikan bahwa mereka tetap dapat mempertahankan kualitas profesionalitas sesuai dengan kebutuhan sekolah. Jadi program pengembangan tersebut memberi penekanan pembentukan pada keterampilan profesional guna untuk memberi layanan sekolah. Cara yang dapat ditempuh adalah mengikut-sertakan guru pada kegiatan-kegiatan, seperti pelatihan, penataran, seminar, workshop, pemagangan, dan pendampingan yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, perguruan tinggi, atau lembaga non-pemerintah. Tugas dan tanggung jawab supervisi selaku pemimpin pendidikan ada yang berkenaan dengan tujuan sekolah yang hendak dicapai. Misalnya, 48
mendiskripsikan tujuan institusional sekolah sehingga mudah dipahani oleh guru-guru maupun staf lainnya. Bersama-sama dengan guru-guru maupun staf lainnya memikirkan dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menyokong tujuan institusional sekolah, melakukan pendelegasian kepada guru-guru dan staf lainnya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, mendorong dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas yang telah didelegasikan. Disamping itu, ada pula tugas dan tanggung jawab supervisi yang berkenaan dengan penciptaan suasana yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan moral kerja guru-guru maupun staf lainnya. Bentuk operasional dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, misalnya: (Irahim Bafadel, 2008 : 89) 1. 2. 3. 4.
Berusaha memahami karakteristik setiap guru dan staf lainnya berupa perasaannya, keinginan, pola berfikir dan sikap. Menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, baik kondisi fisik maupun sosialnya sehingga mereka betah disekolah. Memupuk rasa kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan guru,guru dengan guru, maupun staf lainnya, sehingga tercipta suatu kelompok kerja yang produktif dan kohesif. Memupuk rasa ikut memiliki (sence of belonging), rasa adanya peranan yang cukup penting (sence of achievement) pada setiap diri guru maupun staf lainnya.
Kepala sekolah harus mempunyai kebijaksanaan dan ketegasan terhadap semua guru dan stafnya. Kondisi lingkungan harus selalu nyaman bagi semua guru dan staf lainnya agar tercipta suasana yang kondusif sehingga proses belajar mengajar berjalan sebagaimana mestinya. Pandangan peneliti, faktor motivasi kerja dan supervisi kepala sekolah secara bersama-sama juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Ada hubungan antara kedua variabel tersebut, karena motivasi kerja pada intinya adalah 49
bagian dari supervisi kepala sekolah yaitu memberikan dorongan semangat dalam melaksanakan tugasnya. Supervisi yang tidak baik akan menimbulkan rendahnya motivasi kerja sehingga kerja guru menurun yang pada gilirannya akan menurunkan keberhasilan anak didik. Berdasarkan uraian diatas, semakin jelas bahwa motivasi dan supervisi berpengaruh terhadap prestasi kierja guru yang ditandai penampilan dalam mengajar, gairah kerja, datang tepat waktu tanggung jawab terhadap tugas pekerjaannya sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan demikian,
prestasi
kinerja guru diharapkan meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
Selanjutnya
kerangka
berpikir
digunakan
untuk
menunjukkan arah bagi suatu penelitian agar penelitian dapat berjalan pada lingkup yang telah ditentukan. Selanjutnya kerangka berpikir dalam penelitian dirumuskan, sebagai berikut : 1. Jika motivasi kerja tinggi maka prestasi kinerja guru juga tinggi. 2. Jika supervisi kepala sekolah baik maka prestasi kerja guru baik. 3. Jika motivasi kerja tinggi dan supervisi kepala sekolah baik maka prestasi kinerja guru baik. Kemampuan kepala sekolah tersebut harus terus ditingkatkan agar dapat mengelola sekolah agar usaha meningkatkan prestasi kerja guru dapat terwujud. Prestasi kerja guru dapat diwujudkan dengan upaya meningkatkan pengambilan keputusan yang tepat oleh kepala sekolah, upaya tersebut diantaranya : 1. Dalam pengambilan keputusan kepala sekolah menganalisis dahulu masalah-msalah yang ada di sekolah sehingga pada saat mengambil keputusan dapat menciptakan suasana kerja yang kondusip dan menumbuhkan semangat berprestasi dalam bekerja.
50
2. Kepala sekolah merumuskan masalah dengan benar, memilih orang yang tepat untuk diajak kerjasama dalam pemecahan masalah sehingga dalam membuat keputusan berdasarkan informasi yang benar dan berdampak positif pada setiap orang yang bekerja dalam lingkungan orientasi berprestasi. 3. Kepala sekolah berusaha menyamakan persepsi untuk menjalankan visi sekolah sehingga seluruh guru memiliki motivasi kuat untuk berprestasi menjalankan visi sekolah. 4. Keputusan yang telah ditetapkan atas hasil musyawarah dijalankan dengan benar sehingga guru yakin dan percaya untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Uraian di atas merupakan visualisasi bahwa apa yang terjadi di sekolah, apakah sekolah tersebut memiliki guru-guru yang berprestasi tinggi atau tidak sangat dipengaruhi oleh manajemen yang ada di sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan warga sekolah, secara langsung ataupun tidak langsung melalui komunikasi yang efektif dan pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan pengaruh yang kuat dalam meningkatkan prestasi kerja guru.
51
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis adakan pada tanggal 03 April 2014 dengan Bapak kepala sekolah yaitu Bapak Agus Sucipto, S.Pd di dapat keterangan bahwa MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan didirikan pada tahun 2009 di desa Jetis Bandungan oleh Bapak Hadaroh. Berdirinya MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan pada tahun 2009 dibawah naungan LPIR Al-MINA, nama asli MTs. Al-Mina adalah PSA (pondok pesantren satu atap) berkat kerja sama dengan pemerintah indonesia kementrian agama dengan kementrian australia indonesia education program pada tahun 2007 program ini terealisasinya 2009 dengan nilai proyek senilai 725.000.000 (tujuh ratus dua puluh lima juta) dibawah komandan komite pembangunan madrasah. Pada awal pendirian MTs. Al-Mina pada tahun pelajaran 2009 hanya memiliki gedung yang cukup memadai untuk belajar berjumlah 3 lokal kelas, 1 ruangan perpustakaan dan guru, 1 laboratorium, 1 ruangan toilet putra dan putri yang berdiri di atas tanah wakap seluas 1.500 m2. Dikarenakan madrasah ini dibawah naungan Lembaga Pendidikan Islam Rifa’iyah Al Mina yang telah menyelenggarakan beberapa lembaga pendidikan mulai dari PAUD, RA, MI Al Mina dan juga Pondok
52
Pesantren serta Madrasah Diniyah, maka madrasah ini kemudian disebut dengan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap (MTs-PSA) Al-Mina. Dalam perkembangannya hingga saat ini MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan sudah memasuki dalam jajaran yang terakreditasi “A” dengan fasilitas penunjanga yang cukup memadai seperti ruanga computer, ruang jahit dan bordir, masjid dan sarana penunjangan lainnya. Sebuah prestasi yang menggembirakan dan hal ini karena perjuangan dari yayasan, kepala sekolah, dewan guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan serta dukungan masyarakat sekitarnya. Selanjutnya
berdasarkan
keputusan
Departemen
Pendidikan
Agama dengan Nomor: D/Kw/MTs/05/2010, tanggal 15 April 2010 tentang persetujuan pendirian sekolah swasta memutuskan menyetujui pendirian sekolah swasta yang memiliki identitas: Nama
: MTs. Al-Mina.
Alamat
: Jetis Kec. Bandungan.
Yayasan
: Lembaga Pendidikan Islam Rifa’iyah ( LPIR ) Al-Mina
Daerah
: Kabupaten Semarang.
Status
: Berdasarkan keputusan Departemen Pendidikan Agama dengan nomor: D/ Kw/MTs /05/2010, tanggal 15 april 2010 MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan dengan jenjang terakreditasi “A”.
Berkat kegigihan dan doa semua pihak baik dari yayasan, lembaga pendidikan dan masyarakat, sehingga sekolah ini berstatus diakui dan semakin banyak peminatnya.
53
2. Keadaan Geografis MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan a. Letak Geografis Lembaga Pendidikan Islam Rifa’iyah ( LPIR ) Al-Mina terletak di Dusun Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Tepatnya di kaki Gunung Ungaran dan berada di daerah objek wisata Bandungan yang terkenal dengan Tanaman Hias dan Buah-Buahan. dengan penduduk mayoritas beragama Islam dan mata pencaharian sebagai petani, baik sayursayuran maupun tanaman hias, dengan kondisi yang asri tersebut syarat akan terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif, nyaman, aman serta Islami. b. Dukungan Masyarakat Dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga kami cukup tinggi, hal ini terbukti dengan animo masyarakat dalam menyekolahkan putra-putrinya di lembaga kami. Bahkan banyak masyarakat yang mentasyarufkan sebagian hartanya untuk dikelola sebagai modal membangun Lembaga Pendidikan Islam yang professional. Selain daripada itu kerjasama dalam hal pendidikan khususnya life skill juga dilakukan seperti pelatihan pertukangan, perbengkelan, perkebunan, serta menjahit & border yang mana pelatihannya adalah dari masyarakat sekitar. Lokasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan berbatasan dengan :
54
1) Sebelah timur
: berbatasan dengan kelurahan Baran.
2) Sebelah barat
: berbatasan dengan kelurahan Bandungan.
3) Sebelah utara
: berbatasan dengan sawah warga.
4) Sebelah selatan : berbatasan dengan kelurahan mlilir. c. Keadaan Guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru pemegang peranan utama, karena ia adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan pengajaran karena tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan langsung, dengan demikian tujuan pendidikan akan tercapai. Saat ini guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Kabupaten Semarang terdapat 30 guru, yaitu 2 yang berstatus sebagai PNS dan 28 yang berstatus sebagai guru tidak tetap yayasan. Dari 30 guru yang ada di MTs Al-Mina
ini tentunya memegang
masing-masing mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat tabel berikut : Tabel 3.1 Keadaan Guru MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 No
1.
Nama
Pendidikan
Guru/Ustadz
Terakhir
Agus
Sucipto,
S.1
Bidang studi
Matematika
S.Pd 2.
Dra.
Nurul
S.1
SKI
Wakil
Kepala
Madrasah
Khotim Sulistiya
Kepala Madrasah
Jamil 3.
Jabatan
S.1 K.N,
Bahasa Indonesia
S.S
55
GTT
No
4.
Nama
Pendidikan
Guru/Ustadz
Terakhir
Tri
Bidang studi
Jabatan
Ardiani,
S.1
PKN
Kurikulum
Ahrom
S.1
Qur’an
Kesiswaan
S.Pd 5.
M.
Nurohim, SE 6.
Hadist
Isnan
A
S.1
Nikma Lailatul
Humas
Diri
Juhardani, S.P 7.
Pengembangan
S.1
Tinkom
GTT
S.1
Bimbingan
GTT
Qodar, S.Com 8.
Anik Qoidatun Farida, S.H.I
9.
Dra.
Konseling Siti
S.1
Rubiyah
Fiqih,
PNS
Aqidah Akhlaq
10. Utiya, S.Pd.
S.1
Fisika
GTT
11. Siti
S.I
SKI
GTT
D.III
Penjaskes
GTT
S.1
Aqidah
GTT
14. Awim Ro’atun
SMU
Qiro’ati
Ekstrakulikuler
15. Hj. Sri Lestari
SMU
IPS
GTT
S.1
Bahasa
GTT
Maesaroh,
S.Pd 12. Chamidah 13. Atik Kurniawati, S.Pd
16. ArinaManasikan a, S.Pd.I. 17. Benny
Inggris Awang
SMA
Karate
S.1
Seni budaya
Ekstrakulikuler
Saptono 18. Adi
Triyanto,
S.Sn
56
GTT
No
Nama
Pendidikan
Guru/Ustadz
Terakhir
19. Peni Handayani,
S.1
Bidang studi
Matematika
Jabatan
GTT
S.Pd 20. Ruri Lutfia A
SMA
Bahasa Jawa GTT
21. Nachecati
SMA
Tata Busana
GTT
Zaenuri,
S.1
Agama
PNS
Lestari,
S.1
Biologi
PNS
24. Fatmawati
SMA
Qiro’ati
Ekstrakulikuler
25. Sulistia Ningsih
SMA
22. M. S.Pd.I 23. Puji
S.Pd.Bio
26. AZ
Bastian,
Bahasa Arab GTT
S.I
Bahasa
S.Pd 27
GTT
Indonesia
Handoko, S.Pd
S.I
Drum Band
Ekstrakulikuler
28. Koriam
SMA
Pramuka
Ekstrakulikuler
29. Fatniati
DII
Qiro’ati
Ekstrakulikuler
SMA
Rabana
Ekstrakulikuler
30. Munawar
Sumber : Dokumentasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan, tanggal 05 Mei 2014 3. Struktur Penyelenggaraan Madrasah Struktur
penyelenggaraan
MTs.
Al-Mina
Bandungan, sebagai berikut : Penanggung Jawab
: KH. Anas Anwar Drs. H. Saefudin, M.Pd
Ketua
: Kholivin
Wakil Ketua
: Isnan A. Juhardani, S.P
Sekretaris
: M. Ahrom Nurohim, S.E
57
Ngawinan
Jetis
Bendahara
: Hj. Sri Lestari
Seksi Pendidikan
: 1. Tri Ardiani, S.Pd 2. Khotim Sulistiya K.N, S.S
Seksi Pembangunan
: 1. Khadzaro 2. Muhrojan
Seksi Usaha Pendanaan
: 1. H. Fathoni 2. H. Saefu Nadzir
Seksi Umum
: 1. Muh. Faizin 2. Al Munawar
4. Struktur Organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Organisasi sekolah merupakan wadah kesatuan kerja dan tanggung jawab sebagai pelaksanaan administrasi yang masing-masing komponen berusaha menerapkan fungsinya berdasarkan garis-garis struktur yang membawahinya. Demi kelancaran mekanisme kerja di suatu lembaga pendidikan maka perlu adanya suatu pembagian kerja, karena pembagian struktur yang tegas pada masing-masing bidang bisa memudahkan ruang kerja berdasarkan jabatan masing-masing. Berikut ini adalah struktur organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun 2014.
58
Dewan / Komite
KEPALA SEKOLAH
Wakil Kepala Sekolah
Unit Perpustakaan
Urusan Kurikulum
Tata Usaha
Urusan Humas
Urusan Sarana Prasarana
Urusan Kesiswaan
JABATAN
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas
GURU
Guru Agama
Guru PKn
Guru Bahasa Indonesia
Guru Bahasa Inggris
Guru Matematika
Guru IPA
Guru IPS
Guru Seni Budaya
Guru Penjaskes
Guru Muatan Lokal
Guru Fiqih
Guru SKI
Guru Qur’an Hadist
Guru Akidah Akhlaq
Guru Bahasa Arab
Guru Menjahit
SISWA PENJAGA MASYARAKAT
: Garis Komando : Garis Kordinasi Bagan I Struktur Organisasi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun 2013/2014
59
5. Visi, Misi, Tujuan dan Target MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan a. Visi Visi MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan adalah Al-Mina sebagai penyelenggara sistem pendidikan Islam terpadu yang melahirkan generasi muda yang cerdas, beraqidah kuat, beribadah lurus dan berakhlaq mulia. b. Misi Misi dari MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan, sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan
pendidikan
tingkat
dasar
yang
mengintegrasikan ilmu teori dan praktek, Iman-Ilmu-Amal, Rohani dan Jasmani dalam lingkungan pendidikan yang aman, nyaman dan Islami 2) Menyelenggarakan pendidikan tingkat dasar untuk menghasilkan lulusan yang beraqidah kuat, beribadah secara benar, berakhlak mulia, berfikir ilmiah, berkeperibadian sehat, kuat dan terampil. 3) Mewujudkan generasi muda muslim berilmu pengetahuan, berwawasan luas dan global, bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara. 4) Mengembangkan School Based Management (Menejemen berbasis Sekolah) dengan pelibatan para stakeholder, termasuk didalamnya anggota masyarakat. c. Tujuan Tujuan MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Badungan dapat dibedakan menjadi dua tujuan umum dan khusus dengan perincian, sebagai berikut: 60
1) Tujuan Umum Ikhtiar mencetak generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berwawasan kebangsaan, berakhlak mulia, berkepribadian mandiri, jujur, tangguh, ikhlas, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, memiliki integritas dan etos kerja, responsibilitas yang tinggi, sehat jasmani dan rohani serta berorientasi masa depan. 2) Tujuan Khusus Menghasilkan lulusan yang memilki : a) Keimanan dan ketaqwaan b) Akhlak yang mulia c) Wawasan IPTEK serta kebangsaan yang mendalam dan luas d) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi di bidang akademik dan ekstra-kulikuler e) Kepekaan social dan kepemimpinan f) Disiplin tinggi yang ditunjukkan oleh kondisi fisik yang prima g) Kecintaan dank kepatuhan terhadap orang tua, guru dan mencintai almamater d. Strategi Strategi yang dimiliki MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan, sebagai berikut: 1) Memberdayakan semua potensi yang ada di lingkungan sekolah 2) Melakukan tugas tepat waktu dengan perangkatt yang lengkap dan memadai
61
3) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman 4) Mengembangkan bakat dan minat serta potensi tenaga pendidik 5) Menanamkan kepercayaan masyarakat 6) Menyediakan sarana dan prasarana peribadatan 6. Keadaan Sarana dan Prasarana di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar perlu di tunjang oleh adanya sarana dan prasarana yang memadai. Dengan terpenuhinya sarana dan
prasarana
yang
diperlukan,
maka
proses
belajar
mengajar
akan berjalan dengan mudah dan lancar. Adapun sarana dan prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan yang ada saat ini, sebagai berikut : Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 No
Jenis
Keterangan
Jumlah
120 Siswa
20 Set
2
Meja kursi siswa Meja kursi guru
5 Set
3
Pembangunan RKB
15 Orang 3 Rombel
4
Pembangunan asrama guru
4 Ruang
-
5
Ruang Kantor
KS, WKS, KTU
6
Ruang Serbaguna
49 m2
7
KM/WC
8
KM/WC Tanah
Prasarana 1
9
Pertemuan, Perpustakaan, Lab Sains KS, WKS, Guru
-
3 m2
Siswa
12 m2
Kantor dan ruang belajar
1800 m2
Sarana 1
Buku Kurikulum SMP/MTs
Kepala Sekolah, Guru
62
1 set
No
2
Jenis
Keterangan
Jumlah
Buku teks utama untuk siswa/Mapel Buku sumber guru
Siswa
1 set
Guru
1 set
MTs/SMP
5
Buku perpustakaan Alat peraga
6
Alat Praktik
3 4
1 paket
IPS-PKn, Matematika dan Agama IPA, Penjas, KTK
-
Tabel 3.3 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 No.
Kondisi
Jenis
Baik
Rusak
Jumlah
Keadaan Buku Pelajaran 1.
Fiqh
3 Exp.
-
3 Exp.
2.
Aqidah Akhlaq
3 Exp.
-
3 Exp.
3.
Qur,an Hadits
3 Exp.
-
3 Exp.
4.
Tauhid
3 Exp.
-
3 Exp.
5.
SKI/Tarikh Islam
3 Exp.
-
3 Exp.
6.
Bahasa Arab
3 Exp.
-
3 Exp.
7.
Bahasa Inggris
3 Exp.
-
3 Exp.
8.
Bahasa Indonesia
3 Exp.
-
3 Exp.
9.
Bahasa Jawa
3 Exp.
-
3 Exp.
10.
Matematika
3 Exp.
-
3 Exp.
11.
IPA Terpadu
3 Exp.
-
3 Exp.
12.
IPS Terpadu
3 Exp.
-
3 Exp.
13.
Pkn
3 Exp.
-
3 Exp.
14.
Penjaskes
3 Exp.
-
3 Exp.
15.
TIK
3 Exp.
-
3 Exp.
16.
Tata Busana
3 Exp.
-
3 Exp.
17.
Tata Boga
3 Exp.
-
3 Exp.
18.
Kamus Bahasa Arab
3 Exp.
-
3 Exp.
19.
Kamus Bahasa Inggris
3 Exp.
-
3 Exp.
20.
Al-Qur’an
20 Exp.
-
20 Exp.
63
No.
Jenis
21.
Kondisi
Jumlah
Baik
Rusak
Kitab Kuning
20 Exp.
-
20 Exp.
22.
Qur’an Terjemah
5 Exp.
-
5 Exp.
23.
Buku Paket B
3 Exp.
-
3 Exp.
24.
Buku Paket C
3 Exp.
-
3 Exp.
25.
Buku Wajardikdas
3 Exp.
-
3 Exp.
26.
Buku Bacaan Fiksi
3 Exp.
-
3 Exp.
27.
Buku Fiksi
3 Exp.
-
3 Exp.
-
1 Unit
1 Unit
Bacaan
Non
Peralatan Lain Yang Dimiliki a. Perlengkapan Administrasi/TU 1.
Mesin TIK Manual
2.
Komputer
14 Unit
2 Unit
14 Unit
3.
Laptop
1 Unit
-
1 Unit
4.
LCD/Infokus
1 Unit
-
1 Unit
5.
Pengeras Suara
2 Unit
-
2 Unit
6.
Mesin Printer
2 Unit
-
2 Unit
7.
Mesin Foto Copy
-
-
-
8.
Mesin Faxmili
-
-
9.
Kursi dan Meja
2 Set
2 Set
-
-
-
1 Ruang
-
1 Ruang
b. Perlengkapan Penunjang 1.
Lab. Bahasa
2.
Lab. Komputer
3.
Lab. Hisab Rukyat
-
-
-
4.
Pemancar Radio
-
-
-
5.
Mesin Cetak
-
-
-
6.
Jaringan/LAN/WAN
-
-
-
7.
Lab. Keterampilan
-
-
-
8.
Lab. Menjahit
1 Ruang
-
1 Ruang
9.
Lab. Tata Boga
1 Ruang
-
1 Ruang
3 Set
1 Set
3 Set
16 Unit
4 Unit
16 Unit
c. Fasilitas Keterampilan 1.
Peralatan Perbengkelan
2.
Peralatan Menjahit
64
No.
Kondisi
Jenis
Baik
Rusak
Jumlah
3.
Perlengkapan Memasak
2 Set
-
2 Set
4.
Peralatan Pertanian
2 Set
-
2 Set
5.
Peralatan Pertukangan
1 Set
-
1 Set
6.
Peralatan Industri/Sablon
2 Set
-
2 Set
7.
Peralatan Peternakan
1 Set
-
1 Set
d. Perlengkapan Olahraga dan Seni 1.
Lapangan Sepak Bola
-
-
-
2.
Lapangan Bola Volley
-
-
-
3.
Lapangan Basket
-
-
-
4.
Lapangan Badminton
-
-
-
5.
Tenis Meja
1 unit
-
1 Unit
6.
Drum/Marching Band
1 Set
-
1 Set
7.
Perlengkapan Santri
Senam
1 Set
-
1 Set
8.
Perlengkapan Musik
Seni
2 Set
-
2 Set
e. Buku dan isi perpustakaan 1.
Buku Pelajaran
54 Exp.
-
54 Exp.
2.
Buku Penunjang
20 Exp.
-
20 Exp.
3.
Bukku Fiksi
30 Exp.
20 Exp
30 Exp.
4.
Buku Non Fiksi
20 Exp.
-
20 Exp.
5.
Meja Perpustakaan
3 Set
-
3 Set
6.
Rak Buku
2 Unit
-
2 Unit
7.
Feling Cabinet
-
-
-
8.
Lemari Arsip
4 Unit
-
4 Unit
Kursi
7. Daftar Responden Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru dan kepala sekolah madrasah berjumlah 30 orang, sebagai berikut:
65
Tabel 3.4 Daftar Responden No
Nama Guru/Ustadz
1.
Agus Sucipto, S.Pd
2.
Dra. Nurul Jamil
3. 4. 5. 6. 7.
Khotim Sulistiya K.N, S.S Tri Ardiani, S.Pd M. Ahrom Nurohim, SE Isnan A Juhardani, S.P Nikma Lailatul Qodar, S.Com
8. 9.
Anik Qoidatun S.H.I Dra. Siti Rubiyah
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Utiya, S.Pd. Siti Maesaroh, S.Pd Chamidah Atik Kurniawati, S.Pd Awim Ro’atun Hj. Sri Lestari ArinaManasikana, S.Pd.I.
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27 28. 29.
Benny Awang Saptono Adi Triyanto, S.Sn Peni Handayani, S.Pd Ruri Lutfia A Nachecati M. Zaenuri, S.Pd.I Puji Lestari, S.Pd.Bio Fatmawati Sulistia Ningsih AZ Bastian, S.Pd Handoko, S.Pd Koriam Fatniati
Bidang studi
Jabatan
Matematika
Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah GTT Kurikulum Kesiswaan Humas GTT
SKI
Farida,
30. Munawar
66
Bahasa Indonesia PKN Qur’an Hadist Pengembangan Diri Tinkom Bimbingan Konseling Fiqih, Aqidah Akhlaq Fisika SKI Penjaskes Aqidah Qiro’ati IPS Bahasa Inggris
GTT
GTT GTT GTT GTT Ekstrakulikuler GTT GTT
Karate Seni budaya Matematika Bahasa Jawa Tata Busana Agama Biologi Qiro’ati Bahasa Arab Bahasa Indonesia Drum Band Pramuka Qiro’ati
Ekstrakulikuler GTT GTT GTT GTT PNS PNS Ekstrakulikuler GTT GTT Ekstrakulikuler Ekstrakulikuler Ekstrakulikuler
Rabana
Ekstrakulikuler
PNS
B. Data Hasil Penelitian 1. Data Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Untuk mengetahui keadaan tentang Intensitas Supervisi Kepala Sekolah di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014, maka penulis menggunakan angket yang diberikan kepada guru yang dijadikan responden dengan 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban sebanyak 3 buah, yaitu : a. Jawaban A mempunyai skor 3 b. Jawaban B mempunyai skor 2 c. Jawaban C mempunyai skor 1 Jawaban dari hasil angket persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.5 Jawaban Angket Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 No Item
No
No. Responden
1
001
A B A C A A A B B
A
A
C
B
C
A
2
002
A C A B B A A A A A
A
B
A
C
B
3
003
A B A B A A A A A A
A
B
B
B
C
4
004
A B A A A A A B B
A
A
C
B
B
B
5
005
A C A C B A A A A B
A
B
B
B
B
6
006
A A A B A A A B B
B
A
B
B
B
B
7
007
A A A B A A A A A A
A
C
B
B
B
8
008
A A B A A A A B A A
A
C
B
B
B
1
2
3
4
67
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
No Item
No
No. Responden
9
009
A B A B A B A A B
A
A
C
B
B
B
10
010
A C A A B A A A A B
A
C
B
B
B
11
011
A B B B A A A A A A
A
B
A
C
B
12
012
B C B C B B A A C
A
A
B
A
C
B
13
013
A B A A B B B A C
A
A
B
A
C
B
14
014
A A A A A A A B A A
A
B
A
C
B
15
015
A B A B A A A A B
A
A
B
A
C
B
16
016
B B B A B A A C C
C
A
B
A
C
B
17
017
A B A B A A A A B
A
A
C
B
C
A
18
018
A B A B A A A A A A
A
C
B
C
A
19
019
A A B A A A A A A A
A
C
B
C
A
20
020
A B A B A B A A A A
A
C
B
C
A
21
021
A B A B A A A A A A
A
C
B
C
A
22
022
A A A C A A A A A A
A
C
B
C
A
23
023
A B A B A B A A A A
A
C
B
C
A
24
024
A B A B A A A A A A
A
C
B
C
A
25
025
A C B C C A A A A A
A
C
B
C
A
26
026
A B A B A B A A A A
A
B
B
B
C
27
027
A A A B A A A A A A
A
B
B
B
C
28
028
A A A B A A A A A A
A
B
B
B
C
29
029
A B A A A A A A A A
A
B
B
B
C
30
030
A B A A A A A A A A
A
B
B
B
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
2. Data Tentang Prestasi Kerja Guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Untuk mengetahui keadaan tentang prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014, maka penulis menggunakan angket yang diberikan kepada guru yang dijadikan responden dengan 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban sebanyak 3 buah, yaitu :
68
a. Jawaban A mempunyai skor 3 b. Jawaban B mempunyai skor 2 c. Jawaban C mempunyai skor 1 Jawaban dari hasil angket tentang prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat di tabel berikut ini: Tabel 3.6 Jawaban Angket Tentang Prestasi Kerja Guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 No Item
No
No. Responden
1
001
A B A C A A A B B
A
A
C
B
C
A
2
002
A C A B B A A A A A
A
B
A
C
B
3
003
A B A B A A A A A A
A
B
B
B
C
4
004
A B A A A A A B B
A
A
C
B
B
B
5
005
A C A C B A A A A B
A
B
B
B
B
6
006
A A A B A A A B B
B
A
B
B
B
B
7
007
A A A B A A A A A A
A
C
B
B
B
8
008
A A B A A A A B A A
A
C
B
B
B
9
009
A B A B A B A A B
A
A
C
B
B
B
10
010
A C A A B A A A A B
A
C
B
B
B
11
011
A B B B A A A A A A
A
B
A
C
B
12
012
B C B C B B A A C
A
A
B
A
C
B
13
013
A B A A B B B A C
A
A
B
A
C
B
14
014
A A A A A A A B A A
A
B
A
C
B
15
015
A B A B A A A A B
A
A
B
A
C
B
16
016
B B B A B A A C C
C
A
B
A
C
B
17
017
A B A B A A A A B
A
A
C
B
C
A
18
018
A B A B A A A A A A
A
C
B
C
A
19
019
A A B A A A A A A A
A
C
B
C
A
1
2
3
4
69
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
No Item
No
No. Responden
20
020
A B A B A B A A A A
A
C
B
C
A
21
021
A B A B A A A A A A
A
C
B
C
A
22
022
A A A C A A A A A A
A
C
B
C
A
23
023
A B A B A B A A A A
A
C
B
C
A
24
024
A B A B A A A A A A
A
C
B
C
A
25
025
A C B C C A A A A A
A
C
B
C
A
26
026
A B A B A B A A A A
A
B
B
B
C
27
027
A A A B A A A A A A
A
B
B
B
C
28
028
A A A B A A A A A A
A
B
B
B
C
29
029
A B A A A A A A A A
A
B
B
B
C
30
030
A B A A A A A A A A
A
B
B
B
C
1
2
3
4
70
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
BAB IV ANALISA DATA Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana tercatat di bawah ini : 1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs. AlMina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
P=
F X 100% N
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden
71
Sedangkan
untuk
mengetahui
dari
tujuan
yang
ketiga,
penulis
menggunakan rumus product moment, yaitu :
rxy =
{NΣx
NΣxy − (Σx)(Σy) 2
}{
− (Σx) NΣy 2 − (Σy) 2
2
}
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi variabel x dan variabel y xy : jumlah hasil kali variabel x dengan y Σx : jumlah nilai variabel x Σy : jumlah nilai variabel y
N : jumlah subyek yang diteliti A. Analisis Pendahuluan
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale pada variabel persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah. 2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket. 3. Memprosentasikan jawaban 4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden Tabel 4.1 Daftar Hasil Angket Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/014 No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
No Item 8 9 10
11
12
13
14
15
1 2 3 4 5 6
001 002 003 004 005 006
3 3 3 3 3 3
2 1 2 2 1 3
3 3 3 3 3 3
1 2 2 3 1 2
3 2 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 2
3 3 3 3 3 3
1 2 2 1 2 2
2 3 2 2 2 2
1 1 2 2 2 2
3 2 1 2 2 2
72
2 3 3 2 3 2
3 3 3 3 2 2
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
No Item 8 9 10
11
12
13
14
15
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2
3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3
3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1
3 3 2 3 3 1 1 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009
Total 35 37 38 37 35 37 39 38 36
73
Nominasi B B A B B B A A B
No 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Responden 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030
Total 36 38 31 35 40 38
31 37 38 39 37 38 38 37 38 33 37 39 39 39 39
Nominasi B A C B A A C B A A B A A B A C B A A A A
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus : i=
Xt − Xr + 1 Ki
Keterangan : i
: Interval
xt
: Nilai tertinggi
xr
: Nilai terendah
ki
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah, diperoleh nilai tertinggi adalah 40, dan nilai terendah adalah 31. Dengan
74
menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu: i=
40 − 31 + 1 3
i=
10 = 3.33 3 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,
sedang, rendah sebagai berikut : 1. Untuk kategori tinggi dengan A mendapat nilai 38 – 40 2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 35 – 37 3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 31 – 34 Kemudian di cari prosentasi tentang persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F X 100% N
1. Untuk kategori tinggi persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah ada 15 responden:
P=
15 X 100% = 50 % 30
2. Untuk kategori sedang persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah ada 12 responden: P=
12 X 100% = 40 % 30
3. Untuk kategori rendah persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah ada 3 responden:
75
P=
3 X 100% = 10 % 30
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Persepsi Guru No
Tentang Supervisi
Interval Frekuensi
Prosentase
Kepala Sekolah
1
Tinggi
38 – 40
15
50 %
2
Sedang
35 – 37
12
40 %
3
Rendah
31 – 34
3
10 %
30
100 %
Berdasarkan pada tabel 4.3 bahwa tingkat persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam kategori tinggi dengan prosentase sebesar 50 %. Untuk mengetahui tentang prestasi kerja guru. Adapun langkahlangkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale tentang prestasi kerja guru. 2. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang prestasi kerja guru 3. Memprosentasikan jawaban 4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden
76
Tabel 4.4 Daftar Hasil Angket Tentang Prestasi Kerja Guru MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/014 No Item
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
001
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
1
2
2
2
2
002
3
3
3
3
2
2
1
2
2
3
3
3
2
3
3
3
003
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
1
2
2
3
4
004
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
5
005
2
3
2
3
3
1
3
3
3
3
2
1
2
3
3
6
006
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
1
2
2
2
3
7
007
3
2
2
2
2
3
1
3
3
3
2
1
2
2
2
8
008
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
9
009
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
10
010
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
11
011
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
12
012
1
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
2
1
1
13
013
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
14
014
2
3
3
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
15
015
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
1
2
2
16
016
3
2
3
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
1
17
017
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
1
2
2
1
18
018
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
2
2
1
19
019
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
1
2
2
1
20
020
3 3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
1
2
2
1
21
021
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
1
2
2
1
22
022
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
3
1
2
2
1
23
023
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
1
2
2
1
24
024
3
3
2
2
2
3
3
2
3
2
3
1
2
2
1
25
025
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
1
2
2
1
26
026
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
27
027
3
2
1
3
1
2
1
3
2
1
3
3
3
2
3
28
028
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
77
No Item
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
29
029
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
2
1
2
2
30
030
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
1
2
2
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tentang Prestasi Kerja Guru MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/014 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
No Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025
78
Total
Nominasi
33 38 36 40 37 37 33 42 34 40 41 32 38 38 38 27 35 37 37 34 32 36 33 34 37
B B B A B B B A B A A C B B B C B B B B C B B B B
No
26 27 28 29 30
No Responden 026 027 028 029 030
Total
Nominasi
42 33 43 33 37
A B A B B
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus : i=
Xt − Xr + 1 Ki
Keterangan : i : Interval xt : Nilai tertinggi xr : Nilai terendah ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) Dari data hasil angket prestasi kerja guru, diperoleh nilai tertinggi adalah 43, dan nilai terendah adalah 27. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu: i=
43 − 27 + 1 3
i=
17 = 5,66 3
Dibulatkan : 5 Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : 1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 38 - 43 2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 33 - 37 3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 27 - 32
79
Kemudian di cari prosentasi frekuensi prestasi kerja guru. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F X 100% N
1. Untuk kategori tinggi tentang prestasi kerja guru ada 6 responden : P=
6 X100% = 20 % 30
2. Untuk kategori sedang tentang prestasi kerja guru ada 21 responden : P=
21 X100% = 70 % 30
3. Untuk kategori rendah tentang prestasi kerja guru ada 3 responden: P=
3 X100% = 10 % 30 Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang prestasi kerja guru. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Prestasi Kerja Guru No
Prestasi Kerja Guru
Interval Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
39 – 43
6
20 %
2
Sedang
33 – 38
21
70 %
3
Rendah
27 – 32
3
10 %
30
100 %
Berdasarkan pada tabel 4.6 bahwa tingkat prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina, Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam kategori sedang dengan prosentase sebesar 70 %.
80
B. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan yang ketiga untuk mengetahui adakah pengaruh positif antara pengaruh persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment angka kasar dengan langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari pengaruh persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah terhadap prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Mencari x, y, x2, y2 dan xy dengan cara mengalikannya. 3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment. Tabel 4.7 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Kerja Guru No Responden
x
y
x2
y2
xy
1
35
33
1225
1089
1155
2
37
38
1369
1444
1406
3
38
36
1444
1296
1368
4
37
40
1369
1600
1480
5
35
37
1225
1369
1295
6
37
37
1369
1369
1369
7
39
33
1521
1089
1287
8
38
42
1444
1764
1596
9
36
34
1296
1156
1224
81
No Responden
x
y
x2
y2
xy
10
36
40
1296
1600
1440
11
38
41
1444
1681
1558
12
31
32
961
1024
992
13
35
38
1225
1444
1330
14
40
38
1600
1444
1520
15
38
38
1444
1444
1444
16
31
27
961
729
837
17
37
35
1369
1225
1295
18
38
37
1444
1369
1406
19
39
37
1521
1369
1443
20
37
34
1369
1156
1258
21
38
32
1444
1024
1216
22
38
36
1444
1296
1368
23
37
33
1369
1089
1221
24
38
34
1444
1156
1292
25
33
37
1089
1369
1221
26
37
42
1369
1764
1554
27
39
33
1521
1089
1287
28
39
43
1521
1849
1677
29
39
33
1521
1089
1287
30
39
37
1521
1369
1443
Σ
1109
1087
41139
39755
40269
Diketahui : N
= 30
∑x
= 1109
∑y
= 1087
∑x2
= 41139
∑y2
= 39755
xy
= 40269
82
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy =
=
{NΣx
NΣxy − (Σx)(Σy) 2
}{
− (Σx) NΣy 2 − (Σy) 2
2
}
30 * 40269 − (1109)(1087 )
{30 * 41139 − (1109) }{30 * 39755 − (1087) } 2
2
=
1208070 − 1205483 {1234170 − 1229881}{1192650 − 1181569}
=
2587 (4289)(11081)
=
2587 47526409
=
2587 6893,94
= 0,375 C. Pembahasan
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y di ketahui, maka untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis di terima harus dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel 5% atau 1 %, maka dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 30 responden maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product
moment adalah pada taraf 5 % = 0,361. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,375 > 0,361 pada taraf signifikan
83
5%. Dari analisis data tersebut maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "adakah pengaruh yang signifikan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014" atau dengan kata lain prestasi kerja guru merupakan hasil dari supervisi kepala sekolah diterima.
84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
1. Tingkat persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah kategori tinggi sebesar 50 %; kategori sedang sebesar 40 %; kategori rendah sebesar 10 %. 2. Tingkat prestasi kerja guru di MTs. Al-Mina Ngawinan Jetis Bandungan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah kategori tinggi sebesar 20 %; kategori sedang sebesar 70 %; kategori rendah sebesar 10 %. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Hal ini berdasarkan hasil data perhitungan statistika bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari r
tabel
maka r hitung dapat dikatakan signifikan, dengan tingkat kepercayaan sesuai dengan data responden sebanyak 30 orang maka dapat di lihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % = 0,361. Sehingga diperoleh perbandingan berdasarkan tabel nilai yang diperoleh ialah 0,375 > 0,361. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah ada pengaruh signifikan dengan prestasi kerja guru. B. Saran
1. Kepala Sekolah a. Sebaiknya kepala sekolah perlu meningkatkan atau mengembangkan program-program yang dapat memotivasi para guru dalam bekerja dan dapat mendorong para guru menerapkan kemampuannya dalam
85
melaksanakan tugas pokoknya serta mengembangkan kemampuannya demi terciptanya kualitas pembelajaran. b. Sebagai supersivor internal, kepala sekolah harus lebih meningkatkan lagi pengawasannya agar jika terdapat permasalahan dapat diatasi dengan segera tidak berlarut-larut. Sehingga segala aktivitas sekolah dapat terkontrol dengan baik dan dapat mendorong para guru untuk komitmen terhadap tugas, tanggung jawab sebagai pendidik. 2. Guru Diharapkan para lebih meningkatkan motivasi dan prestasi kerja mereka sehingga lebih bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan memperhatikan hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah dan berusaha meningkatkan kemampuannya berdasarkan hasil supervisi tersebut. 3. Sekolah Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas prestasi hendaknya pihak
sekolah,
guru/pendidik
harus
mampu
meningkatkan
dan
menanamkan sikap, mental yang baik kepada anak didik (standar kompetensi). Di samping itu pihak sekolah harus mampu memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk lebih meningkatkan kinerja guru dan prestasi belajar siswa.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktis (Jakarta : Bina Aksara). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka). Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research I (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM). _________________. Metodologi Research II (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM). Purwanto, M. Ngalim. 2005. Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Karya). Sudijono, Anas. 2000. Pengantar Statistik (Jakarta: Raja Grafindo Persada). Sahertian, Piet A. dan Ida Alaida Sahertian. 2008. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservice Education (Jakarta: Rifa Cipta). Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru dan Kompetensi Dasar Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan. Jakarta Dessler,
Gary. 1997. Manajemen PT.Prenhalindo).
Sumber
Daya
Manusia
(Jakarta:
Azwar, S. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). Mangkunegoro. 2001. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: PT Refika Aditama). Nawawi, Hadari. 2001. Administrasi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung). Simamora. 1997. Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara). Bafadal,
Ibrahim. 2008. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Jakarta, Bumi Aksara).
Hasibuan, Malayu SP. 2007. Organisasi dan Motivasi (Jakarta: Bumi Aksara). Baron.A, Amstrong. 2007. Total Quality Management (New York: Longman, Inc).
87
Sagala, Syaeful. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan (Bandung: CV Alfabet). Arikunto,
Suharsimi dan Lia Yuliana. (Yogyakarta: Aditya Media).
2008.
Manajemen
Pendidikan
http://manajemendansupervisipendidikan.blogspot.com/Teguh Handoko, “Ruang Lingkup Supervisi” download pada 22 Juli 2014.
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
KISI-KISI ANGKET Variabel Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Prestasi Kerja Guru
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Indikator Sering memberikan motivasi kepada guru. Sering memberi nasehat atau pengarahan kepada guru ketika menghadapi kesulitan Sering melakukan pengawasan dan pengontrolan kwalitas guru dalam proses belajar mengajar Sering memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi Sering melakukan komunikasi secara terus menerus(intensif) Sering memberikan pembinaan kepada guru mengenai proses belajar mengajar Mempunyai sikap disiplin kerja Mempunyai semangat kerja tinggi Mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas Mempunyai rencana program pengajaran (RPP) pada tiap mapel Mempunyai keterampilan dalam pengelolaan kelas Mempunyai program tahunan dan program semesteran Mendapat penghargaan.
100
No. butir soal 1, 2
3, 4, 5 6, 7, 8 9, 10 11, 12, 13 14, 15 1, 2 3, 4 5, 6, 7 8, 9 10, 11 12, 13 14, 15
ANGKET PENELITIAN PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJA GURU Petunjuk Pengisian: 1. Kuesioner ini bertujuan untuk keperluan ilmiah semata. Jadi tidak akan mempengaruhi reputasi anda sebagai guru dalam bekerja di sekolah ini. 2. Pilihlah item jawaban yang telah tersedia dengan menjawab sebenar-benarnya dan sejujurnya sesuai apa yang anda alami dan rasakan selama ini. 3. Jawaban anda berdasarkan pendapat sendiri akan menentukan obyektifitas hasil penelitian ini. Kami menjamin rahasia identitas Saudara. 4. Jawablah pertanyaan dengan cara menyatakan tingkatan yang benar menurut anda. Berilah tanda centang (√) yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan ketepatan pernyataan tersebut. Satu diantara jawaban berikut: A = Selalu, B = Kadang-kadang, C = Tidak pernah IDENTITAS RESPONDEN 1. No. Responden : ………………………………………………. 2. Nama : ………………………………………………. 3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita*) 4. Usia : …. Tahun 5. Nama Sekolah : ………………………………………………. 6. Alamat Sekolah : ………………………………………………. 7. Jabatan : ………………………………………………. 8. Pangkat/Golongan : ………………………………………………. 9. Pendidikan Terakhir : ………………………………………………. 10. Bidang Ajar : ………………………………………………. A. Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Kepala sekolah sebagai pemimpin memotivasi guru dan membimbing. Kepala sekolah mempercayakan tugas sekolah pada kelompok kerja guru. Kepala sekolah melaksanakan diskusi kelompok guna meningkatkan mutu pembelajaran. Kepala sekolah memberikan pembinaan dan bimbingan secara berkala dengan memberikan bekal tentang penggunaan teknik bertanya dalam KBM dan berbagai metode pembelajaran. Kepala sekolah melakukan model demonstrasi pembelajaran yang menempatkan seorang guru sebagai demonstrator. Kepala sekolah meminta guru secara langsung untuk menilai diri sendiri dengan format tertentu dalam rangka pelaksanaan supervisi.
2 3 4
5 6
101
A
Jawaban B C
No.
Pertanyaan/Pernyataan
7
Kepala sekolah melakukan classroom visit (kunjungan kelas dalam rangka pembinaan oleh Kepala Sekolah) dan classroom observation (observasi kelas yang tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi. Kepala sekolah melakukan monitoring pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat Kepala sekolah memberikan penghargaan dalam bentuk piagam dan uang pembinaan. Kepala sekolah memberikan uang bonus akhir taun dan seragam. Kepala sekolah melaksanakan supervisi (pembinaan) pembelajaran melalui rapat. Kepala sekolah mengajak guru-guru untuk mempelajari proses pembelajaran (study banding) ke sekolah unggulan. Kepala sekolah melaksanakan pelatihan peningkatan mutu pembelajaran (In House Training/IHT). Kepala sekolah melakukan pembinaan sesuai dengan hasil penilaian. Kepala sekolah membimbing kepada guru untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan manajemen sekolah (proses belajar mengajar).
8 9 10 11 12 13 14 15
A
Jawaban B C
B. Prestasi Kerja Guru No.
Pertanyaan/Pernyataan
1
Guru datang 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai, kemudian mengawali PBM dengan berdoa. Guru sebelum pelajaran dimulai, mengulang materi sebelumnya secara singkat. Guru menentukan dan mengembangkan instrumen evaluasi sesuai indikator. Guru menentukan prosedur evaluasi hasil belajar siswa sesuai dengan KKM. Guru mampu memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran dan mengawali pelajaran dengan mengaitkan materi sebelumnya. Guru menggunakan metode yang menunjang kreatifitas anak dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Guru memberikan kesimpulan materi disetiap akhir pelajaran kemudian menginformasikan materi pelajaran selanjutnya. Guru mampu membuat silabus dan menuliskan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang
2 3 4 5 6 7 8
102
Jawaban A B C
No.
9 10 11 12 13 14 15
Pertanyaan/Pernyataan
berlaku. Guru menyajikan materi sesuai dengan langkah proses pembelajaran di RPP dan memberikan contoh-contoh nyata dalam menjelaskan pelajaran. Guru menentukan metode sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa di kelas. Guru memilih media pembelajaran sesuai metode yang digunakan dan merumuskan instrumen penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru menyusun program tahunan dan semester sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Guru mengkaji kurikulum bidang studi yang menjadi tanggung-jawabnya. Guru mendapat tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa/jabatan, uang/barang, piagam atas prestasi pengajaran terhadap siswa. Guru mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di universitas atas kemampuan mempromosikan sekolah tempat kerjanya.
103
A
Jawaban B C
Tabel Nilai-nilai r Product Moment
1 2 3 4 5
Taraf Signif 5% 1% … … … … 0.997 0.999 0.950 0.990 0.878 0.959
26 27 28 29 30
Taraf Signif 5% 1% 0.388 0.496 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0.470 0.361 0.463
55 60 65 70 75
Taraf Signif 5% 1% 0.266 0.345 0.254 0.330 0.244 0.317 0.235 0.306 0.227 0.296
6 7 8 9 10
0.811 0.754 0.707 0.666 0.632
0.917 0.874 0.834 0.798 0.765
31 32 33 34 35
0.355 0.349 0.344 0.339 0.334
0.456 0.449 0.442 0.436 0.430
80 85 90 95 100
0.220 0.213 0.207 0.202 0.195
0.286 0.278 0.270 0.263 0.256
11 12 13 14 15
0.602 0.576 0.553 0.532 0.514
0.735 0.708 0.684 0.661 0.641
36 37 38 39 40
0.329 0.325 0.320 0.316 0.312
0.424 0.418 0.413 0.408 0.403
125 150 175 200 300
0.176 0.159 0.148 0.138 0.113
0.230 0.210 0.194 0.181 0.148
16 17 18 19 20
0.497 0.482 0.468 0.456 0.444
0.623 0.606 0.590 0.575 0.561
41 42 43 44 45
0.308 0.304 0.301 0.297 0.294
0.398 0.393 0.389 0.384 0.380
400 500 600 700 800
0.098 0.088 0.080 0.074 0.070
0.128 0.115 0.105 0.097 0.091
21 22 23 24 25
0.443 0.423 0.413 0.404 0.396
0.579 0.537 0.526 0.515 0.505
46 47 48 49 50
0.291 0.288 0.284 0.281 0.279
0.376 0.372 0.368 0.364 0.361
900 1000
0.065 0.062
0.086 0.081
N
N
104
N