Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI DESA PANJI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ni Putu Sri Artini1, Ndara Tanggu Renda2, I Made Citra Wibawa3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar ipa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran peta konsep, hasil belajar ipa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan penelitian yang digunakan Non equivalen ost-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah kelas V semester ganjil di desa Panji, kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Sebanyak 51 orang siswa dipilih sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar IPA dengan bentuk tes hasil belajar IPA yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar dan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari hasil rerata kelompok eksperimen lebih tinggi disbanding rerata kelompok kontrol (eksperimen= 23,26 > control = 18,24) dan hasil uji hipotesi dengan menggunakan uji-t dengan thitung lebih besar dari ttabel yaitu 1,95146 > 1,67109. Dengan demikian, kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Kata-kata kunci : petak konsep , hasil belajar
Abstract This research aims to to know the significant difference between students who were treated by concept mapping strategy and those who were thaught with conventional strategy. This research was kind of a quasi experiment. Non equivalen post-test only control group design was used as a research design.This study used all student in the grade V elementary school in Sukasada district,Buleleng regency as a population. There were 51 student were chosen by randomly as a samples of study. The data was analyzed cognitively by using multiple choice test. The result of study showed that, there was a significant difference between student who were taught by using concept mapping strategy than students who were taught by using conventional strategy.This fact can be viewed from the group’s means score which explained the experimental group got higher means score than control group (exsperimental group = 23,26 > control group = 18,24) and the t-test was used to test hypothesis. It showed that thitung higher than ttabel (1,95146 > 1,67109 ). It can
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) be concluded that the concept mapping strategy gave a significant effect toward student’s competency in saint for students in the grade V elementary school in first semester in Panji village, Sukasada district in the academic year 2013/2014. Key words: concept mapping, saint study result
PENDAHULUAN Secara umum pendidikan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, sehingga merupakan investasi yang sangat berharga dalam usaha meningkatkan kwalitas sumber daya manusia..
Dalam dunia pendididkan pencapaian suatu tujaun adalah hal utama, yang merupakan cermin keberhasilan dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik akan berimbas pada hasil yang diperoleh. Selain untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan pendidikan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat. “Peningkatan SDM ditopang oleh peningkatan mutu pendidikan, karena manusia merupakan produk utama pendidikan” (Sutiawan, 2009) sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan akan mampu mendukung pembangunan di masa yang akan datang, dan apabila pendidikan tersebut dilaksanakan dengan baik akan mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan dapat menghadapi dan memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan yang dihadapinya.
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan, maka diperlukan upaya-upaya yang dapat menunjang pencapaian tujuan tersebut diatas, dan salah satu hal tersebut adalah dengan mengatur mengatur secara khusus perihal pendidikan ini dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Adapun makna yang tertuang dalam Undang-undang tersebut bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari pengertian tersebut di atas dapatlah dimengerti bahwa dengan pendidikan diharapkan dapat terwujud kualitas sumber daya manusia(SDM) yang baik , baik dalam dimensi intelektual, emosional, maupun spiritual yang
nantinya mampu mengisi kehidupannya secara produktif bagi kepentingan dirinya dan masyarakat sekitarnya. Agar dapat mewujudkan SDM (kualitas sumber daya manusia) yang baik bangsa Indonesia sudah melakukan berbagai upaya,. dan salah satu bukti komitmen dan keseriusan pemerintah tersebut, adalah dengan merealisasikan pembenahan pada segenap komponen pendidikan, mulai dari peningkatan anggaran pendidikan sampai pada sarana dan prasarana pendidikan dan juga melalui peningkatan profesionalisme guru ,dengan program sertifikasi guru. Dalam bidang kurikulum pemerintah juga telah berupaya dengan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan, yang dimulai dari perbaikan dan pergantian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, tujuan dari implementasi kurikulum ini adalah untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengelola, serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah. Berlakunya KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai hasil pembaharuan dan penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tersebut juga menghendaki suatu pembelajaran yang tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan seharihari. Materi pembelajaran tidak hanya disusun berdasarkan hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi materi yang bersifat kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis (Trianto, 2009). Dengan berbagai upaya dan komitmen yang sudah dilakukan oleh pemerintah tersebut, seyogyanya tujuan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dapat tercapai secara optimal. Namun, hasilhasil studi menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Menurut laporan dari United Nation Development Programme (UNDP, 2009), mengungkapkan bahwa Human Development Index (HDI) Indonesia berada diperingkat 111
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dari 182 negara. Masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia khususnya di bidang IPA atau Sains dibuktikan dari hasil studi bersekala internasional. Berdasarkan data yang dilaporkan Programme For International Student Assessment (PISA) menunjukan prestasi l Indonesia masih tergolong rendah, yakni berada berada di peringkat ke 38 dari 41 Negara pada tahun 2000, berada di peringkat ke 38 dari 40 Negara, pada tahun 2003, dan pada tahun 2006 berada di peringkat ke 50 dari 57 Negara, dan pada tahun 2009 berada di peringkat ke 60 dari 65 negara. Hasil ini menunjukan bahwa masih rendahnya kualitas pendidikan yang ada di Idonesia, dan belum adanya perbaikan secara signifikan yang dilakukan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tidak terlepas dari berbagai faktor diantaranya karena faktor pengemasan pembelajaran. Melalui observasi, pencatatan dokumen dan wawancara kepada beberapa guru bidang studi IPA SD di Desa panji yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 Pebruari–10 Maret, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam memberikan pembelajaran yang optimal. Permasalahan-permasalahan yang dialami guru dalam proses pembelajaran antara lain, (1) guru masih menggunaan strategi pembelajaran yang monoton, guru dalam proses pembelajaran lebih sering menggunakan strategi yang dirasa paling mereka kuasai dan mudah diterapkan, walaupun pada kenyataannya para guru menguasai strategi pembelajaran yang lainnya umumnya strategi yang digunakan lebih banyak strategi ekspositori, (2) guru kurang mampu mengnggunakan media pembelajaran, hal ini dikarenakan guru belum mampu membuat media sendiri dan kurang mampu menggunakan media yang tersedia di sekolah, (3) kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran, sarana-sarana yang dimaksud antara lain tidak tersedianya laboratrium dan KIT pambalajaran IPA sehingga guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi tertentu, serta kurangnya jumlah buku yang tersedia, (4) guru kurang memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa, hal ini terjadi karena guru merupakan sumber belajar tunggal yang mengakibatkan siswa tidak terbiasa menghubungkan suatu permasalahan nyata dengan materi yang akan dipelajari, sehingga siswa tidak dapat menggunakan pengetahuanya awalnya dengan baik, (5) Guru jarang memberikan penekanan konsep-konsep penting seperti dalam bentuk peta konsep, Hal ini dapat menghambat siswa untuk mengkontruksi pengetahuan barunya. Berdasarkan observasi pembelajaran secara
langsung, ditemukan bahwa dalam proses belajar mengajar guru terkadang tidak menyampaikan konsep utama dari materi sehingga siswa tidak mengetahui konsep utama yang mereka pelajari, keaktivan siswa dalam proses belajar mengajar juga masih rendah,sehingga pembelajaran menjadi pasif. Dengan kondisi pembelajaran seperti itu membuat pembelajaran IPA menjadi tidak menarik, membosankan, dan kurang bermakna bagi siswa sehingga akan berimbas pada rendahnya hasil belajar. Hal itu tercermin dari nilai ulangan tengah semester siswa berdasarkan atas pencatatan dokumen, dan observasi pembelajaran secara langsung di beberapa SD di desa Panji Kecamatan Sukasada. Melihat hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan, tentu diperlukan adanya langkah-langkah untuk meningkatkan pola pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Di sekolah
dasar pembelajaran IPA seyogyanya tidak hanya memompakan fakta-fakta yang tidak saling terkait satu sama lain, anak seharusnya diajarkan konsep dengan proses yang bermakna” (Semiawan,2002) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD), diupayakan adanya penekanan pada pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar yang lebih bermakna (Depdiknas, 2005). Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peranan sebagai fasilitator dan motivator yang dapat membawa peserta didik pada keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, seorang guru yang profesional harus mengetahui strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil yang diperoleh dari proses belajar mengajar dapat tercapai secara maksimal. Salah satu strategi yang sesuai dengan masalah di atas adalah strategi pembelajaran Peta Konsep. Asubel (dalam Trianto,2009) menyatakan, penggunaan pengorganisasian awal merupakan suatu alat pengajaran untuk mengaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal. Pengetahuan awal adalah menggaris bawahi ide-ide baru tersebut dengan pengetahuan yang telah ada pada pelajar. “Peta Konsep dapat membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas” (Martin dalam Trianto, 2009). Peta konsep dapat memberikan bantuan visual konkrit untuk membantu mengorganisasi informasi sebelum informasi itu dipelajari. Strategi peta konsep dapat membantu dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) memudahkan siswa dalam mempelajari meteri tertentu, karena peta konsep berbentuk hierarki, yang artinya ada konsep yang kedudukannya lebih luas (inklusif) yang akan diletakkan pada puncak peta dan adapula kosep-konsep yang bersifat lebih sempit yang mendukung konsepkonsep utama (kurang inklusif). Hal ini tentu akan sangat membantu siswa dalam belajar yang nantinya hasil belajar yang diperoleh akan menjadi lebih baik. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh strategi pembelajaran Peta Konsep terhadap hasil belajar IPA maka perlu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan hasil belajar ipa siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep (2) mendeskripsikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (3) mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil belajar ipa antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester ganjil di desa Panji Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel yang muncul dalam penelitian eksperimen tidak dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD di desa Panji Kecamatan Sukasada yang memiliki kemampuan kognitif yang setara,dan telah diuji dengan uji anava (uji f) dengan jumlah populasi 146 siswa. Penentuan sampel kelas dilakukan dengan teknik random sampling. Untuk mengetahui kesetaraan dari kemampuan akademik pada populasi penelitian maka dilakukan uji-t terhadap data hasil belajar ipa siswa kelas V pada semester ganjil.. Dari studi dokumentasi yang dilakukan di SD di desa Panji Kecamatan Sukasada, diperoleh data hasil belajar siswa pada semester I. Selanjutnya dilakukan uji kesetaraan yang dianalisis dengan uji anava satu jalur (ujif). Dari hasil uji-t yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua SD adalah setara. Langkah selanjutnya adalah melakukan teknik random sampling terhadap keenam sekolah tersebut. Dari teknik random sampling diperoleh 2 SD yakni SD No. 1 Panji dan SD No 2 Panji sebagai sampel penelitian.Untuk menentukan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik undian. Melalui undian tersebut diperoleh sampel penelitian kelompok siswa kelas V SD No. 1 Panji sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan strategi pembelajaran peta konsep berbantuan media gambar dan kelompok siswa kelas V SD No. 2 Panji sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Desain Penelitian yang digunakan adalah non equivalenpost-test only control group design, yang dalam pelaksanaannya hanya memberikan post test pada kelompok eksperimen maupun kepada kelompok kontrol. Pemilihan desain ini karena peneliti ingin mengetahui perbedaan hasil belajar ipa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan tidak untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ipa kedua kelompok, dengan demikian penelitian ini tidak menggunakan skor pre-test (tes awal) Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil belajar ipa ranah kognitif yang dikumpulkan melalui tes obyektif atau tes pilihan ganda. Tes tersebut telah di uji coba lapangan, sehingga teruji validitas dan reliabilitasnya. Hasil tes uji lapangan tersebut selanjutnya diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kontrol sebagai post-test. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan data dianalisis dengan menghitung nilai mean, median, modus, standar deviasi, varian, skor maksimum, dan skor minimum. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk histogram frekwensi karena data yang dianalisis adalah data dalam bentuk interval. .Sedangkan teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam menguji hipotesis penelitian adalah uji- t (polled varians). Untuk bisa melakukan uji hipotesis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, (2) kedua data yang dianalisis harus bersifat homogen. Untuk itu, maka dilakukanlah uji prasyarat analisis dengan melakukan uji normalitas, dan uji homogenitas. Setelah kedua syarat tersebut terpenuhi ,maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun hasil analisis data deskriptif disajikan pada Tabel 1.
statistik
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 1.Deskripsi Data hasil belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Mean Median Modus Varians Standar Deviasi
Kelompok Eksperimen 23,26 23,98 24,07 18,7 4,32
Kelompok Kontrol 18,24 17,00 14,60 15,72 3,96
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kurva sebaran data kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan strategi peta konsep (kelompok eksperimen) merupakan juling negatif karena Modus>Median>Mean (24,07> 23,98> 23,26). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk histogram frekwensi, maka tampak pada Gambar 1.
Gambar 2. Poligon Data Hasil Belajar ipa Kelompok Kontrol
Gambar 1. Histogram Frekwensi Data Hasil Belajar ipa Kelompok Eksperimen Tampak Juga bahwa kurva sebaran data kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional (kelompok kontrol) merupakan juling positif karena Modus <Median <Mean (5,74 < 6,50< 7,18). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa cenderung rendah.Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk histogram frekwensi maka tampak pada Gambar 2
Sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan beberapa uji prasyarat. Terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas terhadap data skor hasil belajar ipa siswa. Uji normalitas ini dilakukan untuk membuktikan bahwa kedua sampel tersebut bedistribusi normal. Uji normalitas data hasil belajar matematika dianalisis menggunakan uji 2 2 Chi-Square ( ) dengan kriteria apabila hitung <
2 tabel maka data berdistribusinormal.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan 2 menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh hitungdata skor hasil belajar ipa siswakelompok 2 eksperimen adalah 1,177dan tabeldengan taraf signifikansi 5% dan db = 3 adalah 7,815. Hal ini 2 berarti, hitungdata skor hasil belajar ipa siswakelompok eksperimen lebih kecil dari tabel(
2
2 hitung< 2 tabel), sehingga data hasil belajar
matematika siswakelompok berdistribusi normal. 2 hitung data skor hasil
eksperimen belajar
ipa
siswakelompok kontrol adalah 2,633dan tabeldengan taraf signifikansi 5% dan db = 3 2 adalah 7,815. Hal ini berarti, hitungdata skor hasilbelajar matematika kelompok kontrol lebih 2 2 2 kecil dari tabel( hitung< tabel), sehingga 2
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) data hasil belajar ipa siswakelompok kontrol berdistribusi normal. Setelah melakukan uji prasyarat yang pertama yaitu uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji prasyarat yang ke dua yaitu uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians data hasil belajar ipadianalisis menggunakan uji F dengan kriteria kedua kelompok memiliki varians homogen jika Fhitunglebih besar dari Ftabel. Berdasarkan padahasil perhitungan, diperoleh Fhitungdata hasil belajar matematika siswakelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,14 sedangkan Ftabel(taraf signifikansi 5%)
adalah 1,81. Hal ini berarti, varians data hasil belajar ipa siswakelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen. Hipotesis penelitian yang diuji adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar ipa antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran peta konsep dengansiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran secara konvensional. Pada Uji hipotesis ini menggunakan uji–t independent(sampel tidak berkorelasi). Adapun hasil analisis uji hipotesis menggunakan uji-t disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Varians 18,7 15,72
N 26 25
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh thit sebesar 1,95146, sedangkan ttab dengan db = 49pada taraf signifikansi 5% adalah 1,67109 Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit> ttab) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan atau diartikan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar ipa antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester ganjil di desa Panji Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014 Pembahasan hasil-hasil penelitian dan pengujian hipotesis menyangkut tentang hasil belajar IPA siswa baik pada kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar maupun pada kelompok siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Strategi Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar yang diterapkan pada kelompok siswa kelas V SD No. 1 Panji dan strategi pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok siswa kelas V SD No. 2 Panji, dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda pada hasil belajar IPA siswa setelah dilakukannya post-test pada saat pertemuan ke-10. Hal ini dapat dilihat dari analisis data hasil belajar IPA siswa. Adapun analisis yang dimaksud adalah analisis diskriptif dan inferensial (uji-t).
Db 49
thitung
ttabel
Kesimpulan
1,95146
1,67109
thitung> ttabel (H0 ditolak)
Secara deskriptif, hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari skor hasil belajar siswa. Rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar dan strategi pembelajaran konvensional adalah 23,26 (katagori sangat tinggi) dan 18,24 (katagori tinggi). Berdasarkan analisis inferensial dengan menggunakan uji-t yang ditunjukkan pada tabel 4.16 diketahui t hitung = 1,95146 dan ttabel (db = 49 dan taraf signifikansi 5%) 1,67109. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel) sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Sehingga nilai statistik tersebut memiliki makna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar dengan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada kelas V sekolah dasar di desa Panji Kecamatan Sukasada . Dari hasil analisis tersebut, tentu saja terdapat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil belajar IPA secara signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan Strategi
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar dan siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hal tersebut terjadi karena strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar dalam penerapannya didalam kelas mengajak siswa untuk memahami konsep-konsep yang ditemukan dalam pembelajaran. Agar siswa lebih mudah memahami konsepkonsep tersebut, maka siswa masih sangat membutuhkan benda-benda untuk menolong pengembangan kemampuan intelektual, salah satu benda yang dapat menolong siswa dalam hal tersebut adalah gambar. Peran media gambar di dalam strategi pembelajaran Peta Konsep akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk memperjelas materi tersebut. Selain itu media gambar juga berperan sebagai alat bantu untuk membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. Oleh karena itu media gambar sangat membantu di dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam strategi pembelajaran ini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Oleh karena itu strategi pembelajaran Peta Konsep ini akan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Hasil belajar menurut Sudjana (2006:22) adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Berdasarkan deskripasi data hasil penelitian, skor hasil belajar ipa pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep berbantuan media gambar menunjukan bahwa, Modus = 24,07; Median = 23,98; dan Mean = 23,26. Ini berarti rata-rata skor hasil belajar ipa siswa 23,26 berada pada kategori baik/tinggi karena sebagian besar skor berada diatas nilai rata-rata. Data skor hasil belajar ipa siswa pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep berbantuan media gambar menunjukan bahwa sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Data tersaji pada grafik histogram frekwensi juling negatif dengan Modus > Median > Mean. Dari hasil analisis
tersebut, tentu saja terdapat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil belajar IPA secara signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Berbantuan Media Gambar dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hal tersebut terjadi karena strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar dalam penerapannya didalam kelas mengajak siswa untuk memahami konsep-konsep yang ditemukan dalam pembelajaran. Agar siswa lebih mudah memahami konsepkonsep tersebut, maka siswa masih sangat membutuhkan benda-benda untuk bisa menolong pengembangan kemampuan intelektual, salah satu benda yang dapat menolong siswa dalam hal tersebut adalah media berupa gambar. Peran media gambar di dalam strategi pembelajaran Peta Konsep akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk memperjelas materi tersebut. Selain itu media gambar juga berperan sebagai alat bantu untuk membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. Oleh karena itu media gambar sangat membantu di dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam strategi pembelajaran ini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Oleh karena itu strategil pembelajaran Peta Konsep ini akan menciptakan situasi dan suasana pembelajaran yang sangat menyenangkan sehingga diharapkan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Hasil belajar menurut Sudjana (2006:22) adalah “kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Jika dilihat dari filosofinya maka strategii pembelajaran Peta Konsep ini merupakan salah satu jenis strategi pembelajaran Kontruktivisme dimana dalam strategi pembelajaran ini siswa yang membangun dan mencari tahu pengetahuannya sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu menyampaikan materi yang akan disajikan kepada siswa, hal ini bertujuan agar siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan campuran
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
menurut tingkat kemampuan, jenis kelamin (hetero gender) dan guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang tata cara pengisian LKS yang akan dikerjakan. Siswa bersama kelompoknya menggali informasi yang seluas-luasnya pada buku ataupun sumber lain dan dengan menggunakan bantuan media gambar yang sesuai dengan materi yang di pelajari. Selanjutnya masing-masing kelompok diwajibkan membuat peta konsep dari materi yang dipelajari. Guru memberikan kesempatan pada masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, dan kepada kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan. Pada tahap akhir guru memberikan konfirmasi dari jawaban para siswa. Berdasarkan pada langkah-langkah dalam model pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar , dapat digambarkan bahwa siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat. Sudjana (2006:22) menekankan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh setelah proses belajar. Dilihat dari komparasi antara strategil pembelajaran Peta Konsep berbantuan media Gambar dan strategi pembelajaran konvensional tersebut maka hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yakni pencapaian hasil belajar strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media Gambar lebih tinggii dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Berbeda halnya dengan pembelajaran konvensional, yang sampai saat ini masih diterapkan, dalam pelaksanaan pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah serta pembagian tugas dan latihan. Pada penerapannya, strategi pembelajaran konvensional pada perencanaan sudah sangat maksimal tetapi penerapan atau proses pembelajaran strategi pembelajaran ini masih berpusat pada guru. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa lebih banyak mendengarkan dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru, sehingga didalam proses pembelajaran guru lebih mendominasi sedangkan siswa cenderung pasif. Pada pelaksanaan strategi pembelajaran konvensional apa
yang dipelajari terpisah dengan dunia nyata sehingga apa yang dipelajari siswa menjadi tidak bermakna, hal ini terlihat dari permasalahan yang diberikan di dalam pembelajaran hanya bersifat text book. Oleh sebab itu strategi pembelajaran konvensional ini kurang efektif, dan siswa cenderung bosan dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga hasil pembelajaran yang dicapai menjadi kurang maksimal. Berdasarkan uraian komparasi secara teoritik terlihat bahwa pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar ternyata lebih unggul dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Walaupun demikian, pada hakikatnya semua strategi pembelajaran sangat bagus diterapkan, oleh karena ituguru dalam hal ini harus pintar-pintar memilih strategi pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran peta Konsep berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada kelas V semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di desa Panji, Kecamatan Sukasada. Hal ini juga dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati dengan judul penelitian Pengaruh Strategi Peta Konsep Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X SMAN 3 Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2013. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Peta Konsep dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbandingan skor rata-rata yaitu 80% dan 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar lebih baik dari pada yang dibelajarkan dengan strategi l pembelajaran konvensional, pemahaman konsep siswa ynag dibelajarkan dengan strategi Peta Konsep berbantuan media gambar lebih tingggi apabila dibandingkan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Dengan demikian penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Irawati dan teori-teori yang mendukung antara lain Trianto.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasrkan rumusan masalah, tujuan, hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelummnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. (1)Data hasil belajar ipa siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep berbantuan media gambar pada siswa kelas V semester ganjil di SD No 1 Panji cenderung tinggi. Hal itu sesuai dengan kurva pada grafik histogram frekwensi dengan Modus > Median > Mean (24,07 > 23,98 > 23,26) dan data termasuk kedalam kurva juling negatif (2)Data hasil belajar ipa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional pada siswa kelas V Semester ganjil di SD No. 2 Panji cenderung rendah. Hal ini sesuai dengan kurva pada grafik histogram frekwensi, data hasil post-test kelompok kontrol dengan Modus< Median< Mean (18,24< 17,00 < 14,60) dan data termasuk ke dalam histogram juling positif. (3) Terdapat perbedaan yang singnifikan terhadap hasil belajar ipa antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional dengan thitung lebih besar dari ttabel (thitung =1,95146> ttabel = 1,67109). Dari rata-rata hitung, diketahui rerata kelompok eksperimen adalah 23,26 dan rerata kelompok kontrol adalah 18,24. Hal ini berarti, rerata eksperimen > rerata kontrol. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran peta konsep berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar ipa siswa kelas V Semester ganjildi desa Panji Kecamatan Sukasada Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disarankan kepada (1) Siswa handaknya mengembangkan semua potensi yang ada dalam dirinya dengan rajin belajar, mampu mengembangkan
motivasi, aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran melalui penggunaan strategi pembelajaran Peta Konsep berbantuan media gambar yang lebih signifikan dari pada strategi pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar. (2) Guru hendaknyamemperbaiki kualitas pembelajaran ipa melalui penerapan pembelajaran yang inovatif dengan strategi pembelajaran peta konsep, menggali pengalaman tentang pembelajaran ipa yang berorientasi pada peningkatan hasil belajar yang berkaitan dengan konteks nyata kehidupan siswa, (3) Bagi sekolah, agar hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar ipa siswa SD di desa Panji Kecamatan Sukasada. (4) Gagi peneliti bidang pendidikan, hendaknya hasil penelitian ini dijadikan pedoman untuk meneliti aspek atau variabel lain yang diduga memiliki kontribusi terhadap konsep-konsep dan teori-teori tentang pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN Agung. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Jurusan TP FIP Undiksha. -------.
Arsyad.
2011. Metodologi penelitian pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
-------. 2010. Media Pembelajaran di SD. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Djamarah, S.B. & Zain, A. 2002 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Koyan, I Wayan. 2007. Statistika Dasar dan Lanjut (teknik analisis data kuantitatif). Singaraja: Pasca Sarjana, Undiksha. -------.
2011. Asesmen Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
-------, 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Buku Ajar. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. --------, 2012. STATISTIK PENDIDIKAN Teknik analisis data Kuantitatif. Cetakan kedua. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Lasia
&
Wiratini. (2002). Membangun Penguasaan Konsep IPA kelas V SD Melalui Laboratorium Berbasis Lingkungan . Jurnal IKA .10 (1). 88-100
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka. -------. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Predana Media Group. Tilaar.
2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Yana,
Halina, 2011. Penerapan Pembelajaran Concept Mapping dengan penggunaan Media gambar untuk Meningkatkan hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD No 1 Pajahan. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar . Universitas Pendidikan Ganesha