3/18/2013
PERIHAL
OBAT
Oleh: Joharman
BATASAN OBAT Aktif secara fisiologis Zat kimia Racun
1
3/18/2013
Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71 “Obat : bahan/paduan bahan untuk menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit/gejala penyakit, luka/kelainan badaniah & rohaniah pada manusia/hewan & memperelok/memperindah badan/bagian badan manusia’.
Permenkes RI No. 242/1990 Obat jadi : “Sediaan/paduan bahan untuk mempengaruhi/menyelidiki sistim fisiologi/keadaan patologi untuk penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan & kontrasepsi.”
2
3/18/2013
Istilah lain: Obat baku = bahan obat Obat Jadi : obat dalam bentuk sediaan Komposisi standar = “preparat standar”. Obat Paten : nama spt diinginkan pabrik (branded) Obat asli : Dari bahan alam diolah secara sederhana Obat baru : mengandung bhn yg belum diketahui khasiat & keamanannya Obat generik : “Nama obat yang lazim atau umum; bukan obat paten (International Nonpropietary Name)”.
Kategori Obat Ketepatan Penggunaan & Pengamanan Obat (UU)
Cara Pemberian
Sifat Kimia Obat
Efek Farmakologi
3
3/18/2013
Keamanan (UU): 1. Obat Bebas
diberi tanda lingkaran hijau tepi hitam brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya
2. Obat Bebas Terbatas
diberi tanda lingkaran biru tepi hitam obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter diberi 6 tanda peringatan :
4
3/18/2013
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan
pemakaiannya. P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. P.No. 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No. 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
3. Obat Daftar G (Obat Keras) Definisi
obat yang berkhasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksikan tubuh manusia, dan lain-lain, obat berada baik dalam bungkusan maupun tidak. Ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan berupa “Daftar Obat Keras”
5
3/18/2013
4. Psikotropika Menurut UU RI No 5 thn 1997 :
Psikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
* P1 : Awas! Obat Keras, baca aturan pakainya. Contoh: - Benadryl tablet = Difenhidramin tablet, maximum 10 tablet @ 50mg * P2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur. Jangan ditelan Contoh: Gargarisma Kan * P3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan Contoh: - Obat luka: Jodium tinctuur, * P4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar Contoh: Asma sigaret * P5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan Contoh: Sulfanilamid puyer steril 5 g * P6 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Suppositoria antihemoroid
6
3/18/2013
Dibagi 4 golongan : Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi Golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamin
Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital. Golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam
7
3/18/2013
5. Narkotika Menurut Undang-undang No. 22 tahun 1997 : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
Dibagi 3 golongan : Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Merupakan kelompok narkotika yang terdiri atas : tanaman papaver somniferum, opium mentah, opium masak, erythroxylon cocae (koka), cannabis sativa (ganja), tetra hydro cannabinol, dan 26 jenis lainnya.
8
3/18/2013
Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin. Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein
Menurut Cara Pemberiannya
Obat Dalam Obat Luar
9
3/18/2013
Penggolongan Berdasarkan Efek Farmakologi:
1. Tempat Kerja Dalam Tubuh 2. Aktivitas Terapeutik atau
penerapannya 3. Mekanisme Kerja Farmakologi 4. Sumber asal 5. Sifat obat
Obat Berdasarkan Sifat Kimia Asam Basa Garam Garam/senyawa kompleks Ester Kristal mengandung air Isotop Radioaktif
10
3/18/2013
Macam
pemberian obat:
ORAL PARENTERAL SECARA INHALASI MELALUI MEMBRAN MUKOSA PENGGUNAAN PADA/DALAM KULIT
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL
AMAN EKONOMIS MENYENANGKAN
11
3/18/2013
Permasalahan bila obat diberikan secara oral:
FISIOLOGI GIT dan hepar SIFAT OBAT BIOAVAILABILITAS BENTUK SEDIAAN KOOPERATIFITAS PENDERITA
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL Macam pemberian obat secara parenteral, yaitu: I.C. (Intrakutan) I.V. (Intravena) INTRATHECAL S.C. (Subkutan) I.P. (Intraperitonial) INTRA ARTERIAL I.M. (Intramuskular) INTRAKARDIAK
12
3/18/2013
Obat diberikan secara parenteral bila: Tidak/sedikit diabsorpsi melalui membran mukosa Rusak/inaktif di lambung Menyebabkan muntah Respon/efek cepat atau teratur Kondisi pasien muntah, tidak sadar, gangguan mental/jiwa Efek pemberian parenteral bersifat: a. Sistemik b. Lokal
MASALAH Asepsis/steril/pirogenitas Tidak ekonomis: 1. Mahal 2. Perlu bantuan 3. “Storage life” Keamanan
13
3/18/2013
PEMBERIAN OBAT SECARA INHALASI 1. Melalui endotel alveoli/pulmo dengan cara dihirup melalui: Mulut Hidung 2. Bentuk sediaannya: Padat/cair mudah menguap Gas
3. Efek yang dihasilkan cepat: Aksi lokal Aksi sistemik 4. Masalah: Perlu alat khusus Dosis sukar diatur Iritasi Faktor sifat obat: a. Koefisien partisi b. Ukuran partikel c. Faktor aliran darah paru
14
3/18/2013
PEMBERIAN OBAT MELALUI MEMBRAN MUKOSA Diberikan selain melalui mukosa pada GIT dan paru. Efek/aksinya: Lokal Sistemik Absorpsi melalui membran mukosa di: Mulut: - Sublingual - bukal - Hisap Mata: - Konjungtiva - Kornea
HIDUNG:
>> UAP >> CAIRAN * TETES * SEMPROT TELINGA - TETES - CAIRAN PENCUCI VAGINA AKSINYA LOKAL.: - ANTIINFEKSI - SPERMISIDAL
15
3/18/2013
REKTUM: Aksi: >> lokal >> sistemik Efek cepat Cocok untuk penderita: >> tidak sadar, muntah >> tidak dapat menelan
Masalah: >> Absorpsi obat tidak menentu: * tercampur dengan feses * absorpsi tidak sempurna * luas permukaan terbatas >> Kepatuhan penderita >> Tidak bisa untuk semua obat Beberapa obat yang dapat diberikan dengan cara suppositoria : Spasmolitik, hipnotik, antiinflamasi
16
3/18/2013
PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT 1. Aksi: Lokal Sistemik 2. Masalah: Sifat obat Kondisi kulit Bentuk sediaan
BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)
JENIS BSO BSO PADAT BSO CAIR BSO SEMIPADAT
17
3/18/2013
MACAM BSO PADAT
1. 2. 3. 4.
SERBUK (PULVERES & PULVIS) GRANUL KAPSUL TABLET
SERBUK Adalah campuran kering bahan obat yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar Macam serbuk serbuk
terbagi (pulveres) serbuk tidak terbagi (pulvis)
18
3/18/2013
PULVERES Adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum
PULVIS Adalah serbuk yang tidak dibagi dalam
jumlah banyak
Macam pulvis a. Pulvis adspersorius b. Pulvis dentrificius c. Pulvis effervesent
19
3/18/2013
GRANUL Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 µm dengan atau tanpa vehikulum. Granul lebih stabil daripada serbuk, tidak mudah mengeras, lebih mudah dibasahi larutan
KAPSUL Adalah sediaan berupa serbuk
yang dimasukkan dalam cangkang kapsul atau sediaan cair atau setengah padat yang dibungkus dengan kapsul
20
3/18/2013
Jenis KAPSUL KAPSUL KERAS (HARD CAPSULE) KAPSUL LUNAK (SOFT CAPSULE) Cangkang biasanya terbuat dari gelatin tp
bisa juga terbuat dari pati.
TABLET
Adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi
21
3/18/2013
MACAM TABLET
1. Berdasarkan Tehnik Pembuatan 2. Berdasarkan Penggunaan 3. Berdasarkan Formulasi
1. Berdasarkan tehnik pembuatan
a.Cetak b.Tempa
22
3/18/2013
2. Cara penggunaan Bolus Tablet triturat Tablet hipodermik Tablet bukal Tablet sublingual Tablet efervesent (tablet buih) Tablet kunyah (chewable tablet) Tablet Hisap (Lozenges)
3. Formulasi Tablet Salut Gula (Tsg) (Dragee, Sugar
Coated Tablet) Tablet Salut Film (Tsf) (Film Coated
Tablet, Fct) Tablet Salut Enterik (Enteric Coated
Tablet) Sediaan Retard (Sustained Released,
Prolonged Action)
23
3/18/2013
BSO CAIR Adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air suling kecuali dikatakan lain, dimaksudkan untuk pemakaian dalam atau luar
MACAM BSO CAIR BSO CAIR ORAL 1. POTIO (SIRUP OBAT MINUM) 2. ELIXIR 3. SUSPENSI 4. EMULSI
24
3/18/2013
• BSO CAIR TOPIKAL Collyrium (kolirium) Guttae ophthalmicae (tetes mata) Guttae nasales (tetes hidung) Guttae auricularis (tetes telinga) Gargarisma (Gargle) Mouthwash Irigationes (Irigasi) Epithema
BSO SEMIPADAT JENIS BSO SEMIPADAT KRIM (CREMORES) PASTA (PASTAE) GEL (JELLY) SALEP (UNGUENTUM)
25
3/18/2013
KRIM (CREMORES) mengandung satu / lebih bahan obat berbentuk emulsi minyak dalam air atau
dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air. mudah dibersihkan
PASTA (PASTAE) mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi lebih kaku dari salep. salep. Tidak memberikan rasa berminyak seperti salep. salep. Mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 % - 50 % Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta: pasta: a. Mengikat cairan sekret lebih baik dari dari salep b. lebih melekat pada kulit
26
3/18/2013
GEL (JELLY) aktif dalam keadaan terlarut lebih encer dari salep, mengandung
sedikit/tidak lilin Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan l Lemak dengan titik leleh rendah. dapat dicuci karena menjernih & tembus cahaya yang mengandung zat-zat gandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis.
SALEP (UNGUENTUM) o Untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir. o Bahan obat larut/terdispersi homogen dalam
dasar salep yang cocok.
27