Draft 21/02/2013
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 1
DAFTAR ISI PENDAHULUAN DASAR ILMIAH TUJUAN DAN PENGERTIAN JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN ARTIKEL JURNAL KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN BANK ARTIKEL A. Kaidah B. Etika C. Pengelolaan Bank Artikel PENULISAN ARTIKEL ILMIAH A. Bagian Umun B. Bagaian Pembuka Artikel C. Bagaian Abstrak dan Kata Kunci D. Bagaian Utama Artikel E. Bagaian Akhir Artikel
2
PENDAHULUAN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki sejarah dan kompetensi di bidang penelitian dan pegembangan (litbang) yang memiliki salah satu tugas sebagai instansi pembina Jabatan Fungsional Peneliti semua peneliti di Indonesia. Salah satu bentuk kewenangan dan tanggung jawab pembinaan peneliti adalah melakukan akreditasi jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam lingkup lembaga litbang. Kualitas jurnal ilmiah yang dinilai tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas karya tulis ilmiah (KTI) yang dimuat di dalamnya. Sebagai wujud tanggung jawab terhadap peningkatan publikasi hasil litbang di Indonesia, LIPI berupaya menjaga keseragaman persepsi dan kualitas isi atas KTI dengan memberikan pedoman penyusunan penulisan KTI, terutama diperuntukkan bagi peneliti di unit litbang pemerintah. Pedoman KTI ini telah dibahas dengan melibatkan tim penyusun yang profesional dan berpengalaman. Selain itu, latar belakang keilmuan yang beragam juga menambah kedalaman isi pedoman ini dengan harapan mampu mengakomodasi berbagai sudut pandang. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi (SE Ditjen Dikti) No. 152 Tahun 2011 mengatakan bahwa menulis publikasi ilmiah di jurnal ilmiah merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa. Lebih lanjut surat edaran tersebut mengatakan bahwa perbedaan antara publikasi ilmiah dan tugas akhir adalah dalam format penulisan dan pada publikasinya. Pertama, tugas akhir ditulis lebih panjang dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi, sementara publikasi ilmiah ditulis ringkas yang disebut “artikel”. Peringkasan dilakukan karena jurnal ilmiah hanya memiliki halaman yang terbatas sehingga hanya dapat memuat artikel yang padat namun tetap memuat informasi yang diperlukan untuk memahami proses dan hasil penelitian tersebut. Kedua, tugas akhir tidak wajib dipublikasikan sedangkan publikasi ilmiah atau artikel harus dipublikasikan. Kewajiban publikasi berhubungan dengan aturan dan hak kekayaan intelektual serta prinsip-perinsip pengembangan ilmiah yang menyatakan bahwa publikasi ilmiah paling tidak berisi salah satu dari aspek-aspek berikut ini yaitu akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik dan pengembangan gagasan atau usulan baru. Publikasi dilakukan dengan mengunggah naskah pada laman yang memiliki tautan dengan Portal Garda Rujukan Dijital (Garuda) yang dimiliki Ditjen Dikti, dan portal-portal lain yang dapat diakses untuk kepentingan Pascasarjana UNJ, sehingga sebuah publikasi ilmiah dapat dibandingkan dengan naskah lain dan
Ditjen Dikti atau Pascasarjana UNJ dapat melakukan
scanning terhadap kemungkinan seorang penulis melakukan plagiarism bagi lulusan suatu perguruan tinggi. Selain itu, volume artikel pada masing-masing fakultas/lembaga riset/pascasarja
3
UNJ dengan adanya sistem pendataan artikel secara terpadu (BANK
ARTIKEL) semakin
bertambah, maka kesempatan menjadi salah satu world class university di dunia semakin mendekat. Dua hal penting dalam artikel ilmiah adalah bentuk dan isi artikel. Bentuk artikel berhubungan dengan gaya penulisan yang bersifat khas pada masing-masing jurnal (gaya penulisan selingkung/in house style). Gaya penulisan mutlak harus diikuti oleh kemampuan dan keterampilan penulis yang menginginkan artikelnya dimuat dalam jurnal tertentu. Penulis dianjurkan mempelajari pola penyajian, dan petunjuk lain dari jurnal yang dituju untuk memperbesar kemungkinan artikel dimuat, naskah yang memerlukan banyak penyuntingan akan membuka peluang ditolaknya naskah. Isi artikel berhubungan dengan substansi gagasan di dalam naskah, dimana isi artikel ilmiah adalah kajian masalah tertentu dengan menggunakan metode ilmiah dan menyajikannya dengan tata tulis ilmiah dalam upaya menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah. Seiring waktu, timbul kesepakatan bahwa isi artikel ilmiah juga dapat didasarkan atas kajian konseptual (theoretical review) yaitu pengkajian masalah oleh seorang atau sekelompok pakar yang berisi pengembangan konsep atau teori.
DASAR ILMIAH KTI didefinisikan sebagai suatu tulisan oleh seseorang yang mengungkapkan buah pikiran sebagai dasar ilmiah, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, evaluasi, kajian, atau peninjauan terhadap sesuatu obyek atau subyek yang disusun menurut metodologi dan sitimatika tertentu, dan yang isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara formal. Hasil KTI merupakan sesuatu tulisan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim yang memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang ditaati oleh masyarakat keilmuan. Gay, L.R dalam buku Educational Research (1987: hal. 467-468) mengatakan bahwa preparation of a research report for publication in a professional journal serves the interests of the professional community as well as those of researcher. Dessertation, and theses are not read nearly as often as professional journals; thus publication in a frequently read journal permits the largers possible audience to read about and use the findings of a research study. Based on your review of related literature and your references, you should be able to identify two or three journals which publish studies in the area of research represented by your study. Bertolak dari kutipan ini, tidak hanya disertasi yang dapat dipublikasi sebagai jurnal, tetapi juga tesis, dan sekripsi, serta jenis karya ilmiah lain asalkan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan artikel ilmiah. Kemahiran menulis adalah salah satu keahlian umat manusia yang paling penting. Bahkan tulisan diyakini sebagai salah satu unsur utama pembentuk perdaban manusia saat ini. Pemikiran kompleks dari generasi ke generasi untuk kemudian dikembangkan hanya dapat dilalukan secara 4
efektif melalui tulisan, sekali lagi TULISAN. Gelb (1969: 221-222, dalam Pardede, P, 2010), sejarawan Amerika yang memelopori penelitian system tulisan, menyimpulkan bahwa jika bahasa membedakan manusia dari binatang, maka tulisan membedakan manusia beradab dari manusia biadab. Dengan kata lain bahwa tulisan hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidak akan ada tanpa tulisan. Jadi seseorang yang mengaku dirinya berbudaya, artinya manusia pemikir menciptakan budaya, seharusnya menjadikan aktifitas menulis sebagai salah satu kegiatan utamanya sehari-hari. Dalam kehidupan modern, pada hakekatnya tidak seorang pun yang bisa mengelak dari tulisan (Pardede, P, 2010).
TUJUAN DAN PENGERTIAN Tujuan penulisan artikel jurnal ilmiah ini adalah (1). Memberikan acuan bagi peneliti, dosen dan mahasiswa dalam penyusunan artikel ilmiah; (2). Menyediakan standar minimal dalam hal kaidah penulisan artikel ilmiah; dan (3). Membangun terjadinya kesamaan persepsi dalam penulisan artikel ilmiah. Pengertian artikel jurnal ilmiah adalah suatu tulisan naskah artikel yang berada dalam jurnal publikasi yang memenuhi syarat-syarat KTI secara nyata, mengandung data dan informasi yang memajukan iptek, dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah, serta diterbitkan secara berkala. Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya sebagai dasar ilmiah, dapat dibedakan ke dalam sepuluh jenis karya ilmiah, yaitu dalam bentuk: (1) laporan, (2) makalah, (3) kertas kerja, (4) sekripsi, (5) tesis, (6) disertasi, (7) resensi, (8) kritik, (9) esai, (10) artikel ilmiah. Meskipun jenis karya ilmiah cukup beragam, terdapat lima ciri khas yang membedakan dengan ragam tulisan lainnya, seperti puisi atau novel, yaitu accurate, brief, clear, ethical, dan logical (ABCEL). Ke sepuluh jenis karya ilmiah tersebut dapat ditulis melalui delapan tahapan penulisan menurut Gardner dan Johnson (1977), yaitu: (1) pra-menulis, (2) pembuatan draft awal dengan menuangkan ide di atas kertas, (3) pembacaan ulang dengan menggunakan kaidah2 penulisan, (4) pemeriksaan mitra bestari, (5) revisi dengan perbaikan ulang melalui mitra bestari, (6) pengeditan dengan perbaikan teknis penulisan dan ejaan, (7) penulisan naskah akhir, dan (8) penerbitan dengan mengirim naskah ke redaktur. Jadi, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa menulis karya ilmiah pada hakekatnya merupakan kegiatan pikiran-tulis-pikiran-tulis (THINK-WRITE-THINK-
WRITE). Langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh penulis agar naskah artikel dapat diterima dengan lebih mudah oleh redaktur jurnal ilmiah adalah: (1) Cermati petunjuk bagi calon penulis yang dicantumkan pada setiap penerbitan jurnal dan tulis naskah sesuai ketentuan yang dipersyaratkan; (2) Diamkan naskah sementara waktu untuk kemudian dibaca kembali agar 5
menemukan kesalahan yang tidak terdeteksi; dan (3) Serahkan naskah kepada tim pembimbing untuk dikoreksi dan setelah diperbaiki sesuai saran Tim Pembimbing Kirimkan Naskah Kepada Dewan Redaksi.
JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN ARTIKEL JURNAL A. Jenis Jenis KTI terdiri atas: (1) Hasil penelitian dan pengembangan (litbang) dan (2) Tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis. KTI disusun berdasarkan jenisnya, tetapi tetap dibuat dalam format yang sama, kecuali untuk KTI jenis tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis dijelaskan secara keseluruhan dan lengkap tentang subjek yang ditinjau/diulas dan dikaji. Isi dari tulisan ini tentu sesuai dengan kedalaman analisis setiap penulis. KTI mengacu pustaka secara komprehensif dan mencerminkan perkembangan menyeluruh di bidang keilmuannya serta memproyeksikan dampak dan menawarkan solusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
B. Bentuk KTI dapat dipublikasikan dalam bentuk Jurnal Ilmiah. Jurnal ilmiah wajib memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut: (1) Memiliki Internasional Standard Serial Number (ISSN); (2) Memiliki mitra bestari paling sedikit empat orang; (3) Diterbitkan secara teratur dengan frekuensi paling sedikit dua kali dalam satu tahun, kecuali jurnal ilmiah dengan cakupan keilmuan spesialisasi, dengan frekuensi satu kali dalam satu tahun; (4) Bertiras tiap kali penerbitan paling sedikit berjumlah 300 eksemplar, kecuali jurnal ilmiah yang menerbitkan sistem jurnal elektronik (e-journal) dan jurnal ilmiah yang menerapkan sistem daring (online) dengan persyaratan sama dengan persyaratan jurnal ilmiah tercetak; dan (5) Memuat artikel utama tiap kali penerbitan berjumlah paling sedikit lima, selain dapat ditambahkan dengan artikel komunikasi pendek yang dibatasi paling banyak tiga buah.
C. Cakupan Cakupan karya tulis meliputi (1). Lingkup pedoman KTI merupakan substansi minimal yang harus dipenuhi dalam penyusunan KTI; (2) Pengembangan teknis penulisan KTI disesuaikan dengan gaya selingkung yang berlaku di setiap pengelola jurnal ilmiah, lembaga penerbitan atau instansi lain dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang benar; (3) Wilayah pedoman penulisan KTI ini mencakupi KTI yang merupakan terbitan lokal/nasional dan regional/internasional dengan pengelolaan di Indonesia. 6
KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN BANK ARTIKEL A.
Kaidah
Sumber data dan informasi ilmiah yang dijadikan dasar dalam penyusunan KTI adalah tulisan yang mengandung data dan informasi yang memajukan iptek serta ditulis sesuai kaidah-kaidah ilmiah. Kaidah KTI terdiri atas sifat-sifat berikut: (1) Logis, berarti kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang masuk ke dalam logika pemikiran kebenaran ilmu; (2) Obyektif, berarti data dan informasi sesuai dengan fakta sebenarnya; (3) Sistematis, berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian dengan mengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau litbang yang konsisten/berkelanjutan; (4) Andal, berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih serta masih memungkinkan untuk terus dikaji ulang; (5) Desain, berarti terencanakan dan memiliki rancangan; dan (6) Akumulatif, berarti kumpulan dari berbagai sumber yang diakui kebenaran dan keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi khasanah iptek yang sedang berkembang.
B. Etika Penyusunan Etika penyusunan KTI meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggung jawab, cermat dan saksama; (2) Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya dan informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap yang diperolehnya untuk disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali, tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulang-ulang; (3) Peneliti/penulis memberikan pengakuan melalui: (a). penyertaan sebagai penulis pendamping; (b). Pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain; dan/atau (c) pernyataan ucapan terima kasih yang tulus kepada pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penelitiannya dan secara nyata mengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud serta mengikuti dari dekat jalannya penelitian; dan (4) Meskipun hasil dari suatu kegiatan/penelitian merupakan sesuatu yang sangat rumit, penulis/peneliti dapat menyampaikan dalam bentuk yang padat/ringkas, tetapi tidak etis bila menyampaikan dalam bentuk yang sederhana/pendek. Peneliti/penulis juga harus menampilkan seluruh informasi yang secara langsung mendukung kegiatannya dan menyampaikan/ melaporkan seluruh aspek yang mungkin akan sangat penting bagi penelitian lainnya; (5) Dalam melakukan atau menghasilkan suatu kegiatan/penelitian, penulis/peneliti menjunjung tinggi nilai kejujuran, menghindari upaya plagiasi dan pemalsuan informasi yang dapat mengakibatkan kerugian pada eksistensi penulis asli baik secara profesi maupun materi dan juga dapat menghambat perkembangan ilmu pengetahuan bahkan kondisi social dan ekonomi. Pemalsuan yang dimaksud adalah penipuan dengan cara manipulasi data, informasi, dan hasil/kesimpulan yang bertujuan 7
untuk mengubah makna, interpretasi serta menyajikan suatu fakta yang berbeda dengan kondisi penelitian; (6) Penulis/peneliti memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan/melaporkan bila ada hal yang bertolak belakang dengan pandangannya. Bila ditemukan kelemahan pada metode yang digunakan, maka harus disampaikan; (7) Kolaborasi antara pengajar atau peneliti senior dan siswa atau peneliti junior harus mengikuti kriteria yang adil. Pengawas atau pimpinan instansi harus memastikan bahwa mereka tidak memasukkan nama seseorang yang kurang atau tidak sama sekali berkontribusi atau selain yang berpartisipasi dalam pekerjaan/penelitian. Dalam ilmu pengetahuan, “penulis bayaran” merupakan hal yang tidak etis dan tidak dapat diterima; (8) Seluruh penulis/peneliti bertanggung jawab atas keakuratan dan kejujuran suatu kegiatan/penelitian, baik penulis utama
maupun pendamping dan juga bertanggung jawab atas kontribusi masing-masing.
Seluruh penulis harus dapat menjelaskan kontribusinya masing-masing bila diperlukan; (9) Sebagai bentuk tanggung jawab penulis/peneliti terhadap hasil penelitian dan/atau pengembangan yang dilakukan, KTI yang dipublikasikan harus dapatdibuktikan dengan dokumentasi wujud nyata hasil dari penelitian dan/atau pengembangan tersebut dan dapat diakses bagi pihak yang berkepentingan; dan (10) Seluruh penelitian harus dilakukan dengan standar prosedur dan etika baik terhadap manusia maupun hewan.
C. Pengelolaan Bank Artikel Prosedur pengelolaan artikel mulai dari diterimanya artikel sampai dinyatakan layak terbit dimulai dari diserahkannya draft artikel oleh penulis kepada pengelola jurnal. Artikel akan diperiksa oleh Editor dalam waktu 1 minggu. Dari hasil pemeriksaan oleh editor, jika paper tidak memiliki ruang lingkup yang sesuai dengan jurnal system informasi atau memiliki kesalahan metodologi, maka draft artikel langsung akan ditolak. Sebaliknya, jika artikel memiliki ruang ruang lingkup yang sesuai dengan jurnal system informasi, maka artikel lebih lanjut akan diperiksa peer reviewer atau blind reviewer dalam waktu 3 minggu. Artikel yang telah diperiksa dan memilikikesalahan fundamental, maka akan langsung ditolak, dan sebaliknya jika artikel hanya memiliki kesalahan minor, akan dikembalikan kepada penulis utk direvisi dalam 1 minggu. Mekanisme tersebut dapat dikembangkan melalui suatu system informasi databased yang memiliki perinsip bahwa komunikasi antara pengelola jurnal dengan penulis artikel adalah amat penting. Kelasifikasi peringkat kualitas artikel perlu dibangun dalam suatu system agar penulis artikel merasa terbantu dan terlayani karena pelayanan yang dilakukan oleh pengelola jurnal. Karena itu, pembangunan bank artikel akan menjadi penting dalam pelayanan penerbitan jurnal berkala secara berkelanjutan.
8
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH A. Pedoman Umum Ketentuan umum dan gaya penulisan yang digunakan pada penlisan artikel ilmiah pada jurnal di lingkungan UNJ, mengacu pada format dari Unesco seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Dirjen Dikti No. 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Pembahasan mengenai gaya penulisan artikel ilmiah telah disampaikan pada bab sebelumnya mengneai. Bagian ini khusus membahas tentang teknik meringkas hasil penelitian mahasiswa agar menjadi format artikel ilmiah. Hasil penelitian yang diringkas dapat berasal dari skripsi, tesis, dan disertasi. Gaya pengutipan, pengacuan dan referensi yang tidak diatur dalam peraturan tersebut menggunakan gaya yang umum digunakan dalam berbagai publikasi ilmiah dari rumpun ilmu sosial yaitu gaya pengutipan Harvard style atau APA style. Pedoman penulisan wajib dipahami dan ditaati oleh penulis yang akan mempublikasikan artikel ilmiahnya pada jurnal-jurnal nasional atau internasional. Ketentuan umum yang berlaku bagi artikel yang akan dimuat di jurnal-jurnal adalah sebagai berikut: 1). Artikel adalah karya ilmiah hasil penelitian atau penelitian konseptual dari suatu bidang yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal, prosiding atau penerbitan lain dan penulis adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap hal ini dengan menuliskan Surat Pernyataan bermaterai. 2). Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah dipaparkan secara naratif (hindari penomoran kecuali terpaksa). 3). Artikel akan ditelaah oleh redaktur untuk kesesuaian format, penerimaan maupun penolakan pemuatan artikel akan diberitahukan kepada penulis dan penulis artikel berkesempatan melakukan revisi berdasarkan catatan dari redaktur. 4). Manuskrip yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah menjadi hak milik jurnal sehingga hanya pengelola jurnal yang berhak menerbitkan manuskrip tersebut dalam berbagai bentuk untuk tujuan ilmiah. 5). Jumlah halaman antara 15-20 halaman dengan margin atas/bawah/kiri/kanan berurutan: 4/3/4/3 cm, satu kolom dengan jarak 2 spasi menggunakan huruf Times New Roman. Paragraf diberi first line 1 cm sementara antar paragraf tidak diberi spasi ganda, istilah yang bukan kata dalam bahasa Indonesia dicetak miring dan satuan ukuran menggunakan International Unit System (IUS). 6). Artikel yang diserahkan kepada redaktur harus disertai soft copy. Sesuai dengan format yang diamanatkan oleh Dikti maka publikasi ilmiah dapat dibagi dalam tiga (3) bagian yaitu bagian pembuka artikel, bagian utama artikel dan ucapan terimakasih dapat ditampilkan dalam sub-bab 9
tersendiri setelah referensi sebagaimana umumnya jurnal ilmiah internasional. Ucapan terimakasih berupa ucapan kepada pihak yang membantu seperti pemberi dana, bahan dan sarana penelitian, sponsor serta pembimbing. Semua nama yang tercantum dalam ucapan terimakasih harus sudah dikonfirmasi oleh penulis. Ucapan terimakasih diungkapkan secara wajar, tidak berlebihan dan lugas.
B. Bagian Pembuka Artikel 1. Judul. Judul naskah yang dibuat hendaknya memperhatikan beberapa hal seperti berikut. Judul dibuat sederhana,spesifik, lugas mencerminkan isi artikel dan menarik Judul merupakan pernyataan ringkas tentang topik dan diusahakan menyebutkan variabel atau isu teoretis yang diteliti. Judul maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris. Judul dibuat dengan huruf kapital dengan ukuran huruf 14pt, bold, center. 1). Spesifik, dan mencerminkan isi artikel. Judul harus spesifik, dan mencerminkan isi artikel dimana secara eksplisit maupun implisit mencerminkan masalah penelitian (research problem). Dengan membaca judul, pembaca akan segera dapat memutuskan apakah perlu atau tidak membaca laporan/tulisan tersebut lebih lanjut. Masalah penelitian yang berbeda akan membutuhkan cara penyelesaian yang berbeda sehingga menggunakan variabel yang berbeda dan akan melahirkan judul yang berbeda. Perbedaan juga dapat timbul karena wilayah (tempat) penelitianyang berbeda walaupun masalah penelitiannya sama. Perbedaan wilayah penelitian membutuhkan cara pemecahan masalah yang berbeda dan berkonsekuensi terhadap penggunaan variabel serta judul penelitian yang berbeda. Masalah penelitianyang dihadapi peneliti akan berbeda baik menurut jurusan, maupun konsentrasi. 2). Menunjukkan hakekat obyek, metode dan wilayah penelitian. Fungsi pokok judul adalah menunjukkan kepada pembaca mengenai hakekat obyek penelitian, metode dan wilayah yang digunakan. Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti. Metode secara implisit tersirat pada tingkat eksplanasi dari penelitian yang dilakukan, apakah deskriptif, komparatif, asosiatif/prediktif, model, etnografi, kasus, dan sebagainya. Jika peneliti melakukan penelitian dengan tingkat eksplanasi asosiatif, maka masalah penelitiannya mencerminkan persoalan pada dependen variabel yang diteliti dan memuat variabel-variabel dan hubungan antar variabel jika tingkat eksplanasinya asosiatif. Wilayah menjelaskan tempat penelitian dilakukan. 3). Maksimal 12 kata (Bahasa Indonesia), dan 10 kata (Bahasa Inggris). Jika judul skripsi, tesis, atau disertasi yang akan diringkas ternyata melebihi 12 kata dalam bahasa Indonesia atau melebihi 10 kata dalam bahasa Inggris, maka judul harus diringkas tanpa merubah esensi judul. Jika dalam meringkas judul artikel menghadapi kendala jumlah kata yang terlalu banyak sehingga tidak dapat 10
memasukkan semua kriteria yaitu obyek, metode dan wilayah penelitian maka yang paling mungkin tidak dimunculkan adalah wilayah penelitian seperti desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi, namun dalam bahasan di artikel tetap harus ada penjelasan tentang dimana wilayah penelitian dilakukan. 4). Menunjukkan tingkat eksplanasi artikel. Tingkat eksplanasi artikel bisa berada pada pendekatan analisis kuantitatif, seperti tingkat deskriptif, komparatif, asosiatif, dan model, dan pada pendekatan analisis kualitatif, seperti kasus, etnografi, dan sejarah. Tingkat eksplanasi ini harus tercermin pada judul artikel.
2. Identitas Penulis. Indentitas penulis meliputi (Nama, lembaga afiliasi dan media komunikasi penulis). Nama (para) penulis ditulis lengkap tanpa gelar dan tanpa jabatan. Lembaga afiliasi adalah lembaga yang secara hukum menaungi penulis saat menulis artikel. Media komunikasi penulis adalah e-mail (akan dipublikas). Pada artikel dengan penulis lebih dari satu maka media komunikasi yang dicantumkan hanya media komunikasi penulis pertama karena komunikasi hanya dilakukan dengan penulis pertama. Nama penulis ditebalkan (bold), lembaga afiliasi dan media komunikasi penulistidak ditebalkan. Seluruhnya dibuat dengan huruf ukuran 12pt, center, 1 spasi, ditulis berderet ke bawah (dalam hal penulis lebih dari 1) dimulai dari penulis utama.
B. Bagian Abstrak dan Kata Kunci (keywords) Abstrak adalah rangkuman lengkap tentang artikel.Abstrak memuat persoalan yang diteliti, subyek penelitian, metode penelitian secara ringkas, temuan penelitian dan memuat simpulan dan saran penelitian yang penting. Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris, ukuran huruf 10 pt, spasi 1, indent kiri kanan 0.5 cm, justify. Abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan kisaran 75 – 150 kata. Kata kunci mencerminkan konsep yang dikandung artikel dan membantu peningkatan keteraksesan artikel. Besar huruf kata kunci adalah 10 pt, cetak miring, huruf kecil, 3 sampai 5 kata, menggunakan kata sesuai thesaurus bidang ilmu dan di tulis satu baris. Abstrak ditulis secara ringkas dan padat serta mencerminkan keseluruhan isi tulisan. Abstrak memuat masalah penelitian berupa kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai contoh diharapkan kinerja pegawai mengalami kenaikan, namun kenyataannya malah sebaliknya. Contoh lain misalnya target produksi atau penjualan tidak tercapai, semangat kerja pegawai terus menurun, tingkat pengangguran semakin tinggi, kemiskinan semakin meluas, dan sebagainya. Semua contoh tersebut merupakan masalah penelitian yang menjadi dasar penelitian dilakukan, hal ini berarti di dalam abstrak minimal menjelaskan tentang adanya kesenjangan informasi tentang sesuatu dan bahwa informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk pengambilan 11
keputusan. Berdasarkan isu atau masalah penelitian tersebut maka di dalam abstrak dapat dirumuskan tujuan dan metode penelitian yangdigunakan. Penjelasan tentang metode penelitian di dalam abstrak cukup menyebutkan tentang lokasi penelitian, responden/sampel penelitian, teknik sampling,serta teknik analisis data. Kata kunci yang dimasukkan dapat berupa teori dasar, variabelvariabel penelitian, seperti variabel dependen, independen, atau responden penelitian.
C. Bagian Utama Artikel Bagian utama naskah penulisan artikel menguraikan pendahuluan, metode penelitian, serta hasil dan pembahasan.
1. Pendahuluan Pendahuluan harus mencerminkan wawasan penulis tentang permasalahan yang diteliti dan yang ditulis, sehingga secara implisit maupun eksplisit menyampaikan pemecahan masalah yang akan dilakukan atau diajukan oleh peneliti. Di awal bagian pendahuluan, penulis dapat memberikan uraian yang menjelaskan garis besar logika penelitian dan alasan penelitian sementara pada bagian akhir pendahuluan perlu dinyatakan secara eksplisit definisi variabel dan hipotesis penelitian yang kemudian diikuti dengan tujuan penelitian. Van Cappellen (2000) mengatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam pendahuluan adalah (1) nature and scope of problem,(2) review of relevant literature, (3) your hypothesis, (4) Your approach used in this study (justification for this approach), (4) principal results, dan (5) main conclusions. Penulisan skripsi/tesis/disertasi memisahkan antara latar belakang dan kajian pustaka, sedangkan penulisan article ilmiah kedua hal ini diuraikan dalam satu bagian. Latar belakang membahas tentang pentingnya topik atau riset tersebut dilakukan (alasan penelitian). Pemahaman tentang pentingnya topik tersebut dapat diperoleh melalui kepustakaan yang dibaca atau yang diacu. Setelah selesai membahas tentang pentingnya topik penelitian, uraian dalam pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian permasalahan/isu yang menjadi fokus penelitian. Kajian kepustakaan yang dibahas secara ringkas dalam pendahuluan meliputi teori-teori yang digunakan serta hasil-hasil penelitian yang mendukung. Hasil penelitian yang mendukung dapat bersumber dari jurnal nasional maupun jurnal internasional. Penelitian sebelumnya tidak perlu diulas secara lengkap dan terperinci karena diasumsikan pembaca jurnal ilmiah telah memiliki pengetahuan yang cukup pada bidang ilmu tersebut sehingga tidak memerlukan penjelasan panjang lebar. Penelitian sebelumnya lebih difungsikan sebagai pemberi gambaran atau sejarah tentang konteks penelitian. Dengan demikian pendahuluan akan memuat sebagian besar dari pustaka yang ada dalam referensi.
12
Selain latar belakang dan kajian pustaka, pendahuluan juga dapat memuat harapan dari hasil penelitian dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai kaitan penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yang kemudian dilanjutkan dengan uraian tentang hipotesis,desain penelitian dan implikasi teoretis penelitian dan barulah pada bagian akhir pendahuluan diuraikan tujuan penelitian. Pendahuluan mencakup latar belakang, kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya (disarankan acuan primer dan wajib mereferensi artikel dari jurnal yang dituju). Porsi pendahuluan sekitar 15% dari total artikel. Bagian utama artikel ditulis dengan huruf Times New Roman 12pt, 2 spasi, first line 1 cm. Mengikuti pola penulisan yang dianjurkan dalam Keputusan Dikti No 49/DIKTI/Kep/2011, artikel sebaiknya tidak dibuat dengan bentuk pembaban seperti penulisan skripsi yang mencantumkan kerangka teori, pernyataan masalah, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka dan sejenisnya. Pembagian artikel ke dalam sub-sub bagian menggunakan sub-heading. Judul bab ditulis dengan huruf kapital, bold tanpa mencantumkan nomor bab. Judul sub-heading dibuat tebal (bold) dan tanpa penomoran di depan sub-heading dengan maksimal tiga peringkat sub-heading.
2. Metode Penelitian Bagian ini menjelaskan pelaksanaan penelitian dan diharapkan dapat membuat pembaca mengevaluasi ketepatan metode, reliabilitas, dan validitas hasil penelitian serta memungkinkan peneliti lain mereplikasi penelitian. Penjelasan tentang metode dapat dibagi dalam beberapa subbagian yang diberi judul tersendiri. Hal-hal penting yang biasanya dibuat dalam sub-bagian tersendiri adalah deskripsi tentang populasi dan sampel, instrumen dan dan prosedur penelitian. Porsi untuk bagian ini sekitar 10% dari seluruh artikel. Bagian metode penelitian menguraikan tentang beberapa hal yaitu: (1). Lokasi penelitian. Lokasi penelitian dapat berupa wilayah makro atau wilayah regional seperti desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun nasional Indonesia, dan juga dapat berupa lokasi penelitian mikro seperti perusahaan, lembaga pemerintah, kumpulan dari beberapa perusahaan swasta maupun Perusahaan Negara. Alasan ilmiah pemilihan lokasi penelitian harus disampaikan dan bukan alasan yang bernuansa subyektif. Alasan ilmiah dapat dihubungkan dengan isu atau masalah penelitian yang melandasi penelitian dilakukan di lokasi tersebut. (2). Sumber data. Sumber data secara umum ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Peneliti dapat menggunakan hanya satu sumber data atau kedua-duanya untuk menjawab tujuan penelitian. Jika masih memungkinkan, perlu juga disampaikan secara singkat contoh data sesuai dengan sumber yang digunakan. (3). Populasi, sampel, metode pengambilan sampel,. Naskah harus menjelaskan populasi, jumlah sampel dan metode penentuan sampel. Populasi tidak hanya orang tetapi segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian untuk diteliti. Cara menentukan jumlah sampel yang digunakan harus 13
disampaikan berbagai metode penentuan sampel. Sebutkan metode penentuan sampel yang digunakan untuk kemudian diklasifikasikan apakah tergolong random sampling atau non random sampling. Sub-heading yang khusus menjelaskan tentang suatu bagian penelitian dapat dibuat apabila dirasa perlu menilai hasil penelitian dari sub-heading ini.Sub-heading juga dapat dibuat tentang instrumen seperti tentang reliabilitas dan validitas instrument atau prosedur penelitian yang merangkum langkah-langkah pelaksanaan penelitian seperti pemilihan lokasi penelitian. (4). Instrumen dan teknik pengumpulan data. Instrumen tertentu untuk mengumpulkan data biasanya digunakan pada penelitian dengan metode survei dengan jumlah sampel yang relatif banyak. Bagian ini perlu menjelaskan secara singkat tentang instrumen yang digunakan dan uji validitas serta reliabilitas yang telah dilakukan. Nilai-nilai statistik uji validitas dan reliabilitas hendaknya disampaikan secara singkat. Teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan harus diberikan penjelasan secara singkat namun memadai. Umumnya teknik pengumpulan data antara laian metode observasi, angket/kuesioner, wawancara/interview, dan indepth interview (wawancara mendalam). Menerangkan bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan cara analisis data. Bagian ini diuraikan secara naratif dan langsung membahas metode yang digunakan dan tidak perlu menguraikan teori statistik yang digunakan. (5). Teknik analisis data. Teknik analisis data yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitian. Tiga teknik analisis data yang sesuai dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitiannya adalah teknik statistik deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Naskah boleh menggunakan satu atau lebih teknik statistik semasih sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data juga perlu disesuaikan dengan derajat kelulusan mahasiswa, seperti S1, S2, dan S3 dimana semakin tinggi derajat kelulusan, maka seyogyanya teknik analisis data yang digunakan semakin luas dan mendalam.
3. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian, sehingga nilai-nilai statistik yang diungkap dalam hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian dan sesuai dengan kuantitas dari tujuan penelitian. Jika terdapat tiga tujuan penelitian, maka paling sedikit harus ada tiga nilai-nilai statistik yang dikutip dan dimasukkan ke dalam tulisan/naskah. Hasil statistik yang ditujukan bukan untuk mencapai tujuan penelitian juga dapat diungkapkan apabila hasil statistik itu memperkuat analisis. Sebagai contoh jika penulis menganalisis hubungan kualitas SDM dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman dengan produktivitas, maka dapat dianalisis secara deskriptif melalui hasil statistik deskriptif tentang kondisi variabel pendidikan dan pengalaman responden. Penjelasan hasil statistik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penyajian data seperti grafik, tabel, maupun diagram.Pembahasan tentang variable yang tercantum dalam tabel/grafik maupun diagram dilakukan dengan cara menginterpretasikannya dan bukan dengan 14
menyebutkan lagi angka-angka yang ada dalam tabel/grafik/diagram. Pada dasarnya, yang harus dilakukan peneliti dalam menginterpretasi adalah dengan melihat kecenderungan data tersebut, atau jika memungkinkan dapat juga membandingkan dengan data lain yang bersifat lebih umum/makro. Pada bagian pembahasan, penulis bebas menjelaskan serta menarik simpulan dari hasil penelitian dengan memperhatikan bahwa interpretasi, generalisasi dan kesimpulan tidak boleh melebihi skala populasi dan sampel. Narasi pada akhir bagian pembahasan difokuskan terhadap beberapa hal yaitu sumbangan penelitian terhadapbidang ilmu, sumbangan penelitian terhadap pemecahan masalah serta konsekuensi teoretis dari hasil penelitian. Hasil merupakan bagian artikel yang menguraikan hasil bersih (tanpa proses analisis data) dan hasil pengujian hipotesis (jika ada). Hasil dapat disajikan dengan tabel atau grafik untuk memperjelas hasil. Hasil menjelaskan tentang data dan penerapan statistik terhadap data tersebut. Hasil penelitian yang dirasa penting serta relevan dinarasikan dengan ringkas dan jangan memasukkan data mentah. Pembahasan adalah bagian terpenting dari artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah menjawab masalah penelitian, menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada. Bagian hasil dan pembahsan mencakup sekitar 70% dari keseluruhan isi artikel.
4. Kesimpulan Bagian ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dan kesimpulan ini difokuskan atau disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Paling tidak secara implicit kesimpulan yang disampaikan sesuai dengan rumusan tujuan penelitian.Saran yang disampaikan harus didasarkan atas analisis yang dibuat pada bagian pembahasan dan tidak embuat saran yang hanya didasarkan atas apa yang ada dalam logika pikiran tanpa didasarkan atas hasil analisis dan pembahasan. kesimpulan memuat jawaban atas pertanyaan penelitian. Saran-saran mengacu pada hasil penelitian dan ditujukan untuk penelitian selanjutnya. Seluruhnya ditulis dalam bentuk esai dan bukan dalam bentuk numerikal. Porsi untuk bagian ini sekitar 5% dari seluruh artikel
D. Bagian Akhir Bagian akhir naskah berupa referensi/daftar pustaka/sumber bacaan yang digunakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis referensi adalah seperti berikut: (1) Semua acuan di dalam artikel harus dimasukkan ke dalam referensi dan semua referensi harus diacu di dalam teks. Agar penulisan referensi lengkap, maka
sebaiknya dibuat sebagai tahap akhir penulisan.; (2)
Referensi yang baik adalah 80 persennya merupakan acuan primer (artikel dalam jurnal),
dengan
masa terbitan 10 tahun terakhir. Lebih dipilih yang mereferensi artikel yang diterbitkan oleh jurnal yang dituju. Misalnya mengirim tulisan untuk dimuat pada Jurnal Penilaian, maka artikel 15
seyogyanya mereferensi artikel yang pernah dimuat di Jurnal Penilaian;m (3) Cara menulis referensinya disesuaikan dengan aturan yang ada seperti yang telah dibahas.
1. Pengutipan dan Pengacuan Pengutipan dan Pengacuan dilakukan sesuai aturan anti-plagiarisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010. Teknik pengutipan yang sesuai dengan aturan tersebut dapat dilihat pada peraturan tersebut. Pengacuan menggunakan sistem penulisan referensi dalam kurung (author-dateparenthetical referencing) sesuai dengan Harvard Style atau APA style yang ditunjukkan dengan tanda kurung buka dan tutup yang berisi nama penulis dan tahun artikel. Contoh: (Maxwell, 2002). Pengacuan buku teks disertai dengan nomor halaman. Contoh: (Hansen, 2009: 10). Diharapkan tidak melakukan pengacuan bertingkat seperti: Locong (1969) dalam Mongkeg (1998) dalam Sangut (2009), tetapi boleh pengacuan kelompok (Loncong, 1969; Mongkeng, 1998; Sangut, 2009)
2. Referensi Referensi berarti sumber acuan yang dipakai oleh penulis sebagai bahan dalam menyusun tulisannya. Semua acuan yang tertulis dalam artikel harus dituliskan sumbernya secara lengkap dan benar dalam referensi guna menghindarkan penulis dari kemungkinan plagiarism. Penulisan referensi yang benar pada artikel ilmiah adalah ditulis menyambung dari bagian terakhir artikel (tidak pada halaman baru seperti pada skripsi atau tesis). Referensi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya dan ditulis dengan besar huruf 12pt. Jarak antara baris dengan baris adalah 1 spasi, jarak antara pokok dengan pokok adalah 1 spasi. Tiap pokok disusun sejajar vertikal dimulai dari pinggir margin kiri sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dari tiap pokok dimasukkan ke dalam (indent) sebanyak lima ketukan. Referensi ditulis dengan mengacu pada Harvard style atau APA style (author-date parenthetical referencing) dengan ketentuan umum sebagai berikut: (1). Nama penulis disebutkan secara lengkap dengan terlebih dahulu menyebutkan nama keluarga, dipisahkan dengan tanda baca koma dan dilanjutkan dengan namalainnya. Gelar kesarjanaan tidak dituliskan, gelar keturunan masih dapat dipakai; (2) Bagian setelah nama penulis adalah tahun penerbitan artikel atau buku; (3) Bagian setelah tahun penerbitan adalah judul buku atau judul artikel; (4). Untuk buku, judul buku disebutkan secara lengkap termasuk judul tambahannya dan cetakan ke berapa dan ditulis miring (italic). Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul dan dipisahkan oleh tanda titik.Setelah judul buku adalah bagian yang menerangkan tempat buku diterbitkan dan nama penerbit; (5) Untuk artikel dari jurnal, judul artikel ditulis tegak sedangkan nama jurnal ditulis miring disertai dengan keterangan tentang volume dan nomor penerbitan jurnal serta diakhiri dengan nomor halaman 16
artikel; (6) Skripsi, Tesis atau Disertasi yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel dalam jurnal, dengan menyebutkannya sebagai hasil penelitian yang belum dipublikasi dengan seizin penulis asli. Makalah yang telah diterima untuk publikasi tetapi belum diterbitkan dapat dirujuk dengan perkataan “in press”. 3.
Persamaan, Tabel, dan Gambar
Persamaan ditulis tersendiri dan tidak diletakkan di dalam kalimat, persamaan diletakkan dengan posisi di tengah (center), diberi nomor berurutan di sebelah
kanannya. Jika persamaan terlalu
panjang maka dapat digunakan pemotongan (splitting). Persamaan ditulis dengan menggunakan Microsoft Word Equation. Tabel dan gambar dibuat sedemikian rupa sehingga ukuran tabel dan gambar tidak terlalu kecil namun juga tidak melebihi satu halaman dan diusahakan agar gambar hanya dalam dua warna (hitam-putih).Tabel dan gambar diberi judul dengan penomoran yang berurutan dimana judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Judul tabel maupun gambar ditebalkan (bold) dengan menggunakan huruf besar di awal kata. Gambar dan tabel harus mencantumkan rujukannya, apabila tabel dan gambar merupakan hasil primer maka disebut sebagai hasil penelitian dan disebutkan tahunnya. Rujukan ini disebutkan dengan kata “Sumber:” yang diletakkan di bagian kiri bawah dari tabel dan gambar. Tabel dibuat tanpa menampilkan garis kolom sedangkan garis baris pada table hanya ditampilkan untuk memisahkan judul keterangan tabel dan mengakhiri isi tabel. Ukuran huruf tabel adalah 10pt sedangkan ukuran huruf gambar menyesuaikan dengan kejelasan informasi yang dikandung oleh gambar tersebut.
17
REFERENSI
Jenie, U.A. 2006. Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Pusat Pendidikan, Pembinaan dan Pelatihan Peneliti, LIPI, Cibinong, Jawa Barat. Gardner, A., And Johnson, D. 1997. Teaching Personal Experience Narrative in the Elementary and Beyond. Flagstaff, AZ: Northen Ariszona Writing Project Press. Gelb Ignace Jay. 1969. A study of Writing. Cjicago: University of Chicago Press. Hakim, Lukman, 2012. Pedoman Karya Tulis Ilmiah, Peraturan Kepala LIPI, Nomor 04/E/2012, Jakarta. Hakim, Lukman. 2011. Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah, Peraturan Kepala LIPI, Nomor 04/E/2011, Jakarta. Munir, Moch. 2006. Panduan Akreditasi Berkala Ilmiah. Keputusan Dirjen Dikti, Nomor 11/DIKTI/Kep./2006. Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Jakarat Pardede, P. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Makalah Presentasi dalam Forum Ilmiah Dwi-Bulanan FKIP-UKI, Jakarta. Van Cappellen, Victoria L.K. (2000). Writing tips for peer-reviewed journal articles. Senior Information Specialist, EAS
18
MENULIS ARTIKEL DALAM JURNAL ILMIAH Berpengalaman
Belum Berpengalaman
Obyektif
Subyektif
Fokus/tema: obyek
Fokus/tema: subyek (a.l. penulis)
dominasi frasa benda: jumlah klausa efisien
dominasi kata kerja: jumlah klausa kurang efisien
status benda: adalah, merupakan
tindakan subyek: lebih bervariasi
kalimat pasif
kalimat aktif
modalitas: netral
modalitas: personal
koherensi: ketat
koherensi: longgar
Strategi belajar: • mengamati contoh artikel penelitian yang diterbitkan oleh penulis yang sudah berpengalaman • membaca ‘tip’ menulis karya ilmiah • mengukur ‘gap’ atau jarak antara kualitas tulisan yang dihasilkan oleh penulis yang belum berpengalaman (yang mencerminkan tingkat kemampuan pemelajar) dengan kualitas tulisan yang dihasilkan oleh penulis berpengalaman • kualitas tulisan penulis yang belum berpengalaman: sangat dipengaruhi oleh gaya bahasa lisan; kualitas tulis penulis yang sudah berpengalaman: sedikit atau hampir tidak terpengaruh oleh gaya bahasa lisan • kualitas tulisan: (1) isi pesan dan (2) cara mengutarakan isi pesan • Fokus pengamatan: lihat tabel
ABSTRAK
Abstrak memberikan uraian yang singkat dan padat tentang intisari atau poin-poin penting yang dicakup dalam artikel, yang pada umumnya adalah (1) tujuan dan lingkup artikel (laporan) atau tujuan dan lingkup penelitian, (2) metode penelitian, (3) hasil penelitian, dan (4) simpulan dan rekomendasi. Tidak jarang pada awal abstrak diberikan (+1) hasil penelitian yang telah dipublikasikan. • Tip: antara 200-250 words
1
Title: Non-Native Speakers’ Production of Modified Comprehensible Output and Second Language Learning ALI SHEHADEH
This study investigated the ability of NNSs to modify their output toward comprehensibility in the contexts of NS-NNS and NNS-NNS interactions and the degree to which such modified comprehensible output (MCO) was other- or self-initiated. Picture-dictation and opinionexchange tasks were used to collect data from 8 NSs and 24 NNSs of English representing 13 different L1 backgrounds. The 2 tasks were performed in pairs (NS-NNS and NNS-NNS) and were audio taped. The results showed that most repairs were self-initiated and that NNS-NNS interactions produced more other-initiations and other initiated MCOs on the picture-dictation task. The frequency of the these MCOs support the importance of modification toward comprehensible output as a process of second language acquisition. 115
Isi
1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian Uraian tentang
2. metode yang digunakan Ringkasan hasil
3. penelitian
Simpulan dan
4. rekomendasi penulis
114 words This study investigated the ability of NNSs to modify their output toward comprehensibility in the contexts of NS-NNS and NNS-NNS interactions and the degree to which such modified comprehensible output (MCO) was other- or self-initiated. Picture-dictation and opinion-exchange tasks were used to collect data from 8 NSs and 24 NNSs of English representing 13 different L1 backgrounds. The 2 tasks were performed in pairs (NS-NNS and NNS-NNS) and were audio taped. The results showed that most repairs were self-initiated and that NNSNNS interactions produced more other-initiations and other initiated MCOs on the [picture-dictation task. The frequency of the these MCOs support the importance of modification toward comprehensible output as a process of second language acquisition.
2
Title: Effects of Communication Tasks on the Grammatical Relation Marked by Second Language Learners JONATHAN NEWTON GRAEME KENNEDY This study reports some possible grammatical consequences of interaction in split and shared information tasks undertaken by adult second language learners of English. Based on an analysis of a learners’ corpus of almost 30,000 words, the study examines the morpho-syntax of taskbased interaction and, in particular, ways of marking relationships between lexicalized concepts and between clauses by means of prepositions and conjunctions, respectively. The study confirmed the main hypothesis that shared information tasks would result in the use of more coordinating and subordinating conjunctions than split information tasks. The paper suggests that both cognitive and pragmatic reasons may explain why inter-propositional relationships are marked more frequently than intra-propositional relationships in the corpus, and why the marking of inter-propositional relationships may be encouraged more shared information tasks tan by split information tasks. The results of the study suggest that communication tasks for language learning can be designed to influence the use of particular linguistic features. 154
Isi 1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian
Uraian tentang metode
2. yang digunakan
Ringkasan hasil
3. penelitian
Simpulan dan
4. rekomendasi penulis
154 words This study reports some possible grammatical consequences of interaction in split and shared information tasks undertaken by adult second language learners of English. Based on an analysis of a learners’ corpus of almost 30,000 words, the study examines the morpho-syntax of task-based interaction and, in particular, ways of marking relationships between lexicalized concepts and between clauses by means of prepositions and conjunctions, respectively. The study confirmed the main hypothesis that shared information tasks would result in the use of more coordinating and subordinating conjunctions than split information tasks. The paper suggests that both cognitive and pragmatic reasons may explain why inter-propositional relationships are marked more frequently than intra-propositional relationships in the corpus, and why the marking of inter-propositional relationships may be encouraged more shared information tasks tan by split information tasks. The results of the study suggest that communication tasks for language learning can be designed to influence the use of particular linguistic features.
3
Title: The Effects of Different Lengths of Time for Planning on Second Language Performance UTA MENHERT This article reports on a study that investigated the effect of different amounts of planning time on the speech performance of L2 speakers. Subjects were 4 groups of learners of German (31 in total) performing 2 tasks each. The tasks varied in the degree of structure they contained and the familiarity of information they tapped. The control group had no planning time available; the 3 experimental groups had 1, 5 and 10 minutes of planning time, respectively, before they started speaking. Results show fluency and lexical density of speech increase as a function of planning time. Accuracy of speech improved with only 1 minute planning but did not increase with more planning time. Complexity of speech was significantly higher for the 10-minute planning condition only. No significant differences were found for the effect of planning on the different tasks. This study employed various general and specific constructs for measuring fluency, complexity, and accuracy of speech. The interrelationships and qualities of these measures are also investigated and discussed. 167 Isi Tujuan utama dan
1. lingkup artikel atau penelitian
167 words This article reports on a study that investigated the effect of different amounts of planning time on the speech performance of L2 speakers. -
Uraian tentang
2. metode yang digunakan
Ringkasan hasil
3. penelitian
Subjects were 4 groups of learners of German (31 in total) performing 2 tasks each. The tasks varied in the degree of structure they contained and the familiarity of information they tapped. The control group had no planning time available; the 3 experimental groups had 1, 5 and 10 minutes of planning time, respectively, before they started speaking. - This study employed various general and specific constructs for measuring fluency, complexity, and accuracy of speech. The interrelationships and qualities of these measures are also investigated and discussed. Results show fluency and lexical density of speech increase as a function of planning time. Accuracy of speech improved with only 1 minute planning but did not increase with more planning time. Complexity of speech was significantly higher for the 10-minute planning condition only. No significant differences were found for the effect of planning on the different tasks.
Simpulan dan
4. rekomendasi penulis
4
Title: Attending to Form and Content in the Input BILL vanPATTEN This study explores the question of whether or not learners can consciously attend to both form and meaning when processing input. An experimental procedure is presented in which three levels of learners in four groups were asked to process information under four different conditions: attention to meaning alone; simultaneous attention to meaning and an important lexical item; simultaneous attention to meaning and a grammatical functor; and simultaneous attention to meaning and a verb form. Results suggest that learners, in particular early stage learners, have great difficulty in attending to both form and content. These results raise important questions for current discussions of the role of consciousness in input processing. 109 Isi 1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian
Uraian tentang metode
2. yang digunakan
109 words This study explores the question of whether or not learners can consciously attend to both form and meaning when processing input. An experimental procedure is presented in which three levels of learners in four groups were asked to process information under four different conditions: attention to meaning alone; simultaneous attention to meaning and an important lexical item; simultaneous attention to meaning and a grammatical functor; and simultaneous attention to meaning and a verb form.
Ringkasan hasil
3. penelitian
Simpulan dan
4. rekomendasi penulis
Results suggest that learners, in particular early stage learners, have great difficulty in attending to both form and content. These results raise important questions for current discussions of the role of consciousness in input processing.
5
Title: Autonomy and Strategy Use in Distance Foreign Language Learning: Researh Findings CYNTHIA WHITE The predominant context for strategy research over the last two decades has been language learning situated in a conventional classroom environment. The strategies learners use in selfinstruction contexts and the degree of autonomy they exercise to develop foreign language skills without the help of a teacher or learning group have received little attention. This paper examines results from comparative study of the strategies of distance and classroom foreign language learners (French, German, Japanese and Chinese) enrolled in a dual-mode institution. Data on strategy use is gathered through a questionnaire (N = 417) and one kind of verbal report procedure, the yoked subject technique (N = 37), and is analyzed using a refined version of the metacognitive, cognitive, social and affective model (O’Malley and Chamot, 1990). Results indicate that mode of study is the predominant influence on metacognitive dimensions of strategy use, ahead of age and level of study. The distinctive use of metacognitive strategies, particularly self-management strategies, by distance learners is illustrated using extracts from the verbal reports, and the discussion focuses on the distribution made by such strategies to the development of autonomy in language learning. Isi
Tujuan utama dan
1. lingkup artikel atau penelitian
Uraian tentang metode
2. yang digunakan
Ringkasan hasil
3. penelitian
187 words The predominant context for strategy research over the last two decades has been language learning situated in a conventional classroom environment. The strategies learners use in self-instruction contexts and the degree of autonomy they exercise to develop foreign language skills without the help of a teacher or learning group have received little attention. This paper examines results from a comparative study of the strategies of distance and classroom foreign language learners (French, German, Japanese and Chinese) enrolled in a dual-mode institution. Data on strategy use is gathered through a questionnaire (N = 417) and one kind of verbal report procedure, the yoked subject technique (N = 37), and is analyzed using a refined version of the metacognitive, cognitive, social and affective model (O’Malley and Chamot, 1990). Results indicate that mode of study is the predominant influence on metacognitive dimensions of strategy use, ahead of age and level of study. The distinctive use of metacognitive strategies, particularly selfmanagement strategies, by distance learners is illustrated using extracts from the verbal reports, and the discussion focuses on the distribution made by such strategies to the development of autonomy in language learning.
Simpulan dan
4. rekomendasi penulis
6
Title: Becoming First Graders in an L2: An Ethnographic Study of L2 Socialization JERRI WILLET This ethnographic report “thickly describes” (Geertz, 1973) the participation of ESL children in the daily classroom events of a main-stream first-grade classroom. Data for this paper come from a year-long study of one classroom in an international school on a college campus in the U.S. Using a language socialization and micropolitical orientation, the report describes how, through socially significant interactional routines, the children and other members of the classroom jointly constructed the ESL children’s identities, social relations, and ideologies as well as their communicative competence in that setting. The sociocultural ecology of the community, school, and classroom shaped the kinds of microinteractions that occurred and thus the nature of their language learning over the course of the year. Isi 1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian
Uraian tentang metode yang
2. digunakan
3. Ringkasan hasil penelitian
118 words This ethnographic report “thickly describes” (Geertz, 1973) the participation of ESL children in the daily classroom events of a main-stream first-grade classroom. Data for this paper come from a year-long study of one classroom in an international school on a college campus in the U.S. Using a language socialization and micropolitical orientation, the report describes how, through socially significant interactional routines, the children and other members of the classroom jointly constructed the ESL children’s identities, social relations, and ideologies as well as their communicative competence in that setting. The sociocultural ecology of the community, school, and classroom shaped the kinds of microinteractions that occurred and thus the nature of their language learning over the course of the year.
Simpulan dan rekomendasi
4. penulis
7
Title: Thesis and dissertation writing: an examination of published advice and actual practice BRIAN PALTRIDGE This article explores the extent to which published advice on the organisation and structure of theses and dissertations concurs with what happens in actual practice. The study examines guides and handbooks which focus on thesis an dissertation writing and postgraduate research. The sample texts examined were master’s and doctoral theses written in a number of different study areas at a major research university. The study found that only a few of the books examined devoted a substantial amount of space to this topic. It also found a wider range of thesis types than the guides and handbooks would suggest occurs. The study identified four main kinds of thesis: ‘traditional simple’, ‘traditional: complex’, ‘topic-based’ and ‘compilations of research articles’. The article argues for teaching materials which show students the range of thesis options they might have, highlight the kind of variation that occurs in actual texts, and consider the rationale for the various choices they might make. Isi 1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian
2.
Uraian tentang metode yang digunakan
3.
Ringkasan hasil penelitian
4.
Simpulan dan rekomendasi penulis
156 words This article explores the extent to which published advice on the organisation and structure of theses and dissertations concurs with what happens in actual practice. The study examines guides and handbooks which focus on thesis an dissertation writing and postgraduate research. The sample texts examined were master’s and doctoral theses written in a number of different study areas at a major research university. The study found that only a few of the books examined devoted a substantial amount of space to this topic. It also found a wider range of thesis types than the guides and handbooks would suggest occurs. The study identified four main kinds of thesis: ‘traditional simple’, ‘traditional: complex’, ‘topic-based’ and ‘compilations of research articles’. The article argues for teaching materials which show students the range of thesis options they might have, highlight the kind of variation that occurs in actual texts, and consider the rationale for the various choices they might make.
8
Title: The Tratment of Register Variation in Court Interpreting SANDRA HALE In the adversarial legal system, the speech behaviour of witnesses can determine the outcome of the case. Studies on the language of testimony have shown that linguistic features such as pronunciation, choice of vocabulary and grammar all contribute to forming an impression of the witness or defendant on the basis of his or her perceived level of education and social class. This paper presents the findings of a study based on analyzing eleven hours of interpreted testimony from four Local Court cases involving Spanish and English in Australia. The evidence suggests that interpreters tend to raise the level of formality when interpreting into English and lower it when interpreting into Spanish. Some suggestions are made concerning the possible motivations and implications of such practice. Isi
1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian
2.
Uraian tentang metode yang digunakan
3.
Ringkasan hasil penelitian
4.
Simpulan dan rekomendasi penulis
123 words In the adversarial legal system, the speech behaviour of witnesses can determine the outcome of the case. Studies on the language of testimony have shown that linguistic features such as pronunciation, choice of vocabulary and grammar all contribute to forming an impression of the witness or defendant on the basis of his or her perceived level of education and social class. This paper presents the findings of a study based on analyzing eleven hours of interpreted testimony from four Local Court cases involving Spanish and English in Australia. [analyzing eleven hours of interpreted testimony from four Local Court cases involving Spanish and English in Australia.] The evidence suggests that interpreters tend to raise the level of formality when interpreting into English and lower it when interpreting into Spanish. Some suggestions are made concerning the possible motivations and implications of such practice.
9
Title: “A Narrow Thinking System”: Nonnative-English-Speaking Students in Group Projects Across the Curriculum ILONA LEKI In examining the contexts of learning for L2 English bilinguals, educators and researchers may have ignored an important feature of that context, the social/academic relationships the learners develop with native-English-speaking peers. Long considered a means of promoting learning and independence among students, group work is one domain where such social/academic interactions occur in university-level courses across the curriculum in English-dominant countries. The research reported here details the experiences of two nonnative- English-speaking (NNES) students in course-sponsored group projects. The findings suggest that the particular social/academic relationships that develop within work groups may undermine the ability of NNES students to make meaningful contributions to the group projects. Furthermore, even group projects that appear to work well may conceal particular burdens for NNES students of which faculty who assign group projects may remain unaware. Isi
+1
Hasil penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya
1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian
2. 3.
4.
132 words In examining the contexts of learning for L2 English bilinguals, educators and researchers may have ignored an important feature of that context, the social/academic relationships the learners develop with native-English-speaking peers. Long considered a means of promoting learning and independence among students, group work is one domain where such social/academic interactions occur in university-level courses across the curriculum in English-dominant countries. The research reported here details the experiences of two nonnative- English-speaking (NNES) students in coursesponsored group projects.
Uraian tentang metode yang digunakan Ringkasan hasil penelitian
Simpulan dan rekomendasi penulis
The findings suggest that the particular social/academic relationships that develop within work groups may undermine the ability of NNES students to make meaningful contributions to the group projects. Furthermore, even group projects that appear to work well may conceal particular burdens for NNES students of which faculty who assign group projects may remain unaware.
10
Title: Exploring Input Processing in the Classroom: An Experimental Comparison of Processing Instruction and Enriched Input EMMA MARSDEN The research reported here tests the claim made in the Input Processing approach to second language (L2) acquisition that interpreting the meaning of language form is essential for learning. This claim has been put forward as an underlying part of the pedagogical package known as Processing Instruction (PI) (VanPatten, 1996, 2002a, 2004). Two experiments compared PI with a type of “Enriched Input” (operationalized as the same brief grammar explanation as in PI, followed by equal numbers of exemplars of the target features but where attention to the forms or their meanings was not necessary to the task). In a pretest, posttest, delayed posttest design, first language (L1) English speakers’ oral and written interpretation and production of L2 French verb inflections for tense, number, and person were examined. The impact of proficiency level on the necessity of making integrated formmeaning connections was also examined, by carrying out the same experiment with two groups at different levels of proficiency. Results from both experiments were generally compatible with the Input Processing claim earlier, although contextual- and measurement-dependent factors affected the results from the writing and oral measures in the second experiment. Isi
1.
Tujuan utama dan lingkup artikel atau penelitian
2.
Uraian tentang metode yang digunakan
3.
Ringkasan hasil penelitian
4.
Simpulan dan rekomendasi penulis
188 words The research reported here tests the claim made in the Input Processing approach to second language (L2) acquisition that interpreting the meaning of language form is essential for learning. This claim has been put forward as an underlying part of the pedagogical package known as Processing Instruction (PI) (VanPatten, 1996, 2002a, 2004). Two experiments compared PI with a type of “Enriched Input” (operationalized as the same brief grammar explanation as in PI, followed by equal numbers of exemplars of the target features but where attention to the forms or their meanings was not necessary to the task). In a pretest, posttest, delayed posttest design, first language (L1) English speakers’ oral and written interpretation and production of L2 French verb inflections for tense, number, and person were examined. The impact of proficiency level on the necessity of making integrated form-meaning connections was also examined, by carrying out the same experiment with two groups at different levels of proficiency. Results from both experiments were generally compatible with the Input Processing claim earlier, although contextual- and measurement-dependent factors affected the results from the writing and oral measures in the second experiment.
11
KATA KERJA
Perhatikan kata kerja yang digunakan untuk menyatakan setiap poin: sangat tidak bervariasi dan benar-benar secara ketat mencerminkan hanya tindakan untuk mencapai tujuan setiap poin. Dalam bahasa Inggris: Kata kerja yang terkait dengan pelaksanaan penelitian menggunakan past tense. Kata kerja yang terkait dengan artikel menggunakan present tense
12
PREVIOUS STUDIES
Journal TESOL Quarterly
PREVIOUS STUDIES There is much evidence that, in general, learners’ motivation to study declines as they move through school and that the causes are both developmental and environmental.
Posisi: Kalimat ke… 1
By contrast, the attitudinal basis of language learning motivation has been regarded as relatively stable, though recent empirical studies in various countries have also pointed toward a fall-off in interest and enthusiasm for foreign languages among pupils. Second Language Research
Previous theoretical and empirical studies indicated there should be no advantage for an earlier start.
2
RELC Journal
The second text was judged to be of a much higher quality by two independent markers in a previous study.
2
Journal of Sociolinguistics
The variation patterns of the variable (ING) in an American college fraternity are explained by analysing individual men’s contextualized discourse.
1-2
While most of the fraternity men predictably use a lower rate of the ‘vernacular’ variant in weekly meetings, several men use a higher rate. Journal of Sociolinguistics
Zero
ELT Journal
The use of authentic text has been argued to increase learner awareness of lexical form, function, and meaning ( for example, Willis 1990; Johns 1994). The Web provides ready-made material and tools for both learner-centred reading and vocabulary tasks.
ELT Journal
Zero
13
1-2
PURPOSE
Journal
PURPOSES
Posisi: Kalimat ke…
TESOL Quarterly
This article reports on research into the motivation of Indonesian adolescents toward learning English over the first 20 months of junior high school.
2
Second Language Research
This study examined whether a younger starting age is advantageous in a situation of minimal exposure to an instructed foreign language (≤4 hours classroom contact per week).
1
RELC Journal
This case study analyses two written texts produced by an ESL learner either side of a five-week genre-based teaching intervention.
1
Journal of Sociolinguistics
I argue that all of the men index alignment roles associated with power, but that these alignment roles are powerful in different, specifiable ways.
3
Journal of Sociolinguistics
This paper seeks to present a new understanding of the nature of gang graffity.
1
ELT Journal
This study reports on the results of a project in which Japanese university EFL students made use of the Web as a living corpus to investigate the specific contexts and collocative properties of lexis.
2
ELT Journal
This paper analyses the comments of a group of learners on their participation in an English corner on the Chinese mainland.
1
It highlights that the particular ‘English corner’ concerned in this study has become a social community where the participants could find supportive peers and self-assertion opportunities.
14
METHOD
Journal
METHOD
Posisi: Kalimat ke…
TESOL Quarterly
Using a mixed-method design, the study aimed to track changes in their reported motivation and learning activity and to identify internal and external factors which might be associated with the changes.
3
Second Language Research
Japanese college students who started studying English between ages three and twelve (n = 61) were examined on a phonemic discrimination (ɹ/l/w) and grammaticality judgement task (GJT).
3-7 in tandem with the findings
After controlling for language aptitude and amount of input, statistical correlations were found between starting age and scores on the GJT (r = – .38) but not the phonemic task (r = .03). These earlier starters were also compared to peers who began study in junior high at age twelve or thirteen (n = 139) on the same measures. The earlier starters were found to score statistically higher on the phonemic but not morphosyntactic measure, and this remained true in an ANCOVA analysis where total amount of hours of study input were controlled for. A robust ANCOVA testing for differences at different levels of input found interesting interactions between group affiliation and amount of input. Language attitudes were also tested. RELC Journal
The analytical tools of systemic functional linguistics are used to identify the major areas of generic, discourse and lexicogrammatical development in the learner’s writing of an argument.
4
Journal of Sociolinguistics
Qualitative discourse analysis shows that the men with high rates of vernacular variant use (ING) to index working-class cultural models and confrontational stances, as part of identity displays based on physical, rather than structural, power.
3
Journal of Sociolinguistics
A careful consideration of the variety of utterance types, their interactive nature and their location reveals a more complex discourse system reflecting the social structure of the gang subculture. 15
in tandem with the findings 3 in tandem with the findings
ELT Journal
Using an online database, students created a communal dictionary composed of lexis and example sentences culled from web sources, along with examples of their own devising.
3-4
The language database was then used to facilitate peer teaching of lexis. ELT Journal
Zero
1
16
FINDINGS
Journal
FINDINGS
Posisi: Kalimat ke…
TESOL Quarterly
It was found that the learners’ initially very positive attitudes toward the language and expectations of success were maintained over the period, whereas their attitudes toward the experience of formal learning tended to deteriorate.
4
Second Language Research
After controlling for language aptitude and amount of input, statistical correlations were found between starting age and scores on the GJT (r = – .38) but not the phonemic task (r = .03).
4 in tandem with the method
The earlier starters were found to score statistically higher on the phonemic but not morphosyntactic measure, and this remained true in an ANCOVA analysis where total amount of hours of study input were controlled for. A robust ANCOVA testing for differences at different levels of input found interesting interactions between group affiliation and amount of input. Language attitudes were also tested. RELC Journal
Zero
2
Journal of Sociolinguistics
Qualitative discourse analysis shows that the men with high rates of vernacular variant use (ING) to index working-class cultural models and confrontational stances, as part of identity displays based on physical, rather than structural, power.
3
Journal of Sociolinguistics
A careful consideration of the variety of utterance types, their interactive nature and their location reveals a more complex discourse system reflecting the social structure of the gang subculture.
in tandem with the method 3-4 in tandem with the method
Gang graffiti serves to advertise individual members and gangs, indicate social networks within and between gangs, represent members’ views of gang life and honor the dead. ELT Journal
Work produced indicates that learners paid attention to lexical form, function, and meaning when composing.
4
ELT Journal
The learners’ participation in the community enhanced their autonomous learning and fostered subtle changes in their selfidentities.
2
17
DISCUSSION
Journal
DISCUSSIONS
Posisi: Kalimat ke…
TESOL Quarterly
Explanations for these outcomes are sought in the social context and, in particular, in how individuals view English as pertaining to their futures.
5
Second Language Research
The evidence shows there can be perceivable age effects for linguistic measures even in a situation of minimal exposure to a foreign language, but these may not emerge until a substantial amount of input has been gained.
4
RELC Journal
Zero
2
Journal of Sociolinguistics
Thus, the variable has several potential abstract social meanings, but specific interactional meanings can only be constructed in contextual practice.
3
Journal of Sociolinguistics
While gang graffti is an antilanguage, often antagonistic in its nature, it functions as cooperative discourse following explicit norms and conventions.
4
ELT Journal
Zero
4
ELT Journal
The learning of English in the community echoes what constitutes a humanistic view of learning. The study invites language teachers to consider how such out-of-class learning activities can be integrated into our pedagogic practices.
18
3-4