11/11/2013
Kation
KIMIA DASAR Analisis dan Reaksi Identifikasi Anion
Pb2+
Sb3+
Mn2+
Hg22+
Sn2+
Zn2+
Ag+
Sn4+
Ba2+
Hg2+
Fe2+
Sr2+
Bi3+
Fe3+
Ca2+
Cu2+
Al3+
Mg2+
Cd2+
Cr3+
K+
As3+
Co2+
Na+
As5+(AsO43‐)
Ni2+
NH4+
Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt.
Anion yang lain
Anion yang umum CO32‐ (karbonat)
I‐ (Iodida)
CN‐ (Sianida)
HCO3‐ (Hidrogen karbonat) F‐ (Fluorida)
OCN‐ (Sianat)
SO32‐ (Sulfit)
NO3‐ (Nitrat)
[Fe(CN)6]4‐ (Ion heksasianoferat)
S2O32‐ (Tiosulfat)
ClO3‐ (Klorat)
[Fe(CN)3]3‐ (Heksasianoferat)
S2‐ (sulfida)
SO42‐ (Sulfat)
OCl‐ (Hipoklorit)
NO2‐ (nitrit)
PO43‐ (Ortofosfat)
BrO3‐ (Bromat)
SCN‐ (Tiosianat)
CrO42‐ (Kromat)
IO‐ (Iodat)
Cl‐ (Klorida)
CH3COO‐ (Asetat)
ClO4‐ (Perklorat)
Br‐ (Bromida)
(COO)22‐ (Oksalat)
BO33‐, B4O72‐, BO2‐ (Borat)
1
11/11/2013
Anion yang lain S2O82‐ (Peroksodisulfat) SiO32‐ (Silikat) [SiF6]2‐ (Heksafluorosilikat/silikofluorida) P2O74‐ (Pirofosfat) PO3‐ (Metafosfat) HPO32‐ (Fosfit) H2PO2‐ (Hipofosfit) AsO33‐ (Arsenit) AsO42‐ (Arsenat)
SISTEMATIKA ANALISIS Uji pendahuluan Uji Anion dalam larutan Uji Pemastian Anion Uji Khusus Campuran Anion
Anion yang lain Cr2O72‐ (Dikromat) MnO4‐ (Permanganat) HCOO‐ (Format) C4H4O62‐ (Tartrat) C6H5O72‐ (Sitrat) C6H4(OH)COO‐ atau C7H5O3‐(Salisilat) C6H5COO‐ atau C7H5O2‐(Benzoat) C4H4O42‐ (Suksinat) H2O2 (Hirdogen peroksida) S2O42‐ (Ditionat)
KLASIFIKASI SISTEMATIK ANALISIS ANION
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti metode untuk mendeteksi kation Penggolongan untuk memisahkan anion berdasarkan kelarutan garam peraknya, garam kalsium, garam barium dan garam zink‐nya
2
11/11/2013
KLASIFIKASI SISTEMATIK ANALISIS ANION
KLASIFIKASI SISTEMATIK ANALISIS ANION
Kelas A
Kelas B
1. Subklas (i) Gas‐gas yang dilepaskan dengan HCl/H2SO4 encer 2. Subklas (ii) Gas‐gas yang dilepaskan dengan H2SO4 pekat
1. Subklas (i) Reaksi pengendapan 2. Subklas (ii) Reaksi redoks dalam larutan
Kelas A, subklas (i)
Kelas A, subklas (ii) Pengolahan dengan H2SO4 pekat
Pengolahan dengan HCl/H2SO4 encer Karbonat, Hidrogen karbonat (bikaronat), Sulfit, Tiosulfat, Nitrit, Hipoklorit, Sianida dan Sianat
Subklas (i) [Karbonat, Hidrogen karbonat (bikaronat), Sulfit, Tiosulfat, Nitrit, Hipoklorit, Sianida dan Sianat]; fluorida, heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat
3
11/11/2013
Kelas B, subklas (i) Kelas B, subklas (ii) Reaksi Pengendapan Sulfat, Peroksodisulfat, Fosfat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenat, Asrenit, Kromat, Dikromat, Silikat, Heksafluorosilikat, Salisilat, Benzoat, dan Suksinat
“Catatan penting “ Asetat, Format, Oksalat, Tartrat, Sitrat, Salisilat, Benzoat, Suksinat memmbentuk pewarnaan/pengendapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi (III) klorida [FeCl3] dalam suatu larutan yang netral
Reaksi Redoks dalam larutan Manganat, Permanganat, Kromat, Dikromat
Ion Karbonat (CO32‐)
Kelarutan karbonat normal, tak larut dalam air, kecuali karbonat dari logam‐logam alkali serta ammonium. Hidrogen karbonat atau kalsium, strontium, barium, magnesium (mungkin besi) larut dalam air; Terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebihan terhadap karbonat normal, baik dalam larutan air atau suspensi akan terurai pada pendidihan larutan. Hidrogen karbonat dari logam‐logam alkali larut dalam air, tetapi kurang larut dibanding karbonat normal padanannya.
4
11/11/2013
Ion Karbonat (CO32‐) 1. Penambahan HCl encer. Terjadi penguraian dengan berbuih, karena karbon dioksida dilepaskan :
Gas ini dapat di identifilasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur ( atau air barit ):
Beberapa karbonat alam, seperti magnesit, MgCO3, Siderit, FeCO3, dan dolomite, (Ca, Mg)CO3, tak bereaksi dalam keadaan dingin (harus dipanaskan).
Ion Hidrogen karbonat (HCO3‐) 1. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian yang ditandai dengan terjadinya gelembung gas. Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengkeruhkan air kapur. HCO3‐ + H+ → CO2 ↑ + H2O CO2 ↑ + Ca2++ 2OH‐ → CaCO3 ↓+ H2O CO2 ↑ + Ba2++ 2OH‐ → BaCO3 ↓+ H2O
Ion Karbonat (CO32‐) 2. Dengan larutan barium/kalsium klorida terbentuk endapan putih CO3 2‐ + Ca2+ → CaCO3 ↓ CO3 2‐ + Ba2+ → BaCO3 ↓ 3. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak karbonat. CO3 2‐ + 2Ag+ → Ag2CO3 ↓ 4. Uji karbonat‐ fenolphtalein terbentuk warna merah jambu pada fenolphtalein.
Ion Hidrogen karbonat (HCO3‐) 2. Bila dididihkan, hidrogen karbonat terurai. Karbon dioksida yang terbentuk dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengkeruhkan air kapur. 2HCO3‐ → CO3 2‐ + H2O + CO2 ↑ CO2 ↑ + Ca2++ 2OH‐ → CaCO3 ↓+ H2O CO2 ↑ + Ba2++ 2OH‐ → BaCO3 ↓+ H2O
5
11/11/2013
Ion Hidrogen karbonat (HCO3‐) 3. Dengan larutan magnesium sulfat tidak terbentuk endapan, bila dipanaskan baru terbentuk endapan putih. Mg2+ + 2HCO3‐→ MgCO3 ↓+ H2O + CO2 ↑
4. Dengan larutan Merkurium (II) klorida tidak terbentuk endapan
Ion Sulfit (SO3 2‐) 2. Dengan larutan barium/ stronsium klorida terbentuk endapan putih SO3 2‐ + Ba2+ → BaCO3 ↓ 3. Dengan larutan perak nitrat mula‐mula tidak terbentuk endapan, setelah ditambah re‐ agensia berlebih terbentuk endapan putih SO3 2‐ + 2Ag+ → (AgSO3 )‐ (AgSO3 )‐ + Ag+ → Ag2SO3↓
Ion Sulfit (SO3 2‐) 1. Dengan asam klorida encer terjadi penguraian lebih cepat dengan pemanasan, disertai pelepasan belerang dioksida. Gas ini dapat diidentifikasi dari : Bau belerang yang terbakar Bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan larutan kalium dikromat yang telah diasamkan diletakkan di atas mulut tabung uji maka kertas saring akan berwarna hijau. 2‐ SO3 + H+ → SO2 ↑ + H2O 3SO2 ↑ + Cr2O42‐ + H+ → 2Cr3+ + 3SO42‐ ↑ + H2O
Ion Sulfit (SO3 2‐) 4. Dengan larutan kalium permanganat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer maka warna ungu dari kalium permanganat luntur. 5SO3 2‐ + 2MnO4‐+ 6H+ → 2 Mn2++ 3SO42‐+ 3H2O 5. Dengan larutan kalium dikromat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer maka terjadi warna hijau karena terbentuknya ion‐ion kromium (III). 3SO3 2‐ + Cr2O42‐ + 8H+ → 2 Cr3++ 3SO42‐+ 4H2O
6
11/11/2013
Ion Tiosulfat (S2O32‐)
Ion Tiosulfat (S2O32‐)
1. Dengan asam klorida encer tidak terjadi perubahan dengan segera, setelah diasamkan baru terjadi kekeruhan karena terjadi pemisahan belerang. S2O3 2‐ +2H+ → S↓ + SO2 ↑ + H2O 2. Dengan larutan iod maka warna iod luntur karena terbentuk ion tetrationat yang tak berwarna. I2 + S2O3 2‐→ 2I‐ + S4O6 2‐
3. Dengan larutan barium klorida terbentuk endapan putih barium tiosulfat. S2O3 2‐ + Ba2+ → Ba S2O3 ↓ 4. Dengan larutan perak nitrat mula‐mula tidak terbentuk endapan, setelah ditambah reagensia berlebih terbentuk endapan putih SO3 2‐ + 2Ag+ → (AgSO3 )‐ (AgSO3 )‐ + Ag+ → Ag2SO3↓
Ion Sulfida (S2‐)
Ion Nitrit (NO2‐)
1. Dengan asam klorida/asam sulfat encer terjadi pelepasan gas hidrogen sulfida yang dapat diidentifikasi dar baunya yang khas dan menghi‐ tamnya kertas saring yang dibasahi timbal asetat. S2‐ + 2H+ → H2S ↑ H2S ↑ + Pb2+ → PbS ↓ 2. Dengan larutan perak nitrat terbentu endapan hitam perak sulfida. S2‐ + 2Ag+ → Ag2S↓ 3. Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapan.
1. Dengan asam klorida encer dengan hati‐ hati dihasilkan cairan biru pucat yang tidak stabil dan dilepaskan uap nitrogen dioksida yang berwarna coklat. NO2‐+ H+ → HNO2 3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ + H2O 2NO↑ + O2 ↑ → 2NO2 ↑
7
11/11/2013
Ion Nitrit (NO2‐) 2. Dengan larutan besi (II) sulfat yang ditambahkan pelan‐pelan melalui dinding tabung yang telah ditambah asam sulfat/asetat encer terbentuk cincin coklat pada perbatasan kedua larutan. NO2‐ + CH3COOH → HNO2 + CH3COO‐ 3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ + H2O Fe2+ + SO42‐ + 2NO↑ → (Fe2NO)SO4
Ion Nitrit (NO2‐) 3. Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapan 4. Dengan larutan perak nitrat terbentu endapan putih perak nitrit. NO2‐ + Ag+ → Ag NO2↓ 5. Dengan larutan kalium permanganat yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer maka warna ungu dari kalium permanganat luntur, tapi tak ada gas yang dilepaskan. 5NO2‐ + 2MnO4‐ + 6H+ → 2 Mn2++ 5NO3‐+ 3H2O
Ion Sianida (CN‐)
Ion Tiosianat (SCN‐)
1. Dengan asam klorida encer terbentuk asam sianida. CN‐ + H+ → HCN↑ 2. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak sianida yang mudah larut dalam larutan sianida berlebih. CN‐ + Ag+ → AgCN↓ AgCN↓ + CN‐ → Ag(CN)2‐↓ 3. Dengan asam sulfat pekat dipanaskan akan dilepaskan karbon monoksida (Terbakar, nyala biru) 2KCN + 2H2SO4 + 2H2O → 2CO↑ + K2SO4(NH4)2SO4
1. Dengan asam sulfat pekat dihasilkan pewarnaan kuning, bila dipanaskan timbul reaksi yaitu terbakar dengan nyala biru. SCN‐ + H2SO4 + 2H2O → COS↑ + NH4+ + SO42‐ 2. Dengan larutan perak nitrat terbentuk endapan putih perak tiosianat yang larut dalam amonia. SCN‐ + Ag+ → Ag SCN↓ Ag SCN↓ + 2NH3 → Ag(NH3)2+ + SCN+
8
11/11/2013
Ion Tiosianat (SCN‐)
Ion Ferrosianida/[Fe(CN)6]4
3. Dengan larutan tembaga sulfat terbentuk warna hijau yang berubah menjadi endapan hitam SCN‐ + Cu2+ → Cu(SCN)2↓ 4. Dengan larutan besi (III) klorida terbentuk larutan merah darah karena terbentuknya suatu kompleks. SCN‐ + Fe3+ → Fe( SCN)3↓
1. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk en‐ dapan putih, endapan tidak larut dalam amonia tapi larut dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat. 4 [Fe(CN)6] + 4Ag+ → Ag4 [Fe(CN)6]↓ Ag4 [Fe(CN)6]↓ + 8CN‐→ 4 [Ag(CN)2]‐ + [Fe(CN)6]4
Ion Ferrosianida/[Fe(CN)6]4
Ion Klorida (Cl)
3. Dengan larutan Ferro sulfat terbentuk endapan putih yang dengan cepat menjadi biru karena oksidasi. [Fe(CN)6]4+ Fe2+ + 2K+→ K2Fe[Fe(CN)6]↓ 4. Dengan larutan Cupri sulfat terbentuk endapan coklat [Fe(CN)6]4 + 2Cu2+→ Cu2[Fe(CN)6]↓
1. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih yang larut dalam larutan amonia encer dan dengan larutan asam nitrat encer akan terbentuk endapan putih lagi. Endapan dikenakan sinar matahari menjadi endapan ungu Cl + Ag+ → AgCl↓ AgCl↓ + 2NH3 → [Ag (NH3)2]+ + Cl‐ [Ag (NH3)2]+ + Cl‐ + 2H+ → AgCl↓ + 2NH4+
Ag4 [Fe(CN)6]↓ + 8S2O32‐→ 4 [Ag(S2O3)2]3‐ + [Fe(CN)6]4
2. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk endapan biru prussian 3[Fe(CN)6]4 + Fe3+ → Fe4[Fe(CN)6]3↓
9
11/11/2013
Ion Klorida (Cl)
Ion Bromida (Br)
2. Dengan larutan Asam sulfat pekat, dipanaskan timbul gas. Gas ini dapat dibuktikan dengan : Bau yang merangsang Membentuk kabut putih, jika batang pengaduk yang dibasahi dengan ammonium hidroksida pekat didekatkan ke mulut tabung reaksi Kertas lakmus biru merah Cl+ H2SO4 → HCl↑ + HSO4‐ 3. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan putih, bila dipanaskan endapan larut dan bila didinginkan terbentuk endapan jarum 2Cl + Pb2+ → PbCl2↓
1. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning muda. Br+ Ag+ → AgBr↓ AgBr↓ + 2NH3 → [Ag (NH3)2]+ + Br AgBr↓ + 2CN‐→ [Ag(CN)2]‐ + Br AgBr↓+2S2O32‐→ [Ag(S2O3)2]3‐ + Br
Ion Bromida (Br) 2. Dengan larutan Asam nitrat pekat, dipanaskan terbentuk larutan coklat merah, timbul uap coklat merah, dibuktikan dengan : Larutan + kloroform lapisan kloroform berwarna coklat merah Kertas saring yang dibasahi dengan fluorescein, akan berwarna merah jingga jika diletakkan di mulut tabung reaksi 6Br + 8HNO3 → 3Br2↑ + 2NO↑ + 6NO3‐ + 4H2O 3. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan putih, yang larut di air mendidih 2Br + Pb2+→ PbBr2
Ion Iodida ( I) 1. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan kuning yang mudah larut dalam larutan kalium sianida dan larutan natrium tiosulfat. I + Ag+ → AgI↓ AgI↓ + 2CN‐ → [Ag (CN)2]‐ + I AgI↓ + 2S2O32‐→ [Ag(S2O3)2]3‐ + I
10
11/11/2013
Ion Iodida ( I)
Ion Iodida ( I)
2. Dengan larutan asam sulfat pekat terbentuk timbul uap ungu, dibuktikan dengan : Larutan + kloroform terbentuk lapisan kloroform berwarna ungu Kertas saring yang dibasahi amylum, akan berwarna biru jika diletakkan di atas tabung reaksi 2I‐ + 2H2SO4 → I2↑+ SO42‐ + 2H2O I‐ + H2SO4 → HI↑+ HSO4‐ 6I‐ + 4H2SO4 →3I2↑+ S↓ + 3SO42‐ + 4H2O 8I‐ + 5H2SO4 → 4I2↑+ H2S + 4SO42‐ + 4H2O
3. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan kuning yang bila diencerkan dengan aquadest terbentuk endapan larut dan bila didi‐ nginkan terbentuk endapan berbentuk keping‐ keping kuning emas seperti sisik ikan. 2I + Pb2+ → PbI2↓ 4. Dengan larutan sampel ditambah Merkuri klorida terbentuk endapan merah jingga, jika sampel berlebih terbentuk endapan larut 2I + HgCl2 → HgI2↓ +2Cl‐
Ion Borat ( BO33‐, B4O72‐, BO2‐)
Ion Kromat/CrO42 & Dikromat/Cr2O72‐
1. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih, bila terhidrolisis menjadi endapan menjadi coklat.
B4O72‐+ 4Ag+ + H2O→ 4AgBO2↓ + 2H+ 2AgBO2↓+3 H2O→ Ag2O↓ + 3H3BO3 2. Dengan larutan diuapkan di atas cawan porselin, setelah kering ditambah metanol, kemudian dibakar terbentuk nyala api hijau 3. Dengan larutan Barium klorida terbentuk endapan putih, bila ditambah larutan Barium klorida berlebih terbentuk endapan larut 2‐ B4O7 + 2Ba2+ + H2O → 2Ba(BO2)2↓ + 2H+
1. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan merah coklat, endapan larut dalam asam nitrat encer dan dalam larutan amonia. Asam klorida mengubah endapan menjadi perak klorida (putih). CrO42 ‐+ 2Ag+ → Ag2 CrO4↓ 2Ag2 CrO4↓ + 2H+→ 4Ag+ + Cr2O72‐ + H2O Ag2 CrO4↓ + 4NH3 → 2[Ag (NH3)2]+ + CrO42 Ag2 CrO4↓+2Cl‐→ 2AgCl↓ + CrO42
11
11/11/2013
Ion Kromat/CrO42 & Dikromat/Cr2O72‐ 2. Dengan larutan Asam sulfat encer ditambah hidrogen peroksida terbentuk larutan biru tua, kemudian timbul gas dan larutan menjadi hijau 3. Dengan larutan Barium klorida terbentuk endapan kuning ‐2 Cr2O4 + Ba+→ Ba CrO4↓ 4. Dengan larutan Plumbum nitrat terbentuk endapan kuning yang larut dalam asam nitrat encer. Cr2O4‐2+ Pb2+→ PbCrO4↓ 2PbCrO4↓+ 2H+→ 2Pb2+ + Cr2O72‐ + H2O
Ion Permanganat (MnO42‐) 4. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah natrium nitrit warna ungu dilunturkan 2 MnO4‐ + 5NO2‐ + 6H+ → 2Mn2+ + 5NO3‐ + 3H2O 5. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah ferro sulfat warna ungu dilunturkan 2MnO4‐ + 5Fe2+ + 8H+ → 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O 6. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah asam oksalat warna ungu dilunturkan
Ion Permanganat (MnO4‐) 1. Dengan larutan Argentum nitrat tidak terjadi perubahan. 2. Dengan larutan Kalium hidroksida pekat terbentuk larutan hijau ditambah air dan asam sulfat encer terbentuk larutan ungu ‐ 4 MnO4 + 4OH‐ → 4 MnO42‐ + O2↑ + 2H2O 3MnO42‐ + 2H2O→ 2 MnO4‐ + MnO2↓ + 4OH‐ 3. Dengan larutan asam sulfat encer ditambah hidrogen peroksida terbentuk timbul gas, dan warna ungu dilunturkan ‐ 2 MnO4 + 5 H2O2 + 6H+ → SO2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
Ion Permanganat (MnO42‐)
Semua permanganat larut dalam air, membentuk larutan ungu (lembayung‐kemerahan).
2MnO4‐ + 5(COO)22‐ + 16H+ →10CO2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
12
11/11/2013
Ion Permanganat (MnO42‐) Penambahan Hidrogen peroksida kepada larutan kalsium permanganat, yang telah diasamkan dengang asam sulfat pekat, mengakibatkan warna menjadi hilang dan dilepaskan oksigen yang murni tetapi basah (mengandung air).
Ion Flourida (F‐) Kelarutan. Flourida dari logam alkali yang umum dan dari perak, merkurium, alumunium dan nikel, mudah larut dalm air. Flourida dari timbel, tembaga, besi (III), barium, dan litium larut sedikit, dan flourida dari logam alkali tanah yang lainnya tidak larut dalam air.
Ion Asetat (CH3COO) 1. Dengan larutan Argentum nitrat terbentuk endapan putih CH3COO + Ag+ ↔ CH3COOAg 2. Dengan larutan Alkohol dan asam sulfat pekat terbentuk bau harum CH3COO + C2H5OH → CH3COOC2H5 + OH‐ 3. Dengan larutan Ferri klorida terbentuk larutan coklat merah 6CH3COO + 3Fe 3+ + 2H2O→ [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ +2H+
[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O→ 3Fe(OH)2CH3COO↓ + CH3COOH + H+
Ion Flourida (F‐)
Penambahan H2SO4 pekat.
Dengan fluorida padat, gas hidrogen fluorida, H2F2, yang tak berwarna dan korosip dilepaskan dengan memanaskan; gas ini berasap dalam udara yang lembab dan tabung‐uji jadi kelihatan seperti berlemak akibat korosi oleh uap itu terhadap silika dari kaca, yang membebaskan gas silikon tetraflourida, SiF4. Dengan memegang sebatang kaca yang dibasahi air dalam uap itu, asam silikat, H2SiO3 yang seperti gelatin, didepositkan di atas batang itu; ini merupakan suatu produk penguraian silikon tetrafluorida.
Pada suhu kamar, gas hidrogen fluorida hampir sempurna mengalami dimerisasi, maka rumusnya telah ditulis sebagai H2F2. Pada suhu yang tinggi (misalnya 90C), gas ini berdisosiasi sempurna menjadi hidrogen fluorida monomer:
13
11/11/2013
Ion Salisilat C6H4(OH)COO‐ atau C7H5O3‐ Kelarutan. Asam salisilat C6H4(OH)COOH (asam o‐ hidroksibenzoat), membentuk jarum‐jarum tak berwarna, yang melebur pada 155oC. Asamnya sedikit dilarutkan dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air panas, zat itu dapat dikristalkan kembali. Zat ini mudah larut dalam alkohol dan eter. Terkecuali garam timbal, merkurium, perak, dan bariumnya, garam monobasa‐nya, C6H4(OH)COOM, ini adalah garamnya yang paling umum terdapat mudah larut dalam air.
Ion Salisilat C6H4(OH)COO‐ atau C7H5O3‐ Penambahan Asam sulfat dan metanol (uji minyak gandapura, “minyak wintergreen”) Bila 0,5 gram suatu garam salisilat atau asam salisilat diolah dengan suatu campuran dari 1,5 ml asam sulfat pekat dan 3 ml metanol, dan keseluruhannya dipanaskan perlahan‐lahan, diperoleh bau harum yang khas dari esternya, metil salisilat (minyak wintergreen). Bau ini mudah dideteksi dengan menuangkan campuran itu ke dalam larutan natrium karbonat encer yang ditaruh dalam sebuah cawan porselen.
(asam sulfat bertindak sebagai zat pendehidrasi).
“TUGAS “ Anion lain dari kelas A [subklas (i) dan (ii)] dan Kelas B [subklas (i) dan (ii)] baca, pelajari dan telaah dari Vogel, Analisis Anorganik Kualitatif, ed. Ke‐4, Ed. 3, Bab IV‐ Reaksi‐reaksi Anion.
14