Notula Rapat Evaluasi Perkuliahan Kurikulum 2011 Semester II – 2011/2012 Selasa, 13 Maret 2012 pk.13.30 – 15.30 WIB di R. B-104
Peserta rapat yang hadir, 1. Dra. Aisah Indati, M.S. 2. Ariana Marastuti, M.S.W. 3. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. 4. Dr. Bagus Riyono, M.A. 5. Dra. Budi Andayani, M.A. 6. Dra. Esti Hayu Purnamaningsih, M.S. 7. Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. 8. Drs. Helly P Soetjipto, M.A. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Dr. MG. Adiyanti, M.S. Prof. Dr. Sartini Nuryoto Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Prof. Dr. T. Dicky Hastjarjo Dr. Tina Afiatin, M.Si. Dr. Wisjnu Martani, S.U.
Peserta rapat yang tidak hadir, 1. Drs. Amrizal Rustam, S.U. (ijin ke Riau) 2. Arum Febriani, M.A. (ijin ke Malang) 3. Drs. Budi Purwanto, M.Si. 4. Prof. Dr. Endang Ekowarni 5. Drs. Fauzan Heru Santhoso, M.Si. 6. Drs. Haryanto, M.Si. 7. Prof. Drs. Koentjoro, M.B.Sc., Ph.D. (ijin) 8. Dr. Magda Bhinnety Etsem, M.Si. (ijin mengajar) 9. Drs. Marnio Pudjono, M.S. 10. Drs. Martono 11. Drs. Moh As’ad, S.U. 12. Dr. Murtini, S.U. (mengajar) 13. Drs. Singgih Wibowo Santoso, S.U. 14. Dra. Siti Waringah, M.Si. 15. Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si. (ijin) 16. Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D. (ijin) 17. Sylvi Dewajani, S.Psi. 18. Wenty Marina Minza, M.A. 19. Yopina Galih Pertiwi, M.A.
Hasil evaluasi perkuliahan,
Dr. MG. Adiyanti, M.S. (Ketua Bagian Psikologi Perkembangan) Evaluasi perkuliahan Rentang Perkembangan Manusia, RPM terbagi dalam 5 subblok dalam aspek perkembangan. Kesulitan menggabungkan matakuliah-matakuliah yang bukan RPM seperti psikopatologi, hal ini tentu saja ada konsekuensinya. Sebelumnya 13 SKS, sekarang dimampatkan menjadi 6 SKS, menjadi “keponthal-ponthal”. Khawatir mahasiswa tidak paham esensinya tetapi mahasiswa hanya fokus pada menyiapkan presentasi-presentasi. Mahasiswa bisa presentasi komplit, validasi tidak bisa total. Bagaimana bisa menulis semua secara proses dan mahasiswa paham. Tugas individu mahasiswa adalah mereviu kuliah. Soal ujian multiple choice 40 item, yang mendapatkan nilai benar di bawah 20 ada 5 orang. 5 orang tsb akan diremedy. Berapa kali boleh ujian ulang? Semester lalu ada mahasiswa bimbingan yang nilai Psikologi Dasar-nya tidak keluar. IPK total 1,85. Perlu kejelasan aturan-aturan. Yang dimaksud 75% kehadiran ini total atau blok? Bagaimana kita mentabulasi nilai-nilai yang terdiri dari nilai softskill, nilai tugas, dan nilai ujian. Diskusi untuk mendengarkan antarkelompok itu sulit, mahasiswa ramai sendiri, ruangan sempit sehingga tidak nyaman. Buku referensi: E-book tidak boleh didownload. Buku yang digunakan terjemahan Bahasa Indonesia, masalahnya mereka ada yang beli sendiri. Boleh atau tidak mewajibkan 1 | Page
mahasiswa harus beli. Belajar dari FEB UGM, mahasiswa tidak boleh fotokopi (melanggar etika), mahasiswa harus punya buku (wajib) dan pengadaannya dibantu oleh Fakultas. Bagian Perkembangan banyak yang keluar terutama yang muda-muda seperti Mb Arum, Bu Ampuni. Nurul juga mau mendaftar pelatihan Bahasa Inggris. Bu Sartini statusnya 1 kaki ada di sini, kaki satunya lagi tidak di sini. Bu Endang Ekowarni mau pensiun. Kalau rekrutmen lagi nanti, boleh atau tidak merekrut 2 orang sekaligus untuk Bagian Psi. Perkembangan. Ada beberapa 2 orang calon antara lain Analisa (masih kuliah di Mapro) dan Johana (lulusan S1, sedang mau studi lanjut S2). Mohon dipertimbangkan. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Kalau tidak salah psikopatologi perkembangan masuk ke abnormal. Dr. Wisjnu Martani, S.U. Psikopatologi perkembangan tidak sama dengan abnormal (untuk gangguannya) sehingga tetap masuk pada RPM. Anak berkebutuhan khusus bukan abnormal. Tinjauannya dari perkembangannya bukan pada abnormalitasnya. Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Nanti ada matakuliah integrasi seperti isu-isu kontemporer. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Apakah yang diberikan pada kurikulum sebelumnya semuanya dasar? Dr. Wisjnu Martani, S.U. dan Dr. MG. Adiyanti, M.S. Yang diberikan sebelumnya dasar semua. Kalau semua sepakat mau S1, maka kurikulumnya harus diubah semua. SKS untuk undergraduate bukan 140 tetapi 160. Riset bukan tujuan utama undergraduate. Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Perlu memikirkan lagi tujuan belajar mahasiswa. Mau studi lanjut ke S2 Sains atau Profesi? Atau cukup undergraduate saja? Peranan Psi. Sosial di Pendidikan, di Industri & Organisasi itu saja sehingga tidak sampai pada patologi sosial. Bayangan kami, diskusi kelompok ya diskusi kelompok biasa tetapi nyatanya mahasiswa sudah banyak yang mengakses jurnal untuk referensi diskusi. Dra. Esti Hayu Purnamaningsih, M.S. Riset kecil-kecilan juga perlu untuk diberikan. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Di RPKPS ada komponen riset juga. Porsi S1 memang lebih banyak pada pendalaman konsep walaupun sedikit riset juga memang tetap ada. Consizing materi memang tidak mungkin. Dosen perlu memberikan stimulasi materi, mahasiswa mengembangkan sendiri. Perlu mengidentifikasi mana materi yang bisa masuk ke S1, mana yang S2. Dr. MG. Adiyanti, M.S. Pegang 1 buku sebagai suatu ukuran itu harus dikuasakan kepada mahasiswa. Yang terjadi pada Psi Perkembangan, buku inipun tidak bisa habis diberikan dalam skop utuh. Kalau hanya diberikan sekilas saja, bisa. Mahasiswa mempelajari sendiri untuk menguasai utuh. Kalau mau undergraduate, tuntutan kita harus diturunkan. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. (Evaluasi perkuliahan matakuliah Psikologi Sosial) 2 | Page
Baru pertama kali mengajar, sudah diantisipasi. Anak-anak tidak mendapatkan teori-teori seperti pada model yang lama. Teori-teori sikap terbaru belum masuk. Bu Avin hanya mereviu yang sesuai dengan waktu. Kurikulum sebelumnya, Psikologi Sosial I & II ditambah Psi. Kelompok sehingga totalnya 9 SKS. Tidak cukup waktu untuk menjelaskan riset. Kita harus juga memikirkan alumni yang mau bekerja di luar negeri. Di area mana mau benchmark? Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Psikologi Sosial sebelumnya memiliki matakuliah pilihan lainnya seperti Kriminologi, Psikologi Lingkungan, dll. Teori-teori yang disampaikan oleh Bu Avin sangat lengkap sehingga kalau memberikan dengan sangat lengkap maka waktunya akan sangat kurang. Perlu dipikirkan bahwa kita memberikan porsi S1. Ada porsi lainnya nanti di S2. Katanya kurikulum kita itu berkelanjutan. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Benchmarking per matakuliah itu perlu misalnya di Inggris, di Singapura. Mengapa menggembar-gemborkan KBK, SCL? Kalau di Amerika, tugas mahasiswa sendiri memang sudah banyak. Budaya di luar negeri memang sudah dari sananya seperti itu sehingga tidak perlu diberi label SCL ataupun KBK. Kita saja yang memberi label karena untuk mengubah kebiasaan/habit. Dr. MG. Adiyanti, M.S. Apakah di Amerika ada yang KBK? Drs. Helly P Soetjipto, M.A. Kesulitan alumni akan studi lanjut ke luar negeri adalah pada membaca dan menulis. Kesulitan lainnya adalah mengeksplorasi informasi di buku. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. Dosen pakar, perlu ada tutorial. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Asisten mahasiswa bisa membantu mahasiswa belajar bukan membantu mengajar. Asisten mahasiswa tidak bisa mendapatkan profit tetapi bisa mendapatkan benefit. Dra. Esti Hayu Purnamaningsih, M.S. Peran asisten, selain membantu tugas dosen mengoreksi tugas di kelas juga membantu mahasiswa di luar kelas (sampai pada hal-hal teknis). Dra. Aisah Indati, M.S. Asisten, kriteria dan job des-nya harus jelas. Nek mboten nggih mung plonga-plongo. Dr. MG. Adiyanti, M.S. & Dra. Esti Hayu Purnamaningsih, M.S. Asisten diberi ruang dan diberi minum juga. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Kalau ruangan asisten enaknya dimana? Dra. Aisah Indati, M.S. Jangan di ruang UKS, bau.
3 | Page
Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. Di FEB UGM, asisten diberi HR sedikit tetapi dibuat bergengsi. Misalnya rekrutmennya dibuat dengan apply, wawancara, dsb. Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Bagaimana alumni kita untuk bisa studi lanjut ke luar negeri dengan KBK? Karena kompetensinya ini adalah kompetensi Indonesia. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Kompetensi Indonesia ini tidak ada, yang ada kompetensi scientific, dll. Drs. Helly P Soetjipto, M.A. Pentingnya memberikan skill yang diperlukan mahasiswa untuk studi lanjut ke luar negeri. Semangat untuk menjadi pembelajar. Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Sistem penilaian kita bagaimana? Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Yang jelas sudah membagi beberapa pokok bahasan. Yang diharapkan setiap pokok bahasan ada evaluasi. Kehadiran pada pokok bahasan. Dampaknya nilai jelek kalau mahasiswa tidak ikut 1 pokok bahasan. Hal ini sudah disampaikan pada buku panduan. Gagal di 1 pokok bahasan, masih bisa mengulang pokok bahasan yang nilainya jelek. Dra. Budi Andayani, M.A. Evaluasi perkuliahan Biopsikologi, Biopsikologi belum ada asisten. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Padahal daftar mahasiswa sudah diberikan kepada Ibu Sri Kusrohmaniah. Dra. Esti Hayu Purnamaningsih, M.S. Evaluasi perkuliahan Teori-teori Kepribadian, Tidak per pokok bahasan tetapi per blok. Membaca, membuat resume, diakhiri dengan tes. Blok ke-2, diskusi. Blok ke-3 diberi kasus yang dibahas berdasarkan teori. Blok 1 ke blok yang lain diulang-ulang sehingga mahasiswa “nglothok”. Ada 4 tes. Pertanyaannya apakah perlu ujian akhir? Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Cara seperti itu bagus kalau terjadi normal. Bagaimana kalau ada mahasiswa yang tidak masuk? Ada kasus mahasiswa masuk hanya 3x. Aturan 75%, mahasiswa tidak boleh remedy. Dr. MG. Adiyanti, M.S. Sebaiknya 75% dari total perkuliahan (dihitung diakhir), hal ini akan lebih menguntungkan mahasiswa. Dr. Tina Afiatin, M.Si. Secara keseluruhan bisa ikut ujian, tetapi di blok mana dia akan mengulang? Drs. Helly P Soetjipto, M.A. Pak Zainal itu kesulitan mendokumentasikan perkuliahan Kurikulum 2011 ini.
4 | Page
Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Presensi per blok. Mana untuk menentukan nilai softskill, tugas, dll? Belum ada wadah untuk memberikan nilai softskill. Dr. Tina Afiatin, M.Si. Dosen sudah memberikan kriteria penilaian. Softskill sudah include. Dr. Wisjnu Martani, S.U. Yang belum disepakati itu, softskill masuk dalam pertimbangan atau menjadi nilai tersendiri? Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Pembobotan nilai yang mengetahui dari masing-masing pengajar pokok bahasan. Nilai dari subblok dan softskill. Nilai tugas inherent dengan nilai subblok. Presensi sebagai seleksi administrasi untuk ikut ujian. Nilai subblok harus lebih tinggi, 3:1 atau 4:1. Pilih 80%:20% atau 75%:25%? Tergantung pada matakuliahnya. Tetapi untuk matakuliah pada semester ini levelnya sama. Kembali kita serahkan kepada pengampu matakuliah yang bergerak mulai 20 – 25%. Dr. MG. Adiyanti, M.S. Tugas ada yang kelompok, ada yang individu. Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Psi. Sosial tidak ada tugas individu. Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Remedy, kalau sudah mendapat nilai B di-remedy mendapat nilai apa? Maksimal nilai remedy B dari nilai di bawah B. Kalau mau memperbaiki nilai B menjadi A harus mengulang matakuliah. B adalah nilai kompetensi minimal. Kalau ujian susulan karena sakit, nilai maksimal B. Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. Nilai ditranskrip, nilainya apa? Nilai matakuliah atau nilai perpokok bahasan. Remedy dilakukan setelah selesai matakuliah atau pokok bahasan? Drs. Subandi, M.A., Ph.D. Di transkripsnya, nanti akan dijabarkan dari nilai matakuliah dan nilai perpokok bahasan juga. Monggo masing-masing dosen saja. Semuanya sedang berproses. Misalnya untuk mengubah format kurikulum (tidak mengubah esensi). Perubahan itu masih dimungkinkan. Ada break atau tidak? Karena seharusnya penyelenggaraan perkuliahan Kurikulum 2011 ini ada break.
Notulis, Umi Widyaningsih
5 | Page