WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GONDANGLEGI TAHUN AJARAN 2011/2012
ARTIKEL
OLEH EKA DIAH KUSUMA WARDANI NIM 106211402827
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JULI 2012
WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GONDANGLEGI TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh Eka Diah Kusuma Wardani 1 Dawud2 Bustanul Arifin3 E-mail:
[email protected] Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang Nomor 5 Malang ABSTRACT: This research aimed to describe the techniques students used in writing the discourse exposition of class X SMA Negeri 1 Gondanglegi. The procedure of this study using qualitative research procedures. The data of this research are the techniques used by students of class X SMA Negeri 1 Gondanglegi. Source of research data is compositions written by students. Results showed that students using analytical techniques, process, cause and effect, comparison and contrast, and a combination of several techniques. Keywords: discourse exposition, discourse characteristics of exposition, writing technique of discourse exposition ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan teknik-teknik yang digunakan dalam wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi. Prosedur penelitian ini menggunakan prosedur penelitian kualitatif. Data penelitian ini adalah teknik-teknik yang digunakan dalam wacana eksposisi. Sumber data penelitian ini adalah karangan siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menggunakan teknik analisis, proses, sebab akibat, perbandingan dan pertentangan, serta kombinasi dari beberapa teknik. Kata Kunci: wacana eksposisi, karakteristik wacana eksposisi, teknik penulisan wacana eksposisi
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis agar mudah dipahami oleh orang lain. Menurut Nurchasanah dan Widodo (1993:2), menulis adalah proses menuangkan atau memaparkan informasi yang berupa pikiran, perasaan, dan kemauan dengan menggunakan wahana bahasa tulis berdasarkan tataran tertentu sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakan penulis. Jadi, saat menulis kita tidak hanya memadukan kata demi kata atau kalimat demi kalimat, tetapi juga menyampaikan informasi dan membuat orang lain memahami apa yang disampaikan.
1
Eka Diah Kusuma Wardani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012. 2 Dawud adalah Dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. 3 Bustanul Arifin adalah Dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Keterampilan menulis yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis wacana eksposisi. Berdasarkan Standar Isi BSNP tahun 2007 bidang studi bahasa dan sastra Indonesia, disebutkan bahwa di kelas X terdapat kompetensi dasar menulis non sastra yang berupa menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf eksposisi. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 1987:27). Alwi (1998:41) menyatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuk makna yang serasi diantara kalimat itu. Rentetan kalimat itu menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk satu kesatuan. Dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan satuan bahasa terlengkap (terbesar, tertinggi) yang berupa rentetan kalimat yang kohesif dan koherens di atas kalimat atau klausa, yang berkesinambungan membentuk kesatuan makna yang utuh dan lengkap, baik lisan maupun tulis, memiliki awal dan akhir yang nyata. Pada dasarnya, wacana dibagi menjadi beberapa jenis diperlukan untuk memahami, mengurai, dan menganalisis wacana secara tepat. Ketika analisis dilakukan, perlu diketahui terlebih dahulu jenis wacana apa yang dihadapi. Berdasarkan tujuan berkomunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi (Rani, dkk., 2004:37). Jenis wacana yang dikaji dalam penelitian ini adalah wacana eksposisi. Ahmadi (1980:7) mengungkapkan bahwa wacana eksposisi merupakan wacana yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, dan menerangkan sesuatu. Gie menyatakan bahwa wacana eksposisi adalah bentuk wacana yang dengannya orang melakukan suatu pembeberan yang jelas, memadai, dan netral tentang sesuatu hal yang termasuk dalam bidang pengetahuan manusia (2002:61). Di dalam wacana ini, bahan-bahan yang dikomunikasikan adalah informasi. Hasnun berpendapat bahwa ciri-ciri wacana eksposisi adalah (1) menjelaskan dan menguraikan, artinya tidak memaksa apa yang diuraikan harus diikutu pembaca, (2) Gaya pemaparan bernada informatif, (3) Penutup/akhir paparan bernada menjelaskan kembali apa yang diuraikan, dan (4) fakta yang dikemukakan hanya dijadikan alat untuk membantu perumusan masalah yang dikemukakan (2006:185). Supaya paparan informasi bertambah jelas, dalam uraiannya sering digunakan contoh-contoh, ilustrasi, gambar-gambar, tabel, dan sebagainya (Sukino, 2010:68). Oleh karena itu, ide atau gagasan yang akan kita paparkan harus telah kita kuasai dan pahami dengan baik. Ada beberapa teknik penulisan wacana eksposisi, yakni narasi dan deskripsi, contoh, analogi, perbandingan dan pertentangan, definisi, analisis, proses, sebab akibat, dan kombinasi dari beberapa teknik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsiskan teknik-teknik yang digunakan siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi dan ketepatan teknik-teknik tersebut dalam wacana yang telah disusun oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan
disimpulkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada prosedur penelitian yang menghasilkan data-data yang dideskripsikan dengan kata-kata. Data-data itu berupa tulisan eksposisi dari subjek yang diteliti, yaitu siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi. Data-data yang dideskripsikan adalah teknik-teknik penulisan wacana eksposisi. Dalam penelitian ini, instrumen pengumpul data yang digunakan adalah tes menulis wacana eksposisi. Tes menulis yang dimaksud adalah pemberian tugas kepada siswa untuk membuat sebuah wacana eksposisi dengan ketentuanketentuan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Wacana eksposisi yang ditulis oleh siswa didasarkan pada tema yang ditentukan oleh peneliti. Dari tema-tema tersebut, siswa dapat memilih salah satu untuk dikembangkan menjadi sebuah wacana eksposisi. Analisis data penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis jenis ini digunakan untuk memperoleh gambaran objektif tentang aspek-aspek yang diteliti. Proses analisis data penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan alur kegiatan analisis data. Pertama, mengidentifikasi data yang berupa hasil tulisan wacana eksposisi siswa berdasarkan masalah atau aspek yang diteliti, yaitu teknik-teknik yang digunakan siswa dalam wacana eksposisi. Kedua, menentukan indikator dari setiap aspek masalah yang diteliti. Ketiga, mengklasifikasi aspek masalah yang diteliti berdasarkan indikator. Pada tahap ini juga dilakukan kodifikasi. Kodifikasi dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data. Keempat, menyajikan data sesuai dengan aspek masalah yang diteliti. Data disajikan dengan sebenar-benarnya dan dianalisis menurut aspekaspek yang sudah ditentukan. Kelima, adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan yang dimaksud adalah usaha peneliti mencari makna data yang telah dikumpulkan sehingga sampai pada suatu kesimpulan yang sesuai antara aspekaspek masalah yang diteliti dengan indikator yang dibuat. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik yang digunakan oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi adalah teknik analisis, sebab akibat, proses, perbandingan dan pertentangan, dan kombinasi dari beberapa teknik. Teknik yang paling banyak digunakan siswa adalah teknik sebab akibat dan teknik proses. Dari 13 siswa, ditemukan 6 (46%) siswa yang menggunakan teknik sebab akibat dan 4 (30%) siswa yang menggunakan teknik proses. Sisanya, 1 (8%) menggunakan teknik analisis, 1 (8%) menggunakan perbandingan dan pertentangan, dan 1 (%) menggunakan kombinasi dari beberapa teknik. Hal ini juga menunjukkan bahwa teknik narasi, deskripsi, analogi, contoh, dan definisi tidak digunakan oleh siswa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketepatan teknik sebab akibat, teknik analisis, serta teknik perbandingan dan pertentangan dalam wacana eksposisi yang ditulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi masih kurang karena siswa belum bisa menyampaikan tujuan penulisannya secara jelas dan rinci, sedangkan ketepatan teknik proses dan kombinasi dari beberapa teknik penulisan sudah baik karena penulis bisa mengungkapkan tujuan yang ingin disampaikan dengan jelas dan detail melalui teknik tersebut.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa teknik-teknik yang digunakan siswa adalah teknik analisis, proses, sebab akibat, perbandingan dan pertentangan, dan kombinasi dari beberapa teknik. Selain itu, hasil analisis data juga menunjukkan bahwa ketepatan teknik sebab akibat, teknik analisis, serta teknik perbandingan dan pertentangan dalam wacana eksposisi yang ditulis siswa masih kurang, sedangkan ketepatan teknik proses dan kombinasi dari beberapa teknik penulisan sudah baik karena penulis bisa mengungkapkan tujuan yang ingin disampaikan dengan jelas dan detail melalui teknik tersebut. Berikut penjelasan dari masing-masing aspek. Teknik Analisis dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Dari 13 hasil tulisan wacana eksposisi yang dibuat oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Tahun Ajaran 2011/2012 hanya 1(8%) siswa yang menggunakan teknik analisis. Berikut data yang menunjukkan penggunaan teknik analisis dalam wacana eksposisi. Cinta Banyak pemahaman orang mengenai apa yang dimaksud cinta. Cinta adalah anugerah Tuhan, dimana cinta dapat membuat orang tidak memaksakan kehendaknya terhadap orang yang dicintainya. Cinta merupakan suatu keputusan matang, bersifat abadi, artinya keduanya harus saling setia baik dalam suka maupun duka. Oleh karena itu, cinta diberikan Tuhan dalam diri setiap manusia untuk dikelola sehingga menyempurnakan hubungan yang terjalin. Sebenarnya, pada cinta antarlawan jenis itu ada dua kategori yaitu kategori emosi dan kategori rasio. Dengan kata lain, cinta itu bisa bersifat emosional dan bisa pula bersifat rasional. Yang pertama, cinta emosional. Cinta emosional adalah cinta yang amat misterius. Ia datang dan pergi bagai angin. Kita tidak bisa memastikannya, as free as the wind blows. Cinta macam inilah yang banyak dibicarakan orang, ditulis penyair, digubah oleh komponis. Ciri cinta emosional adalah rasa yang amat kuat yang diarahkan kepada lawan jenis. Yang kedua adalah cinta rasional…. (WE.X.31)
Data tersaji di atas menggunakan teknik analisis jenis klasifikasi. Dengan klasifikasi suatu pokok masalah yang majemuk dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian digolong-golongkan secara logis menurut satu dasar penggolongan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut (Ahmadi, 1980:24). Dalam wacana ini penulis mengklasifikasi cinta menjadi dua jenis yakni cinta emosional dan cinta rasional. Teknik Proses dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Dari 13 hasil tulisan wacana eksposisi yang dibuat oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Tahun Ajaran 2011/2012 hanya 4(30%) siswa yang menggunakan teknik proses. Berikut data yang menunjukkan penggunaan teknik proses dalam wacana eksposisi. Resep Rawon Rawon bisa dikatakan makanan favorit daerah Jawa Timur semacam sup daging dengan kuah kas yang berwarna cokelat kehitam-hitaman didapat dari buah kluwek. Daging bagi saya bukan makanan favorit, saya lebih suka sayur-sayuran segar, tapi saat
merasakan rawon membuat saya sedikit jatuh cinta kepada makanan yang bahan utamanya daging tersebut. Berikut resep rawon yang bisa Anda coba di rumah. Bahan: 300 gram daging,pilih yang agak berlemak Tauge pendek warna putih yang masih muda 4 lembar daun jeruk 2 lembar daun salam Bahan yang dihaluskan: 4 butir bawang merah 2 siung bawang putih 4 butir kemiri 2 kluwek, diambil isinya 2 buah cabai merah Cara memasak …… (WE.X.02)
Data tersaji di atas merupakan contoh dari wacana eksposisi yang memberikan informasi dengan menggunakan teknik proses. Dikatakan menggunakan teknik proses karena wacana tersebut menunjukkan langkahlangkah membuat sesuatu. Sesuai dengan pendapat Keraf (1980:91) bahwa teknik proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu kejadian atau peristiwa. Teknik Sebab Akibat dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Dari 13 hasil tulisan wacana eksposisi yang dibuat oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Tahun Ajaran 2011/2012 hanya 6 (46%) siswa yang menggunakan teknik sebab akibat. Berikut data yang menunjukkan penggunaan teknik sebab akibat dalam wacana eksposisi. Kenakalan Remaja di Masa Kini Kalimat kenakalan remaja sudah tidak asing kita dengar di zaman globalisasi ini.Kenakalan remaja tidak hanya berdampak bagi laki-laki saja, namun perempuan pun tidak sedikit yang terjerumus oleh kenakalan remaja. Penyebab dari kenakalan remaja cukup beragam, yang paling banyak dikarenakan oleh kurangnya perhatian dari orang tua, kurangnya kasih saying dari orang tua, lingkungan yang brutalisme, dan yang paling mudah adalah pengaruh dari teman sebaya, serta kurangnya kedekatan diri kepada Tuhan. Sehingga mudah terjerumus ke dalam dunia kelam yang disebut kenakalan remaja. Akibat dari kenakalan remaja ialah menjadi pecandu narkoba, mabuk-mabukan, pergaulan bebas, seks bebas, menjadi brutalis, sehingga dari sekian dampak kenakalan remaja dapat menyebabkan kematian, masa depan suram, dan pastinya prestasi menjadi menurun serta mengecewakan orang-orang yang menyayangi kita…..(WE.X.13)
Data di atas merupakan wacana eksposisi yang penjelasan informasinya menggunakan teknik sebab akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun, dapat juga terbalik, akibat dijadikan gagasan utama sedangkan sebab sebagai perinciannya (Keraf, 1980:93).
Teknik Perbandingan dan Pertentangan dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Dari 13 hasil tulisan wacana eksposisi yang dibuat oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Tahun Ajaran 2011/2012 hanya 1(8%) siswa yang menggunakan teknik perbandingan dan pertentangan. Berikut data yang menunjukkan penggunaan teknik perbandingan dan pertentangan dalam wacana eksposisi. Pecel Khas Jawa Makanan khas Jawa merupakan salah satu makanan khas dari Indonesia, contohnya saja yang paling populer saat ini adalah pecel.Pecel adalah makanan yang terdiri dari sayur-sayuran yang disiram dengan bumbu kacang. Pecel kaya akan serat, vitamin, dan protein. Lain dengan makanan junkfood yang digemari anak muda zaman sekarang karena lebih praktis, contohnya burger, pizza, dan lain-lain. Burger terdiri dari roti, sayur, daging asap/sosis, keju, dan saus sambal. Persamaan dari keduanya ialah sama-sama terdiri dari sayur-sayuran sebagai bahannya.Tapi, pecel lebih mengandung serat, vitamin, dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh karena sayurnya lebih hijau dan banyak, sedangkan burger hanya terdiri dari sedikit sayuran.Dari kesehatan pun terbukti bahwa pecel lebih menyehatkan dan resiko terkena penyakit sanagat sedikit, tidak seperti burger yang tidak baik untuk kesehatan, burger juga dapat menyebabkan penyakit diabetes. Pecel pun terbuat dari bahan alami, segar, langsung diambil dari alam, bukan dari makanan yang sudah diolah dan diawetkan sebelumnya, seperti keju, sosis, daging asap, saus sambal dan lainlain…..(WE.X.03)
Data di atas menunjukkan bahwa penulis memaparkan informasinya tentang perbedaan pecel dan burger dengan menggunakan teknik perbandingan dan pertentangan. Seseuai dengan pernyataan bahwa teknik perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara di mana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf, 1980:88). Kombinasi Teknik dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Dari 13 hasil tulisan wacana eksposisi yang dibuat oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Tahun Ajaran 2011/2012 hanya 1(8%) siswa yang menggunakan kombinasi dari beberapa teknik penulisan. Berikut data yang menunjukkan penggunaan beberapa teknik penulisan dalam wacana eksposisi. Macam-macam Kenakalan Remaja dan Sebab Akibatnya Kenakalan remaja adalah suatu tindakan, perilaku, atau tingkah laku remaja yang telah menyimpang jauh dari norma-norma yang berlaku, baik norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan norma hokum. Contoh dari kenakalan remaja yaitu memakai narkoba, free sex (pergaulan bebas), merokok, minum-minuman keras, dan lain-lain. Kenakalan remaja tentulah sangat merugikan pada diri remaja sendiri, keluarga, lingkungan atau masyarakat maupun bangsa. Remaja adalah generasi penerus bangsa, seharusnya remaja ini memiliki perilaku dan prestasi yang baik agar kelak menjadi generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur. Berikut macam-macam kenakalan remaja: Narkoba adalah…… Free sex (pergaulan bebas adalah ….. Merokok …. Minum-minuman keras …..(WE.X.18)
Heffernan dan Lincoln (1986:108) menyatakan bahwa tulisan yang baik biasanya menggunakan beberapa teknik untuk menguraikan topik utama. Seperti wacana di atas yang menggunakan beberapa teknik dalam menguraikan informasi pada pembaca. Teknik-teknik yang digunakan adalah analisis, sebab akibat, dan definisi. Ketepatan Teknik Sebab Akibat dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Tujuan utama wacana eksposisi adalah untuk memberitahukan, memaparkan, menguraikan, atau menerangkan sesuatu kepada audien tertentu (Ahmadi, 1990:78). Dalam hal ini penulis menggunakan teknik sebab akibat untuk menguraikan atau menerangkan sesuatu kepada pembaca. Dalam penelitian ini, teknik sebab akibat adalah teknik yang paling sering digunakan oleh siswa dibandingkan teknik-teknik yang lain. Teknik ini banyak digunakan siswa karena pola berpikir sebab akibat merupakan pola berpikir yang paling umum digunakan oleh seseorang. Seseorang akan cenderung menghubungkan antara sebab dan akibat antara dua hal yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesimpulan baru. Jika dianalogikan secara sederhana, kita akan terlebih dahulu memikirkan akibat yang harus kita hadapi jika kita akan melakukan suatu sebab, begitu pula sebaliknya. Tujuan yang ingin disampaikan penulis dalam wacana kode WE.X.13 adalah agar pembaca mengetahui akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja. Dalam menguraikan akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja, penulis mengemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Namun, sebab dan akibat yang diuraikan oleh penulis masih kurang karena penulis hanya memberikan beberapa contoh tanpa menjelaskannya secara mendalam. Supaya paparan informasi bertambah jelas, dalam uraiannya penulis bisa menggunakan contohcontoh, ilustrasi, gambar-gambar, tabel, dan sebagainya (Sukino, 2010:68). Ketepatan Teknik Proses dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi The Liang Gie (2002:61) menyatakan bahwa wacana eksposisi adalah bentuk wacana yang dengannya orang melakukan suatu pembeberan yang jelas, memadai, dan netral tentang sesuatu hal yang termasuk dalam bidang pengetahuan manusia. Di dalam wacana ini, bahan-bahan yang dikomunikasikan adalah informasi. Informasi ini mungkin berupa data faktual, misalnya tentang kejadian sejarah, tentang bagaimana sesuatu bekerja, atau tentang bagaimana suatu proses dilaksanakan. Eksposisi proses merupakan suatu uraian atau penjelasan mengenai bagaimana suatu hal bekerja, terjadi atau bagaimana melakukan/mengerjakan sesuatu (Ahmadi, 1980:25). Tujuan wacana kode WE.X.02 adalah memberikan informasi tentang resep rawon kepada pembaca. Sama halnya dengan wacana sebelumnya, wacana ini juga memberikan informasi yang jelas dan rinci. Semua bahan-bahan yang diperlukan hingga cara memasaknya dijelaskan secara bertahap sehingga memperoleh hasil yang diinginkan yakni masakan rawon. Selaras dengan pernyataan bahwa teknik proses merupakan suatu urutan dari tindakantindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu kejadian atau peristiwa (Keraf, 1980:91).
Ketepatan Teknik Perbandingan dan Pertentangan dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Eksposisi atau pemaparan merupakan bentuk tulisan untuk menerangkan/menguraikan satu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca (Yustinah, 2008:145). Uraian informasi pada subbagian ini menggunakan teknik perbandingan dan pertentangan.Menurut Heffernan dan Lincoln (1986:93), writers use comparisoan and contrast to explain the differences between two things that we normally think of as similar, to explain what is distinctive about each of them. Penulis menggunakan perbandingan dan pertentangan untuk menjelaskan antara dua hal yang berbeda dalam kelas yang sama. Tujuan wacana kode WE.X.03 adalah memberi informasi tentang perbedaan antara pecel dan burger. Siswa sudah benar menggunakan teknik perbandingan dan pertentangan untuk menyampaikan maksudnya kepada pembaca. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara di mana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf, 1980:88). Namun, penulis kurang jelas dan rinci dalam menguraikan perbedaan-perbedaan antara pecel dan burger. Seharusnya, aspek-aspek yang akan dibedakan antara pecel dan burger ditentutakan dari awal, agar penjelasan aspekaspek tersebut lebih runtut dan mudah dimengerti oleh pembaca. Ketepatan Teknik Analisis dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Analisis merupakan cara memecahkan suatu pokok masalah. Suatu pokok masalah dipecah menjadi bagian-bagiannya yang logis (Ahmadi, 1980:24). Teknik analisis dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni klasifikasi dan devisi. Dengan klasifikasi suatu pokok masalah yang majemuk dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian digolong-golongkan secara logis menurut satu dasar penggolongan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut. Devisi merupakan suatu tipe analisis yang membagi suatu pokok masalah yang tunggal menjadi bagian-bagian berdasarkan aspek yang berbeda (Ahmadi, 1980:24—25). Teknik analisis yang didunakan siswa dalam wacana eksposisinya adalah klasifikasi. Tujuan siswa menulis wacana kode WE.X.31 adalah memberitahukan tentang apa itu cinta dan jenis-jenis cinta. Siswa menggunakan teknik analisis jenis klasifikasi. Dengan klasifikasi suatu pokok masalah yang majemuk dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian digolong-golongkan secara logis menurut satu dasar penggolongan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut (Ahmadi, 1990:86). Siswa sudah mengklasifikasi cinta menjadi cinta emosional dan cinta rasional. Namun siswa kurang rinci dalam menjelaskan jenisjenis cinta tersebut. Sebenarnya penulis bisa memperjelas hasil klasifikasi dengan memberikan contoh-contoh dari kedua jenis cinta tersebut. Penulis juga bisa mengkombinasikan teknik analisis tersebut dengan teknik deskripsi agar uraian informasi lebih detail dan dapat menambah pengetahuan atau wawasan pembaca, karena wacana eksposisi adalah wacana yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca (Muslich:2007).
Ketepatan Kombinasi Teknik dalam Wacana Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi Menurut Dawud, wacana eksposisi merupakan pengembangan dari salah satu atau gabungan dari wacana deskripsi, narasi, atau argumentasi (2008:9). Jadi, pemaparan informasi/tujuan dalam wacana eksposisi dapat menggunakan beberapa teknik yang ada, yakni narasi dan deskripsi, contoh, analogi, perbandingan dan pertentangan, definisi, analisis, proses, dan sebab akibat. Penulis bisa menggabungkan beberapa teknik tersebut untuk mengembangkan sebauh wacana eksposisi. Tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui wacana WE.X.18 adalah memberikan informasi tentang macam-macam kenakalan remaja beserta sebab dan akibatnya. Penulis menggunakan teknik analisis, sebab akibat, dan definisi untuk mengungkapkan gagasan yang ingin dipaparkan. Penulis menggunakan teknik analisis untuk mengklasifikasi macam-macam kenakalan remaja. Teknik sebab akibat digunakan oleh penulis untuk menguraikan sebab dan akibat dari macam-macam kenakalan remaja tersebut, dan teknik definisi untuk menjelaskan macam-macam kenakalan remaja. Dengan menggunakan beberapa teknik tersebut penulis memperoleh wacana eksposisi yang baik dan dapat menyampaikan tujuan pada pembaca dengan baik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Heffernan dan Lincoln (1986:108), when you are learning to write, yo will find it useful to practice the various metods of exposition separately, but good writing usually combines several of them. Dari pendapat tersebut jelas bahwa tulisan yang baik biasanya menggunakan beberapa metode/teknik penulisan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari beberapa teknik penulisan wacana eksposisi, teknik-teknik yang digunakan oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi adalah teknik analisis, proses, sebab akibat, perbandingan dan pertentangan, serta kombinasi dari beberapa teknik, sedangkan teknik-teknik yang tidak digunakan oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi adalah teknik narasi, deskripsi, analogi, contoh, dan definisi. Teknik yang paling banyak digunakan siswa adalah teknik sebab akibat dan teknik proses. Dari 13 siswa, ditemukan 6 (46%) siswa yang menggunakan teknik sebab akibat dan 4 (30%) siswa yang menggunakan teknik proses. Sisanya, 1 (8%) siswa menggunakan teknik analisis, 1 (8%) menggunakan teknik perbandingan dan pertentangan, serta 1 (8%) menggunakan kombinasi dari beberapa teknik. Ketepatan teknik sebab akibat, teknik analisis, serta teknik perbandingan dan pertentangan dalam wacana eksposisi yang ditulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Gondanglegi masih kurang karena siswa belum bisa menyampaikan tujuan penulisannya secara jelas dan rinci, sedangkan ketepatan teknik proses dan kombinasi dari beberapa teknik penulisan sudah baik karena penulis bisa mengungkapkan tujuan yang ingin disampaikan dengan jelas dan detail melalui teknik tersebut.
Saran-saran Kepada guru pengajar bahasa Indonesia, khususnya di SMA Negeri 1 Gondanglegi disarankan agar mengajarkan teknik-teknik penulisan wacana eksposisi dari yang mudah/sudah dikuasai oleh siswa, misalnya teknik sebab akibat dan proses ke teknik yang lebih sulit atau belum dikuasai siswa, misalnya teknik analogi, perbandingan dan pertentangan, atau kombinasi dari beberapa teknik. Kepada para peneliti bahasa, khususnya bahasa Indonesia yang melakukan penelitian sejenis disarankan untuk dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai acuan melaksanakana penelitian terhadap penulisan wacana eksposisi di jenjang yang sama, tapi pada situasi atau kondisi lingkungan sekolah yang berbeda, misalnya penelitian dilaksanakan di SMA ternama di kota Malang. Hasil yang diperoleh mungkin akan berbeda dengan hasil yang diperoleh pada penelitian ini. Kepada pembelajar bahasa Indonesia disarankan untuk meningkatkan teknik-teknik penulisan dalam wacana eksposisi yang telah dikuasai dan lebih mendalami dan mempelajari teknik-teknik yang sulit/belum dikuasai dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Mukhsin. 1980. Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia FKSS – IKIP Malang. Ahmadi, Mukhsin. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: YA3 Malang. Alwi, Hasan., dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dawud. 2008. Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: UM Press. The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset. Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis. Yogyakarta: Absolut. Heffernan, James A.W dan John E. Lincoln. 1986. Writing: A College Handbook. London: Norton. Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Muslich, Masnur. 2007. Jenis-jenis Karangan dan Langkah-langkah Mengarang. http://muslich-m.blogspot.com/2007/08/jenis-karangan-dan-langkahlangkah.html. (Online) diakses tanggal 25 November 2011. Nurchasanah dan Widodo H. S.1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Rani, Abdul., Bustanul Arifin, dan Martutik. 2004. Analisis Wacana. Malang: Bayumedia Publishing. Sukino. 2010. Menulis Itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer. Tarigan, H. G. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Yustinah. 2008. Bahasa Indonesia Tataran Semenjana untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Artikel oleh Eka Diah Kususma Wardani ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Malang, 13 Agustus 2012 Penguji
Prof. Dr. A. Syukur Ghazali, M.Pd NIP 19501222 197603 100 8
Malang, 13 Agustus 2012 Pembimbing I
Prof. Dr. Dawud, M.Pd NIP 19590610 198503 100 5
Malang, 13 Agustus 2012 Pembimbing II
Drs. Bustanul Arifin, S.H, M.Hum NIP 19630606 198802 100 2