17/06/2013
SELF‐PLAGIARISM dan PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT di PERGURUAN TINGGI PERGURUAN TINGGI
Menurut Permendiknas (No. 17/2010): Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
1
17/06/2013
Menurut Permendiknas (No. 17/2010): ¾ Karya ilmiah (yang berpotensi mengandung unsur plagiat) adalah hasil karya akademik oleh sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi yang dibuat dalam bentuk perguruan tinggi, yang dibuat tertulis, cetak maupun elektronik, yang diterbitkan dan/atau dipresentasikan ¾ Karya (yang mungkin diplagiat) adalah hasil karya akademik atau non‐akademik oleh orang perseorangan kelompok atau badan di orang perseorangan, kelompok, atau badan di luar lingkungan perguruan tinggi, baik yang diterbitkan, dipresentasikan, maupun dibuat dalam bentuk tertulis.
Menurut Permendiknas (No. 17/2010): Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada: (1) mengacu dan/atau mengutip istilah, kata‐kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari dan/atau kalimat, data dan/atau dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; (2) mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata‐kata dan/atau kalimat, data dan/atau i f informasi i dari suatu sumber tanpa menyebutkan d i t b t b tk sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
2
17/06/2013
Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada (lanjutan): (3) menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; (4) merumuskan dengan kata‐kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; (5) menyerahkan suatu karya ilmiah hk t k il i h yang dihasilkan dih ilk dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.
Menurut Permendiknas (No. 17/2010): ¾ “sumber” adalah orang perseorangan, kelompok orang, atau anonim penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah baik yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalam bentuk tertulis, cetak maupun elektronik ¾ Penyebutan sumber dianggap memadai apabila dilakukan sesuai dengan tata cara pengacuan dan pengutipan dalam gaya pengacuan dan pengutipan dalam gaya selingkung setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni.
3
17/06/2013
SELF‐PLAGIARISM ¾ Self‐plagiarism (penjiplakan terhadap karya sendiri) tidak tercantum dalam Permendiknas ini mungkin karena masalah l h ini i i masih ih dianggap di kontroversial, masih ada hal‐hal yang mengundang perbedaan pendapat, akan tetapi sebetulnya sudah ada beberapa hal yang cenderung disepakati. ¾ Yang jelas, penjiplakan Yang jelas penjiplakan terhadap karya sendiri juga dianggap sebagai pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah (self‐plagiarism is plagiarism)
SELF‐PLAGIARISM ¾ Mengapa menggunakan karya atau sebagian karyanya sendiri untuk menulis karyanya yang lain dianggap yang lain dianggap plagiat, padahal itu bukan milik orang lain?
Melanggar undang‐undang hak cipta. Melanggar ketentuan originality karya ilmiah pada d karyanya k yang kedua. k d Memaparkan karya yang isinya tak ada sesuatu yang baru.
4
17/06/2013
SELF‐PLAGIARISM ¾ Mengapa dianggap plagiat, padahal itu bukan milik orang lain? (lanjutan)
¾ ¾
¾
Jika suatu Jik t karya k il i h sudah ilmiah d h dipublikasikan di blik ik dlm bentuk artikel di jurnal yang ber‐ISSN, atau dalam buku yang ber‐ISBN, karya tersebut sudah “diberikan” ke publik. Penulis hanya memiliki hak kepengarangan, bukan hak cipta atau hak menyebar‐luaskan isi karyanya lagi jika sudah diterbitkan dalam bentuk artikel dalam jurnal ber‐ISSN atau dalam buku ber‐ISBN.
SELF‐PLAGIARISM Self‐plagiarism tampaknya baru saja dianggap sebagai pelanggaran kode etik yang perlu dihindari. A American Psychological Assocation i P h l i lA ti (APA) (APA) Publication Manuals baru memuat tentang self‐plagiarism pada Edisi keenamnya, tahun 2010 (edisi sebelumnya belum ada). Menurut APA (2010), jika mengutip kata‐ katanya sendiri dalam jumlah banyak, sumbernya harus disebut, dan jumlah kata yang dikutip juga tidak melanggar asas kepantasan.
5
17/06/2013
SELF‐PLAGIARISM ¾ Menurut iThenticate (2011): Self‐ plagiarism, yaitu menerbitkan kembali karyanya yang sudah yang sudah diterbitkan secara keseluruhan atau sebagian, juga termasuk plagiat. (“Self‐Plagiarism is defined as a type of plagiarism in which the writer republishes a work in its entirety or reuses portions of a work in its entirety or reuses portions of a previously written text while authoring a new work”)
PERBEDAAN ANTARA PLAGIARISM DAN SELF‐PLAGIARISM ¾ Plagiarism menggunakan milik orang lain, baik sudah dipublikasikan maupun yang yang belum dipublikasikan, tanpa menyebut sumbernya. ¾ Self‐plagiarism menggunakan milik sendiri yang sudah dipublikasikan, dalam artikel di jurnal di jurnal yang ber‐ISSN atau yang ber‐ISSN atau dalam buku yang ber‐ISBN, tanpa menyebut sumbernya.
6
17/06/2013
YANG DIANGGAP SELF‐ PLAGIARISM (1): ¾ Dengan sengaja mengirimkan kembali artikel yang sudah yang sudah pernah terbit di di jurnal ber‐ISSN ke jurnal lain yang ber‐ ISSN dan kemudian dimuat lagi dalam jurnal itu. ¾ Dengan sengaja mengirimkan artikel yyang sama g ke lebih dari satu jjurnal yyang g berbeda yang akhirnya kedua jurnal ber‐ ISSN tersebut memuat artikel yang sama.
YANG DIANGGAP SELF‐PLAGIARISM (2): ¾
¾
Menggunakan ide‐ide, data, temuan‐temuan, dan bahan‐bahan lain secara subtansial milik sendiri di i yang pernah h diterbitkan di bi k dalam d l j jurnal l ber‐ISSN atau buku ber‐ISBN tanpa menyebut sumbernya. Dengan sengaja mencantumkan tulisan‐tulisan dalam bab‐bab buku yang telah ditulisnya menjadi bagian‐bagian/bab‐bab dalam buku lain yang dinyatakan sebagai buku lain yang lain yang dinyatakan lain yang berbeda dengan sebelumnya (bukan edisi revisi atau pencetakan kembali buku yang sama sebelumnya).
7
17/06/2013
YANG TIDAK DIANGGAP SELF‐PLAGIARISM: ¾ Menggunakan artikel‐artikel tulisannya sendiri yang pernah dimuat dalam jurnal ber‐ISSN ber ISSN untuk untuk bahan penulisan buku ber‐ISBN atas nama sendiri dengan cara
menambah, memutakhirkan, merevisi, dan mengembangkannya untuk menjadi bagian‐ bagian dalam buku tersebut memperoleh ijin penggunaan tersebut dari penerbit jurnal dan menyatakannya dalam bagian persantunan (acknowledgement) dalam buku yang ditulisnya itu.
YANG MASIH MENGUNDANG PERBEDAAN PENDAPAT (1): ¾ Menulis buku ber‐ISBN yang isinya kumpulan artikel tanpa ada perubahan yang pernah dimuat di jurnal di jurnal ber‐ISSN; ber‐ISSN; Dianggap self‐plagiarism jika tidak disebutkan sumbernya dan/atau tidak memperoleh ijin penggunaan dari penerbit jurnal yang memuat artikel‐artikel tersebut. Tidak dianggap self‐plagiarism jika sumbernya disebut dan memproleh ijin dari penerbit jurnal yang memuat artikel artikel‐artikel artikel tsb; dengan tsb; dengan tujuan untuk menghimpun temuan‐temuan yang tersebar di berbagai jurnal, BUKAN bertujuan untuk memperoleh angka kredit atau pengakuan lainnya.
8
17/06/2013
YANG MASIH MENGUNDANG PERBEDAAN PENDAPAT (2): ¾ Mengirimkan artikel yang sama ke jurnal lain setelah pengelola jurnal yang dituju yang dituju pertama tidak memberikan keterangan tentang status artikelnya dalam waktu yang cukup lama padahal penulis sudah menanyakan berkali‐ kali, yang ternyata kedua jurnal tersebut memuat artikel itu; (untuk itu; (untuk menghindari self self‐ plagiarism, penulis perlu menyampaikan surat pernyataan mencabut/menarik kembali artikel dari jurnal yang pertama dituju).
YANG MASIH MENGUNDANG PERBEDAAN PENDAPAT (3): ¾ Mengutip karyanya sendiri yang belum dipublikasikan, akan tetapi sudah disajikan dalam seminar atau i t forum‐forum yang resmi. (Banyak f f i (B k yang menganggap ini bukan self‐plagiarism jika belum diterbitkan dalam buku yang ber‐ISBN atau jurnal yang ber‐ISSN). ¾ Memecah satu laporan hasil penelitian menjadi beberapa artikel yang diterbitkan dalam jurnal ber ISSN yang berisi bagian‐bagian ber‐ISSN yang berisi bagian bagian yang sama. yang sama (Akan dianggap bukan self‐plagiarism jika yang terbit belakangan mengacu pada yang terbit lebih dahulu).
9
17/06/2013
CARA MENGACU DAN MENGUTIP • Pengacuan meliputi pengutipan langsung (menyalin apa adanya dari sumber yang telah diterbitkan) atau parafrase (menyebutkan ide orang lain dengan menggunakan kata‐kata sendiri), • Ada dua cara utama dalam mengacu pustaka yang disebutkan dalam teks: (1) Gaya Harvard (Author‐date), dan (2) Gaya Vancouver (Author‐number) ( ) y ( ) • Ada gaya lain (Chicago Manual): (1) Author‐date system, and (2) Documentary Note style
CONTOH GAYA HARVARD The author has discussed the implications of these proposals on the National Health Service in another p p paper (Loft, 1991). Other writers have commented on related issues, notably Lane (1992, 1994) and Lewis (1995, p.54). Keterangan bibliografis lengkap ditulis dalam DAFTAR RUJUKAN yang disusun secara alfabetis berdasarkan nama akhir pengarangnya nama akhir pengarangnya.
10
17/06/2013
CONTOH GAYA VANCOUVER The author has discussed the implications of these proposals on the National Health Service in another paper (1) Other writers Service in another paper (1). Other writers have commented on related issues, notably Lane (2,3) and Lewis (4). Keterangan bibliografis lengkap ditulis dalam DAFTAR RUJUKAN yang disusun secara kronologis berdasarkan pemunculannya dalam kronologis berdasarkan pemunculannya dalam teks.
MENGHINDARI PLAGIASI dalam MENGACU dan MENGUTIP (1) • Tempatkan dalam kutipan setiap hal yang di bil l diambil langsung dari teks aslinya, d i t k li terutama jika Anda memang mengutip. • Kemukakan dengan kata‐kata sendiri (parafrase), tetapi pastikan bahwa Anda tidak sekadar menata‐ulang atau id k k d l membubuhkan beberapa kata baru.
11
17/06/2013
MENGHINDARI PLAGIASI dalam MENGACU dan MENGUTIP (2) • Bacalah secermat‐cermatnya apa yang h d k di hendak diparafrase, tutuplah teks aslinya f t t l h t k li sehingga tidak tergoda untuk menggunakan teks itu sebagai panduan. Kemudian tulislah gagasan itu dengan kata‐ kata sendiri tanpa mengintip kata sendiri tanpa mengintip.
MENGHINDARI PLAGIASI dalam MENGACU dan MENGUTIP (3) • Bandingkan parafrase tersebut dengan t k li teks aslinya untuk memastikan tidak t k tik tid k menggunakan frase atau kata‐kata yang sama, dan bahwa informasinya sudah akurat. Catatan: C t t Informasi yang sudah menjadi pengetahuan umum tidak perlu disebut sumbernya
12
17/06/2013
YANG TAK PERLU DISEBUT SUMBERNYA
• Pengetahuan umum adalah fakta‐fakta yang dapat ditemukan di banyak tempat d t dit k di b kt t dan sudah diketahui oleh orang banyak. Contoh: Suharto adalah Presiden RI kedua • Contoh yang bukan pengetahuan umum sehingga perlu disebut sumbernya: Suharto menjadi Presiden RI kedua sebagai hasil kudeta
SANKSI BAGI DOSEN YANG TERBUKTI MELAKUKAN PLAGIAT (Menurut Permendiknas No. 17/2010) ¾ teguran; ¾ peringatan tertulis; l ¾ penundaan pemberian hak dosen; ¾ penurunan pangkat dan jabatan akademik; ¾ pencabutan hak diusulkan sebagai guru besar/profesor bagi yang memenuhi syarat; ¾ pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen; ¾ pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen; atau ¾ pembatalan Ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
13
17/06/2013
TAMBAHAN SANKSI BAGI DOSEN YANG GURU BESAR YANG TERBUKTI MELAKUKAN PLAGIAT (Menurut Permendiknas No. 17/2010)
–pemberhentian pemberhentian dari jabatan guru dari jabatan guru besar/profesor oleh Menteri atas usul perguruan tinggi yang bersangkutan; atau –penolakan Menteri atas usul perguruan tinggi lain untuk mengangkat kembali dosen yang bersangkutan dalam jabatan guru besar/profesor.
SANKSI BAGI PIMPINAN PERGURUAN TINGGI YANG TIDAK MENJATUHKAN SANKSI (Menurut Permendiknas No. 17/2010)
–Teguran –Peringatan tertulis –Pernyataan Pemerintah bahwa yang bersangkutan tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam l k k ti d k h k d l bidang akademik
14
17/06/2013
TERIMA KASIH
Questions • Bpk/ibu Agus • Definisi Self plagiarism yang jelas untuk menjadi acuan Universitas • Masalah judul yang digunakan • Bpk/ibu
15
17/06/2013
• Bpk/ibu bambang irawan • Mengutip semua tapi menyertakan sumbernya Mengutip semua tapi menyertakan sumbernya bukan plagiarism, beberapa buku menyebutkan hal tersebut plagiarism. Sarannya adalah dengan menggunakan parafrase • Menggunakan atau memperhatikan kode etik penulisan tesis dan disertasi • Tentang ISSN dan ISDN, T t ISSN d ISDN • Mengumpulkan makalah dari beberapa jurnal, bukan merupakan plagiarism, tetap memperhatikan kode etik
• Bpk/ibu zidawah • Apa yg mendasari adanya self‐plagiarism kenapa perlu dikemukakan • Megutip sebagaian, prosentasenya seberapa besar ? • Asas kepantasan untuk menilai self plagiarism, Asas kepantasan untuk menilai self plagiarism siapa yang menilai ?
16
17/06/2013
• Bpk Edi • Permendiknas 17 no 2010, ada kata diduga. Siapa yang menduga adanya self plagiarism? • Pasal 11 ayat 2, prosentase self plagiarism
• Bpk/ibu Penulis skripsi, tesis, dan disertasi ide hampir sama • Penulis skripsi, tesis, dan disertasi ide hampir sama tetapi nama atau penulis yang berbeda dan dosen pembimbing yang berbeda • Bpk/ibu • Publikasi, masalah prosentase berapa yang diakui DIKTI yang disebut sebagai self plagiarism • Data sebuah jurnal, apakah bisa dipakai sebgai patokan j , p p g p tetapi dengan metode yang berbeda • Perbedaan pendapat terhadap self plagiarism, di ITS termasuk sudah dinamakan self plagiarism
17
17/06/2013
• • • • •
Bapak Zulganef Plagiarisme melanggar peraturan apa? Sanksi? Etika tidak bisa dihukum? Tidak ada aturan yang jelas
• Tugas pokok melakukan penelitian untuk publikasi blik i • Seharusnya ada sesuatu yang baru • Dikembalikan kedalam diri seseorang harus mengembangkan penelitian. Jangan me
18
17/06/2013
• Jika ada tuduhan self plagiarism harus melapor pada siapa? l d i ? • Belum ada aturan yang jelas • Saran: Berkonsultasi kepada pihak lain yang netral apakah penelitian tsb plagiat atau tidak
• Udayana Hitungan presentase bisa digunakan untuk menghitung • Hitungan presentase bisa digunakan untuk menghitung plagiarsm, masih bermasalah karena penerbit jurnal seperti ebsco meneliti jurnal secara menyeluruh. • Kebanyakan referensi penelitian yang cenderung sama, bermasalah untuk dipublikasikan. • Alat cek yang ada adalah alat cek kesamaan, kurang sesuai untuk alat cek plagiarism. • Ketika ingin menerbitkan jurnal telah melakukan cek , namun oleh tim penilai ditentukan persentase 98% • Mesin adalah alat bantu, jangan menggunakan % untuk menilai plagiarsm penelitian
19
17/06/2013
• • • •
Usulan, Perlu membangun proses komunikasi Memberikan usulan ke Dikti Penting untuk melakukan cek ke pakar penelitian ilmiah pada universitas lain
• Setelah ditentukan peraturan plagiarism yang j l h jelas harus disosialisasikan di i li ik
20
17/06/2013
• Universitas Surabaya • Harus ada definisi yang jelas • Tidak ada peraturan yang jelas tentang % plagiarism • Workshop ini diharapkan untuk menghasilkan kesepakatan • Indikator self plagiarism • Memberikan usulan kepada dikti
• Usulan • Dibentuk tim sebagai tindak lanjut acara ini, komisi yang membahas secara tuntas mengenai self plagiarism • Diskusi yang dalam mengenai ruang lingkup dan sanksi self plagiarism dan sanksi self plagiarism
21