.f.-
I.)
w
MENTERIKEUANGAN R.EPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERA TURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
242/PMK. 04/2009 TENTANG
PERUBAHAN AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITUNJUK SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Mengingat
a.
bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan atas pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah ditunjuk sebag~i kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, perlu melakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan. Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas ,dan Pelabuhan Bebas;
b.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dati Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;
1.
Peraturan
Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perlakuan
Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Pengawasan Atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Serta Berada Di Kawasan Yang Telah Ditunjuksebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4970); 2.
Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
3.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan . Bebas dan Pelabuhan Bebas;
<.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-2-
MEMUTUSKAN: Menetapkan
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITUNJUK SEBAGAI KAW ASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS.
Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas diubah sebagai berikut: 1.
Di antara Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (la) dan diantara ayat (4) dan ayat (5) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (4a), sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai
beriku t:
'
, (1) rJ
Pasal2
Pemasukan barang dari luar Daerah Pabean ke Kawasan Bebas hanya dapat dilakukan oleh pengusaha yang telah mendapat izin usaha dari Badan Pengusahaan Kawasan.
(la) Izin usaha dari Badan Pengusahaan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipergunakan untuk pemasukan barang dari luar Daerah Pabean ke Kawasan Bebas melalui Kawasan Bebas lainnya. (2)
Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat memasukkan barang ke Kawasan Bebas yang berhub1;1ngan dengan kegiatan usahanya.
(3) 'Jumlah dan jenis barang yang berhubungan dengan kegiatan usahanya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Badan Pengusahaan Kawasan. (4)
Pemasukan barang konsumsi untuk kebutuhan penduduk dari luar Daerah Pabean ke Kawasan Bebas, hanya dapat dilakukan oleh pengusaha yang telah mendapatkan izin dari Badan Pengusahaan Kawasan, dalam jumlah dan jenis yang ditetapkan oleh Badan Pengusahaan Kawasan.
. ;, MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA .
-3-
(4a) Jumlah dan jenis barang yang berhubungan dengan kegiatan usahanya sebagaimana dimaksud pad a ayat (3), dapat dilakukan perubahan setelah mendapat izin dari Badan Pengusahaan Kawasan. (5)
Jumlah dan jenis barang konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dapat dilakukan perubahan apabila: a. telah disampaikan Pemberitahuan Pabean pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean; dan/ atau b. telah diajukan manifes kedatangan sarana pengangkut dengan kode BC1.1 di Kantor Pabean.
2.
Ketentuan Pasal18 diubah dengan menambah 1 (satu) ayat, yakni ayat (4), sehingga Pasal18 berbunyi sebagai berikut: Pasal18 (1)
Penimbunan barang yang belum Pabeannya dapat dilaksanakan di:
diselesaikan
Kewajiban
a. Tempat PenimbuI\an Sementara; atau b. tempat lain. yang diperlakukan sama dengan Tempat Penimbunan Sementara setelah mendapat izin kepala Kantor Pabean. (2)
Penimbunan barang di tempat lain sebagaimana pada ayat (1) huruf b diberikan dalam hal :
dimaksud
a. sifat barang tersebut sedemikian rupa sehingga tidak dapat ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara; b. barang tersebut tidak dapat dilakukan penimbunan di Tempat Penimbunan Sementara karena terdapat kendala teknis; atau c. terjadi kongesti yang dinyatakan secara tertulis pengusaha Tempat Penimbunan Sementara.
oleh
(3)
Atas penimbunan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengawasan Pabean dan dibuatkan laporan Penimbunan.
(4)
Tata cara penimbunan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagi!ID y~g tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
3.
-4Ketentuan Pasal19 ayat (6) diubah dan di antara ayat (6) dan ayat (7) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (6a), sehingga Pasal 19 berbunyi sebagai berikut:
Pasal19 (1)
Pengeluaran barang dari Kawasan Pabean, atau temp at lain yang diperlakukan sama dengan Tempat Penimbunan Sementara dengan tujuan untuk dimasukkan ke Kawasan Bebas, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal barang yang dikeluarkan Daerah Pabean, wajib disampaikan dengan kode PPFTZ-01; dan
berasal dari luar dengan PPFTZ
b. dalam hal barang yang dikeluarkan berasal dari Kawasan Bebas lain atau Tempat Penimbunan Berikat, wajib disampaikan dengan PPFTZ dengan kode PPFTZ02. (2)
Pengeluaran barang dari suatu tempat ke tempat lain dalam satu Kawasan Bebas yang melewati tempat lain dalam Daerah Pabean, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. diperlakukan sebagai pengeluaran dari Kawasan Bebas lain; dan
barang yang berasal
b. menggunakan PPFTZ dengan kode PPFTZ-02 yang sama pada saat pengeluaran dan pemasukannya. (3)
Ketentuan mengenai kewajiban untuk menyampaikan Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (I), tidak berlaku untuk: a. barang pindahan; b. barang penumpang
dan awak sarana pengangkut;
c. barang pelintas batas; d. barang kiriman melalui perusahaan
jasa titipan;
e. barang kiriman melalui PT (Persero) Pos Indonesia; atau f. barang tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. (4)
PPFTZ dengan kode PPFTZ-Ol atau PPFTZ dengan kode PPFTZ-02 sebagaimana dimaksud pada ayat (I), dibuat oleh pengusaha yang akan memasukkan barang atau Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) berdasarkan dokumen pelerigkap pabean dengan menghitung sendiri bea masuk, cukai, dan/ atau pajak yang dibebaskan.
.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-5-
(5)
Dalam hal barang berasal dari Tempat Penimbunan Berikat, PPFTZ dengan kode PPFTZ-02 wajib dilampiri dengan Pemberitahuan Pabean pengeluaran barang dari Tempat Penimbunan Berikat tujuan Kawasan Bebas.
(6)
Pengeluaran barang yang berasal dari suatu Kawasan Bebas ke Kawasan Bebas lain menggunakan PPFTZ dengan kode PPFTZ-02.
(6a) PPFTZ dengan kode PPFTZ-02 sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat dipergunakan sebagai pemberitahuan pemasukan barang dari Kawasan Bebas asal ke Kawasan Bebas lain, sepanjang telah ditandasahkan oleh Pejabat di Kawasan Bebas asal. (7)
Untuk pengeluaran berikut:
atas barang berlaku ketentuan
sebagai
a. pengeluaran atas barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huru£ a, huru£ d, dan huru£ £, dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK); b. pengeluaran atas barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huru£ b,' dilakukan dengan menggunakan Customs Declaration; c. pengeluaran atas barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huru£ e, dilakukan dengan menggunakan Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP); dan d. pengeluaran atas barang sebagaimana dimaksud ayat (3) huru£ c, dilakukan dengan menggunakan Pas Barang Lintas Batas (BPBLB).
pada Buku
(8)
Penggunaan Customs Declaration sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huru£ b hanya diwajibkan untuk pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean.
(9)
Pengeluaran atas barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huru£ a, huru£ b, huru£ c, huru£ d, dan huru£ e, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai barang pindahan, barang penumpang, barang awak sarana pengangkut, barang pelintas batas, dan barang kiriman.
(10) Pengeluaran atas barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huru£ £ dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-6-
4.
Ketentuan Pasal 21 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (8) diubah, sehingga Pasal21 berbunyi sebagai berikut: Pasal 21 (1)
Terhadap pengeluaran barang dari Kawasan Bebas berlaku ketentuan sebagai berikut: a. pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke luar Daerah Pabean atau tempat lain dalam Daerah Pabean wajib menggunakan PPFTZ dengan kode PPFTZ-01; atau b. pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Bebas lain wajib menggunakan PPFTZ dengan kode PPFTZ-02.
(2)
Penggunaan PPFTZ dengan kode PPFTZ-Ol dalam rangka pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke Luar Daerah Pabean dibuat oleh pengusaha berdasarkan dokumen pelengkap pabean dengan menghitung sendiri bea keluar yang seharusnya dibayar apabila atas pengeluaran barang tersebut dikenakan bea keluar.
(3)
Penggunaan PPFTZ dengan kode PPFTZ-01 dalam rangka pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke tempat lain' Dalam Daerah Pabean dibuat oleh pengusaha berdasarkan dokumen pelengkap pabean dengan menghitung sendiri bea masuk, cukai, dan pajak yang seharusnya dibayar.
(4)
Penggunaan PPFTZ dengan kode PPFTZ-02 dalam rangka pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Penimbunan Berikat atau ke Kawasan Bebas lain dibuat oleh pengusaha berdasarkan dokumen pelengkap pabean.
(5)
Penggunaan PPFTZ dengan kode PPFTZ-Ol dan PPFTZ dengan kode PPFTZ-02 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperlukan untuk pengeluaran barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, dan barang kiriman sampai dengan batas nilai pabean dan/ atau jumlah tertentu.
(6)
PPFTZ dengan kode PPFTZ-01 dan
PPFTZ-02 sebagaimana .
dimaksud
PPFTZ dengan kode
pada ayat (1) wajib
dilampiri Pemberitahuan Pabean yang digunakan pemasukan barang ke Kawasan Bebas.
pada saat '
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-7-
(7)
Dalam hal pengusaha tidak dapat melampirkan Pemberitahuan Pabean yang digunakan pada saat pemasukan barang ke Kawasan Bebas sebagaimana dimaksud pada ayat (5), barang yang akan dikeluarkan ke tempat lain dalam Daerah Pabean, Tempat Penimbunan Berikat, atau Kawasan Bebas lain, diperlakukan sebagai barang yang berasal dari Iuar Daerah Pabean.
(8)
Barang hasil produksi Kawasan Bebas yang akan dikeluarkan ke tempat lain dalam Daerah Pabean, harus
melampirkan
konversi . penggunaan
barang atau bahan
baku, dalam hal barang atau bahan baku tersebut berasal dari luar Daerah Pabean. (9)
Konversi penggunaan barang atau bahan baku sebagaimana dimaksud pada ayat (8), harus mendapatkan persetujuan dari Badan Pengusahaan Kawasan.
(10) Dalam hal barang yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke luar Daerah Pabean merupakan barang yang dikenakan bea keluar, diperlakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai bea keluar. 5.
Di antara Pasal 21 dan Pasal22 disisipkan 4 (empat) pasal, yakni Pasal 21A, Pasal 21B, Pasal 21C, dan Pasal 21D, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 21A (1)
Pengusaha dapat melakukan pengeluaran barang asal luar Daerah Pabean yang berhubungan dengan kegiatan usahanya dari Kawasan Bebas denganmenggunakan sarana pengangkut melalui pem.bongkaran lebih dahulu atau tanpa melalui pembongkaran lebih dahulu di pelabuhan atau bandar udara yang difunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan.
(2)
Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diberitahukan dengan Pemberitahuan Pabean.
(3)
Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa manifes keberangkatan sarana pengangkut (outward manifest) yang telah mendapat nomor dan tanggal pendaftaran. Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (3),disaIl'lpaikan ke Kantor Pabean sebelum keberangkatan sarana pengangkut.
(4)
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-8-
fasal 21B (1)
Terhadap pengeluaran barang asal luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21A ayat (1), dapat diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya melalui pelabuhan atau bandar udara yaf!-g ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan atau Tempat Penimbunan Sementara lainnya, di Kawasan Bebas.
(2)
Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajibdiberitahukan dengan Pemberitahuan Pabean.
(3)
Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan PPFTZ dengan kode PPFTZ-04. Pasal 21C
(1)
Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21B ayat (1) dilakukan dengan menyerahkan PPFTZ dengan
kode PPFTZ-04 dan jaminan sebesar bea masuk, cukai dan PPN atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 kepada Kantor Pabean yang mengawasi Kawasan Pabean temp at pembongkaran barang. (2)
Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21B ayat (1) dapat diberikan dalam hal jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas sesuai dengan yang tercantum dalam PPFTZ dengan kode PPFTZ-04.
(3)
Tata cara pengeluaran barang asalluar Daerah Pabean dari Kawasan Bebas untuk diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh BadanPengusahaan Kawasan atau Tempat Penimbunan Sementara lainnya di Kawasan Bebas adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 21D
(1)
Barang dari Kawasan Bebas yang berasal dari luar Daerah Pabean dapat dikeluarkan untuk tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean setelah mendapat izin dari kepala Kantor Pabean di Kawasan Bebas dengan mempertimbangkan rekomendasi ~ dari Badan Pengusahaan Kawasan. 0
.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-9-
(2)
Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya dapat dilakukan oleh pengusaha terhadap barang yang berhubungan dengan kegiatan usahanya berupa mesin atau peralatan untuk: a. kepentingan infrastrukturi
produksi
b. keperluan perbaikan, kalibrasii dan/ atau
atau
pengerjaan
pengerjaan,
proyek
pengujian,
atau
c. keperluan peragaan atau demonstrasi. (3)
Terhadap barang sebagaimana huruf a, pengusaha wajib:
dimaksud
pada
ayat (2)
a. membayar bea masuk sebesar 2% (dua persen) untuk setiap bulan atau bagian dari bulan, dikalikan jumlah bulan jangka waktu pengeluaran, dikalikan jumlah bea masuk yang seharusnyadibayari dan b. menyerahkan jaminan sebesar selisih antara bea masuk yang seharusnya dibayar dengan yang telah dibayar ditambah dengan PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah; dan Pajak Penghasilan Pasal 22. (4)
Terhadap barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c, pengusaha wajib menyerahkan jaminan sebesar bea masuk yang seharusnya dibayar, ditambah dengan PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22.
(5)
Terhadap pengeluaran barang sebagaimana ayat (1), pengusaha wajib menyampaikan kode PPFTZ-01.
(6)
Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal PPFTZciengan kode PPFTZ-01 dan dapat diperpal)jang dalam jangka waktu maksimal1 (satu) kali 6 (enam) bulan.
(7)
Dalam hal barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dimasukkan kembali ke Kawasan Bebas dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), kepala Kantor Pabean di Kawasan Bebas segera mencairkan jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dan ayat (4), dan mengenakan sanksiadministrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang seharusnya.
dibayar.
dimaksud pada PPFTZ dengan
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -lU-
(8)
6.
Tata cara penyelesaian pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.
Ketentuan BAB IV diubah dengan menambah 1 (satu) Bagian, yakni Bagian KEEMPAT, yang berbunyi sebagai berikut: Bagian Keempat Pengemas yang Dipakai Berulang-ulang
7.
Di antara Pasal 28 dan Pasal 29 disisipkan Pasal 28A, yang berbunyi sebagai berikut:
(Returnable Package) 1 (satu) pasal, yakni
Pasal 28A (1)
Pengusaha dapat: a. memasukkan pengemas yang dipakai (returnable package) dari Tempat Lain Pabean ke Kawasan Bebas; dan b. mengeluarkan pengemas yang dipakai (returnable package) dari Kawasan Bebas Dalam Daerah Pabean,
berulang-ulang Dalam Daerah berulang-ulang ke Tempat Lain
setelah mendapat izin dari kepala Kantor Pabean.
8.
(2)
Pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulang-ulang (returnable package) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dari ketentuan menyerahkan Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal20, dan Pasal21.
(3)
Tata cara pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulang-ulang (returnable package) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.
Ketentuan beriku t:
Pasal 32 diubah, sehingga Pasal 32 berbunyi
sebagai
Pasal 32 Pemeriksaan Fisik atas pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean, Kawasan Bebas lain, atau Tempat Penimbunan , Berikat dilakukan dalam hal:
MENTERIKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
-11-
a. pemeriksaan
secara acak; dan/ atau
b. diterbitkan Nota Hasil Intelijen.
9.
Ketentuan Pasal36 diubah dengan menambah 2 (dua) ayat, yakni ayat (3) dan ayat (4), sehingga Pasal36 berbunyi sebagai berikut: Pasal 36 (1)
Pemeriksaan Fisik dapat dilakukan di Kawasan Pabean atau di tempat lain. di luar Kawasan Pabean dengan izin kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuknya.
(2)
Dalam hal Pemeriksaan Fisik dilakukan karena ditetapkan secara acak atau diterbitkan Nota Hasil Intelijen, Pemeriksaan Fisik dilakukan di Kawasan Pabean.
(3)
Persetujuan Pemeriksaan Fisik barang di tempat lain di luar Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus merupakan izin untuk menimbun barang di gudang atau lapangan . penimbunan milik pengusaha yang bersangkutan.
(4)
Tata cara penimbunan barang untuk Pemeriksaaan Fisik barang di tempat lain di luar Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.
""
10. Ketentuan berikut:
Pasal 47 diubah, sehingga Pasal 47 berbunyi sebagai
Pasal 47 (1)
Dasar perhitungan pungutan negara atas pengeluaran barang atau bahan baku asalluar Daerah Pabean ke tempat lain dalam Daerah Pabean adalah sebagai berikut: a.
bea masuk dihitung berdasarkan tarif bea masuk barang atau bahan baku asal luar Daerah Pabean dengan pembebanan yang berlaku pada saat PPFTZ dengan kode PPFTZ-Ol didaftarkan dan nilai pabean pada saat pemasukan barang atau bahan baku ke Kawasan Bebas;
b.
cukai dihitung berdasarkan ketentuan perundang-undangan di bidang cukai;
peraturan
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-12-
c.
PPN dihitung berdasarkan tarif yang berlaku dikalikan harga jual atau harga pasar wajar sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; d. Pajak Penghasil~m Pasa! 22 dihitung berdasarkan tarif yang berlaku dari nilai pabean pada saat pemasukan barang atau bahan baku ke Kawasan Bebas ditambah dengan bea masuk.
(2)
11.
Apabila pembebanan tarif bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk bahan baku lebih tinggi dari pembebanan tarif bea masuk untuk barang hasil produksi Kawasan Bebas, bea masuk dihitung berdasarkan pembebanan tarif bea masuk barang hasil produksi Kawasan Bebas yang berlaku pada saat PPFTZ dengan kode PPFTZ-Ol didaftarkan dan nilai . pabean pada saat pemasukan bahan baku ke Kawasan Bebas.
Ketentuan beriku t:
Pasal 64 diubah sehingga Pasal 64 berbunyi sebagai
Pas a! 64 Dalam hal Sistem Komputer Pelayanan belum dapat dioperasikan secara penuh sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, pelayanan kepabeanan dilakukan dengan menggunakan Sistem Komputer Pelayanan yang tersedia di Kantor Pabean. 12. Mengubah Lampiran IV dan Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan Nomar 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan II Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-13-
Pasal II 1.
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, terhadap perlakuan kepabeanan yang terkait dengan tata cara pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang dilaksanakan oleh Kantor Pabean di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sejak tanggal 1 April 2009 sampai dengan sebelum diundangkannya Peraturan Menteri Keuangan ini, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan ini.
2.
Peraturan .
Menteri Keuangan
ini mulai berlaku
pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta lPada tanggal 30 Desembe;/2009 MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MUL Y ANI INDRA W A TI
Diundangkan pada tanggal
di Jakarta
30 Desember 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, ttd.
PATRIALIS AKBAR
2009 NOMOR 542
PERATURAN
MENTERI
LAMPI RAN I KEUANGAN
NOMOR242/PMK.04/~ PERU BAHAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
AT AS PERA TURAN
TENTANG MENTERI
KEUANGAN NOMOR 47/PMK.O.4/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAW ASAN YANG TELAH DITUNJUK SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS
TAT A CARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERITAHUAN PABEAN BERUPA OUTWARD MANIFEST A. Pada Kantor Pabean yang dalam pelayanan manifesnya menggunakan tulisan di atas formulir 1 Pengangkut: 1.1. menyiapkan Outward Manifest a. Outward Manifest paling sedikit memuat elemen data: a) Bagi sarana pengangkut melalui laut: 1) nama sarana pengangkut; 2) bendera/kebangsaan; 3) nomor pelayaran (voyage number); 4) nama pengangkut; 5) pelabuhan asal/ pelabuhan muat; 6) pelabuhan tujuan; 7) tanggal dan jam keberangkatan; 8) jumlah Bill of Lading; 9) nomor urut; 10) nomor dan tanggal Bill of Lading; 11) nama dan alamat pengirim (shipper/supplier); 12) nama dan alamat penerima (consignee); 13) nama dan alamat pemberitahu (notify address/ notify party); 14) nomor dan merek kemasan/peti kemas; 15) nomor segel kemasan/ peti kemas; 16) jumlah dan jenis kemasan/ peti kemas; 17) ukuran dan tipe kemasari/peti kemas; 18) uraian barang; 19) berat kotor (bruto); 20) ukuran/volume barang; 21) mother vessel, apabila ada; 22) nomor dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; 23) keterangan; dan 24) tanda tangan dan nama jelas pengangkut. . b) Bagi sarana pengangkut melalui udara: 1) nama sarana pengangkut; 2) bendera/kebangsaan; 3) nomor penerbangan; 4) nama pengangkut; 5) pelabuhan asaVpelabuhan muat; 6) pelabuhan tujuan; 7) tanggal dan jam keberangkatan; 8) jumlah Airway Bill; 9) nomor urut; . 10) nomor dan tanggal Airway Bill;
.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-2-
11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20)
nama dan alamat pengirim (shipper/supplier); nama dan alamat penerima (consignee); nama dan alamat pemberitahu (notifiJ address/notifiJ party); nom or dan merek kemasan; jumlah dan jenis kemasan; uraian barang; berat kotor (bruto); ukuran/volume barang; first carrier, apabila ada; nomor dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; 21) keterangan; dan 22) tanda tangan dan nama jelas pengangkut. c) Bagi sarana pengangkut melalui darat: 1) nomor tanda kendaraan (car registration number); 2) nama pengangkut (perseorangan/ perusahaan); 3) tempat/negara asal barang; 4) temp at tujuan; 5) tanggal keberangkatan; . 6) nomor urut; 7) nama dan alamat pengi,rim (supplier); 8) nama dan alamat penerima barang; 9) jumlah dan jenis kemasan/ peti kemas; 10) uraian barang; 11) berat kotor (bruto) dan/ atau ukuran/volume barang; 12) nomor dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; 13) keterangan; dan 14) tanda tangan dan nama jelas pengangkut. b. Outward Manifest dibuat secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokan: a) barang atau peti kemas kosong tujuan luar Daerah Pabean; b) barang atau peti kemas kosong tujuan Kawasan Bebas lain; c) barang atau peti kemas kosong tujuan temp at lain dalam Daerah Pabean; d) barang ataupeti kemas kosong asal luar Daerah Pabean yang dikeluarkan dari Kawasan Bebas menggunakan sarana pengangkut tanpa dilakukan pembongkaran lebih dahulu di pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan;
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-3e) barang atau peti kemas kosong asal luar Daerah Pabean yang dikeluarkan dari Kawasan Bebas menggunakan sarana pengangkut dengan dilakukan pembongkaran lebih dahulu di pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan; dan f) barang atau peti kemas kosong asal luar daerah pabean yang diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan atau Tempat Penimbunan Sementara lainnya di Kawasan Bebas. 1.2. melakukan pembayaran PNBP; dan 1.3. menyerahkan Outward Manifest dengan dilampiri bukti pembayaran kepada Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean;
PNBP
2. Pejabat yang Mengelola Manifes: 2.1. meneliti bukti pembayaran l'NBl'; 2.2. meneliti kelengkapan dan kebenaran elemen data Outward Manifest; 2.3. membukukan Outward Manifest ke dalam Buku Catatan l'abean (BCl' BC 1.1) dan memberikan nomor dan tanggal pendaftaran BC 1.1 pada Outward Manifest bersangkutan; 2.4. memberikan bukti penerimaan dengan mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran BC 1.1 dan menyerahkannya kepada pengangkut; 2.5. meneliti uraian barang dalam BC 1.1 dan mencatat nomor pos BC 1.1 yang uraian barangnya kurang jelas; dan 2.6. menyampaikan data pos BC 1.1 kepada l'ejabat yang memeriksa dokumen ekspor barang untuk dilakukan rekonsiliasi. B. Pada kantor pabean yang dalam pelayanan manifesnya penyimpan
menggunakan
media
data, elektronik
1. l'engangkut: 1.1. menyiapkan Outward Manifest menggunakan program manifes j mod ul pengangkut: a. Outward Manifest paling sedikit memuat elemen data: a) Bagi sarana pel)gangkut melalui laut: 1) nama sarana pengangkut; 2) benderajkebangsaan; 3) nomor pelayaran (voyage number); 4) nama pengangkut; 5) pelabuhan asalj pelabuhan muat; 6) pelabuhan tujuan; 7) tanggal dan jam keberangkatan; 8) jumlah Bill of Lading;
aplikasi
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-4-
9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22)
b)
23) 24) Bagi 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11' 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20)
21) 22)
nomor urut; nomor dan tanggal Bill of Lading; nama dan alamat pengirim (shipper/supplier); nama dan alamat penerima (consignee); nama dan alamat pemberitahu (notify address/notify party); nomor dan merek kemasan/petikemas; nomor segel kemasan/ petikemas; jumlah dan jenis kemasan/ petikemas; ukuran dan tipe kemasan/petikemas; uraian barang; berat kotor (brilto); ukuran/ volume barang; mother vessel, apabila ada; nom or dan tang gal PEB, at au dalam hal menggunakan fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; keterangan; dan nama jelas pengangkut. sarana pengangkut melalui udara: nama sarana pengangkut; bendera/kebangsaan; nomor penerbangan (flight,number); nama pengangkut; pelabuhan asaVpelabuhan muat; pelabuhan tujuan; tanggal dan jam keberangkatan; jumlah Ainuay Bill; nomor urut; nomor dan tanggal Ainvay Bill; nama dan alamat pengirim (shipper/supplier); nama dan alamat penerima (consignee); nama dan alamat pemberitahu (notify address/notify party); nomor dan merek kemasan; jumlah clan jenis kemasan; uraian barang; berat kotor (bruto); ukuran/ volume barang; first carrier, apabila ada; nomor dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; keterangan; dan nama jelas pengangkut.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-5c)
Bagi 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12)
sarana pengangkut melalui darat: nomor tanda kendaraan (car registration number); nama pengangkut (perseoranganl perusahaan); tempatl negara asal barang; temp at tujuan; tanggal keberangkatan; nomor urut; nama dan alamat pengirim (supplier); nama dan alamat penerima barang; jumlah dan jenis kemasanl peti kemas; uraian barang; berat kotor (bndo) danl atau ukuran/volume barang; nomor dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; 13) keterangan; dan 14) nama jelas pengangkut. b. Outward Manifest dibuat secara rind dalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokan: a) barang atau peti kemas kosong tujuan luar Daerah Pabean; b) barang atau peti kemas kosong tujuan Kawasan Bebas lain; c) barang atau peti kemas kosong tujuan tempat lain dalam Daerah Pabean; d) barang atau peti kemas kosong asal luar Oaerah Pabean yang dikeluarkan dari Kawasan Bebas menggunakan sarana pengangkut tanpa dilakukan pembongkaran lebih dahulu di pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan; e) barang atau peti kemas kosong asal luar Daerah Pabean yang dikeluarkan dari Kawasan Bebas menggunakan sarana pengangkut dengan dilakukan pembongkaran lebih dahulu di pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan; dan f) barang atau peti kemas kosong asal Iuar daerah pabean yang diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan atau Tempat Penimbunan Sementara lainnya di Kawasan Bebas. 1.2. melakukan pembayaran PNBP; dan 1.3. menyerahkan Media Penyimpan Data Elektronik yang berisi data Outward Manifest dan lembar pengantarnya dengan dilampiri bukti pembayaran PNBP kepada Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean;
'./
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-62. Sistem Komputer Pelayanan Manifes: 2.1. meneliti bukti pembayaran PNBPi 2.2. meneliti kelengkapan pengisian data Outward Manifest; 2.3. memberikan nomor dan tanggal pendaftaran BC 1.1i dan 2.4. mencetak tanda bukti penerimaan dengan mencantumkan
nomor
dan
tanggal BC 1.1; .
3. Pejabat Bea dan Cukai yang mengelola manifes menyerahkan tanda bukti penerimaan yang telah diberi nomor dan tanggal pendaftaran BC 1.1 kepada pengangku t; 4. Sistem Komputer Pelayanan melakukan rekonsiliasi PEB dan Pemberitahuan Pabean lainnya dengan pos BC 1.1i dan 5. Pejabat Bea dan Cukai yang mengel ala manifes meneliti uraian barang dalam BC 1.1 dan mencatat nomor pas BC 1.1 yang uraian barangnya kurang jelas. C. Pada kantor pabean yang dalam pelayanan Pertukaran Data Elektronik
manifesnya
menggunakan
Sistem
1. Pengangkut: 1.1 menyiapkan Outward Manifest menggunakan program aplikasi manifes / modul pengangkut: a. Outward Manifest paling sedikit memuat elemen data: a) Bagi sarana pengangkut melalui laut: 1) nama sarana pengangkuti 2) bendera/kebangsaan; 3) nomor pelayaran (voyage number); 4) nama pengangkut; 5) pelabuhan asal/ pelabuhan muat; 6) pelabuhan tujuani 7) tanggal dan jam keberangkatani 8) jumlah Bill of Lading; 9) nomor urut; 10) nomor dan tanggal Bill of Lading; 11) nama dan ala mat pengirim (shipper/supplier); 12) nama dan alamat penerima (consignee); 13) nama dan alamat pemberitahu (notify address/notify partY)i 14) nomor dan merek kemasan/petikemas; 15) nomor segel kemasan/ peti kemasi 16) jumlah dan jenis kemasan/peti kemas; 17) ukuran dan tipe kemasan/ peti kemas; 18) uraian barang; 19) berat kotor (brutO)i 20) ukuran/volume barangi 21) mother vessel, apabila adai
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-7..
22)
nomor dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pad a Persetujuan Ekspor; 23) keterangan; dan 24) nama jelas pengangkut. b) Bagi sarana pengangkut melalui udara: 1) nama sarana pengangkut; 2) bendera/kebangsaan; 3) nomor penerbangan (flight number); 4) nama pengangkut; 5) pelabuhan asaVpelabuhan muat; 6) pelabuhan tujuan; 7) tanggal dan jam keberangkatan; 8) jumlah Airway Bill; 9) nomor urut; 10) nomor dan tanggal Ainoay Bill; 11) nama dan alamat pengirim (shipper/supplier); 12) nama dan alamat penerima (consignee); 13) nama dan alamat pemberitahu (notify address/notify party); 14) nomor dan merek kemasan; 15) jumlah dan jenis kemasan; 16) uraian barang; 17) berat kotor (bruto); 18) ukuran/volume barang; 19) first carrier, apabila ada; 20) nomor dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan fasilitas PEB ~Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; 21) keterangan; dan 22) nama jelas pengangkut. c) Bagi sarana pengangkut melalui darat: 1) nomor tanda kendaraan (car registration number); 2) nama pengangkut (perseorangan/perusahaan); 3) tempat/negara asal barang; 4) temp at tujuan; 5) tanggal keberangkatan; 6) nomor urut; 7) nama dan alamat pengirim (supplier); 8) nama dan alamat penerima barang; 9) jumlah dan jenis kemasan/ petikemas; 10) uraian barang; 11) berat kotor (bruto) dan/ atau ukuran/volume barang;
.
t
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-8-
b.
12)
nomor
dan tanggal PEB, atau dalam hal menggunakan
13) 14)
fasilitas PEB Berkala mencantumkan nomor dan tanggal pendaftaran yang tercantum pada Persetujuan Ekspor; keterangan; dan nama jelas pengangkut.
Outward Manifest dibuat secara rinei dalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokan: a) barang atau peti kemas kosong tujuan luar Daerah Pabean; b) barang atau peti kemas kosong tujuan Kawasan Bebas lain; c) barang atau peti kemas kosong tujuan tempat lain dalam Daerah Pabean; d) barang atau peti kemas kosong asal luar Daerah Pabean yang dikeluarkan dari Kawasan Bebas menggunakan sarana pengangkut tanpa dilakukan pembongkaran lebih dahulu di pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan; e) barang atau peti kemas kosong .asal luar Daerah Pabean yang dikeluarkan dari Kawasan Bebas menggunakan sarana pengangkut dengan dilakukan pembongkaran lebih dahulu di pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan; dan f) barang atau peti kemas kosong asal luar daerah pabean yang diangkut ke Tempat Penimbunan Serhentara dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya inelalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk oleh Badan Pengusahaan Kawasan atau Tempat Penimbunan Sementara lainnya di Kawasan Bebas.
1.2. melakukan pembayaran PNBP dan menyerahkan tanda bukti pembayaran PNBP kep.ada Pejabat Bea dan Cukai yang mengelola manifes; 1.3. Mengirimkan Outward Manifest ke Komputer melalui sistem PDE;
Pelayanan
di Kantor Pabean
.
2. Sistem Komputer Pelayanan Manifes di Kantor Pabean: 2.1. meneliti bukti pembayaran PNBP 2.2. meneliti kelengkapan dqta (validasi) Outward Manifest yang dikiri~ melalui sistem PDE oleh pengangkut;., 2.3. memberikan no mar dan tanggal pendaftaran BC 1.1; d~'tt 2.4. melakukan rekonsiliasi PEB dan Pemberitahuan Pabean lainnya "dengan pos BC 1.1. 3. Pejabat yang mengelola manifes meneliti uraian barang dalam BC 1.1 dan mencatat nomor pos BC 1.1 yang uraian barangnya kurang jelas.
v
.~.'
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-9-
CONTOH PENULISAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
URAIAN BARANG PADA OUTWARD MANIFEST
Sesuai Ketentuan Gear, Nut, Bolt, Chain, Camshaft Diode, transistor, LED, IC, PCB, cable Noodle, Candy, Tea, Coffee Books, pencit pen, ink machine, Washing Refrigerator, Chair,Television Chemical product, chemicals, chemical Dyestuff, Surfactant, Soap, Toothpaste ~oods Jeans, T-shirt, undenl1ear, socks, sweater, hat Fabrics, textile Toys, Tooth brass Plastic products Television, Radio, Video player, CD player, Electrical goods, Electronics . magic jar Drilling machine, sewing machine, knitting Machinery machine, printin~ machine Screwdriver, hammer, saw, drill 'fools Blender, Juicer, Mixer, Stove, Microwave Home appliances oven Diuraikan sesuai ienis baran~ Various ~oods Diuraikan sesuai ienis baran~ Sundry goods Diuraikan sesuai ienis baran~ General cargo, general merchandise Diuraikan sesuai jenis baran~ Personal effect Diuraikan sesuai ienis baran~ Raw Material
Tidak Sesuai Ketentuan Spare parts, auto parts Electronic parts, Electric parts Foodstuff Stationery Household
MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MUL Y ANI INDRA W A TI
~
. LAMPIRAN II PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR242/PMK.042009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 47/PMK04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DAR! ,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KAWASAN
YANG
TELAH
DITUNJUK
SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS
TAT A CARA PEMASUKAN BARANGKE KAWASAN BEBAS DAN PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS
A. TATA CARA PEMASUKAN BARANG KE KAWASAN BEBAS I. PEMASUKAN BARANG DARI LUAR DAERAH PABEAN A) Penyampaian Pemberitahuan Dan Pemeriksaan Pabean
Pabean
Dengan
Menggunakan
Formulir
1. Pengusaha mengisi formulir Pemberitahuan Pabean (PPFfZ-01) secara lengkap berdasarkan dokumen pelengkap pabean, menandatangani dan membubuhkan stempel perusahaan pada formulir PPFfZ-01. 2. Pengusaha melakukan pembayaran bea masuk, dalam hal terdapat pungutan negara yangterutang.
cukai, dan pajak,
3. Pengusaha menyampaikan PPFfZ-01 dilampiri dokumen pabean, Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP).
pelengkap
4. Pejabat penerima dokumen menerima berkas PPFfZ-01 melakukan penelitian sebagai berikut: a. ada atau tidaknya pemblokiran Pengusaha dan PPJK; b. kelengkapan pengisian data PPFTZ-01; c. pencantuman Nomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos (NTP), Nomor Transaksi 'Penerimaan Negara (NTPN) dalam SSPCP; d. pembayaran bea masuk, cukai, dan pajak, dalam hal terdapat pungutan negara yang dibayar; e. pembayaran PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala untuk yang menggunakan fasilitas PNBP berkala; f. kode dan nilai tukar valuta asing yang ada dalam data NDPBM; g. surat ijin sebagai pengusaha di Kawasan Bebas; h. daftar jumlah dan jenis barang yang ditetapkan oleh Badan Pengusahaan Kawasan atau dokumen lain yang dipersamakan dengan itu yang harus ditandasahkan terlebih dahulu oleh Badan Pengusahaan Kawasan sebagai bagian dari daftar jumlah dan jenis barang yang ditetapkan; i. pos tarif yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia
(BTBMI); j.
,
bukti penerimaan jaminan, dalam hal importasi memerlukan jaminan; dan k. Nomor Pokok PPJK (NP-PPJK) serta jumlah jaminan PPJK, dalam hal menggunakan pPJK. 5. Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir 4 tidak sesuai, Pejabat penerima dokumen menerbitkan Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP).
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-2-
6. Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir 4 telah sesuai, maka Pejabat penerima dokumen. meneruskan berkas PPFTZ01 kepada Pejabat yang menangani penelitian barang larangan dan pembatasan untuk dilakukan penelitian barang larangan danl atau pembatasan. 7. Pejabat yang menangani penelitian larangan dan pembatasan melakukan penelitian barang larangan atau pembatasan: 7. 1. dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang tidak terkena ketentuan larangan atau pembatasan, meneruskan berkas PPFTZ01 kepada Pejabat penerima dokumen untuk: 7. 1. 1. diberikan nomor pendaftaran; dan 7. 1.2. diteruskan kepada Pejabat pemeriksa dokumen. 7.2. dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang terkena ketentuan larangan atau pembatasan, dilakukan penelitian pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan berdasarkan dokumen pelengkap pabean, dan ditindaklanjuti sebagai berikut: 7.2. 1. dalam hal hasil penelitian menunjukkan ketentuan larangan atau pembatasan belum dipenuhi, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan menerbitkan Nota Pemberitahuan Barang Larangan atau Pembatasan (NPBL) dengan tembusan kepada unit pengawasan. 7.2.2. dalam hal hasil penelitian menunjukkan ketentuan larangan atau pembatasan telah dipenuhi, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan meneruskan berkas PPFTZ-Ol kepada Pejabat penerima dokumen untuk: 7.2.2. 1. diberikan nomor pendaftaran PPFTZ-01; dan 7.2.2.2. diteruskan kepada Pejabat pemeriksa dokumen. 7.2.3. apabila ,dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan NPBL Pengusaha tidak menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan maka Pejabat penerima dokumen menerbitkan NPP. 8. Dalam hal terhadap barang tidak dilakukan pemeriksaan fisik, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pengeluaran barang dari Kawasan Pabean clan mengirimkannya kepada Pengusaha.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
..3-
9. Dalam hal terhadap barang dilakukan pemeriksaan fisik: 9. 1. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan Surat Pemeriksaan Fisik (SPF) serta mengirimkannya kepada Pengusaha. 9.2. Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan pemeriksaan fisik kepada PeJabat. pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling larna 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPF. 9.3. Pejabat pemeriksa barang menerima invo~ce/packing list dan instruksi pemeriksaan dariPejabat pemerikS~ d6kumen. 9.4. Pejabat pemeriksa barang melakukan Pemeriksaan Fisik barang dan mengambil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) danmembuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik)dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LHP dan BAP Fisik kepada Pejabat pemeriksadokumen. 9.5. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan seger a berkoordinasi dengan Pejabat pemeriksa dokumen. 9.6. Pejabat pemeriksa dokumenmenerima LHP dan BAP Fisik, untuk dilakukan penelitian. 9.7. Dalam hal diperlukan uji laboratorium, Pejabat pemeriksa dokumen mengirimkancontoh barang dan invoice/packing list ke laboratorium. 9.8. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik dan hasil uji laboratorium menunjukkan kesesuaian dengan pemberitahuan, serta ketentuan larangan dan pembatasan telah dipenuhi, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan $PPB dan menyampaikannya kepada pengusaha. 9.9. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan tidak sesuai dan tidak ada tindak lanjut dari unit pengawasan, Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian tarif dan nilai pabean, serta pemenuhan ketentuan tentang larangan/ pembatasan. 9.10. Berdasarkanpenelitiansebagaimana dimaksud pada butir 9.9: 9.10.1. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPTNP kepada Pengusaha dalam hal terdapat kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, dan pajak, dengan tembusan kepada Pejabat yang menangani urusan penagihan. 9.10.2. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan NPBL dalam hal ditemukan barang yang terkena ketentuan larangan atau pembatasan. 9.10.3. Pengusaha melakukan pelunasan pembayaran bea masuk, cukai, pajak, dan sanksi administrasi berdasarkan SPTNP serta menyerahkan persyaratan yang terkait dengan ketentuan larangan atau pembatasan berdasarkan NPBL.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-4-
9.11.
Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB setelah pengusaha memenuhipelunasan pembayaran bea masuk, cukai, pajak, dan sanksi adininistrasi serta pemenuhan ketentuan larangan ataupembatasan. B) I' enyampaian Pemberitahuan Pabean Dengan Menggunakan Media PenyimpaJ) Data. Elektronik Dan Pemeriksaan 1'abean 1. 1'engusaha menyiapkan 1'emberitahuan 1'abean (1'1'1'TZ-01) dengan menggu.nakan program aplikasi 1'1'FTZ-Ol, berdasarkan dokumen pelengkap pabean. 2. Pengusaha melakukan,pembayaran-bea mas uk, cukai, pajak, dalam hal terdapat pungutan negarayang teritutang. 3. 1'engusaha menyampaikanke Kantor 1'abean hasiI cetak 1'PFTZ-Ol dalam rangkap 3 (tiga), media .penyimpan data elektronik, dan dokumen pelengkap pabean, dania tau SS1'CP. 4. Pejabat penerima dokumen menerima berkas 1'1'1'1'Z-01, dan memeriksa kesesuaian hasil cetak 1'PF1'Z-01 dengan data dalam media penyimpan data elektronik. 5. 1'ejabat penerima dokumenmengunggat_1 (upload) data dari media penyimpan data ke SKPKantor PabeaIt, kemudian mengembalikan media penyimpan data elektronik kepada Pengusaha. 6. 1'ejabat penerima dokumen melakukan penelitian sebagai berikut: a. ada atau tidaknya pembldkiran f'>engusaha dan 1'1'JK; b. pencantuman Nomer 1'rans'aksi13ank (Nl'13)/Nomor 1'ransaksi Pos (NIl'», Nomer 1'ransaksi 1'enedmaan Negara (N1'1'N) dalam SSPC1'; c. pembayaran bea mas uk, cukai,dan pajak, dalam hal terdapat pungutan negara yang dibaya;:; . d. pembayaranPNB1' dan/ atau rekapitullisi pembayaran 1'NB1' berkala untukY21l1g menggunakanfasiIitas PNBP berkala; e. surat ijin sebagai pengusaha di Kawasan Bebas; f. daftar jumlah dan jeriis barang yang ditetapkan oleh Badan PengusahaanKawascm atau dokurnen lain yang dipersamakan dengan itu yang harus' ditanda..sahkan terlebih dahulu oleh Badan Pengusahaan Ka'wasan sebagai bagian dari d41ftar jumlah dan jenis . barang yang ditetapkan; g. bukti penerirnaan jarninan, dalam hal memerlukan jaminan; dan h. Nomer 1'okok 1'PJK (NP;'1'PJK) serta juqliah jaminan 1'1'JK, bila rnenggunakan 1'PJI<. 7. Pejabat penerima do~umen merekam hasil penelitiannya ke dalam SKI'. . 8. SKI' menerlma dataPPFTZ-Ol dan melakJkan penelitian tentang: 8.1. kelengkapan pengisian data 1'1'FTZ-01; 8.2. kode dan niIai tukar valuta asing 'ada dalam data ND1'BM; 8.3. pos tarif tercanturn dalam BTBMI; 1 .
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-5-
9. Dalam hal hasil penelitian Pejabat penerima dokumen dan SKP tidak sesuai: 9.1. Pejabat penerima dokumen menerbitkan Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP) dengan menggunakan SKP; 9.2. Pengusaha melakukan perbaikan data PPFTZ-Ol dan melengkapi kekurangan persyaratan sesuai NPP, serta menyampaikan kembali ke Kantor Pabean. 10. Dfilam hal pengisian data PPFTZ-Ol telah sesuai danl atau pencocokkan bukti pembayaran bea masuk, cukai, pajak dan PNBP telah sesuai, SKP melakukan penelitian tentang pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan berdasarkan data PPFTZ-Ol. 11. Hasil penelitian menunjukkan barang tidak terkena ketentuan ,larangan atau pembatasan, SKP melakukkan kegiatan: 11.1. memberikan nomor pendaftaran PPFTZ-01; dan 11.2. meneruskan data PPFTZ-Ol ke Pejabat pemeriksa dokumen. 12. Dalam hal hasil penelitian SKP menunjukkan perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan ketentuan larangan atau pembatasan, SKP meneruskan data PPFTZ-Ol kepada Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan untuk dilakukan penelitian.
,
13. Pejabat yang menangani penelitian larangan atau pembatasan melakukan penelitian barang larangan atau pembatasan dan pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan berdasarkan dokumen pelengkap pabean. 14.I-lasil penelitian Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan menunjukkan: 14.1. ketentuan lm'angan dan pembatasan belum dipenuhi, Pejabat . yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan merekam hasil penelitian untuk selanjutnya SKP menerbitkan NotaPemberitahuan Barang Larangan atau Pembatasan (NPBL) dengan tembusan kepada unit pengawasan. 14.2. ketentuan larangan atau pembatasan telah dipenuhi, Pejabat . yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan: 14.2.1. merekam hasil penelitian ke dalam SKP untuk diterbitkan nomor pendaftaran PPFl'Z-Ol; dan 14.2.2. meneruskan data PPFTZ-01 ke Pejabat pemeriksa dokumen. 15. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan NPBL Pengusaha tidak menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan maka pejabat penerima dokumen menerbitkan NPP dengan menggunakan SKP. 16. Dalam hal terhadap barang tidak dilakukan pemeriksaan fisik Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB dan mengirimkannya kepada pengusaha.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-6:'
17. Dalam hal barang dilakukan pemeriksaan fisik: 17.1. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan
5urat Pemeriksaan
Fisik (5PF) serta mengirimkannya kepada Pengusaha.
.
17.2.
Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan pemeriksaan fisik kepada Pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal 5PF. 17.3. Pejabat Pemeriksa Barang menerima invoice/packing list dan instruksi pemeriksaan dari Pejabat pemeriksa dokumen. 17.4. Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang dan mengambil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik). 17.5. Pejabat pemeriksa barang merekam LHP ke dalam 5KP dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LI-IP dan BAP Fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen. 17.6. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan segera berkoordinasi dengan Pejabat pemeriksa dokumen. 17.7. Pejabat pemeriksa dokumen menerima LHP dan BAP Fisik, untuk dilakukan penelitian. 17.8. Dalam hal diperlukan uji laboratorium, Pejabat pemeriksa dokumen mengirimkan contoh barang dan invoice/packing list ke laboratorium. 17.9. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik dan hasH uji laboratorium menunjukkan kesesuaian dengan pemberitahuan, serta ketentuan larangan dan pembatasan telah dipenuhi, Pejabat
. pemeriksa
dokumen
menerbitkan
5PPB dan mengirimkannya
kepada pengusaha. 17.10. Dalam hal hasH penelitian menunjukkan tidak sesuai dan tidak ada tindak lanjut dari unit pengawasan, pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian tarif dan nilai pabean, serta pemenuhan ketentuan tentang larangan/ pembatasan. 17.11. Berdasarkan ,peneJitian sebagaimana dimaksud pada butir 17.10: dokumen menerbitkan 5P'fNP 17.11.1. Pejabat pemeriksa kepada Pengusaha dalam hal terdapat kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, dan pajak, dengan tembusan kepada pejabat yang menangani penagihan. 17.11.2. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan NPBL dalam hal ditemukan barang yang terkena ketentuan larangan/ pembatasan.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
.
-7-
17.12. Pengusaha melakukan pelunasan pembayaran bea masuk, cukai, PDRI, dan sanksi administrasi serta menyerahkan persyaratan yang terkait dengan ketentuan larangan atau pembatasan. 17.13. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB setelah melakukan penelitian tentang pelunasan pembayaran bea masuk, cukai, pajak, dan sanksi administrasi serta pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan, serta menyampaikan kepada pengusaha. C) Pengeluaran Barang Dari Kawasan Pabean 1. Pejabat mengawasi pengeluaran barang dari Kawasan Pabean oleh pengusaha berdasarkan SPPB. 2. Pengusaha menerima SPPB yang diberikan catatan oleh pejabat yang mengawasi pengeluaran barang. II.
PEMASUKAN BARANG DARI TEMPAT PENIMBUNAN DARI KAWASAN BEBAS LAIN.
BERIKAT ATAU
A) Penyampaian Pemberitahuan Pabean Dengan Tulisan di atas Formulir dan Pemeriksaan Pabean 1. Dalam hal barang berasal dari Tempat Penimbunan Berikat, Pengusaha menyiapkanPemberitahuan Pabean (PPFTZ-02) dengan mengisi secara lengkap dan benar berdasarkan dokumen pelengkap pabean. 2. Dalam hal barang berasal dari Kawasan Bebas lain, Pengusaha menyiapkan Pemberitahuan Pabean (PPFTZ-02) yang digunakan sebagai dokumen pemberitahuan pabean pengeluaran dari Kawasan Bebas asal dan telah ditandasahkan oleh Pejabat di Kawasan Bebas asal, beserta dokumen pelengkap pabean. 3. Pengusaha menyampaikan PPFTZ-02 dan dokumen pelengkap pabean ke Kantor Pabean. 4. Pejabat penerima dokumenmenerima berkas PPFTZ-02 kemudian melakukan penelitian sebagai berikut: a. ada atau tidakny;a pemblokiran Pengusaha dan PPJK; b. kelengkapan pengisian data PPFTZ-02; c. perhitungan bea masuk, cukai, dan pajak; d. pembayaran PNBP dan! atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala untuk yang menggunakan fasilitas PNBP berkala; e. kesesuaian PPFTZ-02 dengan pemberitahuan pabean pengeluaran barang dari Tempat Penimbunan Berikat asal; f. kesesuaian PPFTZ-02 dengan BC 1.1; g. kode dan nilai ttikar valuta aSing ada dalam data NDPBM; h. pos tarif tercantum dalam BTBMI; i. bukti penerimaan jaminan, dalam hal memerlukan jaminan; dan
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-8-
J.
Pokok PPJK (NP-PPJK) dan jumlah jaminan PPJK, dalam hal menggunakan pPJK. 5. Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir 4: a. tidak sesuai, maka pejabat penerim(i dokumen menerbitkan Nota Pemberitahuan Penolakan, (NPP). b. sesuai dengan yang tertera pada PPFTZ-02, maka pejabat penerima dokumen memberikan nomor pendaftaran dan meneruskan kepada pejabat pemeriksa dokumen. 6. Dalam hal pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Bebas lainnya ditetapkan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB dan menyampaikannya kepada pengusaha. 7. Dalam hal pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Bebas lainnya ditetapkan hams dilakukan pemeriksaan fisik: 7. 1. pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan Suiat Pemeriksaan Fisik (SPF) serta mengirimkannya kepada Pengtisaha. 7.2. Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan pemeriksaan fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3' (tiga) hari kerja setelah tanggal SPF. 7.3. Pejabat pemeriksa barang menerima invoice/packing list dan instruksi pemeriksaan dari pejabat pemeriksa dokumen. 7.4. Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang dan mengambil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik) dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LHP dan BAP Fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen. 7.5. Dalam hal diperlukan, unit penga.wasan segera berkoordinasi dengan pejabat pemeriksa dokumen. 7.6. Pejabat pemeriksa dokumen menerima LHP dan BAP Fisik, untuk dilakukan penelitian. 7.7. Dalam hal diperlukan uji laboratorium, pejabat pemeriksa dokumen mengirimkan contoh barang dan invoice/packing list ke laboratorium. 7.8. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik dan hasil uji laboratorium menunjukkan kesesuaian dengan pemberitahuan, pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pengeluaran dari Kawasan Pabean dan menyampaikannya kepada pengusaha. 7.9. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan tidak sesuai, diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku. Nomor
.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-9B) P enyampaian Pemberitahuan Pabean Melalui Media Penyimpan data Elektronik dan Pemeriksaan Pabean 1. Dalam hal barang berasal dari Tempat Penimbunan Berikat, Pengusaha menyiapkan Pemberitahuan Pabean (PPFfZ-02) dengan mengisi secara lengkap dan benar berdasarkan dokumen pelengkap
2.
3. 4. 5. 6.
7. 8.
pabean. . Dalam hal barang berasal dari Kawasan Bebas lain, Pengusaha menyiapkan Pemberitahuan Pabean (F'PFTZ-02) yang digunakan sebagai dokumen pemberitahuan pabean pengeluaran dari Kawasan Bebas asal dan telah ditandasahkan oleh Pejabat di Kawasan Bebas asal, beserta dokumen pelengkap pabean. Pengusaha menyampaikan ke Kantor Pabean Pemberitahuan Pabean dalam rangkap 3 (tiga), media penyimpan data elektronik, dan dokumen pelengkap pabean. Pejabat penerima dokumen pada Kantor Pabean menerima berkas PPFTZ-02, dan memeriksa kesesuaian hasil cetak PPFfZ-02 dengan data dalam media penyimpandata elektronik. Pejabat penerima dokumen mengunggah (upload) data dari media penyimpan data ke SKP Kantor Pabean, dan mengembalikan media penyimpan data elektronik kepada Pengusaha. Pejabat penerima dokumen melakukan penelitian sebagai berikut: a) ada atau tidaknya pemblokiran terhadap pengusaha dan PPJK; b) perhitungan Bea Masuk, Cukai, pajak; c) pembayaran PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala untuk yang menggunakan fasilitas PNBP berkala; dan d) k esesuaian Pemberitahuan Pabean dengan pemberitahuan pabean pada saat pengeluaran barang dari Tempat Penimbunan Berikat asal. Pejabat penerima dokumen merekam hasil penelitiannya ke dalam SKP. SKP menerima data PPFTZ-02 dan melakukan penelitian sebagai berikut: a. kelengkapan pengisian dataPPFTZ-02; b. kode dan nilai tukar valuta asing ada dalamdata NDPBM; c. kesesuaian PPFTZ-02 denganBC 1.1; , d. pos tarif tercantum dalam BTBMI; e. bukti penerimaan jaminan, dalam halmemerlukan jaminan; dan f. Nomor Pokok PPJK (NP-PPjK) sertajumlah jaminan PPJK, dalam
hal menggunakan pPJK.
.
9. Dalam hal pengisian data PPFfZ-02 dan pencocokan bukti pembayaran PNBP telah sesuai, SKP meJl\erbitkan nomor pendaftaran PPFTZ-02 dan meneruskan data PPFYZ-02 ke pejabat pemeriksa dokumen.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-10-
10. Dalam hal hasil penelitianp~jabat p~nerima dokumen sebagaimana dimaksud pada butir ~ dan pengisian data !'>PFTZ-02 sebagaimana dimaksud pada butir 8 tidak sesuai: 10.1. Pejabat penerinla dokumen menerbitkan ,Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP) dengan menggunakan SKP; 10.2. Pengusaha melakukan perbaikan. data PPFTZ-02 dan melengkapi kekurangan per~yaratan. sesuai NPP, lalu menyampaikan kembali ke Kan,tm; P(ibean. 11. Dalam hal pemasukan barang ke Kawasal1, Bebas dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Bebas lainnya ditetapkan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, pejabat pemeri,ksa dokumen menerbitkan SPPB dan mengirimkannya kepada Pengusaha. 12. Dalam hal pemasukan barangke Kawasan; Bebas dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Bebas lainnya ditetapkan harus dilakukan
12.1. 12.2.
12.3.
12.4.
12.5.
.
12.6.. 12.7. 12.8.
12.9.
pemeriksaan
fisik:.
..
.
Pejabat pemeriksa dokumen,.II}<::nerbitkan Surat Pemeriksaan Fisik (SPF) serta mengidmkannya kepada pengusaha. Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan pemeriksaan fisik kepada pejabat peIl}er,iksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3' (tiga) hari kerj~ setelah tanggal SPF. Pejabat pemedksa baraIlg menerima invoice/packing list dan instruksi pemedksaan d?U'i pejabat yang menangani pelayanan pabean. . Pejabat pemeriksa barangmelakuk~n pemeriksaan fisik barang dan mengamqil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan(LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik). Pejabat pemedksa barang merekam LI-IP ke dalam SKI'>dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim Ll 11' dan BAP Fisik kepada pejabatpel1}eriksa dokumen. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan: segera berkoordinasi dengan pejabat pem,eriksa dok,uInel'\' Pejabat pemeriksa dokumgp ,nienerima ,1,111' dan BAP Fisik, untuk dilaktikan penelitian. , Dalam hal diperlukan uj~. laboratoriurn' pejabat pemeriksa dokumen mengirimkan c{)ntotl.bar9-ng dan invoice/packing list ke laboratorium. . Dalam hal hasil pemeriksa~n fisik clan hasil uji laboratorium menunju kkan kesesuaiap' dengan pembedtahuan, pejabat pemeriksa dokumen. meriQrbgk~n SPP]~ sebagai persetujuan pengeuaran barangq~.flm~nyampaikanJ~epada pengusaha. Dalam hal hasil penelitian m~nur\j.J.1kkan tidak sesuai, diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku. ..,,'
"j
12.10.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-11-
C) Pengeluaran Barang Dari Kawasan Pabean 1. Pengusaha menyerahkan pengeluaran barang.
SPPB kepada
pejabat yang mengawasi
2. Pejabat yang mengawasi pengeluaran barang membuka segel kemasan barang/ peti kemas dan mengawasi pengeluaran barang dari Kawasan Pabean oleh pengusaha berdasarkan SPPB. 3. Pengusaha menerima SPPB yang diberikan catatan oleh Pejabat yang mengawasi pengeluaran barang. D) Pasca Persetujuan Pengeluaran Barang
1. Pejabat menyampaikan lembar copy PPFTZ-02 kepada Kantor Pabean yang mengawasi Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Bebas asal barang untuk dilakukan rekonsiliasi. 2. Pejabat yang mengelola manifes melakukan penutupan Pos BC 1.1 atas PPFTZ-02 yang telah diselesaikan. III.
PEMASUKAN
DARI TEMP AT LAIN DALAM DAERAH PABEAN.
A) Penyampaian Pemberitahuan Pabean dengan Tulisan di atas Formulir dan Pemeriksaan Pabean 1. Pengusaha menyiapkan Pemberitahuan Pabean (PP-FTZ.03) dengan mengisi formulir secara lengkap, berdasarkan dokumen pelengkap pabean. 2. Pengusaha menyampaikan PPFTZ-03, dan dokumen pelengkap pabean. 3. Pejabat penerima dokumen menerima berkas PPFTZ-03 melakukan °penelitian kelengkapan pengisian data PPFTZ-03; 4. Dalam hal pengisian data tidak lengkap, pejabat penerima dokumen mengembalikan dokumen PPFTZ-03. 5. Dalam hal pengisian data PPFTZ-03 telah lengkap, Pejabat penerima dokumen memberikan nomor pendaftaran. 6. Pejabat penerima dokumen menyerahkan copy PPFTZ-03 kepada Pengusaha untuk disetujui/ di-endorse PejabatDiljen Pajak. 7. Pengusaha menyerahkan PPFTZ-03 yang telah disetujui/ di-endorse Pejabat Ditjen Pajak, kepada Pejabat yang .., me:ngawasi pengeluaran
barang dari Kawasan Pabean. 8. Pengusaha mengeluarkan barang dari Kawasan Pabean berdasarkan PPFTZ-03 yang telah disetujui/di-endorse PejabatDiljen Pajak. 9. Pejabat mengawasi pengeluaran barang dari Kawasan Pabean oleh Pengusaha berdasarkan PPFTZ-03. 10. Pengusaha menerima PPFTZ4J3 yang diberikan' catatan olch pejabat yang mengawasi pengeluaran barangdari Kawasan Pabean.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
-12-
B) P enyampaian Pemberitahuan Pabean Elektronik dan Pemeriksaan Pabean 1. Pengusaha menyiapkan menggunakan program
Melalui
Media Penyimpan
Data
Pemberitahuan Pabean (PPFTZ-03) dengan aplikasi PPFTZ-03, berdasarkan dokumen .
pelengkap pabean. 2. Pengusaha menyampaikan rangkap 3 (tiga), media pelengkap pabean.
ke Kantor Pabean PPFTZ-03 dalam penyimpan data elektronik, dokumen
3. Pejabat penerima dokumen pada Kantor Pabean menerima berkas PPFTZ-03, dan memeriksa kesesuaian hasH cetak PPFTZ-03 dengan data dalam media penyimpan data elektronik.
4. Pejabat penerima dokumen mengunggah
(upload) data dari media penyimpan data ke SKP Kantor PaDean, kemu.'dian mengembalikan media penyimpan dataelektronikkepada Pengu~aha.
5. SKP menerima data PPFTZ-03 dan melakukan penelitian kelengkapan pengisian data PPFTZ-03: 5.1. dalam hal pengisian tidak ~engkap, Pejabat penerima dokumen mengembalikan kepada pengusaha untuk dHengkapi. 5.2.
dalam hal pengisian lengkap, P.ejabatr-penerima dokumen membubuhkan nomor pendaftarandari SKP ke hasH cetak PPFTZ-03 dan menyerahkancopy PPFTZ-03 kepada pengusaha untuk disetujuij di-endorse Pejabat Ditjen Pajak.
6. Pengusaha menyerahkan PPFTZ..03 yang telah disetujuij di-endorse Pejaqat Ditjen Pajak kepada Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi pengeluaran barang. 7. Pengusahamengeluarkan barang dari Kawasam Pabean berdasarkan PPFTZ-03 yang telahdisetujuij di-endorse Pejabat Ditjen Pajak.
.8.
Pejabat mengawasi
pengeluaran
barang dari KaWasan Pabean oleh
Pengusaha berdasarkan PPFTZ-03.
.
9. Pengusaha menerima PPFTZ-03 yangdiberikan yang mengawasi pengeluaran barang.
catatan oleh Pejabat
B. TAT A CARA PENGELUARAN BARANG DARI KAW ASAN BEBAS I. PENGELUARAN
PABEAN
BARANG
TEMP AT
LAIN
DALAM
DAERAH
~
A) Penyampaian. Pemberitahuan dan Pemeriksaan Pabean .
KE
Pabean Dengan Tulisan Di Atas Formulir
<>
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-13-
1. Pengusaha mengisi formulir Pemberitahuan Pabean dengan lengkap berdasarkan dokumen pelengkap pabean. 2. Pengusaha Penerimaan
melakukan pembayaran bea masuk, Negara Bukan Pajak (PNBP).
(PPFTZ-Ol)
cukai, pajak, dan
3. Pengusaha menyampaikan PPFTZ-01, dokumen pelengkap pabean, Surat Setoran Pabean, Cukai, dan. Pajak (SSPCP) atau Surat Setoran Pajak (SSP), surat keputusan pembebasan/keringanan bea masuk dan/ atau PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, bukti pembayaran PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala untuk menggunakan fasilitas PNBP berkala, dokumen pemesanan pita cukai untuk Barang Kena Cukai (BKC) yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai, dan izin/ rekomendasi dari instansi terkait ke Kantor Pabean. 4. Pejabat penerima dokumen menerima berkas PPFTZ-Ol kemudian melakukan penelitian terhadap: a. ada atau tidaknya pemblokiran Pengusaha dan PPJK; b. kelengkapan pengisian data PPFTZ-Ol; c. pencantuman Nomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos (NTP) dan/ atau Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dalam SSPCP; d. pembayaran bea mas uk, cukai, dan PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22; e. pembayaran PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala untuk yang menggunakan fasilitas PNBP berkala; f. kesesuaian PPFTZ-01 dengan pemberitahuan pabean pada saat pemasukan ke Kawasan Bebas dalam hal barang berasal dari luar Kawasan Bebas; g. kode dan nilai tukar valuta asing yang ada dalam data NDPBM; h. pos tarif yang. tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI); . 1. Pengusaha memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK), selain importasi pertama atau Pengusaha yang dikecualikan dari NIK; j. bukti penerimaan jaminan, dalam hal importasi memerlukan jaminan; dan k. Nomor Pokok PPJK (NP-PPJK) dan jurnIahjaminan PPJK, dalam hal menggunakan pPJK. 5. Dalam hal hasil penelitian .sebagaimana dimaksud pada butir 4 tidak sesuai Pejabat penerima dokumen menerbitkan Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP).
"
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-14-
6. Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir 4 telah sesuai dengan yang tertera pada PPFTZ-01, maka l'ejabat penerima dokumen meneruskan berkas l'PFTZ-01 kepada l'ejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan . untuk
dilakukan penelitian barang larangan atau pembatasan.
7. l'ejabat yang menangani penelitian larangan atau pembatasan me1akukan penelitian barang larangan atau pembatasan. 7.1. dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang tidak terkena ketentuan larangan atau pembatasan, meneruskan berkas l'PFTZ-01 kepada Pejabat penerima dokumen untuk: a) diberikan nomor pendaftaran; dan b) diteruskan kepada l'ejabat pemeriksa dokumen. 7.2. dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang terkena ketentuan larangan atau pembatasan, dilakukan penelitian dokumen yang dipersyaratkan: 7.2.1. dalam hal hasil penelitian menunjukkan ketentuan larangan atau pembatasan belum dipenuhi, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan menerbitkan Nota Pemberitahuan Barang Larangan atau Pembatasan (NPBL) dengan tembusan kepada unit pengawasan. pengusaha menyerahkan dokumen yang 7.2.2. dipersyaratkan dilampiri dengan hasil cetak NPBL kepada Pejabat pemeriksa dokumen. dalam hal hasil penelitian menunjukkan dokumen 7.2.3. yang dipersyaratkan te1ah dipenuhi, l'ejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan meneruskan berkas Pl'FTZ-01 kepada Pejabat penerima dokumen untuk: a) diberikan nomor pendaftaran; dan b) diteruskan kepada l'ejabat pemeriksa dokumen. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kelia setclah 7.2.4. tanggal penerbitan NPBL Pengusaha tidak menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan maka l'ejabat penerimadokumen menerbitkan Nl'l'. 8. Dalam ha1 pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke temp at lain dalam Daerah l'abean ditetapkan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pemuatan barang dan mengirimkannya kepada Pengusaha. 9. Dalam hal pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke tempat lain dalam Daerah l'abean ditetapkan harus dilakukan pemeriksaan fisik: 9. 1. l'ejabat pemeriksa dokumen menerbitkan Surat l'emeriksaan Fisik (SPF) serta mengirimkannya kepada Pengusaha.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
-15-
9.2.
9.3. 9.4.
9.5. 9.6. 9.7.
9.8.
9.9.
Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan pemeriksaan fisik kepada Pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPF. Pejabat Pemeriksa Barang menerima invoice/packing list dan instruksi pemeriksaan dari Pejabat pemeriksa dokumen. Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang dan mengambil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik) dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LHP dan BAP Fisik kepada Pejabat pemeriksa dokumen. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan segera berkoordinasi dengan Pejabat pemeriksa dokumen. Pejabat pemeriksa dokumen menerima LHP dan BAP Fisik, untuk dilakukan penelitian. Dalam hal diperlukan uji laboratorium, Pejabat pemeriksa dokumen mengirimkan contoh barang dan invoice/packing list ke laboratorium. Dalam hal hasil pemeriks~an fisik dan hasil uji laboratorium serta penelitian tarif dan nilai pabean menunjukkan kesesuaian dengan pemberitahuan, dan bea masuk, cukai, pajak, dan sanksi administrasi telah dilunasi, serta ketentuan larangan dan pembatasan telah dipenuhi, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan tidak sesuai dan tidak ada tindak lanjut dari unit pengawasan, Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian tarif dan nilai pabean, serta pemenuhan ketentuan tentang laranganj pembatasan. Berdasarkan penelitian sebagaimana tersebut: 9.9.1. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPTNP kepada Pengusaha dalam hal terdapat kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, dan PDRI, dengan tembusan kepada Pejabat yang menangani urusan penagihan. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan NPBL 9.9.2. dalam hal ditemukan barang yang terkena ketentuan larangan atau pembatasan. Pengusaha menerima respons SPTNP dan NPBL 9.9.3. untuk barang yang terkena ketentuan larangan atau pembatasan, kemudian melakukan pelunasan pembayaran bea masuk, cukai, PDRI, dan sanksi administrasi serta menyerahkan persyaratan yang terkait dengan ketentuan larangan atau pembatasan.
.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-16-
10. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPP13 sebagai persetujuan pemuatan barang setelah melakukan penelitian tentang pelunasan pembayaran bea masuk, cukai, PPN atau PPN dan Pajak Penjualan atas 13arang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, dan sanksi administrasi serta pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan. B) P enyampaian Pemberitahuan Pabean Elektronik dan Pemeriksaan Pabean 1. Pengusaha menyiapkan menggunakan program pelengkap pabean.
berkala.
Media Penyimpan
Data
Pemberitahuan Pabean (PPFTZ.01) dengan aplikasi PPFTZ-01, berdasarkan dokumen
2. Pengusaha melakukan pembayaran Bank Devisa PersepsijPos Persepsi. 3. Pengusaha pembayaran
Melalui
bea masuk, cukai, pajak melalui
melakukan pembayaran PN13P dan/ atau rekapitulasi PNBP berkala untuk yang menggunakan fasilitas PNBP .
4. Pengusaha menyampaikan ke Kantor Pabean PPFTZ-01 dalam rangkap 3 (tiga), media penyimpan data elektronik, dokumen pelengkap pabean, SSPCP dan/ atau surat keputusan pembebasan/keringanan 13M dan/ atau pajak, bukti pembayaran PN13P dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala, dokumen pemesanan pita cukai untuk BKC yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai, dan izin/ rekomendasi dari instansi teknis. 5. Pejabat penerima dokumen pada Kantor Pabean menerima berkas PPFT~-Ol, lalu memeriksa kesesuaian hasil cetak PPFTZ-01 dengan data dalam media penyimpan data elektronik. 6. Pejabat penerima dokumen mengunggah (upload) data dari media penyimpan data ke SKP Kantor Pabean, kemudian mengembalikan media penyimpan data elektronik kepada Pengusaha. 7. Pejabat penerima dokumen melakukan penelitian ada atau tidaknya pemblokiran terhadap Pengusaha dan PP]K, meneliti pencantuman
NTB/NTP
dan/ atau
NTPN
dalam
SSPCP
serta
mencocokkan
bukti
pembayaran bea masuk, cukai, PDRI dan PN13P dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala, kesesuaian PPFTZ-01 dengan Pemberitahuan Pabean pada saat pemasukan ke Kawasan Bebas dalam hal barang berasal dari luar Kawasan Bebas lalu merekam hasil penelitiannya ke dalam SKP. 8. SKI) menerima beriku t: a. kelengkapan
data PP1'TZ-01 dan melakukan pengisian data PPFTZ-01;
penelitian
sebagai
.
.'
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-17-
b. kode dan nilai tukar valuta asing ada dalam data NDPBM; c. pos tarif tercantum dalam BTBMI; d. Pengusaha memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK), selain importasi pertama atau Pengusaha yang dikecualikan dari NIK; e. bukti penerimaan jaminan, dalam hal importasi memerlukan
jaminan; dan f. Nomor Pokok PPJK (NP-PPJK) dan jumlah jaminan PPJK, dalam hal menggunakan pPJK. 9. Dalam hal hasil penelitian Pejabat penerima dokumen dan SKI"' menunjukkan tidak sesuai dan/ atau tidak lengkap: 9.1. Pejabat penerima dokumen menerbitkan Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP) dengan menggunakan SKP; 9.2. Pengusaha melak.ukan perbaikan data PPFTZ-01 dan melengkapi kekurangan persyaratan sesuai NPP, lalu menyampaikan kembali ke Kantor Pabean. 10. Dalam hal pengisian data PPFTZ-Ol' telah lengkap dan pencocokan bukti pembayaran bea masuk, cukai, PPN atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala telah sesuai, SKP melakukan penelitian ten tang pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan. 11. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang tidak terkena ketentuan larangan atau pembatasanatau ketentuan larangan atau pembatasan telah dipenuhi, SKI"' memberikan nom or pendaftaran PPFTZ-Ol dan meneruskan data Pemberitahuan Pabean ke Pejabat pemeriksa dokumen. 12. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang perlu penelitian lebih lanjut' terkait dengan ketentuan larangan atau pembatasan, SKI"' meneruskan data PPFTZ-Ol kepada" Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan untuk dilakukan penelitian. 13. Dalamhal hasil penelitian menunjukkan barang termasuk dalam ketentuan larangan dan pembatasan, Pejabat yang menangani penclitian barang larangan atau pcmbatasan melakukan pcnelitian
dokumcn yang dipersyaratkan: 13.1.
13.2.
"
Dalam hal hasil penelitian menunjukkan dokumen yang dipersyaratkan belum dipenuhi, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pcmbatasan merekam hasil penelitian untuk selanjutnya SKP menerbitkan Nota Pemberitahuan Barang Larangan atau Pembatasan (NPBL) dengan tembusan kepada unit pengawasan. Pengusaha menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan dilampiri dengan NPBL kepada Pejabat yang menangani penelitian barang Iarangan atau pembatasan.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
-18-
13.3.
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan NPBL Pengusaha tidak menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan maka pejabat penerima dokumen menerbitkan NPP dengan menggunakan SKP. 13.4. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan dokumen yang dipersyaratkan telah sesuai, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan merekam dokumen yang dipersyaratkan ke dalam SKP selanjutnya untuk diterbitkan nomor pendaftaran Pemberitahuan Pabean dan diteruskan ke Pejabat pemeriksa dokumen. 14. Dalam hal pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke tempat lain dalam Daerah Pabean tidak dilakukan Pemeriksaan Fisik, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pemuatan barang dan mengirimkannya kepada pengusaha.. 15. Dalam hal pengeluaran barang dari kawasan bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dilakukan Pemeriksaan Fisik: 15.1. Pejabat pemeriksa dokum~n menerbitkan Surat Pemeriksaan Fisik (SPF) serta mengirimkannya kepada Pengusaha. 15.2. Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan pemeriksaan fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPF. 15.3. Pejabat pemeriksa barang menerima invoice/packing list dan instruksi pemeriksaan dari pejabat yang menangani pelayanan pabean. 15.4.
.Pejabat
pemeriksa
barang
melakukan
pemeriksaan
fisik barang
dan mengambil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik). 15.5. Pejabat pemeriksa barang merekam LHP ke dalam SKP dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LHP dan BAP Fisil~ kepada pejabat pemeriksa dokumen. 15.6. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan segera berkoordinasi dengan pejabat pemeriksa dokumen. 15.7. Pejabat pemeriksa dokumen menerima LHP dan BAP Fisik, untuk dilakukan penelitian. 15.8. Dalam hal diperlukan uji laboratorium, pejabat pemeriksa dokumen mengirimkan contoh barang dan invoice/packinglist ke
laboratorium.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-19-
15.9.
Dalam hal hasil Pemeriksaan Fisik dan hasil uji laboratorium serta penelitian tarif dan nilai pabean menunjukkan kesesuaian dengan pemberitahuan, dan bea mas uk, cukai, PPN atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, dan sanksi administrasi telah dilunasi serta ketentuan larangan dan pembatasan telah dipenuhi, pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pemuatan barang. 15.10. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan tidak sesuai dan tidak ada tindak lanjut dari unit pengawasan, Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian tarif dan nilai pabean, scrta pemenuhan ketentuan tentang laranganl pembatasan. Berdasarkan penelitian tersebut: 15.10.1.
15.10.2.
15.10.3.
15.10.4.
C) Pemuatan
Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPTNP kepada Pengusaha dalam hal terdapat kekurangan pembayaran bea mas uk, cukai, dan PPN atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, dengan tembusan kepada pejabat yang menangani penagihan. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan NPB1. dalam hal ditemukan barang yang terkena ketentuan laranganl pembatasan. Pengusaha menerima res pons SIYl'NP dan NPBL untuk barang yang terkena ketentuan larangan atau pembatasan, kemudian melakukan pelunasan pembayaran bea masuk, cukai, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, dan sanksi administrasi serta menyerahkan persyaratan yang terkait dengan ketentuan larangan atau pembatasan. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPP13 sebagai persetujuan pemuatan barang setelah melakukan penelitian ten tang pclunasan pembayaran bea masuk, cukai, PPN atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, dan sanksi administrasi serta pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan.
Barang Ke Sarana Pengangkut
1. Pengusaha menyerahkan SPPB atau SPF kepada Pejabat yang mengawasi pemasukan barang ke Kawasan Pabean, atau Pejabat yang mengawasi pemuatan barang ke sarana pengangkut dalam hal barang dimuat di luar Kawasan Pabean.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-202. Pejabat mengawasi pemasukan barang ke Kawasan Pabean, pemuatan barang ke sarana pengangkut berdasarkan SPPB.
atau
3. Pengusaha menerima SPPB atau SPF yang telah diberikan catatan oleh pejabat yang mengawasi pemasukanbarang ke Kawasan Pabean, atau pemuatan barang ke sarana pengangkut. 4. Pengusaha mengeluarkan barang dari Kawasan Pabean untuk. dimuat ke atas sarana pengangkut yang akan berangkat ke tempat lain dalam Daerah Pabean. D) Tindak Lanjut Setelah Pemuatan Barang Dalam hal pengeluaran barang dari Kawasan Be~as ke temp at lain dalam Daerah Pabean ditetapkan tidak dilakukan pemeriksaan fisik: 1. Pejabat pemeriksa dokumen meneliti uraian barang dalam PPFTZ-01, dan meminta tambahan keterangan terkait uraian barang dan/ atau permintae.n informasi tentang nilai pabean kepada Pengusaha dalam hal diperlukan. 2. Pengusaha menyampaikan bukti-bukti kebenaran nilai pabean kepada pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal permintaan informasi nilai pabean dan/ atau tambahan keterangan terkait uraian barang. 3. Pejabat pemeriksa dokumen meneliti dan menetapkan tarif dan nilai pabean dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PPFTZ-01 dan menerbitkan SPTNP, atau menerbitkan rekomendasi audit kepabeanan dalam hal menemukan kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, dan PDRI setelah melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
pendaftaran PPFTZ-01.
.
4. Pengusaha menerima SPTNP untuk selanjutnya dilunasi dalam jangka waktu paling lama 60 (emimpuluh) hari sejak tanggal SPTNP, dan menyerahkan SSPCP kepada pejabat yang menangani penagihan. II.
PENGELUARAN BARANG KE AT AU KAWASAN BEBAS LAIN A) Penyampaian
Pemberitahuan
dan Pemeriksaan Pabean
TEMPAT
PENIMBUNAN
BERIKAT
Pabean Dengan Tulisan Di Atas Formulir J
1. Pengusaha menyiapkan Pemberitahuan Pabean (PPFTZ-02) dengan mengisi formulir secara lengkap, berdasarkan dokumen pelengkap pabean. 2. Pengusaha menyampaikan ke Kantor Pabean.
PPFTZ-02 clan dokumen pelengkap pabean
\.
"i(' MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-21-
3. Pejabat penerima dokumen menerima berkas PPFTZ-02 kemudian melakukan penelitian sebagai berikut: a. ada atau tidaknya pemblokiran Pengusaha; b. kelengkapan pengisian data PPFTZ-02; c. perhitungan bea masuk, cukai, dan PPN atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22; d. pembayaran PNBP danl atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala jika menggunakan fasilitas PNBP berkala; e. kesesuaian PPFTZ-02 dengan pemberitahuan pabean pada saat pemasukan ke Kawasan Bebas dalam hal barang berasal dari luar Kawasan Bebas; f. kode dan nilai tukar valuta asing ada dalam data NDPBM; g. pos tarif tercantum dalam BTBMI; h. bukti penerimaan jaminan, dalam hal importasi memerlukan jaminan; dan i. Nomor Pokok PPJK (NP-PPJK) dan jumlah jaminan PPJK, dalam hal menggunakan pPJK. 4. Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir 3 tidak sesuai Pejabat penerima dokumen menerbitkan Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP). 5. Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir 3 telah sesuai dengan yang tertera pada PPFTZ-02: 5.1. Dalam hal pengeluaran ke Kawasan Bebas lainnya, Pejabat penerima dokumen memberikan nomor pendaftaran PPFTZ-02 dan meneruskan berkas PPFTZ-02 kepada Pejabat pemeriksa dokumen. . 5.2. Dalam hal pengeluaran ke Tempat Penimbunan Berikat: 5.2.1. pejabat penerima dokumen meneruskan berkas PPFTZ-02 kepada Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan untuk dilakukan penelitian barang larangan atau pembatasan. 5.2.2. dalam pal hasi! penelitian menunjukkan barang terkena ketentuan larangan atau pembatasan, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan menerbitkan Nota Pemberitahuan Barang Larangan atau Pembatasan (NPBL) dengan tembusfiln kepada unit pengawasan. 5.2.3. apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan NPBI,..pengusaha tidak menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan maka pejabat penerima dokumen menerbitkan.NPP.
.
~
MENTERIKEUANGAN
REPUBlIK INDONESIA
-22-
5.2.4. dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang tidak terkena ketentuan larangan atau pembatasan, atau telah memenuhi ketentuan larangan atau pembatasan, Pejabat yang menangani penelitian. barang larangan atau pembatasan meneruskan berkas PPFTZ-02 kepada Pejabat penerima dokumen untuk: 5.2.4.1. diberikan nomor pendaftaran; dan 5.2.4.2. diteruskan kepada Pejabat pemeriksa dokumen. 6. Dalam hal pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ditetapkan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pemuatan barang dan mengirimkannya kepada Pengusaha. 7. Dalam hal pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ditetapkan harus dilakukan Pemeriksaan Fisik: 7.1. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan Surat Pemeriksaan Fisik (SPF) serta mengirimkannya kepada Pengusaha. 7.2. Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan Pemeriksaan Fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPF. 7.3. Pejabat pemeriksa barang menerima invoice/packing list dan instruksi pemeriksaan dari pejabat pemeriksa dokumen. 7.4. Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang dan mengambil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik) dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LHP dan BAP Fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen. 7.5. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan segera berkoordinasi dengan pejabat pemeriksa dokumen. 7.6. Pejabat pemeriksa dokumen menerima LHP dan BAP Fisik, untuk dilakukan penelitian. 7.7. Dalam hal diperlukan uji laboratorium, pejabat pemeriksa dokumen ~ngirimkan contoh barang dan invoice/packing list ke laboratorium. 7.8. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik dan hasil uji laboratorium serta penelitian tarif dan nilai pabean menunjukkan kesesuaian dengan pemberitahuan, pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB. 7.9. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan tidak sesuai, diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku. 8. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pemuatan barang setelah melakukan penelitian dokumen.
.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-23:-
B) P enyampaian Pemberitahuan Pabean Elektronik dan Pemeriksaan Pabean. 1. Pengusaha menyiapkan menggunakan program
Melalui
Media Penyimpan
Data
Pemberitahuan Pabean (PPFTZ-02) dengan aplikasi PPFTZ-02, berdasarkan dokumen .
pelengkap pabean. 2. Pengusaha menyampaikan ke Kantor Pabean PPFTZ-02 dalam rangkap 3 (tiga), media penyimpan data elektronik, dan dokumen pelengkap pabean. 3. Pejabat penerima dokumen pada Kantor Pabean menerima berkas PPFTZ-02, lalu memeriksa kesesuaian hasil cetak PPFTZ-02 dengan data dalam media penyimpan data elektronik. 4. Pejabat penerima dokumen mengunggah (upload) data dari media penyimpan data ke SKP Kantor Pabean, kemudian mengembalikan media penyimpan data elektronik kepada Pengusaha. 5. Pejabat penerima dokumen melakukan penelitian: a. ada atau tidaknya pemblokiran terhadap Pengusaha dan PPJK; b. meneliti perhitungan bea masuk, cukai, pajak; c. pembayaran PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala jika menggunakan £asilitas PNBP berkala; dan d. kesesuaian PPFTZ-02 dengan pemberitahuan pabean pada saat pemasukan ke Kawasan Bebas dalam hal barang berasal dari luar Kawasan Bebas. 6. Pejabat penerima dokumen merekam hasil penelitiannya ke dalam SKP. 7. SKP menerima data PPFTZ-02 dan melakukan penelitian: a. kelengkapan pengisian data PPFTZ-02; b. kode dan nilai tukar valuta asing ada dalam data NDPBM; c. pos tari£ tercantumdalam BTBMI; d. bukti penerimaan jaminan, dalam hal importasi memerlukan jaminan; dan e. Nomor Pokok PPJK (NP-PPJK) dan jumlah jaminan PPJK, dalam hal menggunakan pPJK. 8. Dalam hal hasH penelitian pejabat penerima dokumen sebagaimana dimaksud. pada butir 5 dan pengisian data PPFTZ-02 sebagaimana dimaksud pada butir 7 tidak sesuai: 8.1. Pejabat penerima dokumen menerbitkan Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP) dengan menggunakan SKP; 8.2. Pengusaha melakukan perbaikan data PPFTZ-02 dan
melengkapi menyampaikan
.
kekurangan
persyaratan
kembali ke Kantor Pabean.
sesuai
NPP,
lalu
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-24-
9. Dalam hal pengisian data PPFTZ-02 telah sesuai, dan/ atau pencocokan bukti pembayaran PNBPtelah sesuai: 9.1. Dalam hal pengeluaran barang dari Kawasan Bebas tujuan Kawasan Bebas lainnya, Pejabat penerima dokumen memberikan nomor pendaftaran PPFTZ-02 dan meneruskan berkas PPFTZ-02 kepada pejaba:t pemeriksa dokumen. 9.2. Dalam hal pengeluaran barang dari Kawasan Bebas tujuan Tempat Penimbunan Berikat, SKP melakukan penelitian tentang pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan berdasarkan data PPFTZ-02: 9.2.1. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan ketentuan larangan atau pembatasan, SKP meneruskan data PPFTZ-02 kepada Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan untuk dilakukan penelitian. 9.2.2. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan ketentuan larangan dan pembatasan belum dipenuhi, pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan merekam hasil penelitian untuk selanjutnya SKP menerbitkan Nota Pemberitahuan Barang Larangan atau Pembatasan(NPBL) dengan tembusan kepada unit pengawasan. 9.2.3. Pengusaha menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan dilampiri dengan NPB~ kepada pejabat yang menangani penelitian barang larang~ atau pembatasan. 9.2.4. Dalam hal hasil penelitian menunj:ukkan dokumen yang dipersyaratkan belum. sesuai, pej(ibat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan memberitahukan kepada pengusaha melalui pejabat penerima dokumen. 9.2.5. Dalam halhasil penelitian mehunjukkan barang tidak terkena ketentuan laranganatau pembatasan atau ketentuan larangan atau pe~ba.tasan telah dipenuhi, SKP memberikan nomor pendaftaran PPFTZ-02 dan meneruskan data PPFTZ-02 kepada Pejabat pemeriksa dokumen. 9.2.6. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan NPBL pengusaha tidak menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan maka pejabat penerima dokumen menerbitkan NPP dengan menggunakan SKP. 10. Dalam hal pengeluaran barang dari KawasanBebas ditetapkan tidak dilakukan Pemeriksaan Fisik, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB sebagai persetujuan pemuatan barang dan mengirimkannya kepada pengusaha.
.
.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-25-
11. Dalam hal pengeluaran
barang dari Kawasan Bebas ditetapkan
dilakukan Pemeriksaan Fisik: 11.1. 11.2.
11.3. 11.4.
11.5.
11.6. 11.7. 11.8.
11.9.
hams
<>
Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan Surat Pemeriksaan Fisik (SPF) serta mengirimkannya kepada pengusaha. Pengusaha menyampaikan pemberitahuan kesiapan pemeriksaan fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja.se~elah tanggal SPF. Pejabat pemeriksa barang menerima invoice/packing list dan instruksi pemeriksaan dari pejabatpemeriksa dokumen. Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang dan mengambil contoh barang jika diperlukan, membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik (BAP Fisik). Pejabat pemeriksa barang merekam LHP ke dalam SKP dengan tembusan kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LHP dan BAP Fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan segera berkoordinasi dengan pejabat pemeriksa dokumen. Pejabat pemeriksa dokumen menerima LHP dan BAP Fisik, untuk dilakukan penelitian: Dalam hal diperlukan uji laboratorium, pejabat pemeriksa dokumen mengirimkan contoh barang. dan invoice/packing list ke laboratorium. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik dan hasil uji laboratorium serta penelitian tarif dan nilai pabean menunjukkan kesesuaian dengan pemberitahuan, dan bea masuK, cukai, PDRI, dan sanksi administrasi telah dilunasi serta ketentuan larangan dan pembatasan telah dipenuhi, Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan SPPB. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan tidak sesuai, diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku. Pejabat pemeriksa dokumenmenerbitkan SPPB sebagai persetujuan pemuatan barang setelah rnelakukan penelitian dokumen serta pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan.
. 11.10. 11.11.
C) Pemuatan Barang Ke Sarana Pengangkut 1. Pengusaha menyerahkan SPPB atau SPF kepada Pejabat yang mengawasi pemasukan barang ke Kawasan Pabean, atau Pejabat yang mengawasi pemuatan barang ke saranapengangkut dalam hal barang dimuat diluar Kawasan Pabean. 2. Pejabat mengawasi pemasukan barang ke Kawasan Pabean, atau pemuatan barang ke sarana pengangkut berdasarkan SPPB.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-26-
3. 1'engusaha menerima S1'1'B atau S1'F yang telah diberikan catatan oleh pejabat yang mengawasi pemasukan barang ke Kawasan Pabean, atau .
pemuatan barang ke sarana pengangkut
4. 1'engusaha' mengeluarkanbarang
dariKawasan
ke atas sarana pengangkut. D) Tindak Lanjut SetelahPemuatan
Pabean untuk dimuat .
Barang
1. Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean di Kawasan Bebas asal mengirimkan PPFTZ.,02 kepada pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean yang meng~wasi Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Bebas tujuan sebagai verkliker. 2. Pejabat yang mengelola manifes di Kantor 1'abean di Kawasan Bebas asal melakukan rekonsiliasi antara dokumen 1'PFTZ-02 dengan dokumen BC 1.1 keberangkatan. 3. Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean di Kawasan Bebas asal menerima kembali P1'FTZ,..02 dari pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean yang mengawasi Tempat Petlimbunan Berikat atau Kawasan Bebas tujuan. 4. Apabila 1'P1'TZ-02 tidak diteriIria kembali dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setehl:h tanggal 51'1'13, meminta konfirmasi dari Kantor Pabean yang mengawasi 'rempat 1'enimbunan Berikat atau Kawasan Bebastujuan tentangrealisasipemasukan barang dimaksud. 5. Apabila hasil konfirm~si yan,g diperQli~h dad Pejabat yang mengelola manifes di Kantor.. 1'abean yang .II\engawasi Tempat Penimbunan Berikat atau !1Cawasan Bebas tp.ju.,aI}"J?ahwa PP1'TZ-02 tidak diterima dari Pengusaha/PengaI\gkut~ atau, qarang dimaksud tidak sampai di Tempat Penimbunan BeriJ.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-27-
III.
PENGELUARAN
BARANG
KE LUAR DAERAH
A) Penyampaian Pemberitahuan dan Pemeriksaan Pabean
PABEAN
Pabean Dengan Tulisan
1. Pengusaha mengisi formulir PPFTZ-01 pelengkap pabean, menandatangani dan perusahaan pada formulir PPFTZ-Ol. 2. Pengusaha melakukan pembayaran Persepsi/Pos Persepsi.
Di Atas Formulir
berdasarkan membubuhkan
Bea Keluar melalui
dokumen stempel
Bank Devisa
3. Pengusaha melakukan pembayaran PNBP danl atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala jika menggunakan fasilitas PNBP berkala. 4. Pengusaha menyerahkan formulir PPFTZ-Ol, bukti pembayaran Bea Keluar, PNBP danl atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala, dan dokumen pelengkap pabean ke pejabat penerima dokumen di Kantor Pabean pemuatan. 5. Pejabat penerima dokumen melakukan pemblokiran Pengusaha dan pPJK.
penelitian
ada
tidaknya
6. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan Pengusaha atau PPJK diblokir, pejabat penerima dokumen mengembalikan PPFTZ-Ol dan menerbitkan NPP. 7. Dalam hal hasH penelitian menunjukkan Pengusaha/PPJK tidak diblokir, pejabat penerima dokumen melakukan penelitian: a. kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 4; b. kesesuaian antara PPFTZ-Ol dengan dokumen pelengkap pabean dan bukti pembayaran PNBP danl atau Bea Keluar; dan c. kelengkapan pengisian data PPFTZ. 8. Dalam hal hasH penelitian oleh pejabat penerima dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 7 menunjukkan tidak lengkap danl atau tidak sesuai, Pejabat penerima dokumen mengembalikan kepada pengusaha berkas PPFTZ-Ol beserta kelengkapannya. 9. Dalam hal hasil' penelitian oleh pejabat penerima dokumen sebagaimana dimaksud dalam butir 6 menunjukkan lengkapdan sesuai, Pejabat penerima dokumen mengirimkan berkas PPFTZ-Ol kepada Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan untuk dilakukan penelitian terkait pemenuhan ketentuan larangan atau pembatasan: 9.1. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang yang akan
dikeluarkan . ke LDP termasuk barang yang dilarang atau dibatasi, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan melakukan penelitian dokumen yang dipersyaratkan dari instansi terkait.
MENTER.! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-28-
9.2.
Dalam hal dokumen yang dipersyaratkan dari instansi terkait tidak lengkap dan/ atau tidak sesuai dengan PPFTZ-01, pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan menerbitkan NPPD dan mengembalikan berkas PPFTZ-Ol
kepada Pengusaha.
9.3.
.
Pengusaha menyerahkan NPPD, berkas PPFTZ dan dokumen pelengkap pabean dalam rangka pemenuhan NPPD, kepada
Pejabat Bea dan Cukai yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan di Kantor Pabean pemuatan, sebelum barang yang akan dikeluarkan ke Luar Daerah Pabean dimasukkan ke Kawasan Pabean. 9.4. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan barang yang akan dikeluarkan ke LDP tidak termasuk yang dilarang atau dibatasi, atau dokumen yang dipersyaratkan dari. instansi terkait telah lengkap dan telah sesuai dengan PPFrZ-Ol, Pejabat yang menangani penelitian barang larangan atau pembatasan meneruskan berkas PPFTZ-Ol kepada Pejabat pemeriksa dokumen. 10. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian apakah terhadap barang yang akan dikeluarkan ke LDP wajib dilakukan Pemeriksaan Fisik. 11. Pejabat pemeriksa dokumen memberikan nomor pendaftaran pada PPFTZ-Ol dan menerbitkan: a. NPPB, dalam hal atas barang tidak dilakukan pemeriksaan fisik;
atau
.
b. PPB, dalam hal atas barang dilakukan pemeriksaan fisiko 12. Pejabat pemeriksa dokumen menyampaikan copy berkas PPFTZ-Ol dan NPPB atau PPB kepada pengusaha. 13. Dalam hal terhadap PPFTZ-Ol diterbitkan PPB: 13.1. Pengusaha memberitahukankesiapan Pemeriksaan Fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal PPB. 13.2. Pejabat pel1leriksa barang melakukan Pemeriksaan Fisik berdasarkan copy invoice/packinglist, copyPEBdan PPB. . 14. Pejabat pemeriksa barang melakukan pemeriksaan fisik barang dan mengambil contoh barang jika diperlukan dan menuangkan hasil pemeriksaan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). 15. Pejabat pemeriksa barang menyampaikanLHP kepada Pejabat pemeriksa dokumen untuk penanganan lebih lanjut. 16. Dalam hal diperlukan uji laboratorium, pejabat pemeriksa dokumen mengirimkan contoh barang dan invoice/packing list serta LHP ke laboratorium.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-29-
17. Pejabat pemeriksa dokumen menerbitkan
NPPB sebagai persetujuan
pemuatan barang setelah melakukan penelitian pembayaran bea keluar, sanksi administrasi ketentuan larangan atau pembatasan.
tentang pelunasan dan pemenuhan
B) P enyampaian Pemberitahuan Pabean Melalui Media Penyimpan. Data Elektronik dan Pemeriksaan Pabean 1. Pengusaha menyiapkan PPFTZ-01 dengan menggunakan program aplikasi PPFTZ-01 berdasarkan dokumen pelengkap pabean. 2. Pengusaha mencetak PPFTZ-01, menandatanganinya dan menyimpan data PPFTZ-Ol ke dalam Media Penyimpan Data Elektronik. 3. Pengusaha melakukan pembayaran bea keluar melalui Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi. 4. Pengusaha melakukan pembayaran PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala jika menggunakan fasilitas PNBP berkala. 5. Pengusaha menyerahkan hasil cetak PPFTZ-01 dilampiri dengan media penyimpan data elektronik yang berisi data PPFTZ-01, bukti pembayaran bea keluar, PNBP dan/ atau rekapitulasi pembayaran PNBP berkala, dan dokumen pelengkap pabean ke pejabat penerima dokumen di Kantor Pabean pemuatan. 6. Pejabat penerima dokumen melakukan penelitian ada tidaknya pemblokiran Pengusaha atau pPJK. 7. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan Pengusaha atau PPJK diblokir, pejabat penerima dokumen mengembalikan PPFTZ-01 beserta lampirannya dan menerbitkan NPP. 8. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan Pengusaha atau PPJK tidak diblokir, pejabat penerima dokumen melakukan penelitian: a. kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 4; dan b. kesesuaian antara PPFTZ-01 dengan dokumen pelengkap . pabean dan bukti pembayaran PNBP dan/ atau bea keluar. 9. Pejabat penerima dokumen mengunggah (upload) data PPFTZ-01 dari media penyimpan data elektronik ke Sistem Komputer Pelayanan. 10. Sistem Komputer Pelayanan melakukan penelitian kelengkapan pengisian data PPFTZ-01. 11. Dalam hal hasil penelitian oleh Pejabat penerima dokumen dan oleh Sistem Komputer Pelayanan menunjukkan tidak lengkap dan/ atau tidak sesuai Pejabat penerima dokumen mengembalikan PPFTZ-01 beserta lampirannya kepada pengusaha disertai dengan NPP. 12. Dalam hal hasil penelitian oleh Pejabat penerima dokumen dan Sistem Komputer Pelayanan menunjukkan lengkap dan sesuai, Sistem Komputer Pelayanan melakukan penelitian pos tarif yang berkaitan dengan barang yang dilarang atau dibatasi.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-30-
L~. Daiaen hal hasd penelitian oich Sistem Komputer Pela~'anan menunjukkan pos tarif barang yang akan Jike1uarkan kc LDP tidak tcrrnasuk dalant pos tarif barang yang dilarang atau dibatasi, Sistcm Komputer Pclayanan rnembcri nomor dan tanggai pcndaftaran
PPFTL-01, dan 111enerbitkan respon: a. NPPB, dalam ha! atas barang tidak dilakukan
.
pemcriksaan
fisik;
atau b. PPB, dalam hal atas barang dilakukan pemeriksaan fisiko 1ct. Dalal'!" hal hasil penelitian oleh Sistcm KOIT1.putcr Pe]a\'anC1n menunjukkan pos tarif barang yang akan dikeluarkan ke !'oP termasuk dalam pas tarif barang yang dilarang at<1Udibatasi: 14,1. PejabC1t penenma dokumen mengirimkan bcrbts PPFI/-01 kepada pejabat yang menangani pcnclitian barang larangcln atau pembatasan untuk dilakukan pcne1itian tl'rkait kctentuan tentang larangan atau pembatasan, I-L2, Dalam ha] hasil pene1itian pejabat yang menangani penclitian barang larangan dan pernbatasan mcnunjukkan barcmg ~:ang akan dikeluarkan ke LDP termasuk barang yang dilMang atau dibatasi: 1ct.2.1. Pejabat yang mcnangani penclitian bcuang ]Mangan dctn pembatasan mclakukan pcnclitian dokumen vang dipersyaratkan dari instansi tcrkait. 1ct.2.2. Dalam hal dokumen yang dipcrsyaratkan dari instansi terkait tidak lengkap danl atau tidak scsuai dengan PPFTZ-01, pejabat .yang menangani pcnelitian bClrang larangan dan pembatasan mcncrbitkan NPPD dan mcngcmbalikan bcrkas PPFIZ-01 kcpada PcngusahC1. 14,2,3. Pcngusaha rncnyerahkan N PPD, berkas PPFT/-01 dan dokumcn pelengkap pabean dalam rangka pcmcnuhan NPPD, kepada Pcjabat Bca dan Cukai vang menangani pcnelitian barang larangan dan pembatasan Ji kantor pabean pcmuatan, sebelum barang yang akan dikcluarkan kc 1DP dimasukkan kc KJWclSan Pabcan. 1-1.3. Dalam hal hasil penelitian pejabat YC1ng mcnangani pencl1tian barang larangan dan pcn"lbatasan rncnunjukkan barang yang akan dikcluarkan ke LDP tidak termasuk barC1ng yang di!arang atau dibatasi C1tau dokumen yang dipcrsyaratkan dari instansi terkait telah lengkap dan sesuai dcngan PPJ:TZ-01, Sistcm Komputer Pelayanan memberikan nomor dan tanggal pendaftaran PPFTZ-01 dan menerbitkan rcspon: a. NPPB, dalam hal barang tidak dilakukan pcmcriksaan fisik; atau b. PPB, dalam hal barang dilakukan pcmeriksaan fisik.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-:~1-
1S. Pcjabat pcmcriksa Jokumen menyampaikan copy dan NPPB atau PPS kepaJa pengusaha. 16. Dalam hal tcrhadap PPFTZ-Ol ditcrbitkan FPS: 16.1.
16.2.
berkas
PPFTZ-Ol
Pengusaha membcritahukan kcsiapan Pemcriksaan. Fisik kcpaJa pl'jabat pcmeriksa dokumen d21l21mjangka vv21ktu paling 121ma,) (tig21) hari kerja setelah t21nggal Pf)B. Pcj21b21t pcmeriksa bar21ng mclakukan Pemcriks21an Fisik
bcrd21sarkan copy
i}/[J01O'/f1(/cking
list, copy PEB dan PPB.
17. Fej21bat pemcriksa barang me]akukan pemeriksaan fisik bMang dan mengambil contoh barang jika cliperlukan dan menuangbn hasil pcmeriksaan dalam Laporan Ilasil Pcnlcriks<1an (UIP). 18. Pcjabat pcmcriksd huang menyampaikan !J IP kcpada Pejdbat pcmeriksa clokumcn untuk penanganan Icbih lanjut. 19. DaJam hat dipcrlukan uji laboratorium, pcji:Jbat pemeriksa dokumen mcngirirnkan contoh b21rang clan irll'Olce/pncklllg list scrta IJIP kc ]aboratorium. 20. Pcjabat pcmeriksa dokumen mencrbitkan N PPB scbagai persetujua II pcmuatan barcl11g sctelah mclakukan penelitian tcnt21ng pclunasan pcmbayaran bea kcluM, sanksi adlninistrasi dan pcmenuhan ketcntuan larangan atau pcmbatasan. C) Pcmdsukan Barang ke Kavvasan Pabcan dan Femuatan ke Sarana [\~ncran g kut tJ t.
1. Pengusaha membawa ke Kawasan Pabcan barang yang akan dikcluarkan dari Kawasan Bebas ke luar Dacrah Pabc21n dengan dilindungi: (1. NPPB, dalarn hal tclah ditcrbitkan NPPB; b. PPFL(-01 dan PPB, ddlarn IIdl terhad21p barang ckspor dilakukan pcrneriksaan fisik di Kawasan Pabcan; c. [Jcrrnohonan Pcmuatan Barang Ekspor Curah vang telah diberikan catatan pcrsetujuan muat, daJarn ha1 barang ekspor merupakan barang curah; atau PFB yang terd21pat d. PKB dilampiri dcngan NPPB dari scmua merupakan barang dalam PKB, dalam hal barang ckspor konsolidasi. 2. Pcngusahcl rnenycrahkan dokurnen sebagairnana dimaksud butir 1 kcpada Pejabclt di pintu masuk Kawasan Pabcan. 3. Pcjabat di pintu masuk Kawasan Pabean: :U. mencocokkan nomor kemasan atau nornor dan ukuran peti kcmas yang tcrtcra pad a kemasan atau pcti kcrnas dcngan yang tcrtcra pada: a) data PPFTZ-01, NPPB, PPB, atau PKB, dalam hal pintu masuk Kawasan Pabean dilengkapi dengan sarana komputcr; atau
MENTERIKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA -~2b) date! \clng
32.
'). '\.
~.-1
'f :.:. '.J
D) Tindak 1 ! .
tcrcantum
cialam data FPFT.I-O!, NPPB, PPB, atau
PKI3 ]anl ha! pintu masuk Kawasan Pabean tidak liilengkapi L1cngan sar,ma komputcr mcml'riksa keutuhan segel scrta mencocokkan nomor dan jcnis segel padZ\ kemasan atau pcti kemas, dalam ha] dilakukan pcnyege1an pada pcb kemas atau kemasan barang dalam ha] hasi] pcmeriksaan segel dan nom or pcti kcmas/ kemasan menunjukkan tidak scsuZ\i dan/ atau kondisi segel tidak utuh: a) mcngizinkan kernasan at,lU peti kenlas mZ\suk ke Kavvasan Pabean; b) nwnczmtumkcln hasi] pcngawasan pemasukan pada PFFI/-Ol,. NPPB, PPB, cian/ atau PKB; c) mcnyerahkan kepaua unit pcnga\NZ\san, berkas rf)Fl.l-01, N PPB, PPB, dan/ atau PKB untuk proses lebih lanjut. da!am ha! hasi] pemcriksaan segel dan nomor peti kernas/ kcrnasa II mcnunjukk,1Il scsua i dan/ atau kondisi segel tidak utuh scsuai dan/ atau kondisi segel utuh, menandatangani P[)F!/, N PPt3 atau PKB atau memberi catatan tentang pcmasukan bclrang ke K,Hvasan Pabean pc1da PPB dan mcnycr(1hkdn kcp(1da pengusaha. mcrnbcribn C-cltatan tcmda sl,'Jesai masuk padcl SKP dan/ atJU formuJir PFFT/.-01. illclakukan tindak laJljut scsuai tata kcrja pcmuatcl1l barang curah, lbJani hal b(1rang yang clkan dikcluarkan dari Kawasan Bcb(ls kc IUM Dacrah Pabcan merupakan barang curah. I "clnjut Sdclah
Pcrnuatan
13arang
Pcjalxlt pC'mcriksa dokumcn: 1.1. mcneJiti dan rncnetapkan pcrhitungan Bca Kc)uar dalam jangka vvaktu'1,() (tiga puluh) hari scjak tanggal pendaftaran PPFl'Z-01 dalarn hal b(1rang yang Jikeluarkan dari Ki.l\vasan Bcbas kc f"UZ1rD,wrah Pahcan dikcnakan Bea Keluar; '12 !11l'ncrbitkan SPPBK dalam hal tcrdapat kekurang(1n pcmbayaran BCd Kcluar.
/
PCJlgu'~clhcl Inclilkukil!l pcrnbilyaran Be'l Keluar sl'suai dcngan kctcntu(ln tcntang 13ea Keluar. MENTERl
Salinan sesuai denga~~~.... Kepala Biro Umun~:~J~~'\>. II L~
KWla
B~gian
~
-r-,) ,,,..
'
v
-'-"'Vi'
/P/
"J:.
-:;~~;-;) .,¥"., r J-':'-~
.
"
T--'~~C...~:/ .~
. --.
I"''''
'
.
u_-./
'~:.,;,:,;.;,,-.:,.:;.~_. ,'.''''''
SRI MULYANI INDRAWATI
\
E.,1,
..
KEUANGAN,
ud.
\ fW/Dcpartemcl1 " \~~\ ~
benbsarkan
'J. ,1
/' ..
SPPBK,
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 242/PMK.04/2009TENTANG t'Et
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TAT A CARA PENIMBUNAN BARANG YANG BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN PABEANNYA DI TEMP AT LAIN YANG DIPERLAKUKAN SAMA DENGAN TEMP AT PENIMBUNAN SEMENTARA 1. Pengusaha: a. Mengajukan .
permohonan
melakukanpenimbunan
tertulis kepada Kepala Kantor Pabean untuk
barang di tempat lain yang diperlakukan sarna
dengan Tempat Penimbunan Semen tara (gudang atau lapangan penimbunan milik pengusaha) dengan menyebutkan alasannya dan melampirkan fotocopy Bill of Ladingj Air Way Bill berikut dokumen pendukung lainnya; b. Menerima Berita Acara Penyegelan rangkap kedua dari petugas yang
melakukan penyegelan barang;
.
c. Menyerahkandaftar kemasan atau petikemas atau jumlah barang curah yang telah ditimbun kepada Pejabat yang mengelola manifes, paling lama 24 (duapuluh empat) jam sete]ah selesai penimbunan barang. 2. Kepala Kantor Pabean: lain yang Sementara
a. Menerima permohonan penimbunan barang di tempat diperlakukan sam a dengan Tempat Penimbunan (gudangjlapangan milik pengusaha); b. Membuat keputusan atas permohonan Pengusaha. 3. Pejabat Fasilitas:
a. Menerima penerusan permohonan penimbunan barang di tempat lain yang diperlakukan sarna dengan Tempat Penimbunan Sementara (gudangjlapangan milik pengusaha) dari Kepala Kantor Pabean; b. Meneliti alasan yang dikemukakan oleh pengusaha dalam surat permohonan untuk me]akukan penimbunan barang di temp at lain yang diperlakukan sarna dengan Tempat Penimbunan Semen tara (gudangjlapangan milik pengusaha), berikut dokumen pendukung; c. Meminta rekomendasi Pejabat Penindakan untuk meneliti kelayakanjkeamanan tempat penimbunan,. risiko yang melekat kepada barangj pengusaha dan aspek pengawasan lainnya; d. Membuat usulan keputusaI} atas permohonan Pengusaha kepada Kepala Kantor Pabean. 4. Pejabat Penindakan: a. Menerima permintaan rekomendasi dari Pejabat Fasilitas atas permohonan penimbunan di tempat lain yang diperlakukan sarna dengan Tempat Penimbunan Semen tara (gudangjlapangan mil~ pengu~aha); b. Melakukan pengecekan tempat dengan Pejabat Penimbunan;
penimbunan
dengan.
ber)\oordinasi ,,
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-2-
c. Menunjuk menerima
petugas untuk untuk melakukan pengecekan lapangan dan laporan hasil pengecekan lapangan berikut gambar denah .
tempat penimbunan;
d. Membuat rekomendasi kepada Pejabat Fasilitas tentang ~e~setujuan atau penolakan permohonan dari pengusaha, serta mekanisme pengawasannya . dalam hal disetujui. s. Pejabat Penimbunan: a. Melakukan koordinasi dengan pengecekan tempat penimbunan; b. Menunjuk petugas penimbunan;
untuk
Pejabat
melakukan
Penindakan
,dalam
rangka
pengawalan
dan pengawasan
c. Menerima Berita Acara Penyegelan dari petugas pengawalan dan pengawasan penimbunan;
yang mengawasi
d. Menerima daftar kemasan atau petikemas atau jumlah barang curah yang telah dibongkar dari pengangkut dan mencocokkan dengan BCL 1.2; e. Melakukan monitoring penyelesaian kewajiban pabean atasbarang yang ditimbun di tempat lain yang diperlakukan sarna d€ngan Tempat Penimbunan Semen tara (gudangjlapangan milik pengusaha). 6. Petugas yang melakukan pengecekan tempat lain yang diperlakukan dengan Tempat Penimbunan Sementara (gudanW1apangan pengusaha):
sama milik
a. Melakukan pengecekan temp at lain yang diperlakukan sarna dengan Tempat Penimbunan Sementara (gudangjlapangan milik pengusaha); b. Membuat laporan hasil pengecekan lapangan berikrit. 'gambar denah gudang atau lapangan penimbunan, dan menyerahkannya1kepada Pejabat Penindakan. 7. Petugas yang melakukan pengawasan penimbunan: a. Melakukan pengawalan barang dan pengawasan penimburtan; b. Melakukan .penyegelan barang di tempat lain yang dip«:!r~akukan sarna dengan Temp at Penimbunan Sementara (gudangjlapangan. milik
pengusaha) dan membuat Berita Acara Penyegelan; c. Mernbuat laporan hasil penimbunan barang dan ~enyerahkannya Pejabat Penimbunan;. d. Menyerahkan
kepada
Berita Acara Penyegelan lembar pertama kepada Pejabat ..
Penimbunan dan lembar kedua kepada pengusaha.
MENTERI.KEliANGAN, ttd. SRI MUL Y ANI INDRA W A 1'1
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR242/FMK.04/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITUNJUK SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS MENTERI REPUBLIK
KEUANGAN INDONESIA
TAT A CARA PENGELUARAN BARANG ASAL LUAR DAERAH PABEAN DARI KAW ASAN BEBAS UNTUK DIANGKUTKE TEMP AT PENIMBUNAN SEMENT ARA DALAM KAW ASAN PABEAN DI KANTOR PABEAN LAINNYA MELALUI PELABUHAN ATAU BANDAR UDARA YANG DITUNJUK OLEH BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN ATAU TEMP AT PENIMBUNAN SEMENTARA LAINNYA DI KAWASAN BEBAS
1. Pengusaha{Pengangkut: a. Mengisi Pemberitahuan Pabean PPFTZ-04 dalam rangkap 3 (tiga) secara lengkap dan benar; b. Menyerahkan jaminan atas Bea Masuk, ,Cukai dan PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 kepada Pejabat yang mengelola jaminan di Kantor Pabean tempat pengeluaranj pemuatan barang di Kawasan Bebas; c. Menyerahkan PPFTZ-04 beserta bukti penerimaan jaminan kepada Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean tempat pengeluaranj pemuatan barang di Kawasan Bebas; d. Menerima kembali PPFTZ-04 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola manifes setelah diberikan catatan pengeluaranj pemuatan barang dan jangka waktu pengangkutan, untuk melindungi pengangkutan barang sampai di Tempat Penimbunari Sementara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya; e. Menyerahkan PPFTZ-04 lembar pertama kepada Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan pada saat barang tiba; £. Menerima kembali bukti penerimaan jaminan dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean tempat pengeluaranjpemuatan barang di Kawasan Bebas setelah barang sampai.di Tempat Penimbunan Sementara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor 'Pabean lainnya, untuk menarik kembali jaminan yang telah diserahkan; g. Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea, Masuk, Cukai, PPN, atau PPN d
kedapatan
kurang,
mempertanggungjawabkan
dan
pengusahajPengangkut
terjadinya kesalahan tetsebut.
'
tidak
dapat
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-2 -
.
2. Pejabat yang Mengelola Jaminan di Kantor Pabean Tempat Pengeluaranf Pemuatan Barang di Kawasan Bebas: a. Menerima jaminan atas Bea Masuk, Cukai danPPN, atauPPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan, Pasa! 22, serta memberikan bukti penerimaan jaminan.kepada PengusMa/Pengangkut; b. Menerima kembali bukti penerimaan jaminan dari Pengusaha/Pengangkut setelah barang tiba di TempatP~imbunan Sementara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor Pa~ap lainnya, dan selanjutnya mengembalikan jaminan kepada Pengusaha/Pengangkut; c. Mencairkan jaminan, dalam hal diterbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksiadministrasi berupa denda, dan Pengusaha/Pengangkut tidak melunasi Bea Masuk, Cukai, Pajak Dalam Rangka Impor dan denda dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 3. Pejabat
yang
Mengelola
Manifes
di
Kantor
Pengeluaran/Pemuatan Barang di Kawasan Bebas:
Pabea1.1,. Tempat ,
a Menerima PPFTZ-04 dalam rangkap 3 (tiga) beserta bukti p~nerimaan jaminan dari Pengusaha/Pengangkut dan meneliti .kebenaran data PPFTZ-04; b. Membukukan PPFTZ-04 ke dalam BCP-PPFTZ-04 dan memberikan nomor pendaftaran pada PPFTZ-04; c. Mencocokkan PPFTZ-04 dengan pos BC 1.1: 1) apabila kedapatan sesuai: a) menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan; b) memberikan persetujuan pengeluaran/pemuatan barang pada PPFTZ-04; c) mengirimkan PPFTZ-04 kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran/ pemuatan barang, untuk dilakukan pencocokkan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/petikemas dan peneraan segel pada kemasan/ petikemas serta untuk pengawasan pengeluaran/ pemuatan barang; 2) apabila kedapatan tidak sesuai, PPFTZ-04; dikembalikan kepada Pengusaha/pengangkut untuk diperbaiki; d. Menerima kembali PPFTZ-04 dari Petugas yang mengawasi pengeluaran/ pemuatan' barang, setelah diberi catatan
pengeluaran/ pemuatan barang dan peneraan segel; e. Mencantumkan pada PPFTZ-04 perkiraan jangka waktu pengangkutan barang sampai di Tempat Penimbunan Sement.ara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya; f. Menyerahkan PPFTZ-04leI?-bar pertama kepada PengusaJ1a/Pengangkut, untuk melindungi pengangkutan barang sampai di Tempat Penimbunan Sementara. tujuan dalam Kawasan Pabean diKantor Pabean la,innya;
.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-3 -
.
g. Mengirim PPFTZ-04 lembar kedua kepada Pejabat yang mengelola manifesdi Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan sebagai verkliker; h. Menyimpan PPFTZ-04 lembar ketiga beserta bukti penerimaan jaminan untuk monitoring; i. Menerima kembali PPFTZ-04 lembar kedua dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan; j. Menyerahkan bukti penerimaan jaminan kepada Pengusaha/Pengangkut, setelah PPFTZ-04 lembar kedua diterima kembali dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat . Penimbun,an Sementara tujuan; k. Apabila PPFTZ-04 lembar kedua tidak diterima kembali dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah waktu yang ditetapkan,meminta konfirmasi dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan tentang realisasi pembongkaran/ penimbunan barang dimaksud; 1. Apabila hasil konfirmasi yang diperoleh dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan, bahwa PPFTZ-04 lembar pertama tidak diterima dari Pengusaha/Pengangkut, atau barang ~imaksud tidak sampai di Tempat Penimbunan Sementara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya, atau barang dimaksud telah dibongkar/ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya namun jumlah barang yang dibongkar/ ditimbun kedapatan kurang: 1) Melakukan penyelidikan tentang timbulnya permasalahan tersebuti 2) Menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksi administrasi berupa denda; 3) Menyerahkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Batang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksi administrasi berupa denda kepada Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian untuk menerbitkan Surat T?gihan. 4. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran/PemuatanBarang di Kantor Pabean Tempat Pengeluaranf Pemuatan Barang di Kawasan Bebas: a. Menerima PPFTZ-04 dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean Tempat Pengeluaran/Pemuatan Barang di Kawasan Bebasi b. Mengawasi pengeluaran/ pemuatan barang dengan mencocokkan PPFTZ-04 dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti . kemas yang bersangkutan: 1) kedapatan sesuai, dilakukan peneraan segelpada kemasan/petikemas dan selanjutnya barang dapat dikeluarkan/ dimuat;
MENTERIKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
- 42) kedapatan tidak sesuai, barang tidak dapat dikeluarkanj dimuat, PPFTZ-04 dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifes untuk penyelesaian lebih lanjut; c. Memberikan catatan tentang pengeluaranjpemuatan barang dan peneraan segel pada PPFTZ-04; setelah diberikan catatan d. Mengirimkan kembali PPFTZ-04 segel kepada Pejabat yang pengeluaranj pemuatan dan peneraan mengelola manifes. 5. Pejabat yang Mengelola PenagihanfPengembalian di Kantor Pabean Tempat Pengeluaranf Pemuatan Barang di Kawasan Bebas: a. Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksi administrasi berupa denda dari Pejabat yang mengelola manifes; b. Menerbitkan Surat Tagihan berdasarkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PPN,atau PPN dan PajakPenjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksi adlninistrasi berupa denda yang telah jatuh tempo kepada PengusahajPengangkut; c. Melakukan penagihan Bea Masuk, Cukai, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksi administrasi berupa denda kepada PengusahajPengangkut. 6. Pejabat yang Mengelola Manifes di Kantor Pabean lainnya yang Mengawasi Tempat Penimbunan Sementara Tujuan: a. Menerima PPFTZ-04lembar pertama dari Pengusaha/Pengangkut; b. Menerima PPFTZ-04 lembar kedua dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean tempat pengeluaranj pemuatan barang di Kawasan Bebas; c. Mencocokkan PPFTZ-04 lembar pertama dengan lembar kedua; d. Mengirimkan PPFTZ-04 lembar pertama kepada Petugas yang me man tau pembongkaranj penimbunan barang untuk pengecekan segel yang diterakan pacta kemasanj petikemas oleh Petugas yang mengawasi pengeluaranj pemuatan barang di Kantor Pabean temp at pel~geluaranjpemuatan barang di Kawasan Bebas dan mencocokkan nomor, merek, ukuran, jum1ah dan jenis kemasan atau peti kemas; e. Menerima kembali PPFTZ-04 lembar pertama yang telah diberi catatan hasil pemeriksaan yangdilakukan oleh Petugas yang me man tau pembongkaranj penimbunan barang; f. Mencatat hasil pemeriksaan yang terdapat pada PPFTZ-04lembar pertama ke dalam PPFTZ-04 lembar kedua; g. Melakukan penyelidikan, apabila nomor, merek, ukuran, ju,mlah dan jenis kemasan atau peti kemas kedapatan tidak sesuai atau segel dalam keadaan rusak atau terdapat indikasi bahwa kemasanj petikemas bekas .dibu,~a;
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-5-
h. Mengirim PPFTZ-04 lembar kedua dengan surat pengantar kepada Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean tempat pengeluaran/ pemuatan barang di Kawasan Bebas, sebagai pemberitahuan bahwa barang telah dibongkar/ ditimbun; i. Menyimpan PPFTZ-04 lembar pertama dan memonitor pengajuan dokumen penyelesaian selanjutnya; j. Mengirimkan hasil konfirmasi kepada Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean tempat pengeluaran/ pemuatan bamng di Kawasan Bebas, dalam hal PPFTZ-04 lembar pertama tidak diterima dari Pengusaha/Pengangkut, atau barangdimaksud tidak sampai di Tempat Penimbunan Sementara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya, atau barang dimaksud telah dibongkar/ ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara tujuan dalam Kawasan Pabean di Kantor Pabean lainnya namun jumlah barang yang dibongkar/ ditimbun kedapatan kurang. 7. Petugas yang Memantau Pembongkaran/Penimbunan Pabean lainnya yang Mengawasi Tempat Penimbunan
Barang di Kantor Sementara Tujuan:
a. Menerima PPFTZ-04 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan; b. Melakukan pengecekan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/ peti kemas serta segel yang diterakan pada kemasan/ petikemas oleh Petugas di Kantor Pabean temp at pengeluaran/ pemuatan barang di Kawasan Bebas dan mencocokkan dengan PPFTZ-04 dalam hal: 1) kedapatan sesuai, barang dapat dibongkar; 2) kedapatan tidak sesuai, PPFTZ-04 dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan untuk penyelesaian lebih lanjut dan pembongkarannya hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetuiuan dari Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan; c. Memberikan catatan tentang hasil pengecekan pada PPFTZ-04 lembar pertama; d. Mengirimkan kembali PPFTZ-04 lembar pertama kepada Pejabat yang mengelola manifes di Kantor Pabean lainnya yang mengawasi Tempat Penimbunan Sementara tujuan. MENTER! KEUANGAN, ttd. SRI MUL Y ANI INDRA W A TI
1 .~
PERATURAN NOMOR
MENTER!.
242/PMIC04/2009
LAMPlRAN V KEUANGAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DAR! KAWASAN YANG TELAH DlTUNJUK SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA'
TATA CARA PENYELESAIAN BARANG YANG DIKELUARKAN UNTUK TUJUAN TERTENTU DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU DARI KAWASAN BEBAS KE TEMPAT LAIN DALAM DAEAH PABEAN A. Pada saat pengeluaran
barang dari Kawasan Bebas:
1. Pengusaha: a. Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean dengan melampirkan: surat rekomendasi dari Badan Pengusahaan Kawasan, jumlah dan jenis barang, alasan pengeluaran dengan melampirkan invoice/ packing list, kontrak kerja dan dokumen pendukung lainnya; b. Dalam hal permohonan diterima, mempertaruhkan jaminan sebesar Bea Masuk dan PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 2,2yang seharusnya dibayar; c. Setelah barang masuk ke dalam Kawasan Pabean, mengajukan dokumen PPFTZ-Ol dengan melampirkan ijin, bukti penyerahan jaminan dan dokumen pelengkap pabean lainnya; d. Melakukan pemuatan barang ke sarana pengangkut setelah mendapat persetujuan pengeluaran barang; e. Menyerahkan fotocopy dokumen PPFTZ-Ol yang telah ditandasahkan kepada Kepala Kantor Pabean setempat., 2. Kepala Kantor Pabean: a. Menerima permohonan dari Pengusaha; b. Dapat menolak pemberian ijin apabila pengusahanya termasuk dalam pengusaha berisiko tinggi; c. Menerbitkan Keputusan Pemberian Ijin. 3. Pejabat Fasilitas: a. Menerima penerusan permohonan dari Kepala Kantor Pabean; b. Melakukan penelitian kelengkapan permohonan; c. Memberikan usulan Keputusan Pemberian Ijin kepada Kepala Kantor Pabean.
'
4. Pejabat yang Mengelola Jaminan: a. Melakukan penelitian dan menerima peletakan jaminan yang dipertaruhkan oleh Pengusaha; b. Menerbitkan bukti penerimaan jaminan dan mengadministrasikan jaminan; c. Menerima dan mengadministrasikan berkas PPFrZ-Ol beserta lampirannya;
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-2d. Memberitahukan kepada pengusaha terhadap jaminan 2 (dua) minggu sebelum jatuh tempo, dan memproses sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pejabat Pabean: a. Menerima dan meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian dokumen PPFTZ-01; b. Memberikan nomor pendaftaran dokumen dan mengeluarkan perintah pemeriksaan fisik barang dengan tingkat pemeriksaan 100% (seratus persen) kepada Pejabat Pemeriksa Barang; c. Menerima dan meneliti laporan hasil pemeriksaan fisik; d. Apabila hasil pemeriksaan fisik kedapatan, sesuai~ menerbitkan persetujuan pengeluaran barang untuk dimuat ke sarana pengangkut; e. Mengirim dokumen PPFTZ-01 beserta lampirannya kepada Pejabat Pengelola Jaminan untuk pengadministrasiannya. 6. Pejabat Pemeriksa Barang: a. Menerima perintah pemeriksaan fisik. dan melakukan pemeriksaan fisik barang dengan tingkat pemeriksaan 100% (seratus persen); b. Menuangkan hasil pemeriksaan pada lembar hasil pemeriksaan dan .
melaporkan kepada Pejabat Pabean.
B. Pada saat pemasukan
kembali barang ke Kawasan Bebas:
1. Pengusaha: a. Mengajukan permohonan pemasukan barang kembali bersama-sama dengan dokumen PPFTZ-03 dengan melampirkan PPFfZ-01 saat pengeluaran dan lampirannya serta dokumen pelengkap'lain; b. Mengajukan permohonan penarikan jaminan kepada Pejabat yang mengelola jaminan dengan melampirkan bukti penerimaan jaminan, PPFTZ-01 pengeluaran" PPFTZ-03 dan lampirannya serta dokumen pelengkap lainnya; c. Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksi administrasi berupa denda dari Pejabat Pengelola Jaminan serta membayar Bea Masuk, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan denda, apabila barang tersebut tidak dimasukkan kembali ke Kawasan Bebas dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
PPFTZ-01.
'
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-3-
2. Pejabat Pabean: a. Menerima dan meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian dokumen PPFTZ-03; b. Memberikan nomor pendaftaran dokumen PPFTZ-03 dan mengeluarkan perintah pemeriksaan fisik baran~ dengan tingkat pemeriksaan 100% (seratus persen) kepada Pejabat Pemeriksa Barang; c. Menerima dan meneliti laporan hasil pemeriksaan fisik; d. Apabila hasil pemeriksaan fisik kedapatan sesuai, menerbitkan .
persetujuan pengeluaran barang;
e. Mengirim dokumen PPFTZ-03 beserta lampirannya Pengelola Jaminan untuk pengadministrasiannya.
kepada Pejabat
3. Pejabat Pemeriksa Barang: a. Menerima perintah pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan fisik barang dengan tingkat pemeriksaan 100% (seratus persen); b. Menuangkan hasil pemeriksaan pada lembar hasil pemeriksaan dan melaporkan kepada Pejabat Pabean. 4. Pejabat yang Mengelola Jaminan: a. Menerima dan meneliti permohonan penarikan jaminan; b. Mengembalikan jaminan kepada pengusaha dalam hal disetujui; c. Menerima dan mengadministrasikan lampirannya;
dokumen
PPFTZ-03 beserta
d. Menerbitkan Surat Tagihan berdasarkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan sanksi administrasi berupa denda kepada Pengusaha, apabila barang tersebut tidak dimasukkan kembali ke Kawasan Bebas dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal PPFTZ-01; e. Mencairkan jaminan dan melakukan penagihan sanksi administrasi beru pa denda kepada Pengusaha. ""
MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MUL Y ANI INDRA W A TI
.~
PERATURAN NOMOR
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTER!
242/PMK.04/2009
LAMPIRAN VI KEUANGAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 . TE'.\ITANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI KAWASAN YANG TELAH DITUNJUK SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBASDAN PELABUHAN BEBAS
T AT A CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PENGEMAS YANG DIPAKAI BERULANG-ULANG (RETURNABLE PACKAGE) KE DAN DARI KAWASAN BEBAS 1, Pengusaha:
a. Mengajukan permohonan tertulis penggunaan pengemas yang dipakai berulang-ulang (returnablepackage)kepada Kepala Kantor Pabean; b. Permohonan diajukan diawal kegiatan dan diperpanjang dengan menyebutkan uraian pengemas antara lain:
setiap tahun
1) 2) 3) 4) 5)
Jenis; Identitas; Negara asal; Spesifikasi teknis; dan Perkiraan jumlah pemasukan dan pengeluaran yang mempergunakan returnable packagedalam 1 (satu) tahun. c. Dalam hal permohonan diterima, mencantumkan nomor ijin pada setiap dokumen pemasukan dan pengeluaran yang menggunakan returnable package; d. Mengajukan permohonan penyelesaian pemasukan atau pengeluaran empty returnable package (kosong) dengan melampirkan ijin: 1) Dalam hal pemasukan emphJ returnablepackage(kosong) kepada Pejabat yang Mengelola Manifes untuk mendapatkan disposisi pengeluarannya; 2) Dalam hal pengeluaran empty returnable package (kbsong) kepada Pejabat Pabean untuk mendapatkan disposisi pemuatan ke atas Sarana Pengangkut; e. Membuat laporan setiap 6 (enam) bulan tentang pemasukan dan pengeluaran kepada Pejabat Fasilitas yang memberikan ijin dengan tembusan kepada Kepala Kantor Pabean tempat pemasukan dan/ atau pengeluaraI1 returnable packageyang berisi sekurang-kurangnya: 1)
Jenis
2) 3) 4) .5)
Jenis dan jumlah returnable packagepengeluaran; Kantor Pabean pemasukan; Kantor Pabean Pengeluaran; Saldo returnable Package.
.0
dan jumlah returnable package pemasukan;
2. Kepala Kantor Pabean: a. Menerima permohonan penggunaan returnable packagedari pengusaha; b. Dapat menolak pemberian ijin apabila pengusaha termasuk berisiko tinggi; c. Menerbitkan Keputusan Pemberian Ijin Penggunaan returnable package. 3. Pejabat Fasilitas: a. Menerima penerusan permohonan Kepala Kantor Pabean;
penggunaan
returnable package dari'
'"
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2-. b. Melakukan penelitian kelayakan permohonan berdasarkan profil .. pengusaha dan returnable package; c. Mengusulkan Keputusan Pemberian Ijin Penggunaan returnable package kepada Kepala Kantor Pabean. 4. Pejabat yang Mengelola Manifes: a. Menerima permohonan penyelesaian empty returnable package(kosong); b. Meneliti permohonan penyelesaian dan memberikan disposisi pada permohonan tersebut yang sekaligus merupakan ijin pengeluaran dari Kawasan Pabean; c. Membuat catatan tentang pemasukan dalam buku tersendiri berdasarkan Nomor K~putusan Ijin Penggunaan returnable package dan memasukkan nomor urut pembukuan pada permohonan penyelesaian tersebut; d. Menutup Pos BC 1.1 atas empty returnable package(kosong) dengan nomor urut pembukuan pada permohonan penyelesaian tersebut; e. menerima laporan setiap 6 (enam) bulan atas pemasukan dan pengeuaran returnable packagedari pengusaha; f. Menghitung Bea Masuk dan PPN, atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22 serta Denda dan meneruskan penagihannya kepada Pejabat yang Mengelola Penagihan. 5. Pejabat Pabean:
a. Menerima pengajuan permohonan penyelesaian pengeluaran empty . returnable package (kosong); b. Meneliti permohonan penyelesaian pemuatannya ke atas sarana pengangkut;
dan
memberikan
disposisi
c. Membuat catatan tentang pengeluaran empty returnable package (kosong) dalam buku tersendiri berdasarkan Nomor Keputusan Ijin Penggunaan returnable ptlckage dan memasukkan nomor urut pembukuan pada permohonan penyelesaian tersebut; d. Meneruskan pemberitahuan penyelesaian empty returnable package (kosong) ke Pejabat yang Mengelola Manifes untuk dilakukan rekonsiliasi dengan data pemasukan. MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MUL YANI INDRA W ATI
LAMPIRAN VII PERATURAN MENTER!' KEUANGAN NOMOR242/~.04/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAs PERATURAJ~ MENTER! KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2009 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DAR! KAW ASAN YANG TELAH DITUNJUK SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBASDAN PELABUHAN BEBAS MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA'
TATA CARA PENIMBUNAN BARANG UNTUK PEMERIKSAAN FISIK DI TEMPAT LAIN DI LUAR KAWASAN PABEAN (GUDANG AT AU LAP ANGAN PENIMBUNAN MILIK PENGUSAHA)
1. Pengusaha: a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Pabean untuk melakukan pemeriksaan fisik barang di tempat lain di luar Kawasan Pabean (gudang atau lapangan penimbunan milik pengusaha yang bersangkutan) dengan menyebutkan alasannya; b. Menerima BCF 2.6 A lembar pertama dari Pejabat Pabean, dalam hal permohonan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang di gudang atau lapangan. penimbunan milik pengusaha yang bersangkutan disetujui Kepala Kantor Pabean u.p. Pejabat Fasilitas; c. Menerima Berita Acara Penyegelan lembar kedua dari petugas yang melakukan penyegelan. 2. Kepala Kantor Pabean: a. Menerima permohonan dari Pengusaha untuk melakukan pemeriksaan fisik barang di temp at lain di luar Kawasan Pabean; b. Membuat rekomendasi kepada Pejabat. Pabean bahwa permohonan pengusaha memenuhi persyaratan pemberian ijin atau tidak. 3. Pejabat Fasilitas: a. Menerima penerusan permohonan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang di tempat lain di luar Kawasan Pabean dari Kepala Kantor Pabean; b. Meneliti alasan yang dikemukakan oleh pengusaha dalam surat permohonan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang di gudang atau lapangan pe1'limbunan milik pengusaha; c. Menunjuk petugas untuk melakukan pengecekan gudang atau lapangan penimbunan milik pengusaha; d. Menerima laporan hasH pengecekan gudang atau lapangan penimbunan;
lapangan berikut gambar denah
e. Membuat usulan rekomenaasi kepada Kepala Kantor Pabean bahwa permohonan pengusaha memenuh~ persyaratan pemberian ijin atau tidak. 4. Pejabat Pabean: a. Menerima persetujuan Kepala Kantor Pabean u. p. Pejabat Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan fisik barang di gudang atau lapangan penimbunan milik pengusaha; b. Menunjuk petugas unhik melakukan penimbunan dan penyegelan barang;
pengawalan,
c. Menerbitkan BCF 2.6 A dalam rangkap 2 (dua):
pengawasan
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-21) lembar pertama kepada pengusaha untuk melindungi pengangkutan barang sampai di gudang atau lapangan penimbunan milik pengusaha yang bersangkutan; 2) lembar kedua kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang; d. Menerima
BCF 2.6 A lembar kedua dari Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
.
e. Menerima Berita Acara Penyegelan lembar pertama dari petugas yang melakukan penyegelan. 5. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang: a. Menerima dokumen BCF 2.6 A lembar kedua dari Pejab~t Eabean dan BCF
2.6 A lembar pertama dari pengusaha;
,
b. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan BCF 2.6/\ dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasanjpeti kemas yang bersangkutan: 1) kedapatan sesuai, barang dapat dikeluarkan; 2) kedapatan tidak sesuai, barang tidak dapat dikeluarkan, BCF 2.6A dikirimkan kepada Pejabat Penindakan untuk penyelesaran lebih lanjut; c. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada BCF 2.6 A; d. Mengembalikan BCF 2.6 A kepada pengusaha setelah diberi catatan pengeluaran; e. Mengirimkan BCF 2.6 A lembar kedua kepada Pejabat Pabean. 6. Petugas Pengawasan Penimbunan: a. Melakukan pengusaha;
pengecekan
gudang
atau
lapcmgan penfutbunan
,milik
b. Membuat l~poran hasH pengecekan lapanganberikut gambar denah gudang atau lapangan penimbunan, dan menyerahkannya kepada Pejabat yang melakukan pengawasan; c. Melakukan pengawalan barang dan mengawasipenimbunan; d. Melakukan penyegelan barang di gudangatau lapangan penimbunan milik pengusaha dan membuat Berita Acara Penyegelan; e. Menyerahkan Berita Acara Penyegelan lembar pertamaPejabat dan lembar kedua kepada pengusaha.
Pabean
MENTERJ KEUANGAN, ttd. SRI MUL Y ANI INDRA W A TI