WALIKOTA YOGYAKARTA
KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 616/KEP/2007
TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011
i
WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 616/ KEP / 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011 WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang
:
a. bahwa dalam rangka menjamin keberhasilan program pembangunan Penanggulangan Kemiskinan yang telah diatur dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011, maka perlu disusun Rencana Aksi Daerah (RAD) Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Walikota Yogyakarta tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011.
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005; 3. Undang-undang Nomor 17 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025; 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 – 2009; 5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pengarus Utamaan Gender; 6. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2025; 7. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011.
ii
MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011 PERTAMA
:
RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 adalah Dokumen Perencanaan Program Terpadu yang bersifat Lintas sektor dan lintas wilayah yang mencakup penciptaan kesempatan kerja, pemberdayaan, peningkatan kemampuan, dan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, sebagaimana tersebut dalam Keputusan ini.
KEDUA
:
RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA dimaksudkan dipergunakan sebagai pedoman dan informasi bagi para pemangku kepentingan dalam membuat komitmen pada program prioritas yang bersifat lintas sektor dan lintas wilayah.
KETIGA
:
Penjabaran RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA akan ditindaklanjuti setiap tahunnya dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Yogyakarta dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).
KEEMPAT
:
Menunjuk Wakil Walikota Yogyakarta sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta dibantu Asisten Pembangunan dan Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta untuk mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan program dan kegiatan pada Rencana Aksi Daerah ini.
KELIMA
:
Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta.
KEENAM
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 8 Desember 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd
H. HERRY ZUDIANTO Tembusan : Yth. 1. Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta. 2. Asisten Tata Praja Setda Kota Yogyakarta. 3. Asisten Pembangunan Setda Kota Yogyakarta. 4. Asisten Administrasi Setda Kota Yogyakarta. 5. Kepala SKPD se Kota Yogyakarta.
iii
LAMPIRAN
: KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR
: 616/KEP/2007
TANGGAL
: 8 Desember 2007
RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 – 2011
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang
1
1.2.
Maksud dan Tujuan
2
1.3.
Lingkup RAD Penanggulangan Kemiskinan
2
KONDISI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN
4
DI KOTA YOGYAKARTA 2.1.
Faktor Penyebab Kemiskinan dan Pengangguran Secara
4
Konseptual 2.2.
Faktor Penyebab Pengangguran Secara Konseptual
6
2.3.
Profil Kemiskinan Kota Yogyakarta
8
2.3.1.
Sebaran Keluarga dan Penduduk Miskin Kota
11
Yogyakarta. 2.3.2.
Diskripsi Data Keluarga dan Penduduk Miskin Beserta
Permasalahanya
Basis
13
Wilayah
Kecamatan. 2.3.3.
Deskripsi Keluarga dan Penduduk Miskin dan
42
Permasalahanya Basis Kota Yogyakarta 2.3.3.1.
Permasalahan
Kemiskinan
dan
42
dan
42
Keluarga Miskin dan Kepemilikan Aset
44
Kemampuan Pendapatan. 2.3.3.2.
Permasalahan
Kemiskinan
Kesempatan Kerja. 2.3.3.3.
Ekonomi. 2.3.3.4.
Keluarga Miskin dan status Kepemilikan
44
Tempat Tinggal. 2.3.3.5.
Keluarga Miskin dengan jenis bahan
45
bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari
iv
2.3.3.6.
Keluarga Miskin dengan Jenis alat
45
penerangan yang digunakan 2.3.3.7.
Permasalahan
Kemiskinan
Berdasar
45
Kemiskinan
Berdasar
46
Kemiskinan
Berdasar
46
Kemiskinan
Berdasar
47
Kemiskinan
Berdasar
48
Kemiskinan
Berdasar
49
Pangan 2.3.3.8.
Permasalahan Sandang
2.3.3.9.
Permasalahan Papan
2.4.
BAB III
2.3.3.10
Permasalahan
.
Kesehatan
2.3.3.11
Permasalahan
.
Pendidikan
2.3.3.12
Permasalahan
.
Aktifitas Sosial
Profil Data Pengangguran Kota Yogyakarta.
49
LANDASAN PELAKSANAAN
51
3.1.
Landasan Global.
51
3.2.
Landasan Nasional
51
3.3
Landasan Regional
52
BAB IV RENCANA
AKSI
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
DAN
53
Kemiskinan
dan
53
PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA 4.1.
Rencana
Aksi
Pengangguran
Penanggulangan berdasar
Strategi
Penanggulangan
Kebijakan
Penanggulangan
Kemiskinan Kota Yogyakarta 4.1.1.
Srtategi
dan
53
Kemiskinan
4.2.
4.1.1.1
Strategi Perlindungan Sosial
53
4.1.1.2
Strategi Perluasan Kesempatan
53
4.1.1.3
Strategi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
54
4.1.1.4
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
55
4.1.1.5
Strategi Kemitraan
55
Alur
Pola
Pikir
Penanggulangan
Kemiskinan
dan
55
Validasi dan pelembagaan updating data Keluarga
56
Pengangguran 4.2.1.
Miskin 4.2.2.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Keluarga Miskin.
57
v
4.2.3.
Pengembangan SDM Penduduk Miskin.
58
4.2.4.
Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin.
58
4.2.5.
Pelembagaan
59
Stake
Holder
Penanggulangan
Kemiskinan dan Pengangguran Ditingkat Basis (Kelurahan) 4.3.
MATRIK PROGRAM KEGIATAN RENCANA AKSI DAERAH
61
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN 2007 - 2011
BAB V
PELAKSANAAN
72
5.1.
Optimalisasi Fungsi Koordinasi TKPK Kota Yogyakarta.
72
5.2.
Membangun Mekanisme Penanggulangan Kemiskinan dan
72
Pengangguran. 5.2.1
Perluasan Kesempatan Kerja dan Peningkatan
72
Pendapatan Keluarga. 5.2.2.
Penyediaan Layanan Pendidikan.
73
5.2.3.
Penyediaan Layanan Kesehatan.
74
5.2.4.
Penyediaan
Layanan
Jaminan
Ketersediaan
74
Pangan. 5.2.5.
Penyediaan
Keterpenuhan
Pemukiman
dan
75
Penyediaan Keterpenuhan Kebutuhan Air Bersih
75
Perumahan Layak Huni. 5.2.6.
dan Sanitasi Yang Baik. 5.2.7.
Penguatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin.
76
5.2.8.
Layanan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Melalui
76
Panti Sosial. 5.3
Pelaksanaan
77
5.3.1
77
Sinergi Program Instansi dan Institusi Dalam Penanggulangan Kemiskinan
5.3.2.
Kelembagaan
82
5.3.2.
Pendanaan
83
5.3.3.
Indikator
83
BAB VI PENUTUP
84
vi
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Tahun 2007-2011 merupakan salah satu tahapan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Kota Yogyakarta yang saling terkait dan tak terpisahkan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Yogyakarta
Tahun
Penanggulangan Kemiskinan
2007-2011.
Lebih
jauh
Rencana
Aksi
Daerah
dan Pengangguran merupakan acuan bagi SKPD
untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial khususnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan penganguran yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Pemahaman terhadap fenomena permasalahan, pola dan profil kemiskinan dan pengangguran serta penyebab dan faktor-faktor lain yang berpengaruh sangat diperlukan dalam perumusan strategi intervensi prioritas program dan penetapan jenis kegiatan serta alokasi sumber yang diperlukan. Hal ini sangat penting karena bagi
Pemerintah
Kota
Yogyakarta
yang
bersinggungan
masyarakat memerlukan kebijakan-kebijakan yang bersifat
langsung
dengan
intervensi untuk
mengupayakan pengentasan kimiskinan. Upaya-upaya intervensi tersebut menuntut adanya ketersediaan referensi dan petunjuk detail tentang langkah-langkah dan kondisi serta potensi dari permasalahan kemiskinan dan juga pengangguran. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam penanggulangan kemiskinan dan pengangguran diperlukan kebersamaan dari para pemangku kepentingan sehingga kebijakan yang dijalankan bersifat terpadu dan terkoordinasi dalam bentuk usaha yang komprehensif dan saling bersinergi.
1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran adalah : Maksud : Maksud penetapan RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Tahun 2007-2011 ditetapkan dengan maksud sebagai acuan atau pedoman dalam sinkronisasi pelaksanaan kegiatan, pencapaian sasaran dari hasil yang ditetapkan bersama seluruh pihak yang terkait dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.
1
Tujuan : Tujuan dari Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran adalah : a. Memperkuat basis data penduduk miskin dan pengangguran; b. Mengurangi jumlah penduduk miskin; c. Mengurangi tingkat pengangguran; d. Meningkatkan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial dan penduduk miskin serta difabel dengan merata; e. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk masyarakat; f. Meningkatkan akses pendidikan dasar dan menengah 12 tahun bagi penduduk miskin; g. Mengembangkan sektor riil khususnya ekonomi mikro di masyarakat dan sumber daya manusia yang kualitas; h. Menjadikan kampung sebagai basis pembangunan komunitas.
1.3. Lingkup RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Lingkup RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran mencakup 3 (tiga) hal, yaitu: -
Diagnosis kemiskinan dengan memperhatikan suara masyarakat miskin,
-
Strategi dan rencana aksi yang memuat strategi, prioritas kebijakan dan langkah kebijakan termasuk sasaran dan indikator kinerja, tatacara pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi penanggulangan kemiskinan, dan pengangguran,
-
Pembagian peran yang jelas antar pelaku baik, pemerintah, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, lembaga keuangan, organisasi profesi, dan lembaga internasional.
Adapun sistematika RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 meliputi: Bab I
Bab II
Pendahuluan
menjelaskan
latar
belakang,
maksud
tujuan,
lingkup serta proses penyusunan dan sistematika.
Kondisi
Kemiskinan dan
menguraikan
dan
Pengangguran di Kota Yogyakarta
diagnosis kemiskinan dan pengangguran yang
memuat gambaran umum dan permasalahan utama kemiskinan dan pengangguran di Kota Yogyakarta. Sumber data dan informasi yang digunakan meliputi hasil analisis kemiskinan partisipatif (PPA), hasil analisis statistik, dan hasil kajian/penelitian.
2
Bab III
Landasan
Pelaksanaan
menegaskan
landasan
konstitusi
penanggulangan Kemiskinan dan pengangguran. Bab IV
Rencana
Aksi Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran
Membahas hasil kaji ulang berbagai kebijakan publik yang telah dilakukan untuk publik yang
mengatasi masalah kemiskinan dan kebijakan
secara
tidak
langsung berdampak terhadap
masyarakat miskin. Dari hasil kaji ulang tersebut
kemudian
dirumuskan ke dalam rekomendasi kebijakan. Bab V
Pelaksanaan menguraikan mekanisme pelaksanaan strategi dan kebijakan yang memuat prasyarat, kelembagaan, jaringan kerja pelaksana,
penganggaran,
(safeguarding), dan strategi
dan
pengendalian
antisipasi
dan
pengawasan
terhadap hambatan pelaksanaan
kebijakan menjelaskan sistem pemantauan dan
evaluasi yang mendukung pelaksanaan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Bab VI
Penutup.
3
BAB II KONDISI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI KOTA YOGYAKARTA
2.1. Faktor Penyebab Kemiskinan dan Pengangguran Secara Konseptual Kemiskinan dan pengangguran merupakan dua masalah yang saling terkait. Pengangguran merupakan salah satu pemicu dari terjadinya kemiskinan dilain kutub penangguran
sangat
mungkin
disebabkan
oleh
kondisi
miskin.
Penyebab
kemiskinan sendiri sangat berfariasi dimana antara lain disebabkan oleh karena faktor lingkungan, sosiokultural, ekonomi, politik, kebijakan publik dan sebagainya. Secara kewilayahan, kondisi dan permasalahan kemiskinan tidak bisa digeneralisasikan untuk semua wilayah. Pendekatan obyektif yang sering dipakai untuk mendasari pengelompokan penduduk miskin dengan pendekatan garis kebutuhan minimum manusia memberikan kondisi kemiskinan yang benar-benar fakir. Tanpa bisa melihat adanya potensi-potensi internal yang bisa dioptimalkan dalam penanganan kemiskinan tersebut. Secara umum penyebab kemiskinan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, antara lain: 1).
Kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan, peraturan maupun lembaga yang ada dimasyarakat sehingga dapat menghambat peningkatan produktivitas dan mobilitas masyarakat;
2).
Kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang berhubungan dengan adanya nilainilai yang tidak produktif dalam masyarakat, tingkat pendidikan yang rendah, kondisi kesehatan dan gizi yang buruk; dan
3).
Kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang ditunjukkan oleh kondisi alam maupun geografis yang tidak mendukung, misalnya daerah tandus, kering, maupun keterisolasian daerah. Namun demikian pendekatan yang dipakai dalam menelaah permasalahan
kemiskinan sekarang ini lebih mendudukan posisi kelompok miskin itu sendiri sebagai center subject. Konsep-konsep untuk penanganan masalah kemiskinan mulai menggeser pola yang pada awalnya lebih pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau kebutuhan minimum menjadi pendekatan yang lebih memanusiakan. Secara umum kemiskinan sekarang dipandang sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang,lakilaki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Cara pandang kemiskinan ini beranjak dari pendekatan berbasis
4
hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Fenomena kemiskinan dan pengangguran di Indonesia termasuk Kota Yogyakarta merupakan fenomena yang kompleks dan tidak dapat secara mudah dilihat dari satu angka absolut. Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata seiring dengan perkembangan kota memiliki daya tarik yang kuat terhadap urbanisasi yang berpengaruh terhadap jumlah penduduk. Keberagaman budaya masyarakat yang menyebabkab kondisi dan permasalahan kemiskinan dan pengangguran di Kota Yogyakarta menjadi sangat beragam dengan sifat-sifat lokal yang kuat serta pengalaman kemiskinan yang berbeda secara sosial maupun antara laki-laki dan perempuan. Secara spesifik beberapa ahli mengemukakan pendapat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor intern dan eksteren yaitu : Faktor Intern penyebab terjadinya kemiskinan antara lain; -
Rendahnya
kualitas
mental
atau budaya dimana memandang kemiskinan
sebagai nasib yang harus diterima (sikap nrimo) dan sikap masa bodoh yaitu
sikap
pasrah,
sehingga
tidak mempunyai inisiatif, tidak mempunyai
gairah, dan tidak dinamis untuk mengubah nasib mereka yang dianggap buruk. -
Sumber daya manusia yang terbatas atau kurang memadainya pengetahuan, pendidikan dan ketrampilan baik dalam kualitas maupun jenis.
-
Kerentanan sehingga keluarga miskin terpaksa harus melepaskan aset-aset miliknya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
-
Ketidak-berdayaan (powerless) masyarakat miskin dalam hal ketidakmampuan bersaing dengan masyarakat pada umumnya.
Faktor Ekstern penyebab terjadinya kemiskinan antara lain; -
Ketidak merataan kesempatan untuk mengakumulasikan sosial, yang
tidak
terbatas
pada
modal
produktif
(tanah,perumahan, kesehatan dan lain-lain), tetapi juga sumber keuangan (penghasilan dan kredit). memperoleh pekerjaan, barang-barang, pengetahuan
basis
kekuatan
atau
aset
meliputi sumber-
Jaringan sosial
untuk
dan ketrampilan yang
5
memadai, serta informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. -
Keterbatasan informasi, ketidak terjangkauan komunikasi ,menyebabkan tidak terjangkauanya pelayanan dan bantuan dari lembaga pemberi bantuan.
-
Lingkungan
sosial
budaya
yang mengakibatkan kurang tingginya hasrat
untuk lebih maju dalam kehidupan duniawi. -
Adanya
kebijakan publik yang bias pihak dan mengorbankan posisi rakyat
sebagai implikasi pembangunan.
2.2. Faktor Penyebab Pengangguran Secara Konseptual Secara teoritis pengangguran adalah kondisi dimana seseorang yang ingin bekerja tidak dapat pekerjaan . Ketersediaan pekerjaan bagi masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar kerja. Pasar kerja merupakan interaksi antara supply (penawaran) dan demand (permintaan) tenaga kerja. Tiga hal yang mempengaruhi pasar tenaga kerja adalah :
1. Belum optimalnya Informasi Tenaga Kerja (distorsi informasi). Ketersediaan
informasi tenaga kerja akan cukup berpengaruh terhadap
munculnya pengangguran. Jika informasi tenaga kerja tersedia dan akurat maka pencari tenaga bekerja maupun pencari kerja akan bertemu sehingga secara teori pasar dalam kondisi equilibrium atau tidak ada pengangguran.Dalam kenyataannya informasi tenaga kerja dapat muncul secara alami ( dari mulut ke mulut) atau melalui media informasi. Kebijakan pemerintah dengan ikut campur tangan dalam penyediaan informasi tenaga kerja
akan besar pengaruhnya
dalam upaya mengurangi pengangguran. 2. Ketidak sesuaian Permintaan dan Penawaran a. Ketidak sesuaian kuantitas terjadi apabila jumlah pencari kerja lebih besar dari kebutuhan tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan karena oleh pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan usaha yang dipengaruhi oleh peluang usaha atau iklim usaha. b. Ketidak sesuaian kualitas terjadi apabila kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan pencari kerja tidak terpenuhi oleh pencari kerja. Dua hal yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja adalah mutu pendidikan, kemampuan (skill) dan teknologi. Jenis dan tingkat teknologi yang dimiliki suatu usaha akan mempengaruhi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
6
Ketika kedua hal tersebut tidak sesuai maka yang terjadi adalah munculnya pengangguran. Dua aspek lain yang mempengaruhi ketidak sesuaian kualitas adalah produktivitas dan upah. 3. Hubungan Industrial. Hubungan industrial tidak hanya menempatkan pengusaha atau perusahaan sebagai pihak yang selalu bersikap tidak fair tetapi juga bisa berangkat dari sikap pekerja atau serikat yang selalu menempatkan diri sebagai pihak yang berlawanan kepada perusahaan atau pengusaha. Baik tidaknya hubungan kerja akan berpengaruh terhadap penyelesaian masalah yang mungkin terjadi antara perusahaan dan karyawan yang akhirnya selalu bermuara pada PHK dan tuntutan pekerja. Kondisi membawa implikasi usaha yang tidak sehat dan sulit berkembang sedangkan industri atau perusahaan merupakan lokomotif penyerap suplay tenaga kerja.
2.3. Profil Kemiskinan Kota Yogyakarta Uraian tentang potret kemiskinan dan pengangguran dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi kemiskinan dan pengangguran serta kemungkinan atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan dan pengangguran yang nantinya diharapkan sebagai langkah awal untuk menentukan bentuk kebijakan/program yang tepat serta penyusunan rencana aksi (action plan) agar penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dapat dilaksanakan dengan tepat di tingkat pelaskanaan kegiatanya. Untuk mengidentifikasi kemiskinan selama ini yang sering digunakan adalah garis kemiskinan (poverty line), yaitu suatu tolok ukur yang menunjukkan ketidakmampuan penduduk melampui ukuran garis kemiskinan atau suatu ukuran yang didasarkan pada kebutuhan atau pengeluaran konsumsi minimum, misalnya konsumsi pangan dan konsumsi non-pangan (misalnya kebutuhan perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, transportasi, barang-barang lain dan jasa). Pemerintah
Kota
Yogyakarta
dalam
melaksanakan
kebijakan
penanggulangan kemiskinan telah mengeluarkan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 227 Tahun 2007 yang kemudian diubah dengan Keputusan Walikota Yogyakarta nomor 470/KEP/2007 tentang perubahan Lampiran Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 227 Tahun 2007 menetapkan parameter keluarga miskin Kota Yogyakarta. Parameter tersebut diharapkan sebagai pedoman penentuan sasaran program penanggulangan kemiskinan semua instansi di Kota Yogyakarta. Keseragaman dan kesepakatan indikator ini adalah salah satu aspek penting untuk
7
meminimalkan kesalahan atau bias sasaran. Parameter tersebut merupakan indikator komposit yang tersusun dari sektor fisik, ekonomi, sosial dan lainnya. Masing-masing sektor dikembangkan dalam dimensi dan indikator sehingga mudah pengukurannya. Indikator tersebut merupakan kombinasi beberapa model penanggulangan kemiskinan yang sudah ada sebelumnya seperti indikator kebutuhan dasar yang dikembangkan BPS, Indikator Keluarga Sejahtera yang dikembangkan oleh BKKBN, dan indikator model pembangunan manusia yang dikembangkan UNDP. Setelah melalui proses diskusi dalam forum koordinasi antar lembaga/instansi tingkat kota oleh Komite Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Yogyakarta, langkah awal adalah mencari persamaan-persamaan konsep dari masing-masing indikator dasar yang dipakai oleh sektoral departemen. Dari rangkuman berbagai indikator diatas maka dikembangkan parameter kemiskinan yang disepakati secara bersama-sama oleh masing-masing instansi di Kota Yogyakarta untuk selanjutnya diusulkan untuk menjadi Keputusan Daerah yang secara formal menjadi acuan oleh semua pihak sebagai indikator kemiskinan. Adapun rumusan parameter kemiskinan terbut adalah sebagai berikut: Tabel. 1 Parameter Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Aspek
Parameter
Bobot
1. Pendapatan dan
1. Pendapatan rata-rata anggota keluarga setiap bulan kurang dari Rp.150.000,2. Kepala Keluarga tidak bekerja. 3. Keluarga tidak memiliki barang selain tanah yang bernilai lebih dari Rp. 500.000,4. Status tempat tinggal bukan milik sendiri. 5. Jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari bukan gas. 6. Jenis alat penerangan yang digunakan bukan listrik atau listrik tetapi bukan milik sendiri.
8
1. Keluarga tidak mampu memberi makan Anggota keluarga 3 kali setiap hari. 2. Keluarga tidak mampu membeli dan menyediakan lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu.
12
Asset
2. Pangan
5 5 2 3 2
8
8
Aspek 3. Sandang 4.Papan
5. Kesehatan
6. Pendidikan
Parameter
Bobot
1. Keluarga hanya bisa membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun. 1. Luas tempat tinggal rata-rata tiap Anggota keluarga kurang dari 8 meter persegi. 2. Jenis bahan lantai bidang terluas dari tempat tinggal berupa tanah/bambu / kayu kualitas rendah. 3. Jenis bahan dinding bidang terluas dari tempat tinggal berupa bambu/kayu/bahan lain berkualitas rendah/tembok tanpa plester atau diplester kualitas rendah. 1. Keluarga tidak mampu mengobatkan anggota keluarga yang sakit di Puskesmas. 2. Sumber air minum yang digunakan berasal dari sumber air tidak terlindung. 3. Kebiasaan membuang air besar di sungai/MCK umum/Milik tetangga.
5 3 3
4 10 5 5
1. Pendidikan Kepala Keluarga maksimal hanya lulus SD. 2. Terdapat anak usia sekolah yang DO.
5 10
7. Sosial
1. Keluarga tidak mengikuti aktifitas kegiatan lingkungan sama sekali.
STRATIFIKASI MISKIN: 1. FakirMiskin / Jumlah Bobot antara 76 – 100 Miskin sekali. 2. Miskin. 3. Hampir Jumlah Bobot antara 51 – 75 Miskin 4. Tidak Miskin. Jumlah Bobot antara 31 – 50 . Jumlah Bobot 0 – 30
5
Kode: FM M HM TM
Sebagaimana sistem pendatan keluarga dan penduduk miskin kota Yogyakarta yang bersifat dinamik dengan periodisasi updating data pada setiap tahunya, sehingga data temuan pada tahun 2007 adalah data potret kondisi kemiskinan pada tahun yang bersangkutan yang akan dipakai sebagai dasar program tahun 2008. Data tersebut akan dilaksanakan updating secara rutin sampai dengan tahun 2011. 2.3.1. Sebaran Keluarga dan Penduduk Miskin Kota Yogyakarta. Jumlah keluarga dan penduduk miskin di Kota Yogyakarta dilihat berdasarkan wilayah maka terdapat variasi sebaran kemiskinan dan prevalensinya sebagai berikut :
9
Tabel 2 Sebaran Keluarga dan Penduduk Miskin Serta Tingkat Prevalensinya
NO 1
2
3
4
5
6
7
8
9
KECAMATAN /KELURAHAN TEGAL REJO 1 KRICAK 2 KARANGWARU 3 TEGALREJO 4 BENER JUMLAH JETIS 1 BUMIJO 2 COKRODININGRATAN 3 GOWONGAN JUMLAH GONDOKUSUMAN 1 DEMANGAN 2 KOTABARU 3 KLITREN 4 BACIRO 5 TERBAN JUMLAH DANUREJAN 1 SURYATMAJAN 2 TEGAL PANGGUNG 3 BAUSASRAN JUMLAH GEDONGTENGEN 1 SOSROMENDURAN 2 PRINGGOKUSUMAN JUMLAH NGAMPILAN 1 NGAMPILAN 2 NOTOPRAJAN JUMLAH WIROBRAJAN 1 PAKUNCEN 2 WIROBRAJAN 3 PATANGPULUHAN JUMLAH MANTRIJERON 1 GEDONGKIWO 2 SURYODININGRATAN 3 MANTRIJERON JUMLAH KRATON 1 PATEHAN 2 PANEMBAHAN 3 KADIPATEN JUMLAH
Jml KK Miskin
Jml KK
Jml Prevalensi Pnduduk % Miskin
Jmlh Prevalensi Pnduduk %
1012 588 693 373 2666
3991 3140 2661 1395 11187
25.36 18.73 26.04 26.74 23.83
2524 1159 2227 1256 7166
14226 11460 10123 4995 40804
17.74 10.11 22.00 25.15 17.56
802 615 596 2013
2768 2747 2275 7790
28.97 22.39 26.20 25.84
1794 2098 1185 5077
10729 10536 8808 30073
16.72 19.91 13.45 16.88
404 137 441 705 572 2259
3084 987 3476 3971 3495 15013
13.10 13.88 12.69 17.75 16.37 15.05
1353 402 1554 2393 1914 7616
11109 4156 13275 16103 12193 56836
12.18 9.67 11.71 14.86 15.70 13.40
457 1020 320 1797
1524 2703 2370 6597
29.99 37.74 13.50 27.24
1502 1769 1000 4271
5671 10549 9255 25475
26.49 16.77 10.80 16.77
546 1073 1619
2725 4062 6787
20.04 26.42 23.85
1761 1814 3575
10097 15617 25714
17.44 11.62 13.90
668 655 1323
3286 2461 5747
20.33 26.62 23.02
1443 1270 2713
12638 9579 22217
11.42 13.26 12.21
838 657 525 2020
2982 2805 2155 7942
28.10 23.42 24.36 25.43
2092 1362 1744 5198
11706 10969 8309 30984
17.87 12.42 20.99 16.78
853 660 506 2019
3943 3370 3075 10388
21.63 19.58 16.46 19.44
2015 1224 1667 4906
15371 12598 11840 39809
13.11 9.72 14.08 12.32
404 558 392 1354
1906 2940 2249 7095
21.20 18.98 17.43 19.08
1302 1790 1200 4292
6884 10863 7929 25676
18.91 16.48 15.13 16.72
10
NO
KECAMATAN /KELURAHAN
Jml KK Miskin
Jml KK
Prevalen si %
Jml Pndudu k Miskin
Jmlh Pndudu k
Prevale nsi %
343 903 1246
1860 2688 4548
18.44 33.59 27.40
1123 2264 3387
7092 10261 17353
15.83 22.06 19.52
453 329 782
1960 1456 3416
23.11 22.60 22.89
1569 1097 2666
7415 5207 12622
21.16 21.07 21.12
696 760 665 2121
2888 3999 3172 10059
24.10 19.00 20.96 21.09
1525 1730 2079 5334
11120 14382 11738 37240
13.71 12.03 17.71 14.32
388 440 442 305 569 862 480 3486
1608 3342 2662 2893 3784 4137 1694 20120
24.13 13.17 16.60 10.54 15.04 20.84 28.34 17.33
1323 1514 1545 937 1982 1993 1561 10855
6062 12400 10080 10453 12616 14575 6386 72572
21.82 12.21 15.33 8.96 15.71 13.67 24.44 14.96
529 716 735 1980
3034 3240 2699 8973
17.44 22.10 27.23 22.07
962 1461 2339 4762
11755 11566 9752 33073
8.18 12.63 23.98 14.40
26685
125662
21.24
89818
470448
19.09
10 GONDOMANAN 1 NGUPASAN 2 PAWIRODIRJAN JUMLAH 11 PAKUALAMAN 1 PURWOKINANTI 2 GUNUNGKETUR JUMLAH 12 MERGANGSAN 1 KEPARAKAN 2 WIROGUNAN 3 BRONTOKUSUMAN JUMLAH 13 UMBULHARJO 1 SEMAKI 2 MUJA MUJU 3 TAHUNAN 4 WARUNGBOTO 5 PANDEAN 6 SOROSUTAN 7 GIWANGAN JUMLAH 14 KOTAGEDE 1 REJOWINANGUN 2 PRENGGAN 3 PURBAYAN JUMLAH TOTAL
2.3.2. Diskripsi Data Keluarga dan Penduduk Miskin Beserta Permasalahanya Basis Wilayah Kecamatan.
1. Kecamatan Tegalrejo a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 242 155 173 93 663
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 560 360 365 218 1503
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 2120 1256 1316 720 5412
Lansia ( > 55 Th ) 502 288 373 225 1388
11
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Kelurahan Bekerja 1. Kricak Laki-laki 82 Perempuan 228 2. Karangwaru Laki-laki 61 Perempuan 120 3. Tegalrejo Laki-laki 76 Perempuan 222 4. Bener Laki-laki 43 Perempuan 87 JUMLAH L JUMLAH P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Kricak Laki-laki Perempuan 2. Karangwaru Laki-laki Perempuan 3. Tegalrejo Laki-laki Perempuan 4. Bener Laki-laki Perempuan JUMLAH L P
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
77 35
33 61
47 1
149 90
55 28
24 47
18 1
115 86
54 44
26 22
36 2
152 62
23 24
13 16
16 1
71 63
262 657
209 131
96 146
117 5
487 301
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
137 265
98 41
51 57
40 2
177 136
71 132
35 25
25 32
16 0
144 92
73 160
44 28
8 15
13 1
82 64
56 84 337 641
24 16 201 110
7 16 91 120
13 0 82 3
46 32 419 324
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
32 29
13 7
3 10
2 0
24 15
11 9
1 4
1 3
1 0
5 3
9 14
1 1
1 3
1 1
8 1
3 7 55 59
5 4 20 16
1 0 6 16
0 0 4 1
3 5 40 24
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Kricak Laki-laki Perempuan 2. Karangwaru Laki-laki Perempuan 3. Tegalrejo Laki-laki Perempuan 4. Bener Laki-laki Perempuan JUMLAH L P
12
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH
TK
SD
60 61 47 36 204
SMP
344 231 240 123 938
SMA
165 100 89 57 411
PT
116 87 58 29 290
16 14 13 5 48
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH
TK
SD
60 61 47 36 204
SMP
344 231 240 123 938
SMA
165 100 89 57 411
PT
116 87 58 29 290
16 14 13 5 48
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan
Orang Sakit
Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH
37 52 66 21 176
Ibu Hamil 21 12 14 3 50
Balita Rawan Gizi 6 2 9 4 21
Balita Gizi Buruk 12 3 6 1 22
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH
Lantai Tanah / Tidak Permanen 484 213 250 132 1079
Dinding Tidak Permanen 787 443 480 253 1963
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 604 323 321 186 1434
2. Kecamatan Jetis a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 201 149 125 475
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 487 322 308 1117
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 1651 1313 1312 4276
Lansia ( > 55 Th ) 355 314 340 1009
13
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Bumijo Laki-Laki Perempuan 2. Cokrodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Gowongan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
88 193
34 32
23 55
28 1
143 77
84 179
48 23
21 31
25 0
132 75
61 136
28 24
25 27
15 0
88 47
233 508
110 79
69 113
68 1
363 199
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
111 255
23 16
42 44
45 0
171 86
96 169
29 24
20 19
16 1
100 70
140 195 347 619
30 30 82 70
33 24 95 87
25 1 86 2
114 62 385 218
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
0 0
6 3
1 0
5 2
3 2
1 1
1 0
8 10
4 3
1 2
5 0
16 12
7 5
8 6
7 0
29 24
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Bumijo Laki-Laki Perempuan 2. Cokrodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Gowongan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
3) Fakir Miskin Pekerjaan Tidak Kelurahan Bekerja 1. Bumijo Laki-Laki 15 Perempuan 15 2. Cokrodiningratan Laki-Laki 10 Perempuan 9 3. Gowongan 23 Laki-Laki Perempuan 30 JUMLAH L P
48 54
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
65 44 39
286 204 178
142 98 92
105 75 76
10 6 14
148
668
332
256
30
14
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK Kelurahan 1. Bumijo 40 2. Cokrodiningratan 24 3. Gowongan 37
56 30 39
61 37 26
49 32 31
105 57 79
JUMLAH
125
124
112
241
SD
101
SMP
SMA
PT
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH
Orang Sakit
Ibu Hamil
38 88 86 212
14 9 5 28
Balita Rawan Gizi 19 5 4 28
Balita Gizi Buruk 4 2 4 10
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH
Lantai Tanah / Tidak Permanen 296 234 233 763
Dinding Tidak Permanen 594 461 482 1537
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 607 297 432 1336
3. Kecamatan Gondokusuman a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 123 30 122 194 145 614
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 220 68 260 387 316 1251
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 859 227 992 1457 1194 4729
Lansia ( > 55 Th ) 151 77 180 355 259 1022
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Demangan Laki-Laki Perempuan 2. Kotabaru Laki-Laki Perempuan 3. Klitren Laki-Laki Perempuan 4. Baciro Laki-Laki Perempuan 5. Terban Laki-Laki
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
51 134
28 17
11 31
8 2
105 42
3 22
12 5
1 1
1 0
14 5
69 143
48 24
31 41
1 1
103 62
91 176
50 46
33 44
24 0
139 101
47
24
25
18
108
15
Perempuan JUMLAH L P
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Demangan Laki-Laki Perempuan 2. Kotabaru Laki-Laki Perempuan 3. Klitren Laki-Laki Perempuan 4. Baciro Laki-Laki Perempuan 5. Terban Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Demangan Laki-Laki Perempuan 2. Kotabaru Laki-Laki Perempuan 3. Klitren Laki-Laki Perempuan 4. Baciro Laki-Laki Perempuan 5. Terban Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
113
27
30
4
61
261 588
162 119
101 147
70 7
469 271
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
48 106
17 8
9 15
12 2
58 45
31 44
9 5
4 6
5 1
22 10
54 105
40 24
16 13
8 2
46 32
100 128
36 24
22 16
14 0
107 74
61 117
27 23
24 29
13 3
89 63
294 500
129 84
75 79
52 8
322 224
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
1 3
0 0
0 0
2 0
1 1
3 7
0 0
0 0
1 0
2 1
0 2
0 0
0 0
1 0
1 0
12 10
4 4
0 0
3 0
1 3
10 22
3 1
2 4
1 0
15 6
26 44
7 5
2 4
8 0
20 11
16
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
40 13 43 67 48
126 40 157 262 232
73 18 89 122 123
74 5 68 129 130
11 2 10 15 27
211
817
425
406
65
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
22 5 27 42 26
25 9 24 39 31
28 9 30 39 31
30 5 42 37 29
61 11 57 85 70
122
128
137
143
284
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban
6 2 5 12 13
Balita Rawan Gizi 3 3 3 6 8
Balita Gizi Buruk 2 1 1 6 1
38
23
11
Sakit Permanen
Ibu Hamil
16 3 17 23 36 95
JUMLAH
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban
Lantai Tanah / Tidak Permanen 131 49 137 286 222
Dinding Tidak Permanen 251 121 302 505 429
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 212 111 261 264 347
825
1608
1195
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 937 2201 577 3715
Lansia ( > 55 Th ) 205 524 175 904
JUMLAH
4. Kecamatan Danurejan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Suryatmajan 2. Tegalpanggung 3. Bausasran JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 113 270 79 462
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 247 574 169 990
17
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Suryatmajan Laki-laki Perempuan 2. Tegalpanggung Laki-laki Perempuan 3. Bausasran Laki-laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Suryatmajan Laki-laki Perempuan 2. Tegalpanggung Laki-laki Perempuan 3. Bausasran Laki-laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
52 83
55 45
24 29
4 1
65 30
71 193
86 52
29 40
30 3
112 46
24 57 147 333
16 9 157 106
14 15 67 84
9 0 43 4
50 43 227 119
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
66 115
64 57
14 22
11 0
51 30
212 373
122 83
61 59
27 2
195 107
26 71 304 559
14 7 200 147
7 16 82 97
11 1 49 3
67 44 313 181
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
13 11
1 2
6 3
0 0
5 5
34 32
7 6
8 5
2 1
16 10
5 1 52 44
1 1 9 9
0 1 14 10
0 0 2 1
1 1 22 16
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Suryatmajan Laki-laki Perempuan 2. Tegalpanggung Laki-laki Perempuan 3. Bausasran Laki-laki Perempuan JUMLAH L P
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Suryatmajan 2. Tegalpanggung 3. Bausasran JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
34 67 26 127
144 345 95 584
67 164 56 287
57 138 52 247
6 17 5 28
18
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK SD Kelurahan 1. Suryatmajan 21 26 2. Tegalpanggung 56 63 3. Bausasran 16 15 JUMLAH 93 104 d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Suryatmajan 2. Tegalpanggung 3. Bausasran JUMLAH
SMP
SMA
PT
31 55 18 104
25 54 20 99
49 108 31 188
Sakit Permanen
Ibu Hamil
25 48 25 90
6 17 8 31
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Suryatmajan 179 2. Tegalpanggung 509 3. Bausasran 136 JUMLAH 824
Dinding Tidak Permanen 299 876 256 1431
5. Kecamatan Gedong Tengen a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Usia Balita Usia Anak Kelurahan ( sd =<5 Th ) ( >5 - =<15 Th ) 1. Sosromenduran 111 260 2. Pringgokusuman 283 618 JUMLAH 394 878
Balita Gizi Buruk 2 4 8 14
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 329 394 176 899
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 1090 2118 3208
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Kelurahan Bekerja 1. Sosromenduran Laki-laki 80 54 42 Perempuan 136 26 36 2. Pringgokusuman Laki-laki 97 40 44 Perempuan 192 43 50 JUMLAH L 177 94 86 P 328 69 86 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Sosromenduran Laki-laki Perempuan 2. Pringgokusuman Laki-laki Perempuan JUMLAH L P
Balita Rawan Gizi 2 9 0 11
Lansia ( > 55 Th ) 300 595 895
Angkutan
Jasa
19 0
42 28
124 0 43 0
160 97 202 125
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
90 129
37 29
35 33
17 0
39 38
157 309 247 438
64 48 101 77
43 68 78 101
59 6 76 6
206 144 245 182
19
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Sosromenduran Laki-laki Perempuan 2. Pringgokusuman Laki-laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
23 29
3 5
4 5
0 0
7 1
22 21 45 50
3 0 6 5
0 4 4 9
6 0 6 0
20 17 27 18
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Sosromenduran 2. Pringgokusuman JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
31 104 135
171 378 549
74 164 238
75 124 199
9 12 21
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Sosromenduran 2. Pringgokusuman JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
17 63
28 54
27 66
32 64
60 105
80
82
93
96
165
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Sosromenduran 2. Pringgokusuman JUMLAH
Sakit Permanen
Ibu Hamil
35 35 70
12 5 17
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Sosromenduran 240 2. Pringgokusuman 602 JUMLAH 842
Balita Rawan Gizi 8 7 15
Dinding Tidak Permanen 435 953 1388
Balita Gizi Buruk 8 2 10
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 346 800 1146
6. Kecamatan Ngampilan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Ngampilan 2. Notoprajan JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 176 154 330
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 373 351 724
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 1418 1326 2744
Lansia ( > 55 Th ) 376 339 715
20
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngampilan Laki-Laki Perempuan 2. Notoprajan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
95 175
62 47
36 49
19 1
126 74
68 140 163 315
30 15 92 62
29 50 65 99
21 1 40 2
143 86 269 160
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
75 136
59 43
39 54
14 0
97 63
95 121 170 257
29 23 88 66
19 54 58 108
21 1 35 1
137 87 234 150
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
6 6
0 1
2 4
2 1
5 3 11 9
1 1 1 2
0 0 2 4
0 0 1 0
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngampilan Laki-Laki Perempuan 2. Notoprajan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngampilan Laki-Laki Perempuan 2. Notoprajan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
1 0
4 3 6 4
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Ngampilan 2. Notoprajan
TK
SD
SMP
SMA
PT
40 33
235 219
109 110
97 89
14 19
219
186
33
SMP
SMA
PT
46 35
53 40
83 78
81
93
161
JUMLAH 73 454 2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK SD Kelurahan 1. Ngampilan 41 41 2. Notoprajan 33 35 JUMLAH
74
76
21
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Sakit Permanen Ibu Hamil Kelurahan 1. Ngampilan 53 15 2. Notoprajan 127 7 JUMLAH
180
Balita Rawan Gizi 1 1
Balita Gizi Buruk 1 0
2
1
22
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Ngampilan 304 559 2. Notoprajan 193 496 JUMLAH
497
1055
7. Kecamatan Wirobrajan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Usia Balita Usia Anak Kelurahan ( sd =<5 Th ) ( >5 - =<15 Th ) 1. Pakuncen 229 517 2. Wirobrajan 175 406 3. Patangpuluhan 126 299 JUMLAH
530
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 414 307 721
Usia Produktif ( >16 – =< 55 T ) 1814 1336 1083
Lansia ( > 55 Th ) 432 345 236
4233
1013
1222
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Angkutan Kelurahan Bekerja 1. Pakuncen Laki-Laki 73 54 39 23 Perempuan 200 28 46 4 2. Wirobrajan Laki-Laki 57 51 38 18 Perempuan 158 38 37 3 3. Patangpuluhan Laki-Laki 51 72 34 6 Perempuan 123 33 36 2 JUMLAH L 181 177 111 47 P 481 99 119 9
Jasa 130 67 110 70 91 65 331 202
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Pakuncen Laki-Laki Perempuan 2. Wirobrajan Laki-Laki Perempuan 3. Patangpuluhan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
142 250
67 47
30 42
26 1
168 96
97 147
32 20
23 26
18 2
106 82
49 106 288 503
43 18 142 85
22 32 75 100
13 0 57 3
90 73 364 251 22
3) Fakir Miskin Pekerjaan Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Kelurahan 1. Pakuncen Laki-Laki 21 14 1 Perempuan 46 5 5 2. Wirobrajan Laki-Laki 8 5 1 Perempuan 10 3 3 3. Patangpuluhan Laki-Laki 6 0 1 Perempuan 12 0 0 JUMLAH L 35 19 3 P 68 8 8 c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah.
Angkutan
Jasa
3 0
20 14
6 2
6 4
1 0 10 2
5 2 31 20
1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
72 68 43
320 261 179
141 121 84
93 101 73
15 15 11
183
760
346
267
41
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
40 40 25 105
49 50 32 131
53 37 25 115
50 37 29 116
87 85 58 230
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH
Sakit Permanen
Ibu Hamil
108 21 28 157
7 12 11 30
Balita Rawan Gizi 11 3 3 17
Balita Gizi Buruk 2 2 2 6
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH
Lantai Tanah / Tidak Permanen 373 234 216 823
Dinding Tidak Permanen 696 494 382 1572
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 433 322 339 1094
23
8. Kecamatan Mantrijeron a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 217 154 118
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 524 368 264
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 1735 1223 988
JUMLAH 489 1156 3946 b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Angkutan Kelurahan Bekerja 1. Gredongkiwo Laki-Laki 71 88 25 24 Perempuan 209 62 50 1 2. Suryodiningratan Laki-Laki 60 30 18 16 Perempuan 130 23 20 1 3. Mantrijeron Laki-Laki 46 49 26 14 Perempuan 104 42 34 0 JUMLAH L 177 167 69 54 P 443 127 104 2
Lansia ( > 55 Th ) 439 379 297 1115 Jasa 161 94 121 81 91 66 373 241
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Gredongkiwo Laki-Laki Perempuan 2. Suryodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Mantrijeron Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
115 212
51 44
22 39
30 0
145 79
83 136
23 28
25 13
16 0
120 73
59 100 257 448
31 23 105 95
17 17 64 69
13 0 59 1
63 51 328 203
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
24 11
5 8
7 3
2 0
5 6
15 16
5 9
2 0
3 0
10 12
10 12 49 39
2 6 12 23
1 2 10 5
3 0 8 0
7 4 22 22
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Gredongkiwo Laki-Laki Perempuan 2. Suryodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Mantrijeron Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
24
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
62 64 40
330 244 161
139 111 83
102 88 58
11 13 13
166
735
333
248
37
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
56 25 31 112
53 42 25 120
55 34 30 119
54 38 40 132
88 82 44 214
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH
Sakit Permanen
Ibu Hamil
50 30 31 111
12 7 3 22
Balita Rawan Gizi 12 11 1 24
Balita Gizi Buruk 6 3 0 9
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH
Lantai Tanah / Tidak Permanen 327 246 199 772
Dinding Tidak Permanen 567 478 338 1383
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 441 371 258 1070
9. Kecamatan Kraton a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 88 127 63
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 215 308 210
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 781 1035 724
Lansia ( > 55 Th ) 218 320 203
278
733
2540
741
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Patehan Laki-Laki Perempuan 2. Panembahan Laki-Laki
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
33 66
22 28
19 29
11 1
91 55
55
52
18
16
91
25
Perempuan 3. Kadipaten Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
137
40
40
1
54
41 68 129 271
30 25 104 93
22 20 59 89
10 1 37 3
39 30 221 139
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
34 94
22 9
18 27
4 4
78 42
65 109
32 17
18 18
16 0
74 66
52 94 151 297
27 15 81 41
27 22 63 67
12 0 32 4
52 38 204 146
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
1 2
0 0
1 3
1 0
4 3
12 11
3 2
1 2
0 0
6 3
1 3
0 1
1 0
0 0
3 2
1 0
13 8
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Patehan Laki-Laki Perempuan 2. Panembahan Laki-Laki Perempuan 3. Kadipaten Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Patehan Laki-Laki Perempuan 2. Panembahan Laki-Laki Perempuan 3. Kadipaten Laki-Laki Perempuan
JUMLAH L 14 3 3 P 16 3 5 c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
17 34 25 76
125 191 142 458
68 89 66 223
53 55 63 171
11 11 8 30
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
20 31 10 61
25 26 16 67
21 35 34 90
23 32 25 80
44 42 38 124
26
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH
Sakit Permanen
Ibu Hamil
13 11 19 43
7 7 2 16
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Patehan 207 2. Panembahan 191 3. Kadipaten 136 JUMLAH 534
Balita Rawan Gizi 1 1 0 2
Dinding Tidak Permanen 313 403 297 1013
Balita Gizi Buruk 1 2 0 3
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 238 337 250 825
10. Kecamatan Gondomanan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Ngupasan 2. Prawirodirjan JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 73 227 300
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 170 463 633
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 679 1944 2623
Lansia ( > 55 Th ) 201 530 731
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngupasan Laki-Laki Perempuan 2. Prawirodirjan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
50 88
33 22
20 29
6 0
58 28
106 241 156 329
59 41 92 63
43 47 63 76
27 0 33 0
109 28 167 90
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
28 58
27 25
12 13
4 0
36 23
177 283 205 341
74 42 101 67
62 48 74 61
30 0 34 0
130 88 166 111
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngupasan Laki-Laki Perempuan 2. Prawirodirjan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
27
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngupasan Laki-Laki Perempuan 2. Prawirodirjan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
1 4
1 0
0 0
0 0
1 0
37 56 36 60
12 9 13 9
3 2 3 2
9 0 9 0
21 2 22 2
SMA
PT
62 86
10 12
181
148
22
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan TK SD SMP Kelurahan 1. Ngupasan 29 143 71 2. Prawirodirjan 55 269 110 JUMLAH
84
412
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Ngupasan 2. Prawirodirjan JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
11 46
18 52
15 48
19 32
38 88
57
70
63
51
126
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Ngupasan 2. Prawirodirjan
5 13
Balita Rawan Gizi 1 21
Balita Gizi Buruk 0 1
18
22
1
Sakit Permanen
Ibu Hamil
15 23 38
JUMLAH
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Ngupasan 128 249 2. Prawirodirjan 249 665 JUMLAH
377
914
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 177 645 822
11. Kecamatan Pakualaman a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia
Kelurahan 1. Purwokinanti 2. Gunungketur JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 89 68
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 260 192
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 969 684
Lansia ( > 55 Th ) 251 153
157
452
1653
404
28
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Purwokinanti Laki-Laki Perempuan 2. Gunungketur Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
45 114
34 27
13 17
11 0
86 42
30 61 75 175
29 28 63 55
11 18 24 35
8 0 19 0
65 43 151 85
Pekerjaan Kelurahan 1. Purwokinanti Laki-Laki Perempuan 2. Gunungketur Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
79 126
30 25
17 20
8 1
75 57
32 77 111 203
18 25 48 50
12 16 29 36
18 0 26 1
60 47 135 104
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
20 18
4 0
2 3
1 0
10 5
7 8 27 26
5 1 9 1
3 0 5 3
2 1 3 1
4 5 14 10
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Purwokinanti Laki-Laki Perempuan 2. Gunungketur Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Purwokinanti 2. Gunungketur JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
44 21 65
159 122 281
76 57 133
48 37 85
8 3 11
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Purwokinanti 2. Gunungketur JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
8 10 28
22 22 44
25 19 44
23 20 43
55 31 86
29
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Sakit Permanen Kelurahan 1. Purwokinanti 37 2. Gunungketur 23 JUMLAH 60
Ibu Hamil 5 4 9
Balita Rawan Gizi 6 14 20
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Purwokinanti 229 384 2. Gunungketur 136 261 JUMLAH 365 645
Balita Gizi Buruk 1 0 1
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 270 168 438
12. Kecamatan Mergangsan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia
Kelurahan 1. Keparakan 2. Wirogunan 3. Brontokusuman JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 195 189 166 550
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 402 410 315 1127
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 1474 1613 1216 4303
Lansia ( > 55 Th ) 354 418 382 1154
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Keparakan Laki-Laki Perempuan 2. Wirogunan Laki-Laki Perempuan 3. Brontokusuman Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
60 145
100 56
22 40
18 0
86 51
69 199
100 41
28 27
17 2
73 46
80 188 209 532
67 29 267 126
33 48 83 115
24 0 59 2
86 72 245 169
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
123 179
64 50
28 45
23 0
109 67
128 279
78 41
35 22
15 1
137 69
75 117 326 575
45 27 187 118
19 22 82 89
20 2 58 3
80 55 326 191
2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Keparakan Laki-Laki Perempuan 2. Wirogunan Laki-Laki Perempuan 3. Brontokusuman Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
30
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Keparakan Laki-Laki Perempuan 2. Wirogunan Laki-Laki Perempuan 3. Brontokusuman Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
24 20
4 2
0 5
4 0
6 12
20 21
4 3
1 4
4 0
12 6
6 6 50 47
3 0 11 5
0 0 1 9
1 0 9 0
3 0 21 18
SMA
PT
87 93 74 254
12 14 13 39
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan TK SD SMP Kelurahan 1. Keparakan 47 261 128 2. Wirogunan 76 236 107 3. Brontokusuman 55 179 82 JUMLAH 178 676 317 2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Keparakan 2. Wirogunan 3. Brontokusuman JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
40 38 28 106
36 47 33 116
49 45 33 127
41 44 39 124
75 83 59 217
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Sakit Permanen Kelurahan 1. Keparakan 49 2. Wirogunan 59 3. Brontokusuman 63 JUMLAH 171
Ibu Hamil 12 5 8 25
Balita Rawan Gizi 6 13 6 25
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Keparakan 278 535 2. Wirogunan 336 615 3. Brontokusuman 194 380 JUMLAH 808 1530
Balita Gizi Buruk 6 6 3 15
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 296 394 311 1001
13. Kecamatan Umbulharjo a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 109 129 130
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 197 242 276
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 800 914 932
Lansia ( > 55 Th ) 217 229 207
31
4. Warungboto 72 160 547 5. Pandeyan 148 357 1188 6. Sorosutan 192 486 1808 7. Giwangan 126 261 934 JUMLAH 906 1979 7123 b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Semaki Laki-Laki Perempuan 2. Muja-muju Laki-Laki Perempuan 3. Tahunan Laki-Laki Perempuan 4. Warungboto Laki-Laki Perempuan 5. Pandeyan Laki-Laki Perempuan 6. Sorosutan Laki-Laki Perempuan 7. Giwangan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Semaki Laki-Laki Perempuan 2. Muja-muju Laki-Laki Perempuan 3. Tahunan Laki-Laki Perempuan 4. Warungboto Laki-Laki Perempuan 5. Pandeyan Laki-Laki Perempuan 6. Sorosutan Laki-Laki Perempuan 7. Giwangan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
158 289 407 240 1747
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
32 88
31 16
19 23
10 2
57 23
47 117
47 19
31 30
14 0
81 46
46 122
44 26
24 19
16 2
108 69
27 42
12 12
12 17
6 1
49 36
49 153
50 27
16 38
24 1
167 97
81 188
148 75
38 45
38 1
122 105
26 114 308 824
34 23 367 198
21 27 161 199
27 4 135 11
141 63 725 439
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
52 90
23 26
13 21
11 0
81 52
63 120
40 18
17 21
8 0
72 43
34 100
21 15
11 14
14 0
70 35
30 40
13 13
7 14
7 4
56 42
59 136
25 8
18 22
18 0
96 44
98 176
82 45
32 40
29 0
132 105
28 94 364 756
16 18 220 143
6 22 104 154
14 0 101 4
92 51 599 372
32
3) Fakir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Kelurahan Bekerja 1. Semaki Laki-Laki 4 2 1 Perempuan 4 1 1 2. Muja-muju Laki-Laki 6 5 0 Perempuan 3 1 0 3. Tahunan Laki-Laki 4 1 1 Perempuan 3 1 0 4. Warungboto Laki-Laki 5 0 0 Perempuan 7 0 3 5. Pandeyan Laki-Laki 7 0 0 Perempuan 12 0 0 6. Sorosutan Laki-Laki 6 2 1 Perempuan 7 6 1 7. Giwangan Laki-Laki 3 0 2 Perempuan 10 0 1 JUMLAH L 35 10 5 P 46 9 6 c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah.
Angkutan
Jasa
0 0
6 5
0 0
0 3
0 1
1 1
2 0
12 1
1 0
8 6
6 0
5 5
0 0 9 1
10 6 42 27
1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan 4. Warungboto 5. Pandeyan 6. Sorosutan 7. Giwangan JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
33 48 45 20 32 80 46 304
159 149 186 107 226 306 143 1276
65 66 91 45 107 146 67 587
60 47 77 60 63 105 55 467
7 5 6 6 13 19 12 68
2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan 4. Warungboto 5. Pandeyan 6. Sorosutan 7. Giwangan JUMLAH
TK
SD
SMP
SMA
PT
23 23 31 10 36 38 18 179
18 21 37 15 41 54 31 217
13 33 29 15 39 49 29 207
22 22 31 19 34 55 26 209
44 44 39 32 70 104 38 371
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan 4. Warungboto
Sakit Permanen
Ibu Hamil
24 30 27 9
11 10 5 3
Balita Rawan Gizi 4 8 2 1
Balita Gizi Buruk 4 2 3 2
33
5. Pandeyan 6. Sorosutan 7. Giwangan JUMLAH
24 125 14 253
15 21 13 78
e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Semaki 174 2. Muja-muju 163 3. Tahunan 166 4. Warungboto 89 5. Pandeyan 213 6. Sorosutan 293 7. Giwangan 172 JUMLAH 1270 14. Kecamatan Kotagede a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Rejowinangun 2. Prenggan 3. Purbayan JUMLAH
Usia Balita ( sd =<5 Th ) 135 178 134 447
4 7 5 31
2 1 1 15
Dinding Tidak Permanen 294 291 265 167 409 527 328 2281
Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 340 399 375 1114
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 259 241 190 168 182 381 175 1596
Usia Produktif (>16 – =< 55 Th) 1136 1419 1396 3951
Lansia ( > 55 Th ) 251 365 434 1050
b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Rejowinangun Laki-Laki Perempuan 2. Prenggan Laki-Laki Perempuan 3. Purbayan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Rejowinangun Laki-Laki Perempuan 2. Prenggan Laki-Laki Perempuan 3. Purbayan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
52 120
44 26
22 22
6 0
59 43
57 150
59 40
25 43
29 2
154 126
64 142 173 412
108 54 211 120
13 45 60 110
15 2 50 4
185 137 398 306
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
79 159
50 33
17 29
13 5
128 72
61 124
51 24
10 22
21 3
138 103
44 119
77 41
8 17
6 0
99 82
184 402
178 98
35 68
40 8
365 257
34
3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Rejowinangun Laki-Laki Perempuan 2. Prenggan Laki-Laki Perempuan 3. Purbayan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P
Tidak Bekerja
Industri
Perdagangan
Angkutan
Jasa
12 13
0 4
3 3
0 0
4 7
2 5
1 0
1 0
0 0
4 3
6 7 20 25
5 1 6 5
1 3 5 6
0 0 0 0
1 3 9 13
SMA
PT
77 104 75 256
4 11 11 26
SMP
SMA
PT
26 38 37 101
28 47 37 112
55 77 68 200
c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan TK SD SMP Kelurahan 1. Rejowinangun 44 225 102 2. Prenggan 54 256 133 3. Purbayan 45 257 99 JUMLAH 143 738 334 2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK SD Kelurahan 1. Rejowinangun 23 32 2. Prenggan 34 44 3. Purbayan 21 43 JUMLAH 78 119
d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan Masalah Kesehatan Sakit Permanen Ibu Hamil Kelurahan 1. Rejowinangun 30 15 2. Prenggan 30 6 3. Purbayan 37 12 JUMLAH 97 33 e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Rejowinangun 236 2. Prenggan 200 3. Purbayan 369 JUMLAH 805
Balita Rawan Gizi 4 5 11 20
Dinding Tidak Permanen 383 457 532 1372
Balita Gizi Buruk 3 1 4 8
Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 270 284 301 855
2.3.3. Deskripsi Keluarga dan Penduduk Miskin dan Permasalahannya Basis Kota Yogyakarta.
2.3.3.1. Permasalahan Kemiskinan dan Kemampuan Pendapatan. Pendapatan merupakan alat-ukur yang diasumsikan memberikan kontribusi dominan dalam menentukan suatu keluarga dikategorikan miskin atau tidak. Pada 35
parameter pendapatan ini dapat diturunkan pada asumsi-asumsi keterbatasan potensi ekonomi warga. Untuk mendetailkan data maka kelompok penduduk miskin dengan pendapatan dibawah Rp. 150.000/bulan/kapita pada tabel berikut :
Tabel.3. Kemiskinan dan Tingkat Pendapatan Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Tahun 2007 Pendapatan Kurang dari Lebih dari % % Kondisi Rp. 150.000/bln Rp.150.000/bln Fakir miskin
1.382
6,71
54
0,88
Miskin
11.579
56,26
1.755
28,75
Hampir Miskin
7.621
37,03
4.294
70,37
Jumlah Miskin
20.582
100
6.103
100
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dominan keluarga atau penduduk miskin yakni sebanyak 20.582 keluarga berpendapatan/kapita/bulan dibawah Rp. 150.000. Kondisi ini dari aspek potensi ekonomi atau kemampuan rata-rata penduduk miskin untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok non pangan menjadi sangat rentan.
2.3.3.2.
Permasalahan Kemiskinan dan Kesempatan Kerja.
Rendahnya tingkat pendapatan keluarga miskin dikota Yogyakarta tidak lepas dari aktifitas ekonomi yang dilakukan oleh Kepala keluarga atau anggota keluarga yang lain atau bahkan lebih parah adalah disebabkan oleh kondisi kepala keluarga atau anggota keluarga yang tidak bekerja. Gambaran pada indikator ini dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 sebagai berikut : Tabel. 4. Kemiskinan dan Kepala Keluarga Miskin Bekerja dan Tidak Bekerja Kota Yogyakarta Tahun 2007 Pekerjaan
%
Bekerja
%
838
11,05
598
3,13
Miskin
4.373
57,68
8.961
46,90
Hampir Miskin
2.370
31,26
9.545
49,96
Jumlah Miskin
7.581
100
19.104
100
Kondisi Fakir miskin
Tdk Bekerja
36
Kelompok keluarga dengan kategori miskin adalah kelompok terbanyak dilihat dari status kepala keluarga yang tidak bekerja dengan jumlah 4.373 kepala keluarga. Apabila aktifitas pekerjaan bagi kepala keluarga tersebut
dilihat pada
tataran anggota keluarga yang sudah berusia produktif dan berstatus tidak sekolah diskripsi kuantitatif keluarga tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel. 5. Angkatan Kerja Penduduk Miskin. Kemiskinan dan Pekerjaan Pekerjaan Tdk Bekerja Kondisi Jumlah Miskin 3.197
Jasa
Industri
Dagang
Angkutan
8.449
2.897
2.665
1.540
Tabel diatas memberikan gambaran kondisi angkatan kerja pada kelompok masyarakat miskin. Gambaran tersebut membenarkan asumsi tentang keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga miskin untuk bisa memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.
2.3.3.3. Keluarga Miskin dan Kepemilikan Aset Ekonomi. Kepemilikan aset ekonomi merupakan gambaran kemampuan saving masyarakat miskin. Kemampuan kepemilikan ini secara konseptual akan sangat tergantung pada aktifitas pekerjaan dan tingkat pendapatan. Dalam bentu hubungan sederhana antara rade keluarga miskin dengan kepemilikan aset dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel. 6. Kemiskinan dan Aset Ekonomi Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Tidak Lebih Rp. 500.000 1396 11542 7661 20599
% 6,77 56,03 37,191 100
Lebih Rp.500.000 40 1792 4254 6086
% 0,65 29,44 69,89 100
Tabel diatas merupakan deskripsi dari keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat miskin.
37
2.3.3.4. Keluarga Miskin dan status Kepemilikan Tempat Tinggal. Tabel. 7. Kemiskinan dan Status Kepemilikan Tempat Tinggal Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 2.3.3.5.
Milik Sendiri
%
Bukan Milik Sendiri
%
278 3727 4172 8177
3,39 45,57 51,02 100
1158 9607 7743 18508
6,25 51,90 41,83 100
Keluarga Miskin dengan jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari Tabel. 8. Kemiskinan dengan jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari
Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 2.3.3.6.
Memakai Gas/Listrik
Tidak Memakai Gas (Kayu/Arang/Minyak Tanah) 1429 13171 11555 26155
%
7 163 360 530
1,32 30,75 67,92 100
% 5,46 50,35 44,17 100
Keluarga Miskin dengan Jenis alat penerangan yang digunakan
Tabel. 9. Kemiskinan dengan Jenis alat penerangan yang digunakan Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 2.3.3.7.
Bukan Listrik/ Listrik Milik Orang Lain 1174 7353 4250 12777
%
Listrik Milik Sendiri 9,18 57,54 33,26 100
%
262 5981 7665 13908
1,88 43,00 55,11 100
Permasalahan Kemiskinan Berdasar Pangan
Tabel. 10. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan memberi makan Anggota keluarga 3 kali setiap hari Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Mampu memberi makan Dua Kali atau Kurang setiap hari 1413 11308 4614 17335
% 8,15 65,23 26,61 100
Mampu memberi makan Lebih dari Dua Kali setiap hari 23 2026 7301 9350
% 0,24 21,66 78,08 100
38
Tabel. 11. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan membeli dan menyediakan lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
1 Kali atau Tidak Pernah Membeli lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu.
%
2 Kali atau Lebih membeli lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu.
%
1430 12712 9609 23751
6,02 53,52 40,45 100
6 622 2306 2934
0,20 21,19 78,59 100
2.3.3.8. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Sandang Tabel. 12. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
1 Stel atau Tidak Pernah Membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun. 1414 12859 10654 24927
%
2 Stel atau Lebih membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun
%
5,67 51,58 42,74 100
22 475 1261 1758
1,25 27,02 71,72 100
2.3.3.9. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Papan Tabel. 13. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Luas tempat tinggal rata-rata tiap Anggota keluarga di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Kurang 8 Meter Persegi 1029 7919 5484 14432
% 7,13 54,87 37,99 100
Lebih atau Sama Dengan 8 Meter Persegi 407 5415 6431 12253
% 3,32 44,19 52,48 100
39
Tabel. 14. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Jenis bahan lantai bidang terluas dari tempat tinggal di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Tanah/Bambu/Kayu Kualitas Rendah
%
Semen /Keramik/Kayu kualitas Baik
%
1087 6359 3138 10584
10,27 60,08 29,64 100
349 6975 8777 16101
2,16 43,32 54,51 100
Tabel. 15. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Jenis bahan dinding bidang terluas dari tempat tinggal di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Bambu/Kayu/Bahan Lain Berkualitas Rendah/Tembok Plesteran Kualitas Rendah
%
Tembok/Bahan Lain Berkualitas Tinggi
%
1361 10848 7483 19692
6,91 55,08 38 100
75 2486 4432 6993
1,07 35,54 63,37 100
2.3.3.10. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Kesehatan Keluarga tidak mampu mengobatkan anggota keluarga yang sakit di Puskesmas. Tabel. 16. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan mengobatkan anggota keluarga yang sakit di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset
Tidak Mampu
%
Mampu
%
Fakir miskin
1302
14,24
134
0,76
Miskin
5621
61,48
7713
43,96
Hampir Miskin
2219
24,27
9696
55,26
Jumlah Miskin
9142
100
17543
100
Kondisi
Tabel. 17. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Sumber air minum yang digunakan berasal dari sumber air di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin .
Aset
Sumber Air Tak Terlindungi
%
Pompa/Sumur/Mata Air Terlindungi/Air Kemasan
%
581 1847 734 3162
18,37 58,41 23,21 100
855 11487 11181 23523
3,63 48,83 47,53 100
40
Tabel. 18. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Kebiasaan membuang air besar di sungai/MCK umum/Milik tetangga. di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Sungai/MCK Umum/Milik Tetangga
%
MCK Milik Sendiri
%
1137 6477 3295 10909
10,42 59,37 30,20 100
299 6857 8620 15776
1,89 43,46 54,64 100
2.3.3.11. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Pendidikan Tabel. 19. Kemiskinan dan Pendidikan Kepala Keluarga maksimal hanya lulus SD. . di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Maksimal SD
%
Lebih Dari SD
%
1233 8465 5626 15324
8,04 55,24 36,71 100
202 4847 6277 11326
1,78 42,79 55,42 100
Tabel. 20. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Anggota Keluarga Usia Sekolah yang DO di SMA/K atau dibawahnya di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Ada % Tidak Ada Kondisi Fakir miskin 686 21,32 750 Miskin 1853 57,60 11481 Hampir Miskin 678 21,07 11237 Jumlah Miskin 3217 100 23468 2.3.3.12. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Aktifitas Sosial
% 3,19 48,92 47,88 100
Keluarga tidak mengikuti aktifitas kegiatan lingkungan sama sekali.
Tabel. 21. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Anggota Keluarga Ikut Dalam Aktifitas Kegiatan Sosial di Lingkungannya Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin
Tidak Ikut 848 3666 1864 6378
% 13,29 57,47 29,22 100
Ikut 1 Kegiatan atau Lebih 588 9668 10051 20307
% 2,89 47,60 49,49 100
41
2.4. Profil Data Pengangguran Kota Yogyakarta. Pengertian tentang penganggur sering menjadi rancu bagi pengguna data, beberapa pengertian tentang penganggur antara lain, adalah sebagai berikut. a. Mereka yang terdaftar pada departemen atau dinas yang mengurusi tentang daftar pencari kerja atau mereka sebagai pemegang kartu pencari kerja. b. Mereka yang sedang berusaha aktif mencari pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, seperti selama seminggu, sebulan, atau satuan waktu lainnya. c. Mereka yang sedang bekerja, tetapi masih atau sambil mencari pekerjaan selain yang yang sedang dikerjakan. d. Mereka yang sedang tidak mempunyai pekerjaan karena sesuatu hal dan aktif mencari pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. e. Mereka yang tidak bekerja, tidak aktif mencari pekerjaan , tetapi bersedia bekerja apabila diberi pekerjaan. Ada kesamaan konsep yang dipakai untuk batasan penganggur oleh Departemen Tenaga Kerja dan Badan Pusat Statistik:Bahwa penganggur adalah bagian dari angkatan kerja yang kegiatan utamanya ialah sedang aktif mencari pekerjaan. yang disebut aktif mencari pekerjaan diartikan dengan jumlah jam, yaitu minimal satu jam perminggu. Sedangkan menyangkut Ketenagakerjaan dan pengangguran, distribusi ratarata
presentase jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja di Kota Yogyakarta
cukup rendah yaitu 6,63 persen . Persentase terbesar terdapat di Kecamatan Mantrijeron yaitu sebanyak 14,98 persen. Dari seluruh angkatan kerja di Kota Yogyakarta rata-rata persentase yang bekerja sebesar 37,18 persen. Persentase
tinggi
terdapat
di
Kecamatan
Gondomanan, Ngampilan dan Mergangsan dimana lebih dari setengah angkatan kerja yang ada di wilayah tersebut masuk kelompok bekerja.
Tabel. 22. Jumlah Angkatan Kerja Menurut Status Kerja Perkecamatan di Kota Yogyakarta Tahun 2006
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan
41.333 29.547 42.238 74.428 32.516 74.243 31.634 14.981 17.981
Angkatan Kerja Pengang gur 6.190 1.281 3.651 3.740 1.026 6.305 1.770 1.343 287
%
Bekerja
%
Jumlah
%
14.98 4.34 8.64 5.02 3.16 8.49 5.60 8.96 1.60
16.278 12.150 22.399 22.132 14.458 27.128 11.318 5.045 10.429
39.38 41.12 53.03 29.74 44.46 36.54 35.78 33.68 58.00
22.468 13.431 26.050 25.872 15.484 33.433 13.088 6.388 10.716
54.36 45.46 61.67 34.76 47.62 45.03 41.37 42.64 59.60
42
Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah
25.427 28.849 26.367 38.196 41.893 519.633
1.077 1.123 1.843 2.917 1.888 34.441
4.24 3.89 6.99 7.64 4.51 6.63
14.694 7.979 5.163 14.119 9.907 193.199
57.79 27.66 19.58 36.96 23.65 37.18
15.771 9.102 7.006 17.036 11.795 27.640
62.02 31.55 26.57 44.60 28.16 43.81
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kota Yogyakarta
43
BAB. III LANDASAN PELAKSANAAN
3.1. Landasan Global. 3.1.1. Millenium Development Goals (MDGs) merekomendasikan adanya hak-hak dasar manusia yang harus terpenuhi secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hal ini juga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai MDG’s pada tahun 2015 yaitu: 1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan 2) Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua 3) Mendorong kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan 4) Mengurangi tingkat kematian anak 5) Meningkatkan kesehatan ibu 6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lain 7) Menjamin kelestraian lingkungan 8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. 3.1.2 Water
World Forum (WWF) Tahun 2000 Tentang Kesepakatan Millenium
Development Goals (MDG) 2015 untuk mengurangi sekitar setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Convension of The Rights of The Child (1989),World Declaration on ucation For All (1990) Dakkar Work For Action (2000)
3.2. Landasan Nasional. 3.2.1. Undang-undang Dasar 1945 terutama pada pasal-pasal : 1) Pasal 27 ayat 2 : “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. 2) Pasal 28 H : -
Ayat
1: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tingal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan”. -
Ayat 2 : “Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”.
-
Ayat 3 : “Setiap orang berhak atas jaminan social yang memungkinkan pengembangan
dirinya
secara
utuh
sebagai
manusia
yang
bermartabat” 3) Pasal 31 ayat 1 : “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”.
44
4) Pasal 4 : -
Ayat 1 : “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”.
-
Ayat 2 : “Negara mengembangkan system jaminan social bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.
-
Ayat 3 : “Negara bertangungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum”.
3.2.2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 3.2.3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2005-2009
3.3. Landasan Regional 3.3.1. Kebijakan Pemerintah Propinsi 3.3.2.
Peraturan
Daerah
Kota
Yogyakarta
Nomor
1
Tahun
2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 3.3.3.
Peraturan Walikota Yogyakarta
Nomor
17 Tahun
2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2007-2011.
45
BAB IV RENCANA AKSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA
4.1.
Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan dan
Pengangguran
berdasar Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta. Rencana Aksi Daerah dalam rangka Penangulangan Kemiskinan dan pengangguran juga berdasarkan pada Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta yang memuat strategi dan kebijakan sebagai berikut: 4.1.1. Strategi dan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan 4.1.1.1. Strategi Perlindungan Sosial Strategi perlindungan sosial dimaksudkan untuk menjamin pemberian rasa aman dan perlindungan pada penduduk miskin dan rentan baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain karena dampak negatif krisis ekonomi, peningkatan beban pengeluaran masyarakat akibat kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.. Kebijakan Kebijakan
yang
ditempuh
dalam
rangka
perlindungan
sosial
kepada
masyarakat miskin yaitu : a. Peningkatan
pemerataan
kesejahteraan
masyarakat
dan
peningkatan
kemampuan serta kesempatan penduduk miskin untuk turut serta dalam pembangunan dan menempuh kehidupan sesuai dengan harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. b. Peningkatan pelayanan sosial kepada kelompok masyarakat miskin melalui keterpaduan pemerintah dan masyarakat c.
Meningkatkan
peran
serta
aktif
masyarakat
dalam
pelayanan
bagi
kesejahteraan sosial yang didorong oleh rasa kemanusiaan yang tinggi serta menumbuhkembangkan keperdualian terhadap kelompok miskin. 4.1.1.2. Strategi Perluasan Kesempatan Strategi ini dilakukan untuk menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik dan sosial yang memungkinkan penduduk miskin baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.
46
Kebijakan Kebijakan Pemenuhan Hak Dasar Manusia • menjamin pemenuhan hak dasar di bidang pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, air bersih, lingkungan hidup dan sumber daya alam. 4.1.1.3. Strategi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Memberi kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mengembangkan potensinya dan kemampuan berusaha agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Kebijakan: Kebijakan Peningkatan Kapasitas Warga Miskin dalam mengakses sumber daya pembangunan. • Meningkatkan kemampuan dasar masyarakat miskin agar dapat memperoleh
pekerjaan dengan penghasilan yang layak. • Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan khususnya bagi perempuan
dalam mewujudkan keluarga sejahtera • Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha untuk meningkatkan
pendapatan dan pengembangan usaha masyarakat miskin melalui usaha produktif serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKK) yang banyak menyerap tenaga kerja khususnya masyarakat miskin. 4.1.1.4.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Meningkatkan peran serta kelembagaan yang ada di masyarakat serta memperluas partisipasi masyarakat miskin baik laki-laki perempuan dalam pengambilan
keputusan
kebijakan
publik,
yang
menjamin
penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar. Kebijakan Penguatan Fungsi Kelembagaan • meningkatkan peran aktif lembaga swadaya masyarakat, organisasi atau
lembaga kemasyarakatan dalam mengakomodasi pemberdayaan masyarakat miskin. • meningkatkan
kesetaraan
dan
keadilan
gender
dalam
semua
aspek
pembangunan terutama kelompok-kelompok rentan masyarakat miskin • Selalu mempertimbangkan pengarusutamaan gender (gender mainstreaming)
dalam semua pengambilan keijakan.
47
4.1.1.5.
Strategi Kemitraan
Mengembangkan hubungan kerja sama lokal, regional, nasional dan internasional
dalam
upaya
penanganan
kemiskinan
dan
pengembangan
kesempatan kerja. Kebijakan • Membangun jaringan kerjasama dalam rangka perlindungan dan pemenuhan
hak dasar mayarakat miskin dan perluasan kesempatan kerja • Membangun penyediaan informasi dalam rangka peningkatan partisipasi publik
pada usaha-usaha penanganan kemiskinan.
4.2.
Alur Pola Pikir Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. Berangkat dari kompleksitas permasalahan kemiskinan dan penganguran
kota Yogyakarta dan keterbatasan potensi internal dalam permasalahan tersebut serta dengan mendasarkan pada evaluasi-evaluasi dari program-program yang sudah ada maka tahapan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran kota Yogyakarta tahun 2007 – 2011 adalah sebagai berikut :
4.2.1 Validasi dan pelembagaan updating data Keluarga Miskin. Kepentingan data valid keluarga dan penduduk miskin sangat diperlukan terlebih pada awal intervensi program sekalligus sebagai alat ukur evaluasi atau keberhasilan kinerja program. Parameter data keluarga miskin kota Yogyakarta yang sedikit berbeda dengan parameter data kemiskinan nasional atau sektoral merupakan upaya pemerintah kota untuk menjangkau sasaran program-program kemiskinan secara lebih faktual dan mempertimbangkan kondisi lokal. Hasil pendataan dengan mengunakan parameter lokal yang menunjukan angka keluarga dan penduduk miskin lebih besar dari pendataan BPS adalah merupakan konsekuensi dari kebijakan kota yang menetapkan garis kemiskinan dengan kualitas yang relatif lebih tinggi dari garis kemiskinan pada umumnya. Kebijakan ini dilandasi dengan orientasi bahwa kelompok-kelompok yang selama ini dianggap tidak miskin tetapi rentan miskin dimasukan kedalam kelompok keluarga atau penduduki miskin. Beban jumlah kemiskinan yang relatif besar dari penggunaan parameter ini pada titik awal akan memberikan peluang sustainabilitas yang tinggi pada tahap jangka panjang pada saat angka kemiskinan telah mampu ditekan dalam angka yang signifikan. Data penduduk dan keluarga miskin tidak hanya akan ditemukan jumlah atau angka dari keseluruhan penduduk atau keluarga miskin. Program-program instansional 48
yang membutuhkan guiden permasalahan kemiskinan sesuai dengan tugas pokoknya perlu disuport dengan ketersediaan data kemiskinan sesuai dengan permasalahan yang bsia dikonfersi sebagai sasaran intervensi intansi. Melalui 34 variabel yang terbagi dalam parameter pendataan (18 indikator) dan atribut atau deskripsi kemiskinan maka upaya-upaya detail intervensi pada keluarga atau penduduk miskin dari tahap data bisa disuport.
Tabel. 23. Jumlah Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta Jml Keluarga Miskin 30,000
20,000
26,685
25,581
25,000 21,657
21,000
15,000
Jml Keluarga Miskin
10,000 5,000 Jml Keluarga Miskin
2004
2005
2006
2007
21,657
21,000
25,581
26,685
Gradasi kemiskinan dengan 3 (tiga) kelompok miskin merupakan upaya untuk memberikan petunjuk yang lebih spesifik dari masng-masing kelompok sehingga program-program penanggulangan kemiskinan tidak lagi menggunakan asumsi makro yang menyamakan semua permasalahan kemiskinan. Untuk kebutuhan valditas data dan dalam rangka media pengukuran hasil maka keberadaan data keluarga dan penduduk miskin akan selalu dilakukan Up-date untuk setiap tahunya.
4.2.2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Keluarga Miskin. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar keluarga miskin dilakukan dengan pendekatan pemenuhan hak dasar. Daam jangka pendek dan menengah penanganan kemiskinan dan penganguran dengan pendekatan program
dilakukan dengan
pendekatan pemenuhan hak masyarakat miskin (pengangguran dikelompokan dalam permasalahan kemskinan). Pendekatan pemenuhan hak dasar atau berbasis hak (Right based approach) dan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need
aproach)
merupakan
upaya-upaya
awal
untuk
memberikan
kepada
49
masyarakat miskin untuk bisa memperoleh hak-hak dan kebutuhan hakikinya baik melalui upaya mandiri ataupun melalui upaya pemberian dari pihak lain. Pendekatan ini memberikan porsi yang jelas bagi pemerintah Kota Yogyakarta untuk menyediakan layanan-layanan dasar sehingga keseluruhan kelompok masyarakat bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
4.2.3. Pengembangan SDM Penduduk Miskin. Pengembangan SDM penduduk miskin merupakan intevensi dalam bentuk sikap
mental
dan
kemampuan
kompetitif
penduduk
miskin.
Dari
aspek
penanggulangan penganguran peningkatan nilai kompetitif penduduk miskin akan memberikan peluang mereka untuk mampu bersaing memperoleh kesempatan kerja atau berusaha. Pengembangan SDM penduduk miskin dimulai dengan pendekatan standar yakni penjaminan keterpenuhan kebutuhan pendidikan dasar 12 tahun dengan program keterpihakan kapada masyarakat miskin adalah pemberian jaminan biaya pendidikan. Secara jangka menengah dan panjang pendidikan sebagi media penanggulangan kemiskinan dan pengangguran merupakan upaya optimalisasi fungsi anak untuk media keluar dari keterlilitan kemiskinan. Dalam jangka pendek pengembangan SDM penduduk miskin ini adalah dengan pemberian angsupan gizi pada BALITA dari keluarga miskin. Pendekatan ini adalah ungtuk memberikan basis generasi yang bisa dikembangkan secara optimal termasuk dari kelompok penduduk miskin. Pada aspek ekonomi pengembangan SDM keluarga miskin dilakukan masih dalam tahapan pengenalan usaha ekonomi produktif melalui kegiatan-kegiatan KUBE dan kegiatan kelompok lainya.
4.2.4. Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin. Peningkatan kualitas hidup keluarga miskin merupakan tahapan dampak dari hasil-hasil intervensi awal dari penanganan kemiskinan dan penangguran. Upaya peningkatan kualitas hidup dilakukan dengan mendasarkan pada potensi-potensi yang sudah berkembang pada internal keluarga atau suatu komunitas masyarakat miskin. Bentuk-bentuk umum lebih merupakan upaya pemberdayaan sosial ekonomi penduduki miskin.
50
4.2.5. Pelembagaan Stake Holder Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Ditingkat Basis (Kelurahan). Upaya
penanggulangan
kemiskinan
dan
pengangguran
akan
lebih
mempunyai kemampuan untuk optimal dan lestari apabila stake holder ditingkat basis dilibatkan secara optimal. Pelibatan stake holder ini sangat penting untuk memberikan keterjaniman ketepatan sasaran dan kontrol pelaksanaan program sekaligus optimalisasi sumber-sumber lokal. Pelembagaan dalam arti yang lebih dalam adalah diperlukanya suatu pihak yang merupakan kelompok peduli yang terdiri dari berbagai pihak mewakili unsur pemerintah (kelurahan) tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat (LPMK/PKK dan lembaga keagamaan atau sosial) dan pelaku usaha yang memdudukan diri sebagai pihak peduli dalam rangka penangglangan kemiskinan dan penganguran. Fungsi kelembagaan ditingkat basis ini idengtik dengan kelembagaan TKPK ditingkat kota Yogyakarta. Pelembagaan kelompok keluarga atau penduduk miskin dengan ikatan kebersamaan usaha merupakan syarat mutlak untuk pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. Kelompok-kelompok ditumbuhkan dalam basis komunitas sehingga dalam masing-masing kelurahan dimungkinkan ditumbuhkan beberapa kelompok usaha. Keberadaan pendamping sebagai pihak yang aktif memberikan supervisi dan bimbingan
teknis
merupakan
prasyarat
keberhasilan
program-program
penanggulangan kemiskinan dan penganggguran. Gambar 1 Pola Pikir Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. POLA PIKIR PENANGGULANGAN KEMISKINAN INDIKATOR HASIL
METODE
DATA Basic Need JUMLAH KM ; 26.689 KM ( 89.818 Jiwa)
Hp MISKIN 4937KM (17747 Jw)
Pengembangan
SDM
INPUT : 1.Peninkt Ksadaran 2.Pendampingan 3.Bant Makanan 4.Perbaikan Rumah 5.Bantuan Beasiswa 6.Peningkatan Gizi
INPUT :
MISKIN 13334 KM (42157 Jw) FAKIR MISKIN 1.436 KM (4052 Jw)
KARAKTERISTIK
OUTPUT : 1.Sadar Masalah &mau kerjasama 2.AdaMotivsi PnktHdp 3.PemenuhanButsaman 4.Pnkt Kualitas Perkim 5.Pendi ank min SD 6.Kelangsungan Hdp Ibu dan Anak
Jenis Keg. Ekonomi
Jenis Permasalahan
Um ur
Kualitas SDM (PM Nganggur 20.106 /7.420 KK); Tdk Terdidik 2.320 Jw/611 KK)
Menderita penyakit permanen 1761 Org; Ibu hamil 418; Balita rawan gizi 387; Anak KM yg sekolah 19308; Rmh tdk layak huni 937
INPUT :
1.Peningkt Partisipasi Sos 2.Peningkt Produktifitas 3.Peningkt Penghasilan 4.Pemel Penghasilan 5.Perbaikan Rumah 6.Bant Beasiswa 7.Bant Peningt Gizi
1.Pelibatan/ Peningkt Interaksi Sos 2.Peningkt Swadaya 3.Kop Simpan Pinjam 4.Tekno Tpt Guna 5.Perbaikan Rumah 6.Bant. Beasiswa 7.Bant Peningk Gizi
OUTPUT :
OUTPUT :
1.Meningk Interaksi Sos 2.Meningt Akses Pelyan 3.Menjangkau Akses Prod 4.Dpt Bekrj Kelompok 5.Peningk Perkim 6.Pddk anak – SLTP 7.Terpl Kelsgn Hdp Ibu dan Anak
KEL. MISKIN Jen is Kel aim in
Peningkatan Kualitas Hidup
1.Meningkt Interaksi Sos 2.Ush E P Mandiri 3.Mengg TTG dlm Usek 4.Menya Kualts perkim 5.Klsngn Pend anak w12 6. Terpl Kelsng Hdp Ibu Dan Anak
PROSES KELOMPOK
PENDAMPING
INSTRUMEN / TOLOK UKUR
Keluarga Mandiri, Produktif, Sejahtera
1.Memiliki Kepercy diri 2.Mampu mengmb Poten si scr bersama 3.Penuh Motivasi 4.Kualts Pemnuhn BDM Diats klsgn hdp(saving) 5.Interaksos meningkat 6.Mnigktny akses yandas 7.Dpt Mnjngkau sumber produktif 8.Mampu Kerj klmp & membnt org lain. 9.Pengmb ush mndiri
KOMITE
51
Matrik Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta tahun 2007–2011 adalah sebagai berikut:
52
4.3. MATRIK PROGRAM KEGIATAN RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN 2007 - 2011 INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
1 Meningkatkan Program wajib belajar 12 Meningkatnya Angka Akses Pendidikan Tahun Partisipasi Sekolah Dasar 12 Tahun dari 90% menjadi yang berkualitas 100% dengan biaya Beasiswa 80% menjadi yang terjangkau 100% untuk warga kota yang tidak mampu 1Pengelolaan Pemberian Beasiswa (gakin,retrieval, bantuan pendidikan) 2Pemberian Bantuan UAN/UAS 3Pemberantasan Buta Aksara 4BKM SMA SMK 5Beasiswa Total Dalam Rangka Penyaluran Siswa Keluarga Miskin Pada SMK
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007 90%
2011 100%
80%
100%
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
9,346
9,814 12,365 12,365 12,565
Dinas Pendidikan
V
V
V
V
V
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
53
JUMLAH 56,455
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
2 Meningkatkan Program pengembangan Meningkatnya jaminan Kesehatan layanan Asuransi Jaminan Pemeliharaan masyarakat Kesehatan bagi seluruh masyarakat Kesehatan melalui Pelaksanaan 37% menjadi 60% Asuransi 1Peningkatan Jaminan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Berbagai Perorangan dan Kelompok Kelompok Masyarakat 3 Mengembangkan Peningkatan Kualitas Jumlah pencari kerja Lingkungan dan Produktifitas terlatih 3,43% menjadi 10,92% Usaha dan Iklim Tenaga Kerja Investasi 1Pendidikan dan Pelatihan bagi Pencari Kerja 2Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Pelatihan Kerja 3Pendidikan dan Pelatihan Tambahan Ketrampilan Teknis Bagi Siswa SMK dari Keluarga Miskin
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007 37%
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
8,080
9,284
9,200 10,320
9,760
46,644
V
V
V
V
V
1,080
1,140
1,200
1,260
1,320
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
V
V
V
V
V
2011 60%
Dinas Kesehatan
3,43%
10,92%
54
6,000
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
Program Perluasan dan Menurunnya Jumlah Pengembangan Penganggur dari Kesempatan Kerja 6,16% menjadi 5,73% 1Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian 2Fasilitasi Penempatan Tenaga Kerja 3Fasilitasi Penempatan Transmigrasi 3Fasilitasi Penempatan Kerja Lulusan SMK dari Keluarga Miskin
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007 6,16%
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
785
828
872
915
959
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
V
V
V
V
V
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
2011 5,73%
55
JUMLAH 4,359
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
4 Meningkatkan Program Peningkatan Meningkatnya kualitas hidup fasilitasi inisiasi, penanganan permasalahan perempuan, anak, lansia afirmasi PUG dan kesejahteraan, sosial berbasis dan defabel serta komunitas dengan pengarusutamaan perlindungan pendekatan adil gender perempuan dan anak gender pada lima dari 40% menjadi 60% kelompok 1Peningkatan Kualitas masyarakat yaitu : Hidup Kelompok perempuan; anak; Rentan lansia; penduduk 2Pengarusutamaan miskin dan Gender defabel 3Fasilitasi Kegiatan Peningkatan Spirit Mental Keagamaan Bagi Masyarakat Miskin dan Kelompok Rentan
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007 40%
SKPD
2011 60%
Bagian Kesmas dan PUG Bagian Kesmas dan PUG Bagian Kesmas dan PUG
2007
2008
2009
2010
2011
1,075
1,175
1,465
1,550
1,750
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
56
JUMLAH 7,015
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
Program Pemberdayaan Meningkatnya PSKS Kelembagaan dan naik 10% Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial 1Peningkatan Penanggulangan Penyalahgunaan Napza 2Bimbingan dan Peningkatan Kualitas Potensi Sumber Pembangunan Kesos 3Kerjasama antar FKPSM 4Bantuan Operasional FKPSM 5Bimbingan Pengurus Orsos
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
990
990
990
990
991
Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
2011 10%
57
JUMLAH 4,951
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
Program Pelayanan dan Menurunnya PMKS Rehabilitasi sebesar 10% Kesejahteraan Sosial 1Pendataan PMKS dan PSKS 2Koordinasi Pelayanan Bantuan Sosial 3Pelayanan Anak Terlantar di PAT Wiloso Projo 4Pelayanan Gepeng di Panti Karya Karanganyar 5Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial dalam Panti Sosial 6Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 7Santunan Kematian Pemegang KTP di Yogyakarta
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
6,310
7,491
8,172
8,853
9,534
40,360
Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
2011 10%
58
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN 8Pelayanan Jompo Terlantar di Panti Wreda Budhi Dharma 9Peningkatan Pelayanan PMKS 10Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi KK Miskin 11Penumbuhan USEP Wanita Rawan Sosial Ekonomi 12Bimbingan Pemantapan Pengembangan KUBE Keluarga Fakir Miskin 13Perbaikan Rumah Keluarga Tidak Layak Huni 14Bantuan Makan Kepada LU terlantar 15Bimbingan dan Bantuan UEP bagi LU terlantar
KUALITATIF
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
2011
59
JUMLAH
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN 16Bantuan Tambahan Makanan bagi anak cacat 17Pelatihan Ketrampilan dan PBK bagi anak terlantar 18Pembinaan dan penyantunan AT keluarga tidak mampu, yatim, piatu dan yatim piatu 19Revitalisasi paca 20Bimbingan UEP Eks Penyakit Kronis 21Bimbingan Pengembangan Usaha Mandiri Paca 22Bimbingan Sosial dan Ketrampilan bagi Eks Penyakit Jiwa
KUALITATIF
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
2011
60
JUMLAH
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007
2011
23Pelayanan dan Rehab Korban NAPZA Luar Panti 24Bantuan Beras Miskin
Program fasilitasi dan inisiasi penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat 1Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan 2Fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
SKPD Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial
Terfasilitasinya koordinasi program penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat dari 50% menjadi 80%
50%
80%
Bagian Kesmas dan PUG Bagian Kesmas dan PUG
2007
2008
2009
2010
2011
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
320
370
330
380
400
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
61
JUMLAH
1,800
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF
SKPD
2007
2008
2009
2010
2011
214
235
235
258
284
V
V
V
V
V
2,850
2,467
3,405
3,449
3,953
Dinas Perindagkop
V
V
V
V
V
Dinas Perindagkop Dinas Perindagkop
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Dinas Perindagkop
V
V
V
V
V
2007 2011 Terkendalinya angka CBR=16,0 CBR=14,8 kelahiran, CBR=16,00 - 0-21,24 4-20,18 21,24 menjadi CBR=14,84 - 20,18
5 Memasyarakatkan Program Keluarga budaya perilaku Berencana hidup sehat (pola hidup dan lingkungan) dan 1Peningkatan KB - KS survailance serta monitoring kesehatan 6 Mengembangkan Program Pengembangan Meningkatnya Omset ekonomi Kewirausahaan dan UMKMK dari 100 khususnya usaha Keunggulan Kompetitif Milyar menjadi 131 mikro, kecil, dan UMKMK Milyar menengah dan 1Pemberdayaan koperasi Ekonomi Berbasis Kewilayahan 2Pendampingan Industri Mikro dan Kecil 3Fasilitasi Penerapan Teknologi Tepat Guna bagi Industri Mikro Kecil dan Menengah 4Bimbingan Penerapan Teknologi Produksi
BKKBC
100 M
131 M
62
JUMLAH 1,226
16,124
INDIKATOR PROGRAM NO
KEBIJAKAN
PROGRAM/KEGIATAN
KUALITATIF
7 Meningkatkan ja- Program Peningkatan Pemenuhan kebutuhan sesuai linan kerjasama Sarana Prasarana dengan pihak Pemerintahan standar kebutuhan dari 80% menjadi 95% swasta dalam rangka produk1 Pembangunan Pagar tifitas aset pemeBangunan panti Wreda rintah daerah dan Panti Asuhan ataupun pengem- 2Pemb. Pasar Talok bangan penyedia3Rehabilitasi Gedung an fasilitas publik Pantikarya 8 Meningkatkan Program pengelolaan Terkelolanya PSD Fungsi Kampung prasarana dan sarana permukiman 20 %, sebagai subyek dasar lingkungan per- Rasio jumlah KK pembangunan mukiman, pemeliharaan terhadap jumlah berbasis kewila- dan pengembangan pe- rumah yang layak huni yahan dan tempat rumahan dan 10 % berinteraksi ma- permukiman syarakat yang 1Counterpart Penyeutuh baik pada diaan Sarana dan aspek sosial, buPrasarana Air Bersih daya, ekonomi Non Perpipaan dan lingkungan 2Counterpart Pengembangan /Pelaksanaan Perumahan Sederhana
PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH)
KUANTITATIF 2007 80%
SKPD
2011 95%
2007
2008
2009
2010
2011
JUMLAH
27,702 34,470 40,350 51,321 55,400 209,243
BPBD
V
V
V
V
V
BPBD
V
V
V
V
V
BPBD
V
V
V
V
V
2,349
2,479
2,610
3,190
3,740
Dinas Kimpraswil
V
V
V
V
V
Dinas Kimpraswil
V
V
V
V
V
20%;10%
63
14,368
BAB V PELAKSANAAN
5.1. Optimalisasi Fungsi Koordinasi TKPK Kota Yogyakarta. Langkah-langkah awal dalam arah intervensi penanggulangan kemiskinan dan penagguran menerapkan kebijakan teknis penyediaan sarana dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar minimum bagi masyarakat miskin melalui pendekatan intervensi atribut permasalahan kemiskinan. Sesuai dengan alat ukur atau parameter kemiskinan yang ada maka dalam intervensi yang dilakukan adalah :
5.2. Membangun Mekanisme Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. Langkah-langkah awal dalam arah intervensi penanggulangan kemiskinan dan pengangguran menerapkan kebijakan teknis penyediaan sarana dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar minimum bagi masyarakat miskin melalui pendekatan intervensi atribut permasalahan kemiskinan. Sesuai dengan alat ukur atau parameter kemiskinan yang ada maka dalam intervensi yang dilakukan adalah :
5.2.1. Perluasan Kesempatan Kerja dan Peningkatan Pendapatan Keluarga. Upaya perluasan kesempatan kerja dilakukan melalui intervensi berbagai kebijakan yang diarahkan pada pendiptaan lapangan kerja dan meningkatkan produksi usaha. Dengan mempertimbangkan bahwa penciptaan lapanga kerja sampai dengan tahapan sustainabiltas yang relatif aman memerlukan waktu yang relatif panjang maka dalam kegiatan-kegiatan ini sampai dengan tahun 2011 atau kurun waktu jangka menengah lebih memberikan landasan-landasan untuk menguatnya sektor riel ditingkat ekonomi mikro dan industri rumah tangga yang padat karya serta industri manufaktur menengah. Pada tahap awal upaya yang akan dilakukan adalah dengan melalui : 1. Penumbuhan, penguatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif rumah tangga skala mikro melalui kelompok usaha bersama atau perorangan. 2. Revitalisasi wilayah sentra industri rumahtanga melalui penyediaan sarana dan teknologi tepat guna untuk memberikan daya saing dan daya tahan pasar pada produk dan proses industri yang sudah berjalan. 3. Penumbuhan dan pengembangan layanan lembaga keuangan mikro. 4. Aksesing permodalan melalui mekanisme kredit lunak bagi kelompok usaha bersama, koperasi dan usaha mikro/kecil dengan bunga rendah. 5. Penataan dan upaya pelestarian sentra usaha dan bisnis kecil yang padat pelaku.
i
6. Pembangunan infrastruktur dengan menyerap tenaga kerja lokal.
5.2.2. Penyediaan Layanan Pendidikan. Impact
keterpenuhan
kebutuhan
pendidikan
dalam
upaya
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dalam banyak evaluasi lebih merupakan pengaruh jangka menengah dan panjang. Meskipun demikian pendekatan penanggulangan kemiskinan melalui pendidikan merupakan upaya yang cukup esensial dan substansi karena melalui proses ini bisa diimprov upaya-upaya penguatan personal SDM dan peningkatan daya saing tenaga kerja sehingga secara personal akan lebih potensial memilki peluang survive. Kota Yogyakarta menetapkan pendidikan dasar adalah 12 tahun sehingga mempunyai kewajiban untuk menjamin dan menjaga agar seluruh anak usia sekolah termasuk dari kelompok keluarga miskin mampu memperoleh pendidikan minimal sampai jenjang SMA/SMK. Pada pemenuhan hak pendidikan ini upaya yang dilakukan adalah dengan melalui : 1) Jaminan pendidikan daerah dimana melalui pelaksanaan jaminan ini rasio partisipasi sekolah mulai dari tingkat TK sampai dengan SMA/SMK sampai dengan tahun 2011 mendekati angka 100 %. Angka ini termasuk usia sekolah dari anggota keluarga miskin diwilayah Kotab Yogyakarta. 2) Pengorientasian lulusan SMP dari siswa keluarga miskin masuk ke kelompok pendidikan SMK melalui stimulus bantuan biaya pendidikan total. Arah intervensi ini adalah untuk mendekatkan out-put proses didik dari anggota keluarga miskin pada spesifikasi keahlian yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 3) Peningkatan keterampilan melalui pembekalan live skill bagi siswa keluarga miskin yang sekolah pada kelompok sekolahan SMK. 4) Bantuan stimulan atau pinjaman biaya penempatan kerja bagi lulusan SMK dari keluarga miskin.
5.2.3. Penyediaan Layanan Kesehatan. Kebutuhan akan layanan kesehatan yang berkualitas merupakan hak setiap warga termasuk warga keluarga atau penduduk miskin. Diwilayah kota Yogyakarta sumber layanan kesehatan bagi penduduk miskin dilaksanakan oleh 3 (tiga) pihak pelaksana layanan yakni program ASKESKIN melalui PT. ASKES,, program JAMKESOS melalui pemerintah Propinsi DIY dan melalui JAMKESDA yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Yogyakarta. Jumlah rasio kemampuan layanan dari ketiga sumber layanan kesehatan tersebut berada diatas angka jumlah penduduk miskin. Untuk tahun 2008 layanan ASKESKIN bagi penduduk miskin kota Yogyakarta melalui PT. ASKES memberikan kuota layanan bagi 68.456 jiwa, program JAMKESOS memberikan layanan bagi penduduk miskin kota Yogyakarta sebanyak 21.000 jiwa dan ii
layanan JAMKESDA sebagai penunjang program layanan kesehatan dimaksud.. Dengan rasio tingkat utility 20 % tidak terdapat permasalahan yang substansi dalam layanan ini. Permasalahan yang perlu memperoleh perhatian adalah ketepatan dan kejelasan pembagian data untuk masing-masing layanan. Untuk layanan kebutuhan kesehatan bagi penduduk miskin ini kebijakan yang dilakukan adalah : 1) Penyelengaraan jaminan layanan kesehatan bagi penduduk miskin. 2) Fasilitasi dan penyelengaraan jaminan kesehatan semesta. 3) Peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan balita. 4) Menurunkan tingkat angka kesakitan pada kasus-kasus penyakit permanen. 5.2.4. Penyediaan Layanan Jaminan Ketersediaan Pangan. Tujuan penyediaan jaminan ketepenuhan kebutuhan pangan adalah upaya untuk memenuhi kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau serta meningkatkan gizi masyarakat miskin terutama ibu, bayi dan balita. Diwilayah kota Yogyakarta layanan paling dasar dari upaya ini adalah melalui program raskin dan
bantuan vocer pemeriksanaan kesehatan untuk ibu hamil dari
keluarga miskin. Kebijakan lebih lanjut untuk program tersebut adalah : 1) Antisipasi pemenuhan kebutuhan pokok dan beras bagi masyarakat miskin. 2) Antisipasi
pelaksanaan program peningkatan kualitas keluarga melalui
Program Keluarga harapan. 3) Tambahan asupan gizi keluarga miskin.
5.2.5. Penyediaan Keterpenuhan Pemukiman dan Perumahan Layak Huni. Masalah pemukiman dan perumahan merupakan masalah yang cukup urgen bagi kota Yogyakarta. Secara fisik masalah ini terlihat dengan bentuk adanya pemukiman atau rumah yang tidak memenuhi kelayakan huni baik dari aspek fisik ataupun sosial. Diwilayah kota Yogyakarta yang secara demografis hanya memiliki luas wilayah 32,5 Km persegi, rasio kelayakan luas lahan huni dengan hitungan minimal 8 m persegi sulit untuk dipenuhi. Aspek fisik pemukiman lain yang bisa diintervensi oleh kebijakan publik adalah melakukan intervensi pada bentuk atau pengunaan bahan bangunan dan model bangunan yang minimal memenuhi prinsip kesehatan dan sosial. Beberapa program ideal dengan bentuk penyediaan RUSUNAWA telah dilakukan
dengan sasaran pengguna dari program ini harus diprioritaskan bagi
keluarga dan penduduk miskin. Beberapa kegiatan yang telah dan masih akan dilanjutkan dalam penyediaan rumah yang layak huni ini adalah : 1) Rehabilitasi Sosial daerah kumuh. 2) Fasilitasi pemugaran Rumah kurang layak huni. 3) Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhanan (RUSUNAWA).
iii
5.2.6. Penyediaan Keterpenuhan Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi Yang Baik. Masalah kemiskinan perkotaan dalam sisi fisik selain papan adalah ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik untuk kelompok masyarakat miskin. Aspek ini perlu dipikirkan karena keterbatasan daya dukung tanah diwilayah perkotaan sangat terbatas dan memerlukan intervensi pemerintah untuk mengatur. Sesuai dengan kondisi dan rata-rata pada umumnya kepemilikan rumah atau tempat tinggal dengan space luasan yang sangat minimal maka model pemenuhan air bersih dan sarana sanitasi ini perlu disediakan dengan standarisasi layanan komunal atau kelompok. Program atau intervensi yang perlu dan telah dilaksanakan oleh pemerintah adalah : 1) Penyediaan jalur distribusi PAM untuk pemukiman kelompok masyarakat miskin. 2) Pembuatan sarana MCK Umum. 3) Pengembangan jalur dan lingkungan sanitasi komunal secara merata.
5.2.7. Penguatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin. Intervensi pemerintah untuk melakukan penguatan kualitas hidup bagi keluarga dari kelompok keluarga miskin lebih bersisi psikis dan frame berpikir produktif. Sebagai basis pemberdayaan perlu dilakukan untuk menumbuhkan spirit internal sehinga program-program yang menyasar pada kelompok keluarga miskin mampu direspon oleh mereka. Beberapa kegiatan yang telah dan perlu dikembangkan adalah : 1) Layanan keluarga berencana bagi pasangan usia subur dari keluarga miskin. 2) Pendampingan atau advokasi keluarga miskin. 3) Pendampingan penumbuhan usaha keluarga miskin. 4) Penguatan Usaha ekonomi produktif keluarga miskin mealui kegiatan KUBE dan kelompok lainya.. 5) Peningkatan partisipasi sosial kemasyarakatan keluarga miskin. 6) Pendampingan religius bagi keluarga dan penduduk miskin.
5.2.8. Layanan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Melalui Panti Sosial. Layanan melalui keberadaan panti sosial ini merupakan layanan bagi masyarakat dan penduduk miskin akut atau bahkan sampai pada tahapan terlantar.
Keberadaan
perlindungan
layanan
merupakan
bentuk
fungsi
pemeliharaan,
atau pengasuhan orang atau anak terlantar oleh pemerintah.
Diwilayah kota Yogyakarta panti layanan sosial tersebut dilaksanakan oleh panti pemerintah dan panti sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat. Bentuk-bentuk layanan dalam panti ini adalah :
iv
1) Layanan lansia terlantar dalam panti. 2) Layanan anak terlantar dalam panti. 3) Layanan tuna sosial terlantar dalam panti. 5.3. Pelaksanaan. Dokumen Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran memandang kemiskinan
sebagai masalah multidimensi.
Pendekatan yang dipakai selain menggunakan pendekatan dari jumlah pendapatan, juga meliputi kerentanan atau kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan menjadi miskin, dan keterbatasan akses masyarakat miskin dalam penentuan kebijakan publik. Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang kompleks meliputi persoalan terkait dengan lemahnya kapabilitas, lemahnya kelembagaan, kerentanan dan ketidak berdayaan. Aspek tersebut saling terkait dan mempengaruhi dalam suatu sistem kemiskinan, artinya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama aspek tersebut akan menjadi penyebab atau akibat dari lainnya. Kemiskinan merupakan masalah pembangunan di berbagai bidang yang mencakup banyak segi dan ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan yang berakibat pada ketimpangan antar sektor, wilayah dan antar kelompok atau golongan masyarakat (sosial). Dengan demikian kemiskinan merupakan masalah bersama antara pemerintah, dan segenap pelaku ekonomi.
5.3.1. Sinergi
Program
Instansi dan Institusi Dalam Penanggulangan
Kemiskinan. Program pengentasan kemiskinan, baik pada tingkat pusat maupun di daerah, melibatkan banyak instansi pemerintah dan swasta. Keterlibatan sedemikian banyak instansi telah mengakibatkan munculnya berbagai kebijakan kemiskinan yang tergantung pada minat dan bidang masing-masing instansi. Oleh
karena
itu,
tidak
jarang
program-program
pengentasan
maupun
pemberdayaan penduduk miskin tersebut tumpang-tindih. Salah satu kelemahan sistem birokrasi di Indonesia adalah lemahnya koordinasi antar instansi. Untuk menghindari tumpang-tindihnya program yang dimiliki oleh berbagai instansi, dibutuhkan
sebuah
sistem
informasi
yang
memuat
berbagai
program
penanggulangan kemiskinan di daerah. Sistem informasi ini tidak hanya akan berguna bagi pemerintah daerah, tetapi juga bagi kepentingan publik sehingga mereka dapat secara aktif melakukan perubahan hidup sesuai dengan potensi yang dimiliki masyarakatnya.
v
Namun
berbagai
program
yang
dikeluarkan
masih
belum
dapat
menyelesaikan akar kemiskinan yang sebenarnya, sehingga memberikan kesan bahwa program penanggulangan kemiskinan lebih bersifat sebagai suatu bentuk pensikapan yang gagap dan tidak terencana. Berangkat dari asumsi tersebut di atas maka titik tolak dari maka penyusunan program penanggulangan kemiskinan harus dimulai dari data riil penduduk miskin yang ada di Kota Yogyakarta dan terbukanya masing-masing instansi untuk mensinergikan dengan kegiatan instansi lain. Dalam bentuk model atau gambar strategi program dan sasaran masingmasing instansi dan institusi tersebut adalah sebagaimana dalam gambar berikut
Dalam bentuk matrik program antar instansi untuk membangun sinergisitas pengentasan kemiskinan dan penanganan pengangguran tersebut adalah sebagaimana dalam tabel berikut :
Tabel. 24. Program antar instansi untuk membangun sinergisitas pengentasan kemiskinan dan penanganan penganguran Arah Intervensi Target Intervensi dan Penanggulangan Instansi dan Keterangan Fase Masuk Impact Intervensi Institusi Terkait. Kemiskinan dan Program Pengangguran 1. Penumbuhan, pengu Pemberdayaan Ekonomi Pengentasan Disperindakop, atan dan pengemba Keluarga. Merupakan kemiskinan dan Dinas Kesos, ngan usaha ekonomi intervensi tahap awal untuk pengangguran LSM, P2KP, produktif rumah tang keluarga miskin dengan NUNSP. ga skala mikro me seleksi potensi. lalui kelompok usaha bersama atau pe rorangan. Penguatan dan Pengentasan Disperindakop, 2. Revitalisasi wilayah sentra industri ru pengembangan wilayah penganggu ran. masyarakat
vi
mahtanga melalui pe nyediaan sarana dan teknologi tepat guna untuk memberikan daya saing dan daya tahan pasar pada produk dan proses industri yang sudah berjalan. 3. Penumbuhan dan pengembangan laya nan lembaga keua ngan mikro. 4. Aksesing permo dalan melalui meka nisme kredit lunak bagi kelompok usaha bersama, koperasi dan usaha mikro / kecil dengan bunga rendah. 5. Penataan dan upaya pelestarian sentra usaha dan bisnis kecil yang padat pelaku. 6. Pembangunan infrastruktur dengan menyerap tenaga kerja lokal. 1. Jaminan pendidikan daerah dimana melalui pelaksanaan jaminan ini rasio partisipasi sekolah mulai dari tingkat TK sampai dengan SMA/SMK sampai dengan tahun 2011 mendekati angka 100 %. Angka ini termasuk usia sekolah dari anggota keluarga miskin diwilayah Kotab Yogyakarta. 2. Pengorientasian lulusan SMP dari siswa keluarga miskin masuk ke kelompok pendidikan SMK melalui stimulus bantuan biaya pendidikan total. Arah intervensi ini adalah untuk mendekatkan out-put proses didik dari anggota keluarga miskin pada spe
sentra industri. Merupakan intervensi tahap awal untuk mempertahankan potensi komunitas wilayah sebagai basis pengembangan ekonomi masyarakat.
pelaku usaha.
Tersedianya layanan modal pada tataran basis. Merupakan intervensi ta hap awal untuk sasaran terseleksi Tersedianya modal usaha pengembangan dan akse sing pada mekanisme layanan perbankan. Meru pakan program tahap lanjut untuk sasaran terseleksi.
Pengentasan kemiskinan
Disperindakop, Dinas kesos, LKM, P2KP, Bank.
Pengentasan kemiskinan.
Disperindakop, Dinas Kesos, LSM, Bank.
Kelestarian aktifitas ekono mi masyarakat kecil dalam bentuk fasilitas penataan dan perlindungan pasar. Merupakan intervensi lanjut bagi pelaku usaha kecil. Terakomodasinya pengan guran dalam kegiatan pem bangunan local. Merupa kan intervensi awal. Peningkatan kualitas dasar SDM penduduk miskin khusus nya usia sekolah. Merupakan intervensi dasar dan awal.
Pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Disperindakop, Dinas Pasar.
Pengentasan penganggu ran.
Kimpraswil, NUNSP, P2KP.
Pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Dinas Pendidikan, Pelaku pendidikan.
Pendekatan out-put pendidikan kedalam dunia kerja. Meru pakan bentuk keterpihakan kebjakan pada kelompok pendu duk miskin, khususnya siswa miskin. Merupakan interven si lanjut setelah program jaminan pendidikan.
Pengentasan pengang guran dan kemiskinan.
Dinas pendidikan, pelaku pendidikan.
vii
sifikasi keahlian yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 3. Peningkatan keterampilan melalui pembekalan live skill bagi siswa keluarga miskin yang sekolah pada kelompok sekolahan SMK.
4. Bantuan stimulan atau pinjaman biaya penempatan kerja bagi lulusan SMK dari keluarga miskin. 1. Penyelengaraan jaminan layanan kesehatan bagi penduduk miskin. 2. Peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan balita. 3. Menurunkan tingkat angka kesakitan pada kasus-kasus penyakit permanen. 1. Penambahan jumlah sasaran raskin. 2. Penyertaan dalam Program Keluarga Harapan. 3. Tambahan ansupan gizi keluarga miskin. 1. Program Rehabilitasi Sosial daerah kumuh. 2. Fasilitasi pemugaran Rumah kurang layak huni. 3. Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhanan (RUSUNAWA). 1. Penyediaan jalur distribusi PAM untuk pemukiman kelompok masyarakat miskin. 2. Pembuatan sarana MCK Umum. 3. Pengembangan jalur dan lingkungan sanitasi komunal secara merata. 1. Layanan keluarga be rencana bagi pasa ngan usia subur dari keluarga miskin.
Meningkatnya core compe titive siswa dari keluarga miskin untuk bersaing dalam penempatan kerja. Merupakan pro gram lanjut setelah jaminan pen didikan.
Pengentasan pengang guran dan kemiskinan.
Dinas Pendidikan, Dinas Nakertrans, BLK.
Pengentasan pengang guran dan kemiskinan.
Dinas Pendidikan, Dinas Nakertrans.
Pengentasan kemiskinan.
Dinas Kesehatan, Pelaku layanan asuransi.
Keterpihakan program pada Pengentasan kelompok masyarakat kemiskinan. miskin. Merupakan intervensi awal penyediaan pangan.
Dinas Kesos, Dinas perindakop, Bulog.
Keterpihakan program pada kelompok komunitas masyara kat miskin dalam bentuk fasilitasi perbaikan lingkungan dan rumah. Merupakan intervensi tahap awal dan lanjut.
Fasilitasi dan penataan lingkungan komunitas miskin.
Dinas Kesos, Dinas Kimpraswil.
Ketersediaan sarana air besih dan sanitasi serta lingkungan sehat bagi penduduk miskin.
Fasilitasi dan penataan lingkungan sehat komuni tas miskin.
Dinas Kimpraswil, Dinas L dan pertamanan.
Kontrol pertumbuhan alami penduduk miskin. Merupakan intervensi awal.
Penanggulangan kemiski nan dan pengangguran.
BKKBC, LSM. Dinas Kesos, Dinas Perindakop, LSM.
Keterpihakan program pada penduduk miskin sebagai ben tuk advokasi pengentasan. Merupakan intervansi tahap lanjut. Keterpihakan pada kelompok penduduk miskin. Merupa kan intervensi awal penyedian layanan kesehatan.
viii
2. Pendampingan atau advokasi keluarga miskin. 3. Pendampingan pe numbuhan usaha keluarga miskin. 4. Penguatan Usaha ekonomi produktif keluarga miskin mealui kegiatan KUBE dan kelompok lainya.. 5. Peningkatan parti sipasi sosial kema syarakatan keluarga miskin.
Penumbuhan inner motivation untuk berubah melalui spirit kewirausahaan. Merupakan intervensi awal dan lanjut. Terbentuknya basis aktifitas ekonomi produktif keluarga miskin. Penguatan basis aktifitas ekonomi produktif keluarga mis kin. Merupakan intervensi awal selektif.
Penanggulangan kemiski nan dan pengangguran.
Pemberdayaan social penduduk miskin. Merupakan inter vensi awal dan lanjut.
Pemberdayaan menuju penanggulangan kemis kinan dan pengangguran.
6. Pendampingan religius bagi keluarga dan penduduk miskin.
Perubahan pola pikir dan tumbuhnya spirit berubah melalui pendekatan keagamaan.
1. Layanan lansia terlantar dalam panti. 2. Layanan anak terlantar dalam panti. 3. Layanan tuna sosial terlantar dalam panti.
Terselenggaranya perlindungan dan pengampuan pendu duk miskin terlantar.
Depag, masyarakat, lembaga keagamaan.
Pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Penanggulangan kemis kinan.
Dinas Kesos, ORSOS.
5.3.2. Kelembagaan a.
RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran ditetapkan dengan Keputusan
Walikota
untuk
menjaga
konsistensi,
keterpaduan
dan
keterkaitan dalam pelaksanaannya. b.
Melibatkan dalam stakeholder dalam jejaring yaitu pemerintah,swasta masyarakat dan lembaga lainnya.
c.
Melibatkan masyarakat dalam tatanan kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan.
d.
Pembentukan
Tim
Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan
sampai
ditingkat kelurahan. e.
Optimalisasi Koordinasi Penanggulangan Pengangguran.
5.3.3. Pendanaan a.
Sumber pendanaan APBD, APBN dan dukungan swasta serta lembaga donor.
b.
Anggaran dari APBD dan APBN dialokasikan secara rutin untuk menjamin konsistensi dan kesinambungan program.
ix
c.
Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam dukungan pendanaan untuk mengantisipasi keterbatasan dana pemerintah.
5.3.4. Indikator Keberhasilan upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran diukur dari tingkat keberhasilan program dan kegiatan yang telah ditetapkan yang berdampak pada: a.
Menurunnya angka kemiskinan;
b.
Rendahnya tingkat rentan miskin/hampir miskin
c.
Menurunnya angka pengangguran;
d.
Meningkatnya produktifitas tenaga kerja.
x
BAB. VI PENUTUP
Rencana Aksi Daerah (RAD) ini disusun sebagai acuan dalam rangka melaksanakan penangulangan kemiskinan dan pengangguran yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi para pengelola dan pelaksana program dengan instansi terkait yang dilakukan secara bersama dan berkesinambungan untuk kurun waktu Tahun 2007 – 2011. Berhasilnya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Kota Yogyakarta diperlukan komitmen yang kuat konsisten dan konsekuen dari semua pihak baik dari unsur Pemerintah, Swasta dan Masyarakat. Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran ini akan dijabarkan dan dilaksanakan melaui program dan kegiatan tahunan dari masing-masing SKPD.
WALIKOTA YOGYAKARTA
ttd
H. HERRY ZUDIANTO
xi