No Urut : 120/S2-TL/TPL/1999 KAJI AN TEORITIS MANFAAT PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN KEMIBALI PELARUT METHANOL DAN 2-PROPANOL DARI LIMBAH PROSES QUALITY CONTROL INDUSTRI FARMASI I DENGAN TEKNIK DESTILAS Studi Kasus : Limhah ludustri Farmasi PT. Guardian P harmatama , Tangerang Jawa Barat
Tesis
Olch Helma Surjawati 253 97 026
Bidang Khusus Teknologi Pengelolaan Lingkungan ngkungan Program Studi Teknik Li ca Sarjana Program Pas Institut Teknologi Bandung 1999
ABSTRAK Penanganan k h sus limbah proses quality control industri farmasi yang termasuk limbah B3 (methanol dan 2-propanol) dilakukan dengan perolehan kembali (recovery) dengan teknik destilasi serta penggunaan kembali (reuse) limbah tersebut, agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif terhadap lingkungan yang dapat terjadi adalah pencemaran tanah dan air tanah, gangguan kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan, biota perairan seperti plankton, benthos dan ikan, gangguan kesehatan masyarakat di sekitar badan air penerima serta sosial ekonomi. Perolehan kembali limbah pelarut dengan teknik destilasi dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan alat destilator modifikasi dari Karl Kolb dengan panjang kolom 1500 mm. Destilator dijalankan dengan variasi rasio refluks = 1, 2, 3, dan 4. Dari penelitian diperoleh bahwa rasio refluks = 2 merupakan rasio refluks optimum untuk perolehan setiap ml destilat methanol dan 2-propanol dengan kebutuhan energi terkecil dibandingkan dengan kebutuhan energi pada rasio refluks yang lainnya. Dibutuhkan energi sebesar 9,091 KJ dan 7,721 KJ untuk memperoleh setiap ml destilat pelarut pada kemumian yang sama (kemurnian rata-rata methanol = 99%, sedangkan 2-propanol = 97%). Kemurnian tertinggi yang dapat dicapai pads rasio refluks optimum = 2 sebesar 99,026% untuk methanol dan 98,635% untuk 2propanol. Semakin besar volume destilat yang dihasilkan, kemurnian destilat semakin menurun. Oleh karena itu proses destilasi sebaiknya dihentikan saat volume sisa umpan terhadap volume umpan awal sekitar 60%-65%. Penghentian pada kondisi ini dapat mengurangi energi yang dikeluarkan untuk mendapatkan destilat dengan kemurnian yang dipertahankan relatif tinggi. Perhitungan teoritis dan analisis kelayakan ekonomi dilakukan untuk melihat kelayakan proses pemanfaatan dan penggunaan kembali pelarut methanol dan 2-propanol dengan destilasi di industri farmasi. Dengan menggunakan beberapa asumsi, maka didapatkan nilai Net Present Value (NPV) yang positif sebesar US$ 120.932, dengan angka Internal Rate of Return (IRR) sebesar 373% serta Break Event Point (BEP/Titik Pulang Pokok Proyek) yang sudah tercapai pads tahun pertama.
ABSTRACT
Treatment of the liquid waste from the quality control process in pharmaceutical industry (e.g. methanol and 2-propanol) that listed as hazardous and toxic waste can be handle by recovery process using distillation technique and then re-used of those solvents. This process can reduce the negative impact of waste to the environmental i.e disturbance of land and ground water, aquatic life (e.g. benthos, plankton, and fish), public health and social economic. Recovery of the solvents from quality control waste by distillation technique was carried out in laboratory scale, using modified distillation device from Karl Kolb with 1500 mm length of column. Distillation device was run with reflux ratio = 1, 2, 3, 4. From the experiment, reflux ratio = 2 was the optimum result for methanol and 2-propanol. It meant that for each ml distillate, energy consumption is lower then other reflux ratio. The energy needed to get each ml distillate with the same purity were 9.091 KJ and 7.721 KJ respectively ( the mean purity of methanol and 2propanol were 99% and 97% respectively). The highest purity of methanol and 2propanol reached was 99,026 % and 98,635% respectively at reflux ratio = 2. The more volume of distillate produced, the lower purity of product was found. Therefore, It had better not continue the distillation when the ratio of feed residue volume against distillate volume reaches about 60% - 65%. Because at this ratio, the energy consumption will not be the optimum. In line with reused of the solvents by distillation, theoretical calculation and economic feasibility analysis were also performed. Using some assumptions in calculation and analysis, it showed that positive NET (Net Present Value) was USS 120,932, while IRR (Internal Rate of Return) was 373% and Break Event Point (BEP) was achieved at the first year