BAB III ARTI TELEVISI BAGI KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA RT 01/17
Sebagian besar buku teks pengantar dalam antropologi menyebut disiplin ini bersifat “holistik “ dan “komparatif”. Perpektif antropologi adalah holistik karena mencoba mengkaji pengalaman manusia secara keseluruhan (Ember dan Ember, 1996) 1 Dalam penelitian ini ditemukan beberapa aspek antara lain televisi dimaknai sebagai ; hiburan, tempatnya berinteraksi, dan bersosialisasi. Bagaimana televisi ditempatkan, dimana, dan kapan mulai ditonton, adalah bagian dari makna itu sendiri. 3.1 Rutinitas Menonton Televisi Ibu Yatik memiliki 1 televisi di ruang tamu sebesar 21 inc di tempatkan di ruang tamu dengan ukuran ruang sekitar 4 x 3 meter dengan luas bangunan dan tanah 60 meter (BTN tipe 21) (dahulu mereka memiliki dua televisi, sekarang hanya satu karena rusak) Televisi menjadi barang yang menghiasi lemari hias mereka. selebihnya hamparan karpet abu-abu didepan televisi dan rak kecil berisi 3 buku tulis dan 1 bingkai poto keluarga diatas rak yang berukuran 3.5X3.5 centimeter dengan tinggi 120 centimeter disisi sudut paling belakang.
Ibu Yatik ketika malam hari sering mengahabiskan waktu setengah malamnya dengan menonton televisi. Ketika adzan magrib (jam 6.15) Ibu Yatik dengan keluarganya sudah berada di rumah, dan anak lelakinya berangkat ke masjid, selepas magrib Ibu Yatik berkumpul dan menonton televisi hingga jam 22.00, ke empat anak-anaknya diminta untuk tidur masuk ke kamar. Namun apabila anakanaknya libur sekolah mereka diperbolehkan menonton televisi hingga tertidur di ruang tamu.
1
Saifuddin Achmad Fedyani, Antropologi kontemporer, Prenada Media, 2005: 89 Universitas Indonesia 59 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
Rumah ibu Yatik yang sangat terbuka, di rumahnya pintu depan tidak pernah ditutup kecuali telah larut malam, dan suaminya (seorang sopir pribadi) sering lembur dan pulang larut malam. Adakalanya Alamsyah suaminya pulang lebih awal jam empat sore, atau lebih dari jam itu, juga pada hari Alamsyah libur dan anak-anaknya diminta untuk berkumpul bersama, mereka menonton televisi bersama enam anggota keluarga. Terkadang terdengar suara tawa berderai-derai ketika menonton televisi, suara tawa Yatik istrinya, paling keras. Mereka memiliki kegemaran acara yang paling favorit, disaat itu mereka menonton bersama-sama. Terkadang mereka berebutan remote control menginginkan acara kesukaan mereka masing-masing ketika ada jeda iklan mereka menganti dengan tayangan acara yang lain.
Tetangga di sekitar rumah mereka sering datang ke rumah ibu Yatik, ataupun duduk-duduk di depan rumahnya ibu Yatik, dari anak-anak hingga orang dewasa (orangtua), menonton televisi ataupun sekedar main, meskipun mereka miliki televisi dirumah mereka, ibu-ibu terkadang menonton bersama di rumah ibu Yatik,
televisi hampir selalu dihidupkan pada saat selepas magrib.
Ketika
tontonan (acara) televisi tidak menarik ibu Yatik melakukan kegiatan diluar rumah meskipun pada malam hari, duduk-duduk di depan rumah, dan sebagian anggota keluarga menonton televisi. Suami Yatik, pak Alamsyah pulang dari tempat bekerja sering tengah malam, jadi hampir sebagian waktu bu Yatik dihabiskan dengan anak-anaknya, menonton televisi ataupun bercengkerama dengan tetangga, namun ketika ada sedikit konflik dengan tetangga, bu Yatik lebih memilih melakukan kegiatan ataupun beristirahat di rumah, tidur ataupun menonton televisi setelah pekerjaan rumah tangga selesai. Rumah dan halaman depan ibu Yatik sering dijadikan tempat untuk berkumpul ibu-ibu sekitar rumahnya, lantaran suaminya sering pulang tengah malam (jam 02.00).
Tanggal : 24 Mei 2008 Jam : 09.00 WIB Ketika ibu Yatik keluar dari rumah, dan duduk-duduk disekitar halaman rumahnya selepas mengerjakan pekerjaan rumah tangga situasi masih pagi, para tetangga ada saja yang langsung mendatanginya dan mereka terlibat dalam pembicaraan, yang remeh-remeh, menceritakan kejadian di televisi. Cerita sinetron,
Universitas Indonesia 60 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
“sedih tau, nonton film “termehek-mehek” sahut ibu Wahyun. “kata Bapaknya (suaminya ibu Wahyun) apa judul koq kayak saru gitu...hahaha” sambil mengisyaratkan sesuatu yang dihubungkan dengan hal-hal porno. ”tapi bagus lho ceritanya, kisah nyata gitu” sahut ibu Yatik... ”nonton tiap hari apa bu?” tanya peneliti ”sabtu minggu jam tujuh, saya sama bapaknya suka nonton” Ibu Wahyun meneruskan kisah menyedihkan artis “ ada-ada aja ya..kasihan ya, Kristina, cantik suaminya dipenjara, (ketangkep)..malu banget itu ya...” ” Ya...lelaki kalau punya duit aja, macem-macem” sahut ibu Yatik. ”Iya gue geli banget kalau liat Ivan Gunawan” di acara Indonesian Idol, super soulmate, “Ivan Gunawan, itu luwes ya tapi nggilani badan gede kayak gitu, feminin” kata Yatik. Dan dibalik pintu Eno memanggil Sari dengan “Aming, aming maen yuk” “kenapa panggil Aming?” tanya penulis kepada Eno “ya gitu emang panggilan dia” kata Eno yang berusia sepuluh tahun (anak ibu Hartoni di RT 01/17) “karena dia kurus ya?” Eno mengangguk dan ia menambahkan “ teman ayah saya juga ada yang dipanggil ibu peri” ”kenapa dipanggil ibu Peri?” tanya penulis ”karena wajahnya mirip...” ”kamu koq suka manggil-manggil yang ada hubungannya di televisi?” Eno hanya tersenyum ”Aku juga manggil ayahku seperti bajag laut, kalau pulang kerja pake helm..terus helmnya di buka, eh ayah kayak bajag laut..abis kacamatanya item..” Kelompok ibu rumah tangga duduk sambil makan-makanan yang ada di rumah, sekiranya tidak diminati keluarga mereka dibawa ke tempat biasa mereka mengobrol secara rutin tiap minggu selalu mereka meluangkan waktu sambil mengadakan ”tabungan uang setiap hari” yang dikelola oleh ibu Wahyu, dengan membawa buku tabungan. Setiap bulan dapat terkumpul tiga juta rupiah. Yang diikuti oleh tiga puluh satu ibu rumah tangga. Setiap ibu rumah tangga mengumpulakn uang bervariasi, ada yang setiap hari dua ribu rupiah hingga lima ribu rupiah. Setelah seminggu terkumpul ibu Wahyu di masukkan ke BCA. ”lumayan buat nanti lebaran...., gak kerasa tau-tau lebaran” Ibu Rian yang tidak mengikuti arisan menimpali ” ya sama aja nabung di Bank” ”iya, tapi kan kalau kita punya uang di Bank, mau ambil melulu, habis” sahut ibu Wahyun. Anak-anak bermain dan memanggil Sari biasa dengan Aming (seorang pemain ekstravagansa di layar kaca), dan beberapa tahun silam anak-anak menirukan
Universitas Indonesia 61 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
slogan “jinggo-jingo-jinggo, huuu!” dan anak-anak dibawah umur (7 tahun) Tejo, menyanyikan lagu “kamu ketahuan”lagunya grup band Matta seperti “oo kamu ketahuan pacaran lagi dengan dirinya oo” yang beberapa bulan sangat poluler sering dikumandangkan di layar kaca. Ketika kelompok ibu RT 01/17 berkumpul biasanya anak-anak berada di sekitar halaman rumah mereka, terkadang terlibat pembicaraan. Televisi sering menjadi pembiaraan diantara mereka.
Keluarga ibunya Yatik (tempat tinggal ibunya Yatik) di perkampungan kumuh Kemayoran, Marta juga seperti di tempat Yatik. Televisi dihidupkan ketika selepas magrib, anaknya, cucunya yang tinggal berdekatan dengan ibu Ngatiyem dan tetangga disekitar rumahnya, bertandang ke rumah menonton cara televisi bersama-sama. Meskipun mereka juga memiliki televisi di rumah mereka, namun mereka sering berkumpul bersama, atau mereka bersama keluarga masing-masing menonton televisi. Kehidupan di rumah Ibu Yatik hampir sama ramainya ketika sore hari dan malam hari, bermain dan menonton televisi.
Lingling anak gadis ibu Gusman lebih sering belajar atau makan di depan televisi sebagai acara sambilan. Tidak ada sesuatu yang menjadi tontonan favorit mereka. ”gua mah, kaga suka pada satu tayangan televisi, apa yang gue sempet nonton ya gue tonton.” Namun ketika peneliti menanyakan beberapa hal mengenai televisi ia dapat menjawab dengan baik. Ataupun ia memulai dengan sapaan pada kejadian di televisi. ”Koq ga ngelayat? ” ”Siapa yang meninggal ” sahut saya. ”Taufik Savalas” ” Oh ya...kenapa? tanya saya.. ”Tabrakan, di sono di Jawa Tengah katanya, gue juga ngelihat sepintas” kata Ibu Gusman.
Beberapa bulan berselang 20 Desember, suatu sore 15.00 Ibu Gusman menceritakan;
Universitas Indonesia 62 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
”eh ternyata ’Termehek-mehek’ bagus ya, saya selalu nonton tuh sekarang, tadinya saya pikir itu acara apaan.., ternyata sedih ya... juga kadang kesal ngeliatnya, huhh pengin gue tonjok itu cowok yang punya pacar sekaligus dua, padahal punya istri, hamilin anak orang lagi...hiiih (tawanya berderai..sambil mengacungkan kepalnya), Gusman dan Lingling (kedua anaknya) juga suka nonton” ”saya suka nonton acara ’Jail” di TransTV, setiap Jumat jam tujuh, lucu ternyata” ”kalau malam setelah magrib jam enam sore saya juga nonton itu RT apa..’Suami-suami takut istri’di TransTV, semua pada nonton (kedua anaknya dan suaminya)” ”Televisi TranTV emang acaranya bagus-bagus, kan dapat penghargaan..apa itu saya lihat di tipi, Lingling juga suka nonton film Barat-nya sampai malam jam satu, kalau film Barat saya eggak suka, apalagi sinetron...enggak. kayaknya gimana ya kita nonton sinetron seperti diboonngin, ceritanya kadang nggak masuk akal”
3.2 Televisi dan keluarga Televisi sebagai “kotak ajaib” yang sesunggu.hanya tidak bermakna apa-apa/ kurang bermakna
ketika benda tersebut tidak dinyalakan, ditonton.
Barang
elektronik ini dapat menjadi bermakna bagi sebuah keluarga, Makna dapat ditanggapi positif atau negatif tergantung dari apa yang ada di dalam “pengetahuan” pemberi makna. Malam pak Alamsyah baru pulang dari bekerja, ia hanya mengenakan celana pendek langsung membuka baju (bertelanjang dada), di ruang tamu berukuran empat kali tiga meter hanya ada pesawat televisi, bufet kecil dan rak kecil
bertengger foto keluarga, pak Alam dan ke empat anaknya. Rumah tipe 21 itu tidak ada kursi maupun meja tamu, hanya karpet kusam warna abu-abu (butut) yang penuh bekas tumpahan-tumpahan teh dan kopi, pak Alam setelah dari dapur tangannya memegang air putih dan meneguk beberapa teguk lalu menaruh gelasnya didepan TV, kemudia ia duduk tepat di depan TV. Anak lelaki terkecil sedang berbaring di depan TV, sementara ibunya datang dari dapur memegang teh hangat, dan satu piring pisang goreng. Sesekali teman Dany dan Sari datang dan menonton televisi dan mengajak main sepeda,Teve sekarang membingungkan” suaminya
Universitas Indonesia 63 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
“ada sinetron di stasiun lain dalam waktu bersamaan, bersaing kali ya?” “ini Yatik, tergila-gila banget ama sinetron” “yang ditonton biasanya apa pak?” tanya peneliti “cinta fitri, indah, apalagi ya banyak deh”. pak Alam menimpali. “kalau saya mah sebenarnya menyukai bola, tapi seringnya ngalah, istri getol ama sinetron, dan hiburan. Jam 10.20 dimalam itu masih ada suara mamanya tertawa sedikit melengking sedang menonton Selebriti Show, mentertawakan mama Igun (Ivan Gunawan) di ‘bercandain’(digoda) Ruben di ruang tamu mereka, Dany, Yatik, Alamsyah, Sari berkumpul di ruang itu hingga tertidur di ruang televisi, dan sesekali anaknya yang terkecil Dany terbatuk-batuk hingga jam 10.30 sepi tak terdengar suara di ruang tamu itu hanya terdengar suara kipas angin merah jambu menderit-derit dan lampu ruang tamu masih dibiarkan menyala.
Televisi bagian dari perkakas keluarga yang penting, sebagai yang tidak terpisahkan dari aktifitas keseharian keluarga bapak Alamsyah, sepulang dari bekerja melepas kepenatan di ruang keluarga sebagai hiburan, pengantar tidur, sebagai teman menikmati teh hangat, bahkan makan, dan teman menyeterika bu Yatik. Televisi menyatukan keluarga bapak Alamsyah di ruang tamu yang sempit yang hanya berukuran empat kali tiga meter. Tidak adanya kursi tamu, hanya hamparan karpet, dimungkinkan untuk kenyamanan keluarga dalam menonton televisi, agar dapat leluasa menonton dengan kapasitas 6 orang (seluruh anggota keluarga) bahkan terkadang tetangga dapat menonton bersama mereka. Peneliti bertanya “ apakah televisi mengganggu hubungan dengan suami?” “Maksudnye?” “hubungan komunikasi suami istri” “enggaklah, malah seringnya kita omongin segala sesuatu di ruang tamu masalah anak, kadang masalah apa aja yang ringan, kadang masalah acara televisi, kalau masalah serius ya di kamar, kita omongin di kamar biar anak-anak kagak tahu, kita usahakan kalau ada masalah kita berdua diomongin di kamar” peneliti bertanya “ masalah televisi maksudnya ?” “ya misalnya kalau acara yang kita pengenin kagak sama dengan yang lain, itu masalah sehari-hari, berantem rebutan remote biasa itu” “masalah berantem siapa dengan siapa misalnya?” tanya peneliti. “ha...ha ...ha, itu masalah sehari-hari....ha..ha, kita sering berantem, Sari ama Dany, saya ama Husein, saya ama ayahnya, tapi kalau ama ayahnya anakanak kagak ada yang berani ngedebat (melawan), paling-paling minta ama saya mindahin tipi” “Paling-paling kalau udah gitu pada pegi aja, kita pegi aja, keluar, abis gimana tipinya cuma atu, kita semua suka hiburan, terutama musik, saya suka ama musik, dan sinetron juga pilm barat, kalau Husein suka acara remaja, sinetron remaja, musik, dan kalau anak-anak Sari dan Dany kagak Universitas Indonesia 64 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
terlalu demen nonton tipi, mereka senengnya main ama temen-temen, main sepeda, paling-paling yang nyatuin kita nonton rame-rame yaitu “Suamisuami takut istri” habis magrib itu kita nonton semua. “menurut ibu apa tivi mengganggu belajar? “ “kagaklah, kalau waktunya belajar kita ingetin belajar.” “kapan waktunya belajar?” tanya peneliti “ya habis magrib gitu” “bagaimana belajarnya kalau tivi dihidupkan apakah tidak menggangu belajar? “ “enggaklah, kalau belajar Sari di ruang tamu, ya didepan tipi udah biasa tiap hari dia belajar, dia lebih rajin ketimbang Dany” “Bagaimana dengan Dany? dan berapa jam Dany nonton televisi? tanya saya. “kalau Dany susah...laki-laki susah disuruh belajar belum tentu dijalanin paling kalau ada PR dia kerjain, kalau bisa ngerjain dikerjakan sendiri kalau gak bisa baru minta tolong saya, kalau nonton tipi dia gak mesti, kadang sejam dua jam, apalagi kalo ada bola dia tongkrongin terus, tapi kalo seharihari dia jarang nonton tipi” “haha..dia mah bandel, kalau ada PR aja baru ngerjain, ya di ruang tamu. Entar kalau kagak ngerjain PR, di sekolah disetrap. Biarin aja, dia biar ngrasa, kalau disetrap kan dia entar kapok. Pernah suatu ketika dia disetrap di sekolahan, gurunya lapor ama saya, ini bu Dany saya setrap tolong a diingatkan kalau enggak mengerjakan PR , saya bilang apa? Ya gak apa-apa bu biar dia tahu kalau kagak ngerjain disetrap, dimarahin aja bu kagak apaapa, saya mah ngedidiknya biar dia punya kesadaran sendiri” dia meneruskan” suatu ketika, Dany lupa mengerjakan PR, padahal waktu sudah malam jam sebelas malam, dia bur-buru mengambil buku dan mengerjakan sampai jam setengah satu malam, saya diemin aja, paginya bangunnya susah banget. Saya bilang ke ayahnya itu yah Dany bangun susah banget...terus langsung deh sekali ayahnya manggil Dany bangun....! langsung dia bangun. Ama ayahnya pada segen.” Sahut ibu Yatik. “kalau Husein, orang udah gede saya gak nyuruh-nyuruh belajar paling ayahnya nyuruh belajar, kalau belajar di kamar, paling belajar kalau mau ada ujian, lebih getol kalau mau ujian.” Bu Yatik menambahkan “belajar itu tidak bisa dipaksa-paksa harus dari kesadaran sendiri.” Tidak adanya ruangan yang khusus dan nyaman untuk belajar dan berinteraksi di rumah Dany anak yang terkecil yang berusia delapan tahun sering keluyuran (berpergian) pergi ke luar Meskipun anaknya Dany sering di setrap di sekolahan bu Yatik tidak menganggap hal itu sebagai masalah, sebab bagi Yatik belajar tidak boleh dipaksa-paksa harus ada kesadaran sendiri, dan tempat yang paling longgar untuk hanyalah ruangan tamu yang diperuntukkan menerima tamu sekaligus menonton televisi. Prestasi di keluarga bapak Alamsyah tidak penting, karena tidak pernah ada usaha dari orangtua terhadap anaknya untuk berprestasi. Ada Universitas Indonesia 65 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
salah satu anaknya Fitri yang berusia sepuluh tahun kelas empat Sekolah Dasar yang paling rajin di sekolahan dan ia mengatakan :
“Mak...mak nilaiku disekolahan MTK dapat sembilan temen-temen pada dapat lima” Bu Yatik menanggapi dengan tak acuh dan tidak menjawab sedikitpun. Namun ia membanggakan anaknya kepada peneliti:
“dia itu (sambil menunjuk Sari ) yang paling rajin belajarnya, belajar aja di depan tipi, tiap hari nlis-nulis, tau apaan belajarnya, sekolahnya sejak dia dipindahin lebih rajin, dulu waktu di SD negeri takut ama gurunya, sekarang akrab, pengaruh kali ya?”
Yatik sedang mengobrol dengan tetangga didepan samping teras rumah tetangga dari luar masuk rumah dan menghampiri Husein “nonton apaan?”tanya Yatik ibunya “ni nonton film lucu” Husein menimpali “ngrumpi mulu...” Yatik menyahut “apaan?” sambil njitak anaknya perlahan dan tersenyum “kenapa?” “la kalo gue nonton sama dia berantem melulu, ngledekin, berdebat melulu” kata Yatik. Tangan Husein mengganti channel saat jeda iklan yang akan muncul (belum muncul) di layar sudah diganti, ia sudah mengenali akan datangnya iklan dan buru-buru menggantinya RCTI pada 14.10 (SJI) ia memeluk bantal sambil tertegun ke arah televisi, kemudian mengganti channel T&S di SCTV pada 14.15, dan ganti acara SJI di RCTI saat iklan sinetron “Cinta Fitri” ditayangkan.. Husein tersenyum ketika acara film SJI berpelukan, ia meraih handphone, memecet sedikit (membuka sms masuk), tangannya bergerak lagi meraih remote control untuk mengganti channel saat iklan “So Klin wangi” yaitu dalam ilustrasi iklan anak-anak rebutan selimut dengan kucing buru-buru ia ganti kemudian iklan yang kedua sama diganti berpindah ke RCTI acara SJI, dan diganti lagi SCTV pada 14.28.
Universitas Indonesia 66 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
3.3 Memanfaatkan waktu masuknya jeda iklan Setting: Ayah :(bapak Alamsyah), 43 tahun Dany (anak bungsu Ibu Yatik) 8 tahun Jakson (anak pertama) 21 tahun Sari (anak perempuan satu-satunya) 10 tahun Ketika iklan masuk buru-buru bu Yatik memeriksa kiri dan kanan “ Yah..Ayah .idol yahhh” tangannya digerak-gerakkan meminta sesuatu, meraba sesuatu dan seketika remote controle dimainkannya. Acara televisi diganti Indonesia Idol RCTI, tetapi masih iklan ia ganti lagi dengan TransTV acara ulangan Harkitnas di Senayan. Remote control TV dalam genggaman bu Yatik sesekali berebutan dengan anaknya yang terkecil Dany yang lebih menyukai acara tidak sering berpindah, si ibu lebih menyukai Zapping (berpindah channel) 20 Mei 2008 Jam : 16.45 WIB Berkumpul di ruang tamu yang sempit, bu Yatik, Dany, Sari, Jakson disuatu sore, dengan acara Sinetron di SCTV “Cinta Suci””aduh tabung (oksigen) dilepas, sekarat, ah..( Mpok Ati sebagai ibunya) kemudian masuk iklan channel diganti dengan RCTI, menayangkan realiti show Stardut lagu anak-anak “ Sari kalau deket mama tangannya usil megang-megang perut, sonoan ah” bu Yatik menggelinjang kegelian. Kemudian diganti Indosiar Stardut “he..he giginya ompong sama dengan mama”. Setelah iklan masuk Jakson menimpali “iya sama, bau kakinya, jempolnya iya sama gede” sambil menoleh ke mamanya. “ngarang aja” kata mamanya, sambil memegang tangan Jakson dan menggelitik perut Jakson. “mak, jangan kayak jagoan” “mana duitnya, ngasih mama cepek doang, sepatu beli yang berapa? Kata mau beli sepatu, kalau gak jadi buat mama” sahut Yatik pada anaknya Jakson yang sudah bekerja. Sambil memakan biscuit sachet-an Disela-sela menonton televisi, salah satu anggota keluarga mengomentari adegan demi adegan sebagai reaksi dari informasi yang datang kepadanya dan direduksi menjadi sebuah respon/ tanggapan. Seperti kecenderungan pada “nilai-nilai normatif” yang baik dibela dan yang jahat dimusuhi. Dalam sinetron Cinta Suci seseorang akan mengambil “tabung oksigen” dimulut mpok Ati sebagai ibunya, dibela oleh bu Yatik. aduh tabung (oksigen) dilepas, sekarat, ah.... Dan disela-sela acara televisi ketika masuk jeda iklan, mereka berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain memperbincangan keseharian mereka, bercanda. Namun ketika acara dimulai lagi serentak mereka terdiam menyimak acara demi acara lagi.
Universitas Indonesia 67 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
“ha hah ki Daus..” ia menertawakan ki Daus menjadi presenter pada acara Star Dut pemenang bintang pada acara “Super Soulmate” di Indosiar yang berpasangan dengan Rina. “mak sekarang saya di Sunter, makan disana kagak dapat kupon, mahal, ini aja saya irit-irit (jadi ia mengurangi membantu jatah memberikan uang pada mamanya. Jakson menirukan lagu Cinta yang Sempurna.....”aku bukan pujangga” lagu pop di Dangdutkan. Sari juga ikut mendedang “terima kasih Tuhan “ Yatik juga mengikuti mendedangkan lagu “ ku tahu.....katakan kepadaku saat ku mencoba berpaling....” Jakson menimpali menyanyi “ saat ku memencoba” bu Yatik meminum kopi (menyeruput...sruuup) kopi yang ada di meja depan televisi. Presenter Rina (dan ki Daus) menanyakan peserta StarDut Martha yang juara keroncong, dan meminta menyanyikan lagu keroncong. Jakson menimpali juara karate kali..lagu apaan tuh”. Kemudian channel diganti Yatik SCTV, RCTI. “Eh Si Gentong menyanyi (menjuluki presenter Oki)”. Jakson pergi ke luar rumah, di iringi Dany keluar, dan juga Sari. Apa saja yang ada di televisi dapat menjadi perbincangan, dari mengometari kelucuan-kelucuan tampilan seseorang yang ada dilayar televisi, hingga mencela “kegemukan” presenter “Oki” dengan julukan “si gentong” sampai kepada menirukan nyanyian yang sedang dinyanyikan penyanyi di layar kaca. Televisi dapat membuat penonton aktif merespon Yatik lebih bebas memindahkan remote control-nya pada acara kesukaannya sinetron Cinta Suci, pada jam 19.05 malam. Akhirnnya hanya bu Yatik duduk sendirian di ruang tamu dengan peneliti. saya menanyakan bu Yatik “kenapa anak-anak keluar?” “biasa kalau teve gak seru keluar main, apalagi kalau ga’ ada ayahnya” “kenapa dengan ayahnya” tanya saya. “iya kalau ada ayahnya pada enggak keluyuran begini, paling pada nonton televisi di rumah, ama ayahnya segen, bukan takut, orang ayahnya kagak galak, Cuma kalau udah ngomel, eh bukan ngomel, nasehatin lama....banget minimal dua jam, anaknya cuma diem aja gini (dia mencoba memperagakan wajah anaknya kalau ditatap ayahnya menunduk), tapi saya ngikutin ayahnya kalau udah jam 21.30 harus sudah ada dirumah, saya minta mereka masuk rumah.” “kalau ada ayahnya Sari cuma dipanggil ayahnya “Sariii..ini jam berapa” “dia langsung masuk...” “kalau sama saya harus teriak-teriak dulu”
Universitas Indonesia 68 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
Kemudian tangan bu Yatik memencet remote control ketika starDut usai masuk acara selingan iklan ia memindahkan iklan ke acara lainnya, ketika acara kurang menarik ia kembali lagi ke StarDut. Saya menanyakan “ kenapa kalau iklan sering diganti?” “maleslah, acara yang lain aja rame banyak” ‘emangnya ga’ pengen tahu informasi iklan?” “gaklah....anak-anak juga cepet kepengaruh ama iklan, putri terutama nih...mah beli yang ini, itu deh yang kayak iklan, sering begitu”
Iklan diakuinya sebagai “tawaran” yang meresahkan bu Yatik, ia katakan “takut kepengaruh”, namun peneliti kurang yakin dengan jawabannya, sebab ketika jeda iklan masuk ia mencari-cari acara yang semula juga ditonton untuk meneruskan jalan cerita di dalam televisi. Sebab kesukaan bu Yatik adalah sinetron dan acara musik. Ada acara lain yang banyak lebih “rame” (mengasyikkan) menjadi alasan yang lebih masuk akal. “geli ngeliat iklan ini (fren)”dengan mimik wajah bu Yatik dengan mimik ditarik kebawah (jijik) iklan fren menggambarkan “nelpon sepuasnya sampai ndower” digambarkan peran iklan (talent) dengan bibir tebal-tebal merah seperti topeng. Iklan juga ditanggapi kurang menarik secara visual, karena dianggap bu Yatik “geli”bibir yang tebal berwarna merah, menjijikkan. Iklan sering menyusup disela-sela program televisi, dan dengan cekatan Husein dapat menghindari dari program tayangan iklan yang tidak begitu disukainya.
3.4 Iklan dan keluarga
Waktu yang terbatas dimanfaatkan bu Yatik buru-buru mengganti remote control untuk menonton beberapa acara sekaligus. (zapping) 2
2
”53 Persen Pemirsa Nilai Iklan Televisi Membosankan” Sebanyak 53 persen pemirsa televisi di Indonesia mengganti saluran, begitu televisi memasuki tayangan iklan dan 53,7 persen lagi melakukan aktivitas lain. Para pemirsa menilai, iklan televisi itu membosankan. Menurut Lowe Indonesia, perusahaan komunikasi yang melakukan riset, hasil riset bisa jadi akan mengejutkan banyak orang. Pasalnya, pertumbuhan belanja iklan di Indonesia merupakan kedua tertinggi setelah Cina. Apalagi, 54 persen dari belanja iklan tahun lalu Universitas Indonesia 69 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
Ketika iklan masuk buru-buru bu Yatik memeriksa kiri dan kanan “ Yah..Ayah .idol yahhh” tangannya digerak-gerakkan meminta sesuatu, meraba sesuatu dan seketika remote controle dimainkannya. Acara televisi diganti Indonesia Idol RCTI, tetapi masih iklan ia ganti lagi dengan TransTV acara ulangan Harkitnas di Senayan. Remote control menjadi benda yang sangat penting, ia dapat membantu secara cepat ketika acara “iklan”yang tidak diinginkannya muncul dihadapannya. Dany dan Sari berantem, pukul-pukulan, Dany lebih agresif daripada Sari, ia berani memukul, menjambak Sari. “Hei...heii!!!” Yatik orangtuanya kalau melihat mereka berantem langsung teriak, kalau di luar rumah sandal dilempar ke Dany, tapi ini di dalam ruangan remote control direbut dari tangan Sari, Sari berlarian dan dikejar bu Yatik. Kini remote control dalam genggaman bu Yatik. Anak-anak kabur ke luar, dan diganti saluran ke RCTI mengulas tentang Dani Dewa dan Wulan Jameela dengan acara “Silet”. Dany dan Sari berebut remote control hingga beradu fisik, perbedaan selera membuat salah satu dari mereka harus merelakan tidak menonton televisim dan meninggalkan ruangan. “Iklannya banyak banget” sahut Ayah. Ganti ANTV, ayahnya pegang peran remote control, Dany bilang “ini aja Yah” (Acara Futsal). Ayah berkomentar maen futsal kok Cuma empat orang, kok terbuka lapangannya?”. Sari membawakan nasi di piring untuk ayahnya, tempe, telor sambil negur ibunya “Ah lewat (filmnya kelewat) “ Kata Dany “Ah ini aja” ia meminta ayahnya memutar acara futsal, Yatik tidak mau, maunya film Olala mbok Idur “tar ga ngikutin jalan ceritanya” sahut bu Yatik “Mak, ini aja!”, ia merajuk kepada mamanya sambil cemberut untuk meminta ganti acara futsal, tetapi ayahnya menuruti istrinya menyetel sinetron “Olala mbok Idur” Perebutan program acara tayangan televisi pada saat jeda iklan mereka memindahmindahkan saluran untuk menghindari iklan yang masuk pada saat menonton acara sinetron keluarga (zapping)
disalurkan ke stasiun-stasiun televisi di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia Lihat (Khairunnisa -: TEMPO Interaktif, Jakarta: Kamis, 03 Maret 2005 | 16:27 WIB)
Universitas Indonesia 70 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
Presenter Rina (dan ki Daus) menanyakan peserta StarDut Martha yang juara keroncong, dan meminta menyanyikan lagu keroncong. Jakson menimpali juara karate kali..lagu apaan tuh”. Kemudian channel diganti Yatik SCTV, RCTI. “Eh Si Gentong menyanyi (menjuluki presenter Oki)”. Jakson pergi ke luar rumah, di iringi Dany keluar, dan juga Sari. Yatik lebih bebas memindahkan remote control-nya pada acara kesukaannya sinetron Cinta Suci, pada jam 19.05 malam. Akhirnnya hanya bu Yatik duduk sendirian di ruang tamu dengan peneliti. saya menanyakan bu Yatik “kenapa anak-anak keluar?” “biasa kalau teve gak seru keluar main, apalagi kalau ga’ ada ayahnya” sementara Sari sedang bermain “sudamanda” meloncat-loncat dengan melemparkan sekeping batu dengan Eno temannya. “kenapa dengan ayahnya” tanya saya. “iya kalau ada ayahnya pada enggak keluyuran begini, paling pada nonton televisi di rumah, ama ayahnya segen, bukan takut, orang ayahnya kagak galak, cuma kalau udah ngomel, eh bukan ngomel, nasehatin lama....banget minimal dua jam, anaknya cuma diem aja gini (dia mencoba memperagakan wajah anaknya kalau ditatap ayahnya menunduk), tapi saya ngikutin ayahnya kalau udah jam 21.30 harus sudah ada dirumah, saya minta mereka masuk rumah.” Yatik juga merasa tidak terganggu dan merasa tenang menonton televisi hingga tengah malam apabila anakanaknya telah tertidur. ”Gue nonton tip ampek tengah malem sembari nunggu ayahnya pulang, kalau anak-anak udah pada tidur nonton tenang rasanya”
Ibu-ibu tetangga Yatik seperti ibu Gusman, Ibu Abas, Ibu Wahyun, Ibu Yanyan berkumpul didepan rumah Yatik. Mereka duduk disamping rumah bu Abas. “Gue pengen potong rambut...!” “potong aja kayak model Dewi Persik..ha ha.?” sahut ibu Wahyun. “Ih dulu Dewi Persik rambutnya panjang sepantat” ibu Gusman menimpali “ katanya Dewi Persik ga pacaran sama Adi, katanya Adi matre. Ih Dewi Persik nyanyinya gitu (menempel dibahu Adi yang mengiringi dengan Gitar) katanya ga pacaran” ibu Wahyun “ kayak anak kecil (Dewi Persik) belum ada dua-dua (usianya) sepantaran Mita (anak ibu Wahyun yang wajahnya mirip Dewi Persik). IbuYanyan “ iya Jangga bilang ( Dewi Persik) kayak teh Mita ya mah?” Ibu Abas menimpali “ kalau lagi make up serem, kemaren yang di (acara) Soulmate gini rambutnya” tangannya menggerakkan rambutnya ke atas seperti sanggul. “kayak perek kalau lagi dandan” sela ibu Yatik “kalau tampil dadanya ngablak, juga Julia Perez kalau pake baju, .....nya ngablak (sambil menujukkan dadanya)” sela ibu Wahyun sembari meneruskan “kata bapaknya (suaminya ibu Wahyun) suaminya bule jadi slebor”
Universitas Indonesia 71 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
bu Yatik menimpali “ kalau Pingkan gayanya Barbie, biarpun celana pendek dia pake legging (celana ketat). “kaya Dewi persik aja potong rambut gue, entar gue kayak orang gila, sayang ya rambut panjang (Dewi Persik), tapi kayak anak kecil. Setelah nempercakapkan Dewi Persik mereka mempercakapkan pemain sinetron Imannuel yang tanpa ikatan perkawinan kumpul kebo menghasilkan anak (kumpul kebo) dengan Andi Soraya. “Imannuel sama teman bisnisnya digrebek Andi Soraya” kata bu Yatik, sementara ibu-ibu yang lain mendengarkan dengan seksama sambil dudukduduk di depan pintu dapur bu Abas, dan di samping pintu yang terdapat tempat duduk dari semen. “maksudnya digrebeg gimana?” tanya peneliti “ribut mulut (Steve Immanuel dan Andi Soraya) tetangga pada keluar Andi ngancem kalau ga mau keluar ia mau teriak-teriak, akhirnya Immanuel keluar perang mulut, kalau tanpa nikah gitu gak kuatlah (hukumnya)”. Bu Yatik yang sering menonton gosip Selebriti dapat bercerita panjang lebar, sementara yang tidak sering menonton televisi hanya mendengarkan. “si Andi juga kena masalah hukum, ada peristiwa nyambit istri orang di kafe, sangkain godain suaminya orang di kafe, Andi tidak tahu menahu suaminya yang mana setelah tahu wajah suaminya orang itu, ih kayak kecakepan aja kata Andi Soraya.” Hidup bersama tanpa perkawinan mereka menganggap wanita dipihak yang lemah ketika pasangan laki-laki berselingkuh dengan wanita lain. dari konflik pasangan kumpul kebo artis berpasangan dengan orang bule, hingga mempertanyakan temannya apakah sudah menonton acara yang ia ceritakan dan mengganggap “bloon” ketika tidak tahu apa-apa tentang gosip, menunjukkan bahwa mereka dalam menanggapi televisi selalu “share” dengan individu yang lain sebagai masyarakat komunal (tradisional). disaat mereka berkumpul mereka memperbincangkan apa saja hingga acara televisi, dan melibatkan kehidupan sehari-hari dengan menggabungkan acara tayangan gosip selebriti seperti ketika akan potong rambut dan temannya menyarankan dipotong seperti Dewi Persik. Acara Televisi dipandang sebagai sesuatu yang dapat juga digabungkan dengan relita kehidupan sehari-hari, batas antara imej dan fakta di dalam televisi dengan realitas sehari-hari sangat tipis.
Universitas Indonesia 72 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
3.5 Televisi dan gosip
RCTI mengulas tentang Dani Dewa dan Wulan Jameela dengan acara “Silet”. “Wulan Jameela lagi apaan tuh” tanya saya kepada ibu-ibu; ibu Yayuk, ibu Wahyun ibu Abas, ibu Yatik yang duduk-duduk di teras rumah pak Alamsyah. “yang lagi pergi ama Dani Dewa bikin Video clip” sahut ibu Yayuk, padahal ibu Yayuk sedang tidak dalam posisi melihat televisi. Ia mendengarkan acara televisi dibalik ruangan teras. “kemana ?” tanya peneliti “ke Singapore” sela ibu Yayuk. Ibu Yayuk tetangga bu Yatik, tidak menghadap televisi, ia berada di teras rumah bu Yatik namun ia dapat menyimak dengan baik pertanyaan peneliti, meskipun saat itu ia berbincang-bincang dengan ibu Wahyu
Kemudian ibunya Yayuk menanyakan “ Dani mukanya ganteng apa ga sih?” “Jelek” kata ibu Yatik “menurutku sih jelek “ ibunya Yayuk menimpali. “duitnya” kata ibu Wahyu. “tapi kata anak-anaknya mendingan cerai” ibu Yatik menyahuti dan meneruskan “ daripada anak-anaknya diomelin melulu katanya (anak-anaknya)” “kalau cerai ikut sapa?” kata ibu Yayuk “dua-duanya “ kata ibu Yatik. “kalau gue seneng ngeliat mukanya Maia” kata ibu Yayuk di dalam ruangan tamu dihadapan televisi Dany dan bu Yatik. “Dani (Dewa) ngapain..” tanya saya “dia kan ke Australia ngunjungi sekolah (Universitas di Melborne)” di tayangan acara Dani sedang diundang sebuah Universitas di Australia, Ahmadani sedang berbicara di depan mahasiswa. “gak pernah nonton “insert” ya?” tanya saya pada mama Yayuk. “jarang” “insert kalau ada Dani...Dani semua”. Kata ibu Yayuk “Maksudnya ketika salah satu station televisi menayangkan Dani, semua juga mengulas Dany” sahut ibu Yatik “semua berita gosip( muat Dany)” sahut ibu Yatik. Tangan ibu Yatik memindahkan dari RCTI ke SCTV pada 11.40. “itu acara apa?” tanya peneliti “Dewa Dewi SCTV” di dalam acara tersebut juga memuat kedekatan Ahmadani dengan Dewa Dewi. “Ih cakep-cakep” di layar mahasiswi Autralia sedang menanggapi mengenai Ahmadani. “khan dia (Dani) bahasa Inggrisnya kurang” nampak Dani agak terbata menjawab dengan bahasa Inggris. “dia pergi sama Mulan Jameela.” Sahut ibu Yatik. Saat itu pada 11.45.di layar kaca RCTI Mulan sedang menyanyikan lagu aku makhluk paling seksi. “ Dany biang kerok, dia gak mau nyeraiin istrinya, istrinya minta kalau pengin cerai, ceraiin, jangan ngejelekin melulu”
Universitas Indonesia 73 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
“kayak dia tuh cakeep aja, mukanya jelek gitu, dari nge-band biasa, giniinnya sama Maia (maksudnya menyakiti)” peneliti menanyakan, “apa dia ada affair?” “kayaknya iya, dia gak ngaku, ini aja biasanya sama anak-anaknya (kalau pergi), kayaknya gak mungkin (kalau tidak ada affair)” ibu Yatik menjawab sambil tertidur di ruangan tamu dan tangannya menggengam remote control. “...ssts(menyebut dengan serapah) kan..............katanya urusan masingmasing di Australianya, pas konser berdua (dengan Mulan Jameela) dia bilangnya ga berdua saya dimana, Mulan dimana” “emangnya wartawan disana ga ada?” ibu Yatik menambahkan. “yang ancur ibunya Maia ama bapaknya Dani, kesel....ngeliat Mulan kesel” peneliti menanyakan “dia bikin sensasi ya?” “iya Wulannya kayaknya kebeneran(senang)” Televisi mempresentasikan ‘image’ yang tampaknya nyata, di reduksi oleh individu menjadi seolah realitas kehidupan mereka, contoh seorang
selebriti
“Dany” dibuat imej tertentu oleh televisi sehingga seolah-olah penonton mengenal Dany, dan memperbincangkan dalam realitas kehidupan sehari-hari, padahal ibuibu di lingkungan bu Yatik) tidak mengenal sosok Dany. Namun seolah-olah ibuibu mengenal karakter “Dany” yang sesungguhnya. Karakter Dany yang dibangun televisi membuat ibu-ibu tidak menyukai Dany, mereka lebih berpihak pada Maia, sang istri yang digambarkan televisi sebagai istri yang selalu dicari salahnya oleh Dany. Sehingga bu Yatik mengeluarkan “serapah” dan menjuluki “biang kerok” yang layaknya dalam kehidupan sehari-hari memaki seseorang apabila tidak menyukainya. . Bu Yatik menuduh Dany pasti selingkuh, “kayahnya gak mungkin”, emangnya wartawan disana gak ada?”. Bu Yatik percaya saja apa yang dikatakan wartawan infotainment seperti “ apa yang terjadi, apabila seorang lelaki memboyong ke luarnegeri wanita yang bukan muhrimnya?”demikian imej yang digiring (wartawan televisi) kearah tuduhan perselingkuhan. Kenudian bu Yatik berpihak kepada istrinya Dany, karena ia dianggap yang menjadi objek penderita, dan dibela.(nilai-nilai normatif). Alamsyah mengganti channel televisi TVone dan ke channel lainnya hingga dalam bebrapa detik sudah enam kali mengganti. Dunia Binatang; Dunia Binatang African from the Ground Up , ganti lagi TVRI acara Campur Sari pada 16.09 ganti lagi ANTV ketika tayangan iklan, ganti channel lagi 17.10 di TransTV, TVOne “Dunia Binatang African from the Ground Up” Kemudian Alamsyah membicarakan gosip artis yang suaminya ditangkap
Universitas Indonesia 74 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
bersama wanita lain, diduga korupsi, “kasihan ya, dia jadi malu” ucap Alamsyah kepada istrinya. Sari bermain telepon. “iya, tapi sekarang dia sering manggung, untuk nilangin suntuk”sahut bu Yatik. Mengganti saluran televisi dengan mencari acara yang menarik. Ketika menemukan acara yang disukainya mereka berkomentar. Dalam kasus selebriti Kristina yang di tinggal ke penjara suaminya, dan suaminya pernah berbuat arogan terhadap Kristina, dan sekarang suaminya dipenjara, pak Alamsyah berpihak pada Kristina, bukan pada suaminya Kristina yang dipenjara, karena Kristina sebagai seorang “objek penderita”sebelumnya diberitakan bahwa suaminya Kristina sering menyakiti Kristina, dengan memberikan pernyataan “manggung untuk ngilangin suntuk” seloah-olah demikian menderitanya Kristina dan dikasihani. di Star Dut ada acara mamanya ikut joged dengan gerakan lucu “ih emaknya ikut joged” bu Yatik ketawa. Kemudian channel diganti ke TPI, beberapa pria ditangkap menimbun minyak tanah “ih mukanya kayak Dede Yusuf” “emang enak lo...!” bu Yatik mengomentari penimbun BBM, kemudian remote control dialihkan ke program lain
RCTI pada 11.44 menayangkan iklan Clean&Clear kemudian acara “Silet” diberitakan Mulan akan konser dan di sebuah harian Australia “Indonesia has massage radical” dan digambarkan peristiwa Dani dan Mulan makan siang dengan Konjen RI di Australia. “Dani dulu dibilang sama Farhat Abas gimana bu Yatik?” tanya saya memancing pengetahuan dia yang berurusan dengan Farhat bebrapa bulan yang lalu. “Iya Farhat bilang Dani itu enggak ada apa-apanya” “apa mungkin Dani mau nunjukin dia ada apa-apanya?”kilah saya. “iya kali (bu Yatik males beralih ke Farhat)” bu Yatik seperti punya dendam dengan Dani, ia terus memfokuskan mengomentari dengan emosional kejelekan Dani, padahal ia sama sekali tidak mengenal Dani (Ahmadani) “Dani memang begitu, ga mau ngalah, biarpun dia dibilang orang, buktinya yang punya cacad Dani”. Sela Yatik. “Apaan, (Maia) masih jadi istrinya, diusir-usir, bajunya dibuang-buang, itu namanya ama istrinya menghina banget “ di layar kaca Dani berkelit ketika ditanya presenter seputar kedekatannya dengan Mulan “ saya dengan gosip sudah biasa, biarkan saja gosip itu perlu untuk seorang artis” kata Dani di layar kaca. Yatik masih meneruskan dendamnya dengan Dani “Bapaknya Dani juga ga suka sama Dani”
Universitas Indonesia 75 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
“si Mulan kebawa Dani” “kebawa gimana maksudnya?” tanya peneliti. “iya kebawa namanya Dani sama Maia” “ini Maia lukanya disini, katanya disana (Australia) urusannya masingmasing, ga taunya makan bareng” Presenter memberikan komentar “ rasa penasaran hubungan Dani Mulan......mobil Dani dibobol maling, apa ada hubungannya dengan mobil Maia setahun silam” kata presenter. “mungkin banyak yang benci ama Dani ya?” “iya kesel” sahut bu Yatik. Setelah itu TransTV selesai dan dengan sigap bu yatik mengganti dengan RCTI pada jam 11.00. bu Yatik meneruskan menggosip Mulan “dia lagi latihan di studionya Dani, pengen duduk kejengkang malu ya...(di kursi beroda) eh (kursinya) jalan, kalau dia biasa aja kali ya? celananya kemana-mana. kemudian iklan jamur kulit Dactarin 12.00, kemudian belum ke iklan selanjutnya diganti RCTI, ganti TransTV, SCTV, RCTI pada jam 12.05 “alat-alat di mobilnya dia (Dani) di Indonesia ga ada jadi diambil maling” kata bu Yatik menirukan kata-kata Dani di layar kaca. Mulan berkomentar “aku adalah pekerja seni, kalau ada tawaran kerja dengan siapa aja, ya kerja aja” kemudian presenter memberikan komentar “ hubungan kedekatan Dani Mulan, jika benar sekedar teman kerja, apa yang terjadi dengan keduannya?, jika seorang suami memboyong wanita lain yang bukan muhrimnya keluar negeri...” Yatik sepertinya berbincang-bincang dengan presenter ia membalas komentar presenter “ Dani
Ibu-ibu berkumpul dihalaman depan rumah bapak Alamsyah sementara televisi menyala dan mereka bersahutan memperbincangkan acara tayangan televisi, padahal mereka tidak sedang menghadap televisi, mereka mengomentari apa yang didengar di televisi. Acara gosip artis diperbincangkan hingga mereka berpihak pada salah satu artis yang di layar kaca diarahkan presenter televisi sebagai orang yang “menderita” (presenter berpihak pada salah satu penyanyi
yang sering
dijelek-jelekkan suaminya di layar kaca) Penonton
merasa prihatin dengan keadaan rumah tangga artis tersebut dan
mempertanyakan bagaimana anak-anak mereka? ketika seorang suami (penyanyi) tersebut tampil di layar kaca ada rasa kebencian yang tampak dengan mencela “bahasa Inggrisnya kurang”, biang kerok, mukanya jelek dan menuduh penyanyi tersebut selingkuh bahkan membenci orang ketiga yang membuat pasangan penyanyi berpisah dan marah-marah didepan layar kaca. Presenter televisi turut Universitas Indonesia 76 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
memberikan opini, penonton televisi telah menunjukkan keberpihakkanya pada seseorang yang dianggapnya lemah. Padahal mereka sama sekali tidak mengenal pasangan penyanyi tersebut. Apa yang terlihat di layar kaca sebagai fakta ditanggapi sebagai realitas.
3.6 Belajar dari Televisi “di dalam berita televisi menyebutkan kemiskinan mendorong warga untuk bunuh diri “astagfirullah hal’aziem!” di SCTV 12.30. berita menyiarkan warga Bitung Sulut Yadi tidak tahan dengan himpitan ekonomi menghidupi dua adiknya. “ astagfirullah...” .bunuh diri dengan meminum adukan susu dengan hama tanaman dikasihkan adikknya dan dia sendiri. Ditemukan suaminya digubug ditengah sawah. “ ihhh orang meninggal malah dinyanyiin, gitu, ya...ngajinya nyanyi......” kilah Yatik sambil tidur-tiduran didepan televisi. Di Sulut korban bunuh diri didoakan dengan menyanyi bu Yatik merasa heran. “ihhh orang meninggal malah dinyanyiin, gitu, ya...ngajinya nyanyi......” Bu Yatik belajar dari televisi, bahwa berdoa pada upacara “kematian” daerah Sulut lain yaitu dengan “bernyanyi” berbeda dengan yang ada di tempatnya yaitu dengan “mengaji”
televisi menayangkan “Ada Gosip” dengan tema koleksi selebritis. Di dalam tayangan sedang mewancarai Enda seorang gitaris ungu yang mempunyai koleksi mobil-mobilan dan replika action figure dan Ciko seorang pemain sinetron dengan koleksi action Figure Superman, Danny berkomentar “ Enda kayak anak kecil..., mainan anak-anak dikumpulin” dan dalam “Ada Gosip”menayangkan Talita dengan koleksi sepatunya, Dany meneyeletuk “ Talita ama Astrid ya ma?”
Dany belajar dari layar kaca bagaimana artis mengkoleksi benda-benda (action figure) ia berkomentar “Enda seperti anak kecil mengumpulkan benda-benda layaknya anak kecil mengumpulkan boneka.
Jakson menirukan lagu Cinta yang Sempurna.....”aku bukan pujangga” lagu pop di Dangdutkan. Sari juga ikut mendedang “terima kasih Tuhan “ Yatik juga mengikuti mendedangkan lagu “ ku tahu.....katakan kepadaku saat ku mencoba berpaling....”
Universitas Indonesia 77 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
Jakson menimpali menyanyi “ saat ku memencoba” bu Yatik meminum kopi (menyeruput...sruuup) kopi yang ada di meja depan televisi. bu Yatik dan Jakson turut bernyanyi bersamaan penyanyi menyanyikan lagu di layar kaca (televisi)
“sedih tau, nonton film “termehek-mehek” sahut ibu Wahyun. “kata Bapaknya (suaminya) apa judul koq kayak saru gitu...hahaha” sambil mengisyaratkan sesuatu yang dihubungkan dengan hal-hal porno. ia meneruskan kisah menyedihkan artis “kasihan ya, Kristina, cantik suaminya dipenjara, malu banget itu ya...” acara Indonesian Idol, super soulmate, “Ivan Gunawan, itu luwes ya tapi nggilani badan gede kayak gitu, feminin” kata Yatik. Dan dibalik pintu Eno memanggil Sari dengan “Aming, aming maen yuk” “kenapa panggil Aming?” tanya penulis. “ya gitu emang panggilan dia” kata Eno “karena dia kurus ya?” Eno mengangguk dan ia menambahkan “ teman ayah saya juga ada yang dipanggil ibu peri” Eno menambahkan “ bapak saya pas pulang dari kerja pake helm dan kacamata saya lihat dia membuka helm dengan kacamata hitam kayak bajak laut...” Anak-anak bermain dan memanggil Sari biasa dengan Aming (seorang pemain ekstravagansa di layar kaca), dan beberapa tahun silam anakanak menirukan slogan “jinggo-jingo-jinggo, huuu!” dan anak-anak dibawah umur (7 tahun) Tejo, menyanyikan lagu “kamu ketahuan”lagunya grup band Matta seperti “oo kamu ketahuan pacaran lagi dengan dirinya oo” yang beberapa bulan sangat poluler sering dikumandangkan di layar kaca.
Dalam kehidupan sehari-hari mereka terkadang menggunakan istilah-istilah dari apa yang ada dalam cerita atau tokoh atau mendendangkan lagu-lagu yang ditayangkan dalam layar kaca (televisi) seperti menyebut temannya dengan “Aming” artis yang sering muncul di acara Extravaganza, realiti show seperti bajak laut, ibu peri, dan joke (humor) yang diciptakan dilayar kaca. Televisi dijadikan jendela tempat mereka melihat dunia luar, membagi sesuatu ”peristiwa, gaya, dan tren yang berkembang”.
Ibu Yatik menceritakan bahwa televisi terkadang berguna bagi dirinya dan keluarganya dan ditiru oleh suaminya dalam kehidupan sehari-hari, seperti adegan-adegan kelucuan, dan keakraban dan kemesraan di dalam film Si Doel anak Betawi dan si Doel yang sekolah hingga perguruan tinggi. Universitas Indonesia 78 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
“kadang kita (kami) menanggap keluarga kita (kami) seperti keluarga si Doel dan Bajai Bajuri, adegan-adegannya mirip bahkan suka ditiru Ayahnya (panggilan untuk suaminya) (sambil tertawa)...haha bahkan ayahnya pengen anaknya yang tertua Jakson setelah lulus STM kuliah D3 aja, tapi saya gak punya biaya,” buat makan sehari-hari aja susah gimana kuliah..” Peneliti bertanya “bagaimana menurut ibu apakah televisi bermanfaat buat keluarga ibu?” “ya tergantung kadang ada manfaatnya, kadang enggak. Maksudnya gini lho, adakalanya cerita di pilem itu bisa kita jadikan contoh, ada juga yang enggak bisa dijadikan contohnye kayak Cinta Fitri ada cerita perselingkuhan koq disetujui orangtua, kan gak bisa dijadikan patokan, kalau baiknya ya misalnya ada masalah bisa dipecahin, dalam menonton televisi ada semua bisa dijadikan pelajaran. “
Pak Alamsyah menimpali “kenapa harus ada perselingkuhan?, dikawin aja mestinya. Kalao ada kotak surat gue kirim saran, ngaco acaranya sekarang, apa sutradaranya ganti kali ya Yatik?, aneh guwe rasa Cinta Fitri udah melenceng dari yang dulu, kalau dulu Cinta Fitri 1 gue setuju banget, kan judulnya aja islami Fitri, lahir suci, namanya aja islami, koq ceritanya kagak islami?, kalau di Cinta Fitri I gue akui seratus persen gue setuju banget, ceritanya islami, dan bagus seratus persen, koq yang kedua ini ngaco, ngawur, jadi ga demen saya.” bapak Alamsyah mengungkapkan perasaannya menggebu-gebu seperti ”mengomel” (memarahi). Ibu Yatik menambahkan ” pilem sekarang sama aja, di pilem Cahaya, Bram ama istrinya tukar-tukaran Peneliti menanyakan, “ mengapa bu Yatik menonton televisi begitu seriusnya?” “Ya harus seriuslah, ga seru kalo ga serius. Soalnye kalau nonton sinetron itu yang bersambung ada yang ditunggu, kejadian-kejadian apa lagi nih. Dalam sinetron kagak bisa ditebak bu...serunya disitu. ” Televisi dianggap dapat membuat bu Yatik belajar banyak, seperti permasalahanpermasalahan keluarga yang disikapinya dengan arif, apakah ia sesuai atau tidak yang menjadi ukuran adalah keberlakuan di masyarakat sekitarnya, misalnya perselingkuhan koq disetujui keluarga Fitri, dilingkungannya hal itu tidak lazim, bahkan bapak Alamsyah menimpali dengan polosnya apakah sutradaranya ganti hingga ceritanya tidak Islami? Menunjukkan bahwa apa yang ditonton oleh keluarga bapak Alamsyah direduksi dahulu tidak diterima begitu saja, ia bahkan memprotes seandainya ada hubungan yang dapat memungkinkan mereka berkomunikasi dengan pihak sutradara ia akan memprotesnya.
Universitas Indonesia 79 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
Peneliti menanyakan” menurut bu tivi mendidik atau tidak?” ”tergantung, ada yang ngedidik ada yang enggak, seperti di pilem Munajat Cinta, (poligami hingga 3 istri) ngedidik jadi adil, istri yang pertama benerbener dicinta, ke dua karena kasihan, ke tiga anak bosnya, boong, lakinya (suami) bekas anak badung dalam bergaul sembarangan ketemu temen lama, ngakunya anaknya hasil hubungan dengan dia padahal dari orang lain terus dinikah, suaminya anak pejabat, Tapi istrinya ngebantu dia kerja karena bangkrut, akhirnya dapat kerja lagi, karena udah ditolong cenderung ke istri ke-tiga.” Ibu Yatik menceritakan ”Dany yang susah semalem nonton tipi sampek malam jam 01.00 acara bola, jam dibangunkan jam setengah tujuh setelah ditarik kuping belum berasa. Dicipratin air ga bangun, ayahnya mendekati Dany cuma bilang Dan....sudah siang, dia langsung bangun, padahal ada pe-er suruh bawa cat air, aturan beli cat air...” Peneliti menanyakan berapa jam anak-anak dibatasi menonton televisi? Ia menyahuti ” ga tentulah, tergantung dia (mereka), yang penting kalau udah jam 9.30 malam harus sudah tidur, suatu saat udah jam 9.30 Dany bilang lapar, saya bilang ga...tidur..! (menyuruh tidur dengan nada keras) bodo! (masa bodoh) pokoknya jam segini harus tidur. ” Ibu Yatik menambahkan kalau anak-anak sudah tidur ia merasa tenang, dan dapat menonton televisi dengan santai karena dapat berkonsentrasi, sambil menunggu suaminya pulang. Seringkali apabila menonton televisi ia merasa terganggu oleh anak-anaknya. Dulu ia mempunyai dua televisi, satu di ruang tamu untuk anak-anaknya dan satu di ruang tidur untuk dirinya dan suaminya. Namun kini sudah rusak dan berkali-kali di servis namun rusak lagi. Ia menambahkan ” Dany sering main sepeda, kalau ada balap motor di tipi baru ditongkrongin (dilihat di tivi) kadang rebutan, suatu kali ayahnya bilang; makanya beli tivi lagi kata ayahnya, gue bilang ...gak mending buat bayar sekolah” peneliti menimpali ”kan tinggal minta ayahnya ” ”gak, kalau gajian di kasih gue semua” peneliti menimpali ”kan dibantuin Jakson kerja?” ”dia juga baru tanggal 15 minta uang lagi, uang dia kan buat nyicil motor enam ratus empat ribu”
Suatu sore matahari tidak tampak dan sedikit mendung, kelompok ibu rumah tangga RT 01/17 sedang duduk di depan kursi plastik dan terhidang kue kering di dalam wadah dan teh hangat di tiga gelas di tempatkan di atas kursi plastik. Dua kursi plastik biru, telah terisi ibu Anya, Ibu Paryadi, ibu Ichan dduduk disebelahnya di atas kanstin (pembatas taman dan jalan), dan pedagang peralatan
Universitas Indonesia 80 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.
sekolah hingga peralatan kantor berhenti di depan mereka. Mereka membeli beberapa peralatan sekolah. Peneliti menanyakan kegiatan ibu Paryadi di saat keluarganya meninggalkan rumah untuk bersekolah dan ke kantor. ”Saya paling-paling ya nonton televisi, kalau enggak tidur, nonton di ruang depan, sambil terkantuk-kantuk. Kalau malem nontonnya di dalam kamar biar bisa tidur, saya nggak bisa tidur kalau nggak nonton tipi, enggak tau kenapa......” Ibu Abas menimpali..” sama, saya juga, kalau malam nonton tipi sampai malam ditayangkan film-film luar (jam 12.30-an) kalau udah ngantuk baru saya masuk kamar...” ”acara yang saya tonton, ”Madina dan Aqso”, ”Kacau”, ”film-film luar Kungfu, Charlie Angle atau apa yang memberantas kejahatan, saya kalau ga ada film bagus saya cari film luar...”
Universitas Indonesia 81 Televisi dan interaksi..., Sunarwati, FISIP UI, 2008.