SOSIALISASI TERAPI SENAM FISIK SEBAGAI SOLUSI PRAKTIS UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT BAGI PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DIDALAM PERUSAHAAN DI INDONESIA Laurentius Noer Andoyo Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) – Malang E-mail :
[email protected] Website : www.luando08.wordpress.com
Di persembahkan pada: Konferensi HIDESI ( Himpunan Dosen Etika seluruh Indonesia) ke: 24 di UDINUS – Semarang, tanggal 15/16 Agustus 2014
ABSTRAK Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi Pekerja Pengguna Komputer (PPK) di dalam perusahaan di negara berkembang, termasuk Indonesia, dewasa ini masih belum banyak mendapat perhatian. Seiring perkembangan pesat ICT (Information and Communications Technology) dan pemakaian komputer di perkantoran, hak PPK untuk mengetahui dan mendapat perlindungan terhadap bahaya K3 perlu segera ditangani. Menurut riset, pada tahun 2013, jumlah Netizen Indonesia sekitar 31,7 juta - sebagian besar diantaranya juga adalah PPK. Di Indonesia Undang Undang (UU) mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (2012) belum menyentuh hal-hal khas yang berhubungan langsung dengan penggunaan komputer. Disisi lain, di dunia internasional, telah ada lembaga-lembaga seperti: OSHA (Occupational Safety and Health Administration) – US Departement of Labor, Occupational Health – UK Imperial College London , HSE (Health and Safety Executive) - UK, yang sudah menangani masalah itu (biarpun masih belum mendetail). Dibandingkan Pekerja lain, para PPK amat rentan terhadap RSI (Repetitive Strain Injuries), gangguan kesehatan karena ketegangan berlama-lama didepan komputer. RSI bisa berwujud secara fisik sebagai MSD (Musculoskeletal Disorders) atau CVS (Computer Vision Syndromes) dan secara mental sebagai gangguan pencernakan, pusing, insomnia, depresi dan lain-lain. Semua gangguan itu terutama disebabkan karena ketidak-tahuan Ergonomic dan prilaku yang salah dari para PPK. Dilain pihak, sejak lebih dari 2000 tahun SM, Seni Olah Diri Tradisional Tionghoa (SODTT) telah dikenal. Apabila pada mulanya dilakukan untuk mempertahankan diri terhadap cuaca alam, lawan (hewan & manusia) dan meditasi (=peningkatan intelegensia dan spiritualitas), di jaman modern ini SODTT sudah mulai diterapkan di dunia-kerja. Musuh utama manusia modern dewasa ini adalah ‘Lifestyle Disease’ atau ‘ Disease of Civilization’. Dewasa ini SODTT
dikategorikan sebagai Complementary Medicine dan Osteopathic Medicine, suatu ‘cara kuno’ yang sangat ampuh untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit modern. Berkat perkembangan ICT, pengetahuan dari dunia Timur itu tersebar luas dan begitu mudah diakses melalui internet. Banyak berita dan laporan yang membuktikan bahwa para praktisi Taiji Quan dan Qigong lebih tangguh terhadap gangguan penyakit-penyakit modern. Tulisan ini sesuai Etika Kesehatan Masyarakat, secara umum bertujuan memberi pijakan dan arah langkah pada para pengambil kebijakan di pemerintahan atau perusahaan dan para PPK, agar mengetahui, memakai dan selanjutnya mematuhi dan menerapkan hal-2 yang berhubungan dengan K3, terutama yang menyangkut soal penggunaan komputer di tempat kerja. Semua itu seiring pidato Menakertrans pada ‘’Upacara Hari K3 Nasional dan Pernyataan Dimulainya Bulan K3 Nasional tahun 2014’‘ di Jakarta 12 Januari 2014 yang bertekad mewujudkan visi K3 Nasional : ‘’Indonesia ber-Budaya K3 tahun 2015’’. Secara khusus tulisan ini juga berkeinginan untuk membudayakan ‘‘Aman dan Sehat ber-Komputer’’ (ASK) dengan melakukan sosialisasi mengajak para PPK melakukan Terapi Senam Fisik (TSF) yang dirancang khusus untuk para Pengguna Komputer. Kata kunci: Etika Kesehatan Masyarakat, pengguna komputer, K3,SMK3
1. PENDAHULUAN Dari statistik ILO (International Labour Organisation) dapat diamati Kecelakaan Kerja di negara maju semakin menurun, sebaliknya di negara berkembang justru masih semakin meningkat (http://www.ilo.org/). ILO melaporkan banyak perusahaan di negara berkembang dinilai masih kurang mampu mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja. Kepedulian dan pemahaman pengusaha dalam memenuhi kewajibannya untuk melaporkan kecelakaan kerja juga masih rendah (Depnakertrans, 2009). Bukan tidak mungkin terjadi bahwa tanpa sadar manajemen memaksa pekerja untuk bekerja mengejar target dengan membuat pekerja harus tetap menyesuaikan diri pada kondisi tempat kerja yang tidak sehat dan tidak selamat. Hak setiap Pekerja untuk memperoleh perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), khususnya Pekerja Pengguna Komputer (selanjutnya disingkat PPK) didalam perusahaan, masih kurang mendapat perhatian di Indonesia. Undang-undang terbaru, Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) tanggal 12 April 2012, dan juga sambutan Menakertrans pada „‟Upacara Hari K3 Nasional dan Pernyataan Dimulainya Bulan K3 Nasional tahun 2014‟„ di Jakarta 12 Januari 2014 belum menyinggung K3 yang berhubungan langsung dengan para PPK. Disisi lain, seiring kemajuan pesat ICT (Information and Communications Technology), jumlah perusahaan dan jumlah PPK meningkat tajam. Pada tahun 2013, di Indonesia, jumlah Pengguna Internet telah mencapai 74,57 juta, termasuk didalamnya 31,7 juta „Netizen‟ (Pengguna Internet dengan jam-kerja didepan komputer minimal 3 jam perhari) (Markeeters, 2014). PPK di perusahaan memang tidak identik dengan Netizen, tetapi gambaran itu mencerminkan fakta bahwa jumlah PPK di Indonesia sudah mencapai puluhan juta jiwa, karenanya perlu ikut diperhatikan dan diperhitungkan dalam penyusunan perundang-undangan dan peraturan dengan melibatkan pemikiran Etika Kesehatan Masyarakat dalam manajemen perusahaan. Kesehatan para PPK yang melakukan pekerjaannya secara terus menerus dan berulang-ulang dalam waktu lama dihadapan komputer, diperburuk oleh kondisi ergonomics dan ketidak-tahuan tentang prilaku dan kebiasaan yang benar dalam melakukan pekerjaannya, para PPK cenderung mengalami gangguan fisik yang dikenal sebagai RSI (Repetitive Strain Injuries). RSI bisa berwujud sebagai: 1. MSD (Musculo skeletal Disorders), cidera atau nyeri pada otot dan sendi, dan 2. CVS (Computer Vision Syndromes), gangguan mata karena memandang layar komputer terlalu lama. Selain itu PPK bisa juga mengalami gangguan mental, misalnya sering sakit kepala, susah tidur, kehilangan selera makan, gangguan pencernakan, depresi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan sebagainya. Salah satu solusi hemat, cepat namun efektif untuk mengatasi gangguan kesehatan bagi para PPK adalah men-sosialisasi-kan potensi bahaya kesehatan dari para Pengguna Komputer itu melalui website & social-media atau presentasi langsung, kampanye K3 dan menyelenggarakan pelatihan Terapi Senam Fisik (selanjutnya disingkat TSF) praktis yang dapat dilakukan rutin setiap hari atau disisipkan saat waktujeddah (break-time) dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan peserta latihan TSF berupa gerakan senam (exercises) dan pemijatan mandiri (akupresur) pada titik-titik acupoint tertentu. Materi TSF diseleksi dari aneka pilihan kekayaan Seni Olah Diri Tradisional Tionghoa (selanjutnya disingkat SODTT) yang telah dikenal luas dan terpercaya didunia internasional, seperti: Taiji Quan, Wu Qin Zi, Ba Duan Jin, Zhineng Qigong dan lain-lain. Dalam penyelenggaraan program “Sehat dan Aman berKomputer” (ASK) melalui TSF ini, di suatu perusahaan dibentuk kelompok beranggota maksimal 50 PPK. Penyelenggaraan dibagi menjadi 2 tahap. Tahap Pertama dimulai dengan pengisian
KUESIONER 1 untuk keperluan analisa permasalahan kesehatannya yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan ergonomic dan kebiasaan kerja para PPK. Dilanjutkan dengan presentasi penjelasan tentang potensi bahaya ancaman kesehatan pada PPK melalui website dan presentasi langsung. Akhirnya Peserta PPK melakukan TESTING untuk dievaluasi tingkat pemahamannya. Tahap Kedua adalah kegiatan Pelatihan TSF yang dilakukan selama 3 hari. Pada akhirnya Pengisian KUESIONER 2 digunakan untuk mengevaluasi efektifitas hasil Pelatihan. Pada kelanjutannya, diharapkan dengan menambah sebuah kebiasaan baru, berlatih rutin setiap hari, para PPK selalu memelihara dan menjaga kesehatan raga-jiwa dan menjadi manusia seger-waras, sehat wal-afiat. Para PPK diharapkan menjadi manusia yang dapat diandalkan, tidak gampang sakit, siap setiap saat dan selalu tetap bersemangat, sehingga bisa lebih berguna ditengah masyarakat dalam membangun bangsa dan negara. Penelitian menunjukkan adanya kaitan erat antara tingkat K3 dengan kekuatan daya saing (competitiveness rating). Negara yang menunjukkan tingkat K3 tinggi ternyata memiliki daya saing yang tinggi pula (ILO, 2003). Rumusan Masalah yang ingin diungkapkan adalah: 1. Bagaimana memberi pencerahan (sesuai dengan Etika Kesehatan Masyarakat) pada para Pejabat Pemerintah, Pimpinan Serikat Pekerja, Pimpinan Perusahaan dan para Pekerja, terutama pada lingkungan kerja yang banyak menggunakan komputer, bahwa sudah tiba saatnya untuk membuat per-undang-undang2 an dan peraturan tentang K3 yang lebih detail dengan memperhatikan aspek penggunaan komputer. 2. Bagaimana menjelaskan pada masyarakat, bahwa Terapi Senam Fisik (TSF) (=exercise) dapat menjadi solusi praktis yang efektif untuk menerapkan K3 lewat sosialisasi program “Aman dan Sehat berKomputer” (ASK) bagi para PPK, sebagai upaya untuk mendukung kebijakan pemerintah yang telah mencanangkan pencapaian “Indonesia Berbudaya K3 pada tahun 2015” dan “Gerakan Nasional membudayakan K3 secara berkesinambungan”. Tujuan penulisan: 1. Sesuai rumusan masalah, penelitian ini bermaksud untuk memberi pencerahan dan saran pertimbangan bagi Pejabat yang berwenang dan para PPK yang terlibat pada masalah K3 dan SMK3 untuk mengikut sertakan aspek penggunaan komputer dalam membuat kebijaksanaannya. 2. Mengajak dan menghimbau masyarakat Pengguna Komputer terutama PPK untuk mulai melakukan program “Aman dan Sehat berKomputer” (ASK) yang barangkali bisa membantu mensukseskan wacana “Indonesia Berbudaya K3 pada tahun 2015” dan “Gerakan Nasional membudayakan K3 secara berkesinambungan” dengan rajin berlatih TSF setiap hari.
Metode Penelitian yang dilakukan sesuai gambar berikut:
Gambar 1: Metode Penelitian mem-Budaya-kan ASK.
2. LANDASAN TEORI Untuk memahami lebih jelas mengenai penelitian ini dibutuhkan beberapa pengertian berikut:
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (= Occupational Safety and Health – OSH) adalah bidang yang terkait dengan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja
2.2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
SMK3 adalah : Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sumber: Peraturan Pemerintah No.50/2012
2.3. Indonesia ber-Budaya K3 tahun 2015
Pencanangan “Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2015” adalah pada Keputusan Menakertrans nomor: Kep.372/MEN/XI/ 2009. Sambutan Menakertrans pada „‟Upacara Hari K3 Nasional & Pernyataan Dimulainya Bulan K3 Nasional tahun 2014‟„ di Jakarta 12 Januari 2014, menghimbau Pelaksanaan K3 tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab semua pihak khususnya masyarakat industri. Dengan demikian, semua pihak terkait berkewajiban untuk berperan aktif sesuai fungsi dan kewenangannya untuk melakukan berbagai upaya dibidang K3 secara terus menerus dan berkesinambungan, serta menjadikan K3 sebagai bagian dari Budaya Kerja disetiap kegiatan, sehingga dapat mencegah kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini tentunya akan mempengaruhi stabilitas dalam berusaha, dan secara tidak langsung dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Sumber: Kep.372/MEN/XI/ 2009
2.4. Etika Kesehatan Masyarakat Etika kesehatan masyarakat adalah suatu tatanan moral berdasarkan sistem nilai yang berlaku secara universal dalam eksistensi mencegah perkembangan resiko pada individu, kelompok dan masyarakat yang mengakibatkan penderitaan sakit dan kecacatan, serta meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dan sejahtera. (Asri, 2014)
Etika kesehatan masyarakat sangat berbeda dengan etika kedokteran yang menyatakan bahwa dalam menjalankan pekerjaan kedokteran seorang dokter janganlah dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pribadi, seorang dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup makhluk insani, seorang dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan, seorang dokter harus tetap memelihara kesehatan dirinya. 2.5. Ergonomics Ergonomics atau Ergonomika adalah studi mengenai interaksi antara manusia dengan peralatan / benda-2 yang dipakai saat dia bekerja. (Lu, 2014) Gambar-gambar Ergonomics untuk lingkungan kerja komputer dapat dilihat di http://luando08.wordpress.com/dasar/posisi-jendela/ 2.6. Repetitive Strain Injuries (RSI) RSI merupakan masalah pokok dari Pengguna Komputer dalam keseharian menjalankan pekerjaan-nya. Gangguan kesehatan karena pekerjaan rutin, terus menerus dan berulang-ulang itu menimbulkan ketegangan yang secara fisik dapat terwujud berupa: 1. MSD (Musculoskeletal Disorder), cidera atau nyeri pada otot dan sendi. Misalnya: nyeri pada leher/bahu/punggung atau pergelangan tangan(=CTS, Carpal Tunnel Syndrome). Gambar-gambar tentang Postur tubuh yang salah penyebab MSD dapat dilihat di http://luando08.wordpress.com/dasar/postur-salah/ 2. CVS (Computer Vision Syndrome), gangguan-2 karena memandang layar komputer terlalu lama. Misalnya: pandangan kabur, mata lelah, mata kering, pusing dll. Sumber (Lu, 2014)
2.7. Osteopathic Medicine Osteopati adalah jenis pengobatan komplementer dan alternatif yang terutama dilakukan dengan gerakan, peregangan dan memijat otot dan sendi seseorang. Praktisi mengklaim bahwa kesehatan dan kesejahteraan individu tergantung pada tulang-tulang mereka, otot, ligamen, dan jaringan ikat yang berfungsi dengan baik bersama-sama. Osteopaths menerima pelatihan khusus dalam sistem muskuloskeletal. Mereka percaya bahwa perawatan mereka membantu tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Osteopathy Dokter pengobatan osteopathic (Dos) melakukan pendekatan "manusia seutuhnya" untuk perawatan kesehatan. Bukan hanya mengobati gejala spesifik secara sektoral, dokter osteopathic berkonsentrasi pada memperlakukan pasien secara keseluruhan. Dokter Osteopathic memahami bagaimana semua sistem tubuh saling berhubungan dan bagaimana masing-masing mempengaruhi yang lain. Mereka menerima pelatihan khusus dalam sistem muskuloskeletal sehingga mereka lebih memahami bagaimana sistem yang mempengaruhi kondisi semua sistem tubuh lainnya. Selain itu, Dos dilatih untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah struktural, yang dapat membantu kecenderungan alami tubuh terhadap kesehatan dan penyembuhan diri. Dos membantu pasien mengembangkan sikap dan gaya hidup yang tidak hanya memerangi penyakit, tetapi juga membantu mencegah penyakit. Jutaan orang Amerika lebih memilih perawatan prihatin dan penuh kasih ini. Sumber: http://www.osteopathic.org/osteopathic-health/about-dos/about-osteopa thic - medicine/Pages/default.aspx
2.8. Pengobatan Tradisional Tionghoa Pengobatan Tradisional Tionghoa (= Traditional Chinese Medicine – TCM) adalah praktik pengobatan tradisional yang dilakukan di Tiongkok dan telah berkembang selama beberapa ribu tahun. Praktek pengobatan termasuk pengobatan herbal, akupuntur, pijat Tui Na, terapi makanan, exercise (Qigong dan Taiji), sampai astrologi (Fengshui) . Pengobatan ini dikenal juga sebagai ilmu Kedokteran Timur. TCM percaya bahwa segala proses dalam tubuh manusia berhubungan dan berinteraksi dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, penyakit disebabkan oleh ketidak harmonisan antara lingkungan di dalam dan di luar tubuh seseorang. Gejala ketidak-seimbangan ini digunakan dalam pemahaman, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Teori yang digunakan dalam pengobatan didasarkan pada beberapa acuan filsafat termasuk teori Yin-yang, lima unsur (Wu-xing), sistem meridian tubuh manusia (Jing-luo), teori organ Zang Fu, dan lain-lain. Diagnosis dan perawatan dirujuk pada konsep tersebut. Konsep TCM sering berselisih dengan Kedokteran Barat, namun para praktisi mengombinasikannya dengan prinsip kedokteran umum dan berdasarkan pembuktian. Pengobatan Tradisional di Indonesia, termasuk Pengobatan Tradisional Tionghoa, diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Surat Izin Pengobatan Tradisional (SIPT) diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat kepada praktisi yang metodenya telah memenuhi persyaratan penelitian dan pengujian serta terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pengobatan_tradisional_Tionghoa
3. PEMBAHASAN Langkah-langkah penyelenggaraan program “Sehat dan Aman berKomputer” (ASK) melalui TSF ini dilakukan sesuai Metode Penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1. Persiapan dilakukan dengan membentuk kelompok beranggota maksimal 50 PPK di suatu perusahaan. Penyelenggaraan dibagi menjadi 2 tahap. Tahap Pertama dimulai dengan pengisian KUESIONER 1 untuk keperluan analisa permasalahan kesehatannya yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan ergonomics dan kebiasaan kerja para PPK. Pertanyaan kuesioner itu selain yang standar juga diperoleh dari Observasi Lapangan yang khas didapat dIsetiap perusahaan. Berdasarkan evaluasi kuesioner 1 dilakukan PRESENTASI penjelasan tentang potensi bahaya ancaman kesehatan pada PPK melalui website dan presentasi langsung dan tanya jawab. Tahap ini ditutup dengan TESTING, dimana peserta PPK akan dievaluasi tingkat pemahamannya. Tahap Kedua adalah kegiatan Pelatihan TSF yang dilakukan selama 3 hari. Pada akhirnya dilakukan pengisian KUESIONER 2 yang evaluasinya dipakai untuk mengukur efektifitas hasil Pelatihan. Pada kelanjutnya diharapkan semua peserta pelatihan setiap hari rajin berlatih secara kelompok sehingga diharapkan akan menciptakan Budaya “Aman dan Sehat berKomputer” (ASK).
4. KESIMPULAN Seiring perkembangan pesat ICT, diperkirakan saat ini ada beberapa juta PPK yang bekerja di Indonesia. Mengamati per-undangan-undangan dan peraturan tentang K3 yang ada, terasa sekali perhatian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap PPK belum ada. Selain memberi pencerahan pada semua pihak yang berwewenang dan berkepentingan untuk menyertakannya dalam SMK3, penelitian ini bermaksud juga untuk menawarkan solusi berupa pelatihan Terapi Senam Fisik (TSF) khusus bagi PPK. Seperti keberadaan Senam Tera Indonesia yang telah dikenal masyarakat luas, khususnya dikalangan para lansia, TSF yang belum diberi nama ini diharapkan juga bisa mengambil hati masyarakat Pengguna Komputer dan khususnya bagi seluruh PPK Indonesia. Semua ini juga seiring dengan program yang telah dicanangkan pemerintah padai tahun 2009: “Indonesia ber-Budaya K3 tahun 2015”. Semua itu baru konsep dan belum menjadi kenyataan. Di forum Konferensi Hidesi ke 24 di Semarang, ini Peniliti memberanikan diri mengharapkan dukungan, saran masukan, terlebih doa restu para peserta konferensi yang terhormat. Malang, 6 Agustus 2014
5. DAFTAR PUSTAKA 1. Cohen, Kenneth S., 1997, The Way of Qigong – The Art and Science of Chinese Energy Healing, New York: Ballantine Books. 2. Shafarman, Steven Cox, T., 1997, Awareness Heals – The Feldenkrais Method for Dynamic Health, USA: Addison-Wesley Publishing Company Inc. 3. Jin, XiaoGuang, 1999, Life More Abundant – The Science of Zhineng Qigong Principles and Practice, USA: Buy Books on the Web.com 4. Connor, Danny, 1992, Qigong - Chinese Movement & Meditation for Health , London: Stanley Paul & Co Ltd. 5. Yang, Jwing-Ming, 1994, The Root of Chinese Chi Kung – The Secreets of Chi Kung Training, Massachusetts: Yang‟s Martial Arts Association (YMAA) 6. Liu, Da, 1983, Taoist Health Exercise Book, New York: The Putnam Publishing Group. 7. Menakertrans, 2014, Sambutan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia pada : ‘‘Upacara Hari K3 Nasional dan Pernyataan Dimulainya Bulan K3 Nasional tahun 2014’‘, Jakarta. 8. Sukapto, Paulus, 2013, Penerapan Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk meningkatkan kinerja industri tekstil : studi kasus pada industri tekstil di Bandung, Bandung: LPPM UNPAR 9. Markeeters, 2014, MarkPlus Insight: Pengguna Internet Indonesia 74 Juta di Tahun 2013, http://www.the-marketeers.com/archives/Indonesia%20Internet%20Users.html#.U05 _PPmSywU 10 Presiden RI, 2012, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Jakarta 11 Asri, Andi, 2014, Etika Kesehatan Masyarakat, http://andiasri.blogspot.com/2012/01/ etika-kesehatan-masyarakat.html 12 Menakertrans, 2009, Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional tahun 2010-2014, Jakarta. (Kep.372/Men/XI/ 2009) 13 Lu, Ando, 2014, Kesehatan dari Pengguna Komputer, http://luando08.wordpress.com/ 14. Wahyono, Teguh, 2006, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi, Yogyakarta: Penerbit ANDI 15 Crowdsourcing, 2014: http://en.wikipedia.org/ 16 Baase, Sara, 2003, A Gift of Fire 2nd, New York: Prentice Hall
6. GLOSSARY dan SINGKATAN: K3 PPK SMK3 Etika Kesehatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerja Pengguna Komputer Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Computer-based) Menurut Leenen, adalah suatu penerapan dari nilai kebiasaan (etika) terhadap bidang pemelilharaan atau pelayanan kesehatan. Etika Kesehatan Masyarakat = Public Health Ethics, suatu tatanan moral, berdasarkan sistem nilai yang berlaku secara universal, dalam eksistensi mencegah perkembangan resiko pada individu, kelompok dan masyarakat yang mengakibatkan penderitaan sakit dan kecacatan, serta meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dan sejahtera. Sumber: http://andiasri.blogspot.com/ Etika Menurut Magnis Suseno, adalah ilmu yang memberi arah dan pijakan tindakan manusia. OSH Occupational Safety and Health OSHA Occupational Safety and Health Administration – US Departement of Labor OHSAS 18001 BS OHSAS 18001 British Standard Occupational Health and Safety Advisory Services HSE Health and Safety Executive – UK CIS International Occupational Safety and Health Information Centre SODTT Seni Olah Diri Traditional Tionghoa ASK Aman dan Sehat berKomputer TSF Terapi Senam Fisik
MSD CVS LifeStyle Diseases Osteopathic Medicine Complementary Medicine Degenerative Disease MSD CVS APINDO
Musculoskeletal Disorders, cidera atau nyeri pada otot dan sendi. Misalnya: nyeri pada leher/bahu/punggung atau pergelangan tangan (=CTS, Carpal Tunnel Syndrome) Computer Vision Syndrome, gangguan-gangguan karena memandang layar komputer terlalu lama. Misalnya: pandangan kabur, mata lelah, mata kering, pusing dll. = Diseases of Civilization, Diseases of Longevity, penyakit yang ditimbulkan oleh perubahan peradaban akibat kemajuan teknologi dan pola hidup yang salah dan penyebab usia pendek. (vs. Allopathic Medicine), adalah pengobatan Holistik yang menyembuhkan dengan cara mencari solusi dari penyebab penyakit-nya. (note: osteon – tulang) pengobatan yang melengkapi, bukan menggganti (=alternatives) cara pengobatan yang telah ada. = Penuaan Dini, penyakit dimana fungsi atau struktur suatu sel / organ menurun karena, kekurangan gizi, lifestyle yang salah atau.factor usia. Musculoskeletal Disorder, cidera atau nyeri pada otot dan sendi. Computer Vision Syndrome , gangguan karena memandang layar komputer terlalu lama. Asosiasi Pengusaha Indonesia