Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 25
6/4/15 00:11
Peluang dan tantangan selalu datang bersamaan, jadi tergantung manusia atau “panglima” bagaimana menggunakan “prajuritnya” atau menyalurkannya ke dalam kehidupan. Paling tidak, sampai pada tahap ini, dapat memenuhi ungkapan yang mengatakan: “Hendaklah kamu sempurna.”
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 26
6/4/15 00:11
Bab 2
Kesempurnaan ‘Aku’
Sifat, Karakter, Pikiran, Perasaan, Kebiasaan, Kepribadian Lahir sebagai bayi dan bertumbuh dari orang tua, keluarga atau lingkungan, bahkan dari negara tertentu dengan keadaaan situasi ekonomi, hubungan darah, budaya dan hal-hal lahiriah lainnya serta kebutuhan dunia untuk membedakan antara “label” yang satu dengan “label” lainnya seperti yang disebutkan di atas, maka semua keadaan ini melahirkan “bayi” baru lainnya dalam diri manusia. “Bayi” baru ini adalah penopang yang lahir untuk mengisi, menguatkan, mengeraskan dan menyempurnakan si “aku.” Kemudian, manusia “aku” akan mengidentifikasikan dirinya kelak dengan gabungan antara keadaan lahiriah, lingkungan, pendidikan,
27 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 27
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
sosial, budaya, ekonomi, adat dan pilar-pilar sifat, karakter, pikiran, perasaan, kebiasaan dan kepribadian. Untuk memahami sejenak apa yang dimaksud dengan pilar-pilar yang mengisi, menguatkan, mengeraskan dan menyempurnakan si “aku” tersebut, saya mengambil beberapa rangkuman yang mewakilinya. Personality (kepribadian): sejumlah karakteristik individu yang cenderung menetap dan kemudian ditampilkan lewat perilaku. Character (karakter): suatu kualitas atau sifat yang ajeg dan kekal dan dapat dijadikan identifikasi individu. Trait (sifat): respon senada terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif) lama. Type (ciri): aspek yang mengategorikan manusia menjadi beberapa jenis model atau jenis tingkah laku. Habit (kebiasaan): respon untuk stimulus yang sama dan cenderung berulang. Disposition (watak): karakter yang lama dimiliki dan sampai sekarang belum berubah. Temperament (temperamen): kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.1 Sedangkan menurut sumber lainnya: Temperamen adalah kombinasi dari sifat-sifat yang kita bawa sejak lahir. Dibagi menjadi empat macam yakni Sanguin, Kolerik, Melankolis dan Plegmatis. Tidak ada temperamen yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lainnya, semua ada kelemahan dan kelebihannya. Karakter adalah kombinasi dari temperamen dan kebiasaan yang kita lakukan. Karakter adalah diri kita yang sebenarnya. Karakter yang baik adalah gabungan dari temperamen yang sudah dikendalikan dengan kebiasaan baik serta latihan-latihan yang dilakukan. Secara konsep, karakter dapat dibedakan dengan pertumbuhan tetapi antara
28
1
http://psikademik.blogspot.com/
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 28
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
keduanya adalah satu kesatuan dalam proses perubahan individu sepanjang hidupnya. Karakter juga dapat diartikan proses yang kekal dan tepat menuju kearah yang menunjukan sifat khas antara tingkah laku pada tingkatan umur tertentu, yang mempunyai tingkah laku tidak hanya lebih luas tetapi mengandung kemungkinan yang lebih banyak. Karakter dapat diartikan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia secara terus menerus kearah yang lebih maju dan tampak lebih banyak bersifat kualitatif, karena itu berkenaan dengan aspek kejiwaan. Kepribadian adalah ekspresi yang keluar dari manusia. Kepribadian terkadang keluar sebagai manifestasi dari karakter manusia yang sebenarnya, tapi terkadang juga hanya topeng atau karakter yang bohong.2 Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki semua orang, hanya corak dan tingkatannya berbeda. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, meski sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal. Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat obyektif. Unsur-unsur perasaan adalah: 1.
Bersifat subyektif daripada gejala mengenal
2.
Bersangkut paut dengan gejala mengenal
3.
Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatannya berbeda.
Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh
2 http://perpustakaankita.blogspot.com/
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 29
29 6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
sebab itu, tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain, terhadap hal yang sama. Sebagai contoh, ada dua orang bersama-sama memandangi suatu lukisan. Seorang diantaranya menanggapi lukisan tersebut dengan rasa senang dan kagum. Singkatnya, dia menilai bahwa lukisan itu “bagus.” Seorang yang lain menanggapi lukisan tersebut dengan acuh. Lukisan tersebut tidak menarik perhatiannya. Dengan kata lain, ada orang menilai lukisan itu “tidak bagus.” Baik penilaian bagus atau tidak bagus semuanya bersifat subyektif. Hal ini berhubungan erat dengan keadaan pribadi masing-masing. Disebabkan sifat subyektif pada perasaan inilah, maka gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan pengamatan, pikiran dan sebagainya. Pengenalan hanya terpatok pada hal-hal yang ada berdasarkan kenyataan, sedangkan perasaan sangat dipengaruhi oleh tafsiran sendiri dari orang yang mengalaminya. Perasaan bukan merupakan suatu gejala kejiwaan yang berdiri sendiri, tetapi bersangkut paut dengan gejala-gejala jiwa yang lain, antara lain dengan gejala mengenal. Terkadang, gejala perasaan diiringi oleh peristiwa tidak mengenal dan sebaliknya pada suatu ketika ada gejala perasaan yang menyertai peristiwa mengenal. Gejala perasaan manusia tergantung pada: 1. Keadaan jasmani. 2. Pembawaan. 3. Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.3 Menurut sumber lain tentang pikiran: Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep
30
3
http://indonesiaindonesia.com/
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 30
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
(Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertianpengertian. “Berpikir” mencakup banyak aktifitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu kuliah pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis artikel, makalah, surat, membaca buku, koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Meski tidak bisa dipisahkan dari aktifitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekadar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan serta kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut. Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilahmilah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang
31 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 31
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
ada, menimbang, dan memutuskan.4 Penjelasan di atas merupakan pengenalan definisi yang sudah diterima secara umum dan sebagai pengantar bagi orang yang ingin untuk lebih memahami dan mengerti secara mendalam apa yang dimaksud dengan sifat, karakter, perasaan, pikiran, dan kepribadian manusia. Ini juga wujud terimakasih yang patut diucapkan kepada sumber yang memuatnya di blog atau website dan kepada orang yang sudah berusaha menciptakan definisi atau pengertian di atas, sehingga memudahkan orang lain untuk mengerti arti kata tersebut dan bagi orang yang ingin melanjutkan studi-studi lanjutan. Dari sini, saya tidak menjabarkannya secara terperinci atau panjang lebar, karena bukan ini yang menjadi tujuan utama penulisan buku. Bagi saya, pengetahuan tetap diperlukan untuk mengembangkan kesadaran, sebab tanpa pengetahuan maka kesadaran akan menjadi hambar.
Talenta Setiap kali sebelum mengembangkan kesadaran untuk memahami “aku,” saya mencoba menghadirkan makna, definisi atau teori dari kata itu sendiri karena kesadaran tanpa pengetahuan adalah hambar. Teori atau definisi dari kata atau pengetahuan dipakai juga sebagai alat untuk menyempurnakan si “aku.” Talenta adalah ukuran timbangan di Timur Tengah pada zaman Alkitab sebesar 3000 syikal (sekitar 34 kilogram). Pada
32
4
http://psikologi.or.id/
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 32
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
zaman Perjanjian Baru, satu talenta merupakan ukuran jumlah uang sejumlah enam ribu dinar.5 Salah satu agama di dunia yang merepresentasikan talenta dalam kitab sucinya adalah agama Kristen. Dalam Matius 25:15-28, talenta adalah sebagai berikut:
5
Yang seorang diberikannya lima (5) talenta, yang seorang lagi dua (2) dan yang seorang lain lagi satu (1), masingmasing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu
http://id.wikipedia.org/Talenta; Lihat juga Matius 18:24 dan Matius 25:15-28.
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 33
33 6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
kepadanya: baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Menurut pandangan teori dan penjelasan di atas yang mau disampaikan adalah talenta melambangkan semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan untuk melayani Tuhan ketika masih di bumi ini.Hal-hal ini dianggap oleh Tuhan sebagai sesuatu yang dipercayakan kepada manusia untuk mengelolanya dengan sebijaksana mungkin. Sinonim dari talenta adalah bakat, darah, pembawaan, atau arti lainnya pembawaan seseorang sejak lahir; bakat: Tuhan telah
34 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 34
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
menganugerahkan, memberi kekuatan dan petunjuk.6 Apa yang dimaksud dengan bakat adalah kualitas atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan pekerjaan dengan tingkat beragam. Artinya, beda bakat seseorang beda pula kemampuannya. Bakat ini bisa diciptakan, diramalkan, diukur prestasinya. Mungkin kita bisa melihat dengan banyaknya sekarang acara-acara mencari bakat.Andapun bisa mengikutinya, jika Anda memiliki kapasitas untuk menciptakan bakat Anda. Sementara talenta adalah bakat yang dibawa sejak lahir, merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan.Tapi talenta ini bisa hilang jika tidak dikembangkan sesuai bakat. Itulah sebab, kita perlu mengembangkan masing-masing talenta yang kita miliki menjadi bakat yang luar biasa berkualitas dan berprestasi. Apa yang menjadi bakat dan talenta Anda? Kita takkan pernah tahu kalau kita tidak menggalinya. Caranya, dengan mencoba satu persatu kemampuan kita sampai menemukan di mana sebenarnya kita paling berkembang, berprestasi dan berkualitas. Disitulah bakat kita sebenarnya.7 Dari teori atau penjelasan di atas, talenta dan bakat dapat dikategorikan dalam dua kategori, yaitu: 1.
Talenta dibawa dari lahir dan dianggap sebagai pemberian Tuhan.
2.
Bakat adalah kemampuan yang dikembangkan manusia setelah lahir.
6 http://artikata.com/ 7 Risma Purnama Aruan, “Bakat dan Talenta,” dalam http://proyeknulisbukubareng. com/motivasi/motivasi-bakat-dan-talenta
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 35
35 6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
Talenta atau bakat merupakan bagian dari proses pengolahan “aku” yang disempurnakan manusia setiap saat dan “buahnya” dipresentasikan dalam karya manusia. Melalui karya inilah terjadi penebalan atau pembesaran pada “aku” manusia dan ini merupakan konsekuensi atau risiko dari suatu karya. Pada tahap awal akan seperti begitu keadaannya tapi setelah mengalami pengembangan kesadaran maka perlahan-lahan akan terkikis hingga saatnya mencapai kesadaran spiritual yang mendalam sehingga konsekuensi dari penebalan atau pembesaran pada “aku” akan terlepas dengan sendirinya dan “aku” akan mengalami kesempurnaan tanpa identitas pada akhirnya. Hal ini akan diperdalam secara rinci dalam bab-bab berikutnya. Talenta atau bakat ini juga merupakan bagian penyempurnaan “aku” pada diri manusia. Talenta atau bakat ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: DARAH
BAKAT TALENTA
PEMBAWAAN Dari karya yang dihasilkan oleh manusia ini juga secara otamatis akan memberi “label” yang tercipta dengan sendirinya pada manusia yang berkarya itu, ada yang disebut pelukis, penari, penyanyi, pemain musik, reporter, atlet, golfer, petenis, pengusaha sukses, karyawan berprestasi dan lain sebagainya. Talenta atau bakat
36 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 36
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
yang berbuah karya ini kemudian dibedakan untuk membedakan yang berhasil, berprestasi dan sukses di bidang talentanya masingmasing dengan manusia yang tidak berhasil, tidak berprestasi dan tidak sukses. Apapun sebutannya, “label” tetaplah “label”. Pada semua tahap atau proses “aku” ini dengan “labelisasi” tidak ada yang salah dan benar dalam konteks kesadaran. Jadi biarkan semuanya mengalir apa adanya dan menjadi sempurna apa adanya pada awalnya karena hal ini sangat dibutuhkan untuk proses selanjutnya dalam kehidupan sehingga mencapai manusia seutuhnya dan memahami apa sesungguhnya arti hidup itu sendiri. Silakan para pembaca yang sedang mengalir atau menuju SANG SUMBER yang tidak disebabkan lagi atau yang menuju kesempurnaan Tuhan untuk terus mencari, mengolah, mengasah, memperbesar, mempertajam, mempertebal, sehingga “aku” menjadi utuh sempurna dan presisi. Sekali lagi jangan berpikir benar atau salah dalam menyempurnakan “aku” karena jika berhenti di situ maka Anda sudah terjebak dan macet! Benar dan salah hanya bentuk “label” lain yang diberikan untuk menghukum atau mengganjar manusia. Jadi biarkan mengalir dan terima semua “label” tersebut dengan senang hati.
Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar Talenta atau bakat seperti yang dijelaskan di atas pada akhirnya dapat melahirkan kemampuan untuk berkarya. Saya membaginya ke dalam dua bagian besar, yaitu: 1. 2.
Alam sadar (conscious mind) Alam bawah sadar (unconscious mind)
37 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 37
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
Menurut Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku.
Tiga Tingkat Alam Kesadaran Freud Sebelum kita memahami teori kepribadian Freud, pertama kali kita harus memahami pandangannya tentang bagaimana alam kesadaran bekerja. Menurut Freud, alam kesadaran bisa dibagi menjadi tiga tingkatan berbeda: 1.
Alam sadar termasuk segala hal yang kita sadari. Ini merupakan segi pengolahan mental kita di mana kita bisa berpikir dan bicara secara rasional. Sebagian dari hal ini termasuk ingatan kita, yang tidak selalu menjadi bagian dari kesadaran tetapi bisa diraih dengan mudah kapanpun dan dibawa ke dalam kesadaran kita. Freud menyebutnya prasadar (preconscious).
2.
Alam prasadar adalah alam kesadaran yang merepresentasikan ingatan sederhana. Sementara kita tidak secara sadar memahami keterangan ini pada saat kapanpun, kita bisa mengambilnya dan menariknya ke dalam kesadaran ketika diperlukan.
3.
Alam bawah sadar adalah cadangan perasaan, perenungan, dorongan, dan ingatan yang ada di luar kewaspadaan sadar kita. Kebanyakan muatan dari ketidaksadaran itu tidak bisa diterima atau tidak menyenangkan, seperti rasa sakit, kecemasan, atau
38 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 38
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
pertentangan. Menurut Freud, ketidaksadaran terus memberi pengaruh kepada tingkah laku dan pengalaman kita, meski kita tidak sadar pengaruh-pengaruh yang mendasarinya. Freud menyamakan ketiga tingkatan kesadaran ini dengan gunung es. Puncak gunung es yang bisa Anda lihat di atas permukaan air mewakili alam sadar. Bagian gunung es yang terendam di bawah air tetapi masih terlihat itu alam prasadar. Bagian terbesar gunung es yang tidak tampak di bawah garis air mewakiliki alam bawah sadar. Setiap orang juga memiliki sejumlah energi psikologis tertentu yang membentuk tiga bangunan dasar kepribadian: id, ego, dan superego. Ketiga bangunan ini memiliki peran berbeda dan bekerja pada tingkatan kesadaran yang berbeda. (sumber: http://psychology. about.com/)
Berikut gambaran dari ketiga bagian yang dijelaskan oleh Sigmund Freud: Mengenai apa yang dikatakan Freud bahwa manusia memiliki tiga struktur dasar kepribadian (id, ego dan super ego),
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 39
39 6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
tidak dibahas di sini secara rinci, sedangkan apa itu kepribadian secara definisi sudah dijelaskan sebelumnya. Bagi yang berminat silakan melanjutkan perjalanannya dalam bidang psikologi, hipnosis atau ilmu sejenisnya. Pandangan Sigmund Freud diajukan secara sekilas di sini untuk membuktikan bahwa hal ini sudah dilakukan atau sudah dipraktikkan dengan serangkaian penelitian yang dimulai pada abad ke-19, di mana sampai sekarang masih banyak orang menggunakannya, khususnya dalam bidang hipnosis/hipnoterapi. Pada pembahasan selanjutnya, saya akan mengurai lebih mendalam mengenai hal ini disertai dengan penemuan-penemuan terbaru melalui pengalaman, pembelajaran, penelitian dan praktek hipnoterapi yang saya jalani. Penemuan ini akan mengungkap misteri kesempurnaan hidup yang sesungguhnya dan dapat menjawab para pencari kehidupan yang mungkin selama ini bertanya: apa itu hidup? Ini adalah pertanyaan sederhana dan hanya terdiri dari tiga kata. Sangking sederhananya, banyak manusia tidak peduli bahkan mengabaikannya. Sebab ciri-ciri kehidupan ada padanya maka, dengan gampang dapat mengatakan bahwa dia sudah hidup. Mungkin juga terlewatkan begitu saja karena memang tidak sempat memikirkannya, atau tidak penting, atau tidak paham, atau tidak berminat, dan terlebih parah dari semua itu adalah karena terperangkap oleh kesempurnaan “aku”nya serta “label” yang sudah memenuhi dirinya sehingga sudah terpuaskan dan tidak perlu lagi untuk mencari tahu jawabannya. Setiap saat pilihan dan setiap saat ada risikonya. Untuk itulah, saya menulis dengan niat dan keinginan berbagi serta menolong sesama yang dibutakan oleh “aku” dan “label” dunia supaya kelak dapat bersama-sama menjadi sempurna dan bersatu dengan SANG SUMBER yang tidak disebabkan
40 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 40
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
lagi atau dengan Tuhan yang dipercaya sebagai pencipta semesta manusia. Berdasarkan teori gunung es, pendapat dan pandangan Sigmund Freud berangkat dari keyakinan dan pengalaman mental manusia yang terbagi menjadi dua bagian besar “power” yaitu:
10% Conscious Mind
90% Subconscious Mind
1. Puncak gunung es yang kelihatan berkisar 10%, dan 2.
Gunung es yang ada di dalam laut berkisar 90%. Berikut ilustrasinya:
“Power” di sini dimaksudkan lebih kepada penggambaran kemampuan manusia dalam menjelajahi atau menghasilkan karyanya diperkirakan hanya mencapai 10% untuk alam sadar (conscious mind) dan 90% untuk alam bawah sadar (unconscious/subconscious mind). Jadi, supaya talenta atau bakat manusia dapat sempurna 100%, maka alam bawah sadar harus diaktifkan dan didayagunakan. Angka atau persen di sini hanya menunjukkan perbandingan alam sadar dan alam bawah sadar. Tidak perlu berpolemik soal angka atau persentase ini karena akan menghambat Anda untuk sempurna.
41 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 41
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
Angka dan persentase ini merupakan perkiraan umum dari para peneliti seperti Sigmund Freud untuk menggambarkan bahwa ada “power”, yaitu alam bawah sadar yang belum dijelajahi. Saya sadar sampai sekarang masih terdapat pro dan kontra terhadap teori ini, tetapi saya berpandangan apapun istilah yang digunakan untuk alam bawah sadar, demi menyempurnakan “aku”, maka seluruh talenta atau bakat yang ada di dalam diri manusia harus dijelajah 100% (baca: total), bukan seperti orang yang dalam penjelasan sebelumnya yang diumpamakan diberi satu talenta oleh tuannya tapi kemudian hanya menyembunyikannya tanpa berusaha mendayagunakan atau menyelidikinya semaksimal mungkin. Saya menjadikan teori Sigmund Freud sebagai referensi karena sudah mendalami dan mempelajarinya hingga mencapai diploma hipnoterapi, master hipnoterapi dan guru 7th PATH self hypnosis. Selain itu, yang paling menguatkan adalah saya selalu mencoba terhadap diri sendiri, baru kemudian kepada keluarga dan membuktikan kepada orang lain. Hasilnya sangat positif dan luar biasa. Banyak dari pasien yang datang terapi mengalami transformasi hidup dan menjalani hidup lebih bahagia, sejahtera, damai dan tenang sehingga membuat mereka fokus dan total dalam pekerjaannya serta dalam setiap aspek kehidupannya. Sudah pasti setiap karyanya akan menjadi mahakarya bagi dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. Mengapa “aku” harus sempurna? Menyempurnakan “aku” diperlukan supaya manusia dapat melangkah ke tahap kehidupan selanjutnya. Saya sering katakan supaya dapat “naik kelas” ke tingkat kehidupan selanjutnya. Untuk apa “naik kelas” atau untuk apa semua ini? Jika pertanyaan ini ada dalam hati atau pikiran Anda,
42 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 42
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
maka selamat bahwa Anda sudah menguji segala sesuatu. Anda berhasil dan sudah “naik kelas” tanpa Anda sadari pada tahap ini! Congratulation! Di sinilah muncul pertanyaan yang menarik dan sekaligus menantang: kemanakah manusia setelah mati? Pertanyaan ini diajukan sehubungan dengan tujuan hidup sempurna. Faktanya, setiap manusia akan mati dan tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan di mana dia akan mati. Ajaran agama pada umumnya hanya mengatakan “apa yang ditanam maka itu yang akan dituai.” Sering sekali untuk hal ini secara universal digambarkan dengan kiasan: jika manusia menanam terong maka hasilnya terong, jika tanam durian maka hasilnya durian, jika tanam cabe maka hasilnya cabe, jika tanam kelapa maka hasilnya kelapa, jika tanam kopi maka hasilnya kopi, jika tanam teh maka hasilnya teh dan seterusnya. Persoalan hidup dan mati di sini akan dibahas secara universal. Pada pembahasan selanjutnya akan dijelaskan bagaimana peranan agama. Dari definisi atau pengertian yang disampaikan Freud, alam sadar dan alam bawah sadar adalah dua hal yang sangat penting. Keduanya seperti “penampungan” besar dalam diri manusia, yang mewadahi atau merekam segala proses pembentukan atau pembuatan “aku” beserta “label-label”nya. Bisa juga dikatakan, alam sadar dan alam bawah sadar seperti dua “mesin” besar dalam diri manusia untuk menggerakkan atau membuat manusia menghasilkan karya. Analogi alam sadar dan alam bawah sadar sebagai dua tempat “penampungan” dalam diri manusia membuat kita bisa membayangkan berapa besar atau berapa banyak karya yang dapat dihasilkan dari “tampungan” tersebut pada diri manusia jika keduanya berfungsi/difungsikan dengan optimal (bandingkan jika hanya ada 1 tempat “penampungan” dan nilainya hanya 10%). Dapat juga dianalogikan sebagai “mesin” dan kedua “mesin” dapat
43 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 43
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
bekerjasama dengan optimal, maka bisa dibayangkan berapa besar “produk” atau karya yang dapat dihasilkan. Fantastic! (bandingkan jika hanya satu “mesin” saja yang bekerja). Sebagai perbandingan dan pelengkap maka sering juga istilah yang popular di masyarakat sehubungan dengan alam sadar dan alam bawah sadar ini adalah IQ dan EQ.
7th PATH 7th PATH™ adalah bentuk baru dari perbaikan diri. 7th PATH™ menggabungkan efektifitas self-hypnosis, meditasi dan doa (spiritual) yang dikembangkan oleh Calvin D. Banyan, MA, seorang Hipnoterapis Board Certified Instructor dan Certified Hypnotherapy. 7thPath adalah satu metode di mana orang dapat menghipnotis diri sendiri dengan pendekatan mind-body-spirit (akal-tubuh-jiwa) untuk meningkatkan potensi atau kemampuan diri dengan tak terbatas. Hal ini merupakan pelengkap yang sempurna untuk hipnoterapi. Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan mengikuti kelas 7th Path yang ada atau berhubungan langsung dengan gurunya. 7th Path dirancang hanya untuk orang yang setiap harinya normal dengan persoalan dan tujuan hidup yang normal. Kekuatan dari metode ini adalah menggunakan kepercayaan atau iman yang tertinggi melalui keyakinan atau agama yang diyakini manusia. Melalui agama atau kepercayaan manusia membangun memori pengetahuan dan keyakinan (bisa juga disebut iman) kepada The Highest Power atau Tuhan yang diyakininya secara spiritual. Keyakinan ini disimpan dalam alam bawah sadar sehingga dengan 7th Path, maka memori atau keyakinan itu “diaktifkan” dan
44 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 44
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
kemudian dibawa ke permukaan untuk digunakan alam sadar sebagai “power” dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan yang sering saya ajukan untuk hal ini adalah: Siapa yang paling tahu diri manusia? Siapa yang mengetahui dirinya? Jawabannya adalah setiap pribadi itu yang paling tahu dirinya sendiri dibandingkan orang lain atau siapapun, dan hanya The Highest Power atau Tuhan atau pencipta manusia yang diyakini manusia yang paling tahu ciptaanNya. Jadi, 7th Path menggunakan The Highest Power atau Tuhan yang diserap melalui kepercayaan atau agamanya sebagai “power” dan ini pasti tak terbatas. Kekuatan atau kemampuan ini dapat digunakan untuk membuat orang menjadi lebih religius atau dapat juga untuk menyelesaikan segala salah paham yang ada di dalam diri manusia, baik di masa lalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang. Selain itu, “power” ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang muncul dari emosi dan dirancang menjadi sugesti otomatis untuk meraih hal-hal atau target tertentu dalam hidup hingga menjadi sukses dalam kehidupannya, misalnya: membersihkan diri dari kebiasaan lama dan kecanduan, meningkatkan suasana hati, meningkatkan hubungan, membantu untuk menjadi lebih sabar dan percaya diri, meningkatkan efektifitas belajar, menjadi orang tua yang baik, sembuh dari penyakit yang disebabkan stres, mengetahui dan menjawab panggilan dalam hidup dan lain sebagainya. Auto sugesti yang digunakan dalam 7th Path ini sudah dirancang dan ditetapkan oleh Cal Banyan dan ini diperoleh dari pengalaman dengan ribuan klien dan juga dari pembelajaran pengetahuan psikologi, meditasi, spiritual dan hipnosis. Dalam 7th Path ini, auto sugesti yang diberikan disebut recognition. Recognition
45 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 45
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
ini dikatakan juga sebagai sugesti hipnosis standar yang akan digunakan pada diri sendiri, di mana sugestinya dalam bentuk pendek (short form), bentuk panjang (long form), dan bentuk ultima (ultimate form). Recognition ini akan berfungsi sebagai “misil/rudal pencari panas.” Artinya, recognition akan mencari dan menemukan permasalahan atau salah paham yang ada di dalam diri manusia dan kemudian “memperbaikinya” sehingga menjadi “manusia baru” melalui pengertian atau pemahaman hidup yang baru. Saya mengandaikan ini sebagai The Highest Power atau Tuhan yang diyakini dan yang paling tahu tentang manusia atau ciptaanNya yang “bekerja” untuk manusia. Dalam recognition ini, semua The Highest Power digeneralisasi dan digantikan menjadi “Delta.” Saat sesi self-hypnosis dapat mengganti “Delta” sesuai dengan kepercayaan atau keyakinan agamanya masing-masing. Misalnya, yang percaya kepada Budha maka menggantikan “Delta” dengan Sang Budha, yang percaya Yesus dapat menggantikan “Delta” menjadi Yesus, yang percaya Allah dapat menggantikan “Delta” menjadi Allah dan seterusnya sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan mereka yang tertinggi atau yang mereka sembah. Cal Banyan dalam laman situs mengatakan sebagai berikut:
What is a Delta? The Greek word and symbol “Delta” is used to represent your higher power, or highest philosophy. It is like a variable in a math equation, like x = a + b, or the same as having a blank in a sentence in which you would need to fill in the blank. You can change it at any time. It is the only part of the Recognition that is changed by the 7th Path Self-Hypnosis practitioner. (Apa itu Delta? Orang Yunani menggunakan kata dan simbol “Delta” untuk merepresentasikan kekuatan
46 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 46
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
tertinggi, atau filosofi tertinggi. Hal ini seperti sebuah variabel dalam persamaan matematika, x = a + b, atau sama seperti kekosongan dalam sebuah kalimat di mana Anda perlu untuk mengisi kekosongan itu. Anda bisa mengubahnya kapanpun. Hal ini hanya sebagian dari Recognition yang diubah oleh para pelaku Swa-Hipnosis 7th Path.) Proses recognition yang digunakan disini disebut juga dalam 3 tahap proses yaitu: 1. “Emptying of the Cup” (Mengosongkan Cangkir) 2. “Fill the cup” (Mengisi Cangkir) 3. “Over the cup” (Melampaui Cangkir) Cara kerja atau proses 7th path dapat digambarkan pada halaman selanjutnya: Apakah yang dimaksud dengan Echo? Sebuah Echo adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam diri anda, terutama APAPUN pikiran, perasaan (emosi), sensasi, kenangan atau gambar yang muncul saat proses self-hypnosis. Biarkan saja Echo datang. Jangan dengan sadar menginginkan atau menyebabkan Echo. Hanya membiarkan hal itu terjadi, dan kemudian mengulangi recognition lagi. Recognition untuk “Emptying of the Cup”, yaitu: 1.
“Delta” Perbaharui hidupku…
2.
“Delta” Buat aku selalu dapat mencintai…
3.
“Delta” Tahu tidak ada yang salah dengan aku…
4.
Seperti “Delta” memaafkan dan aku juga memaafkan… Recognition untuk “Fill the cup”, yaitu:
47 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 47
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
FLOW/PROSES 7th PATH ............................................. DELTA
ECHO
Pikiran Perasaan Sensasi Memori/Ingatan Gambaran
+ + 2+
1.
0 + 1+
+ 0
“Delta” Berikan aku kehendak yang bebas… Recognition “Over the cup”, yaitu:
1.
Aku yang menentukan hidupku dengan “Delta”
2.
“Delta” Membuatku jadi pelajar dan guru…
3.
Aku melihat “Delta” pada setiap orang dan segala hal…
4.
Terimakasih “Delta” untuk hidupku
Sistem ini bekerja seperti anti-virus perangkat lunak untuk pikiran sebagai jalan kebahagiaan Anda, keberhasilan dan perasaan
48 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 48
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
percaya diri untuk menjalani kehidupan yang tak terbatas. Semua proses ini baru dapat aktif dengan maksimal jika dibantu oleh seorang guru 7th path yang ahli di bidangnya. Tanpa keahlian seorang guru yang khusus mendalami ini, maka semua kata-kata atau recognition di atas tidak akan berguna dan hanya sebagai kata-kata biasa saja, bukan menjadi kata-kata yang hidup bahkan dapat menjadikan “pengganggu” dalam kehidupan.
IQ dan EQ Artikel berikut bisa dijadikan rujukan untuk memahami apa yang dimaksud dengan IQ dan EQ: “Dalam bukunya pada 1996, Emotional Intelligence, penulis Daniel Goleman menyatakan bahwa EQ (atau Kecerdasan Emosional) bisa sangat lebih penting ketimbang IQ. Kenapa? Beberapa psikolog meyakini bahwa ukuran-ukuran standar kecerdasan (mis. Skor IQ) itu terlalu sempit dan tidak mencakup keseluruhan kecerdasan manusia. Alih-alih, mereka menyatakan, kemampuan untuk memahami dan mengungkapkan emosi bisa memainkan peran setara jika bukan lebih penting dalam bagaimana orang menjalani hidup.
Apa Perbedaan Antara IQ dan EQ? Mari mulai dengan memaknai kedua istilah untuk memahami arti dan perbedaan mereka. IQ, atau kecerdasan akal, adalah angka yang diturunkan dari uji kecerdasan terstandardisasi. Pada uji IQ awal, skor-skor dihitung dengan membagi usia mental individu melalui
49 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 49
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
usia kronologis mereka dan kemudian melipatgandakan angka tersebut menjadi 100. Jadi seorang anak dengan usia mental 15 dan usia kronologis 10 akan memiliki IQ 150. Sekarang, skor-skor pada kebanyakan uji IQ dihitung dengan memperbandingkan skor penerima ujian dari orang lain pada kelompok usia yang sama. EQ, di sisi lain, diukur dari tingkat kecerdasan emosional seseorang. Hal ini merujuk kepada kemampuan seseorang untuk memahami, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengungkapkan emosi. Para peneliti seperti John Mayer dan Peter Salovey sebagaimana juga para penulis seperti Daniel Goleman telah membantu memberi keterangan tetangn kecerdasan emosional, membuatnya menjadi topic panas di wilayah-wilayah mulai dari manajemen bisnis sampai pendidikan. Sejak 1990an, kecerdasan emosional melakukan perjalanan dari konsep yang setengah kabur ditemukan dalam jurnal-jurnal akademis menjadi sebuah istilah yang dikenal luas. Sekarang, Anda bisa membeli mainan yang mengklaim bisa membantu meningkatkan kecerdasan emosional atau memasukkan anak-anak Anda dalam program pembelajaran sosial dan emosional (SEL) yang dirancang untuk mengajarkan kemampuan kecerdasan emosional. Pada beberapa Sekolah di Amerika Serikat, pembelajaran sosial dan emosional itu bahkan sebuah persyaratan kurikulum.
Jadi, Mana yang Lebih Penting? Pada satu masa, IQ dipandang sebagai ukuran utama kesuksesan. Orang dengan IQ tinggi dianggap memiliki takdir
50 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 50
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
keberhasilan dan pencapaian dalam kehidupan dan para peneliti memperdebatkan apakah kecerdasan merupakan produk genetik atau lingkungan (perdebatan lawas alamiah melawan lingkungan). Namun, beberapa kritikus mulai menyadari bukan hanya kecerdasan tinggi yang menjamin kesuksesan hidup, melainkan juga barangkali konsep itu terlalu sempit untuk sepenuhnya mencakup jangkauan luas kemampuan dan pengetahuan manusia. IQ masih dipahami sebagai unsur kesuksesan penting, terutama ketika berhubungan dengan pencapaian akademis. Orang dengan IQ tinggi biasanya bagus di sekolah, seringkali mendapatkan lebih banyak uang, dan cenderung lebih sehat secara umum. Tetapi hari ini para pakar memahami hal itu bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan hidup. Alih-alih, hal itu bagian dari sebuah gugusan rumit pengaruh yang memasukkan kecerdasan emosional di antara hal-hal lain. Konsep kecerdasan emosional memiliki dampak kuat pada sejumlah area, termasuk dunia bisnis. Banyak perusahaan kini mensyaratkan pelatihan kecerdasan emosional dan menggunakan ujiuji EQ sebagai bagian dari proses mempekerjakan pegawai. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan potensi kepemimpinan kuat juga cenderung memiliki lebih cerdas secara emosio, menyatakan bahwa EQ tinggi merupakan kualitas penting yang harus dimiliki para pemimpin dan manajer bisnis. Jadi Anda mungkin bertanya-tanya, jika kecerdasan emosional itu begitu penting, bisakah hal itu diajarkan atau diperkuat? Menurut satu meta-analisis yang melihat hasil-hasil program pembelajaran sosial dan emosional, jawaban atas pertanyaan itu jelas ya. Studi menunjukkan bahwa sekitar 50 persen anak-anak yang mengikuti
51 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 51
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
program SEL memiliki skor pencapaian lebih baik dan hampir 40 persen menunjukkan rata-rata angka kelulusan yang meningkat. Program-program ini juga dihubungkan kepada angka suspensi rendah, meningkatnya kehadiran sekolah, dan mengurangi persoalan-persoalan disipliner.” IQ hanya dapat dilihat pada waktu tertentu. IQ masih diakui sebagai suatu elemen penting dari kesuksesan, terutama ketika dihubungkan dengan prestasi akademik. Sedangkan EQ mempunyai area yang lebih luas (tidak hanya akademik). Konsep kecerdasan emosional (EQ) memiliki dampak yang kuat di sejumlah area, termasuk dunia usaha karena mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengekspresikan emosi. Banyak perusahaan sekarang menggunakan mandat pelatihan kecerdasan emosional dan memanfaatkan tes EQ sebagai bagian dari proses perekrutan. Saat ini, bagi banyak perusahaan, memiliki EQ yang tinggi adalah kualitas penting bagi para pemimpin bisnis dan manajer untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan oleh perusahaan. Dari kedua pengertian ini dapat dilihat bahwa IQ dan EQ mempunyai keterbatasan di areanya masing-masing. Bisa dibayangkan jika keduanya dapat bekerjasama dengan optimal, maka hasilnya akan sempurna. Sempurna di sini dimaksudkan sebagai “aku” manusia. Inilah tujuan utama dari penulisan ini, yaitu mencapai “aku” manusia yang sempurna beserta dengan “labellabel” yang melekat padanya. Dari penjelasan di atas maka antara IQ, EQ dan alam sadar serta alam bawah sadar memiliki persamaan berikut:
52 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 52
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
1.
IQ secara garis besar dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Sedangkan alam sadar juga mengatakan, pikiran sadar mencakup segala sesuatu yang disadari. Ini adalah aspek proses mental manusia untuk bisa berpikir dan berbicara tentang hal yang rasional. Tambahan lainnya, dalam hitungan persentase kekuatan atau “power” dari alam sadar ini hanya sekitar 10%.
2.
Sedangkan EQ dan alam bawah sadar secara garis besar dapat disimpulkan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengekspresikan emosi. Dalam teori alam bawah sadar menurut Sigmund Freud digambarkan seperti gunung es yang tidak kelihatan dengan “power”-nya sebesar 90% dan ini dapat dijelajah atau di aktifkan dengan metode hipnoterapi (hipnosis).
Seringkali kata emosi disandingkan dengan kata marah. Untuk itu, saya perlu menyampaikan pencerahan yang benar tentang arti emosi yang sebenarnya. Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002: 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas. Suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya merupakan dorongan untuk bertindak. Biasanya, emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh, emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa. Emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi
53 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 53
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari,1995). Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas: Desire (hasrat), Hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu: Fear (ketakutan), Rage (kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2002: 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu: a.
Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b.
Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c.
Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d.
Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e.
Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan
f.
Terkejut: terkesiap, terkejut
g.
Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h.
Malu: malu hati, kesal.
54 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 54
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
Seperti yang telah diuraikan di atas, semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi, berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respons atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Dalam The Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002: xvi). Menurut Mayer (Goleman, 2002: 65), orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu: sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu, maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk menanggapi atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. (sumber: http://belajarpsikologi.com/) Apakah IQ, EQ dan alam sadar serta alam bawah sadar dapat dilatih? Bagaimana cara meningkatkan atau menyempurnakan IQ, EQ alam bawah sadar dan alam bawah sadar?
55 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 55
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
Melatih EQ Dua ahli EQ (Emotional Quotient), Salovey & Mayer (1990) – pengembang konsep EQ, jauh sebelum Goleman– merangkumnya menjadi lima aspek berikut: a.
Kesadaran diri (self awareness);
b.
Mengelola emosi (managing emotions);
c.
Memotivasi diri sendiri (motivating oneself);
d.
Empati (emphaty) dan;
e.
Menjaga relasi (handling relationship).
Seperti halnya Peter dan Salovey, pada mulanya Daniel Goleman pun menyebut 5 dimensi guna mengembangkan kecerdasan emosi yaitu; a.
Penyadaran Diri;
b.
Mengelola Emosi;
c.
Motivasi Diri;
d.
Empati dan;
e.
Ketrampilan Sosial.
Dalam buku terbarunya yang membahas kompetensi EQ, The emotionally Intelligent Workplace, Goleman menjelaskan bahwa perilaku EQ tidak bisa hanya dilihat dari sisi setiap kompetensi EQ melainkan harus dari satu dimensi atau setiap klusternya. Kemampuan penyadaran sosial (social awareness) misalnya, tidak hanya tergantung pada kompetensi empati semata melainkan juga pada kemampuan untuk berorientasi pelayanan dan kesadaran akan organisasi. Dikatakannya pula ada kaitan antara dimensi EQ yang satu dengan lainnya. Jadi, tidaklah mungkin memiliki ketrampilan sosial
56 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 56
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
tanpa memiliki kesadaran diri, pengaturan diri maupun kesadaran sosial.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ) Dari beberapa cara yang dipaparkan di atas, ada juga yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan emosional . Mocendik menguraikannya sebagai berikut: Mengenali emosi diri Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustrasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian. 1.
Melepaskan emosi negatif Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh, keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustrasi, seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif, justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak dari emosi negatif yang muncul. 2.
57 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 57
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
Mengelola emosi diri sendiri Jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi hanyalah sekadar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan demi mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi, emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: Pertama, menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua, berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga, dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan manuisa mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena manusia sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan, bukan sebaliknya. 3.
Memotivasi diri sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati– adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan. 4.
5.
Mengenali emosi orang lain Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati
58 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 58
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif. Mengelola emosi orang lain Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga, kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri, hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain semakin tinggi pula kesuksesan yang bisa diraih. 6.
Memotivasi orang lain. Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal. (sumber: http://belajarpsikologi.com/). 7.
59 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 59
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
Melatih dan Meningkatkan IQ atau Alam sadar 1.
Tetapkan tujuan. Kenapa Anda ingin cerdas? Anda ingin skor IQ Anda berapa? Tanpa menetapkan tujuan, Anda tidak akan memiliki motif jelas untuk program Anda, dan Anda akan kehilangan jalur kemajuan Anda.
2.
Belajar. Kesampingkan genetika, pendidikan adalah faktor besar yang memberi sumbangsih IQ Anda. Cobalah ilmu pasti, seperti matematika dan fisika. Ilmu pasti akan meningkatkan pemahaman Anda akan dunia, yang pada gilirannya meningkatkan pemahaman, kosakata, kemampuan spasial, matematika dan logika.
3.
Kerjakan teka-teki. Skala Kecerdasan Dewasa Wechsler dan Stanford-Binet tidak mengukur kecerdasan dalam bentuk tunggal yang sederhana. Alih-alih, mereka menetapkan persoalan-persoalan yang mengukur kemampuan Anda untuk mengolah sesuatu dengan cepat, memahami apa yang diperintahkan, dan mengenali sekuen-seluen. Cobalah melakukan teka-teki yang melibatkan memori, kecepatan, atau kosakata. “Latihan Otak” Dr. Kawashima di Nintendo DS direkomendasikan. Aplikasi IQ Mindware juga direkomendasikan.
4.
Aliran imaji. Aliran imaji meningkatkan kemampuan Anda untuk menggambarkan benda-benda, mengenali pola-pola, dan menghubungkan benda-benda (unsur terpenting dari memori) kepada subyek-subyek terkait. Tutuplah mata Anda, pikirikan sesuatu secara acak, dan gambarkanlah. Sebaiknya, Anda harus memiliki seseorang yang mendengarkan Anda.
60 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 60
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
Jika tidak, maka berbicaralah dalam sebuah perekam dan dengarkan kemudian. Tetapkan satu jam setiap hari untuk melakukan ini. 5.
Meditasi. Meditasi terbukti meningkatkan aliran darah ke otak, kesabaran, konsentrasi, dan ingatan. Lakukan 30 menit setiap hari. Anda bisa membaginya menjadi 15 atau 10 menit 2-3 kali setiap hari. Sebaiknya ketika Anda bangun tidur setelah olahraga, dan di malam hari tepat sebelum tidur.
6.
Olahraga. Studi Win Wenger menunjukkan bahwa pernapasan berhubungan dengan rentang perhatian. Lakukan berenang atau berlari di bawah air. Jika tidak, olahraga aerobik juga bisa. Olahraga dua kali sehari selama 45 menit ketika Anda bangun dan sebelum tidur. Anda sebaiknya menggabungkan ini dengan meditasi setelah olahraga (lihat di atas).
7.
Makanan sehat. Perhatikan piramida makanan, dan makanlah minyak ikan setidaknya tiga kali seminggu. Perhatikan untuk memakan suplemen Omega 3. Hindari makanan dengan GI tinggi. Jika Anda menginginkan kudapan, kacang-kacangan lebih dianjurkan (sumber:http://www.wikihow.com/)
Perbandingan Proses pada IQ, EQ dan Alam Sadar, Alam Bawah Sadar Melihat penjelasan di atas, maka proses dalam meningkatkan kecerdasan atau kemampuan IQ dan EQ dapat ditingkatkan melalui berbagai latihan, training, pembelajaran di sekolah formal maupun
61 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 61
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
informal, lokakarya, seminar, coaching, dan pelatihan-pelatihan lainnya, baik secara individual maupun grup. Selain dari latihan dan pembelajaran dari lembaga juga didapat dari pendidikan moral, etika, sosial, budaya dan agama yang biasanya diperoleh dari keluarga dan lingkungan sekitar serta pergaulan sehari-hari. Hanya saja, jika diperoleh bukan dari lembaga yang terstruktur dan menguasai bidang ini maka bisa dipastikan peningkatan IQ dan EQ akan sulit untuk diukur perkembangan kemajuannya, tidak terarah dan bahkan tidak memperoleh kemajuan apapun. Peningkatannya juga biasanya sejalan dengan perkembangan dari umur dan pendidikan yang diperoleh. Selain itu, dalam proses IQ maupun EQ yang menjadi dominan atau penentu adalah IQ atau alam sadar (rasional lebih dominan), sehingga mengakibatkan banyak unsur atau potensi EQ tidak dapat tergali dengan optimal dikarenakan terhalangi oleh IQ yang bersifat rasional. Bahkan, dalam kasus sehari-hari, pada umumnya manusia lebih cenderung hanya menggunakan rasionya dibandingkan kemampuan emosinya. Hal ini juga biasanya didukung oleh pendidikan di sekolah yang lebih mengutamakan prestasi akademik dengan melakukan penilaian dari kecakapan menjawab atau menghapal soal-soal yang diberikan oleh gurunya. Sehingga, bisa dipastikan EQ tidak tergali atau tidak terjelajahi dengan optimal. Apalagi, EQ yang merupakan tempat “penampungan” atau “gudang logistik” segala memori, baik dari pengetahuan maupun dari pengalaman yang berhubungan dengan emosi (minus rasional). Penyimpanan emosi atau memori ini seringkali tumpang-tindih di dalam diri manusia dan tidak tersusun rapi. Penyimpanannya berantakan, terserak di sana-sini. Hal ini
62 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 62
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
mengakibatkan seringkali manusia tidak menemukan keterangan yang dibutuhkan dari dalam dirinya, menimbulkan salah paham dengan dirinya sendiri, cepat marah, cepat tersinggung, cepat cemburu, menjadi fanatik, menjadi subyektif, dan hal-hal emosi lainnya yang condong merugikan dirinya sendiri. Bahkan, yang lebih parah adalah tidak dapat mendeteksi “kekayaan” atau kekuatan atau kemampuan atau talenta atau bakat yang dimilikinya. Kekayaan yang ternyata sebenarnya berada di dalam “gudang” diri manusia. Inilah yang menjadi keterbatasan dari konsep IQ dan EQ dalam prosesnya. Konsep ini terbatas dan butuh waktu lama untuk mengoptimalkannya, ditambah cenderung merugikan manusia itu sendiri. Contoh yang paling sering dan gampang ditemui adalah saat manusia mengatakan: tidak mungkin dan tidak masuk akal ketika dihadapkan dengan situasi harus berkarya atau bekerja di luar batas rasionalnya. F RE
UT U
PRESENT
T
Melalui bantuan hipnosis/hipnoterapi (khususnya 7th PATH), manusia yang terdiri dari unsur mind-bodyspirit/soul hidup dalam tiga waktu kehidupan, yaitu: past-present-
S PA
Sedangkan proses yang dijalani alam sadar dan alam bawah sadar dapat dijelaskan melalui ilustrasi sebagai berikut:
MIND BODY SPIRIT/SOUL
63 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 63
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
future life yang “dibakar” menjadi SATU dalam diri manusia dengan menggunakan alam sadar. Setiap manusia pasti memiliki tiga waktu kehidupan yaitu masa lau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Seringkali permasalahan atau persoalan yang muncul cenderung merugikan diri manusia karena salah paham atau tidak mengerti dengan dirinya sendiri (seperti pada penjelasan IQ dan EQ). Hal ini dikarenakan manusia itu belum menyelesaikan atau berdamai dengan masa lalunya, meski dia hidup saat ini dan sering dihantui dengan kekhawatiran dan ketakutan serta ketidakpastian akan masa yang akan datang. Penjelasannya sama seperti pada IQ dan EQ di atas, yaitu: “file memory” tersimpan berantakan dan tumpang-tindih di dalam “gudang” memori atau di dalam diri manusia yang terdiri dari mind-body-spirit/soul. Mengapa memakai bantuan hipnoterapi? Hal ini untuk menembus faktor kritis (“aku” yang sudah mengeras dan menebal pada manusia) tidak dapat atau tidak cukup hanya usaha dari alam sadar (rasional) saja. Dibutuhkan terapis yang memahami, ahli dan menguasai hipnosis untuk membantu menembus faktor kritis tersebut. Jadi, peranan hipnoterapi hanya membantu, membimbing, mengarahkan dan menuntun agar manusia dapat masuk ke alam bawah sadar. Dari sana, membereskan segala salah paham, memperbaiki dan melepas emosi di masa lalu serta kekhawatiran atau ketakutan di masa yang akan datang, supaya yang ada tinggal saat ini (present life). Selain itu, faktor penting dalam hipnoterapi adalah siapa yang paling tahu dan paling mengerti diri setiap manusia selain dirinya sendiri. Sehingga, saya sering mengatakan dalam hipnoterapi yang menjadi “dokter” adalah dirinya sendiri dan bukan terapis. Ini berbeda
64 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 64
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
dengan disiplin ilmu lain, di mana setiap manusia yang mengalami masalah atau sakit maka yang menjadi “dokter” adalah orang lain. Untuk menghindari salah paham, purbasangka dan menghakimi sendiri, maka bagi yang tertarik silakan pelajari terlebih dahulu baru kemudian memberi penilain, tetapi dengan catatan untuk mencari sumber ilmu hipnoterapi yang masih murni. Maksudnya, yang bersifat pengetahuan dengan referensi-referensi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akal sehat dan bukan campuran dengan magis atau gaib. Setelah hidup dalam present life baru kemudian menjadikan mind-body-spirit/soul sebagai SATU. Sehingga, nantinya yang ada di dalam diri manusia adalah SATU diri dan SATU waktu kehidupan: present life. Proses ini dapat terjadi jika alam sadar manusia pada titik tertentu sudah mengalami kepenuhan dan cukup menjadi “bahan bakar” untuk “membakar” alam bawah sadar menjadi SATU. Jadi, meski persentasenya hanya 10 persen, ternyata “power” alam sadar sangat menentukan supaya dapat mengaktifkan alam bawah sadar yang persentasenya 90 persen. Dengan kata lain, kepenuhan tertentu alam sadar merupakan SYARAT mutlak bagi alam bawah sadar. Tanpa kepenuhan tertentu alam sadar maka bisa dipastikan seperti mobil yang kehabisan bensin sebelum sampai pada tujuannya. Artinya, alam bawah sadar tidak dapat terbentuk atau “terbakar” dengan optimal jika alam sadar belum mengalami kepenuhan tertentu. Hal ini mengakibatkan “turbulensi” atau gangguan pada alam sadar maupun alam bawah sadar untuk melanjutkan hidup ke tingkat selanjutnya demi mencapai kesempurnaan “aku.” Dengan kata lain, seperti yang dikatakan sebelumnya, manusia tidak dapat naik “kelas” ke kehidupan selanjutnya. Apa itu kehidupan selanjutnya akan dibahas dalam bab terkemudian. Jadi, proses yang terjadi pada
65 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 65
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
alam sadar maupun alam bawah sadar tidak terbatas dan dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan proses IQ dan EQ. Mengapa demikian? Dikarenakan pada saat manusia hidup dalam SATU present life dan SATU diri manusia maka ini akan menjadi wadah atau “penampungan” yang sempurna 100 persen. Sempurna atau 100 persen di sini dibaca sebagai tanpa batas dan kurang dari 100 persen dibaca dengan terbatas, karena belum mencapai bentuk yang sempurna. Sempurna yang dimaksud di sini adalah “aku” menjadi sempurna di mana alam sadar dan alam bawah sadar sudah menjadi SATU. Selain itu, dengan SATU present life maka akan membuat “aku” manusia akan selalu fokus dan total menjalani kehidupan saat ini demi saat ini yang selalu berbeda-beda dalam setiap kehidupan manusia, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran atau ketakutan akan masa datang meski penuh dengan ketidakpastian. Perencanaan, keinginan atau kehendak akan kehidupan masa datang tetap ada dan dapat dijalankan. Hanya saja, diri sudah terlepas (detached) dari sebagain besar “label-label” yang melekat padanya. Di saat tercapai SATU present life dan SATU diri dalam manusia, maka pada posisi ini manusia dapat dikatakan sudah menciptakan dirinya menjadi satu wadah atau penampungan yang siap untuk diisi. Ini merupakan SYARAT untuk melanjutkan ke kesempurnaan lainnya, melanjutkan ke kehidupan selanjutnya.
Penemuan Baru Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar Apa yang menjadi penemuan baru bagi saya? Penemuan baru yang dimaksud di sini adalah selama dalam pembelajaran hipnosis
66 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 66
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
atau hipnoterapi hingga mencapai master dan mempelajari beberapa hal tentang psikologi dan tentang manusia serta dari praktik dan pengalaman mengajar maka mengaktifkan/mengoptimalkan alam bawah sadar atau menyinergikan alam sadar dan alam bawah sadar tidak selesai sampai seperti yang dijelaskan di atas. Ternyata, pada awalnya memang alam sadar dan alam bawah sadar seperti gunung es di mana alam sadar dengan persentase 10 persen dan selebihnya adalah alam bawah sadar. Kemudian, setelah melalui “pembakaran” seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka sebenarnya nilai atau value yang terbesar itu akan berpindah dari alam bawah sadar ke alam sadar. Dengan kata lain, alam sadar menjadi 90 persen dan alam bawah sadar menjadi 10 persen (sekali lagi angka atau persentase di sini mau menunjukkan perbandingan dan lebih ke dominan). Mungkin Anda menjadi bingung dan mulai bertanya: bagaimana bisa? Hal ini dapat di ilustrasikan seperti membuat kopi sebagai berikut: Alat ini dinamakan Moka Express. Dari bagian alat tersebut kita dapat memahami cara kerja Moka Express. Ketika air dipanaskan hingga mencapai titik tertentu, maka air berubah menjadi uap yang akan menekan bubuk kopi; hasil uap yang menekan itu akan naik
67 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 67
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
ke atas setelah menembus bubuk kopi di corong (funnel); setelah itu, barulah air hasil ekstraksi kopi akan keluar melalui saluran yang terhubung di bagian wadah atas. Meski terkesan sederhana, pada kenyataannya penggunaan Moka Express membutuhkan ketelatenan. Jika nyala api yang kita gunakan terlalu besar, kadang kita akan mendapatkan hasil kopi yang terbakar dan getir. Sebaliknya, jika nyala api terlalu kecil, hasil ekstraksi tidak maksimal tapi getir. Nah, hal semacam itu bagi pecinta kopi menjadi hal yang cukup menggoda untuk ditaklukkan. Pecinta kopi percaya bahwa segala sesuatu memiliki proses. Jika alat kopi adalah sebuah permainan, maka kesulitan semacam itu yang sebenarnya membuat kita tidak bosan dalam menyeduh kopi. Permainan yang dengan mudah kita selesaikan kadang membuat kita bosan.8 Setelah selesai semua proses pembuatan kopi seperti di atas dan menghasilkan kopi yang sedap untuk diminum, maka yang
68
8
http://philocoffeeproject.wordpress.com/
LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 68
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
tersisa di bagian bawah hanyalah ampas kopi di mana ampas ini sudah kehilangan inti atau value dari kopinya. Kita bisa menganggap ampas ini sebagai sampah atau digunakan dengan value yang kecil sebagai pupuk atau lainnya, seperti gambar berikut: Jadi, dari penjelasan atau ilustrasi di atas jelas sekali bahwa alam bawah sadar yang diumpamakan sebagai kopi (awalnya dengan value kopi yang utuh) tapi kemudian setelah dibakar dengan “api” alam sadar maka value atau inti kopinya akan naik ke permukaan (baca: alam sadar) dan menjadi optimal serta siap untuk diminum dengan nikmat (baca: alam sadar yang sudah sempurna atau optimal siap untuk digunakan manusia dan value atau nilainya bisa dikatakan menjadi 90%). Dari penemuan dengan proses yang sudah dijelaskan di atas maka dapat dikatakan pada proses akhir ternyata alam sadar yang akan menjadi dominan dibandingkan dengan alam bawah sadar, tetapi alam bawah sadar harus diaktifkan dulu dengan memakai alam sadar. Proses singkatnya sebagai berikut: Alam sadar diisi dengan penuh tertentu melalui rasional dan sifat lainnya kemudian Alam sadar menjadi “bahan bakar” atau pemicu untuk mengaktifkan alam bawah sadar Alam
69 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 69
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
bawah sadar menjadi aktif lalu alam sadar akan berproses dan setelah sempurna akan mengirimkan hasilnya kembali menuju alam sadar untuk digunakan manusia dalam kehidupannya dan ini menjadikan “aku” manusia sempurna. Pada saat proses “pembakaran” dengan bantuan hipnosis atau hipnoterapi maka sebagian besar “label-label” akan terlepas (detached) dari “aku.” Kemudian, dengan selesainya proses ini, maka “aku” manusia atau bisa juga dikatakan manusia sudah menjadi “TUAN” atau “PANGLIMA” bagi dirinya sendiri. Sedangkan “label-label” yang sudah tidak melekat lagi padanya akan menjadi “PRAJURIT” yang siap diperintah oleh “Panglima” (diri manusia). Sebelum proses ini, “aku” beserta “label” yang menjadi pengendali atau yang menjadi panglima untuk menentukan kehidupan manusia itu sendiri. Siapakah “panglima” dan siapakah “prajuritnya?” Dimaksud dengan “panglima” adalah diri manusia atau “aku” yang sudah terlepas dari “label-label” yang mana sebelumnya merupakan bahan untuk membentuk “aku.” Sebelum terlepas, maka “label-label” itulah yang menjadi “panglima” dan yang mengendalikan “aku,” tetapi sebaliknya saat “label-label” itu terlepas (detached) dari “aku” dengan bantuan hipnoterapi maka menjadi “prajurit”. Prajurit yang dimaksud di sini adalah semua sifat, karakter, emosi atau kemampuan yang ada pada EQ atau pada alam bawah sadar. Apakah perjalanan manusia menuju sempurna sudah selesai sampai di sini? Belum! Perjalanan masih panjang. Kesempurnaan di sini adalah kesempurnaan “aku” dan ini menjadi modal utama atau SYARAT untuk melanjutkan pada kesempurnaan kesadaran, kesempurnaan spiritual dan kesempurnaan ketiadaan. Setiap kesempurnaan mempunyai risiko, peluang dan tantangannya
70 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 70
6/4/15 00:11
Bab 2 Kesempurnaan ‘Aku’
tersendiri. Pada kesempurnaan “aku” ini, akan terjadi high/super confidence pada manusia bila dipandang dari sisi positif, tetapi jika dipandang dari sisi negatif, akan memunculkan kesombongan jiwa (rohani). Hal ini menjadi seperti dua sisi mata uang di dalam diri manusia. Di dalam pikirannya tidak ada lagi yang tidak mungkin dan manusia ini akan mempunyai vision yang jauh dan melampaui manusia normal, bahkan terbiasa untuk berpikir “out the box,” di mana selama ini istilah tersebut sering diucapkan dalam berbagai seminar atau pelatihan, tetapi tidak dapat dijelaskan secara rinci bagaimana cara memperolehnya. Manusia ini akan secara cepat berpikir dan bertindak serta dapat mengetahui beberapa langkah ke depan dibandingkan dengan manuisa normal pada umumnya. Sehingga, dari kelebihannya ini dapat mengakibatkan kesombongan jiwa (rohani). Peluang dan tantangan selalu datang bersamaan, jadi tergantung manusia atau “panglima” bagaimana menggunakan “prajuritnya” atau menyalurkannya ke dalam kehidupan. Paling tidak, sampai pada tahap ini, dapat memenuhi ungkapan yang mengatakan: “Hendaklah kamu sempurna.” (*)
71 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 71
6/4/15 00:11
MANUSIA SEMPURNA, Dalam Renungan Manusia Biasa
72 LO Manusia Sempurna-BAB 2.indd 72
6/4/15 00:11