LAPORAN AKUNTAN INDEPENDEN ATAS EVALUASI KINERJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK
Nomor : 013/LHEK--WIKA/III/12 Tanggal : 20 Maret 2011
HLB
Hadori Sugiarto Adi & Rekan
Nomor Ijin Usaha KAP: KEP-116/KM.1/2009 rd
Wisma Staco, 3 Floor, Suite D, Jl. Casablanca Kav.18, Jakarta 12870, Indonesia Telephone: + 62 21 831 7046 – 48. Fax: + 62 21 831 7050; E-mail:
[email protected] HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan is a member of HLB International, a world-wide organization of accounting firms and business advisers.
DAFTAR ISI
Halaman
Ringkasan Eksekutif....................................................................................................
1
Bab I – Pendahuluan....................................................................................................
10
Bab II – Evaluasi Terhadap Anggaran 2011................................................................
14
Bab III – Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen, dan Penilaian GCG....................
38
Bab IV – Perkembangan Usaha .................................................................................
64
Bab V – Tindak Lanjut RUPS PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. ................................
73
BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Dasar dan Ruang Lingkup Penugasan Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011 tentang pelaksanaan audit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan atas Laporan Keuangan WIKA untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, yang di dalamnya termasuk Audit atas Laporan Keuangan PKBL, Audit Kepatuhan terhadap Perundang-undangan dan Pengendalian Intern Perusahaan, serta Evaluasi Kinerja WIKA. Sumber data yang digunakan untuk pelaksanaan Evaluasi Kinerja WIKA tahun buku 2011 adalah: •
Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan WIKA untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
•
Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
•
Risalah Rapat Dewan Komisaris WIKA tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2011.
•
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2011.
•
Laporan Kegiatan Perusahaan (Ringkasan Eksekutif) yang disusun secara periodik (bulanan).
•
Kontrak Manajemen tahun 2011.
•
Peta/Daftar Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011.
•
Laporan Evaluasi Kinerja (telah diaudit) untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
•
Data, informasi, dalam bentuk dokumen ataupun laporan-laporan lainnya yang dipandang relevan.
Penyusunan Laporan Evaluasi Kinerja WIKA dilaksanakan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian yang di dalamnya termasuk nilai penyertaan dan keuntungan (kerugian) dari penyertaaan kepada Perusahaan Anak yang diperhitungkan dengan metode ekuitas, dan telah diaudit (audited), dan dijadikan dasar untuk menghitung capaian Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011. Metode evaluasi kinerja kami laksanakan dengan:
Pendahuluan
10
•
Penalaahan ulang (review)
•
Konfirmasi
•
Penghitungan ulang (recalculation)
•
Verifikasi
•
Analisis
•
Interpretasi atas data dan informasi yang tersedia
Penilaian kinerja WIKA sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan, dilakukan terhadap Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi, seperti yang diuraikan dalam Bab III Laporan ini. Namun, penilaian kami dalam rangka Evaluasi Kinerja WIKA tidak hanya meliputi aspek-aspek tersebut, tetapi juga mencakup aspek-aspek lainnya yang dinyatakan dalam Kontrak Manajemen. Kinerja Perusahaan diukur menurut hal-hal yang telah dituangkan dalam Kontrak Manajemen 2011, sebagai bentuk pertanggungjawaban Direksi kepada Pemegang Saham yang diwakili oleh Dewan Komisaris. Direksi dan Komisaris WIKA telah menandatangani Kontrak Manajemen pada tanggal 22 Desember 2010. Dalam Kontrak Manajemen tersebut ditetapkan target-target Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011 yang meliputi: Aspek Hasil Produk dan Jasa, Hasil Fokus Pada Pelanggan, Hasil Keuangan dan Pasar, Hasil Fokus Pada Sumber Daya Manusia, Hasil Efektifitas Proses dan Hasil Kepemimpinan; sebagaimana diuraikan dalam Bab III Laporan ini. Laporan Kinerja WIKA dan data dan informasi lain yang disajikan oleh Manajemen Perusahaan merupakan tanggungjawab Manajemen Perusahaan, sedangkan tanggungjawab kami terbatas pada hasil evaluasi terhadap Laporan Kinerja WIKA tersebut.
I.2.
Kondisi Umum Perkembangan berbagai indikator ekonomi di penghujung tahun 2011 menunjukkan kondisi perekonomian yang membaik. Perekonomian Indonesia tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,5%. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 naik sebesar Rp 1.004,1 triliun, yaitu dari Rp 6.422,9 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 7.427,1 triliun pada tahun 2011 (lihat Tabel I.1)
Pendahuluan
11
Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 10,7% diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,2%, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 6,8%, Sektor Konstruksi 6,7%, Sektor Jasa-jasa 6,7%, Sektor Industri Pengolahan 6,2%, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8%, Sektor Pertanian 3,0%, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4%. Di luar Sektor Migas, pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mencapai 6,9% yang berarti lebih tinggi daripada pertumbuhan secara keseluruhan yang besarnya 6,5%. Jadi, berkaitan dengan WIKA, maka pertumbuhan sektor-sektor berkaitan sangat baik. Nilai tukar Rupiah juga mencatat apresiasi yang disertai dengan volatilitas yang rendah. Nilai tukar Rupiah yang stabil dengan kecenderungan melemah, dimana secara point-to-point Rupiah melemah 1,01% year to date, dan ditutup pada Rp 9.068 per USD disertai volatilitas yang menurun. Demikian pula, kinerja pasar saham yang kuat tercermin dari peningkatan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) seiring dengan kondisi fundamental perekonomian domestik yang membaik dan prospek keuangan emiten yang membaik. Untuk memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia juga telah menempuh bauran kebijakan dalam rangka mengelola likuiditas domestik dan sekaligus sebagai tanggapan atas derasnya arus modal asing. Kebijakan moneter yang diambil BI selama tahun 2011 antara lain: (i) mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,5%; (ii) melakukan intervensi valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dan (iii) memperkuat strategi pengelolaan likuiditas melalui penguatan operasi moneter. Indikator lain adalah melonjaknya harga minyak dunia yang dipicu meningkatnya permintaan negara-negara maju karena pengaruh cuaca yang ekstrim serta adanya keputusan OPEC untuk mempertahankan kuota produksi.
I.3.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2011 Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 12 ayat 2b dan Pasal 21 ayat 1b dan ayat 5, yaitu bahwa Perusahaan wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan, yang harus disampaikan kepada Dewan Komisaris. RKAP tahun 2011 disusun berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). RKAP WIKA mencerminkan visi, misi, tujuan, dan strategi Perusahaan, baik secara kualitatif
Pendahuluan
12
maupun kuantitatif, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. RKAP tahun 2011 telah mendapat pengesahan oleh Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dituangkan dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris tanggal 22 Desember 2010. Sehubungan dengan hal tersebut, butir-butir dalam RKAP telah mempunyai kekuatan hukum sebagai suatu kriteria dasar dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja WIKA. Di bawah ini disajikan asumsi rencana dan realisasi WIKA untuk tahun 2011 sebagai data yang penting dalam mengambil uraiaan dalam evaluasi kinerja ini. Tabel I.1 Asumsi Rencana dan Realisasi*) Asumsi RKAP Tahun 2011
No. 1.
Realisasi Tahun 2011
Produk Domestik Bruto Rp 7.006,73
Realisasi tahun 2011: Rp 7.427,1 triliun (Data
triliun
BPS)
2.
Pertumbuhan ekonomi 6,3%
Realisasi tahun 2011: 6,5% (Data BPS).
3.
Inflasi 5,3%
Realisasi tahun 2011: 3,79% (Data BPS)
4.
Nilai tukar Rupiah Rp 9.500 per USD
Realisasi tahun 2011: Ditutup pada Rp 9.085 (Data BI)
5.
Bunga SBI 3 bulan 6,5%
Realisasi tahun 2011: 6,5% (Data BI)
6.
Harga minyak 80 USD/Barel
Realisasi tahun 2011: Per Desember 2011 110 USD/Barel (APBN-P)
7.
Tingkat bunga pinjaman antara 9% -
Realisasi tahun 2011: Per Desember 2011:
12%
- Bank BRI 10,50% - Bank Mandiri 12% - Bank DBS Indonesia 10,20% - Bank Danamon 10,50% - Bank Panin 10,41% - Bank BNI 11,50%
8.
Anggaran Konstruksi Kementerian PU, Realisasi Konstruksi Kementerian PU, Kementerian Perhubungan, dan
Kementerian Perhubungan, dan Kementerian
Kementerian ESDM : Rp 89,06 triliun.
ESDM sebesar 87% dari anggaran, yaitu Rp 77,48 triliun.
Pendahuluan
13
BAB II EVALUASI TERHADAP ANGGARAN TAHUN 2011
Bab ini meliputi evaluasi atas kinerja keuangan dan kinerja operasional WIKA untuk tahun buku 2011 terhadap anggaran 2011, dan dengan kinerja tahun sebelumnya. II.1. Kinerja Keuangan Evaluasi terhadap kinerja keuangan WIKA terdiri atas: (i) Data Umum dan Capaian Perolehan Omset Kontrak Baru, (ii) Penjualan, (iii) Beban Pokok Penjualan, (iv) Beban Usaha, (v) Laba Rugi Konsolidasi, (vi) Laporan Posisi Keuangan, dan (vii) Investasi dan Penyertaan. II.1.1.a.
Data Umum Perolehan Omset Kontrak Baru
Realisasi dari anggaran perolehan kontrak baru tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran tahun 2010 diikhtisarkan sebagai berikut. Tabel II.1 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Perolehan Kontrak Baru (dalam jutaan Rupiah) Uraian
Realisasi (Rp) 2011
%
2010
Realisasi vs Anggaran (%) 2011 2010
Anggaran (Rp) 2011
2010
Konstruksi: Direktorat I: Dept Sipil Umum
2.047.495
1.151.786
177,77
2.505.000
1.820.000
81,74
63,28
Dept Wilayah & LN
1.730.118
1.226.705
141,04
1.263.000
997.328
136,98
123,00
Dept Bangunan Gedung
1.534.833
624.612
245,73
1.505.780
500.000
101,93
124,92
Jumlah Direktorat I
5.312.445
3.003.103
176,90
5.273.780
3.317.328
100,73
90,53
Dept Industrial Plant
1.491.864
1.048.257
142,32
1.525.000
1.575.000
97,83
66,56
Dept DEN
2.611.842
1.526.963
171,05
1.311.000
1.400.000
199,23
109,07
Direktorat II
Jumlah Direktorat II
4.103.706
2.575.220
159,35
2.836.000
2.975.000
144,70
86,56
Sub Jumlah Pers. Induk
9.416.151
5.578.323
168,80
8.109.780
6.292.328
116,11
88,65
1.633.616
1.215.346
134,42
1.475.587
1.450.000
110,71
83,82
PT. Wika Intrade
507.329
1.839.753
27,58
390.104
796.475
130,05
230,99
PT. Wika Realty
800.604
587.276
136,32
800.000
620.400
100,08
94,66
1.099.019
691.044
159,04
1.220.000
700.000
90,08
98,72
PT. Wika Insan Pertiwi
99.067
311.168
31,84
303.166
227.602
32,68
136,72
PT. Wika Jabar Power
-
-
0,00
-
-
0,00
0,00
Perusahaan Anak: PT. Wika Beton
PT. Wika Gedung
Sub Jumlah Pers. Anak JUMLAH
4.139.635
4.644.587
89,13
4.188.857
3.794.477
98,82
122,40
13.555.786
10.222.910
132,60
12.298.637
10.086.805
110,22
101,35
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
14
II.1.1.b.
Capaian Perolehan Omset Kontrak Baru
Pencapaian Omset Kontrak Baru tahun 2011 untuk Perusahaan Induk dan Anak adalah sebesar Rp 13,56 triliun yang mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun 2010, yang mencapai Rp 10,22 triliun. Realisasi tahun 2011 juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, dimana untuk tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp 12,29 triliun. Capaian Omset Kontrak Baru menurut Departemen, tercatat bahwa untuk Direktorat I—yang terdiri atas Departemen Sipil Umum Departemen Wilayah dan Luar Negeri, dan Departemen Bangunan Gedung—mengalami peningkatkan, dimana pada tahun 2011 memperoleh Rp 5,31 triliun, sedangkan tahun sebelumnya mencatat sebesar Rp 3,00 triliun. Dibandingkan dengan anggarannya, Direktorat I mencapai realisasi lebih tinggi, yaitu 100,73% (realisasi dibandingkan anggaran 2011). Dilihat dari besarnya jumlah peningkatan berturut-turut adalah Departemen Bangunan Gedung, diikuti oleh Departemen Sipil Umum, dan kemudian Departemen Wilayah dan Luar Negeri. Sedangkan untuk Direktorat II—yang terdiri dari Departemen Industrial Plant dan Departemen Energi—mengalami kenaikan yaitu dari Rp 2,58 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 4,10 triliun untuk tahun 2011. Kenaikan di kedua Departemen tersebut secara jumlah tidak jauh berbeda, dimana Departemen Energi mencatat kenaikan, yaitu dari Rp 1,53 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 2,61 triliun di tahun 2011, dan untuk Departemen Industrial Plant naik dari Rp 1,05 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 1,49 triliun untuk tahun 2011. Kondisi pencapaian tahun 2011 ini tidak terlepas dari kebijakan dan fokus strategi yang diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan dan memperluas pencapaian di bidangbidang yang dipandang baru seperti Departemen Energi dan tetap mempertahankan prestasi untuk kegiatan yang dipandang secara tradisional sangat dikuasai oleh WIKA seperti Departemen Sipil Umum dan Departemen Bangunan Gedung. Capaian kinerja yang meningkat di tahun 2011 adalah karena penerapan tiga fokus strategi, yaitu: Fokus strategi pertama, pasar selektif yaitu dengan berfokus pada proyek Pemerintah dan BUMN/BUMD dan apabila di luar proyek-proyek dimaksud— misalnya proyek swasta—haruslah memiliki reputasi baik dalam hal pendanaan dan pembayaran. Pada fokus strategi pertama ini juga diterapkan pendekatan pemasaran regional serta pertumbuhan melalui sinergi WIKA Group. Fokus strategi yang kedua adalah mempertahankan likuiditas melalui Centralized Financing Strategy dan Self Financing Project Policy. Fokus strategi yang ketiga adalah menerapkan efisiensi di semua aspek termasuk Centralized Procurement
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
15
Omset Kontrak Baru yang dihasilkan oleh Perusahaan Anak, meskipun mengalami penurunan, tetapi tidak signifikan, yaitu dari Rp 4,64 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 4,14 trilun untuk tahun 2011. Penurunan yang signifikan dicatat oleh PT. Wika Intrade, yaitu dari Rp 1,84 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 0,51 triliun untuk tahun 2011. Meskipun demikian, PT. Wika Gedung justru mencatat kenaikan raihan Omset Kontrak Baru, yaitu dari Rp 691,04 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 1,10 triliun di tahun 2011. Demikian juga dengan PT. Wika Beton dari Rp 1,22 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 1,63 triliun pada tahun 2010, dan PT. Wika Realty yang naik dari Rp 587,28 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 801,43 milyar untuk tahun 2011. Raihan Omset Kontrak Baru tahun 2011 mengalami kenaikan apabila dibandingkan anggaran tahun 2011. Dengan raihan sebesar Rp 13,55 triliun pada tahun 2011 mampu melampaui anggaran tahun 2011 yaitu sebesar Rp 12,29 triliun atau dalam persentase adalah 110,22% dibandingkan anggarannya. Berdasarkan kontribusinya, peningkatan kontribusi terjadi di kedua Direktorat Perusahaan Induk—Direktorat I merealisasikan 100,73% dari anggarannya; sedangkan Direktorat II merealisasikan 144,70% dibandingkan dengan anggarannya. Dibandingkan dengan anggarannya, terdapat tiga Departemen di Perusahaan Induk yang mencatat realisasi lebih tinggi, yaitu Departemen Wilayah dan Luar Negeri (yaitu realisasi dibandingkan anggarannya: 136,98%), Departemen Bangunan Gedung (101,93%), serta Departemen Energi (199,23%); sedangkan dua Departemen lainnya, capaian realisasinya di bawah anggaran, yaitu Departemen Sipil Umum (yaitu realisasi dibandingkan anggaran: 81,74%) dan Departemen Industrial Plant (97,83%). Jadi, meskipun Departemen Sipil Umum mencatat capaian realisasi Kontrak Baru tahun 2011 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, namun hasil ini masih berada di bawah anggaran tahun 2011. Perolehan Kontrak Baru di Perusahaan Induk untuk tahun 2011 adalah 135 Kontrak Baru untuk seluruh Departemen. Dari 135 Kontrak Baru yang diperoleh tersebut, 17 Kontrak Baru diperoleh oleh Departemen Sipil Umum, 45 oleh Departemen Wilayah dan Luar Negeri, 27 oleh Departemen Bangunan Gedung, 38 oleh Departemen Industrial Plant, dan 8 oleh Departemen Energi. Masing-masing perolehan Kontrak Baru per Departemen dijelaskan di bagian berikut, termasuk kondisi dan hambatan yang dihadapi masing-masing Departemen pada tahun 2011: Untuk Departemen Sipil Umum, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Paket Penangan Longsoran Jalan Laks.RE. Martadinata senilai Rp 4,8 milyar; Proyek FO Ahmad Yani Summarecon Bekasi senilai Rp 144,5 milyar; Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
16
Proyek Penambahan Lajur (Pelebaran keluar) Ruas TMII- Cibubur (KM 03+800 - KM 13+800) Jagorawi senilai Rp 43,1 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan Tol Solo-Kertosono senilai Rp 136,3 milyar; Proyek Paket peningkatan struktur jalan Laks. RE. Martadinata Kementrian PU senilai Rp 17,9 milyar; Proyek Perluasan Dermaga Antarpulau Pelabuhan Batu Ampar Tahap II senilai Rp 6,2 milyar; Proyek Normalisasi Kali Pesanggrahan Paket-2 senilai Rp 281,8 milyar; Proyek JICT-T1 West Pile Strhengtening Phase-5 senilai Rp 10,6 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan Tayan-JO senilai Rp 265,2 milyar; Proyek Rehab Peng. Banjir S. Citarum Hilir Paket-1 (Walahar-Muara Gombong- Bekasi) senilai Rp 246,1 milyar; Proyek Pembangunan Jalan Tol JORR W-2 senilai Rp 171,3 milyar; Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Phase-1 senilai Rp 185,9 milyar; Proyek Lanj. Pelebaran jalan P1 & P2 Bandara Soekarno Hatta senilai Rp 35,4 milyar; Proyek Pembangunan Causeway dan Lapangan Penumpukan Terminal Multipurpose Teluk Lamong-JO senilai Rp 372,1 milyar; Proyek Pembangunan Bendung Gerak Sembayat-JO senilai Rp 96 milyar; Proyek Penanganan Darurat Kalimalang senilai Rp 0,87 milyar; dan Proyek Pek. Rigid Beton ROW 47 Alam Sutera senilai Rp 29,3 milyar. Untuk Departemen Wilayah dan Luar Negeri, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Pembangunan Penyediaan Air Baku Palingkau, di kel. Palingkau Kab. Kapuas senilai Rp 44,3 milyar; Proyek Pekerjaan akses Road Lot. 1 PLTA Asahan III senilai Rp 91 milyar; Proyek Pekerjaan perpanjangan dermaga B 400 m Dumai senilai Rp 123 milyar; Proyek Construction of Lembak River Bridge Phase 2 senilai Rp 70,6 milyar; Proyek Paket pembangunan jalan Timika - Fotowali – Enarotali senilai Rp 46,2 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan Merah Putih Ambon senilai Rp 219,3 milyar; Proyek Pembangunan jembatan Batu Putih senilai Rp 72,7 milyar; Proyek Construction of Coal Hauling Road dan infrastruktur package I SPA 0 + 000 - 37 + 000 Kab. Kutai Barat, Kaltim senilai Rp 311,6 milyar; Proyek Pekerjaan konstruksi jalan ke pelabuhan Arar–Sorong senilai Rp 52,8 milyar; Proyek Construct of New Access Road to Gunung Putri senilai Rp 118,2 milyar; Proyek Pekerjaan sipil jaringan irigasi utama dan sekunder paket AMS–06 senilai Rp 54,4 milyar. Untuk Departemen Bangunan Gedung beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Bandara Baddarudin Palembang (Tahap I) senilai Rp 37,8 milyar; Proyek BI Lampung tahap II senilai Rp 36,71 milyar; Proyek TTC Surabaya senilai Rp 74 milyar; Proyek Palm Oil Refinery Pulau Laut senilai Rp 37,72 milyar; Proyek Bandara Sepinggan Balikpapan senilai Rp 335,9 milyar; Proyek Bandara Internasional Ngurah Rai Bali senilai Rp 560,9 milyar; Proyek Perpustakaan Unimed senilai Rp 68 milyar; Proyek Kantor BI Solo senilai Rp 35 milyar. Untuk Departemen Industrial Plant beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Out Pit Of Crushing & Conveying Adaro Tutupan senilai Rp 736,2 milyar; Proyek Fabrikasi dan Erection Tangki Alumina Plant Tayan senilai Rp Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
17
17,8 milyar; Proyek Pembangunan LPG Terminal Makassar senilai Rp 221 milyar; Proyek Pembangunan Pipa Minyak Mentah Tampino – Plaju senilai Rp 134,6 milyar; Proyek Pekerjaan EPC Tie-in PLTP Dieng senilai Rp 49,8 milyar; Proyek Balangan Coal Crushing Plant senilai Rp 65,1 milyar; Proyek Pengadaan Belt Conveyor MOP PP FeNi-1 senilai Rp 121,5 milyar; dan Proyek Pintu Air Peusangan yaitu senilai Rp 86,4 milyar. Untuk Departemen Energi beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011 adalah: Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Hera 7x18 MW - Timor Leste senilai Rp 171,96 milyar; Proyek Switchyard PLTD Hera sebesar Rp 15,73 milyar; Proyek OPCC System Adaro – Kalsel sebesar Rp 152,26 milyar; Proyek PLTBS Sei Mangkei – Sumut sebesar Rp 59,92 milyar; Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ketapang (2 x 10 MW ) sebesar Rp 296,57 milyar; Proyek PLTD Ambon 25 MW sebesar Rp 229 milyar; Proyek Operating & Maintenance (O&M) PLTG Borang 60 MW sebesar Rp 815,66 milyar; Proyek O & M PLTMG Rengat sebesar Rp 293,75 milyar. Sementara itu, kontribusi Perusahaan Anak jika diukur terhadap anggaran mengalami penurunan, dimana Perusahaan Anak merealisasikan 99,09% apabila dibandingkan anggarannya. Dua Perusahaan Anak yang mencatat realisasi di bawah anggaran, yaitu PT. Wika Gedung sebesar 90,08% dan PT. Wika Insan Pertiwi sebesar 36,10%. Sedangkan tiga Perusahaan Anak yang lainnya merealisasikan di atas anggaran, yaitu PT. Wika Beton, yaitu sebesar 110,71%, PT. Wika Intrade sebesar 130,05%, dan PT. Wika Realty, yaitu sebesar 100,18%. .
II.1.2.
Penjualan
Realisasi dan anggaran Penjualan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.2. Secara keseluruhan, realisasi Penjualan tahun 2011 yaitu sebesar Rp 7,74 triliun mengalami peningkatan apabila dibandingkan realisasi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 6,02 triliun atau dengan capaian tahun 2011 128,54% dibandingkan tahun 2010. Dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, realisasi Penjualan tahun 2011 mencapai hasil lebih tinggi sebesar 104,01, dimana anggaran Penjualan untuk tahun 2011 yaitu sebesar Rp 7,44 triliun.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
18
Tabel II.2 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Penjualan (dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi (Rp) 2011
%
2010
Realisasi vs Anggaran (%) 2011 2010
Anggaran (Rp) 2011
2010
Konstruksi: Direktorat I: Dept Sipil Umum
872.841
621.737
140,39
1.105.800
746.930
78,93
83,24
Dept Wilayah & LN
981.993
789.190
124,43
938.304
798.220
104,66
98,87
Dept Bangunan Gedung
684.293
499.942
136,87
461.411
667.001
148,30
74,95
2.539.127
1.910.869
132,88
2.505.515
2.212.151
101,34
86,38
Dept Industrial Plant
1.041.127
888.454
117,18
938.216
1.031.070
110,97
86,17
Dept DEN
1.113.937
841.826
132,32
321.154
1.059.017
346,85
79,49
Jumlah Direktorat II
2.155.064
1.730.280
124,55
1.259.370
2.090.087
171,12
82,79
Jumlah Direktorat I Direktorat II
Eliminasi Induk Sub Jumlah Pers. Induk
(151.643)
(122.064)
4.542.548
3.519.085
124,23
-
-
-
-
129,08
3.764.885
4.302.238
120,66
81,80
Perusahaan Anak: PT. Wika Beton
1.635.087
1.430.435
114,31
1.550.000
1.350.000
105,49
105,96
PT. Wika Intrade
433.463
372.737
116,29
700.250
1.095.551
61,90
34,02
PT. Wika Realty
525.739
402.652
130,57
669.001
540.000
78,59
74,57
PT. Wika Gedung
789.417
446.002
177,00
705.004
603.000
111,97
73,96
PT. Wika Insan Pertiwi
228.705
62.185
367,78
291.386
180.000
78,49
34,55
PT. Wika Jabar Power
-
-
0,00
-
-
0,00
0,00
3.612.411
2.714.012
133,10
3.915.641
3.768.551
92,26
72,02
8.154.960
6.233.097
130,83
7.680.526
8.070.789
106,18
77,23
Sub Jumlah Pers. Anak Potongan Penjualan Jumlah Sebelum Eliminasi Eliminasi
(410.082) JUMLAH
7.744.878
(210.175) 6.022.922
195,11 128,59
(236.988) 7.443.538
173,04 8.070.789
104,05
74,63
Diukur dari kontribusinya terhadap keseluruhan konsolidasi, realisasi Penjualan tahun 2011 untuk Perusahaan Induk mencapai 129,08% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 dan realisasi Perusahaan Anak untuk tahun 2011 adalah 133,10% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Realisasi Penjualan di tahun 2011 untuk seluruh Departemen di Perusahaan Induk adalah lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Penjualan untuk tahun 2010, begitu juga dengan Realisasi Penjualan tahun 2011 untuk semua Perusahaan Anak, yang mencatat prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi untuk tahun 2010. Namun demikian, realisasi Penjualan pada tahun 2011 untuk Departemen Sipil Umum mencatat kinerja di bawah anggarannya, yaitu sebesar 78,93% (realisasi dibandingkan anggaran). Departemen lainnya mencatat kinerja realisasi tahun 2011 yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran tahun 2011. Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
19
Untuk Perusahaan Anak, terdapat tiga Perusahaan Anak yang realisasi Penjualannya lebih rendah dibandingkan anggaran tahun 2011, yaitu PT. Wika Intrade (61,90%), PT. Wika Realty (78,59%), dan PT. Wika Insan Pertiwi (78,49%). Dua Perusahaan Anak lainnya mencatat kinerja realisasi Penjualan tahun 2011 yang lebih baik dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, yaitu: PT. Wika Beton (105,49%) dan PT. Wika Gedung (111,97%). Tabel II.3 Proporsi Penjualan Departemen/Perusahaan Anak terhadap Total Penjualan (dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi 2011(Rp)
Realisasi 2010 (Rp)
Nilai
Nilai
% Total
Naik (Turun) Kontribusi
% Total
%
Tumbuh Penjualan %
Konstruksi: Direktorat I:
Dept Sipil Umum
872.841
11,27
621.737
10,32
0,95
40,39
Dept Wilayah & LN
981.993
12,68
789.190
13,10
(0,42)
24,43
Dept Bangunan Gedung
684.293
8,84
499.942
7,71
1,18
5,51
2.539.127
32,78
1.910.869
31,13
1,70
70,33
Jumlah Direktorat I Direktorat II Dept Industrial Plant
1.041.127
13,44
888.454
14,75
(1,31)
17,18
Dept DEN
1.113.937
14,38
841.826
13,98
0,41
32,32
Jumlah Direktorat II
2.155.064
27,83
1.730.280
28,73
(0,90)
24,55
Sub Jumlah Pers. Induk sebelum Eliminasi
4.694.191
60,61
3.641.149
60,45
0,16
28,92
Eliminasi Induk Sub Jumlah Pers. Induk
(151.643)
(122.064)
4.542.548
58,65
3.519.085
58,43
0,22
29,08
1.635.087
21,11
1.430.435
23,75
(2,64)
14,31
PT. Wika Intrade
433.463
5,60
372.737
6,19
(0,59)
16,29
PT. Wika Realty
525.739
6,79
402.652
6,69
0,10
30,57
PT. Wika Gedung
789.417
10,19
446.002
7,41
2,79
77,00
PT. Wika Insan Pertiwi
228.705
2,95
62.185
1,03
1,92
267,78
Perusahaan Anak: PT. Wika Beton
PT. Wika Jabar Power Sub Jumlah Pers. Anak
-
0,00
130
0,00
-
0,00
3.612.411
46,64
2.714.012
45,06
1,58
33,10
-
-
-
-
-
-
8.154.960
105,29
6.233.097
103,49
1,81
30,83
(1,81)
95,11
Potongan Penjualan Jml Sebelum Eliminasi Eliminasi
(410.082) JUMLAH
7.744.879
(5,29) 100,00
(210.175) 6.022.922
(3,49) 100,00
28,59
Diukur dari kontribusinya, realisasi Penjualan tahun 2011 oleh Perusahaan Anak dan Induk mengalami peningkatan, yaitu untuk Perusahaan Induk, kontribusi tahun 2011 sebesar 58,65%, lebih besar daripada kontribusi tahun 2010 (realisasi tahun 2010 Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
20
sebesar 58,43%), sedangkan untuk Perusahaan Anak (sebelum eliminasi) berkontribusi sebesar 46,64%. Dibandingkan dengan realisasinya, baik Departemendepartemen di Perusahaan Induk maupun Perusahaan-perusahaan Anak mencatat pertumbuhan Penjualan yang positif. Kecuali untuk Departemen Bangunan Gedung yang mencatat pertumbuhan Penjualan sebesar 8,84%, empat Departemen lainnya mencatat pertumbuhan di atas 10%, dimana catatan pertumbuhan yang tertinggi adalah di Departemen Sipil Umum, yaitu 14,38%. Untuk Perusahaan Anak, kontribusi penjualannya yang di atas 10% adalah PT. Wika Beton (21,11%) dan PT. Wika Gedung (10,19%). Sedangkan Perusahaan Anak yang lain berkontribusi di bawah 10% terhadap total penjualan 2011.
II.1.3.
Beban Pokok Penjualan
Realisasi dan anggaran Beban Pokok Penjualan untuk tahun 2011 jika dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.4 pada halaman berikut. Tabel II.4 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Pokok Penjualan (dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi (Rp) 2011
%
2010
Anggaran (Rp) 2011
2010
Realisasi vs Anggaran (%) 2011 2010
Jasa Konstruksi
2.958.062
3.323.137
89,01
3.074.231
2.815.150
96,22
118,04
Produksi Beton
1.250.313
1.278.391
97,80
1.377.500
1.350.000
90,77
94,70
Manufaktur dan Perdagangan
301.604
405.193
74,43
674.243
1.095.551
44,73
36,99
Realty
409.674
330.957
123,78
563.831
540.000
72,66
61,29
2.058.761
52.333
3.933,96
910.729
2.270.087
226,06
2,31
6.978.414
5.390.011
129,47
6.600.534
8.070.788
105,72
66,78
Mekanikal Elektrikal JUMLAH
Beban Pokok Penjualan tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun 2010. Namun terhadap Penjualan, realisasi Beban Pokok Penjualan tahun 2011 (87,81%) lebih kecil dibandingkan tahun 2010 (89,49%). Artinya, Peningkatan Beban Pokok Penjualan tahun 2011 sejalan dengan peningkatan profitabilitas Laba Kotor. Peningkatan Beban Pokok Penjualan yang signifikan adalah Beban Pokok untuk Jasa Konstruksi dan Mekanikal Electrikal. Secara umum, Beban Pokok Penjualan tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010 adalah 129,47%; sedangkan dibandingkan anggaran tahun 2011, realisasi Beban Pokok Penjualan tahun 2011 sebesar 105,72%.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
21
Realisasi kenaikan/penurunan komponen Beban Pokok Penjualan terhadap Total Beban Pokok Penjualan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 dan dibandingkan dengan anggaran untuk masing-masing tahun adalah: Tabel II.5 Proporsi Komponen Beban Pokok Penjualan terhadap Total Beban Pokok Penjualan (dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi 2011 (Rp) Nilai
% Total
Realisasi 2010 (Rp) Nilai
% Total
Naik (Turun) Tumbuh Kontribusi % %
Jasa Konstruksi
2.958.062
42,39
2.088.052
38,74
3,65
0,42
Produksi Beton
1.250.313
17,92
1.282.793
23,80
(5,88)
(0,03)
Manufaktur dan Perdagangan
301.604
4,32
405.193
7,52
(3,20)
(0,26)
Realty
409.674
5,87
330.956
6,14
(0,27)
0,24
2.058.761
29,50
1.615.256
29,97
(0,47)
0,27
-
0,00
(6,16)
6,16
(1,00)
6.978.414
100,00
0,00
0,65
Mekanikal Elektrikal Total Eliminasi (Induk dan Anak) JUMLAH
(332.239) 5.390.011
100,00
Masing-masing komponen Beban Pokok Penjualan apabila dibandingkan dengan Total Beban Pokok Penjualannya menunjukkan bahwa komponen Beban Pokok Penjualan yang paling besar berturut-turut adalah untuk Jasa Konstruksi, yaitu sebesar Rp 2,96 triliun, Mekanikal Elektrikal sebesar Rp 2,06 triliun, dan Produksi Beton, yaitu sebesar Rp 1,25 triliun.
II.1.4.
Beban Usaha
Realisasi dan anggaran Beban Usaha yang meliputi Beban Pemasaran, Beban Administrasi dan Umum serta Beban Pengembangan di tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.6. Selama tahun 2011, Beban Usaha mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010, yaitu dari Rp 191,9 milyar menjadi Rp 207,5 milyar.Kenaikan ini terutama adalah pada Beban Administrasi dan Umum yang meningkat Rp 15,6 milyar.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
22
Tabel II.6 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Usaha (dalam jutaan Rupiah)
Realisasi (Rp)
Realisasi vs Anggaran (%)
Anggaran (Rp)
Uraian
% 2011
Beban Penjualan Beban Adm dan Umum JUMLAH
2010
2011
2010
2010
2009
3.646
3.527
103,37
1.822
2.458
200,15
143,47
207.548
191.930
108,14
201.645
177.845
102,93
107,92
211.194
195.457
108,05
203.467
180.303
103,80
108,40
Berdasarkan besarannya, seperti tersaji dalam Tabel II.7, total Beban Administrasi dan Umum tahun 2011 mencapai 98,27% dari Beban Usaha. Sedangkan dalam Tabel II.8 disajikan komponen-komponen Beban Administrasi dan Umum, yaitu:
Tabel II.7 Proporsi Komponen Beban Usaha terhadap Total Beban Usaha (dalam jutaan Rupiah)
Realisasi 2011 (Rp)
Uraian
Nilai Beban Penjualan Beban Adm dan Umum JUMLAH
% Total
Realisasi 2010 (Rp) Nilai
Naik (Turun) Kontribusi
Tumbuh
%
%
% Total
3.646
1,73
3.527
1,80
(0,08)
0,03
207.548
98,27
191.930
98,20
0,08
0,08
211.194
100,00
195.457
100,00
0,08
Tabel II.8 Rincian Beban Administrasi dan Umum Tahun 2011 dan 2010 (dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi Tahun 2011
Realisasi Tahun 2010
147.988
148.354
Beban Fasilitas Kantor
41.084
32.189
Beban Penelitian dan Pengembangan
10.811
9.211
Beban Informatika
4.651
3.804
Beban Keuangan
3.014
1.899
207.548
195.457
Beban Personalia
Jumlah
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
23
II.1.5.
Laba Bersih Konsolidasi
Realisasi dan anggaran Laba Rugi Konsolidasi di tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.9. Tabel II.9 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laba Rugi Konsolidasi (dalam jutaan Rupiah)
Realisasi (%)
(Rp)
Uraian 2011 Pendapatan
Anggaran 2010
Realisasi vs Anggaran (%)
(Rp) 2011
2010
2011
2010
7.741.827
6.022.921
128,54
7.443.538
8.070.788
104,01
74,63
(6.978.414)
(5.390.011)
129,47
(6.600.535)
(7.341.961)
105,72
73,41
763.413
632.910
120,62
843.003
728.827
90,56
86,84
40.158
252,81
103.500
58.115
98,09
69,10
864.935
673.068
128,51
946.503
786.942
91,38
85,53
(211.194)
(195.457)
108,05
(203.468)
(180.304)
103,80
108,40
653.741
477.611
136,88
743.035
606.638
87,98
78,73
(8.438)
5.326
(158,43)
(39.069)
(20.334)
21,60
(26,19)
Beban Bunga
(15.696)
(9.611)
163,31
(84.283)
(95.947)
18,62
10,02
Laba Sebelum Pajak
629.607
473.326
133,02
619.683
490.357
101,60
96,53
(238.660)
(162.085)
(233.311)
(211.346)
102,29
76,69
Laba Bersih
390.947
311.241
125,61
386.372
279.011
101,18
111,55
Hak Minoritas
(36.448)
(26.319)
138,49
(35.474)
(25.417)
102,75
103,55
Laba Bersih Konsolidasi
354.499
284.922
124,42
350.898
253.594
101,03
112,35
Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Sebelum JO Bagian Laba JO Laba (Rugi) Kotor Beban Usaha Laba (Rugi) Usaha Pendapatan (Beban) Lain
Pajak Penghasilan
101.522
147,24
Kinerja Laba Bersih Konsolidasi WIKA tahun 2011 sangat baik, dan mencapai 124,42% dibanding realisasi Laba Bersih tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan sebesar 128,54%, walaupun di sisi lain capaian Beban Pokok Penjualan adalah 90,14% dibandingkan Total Penjualan (lihat juga Tabel II.10). Proporsi Laba Bersih Konsolidasi terhadap Total Penjualan Perusahaan, yaitu sebesar 4,58%, mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu sebesar 4,73%. Tetapi, realisasi Penjualan tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan anggarannya, menyebabkan pencapaian Laba Bersih Konsolidasi tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan dengan anggarannya. Jelas bahwa penerapan tiga fokus strategi mampu meningkatkan kinerja Perusahaan. Dengan peningkatan Penjualan pada tahun-tahun mendatang dan meningkatkan
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
24
efisiensi yang lebih baik lagi, maka pencapain kinerja di masa yang akan datang akan semakin baik.
Tabel II.10 Proporsi Komponen Laba Rugi terhadap Total Pendapatan (dalam jutaan Rupiah)
Anggaran
Realisasi
Realisasi
2011
2011
2010
Uraian
(Rp) Pendapatan Beban Pokok Penjualan
(%)
(%)
(Rp)
7.741.827
100,00
6.022.921
100,00
(6.600.535)
(88,67)
(6.978.414)
(90,14)
(5.390.011)
(89,49)
843.003
11,33
Bagian Laba JO
103.500
1,39
Laba (Rugi) Kotor
946.503
12,72
(203.468)
763.413
9,86
632.910
10,51
1,31
40.158
0,67
864.935
11,17
673.068
11,18
(2,73)
(211.194)
(2,73)
(195.457)
(3,25)
9,98
653.741
8,44
477.611
7,93 0,09
101.522
Laba (Rugi) Usaha
743.035
Pendapatan (Beban) Lain
(39.069)
(0,52)
(8.438)
(0,11)
5.326
Beban Bunga
(84.283)
(1,13)
(15.696)
(0,20)
(9.611)
Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan
(%)
100,00
Laba Kotor Sebelum JO
Beban Usaha
(Rp)
7.443.538
619.683 (233.311)
(0,16)
8,33
629.607
8,13
473.326
7,86
(3,13)
(238.660)
(3,08)
(162.085)
(2,69)
5,19
390.947
5,05
311.241
5,17
Laba Bersih
386.372
Hak Minoritas
(35.474)
0,54
(36.448)
0,52
(26.319)
(0,44)
Laba Bersih Konsolidasi
350.898
4,71
354.499
4,58
284.922
4,73
II.1.6.
Laporan Posisi Keuangan
Realisasi dan anggaran Laporan Posisi Keuangan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.11. Secara total, realisasi Total Aset/Total Kewajiban dan Ekuitas Perusahaan untuk tahun 2011 berada di atas anggaran yang ditetapkan, dimana untuk tahun 2011 ini realisasi Total Aset/ Total Kewajiban Ekuitas adalah Rp 8,32 triliun, sedangkan anggaran tahun 2011 adalah sebesar Rp 7,38 triliun, atau mencapai 112,69%. Pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 terutama adalah karena komponen setoran dana penyertaan, KSO, dan aset tetap mencapai target. Dari sisi Kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tidak tercapai. Ketidaktercapaian target yang ditetapkan sejalan dengan kebijakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana pinjaman dari pihak ketiga.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
25
Tabel II.11 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laporan Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah)
Realisasi Uraian 2011 Aktiva Aset Lancar
2010
Realisasi vs Anggaran (%) 2011 2010
(Rp) 2011
2010
5.838.852
4.954.287
117,85
5.459.352
6.142.766
107
80,65
32.501
21.593
150,52
25.960
-
-
-
Setoran Dana KSO
740.694
434.185
170,59
606.433
382.941
122
113,38
Penyertaan
450.524
318.494
141,45
229.509
255.800
196
124,51
Aset Tetap
753.148
405.546
185,71
770.097
391.672
98
103,54
Aset Lain-lain
417.005
75.040
555,71
172.578
223.034
242
33,65
4.847
7.537
64,31
-
10.049
-
75,00
Pajak Tangguhan
Goodwill Tanah Belum Dikembangkan Jumlah Aset Pasiva Liabilitas Jangka Pendek
85.408 8.322.979 5.127.208
69.623 6.286.305 3.642.027
122,67
121.945
86.246
70
80,73
132,40
7.385.874
7.492.508
113
83,90
140,78
4.215.409
4.372.885
122
83,29
134,21
939.757
1.222.567
104
59,51
Liabilitas Jangka Panjang
976.395
727.510
Hak Minoritas
147.815
115.144
128,37
160.778
123.864
92
92,96
2.071.561 8.322.979
1.801.624 6.286.305
114,98
2.069.930
1.773.192
100
101,60
132,40
7.385.874
7.492.508
112,69
83,90
Ekuitas Jumlah Liabilitas
II.1.7.
Anggaran (%)
(Rp)
Investasi dan Penyertaan
Realisasi dan anggaran Investasi dan Penyertaan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.12. Tabel II.12 Perbandingan Realisasi dan Anggaran Invetasi dan Penyertaan (dalam jutaan Rupiah)
Uraian Investasi Tanah Prasarana Bangunan/Gedung Perlengkapan Kantor Kendaraan Peralatan Pabrik dan Proyek Aset Tetap dalam Penyelesaian Jumlah Penyertaan Jumlah Investasi
Realisasi (Rp) 2011 2010 48.246 27.275 32.811 2.171 1.716 120.835 600.421 833.475 14.881 848.356
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
52.040 297 11.982 88 0 40.370 486.308 591.085 31.000 622.085
(%)
92,71 9.183,50 273,84 2.467,05 0,00 299,32 123,47 141,01 48,00 136,37
Anggaran (Rp) 2011 2010 66.000 5.000 7.000 67.000 50.000 195.000 135.000 330.000
Realisasi vs Anggaran (%) 2011 2010
44.000 73,10 6.540 0,00 6.500 656,22 6.547 31,01 0 0,00 59.660 1.200,84 123.247 427,42 17.500 11,02 140.747 257,08
4,54 184,34 1,34 0,00 815,13 479,59 177,14 441,99
26
Realisasi investasi pada tahun 2011 ini, yaitu sebesar Rp 848,35 milyar, lebih besar jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 yaitu tercapai 257,08%. Pencapaian yang lebih besar terutama adalah investasi pada Peralatan Pabrik Proyek dan Aset Tetap Dalam Penyelesaian. II.2. Kinerja Operasional Berikut ini adalah evaluasi terhadap kinerja operasional WIKA yang terdiri atas: (i) Kinerja Komisaris dan Direksi, (ii) Pemasaran, (iii) Produksi, (iv) Keuangan, (v) Pengembangan Usaha dan Sistem Informasi, (vi) Sumberdaya Manusia, dan (vii) Satuan Pengawasan Intern (SPI).
II.2.1.
Komisaris dan Direksi
Sebagaimana dituangkan dalam Board of Manual yang terakhir kali diperbarui pada tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Tugas Komisaris dan Direksi Perseroan, Komisaris dan Direksi telah menyelaraskan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011. Selain itu, berkaitan dengan perkembangan usaha WIKA, Komisaris dan Direksi Perusahaan telah bersinergi dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing, yaitu dengan melakukan evaluasi secara rutin, untuk memastikan bahwa Perusahaan mampu mewujudkan apa yang ditetapkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) Perusahaan. Sehubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsinya dalam rangka mengarahkan dan mengelola operasi Perusahaan, Komisaris dan Direksi telah mengadakan rapat-rapat sebagai berikut:
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
27
Tabel II.13 Rapat Komisaris dan Direksi Rapat Bersama Nama
Rapat Komisaris
Rapat Direksi
Undangan Hadir Undangan Hadir Undangan Hadir
Komisaris (Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011) 1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP
16
16
8
7
-
-
2. Dr. Amanah Abdulkadir, MA, QIA, CFE, CRMP
16
13
8
8
-
-
3. Brigjen TNI (Purn) Dadi Pratjipto SE
16
16
8
8
-
-
4. Soepomo, SH, Sp. N, LLM
16
15
8
7
-
-
5. Pontas Tambunan, SH, MM
16
15
8
8
-
-
15
-
-
Direksi (Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011)
II.2.2.
1. Bintang Perbowo, SE, MM
16
28
26
2. Drs. R Ganda Kusuma, MBA
16
16
-
-
28
25
3. Ir. Budi Harto, MM
16
14
-
-
28
25
4. Ir. Slamet Maryono
16
14
-
-
28
24
5. Ir. Tonny Warsono, MM
16
14
-
-
28
22
Pemasaran
Kinerja perolehan Kontrak yang dilakukan Direktorat I dan II selama tahun 2011 adalah seperti disajikan dalam Tabel II.14. Untuk fungsi Pemasaran, pada tahun 2011, WIKA memacu dan mengembangkan berbagai strategi pemasaran yang lebih efektif mengingat peluang pasar yang semakin sempit. Berdasarkan kepemilikannya, kegiatan Pemasaran pada tahun 2011 ini telah mengalami keseimbangan penyebaran yang berubah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang didominasi proyek-proyek Pemerintah (seperti Departemen/Dinas Pekerjaan Umum dan BUMN). Meskipun demikian, WIKA tetap memfokuskan konsentrasi pasarnya pada pasar APBN/APBD serta BUMN atau proyek-proyek yang mempunyai kepastian tingkat pembayaran yang tinggi.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
28
Tabel II.14 Rencana dan Realisasi Tender/Pelelangan (dalam jutaan Rupiah)
Realisasi Uraian
(Rp) 2011
Lelang Diikuti Lelang Dimenangkan % Lelang Dimenangkan Perusahaan Anak Jumlah Kontrak Baru
Anggaran 2010
Realisasi vs Anggaran (%)
(Rp)
(%) 2011
2010
2011
2010
37.256.308
23.410.502
159,14
30.256.368
23.528.762
128,59
99.50
9.416.151
5.578.323
168,80
8.109.780
6.292.328
128,88
88.65
25,27%
23,83%
106,07
26,80%
26,74%
100,23
89.10
4.139.635
4.644.587
89,13
4.188.857
3.794.477
110,39
122.40
13.555.786
10.222.910
132,60
12.298.637
10.086.805
121,93
101.35
Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya, fungsi pemasaran ini telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1) Berkonsentrasi pada pasar APBN/APBD dan BUMN atau proyek-proyek yang memiliki tingkat kepastian pembayaran yang tinggi. 2) Bersinergi dengan program Bappenas, yaitu Public Private Partnership (PPP) Project Plan Book 2011, dimana sebanyak 79 proyek ditawarkan dengan total investasi USD 53,4 miliar. 3) Melakukan kemitraan dengan kontraktor asing dan investor asing untuk proyekproyek infrastruktur di Aljazair, dimana Perusahaan menjadi subkontraktor dari perusahaan konstruksi Kajima yang tergabung di dalam konsorsium Jepang ”COJAAL” (kajima, Taisei, Nisimitsu, Hazama, dan Teken). Dalam proyek ini, WIKA mendapat bagian membangun lebih dari 40 unit jembatan dan peletakan
4)
5) 6)
7)
girder pada jalan bebas hambatan sepanjang 104 kilometer, serta structural works, precast factory, temporary building, dan ancillary works. Selain itu, kemitraan asing juga dilakukan WIKA untuk sejumlah proyek besar lainnya di Indonesia, terutama untuk proyek-proyek pembangkit listrik dan proyek-proyek penanggulangan bencana alam yang umumnya dibiayai oleh bantuan dana atau pinjaman luar negeri. Mengelola informasi pasar secara optimal dari proyek-proyek pemerintah, BUMN dan swasta melalui proses pemilihan proyek-proyek yang potensial dan strategis bagi Perusahaan. Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas dan Industrial Plant & Facilities. Departemen Bangunan Gedung merealisasikan grand strategy dengan menciptakan peluang pasar dengan skema Design & Build serta Review Design pada proyek-proyek APBN dan BUMN. Menerapkan Customer Relationship Management (CRM) yaitu memberdayakan website www.wika-beton.co.id sehingga baik pelanggan atau calon pelanggan
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
29
dapat menggunakan fasilitas untuk mengakses ataupun mengunduh informasi produk serta mengajukan permintaan harga dan lainnya.
II.2.3.
Produksi Secara umum dengan ukuran produktifitas penjualan per orang, telah terjadi peningkatan dari tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Berdasarkan hasil kontrak yang dihadapi di tahun 2011 sebesar Rp 25,15 triliun, maka produktifitas per orang tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010. Di tahun 2011 ini, WIKA mengerjakan 135 Proyek Baru, di antaranya 32 Proyek yang berskala besar (yaitu Omset Kontrak di atas Rp 55 milyar) serta sisanya sebanyak 23 Proyek berskala menengah (yaitu dengan Omset Kontrak bernilai antara Rp 25 milyar s/d Rp 55 milyar). Dari 135 Kontrak Baru tersebut, kontribusi Departemen Sipili Umum adalah sebanyak 17 Kontrak Baru, Departemen Wilayah dan Luar Negeri sebanyak 45 Kontrak Baru, Departemen Bangunan Gedung sebanyak 27 Kontrak Baru, Departemen Utilitas sebanyak 38 Kontrak Baru, dan Departemen Energi sebanyak 8 Kontrak Baru. Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya bagi Perusahaan, fungsi produksi telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1) Public Private Partnership (PPP) Project Plan Book 2011 yang diresmikan Bappenas untuk menawarkan proyek dengan total investasi USD 53,4 miliar menunjang percepatan pertumbuhan bisnis konstruksi di Indonesia. Di tahun 2011, Departemen Sipil Umum WIKA mendapatkan proyek PPP sebesar Rp 455 miliar, yaitu Proyek Cisumdawu sebesar Rp 186 milyar dan proyek Jembatan Tayan sebesar Rp 269 miliar. 2) Menggandeng kontraktor utama untuk proyek-proyek luar negeri, sehingga Departemen Wilayah dan Luar Negeri melakukan penawaran harga dengan cara negosiasi. Sedangkan untuk wilayah dalam negeri Departemen Wilayah dan Luar Negeri mengerjakan proyek di bawah Rp 100 miliar. 3) Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas dan Industrial Plant & Facilities. Hal ini dibuktikan dengan dimenangkannya tender proyek pembangunan LPG Terminal Makasar, Pembangunan Pipa minyak Mentah Tempino-Plaju, dan Pekerjaan EPC Tie-In PLTP Dieng. 4) Menerapkan continous improvement terkait dengan metode kerja dan konsistensi terhadap mutu waktu, serta proses dan biaya, yaitu dengan cara mengandalkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, sehingga menghasilkan profitabilitas terbaik bagi Perusahaan.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
30
5)
Meningkatkan produksi dengan penambahan jalur baru, yaitu jalur 8 PPB Bogor dan jalur 3 PPB Sulawesi Selatan, yang diikuti dengan penambahan cetakan baru. 6) Melengkapi alat-alat jalur 8 PPB Bogor dengan mesin spinning yang mampu memproduksi tiang pancang dengan diameter 800 -1200 L 24 m. 7) Melengkapi mesin wire caging untuk PPB Sumatera Utara serta PPB Boyolali.
II.2.4.
Keuangan Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan yang telah dilaksanakan dalam tahun 2011, meliputi berbagai peningkatan kualitatif pelaksanaan fungsi keuangan, di antaranya adalah: 1)
Net Profit • Efisiensi biay apada pos-pos biaya langsung dengan melakukan efisiensi pengadaan, value engineering dan metode konstruksi • Pencairan atas piutang macet sehinga tidak dilakukan impairment • Pemanfaatan dana sendiri, sehingga mengurangi hutang bank dan dapat meminimalkan beban bunga • Memonitor program efisiensi dan risiko sebagai tambahan margin yang telah dilakukan proyek.
2)
Net Cash Flow Operasi • Penetapan SKBDN / Credit Supplier secara selektif • Penerapan Cash Management System • Optimalisasi pengendalian keuangan dan percepatan pencairan termin • Optimalisasi fasilitas kredit serta mencari mitra kerja yang bersedia dibayar back to back kontrak. • Refinancing atas SKBDN, Trust Receipt SKBDN/LC, Suplesi (perpanjangan waktu jatuh tempo) KMK
3)
Receivable Ratio • Melakukan percepatan proses penagihan dan pencairan piutang usaha. • Melakukan
cross
function
dengan
pemasaran
terhadap
kemampuan
pendanaan owner. • Penanganan secara intensif penyelesaian piutang bermasalah dengan Institusi Negara yang berwenang (Pengacara Negara, KPKNL) dan BANI serta usaha penagihan yang dilakukan secara maksimal oleh manajemen Departemen dan Tim Piutang Kantor Pusat.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
31
4)
Rasio Tagihan Bruto Terhadap Penjualan • Melakukan percepatan pengakuan pemberi kerja atas progres produksi dengan kelengkapan dokumen. • Melakukan percepatan proses addendum untuk progres yang belum ada item pembayarannya. • Memonitor dan mengawal proses penganggaran baik di pemberi kerja maupun di Direktorat Jenderal Anggaran untuk proyek-proyek yang bersumber dana dari APBN • Mendorong dilakukannya audit oleh pihak yang berwenang atas eskalasi proyek multiyears.
5)
Risk Management • Pelaporan rutin Risk Management • Kunjungan lapangan oleh Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha • Penyusunan Prosedur Risk Management Anak Perusahaan yang sudah selesai (WIKA Beton, WIKA Realty, WIKA Intrade) • Pembuatan Dashboard Risk Management di SIMHU dan pembelajaran Risk Management di Knowledge Management Portal WIKA • Sosialisasi prosedur Risk Management ke seluruh proyek WIKA • Audit integrasi bersamaan dengan SPI • Melakukan Assessment Implementasi Risk Management bersama dengan konsultan independen.
6)
Sistem Akuntansi • Mereview kebijakan dan Prosedur Akuntansi yang selaras dengan penerapan PSAK terkini (hasil konvergensi IFRS) yang berlaku di tahun 2011, terdiri dari 16 PSAK dan 7 ISAK, • Melakukan gap analysis keuangan,
penerapan PSAK terkini terhadap laporan
• Melakukan mapping COA (chart of account) dalam rangka pengembangan SIMPRO yang berbasis WEB dengan pola account set, • Menyiapkan penanggungjawab fungsi akuntansi untuk comply dalam penyusunan laporan keuangan dengan peningkatan kompetensi melalui pelatihan dan seminar. 7)
Perpajakan • Pembuatan SOP Perpajakan yang dapat diakses melalui PORTAL WIKA, • Menstandarisasi dokumen dan membangun system filling pajak berbasis data base untuk memudahkan ketelusuran dan pembuktian dokumen pada saat pemeriksaan pajak, • Melakukan penyeragaman dan sentralisasi atas transaksi pajak masukan, • Memproses integrasi SIM Pajak dengan SIM Akuntansi, sehingga data perpajakan in line dengan data akuntansi.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
32
II.2.5.
Pengembangan Usaha, Sistem Manajemen dan Sistem Informasi
Untuk kegiatan Pengembangan Usaha yang telah dilaksanakan di tahun 2011, di antaranya adalah: 1) Telah dilakukan review Pedoman SMW, Prosedur Pembentukan dan Pembubaran Proyek dan Proyek Wilayah, Prosedur Pembuatan Laporan Bulanan Proyek 2) Telah dilakukan review terhadap prosedur Investasi & Akuisisi, Prosedur Pengembangan Bisnis, KP Fungsi Engineering, KP Fungsi Pemasaran telah 3) 4) 5)
disusun Prosedur Rencana Kerja dan Anggaran Pembangkit Telah dilakukan benchmark ke Proyek Kajima Indonesia dan PT Badak terkait penerapan SHE Telah dilakukan monitoring dan feedback melalui laporan bulanan dan hasil kesimpulan secara korporat disampaikan dalam MR Pusat. Telah dilakukan klinik ke proyek-proyek : ‐ DSU : Proyek Sumarecon, Casablanca, Jatibarang/Kaligarang ‐ WLN : Proyek Sicanang, Cikro ‐ DIP : Proyek Kualanamo, Sime Darby ‐ DEN : Proyek PLYGU Borang, PLTD Bali
‐ DBG : Proyek Telkomsel PU Padang 6) Telah dilakukan AI ke proyek-proyek sesuai jadwal SPI 7) Telah dilakukan AI ke seluruh Dept. Operasi dan Dept. Fungsi 8) Telah dilaksanakan Audit Integrasi ISO 2008:9001, ISO 2004:14001 & OHSAS 2006:18001 9) Sedang dilaksanakan Audit Sistem Manajemen Pengamanan 10) Telah dilaksanakan MR sesuai jadwal yaitu : ‐ MR I/2011 pada tanggal 24-26 Jan 2011 ‐ MR II/2011 pada tanggal 26-28 April 2011 11) SHE Pause/SHE Culture telah dilakukan secara rutin dan konsisten pada: ‐ Rapat Dir – GM (2 mingguan) ‐ Management Review (3 bulanan) 12) Telah diterbitkan jadwal dan surat dari Dirut 25 Mei 2011 13) Telah dilaksanakan kunjungan Direksi pada : ‐ 9 Juni 2011 ke proyek LPG Tanjung Priok ‐ 14 Juni 2011 ke proyek Pelebaran Jagorawi ‐ 30 Juni 2011 ke proyek Freeway balikpapan ‐ 19 Juli 2011 ke proyek FO Casablanca ‐ Agustus tidak dilaksanakan karena bulan Ramadhan ‐ 13-14 Sept 2011 ke proyek PLTU sulut ‐ 3-5 November 2011 ke proyek PLTU Kalsel dan proyek simedarby ‐ 2-4 Desember 2011 ke proyek PLTD Ambon, proyek Jembatan Merah Putih
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
33
14) Telah Dilaksanakan sosialisasi Prosedur Keadaan Darurat di Gedung WIKA Kavling 9 kepada seluruh penghuni 15) Telah dilakukan simulasi keadaan darurat & evaluasi pada tanggal 5 Oktober 2011 16) Telah dilakukan pelatihan Best Beton : ‐ Batch pertama telah dilaksanakan tanggal 17 – 18 Maret 2011 dengan mengambil sampel proyek Pinewood Jatinangor ‐ Batch kedua dilaksanakan tanggal 4 – 5 Mei 2011 dengan sampel proyek Apartemen Semanggi ‐ Batch ketiga dilaksanakan tanggal 18 – 20 Juli 2011. (Pelatihan dilaksanakan terpadu dengan pengembangan soft kompetensi). 17) Telah dilakukan Pelatihan QA : tanggal 14 – 15 April 2011 untuk DEN dan DIP 18) Telah dilakukan penetapan kriteria untuk masing-masing award 19) Telah dilakukan pengumpulan data, 20) Telah dilakukan inventarisasi & penetapan IK Master yaitu IK Pembes ian, IK Bekisting dan IK Pengecoran 21) Telah dilakukan review terhadap IK Master yang ditetapkan 22) Telah dilakukan awarness Performance Excellence WIKA terkait dengan penerapan proses bisnis di masing-masing departemen 23) Telah dibentuk tim examiner.
II.2.6.
Sumber Daya Manusia
Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan dalam tahun 2011 meliputi pengusahaan dan pengembangan sumber daya manusia, di antaranya adalah: 1) Training & Learning, dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu: ‐ Modul pelatihan diikuti sebanyak 76 buah. ‐ Peserta pelatihan sebanyak 1100 orang pegawai 2) Program Pengembangan Generik dilakukan secara berjenjang dimulai staf, tingkatan Kepala Seksi, Manajer Proyek, Manajer Bidang, Manajer Biro, Manajer Divisi, dan General Manajer. 3) Pengembangan pegawai terdiri atas program Soft Competency dan Hard Competency. 4) Program Soft Competency yang dilakukan memenuhi aspek Neuro languastic Program (NLP) yaitu pelatihan Basic, Corporate Care dan program Coaching for Coach. Dan untuk program Hard Competency, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing unit kerja, yaitu Practical Workshop Engineering dan Practical Functional Workshop. Dan untuk menciptakan nilai Value atas kualitas mutu beton dari pekerjaan seluruh proyek konstruksi di WIKA, maka dicanangkan modul tambahan yaitu program Best Beton Comunity (BBC), yang diikuti tingkatan Tim Manajemen Proyek dan Departemen.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
34
5) Evaluasi pelatihan (rata-rata) oleh peserta diperoleh gambaran realisasi sebanyak 76% sangat sesuai dan 24% sesuai. 6) Kegiatan Sertifikasi, difokuskan untuk prioritas pengembangan pegawai guna menunjang bisnis WIKA dibidang EPC dan Investasi. 7) Sertifikasi keahlian internal dilakukan sesuai kamus kompetensi pegawai, tercapai sebanyak 23 orang untuk bidang enginering, pengadaan dan manajemen proyek kategori kecil. Untuk sertifikasi keahlian eksternal diikuti sesuai kebutuhan dalam prakualifikasi (PQ) dan tender masing-masing unit kerja, terpenuhi sebanyak 158 orang. 8) Program Pendidikan Lanjutan, berlandaskan Visi dan Misi perusahaan jangka panjang. Telah terpenuhi sebanyak 14 orang, dengan sasaran pada pendidikan Strata 2 yaitu: ‐ Strategik Manajemen, sebanyak 5 orang di Binus Business Scholl Jakarta ‐ Quantity Surveying (QS), sebanyak 6 orang di Universitas Teknologi Malaysia (UTM). Untuk memenuhi tuntutan berkembangnya bisnis Perseroan, dibutuhkan pegawai yang didasarkan pada Rencana Strategis untuk jangka panjang dan RKAP untuk jangka pendek, dimana untuk setiap Unit Kerja berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Pada tahun 2011, jumlah pegawai WIKA adalah 1.318 orang yang terdiri dari 881 orang untuk pegawai Teknik dan 437 orang untuk pegawai Non Teknik. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu secara total 1.249 orang dengan komposisi 819 orang pegawai Teknik dan 420 orang pegawai Non Teknik. Komposisi pegawai berdasarkan pendidikannya untuk tahun 2011 adalah: S2 dan S3 sebanyak 87 orang, S1 sebanyak 909 orang, Diploma sebanyak 287 orang, dan untuk SLTP dan sederajat adalah sebanyak 29 orang. Untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang dilaksanakan Perusahaan pada tahun 2011 adalah: Tabel II.15 Rencana dan Realisasi Pendidikan dan Pelatihan (dalam ribuan Rupiah)
Uraian Kursus Manajemen dan Teknik
Realisasi 2011 Peserta Biaya (Rp)
Anggaran 2011 Peserta Biaya (Rp)
% Realisasi vs Anggaran Peserta Biaya
1.069
2.481.982
962
1.831.000
111,12
135,55
Seminar
84
213.519
71
146.000
118,31
146,25
Pendidikan Lanjutan
14
925.714
18
1.200.000
77,78
77,14
1.167
3.621.215
1.051
3.177.000
111,04
113,98
Jumlah
Realisasi biaya penyelengaraan pendidikan dan pelatihan adalah sebesar Rp 3,62 milyar, yang berarti melebihi yang dianggarkan (13,98%), yaitu sebesar Rp 0,44 milyar. Realisasi jumlah peserta tahun 2011 lebih tinggi daripada anggarannya, yaitu 11,04%. Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
35
II.2.7.
Satuan Pengawasan Intern
Pelaksanaan pemeriksaan oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada tahun 2011 dilakukan berdasarkan perencanaan audit menurut Mandays dari setiap pegawai yang berada di bawah Satuan Pengawasan Intern (SPI). Pemeriksaan oleh SPI meliputi pemeriksaan manajerial, keuangan, dan operasional di setiap Unit Kerja dan Divisi. Program Kerja untuk Satuan Pengawasan Intern untuk tahun 2011 seperti yang dinyatakan dalam RKAP tahun 2011 adalah: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14)
Usulan PKPT untuk 33 LHP, P3 dan SPD Penyusunan Draft PKPT, P3, dan RHP Penyusunan PPT Survey Pendahuluan Menyelia pemeriksaan dan sisdur yang berlaku dalam pemeriksaan Pelaksanaan pemeriksaan menunjuk PPT Menuangkan temuan pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan Mendapatkan turunan SK Pengangkatan Sdr. Endang Hidayat sebagai Auditor Memonitor skedul batas akhir penyerahan LTLA kepada SPI Minimal jumlah temuan close pada tiap unit kerja yang diperiksa (sesuai KHP) sebesar 70% Memberikan target dalam tahun 2011 semua auditor telah bersertifikasi QIA, dengan beban GMHC Pengendalian mutu atas hasil kinerja audit SPI akan diukur dengan Prosedur Jaminan Kualitas Pemeriksaan SPI Lembar Review diverifikasi dan ditandatangani oleh Kepala SPI Kepala SPI akan membuat catatan pemantauan kinerja perusahaan pemeriksaan oleh auditor SPI
Dalam tahun 2011, realisasi program-program kerja SPI dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1) Audit dilaksanakan dengan mengacu kepada Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan Audit Berbasis Risiko, yang diselaraskan dengan urgensi pemeriksaan dengan acuan antara lain terdapat potensi resiko yang tinggi, performance lebijh rendah dari Rencana, keterlambatan progress proyek, defisit cash flow dan waktu pelaksanaan terlambat. 2) Memenuhi kebutuhan auditor, sampai saat ini telah tersedia 2 orang auditor berbasis kompetensi teknik, yaitu Kepala Pemeriksa sebanyak 2 orang dan 3 orang auditor berbasis akuntansi/keuangan yakni Kepala Pemeriksa 1 orang dan Auditor 2 orang. 3) Meningkatkan kompetensi auditor melalui Sertifikasi QIA (Qualified Internal Auditor) pelatihan Fraud Audit dan Risk Audit. Sampai dengan 31 Desember
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
36
4)
5)
6)
7)
8)
9) 10) 11) 12) 13)
14) 15)
2011 Auditor yang telah bersertifikat QIA sebanyak 3 orang, Auditor dengan Tingkat Lanjutan 1 sebanyak 1 orang, Tingkat Lanjutan 2 sebanyak 1 orang. Melaksanakan Audit Keuangan dan Audit Mutu sampai dengan bulan Desember 2011 sebanyak 42 Auditee yang terdiri dari 7 proyek JO, 2 Pemeriksaan Departemen Fungsional dan 33 pemeriksaan PPU dan PJPU dalam lingkup Departemen Operasional. Melakukan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan terhadap hasil pemeriksaan s/d Desember 2011 sebagian besar sudah ditindaklanjuti oleh Auditee. Melakukan tindak lanjut atas temuan BPK RI bulan Juli 2010 dan sampai dengan Desember 2011 dilakukan upaya optimal untuk memenuhi dokumen tambahan sebagai pendukung tindak lanjut rekomendasi BPK. Auditor mengingatkan proyek yang telah diperiksa, segara menyampaikan Laporan Tindak Lanjut Auditee (LTLA) selambat-lambatnya 2 minggu setelah waktu pemeriksaan. Setelah Tindak Lanjut diterima, Kepala Pemeriksa dan/atau auditor akan melakukan verifikasi terhadap tindak lanjut yang diberikan oleh proyek yang diperiksa. Pemeriksaan SPI dilakukan secara integrasi dengan Departemen PSU Biro SMW dengan mengikut sertakan juga unit kerja lain seperti GMKU dan GMHC. Implementasi parameter penilaian kinerja akuntansi/keuangan dan operasional pada unit kerja yang diperiksa. Mengikuti work shop PSAK terbaru yang telah konvergensi IFRS yang bekerja sama dengan IAI. Mengikuti pelatihan International trade di Singapura untuk 1 orang personil SPI dari tanggal 21 s/d 24 September 2011 Telah dilakukan review dan amandemen Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) dan telah disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tanggal 28 November 2011. SPI PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mendapat penghargaan sebagai 5 besar SPI terbaik yang dilakukan oleh Asosiasi Internal Audit. SPI PT Wijaya karya (Persero) Tbk secara aktif ikut dalam organisasi profesi seperti FKSPI BUMN/BUMD, IAI, dan IAMI.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
37
BAB III TINGKAT KESEHATAN, KONTRAK MANAJEMEN DAN PENILAIAN GCG
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011 yang telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham merupakan Pedoman bagi Komisari dan Direksi dalam mengukur pencapaian kinerja Perseroan dan tingkat kesehatan Perusahaan selama tahun 2011. Target-target yang ditetapkan dalam RKAP 2011 tercermin dalam Key Performance Indicator (KPI) kemudian dituangkan di dalam Kontrak Manajemen dan dilakukan penilaian atas tingkat kesehatan Perusahaan. Pihak Direksi menyatakan bahwa akan mengupayakan pencapaian target-target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011 tersebut termasuk target Key Performance Indicator (KPI) dengan indikator, pembobotan, serta target-target bersifat kuantitatif. Indikator KPI dalam Kontrak Manajemen dinyatakan dalam 6 (enam) Perspektif, yaitu: 1) Hasil Produk dan Jasa 2) Hasil Fokus pada Pelanggan 3) Hasil Keuangan dan Pasar 4) Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia 5) Hasil Efektifitas Proses 6) Hasil Kepemimpinan Untuk penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan meliputi 3 Aspek, yaitu: 1) Aspek Keuangan 2) Aspek Operasional 3) Aspek Administrasi Ikhtisar pencapaian kinerja Perusahaan secara keseluruhan dari Tingkat Kesehatan dan Key Performance Indicator (KPI), apabila dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 dan realisasi 2011 menunjukkan hasil seperti disajikan dalam Tabel III.1. Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan Perusahaan yang dilakukan dengan pedoman pada Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, maka pencapaian skor Tingkat Kesehatan WIKA adalah 83,75. Dengan perolehan skor ini, WIKA dikategorikan sebagai Perusahaan ”SEHAT” atau dengan klasifikasi: ”AA”.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
38
Pencapaian Tingkat Kesehatan dengan skor 83,75 pada tahun 2011 ini berarti mengalami penurunan bila dibandingkan dengan pencapaian tingkat kesehatan pada tahun 2010 yang mencapai skor 85,25. Tingkat kesehatan ini terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja keuangan Perusahaan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Pada tahun 2011 ini, untuk Aspek Keuangan, Perusahaan hanya mampu membukukan capaian skor 53,75 yang lebih rendah dibandingkan tahun 2010 dengan skor 56,25. Untuk Aspek Operasional dan Aspek Administrasi, pencapaian tahun 2011 masing-masing dengan skor 15,00 dan 15,00, dimana Aspek Operasional meningkat dibanding tahun 2010 dengan skor 14,00. Untuk capaian KPI – Kontrak Manajemen, pada tahun 2011 Perusahaan meraih capaian 114,50. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011, yaitu 100. Semua indikator tercapai di tahun 2011 ini. Dengan pencapaian tersebut, secara umum disimpulkan bahwa Manajemen Perusahaan relatif mampu mencapai kinerja yang diharapkan. Tabel III.1 Ikhtisar dan Realisasi Tingkat Kesehatan Perusahaan dan KPI – Kontrak Manajemen Berdasarkan Realisasi dan Anggaran
Indikator Penilaian
Bobot
Realisasi 2011
SKOR Target 2011
Realisasi 2010
53,75
56,75
56,25
Tingkat Kesehatan Perusahaan 1. Aspek Keuangan
70,00
2. Aspek Operasional
15,00
15,00
15,00
14,00
3. Aspek Administrasi
15,00
15,00
15,00
15,00
Total Penilaian Tingkat Kesehatan
100,00
83,75
86,75
85,25
1. Hasil Produk dan Jasa
15,00
16,21
15,00
10.85
2. Hasil Fokus Pada Pelanggan
15,00
15,42
15,00
8.33
KPI - Kontrak Manajemen
3. Hasil Keuangan dan Pasar
20,00
25,24
20,00
36.08
4. Hasil Fokus Pada Sumber Daya
15,00
17,81
15,00
13.03
5. Hasil Efektivitas Proses
15,00
15,77
15,00
25.75
20,00
24,05
20,00
15.81
100,00
114,50
100,00
109.85
6. Hasil Kepemimpinan Total Capaian KPI - Kontrak Manajemen
III.1. Tingkat Kesehatan Perusahaan Pengukuran Tingkat Kesehatan Perusahaan meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu: (i) Aspek Keuangan, (ii) Aspek Operasional, dan (iii) Aspek Administrasi; yang masing-masing dijelaskan di bawah ini.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
39
III.1.1.
Aspek Keuangan
Berikut ini adalah tabel mengenai indikator-indikator dalam Aspek Keuangan, yang diikuti dengan penjelasan untuk masing-masing indikator berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Tabel III.2 Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Keuangan Berdasarkan Realisasi dan Anggaran Realisasi No.
Indikator Penilaian
Standar
2011
Anggaran 2010
2011
2010
Hasil
Skor
Hasil
Skor
Hasil
Skor
Hasil
Skor
15
20,65
20,00
18,78
20,00
16,95
20,00
14,30
18,00
9
8,79
6,00
7,69
6,00
8,05
6,00
8,63
6,00
25 <=x< 35
24,27
3,00
33,71
4,00
31,20
4,00
20,00
3,00
1
Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE)
2
Imbalan Investasi (ROI)
3
Rasio Kas
4
Rasio Lancar
125<=x
113,88
4,00
140,65
5,00
129,51
5,00
140,47
5,00
5
Collection Periods
x <= 60
62,38
4,50
54,52
5,00
44,53
5,00
47,45
5,00
6
Perputaran Persediaan
x <= 60
41,15
5,00
51,71
5,00
48,87
5,00
51,09
5,00
7
Perputaran Total Asset
90 < x <= 105
95,29
4,00
96,42
4,00
102,07
4,50
107,72
4,50
20 <=x< 30
24,89
7,25
28,66
7,25
28,03
7,25
23,67
7,25
8
Rasio Modal Sendiri terhadap Aset Tetap
TOTAL BOBOT
53,75
56,25
56,75
53,75
Penjelasan dari masing-masing terkait dengan kinerja Aspek Keuangan WIKA untuk tahun 2011 adalah: 1) ROE (Imbalan Kepada Pemegang Saham) Realisasi ROE tahun 2011 adalah sebesar 20,65% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapatkan skor sebesar 20,00. Dengan pencapaian kinerja ini berarti perolehan Laba Bersih Konsolidasi Perusahaan lebih tinggi jika dibandingkan target skor yang diberikan, Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
40
meskipun secara persentase mengalami perbedaan dibandingkan anggaran, yang mematok target hasil ROE 16,95 atau skor 20,00. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator ROE tahun 2011 ini mengalami kenaikan dimana pada tahun 2010 ROE adalah 18,78% dengan skor sebesar 20,00. Imbal hasil yang diberikan kepada Pemegang Saham melalui peningkatan Laba Bersih Konsolidasi yang meningkat tajam meningkatkan capaian ROE tahun 2011. 2) ROI (Imbalan dari Investasi) Realisasi ROI tahun 2011 adalah sebesar 8,79% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapatkan skor sebesar 6,00. Dengan pencapaian pada tahun 2011 ini berarti imbalan atas Capital Employed sama dengan tahun lalu. Pencapaian ini juga sama dengan anggaran tahun 2011, yaitu dengan target ROI 8,05%, dengan skor 6,00. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator ROI tahun 2011 ini meningkat, dimana realisasi di tahun 2010 menghasilkan ROI 7,69% dengan skor 6,00. 3) Rasio Kas Realisasi Rasio Kas pada tahun 2011 adalah sebesar 24,27% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat skor sebesar 3,00. Pencapaian ini dibandingkan dengan anggaran tahun 2010 adalah lebih tinggi karena target yang ditetapkan untuk tahun 2011 untuk Rasio Kas adalah 31,20% dengan skor 4,00. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator Rasio Kas tahun 2011 ini menurun, karena pad tahun 2010 pencapaian Rasio Kas adalah sebesar 33,71% dengan skor 4,00. 4) Rasio Lancar Realisasi Rasio Lancar tahun 2011 adalah sebesar 113,88% yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat skor sebesar 4,00
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
41
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator Rasio Lancar tahun 2011 ini mengalami penurunan, dimana pada tahun 2010 hasil untuk Rasio Lancar adalah sebesar 140,65% dengan skor 5,00. 5) Collection Period Realisasi Collection Period pada tahun 2011 adalah 62,38 hari yang berarti dengan pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat skor sebesar 4,50. Dibandingkan dengan realisasi Collection Period pada tahun 2010, yaitu sebesar 54,52 hari, dengan skor 5,00 maka pencapaian tahun 2011 ini mengalami sedikit . 6) Perputaran Persediaan Realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2011 adalah 41,15 hari dengan skor sebesar 5,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan. Dibandingkan dengan realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2010, yaitu sebesar 51,71 hari, dengan skor 5,00, maka pencapaian tahun ini mengalami penurunan. 7) TATO (Perputaran Total Aset) Realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2011 adalah 97,62% dengan nilai skor sebesar 4,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan tidak berhasil mencapai tingkat Perputaran Total Aset sebagaimana yang telah dianggarkan untuk tahun 2010, yaitu 102,07% dengan skor 4,50. Berdasarkan rumus yang diberikan dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan tidak dapat mencapai target Pendapatan (Penjualan) dibandingkan dengan Capital Employed, meskipun Laba Bersih Konsolidasi yang dibukukan lebih baik apabila dibandingkan dengan yang ditargetkan. Dibandingkan realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2010, yaitu sebesar 107,72% dengan skor 4,50 maka pencapaian pada tahun 2010 ini juga mengalami penurunan. 8) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2011 adalah 24,89 dengan skor 7,25. Hasil realisasi ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011, yaitu sebesar 28,03% dengan skor sebesar 7,25.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
42
Dibandingkan dengan realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2010, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sedikit, namun tetap dalam rentang skor yang sama; dimana pada tahun 2010 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset adalah 23,67% dengan skor 7,25. Secara total, realisasi pencapaian skor Aspek Keuangan pada tahun 2011 ini, yaitu sebesar 53,75 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, yaitu sebesar 56,75; sedangkan dibandingkan dengan realisasi skor Aspek Keuangan pada tahun 2010, Perusahaan mengalami pencapaian yang menurun, yang terutama disebabkan pada penurunan Rasio Kas, Rasio lancar dan Collection Period dibandingkan tahun sebelumnya. Perhitungan secara rinci terhadap capaian Aspek Keuangan ini disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel III.3 Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Keuangan No.
1
2
Keterangan
ROE
ROI
3
Rasio Kas
4
Rasio Lancar
Rumus
Laba Stlh. Pajak – Laba Penj. Aset Tetap
Realiasasi
354.499
Hasil
x
100%
20,65
713.748 8.124.217
x
100%
8,79
1.244.316 5.127.209
x
100%
24,27
x
100%
113,88
Modal Sendiri
1.717.602
EBIT + Penyusutan Capital Employed Kas + Bank + S. Berhrg J. Pdk Current Liabilities Current Assets
5.838.852
Current Liabilities
5.127.209
5
Collection Period
Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha
1.323.067 7.741.827
x
365 hari
62,38
6
Perputaran Persediaan
Total Persediaan Total Pendapatan Usaha
872.775 7.741.827
x
365 hari
41,15
7
Perputaran Total Aset
Total Pendapatan Capital Employed
7.741.827 8.322.980
x
100%
97,62
Total Modal Sendiri Total Assets
2.071.561 8.322.980
x
100%
24,89
8
TMS terhadap TA
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
43
III.1.1.
Aspek Operasional
Untuk Aspek Operasional, indikator-indikator yang digunakan untuk penilaian tahun 2011 diambil dari yang dominan dalam menentukan dan menunjang keberhasilan operasional Perusahaan, sesuai dengan pernyataan visi dan misi Perusahaan, yaitu: (i) pelayanan kepada pelanggan, (ii) sumber daya manusia, dan (iii) inovasi dan teknologi. Berikut ini adalah tabel yang menjadi dasar untuk menentukan hasil penilaian kinerja Aspek Operasional Perusahaan, yang dilanjutkan dengan penjelasan untuk masingmasing indikator. Tabel III.4 Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Operasional Realiasasi
Target No.
Indikator Penilaian
1
Pelayanan Kepada Pelanggan
2
3
RKAP 2011
2011 Nilai
Anggaran 2010
Skor
Nilai
2011
Skor
Nilai
2010
Skor
Nilai
Skor
3,37
BS
5
BS
5
BS
5
BS
5
Sumber Daya Manusia
86
BS
5
BS
4
BS
5
BS
5
Inovasi dan Tekonologi
80
BS
5
BS
5
BS
5
BS
5
Total Bobot
15
14
15
15
Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Operasional untuk tahun 2011 adalah: 1) Pelayanan kepada Pelanggan Penilaian terhadap kualitas pelayanan kepada pelanggan dinilai berdasarkan hasil survai yang dilakukan oleh pihak intern Perusahaan terhadap lima Departemen di Perusahaan Induk—yaitu Departemen Sipil Umum, Departemen Wilayah dan Luar Negeri, Departemen Bangunan Gedung, Departemen Utilitas, dan Departemen Energi. Target yang ditetapkan dalam anggaran adalah dengan skor 3,22 menurut aturan survai yang baku dalam menilai pelayanan kepada pelanggan. Hasil survai intern yang dilakukan tahun 2011 adalah 3,31, sehingga mencapai hasil di atas yang ditargetkan (102,80%). Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
44
2) Sumber Daya Manusia Untuk sumber daya manusia, kinerjanya diukur berdasarkan realisasi produktifitas pegawai terhadap anggaran yang ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah Rp 6,7 juta per orang dan berhasi dicapai meski dengen besaran penjualan dan jumlah orang yang berbeda antara rencana dan realisasinya. Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00. 3) Inovasi dan Teknologi Untuk inovasi dan teknologi diukur terhadap Efektifitas Knowledge Manajemen artinya sampai sejauh mana Instruksi Kerja (IK) Master digunakan diseluruh proyek yang sedang berjalan. Instruksi Kerja Master adalah Instruksi Kerja Standar yang berlaku di WIKA untuk setiap jenis pekerjaan tertentu. Target yang ditetapkan untuk tahun 2011 adalah 80% seluruh IK Master diterapkan. Realisasinya adalah 91,2% IK Master dapat diterapkan disemua proyek berjalan. Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00. Dengan demikian, dari tiga indikator tersebut—Pelayanan kepada Pelanggan, Sumber Daya Manusia, dan Inovasi dan Teknologi—skor total untuk Aspek Operasional adalah 15,00 atau meningkat jika dibandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun lalu, yaitu 14,00. Perhitungan rinci untuk setiap indikator dalam Aspek Operasional untuk tahun 2011, disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel III.5 Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Operasional No. 1.
Keterangan Pelayanan Kepada Pelanggan
Realisasi 3,31
Realisasi/ Target 3,31 x 100 %
Hasil 102,80%
3,22
2.
Sumber Daya Manusia
6,67
6,67
x 100%
100,00%
6,67
3.
Inovasi Dan Teknologi
91,2
91,2 x 100%
114,00%
80
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
45
III.1.1.
Aspek Administrasi
Untuk Aspek Administrasi, penilaian kinerja dilakukan terhadap beberapa indikator, yang meliputi: (i) laporan audit, (ii) RKAP, (iii) laporan periodik, (iv) kinerja PKBL, yang mencakup efektifitas penyaluran dana dan kolektibilitas penyaluran pinjaman. Berikut ini adalah tabel yang menjadi dasar untuk menentukan hasil penilaian kinerja Aspek Administrasi Perusahaan, yang dilanjutkan dengan penjelasan untuk masingmasing indikator. Tabel III.6 Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Administrasi Hasil No
Indikator Penilaian
Standar
2011 Hasil
1.
Laporan Audit
2.
RKAP
3.
Laporan Periodik
4.
Kinerja PKBL
4.1
Efektifitas Penyaluran Dana : jumlah disalurkan
x 100%
Anggaran 2010
Skor
Hasil
2011 Skor
Hasil
2010
Skor
Hasil
Skor
Maret
Maret
3,00
Maret
3,00
Maret
3,00
Maret
3,00
<=2 bln
<=2 bl
3,00
<=2 bl
3,00
<=2 bl
3,00
<=2 bl
3,00
<30 hari
<=0 hr
3,00
<=0 hr
3,00
<=0 hr
3,00
<=0 hr
3,00
> 90
95,40
3,00
92,92
3,00
92,32
3,00
92,32
3,00
> 70
92,20
3,00
81,04
3,00
84,11
3,00
84,11
3,00
jumlah tersedia
4.2
Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman : rata2 tertimbang
x
100% jumlah disalurkan Total Bobot
15,00
15,00
15,00
15,00
Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Administrasi untuk tahun 2011 adalah: 1) Laporan Audit Pada tahun 2011 ini, laporan audit oleh auditor ekstern berhasil diselesaikan tepat waktu, yaitu pada bulan 28 Maret 2012, sehingga mendapat skor 3,00. Pencapaian ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
46
2) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2012, telah berhasil diselesaikan sesuai yang ditarget, yaitu 2 (dua) bulan) sebelum tahun yang bersangkutan. Perusahaan berhasil menyelesaikan RKAP tahun 2012 pada bulan 31 Oktober 2011. Pencapaian ini mendapatkan skor 3,00. 3) Laporan Periodik Kinerja penyampaian laporan periodik—Triwulan I, II dan III—adalah paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah akhir triwulan yang bersangkutan. Selama tahun 2011, Perusahaan berhasil melaksanakan kewajiban ini secara tepat waktu (lihat Tabel III.7). Pencapaian ini mendapat skor 3,00. 4) Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Dalam tahun 2011, pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di Perseroan diikhtisarkan menjadi dua, yaitu; (i) Program Kemitraan, dan (ii) Bina Lingkungan, yang masing-masing dijelaskan di bawah ini. 4.a) Program Kemitraan Dalam tahun 2011, realisasi penyaluran dana untuk Program Pinjaman Kemitraan yaitu sebesar Rp 30,54 milyar. Pencapaian kinerja penggunaan dana ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu Rp 21,66 milyar. Realisasi total penerimaan untuk tahun 2011 yaitu sebesar Rp 34,62 milyar juga lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu sebesar Rp 21,94 milyar, yang terutama diperoleh dari kenaikan penerimaan dana BUMN Pembina. 4.b) Program Bina Lingkungan Dalam tahun 2011 ini, Program Bina Lingkungan merealisasikan penggunaan dana yaitu sebesar Rp 25,12 milyar atau jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 13,99 milyar. Total penerimaan untuk Program Bina Lingkungan di tahun 2011 mengalami peningkata signifikan karena adanya pelimpahan dana dari Unit PKBL Lain sebesar Rp 25,86 milyar. Program Bina Lingkungan yang dilaksanakan Perusahaan pada tahun 2011 antara lain adalah untuk: bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana ibadah, dan pelestarian alam. Selain itu, Perusahaan melaksanakan Program BUMN Peduli antara lain: pemberian sembako, pemberian bantuan banjir, dan pemberian bantuan bencana alam erupsi Gunung Merapi.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
47
Program lain terkait dengan PKBL yang dilakukan Perusahaan di tahun 2011 adalah Program Sinergi BUMN, yaitu: (i) Sinergi WIKA dengan PT Pertamina dan PT. PGN berupa pemberian bantuan seragam dan alat-alat sekolah untuk 15 Sekolah Dasar yang memiliki sebanyak 3.361 murid di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Jawa Barat; (ii) Sinergi WIKA dengan PT. PGN berupa pemberian bantuan sarana air bersih dan sanitasi publik ramah lingkungan di wilayah operasional PT. PGN dan bantuan renovasi sekolah di wilayah operasional PT PGN yaitu di Muara Bekasi, Karawang, Bojonegara, dan Lampung sebanyak 46 sekolah. Dengan demikian, untuk Aspek Adminitrasi, Perusahaan berhasil mempertahankan kinerja tahun lalu, yaitu dengan total skor 15,00. Pencapaian ini juga sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011. Perhitungan rinci untuk setiap indikator dalam Aspek Administrasi untuk tahun 2011, disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel III.7 Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Administrasi No.
Keterangan
1.
Laporan Audit
2.
RKAP
3.
Laporan Periodik
Rumus
Realisasi
Bulan Maret 2012
28-Mar-12
Tepat Waktu
Paling lambat 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran
30-Okt-12
Tepat Waktu
28-Apr-11
Tepat Waktu
Paling lambat 1 bulan setelah akhir periode
Triwulan I
30 April 2011
Triwulan II
31 Juli 2011
26-Jul-11
Tepat Waktu
Triwulan III
31 Oktober 2011
29-Okt-11
Tepat Waktu
31 Maret 2012
28-Mar-12
Tepat Waktu
94,74%
Baik Sekali
88,14%
Baik Sekali
Tahunan 4.
Kinerja PUKK
4.1
Efektivitas Penyaluran
Jumlah Dana Disalurkan
(Rp)
Dana
Jumlah Dana Tersedia
(Rp)
Kolektibilitas Pengembalian
Rata2 Tertimbang Kolektif (Rp)
Pinjaman
Jumlah Pinj. Yg Disalurkan (Rp)
4.2
Hasil
III.2. Kontrak Manajemen Pengukuran Capaian KPI – Kontrak Manajemen untuk tahun 2011 meliputi enam Perspektif, yaitu: (i) hasil Produk dan Jasa, (ii) Hasil Fokus pada Pelanggan, (iii) Hasil Keuangan dan Pasar, (iv) Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia, (v) Hasil Efektifitas Proses, dan (vi) Hasil Kepemimpinan. Capaian Hasil KPI – Kontrak Manajemen tahun 2011 adalah 114,50 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 100. Hasil yang lebih tinggi ini terutama adalah karena tidak tercapainya Hasil Keuangan dan Pasar, Hasil Efektifitas Proses, dan Hasil
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
48
Kepemimpinan. Capaian Hasil KPI – Kontrak Manajemen tahun 2011 dibandingkan target diikhtisarkan dalam Tabel III.8. Tabel III.8 Ikhtisar Capaian KPI – Kontrak Manajemen Berdasarkan Realisasi dan Target Tahun 2011
No.
Indikator Kinerja Kunci
SATUAN
Bobot
Target 2011
Realisasi 2011
Realisasi/Ta rget %
Nilai
A. PRODUK_JASA 1
Competitiveness
%
7,50
60,00
68,31
1,14
8,54
2
Mutu
%
7,50
87,00
89,00
1,02
7,67
Idx
15,00
3,22
3,31
1,03
15,42
Milyar
4,00
350,90
354,49
1,01
4,04
%
4,00
40,00
235,39
5,88
10,00
Trilyun
4,00
12,30
13,56
1,10
4,42
%
4,00
18,00
13,54
1,33
3,01
Trilyun
4,00
9,44
8,89
0,94
3,77
B. PELANGGAN Customer Engagement / 1 Satisfaction Index C. KEUANGAN & PASAR 1
Net Profit
2
Net Cash Flow Operasi
3
Kontrak Baru
4
Ratio Tagihan Bruto
5
Penjualan
D. SUMBER DAYA MANUSIA 1
HC Availability
%
7,50
100,00
318,18
3,18
10,00
2
Performance Level Index
%
7,50
100,00
104,10
1,04
7,81
E. EFEKTIVITAS_PROSES 1
SHE Compliance Level
%
5,00
80,00
99,85
1,25
6,25
2
Efektifitas Knowledge Management
%
3,50
80,00
91,20
1,14
3,99
3
Efisiensi Pengadaan
%
3,50
1,20
0,78
0,65
2,28
4
Vendor Performance
%
3,00
90,00
97,85
1,09
3,26
%
4,00
3,00
3,12
0,96
4,16
%
3,00
92,00
95,40
1,04
3,11
Score
3,00
86,50
89,34
1,03
3,10
F. KEPEMIMPINAN 1 2
Risk Management Penyaluran Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan
3
GCG Level
4
Company Perception Index
Idx
3,00
80,00
79,90
1,00
3,00
5
KPI Anak Perusahaan
%
3,00
100,00
92,93
0,93
2,79
6
Nilai Investasi
Milyar
4,00
430,00
848,36
1,97
7,89
TOTAL
100,00
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
114,50
49
III.2.1.
Hasil Produk dan Jasa
Untuk Hasil Produk dan Jasa, pada tahun 2011 ini Perusahaan mencapai Hasil 16,21 yang lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu 15,00. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing indikator dalam Hasil Produk dan Jasa. 1) Harga (Total Biaya): Competitive Index •
Membuat perikatan kerjasama/MoU dengan calon mitra strategis (konsultan dan vendor) disesuaikan dengan SBU dan Sub SBU sasaran, yaitu dengan Partner China untuk perolehan toll Cisumdawu dan Jembatan Tayan; dengan vendor-vendor dominan untuk pekerjaan traveller pada tender FO Achmad Yani Summarecon Bekasi.
•
Rekrut tenaga ahli bidang oil dan gas.
•
Melaksanakan fungsi pelayanan purna jual di bawah Biro Komersial.
•
Menyusun database harga material dan pekerjaan bersama dengan Div. DAN.
•
Melakukan training personil pengadaan dan estimasi untuk meningkatkan kompetensi.
•
Membentuk divisi development untuk membuat prosedur marketing intelegent.
•
Menciptakan proyek-proyek Energi pada perusahaan-perusahaan bidang pertambangan dan semen, dimana Perusahaan telah mengikuti tender proyek PLTU Muara Wahau (MEC Coal), PLTU Peranap (PT. Bukit Asam).
2) Mutu
III.2.2.
•
Membuat MoU kerjasama dengan vendor spesialis yaitu untuk pekerjaan MEP diantaranya kabel dan panel.
•
Membuat jadual klinik ke proyek-proyek untuk melakukan QPASS.
•
Kick of Meeting proyek dijadikan sarana pemahaman komitmen Manajemen Proyek untuk melaksanakan SMW, strategi pelaksanaan proyek, dan penyerahan dokumen prosedur yang diperlukan.
•
Melaksanakan dan mengevaluasi program pengembangan kompetensi inspektor, dimana telah dilaksanakan penilaian QPASS diseluruh proyek DIP terkait dengan lingkup kerjanya; juga telah dilaksanakan pelatihan WI dan mengikuti seminar dibidang WI; dan telah melaksanakan Job Asessment. Hasil Fokus pada Pelanggan
Untuk Hasil Fokus pada Pelanggan, pada tahun 2011 ini target yang ditetapkan dapat dicapai oleh Perusahaan. Hasil capaian untuk Fokus pada Pelanggan ini adalah 15,42; lebih tinggi daripada targetnya yaitu 15,00. Dalam mencapai target KPI tersebut di atas, WIKA telah melakukan program-program kerja diantaranya sebagai berikut:
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
50
1) Customer Satisfaction Index (CSI) •
Melakukan survey customer engagement sesuai prosedur, dimana telah dilaksanakan untuk proyek Lippo Karawaci, PBS Solo, Penanganan longsor Jl. Martadinata, Pelindo II, JICT Phase 3,4, dan 5A, Bandengan SO, Modifikasi Stasiun Cirebon, dan DAM Tembesi.
•
Melakukan dua kali survey kepuasan pelanggan pada progres 20% - 40% dan 95% - 100%. Survey dilakukan konsultan LPPM. Perusahaan telah melakukan survey pada proyek-proyek berikut: - Soekarno Hatta (Progres 85%, CSI 3,4) - Kualanamu (Proges 62%, CSI 4) - Tanjung Sekong (Progres 47%, CSI 3,75) - Ujung Berung (Progres 73%, CSI 3,3) - Sulut (Progres 85%, CSI 3,6) - Pabrik Fabrikasi Baja (Progres 88%, CSI 4)
•
Keluhan pelanggan segera ditindaklanjuti maksimal 2 bulan.
III.2.3.
Hasil Keuangan dan Pasar
Pada tahun 2011 ini, capaian Hasil Keuangan dan Pasar adalah 25,24 yang berarti lebih tinggi dibandingkan target tahun 2010, yaitu 20. Hasil yang lebih tinggi ini terutama adalah tingginya capaian untuk Net Cash Flow Ratio Operasi dimana capaiannya tahun 2011 adalah 10 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 4. Dalam mencapai target KPI tersebut, WIKA melakukan program-program kerja diantaranya sebagai berikut: 1) Net Profit Margin •
Melakukan kunjungan secara rutin dengan pihak-pihak terkait perolehan kontrak, dimana Perusahaan sudah melakukan SASAA pada proyek JICT, modifikasi Stasiun Cirebon, Bendung Jatigede, DAM Tembesi, pelebaran Toll TMII-Cibubur, FO Casablanca, FO Summarecon, Kaligarang, Jatibarang, Sumo 1A dan Paket 4, Jabung Dyke, Graving Dock, Slipway, BPLS, Sabo DAM Merapi.
•
Melakukan klinik proyek untuk proyek Kualanamu, Bharinto, Ujung Berung, Tanjung Priok, dan Bandara Soekarno Hatta.
•
Seleksi enginering sesuai minat dan spesialisasinya dari pegawai yang ada, dan rekrut tenaga ahli untuk proyek khusus dan resiko tinggi. Pada pekerjaan mass concrete proyek Jati Gede telah dilakukan pendampingan oleh tenaga ahli. Perusahaan juga telah bekerjasama dengan ITB untuk mengatasi problem design proyek Graving Dock.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
51
2) Net Cash Flow •
Melakukan percepatan pencairan Piutang. Perusahaan telah menyelesaikan amandemen atas item pekerjaan yang belum terdapat dalam kontrak proyek Dermaga Pelindo dan Sumo 1A, mensuport BPKP melakukan audit atas eskalasi BPLS, Final Account atas proyek Lippo Karawaci, Adhiwangsa, Unlam II & GOR Acuatic. Perusahaan juga telah memberikan teguran pada Lapindo Brantas Inc. atas wanprestasi pembayaran bunga; memonitoring piutang dan RTL piutang yang dibuat setiap bulan.
•
Bekerjasama dengan institusi negara yang menangani piutang serta upayaupaya litigasi dalam penyelesaian piutang bermasalah. Perusahaan telah memasukkan piutang Propelat, Lucky Square untuk diselesaikan melalui Jamdatun dan monitoring pelaksanaan perjanjian yang telah setlement.
•
Pengendalian anggaran pada semua pos secara kontinue agar tercapai cash flow positif. Perusahaan melakukan rolling atas cash flow setiap proyek dan mengajukan ijin defisit untuk proyek Sumo IV, Dam Tembesi, Bendungan Jati Gede. Perusahaan juga melakukan pencairan proyek Sport Center dan SMA Pintar; pola pembayaran dengan SKBDN dan KMK Usance 90 hari.
3) Rasio Tagihan Bruto Terhadap Penjualan •
Percepatan pengakuan progres oleh pemberi kerja dan pembuatan invoice.
•
Setiap proyek mampu menyusun dan mengaplikasikan proses penagihan dan pencairan termin.
•
Pembayaran sub kontraktor dan supplier di Departemen, dokumen sudah lengkap dan diotorisasi proyek.
•
Pengajuan pinjaman harus dengan kebutuhan dan rencana pengembalian.
•
Mengupayakan pencairan tagihan sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak.
•
Tagihan bruto yang belum diakui oleh owner harus dibuat pekerjaan dalam pelaksanaan konstruksi.
4) Kontrak Baru •
Meningkatkan kunjungan ke owner dua minggu sekali dan setiap kunjungan dilaporkan secara tertulis kepada GM.
•
Menetapkan manajer pemasaran yang bertanggungjawab untuk mendapatkan informasi peluang pasar dan melakukan pendekatan agar tingkat kepastian perolehan proyek lebih tinggi.
•
Mendalami informasi tentang kompetensi dan keseriusan kontraktor asing yang direkomendasi oleh owner.
•
Menyeleksi calon customer potensial yang mempunyai kemungkinan Proyek lumintu seperti Pertamina dan Adaro. Prioritas pada customer BUMN dan Pemerintah, dan Swasta dengan pendanaan kuat.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
52
5) Penjualan •
Melakukan seleksi vendor strategis secara kontinue dan memperketat persyaratan menjadi vendor mampu.
•
Meningkatkan kepedulian tim proyek dalam mengarahkan vendor untuk berproduksi secara efektif dan efisien.
•
Melaksanakan sistem manajemen proyek secara konsisten didukung dengan mitra kerja strategis dan lokal. Khusus proyek di luar negeri memperhatikan keberadaan/availability labour.
•
Memastikan proses-proses enginering dapat diselesaikan dengan cepat, mempercepat keputusan penunjukan subkont dan vendo, memastikan metode kerja yang efektif, dan merencanakan pola pembayaran yang baik.
•
Membuat pemetaan alokasi sumber daya dan membuat rencana program produksi. Perusahaan telah mengalokasikan SDM untuk proyek BI Lampung dan TTC Surabaya.
III.2.4.
Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia
Untuk Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia, pada tahun 2011 dicapai sebesar 17,81 atau lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu sebesar 15,00. Upaya-upaya yang dilakukan WIKA untuk mencapai target tahun 2011 adalah melaksanakan program-program sebagai berikut: 1) Human Capital Availability •
Melakukan perekrutan calon pegawai baru berdasarkan kebutuhan RKAP 2011.
•
Penyiapan dan pemenuhan Human Capital tingkat Manajemen.
2) Performance Level Index •
Training & Learning, melaksanakan program training Generik Dev. Program (GDP), Individual Dev. Program (IDP), dan training berjenjang sesuai dengan level jabatan.
•
Sertifikasi, yang difokuskan untuk prioritas pengembangan pegawai guna menunjang bisnis WIKA dibidang EPC serta investasi.
•
Pendidikan Dalam Negeri dan Luar Negeri.
•
Melaksanakan penilaian Kinerja, Evaluasi, Kenaikan Gaji dan Reward Lainnya.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
53
III.2.5.
Hasil Efektifitas Proses
Pada tahun 2011, Hasil Efektifitas Proses meraih capaian hasil 15,77; sedangkan targetnya adalah 15,00. Hasil ini dicapai terutama karena capaian SHE Complience Level yaitu mencapai 6,25 dengan target 5. Program-program kerja yang dilakukan Perseroan di tahun 2011 untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam Kontrak Manajemen adalah: 1) SHE Complience Level •
Melakukan audit internal terintegrasi dengan SPI di proyek Jabung Ring Dike, Graving Dock & Slipway Lamongan, Pembangunan Jalur Ganda & Modifikasi Stasiun Cirebon, Tol Jagorawi (DSU), LPG Tanjung Priok (DIP), PLTU Asamasam Kalsel (DEN dan DBG), Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Unmuh Ponorogo, Bandara SMD II Palembang, BI Lampung, Proyek Padang (DBG) dan proyek-proyek di wilayah II, III, dan VIII.
•
Melakukan Management Review I/2011 dan II/2011.
•
Melaksanakan sosialisasi SMW ke seluruh proyek.
•
Melakukan penilaian dan verifikasi ke lapangan untuk penghargaan prestasi ”SHE Award”, ”Quality Award” yang diserahkan pada HUT WIKA yang ke 51.
•
Penyusunan prosedur baru untuk setiap proses bisnis yang belum dilengkapi prosedur. Perusahaan telah melakukan review prosedur pengelolaan alat-alat SHE, prosedur penyelidikan/investigasi, kecelakaan kerja dan penyakit, prosedur persiapan, penanganan, pemulihan dan pemulangan keadaan darurat di luar negeri, Pedoman SMW, prosedur pelayanan kendaraan dinas operasional perusahaan, prosedur pengadaan jasa boga (catering) dan penyedia makanan di WIKA.
2) Efektivitas Knowledge Management •
Memastikan minimal 80% IK Master yang terkait dengan SBU masing-masing departemen operasi diimplementasikan secara konsisten.
•
Melakukan IK Prosedur pekerjaan pengecoran, pekerjaan pembersihan dan pekerjaan bekisting.
•
Melakukan pelatihan/sharing pekerjaan beton pada tanggal 17-18 Maret 2011, dengan mengambil sampel proyek Pinewood Jatinangor untuk batch 1 dan tanggal 5-6 Mei 2011 dengan sampel proyek Apartemen Semanggi untuk batch 2.
•
Mencanangkan ”Beton WIKA is the Best” di Indonesia pada tanggal 11 Maret 2011.
•
Melakukan pelatihan ”Best Beton Community” untuk batch I tanggal 25-27 Mei 2011.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
54
•
Membuat KM News dengan judul ”Belajar dari Pengalaman Proyek Selesai – Cara Belajar Cepat dan Mudah”.
3) Efisiensi Pengadaan •
Perusahaan sedang dalam proses pembuatan program sharing knowledge secara berkala, fasilitas dan tenaga outsourcing guna mendukung exploring vendor-cendor luar negeri.
4) Vendor Performance •
Evaluasi rutin dan feed back terhadap kinerja vendor serta SASAA untuk vendor dengan nilai kurang dari target. Perusahaan memberikan feed back untuk pelaporan VPI dan SASAA untuk ke Graving Dock untuk pekerjaan Bore Pile dan Blasting.
•
Melaksanakan pemberian WIKA Award kepada vendor dalam HUT WIKA ke51.
III.2.6.
Hasil Kepemimpinan
Untuk perspektif Kepemimpinan, capaian hasil pada tahun 2011 adalah sebesar 24,05. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011 yaitu sebesar 20. Hasil realisasi yang lebih tinggi dicapai oleh hasil Nilai Investasi, yaitu 7,89 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 4; sedangkan KPI Anak Perusahaan, hanya mencapai 2,79, lebih rendah dibandingkan dengan targetnya, yaitu sebesar 3. Untuk perspektif Kepemimpinan, program-program kerja yang telah dilaksanakan oleh Perseroan selama tahun 2011 untuk mencapai target yang ditetapkan adalah: 1) Risk Management •
Melakukan Klinik Manrisk di Surabaya (DSU 2) dan di Jakarta (DSU 1) pada tanggal 30 dan 31 Maret 2011. Juga dilakukan di wilayah VII dan VIII pada tanggal 26-28 April 2011.
•
Melaksanakan audit berbasis risiko secara integrasi dengan SPI.
•
Mengikuti seminar serta Round Table Discussion dari Asosiasi Manajemen Risiko atau lembaga Manrisk lainnya. Perusahaan mengikuti seminar ERM using ISO 31000.
•
Membuat locking sistem dalam manrisk online sehingga sebelum tanggapan diberikan maka laporan departemen masih status open.
•
Dalam proses mendokumentasikan dan memelihara risiko dengan mitigasi dan keberhasilan atau kegagalannya ke dalam database pada knowledge management.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
55
•
Melakukan benchmark pengelolaan manajemen risiko di perusahaan lain yang sudah melaksanakan proses manajemen risiko pada level 3.
•
Melaksanakan assesment manrisk semesteran ke seluruh departemen berbasis risiko secara integrasi dengan SPI. Pada bulan Agustus 2011 telah dilakukan audit internal ditingkat departemen operasi dan departemen fungsional. Untuk mengatur Level Maturity Management Risiko dilakukan audit eksternal.
2) Penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan •
Penyaluran ke mandor-mandor WIKA.
•
Penandatangan perjanjian sinergi kerjasama bantuan kampung binaan di Pagar Dewa Sumatera Selatan dengan PGN.
•
Bantuan MCK dan air bersih di Majalengka dan Mojokerto (proyek Sumo).
•
Sembako gratis sebanyak 1500 paket yang terdiri dari beras, minyak, gula, the dan susu kental manis, yang diberikan ke warga sekitar perusahaan.
•
Melakukan kompetisi sempoa terbuka tingkat SD se-DKI. Penyelenggara oleh Global Aritmatika Mental Mandiri (GAMMA), berlokasi di SDN Cipinang Cempedak 06 pagi.
•
Melaksanakan kegiatan donor darah pada tanggal 1 Nopember 2011 di gedung WIKA yang diikuti 87 pendonor.
•
Pemberian sembako kepada karyawan outsourcing dalam rangka HUT WIKA ke-51.
•
Membangun pesantren Sabilun Najah di Cirebon
•
Memberikan bantuan Al Quran.
3) GCG Level •
Berkoordinasi dengan Sekretaris Komisaris untuk memastikan adanya rencana kerja dan pelaksanaan kerja dan notulensi-notulensi pertemuan komite.
•
Berkoordinasi dengan fungsi-fungsi korporasi dan SPI atas penerapan GCG dan laporan SPI.
•
Melakukan survey tingkat pemahaman karyawan terhadap code of conduct.
•
Menggunakan email untuk sosialisasi.
•
Melakukan sosialisasi GCG dalam forum yang lebih kecil sehingga lebih interaktif.
•
Membuat rubrik GCG dalam Wartawika dan Portal Wika.
4) Company Perception Index •
Menindaklanjuti PTKP eksternal dan melaporkan hasil perbaikannya kepada owner yang bersangkutan.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
56
5) KPI Anak Perusahaan •
Memonitoring pencapaian KPI secara periodik setiap tiga bulanan bersamaan dengan Manajemen Revies Kantor Pusat. Pola pengawasan Anak Perusahaan melalui Komisaris yang ditempatkan di Anak Perusahaan.
6) Nilai Investasi •
Untuk proyek Sumo yang direncanakan investasi sebesar Rp 60 miliar, ditunda penambahan setoran modal tersebut karena keterlambatan pembebasan lahan.
•
Investasi pada PT. Jabar Power sebesar Rp 17 miliar, penyetoran modal untuk pembebasan lahan sudah terealisasi , untuk WIKA sebesar 55% (Rp 2,75 miliar), sisanya disetor setelah RUPSLB.
•
Dalam proses pengadaan lahan pabrik ekstraksi aspal buton (nilai investasi Rp 50 miliar).
•
Untuk pengembangan infrastruktur bernilai investasi Rp 45 miliar, WIKA sudah masuk dalam konsorsium bersama jasa Marga, angkasa Pura I, Pelindo III, Pengembangan Pariwisata bali, Hutama Karya, dan Adhi Karya.
•
Investasi pembangkit listrik (BOO atau BOT) senilai Rp 150 miliar; untuk proyek PLTG Borang 2x30 MW sudah ditunjuk sebagai pemenang oleh PLN. Untuk PLTD Ambon sudah dalam tahap penyelesaian pekerjaan konstruksi dan pembongkaran Diesel Turbin di Banyuwangi. Untuk PLTD Rengat, WIKA sudah menandatangani perjanjian dengan PLN.
•
Investasi Land Bank di daerah Jabodetabek. Telah didapatkan tanah di daerah Jatiwarna seluas 10 Ha.
•
Investasi 16 unit Excavator untuk DSU dan WLN senilai 16,4 miliar, dimana WIKA merencanakan pengadaan peralatan proyek senilai Rp 67 miliar.
•
Pembangunan Gedung Arsip.
•
Realisasi perlengkapan kantor untuk pengembangan Sistem Disaster Recovery Centre dan Sistem Pengarsipan.
Terkait dengan KPI – Kontrak Manajemen, Perseroan terus melakukan perbaikan dari tahun ke tahun untuk menyempurnakan pemanfaatan metode penilaian ini dan mengambil manfaat yang optimal untuk pengembangan Perseroan di tahun-tahun berikutnya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membuat evaluasi terhadap jurang (gap) untuk setiap indikator, yang hasil evaluasinya digunakan sebagai acuan perbaikan untuk tahun 2012. Tabel-tabel di bawah ini menyajikan hasil evaluasi untuk indikator KPI menurut masing-masing perspektif.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
57
Tabel III.10 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen Perspektif Hasil Produk dan Jasa
KPI 2011
GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN
KPI 2012
HASIL PRODUK & JASA 1.
Competitive Index
GAP : •
2.
Faktor eksternal yang berpengaruh sangan kuat
Mutu (produk dan
terhadap aktivitas pemasaran sehingga rincian
waktu)
proyek yang didapat tidak sama persis dengan RKAP. •
Competitive Index Yaitu tiga besar dalam tender.
Nilai mutu perlu memasukkan juga penilaian proses yang belum tercakup seluruhnya dalam QPASS
•
Dari hasil survey selama tiga tahun terakhir yang menurun adalah tangible dan realibility. Evaluasi dan Perbaikan
•
Mutu perlu disesuaikan menjadi MUTU yang menyangkut Mutu Waktu dan Mutu Biaya, dipresentasikan melalui Qpass yang merupakan komitmen mutu WIKA kepada pelanggan dan QMSL (Quality Management System Level).
Tabel III.11 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen Perspektif Hasil Fokus pada Pelanggan
KPI 2011
GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN
KPI 2012
HASIL FOKUS PADA PELANGGAN CSI (Customer Satisfaction Index)
GAP : •
•
Rata-rata performance WIKA sudah berada pada
CSI (Customer Satisfaction Index):
taraf puas
Tingkat persepsi kepuasan pelanggan yang dilakukan melalui
Evaluasi dan Perbaikan :
survey oleh pihak independen
Tindaklanjut PTKP/CPP sebagai tolok ukur Kepuasan Pelanggan menjadi Key Process Indicator yang dinilai di setiap departemen, telah menjadi bagian dari aplikasi ISO 9001 dan di audit tiap tahun 2 kali, dibahas tiap manajemen review
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
58
Tabel III.12 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen Perspektif Hasil Keuangan dan Pasar
KPI 2011
GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN
KPI 2012
HASIL FOKUS KEUANGAN DAN PASAR 1. 2.
Net Profit Net Cash Flow Operasi
3.
Ratio Tag. Bruto
4. 5.
Terhadap Penjualan Kontrak Baru Penjualan
GAP :
•
1. Nett Profit:
Biaya pajak yang cukup besar maka perlu tertib administrasi pajak. Evaluasi dan Perbaikan
Laba setelah pajak setelah hak minoritas 2. NetCash Flow:
Perlu ditambahkan KPI tertib administrasi pajak dan equalisasi pajak Departemen dan proyek
Cash In dari aktifitas operasi dikurangi dengan cash out dari aktifitas operasi 3. Kontrak Baru: Nilai kontrak baru periode
sebagai cascading KPI Net Profit ditingkat Korporat •
Cash In : membentuk tim yang lebih kuat dalam upaya pencairan piutang.
•
Cash Out : mengkoordinasikan cash out dengan skema pendanaan kemitraan melalui bank.
berjalan. 4. Penjualan: Total nilai Penjualan Operasi dan KSO Periode berjalan.
Tabel III.13 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen Perspektif Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia
KPI 2011
GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN
KPI 2012
HASIL FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA 1. 2.
HC Availability Performance Level
GAP : •
Index
Succession Rate
Adanya kekurangan SDM pada level Kasie (middle management) Pengukuran Performance Level Index telah
Tersedianya
Kandidat
yang
memenuhi persyaratan tingkat jabatan strategis.
pada
secara rutin diukur dan menjadi bagian dari proses sistem SDM Evaluasi dan Perbaikan :
•
Leader create better leader (setiap pejabat structural dan keahlian menyiapkan calon pengganti yang lebih baik)
•
Penyiapan berjenjang secara sistematik
•
Performance Index Level sebagai KPI Proses
untuk
setiap
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
jabatan
59
Tabel III.14 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen Perspektif Hasil Efektifitas Proses
KPI 2011
GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN
KPI 2012
HASIL EFEKTIFITAS PROSES 1.
SHE Compliance
2.
Level Efektivitas
3.
Knowledge Management Efisiensi Pengadaan
4.
Vendor Performance
•
GAP :
SHE Compliance Level:
Vendor Performance Penilaian langsung oleh pengguna sehingga lebih sesuai menjadi KPI
Rata-rata skor SIL (Safety Implementation Level) dan skor
PjPU
EMSL (Environmental Management System Level)
Efisiensi pengadaan, tetap menjadi indikator keberhasilan fungsi pengadaan yang harus diukur Evaluasi dan Perbaikan :
•
Sejalan dengan perkembangan usaha masuk pasar oil dan gas yang mempunyai requirement tinggi untuk score SHE Level, maka SHE Compliance Level menjadi tolok ukur yang sangat penting untuk dijadikan KPI, membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk jadi SHE culture dan diusulkan untuk ditingkatkan standarnya.
•
Efektifitas Knowledge Management tetap menjadi KPI untuk tahun yang akan datang dengan
Penetapan
IK
Master
dan
Implementasinya di seluruh unit kerja. •
Dari jumlah inovasi yang lebih penting diangkat adalah sampai sejauh mana implementasi dari inovasi tersebut sehingga perlu diukur Efektivitas Knowledge management dengan penetapan IK Master dan Implementasinya di seluruh unit kerja. Konsistensi dari aplikasi sistem menjadi penting untuk dimanajemeni dan diukur.
•
Efisiensi Pengadaan tetap menjadi KPI untuk tahun yang akan datang, dengan strategi mengarah pada substitusi material dan peralatan.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
60
Tabel III.15 Evaluasi Indikator KPI – Kontrak Manajemen Perspektif Hasil Kepemimpinan
KPI 2011
GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN
KPI 2012
HASIL KEPEMIMPINAN 1.
Risk Management
2.
Penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
3.
GCG Level
4. 5.
Company Perception Index KPI Anak
6.
Perusahaan Nilai Investasi
GAP : •
Target investasi yang terealisasi masih ada yang diluar rencana
•
Pengelolaan investasi multy years / penyertaan semakin tahun akan semakin besar tidak tertangani dengan optimal
•
Pengelolaan sumber dana investasi ke depan perlu dikelola secara mandiri dan terarah
•
Risk Management, kurang optimalnya supportif tanggapan dari departemen korporasi atas laporan manrisk departemen operasi.
•
Penyaluran program kemitraan dan bina Lingkungan telah menjadi bagian proses
•
GCG Level sudah 5 tahun diukur sehingga bagian dari proses bisnis dan dijadikan KPI
1. Risk Management: Level Maturity, Implementasi manajemen risiko yang dilakukan melalui assesmen oleh pihak independen. 2. GCG Level Sesuai prosedur penilaian lembaga independen.
dari
3. Harga Wajar Saham WIKA Ekspektasi
harga
saham
WIKA
debandingkan terhadap harga saham rata-rata industri konstruksi.
sehingga lebih tepat sebagai KPI proses 4. KPI Anak Perusahaan Besaran laba setelah pajak.
Proses.
Evaluasi dan Perbaikan : •
Perencanaan investasi perlu lebih akurat dan konkrit di departemen Operasi
•
Perlu dibentuk unit pengelola investasi korporasi untuk mengelola dana investasi secara mandiri
•
Risk Management, pengoptimalan fasilitas tanggapan dari departemen korporasi yang sudah ada di sistem
•
Sesuai dengan tuntutan stakeholder untuk mengukur sustainability perusahaan yang dituangkan dalam sustainability report dan diukur levelnya.
•
Memastikan akuntabilitas konsistensi menjalankan prosedur yang ada.
III.3. Penilaian Good Corporate Governance (GCG) Penilaian Good Corporate Governance (GCG) untuk tahun 2011 sampai dengan laporan ini disajikan masih dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Program kerja dan kegiatan GCG pada tahun 2011 pada dasarnya merupakan kegiatan sebagai tindak lanjut assesment yang dilakukan BPKP.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
61
Secara umum, penerapan GCG di WIKA berjalan dengan baik, namun demikian jika mengacu kepada beberapa ketentuan GCG dan best practices, maka terdapat beberapa hal yang dipandang perlu untuk diperbaiki yaitu: (1) Hak dan tanggungjawab Pemegang Saham/RUPS, (2) Penerapan GCG pada Komite Dewan Direksi, dan (3) Komitmen. Kesadaran terhadap tantangan dunia usaha yang semakin dinamis, yang bersumber dari perubahan dan pergeseran lingkungan bisnis yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi, dampak krisis finansial, serta meningkatnya tuntutan shareholders dan stakeholders yang semakin well-informed, maka untuk menghadirkan atmosfir yang kondusif bagi terciptanya berbagai inovasi, ditetapkan tata nilai dan paradigma berpikir yang berorientasi pada kepuasan dan layanan terhadap shareholders dan stakeholders. Dalam konteks itu, WIKA berkomitmen untuk secara berkesinambungan mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Tata Kelola Perusahaan yang baik, yaitu prinsip: Transparency, Acountability, Responsibility, Independency, dan Fairness. Implementasi prinsip-prinsip GCG diharapkan mampu menumbuhkan suatu tata nilai dan paradigma yang terlembaga menjadi sebuah kultur perusahaan (corporate culture) dan terefleksikan sebagai budaya dalam bekerja. Sepanjang tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai aktivitas sebagai tindak lanjut hasil assesment dan kegiatan lain yang mendukung penerapan GCG: • Sosialisasi Internal. Dengan pertimbangan bahwa GCG merupakan tata nilai yang harus dipahami anggota organisasi, maka dilakukan sosialisasi internal yaitu sosialisasi dalam lingkup proyek yang terdapat di WIKA. Kegiatan ini penting dilakukan agar karyawan memahami bahwa mereka merupakan bagian tak terpisahkan dalam rangka keberhasilan GCG. •
Assessment. Pengukuran implementasi GCG menjadi suatu keharusan yang dilakukan setiap organisasi yang menerapkan GCG, kelemahan atau kekurangan praktik GCG akan sulit diketahui. Sejak tahun 2006, WIKA secara rutin melakukan assesmen untuk mengetahui tingkat implementasi GCG. Pelaksanaan assesment GCG 2010 dilakukan oleh BPKP bulan April-Juni 2011. Untuk periode tahun 2010 diperoleh skor 86,97 dengan skala 100. Dalam assesmen ini metode yang digunakan adalah: Review dokumen, kuesioner, wawancara, analisis, presentase hasil sementara dan pelaporan. Assesmen BPKP ini merupakan salah satu indikator bagi pencapaian dalam penerapan GCG.
•
Review Code of Corporate Governance, Code of Conduct, Board Manual. Ketiga elemen tersebut merupakan pilar pelaksanaan GCG sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan GCG dan berbagai ketentuan yang terkait dalam implementasi GCG.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
62
•
Pembuatan dokumen Conflict of Interest Direksi dan Dewan Komisaris. Direksi dan Dewan Komisaris telah menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris tidak memiliki benturan kepentingan dalam proses bisnis.
•
Model Penerapan GCG Tahun 2010. Program dan kegiatan GCG di tahun 2010, dilakukan dengan cara mereview berbagai dokumen dan program GCG yang ada selama ini, serta melakukan pemetaan (mapping) terhadap kegiatan yang ada. Berdasarkan mapping tersebut maka dirancang berbagai program dan kegiatan implementasi GCG yang sesuai dengan kondisi dan tantangan WIKA ke depan. Berdasarkan mapping yang dibuat, maka diperoleh sebuah model penerapan GCG. Model ini merupakan keluaran dari proses review dan mapping berbagai program dan kegiatan dalam ruang lingkup GCG.
•
Corporate Govermence Perception Index (CGPI). Sejak tahun 2007 WIKA sudah menerapkan GCG secara tertulis dalam etika berbisnisnya. Assesment oleh BPKP, selaku lembaga Pemerintah juga telah dilakukan oleh WIKA untuk mengetahui sejauh mana penerapan GCG dalam perusahaan berjalan dengan baik. Kedepannya, seperti perusahaan Tbk lainnya, WIKA juga akan melakukan self assesment, salah satunya adalah WIKA perlu mengetahui persepsi masyarakat terhadap perusahaannya. Untuk itu WIKA berpartisipasi dalam assesment CGPI yang dilakukan IICG (The Indonesian Institute For Corporate Govermence). Program ini didesain untuk memacu perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan GCG melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan studi banding. Di tahun 2011 WIKA telah melakukan assesment CGPI untuk pelaksanaan GCG tahun 2010 dan memperoleh predikat perusahaan terpercaya “trusted company” dengan capian skor 79,99.
•
Whistle Blowing System. Whistle Blowing System WIKA sebelumnya telah ada dalam code of conduct No.SK.01.01/A.DIR.0447/2009, dan pada tahun 2011 Whistle Blowing System telah dibuat dalam bentuk Standar Operating Procedure (SOP) Pengaduan Pelanggaran terhadap code of conduct No. Dok: WIKA-LDSPM-01.02. Prosedur Whistle Blowing System ini perlu disosialisasikan dan dikoordinasikan ke pihak-pihak terkait untuk efektifitas implementasinya.
•
Sustainability Report. Di tahun 2011, WIKA pertama kali membuat Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) untuk pelaksanaan tahun 2010 menggunkan standar yang mengarah pada petunjuk pelaporan Global Reporting Initiative (GRI) dan berada pada level B (self declared). Dalam ajang Indonesian Sustainability Reporting Awards (ISRA) 2011, WIKA mendapat penghargaan “1st Runner Up for Services Category and Commendation for The First Time Sustainability Reporting”.
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
63
BAB IV PERKEMBANGAN USAHA
Dalam bab ini, evaluasi dilakukan terhadap perkembangan uasah Perusahaan dengan dasar analisis kecenderungan (trend analysis) untuk waktu lima tahun terakhir (2007-2011). Pembahasan dengan analisis kecenderungan ini mencakup lima hal, yaitu: •
Perkembangan Posisi Keuangan
•
Perkembangan Profitabilitas
•
Perkembangan Arus Kas
•
Perkembangan Perubahan Ekuitas
•
Perkembangan Rasio Keuangan
IV.1. Perkembangan Posisi Keuangan Perusahaan Perkembangan posisi keuangan Perusahaan selama lima tahun terakhir diikhtisarkan sebagai berikut : Tabel IV.1 Perkembangan Posisi Keuangan Tahun 2007-2011 (dalam jutaan Rupiah dan % )
2007
Perubahan Rata-rata 5 Tahun (%)
5.229.930
3.687.320
13,48
-
6.597
30,83
1.708
488,26
21.590
3.442
303,43
245.501
35,88
188.496
103,22
Tahun Pos Neraca 2011
2010
5.838.852
5.122.673
4.962.530
32.501
21.593
12.496
Setoran Dana KSO
740.694
434.185
142.775
Penyertaan
450.525
150.108
121.509
Aset Lancar Pajak Tangguhan
2009
2008
19.709
Aset Tetap
753.148
405.546
332.207
335.878
Aset Lain-lain
417.006
75.040
52.924
151.757
4.847
7.537
10.049
12.561
85.408
69.623
66.124
8.322.980
6.286.304
Liabilitas Jangka Pendek
5.127.209
3.642.027
Liabilitas Jangka Panjang
976.395
Hak Minoritas
Goodwill Tanah Blm Dikembangkan Total Aset
Ekuitas Total Liabilitas & Ekuitas
Perkembangan Usaha
5.700.614
-
-
(20,17)
-
6,99
5.771.425
4.133.064
20,27
3.435.525
3.620.587
2.231.957
25,97
727.510
629.374
683.439
544.947
16,83
147.815
115.144
102.774
82.756
64.947
23,01
2.071.561
1.801.624
1.532.941
1.384.643
1.291.213
12,61
8.322.980
6.286.304
5.771.425
4.133.064
20,27
5.700.614
64
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilakukan evaluasi perkembangan atau kecenderungan Posisi Keuangan Perusahaan dalam lima tahun terakhir (2007-2011) adalah meningkat. Berikut adalah evaluasi yang terkait dengan pos-pos dalam posisi keuangan Perusahaan. IV.1.1.
Total Aset
Rata-rata perkembangan atau pertumbuhan Total Aset Perusahaan dalam lima tahun terakhir ini mengalami kenaikan, kecuali dari tahun 2008 ke tahun 2009. Rata-rata pertumbuhan Aset Perusahaan untuk lima tahun terakhir ini (2007-2011) adalah sebesar 20,27%. Sedangkan pertumbuhan tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 lebih besar daripada pertumbuhan rata-rata, yaitu bertumbuh sebesar 32,39%, yang disebabkan oleh setoran dana yang berasal dari Kerja Sama Operasi (Joint Operation), yang mengalami peningkatan mencapai 71,46%. Pertumbuhan usaha dari Kerja Sama Operasi memang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dengan mitra kerja lokal maupun dengan mitra kerja asing. Perkembangan Aset juga terjadi karena penambahan penyertaan, penambahan aset tetap, dan penambahan aset lain-lain. Di masa datang Kerja Sama Operasi juga akan menjadi fokus perkembangan usaha, untuk meningkatkan kinerja Perusahaan, dengan mempertimbangkan profitabilitas dan berpedoman pada tiga fokus strategi di bidang pemasaran, keuangan, dan efisiensi operasional.
IV.1.2.
Total Aset Tetap
Peningkatan Aset Tetap selama lima tahun ini (2007-2011) rata-rata sebesar 35,88%. Pertumbuhan Aset Tetap yang terbesar adalah dari tahun 2010 ke tahun 2011, yaitu bertumbuh sebesar 85,71%. Peningkatan ini terutama dalam bentuk Peralatan Pabrik Proyek, yang tahun 2011 mencapai nilai sebesar Rp 405,45 milyar dan dalam bentuk Aset Tetap Dalam Penyelesaian yang mencapai sebesar Rp 198,76 milyar.
IV.1.3.
Liabilitas
Secara umum, pos-pos Liabilitas mengalami peningkatan merata selama lima tahun ini. Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Jangka Pendek adalah 25,97% dan Liabilitas Jangka Panjang rata-rata bertumbuh 16,83% selama lima tahun terakhir. Fokus strategi pemasaran untuk mendapat proyek-proyek yang lebih tinggi keyakinan pembayarannya, telah meningkatkan likuiditas dan pada akhirnya, proyek-proyek
Perkembangan Usaha
65
mampu menerapkan self-financing dan mengurangi ketergantungan terhadap dana dari pihak ketiga berupa pinjaman. IV.2. Perkembangan Profitabilitas Perusahaan Perkembangan profitabilitas Perusahaan selama lima tahun terakhir ini diikhtisarkan dalam Tabel IV.2, sebagai berikut: Tabel IV.2 Perkembangan Profitabilitas Tahun 2007 - 2011 (dalam jutaan Rupiah dan % )
Tahun Uraian 2011 Pendapatan
Laba Kotor Sebelum Joint Operation
2009
2008
2007
6.022.921
6.590.857
6.559.077
4.284.581
18,37
(6.978.414)
(5.390.011)
(5.967.732)
(6.113.046)
(3.925.624)
18,28
763.413
632.910
623.125
446.031
358.957
21,54
7.741.827
Beban Pokok Pendapatan
2010
Perubahan Rata-rata 5 Tahun (%)
10,51%
9,45%
6,80%
Bagian Laba Joint Operation
101.522
40.158
22.607
(3.099)
17.349
235,52
Laba Kotor setelah JO
864.935
673.068
645.732
442.932
376.306
24,06
% thd Pendapatan
11,17%
11,18%
9,80%
6,75%
8,78%
Beban Usaha
(211.194)
(195.457)
(160.782)
(155.001)
(135.694)
11,89
Laba Usaha
653.741
477.611
484.950
287.931
240.612
30,86
8,44%
7,93%
7,36%
4,39%
5,62%
Pendapatan/(Beban) Lain-lain
(24.134)
(4.284)
(136.841)
(31.516)
(52.664)
165,13
Laba Sebelum Pajak
629.607
473.326
348.109
256.415
187.948
35,29
% thd Pendapatan
% thd Pendapatan
% thd Pendapatan Pajak Penghasilan
9,86%
8,38%
8,13%
7,86%
5,28%
3,91%
4,39%
(238.660)
(162.085)
(141.585)
(81.762)
(44.325)
54,84
Laba Setelah Pajak
390.946
311.241
206.524
174.653
143.623
29,04
Hak Minoritas
(36.448)
(26.319)
(17.302)
(18.619)
(14.484)
28,02
Laba Bersih setelah Hak Minoritas
354.499
284.922
189.222
156.034
129.139
29,27
% thd Pendapatan
4,58%
4,73%
2,87%
2,38%
3,01%
Berdasarkan tabel tersebut di atas, pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi selama lima tahun meningkat 29,27%. Masing-masing pos-pos laba rugi komprehensif dijelaskan di bawah ini.
IV.2.1.
Laba Bersih Konsolidasi
Laba Bersih Konsolidasi (atau dalam Tabel IV.2 disebut sebagai Laba Bersih setelah Hak Minoritas) setiap tahunnya meningkat rata-rata 29,97% dalam lima tahun terakhir. Khusus dibandingkan dengan Laba Bersih Konsolidasi tahun 2010, untuk tahun 2011
Perkembangan Usaha
66
mengalami kenaikan, yaitu sebesar 24,42%. Artinya, pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi untuk tahun 2011 ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi selama lima tahun terakhir. Fokus strategi yang meningkatkan efisiensi dan fokus strategi yang menekankan untuk meningkatkan surplus dari setiap proyek yang dilaksanakan Perusahaan, telah ikut mendorong peningkatan Laba Bersih Konsolidasi.
IV.2.2.
Laba Sebelum Pajak
Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Sebelum Pajak selama lima tahun terakhir ini adalah 35,29% atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Bersih Konsolidasi (29,97%). Artinya, selama lima tahun terakhir ini, terdapat peningkatan beban Pajak Penghasilan yang rata-rata setiap tahunnya meningkat hampir 54,84%.
IV.2.3.
Laba Usaha
Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Usaha selama lima tahun terakhir ini adalah 30,86% atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Laba Sebelum Pajak (35,29%) dan lebih tinggi daripada Laba Bersih Konsolidasi (29,97%). Khusus dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2011 terdapat peningkatan Beban Lainlain dari Rp 4,28 milyar menjadi hanya sebesar Rp 24,13 milyar. Peningkatan Beban Lain-lain ini adalah akibat naiknya Beban Bunga untuk tahun 2011, yaitu sebesar Rp 9,61 milyar menjadi Rp 15,7 milyar untuk tahun 2011.
IV.2.4.
Laba Kotor
Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Kotor adalah 24,06% untuk Laba Kotor setelah Kontribusi Joint Operation dan 21,54% untuk Laba Kotor sebelum Kontribusi Joint Operation. Angka-angka ini menunjukkan kontribusi laba dari Joint Operation yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan untuk tahun 2006 dan 2008, kegiatan Joint Operation tidak memberikan kontribusi positif. Hasil ini sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan kegiatan di bidang Joint Operation ini baik dengan mitra kerja lokal dan mitra kerja asing. Selain volume kegiatan Joint Operation yang meningkat, profitabilitas proyek-proyek Joint Operation juga mengalami peningkatan.
Perkembangan Usaha
67
IV.3. Perkembangan Arus Kas Perusahaan Perkembangan arus kas Perusahaan dalam lima tahun terakhir ini diikhtisarkan dalam Tabel IV.3. Dari tabel dimaksud, dapat ditampilkan rata-rata pertumbuhan Arus Kas Perusahaan dalam lima tahun terakhir bertumbuh 1,26%. Tabel IV.3 Perkembangan Arus Kas Tahun 2007-2011 (dalam jutaan Rupiah )
Tahun Pos Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas untuk Aktivitas Investasi
2008
2007
Perubahan Rata-rata 5 Tahun (%)
2011
2010
2009
838.419
209.924
887.192
(454.505)
627.127
86,44
(815.529)
(417.106)
(209.176)
(119.870)
(57.558)
94,42
458.508
(146,94)
1.028.077
(93,01)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
(6.279)
223.999
(518.560)
260.985
Kenaikan (Penurunan) Kas Bersih
16.611
16.817
159.456
(313.390)
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
1.227.705
1.210.888
1.051.432
1.364.821
336.745
74,72
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
1.244.316
1.227.705
1.210.888
1.051.431
1.364.822
(1,26)
Berdasarkan kelompok arus kasnya, secara konsisten Perusahaan menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi. Pada kenyataannya, kenaikan Kas Bersih untuk tahun 2011 ini, yaitu sebesar Rp 16,61 milyar, berada di bawah tahun 2010 yang kenaikan Kas Bersihnya mencapai sebesar Rp 16,82 milyar.
Perkembangan Usaha
68
IV.4. Perkembangan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perubahan Ekuitas Perusahaan selama lima tahun terakhir ini sebagai berikut: Tabel IV.4 Perkembangan Perubahan Ekuitas Tahun 2007-2011 (dalam jutaan Rupiah )
No.
2011 1 Saldo Laba Awal Tahun 2 Laba/Rugi Bersih Tahun Berjalan 3 Laba Komprehensif 4 Pembagian Deviden Kas 5 Dana PKBL
2010
2008
2007
1.532.941
1.384.640
1.291.212
402.258
60,50
354.499
284.922
189.222
156.034
129.139
18,64
11.876
-
-
-
-
(99.723)
(56.810)
(45.523)
(34.908)
-
32,68
(8.548)
(5.676)
(4.551)
(3.491)
(1.127)
63,68
3.589
3.921
-
-
-
(5.640)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(1.013)
-
-
7 Disagio Saham diperoleh kembali
9.260
8 Eksekusi Opsi Saham
2.573
9 Tantiem
Saldo Ekuitas
2009
1.801.624
6 Kompensasi Berbasis Saham
Saldo Laba Penerbitan (Pembelian Kembali) 10 Saham Selisih Kurs Penjabaran Lap. 11 Keuangan Selisih Perubahan Ekuitas 12 Perusahaan
Perubahan Rata-rata 5 Tahun (%)
Tahun
Pos Arus Kas
15.517 -
-
2.071.561
1.774.483
1.522.069
-
34.563
(4.924)
-
(7.422)
2.071.561
1.408.847
529.257
47,87
(24.207)
761.955
(231,36)
6.983
-
-
-
-
8.813
-
-
-
1.801.624
1.532.941
1.384.640
1.291.212
7,26
Berdasarkan tabel tersebut di atas, tampak bahwa Saldo Ekuitas Perusahaan terus menerus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir ini, yaitu dengan rata-rata peningkatan 7,26%. Hal ini ditunjang oleh meningkatnya Laba Bersih Konsolidasi Perusahaan secara terus menerus selama lima tahun terakhir ini (rata-rata peningkatan 18,64%).
Perkembangan Usaha
69
IV.5. Perkembangan Rasio Keuangan Perusahaan Perkembangan rasio keuangan Perusahaan dalam lima tahun terakhir diikhtisarkan sebagai berikut: Tabel IV.5 Perkembangan Rasio Keuangan Tahun 2007-2011
No.
Tahun
Pos Arus Kas 2011
2010
2009
2008
2007
A
Likuiditas
1
Current Ratio
113,88%
140,65%
144,30%
144,45%
165,21%
2
Acid Test Ratio
96,86%
138,73%
72,41%
67,47%
98,54%
3
Cash Ratio
24,27%
33,71%
34,99%
29,04%
61,15%
B
Rentabilitas
1
Gross Profit Ratio
9,86%
11,18%
9,80%
6,80%
8,38%
2
Operating Ratio
8,20%
7,93%
7,36%
4,39%
5,62%
3
Net profit Ratio
5,05%
4,73%
2,87%
2,38%
3,01%
4
Rate of Return On Equity
20,65%
18,79%
14,08%
12,35%
11,11%
5
Rate of Return Of Invesment
4,42%
7,69%
7,26%
4,87%
5,78%
C
Solvabilitas
1
Debt to Equity Ratio
253,20%
242,53%
265,17%
310,00%
355,66%
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilakukan evaluasi perkembangan atau kecenderungan rasio keuangan Perusahaan selama lima tahun terakhir ini, sebagai berikut:
IV.5.1.
Rasio-rasio Likuiditas
Rasio-rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya. 1) Current Ratio Rasio Lancar (Current Ratio) Perusahaan untuk tahun 2011 adalah 113,88% atau turun dibandingkan dengan pencapaian tahun 2010, yaitu 140,65%. Artinya, angka ini tetap menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya dari aset-aset lancar yang dimiliki, yang jauh melebihi batas wajar yaitu 100%.
Perkembangan Usaha
70
2) Acid Test Ratio Acid Test Ratio Perusahaan untuk tahun 2010 berada dalam ambang batas yang mengkuatirkan karena hanya mencapai 96,86%. Acid Test Ratio menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek dengan asetaset lancar tidak termasuk Persediaan. Artinya, tanpa memasukkan Persediaan, kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya kurang baik, yaitu di bawah batas yang sehat (100%). Pencapaian ini jauh lebih rendah dibandingkan dari tahun 2010, yaitu 138,73% yang artinya ketergantungan terhadap Persediaan mengalami penurunan sebagai hasil dari efisiensi sistem pengadaan yang tersentralisasi yang diterapkan Perusahaan. 3) Cash Ratio Cash Ratio Perusahaan untuk tahun 2011 adalah 24,27%, yang menurun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 33,71%. Artinya, kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya dengan dana Kas dan Ekuivalen Kas relatif stabil.
IV.5.2.
Rasio-rasio Rentabilitas
Rasio-rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan Perusahaan dalam hal menghasilkan pengembalian yang berasal dari operasional maupun investasi dan Ekuitas Pemilik. 1) Gross Profit Ratio Rasio Laba Kotor (Gross Profit Ratio) Perusahaan di tahun 2011 adalah 9,86% atau menurun dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 11,18%. Meskipun pada tahun 2011 Penjualan Perusahaan mengalami peningkatan, namun Beban Pokok Penjualan tahun 2011 juga meningkat terhadap Penjualannya dibandingkan tahun 2010 (tahun 2011, Penjualan mencapai 128,54%, sedangkan Beban Pokok Penjualan mencapai 129,47%). 2) Operating Ratio Rasio Laba Usaha (Operating Ratio) di tahun 2011 adalah 8,20% atau meningkat dibandingkan tahun 2010, yaitu 7,93%. Dalam hal ini, di tahun 2011 peningkatan Beban Usaha relatif terhadap angka Penjualan pada tahun 2011 adalah 8,05%, sedangkan tahun 2010 adalah 3,25%.
Perkembangan Usaha
71
3) Net Profit Ratio Pencapaian Rasio Laba Bersih (Net Profit Ratio) untuk tahun 2011 adalah 5,05%. Pencapaian ini adalah yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, serta mencapai 1,32 kali dibandingkan pencapaian Net Profit Ratio tahun 2010, yaitu 4,73%. Nilai peningkatan yang signifikan ini terutama adalah karena meningkatnya Pendapatan bunga 2011 dibandingkan tahun 2010. 4) Rate of Return on Equity Rasio Pengembalian terhadap Ekuitas Pemilik (Rate of Return on Equity – ROE) untuk tahun 2011 adalah 20,65%, atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 18,78%. Meskipun di tahun 2011 terjadi peningkatan Modal Sendiri, namun, peningkatan tersebut secara relatif masih di bawah peningkatan Laba Bersih Konsolidasi. 5) Rate of Return on Investment Untuk Rasio Pengembalian terhadap Investasi (Rate of Return on Investment – ROI) untuk tahun 2011 ini mencapai 4,42% atau menurun dibandingkan dengan pencapaian ROI tahun 2010, yaitu sebesar 7,69%. Artinya, pada tahun 2011 ini, tingkat pengembalian terhadap Capital Employed (Total Aset dikurangi Aset dalam Penyelesaian) adalah menurun, walaupun Perusahaan mampu mencetak Laba Bersih yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
IV.5.3.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur pendanaan Perusahaan yang bearsal dari pinjaman pihak ketiga dibandingkan Ekuitas Pemilik atau Modal Sendiri. 1) Debt to Equity Ratio Rasio Hutang terhadap Ekuitas Pemilik (Debt to Equity Ratio) untuk tahun 2011 ini mencapai 253,20% atau meningkat jika dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 242,53%. Artinya, pendanaan yang berasal dari Hutang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Selama lima tahun terakhir ini, Debt to Equity Ratio Perusahaan relatif mengalami penurunan yang menunjukkan semakin berkurangnya ketergantungan Perusahaan terhadap pinjaman dari pihak ketiga.
Perkembangan Usaha
72
BAB V TINDAK LANJUT RUPS PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK
Dalam bagian ini disajikan hal-hal penting yang berkaitan dengan tindak lanjut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. Selama tahun 2011, Perseroan telah mengadakan sejumlah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang hasil tindaklanjutnya diikhtisarkan di bawah ini. V.1. Tindak Lanjut Keputusan Dewan Komisaris dalam Rapat Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2010 Keputusan Dewan Komisaris sesuai urutan Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris dan tindaklanjut (dalam cetak miring setelah setiap butir Keputusan) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2011, sebagai berikut: 1) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham usulan untuk Penjualan Aset tetap berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di Makasar dengan rincian sebagai berikut : Luas Tanah : 809 M2 Luas Bangunan : 271 M2 Harga Perolehan : Rp. 142.072.000 Nilai Buku : Rp. 142.072.000 Tanggapan : Penjualan Aset belum dapat dilaksanakan sehubungan proses pengurusan fisik lahan. 2) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham usulan untuk Penambahan Penyertaan Modal kepada PT Wijaya Karya Realty berupa inbreng aset sebagai berikut: •
Tanah dan Bangunan di Jalan D.I. Panjaitan Kav. 3-4 Jakarta.
•
Properti Klub Tamansari yaitu sport club tamansari persada kemala, sport club tamansari persada raya, sport club bali view, sport club tamansari bukit bandung, dan sport club tamansari persada bogor.
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
73
Tanggapan : Telah disetujui dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RISKOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011 dan telah disahkan rencana Inbreng WIKA ke PT WIKA Realty dengan nilai sebesar Rp 95 miliar untuk aset dan Rp 50 miliar dalam bentuk cash dalam Risalah RUPS-LB PT WIKA Realty tanggal 13 Oktober 2011. Pengembangan Tanah dan Bangunan di Jalan D.I. Panjaitan Kav. 3-4 Jakarta dilakukan oleh PT WIKA Realty dengan mekanisme pengembangan bisnis Hotel, Apartemen dan Condotel. 3) Menyetujui penambahan penyertaan modal kepada PT Wijaya Karya Realty dari pengalihan piutang afiliasi sebesar Rp 50 miliar. Tanggapan : Surat Direksi PT wijaya Karya (Persero) Tbk. Nomor : KU.02.01/A.DIR.1489/2011 tanggal 23 Juni 2011 Perihal : Permohonan Persetujuan atas Peningkatan Modal Disetor WIKA Realty melalui Inbreng dan Konversi Piutang. Telah disetujui rencana Inbreng WIKA ke WIKA Realty dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RISKOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011. 4) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham tentang usulan Perubahan Anggaran Dasar sehubungan dengan Pelaksanaan Program ESOP / MSOP. Tanggapan : Pelaksanaan Program ESOP / MSOP telah dilakukan pada 18 Mei – 28 Juni 2011, dan akan kembali dilakukan pada bulan November 2011. Penambahan Modal Disetor melalui Program ESOP/MSOP sebesar 21.612.500 saham, sehingga Jumlah Modal Ditempatkan/Disetor Penuh setelah Window Evercise VII menjadi 6.023.153.000 saham. 5) Menyetujui penarikan pinjaman modal kerja dengan plafon sebesar Rp 1,0 triliun berupa Cash Loan dan Plafon tertarik Non Cash Loan sebesar Rp 6,5 triliun. Tanggapan : Realisasi pemakaian CL per September 2011 sebesar Rp 391 miliar dari Plafond CL yang tersedia Rp 1 triliun. Jumlah NCL tertarik per September 2011 sebesar Rp 3.072 miliar dari Plafond NCL tersedia sebesar Rp 6,5 triliun. 6) Menyetujui pengagunan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan yang mempunyai nilai buku sebesar Rp 136,76 miliar dalam rangka memenuhi persyaratan kredit dan penerbitan surat hutang yang diperlukan Perusahaan. Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
74
Tanggapan : Sampai bulan September 2011, posisi aset yang diagunkan dalam rangka memenuhi persyaratan kredit pada Bank Mandiri dan Bank BRI adalah sebesar Rp 27,41 miliar. 7) Menyetujui secara prinsip program pengembangan usaha yang pelaksanaannya diminta kepada Direksi untuk menyampaikan terlebih dahulu hasil kajian dan studi kelayakan atas setiap usulan proyek-proyek investasi berikut dibawah ini kepada Dewan Komisaris: a) Penambahan setoran modal pada PT Marga Nujyasumo Agung MNA) sebesar Rp 60 miliar. Tanggapan : WIKA akan menyetorkan setoran modal sebesar Rp 20 miliar agar ada kemungkinan nilai yang lebih besar diperoleh WIKA, mengingat adanya peluang dari tawaran Astra Insfrastructure yang sudah menyatakan minatnya mengambil 20% shre WIKA. b) Penyetoran dana pada PT WIKA Jabar Power sebesar Rp 17,05 miliar sebagai biaya pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tampomas, Sumedang Jawa Barat. Tanggapan : Penyetoran sisa penyertaan akan dilakukan, Direksi PT WIKA Jabar Power akan menyiapkan perhitungan dan mekanisme penyetoran dana yang akan digunakan untuk pembebasan lahan dan fasilitas untuk pengeboran. c) Pendirian Pabrik Ekstraksi Aspal Buton (kapasitas 50.000 ton) senilai Rp 50 miliar. Tanggapan : Saat ini sedang dilakukan uji coba produksi dengan peralatan Turbo Dryer dari USA, yang masih akan terus dilaksanakan hingga akhir 2011, untuk membuktikan kelayakan proyek. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp 15,59 miliar.
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
75
d) Penyertaan perusahaan patungan atau kerjasama pengembangan Pelabuhan Batu Ampar senilai Rp 30 miliar.
operasi
untuk
Tanggapan : Telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Pelindo I (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam tentang Kerjasama Pengembangan Peti Kemas Pelabuhan Batu Ampar Sisi Utara Batam dengan Nomor : KEP-174/MBU/2011 tanggal 25 Juli 2011. Nota Kesepahaman Pembiayaan telah ditandatangani antara Konsorsium Pelindo I, WIKA, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam dengan Bank BNI pada tanggal 9 September 2011. e) Penyertaan perusahaan patungan atau kerjasama pengembangan infrastruktur sebesar Rp 45 miliar.
operasi
untuk
Tanggapan : Telah dibentuk konsorsium antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Pelindo III (Persero), Angkasa Pura I (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Bali, Hutama Karya (Persero), Amarta Karya (Persero), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Akan dilakukan setoran penyertaan sebesar Rp 9 miliar pada Oktober 2011. f) Prefinancing pada proyek pembangkit listrik dengan system Build Operated Transfer (BOT) atau Build Operated Own (BOO) sebesar Rp 150 miliar. Tanggapan : PLTD Bali sudah selesai proses konstruksi dan sudah menjual listrik ke PLN pada bulan Maret 2011. Untuk PLTD Ambon sudah dilakukan pemasangan genset Niigata dengan kapasitas 4 x 6,2 MW, sedangkan untuk PLTMG 50 MW Borang saat in sedang dalam proses konstruksi. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp 329 miliar. g) Pengadaan lahan (Land Bank) untuk pengembangan usaha PT WIKA realty sebesar Rp 50 miliar. Tanggapan : Telah diputuskan untuk membeli tanah di Gadog, Kab Bogor untuk WIKA Learning Centre seluas 9,2 ha, berikut bangunan, infrastruktur dan tanaman dengan harga Rp 14,5 miliar. Pembayaran dilakukan dalam 2 tahap, tahap I untuk tanah yang bersertifikat Hak Milik senilai Rp 5,96 miliar, telah ditandatangani APJB nya pada tanggal 16 September 2011. Tahap II untuk tanah dengan status Tanah Girik senilai Rp 8,54 miliar akan dilakukan partial sesuai kelengkapan dokumen. Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
76
h) Prefinancing pada proyek Oil & gas Infrastructure ( LPG Spherical Tank Terminal ) sebesar Rp 41 miliar. Tanggapan : WIKA telah kalah dalam tender, dana akan dialihkan ke investasi IPP. Program pengembangan usaha tahun 2011 bersifat terbuka, yaitu tidak tertutup kemungkinan bagi Direksi untuk menggantikan sasaran proyek yang sudah direncanakan apabila dalam perjalanannya ada peluang investasi yang lebih baik. Dengan tetap mengacu kepada batasan kemampuan perusahaan untuk mengeksekusinya dengan dimintakan persetujuan dari Dewan Komisaris. 8) Menyetujui secara prinsip penarikan pinjaman bank/lembaga keuangan lainnya untuk “Kredit Investasi” dalam rangka pengembangan usaha WIKA dengan tetap mengacu kepada batasan kemampuan keuangan perusahaan, untuk mengeksekusinya akan disampaikan permohonan izin tersendiri kepada Dewan komisaris pada saat proyek/investasi tersebut akan diperoleh/dilaksanakan. Tanggapan : Beberapa proyek/investasi telah disampaikan kepada Komisaris untuk mendapatkan persetujuan antara lain Proyek PLTD 25 MW Ambon, Proyek PLTG 20 MW Rengat, Proyek PLTU 2 x 400 MW Jambi dan PLTGU Bangkanai 120 MW Kalimantan Tengah.
V.2. Tindak Lanjut Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun 2011 Keputusan RUPS Tahunan 2011 yang diadakan tanggal 12 Mei 2011 sesuai urutan Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat (dan tindaklanjut dalam cetak miring setelah uraian Keputusan), sebagai berikut: 1) Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk didalamnya Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2010; 2) Persetujuan dan Pengesahan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2010;
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
77
3) Penetapan Penggunaan Laba Bersih tahun Buku 2010; 4) Penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2011 dan Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2011; 5) Penetapan Tantiem Tahun 2010, Gaji dan Honorarium serta tunjangan lainnya untuk Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2011; 6) Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan penambahan modal Perseroan dalam rangka ESOP / MSOP yang telah diputuskan oleh RUPS. Tanggapan : Keputusan RUPS Tahunan 2011 butir 1 sampai dengan 6 telah ditindaklanjuti.
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
78