=9.1/ti l>j/111:::,(!s PENERAPAN AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA PRINSIP MUDHARABAH
(Studi Kasus Pada BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni) Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) PE;.~~
\J1r-J (:,\-
r r- , , , ,;•""':._
Di susun oleh : FAJAR RAH1\1AN NIJ\1:: 104046101677
KOSENTRASIPERBANKANSYARIAH PROGRAJ\1: STUDI l\1:UAJ\1:ALAT (EKONOJ\1[1 ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUIVI UNIVERSITAS ISLAJ\1: NEGERI SYARIF HIDAYATULJ_,AH JAKARTA 1429 HI 20081\1:
'·'°' 1
j·-ii:J J.---,:<.. -
.l .,
_, /··
PENERAPAN AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA PRINSIP MUDHARABAH (Studi Kasus Pada BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh
Fajar Rahman NIM: 104046101677
Di Bawah Bimbingan )embimbing I
Pembimbing II
/
Supriono, SE, MM
trrS:H.Hasan l!IP. 150 268 59
KOSENTRASI PERBANIUN SYARlAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUlVl UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIUAYATULLAH JAl(ARTA 1429 HI 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul "ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI l'ENGHIMPUNAN DANA PRINSIP MUDHARABAH (Studi Kasus Pada BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Progr~m Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 23 Juni 2008 Mengesahkan,
"'
. H. Muhammad Amin : 50 210 422 PANITIA UJIAN I. Ketua
Euis Amalia, M.Ag NIP. 150 289 264
2. Sekretaris
Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I
Drs.H.Hasanuddin, M.Ag NIP. 150 268 590
4. Pembimbing II
Supriono. SE, MM
5. Penguji I
Drs.H.Odjo Kusnara. N, M.Ag NIP. 150 060 388
6. Penguji II
Edy Setiadi, SE, MM
~uma,
SH, MA, MM
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S l) di Universitas Islam Nege1i SyarifHidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan irui telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universita:i Islam Negeti Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hati terbukti bahwa ini bukan mernpakan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain maka saya bersedia menelima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakruia.
Jakarta, 25 Mei 2008
Fajar Rahman
ABSTRAK
Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan tidak membedakan nama produk, tetapi melihat pada akad wadiah dan akad mudharabah. Apapun nama produk, yang harus diperhatikan adalah akad yang dipergunakan atas produk tersebut, karena ha! ini sangat terkait dengan besaran hasil usaha yang akan diperhitungkan dalam pembagian hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik dana atau deposan (shahibul maal) dengan bank syariah sebagai pengelola (mudharib). Bank Islam harus memiliki sistem akuntansi yang mempunyai nilai pe1ianggungjawaban, keadilan dan kebenaran yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam. Ketiga nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang umum dalam operasional akuntansi perbankan syariah. Sistem akuntansi pada perbankan syariah memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan sistem akuntansi perbankan konvensional. Perlakuan akuntansi pada transaksi tabungan mudharabah dan deposito mudharabah oleh nasabah kepada bank syariah. Sekilas orang akan menyangka sifat dan bentuk tabungan mudharabah dan deposito mudharabah ini sama saja dengan tabungan dan deposito konvensional. Padahal bila dicermati lebih jauh, keduanya sangat berbeda sifatnya, sehingga akan berbeda pula perlakuan akuntansinya. Dalam konteks akuntansi konvensional, dari akuntansi tabungan dan deposito akan diperlakukan sebagai utang 'mumi' bank (sisi liability), sehingga bila dilihat pada penyajian dalam neraca, maka deposito itu akan mun cul pad a 'utang atau kewajiban' jangka pendek. Dalam bank syaiiah tidak demikian halnya, sifat deposito mudharabah pada hakikatnya mempunyai posisi antara utang dai1 modal. Mengapa, karena bank tidak mempunyai kewajiban 'penuh' mengembalikan deposito tersebut mai1akala te1jadi kerugian. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana konsep akuntansi penghimpunan dana akad mudharabah serta penerapaimya di dalam perbankai1 syariah dan aplikasi akuntansi syaiiah yang tertuang dalam Pemyataai1 Standar Akuntfillsi Keufillgan (PSAK) nomor 59 dan Pemyataan Stalldar Akuntfillsi Keuangfill (PSAK) nomor 105 serta Pedoman Akuntfillsi Perbaiikan Syariah Indonesia pada tabungan mudharabah dan deposito mudharabah pada BTN Syariah melalui observasi. PSAK Nomor 59 dall PSAK Nomor I 05 serta Pedomfill Akuntallsi Perballkfill Syariah Indonesia telah di implementasikfill pada produk penghimpunfill dana yfillg terdapat pada BTN Syariah yaitu tabungfill mudharabah dai1 deposito mudharabah. Tabungfill mudharabah dall deposito mudharabah adalah tabungan atau deposito yfillg dijalankall dengfill menggunakai1 akad mudharabah, dimfilla deposfill (shahibul maal) menyediakm daiia berupa investasi untuk dikelola oleh mudharib 0Jank). Kemudim hasil usaha ymg didapat dari pengelolaan mudharabah akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad. Dalam proses pencatatan dan perhitungan distribusi bagi hasil tabungm mudharabah dan deposito mudharabah inilal1 PSAK Nomor 59 dai1 PSAK Nomor I 05 se1ia P APSI dijadikm pedomai1.
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Penulis menyampaikan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridha dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Penulis Menghaturkan shalawat serta salam kepada Nabi dan Rasul Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat dan bahkan umatnya, Ins ya Allah dan mudah-mudahan kita ada didalamnya. Skripsi yang be1judul "Penerapan Aklllltansi Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah pada BTN Unit Usaha Syariah" dapat diselesaikan penulis. Penulis menyusun skripsi ini dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana (SJ) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) di Fak:ultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeti SyruifHidayatullah Jakarta. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan slaipsi ini bukan semata-mata penulis pribadi, namun juga kru·ena bru1tuan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih lcepada: I.
Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. Selalru Dekru1 Fakultas Syruiah dan Hukum Universitas Islrun Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Euis Amalia, M.Ag, selak:u Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fak:ultas Syariah dan Hulrum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Ah. Azharnddin, M.Ag, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syaiiah dan Hukum Universitas !slain Negeri Syarif Hidayatullah Jakaiia.
4.
Bapak Hasanuddin M.Ag dan Bapak Supriyono, SE, MM selaku dosen pembimbing alas kesediaaimya memberikan waktu luai1g kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan-masukaimya sehingga penulis dapat menyelesaikai1 skripsi ini.
5.
Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islain Negeri Syaiif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga ai11al kebailcannya mendapat balasai1 di sisi Allah SWT.
6.
Pimpinan dai1 Staf Perpustakaan Pusat dai1 Perpustalcaan Syai·iah dai1 Hukum Universitas Islam Nege1i Syarif Hidayatullah Jal,arta yang telah banyak membantu menye!esaikai1 skripsi dengan berbagai referensi.
7.
Bapak Edy Setiadi, SE, MM Pimpinan BTN KCS Jakatia Harmoni yang telah memberilcan tempat penelitian penulisan skripsi. Kepada Bapak Herry, SE, M.Si dan Bapak Ir. Ali Muntoro serta Ibu Pipih, SEI yai1g telah meluangkan waktu untuk membantu penulis melakukai1 penelitiaJI serta memberikan data yaJig dibutuhkat1 untuk menyelesailcan skripsi ini. Kepada seluruh karyawan BTN Syariah. TI1atik's for you all.
8.
Untuk Ayahanda Suhartono dat1 Ibunda tercinta Sri Mulyati yaJig telah memberikan dukungan moral daJI materialnya serta doa yang tiada henti
untuk ananda semoga Allah SWT memberikan usia yang penuh keberkahan dan membalas segala kebaikannya. 9.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan semoga kebaikan dan bantuan kepada penulis manjadi amal ibadal1 dan mendapat Ridha dad Allah SWT. Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam pembuatan skripsi
ini. Untuk itu klitik dan saran ldranya dapat lebih memperbaiki skripsi ini. Semoga sklipsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan khususnya bagi umat manusia, serta bagi perkembangan perbankan syruiah di Indonesia. Semoga Allah senantiasa meddhai aktivitas kita berjuang di jalru1-Nya serta menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang bahagia di dunia dan akhirat. J akruta, 25 Mai 2008
Penulis,
DAFTARISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i Daftar Isi..................................................................................................................... iv Daftar Tabel.. ............................................................................................................ vi Daftar Gambar........................................................................................................ vii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah.................................................. ................................ 1 B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah ............................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 7 D. Review Study Terdahulu................................................................................ 8 E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan........................................................ 9 F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 10
BAB II Akuntansi Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah A. Akuntansi Islam............................................................................................. 12 1. Sejarah Akuntansi Islam .......................................................................... 12
2. Pengertian Akuntansi Islam...................................................................... 15 3. Landasan Hukum Akuntansi Islam........................................................... 17 B. Konsep Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah Pada Bank Syariah........ 20 1. Pengertian Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah............................ 20 2. Landasan Hukum ...................................................................................... 32 3. Rukun dan Syarat.................................................................................... 34
4_ Distribusi Pendapatan _______________________________________ ...................................... 36 C. Perlakuan Akuntansi Penghimpunan Dana dengan Prinsip Mudharabah ..... 43
BAB III Gambaran Um um BIN Syariah Caba11g Jakarta Hannoni A. Sejarah singkat BTN Syariah ......................................................................... 51
B. Visi. m isi BTN Syariah ---··--···-····-·-··-···-·····-···-······-······································ .. 53 C. Struktur Organismii di BTN Syariah ....... --·-·--·········-····-····-···--········--···-······-·· 53 D. Produk-produk BTN Syariah ............... :......................................................... 56
BAB JV Penerapan Aknntansi Pengltimpunan Dana Prinsip Mudharabalr A. Praktek Penghimpunan DanaPrinsip Mudharabah BTN Syariah .................. 67 B. Mekanisme Perhitungan Pendapatan Prinsip Mndharabah BTN Syariah ..... 73 C_ Perlaknan Akuntansi Penghimpunan DanaPtinsip Mudharabah BTN Symiah ...... ··-·····---···--··-······-····---·········-··········-·············································· 83
BAB V Penutu11 A. Kesimpulan ................................................................................................... 100
B. Saran ............................................................................................................. 101 Daftar Pnstalrn...................................................................................................... 101 Lampiran Stmktur Bank Symiah Kantor Cabruig Syariali (Aktivitas Utama).......................... 105 S truktur Bank Syatiah Kan tor Cabruik Syariah (Pemegang Jabatan Pekerjaan )..... 106 Stmktur organ isasi Divisi atau Unit U saba Syariah .................................... 107
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perhitungan Distribusi Hasil Usaha .................................................. 39
Tabel 4.1
Distribusi Pendapatan Bagi Hasil DPK (Maret 2008) Di BTN Unit Usaha Syariah .................................................................................... 73
DAFT AR GAMBAR Gambar2 1
H11bungan Bank chm Nasabah Dalmn AJrndMudharabah .... ......... 27
Gambar3.l
Pembiayaan KPR BTN Syaiiah (J11furabahah) ........................... 59
Gambar3.2
Pembiayaan MultigunaBTN Syariah (Murabahah) .. .................. 61
Gambar3.3
Pembiayaan Musyarakah B'fN Syariah .... _.. _... ·-- ___ .. _............. 63
Gambar 3 .4
Pembiayaan
Gambar 3.5
Pembiayaan Jstisfma. ___ ........... _.. _...... ·-- ........................... 66
M~1dharabah
Modal Kerja BTN Syariah ................ 65
vii
BABI PENDAHUJLUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan di Indonesia dimnlai pada tahun 1992 dengan berdiri Bank Muamalat Indonesia (BMI). Bank Muamalat Indonesia berdiri sebagai tidak lanjut daii hasil lokakarya "Bunga Bank dai1 Perbankai1" di Cisarua Jawa Baral yai1g diselenggarakan oleh Majelis Ulaina Indonesia. Berdirinya Bank Muamalat Indonesia sungguh menggembirakai1 karena menawarkan model perbankan baru yai1g menjanjikan dengan sistem bagi hasil. Bank umum syaiiah didirikan pertama di Indonesia Tahun 1992 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Talmn 1992 Tentang Perbankan dan Peraturan Pemelintah Nomor 72 Tahun 1992, tentang bank beroperasi berdasai·kan plinsip bagi hasil. Sesuai perkembangan perbaitlrnn syaiia11 maka Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbaitl(an disempurnakai1 dengai1 UndangUndai1g Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Unda11g-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbanka11. Dalain Undang-Undang Nomor 10 Talmn 1998 tersebut telah mencakup hal-hal yang berkaitan dengan perbrullian syariah. 1 Dengan dikeluarkan Undang-Undang Nomor IO Talmn 1998 sebuah bank dapat beroperasi dengan sistem bagi hasil. Dalam Unda11g-Undang tersebut diatur 1
Sofyan S.Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, Cet.Ke-2, h. 2-3
(Jakarta, LPFE-Usakti, 2006),
2
dengan rinci landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Bank symiah adalah lembaga inte1mediasi yang kegiatan pokoknya menghimpun dana dmi masyarakat dalmn bentuk tabungan, giro dan deposito serta menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalmn bentuk pembiayaan yang menghasilkm1 marjin, pembiayaan yang menghasilkm1 bagi hasil, dm1 ijarah yang menghasilkm1 pandapatan sewa. Dalfilll bank syaiiah penghimpunm1 dana dari masyarakat yang dilakukan tidak membedakan nmna prodnk, tetapi melihat pada akad yang digunakan yaitu akad wadiah dan akad mudharabah. Apapun nama produk, yang harus diperhatikan adalah akad yang dipergunakan atas produk tersebut, karena ha! ini sangat terkait dengan besaran hasil usaha yang akan diperhitungkan dalmn pembagim1 hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik dana atau deposm1
(shahibul maal) dengan bank syariah sebagai pengelola (mudharib ). 2 Pertama: Akad wadiah, di sini dapat diartikan sebagai titipan dmi satu pihak kepihak lain, baik individu maupw1 badan hukum yang hams dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendaki. 3 Kedua: Akad mudharabah adalah akad kerjasfillla kemitraan antara dua pihak yaitu pihak pertfillla sebagai penyedia dana dalfilll suatu usaha (shahibul maal), pihak kedua yang bertanggi.mg
2 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasi/ Usaha Bank Syariah, (Jakarta, PT Rasindo, 2005), Cet.Ke I, h. 18 3 Muamalat Institute Research, Training, Consulting dan Publikation, Hand Out Traning Perbankan Syariah, (Jakarta, Muamalat Institut, tth), h. 34
3
jawab atas pengelolaan dana (mudharib), dengan pembagian keuntungan sesuai dengan porsi (nisbah) yang disepakati bersama di awal. 4 Kemunculan bank-bank syariah menimbulkan tantangan yang besar bagi para pakar syariah Islam. Mereka harns mencaii dasar penerapan dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akutansi keuangan konvensional yang selama ini dikenal. Salah satu sumber utama untuk meraih kepercayaan publik adalah tingkat kualitas informasi yang dibeiikan kepada publik, dimana bank symiah harus mampu 111eyakinkm1 pnblik bahwa ia memiliki keman1puan dan kapasitas di dalam mencapai tujuan-tujum1 finansial maupun tujum1-tujuan yang sesuai dengan syariah Islam. Syariah Islam dalam konteks perbankm1 adalah perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usalia atau kegiatan lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah. Oleh karena itu kebutuhan pencatatan transaksi dalan1 sebuah sistem alcuntansi yang
te1iata merupakan
suatu ha!
yang sangat
penting.
Allah
SWT
memeiintahkan untuk melalcukan penulism1 secm·a benm· atas segala trm1saksi yang pemah te1jadi selama melalcukan muamalah, sebagai mana firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat: 282
4
Ibid., h. 48
4
Artinya: "Hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskan dengan benar.................. ". Fimmn Allah SWT. dalam Surat Al-Baqarah/ 2 : 282 tersebut, "faktubuhuu
(maka hendaklah ada yang menuliskannya) ", memberikan isyarat bahwa keberadaan akuntansi dalan1 sebuah lembaga keuangan atau transaksi merupakan tuntutan ajaran agama dan hukumnya bisa menjadi wajib adanya. Hal inilah karena melalui akuntansilah, seseorang dapat mengetahui secara baik dan benar laporan keuangan terhadap transaksi, neraca, atau laba rugi yang pemah dilakukan. 5 Bank Islam harus memiliki sistem akuntansi yang memp1myai nilai pe1ianggungjawaban, keadilan dan kebenaran yang tidak terpisahkan dali ajaran Islam. Ketiga nilai tersebut tentu saja telah rnenjadi prim:ip dasar yang umum dalarn operasional akuntansi perbankan syariah. Sistern akuntansi pada perbankan syaliah merniliki karakter tersendili yang berbeda dengan sistem akuntansi perbankan konvensional.
' adalah larangan dba atau bunga dalam Perbedaan yang sangat prinsipil praktek perbankan syariah dan differensiasi produk perbankan syariah yang lebih valiatif dan beragam bila dibandingkan dengan sistem perbankan konvensional. Dengan dernikian keberadaan akuntansi perbankan syariah sangat penting karena 5
Hasbi Ramli, Teori dasar Akutansi Syariah, (Jakarta, Rainasan, 2005), Cet.Ke-1, h. 16.
I ! f
5 ·------··---~--~-~------
I
L
\JiN SYAHIO
I
L----------------"-···"··~~--~-J
dapat menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengan bank syaiiah. Sekedar contoh, dalain indnstri perbankan syariah dikenal prodnk menggunakan
akad
wadiah,
mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
bai 'bi 'tsaman ajil, qardul hasan, salam, istishna dan lain sebagainya. Kesemna
jenis prodnk dan jasa ini tidak akan ditemnkan operasi dalain perbankan konvensional. 6 Karena kennikan prodnk atan jasa ini pnlalah, man tidak man hams ada stai1dar yang tidak hanya berbeda, tetapi tidak terdapat dalam standai· akuntansi konvensional. Pada tataran tertentu, kennikan tersebnt sekaligus memuncnlkan perlaknan akuntansi yang nnik. Sebagai contoh manakala terjadi transaksi deposito mudharabah oleh nasabah kepada bank syariah. Sekilas orang akan menyangka sifat dan bentuk deposito ini sama saj a dengan deposito konvensional. Padahal bila dicermati lebih jauh, kednai1ya sangat berbeda sifatnya, sehingga akai1
berbeda pnla
perlakuan
akunta11sinya.
Dalam konteks
akuntansi
konvensional, daii akuntansi deposito akan diperlakukan sebagai ntang 'mnrni' bank (sisi liability), sehingga bila dilihat pada penyajiai1 dalain neraca, maka deposito ir1 akan mnncul pada 'ntang atau kewajiban' jangka pendek. Dalain bank syariah tidak demikian halnya, sifat deposito mudharabah pada hakikatnya mempunyai posisi
6
antai·a utang dan modal. Mengapa,, karena bank tidak
M. Akhyar Adnan, AKUNTANSI SYARIAH Arah, Prospek dan Tantangan. (Yogyakarta, UlI Pess,2005), Cet.Ke-1,h. 55
6
mempunyai kewajiban 'penuh' mengembalikan deposito tersebut manakala terjadi kerngian. 7 Konsekuensi Iain dari sifat mudharabah adalah perlakuan akuntansi terhadap bagi hasil mudharabah. Dalam akuntansi konvensional, bunga yang dibayarkan oleh bank kepada nasabah akan dikategorikan sebagai beban tetapi ini tidak boleh terjadi di bank syariah, karena sifat mudharabah yang sebetulnya Iebih menyernpai equity dmipada liability. Oleh karena itu maka pemikir-pemikir muslim harus dan tetap mencari bahkan telah mernmuskan dasar bagi penerapan dan pengembangan stm1dar akuntansi bank syarial1 agar dapat beroperasi sesuai dengm1 prinsip-prinsip syarial1. Standar alcuntansi ini akan menjadi kunci sukses bagi bank syarial1 dalam melayani masyarakat sehingga dapat menyadikm1 infonnasi yang dapat dipercaya bagi pengguna bm1k symial1. Dengan latar belakang itu penulis ingin menulis skiipsi tentang "Analisa Penerapan Akuntansi Penghhnpunan Dana Prinsip Mudharabah (Studi Kasus Pada BTN Syariah Cabani~ Jakarta Harmoni)"
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan l\fasalah
Pemballasan mengenai bank syarial1 sangat luas karena bm1yaki1ya produk dan jasa ym1g ditawarkan oleh bank syarial1. Untuk itu pembal1asm1 hanya akan dibatasi pada produk penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syarial1
7
Ibid., h.55
7
bardasarkan akad mudharabah dan penerapan akuntans:i penghimpunan dana. Adapun perumusan masalah pada skripsi ini sebagai berilrnt; I. Bagaimana penghimpunan dana prinsip mudharabah pada BTN Unit Usaha Syariah? 2. Bagaimana perlakuan akuntansi penghimpunan dana prinsip mudharabah di BTN Unit Usaha Syariah telah mengacu pada PSAK 59 dan pada PSAKI 05?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan:
1. Untuk mengetahui teori penghimpunan dana primlip mudharabah dan akuntansi penghimpunan dana prinsip mudharabah 2. Untuk mengetahui penerapan perlakuan akuntansi penghimpunai1 dana pada PSAK diterapkan pada BTN Unit Usaha Syariah Manfaat dari penelitian ini adalah I. Bagi bank syariah lmtuk memberikan masukan tentang komitmen perlakuan akuntansi penghimpunan dana yang ada pada BTN Unit Usaha Syaiiah 2. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan tentang perlakuan akuntansi penghimpunan dana yang ada pada BTN Unit Usaha Syariah 3. Bagi pihak-pihak yang memerlukan untuk memberikan infonnasi dai1 gainbarai1 yang jelas mengenai perlakuan akuntansi penghimpunan dana pada BTN Unit Usaha Syariah
8
D. Review Study Terdahulu Berdasarkan skripsi yang terdahulu ada yang menulis "Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan pada BMT Al-Husnayain" oleh Siti Hairany NIM 102046125228 Jurnsan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hakum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia menuliskan Bagaimana teori dan konsep pembiayaan mudharabah dan murabahah pada BMT Al-Husnayain dan bagaimana perlakuan akuntansinya. Selain itu ada juga yang menulis "Aplikasi Akuntansi Pembiayaan Mudharabah dalam Bank Syariah (Studi kasus pada BNI Syariah Cabang
Fatmawati)" oleh Nurmaeli NIM 201046100861 Jurnsan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hakum UIN Symif Hidayatullah Jakarta. Dia membahas konsep pembiayaan mudharabah dan penerapan akuntansinya pada bmlli: syariah. Perbedaan pembahasan antara kedna skiipsi tersebut dengan skiipsi yang penulis susun ini pada ski"ipsi tersebut di atas yang diba11as adalah teori pembiayaan mudharabah dan akuntansi pembiayaan mudharabah, sedangkan penulisan skiipsi yang penulis Jakukan teori penghimpunan dmia prinsip mudharabah dan akuntansi penghimpunm1 dana prinsip mudharabah.
9
E. Metode Penelitian dan Teknil{ Penulisan Metode penulisan skripsi ini adalah menggunakan metode penulisan deskdptif analitis
yang
penghimpunan
berusaha dana
memberikan
dengan
gambaran
mengumpulkan
penerapan data,
akuntansi
menyusun
atau
mengldasifikasikan sifatnya menganalisa dan menginterpretasikan. Adapun menganalisa data tersebut adalah: 1.
Metode Penulisan a)
Melakukan analisis terhadap seluruh penghimpunan dana p1insip mudharabah beserta distdbusi bagi hasil yang ada pada BTN Unit
Usaha Syariah b) Menganalisis terhadap seluruh perlakuan akuntan:ii penghimpunan drum prinsip mudharabah di BTN Unit Usaha Syaiiah yang akan disesuaikan dengan PSAK c) Teknik pengumpulan data menggunakru1 penelitian kepustakaru1 dan penelitian lapangan. Sedangkan jenis data yang digunakan ru1tara lain Data primer yaitu wawancara, observasi, Al-Qur'an dru1 PSAK. Dan data sekunder yaitu data yang disajikan oleh BTN Unit Usaha Syariah 2.
Teknik Penulisru1 Teknik penulisan sla-ipsi ini berpedomru1 pada 'Pedoman Penulisan Skripsi tahun 2007' yang diterbitkru1 oleh Fakultas Syadah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, dengan beberapa pengecualian :
10
a) Dalam daftar pustaka al-Qur'an ditempatkan pada urutan pertama. b) Terjemahan Qur'an dan Hadits ditulis satu (!) spasi. sekalipun kurang dari lima bruis.
F. Sistematilrn Penulisan Untuk lebih terarah dalrun pembahasru1 skripsi ini penulis membuat sistematika pada masing-masing bab. Penulis membaginya dengan lima bab. Masing-masing bab terdiri dari sub bab yang merupakan penjelasru1 dari bab tersebut dan di akhhi dengan daftar pustaka dan lampinm. Sistematika penulisan adalah sebagai berikut: BABI
Pendahuluru1 Di dalamnya meliputi latar belakru1g masalah, pembatasan dan pemmusru1 masalah, tujuan dan manfaat penelitiru1, review study terdahulu, metode penelitiru1 dan teknik penulisan serta sistematika penulisan
BAB II
Akuntansi Penghimpunru1 Dana Prinsip Mudharabah Di dalamnya terdapat tiga bagian yang pertanm akuntansi IsJ3111 yang terdiri dari sejarah alcuntansi Islrun, pengertiru1 akuntansi Isl3!11, landasan hukuni akuntansi Isl3!11. K.edua alcuntansi penghimpunan dana prinsip mudharabah yang yang terdiri dari pengertiru1 penghimpunan dana prinsip mudharabah, landasan hukum, rukun dan syarat, distribusi pendapatan. K.etiga perlalcuan akuntru1si penghimpunan dana prinsip mudharabah.
II
pendapatan. Ketiga perlakuan akuntansi penghimpnnan dana prinsip mudharabah.
BAB III
Gambaran Umum BTN Syariah Cabang Jakarta Hanuoni Pada bah ini berisi Sejarah singkat BTN Syariah, visi dan misi BTN Syariah, strnktur organisasi di BTN Syariah dan produk-produk BTN Syariah
BAB IV
Penerapan Akuntansi Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah Pada bah ini berisi praktek penghimpunan dana prinsip mudharabah di BTN Syariah, mekanisme perhitungan pendapatan di BTN Syariah dan perlakuan akuntansi penghimpunan dana di BTN Unit Usaha Syariah
BABV
Penutup Pada bah ini merupakan kesimpulan dan saran dari pembahasan yang dilakukan.
BAB II AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA PRINSIP !WUDHARABAH
A. Akuntansi Islam 1. Sejarah Akuntansi
Perkembangan sejarah peradaban Islam, selalu diidentikan dengan apa yang pemah te1jadi di tanah kelahiran Rasulullah SAW mulai zamanjahiliyah hingga Rasulullah mengemban misi kenabian dan kerasulannya. Dengan demikian, runtutan kajian tentang perkembangan ilmu akuntansi syariah, barangkali dapat ditemukan dari sejarah peradaban !shun klasik hingga kini. Menurut catatan Muhammad Ghaisy al-Ghuti diceritakan, "menurut sejarah orang arab sejak zaman jahiliyah hingga ke zaman permulaan kerajaan Abbasiyah mereka menggunakan ilmu hisab dalam urusan jual beli, pembagian ghanimah, harta pustalca, menguknr luas tanah, timbangan talcaran dan sebagainya. 1 Perkembangan selanjutnya dilukiskan dalam buku "Teori Akuntansi Syariah: sebuah pengantar" yang menjelaskan ilmu akuntansi syariab perkembangan dari masa awal hingga kini. Secara kronologis dapat dijelaskan sebagai berikut. 2
1
Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, (Jakai1a, Salemba Empat, 2005), Edisi Revisi,
2
Ibid., h. 14
h. 13
13
Sesungguhnya sejarah akuntansi, sebagaimruia ditulis oleh ahli barat, menunjukru1 bahwa akuntansi secara umum atau apa yru1g dinrunakru1 dengall sistem pembukuan berpasallgan secara khusus tumbuh dan berkembang di Eropa, yaitu di Italia. Di ru1tara referensi yang dapat dilihat, baik yru1g berbahasa Arab maupun yang berbahasa Inggris, tidak kami dapati penyebutan apa pun tentang terjadinya di Negara Islrun. Boleh jadi pengabaiall perall negru·a Islam dalrun karena disengaja atau kru·ena pengembaJ1gaJ1 akuntru1si ketidaktahurumya. Sesllllgguhnya kita semua mcngetahui dengru1 baik peran yang dimainkall oleh negara Islrur. dalam pengembangall berbagai ilmu dall seni. Hal ini mencakup akuntansi keuru1gan. Secara kronologis perkembal1gru1 aklllltru1si di d1mia Islrun dapat diawali dengall
V allgermeersch
bahwa
tern pat
tumbulmya
sistem
pencatatru1
bcrpasallgan masih diperdebatkan. Ini berarti dia tidak menerima bahwa tempat turnbulmya sistem tersebut adalah di Italia. Dia beralasall bahwa sistem peucatatan berpasaJ1gaJ1 dalrun buku-buku akuntansi merupakall suatu metode untuk memilah-milah data sesuai dengall kaidah-kaidah khusus yang tel ah dikenal secara um um.
3
Di alltara yang patut diperhatikall adalah Pacioli menyebutkru1 di dalal11 bukunya bahwa sistem pencatatall berpasal1gm1 telah ada sejak lama. Dernikian juga De Rover, berpendapat bahwa bab yru1g terdapat di dalam buku Pacioli tentang akuntansi hanyala11 suatu bentuk nukilan dari apa yallg ada pada saat itu beredar di ru1tru·a para murid dall guru di sekolah aritrnatik dru1 perdagallgan (Venetian Schole) atau dalrun bahasa Inggris Schools of
Commerce and Arithmetic.
3
Ibid., h. 14
14
Di antara karya-karya tulis yang menegaskan penggunaan akuntansi dan pengembanga1111ya di Negara Islam, sebelum munculnya buku Pacioli, adalah adanya manuslaip yang di tulis pada tahun 765 HI 1363 M. Manuslaip ini adalah karya seorang muslim, yaitu Abdullah bin Muhammad bin Kayah Al Manzindarani, dan dibe1i judul "Risalah Falakiyah Kitab Al Siyaqat". Tulisan ini disimpan di perpustakaan Sultan Sulaiman Al-Qammi di Istambul Turki, tercatat di bagian manuslaip dengan nomor 2756, dan memuat tentang akuntansi dan sistem akuntansi di Negara Islam. Humf yang digunakan dalam tulisan ini adalah humf Arab, tetapi balrnsa yang digunakan terkadang bahasa Arab, tetapi bahasa Parsi dan terkadang juga bahasa Turki yang popular di Daulah Ustmaniyah. Bulru ini telah ditulis kurang lebih 131 tahun sebelum munculnya buku Pacioli. Memang buku Pacioli termasuk buku yang pertama kali dicetak tentang sistem pencatatan berpasangan, dan buku Al Mazindarani masih dalam bentuk manuslaip, belum dicetak dan belum diterbitkan. 4 Al Mazindarani berkata bahwa ada bulru-buku -barangkali yang dimaksudkan adalah manuslaip-manuslaip- yang menjelaskan aplikasiaplikasi akuntansi yang popular pada saat itu, sebelum ia menulis bulrunya dengan judul "Risalah Fala/dyah Kitab Al Siyaqat". Dia juga mengatakan bahwa secara pribadi, dia telah mengambil manfaat dari buku-buku itu dalam
4
Ibid., h.18
15
menulis buku "Risa/ah Falakiyah" tersebut. Dalam bukunya yang masih berbentuk manuskrip itu, al Mazindarani menjelaskan hal-hal beiikut: 5 a. Sistem akuntansi yang popular pada saat itu, dan pelaksanaan pembukuan yang khusus bagi setiap akuntansi. b. Macam-macam buku akuntansi yang wajib digunakan untuk mencatat keuangan. c. Cara menangani kekurangan dan kelebihan yakni penyetaraan.
2. Pengertian Akuntansi Islam Secara etimologi, kata akuntansi berasal daii bahasa Inggiis, accounting dalam bahasa Arabnya disebut "muhasabah" yang berasal dari kata hasaba,
hasibah, muhasabah, atau wazan yai1g lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya
menimbai1g,
memperhitungkan,
mengkalkulasi,
mendata
atau
menghisab. Y akni menghitung dengai1 seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. 6 Kata muhasabah berasal daii kata kerja hasaba, dan diucapkan juga dengan hisab, hasibah, muhasabah dan hisaba. Kata kerja hasaba tem1asuk kata ke1ja yang menunjukan adanya interaksi seseorang dengan orai1g lain. Pengertian seperti pada kalimat: "Menghitung untuk semua amalnya untuk dia balas sesuai dengan amalnya tersebut". Muhasabah 8ecara bahasa adalah
5 6
Ibid., h. 19 Hasbi Ramli, Teori Dasar Akutansi Syariah, (Jakarta, Rainasan, 2005), Cet.Ke-1, h. 12
16
'menimbang' atau 'memperhitungkan amal-amal manusia yang telah diperbuatnya'. 7 Secara Jughawi 'bahasa' dapat dipahami bahwa kata muhasabah sama dengan kata hisab. Keduanya mernpakan akar dari kata .hasaba, dan bennakna 'menghitung dan menimbang semua amalan manusia dan tingkah lakunya sesuai dengan apa yang tercatat dan terdaftar'. Tapi kata hisab juga mempunyai arti lain dalam bahasa, yaitu mernpakan akar dari kata kerja hasaba, yang berarti 'mengkalkulasi dan mendata'. Menghisab sesuatu juga
bisa berarti mendatanya, menynsunnya, dan mengkalkulasinya. Jadi bisa mengatakan hasaba, has ban, hisabatan dan hisaban. 8 Menurnt ulama fiqih, kata muhasabah mempunyai dua pengertian pokok, yaitu: 9 Pengertian pertama. Muhasabah dengan arti musa-alah (perhitungan) clan munaqasah (perdebatan), kemudian dilanjutkan dengan pembalasan yang
sesuai dengan catatan perbuatannya dan tingkah lakunya serta sesuai pula dengan syarat-syarat yang telah disepakati. Pengertian kedua. Muhasabah dengan arti pembukuanipencatatan keuangan
seperti yang diterapkan pada masa awal munculnya Islam. Juga, diartikan dengan perhitungan modal pokok serta keunttmgan dan kerngian.
7
Husein Syahatah, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, penerjemah Husnul Fatarib, Le (Jakarta, Akbar Media Eka Sarana, 2005), Cet.Ke-2, h. 30 8 Ibid., h. 31 9 Ibid., h. 43-44
17
Dari dua pengertian di atas, maka pengertian muhasabah dalam Islam meliputi dua sisi, yaitu: a. Pembukuan keuangan (menghihmg dan mendata semua transaksi keuangan) b. Perhitungan, perdebatan Kedua makna ini saling terkait clan sulit mernisahkannya, yaitu sulit membuat perhihmgan (musa-alah) tanpa adanya data-data, dan juga tidak ada gunanya data-data tanpa dilanjutkan dengan perhitungan dan perdebatan. 10 Akuntansi
Syariah adalah suah1 kegiatan
identifikasi, klarifikasi,
pendataan, dan pelaporan melalui proses perhitw1gan yang terkait dengan transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam rnengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung
Zhu/um (kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang diharanikan dan membahayakan. 11
3. Landasan Hukum Akuntansi Islam
10 11
Ibid., h. 44 Hasbi Ramli, Teori Dasar Akutansi Syariah, h. 13
18
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[l79]
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menu/is, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuham~ya, dan janganlah ia mengurangi sedildtpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, ma/ca hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang le laid (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lela/d dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang lwmu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menu/is hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
19
membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulis/ah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demildan), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ". Dalarn ayat ini Allah SWT rnemerintahkan kepada orang yang beriman agar mereka melaksanakan ketentuan-ketenhmn Allah setiap melakukan perjanjian perserikatan yang tidak tunai yaitu melengkapinya dengan alat-alat bukti sehingga dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan perselisihan yang rnungkin timbul di kemudian hari. Alat bukti berdasarkan firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah/ 2: 282 tersebut
''faktubuhuu
(maim
hendaklah
ada yang menuliskannya) ",
memberikan isyarat bahwa keberadaan akuntansi dalam sebuah lembaga keuangan atau transaksi menjadi wajib adanya. Karena melalui ala.mtansilah, seseorang dapat mengetahui secara baik dan benar laporan keuangan terhadap transaksi, neraca, atau laba rugi yang pemah dilakukan.
12
Prof.Dr.Harnka dalam Tafsir Al-Azhar juz 3 tentang surat Al-Baqarah ayat 282, ini mengemukakan beberapa ha! yang relevan dalam Akuntansi sebagai berikut:
"Perhatilcan tujuan ayat! Yaitu kepada sekalian orang yang beriman kepada Allah supaya utang piutang ditulis, itulah dia yang berbuat sesuatu pekerjaan karana Allah, karena perintah Allah dilaksanakan. 12
Ibid., h. 16.
20
Sebab itu tidaklah layak karena berbaik hati karena kedua belah pihak lalu berkata tidak perlu dituliskan karena kita sudah percaya mempercayai. Padahal umur kedua belah pihak sama-sama di tangan Allah. Sianu mati dengan berhutang tempat berutang menagih kepada warisnya yang tinggal. Si waris bisa mengingkari utang itu karena tidak ada surat perjanjian "13 Buya Hamka melanjutkan lagi
"... dan apabila dibelakang hari perlu dipersaksikan lagi sudah ada hitam di atas putih tempat be'ijegang dan keragu-raguan hilang sebab sampai sekecil-kecilnya ditulis" 4 Dia mengungkapkan secara jelas betapa wajibnya memelihara tulisan. Dan perintah inilab yang selalu diabaikan umat Islam sekarang ini. Bahkan yang lebih parab sudab sampai pada situasi seolab-olab menulis transaksi seperti ini menunjukan kekurang percayaan satu sama lain padahal ini merupakan perintah Allah SWT kepada umatnya yang tentu harus dipatuhi. 15
B. Konsep Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah Pada. Bank Syariah 1. Penge1iian penghimpunan dana prinsip mudharabah
Istilah "mudharabah" merupakan istilab yang paling banyak digunakan dalam bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai "qiradh" atau
"muqaradah ". 16
13 Sofyan Safri Harahap, Akuntansi Islam, (Jaka11a, Bumi Aksara, 1997), Cet.Ke-1, h. 120 Ibid., h. 120 15 Ibid., h. 120 16 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta, PT Rasindo, 2005) Cet. Ke-I, h.33 14
21
Qiradh berasal dari kata Al Qardhu yang beraxti Al Qath 'u (potongan),
karena pemilik memotong sebagian hartanya unluk diperdagangkan clan memperoleh sebagian keuntungannya. 17 Imam Sarakhsi, salah seorang palcar hukum Islam yang dikenal dalam kitabnya "al-Mabsut" telah memberikan definisi mudharabah clan keterangan sebagai berikut. Perkataan mudharabah adalah dian1bil dari pada perkataan "darb (usaha) di atas bumi". Dinamakan demikian karena mudharib (pengelola modal orang lain) berhalc untuk bekeja sama bagi hasil alas jerih payah clan usahanya. Selain mendapat keuntungan ia juga berhak untuk mem:pergunalcan modal dan menentukan tujuannya sendili. Orang-orang Madinah menamalcan kontralc jenis ini sebagai "muqaradah" dimana perkataan ini diambil dari perkataan "qard"
berarti
"menyerahkan" dalan1 ha! ini pemilik modal alcan
menyerahkan hale atas modalnya kepada amil (pengelola modal). 18 Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihalc
pertama (shahibul maaV menyedialcax1 dmm clan pihalc kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan nsaha. 19 Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati. Dalam ha! terjadi kerugian, alcan ditanggung oleh pemilik modal, selanm bukan dialcibatkan
17
Sayyid Sabiq, Fiqi!t Sunnah 13, penerjemah H Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung: PT Al Ma'arif. 1990). h. 31 18 Ibid., h. 33 19 Ibid., h. 33
22
karena kelalaian pengelola usaha. Sedangkan kerugian yang timbul karena kelalaian pengelola akan menjadi tanggungjawab pengelola usaha sendiri.
20
Mudharabah adalah suatu transaksi pembiayaan berdasarkan syariah,
yang juga digunakan sebagai transaksi pembiayaan perbankan Islam, yang dilakukan oleh para pihak berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan mudharabah, yaitu kepercayaan dari shahibul al-maal kepada mudharib. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan mudharabah, karena dalan1 transaksi mudharabah, shahibul al-maal tidak boleh meminta jarninan atau agunan dari mudharib dan tidak boleh ikut campur di dalarn pengelolaan proyek atau
usaha yang notabenya dibiayai dengan dana shahibul al-maal tersebut. Pengelola usaha adalah mudharib, tanpa campur tangan dari shahibul al-maal, yang menjalankan atau mengelola proyek atau usaha tersebut. Paling jauh shahibul al-maal hanya boleh rnemberikan sarm1-saran tertentu kepada mudharib dalam menjalankan atau mengelola proyek atau usaha tersebut. 21 Mudharabah adalah membentuk suatu pe1janjim1 kemitraan (contract of co-partnership) antara pemilik modal dengan pern:ilik pemsahaan. Apabila
pemsahaan ini memperoleh keuntungan maka pengelola akan memperoleh keuntungm1 berdasarkan prinsip bagi hasil yang telah disepakati. Sedangkan
20
Muamalat Institute Research, Training, Consulting dan Publikation, Hand Out Traning Perbankan Syariah, (Jakarta, Muamalat Institute, tth), h .95 21 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankam Indonesia, (Jakarta, Pustama Utama Gratifi, 2005), h. 27
23
bila perusabaan mendapatkan kerugian, maka resiko finansial ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal, sedangkan pengelola tidak menanggung resiko sama sekali selain resiko non finansial, atau kecuali apabila kerugian tersebut te1jadi akibat kecurangan pengelola. Itnlah sebabnya mengapa
mudharabah disebut pula sebagai "partnership in profit"22 • Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak sipenyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu; a. Mudharabah Muthlaqah atau URIA (Unrestricted Investment Account)
Mudharabah
muthlaqah
atau
URIA
(Unrestricted Investment
Account), tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabab tidak memberikan persyaratan apa pun kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan, atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, atau put1 persyaratan dananya diperuntukan bagi nasabab tertentu. Jadi bank memiliki kebebasan penuh untuk menyelurkan dana URIA ini ke bisnis mana pun yang diperkirakan menguntungkan. 23 Dalam mudharabah muthlaqah, bank sebagai mudharib memput1yai kebebasan mutlak dalam pengelolaan investasinya. J angka waktu investasi dan bagi hasil disepakati bersama.
Apabila bank menghasilkan
22 Habib Nazir dan Muhammad Hasanudin, Ensildopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, (Bandung, kaki langit, 2004), Cet. Ke-I h. 389 23 Adiwarman A. Karim, BANK !SLAM Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-2 h. I 09
24
keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakat1m awal. Apabila bank mengalami kerugian, bukan kerena kelalaian bank, kerugian ditanggung oleh nasabah deposan sebagai shahibul maal. Deposan dapat menarik dananya dengan pemberitahuan terlebih dahulu. 24 Dari penerapan mudharabah muthlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito, sehingga terdapat dua jeni:s penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. K.etentuan umum dalam produk ini adalah: 25 1) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah
dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. 2) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat membe1ikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan atan alat penarikan lainnya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau t<mda penyimpanan (bi/yet) deposito kepada deposan.
24
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakmta, PT Raja Garafindo Persada, 2007), h. 118 Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, Buku Saku Perbankan Syariah, (Jakmta, PKES, 2006), h. 46 25
25
3) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negatif. 4) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada akad telah dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru. 5) Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ptinsip syariah.
b. Mudharabah Muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Account) Mudharabah Muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Account) mempunyai pengertian bahwa shahibul maal memberikan batasan alas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya hisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan yang diberika.n oleh shahibul maal. Misalnya, hanya untuk jenis usaha tertentu saja, tempat tertentu, waktu tertentu, dan lain-lain.26 Bank dilarang mencampurkan rekening investasi terikat dengan drum bank atau drum rekening lainnya pada saat investasi.
26
Muhammad Syafi 'i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta, Gema Insani, 2001), Cet. Ke-2, h. 151
26
Bank dilarang untuk menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa penjamin atau tanpajaminan. 27 Bank symiah juga menawm·kan rekening investasi khusus (special
investment account) kepada nasabah ym1g ingin menginvestasikan dananya langsung dalmn proyek yang disukainya yang dilaksanakan oleh bank dengan prinsip mudharabah muqayyadah. Investasi khusus ini sering disebut investasi terikat. Rekening investasi khusus ini biasanya ditujukan kepada para nasabah atau investor besar dm1 institusi. Dalmn mudharabah
muqayyadah bank menginvestasikan dana nasabah ke dalam proyek tertentu yang diingiukan nasabah. J angka waktu investasi dan bagi hasil disepalcati bersmna dan hasilnya langsung berkaitan dengm1 keberhasilan proyek investasi ym1g dipilih. 28 Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut: 1) Pemilik dana wajib menetapkan syarat-syarat te1ientu ym1g harus di ikuti oleh bank dan wajib membuat akad yang mengatur persyaratm1persyaratan dana simpanan khusus. 2) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cm·a pemberitahuan keuntungan clan atau pembagian keuntungan secm·a resiko yang dapat ditimbulkim dari penyimpangan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka ha! tersebut harus dicantumkan dalam akad. 3) Sebagai tm1da bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkm1 dmia ini dari rekening lainya. 4) Untuk deposito mudharabah, bank wajib membelikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan. 29 27
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, h. 36 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, 118 29 Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah. Buku Saku Perbankan syariah, h. 47
28
27
. . JI
L SHAHIBUL MAAL
MUDHARIB
dana
bagi
I~~ln--~-B_a_n_k_se_b_a_g_ai_1_n_u_dh_a_r_ib~~---'l j
Bank sebagai shaibul maal/rabul maal
t
I I
I I
------' Gambar 2.1 Hubungan Bank dan Nasabah Dalam Akad Afudharabah
Dari ilustrasi gambar tersebut di atas dapat disampaikan penjelasan sebagai berik:ut: I) Dal am penghimpunan dana mudharabah mutlaqah (investasi tidak: terikat) keduduk:an bank sebagai mudharib (pihak: mengelola dana) sedangk:an sebagai pemilik dana atau shahibul maal adalah deposan atau penabung (sdr. Hamzah). Perhitungan distribusi hasil usaha dilak:ukan oleh bank syariah sebagai mudharib pengelola dana.
28
2) Dalam penyaluran dana dalam prinsip mudharabah mutlaqah, kedudukan bank sebagai shahibul maal (sebagai pernilik dana) sedangkan sebagai pengelola dana atau mudharib adalah debitur (sdii. Arninah). Perhitungan distribusi hasil usaha dilakukan oleh Aminah (Debitur) sebagai pengelola dana. 3) Dalam penerimaan dana dalam prinsip mudharabah muqayyadah (investasi terikat), kedudukan bank hanya sebagai agen saja karena sebagai pemilik dana (shahibul maal) adalah Hamzah dan sebagai
mudharib atau pengelola dana adalah Aminah. Pembagian hasil Usalia dilakukan antara pemilik drum (Hamzah) dan mudharib (Aminah), bank syariah hanya menerima imbalan berupa fee saja. Perhitungan distribusi hasil usaha dilakukan oleh mudharib (Aminah) Dalam Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 9 disebutkan bahwa tabungan adalah simpanan yang penarikannya hru1ya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, atau alat yang dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah simpruian yang penruikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro, dru1 atau alat pembayaran lainnya yru1g dipersrunakru1 dengan itu.
29
Nasabahjika hendak mengambil simpanannya dapat langsung ke bank dengan membawa buku tabungan, slip penarikan atau melalui fasilitas ATM. 30 Dalam ha! ini terdapat dua prinsip perjanjian Islam yang sesuai diimplementasikan dalam produk perbankan berupa tabungan, yaitu wadiah dan mudharabah. Hampir sama dengan giro pilihan terhadap produk ini tergantung dengan motif dari nasabah. Jika motifuya hanya menyimpan saja maka bisa dipakai produk tabungan wadiah sedangkan untuk memenuhi nasabah yang bermotif investasi atau mencaii keuntimgan maka tabungai1 mudharabah yang sesuai. 31
Sifat-sifat tabungan mudharabah antara lain
sebagai berikut: 1) Tabungan mudharabah adalah simpanan pihak ketiga di bank syariah yang penai·ikaimya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian. 2) Dalam ha! ini bank syai·iah bertindak sebagai mudharib dan deposan sebagai shahibul maal. 3) Bank sebagai mudharib akan membagi keuntu11gai1 kepada shahibul maal sesuai dengai1 nisbah yang telah disetujui bersama. Pembagian keuntungan dapat dilakukai1 setiap bulan berdasarkai1 saldo minimal yang mengendap selaina periode tersebut. 32 Tabungan yang menerapkan alrnd mudharabah mengikuti prinsip-p1insip mudharabah. Diantaranya sebagai berikut: 1) Keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara nasabah dan
Iembaga keuangan. JO Abdul Ghafur Anshari, Perbankan Syariah di Indonesia, (Jogjakarta, UGM Press, 2007), Cet.Ke-1, h. 87 JI Ibid., h. 88 JZ Malayu S. P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta, PT Bumi Aksara. 2005), Cet.Ke-4, h. 42
30
2) Adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup. 33 Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 deposito didefinisikan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Deposito merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah. 34 Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam ha! ini, Dewan Sya1iah MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. 35 Bank syariah menerima simpanan deposito be1jangka (pada umumnya untuk satu bulan keatas) ke dalam rekening investasi ummn (general investment account) dengan prinsip mudharabah a/..muthlaqah. Investasi umum ini sering disebut juga dengan investasi tidak terikat. 36 Berbeda dengan perbankan konvensional yang memberikan imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, namun dalam perbaukan syaiiah imbalan
33
Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik, h. 156 Abdul Ghafur Anshari, Perbankan Syariah di Indonesia, h. 93 35 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN MUI/IV/2000 36 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, h. 118
34
31
yang diberikan kepada nasabah deposan adalah pendapatan (revenue sharing) sebesar nisbah yang disepakati di awal akad. 37 Sifat-sifat deposito
mudharabah antara lain sebagai betikut: 1) Deposito mudharabah adalah investasi melalui simpanan pihak ketiga
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalamjangka waktu tertentu Gatuh tempo) dengan mendapat imbal bagi hasiL 2) Imbalan dibagi dalam bentuk berbagi pendapatan (revenue sharing) atas penggunaan dana itu secara syatiah dengan rasio pembagian pendapatan. Misalnya: 60 : 40, yaitu 60 bagi cleposan clan 40 bagi bank syariah. 3) Jat1gka waktu cleposito mudharabah berkisar I bulan, 3 bulat1, 6 bulan dan 12 bulan. 38 Dalan1 kegiatan penghimpunan datia dalam bentuk tabungan atau deposito berdasarkan Mudharabah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut. 1) Bank bertindak sebagai pengelola clana clan nasabah bertindak sebagai
pemilik dana. 2) Dana clisetor penuh kepada bank clat1 dinyatakan dalam jumlah nominal. 3) Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah. 4) Pada akad tabungat1 berdasarkat1 mudharabah, nasabah wajib menginvestasikan minimum clana te1tentu yang jumlahnya ditetapkan oleh bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening. 5) Nasabah tidak diperbolehkan menai·ik dana di luar kesepakatan. 6) Bank sebagai mudharib menntup biaya operasional tabungan atau deposito dengan menggunakan nisbah keunt1mgan yang menjadi haknya. 7) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan. 8) Bank tidak menjamin datia nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-m1dangan yang berlaku. 39
37
Ibid., h. 93 Malayu S. P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, h. 42 39 Abdul Ghafur Anshari, Perbankan Syariah di Indonesia, h. 95 38
33
Ayat ini menerangkan tentang muamalah yang dilakukan tidak secara tunai, yang dilakukan dalam perjalanan dan tidak ada seorang jurn tulis yang akan menuliskrumya, maka hendaklah ada barang tanggnngan (borg) yru1g dipegang oleh pihak yang berpiutang, kecuali jika masing-masing percaya mempercayai dan bersera11 diri kepada Allah, maka murunalah ini boleh dilakukan tanpa adanya barang tanggungru142 • Dengan demikian, pada ayat ini jruninan bukat1 berbentuk tulisan atau saksi tetapi kepercayaru1 dat1 amanah timbal balik. Amanah adalah kepercayaan dad yru1g membeli terhadap yang dibeli atau dititipi, bahwa sesuatu yang dititipkan kepadanya itu akan dipelihara sebagaimana mestinya, dru1 pada saat yru1g menyerahkru1 memintanya kembali maka ia akan meneiimanya utuh sebagaimana adruiya tanpa keberatan dari yang dititipi. Yang menetima pun menelimanya atas dasar kepercayaru1 dati pemberi, bahwa apa yang ditetimanya, dite1ima sebagaimruia adru1ya, dan kelak sipembeli atau penitip tidak akan meminta mekbihi apa yang dibe1ikru1 atau disepakati kedua belah pihak43 •
42
Universitas Islam Indonesia, Al Qur'an dan Tafsimya, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995) h. 487 43 Quraish Shihab, TAFSIR AL MISBAH Pesan Kesan dan Keserasian Al Qur'an (Jakarta: Lentera Hati 2002), Cet ke-10. h. 611
34
Hadis Nabi riwayat al-Thabrani:
,:. ""'
,,
a.;1;
~ ~]':.; 'f3 ,(~lj ~ ,.,
,.,
,,,
,,
,,
J); 'lj d/--! ,..,
}
,,..
~ :::_~ '1 ,,
0
_,,.
0\
~G> ,...
"Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya" (HR. Thabrani dari lbnu Abbas). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas secara jelas digarnbarkan bahwa pada masa Rasul tersebut telah terjadi akad mudharabah antara para sahabat yaitu Sayyidina Abbas jikalau memberikan dana kemitra usal1anya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang paru-paru basah, jika menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikannyalah syarat-syarat tersebut ke Rasulullah SAW dan Rasulpun memperkenankannya. 3. Rukun dan syarat
"'DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h 10 & 17
35
Dalam transaksi dengan pnnsrp mudharabah harus dipenuhi rukun mudharabah antara lain meliputi: a. Shahibul maal/rabulmal (pemilik dana/nasabah)
b. Mudharib (pengelola dana/pengusaha/bank) c. Amal (usaha/pekerjaan), dan d. Ijab Qabul 45 Adapun syarat-syarat mudharabah sesuai dengan rukun di alas adalah: Yang terkait dengan orang yang melakukan transaksi haruslah orang yang cakap bertindak hukum dan cakap diangkat sebagai wakil, karena pada satu sisi posisi orang yang akan mengelola modal adalah wakil dari pemilik modal. Itulah sebabnya, syarat-syarat seoraug wakil juga berlaku bagi pengelola modal dalam akad mudharabah. b. Yang terkait dengan modal disyaratkan: (i) berb•~ntuk uang, (ii) jelas jumlahnya, (iii) tunai, (iv) diserahkan sepenuhnya kepada pedagang atau pengelola modal. Oleh sebab itu, jika modal im berbentuk barang, menurut para ulama fiqih tidak dibolehkan, karena sulit menentukan keuntungannya. Demikian juga halnya dengan utang, tidak boleh dijadikan modal mudharabah. Akan tetapi, jika modal itu berupa wadiah (titipan) pemilik modal kepada pedagang, boleh dijadikan modal mudharabah. c. Yang terkait dengan keuntungan, disyaratkan bahwa (i) pembagian keuntungan harus jelas clan bagian masing-masing diambil dari keuntungan pedagang itu, sepe1ti setengah, sepertiga atau seperempat. (ii) Pembagian keuntungan antara mudharib clan shahibul maal, berdasarkan nisbah sesuai kesepakatan awal. (iii) Nisbah pembagian keuntungan harus dicapai melalui negoisasi dan dituangkan dalam akad secara tertulis. (iv) Pembagian keuntungan hanya untuk satn pihak, tidak sah akadnya. (v) Bersifat mutlak, artinya tidak mengikat mudharib dalam usaha-usal1anya memperoleh keuntungan. Dana tidak dapat diambil sewaktu-waktu (harus sesuai dengan perjanjian). 46 a.
45 46
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, h. 35 Nasroen Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta, Gaya Media Pratama, 2000), Cet ke I, h.178
36
4. Distribusi Pendapatan Pembayaran imbalan bmlic syariah kepada deposan (pemilik dana) dalmn bentuk bagi hasil besarnya sangat tergantung dari pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib alas pengelolaan dm1a mudharabah tersebut. Bmlic syariah menjalankan fungsi sebagai menajer inve:stasi dmi pemilik dana sangat tergm1tung pada keahlian atau keprofesionalan pm·a pengelola bank syariah. Sarana untuk melakukan perhitungan distribusi hasil usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dmm (mudharib) ini yang lazimnya disebut dengan "Perhitungm1 Disttibusi Hasil Usaha" (Profit Distribusion).47
Distribusi pembagian hasil usaha bmlic symiah dengan nasabah (shahibul maal) penghimpunan dana hanya didasarkan pada akad mudharabah,
pembagim1 bagi usaha dilakukm1 berdasm·kan pada nisbah yang disepakati pada awal akad. Dalmn hal penghimpunan dana, pemilik dananya adalah deposan sedm1gkan bmlic sebagai pengelola dana sehingga perhitungan distribusi hasil usaha dilakukm1 oleh bmlic syariah. 48 Dalam prakteknya, mekanisme perhitw1gan bagi hasil dapat didasarkan pada dua cam profit sharing (bagi laba) dill1 revenue sharing (bagi pendapatan), yakni sebagai berikut:
47
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syarialz, h. 88
48
Ibid., h. 89
37
a. Profit sharing (bagi !aha) Perhitungan bagi hasil menurnt profit sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada !aha dari pengelola clana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut. 49 Prinsip profit sharing diterapkan berdasarkan pendapat dari Abu Hanifah, Maliki, Zaidiyah yang mengatakan bahwa mudharib dapat membelanjakan harta mudharabah hanya bila perdagangannya itu dipe1jalanan saja baik itu berupa biaya makan, minum, pakaian dan sebagainya. Hambali mengatakan bahwa mudharib boleh menafkahkan sebagian dari harta mudharabah baik dalam keadaan menetap atau berpergian dengan ijin shahibul maal, tetapi besarnya nafkah yang boleh digunakan adalah nafkah yang telah dikenal (rnenurut kebiasaan) para pedagang dan tidak boleh boros. 50 b. Revenue sharing (bagi pendapatan) Perhitungan bagi hasil menurnt revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada revenue (pendapatan) dari pengelola
49
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPS!, (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), Cet. Ke-1, h. 57 50 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasi/ Usaha Bank Syariah, h. 118
38
dana, yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut. 51 Prinsip revenue sharing diterapkan berdasarkan pendapat Syafi'i yang mengatakan
bahwa
mudharib
tidak
boleh
menggunakan
harta
mudharabah sebagai biaya baik dalan1 keadaan menetap maupun berpergian (diperjalanan) karena mudharib telah mendapatkan bagian keuntungan maka dia tidak berhak mendapatkan suatu (nafkah) dari harta itu yang pada akhimya ia akan mendapatkan yang lebih besar daii bagian
shahibul maal. 52 Dalain Fatwa Dewai1 Syariah Nasional nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 september 2000 tentai1g prinsip distribusi hasil usaha, yaitu fatwa yang bai·kaitan dengan distribusi usaha, yailu sebagai berikut: 1) Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip bagi basil (revenue sharing) maupun bagi untung (profit sharing) dalam distribusi basil usaha dengan mitra (nasabah)-nya. 2) Dilihat dari segi kemaslahatan (al ashlah), distribusi basil usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi basil (revenue sharing). 3) Penetapan prinsip distribusi hasil usaha yang dipilih hams disepakati dalain akad. 53 c. Perhitungan Distribusi Hasil Usaha Perhitungan distribusi basil usaha antai·a bank syariah dengan masingmasing kelompok dana seperti kelompok dai1a tabungai1 mudharabah,
51
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK.danPAPSL h. 57 52 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasi/ Usaha Bank Syariah, h. 118 53 DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h. 96
39
kelompok dana deposito mudharabah satu bulan clan sebagainya, return dari masing-masing dipergunakan "Tabel Perhitungan Distribusi Hasil Usaha" (tabelprofit distribution) sebagai berikut: 54
Tabel 2.1 Perhitungan Distribusi Hasil Usaha Porsi pemilik dana
Total
Porsi bank
Sal do
Hasil
ok
rata-rata
Usaha
1a
harian
Dibagikan
SRKD
THKD
NUPD
PHPD
A
B
c
D
E
F
G
(%)
(BxC)
(%)
(%)
(BxE)
Nisbah
Pendapatan
Re1um
Nisbah
Pendapatan
RHPD
NUMB
PHMB
SKRDI
THKD I
NUPD I
PHPDI
RHPDI
NUMB!
PHMBI
an
SKRD2
THKD2
NUPD2
PHPD2
RHPD2
NUMB2
PHMB2
an
SKRD3
THKD3
NUPD3
PHPD3
RHPD3
NUMB3
PHMB3
an
SKRD4
THKD4
NUPD4
PHPD4
RHPD4
NUMB4
PHMB4
Ian
SKRD5
THKD5
NUPD5
PHPD5
RHPD5
NUMBS
PHMB5
m
Jah
tto >ah
TSSD
PHUD
THPD
\.L
Keterangan: SRKD : Saldo rata-rata Harian Jenis Kelompok Dana TSSD : Total Saldo Rata-rata Sumber drum atau jenis kelompok dana THKD : Total Hasil Usaha yang dibagi Kelompok Dru1a 54
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, h. 149
THMB
40
PHUD NUPD PHPD THPD RHPD NUMB PHMB THMB
: Porsi Hasil Usaha Dibagikan : Nisbah Umum Pemilik Dana (shahibul maal) : Porsi Hasil Usaha untuk Pemilik Dana (shahibul maal) : Total Hasil Usaha (Pendapatan) porsi Pemilik Dana (shahibul maal) : Return (indikasi rate) Hasil Usaba (pendapatan) porsi Pemilik Dana (shahibul maal) : Nisbah Umum Milik (porsi) Bank Syariab : Pendapatan Hasil Usaha Milik Bank Syariah : Total Hasil Usaha Milik Bank Syariah
Perbitungan masing-masing kolom dapat dijelaskan sebagai berikut: I) J enis Kelompok dana Adalah jenis kelompok dana dengan prinsip mudharabah yang akan dibitung pembagian basil usabanya, sepe1ii tabungan mudharabah, deposito mudharabah, prinsip mudharabalz lainnya.
2) Saldo rata-rata harian Jenis Kelompok dana (SRKD) - kolom A a) Kolom ini diisi dengan jumlah saldo rata-rata bmian dari jenis kelompok sumher dana seperti giro wadialz (apabila giro wadialz diikut sertakan pada tabel distrbusi basil usaha),
tabungan mudharabalz, deposito mudharabah sesuai dengan jangka waktunya. b) Data ini sama dengm1 yang dipergunakan perbitungan alokasi sumber dana dan pendapatan (tabel alokasi sumber dana dan pendapatan - kolom A)
41
3) Total Hasil Usaha Dibagikan (THKD)- kolom B a) Kolom ini dipergunakan untuk mencari pendapatan yang akan dibagikan untuk masing-masing kolom sumber dana seperti kelompok
tabungan
mudharabah,
kelompok
deposito
mudharabah untuk jangka waktu satu bulan dan sebagainya.
b) Kolom PHUD mernpakan jumlah basil usaha yang akan dibagikan datanya diperoleb dari jumlab pendapatan yang akan dibagikan yang tercantum dalam tabel perhitungan alokasi sumber dana dan pendapatan (kolom PHUD - alokasi dana dan pendapatan). c) Jumlah basil usaha yang dibagikan ditempatkan pada kelompok PHUD sedangkan perhitungan pendapatan untuk masing-masing kelompok dana (THKD) dilakukan dengan rnmus: THKD
=
SRKD TSSD
x
PHUD
4) Nisbah Umum Pemilik Dana (NUPD) - Kolom C Diisi dengan nisbah untuk shahibul maal (nasabah) yang telab disepakati pada awal akad antara shahibul maal dengan bank sebagai mudharib. 5) Porsi Hasil Usaha (Pendapatan) Pemilik Dana I Shahibul Maal (PHPD) - kolom D
42
a) Hasil dari kolom tersebut adalab pendapatan yang akan dibagikan pada shahibul maal kelompok jenis sumber dana sesuai dengan nisbab yang disepakati pada awal akad -
shahibul maal kelompok dana tabungan mudharabah, shahibul maal kelompok deposito mudharabah jangka waktu satu bulan dan seterusnya. b) Perhitungan dilakukan dengan cara (misalnya untuk kelompok tabungan) Rumus: PHPD = THKD (kelompok B) x NUPD (kelompok C) 6) Return Hasil Usaba Pemilik Dana (RHPD) - kolom E Kolom ini diisi dengan return atau indikasi rate yang digambarkan dalam persentase rumus perhitungan : Return=
Hasil Usaba (Pendapatan) Saldo Rata = Rata Harian
x _365
x
100%
HBH
HBH (Hari Bagi Hasil) adalab jumlah hari yang dipergunakan dalam perhitungan saldo rata-rata atau jumlab hari yang dipergunakan dalam perhitungan tabel pembagian hasil usaba. 7) Nisbah Umum Milik Bank Syariab (NUMB) - kolom F Diisi dengan nisbah untuk bank sebagai mudharib yang telab disepakati pada awal akad antara shahibul maal dengan bank sebagai mudharib
43
8) Porsi Hasil Usaha (Pendapatan) Milik Bank Syariah (PHMB) kolomG a) Hasil pada kolom tersebut adalah pcndapatan yang akan dibagikan pada bank sebagai mudharib dari kelompok jenis sumber dana sesuai dengan nisbah yang disepakati pada awal akad - bagian bank dmi kelompok tabungm1 mudharabah, bagim1 bank dmi kelompok deposito mudharabah jangka waktu satu bulan dm1 setcrnsnya. b) Perhitungan dilakukan dengan cara (misalnya untuk kelompok tabungan) rumus perhitungan : PHMB
=
THKD (kelompok B) x NUMB (kelompok F)
C. Perlakuan akuntansi penghimpunan dana dengan priillsip mudharabah Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 59 tentm1g Akuntansi Perbankan Symiah, dijelaskan acuan akuntansi tentang pengukuran, pengakuan, penyajian dan pengungkapan transaksi mudharabah, bank sebagai pengelola dana atau mudharib sebagai berikut: 55 1. Dasar Pengukurm1
a. Dmia investasi tidak terikat diakui sebagai investa.si tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jun1lah yang ditetima. Pada akhir periode akuntansi,
55
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta, Ikatan Ak:tmtansi Indonesia, 2003 ), cet.pertama, h. v 175-v177
44
investasi tidak telikat diukur sebesar nilai tercatat. (PSAK 59 : Akuntansi Perbankan Symiah, paragraf29). b. Bagi hasil investasi tidak telikat dialokasikm1 kepada bank dan pemilik dmlil sesuai dengan nisbah yang disepakati. (PSAK 59 : Akuntm1si Perbankan Syariall, paragraf 30). c. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatm1 (revenue sharing) sepe1ii pada pm·agraf 25.
(PSAK 59 : Akuntansi Perbmilcm1 Syariall,
pm·agraf30). d. Kerngian karena kesala11an atau kelalaim1 bank dibebmlkm1 kepada bank (pengelola dana). (PSAK 59 : Akuntansi Perbankan Syariall, paragraf 32). 2. Penyajian a. Pembiayaan mudharaball mntlaqah yang diterima bank syariall disajikan dalain neraca pada unsur investasi tidak telikat di antara unsur kewajiban dan ekuitas (PSAK 59 : Akuntansi Perbankan Symiah, paragraf 157) b. Investasi tidak telikat adalall dana yang diterima oleh bank dengan kriteria sebagai belikut: I) Bank mempunyai hale untuk menggunakan dan menginvestasikan dm1a, te1masuk hak untuk mencainpur dmlil yang dimalcsud dengm1 dana lainnya. 2) Keuntungan atau kerugian dibagikan sesuai dengan nisbah yang di sepakati.
45
3) Bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk mengembalikan dana tersebut jika mengalami kerngian, (PSAK 59 : Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 158) 3. Pengungk:apan a. Laporan keuangan bank syariah mengungk:apkan jumlah saldo dana investasi tidak terikat berdasarkan segmen geografis dan periode jatuh temponya. Selain itu juga mengungkapkan metode alokasi keuntungan (kerngian) investasi antara pemilik dana investasi tidak terikat dan bank, baik bank sebagai mudharib. Pengungk:apan tersebut meliputi: 1) Metode yang digunakan bank untuk menentukan bagian keuntungan atau kerugian dari dana tidak terikat dalam periode yang bersangkutan; 2) Tingkat pengembalian; dan 3) Nisbah keuntungan yang disepakati dari masing-masing dana investasi. (PSAK 59-Akuntansi Perbankan Syariah, Paragraf 186) b. Bank syariah mengungkapkan kisaran prosentase bagi hasil dari masingmasing jenis dana investasi tidak teiikat dan simpanan lainnya. (PSAK 59Akuntansi Perbankan syaiiah, paragraf 195) c. Sejauh bisa dilaksanalcan, hal-hal tersebut di bawah ini yang berasal dari investasi yang dibiayai bersama oleh bank dan para pemilik dana investasi tidak teiikat dan investasi yang hanya dibiayai oleh bank harus diungkapkan secara terpisah:
46
I) Pendapatan dan keuntungan investasi; 2) Behan dan kerugian investasi; 3) Laba (rugi) investasi; 4) Bagian dari pemilik dana investasi tidak te1ikat pada pendapatan (kerugian) dari investasi sebelum bagian mudharib; 5) Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi; dan 6) Bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai mudharib. (PSAK 59-Akuntansi Perbankan symiah, paragraf 197) 4. Ilustrasi Jurn al
a. Pada saat penerimaan setorm1 tabungan/deposito mudharabah Dr. Kas/kliring Cr.
Investasi tidak terikat-tabungan/deposito mudharabah
b. Pada saat penarikan tabungan/deposito mudharabah mutlaqah Dr. Investasi tidak terikat-tabungan/deposito mudharabah Cr. Kas/pemindalibukuan/kliring c. Pada saat akhir periode dilakukan perhitungan bagi hasil tabungml/deposito mudharabah Dr. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat - tabungan I deposito mudharabah Cr. Bagi hasil yang belum dibagikan - investasi tidak terikat tabungan I deposito mudharabah
47
d. Pada saat realisasi pembayaran bagi hasil ke rekening masing-masing penabung I deposan Dr. Bagi hasil yang belum dibagikan-investasi tidak terikat tabungan/deposito mudharabah Cr.
Kas/kliimg/rekening
e. Pada saat deposito mudharabah jatuh tempo Dr. Investasi tidak terikat-deposito mudharabah Cr. f.
Kas/kliring/rekening
Pada saat penyaluran. Dr. Penyaluran investasi tidak terikat (sesuai dengan akadnya) Cr.
Kas/Kliring/Rekening
Dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 105 tentang Akuntansi Mudharabah,
dijelaskan acuan aknntansi tentang pengukuran,
pengakuan, penyajian dan pengungkapan transaksi mudharabah, bank sebagai pengelola dana atau mudharib dana sebagai beriknt: 1. Pengakuan dan Pengukuran
a. Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset non kas yang diterima. Pada akl1ir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai yang tercatat. (PSAK 105: Akuntansi Mudharabah, paragraf25).
48
b. Jika entitas menyalurkan dana syirkah temporer mutlaqah yang diterima maka entitas mengakui sebagai aset sesuai ketentuan pada paragraf 12-13. (PSAK 105: Akuntansi Mudharabah, paragraf 26). c. Jika entitas menyalurkan dana syirkah temporer muqayyadah yang diterima maka entitas tidak mengakui sebagai aset, karena entitas tidak memiliki hak untuk menggunakan aset atau melepas aset tersebut kecuali sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemilik dana. (PSAK 105: Akuntansi Mudharabah, paragraf27). d. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunalcan dua prinsip, yaitu bagi laba atau bagi hasil seperti yang dijelaskan pada paragraf 11. (PSAK 105: Akuntansi Mudharabah, paragraf28). e. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan maka jumla11 porsi bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan kerugian maka kerugian finansial menjadi tanggungan pemilik dana. (PSAK 105: Akuntansi Mudharabah, paragraf 10). f.
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Dalam prinsip bagi hasil usaha berdasarkan bagi hasil, dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross pro.fit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar
49
pemhagiannya adalab !aha hersih yaitu !aha hrnto dikurangi hehan yang herkaitan dengan pengelolaan mudharabah. (PSAK 105: Akuntansi Mudharabah, paragraf 11) . g. Hak pihak ketiga alas hagi hasil dana syirkah temporer yang sudab diumumkan dan helum dihagikan kepada pemilik dana diakui sehagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hale pemilik dana. (PSAK 105: Akuntansi Mudharabah, paragraf 29). h. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana dialrni
sebagai
beban
pengelola
dana.
(PSAK
105:
Aknntansi
Mudharabah, paragraf30). 2. Penyajian Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalan1 laporan keuangan tetapi tidak terbatas pad a. (PSAK l 05: Akuntm1Si Mudharabah, paragraf 35) a. Dana syirkah temporer dm·i pemilik dana disajikan sebesar jUllllab nominalnya untuk setiap jenis mudharabah. b. Bagi basil dana syirkah temporer yang sudab diperhitungkan dm1 sudab jatuh tempo tetapi be!Ulll diserabkan kepada pemilik dana di sajikan kewajibm1; dan
50
c. Bagi hasil dmia syirkah temporer yang sudah diperhitungkm1 tetapi belum jatuh tempo disajikan dalillll pos bagi hasil yang belum dibagikm1.
3. Pengungkapan
Pengelola
dana
mengungkapkm1
hal-hal
yang
terkait
transaksi
mudharabah, tetapi tidak terbatas pada: (PSAK I 05: Ak'Untm1si Mudharabah, paragraf 37) a. Dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan je:nisnya; dm1
b. Penyaluran dm1a yang berasal dari mudharabah muqayyadah.
BAB III GAMBARAN UMUM BTN SYARIAH CABANG JAKARTA HARMON!
A. Sejarnh singkat BTN Unit Usaha Syariah Dalam prakteknya temyata bank syariah bukan hanya diminati oleh kalangan muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non-muslim, baik kapasitasnya sebagai nasabah, karyawan maupun pemilik. Hal ini menwijukan bahwa bank syariah merupakan bank yang universal dan tidak semata-mata dimanfaatkan atas pe1iimbangan agama, tetapi juga pe1iimbangan ekonomis dan manfaatnya. Untuk mengantisipasi kecendrengan tersebut, maka PT Bank Tabunga:n Negara (Persero) pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Januati telah me:netapkan untuk membuka Unit Usaha Syariah pada tahun 2004 dan perubalmn Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 oktober 2004 oleh Emi Sulistyowati, SH Notaiis di Jakarta yang ditandai dengan. terbentuknya divisi syariah berdasarkan Ketetapan Direksi No 14/DIR/DSYAJ2004 tanggal 4 November 2004. Bank BTN pula mendapat izin prinsip op•erasional Unit Usalm Syariah dari Bank Indonesia melalui surat BI No. 6/1350/DPbs tanggal 15 Desember 2004. Selanjutnya Bank BTN Unit Usaha Sya1iah disebut "BTN Syariah" dengan motto "Maju dan Sejahtera Bersama" 1• Dalam pelaksanaan kegiatannya, Unit Usaha Syatiah didampingi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertindak sebagai penga.was, penasehat dan 1
Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan Annual Report, (Jakarta, 2006), h. 85
52
pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Divisi Syariah dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip Syariah. Dewan Pengawas Syatiah adalah badan independent yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulatna Indonesia (DSN-MUI) pada bank. Dewai1 Pengawas Syariah Bank BTN terdiri dari2 : 1. Drs. H Ahmad Nazri Adlani
KetuaDPS
2. Drs. H Moha!11lllad Hidayat, MBA, MBL
AnggotaDPS
3. Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, AAIJ, FIIS, CPLHI,ACS
AnggotaDPS
Pada tahun 2006, Bank BTN telah mengoperasikan 9 (sembilan) Kai1tor Cabang Syariah dan 27 (dua puluh tujuh) Kantor Lay:man Syariah (Office Chenneling)
pada
kantor-kantor cabang dan
kantor
cabai1g pembantu
konvensional. Kat1tor Cabang Syariah tersebar di Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Yogyakaiia, Solo, Malai1g, Medan dan Batain3• Produk BTN Syariah cukup beragatn untulc memenuhi kebutuhan keluarga nasabah nainun tetap fokus pada pembiayaan perumahan (diantaranya: KPR BTN Syariah clan Multiguna BTN Syai·iah untuk Kendai·aan Bermotor). BTN Syariah berhasil mendapatkai1 beberapa penghai·gaan baik untuk kinerja, tahun 2005 rnaupun pencapaian kinerja tahun 2006 yaitu4 : I. The Best Customer Service ai1d Teller dari Karim Busince Consulting 2005. 2. The Most Growing Earning Asset Mai·ket Share Unit Usaha Sharial1 untuk kelompok asset> I 00 milyar rupiah tahun 2006. 2
Ibid,. h. 85 Ibid., h. 86 4 Ibid ., h.86 3
54
di Jakarta, se1ia Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 145/KMK.01/2000 tanggal 16 Mei 2000 dan No. l 50/KMK.01/2000 tanggal 17 Mei 2000. Dasar Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariab mengacu pada Keputusan Direksi No. 15/DIR/DSYA/2004, tanggal 04 November 2004, tentang: Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah Konsep Dasar dan Metodologi Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariab: !. Susunan Core Unit di Struktur Organisasi Kantor Cab.ang adalab suatu unit
ke1ja yang harus ada dikantor cabang adalah sebagai beriiknt a. Branch Manager (Kepala Cabang) b. Retail Service (Layanan Rite!) c. Operation (operasionaJ) d. Accounting dan Control (Aknntansi dan kontrol) e. Financing Recovery (Pembinaan dan Penyelamatan Pembiayaan) 2. Dibawab Core Unit Kerja Retail Service (teller financing
service)
dan
operation
servi·~e,
(transaction
customer service,
processing,
financing
administration, general branch administration) maksimal dijabat oleh Assistant Manager atau Supervisor (penyelia) yang akan disesuaikan dengan jumlah rasio supervise terhadap jumlab staffing atau cabang tumbuh. 3. Branch Manager (Kepala Cabang) Mempunyai tanggungjawab sebagai beriknt: a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan otodsasi sesuai batas kewenangan
55
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan resiko bisnis, baik yang dilakukan oleh cabang symiah, kantor cabm1g pembantu symiah dan kaJ1tor kas syariah. c. Bertanggung
jawab
atas
pelaksanaaJ1
keten1uaJ1-ketentuan
yang
menyangkut operational bank, baik ketentuan intern maupun ekstem. Misi yang hendak dicapai: a. Memberikan kontribusi laba ym1g sesum dengan tm·get yang telah ditetapkan divisi symiah. b. Menjaga tingkat efisiensi operasionalisasi Kantor Cabang BTN Symiah c. MemberikaJ1 pelayanan yang terbaik kepada nasabah baJlk syariah. 4. Retail Service Misi yang henda:k dicapai: a. Mencapai stm1dar pelayanaJ1 plima yang berbasis kepada customer fokus b. Meningkatkan pangsa pasar baik dm1a, pembiayaaJ1, feebased yang berbasis kepada customer fokus Tanggungjawab yang harus dilakukan sebagai berikut a. BertaJ1ggw1g jawab atas penerapm1 prinsip mengenal nasabah b. BertaJlggung jawab atas perencanaan dan penetapm1 strategi bisnis di unit kerja yang menjadi tanggungjawabnya kebija:kaJ1 bank. 5. Operational Misi yang henda:k dicapai adalah sebagai berikut: a. Memproses transa:ksi non tunai secara efisien dm1 a:kurat
56
b. Menyediakan pelayanan administrasi pembiayaan dan umum yang tepat waktu dan efisien kepada cabang Tanggung jawab yang hams dilakukau sebagai berikut: a. Be1ianggungjawab terhadap pengelolaan operasional harian cabang untuk menjamin efektivitas dan efisiensi. b. Bertanggung jawab terhadap standar kualitas yang tinggi dalan1 bidang pemrosesan transaksi, administrasi pembiayaan dan administrasi umum cabang.
D. Produk-produk BTN Unit Usaha Syariah
1. Produk Pendanaan dan Jasa BTN Syariah (Funding and Service Product) a. Produk Pendanaan BTN Syariah 1) Tabungan Batara Mudharabah
Tabungan Batara Mudharabah adalah tabungan yang bersifat investasi yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu dengan imbalan yang disyaratkan dan disepakati dalam bentuk nisbah yang tertuang dalam akad pembukaan rekening. 2) Tabungan Batara Wadiah Tabungan Batara Wadiah adalah tabungan yang bersifat simpanan yang bisa diambil kapan saja, tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian ('athaya) bonus yang bersifat
57
sukarela, tidak disyaratkan dan tidak diinfom:iasikan baik secara lisan maupun tulisan dari pihak bank. 3) Deposito BataraMudharabah Deposito Batara Mudharabah adalah jenis penanaman dana pada yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian
menggunakan
nasabah
dengan
bank.
prinsip Al-Mudharabah lv!uttlaqah
Deposito yakni
ini suatu
perkongsian antara dua pihak dimana pihak pertama selaku pemilik dana (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua selaku pengelola dana akan dibagikan sesuai dengan nisbah atau rasio yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. 4) Giro Batara Wadiah
Giro Batara Wadiah adalah simpanan pihak ketiga pada bank berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan eek bilyet giro, kartu ATM,
sarana
perintah
pembayaran
lainnya
atau
dengan
pemindahbukuan. b. Produk Jasa BTN Syariah I) Real Time Gross Settlement (RTGS) Real Time Gross Settlement adalah sistem transfer dana on line dalan1 mata uang rupiah yang penyelesaiam1ya dilakukan pe1iransaksi secara individual.
58
2) Kiriman Uang Kiriman Uang adalah fasilitas jasa pelayanan BTN Syariah untuk pengiriman uang dalam bentuk rupiah yang ditujukan kepada pihak laiu disuatu tempat (dalam negeri) dengan menggunakan sarana Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SIU'1BI). 3) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) Penerimaan
Biaya Perjalanan
Ibadah
Haji
BTN
Syariah
memberikan kepastian keberangkatan lbadah Haji berkat system online dan SISKOHAT. Manfaat : keberangkatan menunaikan Ibadah Haji lebih terjamin berkat system online dan SISKOHAT. Kelebihan BPIH pada BTN Syariah: a) Asuransi dengan pertanggungan sejak keberangkatan dari rumah, selama berada di tanah suci hingga kembali kerumah. b) Memberikan perlengkapan yang bermanfaat selama menunaikan Ibadah Haji di tanah suci secara cuma-cuma. c) Melayani penukaran nilai mata uang Riyal atau mata uang lainnya. Persyaratan yang hams dipenuhi antara lain: a) Melakulcan penyetoran BPIH dengan melampirkan ; surat kepastian keberangkatan ibadah haji dari !cantor Dapertemen Agama setempat. b) Penyetoran BPIH dilunasi sekaligus.
60
Fitur produk pembiayaan KPR (murabahah) sebagai berikut : a) Nilai pembiayaan bebas b) Uang muka minimal 10% nntuk pembiayaan kolektif dan 20% untuk pembiayaan non kolektif c) Maksimaljangka waktupembiayaan 15 tahun d) Kemampuan mengangsur pembiayaan 70% dari sisa penghasilan bersih e) Berada pada lokasi yang marketable f)
Discover dengan asuransi jiwa dan kebakaran syariah
g) Pelunasan dipercepat tanpa penalty h) Maijin bersifat tetap sejak akad dan dihitung dengan sistem flat. Biaya Realisasi akad pembiayaan sebagai berikut: a) Biaya administrasi b) Biaya appraisal c) Biaya asuransi jiwa dan kebakaran d) Biaya notaries e) Biaya SKMHT atau APHT 2) Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (Murabahah) Pembiayaan Multiguna BTN Syaiiah peruntukan adalah untuk membiayai nasabah yang akan membeli ken.daraan be1motor untuk dimiliki dai1 dipergunakan sendiri.
61
MOBIL/MOTOR Beli mobil/motor
"4. mobil/motor diserahkan
3
""'
Akad Jual beli 2
BANK
Oleh Bank kepada nasabah
""'~ NASABAH
5
Pembayaran secara cicilan
I Negoisasi
Gambar 3.2 Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (Murnbahah)
Fitur produk pembiayaan multiguna (murabahah) multiguna adalah sebagai berikut: a) Nilai pembiayaan bebas b) Uang muka minimal 10% untuk pembiayaan kolektif dan 20% untuk pembiayaan non kolektif c) Kemampuan mengangsur 70% daii sisa penghasilan bersih d) Maksimal jai1gka waktu pembiayaan 5 tahun untuk mobil e) Maksimal jai1gka waktu pernbiayaai14 tahun untuk sepeda motor f) Discover dengan asuransi jiwa dan kerugiai1 syariah
g) Pelunasan dipercepat tanpa penalty Biaya realisasi akad pembiayaan murabahah multiguna sebagai berikut:
62
a) Biaya administrasi b) Biaya asuransi jiwa dan kerugian (single premium) mobil (all risk) sepeda motor (TLO) c) Biaya notaries d) Biaya akta fiducia dan pendaftaran Depkeh HAM 3) Pembiayaan Musyarakah BTN Syariah
Pembiayaan musyarakah BTN Syariah adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada pengembang atau developer berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, CV, atau perorangan, untuk membantu modal kerja pengembang dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan yang meliputi rumah atau bangurnm berikut sarana dan prasarananya. Fitur produk pembiayaan musyarakah BTN Syariah adalah sebagai be1ikut: a) Menggunakan metode revenue sharing atau profit sharing b) Perhitungan bagi hasil, berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah, sesuai proyeksi arus kas (cash flow) dan tingkat bagi hasil yang berlaku dipasar. c) Biaya operasional yang timbul dalam pengelolaan usaha menjadi beban nasabah namun bank dapat mempertimbangkan pemberian pengakuan atau penghargaan atas pengelolaan usaha yang dilakukan oleh nasabah
63
Negoisasi
Nasabah Parsial: Asset Value
//
Bauk Syariah Parsial: Pembitayaan '---------r----
'
/
Tenaga/ asset
Modal/ keahlian
Proyek Perumahan Nisbah X%
NisbahY%
'
Keuntungan
l Bagi Hasil Keuntungan Sesuai porsi kontribusi Modal (nisbah) Gambar 3.3 Pembiayaan Musyarakah BTN Syariah 4) Pembiayaan Mudharabah Modal Ke1ja BTN Syariah Pembiayaan Mudharabah modal kerja BTN Syariah adalah penyediaan dana oleh bank (shahibul maal) untuk memenuhi kebutuhan modal ke1ja nasabal1 (mudharib) berbentuk PT, CV, Koperasi, BUMN, Swasta, BMT, BPRS. Peruntukan pernbiayaan mudharabah modal ke1ja adalah sebagai beiikut: a) Memenuhi kebutuhan modal kerja usaha, terutall1a diberikan kepada industri sector perumahan dan industri ikutannya, perdagangan atau jasa.
64
b) Pengadaan barang atau jasa atau proyek dengan Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kontraktor. Pemberian kerja (Bouwheer) dip1ioritaskan berasal dari instansi Pemerintah atau BUMN atau instansi swasta yang bonafi t. c) Memenuhi modal kerja untuk disalurkan kembali kepada konsumen Fitur produk pembiayaan mudharabah modal ke1:j a adalah sebagai berikut: a) Menggunakan metode revenue sharing b) Perhitungan bagi hasil berdasaikan kesepaka.tan bank dan nasabah, sesuai proyeksi arus kas (cash flow) dan tingkat bagi hasil yang berlaku dipasar. c) Biaya
operasional
yang
dibebankan kepada nasabah.
timbul
dalam
pengelolaan usaha
65
Akad Bagi Hasil
~M-ud_~_ar_ib~I ~
/E'~
~-----
Proyek Perumahan
Keahlian/ keterampilan NisbahX%
l
I
Modal 100 %
Nisbah Y %
PembagianKeuntungan
l Bagi Hasil Keuntungan Sesuai porsi kontribusi Modal (nisbah)
l Modal Gambar 3.4 Pembiayaan Mudharabah Modal Kerja BTN Syariah
5) Pembiayaan KPR indensya BIN Syariah Pembiayaan kepemilikan rumah inden syariah adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah yang dibe1ika11 bank kepada nasabah untuk membeli tanah atau rumah dari pengembang dengm1 kondisi rumah belum terbangnn atau sedm1g dalam tahap pembangnnan berdasarkan pesanan sesuai dengan prinsip Istishna.
66
Bank Jual 3 l.Pesan
W akil dan pesan
Pro ell us en/ Develooer
Nasabah Gambar 3.5 Pembiayaan Istishna
Ketentuan lain dalam pembiayaan Istishna adalah sebagai berikut: a) Adanya kerja sama dengan pengembang atau developer b) Pengembang yang berpengalaman minimal 2 tahun c) Malcsimal pembiayaan 80% dari hargajual pengembang
d) Pengenaan biaya administrasi selama pembangunan rumah e) Pengakuan angsuran sebagai pengurang harga jual dilalcukan setelah rumah diserahterimakan kepada nasabah
f) J angka waktu, mmjin, denda dan bi aya realisasi sesuai dengan ketentuan pembiayaan KPR BTN Syariah
BAB IV PENERAPAN AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA PRINSIP MUDHARABAH
A. Praktek penghimpunan dana prinsip mndharabah di BTN Unit Usaha Syariah Dalam ba11k syariah penghimpunan dana daii masyarakat yang dilakukall tidak membedakall naina produk, tetapi melihat pada prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Apapun nama produk, yai1g haius diperhatikan adalah prinsip yai1g
dipergunakan atas produk tersebut, kai·ena ha! ini sai1gat terkait dengall besarall hasil usaha yang akan diperhitungkall dalain pembagian hasil usaha yang akall dilakukan alltara pemilik dana atau deposan (shahibul maa!) dengan bai1k syariah sebagai pengelola (mudharib). 1 Penghimpunai1 daim dengall menggunakan prinsip mudharabah di BTN Syaiiah dilakukan pada produk tabungan dall deposito. Pada prinsip mudharabah ini nasabah (shahibul maal) sebagai mitra usaha yai1g menyedialcan dana bagi BTN S yariah untuk melakukan nsahai1ya. N as ab ah (shahibul maal) sebagai pemodal berhak alas hasil usaha yang diperoleh BTN Syariah. Setiap bulall, bailk akai1 menghitung berapa keuntnngall yang diperolehnya daii perputaran dalla nasabah. Selalljutnya, kepada nasabah akai1 diberikan bagi hasil sejumlah keuntungall BTN Syaiiah dari dana nasabah dikali persentase tertentn (nisbah) 1 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta, PT Rasindo, 2005), Cet Ke-I, h. 18
68
sesuai dengan perjanjian pada saat nasabah membuka rekening di bank symiah tersebut. Adapun, BTN Symiah dalam menjalankan prinsip bagi hasil kepada piha]( deposan (shahibul maal) adalah dengm1 menggwrnkan sistem revenue
sharing. Tabungan mudharabah di BTN Symiah menggunalcm1 akad Al Mudharabah
Mutlaqah yalrni kerjasama investasi antara pemilik dana nasabah (shahibul maal) dengan pengelola dana atau BTN Symiah (Mudharib) yang bertanggung jawab atas pengelola dana. Karena akad tabungan batara yang digunakan mudharabah
mutlaqah maka BTN Syariah diberi kebebasm1 untuk menginvestasikan dm1a tersebut. Hasil keuntungannya dibagikan sesuai dengan nisbah atau rasio yang telah disepakati dalam akad pembukaan rekening oleh kedua belal1 pihalc Dalmn penetapan nisbah pihak bmlk yang diwakilkan dengan costumer service menawarkan nisbal1 kepada nasabah, pada awal pembukam1 rekening. Pada bulan Maret ini pihak bmlk menawarkan nisbah 52 : 48. Artinya ballwa pihak nasabah
(shahibul maal) mendapatkan bagian 52, sedangkan pihak bank mendapatkan 48. Nisbah 52 : 48 merupakan penawaran dari bank ym1g clitetapkan clmi clivisi symiah. Penarikannya dapat dilal(u]can menurut syarat-syarat te1ientu. Tabungan batara mudharabah tidal( dapat climnbil sewaktu-waktu oleh nasabah, minimal tabungan ini mengendap di BTN Syarial1 satu bulm1, karena dana ym1g didapat dmi tabungan batara mudharabah ini akan diinvestasikan bmlk ke sektor-sektor prodnktif se1ia wal® satu bulan ini terkait dengm1 pembagim1 hasil usalla yang akan dilakukan BTN Symial1 (mudharib) kepacla nasabal1 (shahibul maal).
69
Ketentuan telmis pembukaan rekening tabungan mudharabah di BTN Syariah, tidak jauh berbeda dengan bank syariah lainnya. Untuk nasabah perorangan harus menyerahkan fotokopi KTP atau SIM atau Paspor atau identitas lainnya, se1ia mengisi formulir pembukaan dan contoh tanda tangan nasabah. Serta diharuskan mengisi alamat, nomor telpon atau fax, tempat bekerja, disertai keterangan
kegiatan usahanya,
keterangan
peke1jaan
atau jabatan dan
penghasi!an, keterangan mengenai sumber dana dan tujuan penggunaannya, dan setoran awal minimal Rp I 00.000. setoran selanjutnya minimal Rpl 0.000. Untuk nasabah perusahaan atau lembaga harus menyerahkan fotokopi akte pendirian perusahaan atau anggaran dasar, NPWP, izin usaha atau izin lainnya, alamat dan nomor telepon atau fax perusahaan, surat kuasa kepada pihak yang mewakili perusahaan, fotokopi KTP atau SIM atau Paspor atau identitas laim1ya dari pihak yang diberi kuasa, mengisi formulir pembukaan, contoh tanda tangan dise1iai stempel perusahaan keterangan mengenai sumber dana dan tujuan penggunaannya, dan setoran awal minimal Rp 100.000 setoran selanjutnya minimal Rpl0.000. Deposito mudharabah di BTN Syaiiah dinan1akan deposito batara syariah mudharabah adalah penanaman dana nasabah yai1g penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dan ba!1k. Jangka waktu deposito batara mudharabah antara satu bulan, tiga bulan, enan1 bulan, 12 bulai1, dan 24 bula!l. Prinsipnya adalah kerjasaina investasi a!l!ara nasabah sebagai pemilik da!la (shahibul maal) dan ba!1k s<,bagai pengelola dana
70
(mudharib) hasil keuntungan dari pengelolaan dana i1u akan dibagikan sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Deposito batara mudharabah di BTN Syariah menggunakan prinsip almudharabah mutlaqah. Nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal) tidak
memberikan persyaratan apa pun kepada bank sebagai pengelola dana (mudharib), lee bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan.
Dengan demikian, bank syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yakni hams berhati-hati atau bijaksana se1ta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan clan kelalaiannya. Di samping itu, baak syariah bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan syariah. 2 Dari
hasil
pengelolaan
drum
mudharabah,
baak
syru·iah
akru1
membagihasilkan kepada pemilik dana (deposan) sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkru1 dalam pembukaan rekening. 3 DaJam penetapan nisbah pihak baak yang diwakilkan dengan costumer service menawarkan nisbah kepada nasabah pada awal pembukaan deposito. Nisbah deposito batara mudharabah pada bulru1 Maret ru1tara lain untuk deposito batru·a mudharabah satu bulan ditetapkru1 nisbah 65 : 35 artinya bahwa 2
Adiwarman A. Karim, BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), Cet.Ke-2, h. 304-305 3 Ibid., h. 305
71
pihak nasabah (shahibul maal) mendapatkan bagian 65, sedangkan pihak bank mendapatkan 35, untuk deposito batara mudharabah tiga bulan baru ditetapkan
nisbah 65 : 35 artinya bahwa pihak nasabah (shahibul maa[) mendapatkan bagian 65, sedangkan pihak bank mendapatkan 35, untuk deposito batara mudharabah enarn bulan barn ditetapkan nisbah 67,50 : 32,50 artinya bahwa pihak nasabah
(shahibul maal) mendapatkan bagian 67,50, sedangkan pihak bank mendapatkan 32,50, untuk deposito batara mudharabah enarn bulan lama ditetapkan nisbah 77,50 : 22,50 aitinya bahwa pihak nasabah (shahibul maal) mendapatkan bagian 77,50, sedangkan pihak bank mendapatkan 22,50, untuk deposito batara
mudharabah 12 bulan baru ditetapkan nisbah 67,50 : 32,50 artinya bahwa pihak nasabah (shahibul maal) rnendapatkai1 bagiai1 67,50, sedangkan pihak bank mendapatkan 32,50, untuk deposito batara mudharabah 12 bnlan ifillla ditetapkan
nisbah 77,50 : 22,50 artinya bahwa pihak nasabah (shahibul maal) mendapatkan bagian 77,50, sedangkan pihak bank mendapatkai1 22,50, untuk deposito batara
mudharabah 24 bulan barn ditetapkan nisbah 67,50 : 32,50 artinya bahwa pihak nasabah (shahibul maal) mendapatkan bagian 67,50, sedangkai1 pihak bank mendapatkan 32,50, untuk deposito batara mudharabah 24 bulai1 laina ditetapkan
nisbah 77 ,50 : 22,50 artinya bahwa pihak nasabah (shahibul maal) rnendapatkan bagian 77,50, sedangkan pihak bank rnendapatkai1 22,50. Pembagiai1 nisbah deposito batai·a mudharabah ada yang ditetapkfil1 dengan
nisbah baru dai1 ada nisbah ifillla, tergantung pada bulan apa nasabah rnembuka depositonya. Karena nisbah ini pada setiap buifil111ya berubah. Sedangkfil1 nisbah
72
untuk nasabah tetap sesuai kesepakatan pada waktu akad pembukaan rekening. Misalnya pada bulan Oktober 2007 bapak Ahmad membuka deposito 6 bulan di BTN Syariah dengan nisbah 77,50 : 22,50. Bapak Budi membuka deposito 6 bulan pada bulan Maret BTN Syariah menawarkan nisbah 67,50 : 32,50. Pada akhir Maret ketika BTN Syariah mendistribusikan basil usaha kepada nasabahnya bapak Ahmad akan mendapatkan porsi bagi hasil 77,50, clisisi lain bapak Budi akan mendapatkan porsi bagi hasil 67,50. Ketentuan teknis pembukaan rekening deposito mudharabah di BTN Syariah, tidak jauh berbeda dengan bank syaiiah laim1ya. Untuk nasabah perorangai1 haius menyerahkan fotokopi KTP atau SIM atau Paspor atau id.entitas lainnya, serta mengisi fonnulir pembukaan dan contoh tanda tangan nasabah. Se1ia dihaiuskan mengisi alamat, nomor telpon atau fax, tempat beke1ja,. disertai keterangan kegiatan usahai1ya, keterangai1 peke1jaan atau jabatan dai1 penghasilan, keterangan mengenai sumber dana dan tujuan penggunaa!Ulya, dan setoran minimal Rp.500.000. Untuk nasabah pernsahaan atau lembaga hams menyerahkan fotokopi akte pendirian pernsahaan atau anggai·an dasar, NPWP, izin usaha atau izin lai!Ulya, alamat dan nomor telepon atau fax pernsahaan, surat kuasa kepada pihak yang mewakili pernsahaan, fotokopi KTP atau SIM atau Paspor atau identitas lainnya dari pihak yang diberi kuasa, mengisi fonnulir pembukaan, contoh tanda tangan disertai stempel pernsahaai1 keterangan mengenai surnber dai1a dan tujuan penggunaaimya, dan setoran awal minimal Rp 2.500.000.
73
B. Mekanisme Perhitungan Pendapatan Prinsip Mudharabah Perhitungan distJ.ibusi hasil usaha antara BTN Syariah dengan masing-masing kelompok dana tabungan mudharabah, kelompok dana deposito mudharabah I bnlan dan sebagainya akan menggunakan "Tabel Perhitungan DistJ.ibusi Hasil Usaha" (tabel profit distribution" sebagai berikut: Tabet 4.1 Distribusi Pendapatan Bagi Hasil DPK (M:aret 2008) Di BTN Unit Usaha Syariab
s lla11
Saldo rata-rata
Total Hasil
harian
Usaha
a
A
1diab
Porsi pemilik dana
Porsi bank
Dibagikan
Nisbah
Pendapatan
Nisbah
Pendapatan
B
c
D=BxC
E
F=BxE
25.950.634.292
250.463.924
25.181.295.441
243.038.609
50.431.493.042
486.742.232
52,00%
252.312.123
48,00%
234.430.109
787.916.855
7.604.621
35,00%
2.661.617
65,00%
4.943.004
306.838.537.478
2.961.468.429
m
Ill
!bah Ill
l
1bab
2.003.734.737
957. 733.692
74
41.373.417.956
399.317.740
65,00%
259.556.530
35,00%
139.761.210
1aru
31.821.768.506
307.129.488
65,00%
199.634.165
35,00%
107.495.323
1aru
104.368.625.119
1.007.319.324
67,50%
679.940.542
32,50% 327.378.782
ama
32.963.027
318.144
77,50%
246.561
22,50%
71.583
barn
104.250.666.097
1.006.180.836
67,50%
679.172.063
32,50%
327.008.773
lama
23.105.000.000
222.999 .134
77,50%
172.824.328
22,50%
50.174.806
barn
1.810.451.612
17.473.670
67,50%
11.794.726
32,50%
5.678.944
lama
75.645.161
730.093
77,50%
565.822
22,50%
164.271
409.189.877.108
3.949.317.815
l.L
2.258.708.477
Keterangan: 1. J enis simpanan dana
Jenis simpanan dana adalah jenis simpanan dana di BTN. Syaiiah antara lain giro wadiah, tabungan batara wadiah, tabungai1 haji baitullah, sedangkan dengai1 prinsip mudharabah yai1g akan dihitung pembagian hasil usahai1ya, seperti tabungan batara mudharabah, deposito batara mudharabah satu bulai1, deposito batara mudharabah tiga bulan, deposito batara mudharabah enam bulan baiu, deposito batai·a mudharabah enain lama bulan lama, deposito batara mudharabah 12 bulan baru, deposito batara mudharabah 12 bulan lama,
deposito batai·a mudharabah 24 bulan barn,
deposito batara
mudharabah 24 bulan lama. 2. SaldoRata-rata harian jenis Kelompok Dana (SRKD) -· kolom A a. Pada kolom ini BTN Syariah mengisinya dengan jumlah saldo rata-rata harian daii jenis simpanan dana BTN Syaiiah antara lain giro wadiah,
75
tabungan batara wadiah, tabungan haji baitullah, sedangkan dengan prinsip mudharabah yang akan dihitung pembagian hasil usahanya, seperti tabungan batara mudharabah, deposito batara mudharabah satu bulan,
deposito
batara mudharabah tiga bulan, deposito batara
mudharabah enam bulan baru, deposito batara mudharabah enam lama
bulan lama, deposito batara mudharabah 12 bulan baru, deposito batara mudharabah 12 bulan lama, deposito batara mudharabah 24 bulan baru,
deposito batara mudharabah 24 bulan lama. b. Data ini sama dengan yang dipergunakan perhitungan alokasi sumber dana dan pendapatan (lihat tabel alokasi sumber dana dan pendapatan kolom A) 3. Total Hasil Usaha Dibagikan (THKD) - kolom B a. Porsi pendapatan pengelola mudharabah yang akan didistribusikan (sebagai unsur pendapatan pada didistribusi bagi hasil atau pendapatan) kepada kedua belah pihak yaitu nasabah (shahibul maal) sebagai pemilik dana dan BTN Syariah sebagai pengelola dana (mudharib). b. Pendapatan yang dibagikan berupa: 1) Marjin (prinsip jual beli - murabahah, istishna, salam, dsb) 2) Bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) c. Perhitungan : THKD
=
SRKD TSSD
x
PHUD
76
THKD SRKD TSSD PHUD
: Total Hasil Usaha yang dibagi Kelompok Dana : Saldo rata-rata Harian Jenis Kelompok Dana : Total Saldo Rata - rata Sumber Dana atau jenis kelompok dana : Porsi Hasil Usaha Dibagikan
1) . Tabungan Batara Mudharabah SRKD tabungan mudharabah x PHUD Total Sal do Rata-rata Sumber Dana (TSSD) Rp 50.431.493.042 Rp 409.189.877.108
x
Rp3.949.317.815 =
Rp486.742.232
2) · Deposito Batara Mudharabah satu bulan SRKD deposito mudharabah saiu bulan x PHUD Total Saldo Rata-rata Sumber dana (TSSD)
Rp 41.373.417.956 x Rp 409.189.877.108
Rp 3.949.317.815 =
Rp 399.317.740
3) . Deposito Batara Mudharabah tiga bulan barn SRKD deposito mudharabah tiga bulan barn Total Saldo Rata-rata Sumber dana (TSSD) Rp 31.821.768.506 x Rp 409.189.877.108
Rp 3.949.317.815
PHUD
x
Rp 307.129.488
4) . Deposito Batara Mudharabah enam bulan barn SRKD deposito mudharabah enam bulan barn Total Saldo Rata-rata Sumber dana (TSSD)
x
Rp 104.368.625.119 Rp 409.189.877.108
Rp 1.007.319.324
x
Rp3.949.317.815 =
PHUD
5) Deposito Batara Mudharabah enam bulan lama SRKD deposito mudharabah enam bulan lama x PHUD Total Saldo Rata-rata Sumber dana (TSSD)
77
x
Rp 32.963.027 Rp 409.189.877.108
Rp3.949.317.815 =
0
Rp318.144
6). Deposito BatarnMudharabah 12 bulan barn SRKD deposito mudharabah 12 bulan barn x Total Saldo Rata-rata Sumber drum (TSSD) Rp 104.250.666.097 x Rp 409.189.877.108
Rp 3.949.317.815
PHUD
=
Rp 1.006.180.836
7). Deposito Batara Mudharabah 12 bulru1 lruna SRKD deposito mudharabah 12 bulan lama x Total Saldo Rata-rata Sumber drum (TSSD) Rp 23.105.000.000 Rp 409 .189 .877. I 08
x
PHUD
Rp 222.999.134
Rp 3.949.317.815
8) . Deposito Batru·a Mudharabah 24 bulan barn SRKD deposito mudharabah 24 bulan barnx Total Saldo Rata-rata Sumber dana (TSSD) Rp 1.810.451.612 Rp 409.189.877.108
x Rp 3.949.317.815
PHUD
=
Rp 17.473.670
9) . Deposito Batara Mudharabah 24 bulan lruna SRKD deposito mudharabah 24 bulru1 lrunax PHUD Total Saldo Rata-rata Sumber drum (TSSD) Rp 75.645.161 x Rp 409.189.877.108
Rp 3.949.317.815
Rp 730.093
4. Nisbab Umum Pemilik Drum (NUPD) - Kolom C BTN Syariab mengisi kolom C ini dengfill nisbab untuk shahibul maal (nasabab) yfillg telab disepakati pada awal akad sewaktu pembukaan rekening
78
antara nasabah sebagai shahibul maal
dengan BTN Syariah sebagai
mudharib. 5. Porsi Hasil Usaha (Pendapatan) Pemilik Dana/Shahibul Maal (PHPD) -
kolomD a. Kolom ini merupakan pendapatan yang akan dibagikan pada nasabah sebagai shahibul maal yang menyimpan dananya di BTN Syariah. Nisbah sesuai dengan yang disepakati pada awal akad - shahibul maal kelompok dana Giro wadiah, tabungan batara mudharabah, tabungan haji baitullah. shahibul maal kelompok deposito batara mudharabah satu bulan, deposito
batara mudharabah tiga bulan baru, deposito batara mudharabah enam bnlan baru, deposito batara mudharabah enam bulan lama, deposito batara mudharabah 12 bulan barn, deposito batara mudharabah 12 bulan lama,
deposito batara mudharabah 24 bulan baru, deposito batara mudharabah 24 bulan lama. b. Perhitungan dilakukan dengan cara iurnus sebagai betikut: PHPD
=
PHPD maal) THKD NUPD
THKD x
NUPD
: Porsi Hasil Usaha untuk Pernilik Dana (shahibul : Total Hasil Usaha yang dibagi Kelompok Dana : Nisbah Umum Pemilik Dana (shahibul maal)
1). Tabungan BataraMudharabah THKD tabungan mudharabah x Rp 486.742.232
x
NUPD tabungan mudharabah
52,00 %
Rp 252.312.123
79
2). Deposito BataraMudharabah 1 bulan THKD deposito mudharabah satu bula11
x
NUPD deposito batara
mudharabah satu bulan
Rp 399.317.740
x
65,00 %
Rp 259.556.530
3) . Deposito Batara Mudharabah tiga bulan barn THKD deposito mudharabah tiga bulan baru
x
NUPD deposito
batara mudharabah tiga bulan baru Rp 307.129.488
x
65,00 %
Rp 199.634.165
4). Deposito BatarnMudharabah enan1 bulan baru THKD deposito mudharabah enam bulan baru
x
NUPD deposito
batara mudharabah enam bulan baru Rp 1.007.319.324
x
67,50 %
=
Rp 679.940.542
5) , Deposito Batara Mudharabah enam bulan lama THKD deposito mudharabah enam bulan lan1a
x
NUPD deposito
batara mudharabah enam bulan lama Rp 318.144
x
77,50 %
Rp 246.561
=
6) . Deposito Batara Mudharabah 12 bulan baru THKD deposito mudharabah 12 bulan baru
x
NUPD deposito
batara mudharabah 12 bulan baru Rp 1.006.180.836
x
67,50 %
=
7) . Deposito Batara Mudharabah 12 bulan lama
Rp 679.172.063
80
THKD deposito mudharabah 12 bulan lama
x
NUPD deposito
batara mudharabah 12 bulan lama Rp 222.999.134
x
77,50 %
Rp 172.824.328
8). Deposito Batara Mudharabah 24 bulan baru THKD deposito mudharabah 24 bulan baru
x
NUPD deposito
batara mudharabah 24 bulan barn Rp 17.473.670
x
67,50 %
Rp 11.794.726
=
9). Deposito BataraMudharabah 24 bulan lama THKD deposito mudharabah 24 bulan lama
x
NUPD deposito
batara mudharabah 24 bulan lan1a Rp 730.093
x
77,50 %
=
Rp 565.822
6. Nisbab Umum Milik Bank Syariab (NUMB) - kolom E BTN Syariab sebagai mudharib mengisi kolom E ini dengan nisbah yang disepakati pada awal akad sewaktu pembukaan rekening antara nasabab sebagai shahibul maal dengan BTN Syariah sebagai mudharib. 7. Porsi Hasil Usaba (Pendapatan) Milik Bank Symiab (PHMB)- kolom G a. K.olom ini merupakan pendapatan yang akan dibagikan yang merupakan milik BTN Syariab sebagai pengelola dana (mudharib). Nisbab sesuai dengan
yang disepakati pada awal akad antm·a BTN Syariah sebagai
mudharib dan nasabab sebagai shahibul maal - bank sebagai mudharib pada kelompok dana, tabungan batara mudharabah, tabungan haji baitullah, kelompok deposito batara mudharabah 1 bulan, deposito batara
81
mudharabah 3 bulan baru, deposito batara mudharabah 6 bulan barn,
deposito batara mudharabah 6 bulan lama, deposito batara mudharabah 12 bulan baru, deposito batara mudharabah 12 bulan lama, deposito batara mudharabah 24 bulan baru, deposito batara mudharabah 24 bulan lama.
b. Perhitungan dilakukan dengan cara (misalnya untuk kelompok tabungan) Rumus perhitungan : PHMB
=
THKD x NUMB
PHMB THKD NUMB
: Pendapatan Hasil Usaha Milik BTN UUS sebagai mudharib : Total Hasil Usaha yang dibagi Kelompok Dana : Nisbah Umum Milik (porsi) BTI'-1 UUS
1). Tabungan Batara Mudharabah
THKD tabungan mudharabah x NUMB tabtmgan mudharabah Rp 486.742.232
x
48,00 %
Rp 234.430.109
=
2). Deposito Batara Mudharabah satu bulan THKD deposito mudharabah satu bulan x NUMB deposito batara mudharaba11 satu bulan Rp399.317.740
x
35,00 %
Rp 139.761.210
=
3)· Deposito BataraMudharabah tiga bulan barn THKD deposito mudharabah tiga bulan baru
x
NUMB deposito
batara mudharabah tiga bulan baru Rp 307.129 .488
x
35,00 %
=
4) ·Deposito BatarnMudharabah enam bulan barn
Rp 107.495.323
82
THKD deposito mudharabah enam bulan barn
x
NUMB deposito
batara mudharabah enam bulan barn Rp 1.007.319.324
x
32,50 %
Rp 327.378.782
5). Deposito BataraMudharabah enam bulan lama THKD deposito mudharabah enam bulan lama
x
NUMB deposito
batara mudharabah enarn bulan lama Rp 318.144
x
22,50%
Rp 71.583
=
6). Deposito Batara Mudharabah 12 bulan baru THKD deposito mudharabah 12 bulan baru
x
NUMB deposito
batara mudharabah 12 bulan barn Rp 1.006.180.836
x
32,50 %
Rp 327.008.773
7), Deposito BataraMudharabah 12 bulan lama THKD deposito mudharabah 12
bulan lama x
NUMB deposito
batara mudharabah 12 bulan lama Rp 222.999.134
x
22,50 %
=
Rp 50.174.806
8) · Deposito Batara Mudharabah 24 bulan baru THKD deposito mudharabah 24 bulan baru x NUMB deposito batara mudharabah 24 bulan barn Rp 17.473.670
x
32,50 %
=
Rp 5.678.944
9) · Deposito Batara Mudharabah 24 bulan lama THKD deposito mudharabah 24 batara mudharabah 24 bulan lama
bulan lama x
NUMB deposito
83
Rp 730.093
x
22,50 %
=
Rp 164.271
C. Perlakuan almntausi penghimpunan dana prinsip mudharabab
Akuntansi penghimpunan dana prinsip mudharabah pad.a BTN Symiah sesuai dengm1 Pemyataan Standm· Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 59 tentang akuntansi perbankan symiah dan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 105 tentang "akuntansi mudharabah" pada bagian entitas symiah (bank syariah) sebagai pengelola dana dan Pedoman Akuntansi Perbmlkan
Syariah Indonesia tahun 2003 serta prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia. Semua penghimpunan dana BTN Syariah yang mempergunakan prinsip mudharabah mutlaqah, seperii tabungan mudharabah, deposito mudharabah
dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 59 dibukukan pad.a unsur neraca "Investasi tidak terikat''. Sedangkan dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor I 05 prinsip mudharabah mutlaqah, seperii tabungan mudharabah dan deposito mudharabah dibukukm1 pad.a unsur neraca "Dana Syirkah Temporer". Unsur Investasi Tidak Terikat atau disebut juga dengan Dana Syirkah Temporer ini, tidak dapat dikategorikm1 sebagai kewajiban dan tidak
.dapat pula dikategorikan sebagai ekuitas, karena sesilai dengan prinsip symiah mudharabah, apabila terdapat kerugian yMg bnkan karena kelalaian mudharib,
maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab pemilik dana (shahibul maal). Oleh karena itu dana mudharabah tersebut tidak hams dikembalikan oleh
84
mudharib seluruhnya (seratus persen), dikembalikan setelah dikurangi dengan
kerugian yang ditanggung oleh pengelola rnudharabah tersebut4 .
Contoh Akuntansi tabungan mudharabah di BTN Syariah adalah sebagai berikut: Bapak Muhannnad rnenjadi nasabah BTN Syariah sejak tanggal 25 mare! 2006. Saldo tabungan batara mudharabah per akhir Februari 2008 sebesar Rp 10.500.000. Pada tanggal 7 Maret 2008 Bapak Muhammad rnelakukan setoran kliring BG tabungan batara mudharabah melalui Bank Muamalat sebesar Rp 500.000. Atas transaksi tersebut BTN Unit Usaha Syariah rnelakukanjumal sebagai berikut: 07/03/2008 Dr. Giro Bank Indonesia
Rp 500.000
Cr. Rekening perantara kliring
Rp 500.000
Saat dananya effektif (tidak ditolak) Dr. Rekening perantara kliring
Rp 500.000
Cr. Dana Syirkah Temporer - Rekening tabungan Mudharabah (a/n Muhammad)
Rp 500.000
Analisa : Pada saat BTN Syariah rnenerirna dana dari pemilik dana (nasabah) tabungan batara mudharabah rnelalui kliring BG dalam akad mudharabah akan diakui sebagai Dana Syirkah Temporer sebesar jurnlah kas yang diterima sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nornor 105 paragrah 25. Sesuai
4 Sofyan S.Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta, LPFE-Usakti, 2006), Cet. Ke-2, h. 77
85
juga dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf29 yaitu dana investasi tidak tetikat diakui sebagai investasi tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima.
Pada tanggal 12 Maret 2008 Bapak Muhammad datang k(: BTN Syariab untuk melakukan setoran tunai tabungan batara mudharabah atas namanya melalui counter teller sebesar Rp 2.000.000. Atas transaksi tersebut BTN Syariab melakukan jumal sebagai berikut: 12/03/2008 Dr. Kas Teller
Rp 2.000.000
Cr. Dana Syirkah Temporer - Rekening tabunganMudharabah (a/n Muhammad)
Rp 2.000.000
Analisa : Pada saat BTN Syaria11 menerima dana dari pemilik dana (nasabab) tabungan batara mudharabah melalui counter teller dalam akad mudharabah akan diakui sebagai Dana Syirkah Temporer sebesar jumlab kas yang diterima sesuai dengan Pemyataan Standar Alcuntansi Keuangan Nomor 105 paragral1 25. Sesuai juga dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf29 yaitu dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi lidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlab yang diterima.
Pada tanggal 21 Maret 2008 Bapalc Mubanimad datang ke BTN Syariab untuk melakukan penarikan tunai atas namanya melalui counter teller sebesar Rp 1.000.000. Atas transaksi tersebut BTN Syariab melakukanjumal sebagai berikut:
86
21/03/2008 Dr. Dana Syirkah Temporer - Rekening tabungan Mudharabah (a/n Muhammad)
Rp 1.000.000
Cr. Kas Teller
Rp 1.000.000
Analisa : Pada saat nasabah menarik dana syirkah temporer -tabungan mudharabah- menunjukan bahwa akan mengurangi aktiva yaitu leas BTN Syruiah
dan akru1 mengurangi Dana Syirkah Temporer -tabungan mudharabah- BTN Syariah sebesru· nilai nominalnya yang ditarik nasabah yaitu Rp 1.000.000.
Pada tru1ggal 31 Maret 2008 BTN Syruiah membayarkru1 bagi hasil usaha kepada nasabah BTN S yariah. Berdasarkan perhitungan bagi hasil pada tabungan batara mudharabah
didistribusikan hasil
usaha sebesar Rp
486. 742.232. Atas
pencadru1gan bagi hasil tersebut dilakukan jumal sebagai beriknt: 31/03/2008 Dr Hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer - tabungan mudharabah-
Rp 486.742.232
Cr. Bagi hasil yang belum dibagikan - Dana Syirkah Temporer tabungan mudharabah
Rp 486.742.232
Analisa : Pada saat BTN Syariah membagikan bagi hasil usaha kepada nasabah, hale pihak ketiga atas bagi basil Dana Syirkah Temporer yang sudah diumumkan dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakni sebagai kewajibru1 sebesar bagi hasil yang menjadi porsi pemilik drum yaitu sebesar Rp 486.742.232. Sesuai dengan Pemyataan Standar Aknntansi Keuangan 105 paragraf29.
87
Pada tanggal 1 April 2008 dibayarkan bagi hasil tabungai1 mudharabah untuk Bapak Muhainmad sebesar Rp 50.916. , dan atas pembayaran bagi hasil tersebut dipotong pajak sebesar 20%. Februari
Keterangan
Sal do
Haii
Hitungan
Rp 10.500.000
-
500.000
Rp 11.000.000
5
5 x 11.000.000
Rp 55.000.000
12
Setor Rp 2.000.000
Rp 13.000.000
9
9 x 13.000.000
Rp 117.000.000
21
Tarik Rp 1.000.000
Rp 12.000.000
11
11 x 12.000.000
Rp 132.000.000
1
Saldo awal Maret
7
Setor Rp
Rp 10.500.000
Total
Rp 314.500.000
Saldo rata-rata harian Bapak Muhainmad: Rp 314.500.000 31 Bagi Hasil bulan April Bapak Muhainmacl : Rp 10.145.161 Rp 50.431.493.042
x Rp 486.742.232 x 52 % -
Pajak bagi hasil Bapak Muhainmad
01/04/2008
=
Rp 10.145.161
Rp 50.916
20 % x Rp 50.916 = Rp 10.183
Dr. Bagi hasil yai1g belum dibagikan - Dana. Syirkah Temporer tabungan mudharabah
Rp 50.916
Cr. Kas Teller
Rp 40.733
Cr. Pajak
Rp 10.183
Analisa : Bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana clitentukan berdasarkan nisbah yang disepakati clari hasil usaha yang diperoleh selaina periode akad. Sesuai clengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan 105
88
paragraf 10. Sesuai juga dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 30 yaitu bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Contoh Akuntansi deposito mudharabah di BTN Syariah adalah sebagai berikut: Pada tanggal 4 Maret 2008 Bapak Yusuf melakukan Pembukaan deposito batara
mudharabah satu bulan di BTN Syariah sebesar Rp 10.000.000.,- sebagai investasi deposito batara mudharabah satu bulan dengan nisbah 65 unh1k pemilik dana (nasabah) dan 35 untuk BTN Syariah. Atas transaksi tersebut BTN Syariah melakukanjumal sebagai berikut: 04/03/2008
Dr. Kas Teller
Rp I 0.000.000
Cr. Dana Syirkah Temporer - Rekening Deposito Mudharabah (a/n Yusuf)
Rp 10.000.000
Analisa: Pada saat BTN Syariah menerima dana dari pemilik da11a (nasabah) deposito batara mudharabah satu bulan dalam akad mudharabah akan diakui sebagai Dana Syirkah Temporer sebesar jumlah kas yang diterima yaitu sebesar Rp 10.000.000, sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor I 05 paragrah 25. Sesuai juga dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 29 yaitu dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat pada saat te1jadinya sebesar jumlah yang diterirna.
89
Pada tanggal 6 Maret 2008 Bapak Karyo melakukan Pembukaan deposito batara mudharabah tiga bulan sebesar Rp 5.000.000.,- sebagai investasi deposito batara mudharabah tiga bulan dengan nisbah 65 untuk pemilik dana (nasabah) dan 35 untuk bank syariah. Atas transaksi tersebut BTN Syarlah melakukan jumal sebagai berikut: 06/03/2008 Dr. Kas Teller
Rp 5.000.000
Cr. Dana Syirkah Temporer - Rekening Deposito Mudharabah (a/n Karyo)
Rp 5.000.000
Analisa: Pada saat BTN Syariah menetima dana dari pemilik dana (nasabah) deposito batara mudharabah tiga bulan dalam akad mudharabah akan diakui sebagai Dana Syirkah Temporer sebesar jumlah kas yang diterima yaih1 sebesar Rp 5.000.000, sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 paragrah 25. Sesuai juga dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 29 yaitu dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak teiikat pada saat te1jadinya sebesar jumlah yang diterima.
Pada tanggal 10 Maret 2008 Bapak Masdul melakukan Pembukaan deposito batara mudharabah enam bulan sebesar Rp 15.000.000.,- sebagai investasi deposito batara mudharabah enam bulan dengan nisbah 67,50 untuk pemilik dana (nasabah) dan 32,50 untuk bank syariah. Atas transaksi tersebut BTN Syariah melakukan jumal sebagai berikut:
90
10/03/2008 Dr. Kas Teller
Rp 15.000.000
Cr. Dana Syirkah Temporer - Rekening Deposito Mudharabah (a!n Masdul)
Rp 15.000.000
Analisa: Pada saat BTN Syariah menerima dana dari pc:milik dana (nasabah) deposito batara mudharabah enam bulan dalam akad mudharabah akan diakui sebagai Dana Syirkah Temporer sebesar jumlah kas yang diterima yaitu sebesar 15.000.000, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 paragrah 25. Sesuai juga dengan Pemyataan Standar Al'Untansi Keuangan Nomor 59 paragraf 29 yaitu dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima.
Pada tanggal 16 Maret 2008 Bapak Ban1bang melakukan Pembukaan deposito batara mudharabah 12 bulan sebesar Rp 25.000.000.,- s(:bagai investasi deposito batara mudharabah 12 bulan dengan nisbah 67,50 untuk pemilik dana (nasabah) dan 32,50 untuk bank syariah. Atas transaksi tersebut BTN Syariah melakukan jumal sebagai berikut: 16/03/2008 Dr. Kas Teller
Rp 25.000.000
Cr. Dana Syirkah Temporer - Rekening Deposito Mudharabah (a/n Bambang)
Rp 25.000.000
Analisa: Pada saat BTN Syariah menerima dana dari pemilik dana (nasabah) deposito batara mudharabah 12 bulan dalam akad mudharabah akan diakni sebagai Dana Syirkah Temporer sebesar jurnlah kas yang diterirna yaitu sebesar
91
25.000.000, sesuai dengan Pemyataau Standar Akuntausi Keuangau Nornor 105 paragraf 25. Sesuai juga dengau Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 29 yaitu dana investasi tidak telikat diakui sebagai investasi tidak
terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yaug diterima.
Pada tauggal 20 Maret 2008 Bapak Zikron melakukau Pembukaan deposito batara
mudharabah 24 bulan sebesar Rp 50.000.000.,- sebagai investasi deposito batara mudharabah 24 bulau dengan nisbah 67,50 untuk pemilik drum (nasabah) dru1 32,50 untuk bauk syruiah. Atas trausalcsi tersebut BTN Syruiah melakukan jumal sebagai betikut: 20/03/2008 Dr. Kas Teller
Rp 50.000.000
Cr. Dana Syirkah Temporer - Rekening Deposito Mudharabah (a/n Zikron)
Rp 50.000.000
Analisa: Pada saat BTN Syruiah menerima daua drui pemilik drum (nasabah) deposito batara mudharabah 24 bulau dalam akad mudharabah akau diakui sebagai Dana Syirkah Temporer sebesar jumlah leas yang diterima yaitu sebesar Rp 50.000.000, sesuai dengan Pemyataan Staudar Akuntar1si Keuaugan Nomor 105 paragrah 25. Sesuai juga dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangau Nomor 59 paragraf 29 yaitu daua investasi tidak te1ikat diakui sebagai investasi tidak tetikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yaug ditetima.
92
Pada tanggal 31 Maret 2008 BTN Syariah membayarkan bagi hasil usaha kepada nasabah BTN Syariah. Berdasarkan perhitungan bagi hasil pada deposito batara mudharabah satu bulan didistribusikan hasil usaha sebesar Rp 399.317.740. Atas
pencadangan bagi hasil tersebut dilakukan jumal sebagai berikut: 31/03/2008 Dr Hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer - deposito mudharabah satu bulan-
Rp 399.317.740
Cr. Bagi hasil yang belum dibagikan Dana Syirkah Temporer deposito mudharabah satu bulan
Rp399.317.740
Analisa : Pada saat BTN Symiah membagikan bagi hasil usaha kepada nasabah, hale pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer yang sudah diumumkan dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi pemilik dmm yaitu sebesar Rp 399.317.740. Sesuai dengan Pemyataan Standar Alcuntansi Keuangm1 105 paragr.af29.
Pada tanggal 31 Maret 2008 BTN Syariah membayarkan bagi hasil usaha kepada nasabah BTN Syariah. Berdasarkan perhitungan bagi hasil pada deposito batm·a mudharabah tiga bulan didistribusikan hasil usaha sebesar Rp 307.129.488. Atas
pencadangm1 bagi hasil tersebut dilakukan jumal sebagai berikut: 31/03/2008 Dr Hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer - deposito mudharabah tiga bulan-
Rp 307.129.488
Cr. Bagi hasil yang belum dibagikm1 Dana Syirkah Temporer deposito mudharabah tiga bulan
Rp 307.129.488
93
Analisa : Pada saat BTN Syariah membagikan bagi hasil usaha kepada nasabah, hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer yang sudah diumumkan dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi pemilik dana yaitu sebesar Rp 307.129.488. Sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan 105 paragraf29.
Pada tanggal 31 Maret 2008 BTN Syariah membayarkan bagi hasil usaha kepada nasabah BTN Syariah. Berdasarkan perhitungan bagi hasil pada deposito batara mudharabah enam bulan didisttibusikan hasil usaha sebesar Rp 1.007.319.324.
Atas pencadangan bagi hasil tersebut dilakukan jumal sebagai berikut: 31/03/2008 Dr Hak pihak ketiga atas bagi basil Dana Syirkah Temporer - deposito mudharabah enam bulan-
Rp 1.007.319.324
Cr. Bagi hasil yang belum dibagikan Dana Syirkah Temporer deposito mudharabah enam bulan
Rp 1.007.319.324
Analisa : Pada saat BTN Syariah membagikan bagi hasil usaha kepada nasabah, hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer yang sudah diumumkan dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi pemilik dana yaitu sebesar Rp 1.007.319.324. Sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan 105 paragraf29.
Pada tanggal 31 Maret 2008 BTN Syariah membayarkan bagi hasil usaha kepada nasabah BTN S yariah. Berdasarkan perhitungan bagi basil pad a deposito batara
94
mudharabah 12 bulan didistribusikan basil usaba sebesar Rp 1.006.180.836. Atas
pencadangan bagi basil tersebut dilakukan jumal sebagai beiikut: 31/03/2008 Dr Hak pibak ketiga atas bagi basil Dana Syirkah Temporer - deposito mudharabah 12 bulan-
Rp 1.006.180.836
Cr. Bagi basil yang belum dibagikan Dana Syirkah Temporer deposito mudharabah 12 bulan
Rp 1.006.180.836
Analisa : Pada saat BTN Syariab membagikan bagi basil usaba kepada nasabah, bak pibak ketiga atas bagi basil Dana Syirkah Temporeryang sudah diumumkan dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi basil yang menjadi porsi pemilik dana yaitu sebesar Rp l.006.180.836. Sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan 105 paragraf29.
Pada tanggal 31 Maret 2008 BTN Syariah membayarkan bagi basil usaha kepada nasabah BTN Syariab. Berdasarkan perbitungan bagi basil pada deposito batara mudharabah 24 bulan didistribusikan basil usaba sebesar Rp 17.473.670. Atas
pencadangai1 bagi hasil tersebut dilakukai1 jumal sebagai berikut: 31/03/2008 Dr Hak pibak ketiga atas bagi basil Dana Syirkah Temporer - deposito mudharabah 24 bulan-
Rp 17.473.670
Cr. Bagi basil yang belum dibagikai1 Dana Syirkah Temporer deposito mudharabah 24 bulan
Rp 17.473.670
Analisa : Pada saat BTN Syariah membagikan bagi basil usaba kepada. nasabah, bak pibak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer yai1g sudah diumumkan
95
dan belum dibagikan kepada pemilik dana diakni sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi pemilik dana yaitu sebesar Rp 17.473.670. Sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan 105 paragraf29.
Pada tanggal 4 April 2008 dibayarkan bagi hasil deposito batara mudharabah untuk Bapak Yusuf sebesar Rp 51.467, dan atas pembayaran bagi hasil tersebut dipotong pajak sebesar 20 %. Bagi Hasil bulan April Bapak Yusuf: =
Rp 10.000.000 Rp 50.431.493.042
x Rp 399.317.740 x 65 %
Pajak bagi hasil Bapak Muhammad
=
Rp 51.467
20 % x Rp 51.467 =
Rp 10.293
04/04/2008 Dr. Bagi hasil yang belum dibagikan - Dana Syirkah Temporer Deposito mudharabah-
Rp 51.467
Cr. Kas Teller
Rp41.174
Cr. Pajak
Rp 10.293
Analisa : Bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana clitentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dmi hasil usaha yang diperoleh selmna periode akad. Sesuai clengan Pemyatam1 Standar Akuntm1si Keum1gan 105 paragraf 10. Sesuai juga dengan Pernyataan Stm1dar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 30 yaitu bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bmik dm1 pemilik dana sesuai dengan nisbah ym1g disepakati.
96
Pada tanggal 6 April 2008 dibayarkan bagi basil deposito batara mudharabah untuk Bapak Karyo sebesar Rp 31.366, dan atas pembayaran bagi basil tersebut dipotong pajak sebesar 20 %. Bagi Hasil bulan April Bapak Karyo: =
Rp 5.000.000 x Rp 307.129.488 x Rp 31.821.768.506
Pajak bagi basil Bapak Karyo
=
65 %
20 % x Rp 31.366
Rp 31.366
'~
Rp 6.273
06/04/2008 Dr. Bagi basil yang belum dibagikan - Dana Syirkah Temporer Deposito mudharabah-
Rp 31.366
Cr. Kas Teller
Rp25.093
Cr. Pajak
Rp 6.273
Analisa : Bagi hasil untuk pemilik dana dm1 pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dali hasil usaha yang diperoleh selmna peliode akad. Sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntm1si Keuangan 105 paragraf 10. Sesuai juga dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangm1 Nomor 59 paragraf 30 yaitu bagi basil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah ym1g disepakati.
Pada tanggal 10 Aplil 2008 dibayarkan bagi hasil deposito batara mudharabah untuk Bapak Masdul sebesar Rp 97.722, dan atas pembayaran bagi hasil tersebut dipotong pajak sebesar 20 %. Bagi Hasil bulm1 April Bapak Masdul:
97
=
Rp 15.000.000 x Rp 1.007.319.324 x 67,50 % Rp I 04.368.625.119
Pajak bagi hasil Bapak Masdul
=
Rp 97.722
20 % x Rp 97.722 == Rp 19.544
=
I 0/04/2008 Dr. Bagi hasil yang belum dibagikan - Dana Syirkah Ternporer
Deposito mudharabah
Rp 97.722
Cr. Kas Tell er
Rp 78.178
Cr. Pajak
Rp 19.544
Analisa : Bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola drum ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selania periode akad. Sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan I 05 pru·agraf I 0. Sesuai juga dengan Pernyataan Stru1dar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 30 yaitu bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik drum sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Pada tanggal 16 April 2008 dibayarkan bagi hasil deposito batara mudharabah untuk Bapak Bmnbang sebesar Rp 162.870, dru1 atas pembayaran bagi hasil tersebut dipotong pajak sebesar 20 %. Bagi Hasil bulan April Bapak Bambang: =
Rp 25.000.000 x Rp 1.006.180.836 x 67,50 % Rp 104.250.666.097
Pajak bagi hasil tual1 Brunbal1g =
20 % x Rp 162.870 =
Rp 162.870
Rp 32.574
16/04/2008 Dr. Bagi hasil yal1g belum dibagikru1 - Dalla Syirkah Temporer Deposito mudharabah
Rp 162.870
98
Cr. Kas Teller
Rp 130.296
Cr. Pajak
Rp 32.574
Analisa : Bagi basil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbab yang disepakati dmi basil usaba yang diperoleb sel=a periode akad. Sesuai dengan Pemyatam1 Standar Akuntansi Keuangan 105 paragraf I 0. Sesuai juga dengan Pemyataan Standm· Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 30 yaitu bagi basil investasi tidak telikat dialokasikm1 kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbali yang disepakati.
Pada tanggal 20 April 2008 dibayarkan bagi basil deposito batm·a mudharabah untuk Bapak Zikron sebesar Rp 325.740, dan atas pembayaran bagi basil tersebut dipotong pajak sebesar 20%. Bagi Hasil bulan Aplil Bapak Zikron: =
Rp 50.000.000 Rp 1.810.451.612
x Rp 17.473.670 x 67,50 %
Pajak bagi basil Bapak Bambm1g =
-·
Rp 325.740
20 % x Rp 325.740 =' Rp 65.148
20/04/2008 Dr. Bagi basil yang belum dibagikan - Dana Syirkah Temporer Deposito mudharabah
Rp 325.740
Cr. Kas Teller
Rp 260.592
Cr. Pajak
Rp 65.148
Analisa : Bagi basil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbab yang disepakati dad basil usaba ym1g diperoleh selmna
99
pe1iode akad. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 105 paragraf I 0. Sesuai juga dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 paragraf 30 yaitu bagi hasil investasi tidal< terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
100
BABV PENUTUP
A. Kesim1ndan Berdasarkan uraian yang telah di bahas dan dijabarkan oleh pennlis dalan1 skripsi ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penghimpunan dana prinsip mudharabah mutlaqah di BTN Syariah dilakulrnn
pada produk Tabungan dan Deposito. Tabungan batara mudharabah dan deposito batara mudharabah di B'IN Syariah menggunakan prinsip Al Mudharabah Mutlaqah. Karena prinsip tabungan batara dan deposito batara yang digunakan mudharabah mutlaqah makaB1N Syariah diberi kebebasan untuk m enginvestasikan dana tersebut. Has ii keuntungannya dibagikan sesuai dengan nisbah atau rasio yang telah disepakati dal.am akad pembukaau rekening oleh kedua belah pihak. Perhitungan distribusi basil usaha antara B'IN Syariah dengan masing-masing kelompok dana tabungan mudharabah. Pembagian basil usaha antara bank sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahi bul maal dengan m enggnnakan "Tab el Perhitu11gm1 Distribnsi Hasil Usaha (tabelprojit distribution)". 2. Aplikasi Akuntansi penghim pun an dana prinsip m udharabah yang diterapkan oleh B'IN Syariah mengacu pada Pernyatam1 Standar Akuntansi Kenangan nomor 59 dan diperknat dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 105 tentang aknntansi mudharabah yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
101
Dengan demikian pengakuan, pengukuran, pengungkapan clan penya11an akuntansi mudharabab pengungkapan
clan
transaksi
pengakuan, pengukuran, penyajian clan
penghimpunan
dana
prms1p
mudharabah
menggunakan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangm1 nomor 59 clan nomor105.
B. Saran 1. Sebagai lembaga keum1gm1, BTN Syariah dalmn penghimpunan dmia
khususnya prinsip mudharabah lebih m emfokuskan perhatiannya pada prinsip mudharabah mutlaqah, sedangkan penghimpunan dana prinsip mudharabah muqayyadah belnm tersentuh oleh BTN Syariah. Ke depan BTN Syariah
penghimpnnan dana diharapkan juga menggunakm1 prinsip mudharabah muqayyadah.
2. Untuk melengkapi PSAK 59 tentang Akuntansi Perbm1kan Syariah dan Pedoman Aknntansi Perbankan Syariah Indonesia tahun 2003 serta prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia
Maka penerapan
PSAK Nomor
105
tentang "akuntansi
mudharabah" pada bagian en tit as syariah (bank syariah) sebagai pengelola
dmrn tidal{ menjadi barrier baru bagi perkembangan perbimkmi syariah malrn dihm·apkan agar PAPSI yang barn segera diterbitkan sehingga mengatur secara khusus agar perlakuan almntansi sesuai dengan praktik almntmisi perbankan secara umum.
102
DAFTAR J'USTAKA
Al Qur'an Al Karim Al-Hadist Adnan, M. Akhyar, AKUNTANSI SYARJAH A.rah, Prospek dan Tantangan. Y ogyakarta: UII Pess. 2005 Anshari, Abdul Ghafur, Perbankan Syariah di Indonesia, Jogjakarta: UGM Press. 2006 Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank Syariah dari Teo1i ke Praktek. Jakarta: Gema Insani. 2001 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta, PT Raja Garafindo Persada 2007 Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan Annual Report. 2006 DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta.: PT Interrnesa 2003 Harahap, Sofyan S, dkk,Akutansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE-USAKTI. 2006 Harahap, Sofyan Safri,Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997 Haroen, Nasroen, Fiqih Muamalah, Jakarta: GayaMediaPrntama 2000 Hasibuan, Malayu S. P. Dasar-Dasar Perbanlcan, Jakarta, PT Bumi Aksara 2005 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59, Jakarta: SalembaEmpat, 2002, hl0-17 Karim, Adiwarrnan A, BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Muamalat Institute. Hand Out Traning Perbankan syariah. Jakarta: Muamalat Institute, tth Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta: SalembaEmpat, 2005
103
Nazir, Habib dan Muhammad Hasanudin. Ensi!dopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung: kaki laugit, 2004Pusai Komunikasi Ekonomi Syariah_ Buku Saku Perbankan syarit!h Jakarta: PKES, 2006 Ram Ii, Hasbi, Teori dasar Akutansi Syariah. Jakarta: Rainasan, 2005 Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Perbankan, UU No 1011998 tentang pembahan Undang-undang nomor 711992, tentang Perbankan. 2007, Jakarta, Sinar Grailka. 2007 Sabiq, Sayyid Fiqili Sunnah 13, penetjemah H Kanrnluddin A Marzuki, Bandung: PT Al Ma'ariI 1990 Shihab, Quraish, TAF81R AL _AtfISRAH Pesan Kesan dan Keserc.sian Al Qur'an Jakarta: Len:era Haii 2002 Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Jslam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankam Indonesia, Jakarta: Pustama Utama Graiifi. Syahaiah, Husein, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Jakarta: Akbar M3clia Eka Sru·rurn, 2005. Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbru1kan Syar-iah Indonesia (IAl), Pedoman Ahmtansi Perbankan Svariah Indonesia. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia. 2003.h.vl75-vl77 Universitas Islam Indonesia, Al Qur 'an dan Tafsi rnya, Yogyakart:a: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995 Wiroso, Penghimpunan dana dan distribusi hasil usaha bank syariah. Jakaiia: PT Rasindo.2005 Wiyono, Slrunet, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Berdasarkan P!:AK dan PAPSJ. Indonesia, 2005
104
LAIVIPIRAN 8tmktw- Btmlt Syaritm Ktmior~ ~VmiM (AJdlvttas u~
(~
: BRdNCH MANAGJ}R :
; KEPALACABANG
.
'· ..................... ip;,t,~1Hij ~ ·o~~fufk.
.
j
:
··············· '. "ff?Ajjf( PRQCiSs)ir?f : PEMROS. lRANSAKSI I
j!Wlf'.Ul'llT
:;,t¢iiilhTiNG iii;~ : AKUNTANSI & KONTF.:OL
........... -........~.,.,.,JI'-.-.-.·-·-··-··-·-·.-...-..-.-..-.-·.
• ••
.,...1. -
penuf1:•11 v.il11oll~n win l.Mmhilm!kH
l. Thdlk lmjuttr.1n11hl
2.k:lm h litntld•n
l.11lumull'.!011tr11I C1hnr
l.i'emhhnn l\;Jnbhpan
3.Pr>1Hll lllnUt n~n llrn•I l.Lbn&filllll!lltLkulllu
;J.tnt17Dit.1
:!,ltelondllnlSL~GL
2.llatrukl!I rk11IIl!mhh:rnn
~.}[llrhr
:l.!dstpbbllut:lHiekll t1nRl:1l
i.l\!nrab1lln Pcnbltptn
flliltrli.tlf@Ml'j/Jj" :
f.Pn>1Mkhu1ui (J!ljlik,
4.l'lll!Jelll~hn l~lpfilllf
tLAYANAN
ATM, Cd; dlf)
NASABAH ;
'ii;,ju-.b;W.-rid.hi-- ·; ~7;uk JIU!lhlriJmi/!JlH
2.Ja1unu.iltq11da UHbll1
d,Fwnttlharun U.nlv.
dana,
:· ni!AiiCJi(dADMi!Jf ' ADM. PEMBIYAAN
3.1\im but •1111•\Hnu111p•n ntoohr ,,l'\illf!l.>11111 d1L11btk
l.AllmbUnnl~blQl:•n
nub.ti d1n CIF f.J.dm h lln1lhrn1 ATM:
3.!llkunpn Adm thd llh Sll-rvloci
2.DlkUmlSlblfl'uub bf.aim
6.JI.k h Jf111blb Jlm1
:·~sEWiq··
: LAYANANPEMBlYAAN
· · :Accotliinirnc1'R l.
fl116h6111111l'l!mllb in
j,
...
lllf
•ir--·--·
:J,l\lbnlttll Pl'inblrpH
4.Jtb m Ji1ub1h I'<:rnll 1;i11u
: ·oENE&it:MW.;a;ADii '. UMUM & PERSONALIA l.:tmm1j1mG1 Kqiopwilln 2.Plln~blun •nff'ran llO'A 3.J&flpbli •kliw t.WI~ Clh!Rf
.f.L..-kd: f.Lhn•Jmun a11\)
Q. 1ul'l!t FllfilflH'll d.Pl'llti.k-01&-rll &ut nt:11rli1H
'·::it~P~:: !P1:/f111lllm
d,hbs111Jh-0nl h9Uf lULl.P 7.Sd!splhonl h1ttrd1lt111 l'w1'.11rlaun Jwd t...r lllti!rnlllt.trn
105
Struktur Bank Syariah Kantor Cabang Bank Syarialt (Pemegang Jabatan Pekerjaan)
:· liTMNCHM.iNAGi.8 '::
: KEPM.A C.ABANG ::
:
::
-·-··········.
~
_.--:::;::.
BackOffice
-.-.-...,...-.-;-.-.-.-.-.-.-.i.::.:-:;.:.:-::-::-::-::-:~r::::.:-:~~~-~;~:._~~----...,...-.--~~
-."":'".-.-.-.-...,..
r==="=l=> ; REiAjj iiRitiCi - .
l I;. Qffi&iziOji -
: LAYANAft Rrrl!l. :
11 OP!!:RASIONAL
.--
l
:·;;tffRJ:iliiCE'' : : LAYAN.AHTJ!LLER ~ ' •• ' lf' •• 'fillirSUV:i<:t AMWu Supuvii:or
Ttlkr
: CUftONi..BiiBijCl
..;LAVAN.ANH.AS.ADAH
l :
···v····~pUtyBranch
···-············
9
...-.-.-.-;-.-.-:-.-.-.-:
Man.,ger
:·miwsP~k~~nJqtir
: PE'MROS. TRANSAYSI 1: ':~Aro~ ~Orov~.~-~.rm~·.~.~.~:.~·.~p.~iM:i~""n~-p~;,~·•:7·~·,..lINd~·::·:.·M:IN~· ~·t·G~·,,,o·":·Colz~·~·~·,,,.::·~·~ ..~.,, ' ' : AKUNTJ\NSI&KONTROL : PEMil&PEN'YD..Pl!JrlllIYAAN : ···9·-··t;;;n,;~~;i:UAM tu • :
~
•
'"""'
••
........................ ···········------------· e F>'nfutov DBMabu.AM
I'..
e
:
-l'RO L•wUFinmcial
• • ••• • • · ·cUiti..itUS"ciV"L:tAf.htm Supuv:iior 0 Cusii:lmaSmrkt Olr~or/CSO - CSOpuiflplkya.u:ndiFO - CSO~.tirg&Sellitg:
•
~Mm.I\
Otiie'l.l:"Jl"AO
:·;~Mic&'' ;U..YANANPEMDIAYAAN
:ii~~~~~~:,;: i l tf • -- -f~~-·.A11hhu SupU'lrEm-
8 FiundngSenri:1 Ofi'ic.srlFSO . FSOI\ilaymm - FSO Amlin. Rhl . PSOP.mlli1.~
Jrmfucov StJiavE.ey
e F'm!k(011 Ofika·JFRO -FRO Fin.At(ouri.
- YAO .Adiu:inWwi.P.~lal 1.. :
UMUM& PERSONALIA
------ ------ ------ -- . •
Gm.Itmidthhnin.AMlillllSqiavist;r
•
Gct.Dnmch.Admin OO'itulGBAO
• GllAOPilua.ul. · GllAOLc.~ - GDAOKl!i:~n - GBAOKPA • GBAOMli.ililg
107
Struktur organisasi Divisi I Unit Usaha Syariah CONSUMER & COMMERCIAL DIRECTOR
KEP ALA DIVIS!
I
J
....................,.. ............ ...................... [SliKRETARJS
I
WAKlL KEPALAJ DIVIS!
I lAGIAN BISNIS
!
I
I
PEMBIAYAAN
I
I
l DANA
TREASURY
I -I -i
I
I
BAGIAN PENDUKUNG
ADM KEU/PELAPORAN
I
I
---i ADM.UMUM
LEGAL &KEPATUHAN
I
r-1 TEKNOLOGI
KANTOR CABANG
PEMBINAAN
I
-~ PERENC.STRATEGIS
I
MANAJEMEN RE SIKO
I
® B TN a!·1~~~1.~t1 -""' NPWP: 01.001.609.5 · 051.014
No. : IJI /S/KCS.Jkt/GBA/Ill/2008 Jakarta, 31 Maret 2008 Lamp. Perihal : Surat Keterangan Magang dan Riset Penelitian
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa : Na ma Tempat, Tgl Lahir Ala mat Fakultas I Jurusan Program Studi Universitas
FAJAR RAHMAN Jakarta, 25 Nopember 1985 JI. Mesjid Rt 008/07 No. 81 Kel. Susukan, Kee. Ciracas, Jaka1ta Timur Syariah & Hukum I Muamalat Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
telah melakukan magang (Praktek Kerja) dan Riset Penelitian di Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta pada tanggal 03 s.d 31 Maret 2008. Selama kegiatan magang, yang bersangkutan telah melaksanakan tugas dengan baik. Adapun bidang tugas dan uraian pekerjaan yang telah dilaksanakan adalah sebagaimana tercantum pada lampiran surat ini. Demikian Surat Keterangan ini disampaikan unt:uk dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
<\.J1.SY.-3 Ji I
"-=.)_) t¥c- r)l.d I_) :i., i.;oJ I_) ,j;.ijil I .&\.u PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) KA TOR CABANG SYARIAH JAKARTA
~1 Tembusan: Dekan Fakultas Syariah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) ntor Cabang Syarlah Jakarta mara Bank BTN lantal 2 - JI. Gajah Mada No. l Jakarla l 0130 p. : (021) 63670226. 63870229, 6336789 Ex1. B240
/
Lampiran Surat No. \71 /S/KCS.JICT/GBA/IIl/2008 Tanggal 31 Maret :was
IP: 01.001.609.5 · 051.014
DAFTAR URAIAN TUGAS DAN PEKIERJAAN MAHASISWA MAGANG DAN RISET PENIELITIAN No.
Uraian Tugas
Tgl Pelaksanaan
Unit Kerja
1.
Mengetahui Struktur Organisasi dan Uraian Pekeriaan Karvawan BTN Svariah Jakarta Mengenal Produk-produk Dana BTN Syariah Jakarta Mengenal Produk-produk Pembiayaan BTN Svariah Jakarta Membantu menghitung Premi Asuransi Nasabah Pembiavaan Membantu dan Memeriksa Kelengkapan Data Nasabah Dana dan Pembiayaan
3 - 4 Maret :2008
General Branch Administration Customer Service
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Mengetahui Proses Awai dan Akhir Hari oada Transaksi Teller Mengetahui cara perhitungan Profit Distribution Mengetahui Proses Transaksi Non Tunai, Transfer/Klirinn RTGS, dan Paiak Mengetahui Siklus Akuntansi Produk Dana dan Pembiavaan BTN Svariah Jakarta Mengetahui dan Membantu Pencetakan Laporan Keuangan BTN Syariah Jakarta (Neraca & Laba/Ruqi) Mengetahui Sistem Internal Control dan Membantu Rekonsiliasi SL - GL Mengetahui Proses Pelaporan ke Bank Indonesia (LBUS & SID) Membantu tugas Administrasi Dokumen Pokok dan Dokumen Perrnohonan P<>mbl"v""n Membantu tugas AdminiSt(asi Umum dan Kearsip3n (SurJt MenvurJt)
5 - 6 Maret :2008
10 - 11 Maret 2008 12 Maret 2008
Financing Service
17 Maret 2008
Financing Administration Customer Service & Financing Administration Telfer Service
18 Maret 2008
Retail Service
19 Maret 2008
Transaction Processino Accounting & Control Accounting & Control
13 - 14 Maret 2008
24 Maret 2008 25 Maret 2008 .
26 Maret 2008 27 Maret 2008 28 Maret 2008
Accounting & Control Accounting & Control Financing Administration .· ..
31 Maret 2008
General Branch
Administration
•7i•h
PT. Bank Tabunga1n Negara (Persero)
'"'"' cabang
o\NK TABUNGAN NEGARA {Persero) ,r Cabang Syarlah Jakarta 1ra Bank BTN lantal 2. JI. Gajoh Mada No. l Jakarta 10130
: (021) 63870226, 63870229, 6336789 Ext. 8240 : (021) 6336742 · //www hln ,...,..,
irl
lakart.
...
\«~r\1~;~~~,
' ' '
2~(JH) J (!
·~o
'th.tJ>t>
w
o"'"
b_ 110~
"'m
iun
b. lfonDlrTh T•!>"n9in lih,Ohl<>b•h • ll>r»
w.u;
m
l66:;s
,.,
~.GS%
5,$$% ~·,!l~ $~.90%
~~~
15,0ot.
"'
G.Wf.> f.5Slf,
• l!WloM ·liU"IJn
Ib
JIO,
l
Tl~lin1ill
1· ""'
1·
106)
~~ 11:
<'\1.1~2
b. flonll>nf 1. B'".I<
1 · ''"'"" '"'"'"""' • I Sol•n
;4~
JU031
G•roW•d<>h I. 6•nk.
I
I
•1/CU\10
l•!J•!,),,
r~on
E><\k
• l Dwl•-i
IJm•
!O"''" -lllul•o
"" '"'" ~'"'
• l/UUl>O
1.....
• ) ~ frul•o
-
)OH
"
'"'" """ ,.,,,. ''"
110.•i• )Ulf
"
I UI~
"" --·---·-·-··---·-
"'
Lill
IL~i'
"'m "'
i~.O~'i,
H:~i~ ~l>G''<
11.51/'>..
61:iW.
r"or"i·L·----··-·---~-~---
1.w~
"'
$,li'j,.
m
9,Wl!,
11;,Q·'\.
'"' "'''
Y,/ij't,
UO<>.
8,'>G'Y, ~,76%
1,WI(,
POS-POS PENDAPATAN
Of'El!A~IOOAL
M>!IJ'" M
M~'iJ"' llhoJrna B•g lb$~ M"d>Jr>t.;il> Barj Ha~i ~!US,OVilk
Pwnd•µ.it•n ~"' o;oonol Umrry•
JU"'1.AH PENOAP ATAN Ol'ERAS!CUllL llAGlflASll VIITUI< l!NESTG~ D't:i 1">'£STOR •- B•nl< I>. Bu""n fi.,n~ c fi•nl< "1d·l (fPJPSi
no~i; TERIK~T
JUM...AH BAGI HASIL PN1 ;n;e<.f•h
31.216 J2.218 ur~ul.
P<ar
l
3
p,,,..,,,,,i,,
4_ B<Mn 5. 6et>an l•i'V1YJ JUt.'l.AH BEBAU OPERAS!OHAL
......... ---·---------- __ £!!!!.!!!!.::~ _;_!!!_•-:~:~"":o;:c
~::":t~r~:;·'li:t"'11·-·1i~-~~~~·~°')~-~ ··:···= . . • h'-"l''-"':J ... ! .. j>ll
-====
~-·- --.!!!~
,,,;
h , ... .,,1. ~ f'.'.:,:',:::~·.~:~:~,'...41
t.
'"
l .... ly•
fo!..fio~;;I ,j,¥~~- .. -----
~HIAAil
--~·,
•
,,'
l\WAl f'ClllOfl(
lful;or..,(•l•y•.u1[l'1uj<'
!-0
~"'"
nllMh~l
rnmmrTirHJhl Mo
.Jak:irta, 31 Maro! 2008 PT BanK Tabunnan Negara (Pcrscro) Un!t Usaha Syatiah
Ors. H. A. Na11i Adlanl
OC\v,;n-P1mi;lWiiS'SyMl.:th
I.><
~10
1n1n • m1nnlb lnf'/011011/<''i
?~ Saut Pardodo
Olrelltur
rA1BTN.5t aci~r. Cl -1~1
-----
1NF OR MAS I KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH PT BANK TABUNGAN NEGARA (Pe.,e•o)
e.001
tr.is
,. ·~·~t':~Oj
Gira Bani: Indonesia
'' ''G '' ''
Sottifiknt Wadiah Sank lndon..,;l"
'/, 49,016'
Panampat11n Pnd11 Bonk Ln!n
PPA-Panomp!>tnn Padn Bank lain Sutt1\ Barhargn Y11nJ) Dlmilil:i PPA-Sural Borhargn Yang Dimohki
-/-f-
Plutang Murabahl'lh PPA-Piutrong Mur.. b
l!" ~: l ::" I 1'
18
·I·
(,1,715)
>>:)'-4,&1;33iJ;
f
:ifi951
b. tfon Bank
,,, (6,630}
-1-
23.422 (Z35)
Pombl"Y""" MudharnOOh dan Musy11.,1ktlh PPA-Pomblnyaon +f· P<1ndnp.,tnn Ynn;; M113ll"> Aknn Dttor!mo Bluyn Ynna Dlbayar Dlmukl\ AkUvn TolOP Al:1•mul111I Penyu9vtlln Ak\lvn TolnP ·1Aktiv<'I Lalr.-hdn JUMLAH AK TIVA
3,:;'.01 ~.A<11
"'°"
(Z.067)
,609 '°'~U.430
,_\6-_'611
D""" SlmPf>nnn V\!adl~h K<>wnjlb.nn S<>gom Lnlnf1yn
!I
•· !lank b. Non !lank Tnhungan W..diah a. SMk
;S.161
IHI}
l'J'Af'lutnno !o!l•hm1
11AA1VA
''.'!
2
~.164
Plutnng hl<0!1nn
l'h1tnng Lnl1myn PPA-Plu!llng L<1lnnyn
(894} 14~,89_1
3.233
K<>wnjibnn Knp<Jdll 8llnk lndonosfn {FPJPS) K<>wnJlb.nn l(
~
Do1>Mlln l'lludhor•b•h Bonk - I llul•n -3 llu!•n -6 lluf1n •t21lulM
'i b. ;,!:, ~~~~ • 1 llul•n la11n :lmu
-/l
Dnnn !rr.-o~ns1 tidnk tottknt "- Tnbungnn Mudl1ornlmh b. D<>po~lto MudhMnbnh Snl Lnb.~ (Rugl)
:i111n
: b•ru !'.Mon lomn : b<11u
t.f2.4ea 13
- 12 llulan ·lam•
20.313
- 24 llul.n l•m•
24Q.o49
"
6G,OO'll 77,50'll,
67.SO'X, 71,M'll,
t0~:16!1
j.()07
23.105 101251
I O<m
67.~0'll,
I
71,50')!,
"
67,50~,
'"
I 910
:b•ni
1.731 436.-439
JUMLAH PASNA
..,
-l Rul&n '""'~
"'
113
""
PE:NOAPATAH OPl!RAStONAL
Mn.air> M"
l. fJ"IJI B. C.
~ llonu,.W!l
n. B1mk h. l)"k"'1 IJIUtk <:. flnrl~ 111<1°'"'"1" (f f',JI'~) D.
'·
JUMLl\11 BAGI l!A!ll1.
~.
:.
o,enr ••11$7
f>Gnd .. pAll"' op~rMl<>n~I U!•!~ll <1letrH•U10! b~gl
hMll untuk lnvutor f'n<Jhi1p"s"" A~ll"" P"><~1•11t 3 lln!mn X. A•h1'1<'11~'"'~1
1J"""''
0. H. !.
!rrevccable LiC )'1!119 mac•h b11Jalro11 (Kafolall) yang dbenkan
Garan~
!>. llt>!mn 1.<1h"'Y" JUMLAN m:aAH OPERASIONAL f'ENOAPATAN !BE:flAH) OPl!RASJONAL llERSlH Pond•pat•n tlDn Oporul<>nal aob•n Hon Operu!on•1
13.62111
~1)0
..
Lai!mya ~
.... U-3
:l:>ll
1,7MI
2.4;>1;
:},(11\(1
1.901
;:::~:
t1.2l)'I' {2.!IU) lt-1118
C111i\111<1:
Mto-menuli SE Bl NPcr.tn Tahunan, l~pm:iri Kr.uang;in Pubikar.i Triwulanan dao scrta t~pcnn Tetlentu dari fl;vik yariodhampa1k-:;.n kep;ida flank lr>OOne<,ia•
'"
::,>.Oi'IO
1.rurn 9.070
352
3.753
Jakarta. 2ll April 20011 PT B.ink Tahungan Nogarn (Poi~ro) Unit Ufiaha Sy11rlah
'" "'
fi.370
... H3
).820
-t~ii~~~i·~~i!fu~~:~~1r::l--·-·---~-+--'-':~i+--'"="" f2.flli0) 1.2~)
Ku!Cor CNm19 Syiiri!lh:
Jakarta· &imtmg • S•lttbl!\'a · YogyakArlt • Mah~~Af • M1l11111· SOio • !latam • Meihn • TlnQl!!an~· Bogoi - B~k~i.i ·
P<:-k~nbMu
· $tm1r!ng
Qra..lilli\tl!AU!lllll
D
Po09aw.u; Sy~1\;\h
ili/ff"/lllfi' ill">li\?JiJiik'llf1i"t&11ilifnlf~~.ilrfl%i1filifk"ifi'if fN~[if"~l'l#U · ·- :';ifil;;';lli'!li ar/11 !;!)1,iiik ~ 8.7"1/:.Nialiii 'fin:tfi~(iliili' lrl'ffifH .:·:-::-\.C;'h\¥1:1.~i·:h·~,;uo,~ ..:>i-«T:~h·'\_oJ-~~g;;;i1t~G~·vish,;\:;tc:;i; '<'i~o\~~1;h1''<'-'i~-<;·fiff·i!:J:,M,IJ·;1:;i-·-"~:,.1:,\ir-?'._~~;i'•1:-·'.-;.c1~·~~;:r:\:-;·c:·:·_:ti,:;_·--~!_'.r,,,.:-,_:: <;.:.~:'.!:,~:, ·
DAI<"fAR PERl'ANY AAN PENEL!TIAN DI HTN SY.ARIAH JAKAffl'A DALAI\1 RANGKA PEJ\1HlJATAN tsKRIPSl
I. Kapan HTN Syariah diilirilmn'/
.Tawab: Fenomena perkembangan Ekonomi Symiah sangat pesat munculnya industri l\euangan syariah : Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, Hotel Syariah, BPRS, Baitul rv1al Watamzll (BMT), Pegaclaian Syariah, Reksadatta Syariah. Pasar Uang Syariah maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) pada Rapat Umum Pemegang Salrnm tangga! 16 Januari tdah menetapkan untuk membuka Unit Usaha Syariah pac!a ta!mn 2004 clan pernbahan Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 oktober 2004 olell Emi Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terhentuknya divisi syaiiall berclasarkan Ketetapan Direksi No 14/DlR/DSYA/2004 tanggal 4 November 2004. Bank BTN pula menclapat izin ptinsip opernsional Unit Usaha Syariah clari Bank Indonesia melalui surnt BI No. 6/13501DPbs tanggal 15 Desember 2004. Selanjutnya Bank BTN Unit Usaha Syariah disebut "BTN Symiah" dengan mo1to "Miiju clan Sejalltera Bersama"
2. Apa Visi dan Misi dari BTN Syariah'! Jawab: Visi clan misi BTN Syariah mengilmti Bank BTN sebagai induknya. Visi BTN Syariah yaiiu "Meajadi bank yang terkemuka
Memberikan pelayanan unggul clalam pembiayaan pernmallan clan industri yang terkait, setia menyecliakan produk clanjasa perbankan lairmya.
•
Ivietiyiapkan clan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional setta memiliki ir1tegritas yang tinggi.
•
Met1ingkatkan keunggulan kompetitif melaiui inovasi bet'kelmtjutan sesuai clengan kebutuhan nasabah.
•
tvlelaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan pri:nsip kehatihatian dan good cm1;orate goPemance untuk meningkatkan Shareholder Value
•
ivlempedulikan kepentingan masyarakat dan Iingkungam1ya.
3. Bagairnana Struki:ur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah'I
Jaw ab: Da:;ar Strnk1ur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah mengacu pada Kepntusan Direksi No. 15/DJRIDSYA/2004, tanggal 04 November 2004, tentang: Strnktur Organisasi Kantor Cabang BTN Symiah Konsc'P Dasar dan i'vletoclologi Strnktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah: 1) Su:iunan Core Unit di Strnktur Organisasi Kantor Ca bang ;1dalah suatu unit ke1ja yang hams ada dikantor cabang adalah sebagai berikut Branch i\ifanager (Kepala Cabang) Relail Service (Layanan Rite!) Operation (operasional) Accoun1ing clan Control (Akuntairni clan kontrol) Financing Recovery (Pembinmm dan Penyelamatan Pembiayaan) 2) Dibawah Core Unit Ke1ja Retail Service (teller service, customer service, financing s01Yice) clan operation (transaction processing, financing adtm::istration, general branch administration) maksimal dijabat oleh Assistant lvianager atau Supervisor (penyelia) yang akan disesuailrnn dengan jumlah rasio supervise terhack1p jumlah staffing atau ca bang tumbuh. 4. Produk-pmdul< apa saja yang ada di HTN Syariali'!
•
Untuk Produk Pendanaan BTN Syariah yaitu Tabungan Batara lvfudharabah, Tabungan Batara Wadiah. Deposito Bataralvfudharabah, Giro Batara Wadiah
•
Untuk Prociuk Jasa BTN Syariah yaitu Real Time Grosg Settlement (RTGS), Kiriman Uang, Penerimaan Biaya Peijalanan Thadah Haji (BPIH), Inkaso,
•
Untuk Prociuk Pembiayaan BTN Syariah (Financing Product) yaitu Pembiayaan KPR BTN Syariah (lvfurabahah), Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (lvfurabahah), Pembiayaan Aftl8Jaralmh BTN Syariah, Pembiayaan 7
J\fudhurabah lvlodal Ke1ja BTN Syariah, Pembiayaan KPR indensya BTN
Syariah,
5. Palla prollul< penghimpunan llana mana saja prinsip mudharabali diterapkan di BTN Syariah'I
Jawab: Penghimpunan dana dengan menggunakan pnns1p mudharabah di BTN Syariah dilalrnkan pac!a procluk tabungan clan deposito. Pada prinsip mudharabah ini nasab;il1 (shahibul maaf) sebagai mitrn usaha yang menyediakan dana bagi BTN Syariah untuk melakukan usahanya. Nasabah (shahibul maa!) sebagai pemodal berhak a1as lrnsil usaha atau keuntungan yang diperoleh BTN Syariah. Setiap bulan, bi.nk akan mengJ1itung berapa keuntungan yang diperolelmya dari perputaran clana nasab;;h. S.:,lanjutnya, kepada nasabah akan diberikan bagi hasil sejumlah keuntungan BTN Syariah dari dana nasabah dikali persentase tertentu (nisbah) sesuai dengan peijanji
6. Prinsip muctllarabah apakah yang cligunalmn Jlada tabungan clan deposito BTN
Jal'Vab: Tabungan mud!wmbah di BTN Syariah menggunakan prinsip Al 1\fudharabah Afut/aqah yakni ke1jasama investasi antara pen1ilik dana nasabah (shahibul maa[)
clengan pengelola dana atau BTN Syariah (!\fudharib) yang bcrtang,,,crung jawab a1as pengelola clana. Karena prinsip tabungan batara yang digunakan mudharabah
mutlaqah rnaka BIN Syariah diberi kebebasan untuk menginve;;tasikan dana tersebut. Hasil keuntunga1mya clibagikan sesuai dengan nisbah atau rasio yang telah disepakati dalarn akad pembukaan rekening oleh kec!ua belah pihak.
7. Apa persyaratan yang berlaku untul{ menginvestasilrnn dana pada tabungan m mllrnrabah '!
Jawab: Penarikarmya dapat dilakukan menurut syamt-syarat tertentu. Tabungan batara mudharabah tidak dapat diambil sewakiu-waktu ok:h nasabah, minimal t1bungan ini mengendap di BTN Syariah 1 bulan, karena dana yang didapat dati
tabungan batara 11111dharabah ini akan diinvestasikan bank kesektor-sektor produktif se1ta waktu 1 bulan ini terkait dengan pembagian hasil usaha yang akan dilakukan
BTN Syariah (mudharib) kepada nasabah (shahfbul maal). 8. Bagaimana proses penetapan dan perhitungan bagi llasil dalam produk tabungan mudharabah dan deposito mudliarabah'!
Jawab: Dalam pene1apan nisbah piliak bank yang c!iwakilkan dengan costumer senrice menawarkan nishah lzepada nasabah, pada awal pemlmkaan reke:ning. Pada rnisalnya: bul:m 1\faret ini talmngan nmdharabah pihak bank menawarkan nisbah 52 : 4·8. A:tiinya balm'a pihak nasabah (shahibul maal) mendapatlrnn bagian 52, sedangkan
pihak bank rnenclapatlrnn 48. Nisbah 52 : 4.8 mernpakan penawaran dari bank yang clitetaplrnn c!ari clivisi syariah. Penetapan nisbah untuk deposito mudlrnrabah sama sepe1"d tabungan mudharabah. 9. Mungkinlrn!l dilalw!rnn tawar menawar dalam penetapa.n nisbah tersebut'!
Jawab : Pada dasarnya tidak dapat di!akukan tawar menawar dalam penetapan nisbah. Namun, Bank meir1punyai kebijakan Spesial Nisbah yang dapal dim;gosiasikan kepacla nasabah clengaii ketentuan sebagai berikut :
Spesial Nisbah berlaku untuk Penempatan serta Pe.rpanjangan Deposito
Perorangan dan I.eir1baga cle11ga11110111it1al I~1:; 100.000.000,.· l\.t ata~. Deposito yang dapat diberikan spesial nisbah adalall unttrkjangka waktu 3, 6, dan 12 buian dengan mal\simal spesial nisbah 70%i. 10. l:krapa nisbah bagi liasB untul{ bulan maret ini'I
Jawab: Pada bulan Maret ini pada tabungan mudharabah pihak bank rmmawarkan nisbah 52 : 48. /utinya bahwa pihal\ nasabah (shahibul maal) mendapatkan bagian 52, 'itdm1gka11 pihaI; bank mendapatkan 48. Nisbah deposito batarn mudharabah pada
bulan i'.viaret antara lain untuk deposito batara mudharabah I bulan ditetapkan nisbah 65 : 35 artinya bahwa pihak nasabah (shahibul maal) mendapatlrnn bagian 65,
sedangkan pilrnk bank mendapatkan 35, untuk deposito batara mudharabah 3 bulan
barn ditetapkan nisbah 65 : 35 ;uiinya bahwa pihak nasabah (shahibul maa[) menclapatkan bagian 65, seclangkan
Pill'l.1\-b~.nk
menclapatkan 35, untuk deposito
batara rnuclharabah 6 bulan barn ditetapkan nisbah 67,50 : 32, 50 a11inya bahwa pihak nasabah (shahibu! mam') menclapatkan bagian 67,50, sedangkan piliak bank rnendapatkan 32,50, untuk deposilo batara mudharabah 6 bulan lama ditetapkan
nisbnh 77,50 : 22,50 mtinya bahwa piliak nasabah (shahibul maa[) mendapatkan bagim1 77,50, sed;;ngkan pihak bank me:ndapatlrnn 22,50, untuk cleposito batara 11mdh,;1";l;"d1 12 hul:m barn ditctapkan nisbah 67,50 : 32,50 aitinya bahwa pihak
nasabah (shahibu l maai') mcndapatka11 bagian 67, 50, se-danglrnn pilrnk bank 1w·:ndapatbn 32, 50, unluk deposilo batarn mudharabah 12 buian lama ditetapkan
nisbah 77,50 : 22,50 nrlinya bahwa pi11ak nasabah (shahibu! maal) mc:ndapatkan 1·,:igi;u1 77, 50, sed<mgkan pihak h11n!; menclapatkan 22, 50, un1uk deposito batara 11111dhar11bah 24 bulan barn ditetapkan nisbah 67,50 : 32,50 artinya bahwa pihak
n
m1w[)
memlapatkan bagian 67,50, se-dangkan pihak bank
tnc:nclapatkan 32,50, untuk deposi1o balarn mudharabah 24 buJ,111 lama ditetapkan nisb"h 77, 50 : 22, 50 a1iinya balnva pilrnk nasabah (shahibul maal) me-ndapatkan kigim1 77,50, sedangkan pihak bank mendapatlrnn 22,50,
1 L 11.lenggunalrnn prinsip apakah system bagi lrnsil VPK di HTN Syariah?
Jawab : BTN Syariah clalam system bagi hasil usaha dana pihak ketiga menggunakan Revenue Sharing, yaitu bagi
hasil yang dihihmg clari peuclapatan bank yang
dibagikan bernpa maijin dan bagi hasil 12. i\'1engacu pada apalmh alrnntansi penghimpunan dana pihaJ{ lrntiga pada BTN Syariah'!
Jawab : Akuntansi penghirnpunan clana pil1ak ketiga pada BTN Syariah menggunakan PSAI<(Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan) 59 dai1 PSAK {Pemyataan Standar Almntansi Keuangan) 105 seita PAPSI {Peclorrum Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia).
13.
~·~\paka-11
ada Bedanya Jnvestasi t!dai{ terikat yang terdapat pada l)SAl( No 59
dan l)nna S}'iri\::1f1
·1·einporer pad a i:~s.4..1\:
Ja\Yab : Secara subslansi tidak ada
no 1051
perb~daan
at1tara Itrvestasi r[idak Teril(at dat1 Dai1a
S}'irkal1 Ternr1orer. Di dalarn t1eraca B1'N S:yariah, teclua istilal1 tersebut sa11u1-sa111a terdiri dari 1'at11.1r1ga11 i\-iudharabah dan Dt-J)Osito \Judharabal1.
Jakarta, 31 ivlaret 2003
PT.
I3an1~
Tabu11ga11 Negara (Persero)
}~_an.tor
Ca.bang S:y"arial1 Jakart;;1
{
~-
~-,S~,M.Si J;.c:pala Sek;j CJperasionaI
0001]001 11: IOOJ Akuntansi Mu
DDOOIJITIJJOCI ED PSAK 105 (Rovisi 2000)
PERNY ATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
N0.105 AKUNTANSI MUDHARABAH Paragrafy ang dicetak dengan lmruf tebal dan miring adalah paragrafsta11dar. Paragraf Standar harus dibaca dalam lcaitarmya de11ga11 paragrafpe11je!asa11 ya11g dicetak de11ga11 humftegak (biasa). Pemyataa11 inf tidak wajib diterapkan untuk u11sr1r-unsur.va11g tidak material
(Immaterial items).
PENDAHULUAN Tujmm 1. Pemyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi mudharabah. Ruang Lingkup 2. Pernyataan inf diterapkan untuk entitasyang me/akukan tra11saksi mudharabah balk sebagai pemilik dana (shah/bu/ maal) maupun penge/ola dana (mud/Jarib). 3. Perr{vataan in/ tidak mencakup pengaturan perlakuan ak1mtansi atas ob/igasi syariah (sukuk)yang menggunaka11 akad mudf1arabah.
De11nlsi 4. Berikut in/ adalah pe11gertia11 Jstlla/1.v ang dig1maka11 dalam Perny ataan inf: Mudharahah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihal{ dlmana pil1ak 11ertama (pemilill dana) menyedlalum sel11n1h dana, sedangkan plhal< lredua (pengelola dana) H"1
105.1-ED
IL
DIJODD:JDOOCI
0000[]0CIJOOl:I ED PSAK 105 (Ravisi 2006)
bertlndali selalm pengelola, dan l!e1mtunga11 usalla dibagi di antara merel!a seS1wi l!esepal!atan sedangl!an l!erugian (lnanslal han.va ditanggung oleh pengelo!a dana.
Mudharabalt muthlaqalt adalalt mudl1arabal1 dlmana pemllll{ druta memberllian kebebasan kepada x•engelola dana dalam pengelolarut htvestashtya. Mudbarabalt muqayyadalt adalalt mudharabah dlmana pemllll' dana memberlkrut batasrut kepada pengelola d~ma, ruttara lain mengenai temp at, cara dan atau obyek lnvestasl. Mudharabalt musytaral{alt adalalt bentul• mudliarabah dima11a penge/o/a da11a me11yertal
Karalderistlk 5. Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola dana. 6. Mudharabah terdiri dati mudharabah muthlaqah,
mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, dana yang diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer. 7. Dal am mudharabah muqayadah, contoh batasan antara lain: (a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana Iainnya; (b) tidak menginvestasikan dananya pada lransaksi penjnalan cicilan, tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; atau (c) mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investa&i sendiri tanpa melalui pihak ketiga. 8. Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah tidak ada jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan 105.2-ED HakG1pta @2006 !KATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Mudharabah
IL
OOO[JOOOOOO A!."Untansi Mudharabah
OCJOODCIITTIO[I
IL
ED PSAK 10.:5 (Revisi 2006)
penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicair· kan apabila pengelola dana terbukli melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. 9. Pengembalian dana syilkah temporer dapat dilakukan secara parsial bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah diakhi1i. 10. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan maka porsi jumlah bagi basil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dati pengelolaan da.na ;;yil'kah temperer menimbnlkan kerugian maka kerugian :finansial menjadi tanggungan pemilik dana.
Pl'lnsl(I Pembagian Hasll Usalta 11. Pembagian basil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi basil atau bagi laba. Dalam ptinsip bagi basil usaba berdasarkan bagi basil, dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatim usaha (ommit). Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba bersih yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabab.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ENTITAS SEBAGAIPEMil.JKDANA 12.Da11a syirkah temporer yang disal11rka11 oleh pemillk da11a dial~u/ sebagai i11vestasl mud/Jarabafl pada saat pembay aran kas atau pe1ivera/Jcm aset 11onkas kepada pengelo/a dcma.
Hnk Ci.pta @2006 !KATAN AKUNT AN rnDONEBIA
105.3-ED
-t¢-
OOIJIJIJ llJOOIJ
DCIDIJIJDOLJ::11JO
IL
ED PSAK 105 (Revisi 2006)
13. Per1g«kuran imestasi mudharabal1 adalah sebagai ber/lmt: (a) investasl mud/Jarabah dalam bentuk kas diukur sebesar }um/ally ang dlberlkan pada saat pembay ara11,(b) lnvestasi mudharabafl daktm bentuk aset nonkas dlukur sebesar 11/kti wa/ar aset 11011/ras pada saat penyeraflan: (i) jlka 11f/al wajar /eblh rendah daripada nllal tercatat11y a dlakrll sebagai lrerugian,· {Ii) jika nilai wa}ar lebih tlnggl darlpada nilai tercatat~v a dlakul sebagal keuntungan ta11gg111la11 dan d/amortisasi ses11al /angka waktu akad mudharab ah. 14. Jika nilai lnvestasl mudharaball tunm sebelum 111;alla dimulai disebabka11 msak, flilang ataufali!or lain pang bukan he/ala/an ata1t kesa/alian piflak pengelola dana, maka penuru1um 11ilai tersebutdiakui sebagal kerugian dan me11gura11gl sa/do tnvestasi mud/Jarabah. -t,,.1-iL '{J
15. Jika sebagia11 lnvestasi mud/larabafl lli/ang setelafl dimulai11ya usalla tanpa ada11ya lrelalaian atau lresalalwn pengelola da11a, maka kerugiatJ tersebut diperllit1mgka11 pada saat bagJ llasil.
16. U saha mudharabah dianggap mulai be1jalan sejak dana atau modal usaha mudharabah diterima oleh pengelola dma.
17. Dalam inve•tasi mudharnbah yang diberikan dalam bentuk barmg (nonkas) dan barmg tersebut mengalami penumnan nilai pada saat atau setelah baning dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak langsung mengurmgi jumlah investasi namun diperhitungan pada saat pembagian bagi hasil. 18. Kelalaiau atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkm oleh: (a) persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi; 105.4-ED H'kCipta@2006 !KATAN AKUNTAN INDONESIA Akmt;msi Mu
LJDOIJIIJIJOOO Akuntansi Mudharnbah
DDDDOOCJCJODD ED PSAK 105 (Rilvisi 2006)
(b) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad; atau (c) hasil kepulusan dali institusi yang berwenang. 19. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau sac.rt akad }atuh tempo dan be/um diba;var o/eh pengelo/a dana, maka investasi mudflarabafl diakui sebagai p/utang jatuh tempo.
Penghasilan Usaha 20. Jika investasi mudflaraball melebilli satu per/ode pelaporan, pengl1asila11 usaha dialml dalam per/ode ter}adJn.v a flak bag/ flasil seS11ai nlsbafl ,v ang dlsepakati. 21. Kerugian .va11g terjadi dalam s11at11 per/ode sebt~lum akad m11dflarabah berakhir dlaluti sebagai kerugian dan dibentuk pen.v lst11a11 lwrugian i11vestaSI. Pada saat akad
mudbarab ah beraldtir, sellslh antar a: (a) investasi mudharabah setelalt dikurnngi penyisllum kerugian investasi; dan (b) pengemba/Jan investasi mudharabah,· diakui sebagaJ ke1mtrmgan atau kerugian.
22. Pengakuan penghasilan usaha mudharabab dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi basil atas realisasi pengbasilan usaha dati pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dali proyeksi basil usaha. 23. Kerugtan akibat kelalaian atau kesalallari pengelola dana dibelxmkan pada pengelo/a dana da11 tidak me11gurangi investasi mudharaball. 24.Bagian hasil usaha,vang be/um diba_var o/ell pengelola dana diakui sebagai piuta11gjat11h tempo dari pengelola da11a.
H.kCipta <1>2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
105.5-ED
IL
0000000000
ODOCIODCIJOIJO
IL
ED PSAK 105 (R.ovisi2006)
ENTITAS SEBAGAI PENGELOLA DANA 25. Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad
mudharabah dlakui sebagal drum sylrkah temporer sebesar jumlalt kas atau nllal wajru· aset nonkas yang diterlma. Pada aldiir periode almntru1sl, dana sylrkal1 temporer dlnlmr sebesru· nllal tercatat. 26. Jika entitasmen.valurkan danasyirkah temp01·er
mutlaqah yang dlterltua maim entitas mengakul sebagal aset sesual Itetentuan pada 11aragraf 12 - 13. 27. Jika entitas menyalurkan dana SJ lrkah temporer
muqayadah yang dlterltua maim entitas tidak mengakul seb agal aset, kareua entitas tldak memllllkl hak untuk me11ggunaltru1 aset atau melepas aset tersebut kecualll sesuai dengm1 syarat-syarat yru1g telalt dltetapkan oleh pemllll• dana 28. Bagi hasil rnudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua prinsip, yaitu bagi laba atau bagi hasil seperti yang dijelaskan pada paragraf 11. 29.Hak piliak ketiga atas bag! has/I dana SJ irkah temporer yang Sltdafl dlumumkan dan belum dlbagika11 kepada pemlllk dana dlakul sebagal kewa}Jban sebesar bag/ flasll.P ar1g 111e11jadi porsl ha!> pemllik dana. 30. Kerugian yang diakibatka11 olefl kesalallan atau kelafa.Jan pe11gelola dana dlakul sebagal beban pe11gelola dana. Mudflaraball MuSJtarakah 31.Jika e11titas juga 111e11;vertaka11 modal dalam
mudharabalt musytru·akal1 maka penyalurau modal nnlllk entltas dlakui sebagai lnvestasi mudhan1bal1.
105.6-ED HakCipta 02006 !KATAN AKlnffAN Il;DOHESIA
Ah.i.intansi Mu
{:t-
DL I JOCTJOOOO Akuntansi Mudharabah
DCIDDDDOCJOCll I ED PSAK 105 (R>visi 2006)
32. Akad mudharabah musytarakah merupakan perpa .. du an antara akad mudharabah dan akad musyarakah. 33. Dalam muclliarabah musytarakah, pengelola dana (berdasarkan akad mndharabah) menyertakan juga modalnya dalam investasi bersama (berdasarkan akad musyarakah). Pemilik modal musyarakah (musytarik) memperoleh bagian basil usaha sesuai porsi modal yang disetorkan. Pembagian basil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharahah adalah sehesar hast/ usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemililc modal musyarakah.
PENYAJIAN 34. Peml/Jk dana me1~vajilian investasl mudharabah dalam Japoran keuangan sebesar nllal tercatat. 35. Pe11gelola dana me11ya)Jlian transalisi mudharabah dalam Japora11 lieuangan, tetapl tidak terbatas, pada: (a) dana sy lrkah temporer darl pemllik dana dlsa}lkan sebesar jumla/111ominalnya 1mtuksetiap je11ls
mudltarabah; (b) bagi hasil dana sy lrkah temporer yang sudah dlperhitungka11 dan telah jatuh tempo tetapl be/um dlsera/1·· lian liepada pemllik dana dlsa}ikan kewa}lban/ dan (c) bag/ hasil dana sy lrkah temporer .v ang suda/1 diperhltungkan tetapl be/um jatuh tempo dlsa}lkan dalam pos bagl hasif.v ang be/11111 dibaglkan.
PENGUNGKAPAN 36.Pemlllk dana me11g1mgkapka11 hal-hal terkalt transaksi mudharabah, tetap/ tldak terbatas, pada: (a) rlncla11 jumlah lnvestasi mudharaba/J berdasarkan /e11ls11ya; (b) penylsl/1a11 kemglan lnvestasl m11dl1arabah selama HakCipta @2006 !KATAN AKUNTAN INDONESIA
105.7-ED
IL
:JOOOD:lODOIJ
ooooooo:oa 1 1L ---~EJ?
PSAK 105 (Ravisi2006)
periode ber}alan; dan (c) pengunglcapanycmg d/perlukaTJ sesual PernyataaTJ StaTJdar AkuTJtaTJsl KeuangaTJ Nomor 101 tentang
Penyajlan Laporan Kenangan Syarillh. 3 7. Pengelola dana me11g1mgkapka11 ha/-hal ter/((l/t transaksi mudharabah, tetapi tldak terbatas, pada: (a) da11a ~ Jrkah temporer yang diter/ma berdasarkan /en/sny a; dan (b) penyaluran da11aya11g berasal dari mudharabah
muqayadali. IIBTENTUAN TRANSISI 38.Pernyataan ini berlaku secara prospektif1mtltk transaksi mud//araba// yang ter}adi setelah tanggalefektif. Untuk meningkatkan da_va banding /aporcm kettangan maka entitas dim~/urkcm menerapkan Pemyataan inf secara retrospektlf.
TANGGAL EFEKTIF 39.Per11,vataan i11J berlaku 1mtuk pe11,vuS1ma11 dan penya}faTJ laporan kettangan etititasyang dlmulal pada atau setelah tangga/ 1Jam1ari2008.
PENARIKAN 40. Pemyataan iui menggantikan PSAK 59: Akunta1rni Perbankan Syariah, yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengunglcapan mudharabah.
!05.8-EDHakCipta
Ak"UO.tansi Mudharabah
FATWA DSN MUI TENTANG TABUNGAN
MA.IBLIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARl' AH NASIONAL NO: 02/DSN-MUI/IV/2000
Ten tang
TABUNGAN
Dewan Syari'ah Nasional setelah Menimbang: a.
tsanwa keperiuan masyrakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang investasi, pada masa kini, memerlukan jasa perbankan; dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b.
Bahwa kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam (syari'ah).
c.
Bahwa oleh karena itu, Dewan Syari'ah Nasional (DSN) memandang perlu menetapkan fatwa tentang bentuk-bentuk mu'amalah syari'ah untuk dijadijkan pedoman dalam pelaksanaan tabungan pada bank syari' ah.
Mengingat
1. Finnan Allah QS. al-Nisa' [4]: 29:
"!Jui orang J·an,<s- berilnun.' Jongan/ah kalian saling
memakan (inengambi/) harta scsamamu dengan jalan yang baril, kecua/i dengan jalan perniagaan yang berlaku G!en,e;an .s·ukarela lli anlaranzu ... ".
2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
,~_:;L'J -~t11 ..._,,,
J
~-& ~ 'rl~ ~.) 0~
0 i1 /
;__;...-
__,,~
~
.••
" ... J\1aka.jika sebagian kamu mcmpe!'cayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipe!'cayai ilu menunaikan amanalnya dan hendaklah ia berlakwa kepada Allah Tuhannya ... ". 3. Firman Allah QS. al-Ma'idah [5]: I:
"Hai orang yang bel'iman! Penuhilah akad-akad ilu ... ". 4. Finnan Allah QS. al-Ma'idah [5]: 2:
"dan to!ong-menolonglah kebajikan .... "
dalam
(menge1jaka11)
5. Hadis Nabi riwayat al-Thabrani: ,,.,,,.,,,
Jw1
2;
/
j.
,,
'{) dJ',,;,.;• "' 2J.L;. ,
0
,,
o
~..-o
b~ ~1 ;~ :.; ~(:J1 lj'~ 0\5'
0
/
/
0
,,
/
'J 0 I .w-C:,,, , ,,
:::,,
I ;:. (,,,<;'-"' /
0~ ,~~ ;~ob ~1; ~ ~_/:.; :r) /
/
/
,,
,,
,,:;
..b,.r, ~'' I ;;S' ._) L,~
,(:?(, ~ J);
53
3. The Best Sharia Unit (Overall) peringkat ke 2 Unit Usaha Syariah untuk kelompok asset > 100 milyar rnpiah tahun 2006. 4. Sharia Acceleration Award 2007 sebagai Best Outlet Productivity (Bank Indonesia) tahun 2007 5
B. Visi, misi BTN Unit Usaha Syariah Visi dan misi BTN Symiah mengikuti Banlc BTN sebagai induknya. Visi BTN Syariah yaitu "Menjadi bm1k yang terkemuka dalmn pembiayaan pernmahan dm1 mengutmnalcan kepuasan nasabah" 6• Sedm1gkan Misi BTN Syaiiah yaitu: 1. Membetikm1 pelayanan unggul dalmn pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta menyedialcan produk dan jasa perbankm lainnya. 2. Menyiapkan dm mengembangkan sumber daya manusia yang berknalitas dan professional serta memiliki integiitas ym1g tinggi. 3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah. 4. Melalcsanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehatihatian dm1 good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value 5. Mempedulikan kepentingan masyaralcat dan lingknngannya. 7
C. Struktur Organisasi di BTN Unit Usaha Syariah Berdasarkan pasal 30 Anggaran Dasm· Perseroan yai1g tennuat dalmn Akta No. 136 tanggal 31Juli1992 yang dibuat di hadapan Muhani Salim,SH, Notaris
5
Ibid ., h.86 Ibid., h. 4 7 Ibid., h. 4
6
,,,,
J
c:;.I
L
J ylpk.ll o\JJ) ~:jL:.,.\.;
}>11
r-c:J ~T) ;;.
. (U'l? "Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan lidak menuruni lembah, serta tidak membeli he1t'm; ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika per;,yaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau 111e111benarka1111ya" (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).
6. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
J.o :;i1 0f
~l\ J
_/•'.:Ji ,,
"'
....
Q
,,
0
}
,,
"
_,
1:.,_[ ) ,u--·
.b_G.' ,;;,.::p'~(
'_',·I\., ~ .
)
)
(~ J
~
JI' (?' : J\ _,
0
""'
;_,
"
:J.5""1\ _r.
/
e::~J~ ~ ~- '.~~
"Nabi bersabda, 'Ada tiga ha! yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencmnpur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. "' (HR. Ibnu Jvfajah dari Shuhaib).
7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi: -'
'\ )
~
-'
':J')~
_,
..<
0
G.J.'.,o
,., i .T
;)')
0
OJ
,-
':Ji~'.!' .. ,,\\~" '"G,. ~-1-~11 ~
(.)-, ,
c....~
L.r." ,;:.
r? Lb? ':ll ~:,~~ J$. 0J::J~:.i1::, ,~1;.- ~r /
~
O'
_,
,
,,
0
;)')
,
~
<.)--!
J~ J
_,
_,
_, t:-
,,
':)')b-
·(c.-3 _r "Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalu!kan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan .syarat-.syara/ mereka kecuali .syarat yang mengharamkan yang halal a/au 1ne11ghalalka11 yang haram" (HR. Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auj).
8.
ljma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma' (Zuhaily, alFiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838).
9.
Qiyas. Transaksi mudharabah, yakni penyerahan sejumlah harta (dana, modal) dari satu pihak (malik, shahib al-mal) kepada pihak Jain ('amil, mudharib) untuk diperniagakan (diproduktifkan) dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan, diqiyaskan kepada transaksi musaqah.
l 0. Kaidah fiqh:
"Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ado dali! yang mengharamkannya. "
11. Para ulama menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktifkannya, sementara itu tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama di antara kedua pihak tersebut. Memperhatikan
Pendapat peserta Rapa! Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H./1 April 2000.
MEMUTUSKAN Menetapkan
FATWA TENTANG TABUNGAN
Pertama
Kedua
Tabungan ada dua jenis: l.
Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga.
2.
Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan berdasarkan prinsip mudharabah dan Wadi'ah.
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah: l.
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul ma! atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2.
Dalam kapasitasnya sebagai mud!wrib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak betentangan dengan prinsip syari'ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3.
Modal harus dinyatakan dengan ju111!ahnya dala111 bentuk tunai dan bukan piutang.
4.
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5.
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank
diperkenankan tidak keuntungan nasabah tan pa bersangkutan.
Ketiga
yang
mengurangi persetujuan
nisbah yang
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi' ah: I.
Bersifat simpanan.
2.
Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepatakan.
3.
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ('athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal
: 26 Dzulhijjah
1420H. I April
2000 M
DEWAN SY ARI' AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ke tu a,
Sekretaris,
Prof. KR. Ali Yafie
Drs. H.A. Nazri Adlani
MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI' AH NASIONAL NO: 03/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
DEPOSITO
l)ewan Syari'al1 Nasional seteialt Menimbang: a
Bahwa keperluan masyrakat dalam peningkatan kesajahteraan dan dalam bi dang investasi, pada rnasa kini, memerlukan j asa perbankan; dan salah satu produk perbankan d bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu sirnpanan dana berj angka yang penarikannya hanya dapat dilalmkan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan battle
b.
Bahwa kegi atan deposito tidak semuanya dapat dibenarkan ol eh hulrum Islam (syari 'ah).
c.
Bahwa oleh karena itu, Dewan Syari'ah National {DSN) memandang perlu menetapkan fu.twa tentang bentuk-bentuk mu'amalah syari'ah untuk dijadijkan pedoman dalarn pelaksanaan doposito pada bank syari'ah.
V1engingat
"Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu denganjalan yang batil, kecuali dengan jalan pe miagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu ... ". 2. Firman Allah QS. al-Baqarn11 [2]: 283: ' ...1-
1 <.),;>J) - ,. I (.S;w , ti "-, '.h 1• • • ..:i~ ~
,A...:ill..41
j u~ • 1 " ... r--"':.· ... •~- (.),,.4
• ,,,,
' "" -.... , ~iV-;
..1,.j
I """'
I
"-1..ll
0
" ... Maka,jika sebagian kamu mempercayai &bagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amana/Jlya dan hendaklah ia bertalcwa lcepadaAllah Tuhannya ... ".
3. Firman Allah QS. al-Ma 'id ah [5 ]: 1:
·~· 'Li• \°~toJ . . . -.J°-""""'
1 • 1·· •::JI 1•• ~l t i I".J-IA ~ 'tl ~
"Hai orang yang beriman! Penuhilah alcad-alcad itu ... ".
4. Firman Allah QS. al-Ma'idah [5]: 2:
c· '!'tir "' .. ~I
. . • Uo __,.,.,., J ..Jf' UT
le I"Y 1•J ti.:r'J
···
"dan tolong-menolonglah da!am (mengerfalcan) lcebajlcan.. "
5. HadisNabi riwayatal-Thabrani:
"Abbas bin Abdul .lifuthallib )ilea menyerahkan harta &bagai mudharabah, ia mensyaratlcan lcepada mudhanb-nya agartidak mengarungi lautan dan tidak menurnni lembah, serta tidal; membeli hewan temalc. Jilca persyaratan itu dilanggar, ia (mudhari.b) hams menanggung resikonya. Ke/ilea persyarotanyang ditetaplcan Abbas ztu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya" (HR. Thabrani dan· lhnuAbbas).
6. HaclisNabi riwayat Ibnu Majah:
"Nabi bersabda, 'Ada tiga halyang mengandung berkah:jualbeli lidalc &cam tuna!, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum denganjewawut untulc keperluan rnmah langga, bulcan untuk dijual."' (HR. lbnu Majah dari Shuhaib) .
7. Hadis N abi riwayat Tinn idz i:
"Perdamaian dapat dilalcukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang menghammkan yang halal atau menghalafkan yang haram; dan kawn muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkanyang haram" (HR. Tirmidzi dari 'Amr bin 'Au,j).
8. Ijma. Diriwayatkan, rejumlah sahabatmenyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak ya 1im rebagai mudh.arabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Karemmya, ha! itu dipandang sebagai ijma' (Zuhaily, al·-Fiqh al-Ii;lami wa Adillatuhu, 1989, 41838).
9. Qiyas. 'Il'ansaksi mudharabah, yakni penyerahan rejumlah harta (dana, modal) dari satu pihak (malik, shahib al-ma!) kepada pihak lain ('amil, mudharib) untuk dipemiagak:m (diproduktilk3ll) d3ll ---ketm1nngan dibagi di antam mereka rem1ai kerepakalan, diqiyaskan kepada transaksi musaqah.
10. Kaidah fiqh:
"Pada dasa my a, se mua be ntuk mua malah ho/eh difakukan kec uaa ada dalil yang mengharamlcannya."
11. Para ulamamenyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai hartanamun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktifkannya, sementara itu tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanyakerjasama di antara kedua pihak tersebut. Mempematilrnn
Pendapat pesetta Rapa! Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, tanggal 26 Dzulhiijah 1420 H./l April 2000.
MEMUIUSKAl'T Menetapkan
FATWA TENTANG DEPOSITO
Pertama
Deposito ada duajenis:
\
1. Deposito yang tidak dibenarkan recara syari'ah, yaitu deposito
yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan ptinsip mudharabah .. Kedua
Ketentuan Umum Deposito bettlasarlrnn Mudharabah: 1. Dal am tranraksi ini n asabah be1tindak sel>agai shahibul ma! atau
pemilik dana, dan bank bettindak oobagai mudhatib atau pengelola dana. 2.
Dalam kapasitasnya oobagai mudharib, barrk dapat melakukan betbagai macam usaha yang tidak betentangan dengan prinsip syari'ah dan mengembangkannya, tetmaook di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3.
Modal hams dinyatakan dengan jumlahnya dalatn bentuk tunai dan bukan piutang.
4.
Pembagian keun tungan hams dinyatakau dalatn bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank oobagai mudharib menutup biaya operasional tabungan
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6.
Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah ranpa persetujuan yang bersangkutan. Dltetapkan di : .Jakaria
Tanggal
: ?.6JJ:mlb.ijj;!l1J~Z.QJ:L 1 April
DEWAN SYARI'AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
(etua,
Sekretaris,
2000 M