KELOMPOK 2: 1. Pradana Gilang 2. Heidy Dwiyanti U. 3. Meillya Fitriaty 4. Aldyla Nisa R. 5. Tamara Aprillia 6. M. Ferdyansyah 7. Hawa Firdausi
10407003 10407007 10407012 10407013 10407014 10407018 10407027
Perkenalan • Foodborne Disease: penyakit yang disebarkan melalui makanan • Secara umum terbagi dua: – Food infection: disebabkan oleh mikroba patogen – Food intoxication: disebabkan oleh toksin hasil metabolisme mikroba
• Biasanya disebabkan oleh sterilisasi yang kurang optimal dan terpaparnya makanan oleh mikroba
• Foodborne disease yang disebabkan oleh parasit termasuk dalam kategori food infection • Agen infeksi berupa roundworm, flatworm, dan protozoa • Biasanya memiliki inang lain selain manusia, dan bersifat tidak patogen terhadap inang tersebut • Terdapat di makanan dalam bentuk inaktif, seperti telur, spora, dan lainnya
PROTOZOA FOODBORNE INFECTION
Toxoplasma • Contoh: Toxoplasma gondii • Paling banyak tersebar di dunia: Menginfeksi sekitar 40% penduduk dari negara berkembang dan hingga 80% penduduk bukan negara berkembang di bagian tengah dan selatan Amerika • Di Prancis, 84% ibu hamil terinfeksi Toxoplasma sementara di New York hanya sekitar 32 %
Siklus hidup Toxoplasma gondii Parasite in human or animal intestine oocysts inhaled or ingested by humans
cysts in feces deposited in environment
cysts consumed by pigs or other animals
oocysts in cat feces
infected meat (e.g. pork)consumed by cats
• T. gondii dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas. • Feces kucing mengandung 800 juta oocyst infektif dari T. gondii yang kemudian menyebar ke lingkungan melalui perantara angin atau serangga hingga mengontaminasi makanan • Makanan yang biasanya mengandung Toxoplasma diantaranya adalah daging(sapi atau kambing), daging babi, kerang, remis, dan air.
• Infeksi bersifat asymptomatic namum dapat menyebabkan kematian terutama pada penderita gangguan sistem imun dan pada anak dalam kandungan ibu yang terinfeksi toxoplasma. • T. gondii yang menginfeksi ibu hamil dapat melewati plasenta dan menginfeksi fetus. • Efek yang ditimbulkan dari infeksi tersebut adalah kebutaan pada anak, hydrocephalus, convulsions, dan deposit kalsium di otak. • T. gondii juga dapat menyebabkan kematian pada penderita AIDS dan juga penyebab enchepalitis pada penderita immunosuppressed
Penanggulangan • T. gondii dapat bertahan dalam bentuk Cyst pada suhu 1–4ºC dan dapat dihancurkan melalui proses freezing pada suhu di bawah –12ºC, dengan pemanasan di atas 67ºC, dan irradiasi gamma. • Pencegahan: Daging sebaiknya dimasak matang dan hindari kontak jari dan mulut saat mengolah daging mentah Makanan yang tidak dimasak harus dijaga kebersihannya dengan mencuci hingga bersih Hindari pemberian daging mentah pada kucing rumah. Hindari kontak dengan feces kucing
Entamoeba • An amoeboid protozoan parasite of the intestinal tract. Causing amoebiasis, infection of the colon. • Entamoeba hystolytica (hysto = tissue, lytic = loosen)
•
Entamoeba histolytica cyst
Intestinal abscess caused by Entamoeba histolytica
1.
2.
3.
Cysts and trophozoites are passed in feces (cyst stool, trophozoites diarrheal stool) Transmission by contaminated food, water, or hands. Excystation occurs in the small intestine and trophozoites are released, which migrate to the large intestine. The trophozoites multiply by binary fission and produce cysts , and both stages are passed in the feces
• Transmission by poor sanitation • Amoebiasis : diarrhoea with blood and mucus, fever and dehydration. Hepatic Disease : abdominal pain, fever, hepatomegaly. If the abscess ruptures spreading to the brain, pericardium and other sites.
ROUNDWORM Parasites CAUSES FOODBORNE DISEASE
Overview Roundworm • Roundworm (nematoda) dapat merupakan parasit (hampir 20% merupakan parasit) • Contoh penyakit: ascariasis, trichuriasis, encephalitis nematoda • Dapat menyebar melalui fase telur atau larva
peternakan
Melalui vektor
penyebaran langsung
Binatang
perikanan
Gigitan serangga
buruan
Melalui mulut Melalui kulit
Makanan, minuman
Jenis nematoda penyebar penyakit melalui makanan • Melalui hewan ternak dan buruan: Trichinellosis spp., Ascaria spp. • Melalui ikan: Capillaria philipiensis, Gnathostoma spp., Anisakis simplex • vektor: babi, sapi, domba, rusa, beruang, ikan • Bagian yang diinfeksi: daging, hati, saluran pencernaan, pembuluh darah, darah, syaraf dan otak
TRICHINELLOSIS •Akibat infeksi Trichinella worm pada daging yang dimasak setengah matang atau masih mentah •Beberapa spesiesnya: T. spiralis, T. nativa, T. britovi, T. pseudospiralis, T. murrelli, T. nelsoni, T.papuae, dan T. Zimbabwensis •Dapat bertahan dalam bentuk cyst selama 10 tahun pada jaringan otot dan jaringan mukosa usus kecil •Kasusnya sangat jarang ditemukan
GEJALA TRICHINELLOSIS Pada infeksi awal(2 hari): stomachache, nausea, diarrhea, vomiting, fatigue or fever Pada Infeksi Lanjut (6-8 minggu): headaches, fever and chills, coughing, eye swelling, muscle or joint pain, itchy skin, constipation or diarrhea ,dehydration, Leukocytocist
LIFE CYCLE OF Trichinella spiralis (PART 1)
Somewhere inside the small intestine New larva
Mating process
LIFE CYCLE OF Trichinella spiralis (PART 2)
IN TISSUE MUSCLE
LARVA
Pencegahan infeksi Pra market: pembersihan kandang dan hewan ternak (jauh dari selokan dan buangan limbah) Vaksinasi hewan Menjauhkan hewan ternak dari kotoran dan memakan kotoran Sterilisasi alat potong
Market: Sterilisasi daging dan kemasan (cth: radiasi gamma) Sertifikasi dan inspeksi daging Disimpan pada suhu <10 OC
Konsumsi: Pemasakan yang baik (> 60oC) Sterilisasi alat masak Mencuci tangan sebelum makan dan memotong kuku
Taeniasis (Cysticercosis) Food-Borne Disease Caused by Flatworms
Taeniasis
penyakit zoonosis parasiter yang disebkan oleh cacing pita pada manusia
Cysticercosis infeksi oleh bentuk larva Taenia pada manusia
Apabila infeksi tersebut berlangsung pada sistim saraf pusat
neurosistiserkosis (neurocysticercosis)
neurosistiserkosis (neurocysticercosis)
Cysticercosis
Agen etiologis • Taenia solium dan T. saginata adalah agen etiologis utama yang menjadi sorotan publik.
Taenia saginata • Dikenal juga sebagai beef tapeworm. • Morfologi Telur
•spherical •6-hooked tapeworm larvae with egg shell
Larvae •cysticerci dengan lebar 7,5-10mm •panjang 4-6mm
Dewasa •panjang rata-rata 5 m •terdiri dari 1000 proglotid •dapat mencapai panjang 25 m •Scolex memiliki 4 suckers tanpa hook •Scolex berdiameter 2 mm lebih besar daripada scolex T. solium
Taenia solium • Dikenal juga sebagai pork tapeworm. • Morfologi Telur
•spherical •6-hooked tapeworm larvae with egg shell
Larvae •cysticerci dengan lebar 6-18mm dan panjang 46mm (pada otot atau jaringan subcutaneous) •Dapat ditemukan juga pada jaringan sistem saraf pusat (diameter dapat mencapai ukuran cm)
Dewasa •panjang rata-rata 3 m •terdiri dari 800-1000 proglotid •dapat mencapai panjang 8 m •Scolex doublecrowned denga 30 hook
Gejala dan Dampak Gejala Taeniasis
•Gejala klinis sangat bervariasi •Tidak patognomosnis (khas)
Cysticercosis
•Gejala klinis bergantung letak, jumlah, umur, dan lokasi dari kista •Sebagian besar asimptomatik
•Sebagian asimptomatik (tanpa gejala)
•Dapat ditemukan adanya nodul subkutan
•Gejala klinis terjadi karena iritasi mukosa usus atau toksin yang dihasilkan cacing, seperti rasa tidak enak pada lambung , nausea, badan lemah, berat badan menurun, nafsu makan menurun, sakit kepala, konstipasi, pusing, diare, dan pruiritus ani.
•Sistiserkosis serebri gejala epilepsi atau gejala tekanan intrakranial meninggi dengan sakit kepala dan muntah yang menyerupai gejala tumor otak. Pada kasus yang berlangsung lama dapat dijumpai bintik kallsifikasi dalam otak.
Fakta-fakta • 2000 – 2001 Papua, Indonesia adalah daerah dengan kasus infeksi taeniasis terbanyak. 5 dari 58 penduduk lokal (8,6%) dan 7 dari 64 anjing lokal (11%) yang hidup sekitar 1 km dari ibukota lokal Wamena, Jayawijaya, memiliki tapeworms dewasa dan cysticerci T. Solium
• T. saginata dan T. solium tersebar di seluruh dunia. • Sekitar 10% dari populasi Ethiopia, Kenya dan the Republik Demokrasi Kongo dan 16% dari populasi Madagaskar terinfeksi.
Pencegahan • Inspeksi daging untuk konsumsi manusia terhadap cysticerci secara ketat. • Pemantauan serologikal secara rutin terhadap cystercercosis. • Mencegah agar ternak tidak merumput di daerah yang terkontaminasi tapeworms. • Memasak daging hingga benar-benar matang. • Menjaga kebersihan diri. • Menjaga kualitas sanitasi di lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA • Anonim 1. http://calorielab.com/news/2008/06/23/foodborne-i llnesses/ • Anonim 2. http://www.moondragon.org/images2/trichinellalifecycle.gif •Millitois, Marriane D.(ed.). 2003. International Handbook of Foodborne Pathogens. New York: Marcel Deker Inc. • Riemann, Hans P., et al. 2006. Foodborne Infection Third Edition. USA : Elseiver