SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
PENENTUAN KOEFISIEN DIFUSI BATANG DAN AKAR PADI TERHADAP PERTUKARAN GAS O2 DAN CO2 DENGAN METODE SPEKTROSKOPI FOTOAKUSTIK LASER CO2 MENGGUNAKAN GAS SF6 SEBAGAI PELACAK MAJ Wasono1 , Tohari2, Suparmo3, Mitrayana1, D Octaffany1 1) Jurusan Fisika FMIPA UGM Yogyakarta, 2) Jurusan Agronomi Fak Pertanian UGM Yogyakarta, 3) Jurusan Pangan dan Gizi FTP UGM Yogyakarta
Abstrak PENENTUAN KOEFISIEN DIFUSI BATANG DAN AKAR PADI TERHADAP PERTUKARAN GAS O2 DAN CO2 DENGAN METODE SPEKTROSKOPI FOTOAKUSTIK LASER CO2 MENGGUNAKAN GAS SF6SEBAGAI PELACAK Penelitian dengan menggunakan metode spektroskopi fotoakustik laser CO2 untuk memonitor gas difusi SF6 pada 5 jenis padi yaitu Cempo putih, Nol-nol, PB, IR64, dan Ciherang telah dilakukan. Tingkat produksi padi di Indonesia menurun antara lain karena mengalami stress akibat tergenang air ketika banjir atau hujan deras yang mengakibatkan pertukaran gas O2 dan CO2 terhambat. Mekanisme difusi gas pada batang dan akar padi masih menjadi persoalan pada bidang pertanian. Spektroskopi fotoakustik laser CO2 datang dengan sensitivitas deteksi berorde sub-ppb dan waktu tanggap ukur berorde menit beroperasi secara on-line untuk menentukan parameter difusi gas pada sampel batang dan akar padi menggunakan gas SF6 sebagai pelacak. Hasil frekuensi resonansi serapan terkuat gas SF6 yang terjadi pada garis laser 10P16 sebesar (1610 2) Hz. Diperoleh batas terendah gas SF6 yang masih dapat dideteksi oleh spektrometer sebesar (0,80,1) ppb. Hasil pengukuran konsentrasi gas SF6 yang mengalami proses difusi pada sampel berorde ppm. Koefisien difusi ke-5 jenis padi menunjukkan nilai yang beda nyata. Padi jenis Ciherang mempunyai koefisien difusi SF6 yang paling besar D ± ∆D = (33 5) 10-7m2/s dengan nilai DO2 (71 x 10-7m2/s) dan DCO@ (61 x 10-7m2/s). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien difusi yang semakin kecil mempunyai laju difusi yang berkurang. Pertukaran gas pada batang dan akar padi ketika berada pada air tergenang semakin berkurang dan kebutuhan akan oksigen kurang tercukupi, sehingga berdampak tingkat produksi semakin berkurang. Hasil tsb dapat direkomendasikan ke bidang pertanian. Kata kunci : Fotoakustik, difusi gas, batang padi
Abstract DETERMINATION OF DIFFUSION COEFFICIENT OF RICE’S STEM AND ROOTS RESPECT TO O2 AND CO2 GASES EXCHANGE WITH A CO2 LASER PHOTOACOUSTIC SPECTROSCOPY USING SF6 AS A TRACER GAS. Research using CO2 laser photoacoustic (PA) spectroscopy to monitor the diffusion of SF6 gas in 5 varieties of tropical rice plant namely Cempo putih, Nol-nol, PB, IR64, and Ciherang has been done. The level of rice production in Indonesia declined partly because of stress due to submerged water when flooding or heavy rains that resulted in O2 and CO2 gas exchange is hampered. The mechanism of gas diffusion in the stems and roots of rice is still an issue in agriculture. CO2 laser photoacoustic spectroscopy comes with a sensitivity of detection order of sub-ppb and response times measured order of minutes with on-line operation to determine the parameters of gas diffusion in the sample stems and roots of rice using SF as a tracer gas. The result of the resonant frequency of the strongest absorption of SF6 gas which occurs at 10P16 laser line is 1610 ± 2 Hz. The achieved lowest detection limit of SF6 gas by the PA spectrometer is 0.8 ± 0,1 ppb. The results of SF6 gas concentration measurement which undergoing a process of diffusion in the sample has ppm order. Diffusion coefficient of the 5 varieties of rice plant showed a significantly different value. Diffusion coefficient of Ciherang respect MAJ Wasono, dkk
317
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 with SF6 gas has the greatest D = 33 × 10-7 m2 / s with value DO2 = 71 x 10-7 m2 / s) and DCO2 = 61 x 10-7 m2/ s. The results showed that the value of the smaller diffusion coefficient has a reduced rate of diffusion. Gas exchange in stems and roots of rice when it is at less submerged water and the need for oxygen is less well provided for, which impacted production levels decreased. The results could be recommended to the field of agriculture. Key words : Photoacoustic, Gas diffusion, Rice stem PENDAHULUAN Salah satu faktor yang membatasi bahkan mengurangi hasil produksi padi (Oryza Sativa) di Indonesia antara lain sering terjadinya banjir, sehingga menyebabkan tanaman padi mengalami stress. Oleh karena itu perlu dilakukan riset tentang kondisi pertumbuhan padi untuk mendapatkan metode perbaikan produksi padi tersebut dengan memulai menyelidiki gejala difusi gas pada batang dan akar padi. Air yang berlebihan akibat hujan atau banjir mengakibatkan tanaman terendam dalam waktu cukup lama. Pertumbuhan tanaman padi menjadi terhambat bahkan bisa mati. Makin lama terendam air, persentasi tanaman yang dapat tumbuh akan semakin kecil. Diantara efek akibat tanaman tergenang air adalah difusi gas terbatas. Kandungan oksigen pada tanah yang tergenang air akan cepat habis, karena penggunaan oksigen oleh akar dan bakteri aerobik sedang proses sirkulasi udara yang terjadi terhambat oleh air. Untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen, maka tanaman padi membentuk aerenchyma (saluran udara) pada akar dan batang yang berfungsi sebagai saluran transport oksigen melewati tanaman untuk menjaga metabolisme respiratorik tanaman (Groot, 2002). Potensi tanaman padi untuk melakukan transport gas menentukan kemampuan daya tahan hidup tanaman dalam kondisi tergenang air. Mekanisme pertukaran gas keluar dan masuk pada tanaman telah ditemukan oleh Jakson, 2005 sebagai gejala difusi. Proses difusi yang terjadi pada padi merupakan proses keberlangsungan hidup padi tersebut. Semakin baiknya laju difusi gas yang ditunjukkan dengan semakin besar nilai koefisien difusi gas, maka pertukaran gas yang terjadi akan semakin lancar. Hal ini berarti kebutuhan tanaman akan oksigen dapat tercukupi. Pengukuran difusi gas O2 dan CO2 tidak dapat langsung ditentukan dengan spektroskopi fotoakustik karena gas O2 tidak menyerap energy laser sedang gas CO2 menyerap energy laser tetapi sangat kecil. Dengan menggunakan gas SF6 sebagai pelacak yang menyerap sangat kuat garis 10P16 laser CO2 maka konsentrasi O2 dan CO2 dapat ditentukan. Selama ini pengukuran gas transport yang kadarnya sangat rendah yang dihasilkan oleh STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
sample biologis dilakukan dengan metode kromatografi gas. Disamping itu transport gas pada tanaman padi yang paling banyak dilakukan adalah dengan menggunakan seluruh tanaman (Denier, 2000, Butterbach et al 1997). Pengukuran dengan cara ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sensitivitasnya berorde sub-ppm, tanggap waktu ukurnya cukup lama yaitu dalam orde jam bahkan hari karena sistem samplingnya memerlukan akumulasi gas (Harren, 1988). Pengukuran gas transport menggunakan teknik spektroskopi fotoakustik ini dapat menyempurnakan kelemahan yang ada pada metode kromatografi gas, diantaranya susunan peralatannya sederhana, sensitivitasnya mencapai sub-ppb tanpa harus akumulasi gas, tanggap waktu ukurnya cukup cepat (orde menit), sistem gas mengalir dalam sistem sampling mengatasi efek akumulasi sehingga hasil pengukurannya mencerminkan hasil alami. Disamping itu penenlitian bapat dilakukan dengan menggunakan satu batang padi. DASAR TEORI Efek fotoakustik (FA) terjadi apabila molekul gas menyerap radiasi foton, maka molekul yang menempati aras tenaga dasar E0 (ground state) akan tereksitasi ke aras tenaga yang lebih tinggi E1 (excited state), dengan E = E1 E0 = h merupakan beda tenaga antara kedua aras tersebut, merupakan frekuensi radiasi foton yang diserap dan
h adalah tetapan Planck.
Gambar 1.Berbagai jenis proses yang terjadi pada molekul menuju aras dasarnya setelah menyerap radiasi laser h (Rosencwaig, 1980).
318
MAJ Wasono, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Untuk mendapatkan gejala FA secara efektif maka dipilih radiasi inframerah yang mempunyai probabilitas yang sangat tinggi untuk menjadi penyebab molekul tereksitasi ke aras rotasivibrasi. Dari aras vibrasi tersebut, tenaga dialihkan kepada derajat kebebasan translasi melalui proses benturan molekul satu dengan yang lain. Kenaikan tenaga kinetik rerata molekul gas yang timbul akibat benturan tersebut mengakibatkan suhu cuplikan gas naik. Pada volume tertutup sesuai dengan persamaan keadaan yang berlaku pada gas, kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan tekanan. Jika berkas radiasi yang datang pada cuplikan gas dimodulasi intensitasnya secara periodik pada frekuensi audio , maka akan diperoleh kondisi panas dingin sehingga menyebabkan fluktuasi suhu dan tekanan secara periodik yang membangkitkan bunyi pada frekuensi pula. Gelombang akustik yang terbentuk dapat dideteksi dengan mikrofon yang kemudian dapat diubah menjadi sinyal listrik dan bisa diperkuat dengan amplifier [Harren,1988]. Penelitian ini akan menguji dan menerapkan efek FA pada gejala difusi gas yang terjadi di dalam tanaman padi. Difusi jaringan pada tanaman merupakan pertukaran gas masuk dan keluar dari jaringan tanaman yang berkaitan dengan penurunan konsentrasi (Jakson, 2003). Karakteristik dasar agar difusi dapat terjadi, rapat ruang molekul-molekul suatu bahan harus tidak serba sama yaitu konsentrasi harus berubah dari suatu tempat ke tempat lain. Karakteristik kedua adalah bahwa difusi terjadi dalam arah konsentrasi berkurang, dan karena itu cenderung menyamakan kerapatan moleku-molekul bahan yang berdifusi dalam suatu ruang (Alonso dan Finn, 1980). Rapat arus difusi ditentukan oleh besarnya gradien konsentrasi pembawa muatan, dinyatakan dengan suatu parameter disebut koefisien difusi. Bila ditinjau gejala difusi molekul gas dalam suatu ukuran volume luas penampang A, maka menurut hukum Fick pertama bahwa rapat aliran (J) molekul berbanding langsung dengan gradien konsentrasi (misal ke arah x) dengan konstanta kesebandingan yang disebut koefisien difusi (D). Proses difusi memenuhi hubungan C (1) j D
Laju difusi (j) dipengaruhi lingkungan fisik dan morpolologi jaringannya (Jakson, 2003). Tanda negatif menunjukkan bahwa terjadi pengurangan konsentrasi C. laju difusi kearah x A C (2) x
Arah difusi konsentrasi
dengan berbanding linear terhadap perubahan konsentrasi C
per satuan panjang (gradient konsentrasi) x , dan konstanta kesebandingan D merupakan koefisien difusi (m2 detik-1) yang bergantung pada bahan. MAJ Wasono, dkk
kearah
pengurangan
dS C DA dt x
(3)
C x
Karena merupakan perubahan konsentrasi per satuan panjang, pers. (3) dapat dituliskan sebagai berikut (Banks, 1985) S C DA t x
(4)
S t
Dengan merupakan laju difusi (ml.det-1), A merupakan luas penampang elemen (m-2)
C merupakan perubahan konsentrasi (ml.m-1) dan x merupakan panjang medium yang tersebut,
berdifusi (m). Pers. (4) dapat juga dituliskan sebagai berikut.
C t C it DA dS 0 dt x (5) dS dengan dt adalah jumlah gas yang berdifusi Ct (ml.s-1), 0 merupakan konsentrasi gas eksternal Ct
(ppm) dan i merupakan konsentrasi gas internal pada saat waktu t. Luas permukaan sample batang dihitung dari elemen penampang batang dengan memperhatikan bahwa pori-pori berbentuk lingkaran dan dengan perhitungan bahwa luasan bagian akar sama dengan luas penampang batang (Groot, 2005). Jumlah gas yang berdifusi dapat juga dituliskan dalam bentuk,
dS dC Ve 0 dt dt
(6) Subtitusi pers. (6) ke pers. (5) dapat dituliskan sebagai berikut:
C t t C it t dC Ve 0 0 DA x dt Ve
x
j (kerapatan aliran atau rapat arus)
terjadi
(7)
dengan adalah volume eksternal gas pelacak (volume kuvet dikurangi dengan volume sampel),
319
dC0
merupakan perubahan konsentrasi
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 pada
keadaan t e t 0 e
C Vi Vi C
eksternal,
dengan dan
Ve
volume internal gas pelacak (Banks, 1985) tidak dapat diabaikan. Maka berlaku hubungan sebagai berikut:
V e Cet t Vi Cit t C et Vi V e
(8)
Subtitusi dari pers. (8) ke pers. (7) diperoleh :
dC0 dt
DAVi Ve C0t t C0t VeVi x
(13) dengan BM adalah berat molekul untuk masingmasing senyawa. Koefisien difusi gas untuk oksigen dan karbondioksida diperoleh dari pers 5. dan
(14)
(9) METODE
Jika dipisahkan terhadap variabel konsentrasi dan waktu, pers. (9) dapat dituliskan sebagai berikut:
dC tt 0 t C C 0 0
DAVi Ve dt ViVe x C t0
Jika ruas kiri diintegralkan dari 0 sampai dan ruas kanan diintegralkan dari 0 sampai t, C0t
dC0 t 0 C0t t C0t C0
(10)
C0t t ,
t DAVi Ve dt ..(11) V V x i e 0
maka diperoleh
C t t C 0t DAVi Ve ln 0t 0 t t ViVe x C 0 C0
(12) Gambar 2. Rangkaian alat spektrometer FA laser CO2 yang dilengkapi dengan sistem sampling dan beroperasi secara otomatis
C t
dengan 0 merupakan konsentrasi gas pelacak t pada waktu (konsentrasi kesetimbangan)
C 0t 0 merupakan konsentrasi eksternal gas dan pelacak pada saat t 0 dan t merupakan selang waktu setelah eksperimen dimulai. Nilai koefisien difusi gas (D) dapat diketahui dengan menggunakan pers. 12 yang merupakan persamaan grafik
C 0t t C0t ln t 0 t C 0 C0
berbanding
lurus terhadap waktu (t) dan nilai D didapat dari gradien persamaan tersebut. Untuk menentukan nilai koefisien difusi gas O2 dan CO2, digunakan persamaan berikut (Groot, 2005).
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Sampel bahan 5 varitas padi diperoleh dari petani di desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman, DIY yaitu padi cempo putih, nol-nol, ciherang, IR64 dan PB. Padi dipilih dengan anggapan berumur sama hari ke 100, berukuran sama dan semua merupakan batang induk. Kelima jenis padi yang digunakan ditempatkan masing-masingnya ke dalam kuvet berbentuk silinder, dilengkapi dengan kuvet cuplikan yang terdapat dua saluran. Satu saluran masuknya udara tekan untuk menghantar gas yang diselidiki ke sel FA dan satu saluran gas keluar. Kuvet yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3. Sebelum dimasukkan ke dalam kuvet, padi tersebut dipotong di bagian pertengahan batang, kemudian diukur panjang batang yang dipotong hingga ujung akar. Batang padi yang sudah dimasukkan ke dalam kuvet tersebut disekat dengan menggunakan karet dan was agar transport gas SF6 hanya akan melalui akar dan batang saja untuk kemudian diteruskan ke dalam sel FA. Pada ruangan bagian
320
MAJ Wasono, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 akar disuntikkan gas SF6 dengan konsentrasi sebesar 200 ppm. Kemudian udara tekan dialirkan ke dalam kuvet (bagian atas) untuk mendorong gas SF6 yang telah diemisikan dari akar dan batang padi menuju ke sel FA untuk dideteksi laju keluaran SF6-nya.
Gambar 3. Skema kuvet tempat sampel dibuat oleh Bengkel Fisika FMIPA UGM Gas SF6 yang berada dalam sel FA ditembak dengan radiasi laser yang dimodulasi intensitasnya pada frekuensi audio sehingga menghasilkan sinyal akustik yang ditangkap oleh mikrofon mini MD44 dengan responsivitas 11mV/Pa. Sinyal akustik diperkuat oleh lock-in amplifier SR 530 yang kemudian dimasukkan ke recorder. Daya laser diukur dengan power meter OPHIR AN/2 yang juga dicatat bersama oleh recorder Kipp & Zonen BD41 untuk mendapatkan normalisasi sinyal FA. Sinyal tersebut dikonversi ke nilai konsentrasi dan dicatat serta dimonitor oleh PC komputer yang bisa dilihat kecenderungan pola keluaran gas difusinya sebagai fungsi waktu. Pengukuran dilakukan pada 5 varietas padi tsb diatas secara on-line. HASIL DAN PEMBAHASAN Spektrometer fotoakustik (SFA) laser CO2 telah dimanfaatkan untuk menentukan karakteristik transpor gas pada 5 jenis padi, yang kemudian akan dibandingkan hasil koefisien difusi gas masingmasing padi. Gas SF6 menyerap sangat kuat pada garis 10P16 laser CO2 dengan koefisien serapan 540 cm-1atm-1 dieproleh sinyal ternormalisasi sebesar (2,58 ± 0,03) mV/W. Frekuensi modulator yang digunakan selama eksperimen berlangsung adalah fres gas SF6 sebesar (1610 ± 2)Hz diperoleh faktor kualitas Q sebesar (20,0 ± 0,5). Karakteristik transpor gas SF6 pada masing-masing padi ditunjukkan pada gambar 4. Pola penurunan SF6 ini akibat konsentrasi SF6 yang
MAJ Wasono, dkk
berada dalam kuvet terus berkurang karena dialiri udara tekan menuju ke sel FA untuk dideteksi. Dari gambar 4 terlihat penurunan konsentrasi sebagai akibat perbedaan tekanan yang terjadi setelah penyuntikan gas SF6 pada bagian bawah sampel dengan tekanan udara luar.
Gambar 4. Grafik karakteristik emisi gas SF6 selama berdifusi pada 5 jenis batang dan akar padi Bentuk kurva yang dihasilkan setiap jenis padi ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 5. Grafik hubungan antara ln
C C
tt e t 0 e
C et C et
terhadap t (menit) pada 5 jenis
padi Dari gradien grafik dapat diperoleh koefisien resistansi (R) masing-masing jenis padi terhadap difusi gas SF6 dapat ditentukan sebagaimana tertera pada tabel 1. Dengan nilai koefisien yang semakin besar maka laju difusi yang terjadi juga akan semakin besar. Hal ini berarti apabila tanaman padi memiliki nilai koefisien yang besar, maka pertukaran gas pada batang dan akar padi saat tergenang air semakin baik dan kebutuhan akan oksigen bisa tercukupi.
321
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 . Dari 5 jenis padi yang diteliti dapat dilihat bahwa nilai koefisien difusi yang paling besar dimiliki oleh padi jenis Ciherang, seperti ditunjukkan pada tabel 1. Pertukaran gas yang terjadi pada padi Ciherang lebih baik jika dibandingkan dengan 4 jenis padi lainnya yaitu Cempo putih, Nol-Nol, PB, IR64. Tabel 1. Nilai koefisien resistansi (R) gas SF6 dan koefisien difusi gas SF6, O2 dan CO2 dalam sampel padi No.
1
Jenis
R x 104
DSF6 x
DO2 x
DCO2 x
Padi
det/m
10-7
10-7
10-7
m2/det
m2/det
m2/det
27± 4
8±1
16,8
14,4
14,8 ±
12,3 ±
26,4
22,5
0,4
0,3
8,9 ±
22 ± 2
47,6
40,6
27 ± 1
58,5
49,9
33 ± 5
71,4
60,9
Cempo
Gambar 6. Grafik Korelasi antara Koefisien difusi Gas dengan Jenis Padi
Putih 2 3
Nol-Nol PB
0,8 4
IR64
7,0 ± 0,3
5
Ciherang
5,7 ± 0,9
Dan dari tabel 1. dapat dilihat bahwa yang memiliki koefisien difusi paling rendah adalah padi Cempo putih. Hal ini berarti padi jenis tersebut tidak tahan terhadap genangan air. Apabila terjadi hujan yang lebat, maka padi tersebut lebih mudah rebah dan kemudian akan mati, dikarenakan pertukaran gas yang terjadi tidak baik dan tanaman tidak memiliki oksigen yang cukup untuk dapat respirasi. Hubungan antara koefisien difusi dengan jenis padi dapat dilihat pada gambar 6. Menurut data yang diperoleh dari BPTP kabupaten Sleman bahwa tingkat produksi padi semakin baik dari jenis Cempo putih kearah Ciherang. Dengan semakin baiknya laju pertukaran gas yang terjadi di dalam batang dan akar padi, akan membuat pertukaran gas oksigen menjadi lancar sehingga berpengaruh pada kesuburan tanaman tersebut. Pada akhirnya tingkat kesuburan tanaman akan mempengaruhi hasil produksi padi. Hasil tersebut dapat memberikan masukan kepada para petani tentang jenis padi yang tahan terhadap genangan air, agar untuk selanjutnya ketika curah hujan tinggi dan banyak sawah yang tergenang air tidak merugikan para petani karena banyaknya padi yang mati dan menyebabkan penurunan hasil produksi.
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh selama penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Spektrometer fotoakustik laser CO2 dapat digunakan untuk mendeteksi gas-gas yang berdifusi pada batang dan akar padi dalam orde ppb yang dinyatakan dengan batas deteksi terendah (BDT) sebesar (0,8 ± 0,1) ppb untuk molekul gas SF6. 2. Nilai koefisien difusi gas pada batang dan akar padi yang paling besar dimiliki oleh padi jenis Ciherang dengan DSF6= (33 5) 10-7m2/s, = (71 x 10-7m2/s) dan juga = (61 x 107 2 m /s). 3. Nilai koefisien difusi gas pada 5 macam padi tropis yang digunakan pada penelitian terlihat beda nyata sehingga ada korelasi antara nilai koefisien difusi gas dengan tingkat produksi dan dapat direkomendasikan ke bidang pertanian. DAFTAR PUSTAKA 1. 2.
3.
322
Alonso, M., and Finn, E.J., 1980, Fundamental University Physics, 2nd Edition, Wesley Publising Company. Banks, N.H., 1985, Estimating Skin Resistance to Gas Diffusion in Apples and Potatoes, Journal of Exp. Botany, Vol. 36, No. 173, hal 1842-1850. Groot T.T., 2002, Trace Gas Exchange by Rice, Soil and Pears a study based on laser photoacoustic detection, Disertation
MAJ Wasono, dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
4.
5.
6.
7.
University of Nijmegen, The Netherlands pp 47 Harren, F., 1988, The Photoacoustic Effect, Refined and Applied to Biological Problems, Disertasi Doctor, Chatolic University, Nijmegen, Belanda. Jackson, M.B., Ram, P.C., 2003, Physiological and molecular basis of rice plants to complete submergence, Ann Bot 91:227-241 Rosencwaig, A., 1980, Photoacoustic and Photoacoustic Spectroscopy, John Willey and Sons, New York. Wasono, M.A.J., 1998, Konstruksi dan Kinerja SpektometerFotoakustik Laser CO2untukMemonitorEmisiEtilendalamMetab olismeBuahTropisPascaPanen,Disertasi, PascaSarjana UGM, Yogyakarta.
MAJ Wasono, dkk
323
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
324
MAJ Wasono, dkk