Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
E-Jurnal Obstretika
Vol. 3│No. 1
Hubungan Perilaku Merokok Dengan Indeks Masa Tubuh Remaja Putra Anita Ilfandari* Anis Ervina** *
AKBID La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
**
STIKes Faletehan, Serang
Article Info
Abstract
Keywords: Smoking Behavior, Body mass index
This study aims to determine the relationship of smoking behavior with body mass index in the Young Men School of Economics 2014 La Tansa Mashiro method used in this study is the use of cross sectional type of analytical approach, a study in May 2014 to July 2014 with a sample size students 81 men who met the inclusion criteria. Based on the findings that (90.9%) of respondents who have smoking behavior has a bad body mass index, compared with respondents who did not have the smoking behavior of only a small proportion
Corresponding Author:
[email protected] [email protected]
(16.2%) who had a body mass index that is bad. The results of statistical tests with α = 0.05 ie (P ≤ .000 α = 0.05) which means that there is a statistically significant association between smoking behavior with a body mass index of young men. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dengan Indeks Masa Tubuh Remaja Putra di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La Tansa Mashiro tahun
2014.
Metode
yang
1
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)
digunakan menggunakan
dalam
penelitian
pendekatan
ini
analitik
adalah
tipe
cross
sectional, waktu penelitian bulan Mei 2014 sampai Juli 2014 dengan besar sampel 81 Mahasiswa lakilaki yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa (90.9%) responden yang memiliki perilaku merokok mempunyai Indeks masa tubuh yang buruk , dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki perilaku merokok hanya sebagian kecil (16.2%) saja yang memiliki Indeks masa tubuh yang buruk. Hasil uji statistik dengan α= 0,05 yaitu (P : α = .000 ≤0,05) yang berarti bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna
E-Jurnal Obstretika Volume 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 hh. 1–15 ©2015 EJOS. All rights reserved.
antara perilaku merokok dengan Indeks masa tubuh remaja putra..
perokok.
Pendahuluan Menurut
World
Health
Kanada
menurunkan
dan
rata-rata
AS
konsumsi
Organization (WHO) dewasa ini
rokok per orangnya selama 15
(Februari 2013) kematian akibat
tahun dari 3.800 batang pertahun di
merokok
tahun 1980 menjadi 2.500 di tahun
sebesar
3
juta
orang
pertahun. Angka ini 10 kali lebih
1990
tinggi
Penyebabnya
dari
kematian
akibat
atau
turun adalah
sepertiga. dengan
kecelakaan lalu lintas. Di negara
menaikan pajak rokok federal dan
berkembang laju merokok semakin
daerah. Di Indonesia sendiri harga
tinggi
rokok tergolong sangat murah bila
menurut
Centre
Disease
Control and Prevention (CDC) di
dibandingkan
Amerika Serikat (AS) rata-rata biaya
Sebungkus
kesehatan pertahun bagi seorang
berharga
sekitar
perokok lebih tinggi 6.000 dollar
batang
atau
dibandingkan dengan yang bukan
Rp.60.000, per 20 batang.
2
di rokok
Australia. sekarang
$6
untuk
25
bila dirupiahkan
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
Di
Indonesia
beberapa
lembar
mendapatkan keretek
dengan
rupiah
sebungkus
sudah rokok
(Hutapea,
2013).
kebanyakan pada kelompok laki-laki (Sinurat, 2013). Kebiasaan dianggap
merokok
dapat
memberikan
Karakteristik tempat tinggal maka
kenikmatan bagi si perokok, namun
prevalensi
pedesaan
di lain pihak dapat menimbulkan
meningkat dari 36,6% tahun 2007
dampak buruk bagi dirinya maupun
menjadi sebesar 37,4% pada tahun
orang-orang yang ada disekitarnya.
2010.
Berbagai kandungan
perokok
di
Sedangkan
pervalensi
zat
yang
perkotaan dari 31,2% pada tahun
terdapat
2007
memberikan dampak negatif bagi
meningkat menjadi
32,3%
didalam
rokok
pada tahun 2010. Berdasarkan data
penggunanya.
diatas menunjukan bahwa jumlah
didalam
remaja
seseorang menjadi pecandu.Perilaku
perokok
setiap
tahunya
Pengaruh
rokok
cenderung mengalami peningkatan
merokok
pada
(Aginta, 2011).
semakin
lama
Sebagian
perokok
mulai
meningkat
nikotin
dapat membuat
remaja umumnya akan
sesuai
semakin
dengan tahap
merokok pada umur >20 tahun dan
perkembanganya
hampir 70% perokok di Indonesia
dengan meningkatnya frekuensi dan
mulai merokok sebelum mereka
intensitas
berusia 19 tahun. Hal ini didukung
mengakibatkan mereka mengalami
dengan
Survey Narkoba
ketergantungan
Tangga
2010
yang
Rumah
menunjukan
bahwa usia pertama kali merokok
yang
rokok
ditandai
dan
sering
nikotin
(Mc
Gee,2005). Masa remaja adalah masa
rata-rata adalah 17 tahun dengan
mencari
rata-rata jumlah batang rokok yang
Dengan cara ini remaja menarik
dihisap perminggu
sebanyak atau
identitas
dan
jati
diri.
81
batang
perhatian pada diri sendiri agar
12
batang
dipandang
sebagai
sosok
yang
perhari. Mereka yang masih aktif
mandiri
merokok sampai survei dilakukan
Tidak heran apabila sering ditemui
dan
dianggap
dewasa.
3
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)
para remaja putra yang merokok
luar seperti obat-obatan atau zat
agar dinilai dewasa oleh orang lain.
akditip (Nyoman, 2002).
Remaja
perokok
biasanya
Berdasarkan
penelitian
mengalami malnutrisi hal ini dapat
beberapa
terjadi
karena saat pembakaran
menunjukan bahwa perokok akan
rokok, nikotin akan masuk srikulasi
memiliki berat badan lebih rendah
darah sebesar 25% dan masuk ke
dari pada bukan perokok. Perokok
otak manusia ± 15 detik yang
mempunyai
kemudian nikotin akan diterima oleh
yang lebih tinggi dari pada bukan
reseptor asetilkolin-nikotinik untuk
perokok yaitu sebesar 10%. Hal ini
memacu
dopaminergik
disebabkan karena adanya penurunan
pada jalur imbalan sehingga akan
konsumsi energi dan peningkatan
mempengaruhi napsu makan yang
hasil
menyebabkan terjadinya malnutrisi.
menunjukan terjadinya gizi kurang
Perokok pada umumnya mengalami
(Aginta, 2011).
sistem
penurunan berat badan dari pada
studi
epidemiologi
energi
pengeluaran
Status
expenditure
energi
dapat
gizi
diukur
bukan perokok meskipun asupan
menggunakan Indeks Masa Tubuh
kalorinya sama ataupun lebih tinggi
(IMT) dengan IMT diketahui berat
dari pada bukan perokok.
badan dinyatakan normal, kurus
Selain itu dampak perilaku
atau
gemuk.
Penggunaan
IMT
merokok remaja dapat membawa
hanya untuk kisaran usia 18 tahun
akibat buruk terhadap status gizi
ke atas (Nyoman, 2002).
seperti kurangnya
makan
Status gizi dipengaruhi oleh
dikarenakan zat yang terkandung
fakor internal (genetik) dan faktor
dalam rokok ,hal tersebut termasuk
eksternal
dalam masalah gizi sebagai suatu
makanan, penyakit,
enfeksi) dan
penyakit
tidak
(ketersediaan
timbul
nafsu
karena
tidak
(langsung
langsung
(asupan
seimbangnya faktor agens. Penyakit
pangan,
dapat muncul karena zat kimia dari
kemampuan daya beli, gaya hidup, pendidikan
4
pelayanan
dan
kesehatan,
pengetahuan
.
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
peneliaian
status
gizi
dilakukan
secara
langsung
tidak
langsung,
dapat dan
wanita
yang
tidak
perokok
(Sinurat, 2013).
salah satunya
Berdasarkan masalah di atas,
dengan antopometri yang sering
bahwa merokok dapat menurunkan
digunakan
IMT dan perokok terutama pada
yaitu
berat
badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan
usia
menurut umur (TB/U), dan Indeks
merasa
Masa
penelitian yang menilai hubungan
tubuh (IMT). IMT adalah
suatu cara penilaian terhadap berat badan
yang
diperoleh
produktif, perlu
maka peneliti
dilakukan
sebuah
antara merokok dengan IMT.
dari Penelitian ini akan dilakukan
perbandingan antara berat badan dan
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La
tinggi badan (Sinurat, 2013).
Tansa Mashiro karena prevelansi Penelitian Sun Ha Jee et al, mendapat hasil bahwa IMT perokok di
Jepang
lebih
perokok mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) La Tansa
rendah
Mashiro cukup tinggi. Dari hasil
dibandingkan bukan perokok. Hal
studi pendahuluan dari tiga kelas
ini juga didukung oleh penelitian
regular pagi semester II terdapat
Pragti
Sunil
172 Mahasiswa, 81 laki-laki dan 91
yang mendapatkan hasil
perempuan. dari hasil wawancara 10
bahwa perokok di India mempunyai
orang mahasiswa perokok, mereka
IMT kategori dibawah normal 30%
biasanya merokok hingga 6 batang
lebih banyak dibandingkan bukan
perhari.
perokok
studi
termasuk dapat di klasifikasikan
didapatkan hasil pria yang sehari-
sebagai perokok sedang. Dan IMT
harinya merokok mempunyai IMT
dari 10 mahasiswa, 6 diantaranya
rendah 3% lebih banyak dari pada
termasuk kekurang
pria
tingkat rendah dengan IMT kurang
Chhabra
Chabbra,
dan dari
dan
99
yang tidak merokok
wanita
yang
dan
sehari-harinya
dari
Dari
18,4.
hasil
kekurangan berat
5%
rendah.
lebih
banyak
dari
pada
berat
60%
merokok mempunyai IMT rendah
tersebut
badan
memiliki badan
tingkat
Penelitian dilakukan
di
5
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)
mahasiswa
semester
dikarenakan
II
penggunaan
IMT
diukur
adalah
variabel
bebas
(independen variable) dan variable
hanya berlaku untuk usia 18 tahun
tergantung
(depeden
ke atas, dan batasan remaja akhir
Variabel
bebas
menurut Depkes 18-20 tahun.
variable) adalah variabel yang bila
Berdasarkan latar belakang tersebut
maka
penelitia
bertujuan
untuk
hubungan
perilaku
ini
ia
berubah
akan
perubahan variabel
mengetahui
variabel). (independen
mengakibatkan lain.
Sastroasmoro,
( 2008)
merokok
variabel bebas dalam penelitian ini
dengan Indeks Masa Tubuh pada
adalahPerilaku merokok. Variabel
Remaja putra Sekolah Tinggi Ilmu
terikat (dependent variable) adalah
Ekonomi La Tansa Mashiro.
yang
Metodologi Penelitian
variabel
berubah
2008) Jenis
penelitian
ini
yaitu
akibat
perubahan
bebas
(Sastroasmoro,
variabel
terikat dalam
penelitian ini adalah status gizi.
survey analtik dengan menggunakan rancangan
cross
sectional.
Populasi
Pada
adalah
penelitian cross sectional ialah suatu
keseluruhan objek penelitian atau
penelitian
untuk
objek yang diteliti (Notoatmodjo,
dinamika
kolerasi
mempelajari antara
factor-
2005). Populasi yang digunakan
fakctor resiko dengan efek dengan
dalam penelitian ini adalah remaja
cara
atau
putra Semester II Sekolah Tinggi
pungumpulan data sekaligus pada
Ilmu Ekonomi La Tansa Mashirot
suatu saat (point time approach).
ahun
Artinya tiap subjek peniliti hanya
penelitian ini adalah sebanyak 81
diobservasi
mahasiswa
pendekatan,observasi
pengukuran
sekali dilakukan
saja
dan
penelitian
2014.
Sampel
Jumlah
Tehnik
yang
diamati pada waktu yang sama
Total Sampling
(Notoatmodjo, 2005).
penentuan
populasi
Pengambilan
digunakan yaitu sampel
adalah tehnik dengan
mengambil seluruh anggota populasi Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yang akan
6
sebagai
responden
atau
sampel
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
(Sugiyono,
2009).
Dengan
yaitu
demikian,
maka
peneliti
merokok maupun
seluruh
yang berusia 18 sampai 21 tahun
mengambil sampel
dari
Mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu
Ekonomi
La
Tansa
Mashiro
mahasiswa
yang mengikuti
laki-laki tidak
belajar
mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La
sampel dalam penelitian ini adalah
bersedia
menjadi
81 orang.
penelitian.
Sekolah
pengukuran
merokok
kegiatan
Semester II tahun 2014. Jumlah
Melakukan
yang
Tansa Mashiro
dan
responden Tinggi
Ilmu
Ekonomi La Tansa Mashiro dipilih sebagai sampel penelitian
karena
responden yang ditampilkan dalam
sebelumnya
pernah
table distribusi frekuensi
kemudian
dilakukan
penelitian
mengenai
dicari besarnya persentase untuk
hubungan
perilaku
merokok
masing-masing
dengan Indeks Masa Tubuh remaja
terhadap
Analisa
masing-masing
data
dikumpulkan dianalisis
data
secara
responden.
yang
secara
data
telah
kuantitatif
univariat
dan
bivariat.
putra
di
belum
sekolah
tinggi
ilmu
ekonomi La Tansa Mashiro dan bersedia untuk dijadikan
tempat
penelitian. Jumlah responden adalah 81 Mahasiswa. Pengambilan data
Hasil Penelitian Responden pada penelitian
dilakukan dengan cara pengisian kusioner
dan
pengukuran
berat
ini diambil dari populasi penelitian
badan yang diberikan kepada siswa
yang sesuai dengan kriteria inklusi
pada
periode
Tabel 1 Distribusi frekuensi Remaja Putra Perilaku merokok Frekuensi Ya 44 Tidak 37 Total 81
Juli
2014.
Persentasi 54.3% 45.7% 100.0%
7
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)
Tabel 2 Distribusi frekuensi Remaja Putra Indeks Masa Tubuh Frekuensi
Persentasi
Buruk
46
56.8%
Baik Total
35 81
43.2% 100.0%
Tabel 3 Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Indeks Masa Tubuh Indek Masa Tubuh Perilaku NILAI Jumlah OR merokok P Buruk Baik 40 (90.9%) 6 (16.2%)
Ya Tidak
4 (9.1%) 31 (83.8%)
44 (100.0%) 37 (100.0%) .000
46 (56.8%)
Jumlah
35 (43.2%)
51.667 (13.404199.157)
81 (100.0%)
` Berdasarkan tabel 1 menunjukan
merokok (16.2%) dan kelompok
bahwa
(54.3%)
yang memiliki Indeks Masa Tubuh
merokok.
yang baik proposinya lebih besar
Berdasarkan tebel 2 menunjukan
pada kelompok yang tidak merokok
bahwa besar (56.8%) responden
yaitu (83.8%) di bandingkan dengan
memiliki Indeks Masa Tubuh buruk.
yang merokok (9.1%).
sebagian
responden
besar
berperilaku
Pada Tabel 3 Secara deskriptif
Hasil uji statistik dengan α=
hubungan perilaku merokok dengan
0,05 yaitu (P : α = .000 ≤ 0,05)
Indeks Masa tubuh pada remaja.
yang berarti bahwa secara statistik
Menunjukan Indeks Masa Tubuh
terdapat hubungan yang bermakna
yang
buruk lebih banyak pada
antara perilaku merokok dengan
responden yang memiliki perilaku
indeks masa tubuh. Adapun nilai
merokok
(90.9%)
dengan responden
8
dibandingkan yang
tidak
Odds Ratio yang diperoleh dalam analisis penelitian
ini
adalah
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
sebesar
51.667
yang berarti
(13.404-199.157)
bahwa
ataupun
lebih tinggi dari pada
responden
bukan perokok.
yang memiliki perilaku merokok
Perilaku
pada
dasarnya
mempunyai resiko hampir 52 kali
berorientasi pada tujuan. Dengan
lebih besar untuk memiliki Indeks
perkataan lain, perilaku kita pada
masa tubuh yang buruk.
umumnya dimotivasi oleh suatu
Pembahasan
keinginan untuk mencapai tujuan
Berdasarkan hasil penelitian
tertentu. Tujuan spesifik tersebut
hubungan perilaku merokok dengan
tidak selalu diketahui secara sadar
Indeks masa tubuh remaja putra di
oleh individu yang bersangkutan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La
(Winardi,
Tansa Mashiro tahun 2014.
dengan perilaku merokok Perilaku
2004).
merokok 1. Gambaran Perilaku merokok pada remaja
yang
merupakan
dilakukan
pula
aktivitas
oleh
seseorang
berupa membakar dan menghisap Hasil univariat menunjukan
bahwa
sebagian
remaja
putra
serta menimbulkan asap yang dapat
besar
(54.3%)
terhisap
memiliki
perilaku
disekitarnya. (levy, 2004).
merokok, dan (56.8%) Indeks masa tubuh yang buruk. (24.72%), Hal tersebut dimungkinkan karena zat yang terkandung di dalam rokok dapat menurunkan napsu makan dan
Begitu
menjadi
seseorang
pecandu
yang
perilaku merokok
telah
bagi
memiliki
Seperti
yang
diungkapkan oleh Aginta (2011) Perokok mengalami
pada penurunan
umumnya berat
badan dari pada bukan perokok,
oleh
Ada mengapa
orang-orang
berbagai seseorang
perilaku merokok
faktor memiliki
diantarannya
faktor sosial, faktor ini menjadi dominan dalam
mempengaruhi
keputusan
untuk
memulai
merokok
dan hanya
menjadi
faktor
sekunder
memelihara
dalam
kelanjutan kebiasaan
merokok. Kelas sosial, teladan dan izin orangtua serta kakak-kakak, jenis
sekolah,
dan
usia
meskipun asupan kalorinya sama
9
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)
meninggalkan
sekolah
semua
merokok
hanya
sebagian
kecil
menjadi faktor yang kuat, tetapi
(16.2%) saja yang memiliki Indeks
yang paling berpengaruh adalah
masa tubuh yang buruk.
jumlah
teman-teman
merokok.
Pada
bahwa sebagian remaja
putra
penelitian besar
yang
Hasil uji statistik dengan α=
ini
0,05 yaitu (P : α = .000 ≤ 0,05)
(90.9%)
yang
merokok
yang
berarti
bermakna
buruk,
merokok
perguruan
dapat
menerapkan
rokok
di
tinggi
bebas
lingkunga
asap
perguruan
secara
statistik terdapat hubungan yang
memiliki Indeks masa tubuh yang pihak
bahwa
antara dengan
perilaku
Indeks
masa
tubuh remaja putra. Adapun Odds
Ratio
yang
nilai
diperoleh
tinggi agar dapat meminimalisir
dalam analisis penelitian ini adalah
perilaku merokok dan bahaya asap
sebesar
rokok
yang berarti bahwa responden yang
di lingkungan
belajar-mengajar
kegiatan
di
lingkungan
perguruan tinggi.
mempunyai
perilaku
merokok
mempunyai resiko hampir 52 kali
2. Hubungan perilaku
merokok
dengan Indeks tubuh
51.667 (13.404-199.157)
masa
remaja
putra
lebih besar untuk memiliki Indeks masa tubuh yang buruk.
di
Tanpa disadari orang yang
Sekolah tinggi ilmu Ekonomi
merokok umumnya memiliki berat
La Tansa Mashiro Tahun 2014
badan
Secara deskriptif hubungan
lebih kurus dibandingkan
yang non-perokok. Hal ini ternyata
perilaku merokok dengan Indeks
dipengaruhi
masa
nikotin di dalam rokok yang bisa
tubuh
Menunjukan
remaja bahwa
putra. sebesar
mengganggu
(90.9%) responden yang memiliki
Penelitian
perilaku
peniliti
merokok
mempunyai
oleh
perilaku
yang dari
kandungan
makan.
dilakukan Yale
oleh
Univeristy,
Indeks masa tubuh yang buruk,
Amerika
dibandingkan
dengan
menemukan penyebab orang yang
yang
memiliki
10
tidak
responden perilaku
merokok
serikat
memiliki
berat
telah
badan
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
lebih kurus dan gemuk
setelah
merokok
yaitu
akan
menjadi
ia
berhenti,
pengaru
dari
nikotin.
nikotin terhadap reseptor beta 4 yang terdapat
di
pada
otak
wilayah
sel-sel
saraf
hipotalamus
yang dikenal berperan pada perilaku
Kondisi ini yang kadang
makan, pengaruh itu bisa menekan
membuat beberapa orang tidak mau
nafsu makan seseorang sehingga
berhenti
membuat tubuh
merokok,
karena
akan
perokok lebih
membuat berat badanya meningkat
kurus dibandingkan non-perokok.
menjadi
padahal
Reseptor initidak
diperuntukkan
dengan
bagi
untuk
gemuk,
mencegah
obesitas
nikotin, tapi
asetil
merokok hanya akan memberi efek
kolin, yaitu suatu neurotransmitter
yang
yang
sangat
kecil,
tapi
akan
terlibat
memberikan banyak kerugianyaitu
proses
Timbulnya
otot. (Picotto, 2011).
penyakit
kanker
(kanker darah, kankerotak, kanker kulit),
termasuk
dalam untuk
sejumlah aktivasi
Selain merokok itu sendiri
Terjangkitnya
penyakit
bahaya
untuk
kesehatan,
asap
(kelainan
jantung),
rokok
juga
tidak
kalah
Asap
yang
jantung
Timbulnya bercak-bercak di
berbahayanya.
paru-paru
(paru-paru
dihembuskan para perokok dapat
ginjal
dibagi atas atas asap utama (main
berfungsinya
stream smoke) dan asap samping
ginjal) sedangkan Asap rokoknya
(side stream smoke). Asap utama
dapat
adalah asap yang dihirup langsung
berlubang), (karena
Penyakit tidak
melumpuhkan
peralatan
pembersih pada saluran napas yang
oleh
menyebabkan napas sesak.
samping
Picotto
tahun
2011
peroko,
tembakau
sedangkan
merupakan yang
disebarkan
asap asap ke
menemukan bahwa, Para perokok
udara bebas yang akan dihirup oleh
rata- rata memiliki berat badan 2,5
orang lain atau perokok pasif.
kg
lebih
dengan non-
ringan
dibandingkan
perokok.
Pengaruh
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat
11
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)
bahan
pemicu kanker di udara
mendorong
dan 50 kali mengandung bahan
mengurangi
pengiritasi mata dan pernapasan.
juga
Seseorang
bercita
yang
mencoba
perokok kudapan.
membuat
untuk Merokok
makanan kurang
rasa
bagi
merokok biasanya akan ketagihan
perokok,
karena
mengekang selera makan. Sebagai
rokok
bersifat
candu
(Yudshistira, 2008). Selain
itu
terkandung
nikotin
zat
sudah
berabad-abad
lalu,
berfungsi
makan,
sebagai
nikotin
bagian
dari
selera
setidaknya pada percobaan dengan
diketahui
tikus, seperti yang terungkap dari
setidaknya
penelitian
di
Universitas
merujuk ke kebudayaan asli di
dan
Amerika sebelum zaman Columbus.
Science 10 Juni 2011.
Perusahaan
akhirnya
otak yang bernama hipotalamus,
penekan
Ini
yang
selera
pada
rokok
dalam
merupakan makan.
penekan
yang
beberapa
rokok
diterbitkan
di
Yale
Journal
lalu
Dari pendapat ini kita tahu
dengan
bahwa asap rokok mengandung
sasaran wanita yang menginginkan
komponen-komponen dan zat-zat
tubuh langsing.
yang berbahaya bagi tubuh. Selain
memanfaatkan
hal
itu
Penelitian yang diterbitkan
itu
merokok
sudah
jelas
di Journal Physiology & Behavior
memberikan
pada Juli 2011 menyatakan bahwa
turunnya berat badan seseorang.
salah satu pengalang orang berhenti
Apabila terdapat seorang perokok
merokok adalah begitu berhenti
namun memiliki berat badan yang
berat badan akan naik. Hubungan
ideal
antara merokok dan berat badan
memang
memang
fisik
merupakan
rumit.
perangsang
dan
diakibatkan
dan
perilaku
tindakan
merokok
makan;
perilaku
obesitas, merupakan
seseorang
sendiri
selera
perubahan
bahkan
Nikotin
penekan
dampak
oleh
berupa
hal
kondisi
tersebut,
bukan
dampak
merokok.
itu
dari
Dengan
memicu
demikian, menurut peneliti perlu di
yang
adakanya lingkungan bebas asap rokok di lingkungan pendidikan
12
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
atau disebut dengan kawasan bebas
stiker di lingkungan kampus untuk
asap rokok (KTR). Kawasan tanpa
lebih
rokok adalah ruangan atau area
tentang bahaya merokok dan asap
yang dinyatakan di larang untuk
rokok.
melakukan
kegiatan
merokok,
meningkatkan
kesadaran
Simpulan
atau kegiatan yang memproduksi, menjual, atau
mengiklankan,
promosi
mempromosikan
1.
perguruan
tinggi
2.
bebas
asap
rokok
di
dalam
peraturan
Negeri
3.
rokok.
dosen
dan
Selain
itu
peran
mahasiswa dalam
mengadakan peraturan bebas asap rokok
di
lingkungan pendidikan
sangatlah penting, Seperti, staff dan mahasiswa seluruh perguruan tinggi tidak
di perkenankan merokok di
kawasan lingkungan Serta sebagai
peraturan progam
pendidikan.
tersebut dapat kerja
Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mensukseskan progam pendidikan seperti
memasang spanduk
hubungan
bermakna
antara
yang Perilaku
Tubuh.
188/Menkes/PB/2011 No. 7 tahun
tanpa
Terdapat
merokok dengan Indeks Masa
No.
2011 Tentang Pedoman Kawasan
Mahasiswa
Indeks Masa Tubuh yang buruk.
Menteri Kesehatan dan Dalam
besar
La Tansa Mashiro memiliki
di
lingkungan pendidikan yang telah tercantum
Sebagian
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
perlu membuat peraturan tentang
Menteri
Mahasiswa
La Tansa Mashiro merokok.
Pihak
bersama
besar
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
produk
tembakau.
kawasan
Sebagian
Saran 1.
Bagi Lahan Penelitian.
Hasil
dari
dapat
penelitinan
ini
dijadikan sebagai informasi dan bahan
pertimbangan
mengambil
untuk
kebijakanyang
berhubungan dengan Perilaku merokok dengan cara membuat Peraturan Bebas
Asap
lingkungan dan
tentang
Kawasan
rokok(KTR) di perguruan
diterapkan
sanksi
tinggi yang
tegas terhadap mahasiswa yang
dan 13
E-Jurnal Obstretika (Vol 3, No. 1, Januari-Juni 2015)
merokok di lingkungan kampus serta
di
jadikan
ke
dalam
penilaian softskill. 2.
Bagi
Institusi
Pendidikan.
Penelitian ini sebagai bahan masukan terhadap perpustakaan untuk menambah bahan bacaan tentang kesehatan lingkungan. 3.
Bagi
Peneliti
dijadikan kembali penelitian (secara
lain.
bahan
Dapat
penelitian
dengan yang
jenis berbeda
kualitatif)
dan
variabel yang berbeda pula Daftar Pustaka Almatsier,S. (2004.) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. Apriadji,WH. (1986). Gizi Keluarga. Seri Kesejahteraan Keluarga. Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian . Yogyayakarta: Pustaka Pelajar Offset. CDC.
2009. Overweight and Obesity. Available from: http://www.cdc.gov [Accesed 10 Juni 2014]
CDC. 2011. Healthy Weight it's not a diet, it's a lifestyle! Available from: http://www.cdc.gov/healthywei ght/physical_activity/index.htm l [Accesed 14 Juni 2014]
14
Gunarsa, SD,. & Gunarsa, Y.S.D (2006). Psikologi Perkembangan anak dan Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1 /145/jtptunimus-gdlhuswatunkh-7236-2- babi.pdf [Accesed 14 Juni 2014] http://eprints.undip.ac.id/35839/1/40 7_Efa_Aginta_G2C07026.pdf [ Accesed 12 Juni 2014] http://www.bbc.co.uk/indonesia/maj alah/2011/06/110610_nicotine obesity.shtml [Ascced 25 Agustus 2014] http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/31260/4/Chapter% 20II.pdf [Accesed 15 Juni 2014] http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/31260/4/Chapter% 20II.pdf [Accesed 15 Juni 2014] Indri Kemala Nasution : Perilaku Merokok Pada Remaja, 2007 USU Repository © 200 http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/3642/3/132316815.p df.tx m [Accesed 17 Juni 2014] jbptunikompp-gdl-andrisetia-194816-babii.rtf [Accesed 12 Juli 2014] Mc Gee, dkk. (2005). Is Cigarette Smoking Associated With Suicidal Ideation Among Young People? : The
Anita Ilfandari dan Anis Ervina/Hubungan Perilaku Merokok denfan indeks Masa tubuh Remaja Putra/1-15
American Journal of Psychology. Washington. http://www.proquest.com/ [online].
15