KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA SERTA DUKUNGAN KELUARGA TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Diploma-III Ahli Madya Kebidanan
OLEH:
BUDIAMI LAIA NIM : 12/AB/048
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATRA UTARA MEDAN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA SERTA DUKUNGAN KELUARGA TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2015
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Diploma-III Ahli Madya Kebidanan
OLEH:
BUDIAMI LAIA NIM : 12/AB/048
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATRA UTARA MEDAN 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: BUDIAMI LAIA
NIM
: 12/AB/048
Tempat/tgl, Lahir
: Tetegawaai/16 Oktober 1992
Agama
: Kristen Protestan
Anak ke
: VI dari VI bersaudara
II.
RIWAYAT HIDUP KELUARGA
Nama Ayah
: Taliaro Laia
Pekerjaan
: Petani
Nama Ibu
: Ratiami Nduru (almarhum)
Pekerjaan
: Petani
Alamat
:Desa Tetegawaai Kecamatan Mazo Kabupaten Nias Selatan
III.
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD
: Lulus Tahun 1990-2006,SD N.071221 Mazo
SMP
: Lulus Tahun 2006-2009, SMP N.1 Mazo
SMA
: Lulus Tahun 2009-2012,SMK N. 1 Mazo
AKBID
: Tahun 2012-2015, Mengikuti Pendidikan di Sekolah Utara.
Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera
ABSTRAK
Menurut World Health Organization (WHO),dan UNICEF, (2012) laporan dari anak sedunia 2012 yaitu dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Cakupan pemberian Air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi di Indonesia menunjukkan sedikit penurunan dari 61,5 % tahun 2013 menjadi 61,1% pada tahun 2014. ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara murni, yang dimaksud secra murni adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 0-6 bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Tujuan peneitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Puskesmas Kedai Durian. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 54 orang, dan jumlah sampel 54 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Analisa data dilakukan dengan univariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh hasil berpengetahuan cukup sebanyak 38 orang (70.8%) dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 16 (29.6%). Dan bekerja 32 orang (59,3%) dan tidak bekerja 22 orang (40,9%). Dan Dukungan Keluarga tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi didukung 30 orang (55,5%) dan tidak didukung 24 orang (44,5%). Untuk itu diharapkan agar Bidan lebih aktif dalam melakukan penyuluhan kepada ibu dan keluarga khususnya tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi agar pengetahuan ibu dan dukungn keluarga meningkat.
Kata Kunci
: Pengetahuan, Pekerjaan Dan Dukungan Tentang Pemberian ASI Eksklusif.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tetap pada waktunya. Adapun judul adalah “Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja Serta Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini diajurkan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma pada program studi poloma D-III Kebidanan STIKESsu. Selama dalam pelaksanaan, penulis menerima dukungan moril dan material, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 1.
Bapak Drs. Asman. R. Karo-karo, MM selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
2.
Bapak Dr. H.Paul Sirait, SKM, MM, M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
3.
Ibu Evawani Martalena Silitonga, SKM, M.Si selaku Pembantu Ketua 1 Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
i
4.
Bapak Donal Nababan, SKM, M.Kes selaku Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
5.
Bapak Dian Fajariadi, S.Kep, selaku pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
6.
Ibu Vera Christina Hulu, S.Psi,M.Kes,Psikolog selaku Ketua jurusan Program Studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
7.
Ibu Serly Monika Sembiring, SST, M.Kes selaku Pembimbing ketua penguji yang selalu memberikan dukungan semangat, dan membimbing dengan sabar dan mendoakan hingga Karya Tulis ini dapat
8.
terselesaikan.
Ibu Noni Eriska Sipahutar, SST, selaku penguji I yang telah memberikan waktu dan saran atau masukan yang telah diberika untuk menyelesaikan Karya Tulis ini.
9.
Ibu Vera Christina Hulu, S.Psi,M.Kes,Psikolog selaku Penguji II yang telah memberikan waktu dan selalu membimbing dan memotifasi penulis atas saran dan masukan yang telah diberika untuk menyelesaikan Karya Tulis ini.
10.
Seluruh Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara Jurusan D-III Kebidanan yang telah banyak memberikan bantuan serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
ii
11.
dr. Anni Mariani selaku Ketua Puskesmas Kedai Durian yang telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis ini.
12.
Seluruh
Pegawai di Puskesmas Kedai Durian yang telah
memberikan
saran
dan
dukungan
kepada
penulis
untuk
menyelesaikan Karya Tulis ini. 13.
Terimakasih banyak kepada kedua orangtua saya yang tercinta terimakasih tak terhingga untuk berjuta perhatian, doa dan kasih sayang serta dukungan yang telah diberikan baik moril maupun materil terutama saat menyelesaikan Karya Tulis ini.
14.
Teristimewa kepada kedua saudaraku A.Nie alias I.Niel dan saudara saya semua yang tercinta terimakasih tak terhingga untuk berjuta perhatian, doa dan kasih sayang serta dukungan yang telah diberikan
baik
moril
maupun
materil
terutama
saat
menyelesaikan Karya Tulis ini. 15.
Ucapkan terimakasih kepada kakak saya Desta Indah Laia dan adek saya Ametis Laia dan Seluruh teman-teman tingkat tiga, trimakasi atas dukungan, dan motifasi serta doa dalam penyusunan Karya Tulis ini.
16.
Adek-adek semua baik tingkat II maupun tingkat I yang telah memberikan
dukungan
dan
menyelesaikan Karya Tulis ini.
iii
doa
serta
semangat
dalam
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa selalu melimpahkan Berkat dan rahmatnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ini. Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya tulis ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Medan, Juli 2015
Penulis
Budiami Laia 12/AB/048
iv
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR RIWAYA HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR TABEL.. ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1.1.Latar Belakang... ............................................................................................. 1.2.Perumusan Masalah ........................................................................................ 1.3.Tujuan Penelitian ............................................................................................ 1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 1.4.Manfaat Penelitian ..........................................................................................
1 1 6 6 6 7 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKAAN ................................................................... 8 2.1.Pengetahuan....... ............................................................................................. 8 2.1.1. Pengetian Pengetahuan ........................................................................ 8 2.1.2. Tingkat Pengetahuan ............................................................................ 9 2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................ 11 2.2. ASI Eksklusif... ............................................................................................. 13 2.2.1. Defenisi ASI Eksklusif ........................................................................ 13 2.2.2. Macam Macam ASI ............................................................................ 15 2.2.3. Kandungan ASI Eksklusif.................................................................... 17 2.2.4. Komposisi Air Susu Ibu ....................................................................... 19 2.2.4. Manfaat ASI Eskilusif.......................................................................... 19 2.3. Tanda-Tanda Bayi Cukup ASI ....................................................................... 24 2.3.1. Tanda-Tanda Kemungkinan Bayi Kurang Mendapat ASI ................... 24 2.3.2. Manfaat ASI Eksklusif Selama Enam Bulan ....................................... 25 2.3.3. Faktor-Faktor Yang Menghambat Penggunaan ASI ........................... 26 2.3.4. Alasan Pentingnya Pemberian ASI EksklusiSelama Enam Bulanf .... 27 2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi ASI .............................................. 28 2.3.6. Kebaikan Air Susu Ibu ......................................................................... 29 2.3.7. Pemberian Air Susu Ibu ....................................................................... 29 2.3.8. Pentujik Yang Dapat Dipakai Untuk Mengetahui Produksi ASI......... 30 2.3.10. Masalah-Masalah Dalam Memberikan ASI....................................... 31
v
2.4. Pekerjaan........................................................................................................33 2.5. Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif ................................ 35 2.5.1. Peningkatan Pengetahuan Ibu Mengenai Keunggulan ASI.................37 2.6. Gambaran Pengetahuan Pekerjaan Dan Dukungan Keluarga Terhadap ....... 38 Pemberian ASI Pada Bayi. ............................................................................. 38 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40 3.1. Kerangkan Konsep ......................................................................................... 40 3.2. Defenisi Operasional ...................................................................................... 41 3.3. Jenis Dan Desain Penelitian ........................................................................... 41 3.3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 41 3.3.2. Desain Penelitian ............................................................................ 41 3.4. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ........................................................ 42 3.4.1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 42 3.4.2. Waktu Penelitian .................................................................................. 42 3.5. Populasi Dan Sampel Penelitian .................................................................... 42 3.5.1. Populas... .............................................................................................. 42 3.5.2. Sampel.................................................................................................. 43 3.6. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ............................................................... 43 3.6.1. Jenis Data ............................................................................................. 43 3.6.2. Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 44 3.7. Aspek Pengukuran Data ................................................................................. 45 3.7.1. Pengetahuan.... ..................................................................................... 45 3.7.2. Pekerjaan .............................................................................................. 45 3.7.3. Dukungan Keluarga ............................................................................. 45 3.8. Pengolahan Data Dan Analisis Data .............................................................. 46 3.8.1. Pengolahan Data .................................................................................. 46 3.8.2. Analisis Data ........................................................................................ 48 BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 50 4.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................................. 50 4.1.1.Lokasi Puskesmas Kedai Durian ............................................................... 50 4.1.2.Data Demografis ........................................................................................ 50 4.1.4.Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap PemberianASIEksklusif Di Puskesmas Kedai Durian ................................................................ 52 4.1.5.Distribusi Pekerjaan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai Durian......................................................................................... 54 4.1.6. Distribusi Dukunga Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai Durian ................................................................ 54 4.2.Pembahasan Tentang Gambaran Pengetahuan, Pekerjaan, Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 ...................................... 58 4.2.1.Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di
vi
Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 ......... 58 4.2.2.Pekerjaan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskemas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 .......... 60 4.2.3.Dukungan Keluarga pada Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian ........................................................ 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 64 5.1. Kesimpulan..... .............................................................................................. 64 5.2. Saran............... .............................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA.. ...................................................................................... 66
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 41 Gambar 3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................... 51
viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4,1 Distribusi Frekuensi Gambaran Umur Pendidikan Dan Sumber Informasi Responden Tentang Pemberian ASI Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015...............................................53 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai duri Kecamata Medan Johor Tahun 2015.................................................55 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Dukungan Keluarga Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015..................................56 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015..............................................................................57 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015..................................58 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun2015.................................................58
ix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I
: Lembar Persetujuan Responden
Lampiran II
: Kuesioner Penelitian
Lampiran II
: Surat Survei Pendahuluan
LampiranIV
: Surat Ijin Surfei
Lampiran V
: Lember Konsul
Lampiran IV : Surat Ijin Penelitian
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung
zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan, sehingga penggunaannya perlu dilindungi dan ditingkatkan. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang sangat berguna bagi kesehatan bayi dan kehidupannya berikutnya. Bahkan, organisasi kesehatan sedunia World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa masalah ASI dianggap sebagai suatu
hak asasi
(Maryunani, 2012). Manfaat ASI Eksklusif adalah menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi lantaran mengandung zat penangkal penyakit, yaknik immunoglobulin. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada bayi, murah, serta bersih (Prasetyono, 2012). Air Susu Ibu (ASI) mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting bagi pertumbuhan dan bagi perkembangan otak. Air susu ibu (ASI) selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan perkembangan bayi, serta meningkatkan jalinan psikologis antara ibu dan bayi. Bagi ibu, menyusui dapat mendatangkan keuntungan, yaitu mencegah pendarahan setelah persalinan, mempercepat
1
mengecilnya rahim menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai metode keluarga berencana (Prasetyono, 2012). Dari tinjauan piskologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi untuk membentuk tali kasih. Kontak batin akan terjalin antara ibu dan bayi setelah persalinan saat ibu menyusui bayinya untuk pertama kali. Bayi akan jarang menangis atau rewel, serta tumbuh lebih cepat jika ia tetap berada didekat ibunya dan disusui secepat mungkin setelah persalinan (Prasetyono, 2012). Dengan pemberian ASI eksklusif, ibu bisa menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang sebenarnya tidak lebih baik ketimbang Air Susu Ibu (ASI). Di Amerika Serikat, pemberian ASI ekskluif berimplikasi terhadap penghematan biaya kesehatan nasional sebesar 3,6 miliar. Dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI), kesehatan bayi pun meningkat, sehingga keluarga dapat memiliki cukup waktu untuk mengurusi masalah keluarga yang lainnya (Prasetyono, 2012). Akhir-akhir ini, dibidang kesehatan ibu dan anak semakin digalakkan tentang penatalaksanaan Inisiasi menyusui dini, ASI eksklusif dan manajemen laktasi. Ketiga program ini saling berkaitan satu sama lain. Tatalaksana manajemen laktasi dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang optimal dan maksimal sangat mendukung tercapainya ASI eksklusif (Maryunani, 2012) Cakupan ASI eksklusif yang ditargetkan dalam program pembangunan Nasional dan strategi Nasional adalah 80%. Sesuai dengan program Millenium Development Goals (MDGs) membantu mengurangi kemiskinan, kelaparan, angka kematian bayi. Oleh karena itu, penting untik menyampaikan informasi
2
tenang manajemen laktasi dan Ibu Menyusui Dini
kepada ibu antenatal,
intranatal, posnatal dan tenaga kesehatan agar dapat melaksanakan tugas sebagai promotor profesional dalam penggunaan ASI (Maryunani, 2012) Menurut Maryunani (2012), Bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan lebih kuat di banding yang tidak mendapat ASI. ASI juga mampu mencegah terjadinya kanker limfomaligna (kanker kelenjar).
ASI juga
menghindarkan anak dari busung lapar atau malnutrisi. Sebab komponen gizi ASI paling lengkap, termasuk protein, lemak, karbohindrat, mineral, vitamin, dan zatzat penting lainnya. Sebenarnya sejak tahun 1981, World Health Organizatio (WHO), telah membuat “Maklumat penting” yang dipublikasi dalam International Code of Marketing of Breast Milk Subtitute, World Health Organizatio (WHO), 22 may 1981; Maklumat penting tersebut sebagai berikut: “Organisasi kesehatan sedunia World Health Organization (WHO), menganjurkan agar wanita hamil dan ibu yang baru melahirkan diberi tahukan tentang manfaat dan keunggulan Air Susu Ibu (ASI), karena ASI memberikan gizi terbaik untuk bayi serta perlindungan terhadap penyakit. Menurut World Health Organization (WHO) dan UNICEF tahun 2012 laporan dari anak sedunia yaitu dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Sedangkan dinegara Industri, bayi yang tidak diberi ASI eksklusif lebih besar meninggal dari pada bayi diberi ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dihubungkan dengan penurunan kasus diare (53,0%) dan ISPA (27,0%).
3
Sementara dinegara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI eksklussif (UNICEF 2012). Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Indonesia menunjukkan sedikit penurunan dari 61,5 % tahun 2013 menjadi 61,1% pada tahun 2014. Namun cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan meningkat dari 33,6 % pada tahun 2013 menjadi 38,5 % pada tahun 2014. Cakupan pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi beberapa hal, terutama masih terbatasnya tenaga konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan, belum tersosialisasi secara merata Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2014 tentang Pemberian ASI Eksklusif, belum maksimalnya kegiatan edukasi, advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dari Puskesmas Mandala tahun 2013 hanya 48 bayi (1,7%) yang diberi ASI eksklusif dan pada bulan Januari sampai Agustus 2014 hanya 25 (1,6%) bayi yang diberi ASI ekskluif sementara target yang diharapkan adalah 80% tahun 2014. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan memberikan sikap positif terhadap masalah menyusui (Adwinanti, 2004). Ibu yang bekerja tidak memberikan ASI kepada bayinya disebabkan karena kurangnya waktu ibu dirumah bersama bayinya. Karna waktu ibu
4
dihabiskan diluar rumah untuk bekerja. Sedangkan untuk ibu yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu dirumah sehingga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk dapat menyusui setiap kali sang bayi meminta. Adapun dukungan keluarga yang diperoleh ibu saat memberikan Air susu ibu (ASI) eksklusif seperti keluarga menganjurkan ibu untuk menyusui dibanding memberikan susu formula, membantu dan mengurusi rumah selama ibu menyusui, membantu menjaga sibayi saat ibu sedang menyusui, dan tidak pernah disarankan dalam memberi makanan tambahan pada usia bayi 6 bulan pertama. Dukungan keluarga yang rendah akan mengurangi motivasi ibu untuk memberikan Air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayinya (Misriani, 2012). Survey awal yang dilakukan pada pengambilan data dari 4 orang Ibu yang membawa bayinya ke puskesmas, menunjukkan bahwa
tidak ada Ibu yang
memberikan ASI eksklusif dan tanpa memberikan makanan tambahan apapun termasuk air mineral dan susu formula, 3 orang ibu memberikan bayinya susu formula alasan ibu memberikan susu formula karena kesibukan kerja sehingga tidak ada waktu untuk menyusui bayinya. Jumlah peserta ibu yang memberikan ASI eksklusif di Puskesmas Kedai Durian, selama satu tahun, terdapat 6,2% bayi yang mendapat ASI eksklusif dari bulan Agustus dan Kelurahan Titi Kuning 9,2,% Kelurahan Suka Maju, 11,9, data dari yang tiga Kelurahan tentang pemberian ASI ekskluif kepada bayinya selama 6 bulan adalah 26,9% pada tahun 2014. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “Gambaran
5
Pengetahuan Pekerjaan dan Dukungan Keluarga Terhadap
Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Di Pusksemas Kedai Durian tahun 2015.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian
perumusan masalah adalah ”Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Pekerjaan dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Air Susu ibu (ASI) Eksklusif di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015 ?”
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi 6-11 bulan di Puskesmas Kedai Durian tahun 2015. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskemas Kedai Durian tahun 2015. 3. Untuk mengetahui tingkat dukungan keluarga tentang
pembrian ASI
eksklusif pada bayi di Puskesmas Kedai Durian taun 2015. 4. Untuk mengetahui pekerjaan ibu, juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
6
1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Sumatera Utara Sebagian bahan bacaan pendokumentasian dan masukan untuk penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan pekerjaan dan dukungan keluarga terhadap ASI Eksklusif pada bayi. Sebagian bahan informasi dan pengembangan bagi peneliti berkelanjutan yang dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan pengetahuan dan
tindakan dalam
cakupan ASI Eksklusif. 2. Bagi Puskesmas Kedai Durian Sebagai masukan dan informas mengenai pengetahuan, pekerjaan,dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi serta untuk meningkatkan pengetahuan pada pemberian ASI pada bayi. 3.
Bagi Ibu Yang Menyusui Sebagai informasi masukan untuk kepada ibu-ibu untuk peningkatan pencapaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi dengan sosialisasi dan advokasi terhadap keluarga dan ibu menyusui.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengetahuan
2.1.1.
Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui pancaindera manusia yaknik penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap opjek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Dewi 2011).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditetapkan, bukan berarti seorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuann tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non ilmu saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non rendah, pengetahuan seseorang tentang objek mengandung dua aspek yaitu aspek postif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,
8
semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan mengimbulkan sikap makin positif terhadap objek.
Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar, pengetahuan ibu yang tinggi tentang ASI eksklusif akan mendukung pelaksanaan pemberian ASI eksklusif oleh ibu (Dewi 2011). 2.1.2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2003), Yang dikuti oleh wawan (2011). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: 1. Tahu
(Know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingatkan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesfik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah.
9
2.
Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi ril (sebenarnya). Apabila disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteksi atau situasi yang lain. 4.
Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaintanya satu sama lain.
5.
Sintesis (Synthesis) Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
10
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan (2011), Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : a.
Faktor internal 1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain
menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan 2011). 2. Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yanng harus dilakukann terutama untuk menunjang kehidupanya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
11
3. Umur Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. b.
Faktor Eksternal 1. Faktor Lingkungan Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam 3 lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. 2. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Menurut Arikunto, (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di
interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu : 1. Baik
: Hasil presentase 76% - 100%
2. Cukup
: Hasil presentase 56% - 75%
3. Kurang : Hasil presentase >56%
12
2.2.
ASI Eksklusif
2.2.1. Defenisi ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenegri tinggi yang mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi (Mulyani, 2013). Karena Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, maka diharapkan para ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya tanpa terkecuali. Apapun kendalanya tidak boleh dijadikan alasan seorang ibu memberikan makanan pendamping atau susu formula kepada bayinya sampai usia bayi 0- 6 bulan. Pada saat mengikuti penyuluhan, mungkin masih ada sebagian ibu-ibu yang belum mengetahui apa itu ASI Eksklusif. ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara murni, yang dimaksud secara murni adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 0-6 bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur atau nasi tim. Setelah bayi berusia 6 bulan, barulah bayi diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI tetap diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Mulyani 2013).
13
Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi dan ibu maupun negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan mengatakan bahwa ASI Eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan diaret. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif sangat kecil resikonya kekurangan zat besi, meskipun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan zat besi yang terdapat dalam ASI lebih mudah diserap dari pada yang terdapat dalam susu sapi (Mulyani, 2013). Memang telah dibuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi, tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi, dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu lainnya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI, dan menjamin keselamatan bayi sebaik yang diberikan oleh ASI. Setiap ibu menyusui memberikan jutaan sel darah putih bagi bayinya, yang membantu dirinya melawan segala macam penyakit. Dalam hal kekebalan tubuh ini, prebiotik memiliki peranan signifikan dalam mendongkrak kekebalan tubuh bayi. Prebiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan, berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Prebiotik terdapat pada ASI. Menurut sebuah sumber, asupan prebiotik dapat mengurangi kejadian diare dan alergi pada bayi (Mulyani, 2013).
14
2.2.2. Macam-Macam ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zatzat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak (Maryunani, 2012). Menurut Maryunani (2012), ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: Kolostrum, Air susu transisi, dan air susu matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbeda dengan ASI hari ke 5-10 (transisi) dan ASI matur. 1.
Kolostrum a. Kolostrum adalah ASI yang pertama kali keluar dari kelenjar. b. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mammae, sebelum dan segera sesudah melahirkan. c. Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat paskah persalinan. d. Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental lengket dan berwarna kekuningan
15
e. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali kelua, berwarna kekuning- kuningan. Banyak mengandung protein, antibody (kekebalan tubuh), immunoglobulin. 2. Air Susu Ibu (ASI) Susu Masa Transisi a. ASI Peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. b. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi pada
hari ke 4-10, berisi karbohidrat dan lemak dan volume Asi
meningkat. c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. d. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna
serta komposisinya.
e. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa
meningkat.
3. Air Susu Ibu (ASI) Matur a. ASI matur disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya. b. ASI matur tanpak berwarna putih kekuning- kuningan, karena mengandung casineat, riboflaum dan karotin. c. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.
16
d.
Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
2.2.3.
Kandungan ASI Eksklusif Menurut Maryunani (2012), kandungan ASI eksklusif ada beberapa yaitu
1. Laktosa (Karbohidrat): a.
Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi.
b.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam ASI murni.
c.
Sebagai sumber penghasil energi, sebagai
karbohidrat utama,
meningkatkan
tubuh,
penyerapan
kalsium
dalam
merangsang
tumbuhnya laktobasilus bifidus. d.
Laktobasilus
bifidus
berfungsi
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan. e.
Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan gelaktosa yang berperang dalam berkembangan sistem saraf.
f.
Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.
g.
Komposisi dalam ASI: 7gr/ 100ml.
17
2.
Lemak: a.
Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi.
b.
Berfungsi sebagai penghasil kalori/energi utama, menurutkan resiko penyakit jantung di usia muda.
3.
c.
Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial
d.
Lemak : 50% tinggi pada ASI prematur, asam lemak essensial.
e.
Komposisi dalam ASI : Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
Protein a.
Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi.
b.
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak
c. 4.
Protein dalam suhu adalah whey dan casein/kasein.
Garam dan Mineral a.
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan.
b.
Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.
5.
Vitamin a.
Air Susu Ibu (ASI) mengandung vitamin yang di perlukan bayi.
b.
Air Susu Ibu (ASI) mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.
18
2.2.4. Komposisi Air Susu Ibu. Menurut Soetjiningsih (2012), komposisi air susu ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar panyudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Faktor- faktor yang mempengaruhi komposisi air susu ibu adalah: a. Stadium b. Ras c. Keadaan Nutrisi d. Diet ibu 2.2.5. Manfaat ASI Eksklusif Menurut Kristiyanasari (2012), Menyatakan pemberian ASI Eksklusif memiliki banyak manfaat antara lain: 1.
Manfaat Bagi Bayi a.
Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik. Bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik,dan mengurangi kemungkinan obesitasi.
b.
Mengandung antibodi Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut: apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit.
19
c.
Air Susu Ibu (ASI) mengandung komposisi yang tempat Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
d.
Mengurangi kejadian karies dentis. Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
e.
Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu kekulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
f.
Terhindar dari energi Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula
akan
merangsang
aktivasi
sisitem
ini
dan
dapat
mengimbulkan alergi. Air Susu Ibu (ASI) tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditundang sampai umur 6 bulan akan menguragi kemungkinan alergi.
20
g.
Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kecerdasan bagi bayi Lemak pada Air Susu Ibu (ASI) adalah lemak tak jenuh yang mengandung
omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga
jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak. h.
Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.
2.
Manfaat Bagi Ibu Yang Menyusui a. Aspek kontrasepsi Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsng, ujung syaraf senorik sehingga post aterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali. b.
Aspek kesehatan ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin
membantu infolusi uterus dan
mencegah terjadinya perdarahan pascah persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pascah persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
21
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. c.
Aspek penurunan berat badan. Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali keberat badan semula seperti sebelum hamil.
d.
Aspek psikologis. Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
3.
Manfaat Bagi Keluarga a.
Aspek Ekonomi Asi tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Serta bayi yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) lebih jarang sakit, sehingga mengurangi biaya untuk berobat.
b.
Aspek Psikologi Kebanggaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c.
Aspek Kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja, keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol,
22
dan dot yang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan serta meminta pertolongan keluarga lain untuk melakukannya. 4. Manfaat Bagi Negara a.
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
b.
Menghemat devisa negara. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, karena jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
c.
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
23
d.
Meningkatkan kualitas generasi penerus. Anak yang mendapat asi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,
sehingga
kualitas
penerus
bangsa
akan
terjamin.
(Soetjiningsih,2012).
2.3.
Tanda –Tanda Bayi Cukup ASI Menurut Mulyani, (2013), bahwa mengatakan tanda- tanda bayi cukup ASI yaitu : a.
Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8-10 kali pada 2-3 minggu pertama.
b.
Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi lebih muda pada hari kelima setelah lahir.
c.
Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali sehari.
d.
Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
e.
Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
f.
Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
g.
Pertumbuhan berat badan (BB) banyi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan.
2.3.1.
Tanda-Tanda Kemungkinan Bayi Kurang Mendapat ASI
1.
Bayi tidak puas setelah menyusui
2.
Bayi sering menangis
3.
Bayi sangat sering menyusu
4.
Menyusu lama
24
5.
Bayi menolak menyusu.
6.
Kotoran bayi keras, kering dan berwarna kuning.
7.
Panyudara tidak membesar selama hamil.
2.3.2 Manfaat ASI Eksklusif Selama Enam Bulan. Menurut Maryunani (2012) Manfaat ASI eksklusif enam bulan dari pada hanya empat bulan yaitu : 1. Untuk Bayi: a. Melindungi dari infeksi gastrointestinal. b. Bayi yang ASI eksklusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan. c. ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi. 2. Untuk Ibu a. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga: 1. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya. 2. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi. b. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibandig ibu yang menyusui empat bulan. c. Lebih ekonomis.
25
2.3.3. Faktor-faktor Yang Menghambat Penggunaan ASI Untuk dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau menghambat keberhasilan menyusui atau pemberian ASI (Maryunani 2012). Beberapa faktor-faktor yang menghambat penggunaan ASI yaitu: 1. Kurangnya pengetahuan ibu terhada keunggulan ASI dan fisiologi laktasi 2. Kurangnya persiapan fisik dan mental ibu 3. Kurangnya dukungan keluarga 4. Kurangnya dukungan keluarga dari fasilitas pelayanan kesehatan 5. Gencarnya kurangnya fasilittas yang mendukung laktasi di tempat kerja 6. Kurang dukungan lingkungan. 2.3.4.
Alasan Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif Selama Enam Bulan Pertama. 1. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahap bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. 2. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. 3. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum penimpan anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
26
Langkah-langkah keberhasilan menyusui secara eksklusif adalah sebagai berikut : a.
Saran Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan peningkatan pemberian Air Susu Ibu
(PP-ASI) terutama yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas. b.
Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dalam hal ketrampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
c.
Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun, termsuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
d.
Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan diruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.
e.
Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.
f.
Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
g.
Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 sehari.
h.
Membantu ibu menyusui semau bayi semua ibu tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui.
27
i.
Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
j.
Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumaah Sakit/Rumah Bersalin/Saran Pelayanan Kesehatan.
2.3.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ASI Menurut Soetjiningsih (1997), Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak menggunakan ASI antara lain: 1. Perubahan sosial budaya a.
Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya.
b.
Meniru teman, tetanggan atau orang tertemuka yang memberikan susu botol.
c.
Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya.
2. Faktor psikologis a.
Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
b.
Tekanan bati
3. Faktor fisik ibu a.
Ibu sakit, misalnya mastitis, panas, dan sebagainya.
4. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. 5. Meningkatkan pormosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. 6. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng.
28
2.3.6. Kebaikan Air Susu Ibu Zat-zat yang terkandung didalamnya, pemberian ASI juga mempunyai beberap keuntungan yaitu : 1. Steril, aman dari pencemaran kuman 2. Selalu tersedia dengan suhu yang optimal 3. Produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi 4. Mengandung antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh kuman atau firus 5. Bahaya alergi tidak ada. 2.3.7. Pemberian Air Susu Ibu 1. Persiapan Menyusui Sebagai persiapan penyongsong kelahiran bayi, perawtan payudara yang dimulai dari kehamilan bilan ke 7-8 memegang perana dalam menentuan berhasilnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhu kebutuhan bayi. 2. Cara Menyusui 3. Cara menyusui ini adalah ibu merasa senang dan enak. Bayi dapat disusukan sambil duduk atau sambil tidur. Bayi dapat disusukan pada kedua buah payudara secara
bergantian, tiap payudara sekitar 10-15
menit.
29
4. Lama Menyusui Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan pembiasakan puting susu diisap oleh bayi. Setelah hari 4-5 boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup. Bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih 20 menit). Menyusukan selama 15 menit jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah > 112 ml,5 menit kedua > 64 ml, dan 5 menit terakhir hanya > 16 ml 2.3.8. Petunjuk Yang Dapat Dipakai Untuk Mengetahui Produksi ASI Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI, dan mengetahui jumlah ASI yang cukup atau tidak adalah : 1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting. 2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang. 3. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur. a.
Umur
Kenaikan berat badan rata-rata
1 – 3 bulan
700 gr/ bulan
4 – 6 bulan
600 gr/ bulan
7 – 9 bulan
400 gr/ bulan
10 – 12 bulan
300 gr/ bulan
b.
Pada umur 5 bulan tercapai 2 x berat badan waktu lahir.
c.
Pada umur 1 tahun tercapai 3 x berat badan waktu lahir.
30
4. Jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/ tenang selama 3-4 jam. 5. Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari. 2.3.10.
Masalah-Masalah Dalam Memberikan ASI Menurut Maryunani (2012), Masalah-Masalah Ibu Dalam Menyusui
Antara Lain: 1. Stres a. Penyebab Stres Dalam Menyusui Yaitu: 1. Ibu yang kurang percaya diri. 2.
Bila yang di hadapi anak pertama, dimana masih ada
rasa’’takut”untuk megang, menggendong, dan menyusui 3. Bayi yang rewel. 4. Tidak ada dukungan dari lingkungan keluarga (suami,orang tua, mertua, atau saudara yang tinggal serumah). Cara Mengatasi Stres Dalam Menyusui : 1. Dukungan dari suami dan keluarga (membantu mengganti popok, menidurkan, dan sebagainya) 2. Bantuan sekecil apapun misalnya mengangkatkan bayi ke pangkuan
ibu
saat
bayi
akan
di
susui,
pasti
dapat
menumbuhkan rasa percaya diri ibu. 3. Selanjutnya, rasa percaya diri ini akan berpengaruh langsung pada kelancaran Air Susu Ibu (ASI).
31
4. Bila ibu percaya diri, produksi Air Susu Ibu (ASI) di jamin lebih lancar dan berlimpah. d. Air Susu Ibu (ASI) Tidak Keluar a. Penyebab Air Susu Ibu (ASI) Tidak Keluar Antara Lain : 1. Ibu cemas 2. Pengaruh obat-obatan. 3. Kelaianan hormon 4. Kelainan jaringan payudara b. Cara Mengatasinya Air Susu Ibu (ASI) Tidak Keluar a. Mencoba lagi menyusui bayi seseorang mungkin dalam posisi dan teknik yang benar. b. Jangan menggunakan pil KB yang menggangu pengeluaran ASI. c. Meningkatkan rasa percaya diri bahwa dapat menyusui. d. Perhatikan gizi ibu. e. Syndrom Air Susu Ibu (ASI) Kurang/ Sedikit a. Tanda-Tanda Air Susu Ibu (ASI) Ibu Sedikit Antara Lain : 1. Payudara kosong/ lembek meskipun ada produksi ASI. 2. Payudara kecil, bayi sering menangis, pada dasarnya produksi ASI sudah di sesuaikan dengan kebutuhan. b.
Penyebab Air Susu Ibu (ASI) Tidak Keluar : 1. Tidak sering di susukan 2. Kurang lama di susukan
32
3. Tidak di lakukan persiapan puting terlebih dahulu. 4. Ibu cemas. 5. Pengaruh obat-obatan (pil KB). 6. Kelainan hormon. 7. Kelainan jaringan payudara. Menurut Maryunani (2012). Ada tujuh langkah keberhasiln pemberian ASI eksklusif : a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan. b. Mempelajari ASI dan tatalaksanaan menyusui. c. Menciptakan dukungan keluarga. d. Memilih rumah sakit’ sayang bayi’. e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif. f. Mendatangi fasilitas konsultasi laktasi untuk persiapan apa bila ibu menemui kesulitan saat menyusui. 2.4.
Pekerjaan
2.4.1. Defenisi Menurut Arini (2012), Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan, terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja. Disebabkan karena ibu yang bekerja diluar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih
33
baik terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 1999). Seorang ibu yang bekerja akan mempunyai tambahan pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Apabila ia tidak bekerja maka tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Bekerja untuk perempuan sering kali bukan piliha tetapi karena pendapatan suami tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarganya (Novaria, 2000). Menurut Utami Roesli (2005), bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bilang mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan,. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif. Menurut hasil penelitian Andryani (2005) diperoleh bahwa sebanyak 52,5% ibu yang bekerja mempunyai pengetahuan menyusui dengan baik dan 47,5% ibu tidak bekerja memiliki pengetahuan kurang baik tentang ASI eksklusif. Ibu yang bekerja tidak memberikan ASI kepda bayinya karena kurangnya waktu ibu dirumah bersama bayinya. Waktu ibu dihabiskan diluar rumah untuk bekerja. Ibu yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu dirumah sehingga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk dapat menyusui setiap kali sang bayi meminta. Partisipasi angkatan kerja wanita dari tahun ketahun semakin meningkat. Salah satu hal yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor ekonomi yang mendesak wanita turut serta dalam pencarian nafkah keluarga. Ibu yang bekerja
34
memiliki waktu yang terbatas untuk menyusui banyinya, tenaga yang terkuras selama bekera menjadikan ibu terlalu letih untuk menyusui banyinya.
2.5. Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif 2.5.1. Defenisi Dukungan keluarga yang diperoleh ibu saat memberikan ASI eksklusif seperti keluarga mengajurkan ibu untuk menyusui dibanding memberikan susu formula, dan membantu mengurusi rumah selama ibu menyusui, membantu menjaga bayi saat ibu menyusui, dan tidak pernah disarankan dalam memberi makanan tambahan pada usia bayi 0-6 bulan pertana. Dukungan keluarga yang rendah akan mengurangi motifasi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya (Misriani, 2012). Dukungan sosial keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencitainya (Cohen dan Syme, 1996). Dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik dukungan–dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat. Dukungan sosial keluarga esternal maupun internal lain sahabat, pekerjaan, tentangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial kepompok rekreasi, tempat ibadah, praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung dukungan dari anak (Friedman, 1998).
35
Menurut Setiadi (2012), Jenis dukungan keluarga ada empat, yaitu: a. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertologan praktis dan konkrit. b. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi). c. Dukungan (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai umpan baik, membimbing dan menengahi pembecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istrahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi Menurut House (Smet, 1994) setiap bentuk dukungan sosial keluarga mempuyai ciri-ciri antara lain : a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan idean-idean atau informasi lainya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepad orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama. b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungn ini berupa dukugan simpati dan empati, cinta kepercayaan, dan penghargaan. c. Bantuan Instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-
36
persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain. 2.5.2. Peningkatan Pengetahuan Ibu Mengenai Keunggulan ASI, Fisiologi ASI, Yang Dapat Menghambat Keberhasilan Menyusui: 1.
Dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang ASI, baik dalam hal manfaat/keunggulan ASI maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan teknis pemberian ASI dengan cara yang benar dan dengan demikian akan meningkatkan pemberian ASI pada bayinya.
2.
Disamping itu, ibu dan keluarga perlu dijelaskan mitos-mitos seputar ASI yang dapat menghambat keberhsilan menyusui. a.
Terdapat berbagai mitos seputar ASI dan ibu menyusui yang terdapat dimasyarakat, yang sebenarnya merugikan masyarakat.
b.
Sebagai petugas kesehatan, kita harus bisa meluruskan kondisi tersebut, agar masyarakat mengetahui tentang pentingnya ASI. 1. Selama menyusui harus keramas tiap pagi biar darah putih tidak naik ke kepala dan menyebabkan kebutaan. 2. Menyusui membuat payudara kendur dan tidak bagus lagi. 3. Setelah keluar ASI harus dibuang dulu agar bayi tidak gumoh. 4. Ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang pedas dan amis. 5. Setelah ke kamar mandi harus membuang ASI pertama dan minum air hangat. 6. Ibu menyusui tidak boleh minum es dan air panas
37
7. Air Susu Ibu (ASI) yang putih kental, seperti santan, lebih bagus dari ASI yang encer. a.
Gambaran
Pengetahuan,
Pekerjaan,Dan
Dukungan
Keluarga
Terhada Pemberian ASI Pada Bayi Pegetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentag cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar dan juga terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengetahuan ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan memberikan sikap postif terhadap masalah menyusui (Adwinanti, 2004). Berdasarkan hasil penelitian Sanda dkk Tahun (2013), menunjukkan bahwa ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 54,2% dan ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,8%. Ibu dengan pengetahuan sedang yang memberikan ASI sebanyak 38,9%, ibu dengan pengetahuan sedang yang memberikan ASI eksklusiff sebanyak 54,9% dan ibu dengan pengetahuan kurang yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 21,4%. Ibu tidak bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,9% dan ibu bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 44,4%. Ibu yang mendapat dukungan dari keluarga yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 49,3% dan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif karena tidak didukung keluarga sebanyak 80,0%. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan pekerjaan orang tua terutama ibu memiliki kontribusi yang besar dalam prosees pemberian ASI eksklusif. Begitu pula dengan keluarga bagi ibu dapat mempengaruhi proses pemberian ASI eksklusif. Disarankan bagi keluarga
38
ibu agar selalu mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk Tahun 2013, hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif dengan proporsi 91 (87,5%) responden dan haya 13 (12,5%) responden yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, umur (p=0,102), pendidikan (p=0211), pekerjaan (p=0,313) tidak memiliki hubungan ,sedangkan peran petugas kesehatan (p=0,000),dukungan keluarga (p=0,000) memilikii hubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Bontocani.
39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah kaitan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain (Notoatmodjo, 2010).
1. Pengetahuan 2. Bekerja dan Tidak Bekerja
Pemberian ASI Pada Bayi
3. Dukungan Keluarga
1. Umur 2. Pendidikan 3. Sumber Informasi
Keterangan : = Diteliti = Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan, Pekerjaan, Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015.
40
3.2. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur fariabel yang bersangkutan (Notoamodjo, 2010). 1. Pengetahuan adalah kesan
didalam fikiran manusia sebagai hasil
penggunaan pancainderanya tentang pemberian ASI eksklusif 2. Pekerjaan adalah segala sesuatu yang harus di kerjakan oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. 3. Dukungan keluarga adalah
bukan hanya berjuang sendiri namun
dibutuhkan peran serta dari seluruh anggota keluarga, Yang paling utama mendukung pemberian ASI Eksklusif adalah suami.
3.3.
Jenis dan Desain penelitian
3.3.1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi dalam populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). 3.3.2. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, yaitu untuk menggambarkan dan mengkuantifikasi distribusi dari beberapa variabel, Desain penelitian ini yaitu untuk menggambarkan dan mengkuantifikasi gambaran pengetahuan ibu bekerja dan tidak bekerja serta dukungann keluarga tentang Pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Kedai Durian. 3.4.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
41
3.4.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan dilingkungan II Jalan kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor dengan pertimbangan lokasi tersebut dapat di jangkau oleh peneliti, sehingga dapat memenuhi waktu serta memenuhi sampel. Alasan peneliti memilih lingkungan Kelurahan puskesmas Kedai Durian dengan pertimbangan bahwa puskesmas tersebut memiliki pasien cukup banyak tiap bulannya dan memiliki fasilitas rawat inap sehingga tersedia sempel yang memadai selain itu di kelurahan tersebut terdapat masalah ketidak tercapainya target pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 80% terpenuhi sebanyak 23% dan di Puskesmas Kedai Durian tidak pernah di lakukan penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dalam memberikan ASI eksklusif. 3.4.2. Waktu penelitian Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2015.
3.5.
Populasi dan Sampel penelitian
3.5.1. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui bayinya berdasarkan laporan Puskesmas Kedai Durian pada bulan maret tahun 2015 dengan jumlah Populasi 54 Ibu.
42
3.5.2. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo 2010). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki bayi yang berada di lingkungan
II
puskesmas kedai durian Kecamatan Medan. Teknik Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sampling yaitu teknik penetapan sampel yaitu apa bila di jumpai ada maka sampel tersebut diambil dan langsung di jadikan sampel. Kriteria sampel atau subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Menurut Notoamodjo (2010), Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui pada bayi di lingkungan II kedai durian sebanyak 54 orang.
3.6.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.6.1. Jenis Data Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat langsung dari objek (sasaran) penelitian, sedangkan data sekundernya yaitu data yang diperoleh berdasarkan data yang diperoleh dan data atau laporan dari pihak evaluasi puskesms.
43
Dalam penelitian, jenis data yang digunakan ada dua (2) macam yaitu: 1.
Data Primer dikumpulkan kembali oleh peneliti dan periksa kelengkapannya. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan sebagai alat bantu, dimana terlebih dahulu memberi penjelasan singkat tentang kuesionernya, dibandingkan di isi oleh responden.
2.
Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan data atau lapora pihak puskesmas.
3.6.2. Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner tertutup dengan 10 pertanyaan yang diajurkan tentang pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif, Setelah itu dibagikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan, baru kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti nilai jawaban responden terhadap jawaban ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif tersebut.
44
3.7.
Aspek Pengukuran Data
3.7.1. Pengetahuan Menurut Arikunto (2010), Pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Baik
: Apabila responden mampu menjawab 8-10 pertanyaan dengan
benar
(skor 76% -100%).
b. Cukup : Apabila responden mampu menjawab 6-7 pertanyaan denngan benar (skor 56% -75%). c. Kurang : apabila responden mampu menjawab 0-5 pertanyaan dengan benar 3.7.2.
(skor >56%).
Pekerjaan Pekerjaan adalah seseorang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan
hidup dan dikategarikan yaitu : a. Bekerja
: PNS, Wiraswasta
b. Tidak bekerja : Ibu rumah tangga 3.7.3. Dukungan Keluarga Kuesioner dalam penelitian berjumlah 10 pertanyaan yang terdiri dari 3 pertanyaan dengan informasi,2 pertanyaan dengan intrumental, 2 pertanyaan dengan penilaian, dan 3 pertanyaan dengan emosional (Friedman, 1998). Skala penelitian ini menggunakan skala guttman, skala guttman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Untuk jawaban responden Favourable, ya diberi skor 1 dan tidak skor 0. Sedangkan untuk jawaban Unfavourable, tidak diberi skor 0 dan ya diberi skor 1. 45
Maka nilai tertinggi adalah 10, nilai terendah 0. Maka dukungan keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu: Kriteria untuk menilai Audit Internal, nilai variabel X terdapat 10 pertanyaan, nilai tertinggi adalah 1 sehingga (1 x 10) = 10 sedangkan nilai terendah adalah 0 maka (0 x 10), lalu diperoleh kelas interval sebesar (10-0) = 10. Penulisan menentukan. a. Didukung
: Apabila responden menjawab soal dengan skor 6 -10
b. Tidak didukung : Apabila responden menjawab soal dengan skor 0 -5 3.8.
Pengolahan Data dan Analisis Data
3.8.1.
Pengolahan Data Data yang dikumpulkan merupakan data metah yang masih harus diolah
sedemikian rupa agar dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik sehingga mudah untik dianalisis. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan perangkat lunak computer. Menurut
Notoatmodjo
(2010),
Terdapat
beberapa
tahap
dalam
pengolahan data : 1.
Editing (Penyuntingan Data) Hasil kuesioner dari lapangan harus dilakukan editing atau penyuntingan terlebih dahulu. Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan dalam isian kueioner.
2.
Coding (Membuat Lembaran Kode)
46
Setelah kuesioner diedit selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding. Coding dalam arti yaitu mengubah data berbentuk kaliimat atau huruf menjadi data atau angka. 3.
Data Entry (Masukkan Data) Data entry maksudnya yaitu memasukkan data. Data atau jawabanjawaban responden yang sudah dalam bentuk kode dimasukkan program computer.
4.
Cleaning (Pengolahan Data) Apabila semua data dari setiap sumber data atau respongen selesai dimasukkan, dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan pembentukan dan korelasi. Proses ini disebut pembersihan data atau cleaning.
3.8.2. Analisis Data Analisis data yang dilakukan setelah semua data kuesioner terkumpul dengan lengkap. Data yang akan diperoleh dianalisis secara deskriptif baik data demografis maupun pertanyaan kuesioner yang berisikkan pengetahuan akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
47
yang
3.8
Jadwal Penelitian Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan Oktober November 2014 2014 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pengajuan judul
2
ACC Judul
3
Survey awal
4
Bimbingan Proposal
5
Sidang proposal
6
Perbaikan proposal
7
Penelitian
8 9
Bimbingan Hasii Penelitian Sidang KTI
10
Perbaikan KTI
11
Penyerahan KTI
Desember 2014 1 2 3 4
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Lokasi Puskesmas Kedai Durian Wilayah Puskesmas Kedai Durian Terletak di Jalan Sari Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Dengan Batas Wilayah : 1. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kecamatan Pangkalan Masyur 2. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang 3. Sebelah Utara Berbatasan Dengan Kecamatan Meda Maimun 4. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Medan Amplas 4.1.2. Data Demografis Puskesmas Kedai Durian Berpenduduk 43.719 Jiwa Dengan Kepala Keluarga 8.391 KK, dan Terdiri Dari 3 Kelurahan Yaitu : 1. Suka Maju
: 15.051 Jiwa Dengan Jumlah KK 2.907
2. Titi Kuing
: 21.012 Jiwa Dengan Jumlah KK 3.521
3. Kedai Durian
: 7.545 Jiwa Dengan Jumlah KK 1.963
4. Di lingkungan II
: 368 Jiwa dengan Jumlah KK 76
4.1.3. Gambaran Umum Karakteristik Responden Setelah
dilakukan
penelitian
Tentng
Gambaran
Pengetahuan,
Pekerjaan,dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Lingkungan kelurahan
Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015, dari hasil
49
pengolahan data yang telah dilakukan, berdasarkan Umur, pendidikan, dan sumber informasi dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Umur Pendidikan Dan Sumber Informasi Responden Tentang Pemberian ASI Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015 No 1
Karakteristik
F
Umur 1. ≤21 Tahun
%
10
2. 22-35 Tahun
24
3. ≥36 Tahun
20
18,5 44,5
54
37,0 100
1. Sekolah Dasar
8
14,8
2. Sekolah Menengah Pertama
12
22,2
3. Sekolah Menengah Atas
34
Jumlah 2 Pendidikan
4. Diploma 5. Perguruan Tinggi Jumlah 3 Sumber Informasi 1. Koran 2. Tetangga 3. Bidan 4. Perawat 5. Dokter Jumlah
63
-
-
54
100
3 6 27 13 5 54
5,6 11,1 50,0 24,1 9,2 100
Dari 54 responden berdasarkan umur mayoritas responden yaitu berumur 22-35 tahun sebanyak 24 orang (44,5%) dan minoritas responden berumur ≤ 21 Tahun sebanyak 10 responden (18,5%) berdasarkan pendidikan mayoritas responden pendidikan Sekolah Menengah Atas 34 orang (63,%) dan minoritas responden pendidikan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 8 orang respoden (14,8 %)
50
mayoritas sumber informasi tentang pengetahuan dari Bidan yaitu sebanyak 27 orang responden (50 %) dan minoritas sumber informasi responden yaitu dari koran yaitu sebanyak 3 orang responden (5.6 %). 4.1.4. Distribusi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai Durian Berdasarkan hasil penelitian, distribusi frekuensi pengetahuan responden berdasarkan jawaban atas pertanyaan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai duri Kecamata Medan Johor Tahun 2015 Jumlah Total No Pertanyaan Benar Salah F % F % F % 1 Yang dimaksud dengan Air Susu 40 74,1 14 25,9 54 100 Ibu (ASI) Eksklusif adalah 2 Sebaiknya kapankah ASI 44 81,5 10 18,5 54 100 diberikan 25,9 54 10 25,9 3 Apakah makanan terbaik bagi 26 48,1 28 51,9 54 100 bayi berusia 0-6 bulan 4 Apakah yang dimaksud dengan 41 75,9 13 24,1 54 100 kolostrum 5 Apakah yang dimaksud dengan 26 48,1 28 51,9 54 100 ASI eksklusif 6 Apakah kegunaan ASI Selain 27 50,0 27 50,0 54 100 untuk kecerdasan 7 Bagaimanakah tanda-tanda bayi 44 81,5 10 18,5 54 100 sudah mendapat Air Susu Ibu (ASI) yang cukup 8 Bagaimanakah bayi yang kurang 37 68,5 17 31,5 54 100 mendapat Air Susu Ibu (ASI) 9 Apakah manfaat Air Susu Ibu 29 53,7 25 46,3 54 100 (ASI) bagi bayi 10 Apakah manfaat Air Susu Ibu 20 37,0 34 63,0 54 100 (ASI) bagi bayi
51
54
100 25
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif dari 54 responden mayoritas menjawab pertanyaan benar nomor 2 sebanyak 44 orang (81,5%) dengan pertanyaan yaitu” sebaiknya kapankah ASI diberikan” dan minoritas menjawab pertanyaan salah nomor 10 sebanyak 34 orang (63,0%) dengan pertayaan “apakah manfaat ASI bagi bayi”. Berdasarkan olahan pengetahuan tentang pemberian ASI pada bayi maka dihitunglah kategori pengetahuan responden sebagai mana disajikan pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
F 7 41 6 54
% 12,9 75,0 11,2 100
Dari 54 mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang pemberian ASI eksklusif sebanyak 41 orang (75,0%) Dan minoritas respoden mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang pemberian ASI eksklusif sebanyak 6 orang (11,2%).
52
4.1.5.
Distribusi Pekerjaan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai Durian Berdasarkan hasil penelitian, distribusi frekuensi pekerjaan responden
berdasarkan jawaban tentang pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 No
Pekerjaan
1
Bekerja
: PNS Wiraswasta
2
Tidak Bekerja : Ibu Rumah Tangga Jumlah
F
%
32
59.3
22
40,7
54
100
Berdasarkan pekerjaan dari 54 responden bekerja dengan jenis pekerjaan PNS dan wiraswasta yaitu sebanyak 32 respoden (59,3 %) dan minoritas responden tidak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak
22 orang
(40,7%). 4.1.6. Distribusi Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai Durian Berdasarkan hasil penelitian, distribusi frekuensi dukugan keluarga responden berdasarkan jawaban atas pertanyaan dukungan keluarga tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
53
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Dukungan Keluarga Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 Jumlah Total Benar No
F % 1 2
3 4 5
6
7
8
9 10
Salah
Pernyataan
Keluarga memberikan semangat pada ibu tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi Keluarga selalu menyuruh saya memberikan makanan tambahan pada bayi Keluarga tidak membiarakan ibu tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi Keluarga melarang untuk pemberian susu formula pada bayi Kelurga menyuruh saya sebelum enam bulan memberikan makanan tambahan pada bayi Keluarga melarang saya membersihkan puting susu saya setiap pemberian Air Susu pada bayi saya Keluarga tidak pernah menyarankan untuk memberikan makanan tambahan kepada bayi sebelum usia bayi diatas 6 bulan Keluarga tidak mendukung dalm memberi Air Susu pada bayi Ketika saya memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi keluarga menyarankan untuk membersihkan puting susu terlebih dahulu Keluarga selalu membiarkan sendiri tentang pengurusan bayi
54
%
F
%
F
39
72,2
15
27,8
54
100
21
38,9
33
61,1
54
100
31
57,4
23
42,6
54
100
12
22,2
42
77,8
54
100
31
57,4
23
42,6
54
100
25
46,3
29
53,7
54
100
30
55,6
24
44,4
54
100
37
68,5
17
31,5
54
100
21
28,9
33
61,1 54
100
27
50,0
27
50,0 54
100
Dari 54 responden mayoritas menjawab benar tentang pernyataan dukungan keluarga pada nomor 1 sebanyak 39 orang (72,2%) dengan pernyataan “keluarga memberikan semangat pada ibu tentag pemberian ASI pada
adalah
bayi” dan minoritas menjawab pernyataan salah pada nomor 4 sebanyak 42 orang (77,8%) dengan pernyataan yaitu “Keluarga melarang untuk pemberian susu formula pada bayi.” Berdasarkan hasil penelitian, distribusi frekuensi dukungan keluarga berdasarkan jawaban responden atas dengan pernyatan tentang dukungan keluarga tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 No 1 2
Kategori Dukungan Keluarga Didukung Tidak Didukung Jumlah
F 31 23 54
% 57,5 42,5 100
Dari 54 responden mendapat dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif sebanyak 31 orang (57,5%) dan minoritas responden yang tidak didukung keluarga dalam pemberian ASI eksklusif sebanyak 23 orang (42,5%).
55
4.3.1
Pembahasan Setelah melihat hasil penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Dan
Tidak Bekerja Serta Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 maka diperoleh informasi sebagai berikut: 4.3.1. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan diperoleh
dari 54
reponden mayoritas responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 41 orang (75,9%), dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang 6 orang (11,2%). Menurut Notoatmojo (1996), pengetahuan merupakan unsur yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak. Dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan ibu maka tentunya ibu akan mempunyai perilaku yang baik dalam pemberian ASI kepada anaknya. Menurut Harahap (2009), pendidikan formal ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu dimana semakin tinggi tingkatan pendidikan ibu maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan ibu untuk menyerap pengetahuan prakis dalam lingkungan formal maupun non formal melalui media massa sehingga ibu dalam mengolah, menyajikan sesuai dengn yang dibutuhkan. Hasil penelitian diatas sejalan dengan hasil penelitian Wowor (2013), di Puskesmas Bahu Kota Manado menunjukan bahwa pengetahuan responden sebagian besar berada pada kategori baik yaitu dari 38 responden yang di dapat
56
sebanyak 33 responden (86,8%) yang memiliki pengetahuan kategori baik sesuai kriteria yang di tentukan. Hal ini diperkirakan bahwa pengetahuan responden ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang di miliki oleh responden ini sendiri yaitu umur, pendidikan serta pekerjaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Widjaya (2014), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang upaya mempertahankan kualitas dan kuantitas ASI selama periode menyusui, merasa kurang modern dan menyusui dianggap cara kuno, alasan bekerja, takut kehilangan kecantikan dan tidak disayang oleh suami dan gencarnya iklan perusahaan susu botol di berbagai media massa serta kurangnya informasi tentang manfaat dan keunggulan. Menurut asumsi peneliti, dari pengetahuan tentang ASI eksklusif yang diteliti di Puskesmas Kedai Durian, sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup dan hanya sebagian saja yang berpengetahuan baik. Menurut informasi dari responden, mereka sudah pernah mendengar tentang ASI eksklusif. Namun sebagian dari mereka belum mengetahui dan memahami tentang bagaimana tata cara pemberian ASI eksklusif maupun manfaat ASI eksklusif. Ibu yang berpengetahuan kurang tidak mengerti tentang pemberian ASI eksklusif disebabkan mereka kurang paham secara keseluruhan mengenai manfaat ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena jenjang pendidikan yang sebagian besar hanya sampai SMA, kurangnya pengalaman ibu, kurangnya motivasi serta kurangnya akses informasi didesa sehingga berpengaruh pada pengetahuan ibu bekerja dalam melakukan pemberian ASI eksklusif.
57
Hal ini sejalan dengan pendapat Adwinati (2004), mengemukakan bahwa pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh rassa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan, dan nilai yang akan memberikan sikap postif terhadap masalah menyusui. 4.2.2. Pemberian Ibu ASI Eksklusif Pada Bayi Berdasarkan Bekerja Dan Tidak Bekerja Di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015 Dari 54 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja 32 orang (59,3%) responden tersebut bekerja sebagai PNS dan minoritas respoden tidak bekerja sebagai ibu rumah tangga 22 orang (40.7%) responden tidak bekerja sebagai ibu rumah tangga. Menurut Ekiawati (2002), partisipasi angkatan kerja wanita dari tahun ketahun semakin meningkat. Salah satu hal yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor ekonomi yang mendesak wanita turut serta dalam pencarian nafkah keluarga. Ibu yang bekerja memiliki waktu yang terbatas untuk menyusui bayinya, tenaga yang terkuras selama bekerja menjadikan ibu terlalu letih untuk menyusui banyinya. Menurut Rahmawati (2013), bekerja pada umunya merupakan kegitan yang menyita banyak waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Ibu yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga
58
berkurng, ntuk keluarga sehingga tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya. Aktifitas ibu selama masa menyusui tentunya berpengaruh terhadap intensitas pertemuan antra ibu dan anak. Hasil penelitian diatas sejalan dengan hasil penelitian Fadla (2012), yang dilakukan pada 34 ibu di Desa Gampong Teungoh Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012, diperoleh bahwa ibu bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 33% (11 orang). Ibu tidak bekerja yang menyusui ASI Eksklusif yaitu sebanyak 32% (14 orang). Hasil yang diperoleh tidak sejalan dengan pendapat Ekiawati (2002), yang mengemukakan bahwa ibu yang bekerja tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya disebabkan karena kurangnya waktu ibu dirumh bersama bayinya. Waktu ibu dihabiskan diluar rumah untuk bekerja. Sedangkan untuk ibu yang tidak bekerja mempnyai lebih banyak wakut dirumah sehingga memiliki kesempatan lebih banyak untuk dapat menyusui setiap kali sang bayi meminta. Berdasarkan asumsi peneliti, terjadi ketidaksesuaian teori dengan hasil penelitian. Dimana menurut Rahmawati (2002), ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui anaknya akibat kesibukan bekerja. Sedangkan, ibu yang tidak bekerja memiliki waktu yang banyak untuk menyusui anakny ketika sibuk. Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang menyusui adalah ibu yang bekerja. Hal ini disebabkan karena responden yang bekerja diluar rumah lebih banyak mendapatkan informasi seputar masalah kesehatan termasuk tentang ASI eksklusif baik dari lingkungan maupun dari tenaga kesehatan. Sehingga mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang
59
pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada ibu yang bekerja, pemberian ASI eksklusif kepada bayi dilakukan dengan cara memompa ASI kedalam tabung dot serta disimpan kedalam kulkas. ASI diberikan kepada bayi dua jam sekali atau ketika bayi menginginkannya dengan terlebih dahulu dot yang berisi ASI direndam dalam baskom berisi air panas. Hal ini sejalan dengan pendapat Roesli (2007) dalam Anggorowati (2011) menyatakan bahwa, bekerja bukanlah salah satu alasan untuk ibu tidak menyusui anaknya. Roesli mengemukakan ada tujuh langkah yang sangat penting untuk keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif terutama bagi ibu bekerja yaitu, mempersiapkan
payudara,
mempelajari
ASI
dan
tatalaksana
menyusui,
menciptakan dukungan keluarga, memilih tempat melahirkan yang sayang bayi, memilih tenaga kesehatan yangmendukung pemberian ASI secara Eksklusif mencari ahli persolan menyusui seperti klinik laksatasi untuk persiapan apabila mereka mengalami kesukaran, dan menciptakan suatu sikap positif tentang ASI dan menyusui. 4.2. Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian menujukkan dari 54 responden 31 orang (57,5%) yang didukung oleh keluarganya, sedangkan sebanyak 23 orang (42,5%) yang tidak didukung oleh keluarga. Menurut Watson dalam Rahmawati (2012), mengatakan bahwa salah satu dukungan keluarga berupa pemberian bantuan dalam bentuk materi seperti
60
peminjaman uang, bantuan fisik berupa alat-alat atau lainnya yang mendukung dan membantu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian Patiung (2007), di Kabupaten Tana Toraja yang menunjukkan bahwa sebanyak 36 orang (49,3%) yang memberikan ASI eksklusif yang didukung oleh keluarganya, sedangkan yang tidak memberikan ASI eksklusif karena tidak didukug oleh keluarga 8 orang (80%). Dukungan keluarga yang diperoleh ibu saat memberikan ASI eksklusif seperti keluarga mengajurkan ibu untuk menyusui dibanding memberikan susu formula, dan tidak pernah disarankan dalam memberi makanan tambahan pada usia bayi 6 bulan pertama. Dukungan keluarga yang rendah akan mengurangi motivasi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayi. Berdasarkan asumsi peneliti, salah satu faktor yang mempengaruhi suksesnya pemberian ASI eksklusif adalah adanya dukungan keluarga. Dari hasil penelitian yang diperoleh, mayoritas ibu di Lingkungan Puskesmas Kedai Durian memiliki dukungan keluarga yang baik. Keluarga terus memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif seperti membantu pekerjaan rumah disaat ibu sedang menyusui, menjaga kakak sang bayi agar tidak menggangu ibu sat menyusui dan membantu menyediakan makanan bergizi bagi ibu menyusui. Keluarga mengajurkan ibu untuk tetap menyusui selama enam bulan dibanding memberikan
61
susu formula, karena keluarga mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif pada bayi. Dukungan keluarga berpengaruh terhadap pengetahuan keluarga yang didapat dari petugas kesehatan dan media massa. Keluarga selalu aktif dalam menghadiri penyuluhan-penyuluhan dari tenaga-tenaga kesehatan, tentang pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2015. Hal ini sejalan dengan pendapat Misriani (2012), yang mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi suksesnya pemberian ASI eksklusif adalah adanya dukungan keluarga dapat memberikan motivasi bagi ibu untuk terus menyusui bayi seperti membantu pekerjaan rumah selagi ibu menyusui, dan menjaga bayi membantu menyediakan makanan yang bergizi bagi ibu, dapat mempengaruhi psikologis ibu sehingga produksi Air Susu Ibu lebih lancar.
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, maka
diharapkan para ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya tanpa terkecuali. Apapun kendalanya tidak boleh dijadikan alasan seorang ibu memberikan makanan pendamping atau susu formula kepada bayinya sampai usia bayi 0- 6 bulan. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 41 orang (75,9%), mayoritas responden bekerja yaitu sebanyak 32 orang respoden (59,3 %), mayoritas responden didukung sebanyak 31 orang (57,5%). ASI eksklusif memiliki banyak manfaat antara lain: bagi bayi, bagi ibu yang menyusui, bagi keluarga dan bagi negara. Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga kualitas penerus bangsa akan terjamin.
63
5.2. 1.
Saran Bagi D-III Kebidanan STIKESSU Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai oleh mahasiswa sebagai sumber informasi, yang dapat dipakai untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan variabel dan sampel serta analisa data yang berbeda demi mendapatkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya.
2.
Bagi Petugas Kesehatan Di Puskemas Kedai Durian Dan Ibu Diharapkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan informasi kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. Diharapkan kepada ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja agar terus meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif serta diharapkan kepada keluarga agar berpartisipasi dalam memberikan dukungan kepada dalam memberikan ASI eksklusif.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani, A.2012.Inisiiasi Menyusu Dini ASI Eksklusif Dan Manajemen Laktasi CV. Transi Info Media, Jakarta. Dewi Kristianasari, 2012. ASI Eksklusif Dan Manfaat ASI Eksklusif. Cetakan Januari 2012 penerbit DIVA Jogyakarta Mulyani,2013. ASI Dan Panduan Ibu Menyusu. Sorowajan Baru Yogyakarta Soetjiningsih, 1997. Petunjuk Yang Dapat Dipakai Untuk Mengetahui Produksi ASI.Diterbitkan Pertama Penerbit Buku Kedokteran EGC P Jakarta. Kristiynasari, 2011. Manfaat ASI Pada Bayi Bagi Ibu Bagi Keluarga Dan Negara Cetakan November 2011 Yogyakarta. Notoatmodjo, 2010. Kriteria Inklusi Dan Eksklusif Diterbitkan Oleh PT Rineka Ciptaan Jakarta Mitra Matraman Jakarta. Arikunto,2010. Keseluruhan Subjek Penelitian Dan Populasi Yang Diteliti Diterbitkan Oleh PT Rineka Cipta Jakarta Matraman Jakarta. Malau Weni, 2010. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kemauan Ibu Memberikan ASI Eksklusif Dari URL Pada Tanggal 28 Januari 2014. Notoatmodjo, S.2010. Ilmu Perilaku Kesehatan
Jakarta Perkantoran Mitra
Matraman Jakarta. Simbolon,P. 2011. Pengeruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Paramita Sunar, 2007. Dukungan Suami Tentang Pemberian ASI Yang Diperoleh Pada Tanggal 27 Januari 2013 Yogyakarta.
65
Nugrahei, 2012. Pengukutan Dukungan Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Diambil 13 Januari 2012. Nina Siti mulyani, 2013. Cara Menyimpan Dan Menghangatkan ASI Arini Sunar, 2012. Pekerjaan Dan Pendidikan Ibu Menyusui Cetakan Pertama Januaari Wonosari Yogyakarta. Setiadi Prasetyono, 2011. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga Tentang Pemberian ASI Cipta 2008 Penulis Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Adwinanti Dwi, V.2004. Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja Serta Dukung Keluarga Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Pemberian ASI Dengan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif.
66
Lampiran I LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA SERTA DUKUNGAN KELUARGA TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2015 Saya adalah mahasiswa program D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Iilmu Kesehatah Sumatera Utara. Penelitian ini diajurkan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Iilmu Kesehatan Sumatera Utara, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pemberian ASI Ekseklusif di kelurahan puskesmas kedai durian tahun 2015. Saya mengharapkan tanggapan yang diberikan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Informasi yang anda berikan hanya akan digunakan untuk maksud lain. Dan saya menghrapkan partisipai dari anda dengan menjawab semua soal penlitian ini tanpa saksi dan dengan sukarela. Terimakasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.
Responden
(
Medan, 2015
)
(Budiami Laia )
67
Lampiran II PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA SERTA DUKUNGAN KELUARGA TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2015 I.
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER : 1. Berilah tanda silang pada lembaran kuesioner dengan benar. 2.
Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3.
Setelah selesai, kembalikan kuesioner ini kepada penulis atau petugas yang memberikannya kepada anda.
4.
Jawaban anda akan dirahasiakan, sebab jawaban anda sangat membantu kelancaran dari penelitian.
II. IDENTITAS RESPONDEN N0. Responden 1.
2.
:
Umur a.
≥ 20 Tahun
b.
22-35 Tahun
c.
≤ 35 Tahun
Pendidikan a.
Sekolah Dasar
b.
Sekolah Mengenah Pertama
c.
Sekolah Mengenah Atas
d.
Diploma
e.
Perguruan Tinggi
68
3.
4.
Pekerjaan a.
Petani
b.
Wiraswasta
c.
Pegawai Swasta
d.
PNS
e.
Honorer
Sumber Informasi a.
Koran
b.
Tetangga
c.
Bidan
d.
Perawat
e.
Dokter
III. Pertanyaan pengetahuan 1.
Yang dimaksud dengan ASI Esklusif adaalah........ a. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan tambahan lain pada bayi 0-6 bulan. b. Pemberian ASI disertai dengan pemberian makanan tambahan c. Pemberian ASI pada umur 0-2 tahun d. Susu formula
2. Sebaiknya kapankah ASI diberikan ? a. Segera setelah bayi lahir b. Seminggu setelah bayi lahir c. Setelah berumur 0-6 bulan d. Setelah 1 hari lahir.
69
3. Apakah makanan terbaik bagi bayi berusi 0-6 bulan ? a. Susu formula b. Makanan biasa c. Air Susu Ibu d. Makanan Pendaping Air Susu Ibu. 4. Apakah yang di maksud dengan kolostrum ? a. ASI yang pertama kali keluar setelah melahirkan b. ASI yang keluar setelah beberapa bulan c. ASI basi d. ASI yang sudah disimpan 5. Apakah yang dimaksud dengan ASI eksklusif ? a. Air susu pertama keluar dicampur dengan susu formula b. Memberikan Air susu pertama keluar tamba makanan tambaha lain. c. Minuman bayi yang sering membuat bayi nangis d.
Minuman bayi yang membuat bayi gatal
6. Apakah kegunnaan ASI Selain untuk kecerdasan ? a.
Memperbaiki keturunan
b.
Meningkatkan jalinan kasih sayang
c.
Membuat bayi rewel
d.
Membuat bayi menangis terus menerus
7. Bagaimanakah tanda-tanda bayi sudah mendapat ASI yang cukup ? a.
Bayi sering menangis
b.
Bayi kelihatan puas dan kulit terasa kenyal
70
c.
Kotoran bayi keras, kering dan berwarna hijau.
d.
Bayi bersi dan putih
8. Bagaimanakah bayi yang kurang mendapat ASI ? a.
Berat dan tinggi badan tidak sesuai dagan grafik pertumbuhan.
b.
Banyi mengusu dengan kuat
c.
Warna bayi merah
d.
Warna kulitt bayi bitu dan merah
9. Apakah manfaat ASI bagi bayi ? a.
Mengenyangkan bayi
b.
Membangun kekebalann tubuh bayi, murah, mendekatka hubungan ibu dan anak
c.
Memerlukan ibu memberikan ASI
d.
Sama seperti susu formula
10. Bagaimanakah sebaiknya ibu menyusui bayi ? a.
1 jam sekali
b.
2 jam sakali
c.
Semauya bayi
d.
1-2 kali perjam
71
KUNCI JAWABAN 1.
A
2.
A
3.
C
4.
A
5.
B
6.
B
7.
B
8.
A
9.
B
10
B
72
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar. Jika jawaba Anda Ya berikan tanda checklist (√) pada kolom Ya dan jika jawaban Anda Tidak berikan tanda checklist (√) pada kolom Tidak. I.
Dukungan Sosial Keluarga N0 1
Pernyataan
Didukung Tidak
Keluarga memberikan semangat pada ibu tentag pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi
2
Keluarga selalu menyuruh saya memberikan makanan tambahan pada bayi
3
Keluarga tidak membiarsssskan ibu tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi
4
Keluarga melarang untuk pemberian susu formula pada bayi
5
Kelurga menyuruh saya sebelum enam bulan memberikan makanan tambahan pada bayi
6
Keluarga melarang saya membersihkan puting susu saya setiap pemberian Air Susu pada bayi saya
7
Keluarga tidak pernah menyarankan untuk memb erikan makanan tambahan kepada bayi sebelum usia bayi diatas 6 bulan
8
Keluarga tidak mendukung dalm memberi Air
73
Susu pada bayi 9
Ketika saya memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi keluarga menyarankan untuk membersihkan puting susu terlebih dahulu
10
Keluarga selalu membiarkan sendiri tentang pengurusan bayi
74
MASTER TABEL GAMBARAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN, DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2015
No Item Kusioner
No Responde n
Umur
1
2
3
2
2
2
1
3
2
4
Pendidikan
Pekerjaan
Sumber Informasi
Pengetahuan
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
7
1
2
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
3
2
2
1
1
0
1
0
0
0
0
0
2
2
1
4
0
1
1
1
1
0
1
1
5
2
3
2
5
1
1
1
1
1
1
0
6
1
2
1
5
1
1
0
1
0
1
1
7
3
3
1
4
1
1
0
1
1
1
8
2
3
1
3
1
1
1
0
1
Dukungan Keluarga
Kategori
Skor
Kategori
0
4
0
1
0
3
0
1
0
1
6
1
0
1
1
0
2
0
1 1
1
0
1
1
7
1
0 1
0
1
1
0
4
0
1 0
1 0
0
1
1
1
7
1
0
0 0
1 1
1
0
1
1
6
1
1
2
3 4
5 6
7
8
9
10
1
0
0
1 0
1 0
1
1
0
3
0
1
0
0 0
0 0
0
1
0
3
0
1
0
0 0
1 1
1
0
0
6
1
0
0
0 0
0 0
1
1
0
8
2
1
0
1 0
0
0
0
5
1
1
0
0 0
1
1
0
0
7
1
1
1
0
1
1
1
1
8
2
1
9
2
3
2
3
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
7
1
1
1
1 0
1 0
1
1
0
1
7
1
10
3
3
2
3
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
6
1
1
0
0 0
1 1
1
0
1
1
6
1
11
2
3
1
3
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
5
1
0
0
1 0
0 1
1
1
0
0
4
0
12
1
2
1
4
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
6
1
1
1
1 0
0 1
0
1
1
1
7
1
13
3
3
2
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
2
1
1
1 1
0 1
1
0
1
0
7
1
14
2
3
1
2
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
6
1
1
1
1 0
0 1
1
0
1
1
7
1
15
3
3
2
3
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
6
1
1
1
1 0
1 0
1
1
1
1
8
1
16
2
3
1
4
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
7
1
1
1
1 0
0 1
0
1
1
1
7
1
17
2
3
2
3
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
6
1
0
0
0 0
0 0
0
1
1
1
3
0
18
3
3
2
5
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
7
1
1
0
0 0
0 0
1
0
0
0
2
0
75
19
3
3
2
3
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
7
1
0
0
0 0
0 0
0
1
0
0
1
0
20
3
3
1
2
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
7
1
1
0
1 0
0 0
0
1
1
1
5
0
21
3
2
1
4
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1 0
0 1
1
1
1
0
7
1
22
2
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
5
1
1
0
0 0
1 0
0
1
1
0
4
0
23
2
3
1
4
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
7
1
1
0
1 1
1 1
1
1
1
1
9
1
24
3
3
2
3
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
5
1
1
0
1 0
1 0
1
1
1
1
7
1
25
2
3
1
4
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
7
1
1
0
0 0
1 0
1
1
1
1
6
1
26
3
3
1
2
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
6
1
0
0
1 0
1 1
1
1
1
0
6
1
27
1
3
1
3
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
4
0
1
0
0 0
0 0
1
1
1
1
5
0
28
1
2
2
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
5
1
0
1
1 0
1 0
0
0
0
0
3
0
29
2
2
2
3
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
5
1
1
0
0 0
0 1
0
0
1
0
3
0
30
1
1
1
4
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
4
0
1
0
0 1
0 0
1
0
1
0
4
0
31
1
1
1
3
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
6
1
1
0
1 0
1 1
1
1
1
0
7
1
32
3
2
2
3
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
6
1
1
0
0 0
1 0
0
0
0
0
2
0
33
3
3
1
3
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
2
1
1
1 0
1 0
1
1
1
0
7
1
34
2
2
1
3
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
7
1
1
1
1 0
1 1
1
0
0
1
7
1
35
3
3
2
3
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
4
0
0
1
0 0
1 0
0
1
1
0
4
0
36
2
1
1
3
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
6
1
0
1
0 1
1 1
0
1
1
0
6
1
37
3
3
1
3
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
5
1
0
1
0 1
0 0
0
0
1
0
3
0
38
2
3
2
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
5
1
1
1
1 0
1 0
1
1
0
0
6
1
39
2
2
1
4
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
7
1
1
0
1 0
1 1
0
1
1
1
7
1
40
3
3
2
3
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
8
2
1
1
1 0
0 0
0
1
1
0
5
0
41
3
3
2
3
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
7
1
0
1
0 1
1 0
0
1
1
1
6
1
42
2
3
1
3
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
5
1
1
1
1 1
0 1
1
1
1
1
9
1
43
1
2
1
4
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
6
1
1
1
1 1
0 0
0
1
1
1
7
1
44
2
2
1
4
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
7
1
1
1
1 0
1 0
1
0
1
1
7
1
45
3
2
1
5
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
6
1
0
0
1 0
1 0
0
1
1
1
5
0
76
46
1
1
1
3
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
5
1
1
0
0 0
0 1
1
0
0
1
4
0
47
2
1
1
2
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
7
1
1
0
1 1
1 1
1
1
1
0
8
1
48
3
1
2
3
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
5
1
1
0
1 0
1 0
1
0
0
0
4
0
49
2
3
1
4
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
8
2
1
0
0 0
1 1
0
1
1
1
6
1
50
1
3
1
3
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
7
1
1
0
0 0
1 0
0
0
0
0
2
0
51
2
3
2
3
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
2
0
0
1 1
0 1
1
1
1
1
7
1
52
1
3
2
5
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
7
1
1
1
1 1
1 0
0
1
1
0
7
1
53
3
3
2
3
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
7
1
0
0
1 1
1 1
1
1
1
0
7
1
54
3
3
2
3
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
4
0
0
0
0 0
0 1
1
0
1
1
4
0
Keterangan : a. Umur
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Informasi
1. ≤21 Tahun
1. Sekolah Dasar (SD)
1. Bekerja
1. Koran
2. 22-35 Tahun
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
2. Tidak Bekerja
2. Tetangga
3. ≥36 Tahun
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)
3. Bidan
4. Diploma
4. Perawat
5. Perguruan Tinggi
5. Dokter
e. Pengetahuan
f. Dukungan Keluarga
0. Kurang
0. Tidak didukung
1. Cukup
1. Didukung
2. Baik
77
78
79
80
81
82
83
84
85