AN ANNOTATED TRANSLATION OF PLAY TO YOUR STRENGTH
Wijanarko Agus Wibowo
Jln. H. Muslih RT. 06/02 No. 2 Depok 16421
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini adalah sebuah penerjemahan beranotasi, acuan dari penelitian ini adalah sebuah buku manajemen berjudul Play to Your Strength dan terjemahannya. Pokok dari permasalahnnya adalah: 1) “Apa saja kesulitan penerjemah/peneliti selama proses penerjemahan Play to Your Strength ke Indonesia?” 2) “Bagaimana masalah tersebut diselesaikan?” Tujuan dari penelitan ini adalah: (1) untuk mendapatkan informasi nyata yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi peneliti selama menerjemahkan teks asli; (2) untuk memberikan solusi yang memungkinkan atas permasalah tersebut. Dalam mlakukan penelitian penerjemahan beranotasi, peneliti menggunakan metode penelitian introspektif dan retrospektif. Hasil dan analisis menunjukkan bahwa terdapat 9 kata, 7 frasa, 2 kalimat, 5 idiom, dan 2 peribahasa dari 25 aspek bahasa yang dianalisis yang menurut penerjemah/peneliti paling sulit; kesulitan tersebut serta merta menjadi kesulitan bagi penerjemah/peneliti. Berdasarkan penelitian ini, temuannya adalah: 1) data yang dikumpulkan atau kesulitan yang ditemui peneliti sebanyak 100 data, 2) diantara 100 data, 25 data tersebut merupakan yang paling sulit bagi peneliti. Solusi dari masalah ini didapat dengan cara menganotasi atau menganalisis berdasarkan teori penerjemahan dan teori strategi penerjemahan. Kata kunci: penerjemahan beranotasi, aspek bahasa, penelitian introspektif dan retrospektif.
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam bagian penelitian ini, peneliti ingin menggambarkan latar belakang penelitian, penelitian yang relevan yang pernah dilakukan, posisi penelian, dan tujuan penelitian. Rumusan Masalah. Dalam penelitian ini peneliti menemukan kesulitan dalam menerjemahakan dari bahasa Inggris ke Indonesia. Kesulitan ini adalah dalam aspek tata bahasa, ekspresi idiom, dan corak ragam kebahasaan. Kesulitan inilah yang dinamakan dengan penerjemahan beranotasi dari satu bahasa ke bahasa lainnya yang dipilih oleh penerjemah unutk menambah pengalamannya dalam penerjemahan yang sejalan dengan penelitian dan mendeteksi masalah yang timbul saat proses penerjemahan.
Masalah yang timbul akan
dinalisis dan dicari alasan yang memadai dalam penerjemahannya. Penerjemahan dari Inggris ke Indonesia dipilih karena kedekatan peneliti dengan bahasa tersebut, yaitu bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ibu dari peneliti. Buku berjudul Play to Your Strength ditulis oleh Donald O. Clifton dan Paula Nelson adalah mengenai manajemen. Buku ini menceritakan tentang cara seseorang bisa sukses hanya jika ia menggunakan kekuatannya dalam berusaha. Buku ini juga membimbing pembaca tentang cara memilah kekuatan dan kelemahan. Walaupun begitu, buku ini memberikan bimbingan para pembacanya bimbingan untuk mendorong kemampuan alamiah pembaca untuk meraih kesuksesan mereka. Penting adanya untuk membuat penelitian ini adalah penelitan beranotasi yang dilakukan berdasarkan teori penerjemahan yang didapat oleh peneliti di perkuliahan, sebut saja teori penerjemahan, teori bahasa Inggris, dan teori bahasa Indonesia.
2
Penelitian sejenis. Penelitian pendahulu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah: Venny Eka Meidasari (2008). Dia melakukan penelitian yang berjudul Annotated Translation of the Speed of Trust sebagai bagian dari syarat untuk kelulusan lulus dari program Magister jurusan Bahasa bidang studi Penerjemahan, Universitas Gunadarma. Permasalahan dari penelitian ini adalah 1) “Apa saja masalah yang dihadapi peneliti selama proses penerjemahan?” dan 2) “Apa saja solusi dari permasalahan tersebut?” peneliti/penerjemah menggunakan teori retrospektif dan introspektif. Hasil dari penelitian ini adalah penerjemahan teks sebanyak limabelas ribu kata dari buku Speed of Trust, dia menganotasi 7 kata, 9 frasa, dan 2 kalimat. Anotasi yang dijelaskan merupakan kesulitan yang ditemuinya selama proses penerjemahan. Sudarya Permana (2007). Dia melakukan penelitian dengan judul Penerjemahan Beranotasi Buku Science in Medieval Islam Karya Howard R. Turner sebagai salah satu prasyarat kelulusan dari Program Magister Linguistik, Universitas Indonesia. Masalah dari penelitian ini adalah“ Apa saja masalah yang ditemui oleh peneliti selama proses penerjemahan Science in Medieval Islam ke bahasa Indonesia?” Peneliti/penerjemah melakukan penelitan dengan mengaplikasikan metode penerjemahan qualitative dan komunikatif yang dikemukakan oleh Newmark. Hasil dari penelitian ini memberikan keuntungan bagi peneliti/penerjemah. Pertama, pengetahuannya dalam peran agama Islam di abad pertengahan dalam perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan menjadi dasar dari kemajuan pengetahuan dan peradaban di dunia modern. Kedua, dalam menerjemahkan buku ini pengetahuan dalam perbendaharaan kata dari kedua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia berkemabang. Dia lebih menyadari dalam menerjemahkan nas 3
tertentu, seperti sejarah Islam, banyak sumber lainnya dibutuhkan. Dalam konteks ini, penguasaan bahasa selain bahasa ibu dari penerjemah/peneliti. Ketiga, teori penerjemahan memilliki pengaruh luar biasa dalam menentukan kata yang sebanding. Sejalan dengan ini, Sudarya tidak baku mengikuti struktur dari nas asal. Smith Akiko. Dia melakukan penerjemahan beranotasi dari Toribeyama Monogatari, sebuah hikayat masyarakat Jepang yang membahas tema Homoseksual dalam cerita fiksi masyarakat Jepang abad pertengahan, sebagai salah satu syarat kelulusan program Magister Seni, di Universitas Ohio. Peneliti/Penerjemah mengambil sumber ini dari internet pada tanggal 13 september, 2009, dengan alamat sebagai berikut: http://etd.ohiolink.edu/sendpdf.cgi/Smith%20Akiko.pdf?acc_num=osu1165601861. Penelitian ini membahas tentang tema kebudayaan yang terjadi di abad pertengahan Jepang. The research is discussing more the cultural theme that happens in the medieval Japanese age which gives influence in writing. The cultural theme which is chosen by Akiko is the homosexual theme in the tale writing entitled Toribeyama Monogatori. The tale is written around the Muromachi period in 1300s and no one know who wrote the novel. Tujuan Penelitian Penerjemahan naskah dari Inggris ke Indonesia adalah salah satu hal yang sudah dilakukan oleh penerjemah dalam melakukan penelitian ini. Babagai kesulitan dihadapi oleh penelitian selama menerjemahkan teks tersebut. Penyelesaian dari permasalahan tersebut menjadi tujuan dari penelitian ini. Oleh karenanya, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
1) Untuk memperoleh informasi yang nyata mengenai berbagai permasalahan yang timbul yang dihadapi oleh peneliti/penerjemah. 2) Untuk memberikan solusi yang memadai untuk menyelesaikan masalah.
TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Dalam sub-bab ini peneliti ingin menjelaskan berbagai teori yang digunakan dalam penelitian. Di antaranya teori yang digunakan adalah teori penerjemahan, teori bahasa Inggris, dan teori bahasa Indonesia. Teori Penerjemahan Prinsip-prinsip Penerjemahan. Terdapat enam prinsip penerjemahan yang diambil dari buku berjudul Translation karya Duff (1990, p10-11). (1) Makna: “Terjemahan harus menggambarkan secara tepat makna dari naskah asal. Tidak ada yang seharusnya manasuka ditambahkan atau dihilangkan, walaupun sebagian makna bisa dihilangkan.” (2) Bentuk: “Urutan kata dan gagasan dalam penerjemahan harus sesuai dengan naskah asli sedekat mungkin. Namun, perbedaan struktur kedua bahasa seringkali menyebabkan perubahan bentuk dan urutan kata. (3) Padanan Kata : “Bahasa seringkali berbeda dalam tingkatan keformalan arti menurut konteksnya. Untuk menyelesaikan masalah seperti ini, penerjemah harus membedakan antara bentuk ekspresi formal dan bentuk baku dari ekspresi tersebut.
5
(4) Pengaruh Bahasa Asal: “Salah satu kritik yang sering dikemukakan dalam penerjemahan adalah ‘tidak terdengar alami’. Ini karena pikiran penerjemah dan pilihan kata terlalu dipengaruhi oleh naskah asli.” (5) Corak dan Pemahaman: “Penerjemah seharusnya tidak merubah corak tulisan dari naskah asli. Tapi jika naskah ditulis dengan tidak jelas, atau banyak sekali pengulangan, penerjemah boleh, demi kepentingan pembaca, melakukan perbaikan pada terjemahan.” (6) Idiom: “Ekspresi Idiom tidak dapat diterjemahkan. Hal ini termasuk simile, mefora, peribahasa, dan ujaran (sebaik emas), jargon, slang, dan kolokasi, dan frase verba. Jika idiom tidak dapat diterjemahkan secara langsung, gunakan langkah-langkah sebagai berikut: Pertahankan kata asli dengan menggunakan petik tunggal Pertahankan ungkapan asli, dengan menggunakan penjelasan yang ditulis di dalam kurung. Gunakan idiom yang memilki arti serupa. Gunakan ekspresi non-idiom atau penjelasan langsung.
METODE PENELITIAN Penelitian ini berada di wilayah analisis dari naskah asli dan terjemahan yang terbungkus dalam sebuah penelitian bertajuk penerjemahan beranotasi. Penelitian introspektif dan retrospektif termasuk dalak dalam penelitian anotasi ini. Penelitian introspektif mencari di dalam diri penerjemah cara dan ragam sebuah naskah itu diterjemahkan. Hal ini berhubungan dengan cara penerjemah menerjemahkan naskah tersebut setiap dia menemukan kesulitan dalam penerjemahannya dalam hal aspek-aspek 6
kebahasaan sebut saja kata/frasa/idiom/klausa/kalimat/peribahasa. Penerjemah menulis setiap kesulitan yang ditemuinya, sebelum dia memulai menulis solusi dengan menganotasi setiap masalah yang ditemuinya. Sedangkan penelitian retrospektif adalah kajian yang menyelidiki lebih pada proses mental yang dilalui oleh peneliti sesaat setelah ia melakukan penerjemahan. Sebagai contoh, ketika peneliti menemukan idiom “green finger” dalam kalimat Those strength may include selling, developing the talents of others, scoring rugby tries, giving a speech worthy of a standing ovation, being patiect and understanding with second former, or having fingers. Menggunakan metode introspektif, peneliti ingin meneliti ekspresi idiom dalam pikirannya. Apakah arti dari idiom? Penerjemah menentukan arti dari kata tersebut berdasarkan konteks naskah. Kalimat tersebut membahas tentang bermacam-macam kemampuan yang dimiliki oleh beberapa orang atau dalam satu orang. Dengan hal ini, peneliti menemukan arti dari green fingers adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dan membuat hal tersebut berhasil. Setelah memahami maksud dari frasa tersebut, peneliti segera mencari arti yang sesuai dalam bahasa Indonesia. Peneliti menemukan arti yang sesuai dengan terjemahan yaitu tangan dingin. Setelah menerjemahkan naskah, peneliti menggunakan
metode
retrospektif
untuk
menganalisis
naskah
yang
sudah
diterjemahkannya dan mencocokkanya dengan teori penerjemahan. Teori penerjemahan yang dia gunakan dalam penerjemahannya adalah milik Duff (1989), “Ekspresi idiom jelas tidak dapat diterjemahkan. Jika ekspresi tersebut tidak dapat diterjemahkan secara langsung gunakan perbandingan yang setara dari bahasa target..” (hal. 11). Oleh karenanya peneliti menerjemahkan tangan dingin yang sesuai dengan arti konteks yang ada dalam naskah asli.
7
Sumber data Sumber data yang digunakan terdiri dari (a) buku manajement Play to Your Strength ditulis oleh Donald O. Clifton dan Paula Nelson pada tahun 1992, dan (b) the translation of the mentioned book. HASIL DAN PEMBAHASAN Peribahasa Dalam bagian ini terdapat dua peribahasa yang di anotasi: No.
Annotated Words
Data Number
Page
1
Practice make perfect
7
11
2
…teach pigs to sing
Data Nomor: 1 Page Source Language 11 Practice makes perfect.
Target Language Makin diasah makin tajam.
Chapter 1
Dalam kalimat ini, peribahasa Practice makes perfect diterjemahkan menjadi Makin diasah makin tajam. Berdasarkan konteks, arti dari peribahasa tersebut adalah berhasil di suatu bidang karena berlatih terus menerus. Berdasarkan arti tersebut, penerjemah mencari arti dalam bahasa Indoensia, dan menemukannya. Penerjemah menggunakan peribahasa yang juga sering dipakai dan memiliki arti yang serupa yaitu Makin diasah makin tajam. Strategi Penerjemahan Penekanan dalam bentuk ragam kesesuaian: kesesuaian dalam ragam dan corak. Naskah asli menggunakan ekspresi idiom yang diterjemahkan dengan cara mencari ekspresi idiom dari naskah asli yang sebanding dengan ekspresi idiom dari bahasa tujuan. 8
Teori penerjemahan 1. Duff, Allan (1989) menyatakan, “Ekspresi idiom jelas tidak dapat diterjemahkan. Jika ekspresi tersebut tidak dapat diterjemahkan secara langsung gunakan perbandingan yang setara dari bahasa target..” (hal. 11) 2. Newmark, Peter (1981): “Biasanya, penerjemah akan menulis dengan idioleknya sendiri atau pemahamannya tentang penulis asl dari teks yang diterjemahkan..” (hal. 128)
2. Data Number: 2 Page Source Language Target Language Chapter Each time ask salespeople to Setiap kali kita meminta tenaga 13 1 become paperwork experts to then penjualan menjadi ahli dalam hal struggle with call and expense administrasi lalu mereka berkutat reports; when managers with no dengan tagihan telepon dan laporan interest in or inclination for selling pengeluaran; ketika pengelola yang are sent to sales courses; or when tidak memiliki ketertarikan atau top engineers are promoted to minat pada penjualan dikirim untuk management, we are trying to mengikuti latihan penjualan; atau teach pigs to sing.
ketika para insinyur yang handal dinaikkan jabatan ke pengelolaan, berarti kita sedang mencoba untuk mendirikan benang basah.
Frasa idiom … teach pigs to sing diterjemahkan menjadi …mendirikan benang basah. Berdasarkan konteks, ekspresi idiom …teach pigs to sing berarti melakukan sesuatu yang
9
sia-sia. Penerjemah menemukan arti yang sama dalam bahasa Indonesia, yaitu …mendirikan benang basah. Strategi Penerjemahan Penekanan dalam bentuk ragam kesesuaian: kesesuaian dalam ragam dan corak. Naskah asli menggunakan ekspresi idiom yang diterjemahkan dengan cara mencari ekspresi idiom dari naskah asli yang sebanding dengan ekspresi idiom dari bahasa tujuan. Teori penerjemahan 1. Duff, Allan (1989) menyatakan, “Ekspresi idiom jelas tidak dapat diterjemahkan. Jika ekspresi tersebut tidak dapat diterjemahkan secara langsung gunakan perbandingan yang setara dari bahasa target..” (hal. 11) 2. Newmark, Peter (1981): “Biasanya, penerjemah akan menulis dengan idioleknya sendiri atau pemahamannya tentang penulis asl dari teks yang diterjemahkan..” (hal. 128) 3. Larson, Mildred L. (1984): “Kehati-hatian harus diperhatikan ketika menerjemahkan idiom. Penerjemahan langsung biasanya akan menghilangkan makna dari idiom di bahasa asal. Penerjemah harus yakin bahwa arti dari idiom tersebut dalam bahasa Indonesia adalah sebanding dan terdengar seperti bukan terjemahan dan penerjemahan secara keseluruhan..” (hal.143)
10
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Hasil dan analisis menunjukkan bahwa terdapat 9 kata, 7 frasa, 2 kalimat, 5 idiom, dan 2 peribahasa dari 25 aspek bahasa yang dianalisis yang menurut penerjemah/peneliti paling sulit; kesulitan tersebut serta merta menjadi kesulitan bagi penerjemah/peneliti. Berdasarkan penelitian ini, temuannya adalah: 1) data yang dikumpulkan atau kesulitan yang ditemui peneliti sebanyak 100 data, 2) diantara 100 data, 25 data tersebut merupakan yang paling sulit bagi peneliti. Dengan tujuan untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada, peneliti menggunakan teori penerjemahan dan teori dari kedua bahasa yaitu, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Berbagai kesulitan yang ada selama penerjemahan bias diselesaikan menggunakan berbagai teori tersebut yang juga termasuk salah satu cara pemraktikkan apa saja yang telah dipelajari di kelas.
SARAN Sehubungan dengan kelemahan yang ada dalam penelitian ini, peneliti sangat menyarankan untuk melakukan peneliti yang akan melakukan penelitan penerjemahan beranotasi menerjemahkan seluruh buku sehingga lebih banyak yang bisa dianotasi. Jika lebih banyak anotasi yang dibuat, maka akan lebih jelas pemahaman pembaca yang berbeda bidang studi. Penerjemah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa asal dari naskah asli dan menerjemahkan menjadi bahasa Indonesia. Untuk peneliti berikutnya, peneliti merekomendasikan untuk melakukan penerjemahan beranotasi dari bahasa Indonesia ke Inggris. 11